tag:blogger.com,1999:blog-28372396955775481782024-03-16T08:12:43.533+07:00Isekai ChanTHE PLACE FOR ISEKAI LOVERSIsekaichanhttp://www.blogger.com/profile/16264567986528849979noreply@blogger.comBlogger2991125tag:blogger.com,1999:blog-2837239695577548178.post-85991297003779050882024-03-07T14:12:00.001+07:002024-03-07T14:12:34.675+07:00Honzuki no Gekokujō - Putri Seorang Prajurit Light Novel Bahasa Indonesia Volume 01 - Chapter 3: Berpetualang Dalam Kota Baru<p style="text-align: center;"> <span style="font-size: xxx-large; text-align: center;">Volume 01</span></p><p style="text-align: center;"><span style="font-size: x-large;">Chapter 3: Berpetualang Dalam Kota Baru</span></p><div style="text-align: center;"><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEis5iSEmjYt0XcX6oIIIDxBRMrDAFv5tk59wDWpgrk58tQW13LVWia-E9EqjGYmil1CRXP6WtmnU-atkleaDeswXzdAei8tXAv4ujUtzI-dpUGsllsnjaDB8I5ym4-sE1QVJ1EFVMV_nFfhFWXj8TLZUAZ0MKYihP3HtgrN6UzrOkCjpgpfYCvAna3wGA0/s1976/Cover.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1976" data-original-width="1400" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEis5iSEmjYt0XcX6oIIIDxBRMrDAFv5tk59wDWpgrk58tQW13LVWia-E9EqjGYmil1CRXP6WtmnU-atkleaDeswXzdAei8tXAv4ujUtzI-dpUGsllsnjaDB8I5ym4-sE1QVJ1EFVMV_nFfhFWXj8TLZUAZ0MKYihP3HtgrN6UzrOkCjpgpfYCvAna3wGA0/w455-h640/Cover.jpg" width="455" /></a></div><br /></div><div style="text-align: justify;"><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><div><div><span style="font-size: large;">Kemarin, aku menangis dan menangis dan menangis. Orang tuaku marah karena aku jatuhkan selimut mereka ke lantai, kemudian waktu makan malam datang, tapi aku tetap terus menangis tanpa merespons perkataan mereka. Begitu pagi hari datang, mata aku merah dan bengkak karena sudah menangis dalam waktu lama. Darah naik ke kepala membuat aku pening.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tapi panas demamku turun, dan aku tidak merasa lemas seperti sebelumnya. Ditambah, aku merasa lebih baik secara keseluruhan karena kemarin aku luapkan tangisan dalam hatiku. Tapi di pagi ini, tidak ada keluargaku yang tahu cara menawari aku makan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Mmm, sepertinya demammu sudah turun.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ibu menyentuh dahiku dengan tangan yang terasa dingin, mungkin itu karena dia baru saja mencuci piring. Dia juga perlahan dan lembut menekan mataku. Rasa dinginnya membuatku nyaman.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Jika kamu merasa baikkan, Myne mau ikut Ibu ke pasar? Hari ini Ibu dapat hari libur.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><i>Tunggu.... bukankah dia bilang tahun ini adalah tahun yang paling padat jadwalnya sebagai pekerja pewarna kain, kerjaanya sibuk sekali sampai-sampai dia terus melanjutkan kerjanya dan pergi dari sisi aku, anaknya yang sedang sakit?</i></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ibu menyadari aku bingung karena ucapannya, dia melirik bawah sedikit sedih.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Tuuli, dia sudah lama sekali tidak dapat kesempatan keluar karena dia mengurusi kamu, dan dia itu sangat khawatir padamu yang terus menangis tanpa henti kemarin. Jadi, kami pikir kamu itu merasa kesepian diam di rumah, jadi Ibu usahakan dan berhasil meyakinkan rekan-rekan kerja ibu untuk memenuhi target tugas Ibu untuk hari ini.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Begitu aku dengar penjelasannya, aku mengerti. Aku tidak sangka menangis seharian dihadapan banyak orang! Aku ingin menggali lubang dan diam di dalam sana. Bersikap tenang saja tidak akan cukup, apalagi setelah tahu sebegitu memalukannya dirimu di hari sebelumnya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“U-um, maaf.”</span></div><div><span style="font-size: large;">“Tidak usah minta maaf, Myne. Kita semua memang berhati lemah di waktu kita sakit.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ibu mengelus-elus kepalaku dengan lembut, dia ingin aku terhibur, tapi semakin baik dirinya maka semakin aku merasa bersalah.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><i>Aku benar-benar, minta maaf. Aku menangis seperti itu karena rasa putus asa karena tidak adanya buku. Aku tidak merasa kesepian tanpa kalian. Tuuli memang sangat mengkhawatirkan aku, tapi yang aku perhatikan darinya adalah langkah dia pergi agar aku bisa mencari buku. Aku sangat meminta maaf.</i></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Tuuli akan pergi ke hutan bersama anak-anak yang lain, tapi kamu itu masih terlalu lemah untuk jalan kesana. Jadi, apa kamu mau ikut Ibu belanja?”</span></div><div><span style="font-size: large;">“Uh mau!”</span></div><div><span style="font-size: large;">“Duh, Ibu penasaran dari mana rasa semangatmu itu berasal.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ibu tersenyum senang, mengira aku senang bisa menghabiskan waktu bersamanya, dan aku membalas dia dengan senyuman yang lebar.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ahaha, Ibu tahu pasti kamu juga senang belanja.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Karena Ibu terlihat sangat senang aku jadi tidak perlu repot-repot membenarkan kesalahpahaman dia, rasa semangatku ini baru saja menembus atap atas dasar kegembiraanku yang bertemu dengan kesempatan menemukan buku di luar sana.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku pastinya akan ikut belanja dengannya dan membuat dia beli satu buku untukku. Aku tidak meminta buku tebal. Mau bagaimana bentuknya, aku ingin suatu hal yang bisa dijadikan sumber belajar cara menulis di dunia ini. Sejujurnya, aku tak masalah menerima buku tugas untuk anak. Jika satu buku saja sudah memberatkan, maka aku masih bisa menerima lembaran yang berisi alfabet atau apapun namanya dunia ini itu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><i>Aku yakin jika aku bilang, “Aku tidak akan merasa kesepian bila ada buku di sisiku! Aku bisa tinggal seharian di rumah sendirian!” yang aku sebut dengan nada gemas, dia pastinya akan membeli satu atau dua buku bergambar untuk putrinya yang sedang sakit. Eheheh. Aku sudah tidak sabar lagi.</i></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Baik, Ibu. Aku pergi dulu ya!” ucap Tuuli dengan penuh senyuman lebar selagi dia mengintip ke kamar tidur. Karena Ibu akan tinggal, tidak kerja hari ini, Tuuli tidak perlu mengurusiku seharian ini.</span></div><div><span style="font-size: large;">“Tetap berdekatan dengan anak-anak yang lain ya? Hati-hati di jalan.”</span></div><div><span style="font-size: large;">“Iyaaaa.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tuuli mengenakan keranjang ransel besar yang melebihi pundak, dan dia segera bertolak dari rumah. Dia seperti terlihat pergi untuk main dan senang-senang, tapi dia sebenarnya membantu keluarga pada bagian penting: yaitu mengumpulkan kayu bakar. Dia juga akan kembali membawa kacang-kacangan, jamur-jamur dan hal lainnya yang bisa dia temukan di sana. Mau tanaman yang dia bawa itu bagus atau tidak, biaya makan murah di tiap harinya bergantung dari hasil bawaan Tuuli.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><i>Um... Berjuanglah, Tuuli!</i> Makan siang aku tergantung usahamu!</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dunia yang penuh kemiskinan ini tidak memiliki sekolah, jadi anak-anak pada umumnya membantu urusan keluarga mereka atau bekerja. Atau itulah yang aku ketahui dari ingatan Myne yang tidak menunjukkan adanya sekolah. Begitu anak berumur lebih tua dari Tuuli, mereka mulai bekerja magang di suatu tempat. Jika dapat kesempatan memilih tempatnya, aku akan lebih memilih untuk magang di perpustakaan, atau magang jadi sales buku. Pergi ke pasar akan menjadi kesempatan yang bagus untuk mengumpulkan informasi soal ini. Aku akan cari toko buku terdekat, jadi teman dekat pemilik toko, dan kerja magang di tempatnya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Yuk, Myne. Kita pergi belanja.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ini adalah kali pertamanya dalam hidupku sebagai Myne untuk pergi meninggalkan rumah dan juga kali pertamanya aku pakai baju selain piama. Pakaian yang aku kenakan sekarang adalah baju lama punya Tuuli dan yang aku pakai terdiri dari banyak lapisan kain tebal. Rasanya aku dibalut pakaian ini dan sulit untuk gerak jalan, tapi meski begitu aku raih telapak Ibu dan mengambil langkah pertamaku keluar rumah.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><i>... Dingin! Sempit! Bau!</i> Ini terjadi mungkin karena bangunan ini terbuat dari batu, jadi angin yang lewat dingin karena hawa dari batunya dan lapisan kain yang aku pakai saja masih kurang untuk menahan suhu dingin ini. Rasanya aku ingin sekali pakai jaket bulu atau sarung tangan hangat. Termasuk masker yang bisa menahan rasa bau tidak sedap dan juga angin dingin masuk ke hidung.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Myne, hati-hati turunnya agar tidak jatuh.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tepat di sebelah kana rumah kami ada tangga turun. Tubuhku berukuran anak usia tiga tahun jadi tiap anak tangga ini sudah membuat aku merasa takut. Sambil dipandu Ibu melangkah maju, aku melompati tangga kayu satu per satu, terdengar suara derak kayu setiap kali kami menuruni anak tangga bangunan ini. Entah kenapa, anak tangga mulai dari lantai dua terbuat dari bayu kokoh.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kami ini tinggal di bangunan yang sama, kenapa mereka dapat perlakuan spesial? Aku manyunkan bibir, menggembungkan pipi, selagi dalam dan akhir perjalanan turun dari bangunan untuk keluar. Jika hitungan aku benar, apartemen ini punya lima belas lantai dan kami tinggi di lantai tujuh. Jujur saja, bagi orang lemah, kecil dan sakit seperti aku, sudah cukup melelahkan sekali hanya untuk keluar dari rumahku. Sekarang aku tahu alasan dibalik hanya ingatan dalam kamar tidur saja yang aku tahu. Sekarang pun, aku sudah kehabisan nafas dengan berjalan menuruni tangga. Sepertinya aku akan pingsan di tengah jalan menuju tujuan kami.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Haaaah, haaaah.... Ibu, aku sulit nafas. Tunggu sebentar.”</span></div><div><span style="font-size: large;">“Tapi kita baru saja sampai luar. Apa kamu baik-baik saja.”</span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku hanya perlu.... sedikit, istirahat....”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Selagi aku mengatur nafas, aku mengingatkan diriku lagi untuk tetap sadarkan diri jika ingin sampai di toko buku, aku lihat sekitar untuk mencari tahu keadaan lingkungan warga. Jaraknya tak jauh dari bangunan kami tinggal ada plaza kecil yang ditandai dengan sumur timba di tengahnya. Hanya area sekitar sumur itu yang dipasangi batu, dan aku bisa lihat aktivitas sejumlah wanita-wanita berumur yang sedang mencuci pakaian mereka. Itu sudah pasti sumur yang didatangi Tuuli untuk mendapatkan air yang dipakai mencuci alat makan dan juga sumber air untuk kami setiap hari.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ibu gendong kamu di punggung Ibu, Myne.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ibu, yang mengambil keputusan jika dia menunggu aku kembali kuat untuk jalan maka kami tidak akan sampai pasar tepat waktu, dengan agak kasar dan cepat dia menggendongku di belakang dan mulai berjalan. Aku sendiri kurang yakin ingat soal ini, karena dia membawa semacam gendongan bayi dipunggungnya, mungkin itu bukti dia sudah terbiasa menggendong Myne kesana kemari.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Di area luar sekitar plaza bersumur itu dikelilingi apartemen tinggi di empat sisinya, ini jadi kompleks perumahan yang kotak, dengan satu jalan yang terhubung ke jalan luar. Setelah melewati jalan, yang sempit dan gang-gang minim pencahayaan, jalan ini akhirnya tembus ke jalan lebar.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Wow! Jalan ini sama seperti yang aku lihat di foto kota-kota Eropa zaman dulu. Pemandangan yang sebelumnya belum pernah aku lihat memenuhi penglihatanku, mulai dari gerobak yang ditarik semacam kuda atau keledai yang saling berpapasan di jalanan lebar tersusun dari bebatuan bulat, di setiap sisi jalan dipenuhi oleh toko-toko. Aku melirik kesana kemari, melihat ke segala arah seperti turis yang sedang mencari tujuan mereka, tujuanku adalah toko buku.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ibu, kita belanja ke toko apa?”</span></div><div><span style="font-size: large;">“Kamu tanya apa, Myne? Kita itu mau ke pasar. Kita hampir tidak mungkin mampir ke toko-toko itu.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dari penjelasan Ibu, kebanyakan toko yang punya petaknya sendiri menjual barang untuk para orang yang berkecukupan tinggi dan jarang sekali ada barang yang bisa kami, rakyat miskin beli. Kami beli sebagian besar kebutuhan pokok kami di pasar utama.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Mmm, itu berarti, toko buku mungkin masuk kategori toko dengan petaknya sendiri? Ibu melanjutkan jalan dan aku terus melihat sekitar untuk menemukan toko buku, tak lama kemudian terlihat bangunan besar yang bisa dibilang bagian penting dari kota. Itu terbuat dari batu putih dan, meski desainnya cukup sederhana, tapi ada semacam kesan agung dari bangunan itu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Um, apa itu istana?”</span></div><div><span style="font-size: large;">“Bukan, itu kuil. Nanti begitu kamu berusia tujuh tahun, kamu akan dibaptis di sana.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><i>Ooooh.... itu kuil. Sepertinya aspek kepercayaan agama dianjurkan di sini, yang mana itu menjengkelkan. Aku akan menghindar dari tempat itu sebisa mungkin.</i></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Insting dan pengetahuanku dari kehidupan sebelumnya membuat aku ingin jauh-jauh dari suatu kepercayaan. Aku kurang tahu apa seorang ateis diperlakukan baik atau tidak di dunia ini, jadi aku tutup mulutku soal itu dan melihat tembok yang ada di sekitar kuil itu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ibu, tembok apa itu?”</span></div><div><span style="font-size: large;">“Itu benteng milik istana. Di dalam benteng itu ada istana tempat tinggal tuan penguasa dan kediaman para bangsawan. Tapi, bagi kita, itu semua tidak ada hubungannya sama sekali dengan hidup kita.” </span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Benteng tinggi dari batu ini terlihat seperti penjara saja, karena yang aku lihat hanyalah tembok pembatas, bukan istana atau kediaman bangsawan. Mungkin memang didesain seperti itu agar para prajurit bisa langsung bersiap bertahan atau melawan jika terjadi keadaan darurat. Tembok putih itu masih berlanjut sampai ke sisi selanjutnya, meski punya desain yang lebih mengedepankan sisi martabatnya tanpa memikirkan sisi keindahannya, tembok ini tidak memiliki kesan kejam atau menakutkan. Ini dibuat seperti memang untuk pemisahan saja, karena akan benar-benar penuh celah jika serangan benar terjadi.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><i>Mmm... bangunan-bangunan ini terlihat sedikit berbeda dengan konsep istana Eropa yang aku lihat di film sejarah dan sejenisnya.</i></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Nah, Ibu. Kalau tembok yang sebelah sana?”</span></div><div><span style="font-size: large;">“Itu tembok bagian luar. Itu jadi pelindung kota. Gerbang selatan adalah tempat Gunther kerja, masih ingat kan?” Aku tahu dari ingatan Myne bahwa ayah kerja sebagai prajurit, tapi aku tidak tahu dia jadi penjaga gerbang masuk kota.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Hm... ada istana yang menjadi tempat tinggal penguasa wilayah ini, lalu ada tembok bagian luar dan dalam. Aku rasa bisa menarik kesimpulan bahwa ini adalah ibu kota? Tapi aku tidak merasa ini adalah kota yang besar, menilai dari panjang tembok itu dan jumlah orang yang berjalan. Tapi aku rasa sebaiknya jangan ambil Tokyo atau Yokohama sebagai skala yang tepat.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tapi ini akan termasuk kota besar bila dibandingkan dengan kota berbenteng yang aku baca di buku sewaktu aku masih jadi Urano, tapi punya rambut warna hijau atau biru adalah hal yang normal dalam dunia ini, jadi tidak ada keyakinan pengetahuan yang aku miliki sewaktu jadi Urano akan terus akurat. Tapi rasanya agak kurang pas saja jika aku menentukan besar kecilnya suatu kota sebelum aku belajar baik tentang dunia ini.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><i>... Aaah, jika setiap kota punya ukurannya masing-masing, maka sebesar apakah toko buku yang mereka miliki, tapi aku masih tidak mengerti faktor yang menjadikan sebuah kota besar! Apa kota ini besar?! Atau kecil?! Seseorang, tolong beritahu aku!</i></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Myne, kita harus buru-buru ke pasar. Nanti semua bahan segarnya akan habis begitu kita sampai sana.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dalam perjalanan ke pasar, aku melihat sekitar sebisa mungkin dengan harapan menemukan toko buku, tapi hampir keseluruhan toko yang aku temui dari kedua sisi jalan hanya menampilkan plang dan lambang sederhana mengenai toko mereka. Plang itu terbuat dari papan kayu yang diberi gambar, atau dari bahan besi yang sudah dicetak sesuai gambaran toko mereka, tapi dari semua itu aku tidak menemukan suatu hal yang menyerupai huruf. Tapi itu masih hal yang bagus bagiku, orang yang belum bisa baca huruf dunia ini, tapi perasaan hawa dingin mulai menusuk punggungku.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><i>... Tunggu dulu. Um, perasaan aku dari tadi tidak menemukan satu huruf pun setelah berkeliling kota. Apa serendah itukah tingkat kemampuan membaca? Atau jangan bilang dunia ini tidak punya tata cara menulis sama sekali?</i> Gagasan seperti itu membuat aku merasa merinding dingin. Aku tidak sama sekali mengira ada kemungkinan suatu dunia tanpa huruf baca. Tanpa adanya huruf, maka buku tidak mungkin ada.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kami sampai pasar selagi aku tertegun. Aku meluruskan kepala pada sumber suara ramai pasar dan melihat pada stan berjual yang berjejer panjang, banyak sekali orang yang lewat sana. Ini seperti datang ke festival budaya Jepang yang membuat aku merasa rindu. Aku tanpa disadari tersenyum dan, setelah melihat ke meja dagang berisikan buah, aku menemukan suatu hal yang mengejutkan aku, sampai-sampai aku tarik-tarik pundak Ibu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ibu, lihat itu! Apa yang ada di papan itu?!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dalam papan kecil yang menonjol di antara buah-buahan itu ada goresan simbol. Aku tidak bisa membaca itu, tapi setidaknya aku bisa yakin, bahwa itu adalah huruf atau angka atau semacamnya yang ada di dunia ini. Nafsu makanku terhadap huruf saja sudah tinggi sekali, melihat hal simbol kecil seperti itu saja sudah membuat wajahku menyala karena senang sekali.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Oh, itu harganya. Itu memberitahu kita nominal uang yang perlu kita bayar.”</span></div><div><span style="font-size: large;">“Eh, Ibu. Itu dibaca apa?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ibu terlihat terkejut setelah melihat betapa semangatnya diriku, tapi aku tidak peduli soal itu. Aku meminta dia untuk membacakan setiap nominal angka yang ada di papan kecil itu, dan aku merasa angka-angka itu berhubungan dengan angka yang aku ketahui. </span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><i>Oke, bagus! Terus lanjutkan, penuhi hasratku!</i></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Oh, jadi ini dibaca tiga puluh Lions?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Setelah Ibu membacakan berbagai angka kepadaku, aku mencoba membaca sejumlah angka dan menunggu responsnya. Aku pasti membaca itu dengan benar, melihat reaksi dia yang langsung melihat papan itu dan mengedipkan mata berkali-kali.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ibu terkejut kamu bisa belajar secepat ini, Myne.”</span></div><div><span style="font-size: large;">“Eheh.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Terdapat sepuluh simbol yang menyerupai angka, jadi aku asumsi sistem angkanya bilangan desimal yang mana mudah dipahami. Aku bersyukur sekali mereka tidak pakai bilangan biner atau bilangan seksagesimal. Aku seharusnya bisa berhitung dengan baik selama aku tidak salah ingat semua simbol itu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">... Eh tunggu dulu, apa aku akan ambil jalan jadi anak jenius? Di usia sepuluh aku jadi anugerah dewa dewi yang diberikan kepada manusia dan di usia lima belas aku akan jadi seorang jenius, tapi begitu aku berusia dua puluh aku jadi manusia biasa. Oh, oke.</span></div></div><div><br /></div><div><br /></div><div><div><br /></div><div><div style="font-family: "times new roman"; text-align: center;"><span style="font-size: large;"><a href="https://www.isekaichan.com/2024/03/Honzuki-no-Gekokujo-Putri-Seorang-Prajurit-Light-Novel-Bahasa-Indonesia-Volume-01-Chapter-2.html" style="background-color: white; font-family: Hannari;">PREVIOUS CHAPTER</a> <a href="https://www.isekaichan.com/p/honzuki-no-gekokujo-light-novel-bahasa.html">ToC</a> NEXT CHAPTER</span></div><div style="font-family: "times new roman"; text-align: left;"><span style="font-size: large;"></span><br /></div><div style="font-family: "times new roman"; text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;"><div style="text-align: justify;"><div style="text-align: left;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span><span><span><span style="font-family: "times new roman";"><span>TL</span><span>: </span></span></span></span></span></span><span style="font-size: large;">Bajatsu</span></div></div></div></div></div></div></div></div>Mustajabhttp://www.blogger.com/profile/13635644967019090402noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2837239695577548178.post-89597618236545995622024-03-07T14:12:00.000+07:002024-03-07T14:12:27.017+07:00Honzuki no Gekokujō - Putri Seorang Prajurit Light Novel Bahasa Indonesia Volume 01 - Chapter 2: Berpetualang Dalam Rumah Baru<p style="text-align: center;"> <span style="font-size: xxx-large; text-align: center;">Volume 01</span></p><p style="text-align: center;"><span style="font-size: x-large;">Chapter 2: Berpetualang Dalam Rumah Baru</span></p><div style="text-align: center;"><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEis5iSEmjYt0XcX6oIIIDxBRMrDAFv5tk59wDWpgrk58tQW13LVWia-E9EqjGYmil1CRXP6WtmnU-atkleaDeswXzdAei8tXAv4ujUtzI-dpUGsllsnjaDB8I5ym4-sE1QVJ1EFVMV_nFfhFWXj8TLZUAZ0MKYihP3HtgrN6UzrOkCjpgpfYCvAna3wGA0/s1976/Cover.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1976" data-original-width="1400" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEis5iSEmjYt0XcX6oIIIDxBRMrDAFv5tk59wDWpgrk58tQW13LVWia-E9EqjGYmil1CRXP6WtmnU-atkleaDeswXzdAei8tXAv4ujUtzI-dpUGsllsnjaDB8I5ym4-sE1QVJ1EFVMV_nFfhFWXj8TLZUAZ0MKYihP3HtgrN6UzrOkCjpgpfYCvAna3wGA0/w455-h640/Cover.jpg" width="455" /></a></div><br /></div><div style="text-align: justify;"><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><div><div><span style="font-size: large;">Tiga hari sudah berlalu sejak aku hidup sebagai Myne. Tiga hari itu sangat penuh kejadian. Aku berhasil selamat dari berbagai macam pertarungan brutal yang tak bisa aku ceritakan tanpa air mata.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Bermula dari usahaku untuk menyelinap turun dari kasur dan coba jalan-jalan dalam rumah untuk mencari buku, tapi aku gagal karena ketahuan oleh Ibu dan langsung segera dipaksa kembali ke atas kasur. Dia benar-benar marah padaku. Aku sudah berulang kali mencoba lepas dari kasur tapi selalu berakhir gagal. Setiap kali gagal dari semua percobaanku. Rintanganku semakin tinggi begitu Ibu mulai langsung bertindak memindahkanku ke kasur tepat di saat dia melihatku! Kecuali aku sedang di kamar mandi.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Pada akhirnya, aku tidak punya kesempatan untuk cari buku. Yang buruk bukan itu saja, meskipun kebebasan yang aku dapatkan hanya bisa pergi ke kamar mandi, itu masih jadi perjuangan sulit yang aku hadapi. Karena ‘kamar mandi’ yang ada di tempat ini hanyalah satu kendi yang di taruh di sisi pojok kamar.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Perkara itu semakin memburuk, karena Myne rupanya tidak bisa buang air sendiri sebelumnya, jadi aku terpaksa buang air sambil diperhatikan oleh satu anggota keluargaku. Mau sebanyak apapun aku berteriak “Aku bisa sendiri! Jangan bantu!”, tidak ada satu dari mereka yang bergerak mundur. Mereka malah marah padaku, dan mempertanyakan jika aku buang air sembarangan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku terpaksa memakai kendi itu sambil menangis, dan percaya atau tidak, Tuuli memuji tindakanku. “Wow, Myne! Kamu mulai terbiasa mandiri. Nanti kamu pasti bisa buang air sendiri,” katanya. Aku bisa memahami ucapan selamat itu karena dia senang adiknya mulai tumbuh mandiri, tapi mulai dari harga diri, kehormatan, dan martabat aku sebagai manusia telah runtuh.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Masih soal itu, isi kendi yang dipakai untuk buang air tadi langsung di buang keluar jendela. Tidak aku sangka sekali.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Berganti baju juga jadi perjuangan keras. Aku berusaha ganti baju sendiri, tapi ayahku, yang tidak aku kenal dengan baik, ambil alih prosesnya dan menggantikan pakaianku. Rasanya malu sekali, aku sampai meneteskan air mata, karena yakin bisa ganti baju sendiri, tapi dia menilai tindakanku tadi sebagai bentuk egois. Benar-benar tidak disangka.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ayah asliku sudah mati saat aku masih kecil, jadi aku tidak tahu cara berinteraksi dengan seorang ayah. Tapi melihat dari ingatan Myne, aku menyayangi ayahku yang ini, sedangkan aku melihat dia sebagai pria yang tampak kejam dan berotot. Dia benar-benar kuat karena kerjanya jadi prajurit, dan semua perlawananku padanya hancur di hadapan keperkasaannya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Selama tiga hari aku mengalami kekalahan melawan keluargaku, yang mana membuat hati gadis muda dan rasa malu aku tergerus hancur berkeping-keping.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><i>Aku hanya seorang anak gadis. Keluargaku harus mengurusi aku. Memang itulah yang seharusnya terjadi ... Jika aku tidak berpikir seperti itu, maka aku akan mati! Tapi aku tidak bisa terus-menerus menerima perlakuan ini! Cobaan hidup ini sudah berlebihan!</i> Dan seterusnya, aku berteriak seperti itu dalam kepalaku, tapi itu tidak membantu keadaan yang aku hadapi berkembang baik. Bila aku lari dari rumah, tubuh lemah dan penyakitan milik anak gadis seperti aku ini tidak akan bisa berbuat apa-apa sendiri. Aku pasti akan berakhir lari tidak jelas di jalan berusaha mencari tempat untuk mandi, lalu berteriak aneh melihat orang-orang membuang isi kendi mereka, dan akhirnya aku mati menyedihkan karena kelaparan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Mungkin apa yang aku sebutkan tadi terdengar seperti aku baru saja mengalami hal yang kurang berguna dan tidak ada hasilnya, tapi tidak sepenuhnya benar. Aku berhasil mendapat kemenangan kecil. Sebagai contohnya, setelah bertahan cukup lama dengan keadaan tubuhku yang kotor ini, aku berhasil membersihkan diriku dari itu berkat bantuan Tuuli yang mau menerima permintaanku untuk menyekakan tubuhku dengan kain basah yang hangat. Ya, untuk apa lagi coba? Kalau misalnya aku harus buka baju, kenapa tidak aku minta bantuannya untuk menyeka aku sampai bersih? Tapi itu membuat aku melewati rasa malu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku penasaran jika orang dunia ini punya semacam budaya yang membuat mereka tidak saling membersihkan badan. Karena Tuuli terlihat sangat aneh ketika dia setiap kali menyekakan aku, tapi aku merasa nyaman. Air hangat yang ada dalam ember sangat kotor sekali saat pertama kali aku pakai, tapi dari hari ke hari jadi tambah bersih. Tapi meski begitu, kepalaku masih gatal. Aku tahu tidak ada itu di rumah, aku ingin sekali pakai sampo.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Masih ada hal lain yang ingin aku dapatkan juga, itu; tusuk rambut yang dapat membuat rambut kepalaku tetap terikat! Aku minta satu stik kayu agar bisa mengikat rambutku yang panjang dan lurus yang sulit diatur, dan ternyata Tuuli mau memahatkan aku satu stik itu untukku.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><i>Tapi ya, yang pertama aku temukan adalah boneka milik Tuuli dan aku minta izin jika boleh aku patahkan bagian kakinya, yang mana itu membuat dia sedih menangis.</i> Aku merasa tidak enak bertanya itu padanya. Tapi kalau boleh jujur, meski boneka kayu itu dibuat sebaik mungkin oleh tangan Ayah dan baju bagus yang dibuat oleh Ibu, bagiku itu terlihat seperti mainan murah. Sekilas, aku tidak mengira itu adalah barang yang berharga sekali.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Baiklah. Aku gulung rambutku dan diikat sanggul, tapi Tuuli bilang ikat sanggul hanya boleh setelah wanita memasuki usia dewasa, jadi aku buat setengah sanggul saja. <i>Budaya dunia ini benar-benar berbeda.</i></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku hanya bisa mengumpat pada diri sendiri setiap hari, jadi yang tersisa sekarang untuk aku lakukan adalah berusaha menjalani semuanya dan meningkatkan apa saja yang bisa aku lakukan. Yang nantinya akan membawakan aku pada banyak buku.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Jalan pertama untuk meningkatkan peluang aku hidup adalah dengan mendapatkan buku. Dengan adanya buku, maka aku tidak keberatan menghabiskan waktu seumur hidup di atas kasur, dan aku bisa mengurusi sisi aspek hidup lain yang lebih keras. Aku bisa dan aku yakin bisa.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Jadi, aku putuskan untuk menjelajahi semua sisi rumahku, setotal totalnya. Aku sudah lama sekali tidak membaca buku jadi penyakit aku mulai kambuh. Aku rasa tidak lama lagi aku akan mulai teriak “Buku, aku mau buku! Waaah!” sambil terisak-isak dan mukul benda yang ada dengan tidak jelas.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Myne, kamu masih tidur?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tuuli membuka pintu dan menonjolkan kepalanya untuk melihat ke dalam kamar. Setelah melihat aku terbaring diam di kasur, dia mengangguk puas.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Sudah lebih dari tiga hari aku berusaha terus menerus turun dari kasur setelah bangun dari tidur untuk mencoba cari buku, jadi baik Ibu dan Tuuli, yang selama ini selalu mengurusiku, dalam posisi penuh pengawasan padaku. Tuuli sangat berusaha sebisa mungkin membuat aku tetap berbaring di kasur seharian, karena dia yang dipercaya untuk mengurusku. Tubuh kecilku tidak berdaya untuk melawan Tuuli, mau sekeras apapun aku mencoba lari darinya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Suatu hari nanti, aku akan (naik derajat) dari sini.”</span></div><div><span style="font-size: large;">“Tadi kamu bilang apa, Myne?”</span></div><div><span style="font-size: large;">“... Mmm? Aku tadi bilang aku sudah tidak sabar tumbuh dewasa.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tuuli, tidak menyadari adanya makna lain dari ucapan manis yang aku sebutkan tadi, dia membalas dengan senyum sungkan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kamu pasti akan bertambah besar begitu penyakitmu sembuh. Karena kamu sakit terus jadi jarang makan. Terkadang ada yang menganggapmu tiga tahun padahal sebenarnya kamu itu sudah lima tahun.”</span></div><div><span style="font-size: large;">“Kalau kamu berapa tahun, Tuuli?”</span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku enam tahun, tapi banyak juga mengira aku sudah tujuh atau delapan tahun, aku rasa itu biasa saja.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><i>Umur kami hanya berbeda satu tahun tapi perbedaannya sudah sejauh ini diantara kami? Sepertinya kenaikan derajatku akan jadi suatu perjuangan yang lebih berat dari perkiraan. Tapi aku tidak akan menyerah. Akan aku bersihkan tempat ini, makan teratur dan mendapatkan kesehatan sesegera mungkin.</i></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ibu sedang pergi bekerja, aku mau cuci piring dulu. Jangan turun dari kasur ya? Jangan sampai ya. Kamu tidak akan sembuh-sembuh jika tidak mau tidur, dan jika kamu tidak sembuh maka kamu tidak akan tumbuh.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Akhir-akhir ini aku pura-pura menjadi anak penurut agar Tuuli lengah dalam mengawasiku, aku diam berbaring menunggu dia pergi dari rumah.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Mengerti ya, aku pergi dulu. Jadilah penurut ya.”</span></div><div><span style="font-size: large;">“Iyaaaa.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku memberi jawaban yang Tuuli inginkan dan dia menutup pintu kamar tidur.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Heh.... ehehheheh....! Ayo, waktunya cepat pergi.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku bersabar menunggu Tuuli mengumpulkan alat makan yang akan dia cuci ke dalam keranjang dan membawanya keluar. Aku tidak tahu tempat di mana dia mencuci alat makan kami, tapi yang aku tahu dia akan pergi selama tiga puluh untuk mencuci semua itu. Rumah kami tidak memilik air mengalir, jadi bisa berasumsi bahwa ada sumber air yang melimpah di luar sana. Aku mendengar kunci pintu bersuara dan mendengar baik-baik langkah kaki Tuuli turun ke bawah.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><i>Yeees.... waktunya berburu. Umur Tuuli seharusnya sudah layak untuk menerima satu atau dua buku bergambar yang tersimpan dalam rumah. Aku pasti akan menemukan satu atau dua buku tak lama aku mulai mencari. Sudah pasti ketemu. Tidak mungkin ada keluarga yang tidak memiliki satu buku pun dalam rumah mereka. Aku mungkin tidak bisa membaca buku itu, tapi aku bisa mendapat gambaran kasar apa yang dituliskan dalam buku itu dengan lihat gambar yang ada dalam buku itu dan juga menduga arti dari kata yang muncul.</i></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Begitu suara langkah kaki Tuuli menghilang, sepenuhnya tak aku dengar, aku perlahan turun dari kasur. Aku merasa sedikit tidak nyaman begitu meletakkan telapak kakiku ke lantai, ternyata itu karena lantai ini kotor dan penuh dengan debu. Keluargaku juga yang membuat lantai ini kotor karena alas kaki yang mereka pakai kotor terkena tanah luar, dan rasanya tidak enak saja berjalan di lantai kotor seperti ini tanpa alas kaki, Tuuli sudah mengamankan sepatu kayu punyaku demi mencegah aku jalan-jalan. Aku tidak punya pilihan sekarang.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><i>Tapi ya.... Menemukan buku lebih utama daripada menjaga kakiku tetap bersih.</i></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kasur yang aku pakai tidur selama berhari-hari agar bisa sembuh dari deman yang tiada tanda menurunnya, punya keranjang yang berisikan banyak mainan anak terbuat dari kayu dan ranting, tapi tidak ada buku di dalamnya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Pastinya akan memudahkan aku jika ternyata ada di dalam sini...”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Secara sadar aku merasakan tumpukkan debu terus bertambah di telapak kakiku setiap kali aku melangkah. Memang sudah jadi hal yang biasa untuk keluarga ini memakai sepatu dalam rumah, jadi aku sudah tahu ini dan tidak bisa komplain banyak. Aku tahu ini, tapi aku tidak bisa menahan diriku lagi.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ada orang yang bisa membawakan aku sapu dan lap pel, tolong?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Sudah pasti, tidak ada yang membalas permintaanku, dan sapu atau lap pel juga tidak secara magis muncul entah dari mana.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ngggh! Sudah masuk rintangan besar lagi?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Bagiku, rintangan besar penjelajahan ini bermula dari kamar tidur. Aku bisa menggapai gagang pintu setelah aku rentangan tangan serentang-rentangnya, tapi proses menggerakkan pintu ini lebih sulit dari yang aku kira.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku melihat sekitar untuk mencari benda yang bisa aku naiki, dan aku lihat dari kotak besar yang digunakan untuk menyimpan baju aku. “Nmmm...!” Aku pastinya tidak punya masalah memindahkan ini di waktu aku masih jadi Urano, tapi sekarang tanganku itu kecil sekali dan tidak punya cukup kekuatan yang bisa mendorong kotak ini mau sekuat apapun aku mencoba. Aku berpikir untuk memutar balikkan keranjang yang berisikan mainan anak dan coba dinaiki karena aku masih bertubuh kecil, tapi aku masih punya berat badan yang mungkin bisa merusak keranjang itu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku harus segera tumbuh besar. Ada banyak sekali hal yang tidak bisa aku lakukan dengan tubuh ini,”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku melihat isi kamar lagi dan menilai benda yang bisa aku gerakan, aku putuskan untuk menggunakan selimut yang dipakai orang tuaku sebagai pijakan naik. Aku sendiri tidak mau selimut yang aku pakai menyentuh lantai kotor ini, tapi karena orang tuaku ini sudah terbiasa dengan lingkungan yang kotor ini, aku yakin mereka tidak akan keberatan jika aku manfaatkan selimut mereka. Aku yakin. <i>Um... Aku minta maaf, Ibu. Ayah. Tiada tindakan apapun yang akan menghalangi aku jika menyangkut buku, itu termasuk mendapat amarah dari kalian nanti.</i></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Oof.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku berhasil menjadikan selimut ini jadi sebuah pijakan dan bisa menggerakkan pintu melalui gagangnya setelah memakai berat badanku sebagai pendorongnya.</span></div><div><span style="font-size: large;">Terdengar suara dari pintu terbuka. Yang belok ke arahku.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Bwuh?!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku menarik gagang pintu ke bawah karena aku tarik dengan berat badanku, dan pintunya terbuka berayun ke arahku. Aku segera melepaskan gagang pintu sebelum mengenai kepala, tapi aku itu sudah terlambat. Aku jatuh ke belakang dan tersungkur balik ke selimut yang aku jadikan pijakkan, sebelum akhirnya aku terduduk di atas lantai. Suara jatuhku cukup terdengar juga.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Oooow...”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku berdiri kembali sambil memegangi kepala, dan melihat sedikit ruang dari celah pintu yang tetap terbuka. <i>Luka di kepala ini jadi luka penghargaan.</i></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku menyelipkan jari di celah pintu yang terbuka dan mendorong pintu itu sampai terbuka dan menutupi setengah jalan masuk, itu membuat selimut orang tuaku ikut tergeser. Terlihat sedikit bagian lantai yang jadi lebih bersih dari sebelumnya, tapi aku anggap aku tidak melihat itu terjadi. Aku tidak sengaja menjadikan selimut ini jadi kotor sekali.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><i>Aku... aku minta maaf.</i></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Oh, aku di dapur.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku meninggalkan kamar tidur dan melihat dapur tepat di sebelah kanan kamar. Tapi, dapur ini tidak begitu lengkap peralatan untuk bisa dipanggil dapur memadai. Yang disediakan dapur ini adalah tempat untuk memasak sesuai keinginan, tapi aku mungkin tidak akan mau memasak.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ada meja kecil di tengah ruangan berserta tempat duduknya yang terdiri dari dua kursi tiga kaki dan peti kayu panjang. Di sebelah kanan ada lemari dengan pintu penutup, mungkin di sana tempat alat makan di simpan. Di tembok paling dekat dengan kamar tidur ada gantungan besi dan tergantung di sana kuali besi, centong dan wajan. Ada perapian juga di dekat sana yang mungkin digunakan sebagai tungku masak. Ada tali panjang yang terhubung dengan dua tembok, dan ada kain kotor yang digantung di sana, kain itu terlihat sangat kotor sampai-sampai yang disentuh kain itu akan semakin kotor.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Iiiiih. Rasanya sekarang aku tahu kenapa aku sering sakit.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Di sisi lain yang berseberangan dengan perapian itu ada tong air besar dan tempat seperti untuk cuci tangan. Seperti yang aku duga, tidak ada sumber air mengalir di rumah. Lalu, ada keranjang besar di sebelahnya yang didalamnya terdapat kentang, bawang dan bahan mentah lainnya. Ada banyak sekali bahan pangan di sana yang tidak aku ketahui, jadi bisa ada kemungkinan kentang yang aku lihat bukan kentang ternyata.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hm? Buah ini.... seperti alpukat. Aku ingin tahu apa bisa aku dapat minyak dari buah ini?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku melihat buah-buah yang aku temukan dan menemukan satu jenis buah yang menarik perhatianku. Jika aku bisa dapat minyak dari buah ini, mungkin aku bisa mendapat suatu solusi yang dapat mengatasi gatal di kepalaku.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ibu di waktu aku masih hidup sebagai Urano, dia punya semacam hobi yang membuatnya melakukan hal acak dan aneh, itu terus berganti juga. Dia bisa aku gambarkan sebagai orang yang penuh rasa penasaran pada hal ganjil. Dia bertindak dan berpacu pada hal yang dia ketahui di hari itu: Acara TV mengenai tata cara berhemat pengeluaran, majalah tentang hidup mandiri di alam, acara luar negeri yang berfokus pada aktivitas budaya mereka, dan apapun itu. Dia selalu saja menarik-narik aku untuk ikut serta, dia jelaskan “ingin aku punya hal lain yang diminati selain buku,” tapi aku tahu bahwa dirinya sendirilah yang berminat belajar itu. Aku tidak ada pilihan lain, jadi aku selalu mengikuti acara itu bersama dia, dan berkat tindakannya itu, aku mungkin saja bisa membuat sampo secara mandiri dengan ilmu yang aku dapatkan itu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Terima kasih, Ibu. Aku rasa aku mungkin bisa bertahan hidup di sini. Aku mendapat rasa percaya diri dengan temuan tadi, lalu aku lihat sekitar ruangan lagi dan melihat ada dua pintu lain, pintu ini tidak ada hubungannya dengan pintu ke kamar tidur.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Eheh. Ke kiri atau kanan, manakah yang ada untungnya?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dapur tadi sama sekali tidak memiliki tempat untuk rak buku. Aku pilih salah satu pintu dan membukanya ke arah depan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Mmm, ini gudang barang? Aku rasa bukan di sini tempatnya.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ruangan ini dipenuhi dengan barang yang tidak aku ketahui cara pakainya. Ada rak yang penuh dengan barang, tapi itu penuh sekali dan tidak terlihat seperti bukan tempatnya rak buku berada.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku menyerah cari di sana dan beralih ke pintu yang satunya lagi. Ada suara hantaman besi ketika aku tarik ke dalam, itu pertanda pintu ini dikunci. Aku coba berulang kali menariknya namun tidak membuahkan hasil. Pintu ini tidak mau terbuka.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“... Tunggu. Ini pintu yang dikunci Tuuli sebelum dia pergi? Berati sudah semua ruangan aku jelajahi?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Jika ini adalah pintu untuk keluar, maka rumah kami tidak punya bak mandi, tempat buang air, air mengalir, dan rak buku. Tidak aku temukan sama sekali. Mau sekeras apapun aku lihat, tidak ada ruangan lain lagi.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">... Um, dewa dewi, adakah Anda sekalian membenci saya? Jika ini candaan, maka sudah keterlaluan? Saya minta dilahirkan kembali agar bisa membaca buku lagi setelah mati. Saya tidak minta dikirimkan ke dunia lain dengan ingatan saya dari Jepang dan ingatan tambahan ini, tidak saya minta dipaksa tinggal di rumah tanpa bak mandi, tempat buang air dan sumber air. Saya kira dengan pasti, Anda-Anda sekalian akan mengirimkan saya ke dunia yang penuh dengan buku-buku.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“.... Jangan-jangan, buku sangat mahal sekali di sini?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Berdasarkan sejarah yang aku pelajari, sebelum ditemukannya mesin cetak yang menuntun terjadinya produksi masal buku, harga buku saat itu sangatlah mahal. Bagi orang-orang yang tidak lahir sebagai bangsawan atau keluarga kaya maka tidak ada satu kali pun kesempatan bagi mereka untuk membaca buku. Yang mana ini jadi dasar kemungkinan tidak adanya budaya untuk memberi hadiah buku bergambar pada anak tetangga yang sedang ulang tahun.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ngh, baiklah. Mungkin aku bisa cari satu atau dua kata tulis.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku tidak sepenuhnya perlu buku agar bisa belajar tata cara dunia ini menulis kata-kata jadi kalimat. Poster, koran berita, panduan penggunaan barang, kalender, dan hal-hal semacam itu bisanya ada tulisan kata. Atau itulah yang terjadi di Jepang.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“.... Tidak ada. Tidak ada satu kata pun yang tertulis! Tidak ada!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku sudah berjalan di setiap ruangan dan mencari di setiap rak dan lemari yang aku temukan, tapi yang aku temukan bukanlah buku, aku bahkan tidak menemukan satu benda pun yang ada hurufnya. Aku tidak dapat menemukan surat atau kertas.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kok bisa ini terjadi?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kepalaku mulai sakit, seperti panas demam yang tiba-tiba keluar entah dari mana. Jantungku terasa berdebar-debar dan aku rasa akan segera teriak keras, aliran peredaran darahku terasa sempit. Aku terjatuh seperti boneka yang benang kendalinya diputus. Mata aku terasa terbakar dari dalam.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ya, oke, aku sudah pernah tertimpa banyak buku. Itu sudah tidak ada gunanya dibahas. Karena itu memang yang aku impikan untuk terkubur banyak buku. Aku sudah berdamai dengan itu. Dan benar aku yang minta direinkarnasikan. Aku mengerti semua itu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><i>... Tapi, ketahuilah, tidak ada satu buku pun di sini. Tidak ada satu kata yang tertulis juga. Termasuk kertas tidak ada! Benarkah aku bisa hidup dan tinggal di tempat seperti ini? Apa aku punya tujuan untuk melanjutkan hidup?</i></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tetesan air mata mengalir di pipi. Tidak pernah sekalipun terlintas dalam pikiranku bahwa akan ada dunia tanpa buku. Hal semacam itu tidak pernah aku bayangkan terjadi padaku. Dan lihat sekarang apa yang menimpa aku. Aku tidak bisa memikirkan satu tujuan pun yang bisa aku jadikan patokan agar menjalani hidup sebagai Myne di dunia ini, bagian dalamku terasa hampa. Aku tidak bisa berhenti menangis.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Myne! Kenapa kamu turun dari kasur?! Jangan jalan-jalan tanpa sepatu!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Hingga akhirnya Tuuli sampai rumah, dia meneriaki aku dengan mata melotot karena marah padaku yang dia temukan diam di lantai dapur.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“... Tuuli, tidak ada (buku)?”</span></div><div><span style="font-size: large;">“Kamu kenapa? Kamu baik-baik saja?”</span></div><div><span style="font-size: large;">“Tuuli, aku ingin (buku). Aku ingin baca (buku). Aku ingin sekali baca, tapi tidak ada (buku) di sini.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tuuli mencoba memanggilku karena khawatir, saat itu aku sedang meneteskan banyak air mata yang mengalir deras di pipiku. Tapi dia ini sudah terbiasa dengan dunia tanpa buku. Dia tidak mungkin memahami penderitaan yang aku sampaikan padanya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><i>... Adakah orang yang paham rasa penderitaanku? Adakah orang yang tahu tempat aku bisa dapat buku? Siapapun, tolonglah aku. Aku mohon.</i></span></div></div><div><br /></div><div><br /></div><div><div><br /></div><div><div style="font-family: "times new roman"; text-align: center;"><span style="font-size: large;"><a href="https://www.isekaichan.com/2024/02/Honzuki-no-Gekokujo-Putri-Seorang-Prajurit-Light-Novel-Bahasa-Indonesia-Volume-01-Chapter-1.html" style="background-color: white; font-family: Hannari;">PREVIOUS CHAPTER</a> <a href="https://www.isekaichan.com/p/honzuki-no-gekokujo-light-novel-bahasa.html">ToC</a> <a href="https://www.isekaichan.com/2024/03/Honzuki-no-Gekokujo-Putri-Seorang-Prajurit-Light-Novel-Bahasa-Indonesia-Volume-01-Chapter-3.html">NEXT CHAPTER</a></span></div><div style="font-family: "times new roman"; text-align: left;"><span style="font-size: large;"></span><br /></div><div style="font-family: "times new roman"; text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;"><div style="text-align: justify;"><div style="text-align: left;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span><span><span><span style="font-family: "times new roman";"><span>TL</span><span>: </span></span></span></span></span></span><span style="font-size: large;">Bajatsu</span></div></div></div></div></div></div></div></div>Mustajabhttp://www.blogger.com/profile/13635644967019090402noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2837239695577548178.post-78648591299423400832024-03-05T09:44:00.006+07:002024-03-05T09:44:43.694+07:00Jidouhanbaiki ni Umarekawatta Ore wa Meikyuu ni Samayou Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 134 - Pemukiman Kayu<p style="text-align: center;"><span style="font-size: x-large;">Chapter 134 - Pemukiman Kayu</span></p><div class="separator" style="clear: both;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEguV3j6bEpDWek2s1RRQYQz1ouU6olOI-f9hSZJR_gJImHnd1rlgv_6L5FWfHVy77vd4xC7Gaq35OtrPE5kOYQ_HYAvcrseQTyx91W7oks6tSXhVJp2fzyAu9iidXaVt28GZdOih1F1P5nfBJ7LPAmA7o1sKuzHY3zfqRa8gFRFx0dSQHGTJA_NpB9e/s900/unknown.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-size: large;"><img border="0" data-original-height="900" data-original-width="600" height="654" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEguV3j6bEpDWek2s1RRQYQz1ouU6olOI-f9hSZJR_gJImHnd1rlgv_6L5FWfHVy77vd4xC7Gaq35OtrPE5kOYQ_HYAvcrseQTyx91W7oks6tSXhVJp2fzyAu9iidXaVt28GZdOih1F1P5nfBJ7LPAmA7o1sKuzHY3zfqRa8gFRFx0dSQHGTJA_NpB9e/w434-h654/unknown.png" width="434" /></span></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div></div></div><div style="text-align: justify;"><div style="background-color: white; margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><br /></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Hakkooooooon! Makanan, makanan!”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Sejak Shui melompat ke arahku, dia terus berteriak meminta makanan. Sebenarnya itu cukup menakutkan. Ya, karena Karaageku sudah panas, aku menyerahkannya kepada Shui.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Hafu, munch, hauuuu, enak sekali!”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Dia melolong saat dia makan, mengirimkan pecahan Karaage ke mana-mana. Ini, ambil juga cola dingin ini. Jika Kamu merasa ada makanan yang tersangkut di tenggorokan, silakan cuci dengan minuman yang menyegarkan.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Terima kasih atas bantuan Kamu. Sebelum kita bertukar cerita, bisakah Kamu menyediakan makanan untuk semua orang?”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">"Selamat datang"</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Para Hunter menatap dengan iri pada Shui yang sedang mengunyah makanannya dengan sangat antusias. Mereka terkejut melihat benda melayang di udara melalui telekinesis, namun dengan mudah menerima fenomena tersebut setelah Hevoy menjelaskan keberadaanku.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Itu, atau mereka terlalu senang melihat makanan. Tentu saja, fenomena aneh seperti makanan yang keluar dari kotak logam dan melayang melalui telekinesis mungkin merupakan sesuatu yang dapat diterima dengan cepat di dunia sihir dan Blessing.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Kuhaaaa, sudah lama sekali aku tidak makan daging. Itu terlalu mengagumkan.”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Aku sudah muak dengan sayuran…”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Lemak adalah yang terbaik!”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Dari teriakan kegirangan mereka, para Hunter ini rupanya sudah lama bertahan hidup dengan mengonsumsi makanan vegetarian. Kasihan sekali, abaikan saja keseimbangan nutrisi dan pilihlah makanan yang mewah dan berisi daging.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Mari kita lihat, apakah kita akan memilih bento Karaage atau Daging Panggang?</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Ngomong-ngomong, Hevoy, apakah Mishael ada di sini?”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Itu benar. Jika Mishael ada di sini, kita akhirnya akan tahu ke mana semua orang dikirim melalui lingkaran teleportasi.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Tidak, hanya Shui dan aku yang dipindahkan ke sini.”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Hau'n, han, hyoufuhyahya yo.”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Shui, tolong fokus saja memakan makananmu.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Jadi, Mishael tidak ada di sini? Aku memang mendengar bahwa dia biasa menjelajahi ruang bawah tanah sendirian. Kemampuan bertarungnya berada di peringkat teratas, jadi menurutku dia akan aman meski sendirian. Faktanya, dia mungkin akan merasa lebih berat secara mental jika harus berkomunikasi dengan seseorang yang tidak memiliki banyak hubungan dengannya.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Benar, kemanapun dia dikirim, Mishael akan baik-baik saja.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Tempat ini kaya akan bahan-bahan alami dan ladang, jadi meskipun kami punya banyak sayur-sayuran, kami tidak punya banyak sumber daging.”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Begitu, jadi itu sebabnya mereka semua menyelam ke dalam daging seperti itu. Shui memasukkan Karaage ke dalam mulutnya begitu cepat sehingga aku bisa melihat bayangannya…</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Pola makan vegetarian sepertinya tidak bisa memuaskan rasa lapar Shui. Aku bahkan memergokinya sedang menatap tanah di ladang, mungkin sedang memikirkan cacing tanah yang tinggal di sana? Bagaimanapun, aku harus memanipulasi indranya untuk berpikir bahwa dia makan daging setiap kali kami makan.”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Sungguh penggunaan manipulasi sensorik yang tidak terduga.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Itukah sebabnya dia tetap energik meski kebanyakan makan sayur?</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Menurutku pohon-pohon aneh yang ditempatkan di desa itu dulunya adalah manusia, kan?”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Jadi, kamu menyadarinya? Itu betul. Gerbang itu dibuka paksa satu kali dan sejumlah besar iblis menyerbu masuk. Pada saat itu, semua orang tua, wanita, dan anak-anak yang menghirup serbuk sari Floor Boss berubah menjadi pohon.”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Jika iblis mengamuk di desa, bukankah rumah-rumah akan hancur?” tanya Ramis.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Pertanyaan bagus. Aku juga ingin tahu. Serangan monster macam apa yang membuat rumah dan jalan masih utuh?</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Ah, itu? Pasalnya, bangunan di sini terbuat dari kayu. Monster di lantai ini sangat tidak suka merusak tanaman, bahkan menebang pohon. Mengetahui hal itu, desa ini seluruhnya dibangun dari kayu, bahkan lantainya pun terbuat dari papan kayu.”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">"Benarkah? Tapi, bukankah pohon akan marah jika kita menebang pohon untuk membangun rumah dan sebagainya?”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Itu juga benar. Rupanya, cukup sulit untuk menebang satu pohon pun di sini.”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Jadi, bahkan monster yang berada di bawah kendali Komandan pun tidak bisa melawan naluri mereka? Tunggu, karena para komandan juga menekankan naluri mereka untuk membunuh, keengganan naluri mereka untuk menyakiti tanaman juga meningkat, bukan?</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Tapi, bagaimana kamu bisa bertahan dari Floor Boss? Apakah Hevoy mengalahkannya?”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Tidak, tidak, tidak seperti itu. Karena tanaman secara alami lemah terhadap api. Kami mengusirnya dengan obor. Kami tidak membakarnya karena dapat mengubah seluruh desa menjadi lautan api.”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Situasi yang canggung. Semua orang tahu bahwa tanaman lemah terhadap api, tetapi mereka tidak bisa menggunakan pengetahuan ini karena bahaya kebakaran karena banyaknya bangunan kayu?</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Dengan logika yang sama, kami bisa membakar hutan untuk melenyapkan monster, tapi apinya bisa menelan seluruh desa.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Selain itu, terkadang ada angin kencang di lantai ini yang dapat menyulut api dan menyebabkannya tidak terkendali. Jadi, penggunaan api dilarang keras sebagai bentuk serangan, termasuk Blessing Api dan Mantra Api.”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Benar, meskipun mudah mengalahkan mereka dengan api, itu adalah pedang bermata dua yang bisa dengan cepat berbalik melawan kita.”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Betapa frustrasinya mengetahui kelemahan fatal monster-monster ini, tetapi tidak dapat menggunakannya? Kami mempertimbangkan untuk memindahkan semua penduduk di sini ke Clearflow Lake Floor dan membakar semuanya, tapi, masih ada pertanyaan tentang apa yang harus dilakukan terhadap penduduk yang telah berubah menjadi pohon.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Kembali tidak”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Kembali… tidak bisa kembali?”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Maksudmu kita tidak boleh pergi sebelum mengembalikan penghuninya ke bentuk aslinya, kan? Hakkon?”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Ya-ya”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Terima kasih sudah menerjemahkan seperti biasa, Ramis.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Ini seperti telepati antara pasangan lanjut usia. Orang tuaku sering melakukan percakapan seperti 'Apakah kamu melakukan hal itu' dan jawabannya adalah 'Ya, ya, aku melakukannya' tanpa konteks sama sekali. Dulu aku bertanya-tanya bagaimana mereka memahami satu sama lain, tapi sekarang aku mengerti.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Jika kita mengalahkan Floor Boss, orang-orang terkutuk itu bisa kembali normal. Orang-orang yang telah berubah menjadi pohon juga tidak perlu makan dalam kondisi ini, jadi mereka tetap aman bahkan setelah menjadi seperti ini.”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Aku menduga manusia pohon ini menggunakan fotosintesis untuk makanan dan menyerap air serta nutrisi lainnya melalui akar mereka. Bisa dibilang, menjadi pohon cukup aman di negeri yang dipenuhi monster pohon.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Mengetahui bahwa mereka dapat kembali ke bentuk aslinya membuat semakin mustahil untuk membakar tempat ini secara sembarangan. Pertama, kita harus mengalahkan Floor Boss. Kita juga perlu menangkap Komandan. Jika tidak, kami tidak akan pernah mencapai resolusi yang sebenarnya. Bagaimanapun, kami harus mencapai kedua tujuan tersebut secara bersamaan.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Terkait tanaman, selain api, herbisida adalah pilihan terbaik berikutnya. Namun, mesin penjual otomatis tidak menjual herbisida atau pestisida karena sifatnya yang beracun. Obat-obatan beracun tidak dapat dijual sebagai produk komersial.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Air asin dalam jumlah besar dapat menyebabkan tanaman layu, namun prosesnya memakan waktu lama. Terlebih lagi, begitu tanaman akhirnya mati, tanah pun ikut mati. Kurasa karena ini adalah Dungeon, tanahnya mungkin akan pulih dengan cepat? Namun, karena tidak ada cara untuk mengetahui secara pasti, aku lebih memilih untuk tidak mengambil risiko.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Tapi bagaimana kita menemukan Floor Boss di hutan ini?”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Tentunya tidak mudah untuk menemukan satu Pohon Bos di hutan pepohonan?</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Oh, sebenarnya cukup mudah. Bos adalah pohon terbesar di Lantai ini. Aku pikir… ya, itu dia, di sana.”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Kami melihat ke arah yang ditunjuk Hevoy dan melihat mahkota pohon yang sangat tinggi berdiri jauh di atas garis kanopi.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Itu sangat besar dan jauh sehingga aku tidak dapat membayangkan betapa besarnya itu. Meskipun aku dapat melihatnya dengan jelas, aku tidak dapat memahami seberapa tingginya. Kelihatannya setinggi gedung bertingkat.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Adapun ukurannya… batangnya sangat tebal sehingga tampak seperti selebar beberapa pohon, jadi tidak ada yang bisa melewatkannya.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Hei, jika ia bergerak, bukankah ia akan merobohkan pohon lain di sekitarnya?”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Yah, karena itu adalah Floor Boss, pepohonan biasa akan menjauh darinya. Bahkan rumput dan semak pun akan menjauh dari jalurnya.”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Wah, jadi seperti membelah hutan? Ini mungkin sedikit tidak pantas, tapi aku yakin ingin menyaksikan pemandangan itu.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Apakah ini berarti Floor Boss mempunyai kekuatan untuk memanipulasi tanaman? Karena dia adalah Tree Boss di sini?</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Mungkinkah memanipulasi tanaman lain untuk mengoordinasikan serangan terhadap kita juga? Kedengarannya seperti lawan yang sangat tangguh dan menyusahkan.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Karena semua orang sangat bersemangat hari ini, mari kita bahas masalah ini besok.”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Hunter yang baru saja mengisi perutnya dengan daging goreng dan panggang berminyak mulai bersantai untuk pertama kalinya setelah sekian lama. Bahkan ada yang sudah makan hingga perutnya buncit. Aku bahkan bisa mendengar dengkuran dari orang yang berbaring karena koma makanan.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Hanya Mishael yang belum diketahui keberadaannya, namun tidak perlu panik lagi.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Meskipun aku ingin kembali ke Clearflow Lake Floor sesegera mungkin, dengan Ketua Bear dan yang lainnya telah kembali ke sana dengan selamat, kami tidak perlu khawatir. Tentunya tidak apa-apa meluangkan waktu untuk memikirkan cara menantang Lantai ini dengan benar?</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Aku akan berjaga-jaga. Semuanya, kalian boleh melepas sepatu dan beristirahat.”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">"Kami baik-baik saja. Kami juga akan berjaga-jaga.”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Ya-ya ya”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Kami baru saja tiba di lantai ini belum lama ini, jadi kami tidak merasa lelah sama sekali.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Selain itu, sulit untuk mengatakan apakah saran Hevoy agar kami melepas sepatu adalah kebaikan belaka atau terkubur dengan motif tersembunyi.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Aku berterima kasih atas bantuan Kamu. Lagipula, ada seseorang yang berada dalam kondisi seperti itu,” Hevoy tersenyum dan mengangguk ke arah tertentu.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Aku mengikuti pandangannya dan menemukan Shui berbaring telentang, perutnya bengkak saat anggota tubuhnya tergeletak di empat arah.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Ada botol-botol plastik dan bungkusnya berserakan di sekelilingnya.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Ugh, aku tidak bisa makan lagi. Aku bahkan tidak bisa bergerak…”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Shui tidak akan berguna untuk sementara waktu. Yah, salahku juga karena memberi mereka makanan tanpa mempertimbangkan batasannya. Jadi, sebagai permintaan maaf, aku akan menjaga tempat ini bersama Ramis selagi mereka pulih.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Di menara pengintai dekat gerbang, kami bisa melihat hutan gelap terhampar dari tembok desa.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Tadinya aku membayangkan hutan yang hijau cemerlang, tapi kehijauan pepohonan di sini begitu gelap hingga mendekati hitam, membuat tempat itu terlihat semakin gelap. Langit biru cerah dengan banyak sinar matahari menyinari, tapi… ada sesuatu yang salah dengan hutan karena sepertinya menyerap sinar matahari.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Sepertinya nama 'Dark Forest Floor' bukanlah sebuah lelucon. Fenomena seperti ini jelas tidak wajar. Aku bertanya-tanya betapa gelapnya saat malam tiba.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Hutannya sangat gelap, tapi aku bertanya-tanya kenapa?”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Ramis sedang mencondongkan tubuh ke luar platform pengamatan, dengan riang mengintip ke kejauhan. Aku ditempatkan di sudut peron dan tidak bisa tidak khawatir dia akan jatuh.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Menara pengintai itu tingginya sekitar lima meter, jadi dengan Blessing Ramis, dia mungkin hanya akan menderita beberapa goresan yang lebih buruk, tapi naluri Jepangku yang sudah mendarah daging tidak bisa menghilangkan anggapan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Awas jatuh”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Ya, aku akan berhati-hati.”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Dia sekarang sedang duduk di pagar platform pengamatan, mengayunkan kakinya dan terlihat terlalu ceria untuk ketenangan pikiranku. Bahkan dalam situasi seperti ini, anehnya dia terlihat bahagia.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">"Benar? Sudah lama sejak kita menghabiskan waktu bersama seperti ini.”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Sekarang dia menyebutkannya, itu benar. Meskipun kami bertemu lagi di Maze Floor, dan hampir sepanjang waktu bersama, selalu ada orang lain di sekitar kami. Waktu yang kami habiskan sendirian lebih jarang dari sebelumnya.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Selagi aku memikirkan hal ini, sepertinya matahari sedang terbenam, menyinari tempat itu dengan cahaya jingga.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Aku mendapati diriku sedikit terpikat oleh senyuman Ramis sambil terus mengayunkan kakinya dengan latar belakang langit malam.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Aku selalu menganggapnya lucu, tapi dia terlihat paling baik saat dia tersenyum.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Jika aku berdiri di sini sebagai manusia, pemandangannya mungkin akan sangat indah. Namun, seorang gadis yang tersenyum ke arah mesin penjual otomatis mungkin akan terlihat aneh bagaimanapun caranya.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Sepertinya aku akan dimarahi karena mengatakan hal seperti ini, tapi saat aku bersamamu, Hakkon, aku merasa bisa melakukan apa saja.”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Aku juga merasakan hal yang sama. Sepertinya aku bisa melakukan apa saja dengan Ramis.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Kalau saja aku bisa menanggapi perkataannya dengan sesuatu yang sok dan dramatis, momen itu akan menjadi sempurna. Namun, aku hanyalah mesin penjual otomatis dengan kosakata dan jumlah suku kata yang terbatas.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">"Ya terima kasih"</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Aneh sekali mengucapkan terima kasih untuk itu, Hakkon.”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Seringainya begitu lebar hingga matanya menyipit.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Suasana pahit apa ini… apakah ini yang mereka sebut sebagai suasana yang baik? Meskipun aku hanya mesin penjual otomatis?</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Hm? Ramis berjalan ke arah sini? Um, apa, apa ini? Apakah ini awal dari komedi romantis keterlaluan antara benda mati dan seorang gadis?!</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Dadaaaaaa!!”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Sebuah power arm ditembakkan dan kekuatan pukulannya begitu kuat sehingga menyebabkan angin menyebar ke mana-mana. Suara sesuatu yang hancur berkeping-keping terdengar.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Tadi aku terlalu bingung untuk berjaga-jaga, tapi sepertinya ada monster yang naik ke menara pengintai? Ugh, aku hanya mesin penjual otomatis. Bagaimana bisa- kesalahpahaman seperti ini terlalu memalukan.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Huh, sayang sekali kita berjaga-jaga.”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Kamu mengatakan sesuatu yang dapat disalahartikan lagi! Ugh, mungkin hanya aku yang terlalu sensitif.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Aku harus menjalankan tugas jaga dengan serius.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="color: #333333; font-family: Hannari; text-align: center;"><span style="font-size: large;"><span><a href="https://www.isekaichan.com/2024/03/jidouhanbaiki-ni-umarekawatta-ore-wa-meikyuu-ni-samayou-web-novel-bahasa-indonesia-chapter-133.html">PREVIOUS CHAPTER</a> <span> </span> </span><a href="https://www.isekaichan.com/p/jidouhanbaiki-ni-umarekawatta-novel.html">ToC</a> NEXT CHAPTER</span></div><div style="color: #333333; font-family: Hannari; text-align: left;"><span style="font-size: large;"><span><br /></span><span><br /></span></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><span style="color: #333333; font-family: georgia, "times new roman", serif;">TL: Hantu</span><span style="color: #333333; font-family: Hannari;"> </span></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="color: #333333; font-family: Hannari;"><span style="color: #333333; font-family: georgia, "times new roman", serif; font-size: large;">EDITOR: Zatfley</span></span></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div>Hantuhttp://www.blogger.com/profile/14707081111443387734noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2837239695577548178.post-17496397784127663092024-03-05T09:41:00.005+07:002024-03-05T09:44:59.570+07:00Jidouhanbaiki ni Umarekawatta Ore wa Meikyuu ni Samayou Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 133 - Dark Forest Floor<p style="text-align: center;"><span style="font-size: x-large;">Chapter 133 - Dark Forest Floor</span></p><div class="separator" style="clear: both;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEguV3j6bEpDWek2s1RRQYQz1ouU6olOI-f9hSZJR_gJImHnd1rlgv_6L5FWfHVy77vd4xC7Gaq35OtrPE5kOYQ_HYAvcrseQTyx91W7oks6tSXhVJp2fzyAu9iidXaVt28GZdOih1F1P5nfBJ7LPAmA7o1sKuzHY3zfqRa8gFRFx0dSQHGTJA_NpB9e/s900/unknown.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-size: large;"><img border="0" data-original-height="900" data-original-width="600" height="654" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEguV3j6bEpDWek2s1RRQYQz1ouU6olOI-f9hSZJR_gJImHnd1rlgv_6L5FWfHVy77vd4xC7Gaq35OtrPE5kOYQ_HYAvcrseQTyx91W7oks6tSXhVJp2fzyAu9iidXaVt28GZdOih1F1P5nfBJ7LPAmA7o1sKuzHY3zfqRa8gFRFx0dSQHGTJA_NpB9e/w434-h654/unknown.png" width="434" /></span></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div></div></div><div style="text-align: justify;"><div style="background-color: white; margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><br /></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Begitu lampu merah menghilang, aku mendapati diri aku sedang memandangi ruangan yang gelap dan suram.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Itu diterangi oleh semacam cahaya ajaib yang memancarkan cahaya redup. Cukup bagi aku untuk melihat bahwa ruangan itu dibangun dari sekumpulan kayu yang diikat menjadi satu. Aku belum pernah melihat ruang teleportasi ini sebelumnya, jadi itu pasti milik lantai yang belum pernah aku kunjungi.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Kurasa kami telah dikirim ke tempat yang sama sekali berbeda. Lagi.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Meski begitu, Ramis dan Hyurumi masih bersamaku. Mengaktifkan <Barrier> adalah keputusan yang tepat. Setidaknya kami bertiga telah dikirim ke tempat yang sama.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Ramis, Hakkon… begitu, kita masih bersama… tapi kenapa?”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Hyurumi sedang berlutut di tanah, mengamati lingkaran teleportasi yang masih tampak kemerahan. Dari tangan terkepal dan gigi terkatup, kerusakan seperti ini pasti merupakan pukulan bagi kepercayaan dirinya.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Apa yang terjadi?! Jelas tidak ada yang salah dengan lingkaran teleportasi. Setiap orang seharusnya diteleportasi ke Clearflow Lake Floor. Apa yang terjadi?!”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Hyurumi, aku mungkin salah tapi, saat lingkaran teleportasi diaktifkan, sepertinya aku melihat lampu merah datang dari atas kepala Hakkon…”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Ramis telah menatapku selama beberapa waktu sekarang. Rupanya, dia sedang melihat ke atas kepalaku.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Hyurumi mendorong dirinya untuk berdiri dan bergegas ke sisiku untuk naik ke atasku, bertekad untuk menemukan penyebab masalah ini.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Begitu, jadi itulah yang terjadi… Mereka tidak marah dengan lingkaran teleportasi… mereka malah menanamkan mantra pada Hakkon.”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Aku baik-baik saja jika Hyurumi duduk bersila di atas kepalaku, tapi aku akan menghargai penjelasan yang lebih detail.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Hyurumi, apa yang kamu bicarakan?”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">"Oh maaf. Ada lingkaran sihir di Hakkon. Biasanya tidak terlihat, tapi pasti diaktifkan sebagai respons terhadap lingkaran teleportasi. Aku akan menghapusnya untuk saat ini.”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Aku bisa merasakan Hyurumi melakukan sesuatu di atas sana dengan jarinya, aku serahkan segalanya pada tangannya yang cakap.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Tetap saja, aku tidak pernah menyangka kalau sumber masalah kami sebenarnya datang dariku, atau tepatnya, lingkaran sihir di kepalaku. Tapi, bagaimana lingkaran sihir itu bisa sampai di sana? Apakah itu terjadi ketika aku sedang tidur? Hanya beberapa hari sejak Leader Keyroil mengkhianati kami, apakah aku tidak sengaja tertidur selama waktu itu?”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Kemungkinan besar itu dilakukan dengan menggunakan kertas khusus atau alat sihir dengan mantra yang tertanam di dalamnya. Jika seseorang dengan sihir luar biasa seperti Ruler of Netherworld merapalkan mantra itu, perpindahannya dapat dilakukan melalui sentuhan saja.”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Melalui sentuhan saja? Yah, satu-satunya saat seseorang menyentuh bagian atas kepalaku adalah… ah!</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Saat itu ketika kami gagal menangkap Leader dan <Barrier> milikku dihancurkan, Leader Keyroil sempat menyentuh bagian atas kepalaku saat dia melarikan diri. Aku benar-benar lupa tentang momen itu. Skema yang dijalankan dengan sempurna. Dia adalah musuh yang cukup merepotkan.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Yah, setidaknya sekarang kita dapat yakin bahwa tidak akan ada lagi gangguan aneh pada lingkaran teleportasi. Kita semua dapat menggunakan lingkaran teleportasi secara normal. Namun, sepertinya lingkaran sihir di kepala Hakkon juga menyedot semua sihir dari lingkaran teleportasi yang kita datangi. Itu sebabnya seseorang di Maze Floor berhenti bekerja ketika kami tiba.”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Jadi itu sebabnya kami membutuhkan batu ajaib besar untuk meningkatkannya. Kurasa kita juga tidak bisa menggunakan lingkaran teleportasi di lantai ini?</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Karena aku segera menonaktifkan lingkaran sihir yang mengganggu, kekuatannya belum terkuras secara signifikan. Namun, masih perlu beberapa hari sebelum ada kekuatan yang cukup bagi kita untuk mencoba dan berteleportasi keluar dari sini.”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Kalau begitu, itu akan berjalan baik bagi kita, kan? Karena kita juga harus menyelesaikan masalah di lantai ini,” Ramis bertepuk tangan dengan semangat seperti biasanya.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Ketegangan di udara mereda. Benar sekali, kita mempunyai tugas yang harus diselesaikan, jadi mari kita mulai dengan pola pikir yang baik.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">"Benar. Tapi pertama-tama, mari kita cari tahu di lantai mana kita berada.”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Ramis mengangkatku ke punggungnya dan mendekati pintu bersama Hyurumi. Seperti ruangan lainnya, pintunya juga seluruhnya terbuat dari kayu. Aku bertanya-tanya apakah lantai ini adalah salah satu lantai yang kaya akan alam.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Hyurumi meraih pegangannya dan perlahan membuka pintu.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Melalui celah pintu ada dinding yang terbuat dari kayu gelondongan yang ditancapkan ke tanah dan dipaku dengan papan. Di balik itu ada hutan dengan pepohonan lebat. Sinar matahari sangat redup di sini sehingga pepohonan seolah-olah menyerap cahaya, menenggelamkan seluruh hutan ke dalam kegelapan.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Ini Lantai Ketujuh.”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Um, itu Dark Forest Floor, kan?”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">"Itu benar. Kudengar tempat ini cukup berbahaya karena banyak monster nabati yang menghuni tempat ini.”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Sepertinya tingkat bahaya meningkat semakin dalam kita turun ke lantai. Bagaimanapun, sepertinya lantai ini jauh lebih berbahaya daripada lantai keempat di Clearflow Lake Floor.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Dindingnya tampak utuh dan setidaknya tidak rusak. Mungkin desanya belum hancur?”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Kita tidak dapat mengetahui apa pun dari sini, kita harus pergi dan menyelidikinya sendiri.”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">"Itu benar. Hakkon, tolong lindungi kami.”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Serahkan padaku”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Mereka dengan lembut membuka pintu dan melangkah keluar bersama.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Di dalam dinding yang terbuat dari kayu terdapat kabin kayu dan bangunan kayu lainnya. Namun, tidak ada orang yang terlihat.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Meski begitu, meski kami berada di dalam pemukiman, cukup banyak pohon yang tumbuh dimana-mana. Ada pepohonan yang menyembul di tengah jalan dan tepat di depan pintu masuk. Sejujurnya, aku tidak bisa melihat mereka sebagai gangguan.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Pohon-pohon ini tampak aneh. Tentunya hanya orang idiot yang menanam pohon di tengah jalan?”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Memang benar itu mengganggu. Mereka bahkan memiliki pohon-pohon besar dan kecil yang tumbuh bersama.”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Sebagian besar pohon lebih pendek dari aku dan bentuknya sangat aneh. Pangkal batangnya terbelah menjadi dua dengan dua cabang tebal tumbuh di sisinya, seperti…</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Hei, bukankah menurutmu pohon-pohon ini… tampak seperti manusia?”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Baik Ramis maupun aku tidak bisa berkata apa-apa.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Kami semua memikirkan hal yang sama. Selain itu, jika kita perhatikan lebih dekat, satu pohon besar dengan pohon-pohon kecil di sekitarnya tampak seperti… orang tua dan sekelompok anak-anak yang melarikan diri sambil berpegangan tangan.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Kudengar ada monster di lantai ini yang bisa mengubah manusia menjadi pohon. Orang dewasa dan Hunter yang kuat hanya akan terkena dampak minimal, paling banyak mereka akan mengalami sedikit mati rasa. Namun, perempuan, anak-anak, dan orang tua berada dalam bahaya yang lebih besar.”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Jadi itu sebabnya sebagian besar pohonnya sangat pendek. Semakin aku melihatnya, semakin mirip mereka dengan manusia. Garis-garis dan cekungan pada kulit kayu kini tampak seperti wajah-wajah terdistorsi yang dipenuhi rasa takut, sehingga sulit untuk melihatnya secara langsung.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Biasanya, pemukiman sunyi yang dihuni oleh pepohonan yang menyerupai manusia akan cukup menakutkan. Namun, dengan Ramis yang menggendongku dan Hyurumi yang menaiki kepalaku, rasanya tidak terlalu menakutkan.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Kalau dipikir-pikir, jika monster hanya bisa mengubah individu tertentu menjadi pohon, apa yang terjadi pada manusia dan Hunter?</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Jika informasi Hyurumi benar, mereka pasti masih ada.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Kita harus mencari yang selamat. Jangan lengah, Ramis, Hakkon.”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Ramis mengangguk dalam diam dan mereka dengan hati-hati maju melewati desa.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Selain pepohonan yang tersebar dan ditempatkan secara aneh, kerusakan bangunan sangat minim. Bukti perkelahian? Apapun itu, kekerasannya tidak cukup untuk membuat satu bangunan pun menjadi puing-puing.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Kami sampai di suatu tempat yang terlihat seperti jalan utama dan suara pertempuran sengit terdengar dari kejauhan. Suara orang-orang berteriak dan benturan kayu dengan kayu bergema di udara.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Sepertinya ada seseorang di sini! Aku akan berlari sekuat tenaga, jadi tunggulah Hakkon, Hyurumi!”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“B-baiklah!”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Dulu ada tali yang lebih baik di tubuhku yang bisa digunakan Hyurumi ketika dia harus menempelkan tubuhnya ke tubuhku. Namun, sekarang setelah hal itu hilang, aku bertanya-tanya apa yang akan dilakukan Hyurumi. Aku masih bertanya-tanya ketika aku mendengar dia berebut di atasku dan melihat tangannya ditampar ke samping saat dia meratakan dirinya agar menempel lebih erat padaku.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Kalau ini Ramis, dadanya yang besar pasti akan menempel padaku, memberiku pemandangan indah untuk dilihat bahkan tanpa sensasi disentuh. Namun, dengan Hyurumi, aku tidak tahu apakah dadanya diremas atau tidak.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Apakah kamu baru saja mempunyai pemikiran yang tidak pantas, Hakkon?”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Aku bisa merasakan matanya yang marah menatapku. Ah, mari kita coba berpura-pura tidak memperhatikan apa pun.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Ramis berlari dengan kecepatan penuh dengan Hyurumi menempel erat agar dia tidak terguncang. Kami meninggalkan jejak debu saat kami berlari melewati jalan utama, berbelok di tikungan dan melihat gerbang.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Gerbangnya sedikit terbuka dan monster menyerang dari sana.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Pohon-pohon raksasa dengan akar-akarnya yang terpelintir menjadi sesuatu seperti kaki, benda-benda seperti wortel dengan anggota badan yang panjang, dan bunga-bunga raksasa dengan tanaman merambat yang melambai-lambai seperti tentakel.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Sepertinya para Hunter dan penghuni lantai ini berjuang mati-matian melawan monster tumbuhan ini.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Jumlahnya sekitar 30 orang, sebagian besar bersenjatakan kapak. Aku kira kapak akan menjadi senjata terbaik melawan makhluk mirip tumbuhan selain api.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Monster kecil seperti wortel bergerak cepat dalam huru-hara, bermain-main dengan para Hunter dan memuntahkan semacam jus dari tubuh mereka ke wajah lawan. Apakah mereka mencoba membutakan mereka?</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Kapak terlalu berat untuk melawan lawan yang lincah, jadi untuk sesaat, pihak rakyat tertahan. Kemudian, anak panah datang dari suatu tempat dan menjepit makhluk mirip wortel itu ke tanah.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Aku akan mengurus Monster Lobak!”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Suara lucu dan bernada tinggi bergema dengan jelas melalui huru-hara. Bahkan tanpa konfirmasi visual, aku sudah langsung tahu siapa orang itu.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Aku mengalihkan pamdanganku, mengikuti lintasan anak panah dan melihat Shui berdiri di atap salah satu rumah. Dia menembakkan panah demi panah, menembaki Monster Lobak dengan presisi luar biasa.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Tolong menjauhlah dari Evil Flower. Jika kamu mencium baunya, itu bisa menyebabkan halusinasi!”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Pria yang menghimbau para Hunter untuk berhati-hati juga sangat familiar, terutama bola besi berduri. Namun, aku tidak dapat menghitung siapa dia saat ini karena ekspresi bermartabat di wajahnya.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Jika ada di antara Kamu yang kebetulan terkena sari tanaman, tolong serahkan. Mereka mungkin mengandung zat yang berbahaya bagi tubuh Kamu.”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Jika mulutmu tidak seperti itu, tindakanmu akan sempurna, Hevoy.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Haruskah aku memuji dia atas dedikasinya terhadap sepatu bahkan dalam keadaan seperti itu?</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Tetap saja, aku senang melihat kalian berdua selamat.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Ayo bergabung dengan mereka!”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Biarkan aku turun dulu!</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Hyurumi buru-buru turun saat Ramis menyerang ke depan dan menghancurkan salah satu pohon yang bergerak dengan tinjunya.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Ya ampun, ini Ramis. Terima kasih atas bantuannya.”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Ah, hai, Ramis! Dan Hakkoooooon!! Aku sudah menunggu dan menunggumuuuu!!!”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Respons Hevoy tenang sementara Shui berteriak dari atap.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Aku yakin dia mungkin lebih senang melihat barang daganganku. Selain sapaan hangatnya, air liur yang menetes dari sudut mulutnya dan matanya yang terlalu cerah cukup menjelaskan. Untuk saat ini, mari fokus pada pertempuran.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Simpan penjelasannya untuk nanti, ayo kalahkan monster-monster ini sekarang!”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Ya, akan sangat membantu kami jika Kamu dapat menebang Elder Tree, mereka adalah pohon raksasa di sana. Semuanya, wanita dengan magic tool di punggungnya ini adalah sekutu kita.”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Oooh, begitu! Terima kasih untuk bantuannya!"</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Hei, apakah itu magic tool bernama Hakkon yang selalu dibicarakan oleh Shui?”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Sepertinya berita tentangku telah menyebar ke para Hunter di lantai ini.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Baiklah, ayo segera atasi situasi saat ini agar aku dapat memenuhi peranku yang sebenarnya sebagai mesin penjual otomatis.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Dengan bergabungnya Ramis dalam pertempuran, pohon-pohon raksasa yang lambat namun kokoh dengan mudah dihancurkan, dan gelombang pertempuran dengan cepat menguntungkan para Hunter.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Setelah semua monster berhasil diusir, Ramis menggunakan kekuatannya yang luar biasa untuk mendorong gerbang yang telah terjerat oleh banyak tanaman merambat dan akar hingga tidak dapat dengan mudah dipindahkan dan akhirnya menutup gerbang tersebut.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Para Hunter yang masih hidup bersorak dan menjatuhkan diri ke tanah, kelelahan. Namun, ada seorang Hunter yang dengan cepat berlari melewati kelompok itu ke arahku.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Baiklah, haruskah aku menyiapkan makanan dan minuman sebelum mereka menyantapku?</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><br /></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><br /></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="color: #333333; font-family: Hannari; text-align: center;"><span style="font-size: large;"><span><a href="https://www.isekaichan.com/2024/03/jidouhanbaiki-ni-umarekawatta-ore-wa-meikyuu-ni-samayou-web-novel-bahasa-indonesia-chapter-132.html">PREVIOUS CHAPTER</a> <span> </span> </span><a href="https://www.isekaichan.com/p/jidouhanbaiki-ni-umarekawatta-novel.html">ToC</a> <a href="https://www.isekaichan.com/2024/03/jidouhanbaiki-ni-umarekawatta-ore-wa-meikyuu-ni-samayou-web-novel-bahasa-indonesia-chapter-134.html">NEXT CHAPTER</a></span></div><div style="color: #333333; font-family: Hannari; text-align: left;"><span style="font-size: large;"><span><br /></span><span><br /></span></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><span style="color: #333333; font-family: georgia, "times new roman", serif;">TL: Hantu</span><span style="color: #333333; font-family: Hannari;"> </span></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="color: #333333; font-family: Hannari;"><span style="color: #333333; font-family: georgia, "times new roman", serif; font-size: large;">EDITOR: Zatfley</span></span></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div>Hantuhttp://www.blogger.com/profile/14707081111443387734noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2837239695577548178.post-87598263514279385792024-03-05T09:37:00.006+07:002024-03-05T09:41:57.063+07:00Jidouhanbaiki ni Umarekawatta Ore wa Meikyuu ni Samayou Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 132 - Lingkaran Teleportasi<p style="text-align: center;"><span style="font-size: x-large;">Chapter 132 - Lingkaran Teleportasi</span></p><div class="separator" style="clear: both;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEguV3j6bEpDWek2s1RRQYQz1ouU6olOI-f9hSZJR_gJImHnd1rlgv_6L5FWfHVy77vd4xC7Gaq35OtrPE5kOYQ_HYAvcrseQTyx91W7oks6tSXhVJp2fzyAu9iidXaVt28GZdOih1F1P5nfBJ7LPAmA7o1sKuzHY3zfqRa8gFRFx0dSQHGTJA_NpB9e/s900/unknown.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-size: large;"><img border="0" data-original-height="900" data-original-width="600" height="654" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEguV3j6bEpDWek2s1RRQYQz1ouU6olOI-f9hSZJR_gJImHnd1rlgv_6L5FWfHVy77vd4xC7Gaq35OtrPE5kOYQ_HYAvcrseQTyx91W7oks6tSXhVJp2fzyAu9iidXaVt28GZdOih1F1P5nfBJ7LPAmA7o1sKuzHY3zfqRa8gFRFx0dSQHGTJA_NpB9e/w434-h654/unknown.png" width="434" /></span></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div></div></div><div style="text-align: justify;"><div style="background-color: white; margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><br /></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Sekarang setelah tujuan kami tercapai, tiba waktunya untuk kembali ke desa. Kali ini, alih-alih dimuat ke kereta, aku digendong oleh Ramis.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Aku tidak keberatan berada di kereta, tapi aku tetap lebih suka digendong oleh Ramis.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Bagi orang lain mungkin terasa aneh kalau digendong oleh seorang gadis itu menenangkan, tapi rasanya seperti pulang ke rumah setelah tiga hari perjalanan kerja ke luar kota. Ada rasa lega dan nyaman yang tidak bisa ditemukan di tempat lain.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Dengan Ramis di kelompok kami, kami memutuskan untuk mengambil jalan utama lurus menuju pintu masuk, percaya diri dengan kemampuan kami untuk menghadapi musuh dalam jumlah besar. Meski begitu, sepertinya musuh yang ada jauh lebih sedikit dibandingkan kemarin.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Terlebih lagi, musuh yang kami temui tampaknya tidak mempunyai keinginan untuk melawan. Perasaan putus asa kemarin sepertinya telah hilang. Para Fat Boar Demon sebenarnya mulai panik dan melarikan diri ketika mereka menyadari betapa mudahnya kami mengalahkan rekan mereka.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Ini benar-benar berbeda dari kemarin ketika mereka masih menyerang tanpa henti sampai semuanya dikalahkan. Perubahan ini sungguh tidak biasa. Kami mendiskusikannya dan menyimpulkan bahwa:</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Kemungkinan besar seorang komandan terjebak dalam banjir dan tenggelam.”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Hyurumi mengungkapkannya dengan kata-kata yang paling ringkas saat dia bersantai di dalam kereta, kakinya berada di tepian. Ada senyum masam di wajahnya saat kami saling bertukar pandang.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Ngomong-ngomong, kami sudah memberi tahu Kikoyu dan yang lainnya tentang keberadaan 'Komandan' ini dan mereka tampak yakin juga.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Mungkin saja mereka mengendalikan Lava Demon dan mencoba membuatnya memecahkan penghalang di sekitar Labirin. Sayang sekali mereka tenggelam bersama dengan Lava Demon.”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Kalau begitu, manipulator manusianya pasti benar-benar tenggelam atau mati tertimpa aliran air yang tiba-tiba. Betapa menyedihkan bagi Komandan lantai ini untuk mati bahkan tanpa muncul.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Dengan kata lain, dengan hilangnya 'komandan', masalah di Floor ini telah terselesaikan?” tanya Kikoyu dengan sungguh-sungguh.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Mungkin sulit untuk mengatakannya karena kami tidak memiliki bukti apa pun. Benar-benar tidak ada cara bagi kami untuk menyelidiki masalah ini lebih lanjut,” kata Hyurumi.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Kami memang mencoba mencari tahu jenis kerusakan apa yang telah kami timbulkan akibat banjir yang tiba-tiba itu. Namun, dengan banyaknya jalan yang terbelah, tidak ada cara nyata untuk mengetahui apa yang telah terjadi. Pada akhirnya, kami memutuskan untuk menyerah saja dan keluar dari tempat ini.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Akan sangat bagus jika kita bisa menangkap Komandan Maze dan membuat mereka berbicara, tapi jika mereka hanyut oleh arus, peluang untuk bertahan hidup akan kecil.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Yah, Dungeon itu tidak akan rusak meskipun kita kehilangan lantai ini,” kata Ketua Bear. “Pada akhirnya, lebih baik mengevakuasi warga dari lantai ini ke Clearflow Lake untuk sementara waktu. Setidaknya sampai Dungeon itu stabil.”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Dengan kata lain, mungkin merupakan langkah bijaksana untuk meninggalkan lantai ini karena lantai ini jarang menerima pengunjung.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Jadi, rencananya adalah memindahkan semua orang ke Clearflow Lake?” tanya Hyurumi.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Haahh, mungkin ada tumpukan dokumen yang menungguku di sana…” Ada ekspresi aneh yang tak terlukiskan di wajah Ketua Bear.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Aku baru saja mempertimbangkan untuk memberikan Jus Madu Lemon yang menenangkan kepada Ketua ketika sebuah tangan kecil menyentuh sisi tubuhku.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Hakkon-san, mungkin aku lancang, tapi jika kamu ingin berbicara dengan Ramis-san, mungkin aku bisa menerjemahkannya untukmu?”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Tentu saja itu adalah Kikoyu. Dia mencondongkan badannya keluar dari kereta, tangannya menempel di sisi tubuhku. Aku ingin segera menjawab 'Ya', tapi aku menelan dorongan itu. Ini mungkin kebanggaan kecil, tapi aku ingin berkomunikasi dengannya melalui kemampuanku sendiri.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Aku tidak tahu kapan aku bisa berbicara lebih lancar atau belajar <Telepati>, tapi aku tetap ingin menjalin komunikasi melalui kemampuan aku sendiri. Belum lagi, jika aku berbicara melalui Kikoyu, dia akan memiliki akses ke semua diskusi pribadi kami.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Tujuanku adalah suatu hari nanti bisa berbicara dari hati ke hati dengan Ramis, hanya kami berdua. Jadi, mari kita bersabar untuk saat ini.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">"Itu baik-baik saja"</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">"Jadi begitu. Aku minta maaf karena telah melampaui batas.”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">"Tidak terima kasih."</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Tawaran Kikoyu datang dari kebaikan, jadi aku tidak akan mengkritiknya. Oleh karena itu, aku akan mengucapkan terima kasih.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Pastinya suatu saat nanti aku bisa berbicara lebih banyak dengan Ramis. Jadi, tolong tunggu aku sampai hari itu tiba.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Hm? Apakah kamu mengatakan sesuatu, Hakkon?”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">"TIDAK"</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Aku frustrasi dengan kurangnya kosa kata dan jumlah suku kata. Namun, suatu hari nanti, kami akan bisa berbicara sampai tenggorokan kami kering.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Lingkaran teleportasi telah terisi! Semuanya bagus! Aliran sihirnya normal!” Hyurumi berteriak sambil menari mengelilingi lingkaran teleportasi, mencoba memeriksa semuanya sekaligus.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Sepertinya dia benar-benar kecewa pada dirinya sendiri karena tidak memahami trik di dalam lingkaran dan mengada-ada dengan memeriksa ulang semuanya sebanyak tiga kali. Ini adalah pertama kalinya aku melihatnya begitu berhati-hati.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Kalau begitu, izinkan aku pergi sendiri dulu. Sudah menjadi tugas aku sebagai Ketua untuk memastikan keselamatan warga.”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Ketua Bear melangkah ke tengah lingkaran teleportasi, senyuman muncul di wajahnya.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Aku cukup yakin kali ini akan baik-baik saja, tapi aku rasa seseorang harus mencobanya terlebih dahulu. Jika ini gagal, mohon maafkan aku, Ketua.”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">"Aku percaya kamu. Jika benar-benar gagal, ada baiknya dilakukan terlebih dahulu karena akan menjamin keselamatan orang lain. Aku tidak akan menyesalinya.”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Ketua Bear benar-benar pantas dihormati sebagai seorang pemimpin. Jika seseorang berpikir secara logis, mungkin lebih baik bagi masa depan Clearflow Lake Floor jika Ketua pergi kemudian, dan mengambil alih komando orang-orang sekarang.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Namun, menurut aku sungguh mengagumkan jika seorang pemimpin mengambil inisiatif menghadapi krisis demi kepentingan orang lain.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Aku telah melihat banyak walikota dan anggota dewan yang hanya tahu bagaimana mengucapkan kata-kata yang baik, namun jarang menempatkan diri mereka dalam bahaya demi kepentingan orang lain. Berapa banyak pemimpin sejati di dunia ini?</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Hyurumi menyentuh tepi lingkaran teleportasi dan menggumamkan sesuatu dengan pelan. Itu pasti semacam kata kunci yang mengaktifkan lingkaran. Cahaya biru tiba-tiba keluar dari lingkaran teleportasi dan Ketua Bear menghilang dalam cahaya.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Terakhir kali ini terjadi, lampu merah muncul. Namun, kali ini warna yang lebih normal muncul.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Begitu cahaya mencapai langit-langit, tidak ada tanda-tanda keberadaan Ketua Bear.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Aliran magisnya tetap normal. Aku bisa merasakan hubungan lingkaran teleportasi ini dengan lingkaran di atas. Ya, ini sukses!”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Hyurumi menyatakan, tinju terkepal karena gembira.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Dia telah membuat beberapa pernyataan berani sebelumnya, tapi sepertinya dia benar-benar gugup apakah lingkaran itu benar-benar berfungsi.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Baiklah, ayo kita bergiliran. Kalian yang di sana, selanjutnya kalian pergi!”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Penghuni Maze Floor telah dikumpulkan dan akan diangkut ke Clearflow Lake dalam kelompok beranggotakan lima orang. Setelah penduduknya pergi, Kikoyu dan timnya juga melangkah ke lingkaran teleportasi. Mereka berencana untuk menetap di Clearflow Lake untuk sementara waktu dan memutuskan langkah selanjutnya. Akan sangat bagus jika mendapat bantuan mereka, tapi party Kikoyu punya tujuan mereka sendiri, jadi kita tidak bisa memaksa mereka untuk bergabung dengan kita.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Baiklah, tinggal kita saja yang tersisa. Ayo pergi bersama."</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Hyurumi juga melangkah ke dalam lingkaran teleportasi. Ramis pindah ke tengah lingkaran denganku di punggungnya.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Akhirnya, kita bisa kembali ke Clearflow Lake Floor, bukan? Sudah hampir sebulan sejak aku meninggalkan tempat itu, kan? Aku belum mencatat berapa hari, tapi ada perasaan samar bahwa puncak musim panas pasti sudah lewat saat itu.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Bahkan jika kami pergi atau terjadi sesuatu pada kami, pasangan lansia dan penjaga gerbang akan tetap ada di sana. Ketua Starting Floor juga ada di sana sekarang, jadi tidak perlu khawatir tentang rantai komando. Sungguh meyakinkan untuk berpikir bahwa kita akan kembali ke tempat yang tertib, jika bukan perdamaian.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Aku akan mengaktifkannya sekarang~”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Oke~”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">"Selamat datang"</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Ramis dan aku membalas dengan riang.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Begitu kami tiba di sisi lain, aku harus menyiapkan stok untuk pelanggan tetap aku.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Karios dan Gols pasti sudah tidak sabar menungguku. Haruskah aku mengejutkan mereka dengan memamerkan beberapa produk dari <Convenient Store Vending Machine>?</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Aku juga ingin mengetahui apa yang terjadi pada orang-orang yang pindah dari Lantai Pemula, khususnya anak-anak yatim piatu. Apakah mereka rukun di sana?</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Aku harus memberi mereka makanan dan permen favorit mereka.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Saat aku menelusuri daftar hal-hal yang harus dilakukan setelah aku kembali ke Clearflow Lake Floor, lingkaran teleportasi diaktifkan dan lampu merah muncul dari tanah.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">…Tunggu, lampu merah?!</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">"Apa yang sedang terjadi?! Tidak ada apa-apa dengan lingkaran tadi?!”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Hyurumi berteriak sambil menatap cahaya yang semakin terang. Dia menggelengkan kepalanya karena bingung dan berteriak.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Kita harus keluar!” Ramis balas berteriak.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">"TIDAK! Jika kita meninggalkan lingkaran setelah diaktifkan, kita bisa meninggalkan bagian tubuh kita!”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Teleportasi sebagian tubuh akan menjadi bencana!</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Apa yang harus kita lakukan? Teleportasinya akan benar-benar aktif dalam beberapa detik lagi. Tidak bisakah kita melakukan apa pun—?</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">"TIDAK! Aku tidak ingin meninggalkan Hakkon!!”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Ramis menurunkanku, hanya untuk berbalik dan meraihku erat dari depan.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Aku juga tidak ingin berpisah dari Ramis. Namun, situasi ini bisa saja terulang kembali seperti saat itu. Kami tidak tahu ke mana orang akan dipindahkan. Kami hanya bisa berharap bahwa kami semua akan dipindahkan ke Lantai yang sama. Selama semua orang bersama… tunggu, bersama?</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Menaikkan volumeku hingga maksimal, aku berseru, “Ayo, kema-ri”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Hyurumi, yang kelihatannya hampir pingsan, mendongak secara refleks. Untungnya, otaknya yang cepat langsung memahami pesanku dan dia segera berlari menghampiri kami.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Dia praktis menjatuhkan dirinya dan menempel di sisiku bersama Ramis.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Itu semacam pertaruhan, tapi bukan pertaruhan yang buruk. Aku mengaktifkan <Barrier> di sekitar kami untuk jaminan ekstra. Mungkin dengan cara ini, lingkaran teleportasi akan menganggap kami sebagai satu kesatuan dan memindahkan kami bersama ke lantai yang sama.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Saat lampu merah yang tidak menyenangkan muncul di sekitar kami, Ramis dan Hyurumi menutup mata mereka dan memelukku erat.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Tolong, biarkan semua orang diteleportasi ke tempat yang sama!</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="color: #333333; font-family: Hannari; text-align: center;"><span style="font-size: large;"><span><a href="https://www.isekaichan.com/2024/03/jidouhanbaiki-ni-umarekawatta-ore-wa-meikyuu-ni-samayou-web-novel-bahasa-indonesia-chapter-131.html">PREVIOUS CHAPTER</a> <span> </span> </span><a href="https://www.isekaichan.com/p/jidouhanbaiki-ni-umarekawatta-novel.html">ToC</a> <a href="https://www.isekaichan.com/2024/03/jidouhanbaiki-ni-umarekawatta-ore-wa-meikyuu-ni-samayou-web-novel-bahasa-indonesia-chapter-133.html">NEXT CHAPTER</a></span></div><div style="color: #333333; font-family: Hannari; text-align: left;"><span style="font-size: large;"><span><br /></span><span><br /></span></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><span style="color: #333333; font-family: georgia, "times new roman", serif;">TL: Hantu</span><span style="color: #333333; font-family: Hannari;"> </span></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="color: #333333; font-family: Hannari;"><span style="color: #333333; font-family: georgia, "times new roman", serif; font-size: large;">EDITOR: Zatfley</span></span></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div>Hantuhttp://www.blogger.com/profile/14707081111443387734noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2837239695577548178.post-66087398371683423292024-03-05T09:33:00.006+07:002024-03-05T09:38:05.636+07:00Jidouhanbaiki ni Umarekawatta Ore wa Meikyuu ni Samayou Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 131 - Gadis yang Jatuh dari Surga<p style="text-align: center;"><span style="font-size: x-large;">Chapter 131 - Gadis yang Jatuh dari Surga</span></p><div class="separator" style="clear: both;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEguV3j6bEpDWek2s1RRQYQz1ouU6olOI-f9hSZJR_gJImHnd1rlgv_6L5FWfHVy77vd4xC7Gaq35OtrPE5kOYQ_HYAvcrseQTyx91W7oks6tSXhVJp2fzyAu9iidXaVt28GZdOih1F1P5nfBJ7LPAmA7o1sKuzHY3zfqRa8gFRFx0dSQHGTJA_NpB9e/s900/unknown.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-size: large;"><img border="0" data-original-height="900" data-original-width="600" height="654" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEguV3j6bEpDWek2s1RRQYQz1ouU6olOI-f9hSZJR_gJImHnd1rlgv_6L5FWfHVy77vd4xC7Gaq35OtrPE5kOYQ_HYAvcrseQTyx91W7oks6tSXhVJp2fzyAu9iidXaVt28GZdOih1F1P5nfBJ7LPAmA7o1sKuzHY3zfqRa8gFRFx0dSQHGTJA_NpB9e/w434-h654/unknown.png" width="434" /></span></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div></div></div><div style="text-align: justify;"><div style="background-color: white; margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><br /></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Hakkon, kamu baik-baik saja! Eh, ada burung yang memelukmu!”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Oi, berhentilah menggeliat di udara!</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Ramis mengepakkan lengannya dan menunjuk ke arahku, nampaknya terkejut melihat Kuroyata memegangi diriku yang terbuat dari karton.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Tem-an”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Kuwak!”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Aku mengatakan 'teman' sebagai cara paling sederhana untuk menjelaskan hubungan kami, dan Kuroyata sepertinya baik-baik saja dengan itu.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">"Oh begitu. Senang bertemu denganmu, aku Ramis!”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Kwaak kuwaak—”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Meskipun menurutku salam itu penting, namun hal itu tidak boleh dilakukan saat seseorang sedang melayang-layang di langit.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Kuroyata menutup jarak dan mengulurkanku pada Ramis yang dengan senang hati memelukku. Ia kemudian mengepakkan sayapnya dan terbang di atas kami. [1] Sebelum aku sempat bertanya-tanya ke mana perginya, kami tiba-tiba bergerak melawan angin. Kupikir Kuroyata pasti memegang bagian atas parasut dan sekarang membimbing kami menuju tempat teman-teman kami berkumpul.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Aku sangat senang Hakkon aman. Kami cukup beruntung bisa kembali ke Clearflow Lake Flow–”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Oi”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Aku meningkatkan volume suaraku untuk menunjukkan kemarahan.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Kalau-kalau pesannya masih belum jelas, semua lini produk diubah menjadi kaleng minuman dengan tulisan ‘panas’ dalam huruf merah di depannya.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Mungkinkah, Hakkon… kamu marah?”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Y-a marah”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Di-am”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Ehhhh, jangan seperti itu, Hakkon. Aku sangat mengkhawatirkanmu, dan lingkaran teleportasinya tidak berfungsi–”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Alasan mengapa dia bertindak begitu ceroboh adalah karena kekhawatiranku. Hal ini membuatku semakin marah. Dia bisa saja mati jika ada bagian dari rencananya yang salah. Bahkan orang seperti dia bisa terluka jika dia salah mendarat. Jika dia berhasil mendarat dengan selamat menggunakan parasut, ada terlalu banyak monster di labirin untuk bisa keluar dengan selamat, bahkan untuk seseorang dengan kekuatannya yang besar.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Memang benar aku ceroboh. Jika situasinya sangat menyedihkan dan aku tidak punya pilihan lain, aku mungkin akan melakukan sesuatu yang bodoh, tapi… Aku tidak bisa melupakan kenyataan bahwa Ramis berada dalam bahaya. Tentu saja, balok es yang jatuh itu menyelamatkanku dari Lava Demon yang sedang beregenerasi, tapi aku masih tidak bisa melupakan fakta bahwa Ramis berada dalam bahaya saat melakukan itu.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Jadi, aku menerobos lantai dan—” Ramis terus berbicara, bahkan menendang kakinya sebagai salam saat kami mendekati tanah tempat Hyurumi dan Ketua Bear menunggu bersama.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Sekarang, biarkan kami mendengarkan alasanmu.”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Kami mencapai tanah dan menemukan Hyurumi dengan senyum di wajahnya, tapi pembuluh darah jelas bergerak-gerak di pelipisnya. Ketua Bear melipat tangannya di dada sambil menatap kami dengan mantap.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Perhatianku telah teralihkan oleh Ramis yang tiba-tiba turun dari langit dan benar-benar melupakan Lava Demon. Sekarang aku mempunyai pola pikir untuk melihat, tidak ada yang tersisa dari iblis itu kecuali beberapa batu hitam berserakan di kakiku. Kupikir Ketua Bear pasti telah mendaratkan pukulan terakhir jika dilihat dari bekas cakaran di beberapa batu.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“E-eh? Kupikir kamu akan senang bertemu denganku?”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Ramis mendarat denganku di bawah satu lengannya, tangannya yang lain menggaruk bagian belakang kepalanya.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Ramis, Balok es yang jatuh dari celah antar lantai melemahkan Lava Demon, itu yang kami syukuri. Namun, mengapa kamu melompati lantai? Apakah kamu tidak ingat betapa khawatirnya kamu ketika Hakkon jatuh ke lantai?”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Dimarahi oleh Ketua Bear sepertinya telah meyakinkan Ramis bahwa dia telah melakukan hal buruk saat dia mundur dari pose cerianya.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Itu benar. Meskipun aku senang bahwa kami akhirnya dapat bertemu lagi dan bersyukur bahwa balok es itu jatuh pada saat yang tepat… Aku tidak dapat memikirkan bagaimana hal itu bisa terjadi.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Pertama, ceritakan pada kami apa yang terjadi setelah kita berpisah dan bagaimana kamu bisa jatuh dari langit. Aku akan memutuskan apakah akan marah setelah itu,” Hyurumi berkata dengan sikapnya yang sangat tenang.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Yah, menurutku adalah tindakan yang tepat untuk menunda kemarahan sampai seseorang mendengar semua detailnya. Lagi pula, tidak ada gunanya marah atas sesuatu yang tidak bisa ditolong.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Bukannya menjawab kami, Ramis malah melihat ke arah Kikoyu dan yang lainnya. Dia tampak sedikit khawatir tetapi menahan diri untuk tidak bertanya tentang hal itu. Kikoyu sepertinya telah membaca suasana dan menjaga jarak, memahami bahwa dia adalah orang luar dalam masalah ini.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Umm, kami beruntung dan dikirim ke Clearflow Lake Floor. Ketua Starting Floor bersamaku. Bagaimanapun, lingkaran teleportasi berhenti bekerja jadi kupikir aku akan meminta bantuan Kakek, tapi dia bilang akan butuh waktu untuk menyesuaikan lingkarannya jadi aku memikirkan solusiku sendiri.”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Jadi, Ketua Starting Floor ada di Clearflow Lake? Itu kabar baik. Jadi satu-satunya yang belum ditemukan saat ini adalah Mishael, Shui dan Hevoy.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Mishael dan Hevoy mungkin bisa bertahan dalam situasi apa pun, tapi aku mengkhawatirkan Shui. Sebagian besar karena ketergantungannya yang berlebihan pada senjata jarak jauh dan… situasi makanannya.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Ngomong-ngomong, Kakek bilang dia mungkin bisa membuat lingkaran teleportasi berfungsi. Karena aku hanya akan menghalangi jalannya, aku mencoba mencari cara lain.” Ramis tiba-tiba terdiam sambil melirik Hyurumi.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Apa yang terjadi selanjutnya, Ramis?”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Um, jadi, jangan marah, oke? Ingat bagaimana ketua mengatakan bahwa lapisan antar lantai bisa retak lagi jika dihajar? Jadi, aku pergi untuk melihat celah itu dan menemukan sebuah kolam di atasnya. Lagi pula, aku berpikir 'mengapa tidak memecahkan lantai saja dan naik ke level berikutnya?' dan mengobrak-abrik kotak peralatan sihir Hyurumi…”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Ah, ada cahaya aneh di mata Hyurumi. Dia juga memasang ekspresi yang belum pernah kulihat sebelumnya… Aku sebaiknya diam saja dan mendengarkan.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Dengar, aku menemukan tas punggung yang menurutmu bisa menjaga seseorang tetap aman saat jatuh dari tempat tinggi. Ada juga beberapa magic tool pembekuan air, aku tidak tahu berapa banyak yang harus digunakan, jadi aku membuang semuanya ke dalam air, tee hee~”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Ramis terkikik dengan lidahnya yang menjulur manis dari sisi mulutnya. Untuk melengkapi tampilan imutnya, dia bahkan menepuk kepalanya dengan ringan dengan kepalan tangannya. Namun, Hyurumi menyipitkan matanya lebih jauh.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Apakah kamu tahu berapa biayanya… untuk membuat magic tool itu?”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Hyurumi memiringkan kepalanya ke samping, hingga kepalanya benar-benar bersandar di bahunya. Dengan wajahnya yang tanpa ekspresi, dia tampak seperti sesuatu dari film horor yang pernah kulihat bertahun-tahun yang lalu.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Eh, um, sekitar 10 koin perak?”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Ya ampun~ ini 10 koin emas,” suara Hyurumi awalnya terdengar ringan dan cerah, tapi berubah menjadi sesuatu yang mengerikan.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Aku akan membayarmu kembali segera setelah saya mampu membelinya!”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Reaksi Ramis adalah membungkuk lebih dari 90 derajat untuk meminta maaf.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Hahh… baiklah, terserah, lanjutkan ceritamu.”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Um, jadi, setelah membekukan kolam, aku meninjunya dengan sekuat tenaga. Lantainya terbelah lagi dan kepalaku terjatuh terlebih dahulu… dan begitulah!”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Haahhh…”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Aku dapat sepenuhnya memahami desahan sedih dari Ketua Bear dan Hyurumi. Ini terlalu gegabah.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Ramis, bagaimana kalau kami tidak berada di Maze Floor? Apa yang kamu rencanakan?”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Itu benar, aku bisa memahaminya jika dia mengambil risiko yang sudah diperhitungkan dan menunggu jawabannya.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Umm, aku punya firasat…?”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Jadi, itu murni intuisi.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Omong-omong, apa rencanamu jika magic tool itu gagal?”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Umm, aku percaya pada Hyurumi~”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Ugh…”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Hyurumi tersipu karena keyakinan Ramis yang jelas padanya.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Mari kita akhiri ceramahnya di sini. Ramis, semua orang marah karena mengkhawatirkanmu. Aku ingin kamu memahaminya.”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Un, maaf sudah membuat semua orang khawatir~”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Ou, aku juga senang bertemu denganmu lagi, Ramis.”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Ya-ya ya”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Senang sekali kamu selamat, Ramis.”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Ekspresinya yang tadinya murung berubah, dan dia menyeringai cemerlang hingga bibirnya menutupi wajahnya.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Aku kembali, semuanya!”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Jadi, Kikoyu-chan benar-benar ingin bertemu Mister Field lagi, kan? Ya, ya, aku sangat mengerti.”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Kamu mengerti, kan? Dia adalah orang yang sangat penting bagi kami.”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Usai ceramah, acara makan selanjutnya relatif tenang. Selain Ramis dan Kikoyu yang melakukan hubungan baik secara tak terduga, semuanya berjalan seperti biasa. Gadis-gadis itu mengobrol sepanjang makan dan lama setelahnya.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Mengetahui bahwa tidak ada gunanya bagi pria untuk menyela pembicaraan perempuan, aku memutuskan untuk bersantai di dekat dinding bersama Ketua Bear, Kuroyata, dan Botan.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Aah… aku benar-benar tidak pandai berbicara seperti itu.”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Aku bertanya-tanya mengapa Hyurumi, seorang gadis, ada di grup kami.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Aku tidak bisa mendengar sebagian besar dari apa yang mereka berdua bicarakan, tapi kata-kata berat seperti 'cinta' dan 'suka', dilontarkan dengan cukup menakutkan. Jadi, kurasa itu sebabnya Hyurumi tidak bisa memahaminya.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Kurasa dengan kepribadiannya yang jantan dan menyegarkan, Hyurumi akan merasa mustahil untuk bergabung dengan ceria dalam percakapan feminin seperti itu. Nyatanya, aku sama sekali tidak bisa membayangkan dia mengobrol manis tentang cinta.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Mari kita bicara tentang hal-hal praktis di sini. Sepertinya magic stone dari Lava Demon cukup untuk mengaktifkan lingkaran teleportasi. Faktanya, menurutku kita memiliki kekuatan lebih dari cukup.”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Jika kita bisa mengaktifkan lingkaran teleportasi, bisakah kita sampai ke Clearflow Lake Floor?” tanya Ketua Bear.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Meskipun dia bertanggung jawab langsung atas Clearflow Lake, Ketua Bear telah meninggalkan lantai itu karena berbagai alasan. Dia ingin fokus membangun kembali desanya segera.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Dari cara dia duduk, sepertinya dia sedang menatap langit malam dengan sedih, namun kenyataannya, dia sedang menatap Lantai Danau Clearflow. Atau mungkin itu hanya khayalanku saja.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Kali ini aku akan memeriksa lingkaran teleportasi secara menyeluruh, jadi jangan khawatir.”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">“Aa, aku menantikannya.”</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Kegagalan lingkaran teleportasi sebelumnya pasti memukulnya dengan keras sebagai seorang insinyur alat sihir. Aku bisa melihat tekad di matanya untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama. Menurutku tidak apa-apa bagi kami untuk menyerahkan lingkaran teleportasi pada Hyurumi.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Saat kami kembali ke Lantai Danau Clearflow, Kakek dan Hyurumi dapat bekerja sama dan menemukan solusi untuk masalah lingkaran teleportasi secepatnya.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Pembicaraan beralih ke lantai mana yang harus kami jelajahi selanjutnya. Kami harus melacak tiga anggota lainnya yang menghilang. Kami masih harus menyelesaikan masalah yang dihadapi setiap lantai.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Masih banyak yang harus dilakukan, namun aku bersyukur bisa berada di lantai ini. Banyak hal yang kami peroleh disini, yang paling jelas adalah bertemu Kikoyu dan yang lainnya. Selain itu, mengetahui bahwa ada orang Jepang lain di luar sana yang telah bereinkarnasi ke dunia ini dalam keadaan yang sama denganku adalah sumber dukungan emosional yang besar bagiku.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;">Bertemu dengannya telah menjadi tujuanku di Dunia Lain ini. Aku akan menunggu fajar, memimpikan hari itu juga.</span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><div style="color: #333333; font-family: Hannari; text-align: center;"><span style="font-size: large;"><span><a href="https://www.isekaichan.com/2024/02/jidouhanbaiki-ni-umarekawatta-ore-wa-meikyuu-ni-samayou-web-novel-bahasa-indonesia-chapter-130.html">PREVIOUS CHAPTER</a> <span> </span> </span><a href="https://www.isekaichan.com/p/jidouhanbaiki-ni-umarekawatta-novel.html">ToC</a> <a href="https://www.isekaichan.com/2024/03/jidouhanbaiki-ni-umarekawatta-ore-wa-meikyuu-ni-samayou-web-novel-bahasa-indonesia-chapter-132.html">NEXT CHAPTER</a></span></div><div style="color: #333333; font-family: Hannari; text-align: left;"><span style="font-size: large;"><span><br /></span><span><br /></span></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="font-size: large;"><span style="color: #333333; font-family: georgia, "times new roman", serif;">TL: Hantu</span><span style="color: #333333; font-family: Hannari;"> </span></span></div><div style="margin: 0px 0px 10px;"><span style="color: #333333; font-family: Hannari;"><span style="color: #333333; font-family: georgia, "times new roman", serif; font-size: large;">EDITOR: Zatfley</span></span></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div>Hantuhttp://www.blogger.com/profile/14707081111443387734noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2837239695577548178.post-81823596307843259922024-03-05T09:26:00.004+07:002024-03-05T09:26:48.333+07:00Boukensha ni Naritai to Miyako ni Deteitta Musume ga S-Rank ni Nanetta Light Novel Bahasa Indonesia Volume 2 : Chapter 20 - Suasana Hening di dalam Ruangan<p style="text-align: center;"><span style="font-size: x-large;">Volume 2</span></p><p style="text-align: center;"><span style="font-size: x-large;"> Chapter 20 - Suasana Hening di dalam Ruangan</span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrVz5cVXVgaqUdzrwLfBYZs9WfIcks6FTDyxhT7GQRzr94j_e1bU2XBkDsXKKBSruFCprgeOkIyPkbVsnwYqdL554OeCXn8B9wUCpoHXa1lvphGnjkoGiCBDD8XtfimdeVvzVgfveJWic/s895/Kuma_Kuma_Kuma_Bear_Light_Novel_Volume_02.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrVz5cVXVgaqUdzrwLfBYZs9WfIcks6FTDyxhT7GQRzr94j_e1bU2XBkDsXKKBSruFCprgeOkIyPkbVsnwYqdL554OeCXn8B9wUCpoHXa1lvphGnjkoGiCBDD8XtfimdeVvzVgfveJWic/s895/Kuma_Kuma_Kuma_Bear_Light_Novel_Volume_02.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><div class="separator" style="clear: both;"><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgoidxpfZA2IQYr37B25IA13uQ4TKa-ms5NTQj7eILeZkvjPEEhcxHceQtNJKAAwFiZLw6Gc4AfIxJJI7Kxk9dWzux0xVH03SkEVOHRZFucuBJJnzw5SyKb5zxbJeiyLF4AKxf3aNHHRTRmnUr3VcNhJED2T9nhnfJd_XdUeT61M9149rsIEdgTzOnSywc" style="font-size: x-large; margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgoidxpfZA2IQYr37B25IA13uQ4TKa-ms5NTQj7eILeZkvjPEEhcxHceQtNJKAAwFiZLw6Gc4AfIxJJI7Kxk9dWzux0xVH03SkEVOHRZFucuBJJnzw5SyKb5zxbJeiyLF4AKxf3aNHHRTRmnUr3VcNhJED2T9nhnfJd_XdUeT61M9149rsIEdgTzOnSywc" style="font-size: x-large; margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEg7GuAb9lwj15Lzc8tUXOtnDyTytEAsQS-IYb3e4wOvN-dUrYRwulogGBr6kkNj5MV0cg7XICtjYIyxkMxeC6L1oefI390UIKzcGECxLC0XlWjubwjZsxUwLvUn65bxcdry1zrXnltgz1wuOvC39lt9zzDphcHquLYulw66cXC7S9WfXFEGBzAXjIqfKb8" style="font-size: x-large; margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEg7GuAb9lwj15Lzc8tUXOtnDyTytEAsQS-IYb3e4wOvN-dUrYRwulogGBr6kkNj5MV0cg7XICtjYIyxkMxeC6L1oefI390UIKzcGECxLC0XlWjubwjZsxUwLvUn65bxcdry1zrXnltgz1wuOvC39lt9zzDphcHquLYulw66cXC7S9WfXFEGBzAXjIqfKb8" style="font-size: x-large; margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiHmk-mUxvF0vFC0ihS4cjBlJGHkSRgaxR5__5L5aSmIrSRyeCKBbqf1bYeo504QClrcRpKVZyjYKfK4EzvfZgidE0qatbNDT324TPoU5gqr3V8mGFVtIeDM8FGocC90ETrIvuFCTLqGU3xKBxZxUPQwsPOAEPn2lCYWJAbW9gPee51F1L_fzL4Srw435g" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiHmk-mUxvF0vFC0ihS4cjBlJGHkSRgaxR5__5L5aSmIrSRyeCKBbqf1bYeo504QClrcRpKVZyjYKfK4EzvfZgidE0qatbNDT324TPoU5gqr3V8mGFVtIeDM8FGocC90ETrIvuFCTLqGU3xKBxZxUPQwsPOAEPn2lCYWJAbW9gPee51F1L_fzL4Srw435g" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjXzfiFmCvu6EnmxpcS9fqFAf3w5iCFceLtMTmxUw4vD6rVvZ0Gh8oy7rizY74mAgz73pIW0SKFqnEF2zm6fqICTYQZFhLpo5p6Qa5Crf6syvsbVw2E39eSnYShQ3N9DdTNVpAQV4PbnQXCULwvTtg0gBEuCEN6LbjcdP4szv3G0UHnVOX4yE5rPeyx7NY" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjXzfiFmCvu6EnmxpcS9fqFAf3w5iCFceLtMTmxUw4vD6rVvZ0Gh8oy7rizY74mAgz73pIW0SKFqnEF2zm6fqICTYQZFhLpo5p6Qa5Crf6syvsbVw2E39eSnYShQ3N9DdTNVpAQV4PbnQXCULwvTtg0gBEuCEN6LbjcdP4szv3G0UHnVOX4yE5rPeyx7NY" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEj02fSancPyR5KTo70nzsdtFnVw9TS0M-4azQWTUeou8xYIKRxMMZoPv9NZgsvHuBVTL9ubNeo4umAtuuc68wYXRVuklmc6W9-G0XT4cS6okRx_E52Kk9kxbwbuSrW7xtEyLvDmx1aWtUqnRBG3RIndYxxaQnaQU0JPW4yD16skEUJtsLcwij9v7vC5GGI" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEj02fSancPyR5KTo70nzsdtFnVw9TS0M-4azQWTUeou8xYIKRxMMZoPv9NZgsvHuBVTL9ubNeo4umAtuuc68wYXRVuklmc6W9-G0XT4cS6okRx_E52Kk9kxbwbuSrW7xtEyLvDmx1aWtUqnRBG3RIndYxxaQnaQU0JPW4yD16skEUJtsLcwij9v7vC5GGI" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhDY0j1NUSeUX4ny-8voYrDX_T5LYSpCa03bStzDsRqIqQT0IfLuCiwfyDweJovO2FBDTFPI08CaHHVU1LWMZkBRKFMmO7kjtxjPt3f8RtsKmHos8gKQd6_RTUpMuD00IZPpKvSy9xE4qcnexupTKmJlR9lixsSIFlVkcN2ycTgj3-sN62I1VmlrIbWmGQ" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhDY0j1NUSeUX4ny-8voYrDX_T5LYSpCa03bStzDsRqIqQT0IfLuCiwfyDweJovO2FBDTFPI08CaHHVU1LWMZkBRKFMmO7kjtxjPt3f8RtsKmHos8gKQd6_RTUpMuD00IZPpKvSy9xE4qcnexupTKmJlR9lixsSIFlVkcN2ycTgj3-sN62I1VmlrIbWmGQ" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjte83LE9iF83OV5Jie1IZFRZjds3kmGK5oehTUzs39RltjL-j8d0ITQyWfBMJEtugwDw4W_7k3prUbTUVGbzjZ9fyEpSQpNpPvVEv3WPG0n2PwICpVeSY_mcomgpfKjJvJL3a_tUaNVW9NGIe10bcv4y_8UMMf21hzmBfdgAB5hDtIeqQjTmlhX-v1ycw" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" data-original-height="1650" data-original-width="1275" height="579" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjte83LE9iF83OV5Jie1IZFRZjds3kmGK5oehTUzs39RltjL-j8d0ITQyWfBMJEtugwDw4W_7k3prUbTUVGbzjZ9fyEpSQpNpPvVEv3WPG0n2PwICpVeSY_mcomgpfKjJvJL3a_tUaNVW9NGIe10bcv4y_8UMMf21hzmBfdgAB5hDtIeqQjTmlhX-v1ycw=w447-h579" width="447" /></a></div><br /></div><br /></div></div></div></div></div><br /><br /></div></div></div><div style="text-align: justify;"><div><span style="font-size: large;">Ruangan itu sunyi senyap. Belgrieve bangun pagi-pagi, seperti kebiasaannya, tapi semua orang masih tertidur lelap. Dia diam-diam keluar untuk berjalan-jalan di sekitar Rodina.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Rasa sakit di tubuhnya sudah sedikit mereda tetapi belum juga hilang. Itu benar-benar berlanjut ke tingkat yang menyusahkan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dia melewati para petani yang berangkat kerja dan melihat asap dari masakan sarapan membubung. Kota ini tidak berbeda dengan Turnera dalam hal itu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dia bisa mencium bau babi di sana-sini—sedikit berbeda dengan bau domba dan kambing. Dia tidak tahu apakah itu bau badan atau kotoran mereka, tapi itu sedikit menyengat hidungnya karena dia tidak terbiasa dengan hal itu. Kalau dipikir-pikir, bukankah baunya seperti ini saat terakhir kali aku datang ke Rodina? dia mengenang.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dia kembali ke penginapan saat matahari terbit. Para pelancong yang harus berangkat lebih awal sudah bangun dan makan. Ketika dia kembali ke ruang komunal, dia tidak melihat pria yang dia ajak bicara malam sebelumnya. Mengingat dia juga tidak ada di ruang makan, mungkin dia sudah pergi. Belgrieve merasa sedikit tidak enak karena telah menipunya, tapi tidak ada yang bisa dia lakukan jika pria itu tidak ada di sana.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Menaiki tangga ke lantai dua, dia menuju kamar anak perempuan. Sebelum dia mencapainya, pintu terbuka, dan Angeline muncul keluar.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Selamat pagi, ayah.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ah, pagi Ange… Apakah langkah kakiku keras?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ya… khususnya di lantai dua.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kaki kayunya mengeluarkan suara yang cukup keras saat dibenturkan ke lantai kayu, terlebih lagi jika ada ruang kosong di bawahnya. Belgrieve mengelus jenggotnya, frustrasi.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku harus membungkus ujungnya dengan kain lain kali…”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Heh heh.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Angeline menempel padanya. Dia menarik napas dalam-dalam seolah menghirup aroma pria itu. Kemudian, dia mengangkat wajahnya, tampak sangat puas.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Baiklah… Waktunya sarapan!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Tentu. Bagaimana dengan Anne dan Merry…?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ketika Belgrieve menyebut mereka, mereka mengintip ke luar ruangan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kami siap.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Selamat pagi, Tuan Bell.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ya, pagi. Ayo sarapan dan berangkat.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Itu bukanlah produk khusus tanpa alasan—daging babi di Rodina sangat lezat. Tidak banyak daging segar di awal musim semi; sebagian besar diasamkan atau diasap, tapi itu pun berlimpah.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ham panggang yang diiris tebal dengan selada air pertama musim ini dan acar biji mustard diapit di antara dua roti. Berbeda dengan masakan Turnera yang sederhana, makanan ini berlimpah dan mengenyangkan. Tentu saja, itu memiliki label harga yang sesuai, tapi bagi para petualang Rank S, tidak perlu khawatir tentang uang. Mereka bisa menikmati makanan enak sejak fajar menyingsing.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Belgrieve takut apa yang akan terjadi setelah dia terbiasa makan seperti ini, tapi ini juga merupakan sensasi perjalanannya. Kehidupan normalnya begitu sederhana, dia merasa akan mendatangkan murka surga jika dia menuruti keinginannya terlalu banyak, memikirkan hal ini membuatnya sedikit bergidik. Namun gadis-gadis itu menutup wajah mereka seolah-olah itu bukan apa-apa.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Setelah sarapan, mereka istirahat sebentar sambil menyeruput teh bunga. Belgrieve ingin mengayunkan pedangnya, tapi dia mengingat pria itu dari malam sebelumnya. Mungkin dia bukan satu-satunya, dan akan ada masalah jika seseorang memperhatikannya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Belgrieve tidak membenci pertandingan sparring, tapi dia juga tidak ingin menonjol sebagai Red Ogre. Pertama dan terpenting, dia tidak sadar telah melakukan apa pun yang pantas mendapatkan namanya, dan tidak suka menerima penghargaan yang bukan miliknya. Tidak peduli apa kata orang, itu hanya meresahkan. Rasanya seperti dia mengkhianati ekspektasi mereka.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dia juga merasa kasihan karena mengirim pria itu untuk suatu keperluan yang bodoh, tetapi para pelancong adalah pertemuan sekali seumur hidup. Tentu saja, dia juga tidak ingin ada masalah yang tidak semestinya. Belgrieve diam-diam mengirimkan permintaan maaf.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tak lama kemudian, mereka sudah berada di jalan. Kuda itu telah beristirahat dan memakan makanannya hingga kenyang, dan penuh dengan energi, dan kereta berjalan dengan santai. Sejak fajar menyingsing, cuaca tetap mendukung. Sinar matahari agak menyilaukan, tapi tidak terlalu mengganggu setelah terhalang oleh kanopi.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Butuh dua hari penuh dari Rodina ke Bordeaux. Ada lebih banyak jalan pegunungan di sepanjang jalan, yang akan memakan sedikit waktu. Tepatnya di sanalah Angeline menyelamatkan Seren. Jalan di sana lebih padat dilalui, jadi tidak seburuk jalur dari Turnera ke Rodina, tapi perjalanannya masih lambat.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Suatu hari dihabiskan melintasi pegunungan menuju desa berikutnya. Mereka berangkat keesokan harinya dan hendak mencapai Bordeaux, ketika langit berangsur-angsur tertutup awan tebal, dan akhirnya hujan mulai turun.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Hujan awal musim semi berarti tetesan-tetesan besar, dan tetesan-tetesan ini berceceran di kanopi. Tidak jarang turun salju di wilayah utara, namun saat hujan paling banyak hanya gerimis. Tidak biasa kalau semuanya turun sekaligus seperti ini.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Anginnya lemah, sehingga tidak banyak air yang masuk ke dalam gerobak, namun masih basah. Tetesan demi tetesan, membentuk kabut yang tertinggal. Kuda itu juga harus memperlambat langkahnya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Astaga, apa yang kita punya di sini?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Urgh… Cuaca mulai dingin…” Angeline dengan gelisah menempel pada Belgrieve. Rambutnya basah. Ada uap mengepul dari tubuh kuda yang menarik kereta. Saat mereka mencapai Bordeaux, menggigil, matahari sudah terbenam, dan hujan terus turun.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Bordeaux adalah kota terbesar di utara Orphen. Hal ini terutama karena di sanalah Bordeaux House, rumah penguasa daerah, berada. Ada lahan pertanian pedesaan yang tersebar di sekitarnya, dan kota, yang dikelilingi tembok batu, tampak ramai. Itu tidak sebesar Orphen, tapi orang-orang di dalamnya sama bersemangatnya, jika tidak lebih dari itu. Mungkin talenta yang dikumpulkan Helvetica melakukan tugasnya dengan baik.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Mereka enggan mengunjungi tanah milik tuan tanah yang terlihat basah dan menyedihkan. Untuk saat ini, mereka memesan kamar di penginapan untuk beristirahat dan sepakat akan mampir keesokan harinya. Tentu saja, mereka telah duduk sepanjang perjalanan, namun goyangan gerobak telah menimbulkan dampak yang mengejutkan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Penginapan yang mereka temukan di Bordeaux jauh lebih besar daripada penginapan di Rodina. Bar di lantai pertama sangat ramai—ini jelas merupakan tempat yang dihantui para petualang, dan mereka dapat melihat banyak orang yang terlihat seperti itu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Pemiliknya jelas-jelas menunjukkan rasa jijik saat menyambut pesta basah kuyup itu, tapi hal ini berubah total setelah Angeline dengan cemberut menunjukkan pelat Rank S-nya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Silahkan, masuk. Aku memaksa.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Mereka dibawa ke sebuah ruangan dengan tas mereka. Angeline memandang Belgrieve dengan puas. Dia belajar menghitung. Belgrieve menghela nafas dan mengikuti. Ruangan itu berukuran layak dengan dua tempat tidur. Mereka akan bisa tidur dua orang per tempat tidur seperti ini.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kalau dipikir-pikir lagi, Belgrieve sering tidur di atas jerami dan di lantai, dan dia terkejut betapa lamanya waktu yang telah berlalu sejak dia tidur di kasur tersebut. Kelembutan itu membuatnya bingung saat menyentuhnya. Apakah dia bisa tidur?</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Mereka meninggalkan barang-barang mereka, mengganti pakaian mereka yang basah kuyup, dan kembali ke lantai pertama. Di sana sangat ramai. Sekelompok suku pengembara sedang memainkan lagu-lagu, bercampur dengan denting peralatan makan dan hiruk pikuk percakapan, tawa, dan teriakan sekaligus.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ini hidup.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ya… aku lapar.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tidak ada meja yang kosong, jadi mereka menurunkan diri di konter. Penginapannya tidak hanya besar, tapi fasilitasnya juga tertata rapi. Bahkan ada kulkas ajaib yang mahal. Menunya cepat, dan termasuk makanan laut meskipun jauh dari laut. Namun, nama hidangan itu tidak ada artinya bagi Belgrieve. Dia pernah melihat beberapa dari mereka sebelumnya, tapi hampir tidak ada yang tersisa dalam ingatannya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dia terutama menyerahkan pesanan makan malam kepada yang lain. Sementara itu, dia meminta bir putih khas Bordeaux kepada bartender, dan beberapa hidangan ikan teri kecil—itu adalah salah satu ikan yang samar-samar dia kenali. Ale adalah alkohol berbahan dasar biji-bijian. Rasanya pahit berbeda dari anggur dan sari buah apel, dan dia sedikit terkejut karenanya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ikan teri adalah ikan asin berukuran kecil dan tampaknya disajikan bersama sayuran rebus dan roti. Mereka sedikit difermentasi, memberikan rasa pedas yang aneh pada rasanya. Ini juga membuatnya kaget.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Angeline terkikik. “Ayah, acar ikan teri itu rasanya enak…”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kamu bisa saja memberitahuku itu sebelumnya.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hee hee, aku ingin melihat bagaimana reaksimu.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Maaf… Beberapa orang menyukainya. Aku pikir Kamu tahu apa yang Kamu lakukan.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Belgrieve mengangkat bahu. Dia tidak menganggapnya menggugah selera, tapi dia memesannya, jadi dia akan memakannya. Dulu ketika dia masih seorang petualang, dia harus makan apapun yang dia bisa temukan, dan dia sudah makan segala macam hal. Tampaknya seleranya telah menurun selama bertahun-tahun.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Saat dia menelan ikan teri dengan ekspresi masam, seorang tamu yang duduk di sampingnya angkat bicara.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hmph, kamu tidak mengerti betapa hebatnya ikan teri? Inilah sebabnya kamu akan selalu menjadi orang udik.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dia pikir itu tentang dia, jadi dia menoleh dan melihat bahwa gadis muda di sebelahnya sedang melihat ke arah lain. Dia tampak berusia sekitar sepuluh tahun dengan rambut panjang seputih salju.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Apakah kamu mendengarkan? Kedalaman rasa ini adalah sesuatu yang tidak bisa Kamu dapatkan di tempat lain. Menyebutnya asin atau bau... Wah, kamu baru saja mengumumkan kepada dunia bahwa kamu berasal dari antah berantah, Byaku.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Untungnya, dia sedang berbicara dengan orang lain—seorang anak laki-laki, kemungkinan besar adalah teman perjalanannya. Anak laki-laki itu meringis, jelas tidak menerimanya. Usianya sekitar lima belas atau enam belas tahun, rambutnya sama putihnya, meski sama sekali tidak terawat. Berbeda dengan gadis itu, dia memberikan kesan yang agak kotor.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Bukan masalahku... Aku tahu tidak enak saat mencicipinya. Tentu, Kamu tinggal di Lucrecia, jadi Kamu mungkin sudah terbiasa.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Lucrecia adalah tempat kuil utama Wina berada, berbatasan dengan Kekaisaran Rhodesia di tenggara. Negara teokratis yang berpusat pada para pendeta telah bertahan selama lebih dari dua ratus tahun. Wilayahnya terdiri dari semenanjung yang menjorok keluar dari benua, serta pulau-pulau di sekitarnya, dan memiliki hubungan yang dalam dengan laut. Karena ini adalah basis utama Gereja Wina, dengan penganutnya di seluruh benua, maka ia mempunyai pengaruh yang kuat terhadap semua negara tetangganya. Ada banyak sekali rumor dan insiden politik berantakan yang bermunculan karena hal ini.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Lucrecia jauh dari Bordeaux. Belgrieve terkesan mendengar pasangan muda itu telah menempuh jarak sejauh itu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Gadis itu meletakkan ikan teri di atas rotinya, menggigitnya, dan mulai berbicara dengan mulut penuh. “Yah, rasanya sama sekali tidak seperti ikan teri di Lucrecia. Ahh, aku ingin kembali, tapi akung, inilah aku. Di utara. Di antah berantah. Untuk apa?"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Diam dan makan… Kamu terlalu banyak bicara.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hei, Byaku! Sikap apa yang kamu ambil terhadap tuanmu?!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kursi bar gadis itu berguncang maju mundur karena kemarahannya. Itu pasti sebuah kursi tua, karena persendiannya terlepas seketika, membuatnya terjatuh ke belakang.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Eek!” Matanya terbuka ketakutan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Belgrieve segera mengulurkan tangan, menopang punggungnya untuk menghentikannya. Tidak tahu apa yang sedang terjadi, dia membuka dan menutup mulutnya dengan hampa.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Apakah kamu baik-baik saja?" Belgrieve bertanya. Gadis itu menoleh padanya dengan kaget. Kulitnya yang putih bersih menjadi sedikit merah.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“T-T-T-Terima kasih… Aku tidak membutuhkan bantuanmu!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Yang cukup membingungkan, rasa terima kasihnya tiba-tiba berubah menjadi kemarahan. Belgrieve memiringkan kepalanya, tapi dia sama sekali tidak merasa kesal saat dia berurusan dengan seorang anak kecil.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Anak laki-laki itu mengambil alih dari sana, menurunkan gadis itu ke tanah. Dia tidak tersenyum sedikit pun, tapi dia mengangguk sopan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Maaf soal itu… Dia buruk dalam berkomunikasi.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hei, lihat siapa yang bicara! Kamu mencoba memberitahuku bahwa aku—mmff.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Anak laki-laki itu menutup mulutnya dengan tangan, menghela nafas muak. Mereka seperti saudara kandung, kata Belgrieve sambil tersenyum.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Apa yang salah...?" Ange mengintip.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Saat dia melihat wajahnya, anak laki-laki itu mengerutkan alisnya. “Jangan pedulikan kami. Kami berangkat, Yang Mulia.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Mmff! Urgh! Mmmf!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Anak laki-laki itu pergi, dengan gadis yang dipegangnya di bawah ketiaknya meronta-ronta. Duo yang sangat hidup. Belgrieve terkekeh dan mengusap janggutnya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Sekitar waktu itu, terdengar teriakan marah dari seberang.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Apa masalahmu?! Berhentilah memaksakan keberuntunganmu! Apakah kamu tahu siapa aku?! Aku Gort, si Petir sialan!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Seorang petualang membuat keributan. Ada sorot mata seorang pemabuk, dan Anessa, yang dia ajak berkelahi, dengan lelah melambaikan tangannya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kamu hanya seekor katak di dalam sumur. Aku telah melihat banyak orang sepertimu.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Jangan main-main denganku! Kamu pikir aku akan menahan diri hanya karena kamu seorang wanita?!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Pria itu meraih pedang di pinggulnya—tetapi sebelum dia bisa memegangnya, Anessa dengan cepat mengulurkan lengannya, meraih pergelangan tangannya, dan memutar. Pria itu berteriak.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Memilih pertarungan tanpa mengetahui kekuatan lawan. Kamu tidak akan hidup lama seperti itu, Tuan Petir.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Melihat ketenangan Anessa tetap teguh, para petualang di sekitarnya tertawa dan bersorak. Tampaknya pria itu sudah terkenal jahat. Wajahnya berkerut karena malu, dan dia segera pergi.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Miriam menyeringai, mendorong Anessa. “Mencoba terlihat keren, ya.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Diam. Hal-hal seperti itulah yang merusak reputasi semua petualang…”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Seorang pendekar pedang yang kalah dari pemanah kami dalam pertarungan jarak dekat…” Angeline memiringkan kepalanya. “Apakah dia benar-benar punya julukan…?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Bartender di seberang konter tertawa. "Tentu saja tidak. Dia adalah Rank C, julukan itu adalah sebutan untuk dirinya sendiri. Memang benar, dia masih cukup terampil…”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hmm… sungguh tidak keren…” gumam Angeline dan menyesap wine.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Belgrieve merasakan rasa malu yang aneh.Oh, putriku, bukankah kamu melakukan hal yang sama padaku?</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Para petualang, terkesan karena seorang gadis cantik telah menangani seorang pria dengan begitu mudah, mulai mentraktir mereka minuman, dan suasana di konter memanas.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kamu benar-benar memberikannya padanya. Kamu seorang petualang, Nona?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ya, di Orphen. Ini pestaku.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Wow, pesta gadis-gadis cantik! Apa yang ingin aku lihat!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kamu harus berpangkat tinggi untuk melakukan hal seperti itu pada Gort. A? A A?"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Anessa melirik Angeline dan Miriam, mendapatkan konfirmasi sebelum berkata. “Aku dan dia, kami AAA. Yang berambut hitam adalah Rank S.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kamu pasti bercanda…”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Tidak… tidak, tunggu. Gadis berambut hitam… Maksudmu Valkyrie Berambut Hitam?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Pembunuh iblis ?!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Angeline mengangguk, terlihat agak kesal, lalu rasanya seperti ada bom yang meledak saat bar itu meledak dan menimbulkan kebisingan. Kedatangan seorang petualang pada peringkat yang mereka impikan—dan bukan hanya para petualang, bartender juga merasa senang. Hal ini akan meningkatkan rating perusahaan tersebut.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Satu demi satu, mug dan cangkir diletakkan di depan mereka bertiga; semua orang ingin membawa pulang cerita tentang mentraktir pesta Rank S untuk minum. Dan di samping gadis-gadis yang dianggap penting, Belgrieve meminum birnya dengan tenang. Begitu dia sudah terbiasa dengan hal itu, rasa pahit yang mengejutkan itu menjadi cukup nikmat.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Salah satu pria yang bersemangat itu duduk di samping Belgrieve.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Luar biasa. Aku tidak pernah berpikir aku akan pernah melihatnya secara langsung, tidak sepanjang hidup aku. Hei, bukankah begitu?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Hmm? Ya aku kira."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Angeline berbalik. “Ayah… aku tidak bisa minum sebanyak ini. Kamu juga punya cukup banya.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kamu punya banyak… Ayah juga tidak bisa minum sebanyak ini.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Pria di sampingnya menatapnya dengan tatapan kosong. “Kamu adalah ayah Valkyrie Berambut Hitam?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Sebelum dia bisa menjawab, Angeline dengan penuh kemenangan mencondongkan tubuh ke arahnya. “Itu benar... Ayahku, Si Red Ogre Bel—mff.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Belgrieve dengan cepat menutup mulutnya, memainkannya sambil tertawa. Namun, dia jelas sudah terlambat. Mata pria itu menatap ke arahnya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Rambut merah...dan kaki pasak! Kalau begitu—maka kamu benar-benar si Red Ogre! Seorang pria yang bahkan mampu memimpin orang terkuat di Bordeaux, Sasha,!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“O-Omong-omong… Tidak, aku tidak seperti itu…”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Heeey, semuanya! Kita punya pesta hari ini! Kita tidak hanya memiliki Valkyrie Berambut Hitam, kita juga memiliki Ogre Merah!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Perhatian tertuju pada Belgrieve sekaligus, dan dia tersentak panik, hanya untuk dikepung dalam waktu singkat. Dari apa yang bisa dia kumpulkan dari tangisan para penonton yang terpecah-pecah, Sasha telah menyebarkan berita begitu jauh dan luas sehingga tidak ada seorang petualang di Bordeaux yang tidak mengenal Valkyrie Berambut Hitam atau Ogre Merah.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dia benar-benar tidak perlu melakukannya... Belgrieve memegangi kepalanya. Mungkin sebaiknya aku mulai memakai topi, pikirnya serius. Mencoba untuk membuat dirinya langka, dia mendekati telinga putrinya yang bangga dan berbisik.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ange… Bukankah aku sudah memberitahumu untuk tidak menyebarkannya?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Angeline tiba-tiba tersentak, seolah dia benar-benar lupa. “Itu benar… aku minta maaf.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tapi itu sudah terlambat. Dia merasa sudah terlambat saat dia memutuskan untuk bepergian bersamanya, tetapi meskipun mengetahui hal itu tidak bisa dihindari, hal itu tidak cocok untuknya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ketika pujian dan ekspektasi yang tidak selayaknya didapat menjadi tak tertahankan, penonton berpisah dengan lantang, “Maafkan aku!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ange! Master! Miriam dan Anessa!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Mereka menoleh ke arah suara yang mereka kenal, dan di sana berdiri Sasha, terengah-engah. Dia pasti berlari melewati hujan, karena poninya menetes. Para petualang sedang bersemangat.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Sasha dengan cepat berjalan mendekat dan menggandeng tangan Angeline.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku berlari secepat yang aku bisa setelah mendengar rumor kamu ada di sini! Jangan terlalu jauh! Kamu datang tanpa sepatah kata pun kepada kami! Jika Kamu baru saja mengirim pesan, kami akan menyambut Kamu!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Yah… Kami basah dan kotor, jadi kami pikir kami akan menunggu sampai besok.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Itu saja? Apa bedanya jika dermawan Bordeaux itu kuyup atau kotor?! Tolong, semuanya, datanglah ke rumah kami! Aku ingin memperkenalkan kakak perempuanku!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hmm… Apa yang harus kita lakukan?” Angeline melirik mereka yang lain.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Anessa dan Miriam mengangkat bahu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kalau dia bilang tidak apa-apa, kenapa tidak?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Ya. Aku yakin tempat tidur di sana lebih empuk.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Ayah?"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Belgrieve berpikir sebentar lalu mengangguk. “Aku datang untuk mengantarkan surat. Jika aku diundang, aku tidak punya alasan untuk menolak.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Yang terpenting, dia ingin melarikan diri dari tempat meresahkan ini.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Bagaimanapun, mereka menuju ke Bordeaux Estate. Itu adalah bukti lebih dari apa pun bahwa itu memang benar adanya, dan para petualang menjadi lebih bersemangat lagi. Pemilik penginapan itu kesal karena dia tidak bisa menikmati penginapan tempat pesta Rank S dan Red Ogre menginap, tapi Sasha membayar bonus selain biaya pembatalan, jadi dia mengirim mereka pergi tanpa keluhan. Dia mungkin akan mendapatkan promosi penjualan yang bagus keesokan paginya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Di luar masih hujan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><div style="font-family: "times new roman"; text-align: center;"><span style="font-size: large;"><a href="https://www.isekaichan.com/2024/03/boukensha-ni-naritai-to-miyako-ni-deteitta-musume-ga-s-rank-ni-nanetta-light-novel-bahasa-indonesia-volume-2-chapter-19.html">PREVIOUS CHAPTER</a> </span><span style="font-size: x-large;"> </span><span style="font-size: large;"><a href="https://www.isekaichan.com/p/boukensha-ni-naritai-to-miyako-ni.html">ToC</a> NEXT CHAPTER</span></div><div style="font-family: "times new roman"; text-align: left;"><span style="font-size: large;"><br /></span><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="font-family: "times new roman"; text-align: left;"><div style="text-align: justify;"><span><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="font-size: large;">TL: Hantu</span></span></span></div></div></div></div>Hantuhttp://www.blogger.com/profile/14707081111443387734noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2837239695577548178.post-13185208160795346972024-03-05T09:23:00.003+07:002024-03-05T09:27:04.720+07:00Boukensha ni Naritai to Miyako ni Deteitta Musume ga S-Rank ni Nanetta Light Novel Bahasa Indonesia Volume 2 : Chapter 19 - Mereka Bangun Sebelum Fajar<p style="text-align: center;"><span style="font-size: x-large;">Volume 2</span></p><p style="text-align: center;"><span style="font-size: x-large;"> Chapter 19 - Mereka Bangun Sebelum Fajar</span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrVz5cVXVgaqUdzrwLfBYZs9WfIcks6FTDyxhT7GQRzr94j_e1bU2XBkDsXKKBSruFCprgeOkIyPkbVsnwYqdL554OeCXn8B9wUCpoHXa1lvphGnjkoGiCBDD8XtfimdeVvzVgfveJWic/s895/Kuma_Kuma_Kuma_Bear_Light_Novel_Volume_02.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrVz5cVXVgaqUdzrwLfBYZs9WfIcks6FTDyxhT7GQRzr94j_e1bU2XBkDsXKKBSruFCprgeOkIyPkbVsnwYqdL554OeCXn8B9wUCpoHXa1lvphGnjkoGiCBDD8XtfimdeVvzVgfveJWic/s895/Kuma_Kuma_Kuma_Bear_Light_Novel_Volume_02.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><div class="separator" style="clear: both;"><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgoidxpfZA2IQYr37B25IA13uQ4TKa-ms5NTQj7eILeZkvjPEEhcxHceQtNJKAAwFiZLw6Gc4AfIxJJI7Kxk9dWzux0xVH03SkEVOHRZFucuBJJnzw5SyKb5zxbJeiyLF4AKxf3aNHHRTRmnUr3VcNhJED2T9nhnfJd_XdUeT61M9149rsIEdgTzOnSywc" style="font-size: x-large; margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgoidxpfZA2IQYr37B25IA13uQ4TKa-ms5NTQj7eILeZkvjPEEhcxHceQtNJKAAwFiZLw6Gc4AfIxJJI7Kxk9dWzux0xVH03SkEVOHRZFucuBJJnzw5SyKb5zxbJeiyLF4AKxf3aNHHRTRmnUr3VcNhJED2T9nhnfJd_XdUeT61M9149rsIEdgTzOnSywc" style="font-size: x-large; margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEg7GuAb9lwj15Lzc8tUXOtnDyTytEAsQS-IYb3e4wOvN-dUrYRwulogGBr6kkNj5MV0cg7XICtjYIyxkMxeC6L1oefI390UIKzcGECxLC0XlWjubwjZsxUwLvUn65bxcdry1zrXnltgz1wuOvC39lt9zzDphcHquLYulw66cXC7S9WfXFEGBzAXjIqfKb8" style="font-size: x-large; margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEg7GuAb9lwj15Lzc8tUXOtnDyTytEAsQS-IYb3e4wOvN-dUrYRwulogGBr6kkNj5MV0cg7XICtjYIyxkMxeC6L1oefI390UIKzcGECxLC0XlWjubwjZsxUwLvUn65bxcdry1zrXnltgz1wuOvC39lt9zzDphcHquLYulw66cXC7S9WfXFEGBzAXjIqfKb8" style="font-size: x-large; margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiHmk-mUxvF0vFC0ihS4cjBlJGHkSRgaxR5__5L5aSmIrSRyeCKBbqf1bYeo504QClrcRpKVZyjYKfK4EzvfZgidE0qatbNDT324TPoU5gqr3V8mGFVtIeDM8FGocC90ETrIvuFCTLqGU3xKBxZxUPQwsPOAEPn2lCYWJAbW9gPee51F1L_fzL4Srw435g" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiHmk-mUxvF0vFC0ihS4cjBlJGHkSRgaxR5__5L5aSmIrSRyeCKBbqf1bYeo504QClrcRpKVZyjYKfK4EzvfZgidE0qatbNDT324TPoU5gqr3V8mGFVtIeDM8FGocC90ETrIvuFCTLqGU3xKBxZxUPQwsPOAEPn2lCYWJAbW9gPee51F1L_fzL4Srw435g" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjXzfiFmCvu6EnmxpcS9fqFAf3w5iCFceLtMTmxUw4vD6rVvZ0Gh8oy7rizY74mAgz73pIW0SKFqnEF2zm6fqICTYQZFhLpo5p6Qa5Crf6syvsbVw2E39eSnYShQ3N9DdTNVpAQV4PbnQXCULwvTtg0gBEuCEN6LbjcdP4szv3G0UHnVOX4yE5rPeyx7NY" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjXzfiFmCvu6EnmxpcS9fqFAf3w5iCFceLtMTmxUw4vD6rVvZ0Gh8oy7rizY74mAgz73pIW0SKFqnEF2zm6fqICTYQZFhLpo5p6Qa5Crf6syvsbVw2E39eSnYShQ3N9DdTNVpAQV4PbnQXCULwvTtg0gBEuCEN6LbjcdP4szv3G0UHnVOX4yE5rPeyx7NY" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEj02fSancPyR5KTo70nzsdtFnVw9TS0M-4azQWTUeou8xYIKRxMMZoPv9NZgsvHuBVTL9ubNeo4umAtuuc68wYXRVuklmc6W9-G0XT4cS6okRx_E52Kk9kxbwbuSrW7xtEyLvDmx1aWtUqnRBG3RIndYxxaQnaQU0JPW4yD16skEUJtsLcwij9v7vC5GGI" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEj02fSancPyR5KTo70nzsdtFnVw9TS0M-4azQWTUeou8xYIKRxMMZoPv9NZgsvHuBVTL9ubNeo4umAtuuc68wYXRVuklmc6W9-G0XT4cS6okRx_E52Kk9kxbwbuSrW7xtEyLvDmx1aWtUqnRBG3RIndYxxaQnaQU0JPW4yD16skEUJtsLcwij9v7vC5GGI" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhDY0j1NUSeUX4ny-8voYrDX_T5LYSpCa03bStzDsRqIqQT0IfLuCiwfyDweJovO2FBDTFPI08CaHHVU1LWMZkBRKFMmO7kjtxjPt3f8RtsKmHos8gKQd6_RTUpMuD00IZPpKvSy9xE4qcnexupTKmJlR9lixsSIFlVkcN2ycTgj3-sN62I1VmlrIbWmGQ" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhDY0j1NUSeUX4ny-8voYrDX_T5LYSpCa03bStzDsRqIqQT0IfLuCiwfyDweJovO2FBDTFPI08CaHHVU1LWMZkBRKFMmO7kjtxjPt3f8RtsKmHos8gKQd6_RTUpMuD00IZPpKvSy9xE4qcnexupTKmJlR9lixsSIFlVkcN2ycTgj3-sN62I1VmlrIbWmGQ" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjte83LE9iF83OV5Jie1IZFRZjds3kmGK5oehTUzs39RltjL-j8d0ITQyWfBMJEtugwDw4W_7k3prUbTUVGbzjZ9fyEpSQpNpPvVEv3WPG0n2PwICpVeSY_mcomgpfKjJvJL3a_tUaNVW9NGIe10bcv4y_8UMMf21hzmBfdgAB5hDtIeqQjTmlhX-v1ycw" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" data-original-height="1650" data-original-width="1275" height="579" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjte83LE9iF83OV5Jie1IZFRZjds3kmGK5oehTUzs39RltjL-j8d0ITQyWfBMJEtugwDw4W_7k3prUbTUVGbzjZ9fyEpSQpNpPvVEv3WPG0n2PwICpVeSY_mcomgpfKjJvJL3a_tUaNVW9NGIe10bcv4y_8UMMf21hzmBfdgAB5hDtIeqQjTmlhX-v1ycw=w447-h579" width="447" /></a></div><br /></div><br /></div></div></div></div></div><br /><br /></div></div></div><div style="text-align: justify;"><div><div><span style="font-size: large;">Mereka bangun sebelum fajar dan berjalan mengelilingi desa sekali lagi. Angeline dengan semangat tinggi naik ke puncak bukit favoritnya dan menyaksikan matahari terbit di atas desa, menyatakan bahwa ini akan menjadi yang terakhir kalinya untuk sementara waktu. Di sekelilingnya masih dingin dan putih, tapi pemandangan yang dia lihat dari sana sudah berubah menjadi hijau.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Setelah kembali ke rumah untuk sarapan sedikit, mereka merapikan tempat tidur mereka dan membawa jerami ke gudang. Lantainya disapu bersih, dan mereka memastikan tidak ada sisa bara api di dalam api. Perapian itu menyala hampir setiap jam sepanjang hari, dan sudah lama sekali sejak api itu padam sepenuhnya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kemudian, gerobak itu dimuat. Itu jauh lebih kosong daripada sebelumnya, karena tidak banyak hadiah dari Turnera yang bisa dicari di ibu kota. Setelah persiapan selesai, Belgrieve melihat sekeliling untuk terakhir kalinya untuk memastikan dia tidak melupakan apa pun. Tampaknya dia sudah jelas.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kapan terakhir kali aku meninggalkan rumah dalam keadaan kosong selama lebih dari beberapa hari?” Belgrieve mengusap salah satu pilar penyangga. “Aku akan keluar sebentar. Kamu akan mempertahankan bentengnya, bukan?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Rumah kecil itu berderit sebagai respons. Belgrieve menyeringai, menepuk pilar itu, dan berjalan keluar.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ada gumpalan awan tipis yang tidak terlihat pada pagi hari, dan tampaknya awan yang lebih tebal lagi menjulang dari utara. Angin yang agak dingin bertiup, dan tampak jelas bahwa cuaca musim semi yang cerah tidak akan bertahan lama.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ada orang-orang yang mengantarnya ke halaman belakang, dan mereka membicarakan banyak hal. Para pemuda itu tampak sedih karena gadis-gadis kota itu pergi, terus mengoceh dengan wajah putus asa. Anessa menggaruk kepalanya sambil tersenyum masam sementara Miriam terkekeh. Tidak ada yang bermaksud menganggapnya terlalu serius.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Sudah sangat diketahui di desa betapa melekatnya Angeline pada ayahnya, sehingga tidak ada laki-laki yang menghubunginya. Bukan berarti Angeline sedikit pun merasa terganggu; dia duduk di kereta, nyengir, saat dia melihat Anessa dan Miriam menangani mereka.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Akankah dia akan menikah jika seperti ini? Belgrieve menjadi sedikit cemas.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kerry menepuk bahunya sambil tertawa. “Kamu orang yang sibuk, Bell!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ha ha, ini hal yang aneh.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Yah, berhati-hatilah. Aku akan mengawasi ladangmu.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ya, maaf soal itu. Terima kasih."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Belgrieve menyeringai, menepuk bahu Kerry, dan perlahan naik ke kereta. Masih ada rasa sakit yang tersisa, dan dia tidak bisa bergerak dengan gesit. Ada banyak ruang di dalam, karena barang bawaan mereka sangat minim. Angeline dengan penuh semangat berskamur di sampingnya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Senang berangkat, ayah?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ya, ayo kita mulai.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Baiklah, selanjutnya!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ya, ya, aku akan melakukannya.” Anessa menjentikkan kendali, membuat kudanya mulai berjalan perlahan. Gerobak itu berderit saat mulai bergerak.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Belgrieve mencondongkan tubuh ke luar dan berkata pada Kerry, “Aku pergi sekarang. Jagalah rumah ini untukku.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku tahu kok! Selamat bersenang-senang!"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku tidak akan main-main,” Belgrieve menggaruk pipinya sambil tersenyum masam.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kereta meninggalkan desa, menambah kecepatan sedikit di sepanjang dataran luar, dan secara bertahap meluncur ke jalur pegunungan. Jalanan buruk, sehingga akan terjadi guncangan setiap kali roda keras menghantam batu. Namun, gerobaknya lebih ringan dibandingkan saat menuju ke sana, sehingga mereka dapat melakukan perjalanan lebih cepat.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Jika lerengnya terlalu curam, mereka harus memanjat keluar dan mendorong dari belakang. Kuda itu tentu saja adalah makhluk hidup yang akan berhenti bergerak jika didorong terlalu keras. Jalur ini pada akhirnya akan dipertahankan, dan gerbongnya akan lebih mudah, pikir Belgrieve.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Awan dari utara tidak mengejar, semakin tipis semakin jauh dari Turnera. Segera, cuacanya sangat bagus.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Belgrieve duduk bersandar pada bagian belakang kereta, di bawah naungan kanopi improvisasi. Anessa tetap memegang kendali di depan, sementara Angeline dan Miriam duduk di kedua sisi Belgrieve, sambil mengutak-atik janggutnya selama beberapa waktu. Mungkin mereka merasa penasaran, mengingat mereka tidak memiliki rambut di wajah. Namun, itu terasa geli dan membuatnya gelisah.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Jenggotnya kasar di sini...dan halus di sini.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Menarik. Apakah Kamu melakukan sesuatu untuk mempertahankannya, Tuan Bell?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku tidak terlalu cerewet soal itu... Tapi itu geli. Tolong, kalian berdua berhentilah.” Kata-kata itu hanya membuat mereka tertawa, dan mereka tidak mau berhenti. Sepertinya aku punya lebih banyak anak perempuan sekarang. Belgrieve menghela nafas.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kuda itu berjalan dengan kecepatan berjalan kaki, tetapi masih lebih cepat daripada berjalan kaki. Jika terus begini, mereka akan mencapai Rodina sebelum atau saat matahari terbenam.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Rodina adalah desa yang paling dekat dengan Turnera. Memang tidak terlalu besar, namun hutan biji pohon ek di dekatnya memberi jalan bagi industri peternakan babi yang berkembang pesat, dan hutan ini terkenal dengan daging asap, sosis, dan lemak babi berkualitas tinggi. Turnera akan menukarnya dengan wol, hasil bumi, dan kulit kambing. Namun hubungan mereka tidak semata-mata terkait bisnis, dan banyak pengunjung dari Rodina yang datang ke festival musim gugur.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Namun, Belgrieve hanya berada di sana dua kali: pertama, ketika dia berangkat untuk menjadi seorang petualang, dan sekali lagi, dalam perjalanan pulang yang dikalahkannya. Ini benar-benar mengejutkan betapa jarangnya dia meninggalkan desa. Dia mengetahui daerah sekitar Turnera seperti punggung tangannya, tetapi daerah di luar pegunungan hampir tidak diketahui sama sekali. Bahkan ingatannya tentang mereka masih samar-samar, jadi ini adalah pengalaman segar baginya, dan dia mendapati dirinya semakin bersemangat meskipun usianya sudah lanjut.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Matahari berangsur-angsur terbenam ke barat, dan bayang-bayang terbentang. Meskipun cuacanya musim semi, anginnya cukup membuatnya bergidik—lagipula itu adalah angin dari utara.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Meskipun ada kain yang direntangkan di bawahnya, pantatnya sakit jika dia duduk diam terlalu lama. Dia telah mengubah postur tubuhnya beberapa kali, sementara para gadis tampak lebih terbiasa dengan jalan raya. Bukan berarti hal itu tidak menyakitkan bagi mereka, dan terkadang, mereka juga bergeser atau bangun untuk bergerak, tapi mereka melakukannya jauh lebih jarang dibandingkan Belgrieve. Faktanya, Anessa tetap duduk di kursi pengemudi, hampir diam sepanjang perjalanan. Merasa seolah-olah dia sedang diperlihatkan perbedaan antara dirinya dan seorang petualang aktif, Belgrieve tersenyum pahit.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Sudah cukup lama sejak dia bepergian dengan kereta seperti ini. Ketika tiba waktunya memanen gandum dan kentang, dia kadang-kadang naik kereta yang membawa hasil panen ke gudang, tapi itu saja.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kalian semua terbiasa bepergian, kan? Itu sesuatu yang luar biasa,” kata Belgrieve.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Angeline langsung terlihat sombong. “Luar biasa, kan… Bukankah kita luar biasa?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ya, luar biasa.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Angeline tersenyum gembira, meringkuk ke arahnya dan menatapnya dengan mata terbalik. Dia menggunakan kesempatan itu untuk membenamkan kepalanya ke bahunya. Saat dia menepuk kepalanya, dia terlihat sangat puas.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Agak mengkhawatirkan bahwa Angeline tetap manja seperti biasanya, tetapi ketika dia merenungkan hal itu, dia merasakan beban dari sisi lain. Miriam juga bersandar padanya. Dia telah melepas topinya sebelum dia menyadarinya, menekan kepalanya ke bahunya seperti Angeline.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Tidak adil, Ange. Bukankah aku juga luar biasa, Tuan Bell? Mengapa kamu tidak mengelusku?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hmm, baiklah, aku tidak keberatan…”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dia bertanya-tanya apakah menepuk kepala itu menyenangkan, tetapi tidak ada alasan khusus baginya untuk tidak melakukannya. Dia membelai kepalanya, dan dia tertawa.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kamu punya andil besar, Tuan Bell.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Kau pikir begitu? Itu adalah telinga yang bagus jika aku katakan. Bukankah mereka akan kedinginan jika diterpa angin?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Miriam tertawa terbahak-bahak. “Heh, heh heh heh! Sama sekali tidak! Hei, coba sentuh mereka. Mereka lebih pulen dari yang Kamu kira.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Itu benar..."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Permukaan telinganya memang dipenuhi bulu yang pendek namun lembut, dan cukup enak untuk disentuh, seperti bulu berkualitas tinggi. Dia mungkin tidak akan kedinginan seperti itu—bahkan, keadaannya mungkin lebih baik daripada yang lain. Namun, begitu dia mengetahui hal itu, dia menyadari betapa tidak pekanya dia, dan menjadi sedikit malu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Sepertinya aku benar-benar meleset dari sasaran…”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Sama sekali tidak! Aku menghargai perhatiannya. Hehehe.” Miriam terkikik saat dia mendekat. Dia menjulurkan jari telunjuknya, mendorongnya ke pipinya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Angeline tampaknya tidak menerima hal ini dengan baik. “Selamat… Jangan terlalu melekat pada ayahku.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ayolah, apa bedanya? Mengapa Kamu memonopoli dia?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Karena dia ayahku.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Tidak adil! Tuan Bell, dengarkan aku! Kamu tidak keberatan memiliki satu anak lagi, bukan?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hah… A-Apa maksudmu?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku menyebut permainan curang. Jangan memanfaatkan kebaikannya… Jika kamu ingin menjadi adik perempuanku, kamu harus mengalahkanku terlebih dahulu.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hei, hei! Apakah kamu tidak lupa bahwa akulah yang lebih tua?!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Melanjutkan pertengkaran yang tidak bisa dimengerti ini, keduanya mulai saling mendorong. Belgrieve segera lari ke depan kereta sambil berbisik, “Mereka benar-benar akur, kan… aduh, aduh.” Dia meringis kesakitan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Anessa tersenyum dari kursi pengemudi. “Ahh, apa yang harus dilakukan dengan mereka…”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Apakah kamu mulai lelah, Anne? Mau ganti tempat denganku?” Belgrieve menawarkan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Tidak, tidak, aku selalu menyukai hal semacam ini.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hmm… Apakah kamu menyukai binatang?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Sesuatu seperti itu. Yah, sepertinya aku sudah hidup dengan binatang sepanjang hidupku... Aku sudah terbiasa sekarang,” katanya sambil melirik kembali ke pertengkaran Angeline dan Miriam.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ketiganya benar-benar akur. Aku senang Ange mendapat beberapa teman baik. Belgrieve tersenyum.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Mereka beristirahat dan makan siang, setelah itu mereka melanjutkan perjalanan dengan sungguh-sungguh, hanya sesekali berhenti untuk memberi istirahat pada kudanya. Tidak lama kemudian mereka telah memasuki hutan pohon ek.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tabir kegelapan perlahan turun, menurunkan jarak pkamung. Namun, ada orang yang datang dan pergi, dan mereka tidak pernah tersesat. Biji ek mengeluarkan suara gertakan kering di bawah roda, cangkang kosong yang ditinggalkan babi. Aroma ternak terbawa angin.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Saat matahari sudah terbenam seluruhnya, seberkas cahaya di kejauhan telah menyinari sebuah desa yang dikelilingi pagar kayu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Di sini. Itu Rodina.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Huh, lama amat.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Mereka semua meregangkan tubuh mereka yang kaku, memenuhi udara dengan bunyi-bunyian dan bunyi-bunyian. Pembicaraan singkat dengan seorang pemuda penjaga sudah cukup untuk membuat Kamu masuk.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Berbeda dengan Turnera, yang letaknya terlalu jauh di daerah terpencil, terdapat bandit di sekitar daerah tersebut. Jadi, keamanan sangat ketat. Desa ini sering dikunjungi oleh pedagang yang datang untuk membeli daging babi, jadi ada juga penginapan kecil. Di sanalah mereka bermaksud bermalam.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Menatap desa dari kereta, Belgrieve bergumam, “Aku sudah lama tidak ke sini... Aku tidak mengingatnya sama sekali.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Sudah berapa lama sejak kamu meninggalkan Turnera?” tanya Anessa.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Tentang itu…” Dia menggaruk kepalanya. “Sudah lebih dari dua puluh tahun sekarang.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aha ha, itu luar biasa. Sebenarnya sudah lama sekali.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“I… Ini perasaan yang aneh.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dia yakin dia akan menghabiskan sisa tahun-tahunnya di Turnera. Namun, karena Angeline dengan seenaknya mulai memanggilnya Ogre Merah, hal ini menyebabkan Helvetica mampir ke desa tersebut—yang kemudian berujung pada pembicaraan tentang pemeliharaan jalan. Sekarang di sinilah dia, dengan sepucuk surat di tangan, dan putrinya serta teman-temannya di belakangnya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku tak menyangka petualangan putriku akan membawaku pada sebuah perjalanan juga, renungnya dalam hati. Dia bisa merasakan sesuatu jauh di dalam tulangnya. Dunia bekerja dengan cara yang misterius.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Penginapan itu belum sepenuhnya dipesan, tetapi terdapat banyak pedagang dan pelancong. Ini pasti waktu makan malam, dan aroma lemak gosong memenuhi udara. Ada sebuah bar dengan ruang makan di lantai pertama, tempat para tamu dapat menikmati makanan mereka. Lebih jauh ke belakang, ada ruang bersama di mana semua orang akan tidur bergerombol, meski ada beberapa kamar pribadi yang bisa dipesan di lantai dua. Tampaknya sebagian besar tamu mereka berada di pihak yang lebih miskin, karena masih ada kamar pribadi yang tersedia sementara hampir tidak ada ruang tersisa di ruang bersama.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Belgrieve bersikeras memesan kamar untuk gadis-gadis itu, sementara dia akan tidur di kamar komunal, tapi mereka sangat menentangnya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku tidak akan pernah bisa meninggalkanmu seperti itu, Ayah... Aku tidak bisa!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Benar, Tuan Bell. Jangan seperti itu. Benar, Anne?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Y-Ya…”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Maksudku, hanya ada satu tempat tidur. Bagaimana bisa muat empat orang?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Tidak apa-apa. Ayah, kamu akan tidur di tengah. Merry dan Anne akan berada di sisi, dan aku akan tidur di atasmu.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Apakah kamu mencoba memasakku sampai mati…?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Tapi bukankah malam ini sangat dingin? Lebih mudah untuk tidur meringkuk, aku yakin itu.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Merry. Apakah kamu benar-benar berpikir kamu semua akan bugar setelah aku di tempat tidur?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hm… hmm.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Belgrieve memiliki tubuh yang besar. Dia tidak gemuk, tapi dia tinggi, terlatih, dan tentu saja lebih besar dari gadis-gadis itu. Dan tempat tidurnya tidak terlalu besar. Itu bisa memuat tiga petualang jika mereka masuk, tapi jika Belgrieve ada di sana, paling banyak hanya bisa memuat satu lagi.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Saat itulah Angeline tampak seperti baru saja menerima wahyu ilahi.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kalau begitu…aku dan ayah boleh menempati kamar, sementara Anne dan Merry bisa tidur bersama mereka semua…”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hei,” Belgrieve mendorong kepalanya. “Jangan hanya memikirkan dirimu sendiri.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aww… Maaf.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Setelah berdebat bolak-balik, mereka akhirnya menyetujui rencana awalnya. Belgrieve akan tidur di kamar bersama sementara para gadis mendapat kamar pribadi. Sebagai gantinya, ia harus tinggal bersama mereka sampai sebelum mereka tertidur, dan Angeline menempel erat padanya selama waktu itu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Mereka makan malam di ruang makan lantai satu. Senang bisa melakukan perjalanan bersama ayahnya, Angeline mabuk berat, semakin tidak stabil dan mengantuk. Dua lainnya berada dalam kondisi yang sama. Mereka masih anak-anak, pikir Belgrieve, menganggap adegan itu agak nostalgia. Tampaknya bahkan seorang petualang tingkat tinggi pun bisa dikalahkan dengan minuman.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Lambat laun, malam semakin larut, dan mereka naik ke lantai dua untuk tidur sebelum hari semakin larut. Angeline terhuyung berdiri sebelum menerima tumpangan dari Belgrieve, dan sangat bahagia.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ia meringis melihat tubuhnya yang sakit seraya menidurkan Angeline yang mengantuk ke tempat tidur. Lalu, dia menghela nafas panjang. "Selamat malam."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ya, selamat malam…”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Selamat malam, Tuan Bell.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Belgrieve meninggalkan ruangan, mengambil selimut dari meja depan, dan menuju ke ruang komunal. Perapian menyala panas, dan bantal-bantal berserakan di mana-mana. Itu sudah penuh dengan orang-orang dengan segala macam pakaian. Ada yang sudah tertidur, ada yang masih ngobrol, ada yang minum-minum, dan ada pula yang bermain kartu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dia memperhatikan langkahnya saat dia mencari ruang kosong dan duduk. Dia berada di dekat tembok, jauh dari api, tapi ada cukup banyak orang untuk membuat seluruh ruangan menjadi hangat.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Belgrieve perlahan melepas kaki pasaknya, meletakkannya di bawah bantalnya. Wisatawan datang dalam berbagai bentuk, dan dia tidak ingin menykamurkannya ke dinding hanya untuk dicuri. Dia telah meninggalkan pedangnya dan barang-barang berharganya di lantai dua, tapi dia tidak bisa meninggalkan kakinya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Salah satu pria peminum memperhatikan hal ini dan memulai percakapan. “Kamu menggunakan pasak kaki, kan?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dia tampak seperti seorang petualang, mungkin berusia pertengahan tiga puluhan. Dia gagah, tapi terlatih dengan tangan yang tebal. Rambut coklat tua miliknya mulai tipis, namun bagian bawah wajahnya ditutupi janggut tebal. Meskipun dia terlihat agak galak, matanya terlihat cukup ramah. Di sampingnya, dia membawa senjatanya—kapak perang yang disandarkan ke dinding.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ya, sudah lama sekali,” jawab Belgrieve riang.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kamu bergerak secara alami ketika kamu masuk, aku tidak pernah menyadarinya. Aku baru menyadarinya ketika aku mendengarnya mengetuk tanah. Aku terkejut ketika aku melihat ke bawah dan melihat betapa jelasnya itu palsu.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ha ha, ini semua tentang membiasakan diri. Aku hanya beruntung aku masih memiliki lututku. Tanpa itu, aku yakin gerakanku akan kaku apa pun yang aku lakukan,” kata Belgrieve sambil menggeser lutut kanannya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Mata pria itu menyipit, terkesan. “Tentu, tapi pasti membutuhkan banyak usaha untuk bisa bergerak lancar. Aku bahkan takjub. Benar-benar luar biasa.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kamu terlalu memujiku.” Belgrieve dengan canggung menggaruk pipinya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Pria itu mengulurkan botol kulit berisi minuman beralkohol.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Bagaimana? Yaitu, jika Kamu menyukai anggur.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Terima kasih, aku akan menjelaskannya padamu.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Belgrieve mengambil seteguk. Itu bukanlah anggur yang paling berkualitas, tapi rasanya enak, dengan rasa yang mengingatkannya pada masa-masa petualangnya. Dia menelan, membungkuk, dan mengembalikan termos itu. Pria itu menyeringai; dia sepertinya suka berbicara.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku telah melintasi banyak negeri sebagai seorang petualang. Aku senang bepergian, dan khususnya aku menikmati tantangan bagi para seniman bela diri ternama.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Oh?"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku telah melakukan perjalanan ke Estogal utara, dari Orphen ke Elvgren, dan juga Asterinos. Aku mampir ke Bordeaux sebelum aku tiba di Rodina, dan para petualang di sana sangat terampil. Terutama adik perempuan Countess—Sasha, namanya. Dia memiliki tingkat keterampilan yang mengejutkan. Aku yakin dengan kemampuanku sendiri, tapi akhirnya aku memakan kotoran. Mereka bilang dia masih peringkat AA, tapi dia punya bakat. Dia akan menjadi S-Rank tidak lama lagi.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Pria itu dengan gembira menceritakan kekalahannya pada Sasha. Begitu, jadi Sasha semakin kuat, pikir Belgrieve. Dia kadang-kadang menyela untuk memperjelas bahwa dia mendengarkan tetapi kebanyakan mendengarkannya dalam diam.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Pria itu meneguk anggur dan melanjutkan. “Ya, aku mendengar rumor di Bordeaux bahwa seorang ahli pedang tinggal di Turnera. Bahwa dia tidak pernah pergi, tidak menginginkan sedikit pun ketenaran. Dia disebut Ogre Merah dan menggunakan pedang ganas yang sesuai dengan namanya. Apakah kamu kenal dia?"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tiba-tiba, Belgrieve berkeringat. Senyumnya menegang. “Tidak… aku belum pernah mendengar tentang dia.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hmm, begitu… Aku terkejut mendengar bahkan Sasha Bordeaux tidak bisa menang melawannya, dan terlebih lagi ketika aku mengetahui bahwa dia adalah ayah dari pembunuh iblis, Valkyrie Berambut Hitam. Aku tidak pernah membayangkan akan menemukan orang seperti itu tinggal di pinggiran paling utara kekaisaran.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Benarkah..."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Sebenarnya, aku menuju ke Turnera untuk menyaksikan langsung keahliannya. Aku mendengar Ogre Merah memiliki rambut merah dan kaki palsu, sama seperti Kamu. Sejujurnya, itulah sebabnya aku tidak bisa menahan diri untuk tidak berteriak. Ha ha ha!"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ha ha…ha… Suatu kebetulan yang aneh.” Belgrieve tertawa kering. Pria itu sepertinya masih ingin berbicara, namun dia mengatakan kepadanya, “Maaf, aku harus pergi pagi esok,” dan menarik selimut untuk menutupi dirinya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Begitu, aku juga pergi esok pagi,” kata pria itu. Dia berbaring, dan segera mendengkur dalam waktu singkat.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku senang dia begitu jujur dan padat. Belgrieve menutup matanya, lega.</span></div><div><br /></div></div><div><br /></div><div><br /></div><div><div style="font-family: "times new roman"; text-align: center;"><span style="font-size: large;"><a href="https://www.isekaichan.com/2024/02/boukensha-ni-naritai-to-miyako-ni-deteitta-musume-ga-s-rank-ni-nanetta-light-novel-bahasa-indonesia-volume-2-chapter-18.html">PREVIOUS CHAPTER</a> </span><span style="font-size: x-large;"> </span><span style="font-size: large;"><a href="https://www.isekaichan.com/p/boukensha-ni-naritai-to-miyako-ni.html">ToC</a> <a href="https://www.isekaichan.com/2024/03/boukensha-ni-naritai-to-miyako-ni-deteitta-musume-ga-s-rank-ni-nanetta-light-novel-bahasa-indonesia-volume-2-chapter-20.html">NEXT CHAPTER</a></span></div><div style="font-family: "times new roman"; text-align: left;"><span style="font-size: large;"><br /></span><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="font-family: "times new roman"; text-align: left;"><div style="text-align: justify;"><span><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="font-size: large;">TL: Hantu</span></span></span></div></div></div></div>Hantuhttp://www.blogger.com/profile/14707081111443387734noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2837239695577548178.post-52154367657946128282024-03-02T14:18:00.000+07:002024-03-02T14:18:44.816+07:00Tate no Yuusha no Nariagari Light Novel PDF Bahasa Indonesia Volume 12<div style="text-align: center;"><span style="font-size: x-large;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-size: x-large;">Tate no Yuusha no Nariagari Light Novel PDF Bahasa Indonesia</span></span><span style="font-size: xx-large;"> </span></span></div><div style="text-align: center;"><span style="font-size: x-large;">Volume 12</span></div><div style="text-align: center;"><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihNxCwC9neDeu3AwhcjIWw4JZ7rBrxZ8RWaZ1YlSbk65dShpEjWhXtk3YJioeiRD7vrOZ2W2Oc5L9zt87yOEirjNvnEjPLqBoaCRkUdB28Lw1kLMyTXalMM3C382XcvgkfqyiNwwx7oFG53Nd_TXch65azlohiAu-kDEpy1YUNHnFfIrjy-MqDmi9ic-c/s1537/LN_Vol_12_JP.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1537" data-original-width="1080" height="874" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihNxCwC9neDeu3AwhcjIWw4JZ7rBrxZ8RWaZ1YlSbk65dShpEjWhXtk3YJioeiRD7vrOZ2W2Oc5L9zt87yOEirjNvnEjPLqBoaCRkUdB28Lw1kLMyTXalMM3C382XcvgkfqyiNwwx7oFG53Nd_TXch65azlohiAu-kDEpy1YUNHnFfIrjy-MqDmi9ic-c/w614-h874/LN_Vol_12_JP.png" width="614" /></a></div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div></div><div style="text-align: justify;"><div style="text-align: center;"><span style="font-size: large;"><div>Translator : Ryuusaku</div><div>EDN : Isekai-Chan, Bajatsu</div><div>Proofreader : Hantu</div><div>PDF Maker : Bajatsu</div><div><br /></div></span></div><div style="text-align: center;"><span style="color: red; font-size: large;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">[Kami memohon izin menautkan shorter link, ini ditujukan untuk biaya perawatan dan domain Isekaichan. Jadi kami mohon maaf atas ketidaknyamanannya dan tolong jika ingin share link gunakan link shorternya untuk selalu mendukung kami :) Terimakasih]</span></span></div><div style="font-family: "times new roman"; text-align: -webkit-center;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; font-size: large;"><br /></span><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="font-size: x-large;">VOLUME 12</span></span></div><div style="font-family: "times new roman"; text-align: -webkit-center;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-size: large;">Situasi desa yang dikepalai Naofumi mulai semakin membaik dan terus berkembang, hari-hari yang dilalui Naofumi semakin padat karena perlu mengurusi para budak dan monster jinak yang dia beli. "Ini diluar dugaan, tapi pagiku biasanya dimulai lebih awal." Hingga suatu hari datang seoarang Alkemis Wanita dari Faubrey yang diusir dari sana sebab penelitiannya dinilai menentang hukum alam oleh salah satu Alkemis lain. Setelah kejadian itu dia memutuskan untuk mendatangi desa yang dikelola Naofumi dengan dasar penasaran akan perkembangan monster yang dipelihara oleh pahlawan. Di hari yang sama, baru diketahui oleh Naofumi bahwa ada banyak kiriman barang dari Silvelt untuk dirinya, terdapat berbagai macam barang yang dikirimkan, sampai akhirnya mereka melihat isi kotak kiriman yang didalamnya ada telur-telur monster. Apa yang akan Naofumi lakukan dengan telur-telur itu? Atas saran dari pelatih Hengen Musou, budak yang ingin ikut melawan Gelombang dianjurkan untuk ikut bertanding di Colosseum Zeltoble agar mereka dapat lawan tanding yang lebih realistis. Selagi berdiskusi soal itu di Colosseum, Naofumi mengenali wajah salah satu peserta pertandingan, dia adalah.... </span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-size: large;"><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div class="separator" style="clear: both; font-family: "times new roman"; text-align: center;"></div><div style="text-align: center;"><span style="font-size: large;"></span></div><div style="font-family: "times new roman"; text-align: -webkit-center;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; font-size: x-large;">LINK DOWNLOAD</span><br /><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; font-size: large;"><a href="https://sfl.gl/m1KSYz2">DARK MODE</a> </span><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; font-size: large;"><a href="https://sfl.gl/h8BYX">LIGHT MODE</a></span></div><div style="font-family: "times new roman"; text-align: -webkit-center;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; font-size: large;"><a href="https://ouo.io/XYU5XyN">MIRROR</a> </span><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; font-size: large;"><a href="https://ouo.io/JctwFti">MIRROR</a></span></div><div style="font-family: "times new roman"; text-align: -webkit-center;"><br /></div><div style="text-align: center;"><span style="font-size: large;">Terdapat Dua Versi PDF</span></div><div style="text-align: center;"><span style="font-size: large;">DARK MODE</span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3g7TmMVoLq3AHhg1a1Vtws1cAUMIDFMJ9O3xVcVSRub8Q05-7gE1Y8enUK5ffjPcPXh46RfGC_yH3Ya1ZcPA-iap5qsq5-Is1B4K-K1ngMGfjO_WJLwkBusqhjbK0E2p6Ivjqq6VuJFg/s1600/black.PNG" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="808" data-original-width="624" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3g7TmMVoLq3AHhg1a1Vtws1cAUMIDFMJ9O3xVcVSRub8Q05-7gE1Y8enUK5ffjPcPXh46RfGC_yH3Ya1ZcPA-iap5qsq5-Is1B4K-K1ngMGfjO_WJLwkBusqhjbK0E2p6Ivjqq6VuJFg/s200/black.PNG" width="154" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><div style="text-align: center;"> <span style="font-size: large;">LIGHT MODE</span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiT8UCscZRTY9mJgeuAOYRrlLt3iVTW5DMjpNM198eOBB9HlQzQFCGV-n4AXTVQBiIsPMkwOr_rDV4OufXCQX3zC5OfDFhmchYNcvQz24BBMCQnDP5dukAoqMUboE-okuPRbJ1cjM-i4i4/s1600/white.PNG" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="806" data-original-width="622" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiT8UCscZRTY9mJgeuAOYRrlLt3iVTW5DMjpNM198eOBB9HlQzQFCGV-n4AXTVQBiIsPMkwOr_rDV4OufXCQX3zC5OfDFhmchYNcvQz24BBMCQnDP5dukAoqMUboE-okuPRbJ1cjM-i4i4/s200/white.PNG" width="153" /></a></div><div class="separator" style="clear: both;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div></div><p style="text-align: center;"><span style="font-size: large;">Jika terdapat saran atau masukan agar PDF-nya bisa lebih baik lagi jangan ragu untuk tinggalkan komentar. Terimakasih</span></p>Mustajabhttp://www.blogger.com/profile/13635644967019090402noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2837239695577548178.post-64460675137351765922024-03-01T22:12:00.006+07:002024-03-01T22:12:38.586+07:00Tensei Shitara ken Deshita Light Novel Bahasa Indonesia Volume 14 : Chapter 2 - Danau Vivian<div style="text-align: center;"><div><span style="font-size: x-large;">Volume 14</span></div><div><span style="font-size: x-large;">Chapter 2 - Danau Vivian</span></div><div><br /></div></div><div style="text-align: center;"><span><div class="separator" style="clear: both;"><div class="separator" style="clear: both;"><div class="separator" style="clear: both;"><div class="separator" style="clear: both; margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><div class="separator" style="clear: both;"><div class="separator" style="clear: both;"><span style="font-size: large;"><div class="separator" style="clear: both;"><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrI5OTmAFOEPjQrdmtl1P3u2CP0RPWPNjW_CwCro34Ee-ZzaM4q0qgYCNnK9PDeWp862YUWLcZwSihXyuuYSpwKphweRgs_AKBxQ7c01jFhZW-JkRFbrZyXLSxrP5LONRlTowc-Hjj1Xpx7E0stBl0e4sizCbylBnPd7JN2e_nobv-X3hrodHcmatR/s1122/Cover%20Tenken%204.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrI5OTmAFOEPjQrdmtl1P3u2CP0RPWPNjW_CwCro34Ee-ZzaM4q0qgYCNnK9PDeWp862YUWLcZwSihXyuuYSpwKphweRgs_AKBxQ7c01jFhZW-JkRFbrZyXLSxrP5LONRlTowc-Hjj1Xpx7E0stBl0e4sizCbylBnPd7JN2e_nobv-X3hrodHcmatR/s1122/Cover%20Tenken%204.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEj0AM6jTgZLSfGIpGumUfQBD7B6vZedANiYc4-0IkDGXIs0AWgeFokHhDwPdfgsDbdQvnQhmdAfmKSDgBjPdn3tmRLYTxf0beqqzfQkioTxeApNnXouu3iSVqeZewk0CMdDjNmoWBFwmYXq6cHNo3qn5YXbGaJvKaXcz0Hy-oJhhBYDQIW61v9g5GGOSH0" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEj0AM6jTgZLSfGIpGumUfQBD7B6vZedANiYc4-0IkDGXIs0AWgeFokHhDwPdfgsDbdQvnQhmdAfmKSDgBjPdn3tmRLYTxf0beqqzfQkioTxeApNnXouu3iSVqeZewk0CMdDjNmoWBFwmYXq6cHNo3qn5YXbGaJvKaXcz0Hy-oJhhBYDQIW61v9g5GGOSH0" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghvrWUCSO762vPE5wdt4I1FcdIXl98PwWHaRu6jLqpOx4-Uq63YEznK7Q2Urf42_lrCbuI8UMoQUUOAgnFmgTf0CK06z3dAIfa1BNOB2wRqFT-4IhtAD14SpRlu7ytJnauA0xjgzY7kpdbZsw_jm2jAHfMRt89GF2WyQCVTkdn_WHr2ewu5B6gRAz-_-U/s1122/Cover%208.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghvrWUCSO762vPE5wdt4I1FcdIXl98PwWHaRu6jLqpOx4-Uq63YEznK7Q2Urf42_lrCbuI8UMoQUUOAgnFmgTf0CK06z3dAIfa1BNOB2wRqFT-4IhtAD14SpRlu7ytJnauA0xjgzY7kpdbZsw_jm2jAHfMRt89GF2WyQCVTkdn_WHr2ewu5B6gRAz-_-U/s1122/Cover%208.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiYXrNtLnRd5S_7GxkD_QaC_4-gtPRzqXD4uLOJc0bOQDkNeVzFkOE_4tg9uTegY6l_FU_7BbkFAK1Ffr55rdYqdkH_IIbaxubvmX2xbdKYFrdc28pmqEPtfq2uvs-cKuZo43c6-WPAT4695poXqq42kPE5tB5akxCgTH2cOg7H_2fE_XknlD9aJSMwxKA" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiYXrNtLnRd5S_7GxkD_QaC_4-gtPRzqXD4uLOJc0bOQDkNeVzFkOE_4tg9uTegY6l_FU_7BbkFAK1Ffr55rdYqdkH_IIbaxubvmX2xbdKYFrdc28pmqEPtfq2uvs-cKuZo43c6-WPAT4695poXqq42kPE5tB5akxCgTH2cOg7H_2fE_XknlD9aJSMwxKA" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiYXrNtLnRd5S_7GxkD_QaC_4-gtPRzqXD4uLOJc0bOQDkNeVzFkOE_4tg9uTegY6l_FU_7BbkFAK1Ffr55rdYqdkH_IIbaxubvmX2xbdKYFrdc28pmqEPtfq2uvs-cKuZo43c6-WPAT4695poXqq42kPE5tB5akxCgTH2cOg7H_2fE_XknlD9aJSMwxKA" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEh9-Mg91Q0DQPTNpkw0rbj1cC2he9mCVrDtW9ca0_8xHosIXENHV_rx5KojQBYeqvATohQsbTeph8n3omYnDQe0ByGeUVcLKWpjG4dKOBltGKOVSYYBSuYESrzqPX2IDLxJZQzKFgIPbYG41KWfXFhwgjfYO14uRQ0TZjB84Pk9kn86vqrCh6XLXuTeJSU" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEh9-Mg91Q0DQPTNpkw0rbj1cC2he9mCVrDtW9ca0_8xHosIXENHV_rx5KojQBYeqvATohQsbTeph8n3omYnDQe0ByGeUVcLKWpjG4dKOBltGKOVSYYBSuYESrzqPX2IDLxJZQzKFgIPbYG41KWfXFhwgjfYO14uRQ0TZjB84Pk9kn86vqrCh6XLXuTeJSU" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEj50akuElMOuGZHqt78g-XBLYCV4MefV7lPnA9qMRSg0T--rgUCJxtcrIY0hUpRT_WzeYYRXItGadyWtvj0mEratY12GDZvctiiCEis98t-wXRbpAlTXzyPmZe5AOPhJVi1EZBjYE75h0N7oWrF3lyDb8NRg8pxAudNvw2moms7gcoDT6escLef3hvNPAg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEj50akuElMOuGZHqt78g-XBLYCV4MefV7lPnA9qMRSg0T--rgUCJxtcrIY0hUpRT_WzeYYRXItGadyWtvj0mEratY12GDZvctiiCEis98t-wXRbpAlTXzyPmZe5AOPhJVi1EZBjYE75h0N7oWrF3lyDb8NRg8pxAudNvw2moms7gcoDT6escLef3hvNPAg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><div class="separator" style="clear: both; margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTiN-TVHz0Sn-8jsyvlFG-PYsx-0jRcCPfXh7yIBZk5AtHMcSqZHdRUcCiS7-Hi35k41it5JU24naoL9DxTFwKSkPHqvMksMlfjpXbrR0pmLAbJvyhQDJDMAuZ3_1O204UZUord2jBkLXM9r8nVag9qZqMTcTTeGHf6VSeQN_BiqOoyvDoXz218jOoekc/s900/Cover%2014.png.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="900" data-original-width="631" height="678" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTiN-TVHz0Sn-8jsyvlFG-PYsx-0jRcCPfXh7yIBZk5AtHMcSqZHdRUcCiS7-Hi35k41it5JU24naoL9DxTFwKSkPHqvMksMlfjpXbrR0pmLAbJvyhQDJDMAuZ3_1O204UZUord2jBkLXM9r8nVag9qZqMTcTTeGHf6VSeQN_BiqOoyvDoXz218jOoekc/w475-h678/Cover%2014.png.jpg" width="475" /></a></div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></span></div></div></span></div></div></div></div><div style="text-align: left;"><div style="text-align: justify;"><div style="text-align: center;"><br /></div><div><div><span style="font-size: large;">"INI DIA TEMPATNYA?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku kira demikian. Kamu mengambil sesuatu, Jet?</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Arf?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kurasa mendeteksi tanaman akan sulit.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aduh…”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kami telah menerima misi dari Guildmaster Kierlazen untuk mengumpulkan necroweed.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Guild Petualang di sini mempunyai sistem khusus. Misi yang dilakukan oleh satu cabang dapat diambil di cabang lain, dan misi tersebut dapat diselesaikan di guild lain juga. Ini terbatas pada misi pengumpulan dan sejenisnya, tapi tetap saja—nyaman!</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kami harus berterima kasih kepada Armada Dagang atas hal baru ini. Mereka akan mengambil barang-barang tersebut dan mengangkutnya ke cabang asal, tampaknya dengan kapal yang lebih kecil dari sub armada mereka.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Necroweed tumbuh di dasar danau. Mengumpulkannya cukup sulit karena monster di sekitarnya. Setelah kami mengumpulkan necroweed, yang perlu kami lakukan hanyalah menyerahkannya ke kota terdekat dan mereka akan mengangkutnya ke Kierlazen.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kita akan mendapatkan gambar yang lebih baik setelah kita masuk. Aku akan memasang penghalang angin. Kalian berdua hati-hati terhadap monster.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Mengerti."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Woof!"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ini dia.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kami terjun ke danau dan disambut oleh pemkamungan yang sangat indah.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Danau besar ini memiliki visibilitas yang sangat baik karena kejernihan airnya, mungkin karena berasal dari dunia fantasi yang tidak tersentuh oleh polusi peradaban modern. Rumput laut hijau tumbuh di dasar danau, menari perlahan mengikuti arus. Bunga berwarna-warni mengelilingi kami.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Di kehidupanku yang lalu, aku pernah melihat burung gagak air putih, tanaman yang bunga putihnya mekar di bawah air. Ini serupa, tetapi bunganya jauh lebih besar sehingga tampak seperti tanaman yang Kamu temukan di permukaan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kawanan ikan berenang di atas karpet hijau; udang dan kura-kura mengintip dari sela-sela bunga bersama dengan makhluk asing yang pasti unik di dunia ini. Sinar matahari dibiaskan melalui permukaan air, memancarkan cahaya lembut dan bergoyang ke segala arah. Cahaya yang berkelap-kelip memberikan pemandangan itu seperti mimpi.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kami begitu terpesona oleh keindahan danau sehingga sejenak kami lupa bahwa danau itu masih menjadi rumah bagi monster-monster berbahaya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ini luar biasa.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Hm.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Woof.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Sungguh indah jika mampu membuat Fran takjub… namun lamunan kami tidak bertahan lama.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kyaar!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ck. Sepertinya kita kedatangan tamu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Visibilitas danau yang tinggi membuat kami dapat melihat predator lokal.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Itu kadal yang sangat besar.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Itu disebut buaya! </span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku mengatakannya dengan cukup percaya diri, tapi itu bukan buaya. Wajahnya mirip, dan tubuhnya ditutupi sisik keras—tapi bentuk tubuhnya lebih mirip anjing laut atau singa laut. Ia memiliki empat pasang sirip khusus untuk berenang, dua pasang di setiap sisi. Bagi Kamu penggemar dinosaurus di luar sana, bayangkan seekor mosasaurus bersirip delapan. Konon, panjangnya hanya tiga meter, seukuran buaya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Apakah itu Lake Murder?</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Mungkin.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Monster bernama jahat ini menghalangi siapa pun yang mencoba memanen necroweed. Itu adalah Ancaman Tingkat E, meskipun sebagian besar monster akuatik biasanya ditempatkan pada skala ancaman yang lebih tinggi daripada penghuni darat.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dengan Identify cepat, aku menemukan bahwa statistiknya sebenarnya setara dengan Ancaman Tingkat F. Ia memiliki Keterampilan Berenang yang tinggi, seperti kebanyakan monster air. Tapi sejujurnya, seorang petualang tingkat rendah seharusnya bisa menangani hal ini dengan pengetahuan yang tepat.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Setidaknya, mereka mampu menangani satu Lake Murder. Tapi mereka ini berburu dalam kelompok yang terdiri dari sepuluh orang atau lebih. Ketika mereka merasakan bahaya, mereka berpencar, membuat pemusnahan menjadi sulit. Saat ini, kami sedang berurusan dengan lebih dari tiga puluh Lake Murder.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Terlebih lagi, mereka bisa menyerang dari jauh berkat sihir air (tingkat rendah), menjadikan mereka monster yang paling dibenci di Danau Vivian. Hal-hal itu mempunyai jumlah pembunuhan yang sangat besar.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Seperti goblin dan orc, Lake Murder adalah target klasik untuk misi pemusnahan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Sepertinya kita harus menghadapinya terlebih dahulu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Hm. Kita harus berhati-hati agar tidak merusak necroweed dan bunganya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kalau begitu, tidak ada gerakan mewah.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Woof!</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">W-wah. Aku tidak percaya Fran benar-benar ingin melindungi bunga itu…! Aku sangat tersentuh! Mendengar dia mengatakan itu saja sudah sepadan dengan seluruh perjalanan ini!</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ayo, Jet!</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Arf!</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Fran melepaskan kilatan Light Magic. Itu dimaksudkan untuk membutakan target atau bertindak sebagai sinyal jarak jauh. Kali ini, dia menggunakan flash untuk menciptakan bayangan secara instan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Jet menindaklanjutinya dengan Dark Magicnya, mantra pengikat yang menarik kegelapan dari bayang-bayang untuk mengikat musuh kami. Teknik ini sering disebut “shadow wrap” atau “shadow bind”. Aku terkejut ketika Fran mulai merapal mantra cahaya itu, tapi sebenarnya mantra ini bersinergi sangat baik dengan Dark Magic Jet. Kemampuan untuk menciptakan bayangan sesuka hati merupakan keuntungan besar. Butuh beberapa pemikiran bagi aku untuk menyadari betapa baiknya cara kerjanya, dan sejujurnya hal itu membuat aku merasa bahwa Fran aku adalah seorang jenius.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku akan mengurus sisanya!</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Lake Murder berjuang untuk memecahkan permukaan danau setelah mereka terikat oleh sihir Jet. Aku mentransogrifikasi pedangku menjadi beberapa bagian dan menyerbunya, menembus setiap Magic Crystalnya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kami kemudian segera menyimpan jenazah mereka, dan itu saja.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Daging Lake Murder memiliki bau yang tidak sedap dan tidak dapat dimakan, tetapi kulitnya dapat digunakan untuk baju besi dan isi kepalanya sangat dihargai di kalangan kolektor. Kami juga telah menyelesaikan misi pemusnahan dengan memburu monster yang paling dibenci di wilayah tersebut, yang pastinya akan memberi kami poin ekstra. Apa pun yang terjadi, ini adalah kemenangan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Baiklah, sekarang mari kita ambil obat necroweed itu. Kita mencari yang merah berduri.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Apakah… yang itu?</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Warnanya merah… berduri juga. Itu yang kita cari, ya. Kita akan memanennya sampai ke akar-akarnya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Mengerti.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Jet, kamu tugasnya jaga-jaga.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Woof!</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tidak jauh dari Fran ada bagian danau yang lebih dalam tempat tumbuhnya necroweed merah. Daripada mengambilnya dengan telekinesis, aku membelah pedangku untuk mengelilingi benda itu dan menyimpannya seperti itu; itu jauh lebih mudah.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Fran juga bekerja keras mengumpulkannya. Dia berjongkok di samping Jet, yang menendang dan melayang di sekitar dasar danau, mengawasi monster. Airnya sangat jernih sehingga tampak seperti berada di atas permukaan… yang membuat gerombolan ikan kecil yang berenang di sampingnya tampak seperti halusinasi.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Saatnya panen! Pikirku. Namun kemudian aku merasakan bahwa kami tidak sendirian. Aku mendongak dan melihat sebuah perahu kecil mendekati kami. Ada orang lain yang datang untuk mengambil necroweed, dan salah satu dari mereka terjun dari perahu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Itu adalah seorang anak kecil, seorang anak laki-laki dengan rambut coklat seusia dengan Fran. Apakah dia benar-benar datang sendirian ke wilayah Lake murder yang terkenal?</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Saat kami mengawasinya, dia memperhatikan Fran dan Jet meskipun kehadiran mereka tersembunyi. Matanya membelalak kaget—lebar seperti piring, yang kelihatannya agak berlebihan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Bloop!” dia berseru. </span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Bloop?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Bloop!” Keterkejutannya memudar dan dia kembali tenang. Sekarang dia memelototi Fran. Dia hanya memiringkan kepalanya karena permusuhan terbuka pria itu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku pikir dia marah karena Fran telah membuat kekacauan di lapangan. Dia dengan termenung memberikan necroweed yang dipegangnya kepada anak laki-laki itu. Jarak mereka cukup jauh, tapi aku yakin pesan Fran tersampaikan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Hal itu sama sekali tidak menenangkan anak itu. Malah, itu hanya membuatnya semakin bermusuhan. Tatapannya meningkat hingga ke tingkat yang mematikan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku bertanya-tanya apakah Fran pernah mengalahkannya sebelumnya. Jika ya, dia jelas tidak ingat.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dia melihatmu seperti kamu membunuh orang tuanya, Fran.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tidak tahu apa-apa tentang itu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kita tidak tahu apa yang dia pikirkan, jadi kita harus berhati-hati.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Hm.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Apa, Kucing Hitam yang membunuh orang tuanya? Apakah dia anak dari seseorang yang dibunuh Fran?</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Apa pun yang terjadi, permusuhannya bukanlah sesuatu yang Kamu tunjukkan kepada seseorang yang baru Kamu temui.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tetap saja, tatapan tajam bukanlah alasan yang cukup untuk menghajar seseorang, dan anak itu juga tidak berencana untuk mulai melawan kami di sini.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dia mengendalikan dirinya, mengangguk ke Fran, dan mulai mengumpulkan necroweed. Dia pasti sudah melihat Jet sekarang, tapi sepertinya dia tidak takut sama sekali. Apakah dia mengetahui sesuatu tentang kami?</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Yah, selama dia tidak menghalangi kami, kami akan melanjutkan misi pengumpulan kami. Tapi tentu saja… segalanya tidak berjalan seperti itu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kami menghentikan apa yang kami lakukan dan menguatkan diri. Sesuatu sedang menuju ke arah kami, dan dengan cepat.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Makhluk hidup organik mendekat dengan kecepatan tinggi,kata PA</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Lagipula itu ada di sini!</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tidak main-main—Lake Killer!</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ada laporan mengenai Lake Killer, bentuk lanjutan dari Lake Murder, di wilayah tersebut baru-baru ini. Namun hal ini tidak pernah dikonfirmasi secara pasti—makhluk itu selalu terlalu jauh untuk diidentifikasi dengan jelas. Kami mengaitkannya dengan rumor yang beredar, tapi…</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kami belum memiliki visualnya, tapi kami sudah bisa merasakan mana dari makhluk yang mendekati kami memiliki level yang berbeda dari Lake Murder. Kita sedang membicarakan perbedaan antara goblin dan high orc.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ia lima kali lebih besar dari sepupunya yang lebih kecil, tapi setidaknya sepuluh kali lebih kuat. Sisiknya lebih tebal, dan lemak subkutannya memberikan lapisan perlindungan ekstra terhadap serangan fisik, sementara perisai air ajaib melindunginya dari serangan sihir. Taringnya yang besar dapat dengan mudah mencabik-cabik seseorang dan sihir airnya cukup kuat untuk membalikkan perahu kecil. Meskipun seharusnya ia memperoleh lebih banyak ketahanan terhadap air karena ukurannya yang semakin besar, ia masih lebih cepat daripada bentuknya yang belum berevolusi, karena penggunaan sihir airnya yang lebih baik.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Monster Ancaman Tingkat C ini adalah predator puncak Danau Vivian. Setiap kali muncul, rombongan khusus harus diberangkatkan. Dan sekarang ia mengejar Fran, mengabaikan bocah itu. Mungkin dia terlihat lebih enak?</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Itu cepat!</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Jauh lebih cepat dari yang kami harapkan. Lake Killer diluncurkan melalui air seperti torpedo dan mencapai Fran dalam beberapa saat. Ia membuka mulutnya, rahang menganga yang cukup besar untuk menelan manusia utuh. Bahkan aku merasa takut.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Namun Fran tetap tenang dan membalas.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Gooorghh!” </span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ha!</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Clang!</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Saat dia menghindari serangan Lake Killer, dia mengayunkanku sebagai pembalasan untuk menghabisinya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Itu tidak akan berhasil! Itu masih berjalan!</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Hm!</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Fran telah membidik leher makhluk itu untuk memberikan pukulan fatal. Namun kombinasi perisai air Lake Killer dan sisiknya menangkis serangan tersebut. Pada akhirnya, ia hanya mengalami luka kecil tepat di atas siripnya. Fran tidak terbiasa dengan pertempuran di bawah air.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tapi sekarang Lake Killer mengetahui betapa kuatnya dia dan mengalihkan perhatiannya pada anak laki-laki itu, yang belum melarikan diri. Ia membuka rahang buaya dan memutar lidahnya seolah ingin menyedotnya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Sialan, kita seharusnya mengeluarkan dia dari sini! Sekarang tidak ada cukup waktu untuk menyelamatkannya!</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tapi karena aku mengkhawatirkan keselamatan anak itu, dia berusaha keras dan mempersiapkan diri. Dia menginjakkan kakinya di dasar danau dan meraih pedang di pinggulnya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tunggu, dia benar-benar akan bertarung?! Tapi aku tahu dari gerakannya kalau dia masih berpangkat rendah. Tidak ada cara baginya untuk menang. Dia datang ke sini sendirian, menatap Fran dengan tatapan mengancam, dan sekarang ini? Betapa cerobohnya dia?!</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tapi sebelum dia bisa menghunus pedangnya, Jet mencengkeram kerah bajunya dan melemparkannya ke permukaan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Bloorp?!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Itu membuatnya terkejut, tapi itu lebih baik daripada mati. Dan saat Jet melakukannya, tidak ada salahnya untuk menakut-nakuti anak itu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Grooogh!” Setelah menyerah pada bocah itu, Lake Killer sekali lagi mengalihkan perhatiannya pada kami. Ia tampak frustrasi karena kehilangan mangsa yang mudah.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ini dia!</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hmm!” Fran menyiapkanku lagi. Dia akan menjatuhkannya tanpa sihir untuk menghindari kerusakan pada necroweed.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Grooogh!” </span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ini berputar.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ya, ia mencoba membangun momentum untuk menyerang!</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Lake Killer memutar seluruh tubuhnya menjadi gulungan kematian buaya. Ini menciptakan pusaran yang sangat besar sehingga menyedot pasir dan rumput laut ke dalamnya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Necroweed akan hancur jika ini terus berlanjut!</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku akan membunuhnya di putaran berikutnya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Gaya sentrifugal Lake Killer meningkatkan serangan dan pertahanannya... tapi Fran akan menghadapinya secara langsung.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dia membiarkan dirinya bersantai saat Lake Killer mendekat. Untuk sesaat, dia tampak tidak berdaya sama sekali. Lake Killer membuka rahangnya, siap merobek tubuh lincah Fran, mencemari sungai dengan darahnya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dan kemudian Fran diam-diam menarikku.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Potongannya senyap sekaligus elegan, kilatan logam dan kecepatan. Gerakan cepat ini adalah puncak dari gerakan sempurna dan keheningan sempurna, serangan indah yang menunjukkan seni permainan pedang terbaiknya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku baru menyadari bahwa Fran telah menarikku setelah serangan itu mendarat. Dan dia melakukan semuanya di bawah air. Pelatihan Fran membuahkan hasil. Dia menyadari potensinya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dia menembus air, melewati Lake Killer, dan meninggalkan bekas yang dalam di dasar danau.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tekanan air mengambil alih, membelah tubuh Lake Killer menjadi dua bagian sempurna. Gumpalan daging berdarah yang dulunya merupakan predator puncak Danau Vivian melayang melewati Fran.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Hm. Berhasil.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tadi sangat menyenangkan! Kerja bagus, Fran.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Hehehe. Fran terlihat sombong, tapi itu adalah kemenangan telak sehingga aku tidak keberatan. Dia bisa menjadi sombong seperti yang dia inginkan saat ini.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Bagaimanapun, sudah saatnya kita kembali ke permukaan. Aku ingin melihat apa yang terjadi pada anak itu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Jet, kamu baik-baik saja?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Woof!"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“…”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Di atas kapal, Jet, yang kini seukuran anak anjing, sedang duduk bersama seorang anak laki-laki yang berpenampilan sangat juling. Dia masih memelototi Fran seolah mengatakan dia tidak membutuhkan bantuannya sama sekali.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ayo…” gumam Fran.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hmph.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Berandal kecil ini! Bahkan ucapan terima kasih pun tidak?! Saat hatiku sedang mengamuk, Fran meninggalkan perahu tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Dia melompati permukaan danau dengan Air Hop.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Pedang di pinggulnya… ada yang aneh dengan itu,pikir Fran.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Pedang di pinggulnya?</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Itu mungkin pedang yang akan dia gunakan. Itu pasti enchanted. Aku merasakan mana yang keluar darinya, tapi belum mengidentifikasi sesuatu yang sangat kuat…</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tetap saja, hal itu meresahkan Fran. Mungkin pedang itu bisa menyamar hingga bisa membodohi Identify. Itu memang akan menjadikannya pedang yang kuat.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Mungkin dia sebenarnya bisa mengalahkan Lake Killer itu sendiri. Aku kira kami telah melampaui batas.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku ingin tahu jenis pedang apa itu.” Ada kegembiraan dalam suara Fran. Alih-alih marah pada anak laki-laki itu, dia malah tertarik pada senjatanya. Aku telah menjadikan dirinya seorang pecandu tempur sejati.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">* * *</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Keesokan harinya… Kita beruntung!</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hmm!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Siapa sangka kita bisa melihat Armada Dagang berlabuh?</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Saat kami menaiki Jet di tepi danau, kami melihat beberapa kapal raksasa berlabuh di tepi danau. Pelabuhan tidak mungkin dapat menampung semuanya sehingga mereka masing-masing harus menunggu giliran. Seperti yang disebutkan oleh resepsionis dingus Kierlazen (kami tidak pernah mengetahui namanya), ada lebih dari lima puluh kapal dengan berbagai bentuk dan ukuran. Yang membuat aku takjub adalah semua kapal ini entah bagaimana berhasil tidak saling bertabrakan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kami melihat mereka berlabuh di kota bernama Seftent, salah satu kota besar di tepi Danau Vivian. Aku pernah mendengar bahwa Armada Dagang akan segera berlabuh, jadi aku berharap kami bisa melihatnya, tapi aku tidak menyangka hal itu akan terjadi secepat itu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Mari kita lihat dari atas, Jet.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Woof, woof!" Jet dengan cepat melintasi udara dengan menggunakan Air Hop.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tampaknya ada kekacauan dari atas sini.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hm.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Pemandangan itu lebih terlihat seperti kapal karam jika dilihat dari atas. Tetap saja, satu kapal berdiri di atas yang lainnya… kapal utamanya. Itu adalah yang terbesar di antara kapal-kapal besar dan dibangun seperti benteng.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Panjangnya pasti lebih dari seratus lima puluh meter dan lebarnya sekitar tiga puluh meter. Ia bersenandung dengan energi magis, mungkin dari sistem propulsi manatechnya. Faktanya, aku bisa merasakan mana yang berasal dari seluruh kapal. Apakah itu diperkuat dengan sihir? Mungkin itu menggunakan kayu sihir khusus.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Itu bukanlah kapal pesiar yang mewah, tapi jauh lebih besar dari kapal feri mobil.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Fran dan Jet melaju di udara, bersemangat melihat banyaknya dan ukuran kapal. Mereka ingin melihat lebih dekat. Tentu saja, jika kita mendekat dari atas, orang mungkin mengira ada monster yang turun untuk menyerang mereka.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kita akan pergi ke kota dulu.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Woof!"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kita akan menyerahkan misi kita di guild Seftent dan bertanya tentang Armada Dagang di sana.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hm.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Seftent sudah penuh sesak dengan orang-orang saat kami tiba di sana. Itu lebih besar dari Kierlazen, tapi tidak banyak—saat ini hanya ramai, mungkin karena Armada Dagang. Jumlah orang yang hadir menyaingi antrean untuk masuk ke ibu kota Granzell. Sepertinya sedang ada festival.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Lurus dari sini.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku membimbing Fran melewati kerumunan, karena dia tidak dapat melihat apa pun melewatinya. Untungnya, Guild Petualang adalah salah satu gedung tertinggi di kota dan yang perlu kami lakukan hanyalah mengawasi atapnya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Setelah berjalan melewati kerumunan, disela oleh aroma lezat dari kedai makanan dan pedagang asongan yang menjual dagangan mereka (bersama dengan orang-orang yang mengunyah makanan tersebut), kami entah bagaimana sampai di Guild Petualang. Tapi itu sama dikemasnya di dalam.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Begitu banyak orang."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ini pasti para petualang di Armada Dagang.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Para petualang Armada Dagang mencatat misi mereka setiap kali armada tersebut berlabuh. Ada banyak petualang muda di antara mereka, cocok dengan apa yang kami dengar di Kierlazen.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Mereka semua berbaris…</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tidak ada cukup counter untuk melayani orang sebanyak ini, bahkan setelah guild menyiapkan beberapa counter tambahan sementara. Meski begitu, kerumunan seperti ini hanya berkumpul beberapa kali setiap tahunnya, jadi mereka tidak melihat alasan untuk memperluasnya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Mau bagaimana lagi. Ayo ngantri.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hm.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Untung saja Jet bisa bersembunyi di balik bayang-bayang. Dia tidak memakan ruang ekstra.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tetap saja, Fran mendapat tatapan dari semua orang di sekitar kami—bahkan mungkin dari semua orang di gedung itu. Kami terbiasa menarik perhatian, tapi tidak setiap hari dia mendapatkannya begitu dia melewati pintu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Apa sebabnya? dia bertanya-tanya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kalau dipikir-pikir lagi, semua orang di sini mengenal satu sama lain kecuali kami.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dia pasti akan menonjol. Tetap saja, kami tidak melakukan hal buruk. Tidak ada yang bisa dilakukan selain berjalan masuk dengan percaya diri. Menjadi orang luar bukanlah suatu kejahatan, dan jika ada yang ingin berkelahi dengannya, kami siap melakukannya. Untungnya, tidak ada yang melakukannya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Akhirnya giliran Fran yang pergi ke konter. Para petualang Armada Dagang lebih sopan dari yang kukira. Karena komunitasnya sangat erat, mereka pasti menyingkirkan telur-telur buruk atau mendisiplinkan mereka kapan pun mereka lepas kendali.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Resepsionis itu bingung saat melihat Fran.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Um, apakah ini pertama kalinya kamu ke sini?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hm. Bagaimana kamu tahu?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Para petualang Armada Dagang memiliki lambang yang membedakan mereka.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku melihat sekeliling dan akhirnya menyadari bahwa semua orang di sekitar kami memakai lencana perak ini. Itu pastilah lambang yang dia bicarakan. Tidak heran dia tahu bahwa Fran bukan orang lokal.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hm. Aku baru saja sampai."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Jadi begitu. Bagaimana aku bisa membantumu hari ini?"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku menyerahkan misi. Pengumpulan dan pemusnahan. Ini barangnya.” Fran menyerahkan kertas pencarian Kierlazen kepada resepsionis.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Oh, pencarian rumput laut merah,” katanya, tampak terkejut. “Kami mengalami kekurangan pasokan akhir-akhir ini, jadi setiap bantuan kecil akan membantu. Silakan letakkan pengumpulanmu di sini.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Semuanya?"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Ya."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Fran, tunggu—</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Tentu."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Brrrssh!</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dia sudah lama tidak melakukan ini. Resepsionisnya mungkin mengira Fran adalah pemula yang hanya memiliki satu atau dua helai rumput laut di kantong itemnya. Petualang tingkat rendah terkadang menemukan rumput laut merah di perairan dangkal dan menyerahkannya. Dia mungkin mengira Fran adalah salah satunya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“H-hah?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ini semuanya.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“B-bagaimana…? Apa?!"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Sekitar dua ratus?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dua ratus delapan tepatnya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku mulai bertanya-tanya apakah kami mengambilnya terlalu banyak. Tapi ada banyak barang di dasar danau dan resepsionis mengatakan mereka mengalami kekurangan. Rumput laut merah di daerah itu telah dipotong darinya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tempat itu dikenal sebagai rumah bagi kumpulan Lake Murder, dan airnya cukup dalam. Berkumpul itu sulit, untuk sedikitnya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“T-tunggu!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Resepsionisnya kini panik, para petualang kini menatap. Syok, cemburu, penuh perhitungan… awan gelap kini menyelimuti guild.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Apa sekarang? Apakah kami dalam masalah?</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Saat resepsionis terus berjalan-jalan, seorang petualang tua dan berpengalaman dengan aura keren memanggil dari belakang kami.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Lulu, hitung saja semuanya dan bersihkan dia. Rumput laut merah memiliki penampilan yang unik; Menurut aku itu sah.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“B-benar!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Pengolahan semua necroweed ini menjadi prioritas karena kekurangannya. Kami akan menunggu sampai Kamu selesai. Benar kan, kawan?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Petualang keren itu sepertinya mempunyai pengaruh, karena para petualang di sekitarnya mengangguk.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Y-ya, tentu saja.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Tidak masalah."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Sepertinya kami akan baik-baik saja. Terima kasih Pak Dandy! Tapi saat aku mengira kami sudah keluar dari hutan, pesolek itu memanggil Fran. Dia tampak begitu muram sehingga aku pikir dia gila.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kamu bukan dari sekitar sini, kan?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hm. Aku kebetulan berada di kota.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Begitu… Aku tahu itu sopan santun, tapi aku harus bertanya. Dari mana kamu mendapatkan semua rumput laut itu? Aku akan membayarmu untuk tipnya.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kamu ingin lokasinya?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Ya. Kelangkaan rumput laut merah selalu menjadi kekhawatiran bagi kami penduduk setempat. Tempat berkumpul baru akan sangat besar.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku mengerti. Dia berpikir jika pemula seperti Fran bisa mengumpulkannya, itu pasti tempat bertani yang mudah.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kamu tidak perlu membayarku.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“A-apa kamu yakin?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hm. Lagipula aku tidak akan kembali ke sana.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kami berhutang banyak padamu!” Pria itu menundukkan kepalanya dan dengan cepat membuat peta. Itu adalah diagram rinci Danau Vivian dengan danau dan semua kota di sekitarnya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Sayangnya, kami tidak akan memberitahunya hal baru.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Bisakah kamu menunjukkan di mana kamu menemukannya?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hm. Disini."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Fran menunjuk ke suatu area agak barat dari sebuah pulau kecil antara Kierlazen dan Seftent. Kami diberitahu di Kierlazen bahwa kami akan menemukan rumput laut seratus meter di sebelah barat pulau berbentuk bintang. Guildmaster telah mengetahui bahwa Fran akan mampu menangani tempat pertanian yang berbahaya itu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Hah? Tapi kupikir ada sarang Lake Murder di sana…”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Dulu ada satu.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Apa? Kamu membunuh mereka?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hm.” Fran mengangguk dan gumaman muncul di antara para petualang. Suasananya bahkan lebih buruk dari sebelumnya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Dengar, jika kamu tidak ingin memberi tahu kami, katakan saja. Semua orang bisa tahu kalau kamu berbohong.” </span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hm? Aku tidak berbohong."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Akhir-akhir ini juga ada rumor tentang Lake Killer.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Mati, sama seperti yang lainnya.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Apa? Seekor Kucing Hitam sepertimu menghancurkan seluruh paket Lake Murder?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hm.” Nada bicara Fran menurun. Sekali lagi, orang-orang meremehkannya karena rasnya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ka-kalau begitu, kamu seharusnya memiliki materi dari Lake Murder, kan? Dan Lake Killer juga! Jika kamu membunuh mereka, di mana mereka?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dandy itu marah sekarang. Aku terkesan karena dia tidak langsung berteriak, tapi Fran bahkan lebih marah darinya. Jika dia tidak memilih kata selanjutnya dengan hati-hati, mungkin akan terjadi pertumpahan darah.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tidak menyadari fakta bahwa Fran mempertaruhkan nyawanya di tangannya, pesolek itu mengajukan tuntutan lebih lanjut. </span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Bisakah kamu menunjukkannya pada mereka? Kamu seharusnya bisa melakukannya jika kamu tidak berbohong.” </span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Di Sini?"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Dimana lagi?"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Fran melihat sekeliling untuk melihat semua petualang menghakiminya dengan kasar. Nah, sekarang mereka pasti mengira dia berbohong.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ya, aku menarik kembali segala hal baik yang kukatakan tentang pesolek itu. Tentu saja, dia sopan di permukaan, tapi mengingat kami dikepung, dia mungkin juga akan meneriakkan perintah kepada kami. Sejauh para petualang pergi, orang-orang ini berada di pihak yang lebih jahat. Mereka jelas-jelas mencemooh Fran karena apa yang mereka anggap sebagai pangkat rendahnya dan berpikir tidak apa-apa bagi mereka untuk menyalahkannya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dan mereka mencemoohnya karena dia adalah Kucing Hitam. Kesadaran ini hanya memperburuk suasana hati Fran.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“…”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Jangan hanya berdiri disana. Apakah kamu tidak punya sesuatu untuk dikatakan?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku juga merasa kesal. Kalau Fran ingin memukul mereka, aku tidak akan menghentikannya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Baiklah."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Para petualang berteriak lebih keras daripada resepsionis. Segunung Lake Murder tiba-tiba muncul di tengah aula guild. Sisa-sisa Lake Killer juga ditempatkan di atasnya, dan masih tetap besar meskipun tubuhnya dipotong menjadi dua.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kami telah memusnahkan dan membuang daging monster tadi malam, membiarkan kulit mereka tetap utuh. Kepala mereka masih utuh, membuat mereka terlihat cukup mengintimidasi. Pemandangan Killer raksasa yang ditempatkan di atas tiga puluh Murder cukup menakutkan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Gyaaa!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Wah!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dan kemudian gunung itu roboh. Para petualang berteriak saat kulit Killer raksasa menimpa mereka.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Cukup?"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“H-hah…?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kepanikan dan bau daging mentah menyebar ke seluruh guild. Bagaimanapun, mereka masih mentah bahkan setelah kami mengolahnya. Selain itu, kami harus berterima kasih kepada Pak Dandy atas semua kekacauan ini! </span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Sekarang apakah kamu percaya padaku?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“T-tidak mungkin…”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Iya."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Uhh…” Resepsionis itu kehilangan kata-kata.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tapi para petualang baru saja bergumam.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kamu mungkin membeli ini!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kenapa dia melakukan itu?!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Maksudku, lihat itu!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Setidaknya mereka tidak menanggapinya dengan baik. Mungkin seharusnya aku menghentikannya. Resepsionis tentu tidak tahu harus berbuat apa. Semua orang panik sekarang.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Haruskah kita menghajar mereka semua? Fran merenung.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Hah?</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Jika itu tidak membuat mereka diam, aku tidak tahu apa yang akan terjadi.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Sangat tegas! Tapi mungkin agak terlalu kejam. Siapa pun yang bertanggung jawab pasti akan memberitahunya bahwa dia berlebihan. Lagi pula, Fran mulai bosan dengan semua ini. Mungkin guild bisa melakukan terapi kejut listrik ringan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Saat aku mempertimbangkan pilihanku, seorang wanita tua kecil muncul dari dalam guild. Dia membungkuk. Kerutan dalam menutupi wajahnya. Dia benar-benar terlihat seusianya, tapi sekilas aku bisa tahu bahwa dia bukan warga senior biasa.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ini pastinya adalah Guildmaster. Jubah yang dia kenakan adalah manatech yang kuat dan ada juga mana miliknya. Kualitas mana yang mengalir dalam dirinya memberitahuku bahwa dia adalah penyihir kelas satu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kalau begitu, ada apa ini? Lulu, apa yang terjadi di sini?!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“G-Guildmaster! Soalnya, gadis ini…”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Yah, baiklah… apa yang dilakukan pembawa nama panggilan di sini?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Wanita tua itu memandang Fran. Dia segera mengetahui identitasnya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hanya mampir.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Yah, terima kasih sudah mampir. Tapi aku harus memintamu untuk tenang.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Mereka memulainya.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku tahu, aku tahu. Aku hanya bilang saja.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Guildmaster bisa menebak apa yang terjadi, tapi dia bertanya pada resepsionis untuk rincian lebih lanjut. Dia lalu menghela nafas panjang.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ini adalah Guild orang-orang bodoh dan tolol! Membuatku mual, sejujurnya. Banyak dari Kamu yang seharusnya tahu bahwa dia berada di luar kemampuan Kamu saat pertama kali melihatnya.” </span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“A-aku minta maaf…”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Lupakan! Mengapa kamu tidak membereskan kekacauan ini, ya? Swift, kamu juga membantu. Seluruh kekacauan ini terjadi karena kamu terlalu lemah untuk membaca tentangnya.” </span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Y-ya.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Sedangkan kalian semua idiot…” Para petualang mengejang ketika wanita tua itu memelototi mereka. Tubuhnya yang menyusut mengirimkan gelombang intimidasi. “Kamu sebenarnya beruntung karena anak ini lebih kuat dari kalian semua! Kamu tinggal selangkah lagi untuk menghukum mati dia, bukan? Kalian semua harus membayar denda untuk itu!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“T-tapi…!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“K-kami pikir dia berbohong…”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Tutup mulut bodohmu! Kamu lebih tebal dari pantat sapi yang sedang memerah susu! Kamu berada dalam masa yang sulit, aku akan memberitahumu itu! Dan Swift, Kamu akan mendapatkan yang lebih buruk dari mereka. Kamu bahkan mungkin akan mengalami penurunan pangkat!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Y-ya, Bu…”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Dan jika aku melihatmu idiot melakukan hal bodoh seperti ini lagi di masa depan… Hmph! Tunggu saja.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">I-hanya itu yang ingin dia katakan pada mereka?Apa yang akan dia lakukan? Para petualang meneguknya secara kolektif dan gemetar. Betapapun kesalnya aku terhadap mereka, mau tak mau aku merasa sedikit kasihan pada mereka. Wanita tua ini bukanlah orang yang bisa dianggap enteng.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Black Lightning Princess, kamu ikut denganku.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hm.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ketika dia memanggil Fran dengan nama panggilannya, gumaman yang berbeda mulai menyebar… salah satu keheranan. Nama panggilan Fran telah menyebar sampai ke Belioth.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ketika Fran dan Guildmaster memasuki ruang belakang, teriakan terdengar di dalam aula guild. Suaranya cukup keras sehingga kami bisa mendengar apa yang mereka katakan tentang Fran tanpa berusaha.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Banyak yang bilang tidak mungkin anak seperti itu bisa sekuat itu. Yang lain dengan tenang menyatakan bahwa Guildmaster tidak mungkin salah. Tetap saja, anak-anak muda itu tertawa dan berkata bahwa mereka mungkin bisa mengajak Fran berkelahi.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kau harus memaafkan para idiot itu. Dan terima kasih sekali lagi karena tidak mengalahkan mereka.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Tidak apa-apa."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku Guildmaster di sini. Para petualang memanggilku Jill Tua.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku Fran. Petualang Rank B.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Fran mengeluarkan kartu petualangnya, tapi Jill hanya melihatnya sekali.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Aku tahu. Kamu satu-satunya Kucing Hitam yang berhasil sejauh ini. Kamu juga terlihat persis seperti yang mereka gambarkan tentang Kamu. Kemana tujuanmu?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Akhademi Si… Akademi Sihir.” Fran lucu ketika dia gagal mengucapkan kata-katanya. Dia akan lebih manis lagi jika dia merasa malu karenanya. Tapi itu bukanlah hal yang memalukan baginya, jadi dia hanya mengatakannya lagi dengan benar.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Guildmaster juga tidak memperhatikannya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Akademi Sihir? Jangan bilang kamu mendaftar.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Tidak. Aku punya misi di sana.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Jadi begitu. Pertarungan bukanlah satu-satunya hal yang mereka ajarkan di sana. Di usiamu, mendaftar mungkin merupakan ide yang bagus.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku bisa menjadi lebih kuat dengan bertualang.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Yah, jangan biarkan aku menghentikanmu. Kami akan mengirimkan rumput laut merah ke Kierlazen. Tapi lihatlah, kami juga mengalami kekurangan barang-barang di sini—kami semua penghuni danau, sungguh. Apakah kamu keberatan jika kami membaginya dengan guild lain? Aku akan memastikan bahwa Kamu diberi penghargaan karena menyelesaikan banyak misi.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hm. Bagikan ke tempat-tempat yang membutuhkan.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Terima kasih. Kami sangat menghargainya.” Jill tua menghela napas lega. Kekurangan ini pasti telah membunuh mereka. “Bisakah kami membeli kulit Lake Killer dan Murder darimu juga?” </span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Tentu."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kamu jarang melihat kulit bersih seperti itu. Kami akan memberikan sesuatu yang ekstra untukmu.” </span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Terima kasih."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Nah, itu sudah cukup obrolannya. Aku ingin mendiskusikan beberapa masalah mendesak denganmu.” Pasti ada alasan mengapa Jill membawa Fran ke kantornya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku punya misi untukmu,” lanjutnya, “dan itu adalah sesuatu yang hanya bisa dicapai oleh Rank B sepertimu.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Sebuah Quest?"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Jangan khawatir,” katanya sambil terkekeh, “itu seharusnya tidak menjadi masalah bagimu.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Fran mendukungnya, tapi misi macam apa ini? Aku mulai sedikit panik.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"> </span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Itu besar.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ya, Kamu benar-benar dapat melihat seberapa besarnya dari dekat.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Itu adalah hari setelah kami menerima misi Jill Tua. Fran sekarang berada di atas perahu, dan di sampingnya ada Jill Tua sang Ketua Persekutuan. Mereka menuju ke kapal berukuran sedang yang disebut Kapal Petualang, berjarak seratus meter dari pelabuhan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Meskipun itu adalah kapal berukuran sedang, itu masih lebih besar dari sebuah rumah. Besarnya kapal itu benar-benar membuat kami tenggelam jika dibandingkan dengan perahu kecil yang kami tumpangi.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Awalnya Fran menawarkan untuk menumpang Jet di sana, tapi Jill memutuskan untuk tidak melakukannya. Dia tidak ingin membuat orang khawatir. Lagipula, tidak ada cara untuk memberi tahu semua anggota kru sebelumnya, dan mereka mungkin salah mengira Jet sebagai monster yang menyerang mereka. Jika kepanikan terjadi di antara armada, dampaknya akan sampai ke luar kota. Kapal-kapal bahkan mungkin saling bertabrakan dan tenggelam saat mencoba melarikan diri.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Mereka punya Guild Petualang di sana?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Itu benar. Ini lebih kecil, untuk kemampuan manuver yang lebih baik.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Dan seluruh cabang ada di sana?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Ya. Ada akomodasi, tempat pelatihan, tempat membongkar, dan toko senjata.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dia memiliki semua yang dibutuhkan seorang petualang.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Jadi aku akan bertanding di sana juga?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Itu benar."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Jill tua telah menugaskan Fran untuk bertarung dengan para petualang lokal. Sebagian besar petualang Danau Vivian lahir dan besar di wilayah tersebut. Biasanya, mereka melakukan perjalanan dari satu daerah ke daerah lain, entah itu untuk menjadi lebih kuat, karena daya tarik Dungeon, atau sekadar nafsu berkelana. Kebanyakan dari mereka akan mendirikan markas operasi mereka di dekat Dungeon atau Haunt yang ingin mereka taklukkan sejak usia muda.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tapi dengan Armada Dagang sebagai pusatnya, sebagian besar petualang danau tetap berada di danau. Aku rasa bisa dibilang guild di sana sangat berorientasi pada komunitas. Berasal dari tempat yang sama, mereka sopan dan mengetahui semua hukum tidak tertulis di Danau Vivian.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Sejauh ini bagus. Namun mereka terus-menerus berada di bawah ancaman untuk berpuas diri. Pangkat rendah, khususnya, tidak memiliki sensor bahaya dan daya saing seorang petualang. Sebagian besar petualang di sana mengenal satu sama lain dan para petualang senior biasanya adalah pahlawan masa kecil semua orang. Ketika mereka kalah dalam suatu pertandingan, mereka hanya mengangkat bahu dan berpikir, “Yah, tentu saja aku kalah dari si anu,” tanpa memikirkan apa pun.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Daya saing bisa saja berubah menjadi permusuhan, namun di sisi lain, bisa menjadi sebuah kasus besi yang mengasah besi. Danau Vivian tidak memiliki daya saing seperti ini.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku ingin kau mengalahkan anak buah kami,” kata Jill Tua. “Untungnya mereka masih tidak ingin orang luar menunjukkannya.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hm. Aku mengerti."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Benarkah?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku juga tidak ingin orang-orang meremehkan Kucing Hitam.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ya, menurutku mirip dengan itu.” Jill terkekeh, “Aku tidak sabar melihat raut wajah mereka saat melihatmu terbuat dari apa. Jangan ragu untuk menghajar mereka, jiwa dan raga.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Jill tua bukanlah wanita tua kecil yang baik. Tapi aku sepenuhnya setuju. Para petualang akan terkejut karena kalah dari Fran. Dia adalah seorang gadis, dan juga seekor Kucing Hitam. Bukan juara stereotipmu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Maksudku, aku juga akan menangis kalau begitu. Tapi jika para petualang akan membenci siapa pun, biarlah Jill-lah yang menyuruh Fran melakukan hal itu sejak awal. Haruskah aku menyuruh Fran untuk menahan diri? Nah, dia tidak akan berani melakukannya, meskipun aku memintanya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kami mencapai Kapal Petualang sambil berbicara. Kami datang ke samping kapal dan menaiki tangga yang dibuat khusus untuk para petualang. Mereka mungkin memasangnya karena lalu lintas petualang sangat umum di sekitar sini.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tetap saja, itu terlihat seperti kapal biasa.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hm.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Woof."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Selain bendera yang berlambang guild, tampilannya kurang lebih sama dengan kapal berukuran sedang lainnya di dekatnya. Perbedaan nyata terlihat dengan sendirinya saat kami melangkah masuk. Seolah-olah mereka mengambil lobi guild stkamur dan menempatkannya di dalam kapal. Para petualang melakukan urusan mereka di sini dan tempat itu penuh dengan aktivitas.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Bahkan dengan sebagian besar petualang yang turun di Seftent, masih banyak yang menaikinya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tatapan mereka langsung tertuju pada Jill Tua ketika dia dan Fran memasuki ruangan. Yang kuat di antara mereka mulai menghitung tingkat kekuatannya sekaligus. Banyak dari mereka yang tampak skeptis. Mereka menatap Jill, lalu ke Fran, lalu berbalik… meskipun mereka masih mencuri pandang dari waktu ke waktu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Mereka pasti tahu Jill Tua mendatangkan orang luar untuk pertandingan tanding. Anggota guild terbaik akan melawan mereka dan orang luar harus menjadi petualang yang hebat. Tapi mereka tidak tahu kenapa ada gadis kecil yang bersama Jill Tua.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Hal ini terutama berlaku bagi para petualang yang lebih lemah. Aku mendengar orang-orang bergumam satu sama lain, “Apa yang dilakukan gadis ini di sini?” Mengetahui Jill Tua, mereka mengira dia pasti membawanya ke sini dengan sengaja.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Sepertinya kamu berhasil, perempuan tua.” Seorang lelaki tua keriput seukuran Jill Tua menyambut kami di resepsi.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Senang bertemu denganmu, orang tua bodoh.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Meskipun dia sekecil Jill Tua, aku tahu dia tidak seperti kelihatannya. Punggungnya yang bungkuk sepertinya memiliki masalah pergerakan, tetapi lelaki tua itu sangat kuat. Dia pastilah petarung yang hebat ketika dia masih muda.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Orang tua ini pastinya adalah Guildmaster di sini.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Namanya Barfillan. Panggil aku Bar Tua.” Dia agak kasar dengan kata-katanya tapi jabat tangannya sopan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Oke."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ayo, aku akan memberitahumu apa yang akan kamu lakukan hari ini. Kami senang menerimamu.” </span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Terima kasih."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Sekarang setelah Barfillan menyambutnya, semua orang tahu bahwa Fran akan menjadi rekan tanding mereka. Para petualang tingkat tinggi mengangguk dan para petualang tingkat rendah tersentak.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tiba-tiba, seorang pemuda yang sepertinya tidak setuju dengan pengaturan tersebut menghalangi kami. “Bar Tua, apakah dia—”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Menurutmu, apa yang sedang kamu lakukan?!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Eep.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Begitukah caramu memperlakukan seorang petualang dalam sebuah misi?! Di mana sopan santunmu?!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Pemuda itu terjatuh setelah Bar Tua memukulnya. Teman-temannya harus membantunya berdiri.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku akan memperkenalkanmu nanti. Dan sampai kamu bisa mengukur kekuatan seseorang dengan tepat, aku sarankan kamu menutup jebakanmu!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“T-tapi…”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Sungguh, fakta bahwa aku berusaha keras untuk menyambutnya sudah cukup untuk memberi tahu Kamu betapa pentingnya dia. Jika Kamu bahkan tidak bisa membaca isyarat sosial dasar, mundurlah!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ini pastilah wabah rasa berpuas diri yang dibicarakan oleh Jill Tua. Aku pikir dia lolos dengan mudah, mengingat fakta bahwa dia menyela Guildmaster dan memandang rendah tamunya. Jika kami kembali ke ibu kota Granzell, Erianthe pasti sudah membunuh pelakunya. Semoga kepala besarnya pecah setelah melihat betapa kuatnya Fran.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Saat kami menuruni tangga, Bar Tua memberi kami detail pencariannya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku hanya harus melawan mereka sekali saja?” tanya Fran.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Itu benar. Hajar saja mereka. Hancurkan semangat mereka. Pokoknya hajar saja hidup mereka.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ini akan menjadi obat yang bagus untuk orang-orang bodoh ini.” Jill tua terkekeh.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Bar Tua mengayunkan tangannya untuk menekankan apa yang dia katakan. Jill tua hanya duduk santai, jelas menikmatinya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Kamu yakin?" Fran bertanya sambil memiringkan kepalanya. Warga lanjut usia mungkin tidak bisa mengetahuinya, tapi dia sudah lebih dari siap untuk itu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kamu melihat apa yang baru saja mereka lakukan. Mereka tidak punya rasa hormat.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kamu telah memanjakannya, bukan?” renung Fran.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku tidak akan menyangkal hal itu. Tidak banyak misi yang mengancam nyawa di sini.” “Dan kata-kata hanya bisa berbuat banyak.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Memang. Kau tahu, para petualang telah menghilang akhir-akhir ini. Apakah kamu mendengarnya?” </span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Di kota terakhir, ya.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku pikir mereka terlalu santai. Mereka melakukan misi, menganggap segalanya akan berjalan seperti biasa, lengah, dan…”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Itu juga membuatku khawatir. Semakin banyak orang yang berpuas diri di Guildku.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Para petualang yang mengeroyok Fran adalah wujud dari rasa puas diri itu. Mereka memaksakan aturan tak terucapkan pada orang luar tanpa berpikir panjang. Hal ini benar-benar memprihatinkan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Jadi, beri tahu mereka siapa bosnya.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Heh heh heh. Kami mengandalkanmu.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kami mengalahkan elit guild akan membuat anggota guild yang lain meluruskan punggung mereka. Pasti ada cara lain untuk menggambarkan kesenjangan dalam kemampuan kami… tapi jika menyangkut para petualang, ini adalah metode terbaik.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Tetapi sebelum Kamu melakukannya, aku harus menetapkan beberapa aturan dasar. Kamu harus menahan diri.” </span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku hanya tidak boleh membunuh mereka, kan?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kamu juga tidak bisa melukai mereka hingga menjadi cacat! K-kamu bercanda, kan?” Bar Tua tergagap.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hm?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Wanita tua…” Aku melihat butiran keringat mengalir di dagu Bar Tua. Akhirnya dia sadar bahwa Fran lebih berbahaya dari yang dia kira.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Dia menerima misi itu,” kata Jill Tua.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“K-kamu benar. Lihat, mereka adalah petualang yang menjanjikan. Jangan melakukan apa pun yang akan meninggalkan cedera permanen.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Oke. Aku akan mencoba berhati-hati.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Silakan! Berjanjilah padaku kamu akan berhati-hati!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hm. Aku sudah menyelesaikannya.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Aku mengandalkan mu."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Jangan khawatir,Aku berpikir dalam hati. Aku akan menghentikan Fran jika dia lepas kendali. Aku akan mencobanya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Dan tidak ada sihir yang mencolok.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Mengapa tidak? Kamu telah menyiapkan penghalang.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ya, baiklah, kita masih di dalam kapal. Kamu akan meledakkan seluruh tempat jika kamu menggunakan mantra api dan petir.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Jadi begitu."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Mengingat nama panggilan Fran, detail ini sangatlah penting.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kami sudah memperkuat penghalangnya, tentu saja, tapi aku jamin penghalang itu tidak akan bertahan lama jika kamu menyerangnya dengan salah satu mantramu yang terisi penuh.” </span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Fran, JANGAN rusak kapalnya!</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Oke, aku akan mencoba berhati-hati.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Berjanjilah padaku!</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ini masih merupakan kapal dengan suku cadang manatech, dan harganya tidak murah. Astaga, aku benar-benar tidak ingin Fran berlebihan dalam hal ini.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Dan kudengar kamu punya familiar. Bisakah kita melihatnya?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Jet."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Woof!"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku bahkan tidak memperhatikan dia di sana! Dark Magic! Dan dia adalah…”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Darkness Wolf? Tidak, kurang tepat. Tapi aku tahu dia kuat…”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Orang-orang dengan pengalaman bertahun-tahun pasti bisa mendeteksi kekuatan Jet. Aliran mana yang stabil di tubuhnya, pendiriannya yang teguh, matanya… ada banyak hal yang harus dilakukan. Jika Kamu bisa mengukur kekuatan Fran bahkan ketika dia menahan diri, Kamu bisa melakukan hal yang sama dengan Jet. Sebut saja itu naluri petualang.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tapi keduanya sepertinya tidak tahu banyak tentang monster serigala. Saat mereka berevolusi, serigala menjadi lebih baik dalam menyembunyikan mana, membuat kekuatan mereka semakin sulit diukur.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Jet sangat kuat.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Benarkah? Jika Kamu mengatakan itu, itu pasti benar. Bagus. Kami ingin dia bertarung juga.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Woof!"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Jet bilang dia akan melakukannya.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Terima kasih. Tidak banyak monster buas yang kuat di wilayah ini, dan aku ingin anak-anak kami melihat betapa menakutkannya mereka. Titik buta seorang petualang bisa membuatnya terbunuh, lho.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Titik buta?"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Itu benar. Petualang kami semuanya profesional di Danau Vivian. Tapi mereka dikhususkan untuk suatu kesalahan.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Meskipun mereka telah menguasai semua Skill yang diperlukan untuk menangani misi danau, mereka tidak dapat mulai menaklukkan Dungeon di wilayah lain. Rank C yang baru dipromosikan sebenarnya telah mati di Dungeon level E baru-baru ini. Kematian itu hanya membuat para petualang Danau Vivian semakin terisolasi, dan tidak ada yang melihat itu sebagai masalah. Lagipula, sebagian besar petualang terjebak di Danau Vivian.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tetap saja, penduduk Belioth mulai mengejek para petualang Danau Vivian. Mereka adalah teman-temanmu di danau, kata mereka, tapi di tempat lain mereka semua adalah ikan yang kehabisan air.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ini semua sangat membuat frustrasi. Kami telah mencoba mengubah pikiran mereka tetapi tidak ada yang berhasil.” </span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Itulah mengapa kami sangat menghargai kerja samamu, Jet,” kata Jill Tua sambil mengelus Jet. “Tapi kamu sungguh binatang yang cantik. Aku yakin kamu adalah tingkat ancaman yang benar-benar konyol, ehh?” </span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Siapa tahu?" kata Fran.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Yah… tapi jangan hancurkan perahunya.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Kita akan baik-baik saja. Benar, Jet?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Bark, bark!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ayo pergi ke tempat latihan,” kata Bar Tua.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hm.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Woof!"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tempat pelatihan terletak di tingkat bawah kapal dan cukup luas. Tentang ukuran auditorium. Langit-langitnya rendah, tetapi ada lebih dari cukup ruang untuk bergerak.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Sejumlah besar petualang telah berkumpul. Setidaknya lebih dari lima puluh. Fran hanya akan melawan salah satu dari mereka, tapi dia telah menarik banyak penonton.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Namun, tidak cukup untuk memuaskan Jill Tua. "Ini saja?"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Mau bagaimana lagi, dengan misi darurat yang sedang berlangsung. Sebagian besar petualang kami sedang pergi.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Kukira. Lagipula itu adalah misi dari mereka…”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Saat kami mengamati para penonton, seorang petualang muncul dari kerumunan. Pria itu tampaknya berada satu kepala dan bahu di atas yang lain.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dia kuat. Statistiknya menempatkannya di atas Rank C. Jauh lebih lemah dari Colbert, tapi dia memiliki Water Magic dan Trap Sense, serta beberapa Skill yang membantu pergerakan air. Pria itu adalah pemain serba bisa yang seimbang dan bisa menimbulkan banyak kerusakan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Halo. Aku Lovren, petualang Rank B.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hm. Aku-"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Ah! Sebelum Kamu memperkenalkan diri, tolong beri aku namamu.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Fran tampak bingung, </span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Oke. Aku Fran.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Senang bertemu denganmu, Fran. Aku rasa kami harus banyak belajar dari Kamu hari ini.” </span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hm.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Lovren mengulurkan tangannya dan Fran menjabatnya. Pria berambut hitam dengan ketampanan dan sikap sopan ini sepertinya pria yang cukup baik.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Tapi sungguh, Guildmaster,” katanya, “apakah kamu benar-benar perlu menyembunyikan identitasnya? Aku bukan satu-satunya di sini yang mengetahui siapa dia.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ya, masih banyak lagi orang bodoh yang belum melakukannya. Bukan saja mereka bodoh, tapi mereka bahkan tidak bisa melihat dengan cukup baik untuk memahaminya!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Lovren terkekeh. “Kejam seperti biasanya.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ini bukan bahan tertawaan, Nak! Jangankan para petinggi, aku bahkan tidak bisa berharap para bajingan itu akan menyapu bersih pantat mereka sendiri! Masalahnya adalah bahkan Rank D dan C tidak dapat mengetahui siapa Fran! Mereka sudah terlalu nyaman terlalu lama! Mereka menjadi lunak!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Sepertinya tidak ada insiden besar apa pun selama dua puluh tahun terakhir ini. Hal terdekat yang kami alami adalah keributan tentang hadiahnya. Aku tidak pernah tahu bagaimana hal itu berakhir.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Berhentilah tertawa, As! Kaulah alasan mengapa orang-orang membicarakan tentang para petualang Danau Vivian! Orang-orang di ibu kota mengatakan kami hanyalah sekelompok alang-alang!” </span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku bahkan tidak tahu apa maksudnya.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ugh…”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Dengar, jangan terlalu mengkhawatirkannya. Ini hanya masalah pembagian kerja.” Lovren benar-benar terlihat tidak keberatan sedikit pun. Jika Bar Tua mudah tersinggung, Lovren murah hati.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Bukan pertandingan yang bagus. Sebenarnya, sepertinya Guildmaster lama itu hendak meledakkan pembuluh darahnya. Apa pun yang terjadi, ada satu hal lagi yang perlu kami klarifikasi.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Apakah dia yang aku lawan?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Tidak. Bagaimanapun juga, dialah jagoan kita.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Jika Lovren kalah, guncangan pada guild akan terlalu besar. Sesaat aku merasa kasihan pada siapapun yang terpilih untuk dikorbankan untuk Fran. Namun kemudian aku mengetahui bahwa lawan kami dengan senang hati mengajukan diri. Aku kira dia pantas menerima apa pun yang akan terjadi.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Baiklah, pergilah, idiot! Pertarungan akan segera dimulai!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Jangan hanya berdiri disana! Minggir!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Para Guildmaster membubarkan kerumunan sampai hanya seorang pria yang tersisa berdiri di arena.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dia adalah individu yang tegas dan gagah dengan rambut oranye berpotongan cepak. Dia tampak seperti manusia laut sejati. Atau, tahukah Kamu, tentang danau.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku Dagor. Petualang Rank C. Aku menantikan duel ini, Nona Fran.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hm. Ayo kita dapatkan yang bagus.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku merasa terhormat bisa melawan pejuang sekuat itu. Aku akan melakukan yang terbaik untuk tidak mengecewakanmu!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dia tampak bersungguh-sungguh, ketulusannya terlihat bahkan dari seberapa dalam dia membungkuk.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku Mengidentifynya dan menemukan bahwa dia adalah ahli tombak. Mastery dan Art Spear Tingkat tinggi, Harpoon Mastery, dan Throw. Dia juga memiliki Skill aneh yang disebut Water Cutter yang memungkinkan dia membelah ketahanan air ketika menyerang di bawah air. Dia juga seorang spesialis danau.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Untuk pertarungan yang bagus!” dia meledak.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hmm!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Siap? Mulai!"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Haah!” Dagor mulai bergerak sesuai tanda Bar Tua. Dia ingin menyelesaikan pertarungan ini dalam satu pukulan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Fran tersenyum saat dia memanfaatkanku untuk memblokir serangan itu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dagor juga tersenyum. "Ha ha ha! Kekuatan seperti itu!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Itu bagus."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Bentrokan pertama mereka adalah pertukaran serangan dan pertahanan. Dagor mendatangi Fran dengan semua yang dimilikinya sementara dia menunggu untuk mengamatinya. Keduanya bersenang-senang.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Duel ini bukannya tanpa risiko, sebagian besar disebabkan oleh tombak Dagor. Ada kait besar seperti tombak di ujungnya yang bisa dia gunakan untuk menarik sasarannya begitu dia menikamnya. Aku belum pernah melihat senjata bergerak seperti itu, dan senjata itu nyaris menyerempet Fran berkali-kali.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Menarik."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Ah! Aku merasa terhormat Kamu berpikir demikian, Black Lightning Princess!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dagor mulai merapal mantra di tengah serangannya. Dia cukup tangguh dalam melakukan multitasking semacam ini! Dia belum berada di Rank B, tapi dia pasti berlatih setiap hari. Kamu bisa melihat hasilnya tepat di depan kami.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Namun, itu tidak cukup untuk mengalahkan Fran. Dia menjatuhkan tombaknya dari tangannya dengan pedangnya dan itulah akhirnya. Dagor tersenyum puas, tapi penonton kami kaget. Satu-satunya orang yang tidak terkejut adalah mereka yang sudah mengenali kekuatan Fran sejak awal.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Apakah itu penyelesaian misi? Tidak, Jet belum bertarung.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Saat keheningan menyelimuti tempat latihan, seorang pria melangkah ke dalam ring. “Kurasa aku akan pergi selanjutnya. Bolehkah aku melawan serigalamu itu?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Arf?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Petualang Rank B Lovren mengajukan diri untuk bertanding dengan Jet.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kamu ingin melawan Jet?” tanya Fran.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Ya."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Lovren, tunggu!” Bar Tua berteriak dengan panik. “Menurutmu apa yang sedang kamu lakukan? Kembali kesini!"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Tetapi seseorang harus melawan serigala itu. Mungkin aku juga bisa.” </span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"TIDAK!" teriak Bar Tua.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Para petualang masih terdiam. Jika Lovren kalah, aku tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi pada mereka.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Namun Lovren tak punya niat untuk mundur. “Aku kurang pengalaman melawan binatang buas, jadi ini akan menjadi latihan yang baik untukku. Dan juga, hal itu akan lebih mengguncang jika aku kalah.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Sekarang ekspresi terkejut menimpa Dagor. Dia tidak percaya bahwa guild terkuat bisa kalah. Akan benar-benar kalah.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“T-Tuan Lovren, menurut Kamu Kamu tidak bisa menang?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Serigala itu sepertinya cukup kuat,” kata Lovren.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Fran mengangguk. “Hm. Sangat kuat."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Woof!"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Bar Tua telah menyuruh Lovren berhenti karena tidak terlalu sadar diri sebagai jagoan guild. Itukah sebabnya dia mengajukan diri? Apakah dia ingin menunjukkan dirinya kalah agar orang lain tidak berpuas diri?</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Jika kamu kalah… bagaimana dengan reputasimu?” Bar Tua tidak setuju dengannya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Sementara itu, Lovren tetap santai seperti biasanya. “Semua orang cepat atau lambat akan kalah dari seseorang yang lebih kuat dari mereka. Lagipula, kau tahu, reputasiku tidak akan pernah hilang.” Dia tertawa dan menyiapkan tombaknya. Jet melangkah maju, siap bertarung.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Mari kita buat ini menarik.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Woof!"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Pertarungan tersebut kini menarik perhatian semua orang, baik veteran maupun pemula. Ada harapan besar di mata para pemula muda. Lovren seharusnya bisa membalaskan dendam Dagor, pikir mereka.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Lovren, dengarkan aku!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Bisakah, orang tua bodoh! Saat seorang pria berkata dia ingin berkelahi, biarkan saja!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Tetapi…!"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Hmph. Jangan pedulikan dia,” kata Jill Tua. “Kurasa kalian berdua sudah siap. Biarkan pertarungan dimulai!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hyaaa!” Lovren membuka pertarungan dengan sebuah tusukan saat Jill Tua menyuruh pergi. Mengetahui kekuatan Jet, dia tidak menarik pukulannya. Dia mengincar jugularisnya, tapi meleset. Jet telah memutar tubuhnya untuk menghindarinya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Grr!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Penghindaran yang anggun! Bagaimana dengan ini!"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Woof!"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Yaaaah!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Jet dan Lovren sama-sama merupakan petarung yang lincah. Mereka bergerak di medan pertempuran dengan sangat cepat sehingga sulit untuk mengimbanginya. Aku bahkan tidak berpikir orang-orang berpangkat rendah tahu apa yang sedang terjadi.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tidak ada yang menggunakan sihir karena tidak ingin penonton terkena mantra nyasar. Mereka bergerak terlalu cepat sehingga para petualang tidak bisa menghindari semburan sihir.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Lovren mulai melambat. Dia memaksakan diri untuk mengimbangi Jet, tapi sekarang dia menarik napas dalam-dalam.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Huff…” Dia menyiapkan tombaknya dan mengumpulkan mana. Dia akan mempertaruhkan segalanya dan mengakhiri pertarungan sebelum kelelahan menimpanya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Jet melompat dari lantai ke langit-langit sebelum akhirnya berbalik melompat ke arah Lovren.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Keheningan dan gerakan. Dua strategi berbeda mengarah pada kesimpulan yang sama. Akhir dari duel.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ketegangan di ruangan itu terlihat jelas.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ssst…! Harp Thrust!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Grroaarr!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Lovren berbalik menghadap Jet dan meluncurkan Weapon Art miliknya. Itu adalah serangan yang cepat dan tepat.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Meskipun dia tahu dia akan kalah, dia tidak akan membiarkan hal itu terjadi begitu saja. Yang lain akan mengetahuinya. Tidak, dia akan menanamkan kewaspadaan pada para petualangnya dengan kalah sekuat tenaga.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Serangan itu menyerang Jet dalam sekejap. Tombak Lovren melesat di udara dan masuk ke mulut Jet—tetapi tidak pernah menembus kepalanya. Jet telah mengetahui serangan Lovren. Dia menggigit tombak itu dengan giginya yang berisi mana, menggelengkan kepalanya, dan melemparkannya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Pergeseran momentum yang tiba-tiba membuat Lovren kehilangan pijakan. Itu terjadi selama sepersekian detik, tapi itu cukup untuk membuatnya kehilangan pertandingan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Jet tidak membuang waktu untuk menanganinya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hah!” Lovren terlempar ke belakang, terlempar ke seberang geladak. Kerusakannya tidak besar, tapi dia tidak akan mengambil tombaknya lagi.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Sebaliknya, dia mengangkat tangannya karena kalah. "Tadi sangat menyenangkan. Aku kalah."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Woof!"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Para petualang bergumam ketika mereka melihat Lovren dengan mudah menyatakan kekalahan. Para petinggi melolong.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Akhir-akhir ini aku menjadi malas. Sepertinya sudah waktunya aku berlatih lagi.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Lovren ingin kebenaran kata-katanya meresap. Dia tidak cukup haus akan pertempuran untuk terus berjuang dalam pertarungan yang kalah. Tapi tidak seperti rekan-rekan petualangnya, dia selalu tersenyum.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Jill Tua menoleh ke arah para petualang yang gelisah. “Kamu mendengarnya. Itulah akhir pertandingan. Sekarang pergilah!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tapi sebagian besar petualang tetap berada di tempat latihan, mengobrol satu sama lain. Mereka bersemangat dengan pertandingan intens yang baru saja mereka saksikan. Akhirnya, para petinggi berkumpul di sekitar Fran.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Itu tadi Menajubkan! Benar-benar luar biasa!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Kamu bisa mengatakannya lagi. Aku malu menyebut diriku Rank B.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Fran dikelilingi dari semua sisi, tapi dia tampak bahagia. Komunikasi seperti ini merupakan hal baru baginya. Itu sangat mirip petualang.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Suasana hati para veteran pasti mempengaruhi orang-orang berpangkat rendah. Kesuraman mereka memudar dan digantikan dengan motivasi ketika mereka mulai berdiskusi bagaimana menjadi lebih kuat. Tempat pelatihan ini mungkin akan sibuk dalam beberapa minggu mendatang.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Bersemangat, para petualang berdiri bahu-membahu dan mulai bernyanyi. Itu adalah lagu tentang semangat danau, berjudul “Ballad of the Maiden by the Lake.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dari apa yang aku kumpulkan, Gadis ini adalah seorang wanita berambut pirang, berkulit putih dengan mata berwarna aneh—amethys kanan, zamrud kiri. Liriknya mengklaim dia melindungi danau, dan para petualang mengucapkan terima kasih padanya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Gusar karena nyanyian itu, Bar Tua berteriak, “Benar! Saatnya untuk menjadi selebriti—”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Jangan pikun dulu padaku, pak tua!” Jill tua, dengan tangan bersilang, membubarkan perayaan itu. “Dan hanya satu lagu yang kamu dapat! Kembali bekerja, kalian semua!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Wanita kecil yang berisik itu memerintahkan seluruh ruangan. Para petualang berpencar di bawah tatapannya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Fran, kamu ikut denganku,” kata Jill Tua.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hm.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Fran! Kamu benar-benar membantu kami hari ini,” kata Bar Tua. “Jangan ragu untuk menghubungi aku jika Kamu mendapat masalah. Aku akan membantumu secara pribadi!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Terima kasih, Bar Tua.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Fran tampak sedikit sedih karena melewatkan perayaan itu, dan Jill Tua menyadarinya ketika mereka memasuki ruang pertemuan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Ada apa dengan Kamu? Jangan bilang kamu ingin berpesta dengan orang-orang bodoh itu?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hm…”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Jill tua menghela nafas. “Dan di sini aku pikir Kamu tidak akan akur. Sepertinya kamu hanya seorang petinggi seperti mereka yang lain.” Dia menggelengkan kepalanya, jengkel.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Fran adalah orang aneh, seperti semua petualang tingkat tinggi di dunia. Jill tua memberinya senyuman masam, tapi ada kebaikan di matanya. Dia pada akhirnya juga menyukai orang-orang bodoh yang berada di bawah asuhannya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Pokoknya, kerja bagus dalam misi ini,” katanya. “Aku klien yang puas.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hm.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Meskipun jagoan lokal mereka dihajar, Guildmaster tampak puas. Mereka menentukan hadiah Fran dan menkamui misinya telah selesai. Sekarang kami tinggal menunggu pembayaran selesai.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Sebelum kita pergi, Aku bilang pada Fran, ada sesuatu yang ingin kutanyakan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kami bertanya kepada Jill Tua tentang anak laki-laki yang kami temui saat mengumpulkan necroweed. Dia tidak tahu siapa yang kami bicarakan pada awalnya, tapi kemudian menyadari siapa orang itu setelah kami menjelaskannya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Anak itu? Dia luar biasa. Aku yakin, aku akan menjadi Rank E termuda kami. Aku yakin dia berusia tiga belas tahun tahun ini.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Yang membuatnya jauh lebih muda dari rata-rata Rank E yang berusia enam belas tahun. Tetap saja, aku tidak tahu kenapa dia ingin membunuh Fran. Aku mengerti mengapa Kamu mungkin membenci seseorang yang lebih baik darimu. Kebencian, iri hati, kemarahan—semuanya mungkin terjadi, namun…</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Dia ingin membunuhku.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hmm… namun kamu belum pernah bertemu dengannya sebelumnya?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hm.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku tahu. Aku belum pernah mendengar apa pun tentang masa lalu anak itu. Kamu mungkin lebih beruntung dengan menanyakan apakah Kamu bertemu dengannya lagi. Dia bekerja di daerah tersebut.” </span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kurasa kita harus bertemu dengannya lagi.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Siapa namanya?"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Sierra. Mungkin sebuah alias.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Sebuah… alias?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kami semua punya alasan masing-masing, Nak. Petualang, khususnya.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Benar."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Sierra, anak laki-laki dengan aura pembunuh. Siapa dia?</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><div style="font-family: "times new roman"; font-size: x-large; text-align: center;"><div style="font-family: "Times New Roman"; font-size: medium; text-align: justify;"><div style="font-family: "times new roman";"><div style="text-align: center;"><span style="font-size: large;"><a href="https://www.isekaichan.com/2024/03/tensei-shitara-ken-deshita-light-novel-bahasa-indonesia-volume-14-chapter-1.html">PREVIOUS CHAPTER</a> <a href="https://www.isekaichan.com/p/tensei-shitara-ken-novel-indonesia.html">ToC</a> NEXT CHAPTER</span></div><div style="text-align: left;"><br /></div></div></div><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: large; text-align: justify;"></span><br style="font-family: "Times New Roman"; font-size: medium; text-align: justify;" /><div style="font-family: "Times New Roman"; font-size: medium; text-align: justify;"><div style="font-family: "times new roman";"><div style="text-align: left;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; font-size: large;">TL: Hantu</span></div></div></div></div></div><div style="font-family: "times new roman"; text-align: left;"><div style="text-align: justify;"><span><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; font-size: large;">EDITOR: Zatfley</span></span></div><div><span><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; font-size: large;"><br /></span></span></div></div></div></div></div></div></span></div>Hantuhttp://www.blogger.com/profile/14707081111443387734noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2837239695577548178.post-59902828331287170512024-03-01T22:10:00.005+07:002024-03-01T22:12:49.393+07:00Tensei Shitara ken Deshita Light Novel Bahasa Indonesia Volume 14 : Chapter 1 - Melintasi Perbatasan<div style="text-align: center;"><div><span style="font-size: x-large;">Volume 14</span></div><div><span style="font-size: x-large;">Chapter 1 - Melintasi Perbatasan</span></div><div><br /></div></div><div style="text-align: center;"><span><div class="separator" style="clear: both;"><div class="separator" style="clear: both;"><div class="separator" style="clear: both;"><div class="separator" style="clear: both; margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><div class="separator" style="clear: both;"><div class="separator" style="clear: both;"><span style="font-size: large;"><div class="separator" style="clear: both;"><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrI5OTmAFOEPjQrdmtl1P3u2CP0RPWPNjW_CwCro34Ee-ZzaM4q0qgYCNnK9PDeWp862YUWLcZwSihXyuuYSpwKphweRgs_AKBxQ7c01jFhZW-JkRFbrZyXLSxrP5LONRlTowc-Hjj1Xpx7E0stBl0e4sizCbylBnPd7JN2e_nobv-X3hrodHcmatR/s1122/Cover%20Tenken%204.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrI5OTmAFOEPjQrdmtl1P3u2CP0RPWPNjW_CwCro34Ee-ZzaM4q0qgYCNnK9PDeWp862YUWLcZwSihXyuuYSpwKphweRgs_AKBxQ7c01jFhZW-JkRFbrZyXLSxrP5LONRlTowc-Hjj1Xpx7E0stBl0e4sizCbylBnPd7JN2e_nobv-X3hrodHcmatR/s1122/Cover%20Tenken%204.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEj0AM6jTgZLSfGIpGumUfQBD7B6vZedANiYc4-0IkDGXIs0AWgeFokHhDwPdfgsDbdQvnQhmdAfmKSDgBjPdn3tmRLYTxf0beqqzfQkioTxeApNnXouu3iSVqeZewk0CMdDjNmoWBFwmYXq6cHNo3qn5YXbGaJvKaXcz0Hy-oJhhBYDQIW61v9g5GGOSH0" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEj0AM6jTgZLSfGIpGumUfQBD7B6vZedANiYc4-0IkDGXIs0AWgeFokHhDwPdfgsDbdQvnQhmdAfmKSDgBjPdn3tmRLYTxf0beqqzfQkioTxeApNnXouu3iSVqeZewk0CMdDjNmoWBFwmYXq6cHNo3qn5YXbGaJvKaXcz0Hy-oJhhBYDQIW61v9g5GGOSH0" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghvrWUCSO762vPE5wdt4I1FcdIXl98PwWHaRu6jLqpOx4-Uq63YEznK7Q2Urf42_lrCbuI8UMoQUUOAgnFmgTf0CK06z3dAIfa1BNOB2wRqFT-4IhtAD14SpRlu7ytJnauA0xjgzY7kpdbZsw_jm2jAHfMRt89GF2WyQCVTkdn_WHr2ewu5B6gRAz-_-U/s1122/Cover%208.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghvrWUCSO762vPE5wdt4I1FcdIXl98PwWHaRu6jLqpOx4-Uq63YEznK7Q2Urf42_lrCbuI8UMoQUUOAgnFmgTf0CK06z3dAIfa1BNOB2wRqFT-4IhtAD14SpRlu7ytJnauA0xjgzY7kpdbZsw_jm2jAHfMRt89GF2WyQCVTkdn_WHr2ewu5B6gRAz-_-U/s1122/Cover%208.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiYXrNtLnRd5S_7GxkD_QaC_4-gtPRzqXD4uLOJc0bOQDkNeVzFkOE_4tg9uTegY6l_FU_7BbkFAK1Ffr55rdYqdkH_IIbaxubvmX2xbdKYFrdc28pmqEPtfq2uvs-cKuZo43c6-WPAT4695poXqq42kPE5tB5akxCgTH2cOg7H_2fE_XknlD9aJSMwxKA" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiYXrNtLnRd5S_7GxkD_QaC_4-gtPRzqXD4uLOJc0bOQDkNeVzFkOE_4tg9uTegY6l_FU_7BbkFAK1Ffr55rdYqdkH_IIbaxubvmX2xbdKYFrdc28pmqEPtfq2uvs-cKuZo43c6-WPAT4695poXqq42kPE5tB5akxCgTH2cOg7H_2fE_XknlD9aJSMwxKA" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiYXrNtLnRd5S_7GxkD_QaC_4-gtPRzqXD4uLOJc0bOQDkNeVzFkOE_4tg9uTegY6l_FU_7BbkFAK1Ffr55rdYqdkH_IIbaxubvmX2xbdKYFrdc28pmqEPtfq2uvs-cKuZo43c6-WPAT4695poXqq42kPE5tB5akxCgTH2cOg7H_2fE_XknlD9aJSMwxKA" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEh9-Mg91Q0DQPTNpkw0rbj1cC2he9mCVrDtW9ca0_8xHosIXENHV_rx5KojQBYeqvATohQsbTeph8n3omYnDQe0ByGeUVcLKWpjG4dKOBltGKOVSYYBSuYESrzqPX2IDLxJZQzKFgIPbYG41KWfXFhwgjfYO14uRQ0TZjB84Pk9kn86vqrCh6XLXuTeJSU" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEh9-Mg91Q0DQPTNpkw0rbj1cC2he9mCVrDtW9ca0_8xHosIXENHV_rx5KojQBYeqvATohQsbTeph8n3omYnDQe0ByGeUVcLKWpjG4dKOBltGKOVSYYBSuYESrzqPX2IDLxJZQzKFgIPbYG41KWfXFhwgjfYO14uRQ0TZjB84Pk9kn86vqrCh6XLXuTeJSU" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEj50akuElMOuGZHqt78g-XBLYCV4MefV7lPnA9qMRSg0T--rgUCJxtcrIY0hUpRT_WzeYYRXItGadyWtvj0mEratY12GDZvctiiCEis98t-wXRbpAlTXzyPmZe5AOPhJVi1EZBjYE75h0N7oWrF3lyDb8NRg8pxAudNvw2moms7gcoDT6escLef3hvNPAg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEj50akuElMOuGZHqt78g-XBLYCV4MefV7lPnA9qMRSg0T--rgUCJxtcrIY0hUpRT_WzeYYRXItGadyWtvj0mEratY12GDZvctiiCEis98t-wXRbpAlTXzyPmZe5AOPhJVi1EZBjYE75h0N7oWrF3lyDb8NRg8pxAudNvw2moms7gcoDT6escLef3hvNPAg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><div class="separator" style="clear: both; margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTiN-TVHz0Sn-8jsyvlFG-PYsx-0jRcCPfXh7yIBZk5AtHMcSqZHdRUcCiS7-Hi35k41it5JU24naoL9DxTFwKSkPHqvMksMlfjpXbrR0pmLAbJvyhQDJDMAuZ3_1O204UZUord2jBkLXM9r8nVag9qZqMTcTTeGHf6VSeQN_BiqOoyvDoXz218jOoekc/s900/Cover%2014.png.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="900" data-original-width="631" height="678" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTiN-TVHz0Sn-8jsyvlFG-PYsx-0jRcCPfXh7yIBZk5AtHMcSqZHdRUcCiS7-Hi35k41it5JU24naoL9DxTFwKSkPHqvMksMlfjpXbrR0pmLAbJvyhQDJDMAuZ3_1O204UZUord2jBkLXM9r8nVag9qZqMTcTTeGHf6VSeQN_BiqOoyvDoXz218jOoekc/w475-h678/Cover%2014.png.jpg" width="475" /></a></div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></span></div></div></span></div></div></div></div><div style="text-align: left;"><div style="text-align: justify;"><div style="text-align: center;"><br /></div><div><div><div><span style="font-size: large;">"INI BAGUS.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Woof!"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Fran tidak berkedip sekali pun menikmati hembusan angin yang menerpa wajahnya. Berkat kombinasi manatech yang kami beli di pelelangan dan mantra angin, dia mampu menahan hembusan yang kuat, bahkan saat angin itu bergemuruh di sekitar kami. Tanpa perlindungan, benda itu bisa dengan mudah membuatnya terhempas.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Adapun Jet, dia terlalu cepat saat berada pada kondisi terbesarnya. Dia menempuh jarak yang biasanya memakan waktu seharian penuh hanya dalam waktu kurang dari satu jam, Air Hop melewati gunung, sungai, dan hutan. Tidak ada satupun monster yang bisa menghalangi jalannya. Apa pun yang dicoba menjadi camilan dalam penerbangan yang sempurna.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Munch, munch.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Enak?"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Woof"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Mereka tidak layak disembelih untuk dijadikan bahan, jadi tidak masalah.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Saat ini, Jet memakan apa pun yang ditemuinya. Tetap saja, beberapa monster ini cukup aneh… seperti lumut yang mengeluarkan asap, atau lendir berwarna lumpur. Identify tidak menandai makhluk-makhluk ini sebagai makhluk yang dapat dimakan… bukan berarti bahwa makhluk yang dapat dimakan oleh manusia mungkin ada hubungannya dengan pola makan monster elit baru.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Yang mana yang enak?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Arf?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Fran, kamu tidak mungkin berpikir untuk memakannya, bukan? Kamu akan merusak perutmu! </span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tapi mungkin keberatan akan menunjukkan padanya bahwa aku kurang percaya padanya. Bagaimanapun, Fran sekarang adalah seorang petualang yang bonafid. Dia bisa memutuskan sendiri apa yang ingin dia makan. </span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku dapat menangani sedikit racun dengan Abnormal Status Immunity.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“A-Arf?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dia akan baik-baik saja… kan? Atau haruskah aku menghentikannya? Tidak, dia akan mengira aku menyebalkan jika aku menghentikannya melakukan segala hal kecil. Dia akan mencapai fase pemberontakannya kapan saja sekarang. Pikiranku akan hancur total jika dia mengatakan sesuatu seperti, “Diam, Shishou. Kamu bau." </span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Shishou? Kamu gemetar.” </span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">J-jangan khawatir tentang itu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Hmm." Dia menatapku dengan curiga. Bukan marah, hanya jengkel. Atau apakah aku hanya membayangkan sesuatu? Aku perlu mengubah topik pembicaraan sebelum keadaan menjadi lebih canggung.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">O-oh? Hei, aku bisa melihat kota selanjutnya! Itu Didian, perhentian terakhir kita di Granzell! Rupanya, ia mempunyai keistimewaan tersendiri!</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Khusus?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Didian terkenal dengan keju yang terbuat dari susu monster peliharaan. Rupanya, ini sangat enak.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Wow."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ruff!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Itu menarik perhatiannya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Berdasarkan kecepatan Jet, kami bisa mencapai Belioth saat ini, tapi kami masih di Granzell. Kami telah mampir ke setiap kota untuk mencicipi hidangan lezatnya. Sejauh ini, kami menghabiskan lebih dari seminggu mempelajari teknik memasak baru dan bermalam di kota yang kami sukai.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kami tidak terburu-buru, jadi kupikir kami bisa meluangkan waktu dan membiarkan Fran bersenang-senang. Malah, mencapai tujuan kita dalam sekejap akan membosankan—dan memang sayang sekali jika kami tidak meluangkan waktu kita untuk menikmati perjalanan. Aku ingin sekali saja membiarkan Fran mengalami sesuatu selain pertarungan hidup dan mati.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Didian, kota yang terkenal dengan kejunya, terletak dekat perbatasan. Itu memiliki tembok tinggi dan pemeriksaan keamanan yang lebih ketat. Apalagi karena kotanya berada di perbatasan, tidak ada antrean panjang orang yang menunggu untuk masuk. Tetap saja, para penjaga gerbang bersenjata lengkap dan ada lima penjaga tambahan di pos di samping gerbang.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kami mendarat agak jauh dari gerbang agar tidak menimbulkan kekhawatiran dan berjalan sepanjang perjalanan ke sana.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kami segera menarik perhatian para penjaga. Mereka menatap dengan hati-hati ke arah gadis kecil yang membawa serigala raksasa di belakangnya, dan itu cukup adil… tapi apakah keadaan di sini benar-benar seburuk itu? </span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Selamat datang di Didian. Kamu seorang petualang?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hm. Ini kartuku."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Meski berhati-hati, mereka tidak kasar. Mereka juga tidak menyia-nyiakan waktu kami dengan meremehkan Fran. Faktanya, mereka sangat sopan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Itu berubah segera setelah mereka melihat kartunya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“K-kamu seorang petualang Rank-B?!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hei, kamu adalah Princess of Black Lightning! Kepada apa kita berhutang kehormatan ini?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Nama Fran sudah tersebar di seluruh Granzell. Warga sipil biasa mungkin tidak mengenalnya, tapi para pedagang dan anggota penjaga pasti mengenalnya. Penjaga gerbang—penjaga kota yang mengetahui rumor dan informasi dari orang-orang yang melewatinya—tampaknya sangat akrab dengannya. Fran lulus pemeriksaan dengan cepat dan mereka menyambutnya dengan tangan terbuka.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Orang pertama yang kami lihat melewati gerbang adalah lebih banyak penjaga, semuanya bersenjata lengkap seperti penjaga gerbang. Aku tahu ini adalah kota perbatasan, tapi mereka benar-benar menjaga keamanannya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Namun saat kami singgah pertama kali di sebuah warung makan, kami mengetahui alasan di balik pengamanan yang berlebihan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hei, nona kecil! Ingin mencicipi roti keju Didian yang terkenal? Terbaik di kota!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Mereka menjual roti raksasa—rotinya seukuran wajah Fran! Bagian luarnya terlihat keras, namun terasa lembut dan mengembang setelah dipotong. Kelihatannya enak.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hm. Aku ambil lima.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Sangat murah hati! Segera datang!" Pria itu memasukkan roti ke dalam kantong goni. Dilihat dari kecepatannya, dia sudah terbiasa menerima pesanan dalam jumlah besar ini. “Menurutku kamu adalah seorang petualang dari cara berpakaianmu.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hm.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Wow! Kehidupan kerja keras di usia dini. Pertama kali ke kota?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Baru saja sampai.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku mengerti, aku mengerti! Jadi apa yang Kamu pikirkan?"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ada banyak tentara?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aah, kamu sudah menyadarinya?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Beberapa bulan yang lalu, seorang pria terkenal dengan hadiah di kepalanya terlihat di sekitar. Penjaga lokal dan regional dikerahkan untuk menghadapinya, tapi pria lajang itu telah menghancurkan mereka.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Dia menjatuhkan seratus tentara sendirian! Menghancurkan mereka! Keadaan di sini menjadi sedikit tegang sejak saat itu.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Jadi begitu."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kamu harus benar-benar kuat untuk menghancurkan seratus orang tentara sendirian. Mungkin membuat viscount lokal pusing. Tapi itu bukan satu-satunya hal yang terasa aneh di kota itu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Para penjaga tampaknya tidak terlalu khawatir…” kata Fran.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dia benar. Meskipun jumlah mereka banyak, para penjaga tidak mengeluarkan aura mematikan. Bukannya mereka tidak menganggap serius pekerjaan mereka, tapi sepertinya mereka tidak antusias untuk memberikan hadiahnya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Yah, begini, tidak ada korban jiwa.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Tidak ada korban jiwa? Kupikir kamu bilang mereka hancur.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Arf?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Itulah masalahnya. Mereka semua dipukuli tetapi tidak ada yang meninggal. Mereka kehilangan alasan untuk bertarung setelah itu. Aku cukup yakin viscount hanya mendapatkan penjaga untuk membuat dirinya terlihat baik juga.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Viscount berusaha membuat dirinya terlihat seperti penguasa yang baik hati yang peduli pada rakyatnya, tapi dia tidak terlalu peduli untuk mendapatkan hadiahnya. Mengingat bounty tersebut dapat dengan mudah mengusir pasukannya, siapa yang dapat menyalahkannya?</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kota ini hampir panik setelah kami mendengar orang seperti apa yang kami hadapi. Kerusuhan semakin memburuk setelah para petualang datang untuk mencoba mengambil hadiahnya. Untungnya, kami sudah cukup lama tidak melihat orang tersebut, dan tentara tambahan telah melakukan banyak hal untuk meredakan keresahan masyarakat. Sejujurnya, aku berharap dia tidak pernah ditemukan.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Uh huh. Katakanlah, hadiah ini… seperti apa?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kau akan menangkapnya? Aku tidak bisa mengatakan aku merekomendasikannya.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dia memandang Fran sekilas dan tahu bahwa dia tidak hanya berbasa-basi. Bacaannya cukup bagus, mengingat Fran tidak memiliki emosi yang jelas. Lagi pula, Fran selalu bersemangat setiap kali dia mencium aroma perkelahian di udara.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Sekarang dengarkan. Nama orang itu adalah Theraclede. Tentara bayaran yang jahat. Dia membunuh ratusan orang pada zamannya. Bukan seseorang yang ingin diajak bergumul oleh seorang petualang baru.” “Theraclede…? Dia di sini?" </span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Y-ya.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tunggu sebentar. Itu tidak benar. Dia melawan seratus orang dan semuanya selamat? Jika dia yang membunuh seratus orang secara brutal, aku akan lebih percaya bahwa itu adalah dia. Tapi inilah Theraclede yang sedang kita bicarakan. Dia rela membunuh orang hanya karena dekat dengannya. Apakah itu benar-benar dia?</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Akurasi laporan dinilai sembilan belas persen.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tunggu. Theraclede adalah seorang penjahat, tapi dia tetap terkenal. Bisa jadi dia adalah penipu yang menyamar untuk mengintimidasi penduduk setempat.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Seperti apa rupanya?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kudengar dia pria besar yang penuh luka. Jangan bilang kamu benar-benar berpikir untuk mengejarnya?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Mungkin."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Pemakamanmu.” Pria itu mengira Fran hanya bersikap samar-samar untuk menghindari masalah tersebut. Dia memberinya senyuman masam sambil menyerahkan sekantong roti padanya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tapi Fran serius. Dia masih membenci Theraclede, tapi Kiara menyuruhnya untuk tidak membalas dendam atas namanya. Fran menurutinya dengan tidak berusaha keras untuk menemukannya, tetapi sekarang karena dia mungkin berada di dekatnya, ceritanya berbeda. Theraclede yang kami hadapi mungkin adalah penipu, tapi kami tidak bisa membiarkannya bebas berkeliaran. Tidak dengan kita di sekitar.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Mungkin Jet bisa mengendusnya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dia bisa melacak Theraclede jika dia bersembunyi di dekatnya, meskipun jejaknya mungkin akan dingin jika penampakan terakhirnya terjadi beberapa bulan yang lalu. Selain itu, kami bahkan tidak tahu apakah kami sedang berhadapan dengan Theraclede yang asli.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hm! Jet!"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Woof woof!"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Jangan bunuh diri, nona kecil! Kamu dan anak anjingmu punya banyak hal untuk dijalani!” </span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kami akan baik-baik saja.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Bagaimanapun juga, Jet adalah serigala raksasa!</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Mari kita mulai dengan kota.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hm. Jet, jika kamu mau.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Woof!"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Maka, Fran dan Jet mulai berburu hadiahnya…</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Munch, munch. Tidak disini."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Arf! Munch, munch.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Apakah mereka benar-benar mencarinya? Bagiku sepertinya mereka lebih mencari kedai makanan tersembunyi.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Haah."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Gimana?"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Woof…"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kami mencari Theraclede di Didian, sambil mencicipi makanan lezat mereka. Jika dia berada di kota, melarikan diri dari kejaran Jet hampir mustahil. Dia telah menghafal aroma Theraclede dari semua pertarungan kami dengannya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Namun pencarian kami tidak membuahkan hasil. Tidak ada jejak Theraclede yang tersisa untuk menentukan apakah dialah yang sebenarnya. Bahkan jika dia berada di area tersebut, dia pastinya tidak bersembunyi di kota.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Mau bagaimana lagi. Yang kita punya hanyalah desas-desus.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hm.” Fran juga sudah menyerah dalam pencariannya, tapi dia tidak terlihat putus asa. Itu hanya sesuatu yang bisa dilakukannya selagi dia melihat-lihat dan makan. Dia tidak berharap banyak.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Jadi bagaimana sekarang? Kita punya banyak keju, tapi haruskah kita bermalam di sini?</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku baik-baik saja,” katanya. “Ayo pergi ke kota berikutnya.” </span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kamu yakin?</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hm. Aku muak dengan keju.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Itu saja? Tidak heran dia membeli makanan jenis lain. Dia bosan dengan produk susu setelah hanya makan keju sejak sarapan, dan tidak ada seorang gadis pun yang boleh mengonsumsi semua keju itu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Perhentian kita berikutnya adalah di Belioth. Kita harus melintasi perbatasan sebelum itu. Kita harus melalui jalur resmi untuk menghindari masalah lebih lanjut.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Mengerti."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Batasan tidak jelas di dunia ini. Tidak ada garis jelas yang dibuat, tidak ada tembok yang dibangun. Sangat mudah untuk mengabaikan pos pemeriksaan sama sekali. Ini bukan masalah di antara negara-negara sahabat yang warganya diperbolehkan melintasi perbatasan dengan bebas—tetapi Belioth berbeda.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Belioth terkenal memiliki prosedur imigrasi terberat di dunia. Pos pemeriksaan didirikan di sepanjang jalan raya, bersama dengan banyak pos pengamatan. Mereka yang diketahui memasuki negara tersebut di luar jalur resmi akan dikenakan denda yang besar. Melakukan pelanggaran ringan tanpa melalui imigrasi, dan tuduhan itu ditingkatkan menjadi kejahatan besar.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Begitulah tindakan balasan yang dilakukan terhadap tetangga mereka, Raydoss, yang secara teratur mengirimkan mata-mata. Penahanan sangat mungkin terjadi. Tapi itu tidak seburuk itu selama kamu masuk ke Belioth melalui jalur yang tepat. Itu bukanlah sesuatu yang perlu kami khawatirkan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Ayo pergi." </span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Eh, sekarang?</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hm.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dia benar-benar bosan dengan keju. Kalau dipikir-pikir, dia tidak meminta topping apa pun pada karinya hari ini. Tapi bukan karena Fran membenci keju. Tidak, dia menyukai sesuatu, mencintai sesuatu, atau tergila-gila pada sesuatu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ayo pergi ke pos pemeriksaan. Jet seharusnya bisa membawa kita ke sana hari ini.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Woof!"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hm.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Berbeda dengan Jet yang antusias, Fran tampak cuek. Dia mungkin makan terlalu banyak keju atau kecewa karena kami tidak dapat menemukan Theraclede.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">A-ayo berangkat.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“W-woof!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"> </span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Satu jam berlalu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Setelah berbelanja dan melapor ke Guild Petualang bahwa kami akan meninggalkan negara itu, kami sampai di pos pemeriksaan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Itu sisi pos pemeriksaan Granzell.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Benteng itu?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Arf?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Itu pos pemeriksaan, ya. Hampir seperti benteng. Strukturnya benar-benar tampak seperti benteng yang dijaga ketat. Seolah-olah pos pemeriksaan itu berfungsi ganda sebagai pemeriksaan terhadap Belioth. Kami harus mendaki gunung setelah melewati pos pemeriksaan. Melewati gunung itu adalah Belioth.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Hmm."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Granzell dan Belioth dipisahkan oleh sungai, namun di sini mereka dipisahkan oleh gunung. Puncaknya rupanya merupakan lokasi perbatasan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Jalan raya dibangun di antara pegunungan dan pos pemeriksaan ditempatkan di sepanjang jalan raya tersebut. Mereka tidak berada tepat di perbatasan karena di situlah garnisun ditempatkan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Bahkan negara-negara sekutu tidak akan mengizinkan benteng sepihak. Jika ada benteng di ujung perbatasan Granzell, maka ada benteng lain di sisi Belioth, dan kemungkinan besar mereka dibangun sedekat mungkin satu sama lain.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tentu saja, Kamu tidak bisa membiarkan kedua benteng itu saling bergesekan. Perjanjian ditandatangani yang melarang negara-negara membangun benteng mereka pada jarak tertentu dari perbatasan, atau begitulah yang kami dengar dari penjaga di Didian.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kita harus diproses di bagian imigrasi Granzell terlebih dahulu. Lalu, kita akan melewati puncak gunung untuk melewati hal yang sama di sisi Belioth. Agak menyusahkan, tapi peraturan tetaplah peraturan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Oke."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Pokoknya, ayo turun disini. Kita tidak ingin ada kesalahpahaman tentang anak baik terbang raksasa kita. Jika mereka mengira Jet adalah monster yang berbahaya, itu akan memakan lebih banyak waktu. </span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Woof!"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku agak gugup saat masuk imigrasi, tetapi prosesnya lancar. Itu sangat santai dibandingkan dengan Didian, mungkin karena karunia yang mereka miliki di luar sana.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kami juga tidak perlu menunggu, karena hanya kami yang ada di sana. Prosesnya berjalan sangat cepat karena kami memiliki kartu petualang. Alasan keberangkatan? "Petualangan." Boom, selesai.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Para penjaga punya banyak waktu karena hanya pedagang dan petualang yang menggunakan rute ini. Orang terakhir yang diproses di sini berada dalam karavan pedagang dan mereka datang lima hari yang lalu. Mereka menyambut kami dengan hangat.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Mereka agak meragukan Fran sebagai Rank B, tapi tidak ada pertanyaan lebih lanjut yang diajukan setelah kartu petualangnya diverifikasi. Sebagian besar petualang lebih suka menyendiri, dan para petugas cukup bijaksana untuk tidak menandai Rank B.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Jet juga tidak menjadi masalah, berkat lisensinya yang familiar dan ukurannya yang mengecil. Seluruh proses memakan waktu kurang dari lima menit.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Pihak Belioth mungkin tidak akan bersikap lunak. Para penjaga Granzellian memperingatkan kami untuk tidak membuat keributan; memasuki suatu negara selalu lebih sulit daripada meninggalkannya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kita harus berjalan kaki sebentar. Tidak ingin Jet memperingatkan Belioth.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Woof."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hm.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Mereka bukan musuh kami, tapi menimbulkan keributan tanpa alasan yang jelas adalah tindakan yang buruk. Jet menyusut menjadi seukuran anjing besar dan kami memulai pendakian.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Letaknya tidak jauh dari puncak, dan kemiringannya pun mudah—rata-rata orang dapat mencapai puncak dalam waktu setengah hari. Monster muncul di sini, tapi tentara memburu mereka setiap malam. Ancaman-ancaman tersebut sebagian besar adalah Rank Ancaman F, dan Ancaman Rank D yang aneh muncul setiap beberapa tahun sekali.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Selama kami tidak menemui Ancaman Rank D apa pun, Fran dan Jet mungkin bisa mencapai puncak dalam waktu dua belas jam, mungkin kurang dari itu. Bahkan jika kami bertemu monster, kami cukup kuat sehingga kami bisa memanfaatkan waktu dengan baik.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tak lama kemudian, malam tiba. Aku pikir kami mungkin akan mencapai sisi lain keesokan paginya jika kami segera mendirikan kemah. Atau begitulah yang kupikirkan…</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku hanya harus membawa sial.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hm?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Sudahlah. Apa yang harus kita lakukan terhadap mereka?</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kita harus membantu mereka!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Saat kami mencapai puncak, kami melihat sekelompok pelancong diserang. Oleh Ancaman Rank D Storm Wyvern, tidak kurang.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ayo, Jet!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Grr!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Fran segera mengganti topik.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Di puncak gunung, kami melihat tiga wanita bertarung dengan Storm Wyvern. Pada pandangan pertama, aku mengira mereka adalah petualang. Yang satu mengenakan armor full-plate yang lebih menyerupai seorang ksatria daripada seorang petualang, sementara dua lainnya bersenjata ringan. Sejujurnya, semua persenjataan mereka tampak hiasan, seolah-olah mereka adalah bangsawan yang bermain-main sebagai petualang.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku akan menarik perhatiannya, Lady Carna! Larilah selagi kamu masih bisa!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"> </span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ugh…! Ayo, Shera!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“T-tapi Nona Dianne…!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kami hanya memperlambatnya!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Carna, gadis yang terlihat berusia awal remaja, rupanya adalah tuan mereka. Aku tidak tahu apakah dia seorang bangsawan atau hanya putri orang kaya, tapi dia tidak membeku karena ketakutan, dan itu patut dipuji. Shera, yang berusia sekitar dua puluh tahun, adalah pelayannya, sedangkan wanita berbaju besi lengkap adalah Dianne, pengawalnya. Wajahnya tertutup helm, tapi dari suaranya aku tahu kalau dia masih muda.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dianne berfungsi sebagai pengalih perhatian sehingga tuannya bisa melarikan diri… meski sejujurnya, aku bertanya-tanya apakah getaran logam pada armornya itulah yang menarik perhatian wyvern itu. Tapi, eh, bukan itu intinya! Kami masih harus membantunya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Perhatiannya sepenuhnya tertuju pada ksatria itu. Kita akan menjatuhkannya dengan satu serangan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hm! Teleportasi aku!” </span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ya!</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Jet, lindungi para wanita!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Woof!"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Storm Wyvern sebenarnya cukup lemah untuk Ancaman rank D. Statistiknya lebih sesuai dengan rata-rata Ancmaan rank E, tetapi kemampuannya untuk terbang membuatnya melampaui batas. Jika Kamu bisa menemukan cara untuk mencapainya, itu tidak akan menjadi masalah besar.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Ha!"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Gyaoooo!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Setelah berteleportasi, Fran segera tertarik ke arah magic crystal makhluk itu dengan mendeteksi aliran mana dan menusukku ke dalamnya. Aku menusuk Magic Crystal di leher Storm Wyvern dan Magic Crystal itu langsung jatuh.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kami segera menyimpannya sebelum benda itu melukai Dianne dan orang lain di bawah kami karena terjatuh. Keheningan kembali terjadi dan seolah-olah wyvern itu tidak pernah ada sama sekali.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Hah?"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ketiga gadis itu mendongak, bingung. Mereka bahkan tidak memperhatikan Jet yang berdiri di samping mereka.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Apakah kamu baik-baik saja?" Fran turun dari langit untuk menyapa mereka.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Y-ya. Terima kasih telah menyelamatkan kami…”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Yang termuda, tuan mereka, yang menjawab. Dia adalah seorang gadis cantik dengan rambut ungu halus dan mata ungu, mengenakan baju besi mewah yang dibuat dengan baik. Aku yakin dia adalah keturunan bangsawan, tetapi Identifikasi tidak mengungkapkan apa pun tentang garis keturunannya. Rupanya, putri seorang bangsawan yang tidak memiliki pangkat di istana sendiri tidak memiliki gelar.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Apakah kamu melakukan itu?” dia bertanya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Fran mengangguk. “Hm. Aku mengalahkannya dan menyimpannya.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Jadi begitu. Sekali lagi, aku berterima kasih.” Gadis itu menundukkan kepalanya, membuat dua orang lainnya tersadar dari lamunan mereka.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“K-kamu menyelamatkan kami. Terima kasih."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Terima kasih banyak… Eek! Seekor serigala!"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ka-kapan itu sampai di sini?!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Mereka akhirnya melihat Jet di sebelah mereka. Ksatria itu memukul dan mengarahkan pedangnya ke arahnya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Tidak apa-apa. Dia bersamaku.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“B-benarkah? Serigala yang tampak mengerikan ini? Menakjubkan…"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Woof!" Mendengar keluhan sang ksatria, Jet mengubah dirinya menjadi seukuran anak anjing. Melihat itu membuat mereka sadar kalau dia tidak bermusuhan, dan ketiga gadis itu akhirnya santai.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Gadis ungu itu menundukkan kepalanya ke arah Fran.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Sekali lagi terimakasih. Aku Carna. Ini adalah Shera dan Dianne, temanku.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Fran, petualang Rank B.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ya ampun, kamu seorang petualang?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hm.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Mereka bertiga langsung bereaksi terhadap pernyataan Fran. Carna benar-benar terkejut, Shera terlihat ketakutan karena suatu alasan, dan Dianne memasang ekspresi kebencian di wajahnya. Mereka pastinya tidak memiliki kesan yang baik terhadap para petualang.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Merasakan sentimen di udara, Fran diam-diam bersiap untuk pergi. Dia tahu tetap tinggal akan berarti masalah, jadi dia mengambil inisiatif. Aku bangga padanya. “Aku akan pergi sekarang.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Mereka harus bisa mempertahankan diri melawan monster.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku Mengidentify mereka dan menemukan bahwa kemampuan dasar mereka cukup bagus. Carna dan Shera juga berada di sekitar level 30. Kupikir itu karena kekuatan mereka diratakan, tapi bukan itu masalahnya. Carna memiliki sihir api dan air, sedangkan Shera memiliki sihir penyembuhan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dianne adalah pembangkit tenaga listrik sesungguhnya di grup tersebut. Dia tidak bisa melawan Storm Wyvern yang terbang, tapi monster lain di sana tidak akan memberinya masalah. Tidak ada alasan bagi kami untuk tetap tinggal dan menimbulkan perasaan pahit.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Shera dan Dianne menghela napas lega saat Fran berbalik untuk pergi. Namun kelegaan itu diubah menjadi abu oleh tuan mereka sendiri, Carna.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“T-tunggu!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hm?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Umm, bisakah kamu menjadi pengawal kami?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kata-kata Carna lebih mengejutkan teman-temannya daripada mengejutkan Fran.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“N-Nyonya, dia adalah seorang petualang!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Tapi apakah kamu tidak melihat betapa kuatnya dia?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Petualang hanyalah orang barbar yang suka mencari uang! Bagaimana jika dia mengkhianatimu?!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Suatu hal yang buruk untuk dikatakan. Suasana hati Fran langsung anjlok. Meski begitu, perdebatan terus berlanjut.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Tapi bisakah kamu mempertahankan kita jika salah satu monster itu datang…?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku… Y-ya! Aku akan mempertahankanmu meskipun itu berarti aku harus mati!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Itu tidak bisa. Aku tidak ingin kamu mati, Dianne.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku masih seorang ksatria yang bangga dengan Red Flag! Aku siap mati untukmu kapan saja!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Apa yang harus kami lakukan? Mereka sepertinya sudah benar-benar melupakan Fran.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dia bahkan belum mengatakan akan menerima tawaran itu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Haruskah kita pergi saja?</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Hmm.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tidak? Kamu ingin tinggal bersama mereka?</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku… tidak ingin Carna mati. </span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Fran menyukai Carna, yang seumuran dengannya dan cukup menghormati para petualang hingga membela Fran dari bawahannya. Tapi dia juga cukup marah pada Dianne.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Jadi bagaimana sekarang?</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku akan membiarkan dia mempekerjakanku dengan syarat.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Baiklah.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Yang bisa kami lakukan sekarang hanyalah menunggu sampai keduanya selesai berdebat.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kebencian Dianne terhadap para petualang sungguh luar biasa. Dia tidak punya satupun hal baik untuk dikatakan tentang mereka—mereka semua adalah oportunis yang suka mencari uang, tidak lebih baik dari penipu egois. Rupanya, dia merasakan hal ini bukan karena pengalaman pribadinya, melainkan hanya dari apa yang dia dengar. Setidaknya begitulah tampaknya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Carna pernah mendengar hal serupa, tapi tidak seperti kesatrianya, dia menyimpan penilaian sampai dia melihat sendiri seorang petualang. Dianne yang beriman dan Carna yang ragu. Mereka bolak-balik hingga percakapan mereka akhirnya berakhir.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dianne, yang jelas-jelas kesal pada Fran, menunduk memandangnya. "Kamu. Petualang."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Apa?"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku akan mengizinkanmu ikut bersama kami.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Wow, dia pikir dia siapa?! Kekesalan Fran bertambah dengan cepat. Dia menyipitkan matanya. "Apa penawaranmu?"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kamu berani meminta uang ?!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Apa yang dia bicarakan? Tentu saja para petualang meminta bayaran jika ingin mempekerjakan mereka sebagai pengawal.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Namun Dianne belum selesai dengan pelecehannya. </span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ini adalah masalah kalian para petualang.” </span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Membayar seorang petualang untuk menjadi pengawalmu sangat masuk akal,” kata Fran.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Lady Carna memberimu kehormatan untuk melindunginya! Itu seharusnya merupakan hadiah yang cukup!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kehormatan? Kami bahkan tidak tahu siapa Carna! Kebencian Dianne terhadap para petualang mungkin membutakannya, tapi percakapan ini menjadi sangat menyakitkan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kalian para ksatria bisa mengisi perutmu dengan kehormatan, bukan?” kata Fran. "Enaknya. Tapi para petualang harus bekerja.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Itu pernyataan panjang yang datang dari Fran, jadi kamu tahu dia gila.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Merasakan kemarahannya, Carna melangkah ke depannya dan menundukkan kepalanya. “Aku benar-benar minta maaf.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kami tidak tahu cara para petualang. Berapa bayaranmu?” “Nona, hentikan ini!” Dianne berteriak.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Namun sang tuan menoleh ke arah pengawalnya dengan tatapan tajam. “Diam, Dianne.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ke-kenapa?!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kamu tidak bisa memaksakan nilai-nilai Kamu pada orang lain. Ksatria dan petualang itu berbeda, sama seperti ksatria dan bangsawan juga berbeda…”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Itu…”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kalau kamu mau duduk saja di sini dan ngobrol,” kata Fran, terdengar kelelahan, “aku pergi.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Sebelum Dianne sempat membalas, Carna sekali lagi menundukkan kepalanya. "Aku minta maaf. Berapa harganya?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hm…”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hmph. Kamu mungkin hanya akan memuji kami. Bagus. Nih." Dianne melemparkan kantong kulit ke kaki Fran, sepertinya tidak menyadari cara Carna memelototinya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Fran membuka kantong kulit dan menemukan dua ribu emas di dalamnya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Satu malam,” kata Dianne. “Itu seharusnya lebih dari nilaimu.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Mungkin, jika yang kamu inginkan hanyalah ditemani Fran. Tapi itu tidak cukup baginya untuk bekerja sebagai pengawal. Uang sebanyak ini hanya akan mempekerjakan Rank E ke bawah.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tapi Fran adalah Rank E. Itu tidak cukup bahkan untuk satu malam pun. Dan dia tersinggung, lebih karena sifat murahan Dianne daripada sikap buruknya. Jika sebelumnya Fran tidak sedang dalam suasana hati yang buruk, sekarang dia pasti sedang dalam suasana hati yang buruk. Dianne mengatakan hanya dua ribu emas yang bernilai Fran.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Profesimu adalah profesi paling mulia yang mempertaruhkan nyawa mereka untuk melindungi yang lemah dan memburu monster demi uang yang keji dan kotor. Apakah aku benar?"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Apakah Dianne berusaha mengakhiri negosiasi dengan membuat Fran marah? Atau apakah dia begitu membenci petualang? Apa pun yang terjadi, Fran bukan orang yang suka mengikuti seluk-beluk ini.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dia melemparkan kantong itu kembali ke kaki Dianne. "Itu tidak cukup."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Mustahil! Ini suatu malam! Itu seharusnya lebih dari cukup!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku seorang petualang Rank B. Aku tidak bekerja untuk uang sebanyak ini. Nilai seorang petualang tercermin dari bayarannya. Jika menurutmu aku hanya berharga dengan harga murah ini, negosiasi kita sudah selesai.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hmph… itulah yang kuharapkan dari seorang petualang yang menjual tubuhnya demi uang. Kalau begitu, berapa harganya?!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Semakin dia melanjutkan, semakin aku berharap kita bisa membunuhnya untuk membungkamnya. Fran melakukan tugasnya dengan sangat baik dalam bersabar terhadapnya, entah bagaimana bisa menyembunyikan semua niat membunuh yang dia rasakan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Semua yang ada padamu,” kata Fran.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“A-apa?! Jangan absurd! Bagaimana kami akan melanjutkan sisa perjalanan kami?!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku tidak sedang bersikap absurd. Bayar aku dan pekerjakan aku atau jangan pekerjakan aku sama sekali. Sejujurnya, menurutku aku membantumu.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Hah?"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku membebaskanmu dari uang keji dan kotor yang sangat Kamu benci. Bukankah begitu caramu mengatakannya? Jadi aku, seorang petualang keji dan kotor, akan dengan senang hati mengambil semua uang keji dan kotormu.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“I-ini tidak masuk akal!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Tidak. Kecuali Kamu benar-benar menyukai uang keji dan kotor itu. Kecuali Kamu berbohong. Apakah kamu pembohong, ksatria palsu? Negara menyedihkan macam apa yang membiarkanmu menjadi seorang ksatria? Itu mungkin dipenuhi dengan ksatria menyedihkan sepertimu.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Fran kesal sekarang, dan mungkin sengaja mengutarakan pikirannya untuk membuat Dianne marah. Rupanya, dialah yang ingin mengakhiri negosiasi lebih awal.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ugh… Jangan mengejek negaraku, bodoh!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Kamu yang memulainya. Aku tidak peduli siapa kamu, tapi jangan seenaknya meremehkan petualang. Satu-satunya orang bodoh di sini adalah kamu.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“B-beraninya seorang petualang tak berpendidikan sepertimu menghina seorang ksatria?! Aku tidak bodoh!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku hanya menyebutnya seperti yang aku lihat. Kamu tidak mendengarkan tuanmu, dan Kamu bahkan tidak menyadarinya</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">bahwa orang yang Kamu coba pekerjakan sedang mencoba membunuhmu. Benar-benar idiot.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Hah?" Dianne menatap Fran dengan heran, sebuah pertanyaan tertulis di wajahnya: “Mencoba membunuhku? Bagaimana?"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dalam jeda singkat itu, Fran menyelinap ke belakang punggung ksatria itu. "Lihat? Kamu mati."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“…!” Tulang punggung Dianne bergerak-gerak, tidak menyangka suara itu datang dari belakangnya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Karena tidak dapat melacak pergerakan Fran, Dianne akhirnya memahami perbedaan besar dalam kekuatan mereka… dan kesulitan mengerikan yang dia alami sekarang. Wajah Dianne memucat dan dia terjatuh.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dia sudah terlalu dibutakan oleh rasa jijik sehingga tidak bisa benar-benar melihat Fran sebelumnya. Sekarang setelah dia berhadapan langsung dengan Fran, akhirnya dia melakukannya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“…”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Ah…"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dan dia akhirnya melihat kemarahan di mata Fran.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dianne mencicit dan meringkuk ketakutan. Tidak ada yang bisa mengubah fakta bahwa dia telah mencemooh dan membuat marah seseorang yang jauh lebih kuat darinya, dan bahwa seseorang sekarang memusuhi dia. Bibirnya bergetar dan air mata mengalir di matanya. Aku tidak berpikir Fran benar-benar akan membunuhnya, tapi…</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hmph…”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Mungkin aku salah. Mungkin dia sangat marah hingga tidak bisa menahan niat membunuhnya. Apakah tugasku menghentikannya? Atau tugasku sebagai pedang untuk membantunya membunuh setelah dia mengambil keputusan?</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Fran, sayang, kamu tidak benar-benar akan membunuhnya, kan?</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku… hanya membuatnya takut.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aah, tentu saja. Tetap saja, dia mempunyai aura kekerasan sehingga aku benar-benar khawatir sesaat. Aku menghela nafas lega.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Saat itu, Carna melangkah di antara Fran dan Dianne. "Cukup. Dianne, kamu salah di sini. Mendengar perkataanmu membuatku merinding. Tidak perlu bicara lagi.” </span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“A-ah…” Dianne tergagap.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Wow. Wanita muda itu telah menegur pengawalnya sendiri sekaligus melindunginya dari Fran. Terlebih lagi, dia berdiri dalam aura Fran yang mengintimidasi tanpa bergeming. Gadis ini cukup baik.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hmph!” Fran mendengus seolah kesal, tapi aku tahu dia terkesan dengan keberanian Carna.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku benar-benar minta maaf,” kata Carna. “Aku pasti akan menegur Dianne nanti. Dia tidak akan membuatmu sedih lagi. Tolong, maukah kamu menghilangkan amarahmu?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tanpa sepatah kata pun, Fran mematikan auranya yang mengintimidasi dan menoleh ke arah Carna. Gadis ini istimewa. Shera tampak seperti akan pingsan setelah melihat Dianne menerima pukulan, tapi tidak ada sedikit pun rasa takut di wajah Carna. Sekalipun dia menyimpannya, dia melakukannya dengan baik. Permintaan maafnya juga jelas merupakan permintaan maaf yang jujur.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Jadi,” kata Fran, “kamu akan membayarnya atau tidak?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Tentang itu: bisakah kami membayarmu nanti?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hm?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kami harus membawa uang yang kita miliki ke Thanal, kamu tahu.” “Apa?” Fran bertanya-tanya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Uhh…</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Sebuah kota di wilayah barat Belioth,Jawab PA sambil memutar otakku. Letaknya di dekat Akademi Sihir.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ooh, begitu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku khawatir kami tidak akan mampu menutupi pengeluaran kami jika kami menyerahkan semua uang kami sekarang…” kata Carna dengan tatapan memohon. Menarik. Dia masih berusaha bernegosiasi, bahkan setelah Fran menunjukkan intimidasi.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku menangkap kedutan senyuman di wajah Fran. Dengan rasa frustrasinya pada Dianne yang dilampiaskan, yang tersisa hanyalah ketertarikannya pada Carna. Dia terhibur dengan kenyataan bahwa Carna tanpa rasa takut bernegosiasi dengannya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kamu telah menunjukkan kepada kami betapa kuatnya Kamu, dan aku tahu aku memerlukan cukup banyak uang untuk menggunakan jasa Kamu. Tapi hanya ini yang bisa kami tawarkan saat ini. Apakah itu cukup bagimu untuk menemani kami ke pos pemeriksaan berikutnya?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Carna memberi Fran sekantong kulit berisi koin emas, totalnya tiga puluh ribu emas. Lucu; dia mendapatkan harga yang tepat. Itu adalah harga yang akan kamu bayarkan kepada petualang Rank B untuk melindungimu dari monster level rendah. Faktanya, mungkin terlalu berlebihan jika kamu mempertimbangkan tingkat kekuatan Carna dan teman-temannya dan apakah mereka akan mendirikan kemah untuk kita. Apakah dia tahu?</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Apa pun yang terjadi, Fran sangat menyukainya. "Baiklah. Sebagai gantinya…”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Tentu saja. Dia tidak akan menjelek-jelekkanmu lagi.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hm. Aku akan mengambilnya."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Terima kasih banyak!"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tapi bagaimana keadaan di jalan? Aku hanya mencium bau masalah. Meski begitu, Fran telah menerima pekerjaan itu dan sudah menjadi tugasku untuk mendukungnya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Matahari telah terbenam ketika Fran dan Carna menyelesaikan percakapan mereka. Berbicara dengan mereka memakan waktu lebih lama dari yang diperkirakan. Pada akhirnya, kami memutuskan untuk mendirikan kemah.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Berkemah di sini seharusnya baik-baik saja karena kita tidak akan menghalangi jalan samping.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hm.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Jalur menuju puncak bukanlah jalur satu arah; sebaliknya, ia bercabang untuk terhubung ke lokasi yang berbeda. Salah satunya bahkan mengarah ke Raydoss. Tentu saja, tempat itu dijaga oleh penjaga dan menara pengawas, jadi Kamu tidak bisa pergi ke sana dengan bebas.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Setelah kami memutuskan tempat berkemah, kami membuat tembok dari sihir tanah dan memasang penghalang di sekelilingnya. Itu akan cukup untuk mencegah keluarnya Wyvern.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dianne dan Shera kaget melihat penghalang Fran.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“S-sihir yang sangat kuat…”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Mustahil…!"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Mereka tahu dia petarung yang kuat, tapi mereka tidak mengharapkan sihir sekuat itu darinya. Carna dan yang lainnya tersentak saat melihat tembok setinggi sepuluh meter yang mengelilingi kami. Sejujurnya, itu mungkin lebih mengejutkan mereka daripada melihat Jet dalam ukuran penuh.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Suasananya tidak tengik seperti yang aku harapkan. Semangat Dianne benar-benar hancur dan Shera masih ketakutan, sehingga tak satu pun dari mereka yang banyak bicara. Sedangkan Carna aktif berbincang dengan Fran.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Setelah mendirikan kemah, Dianne dan Shera duduk agak jauh dari Fran dan Jet, menyembunyikan kehadiran mereka. Mereka menyaksikan Carna duduk tepat di sebelah Fran, yang sedang makan kari dan menampar bibirnya. Hal itu membuatnya mendapatkan tatapan tajam dari Shera, tapi Carna tidak mengeluh tentang apa yang disebut “sisa-sisa” yang dia dapatkan dari Fran. Tentu saja, makanannya terlihat agak sederhana, tapi terbuat dari daging monster yang dibumbui dengan baik. Cukup banyak di level santapan, terlepas dari penampilannya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Carna memakan kebab shishnya dari tusuk sate dengan nikmat. Ekspresi cerianya tampak tulus. “Kamu seorang petualang, kan?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hm?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku pikir kita seumuran. Apakah ada petualang lain sepertimu?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hm… ya.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Jadi begitu. Umm, kenapa kamu memilih menjadi seorang petualang?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Terlepas dari prasangka Dianne terhadap para petualang, Carna tertarik pada mereka. Apakah tempat asalnya jarang? Para petualang mempunyai guild di hampir setiap kota, jadi mungkin dia tumbuh dengan sangat terlindungi. Dan lagi, mungkin tidak—dia cukup mahir menggunakan sihir dan tidak mengeluh tentang berkemah. Faktanya, dia terlihat seperti orang yang bisa dikamulkan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Untuk menjadi lebih kuat,” kata Fran.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Lebih kuat? Tidak bisakah kamu melakukan itu sebagai seorang ksatria atau prajurit?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Mereka tidak menerima anak-anak.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Jadi begitu. Tapi bukankah menjadi seorang petualang itu sulit?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Mengapa kamu mengatakan itu?" Fran benar-benar bingung.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Pasti sangat sulit untuk menjadi lebih kuat di usia kita.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Yah, aku… menjadi seorang petualang sehingga aku bisa menjadi lebih kuat. Itu sebabnya menurutku terluka dan melawan lawan yang kuat bukanlah hal yang sulit.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku mengerti…”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Carna berpaling dari Fran seolah menghindari intensitas tatapan tajamnya. Dunia mereka terlalu berbeda. Mungkin mereka bisa mencapai kesepahaman, tapi hal itu tidak akan terjadi dalam semalam.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Hari-hari yang dihabiskan Fran untuk berpetualang pasti terasa seperti neraka bagi Carna, tetapi hari-hari itu tak tergantikan bagi Fran. Di sisi lain, Fran juga tidak bisa memahami Carna. Bahkan anak perempuan yang lahir dari keluarga yang baik pun mempunyai rasa sakit pribadi yang hanya diketahui oleh mereka sendiri.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Itu berlaku bagi setiap orang, ketika Kamu mulai melakukannya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Tugas seorang petualang adalah mengalahkan monster dan bandit, kan? Mereka juga melindungi pedagang dan pelancong.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hm? Tidak."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Oh? Bukan?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tunggu ya? Bahkan aku terkejut dengan hal ini.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tapi Fran punya cita-cita yang lebih konkrit tentang petualang daripada yang kukira.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Tugas seorang petualang adalah pergi bertualang.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Berpetualang?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Ya. Seorang petualang melanjutkan petualangannya.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Tapi bagaimana dengan menangkap pencuri dan berburu monster? Bukankah para petualang juga melakukan hal yang sama?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ya. Aku hanya mencoba mendapatkan hadiah bernama Theraclede di kota terakhir tempat aku berada.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dianne bereaksi keras terhadap perkataan Fran. “Theraclede…!” Matanya melebar saat dia menyebut nama itu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Pernah mendengar tentang dia?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Aku iya. Ya, aku pernah mendengar cerita…”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ketegangan langsung terjadi di udara. Theraclede benar-benar terkenal, jadi Dianne mungkin pernah mendengar cerita horor.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Hmm?" Fran memiringkan kepalanya tetapi tidak mempermasalahkannya. Sebaliknya, dia mengembalikan perhatiannya pada Carna. “Menangkap hadiah seharusnya menjadi tugas para ksatria dan prajurit.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Y-yah, menurutku kamu bisa mengatakannya seperti itu.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kami hanya mengambil pekerjaan itu karena mereka tidak mau melakukannya.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kebanyakan petualang mungkin tidak akan setuju dengan Fran di sini. Baginya, kehidupan petualangan yang ideal adalah kehidupan yang penuh dengan pertempuran, menghadapi hantu dan ruang bawah tanah bila memungkinkan, sementara membasmi bandit dan monster demi keselamatan publik adalah tugas seorang ksatria. Tapi disitulah garisnya mulai kabur. Mereka tidak bisa melawan monster baik di dalam maupun di luar ruang bawah tanah, dan hal yang sama juga berlaku untuk bandit.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Carna terkejut dengan perkataan Fran, tapi Dianne lah yang bereaksi paling keras.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dianne benar-benar memelototi Fran sekarang. “T-tapi melindungi yang lemah adalah tugas yang kuat!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Apakah itu benar?"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Ya! Dengan kekuatan datanglah tanggung jawab!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Hmm. Aku tidak mengerti.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Dianne…” Carna memperingatkan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tapi Dianne terus berjalan. “Kamu mempunyai semua kekuatan itu! Apakah kamu tidak peduli sama sekali tentang yang lemah? Maukah kamu mencoba menyelamatkan seseorang yang berada dalam bahaya?!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Aku bersedia. Itu sebabnya aku menyelamatkanmu.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Tapi kamu bilang kamu tidak mengerti…”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hm? Aku menyelamatkanmu karena aku ingin. Itu saja. Aku akan mencoba membantumu meskipun kupikir aku lemah. Apakah kamu membantu orang hanya karena kamu merasa kuat? Apakah kamu akan meninggalkan mereka jika kamu pikir kamu lemah?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“I-itu…”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Apakah para ksatria hanya membantu orang jika itu adalah tugas mereka? Jika seseorang diserang di depan Kamu, apakah Kamu mengabaikannya?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Itu bukan…! Para ksatria Red—”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Tenang, Dianne!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Wajah Dianne memucat mendengar teguran Carna. "Tetapi…! A-aku minta maaf…”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Itu adalah pertanyaan yang sulit. Aku tidak suka memikirkan tanggung jawab kekuasaan. Di satu sisi, bisa dibilang pihak yang lemah ingin mengambil keuntungan dari pihak yang kuat… tapi di sisi lain, bukankah itu yang dikatakan oleh orang kuat yang mabuk kekuasaan?</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Fran tidak terlalu memikirkannya. Jika dia melihat seseorang dalam kesulitan, dia akan turun tangan membantu mereka tanpa berpikir panjang. Dengan kata-katanya sendiri, dia membantu karena dia ingin. Itu saja. Jika orang tersebut ternyata menyebalkan, dia bisa meninggalkannya setelah itu atau meminta bayaran selangit untuk bantuannya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Inilah salah satu perbedaan mencolok antara petualang dan ksatria. Ksatria pada dasarnya adalah kelas yang hidup dari pajak. Mereka memiliki hak dan tanggung jawab yang menyertainya, yang semuanya ditanamkan ke dalam kepala mereka ketika mereka mendaftar… yah, ketika kepala mereka tidak busuk seperti August, letnan mantan brigade di Alessa.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Namun tidak ada seorang pun yang benar-benar termotivasi oleh moto seperti “Dapatkan penghasilan Kamu!” Tidak ada kehormatan dalam hal itu, mungkin itulah sebabnya para ksatria mengatakan hal-hal seperti “selamatkan yang lemah” atau “melayani keadilan” sebagai gantinya. Itu jauh lebih memotivasi.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tentu saja, terlalu banyak berinvestasi dalam konsep-konsep itu, dan Kamu akan mendapatkan ksatria seperti Dianne.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tidak seperti para ksatria, para petualang egois. Kekuatan apa pun yang mereka miliki adalah milik mereka sejak awal sehingga mereka bebas menggunakannya untuk tujuan mereka sendiri.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Bukan memihak Dianne,” kata Carna, “tapi kudengar beberapa petualang memang mengambil bagian dalam kegiatan kriminal.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ada banyak sampah di pihak ksatria dan bangsawan juga, bukan? Atau apakah negaramu benar-benar tidak bersalah?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Itu… ya. Kamu benar. Ada telur-telur busuk bahkan di antara para ksatria dan bangsawan.” Carna mengangguk dalam-dalam. Sesuatu yang dikatakan Fran telah menyentuh hatinya. Untuk gadis kaya seperti dia bepergian dengan pesta kecil… Aku yakin dia punya alasannya sendiri. “Jadi, kalian para petualang—”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hm.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Carna melempari Fran dengan pertanyaan tentang para petualang hingga mereka tertidur.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"> </span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Itu adalah hari setelah kami menyelamatkan Carna dan krunya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Di sana. Aku melihat pos pemeriksaan.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Sudah? Nah, itu cepat.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hm. Jet luar biasa.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kami melanjutkan perjalanan saat matahari terbit dan mencapai pos pemeriksaan Belioth dalam waktu kurang dari dua jam. Jet membawa semua orang, meskipun ia berlari lebih lambat dari biasanya sehingga klien kami tidak mabuk perjalanan. Tetap saja, dia membawa kami ke sana dalam waktu singkat.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kami melenyapkan monster apa pun yang menghalangi kami selama perjalanan, tapi kami tidak membuang waktu dengan hal lain: keselamatan Carna dan yang lainnya adalah prioritas utama. Fran telah mengambil tugas untuk melindunginya, jadi kami akan melakukannya dengan sempurna.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kita akan turun sekarang. Tidak ingin menimbulkan keributan.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Baiklah."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Sedangkan Dianne dan Shera, wajah mereka pucat sepanjang perjalanan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku… belum pernah melihat monster yang patuh seperti itu sebelumnya.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“A-aku juga. Aku tidak berpikir itu mungkin.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Meskipun Jet ramah, dia tetaplah monster raksasa. Dan dalam kasus Dianne, dia telah membuat Fran marah sehari sebelumnya. Pantas saja dia tidak ingin membuat gerakan atau pernyataan apa pun secara tiba-tiba di sekitar teman Fran.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Shera, yang sangat menyadari kekuatan Fran dan ingin mencegah konflik lebih lanjut, selalu terjebak di sisi Dianne. Kami harus berterima kasih padanya atas sifat damai dari perjalanan ini.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Mari kita pergi."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hm.” Fran memimpin ketika mereka masuk ke dalam pos pemeriksaan. Mudah-mudahan kami bisa lolos pemeriksaan ketat.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Pos pemeriksaan Belioth kira-kira sebesar pos pemeriksaan di Granzell. Benteng itu dibuat untuk menahan monster dan negara musuh.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Para pemanah mengarahkan busur mereka ke arah kami dari dalam benteng, sebuah tindakan balasan terhadap mata-mata dan tentara musuh yang menyamar sebagai pelancong. Tetap saja, mereka tidak menarik perhatian, jadi Fran dan aku mengabaikan mereka.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Berhenti! Apakah kamu kelompok beranggotakan empat orang?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hm.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku perlu melihat identitasmu.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Baiklah."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Baiklah."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Fran dan Carna dengan patuh memberikan surat-surat mereka kepada penjaga itu. Seperti biasa, penjaga terkejut dengan kartu petualang Fran, meskipun dia tetap mengizinkannya masuk setelah memverifikasi keasliannya. Menjadi seorang petualang tingkat tinggi memiliki keuntungan tersendiri. Belioth tidak punya alasan untuk menolak akses ke petualang yang kuat. Jika ada, mereka mungkin bisa menggunakan lebih banyak lagi.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Dan kamu adalah kelompok yang terdiri dari tiga orang?” tanya penjaga itu. “Apakah kamu masuk dari pos pemeriksaan yang berbeda?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kami mempekerjakan Fran kemarin sebagai pemandu dan pengawal kami.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Asosiasi Perdagangan Morley, ya? Aku tidak bisa bilang aku pernah mendengarnya.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kami adalah asosiasi kecil.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Putri ketua asosiasi dan kedua pelayannya, kan?” Penjaga itu tampak curiga pada Carna dan teman-temannya. Selain itu, apakah dia benar-benar putri dari pemimpin asosiasi perdagangan? Aku kira itu masuk akal—dia memang punya nyali yang sering Kamu temukan pada pedagang yang baik. Namun keberanian itu tidak menghilangkan aura anggun di sekelilingnya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Mungkin keanggunan itulah masalahnya. Pewaris dari sebuah asosiasi perdagangan besar mungkin berperilaku seperti bangsawan, tapi penjaga ini terbiasa memeriksa kredensial para pelancong, dan dia telah melihat banyak orang datang dan pergi. Bukankah seseorang dari organisasi sekecil itu akan bersikap lebih kasar? Mungkin tidak jika dia dibesarkan di lingkungan yang ketat. Tetap saja…</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dianne juga merupakan sebuah misteri. Dia menyebut dirinya seorang ksatria, tapi Classnya muncul sebagai Swordsman. Dia hanyalah seorang ksatria di atas kertas—bisakah seorang pengawal yang bekerja untuk asosiasi perdagangan menyebut dirinya seperti itu? Tentu, mungkin dia hanya mengagumi para ksatria dan ingin menjadi teladan bagi mereka. Besar. Tapi semua pembicaraan tentang Ksatria Crimson Flag dan Red Knight menjadi sangat spesifik untuk beberapa alasan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Mungkin mereka telah memecatnya, sehingga Dianne bangkit kembali dan bekerja di sebuah asosiasi perdagangan. Tapi kalau memang begitu, kenapa dia masih menyebut dirinya seorang ksatria?</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Shishou, ada apa dengan Carna dan yang lainnya?</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Hmm… Kita harus melihat dan melihat apa yang terjadi.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Oke.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Jika ada tekanan, kami akan menolak afiliasi apa pun. Kami tidak akan bisa bergerak bebas di Belioth jika mereka mencurigai Fran sebagai mata-mata.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Pangkalan operasi?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Pelabuhan Granzellian, Dars.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Nama kepala saat ini?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Raymond Morley.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Tujuan di Belioth?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Daerah Otonomi Khusus.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hrm…” Petugas imigrasi memiliki Skill pendeteksi kebohongan. Itu bukan level tinggi, tapi itu cukup untuk memberinya rasa tidak nyaman ketika seseorang mencoba untuk menimpakannya. Meskipun Skillnya tidak bereaksi, dia jelas tidak bisa menghilangkan perasaan bahwa ada sesuatu yang salah dengan kru Carna. Naluri profesionalnya yang terasah bertentangan dengan Keterampilannya sendiri dan kebenaran identifikasi mereka.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tapi aku juga tetap mengaktifkan Essence of Falsehood, dan Carna belum berbohong sejauh ini. Apakah dia benar-benar pewaris asosiasi dagang Granzellian? Kami pernah ke Dars sebelumnya. Itu adalah kota pelabuhan yang terletak di wilayah utara Granzell.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Petugas itu kini mendiskusikan masalah tersebut dengan atasannya dengan nada pelan. Aku bisa mendengarnya dengan keras dan jelas.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Apa yang harus kita lakukan?"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Gadis itu adalah petualang Granzellian, kan?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Ya."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Fakta bahwa dia telah mempekerjakan seorang petualang Granzellian pada dasarnya berarti Guild Petualang menjaminnya. Apalagi dia menuju ke daerah otonomi khusus. Seharusnya itu tidak menjadi masalah.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Apa kamu yakin?"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Mengingat tujuan mereka… ya, aku yakin. Jangan lupa untuk memverifikasi apakah dia benar-benar pergi ke sana.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Ya pak!"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tunggu, apakah Carna baru saja mempermainkan kami? Jika Kamu membawa seorang petualang sebagai pengawal, siapa pun akan berasumsi bahwa Kamu mempekerjakan mereka di guild untuk sebuah misi. Itu berarti kamu akan menjadi seseorang yang diverifikasi oleh guild.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Mungkin berlebihan jika mengatakan bahwa dia telah menipu kami, tapi Carna pasti menggunakan sebagian dari kelicikannya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Mereka berempat melewati perbatasan tanpa bertanya lebih lanjut. Sebenarnya tidak ada lagi yang bisa dilakukan. Imigrasi juga mengizinkannya lewat karena dia menuju ke daerah otonomi khusus, yang diperlakukan sebagai negara berdaulat di Belioth. Sebenarnya, hal itu menjadikannya masalah Akademi.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kami berjalan beberapa saat setelah meninggalkan pos pemeriksaan. Fran menoleh ke arah Carna dan memberi isyarat kepada Dianne dan Shera, yang mengikuti di belakang mereka.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ini adalah akhir kontraknya,” kata Fran.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Ya. Terima kasih telah menjaga kami tetap aman. Dan Jet sangat cepat dalam membawa kami ke pos pemeriksaan sehingga kami lebih cepat dari jadwal.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Hei."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Ya?"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Apakah Dianne seorang ksatria?” Fran juga penasaran. Dia hanya tidak mengungkitnya di pos pemeriksaan untuk menghindari pertanyaan lebih lanjut.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ya… ya, benar. Apakah kamu ingin tahu dari mana asalku?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hm? Tidak terlalu."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Apa?"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Petualang tidak tertarik pada masa lalu.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Orang yang berbeda menjadi petualang karena alasan yang berbeda, seringkali meninggalkan masa lalu mereka. Mencongkel kehidupan petualang lain sebelumnya dilarang. Semangat ini sepertinya menular pada Fran setelah menghabiskan waktu bersama para petualang. Meski begitu, dia tidak pernah rewel tentang latar belakang orang lain.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Tapi aku khawatir.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Khawatir?"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Dianne mengatakan bahwa dia adalah seorang ksatria dan dia juga berpakaian seperti itu.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ini bukan kali terakhir identitas Carna dipertanyakan. Fran hanya mengkhawatirkannya. Dia menyukai gadis kecil yang cerdik ini.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aah, begitu…” kata Carna. “Sebenarnya dia bukan bawahanku. Sebaliknya, dia adalah pelayan yang aku pinjam dari ayahku. Aku memintanya untuk meninggalkan armornya dan berpakaian seperti seorang petualang, tapi dia tidak mau.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dengan prasangkanya yang kuat terhadap para petualang, aku tidak menyangka dia akan melakukan hal itu. Ini seperti menyuruh Fran berdkamun seperti Kucing Biru. Dia lebih baik mati.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Dan meskipun dia tidak akomodatif dan berpikiran sempit,” lanjut Carna, “dia kompeten dalam bidangnya sendiri. Seorang wanita dengan kekuatannya sulit ditemukan.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Betapapun problematisnya kepribadian Dianne, memiliki pengawal wanita yang kuat adalah hal yang penting bagi Carna.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Terima kasih karena tetap diam di pos pemeriksaan,” kata Carna sambil membungkuk dalam-dalam sekali lagi.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Jika Fran mengatakan sesuatu selama wawancara mereka, Carna dan yang lainnya akan mendapat masalah. Identitas Dianne yang mencurigakan, fakta bahwa Fran dipekerjakan setelah melintasi perbatasan, fakta bahwa kelompok pelancong terakhir telah melintasi pos pemeriksaan Granzell lima hari yang lalu… ada banyak hal yang bisa ditunjukkan Fran untuk menimbulkan kecurigaan pada Carna dan dia. berpesta.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Aku tidak melakukan apa pun," kata Fran.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Carna terkekeh. “Kami sangat beruntung bisa bertemu denganmu. Aku berharap dapat bertemu Kamu lagi.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hm. Sampai jumpa."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Mereka mengucapkan selamat tinggal dan berpisah tanpa menoleh ke belakang; kami akan membiarkan mereka pergi, dan tidak ada yang bisa mengambilnya kembali.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Setelah mereka pergi, aku menanyakan Fran pertanyaan yang selama ini menggangguku. </span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Mengapa kamu begitu tertarik pada Carna?</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Carna sebenarnya bukan orang jahat, tapi dia cukup licik sehingga kita harus berhati-hati saat berada di dekatnya. Dia mempekerjakan Fran karena dia melihat hal itu akan membantunya melewati imigrasi dan dia berhasil mendapatkan diskon. Bukan kualitas yang paling menawan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Sekarang kalau dipikir-pikir, dia mungkin sengaja membiarkan kemarahan Dianne berlangsung untuk sementara waktu. Bagaimana jika dia mencoba mencari tahu orang seperti apa Fran itu?</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kamu tahu bahwa dia memanfaatkan Kamu, bukan?</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hm. Tapi dia tidak menipuku.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku kira Kamu bisa mengatakan itu, tapi…</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kami seumuran.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Sekarang setelah Kamu menyebutkannya, ya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Apakah itu saja? Namun ternyata, Fran punya alasan yang lebih besar lagi untuk menyukai Carna. </span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Dia tidak meremehkan Kucing Hitam.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Jadi begitu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hm. Dan ya, Dianne memang meremehkan para petualang… tapi tidak pada Kucing Hitam.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Semua orang yang kami temui dalam perjalanan—bahkan mereka yang berteman dengan kami—selalu terkejut saat bertemu dengan gadis Kucing Hitam. Kejutan mereka datang dalam dua bentuk. Kebanyakan dari mereka terkejut melihat seorang gadis kecil datang dari ras terlemah, seekor Kucing Hitam, menjalani kehidupan sebagai seorang petualang. Yang lain tidak hanya terkejut melihat Fran sebagai Kucing Hitam, tapi juga terkejut dengan betapa kuatnya dia.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tidak peduli niat mereka, kedua kelompok masih meremehkan Kucing Hitam. Tampaknya masuk akal bagi mereka bahwa ras tidak cocok untuk pertarungan, dan hal itu membuat Fran sangat sedih. Tapi Carna, Dianne, dan Shera tidak mengatakan sepatah kata pun tentang kelemahan Kucing Hitam. Mereka meremehkannya karena dia masih kecil dan seorang petualang, tapi hanya itu. Dan Carna? Dia tampaknya tidak terganggu oleh ras, usia, atau identitas Fran. Bahkan, dia menghormatinya karenanya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Carna menarik. Dia seharusnya menjadi seorang petualang.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Hah? Itu adalah pujian yang tinggi datang dari Fran. Itu setara dengan seorang bangsawan berpangkat tinggi yang memberi tahu rakyat jelata bahwa negerinya akan mengalami kedamaian dan kemakmuran jika mereka menjadi seorang bangsawan juga.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Carna lemah.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dia sekuat yang dia bisa dapatkan untuk penyihir tingkat rendah.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Tapi dia tidak takut padaku. Aku tidak bisa meremehkannya.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ketika para petualang yang kuat bertemu, mereka sering kali mengukur kekuatan satu sama lain dalam pikiran mereka. Keinginan mereka berbenturan, dan mereka menghitung kekuatan satu sama lain dengan tarian tipuan. Bagi mata yang tidak terlatih, dua petualang mungkin tampak akan mengeluarkan senjata mereka dan membunuh satu sama lain, tapi tidak ada dendam yang disimpan setelah ritual kecil ini. Faktanya, para petualang mungkin menemukan seseorang yang bisa mereka anggap setara jika orang tersebut cukup kuat.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Fran dan Carna terlibat dalam hal seperti sapaan petualang ini. Ada sesuatu dalam diri Carna—selain kehebatan bertarungnya—yang berhasil menyentuh hati Fran. Mereka seumuran, dan Carna tidak mencemoohnya karena dia adalah Kucing Hitam atau seorang petualang. Dia tidak menunjukkan rasa takut, bahkan setelah melihat kemampuan Fran. Menurutku, gadis itu adalah contohnya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Carna menarik.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Selama kamu baik-baik saja, Fran.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hmm!” Dia menyukainya, dan itulah akhir dari diskusi itu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ketika dia tidak bisa lagi merasakan Carna dan yang lainnya, Fran menaiki Jet lagi. Kami sekarang sudah cukup jauh dari perbatasan sehingga dia bisa terbang dengan kecepatan penuh tanpa menarik perhatian.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kita berjarak sekitar lima hari dari Akademi Sihir.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Jet bisa membawa kita ke sana lebih cepat.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Woof!"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Benar, tapi ini adalah pertama kalinya kita di Belioth. Kita mampu untuk berhenti beberapa kali.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ada yang ingin kamu lakukan?</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Makanlah makanan lezat lokal.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Woof, Woof!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Itu salah satu pilihan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kami juga perlu menghubungi Guild Petualang dan melihat apakah kami dapat mengetahui berita terkini, terutama mengenai hubungan antara Granzell dan Raydoss. Aku tidak ingin terseret ke dalam perang, dan aku siap mengalihkan paksa arah Fran jika itu berarti kami bisa menghindarinya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Apakah ada hal lain?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Arf?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Orang dewasa… banyak sekali yang harus dipikirkan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ooh, begitu.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Yang terbaik adalah menjaga Jet dalam ukuran yang kurang dari raksasa. Kami tidak ingin ada rumor yang muncul.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Pada akhirnya, Jet berubah menjadi seukuran kuda poni dan kami berjalan ke desa terdekat. Tampaknya ada sebuah kota berukuran lumayan jauh dari sana, tapi desa itu sendiri tidak menghasilkan banyak hasil. Kupikir tempat yang begitu dekat dengan perbatasan setidaknya memiliki penginapan, tapi ternyata itu adalah kota pertanian yang sepi.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Cabang guild lokal dijalankan oleh seorang lelaki tua baik hati yang dulunya adalah Rank E. Dia memberi tahu kami banyak hal tentang harga makanan, termasuk beberapa info tentang danau besar dekat kota besar yang berjarak sekitar satu jam perjalanan. Kebanyakan pelancong melewatkan seluruh desa dan menuju langsung ke sana.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kota tepi danau.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Tak sabar menunggu."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kamu belum pernah melihat danau besar, bukan?</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hm.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Woof."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ini bukan pertemuan pertama Fran dan Jet dengan sebuah danau—ada danau-danau kecil yang terjadi di seluruh Granzell. Tapi yang ini akan berbeda. Kita tidak akan bisa melihat sisi lainnya. Mungkin ukurannya sebesar Danau Biwa di Jepang… mungkin bahkan lebih besar.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ayo, Jet!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Woof woof"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Hei ayolah, danaunya tidak ke mana-mana.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Tapi ada ikan!” </span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Woof!"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Orang tua itu juga menyebutkan bahwa kota itu terkenal dengan ikan air tawarnya yang berukuran besar. Mungkin akan ada ikan mas? Apakah ikan air tawar cocok dengan kari? Kari ikan mas, kari belut… apakah orang-orang membuatnya di rumah? Aku ingat membelinya sebagai oleh-oleh, tetapi aku tidak yakin. Aku tahu, kari ikan populer di India, tetapi kari yang aku buat adalah kari Jepang.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Nah, Fran, mungkin ada beberapa bahan yang kurang cocok dengan kari.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Jangan khawatir. Kari adalah yang terbaik. Itu membuat semua yang ada di dalamnya terasa enak.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kepercayaan Fran pada kari sangat fanatik. Aku harus maju ke piring dan membuat kari ikan air tawar yang enak!</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Saat aku memikirkan resep, Jet berlari dengan gembira di udara. Astaga, tidakkah dia tahu dia bisa meluangkan waktu? Seolah sengaja mengabaikan permohonanku, Jet tiba di tujuan dengan cepat.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Aku melihatnya. Genangan air yang besar.” </span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Itu sebuah danau.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ini seperti laut.” </span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tidak, itu danau.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Hal pertama yang kami lihat dari kejauhan adalah kota Kierlazen. Kelihatannya kecil, tapi hanya karena ukurannya terlihat kecil jika dibandingkan dengan danau. Kemegahannya menjadi lebih jelas ketika kami semakin dekat.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ada sebuah alun-alun dengan patung roh air di tengah kota, menghadap ke danau. Gadis Danau, begitulah mereka menyebutnya, dan itu adalah objek wisata yang populer… tapi Fran tidak tertarik padanya. Bangunan kota juga dicat putih agar sesuai dengan keindahan danau, sehingga mendapat julukan tersebut.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Pemandangan kota, danau, dan patung menyaingi kecantikan gadis mana pun. Sinar matahari terpantul dari permukaan air, memercikkan warna biru danau ke bangunan putih di sebelahnya. Permainan cahaya dan warna sangat menarik. Perahu-perahu nelayan kecil berlayar melintasi danau besar, memberi kita gambaran sekilas tentang kejujuran para nelayan. </span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Besar…"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Woof…"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Bahkan duo rakus pun tidak bisa menahan diri untuk tidak menatap. Aku senang pemandangan indah itu menyentuh hati Fran. Mereka duduk dan menatap, mulut ternganga, meski itu tidak berlangsung lebih dari satu menit.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Ikan."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Woof!"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Baiklah baiklah. Ayo pergi ke kota.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hm.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Masuk ke Kierlazen berjalan lancar. Ada sedikit antrian, tapi tidak lebih dari lima menit. Aku kira perang membuat orang patah semangat untuk berwisata, namun nyatanya ada sejumlah wisatawan yang masuk dengan menggunakan perahu melewati danau. Jalur darat sebagian besar digunakan oleh para pedagang dan petualang.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Fran?</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hm?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Mari kita istirahat sejenak dari mencari makanan dan pergi ke Guild Petualang.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Tidak!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Berbicara dengan mulut penuh adalah tindakan yang tidak sopan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku tidak menyangka dia akan langsung menuju kedai makanan yang berjarak tiga puluh detik dari kota ini… ya, mencicipi makanan lokal sudah pasti ada dalam rencana perjalanan Fran sekarang. Tidak baik. Kami punya uang, tetapi membiarkan dia makan apa pun yang dia inginkan kapan pun dia mau tidak baik untuk karakternya. Tetap saja, setidaknya dia dijamin tidak akan meninggalkan sisa makanan…</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Hmm.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ada apa, Shishou?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku baru saja memikirkan nafsu makanmu yang besar.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Heh heh!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kenapa dia terlihat bangga? Fran bahkan tidak akan bergeming jika aku bilang dia manis. Apakah “nafsu makan yang besar” seharusnya menjadi pelengkap?</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Jadi apa yang kamu dapatkan?</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Ini."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ooh, ikan goreng.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ikan itu tampak seperti ikan mas atau ikan mas. Pastinya air tawar. Itu hanya dipersiapkan; pertama dikupas lalu digoreng. Mereka bahkan tidak repot-repot menskalakannya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Bagaimana rasanya?</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Asin?"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Itu saja?</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Agak berlumpur.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Seperti halnya ikan sungai yang kurang dipersiapkan. Meski begitu, Fran terus mengunyahnya. </span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku suka kerenyahannya.” </span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Jadi kamu suka teksturnya?</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hm.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dia menikmati rasa sisik gorengnya di mulut. Teksturnya menutupi kekurangan rasa.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Setelah menghabiskannya, Fran masuk ke warung makan dan membeli ikan goreng lagi. Saat kami berjalan pergi, dia makan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Apa-?"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">A-apa?</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Ini enak." Fran membeku dan membelalakkan matanya. Rupanya, dia baru saja menggigit ikan goreng dengan rasa asli.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ruff! Munch munch…”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kurasa Kamu juga menyukainya, Jet.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Fran telah membeli semua ikan goreng yang ditawarkan di jalur ini. Tapi yang dia sukai tampak hampir sama dengan yang lain—atau setidaknya bagiku tampak seperti itu. Tetap saja… kalau Fran dan Jet bilang berbeda, pasti berbeda.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Sepertinya Kamu menemukan penjaga. Mereka pasti sudah menyiapkan dan membumbuinya dengan baik.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kami akan kembali!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Woof!"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Hei tunggu!</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Fran dan Jet menyusuri jalan yang baru saja kami lewati dan langsung menuju toko tertentu. Ini pasti tempat dia membelinya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kios itu hampir kosong. Itu juga sudah tua. Cat fasadnya terkelupas dan tirainya compang-camping. Apakah tampilannya yang rusak membuat pelanggan takut? Ataukah terlihat kumuh karena tidak menarik pelanggan? Secara pribadi, aku tidak bisa menyalahkan siapa pun karena menghindari tempat itu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Oh, kamu kembali?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Penjaga tokonya adalah seorang gadis berambut pirang, rambutnya dikuncir setengah. Rambut pirang halus dan kulit putihnya menunjukkan darah bangsawan. Dan meskipun dia mencari nafkah dengan menggoreng ikan, kulitnya bebas dari noda minyak yang terciprat.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Namun penampilan gadis itu tidak cukup untuk menarik banyak pelanggan. Di wajahnya ada perban hitam yang menutupi bukan hanya satu tapi kedua matanya. Meski cantik, penutup matanya menyembunyikan kecantikannya dan memberinya kesan aneh. Fran yang sama sekali tidak mempedulikan hal-hal seperti itu, segera memesan ikan lagi.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hm! Ikanmu adalah yang terbaik. Baunya tidak bohong.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Woof!"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Terima kasih." Gadis itu membungkuk sedikit, memberi Fran senyuman santai.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Hidung Fran telah membawanya ke warung makan ini. Apakah itu minyak gorengnya? Mungkin gadis itu mengganti oli secara teratur dan tidak menggunakan jumlah yang sama.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Beri aku semua yang kamu punya.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Hah?"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku ingin semuanya.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Um… kamu ingin semuanya di sini?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hm! Dan jika kamu menghasilkan lebih banyak untukku, aku akan membelinya juga.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ayolah, Fran. Kamu tidak bisa membeli seluruh stok kios. Itu buruk untuk bisnis.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Penjualan bukanlah satu-satunya hal yang diperlukan agar toko dapat bertahan. Mereka memiliki pelanggan khusus dan pelanggan tetap yang harus dipuaskan. Menjual terus-menerus mungkin akan merusak reputasi mereka.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tapi gadis itu dengan senang hati menjual seluruh sahamnya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Terima kasih. Aku akan segera menggorengnya.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Toko itu tidak terlalu ramai dikunjungi pelanggan, jadi menurutku masuk akal jika dia dengan senang hati menjual semua yang dimilikinya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tetap saja, dia luar biasa.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku khawatir dengan kurangnya penglihatan gadis itu, tapi dia menggoreng ikan dengan keanggunan seorang profesional. Semuanya, mulai dari persiapan ikan hingga saat dia mengeluarkannya dari minyak, semuanya sempurna. Dan bukan itu saja: setelah menerima pembayaran Fran, dia segera memilah-milah kepingan perak dan perunggu dan memberikan uang kembalian kepada Fran.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku Mengidentifikasinya karena penasaran, dan itu menjawab pertanyaan aku.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"> </span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Nama: Lene</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Usia: 24</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ras: Manusia</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Class: Cook</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Status: Kehilangan Penglihatan</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Level: 25</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Life: 84, Magic: 101, Strength: 30, Agility: 41 </span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Skills: Sharp Hearing 2, Wind Magic 4, Air Current Vision 2, Presence Sense 2, Staff Mastery 2, Echolocation 4, Water Magic 2, Cooking 4, Mana Manipulation. </span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Equipment: Evergreen Oak Short Staff, Water Spirit Clothes, Magic Blindfold, Magic Necklace.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"> </span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dia memiliki Skill yang mengkompensasi kurangnya penglihatannya. Dilihat dari komposisi Skillnya, dia dulunya adalah seorang mage.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Hah?"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tunggu, apakah mata Lene baru saja mendeteksiku? Tapi itu seharusnya tidak terjadi… Tunggu, apakah Mana Vision-nya memberitahunya bahwa aku adalah Magic Sword?</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku merasa aneh. Seolah-olah dia sedang melihat melalui pedang tepat ke dalam jiwaku yang bersemayam di dalam… tapi itu tidak benar.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tetap saja, indranya yang lain jelas lebih tajam untuk menutupi kekurangan penglihatannya. Aku membuat catatan untuk berhati-hati di sekitarnya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Letakkan di sini.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Baiklah. Itu piring yang besar.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hm.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Fran mengeluarkan piring besar dan Lene menumpuk ikan segar gorengnya di atasnya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tangannya tidak ragu-ragu dan ikannya tidak menunjukkan tanda-tanda akan terjatuh. Lene jelas lebih sadar akan sekelilingnya daripada yang dia ungkapkan. Pada akhirnya, dia membuat menara berisi tiga puluh ikan yang ditumpuk satu sama lain.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Itu saja.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hm! Itu terlihat sangat bagus."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Bark!"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Terima kasih telah membeli semuanya,” kata Lene sambil mengulurkan tangan kanannya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Fran otomatis meraih tangannya dan menjabatnya, tapi Lene kemudian meletakkan tangan kirinya di atas tangannya dan meremasnya. Dia menjabat tangan Fran dengan kuat.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku tahu Lene bahagia, tapi dia terlihat terlalu familiar. Fran sepertinya tidak keberatan, tapi aku belum pernah melihat penjaga toko yang begitu ramah. Mungkin dia hanya gembira dengan semua ikan yang baru saja dia jual.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ini pertama kalinya ada seseorang yang membeli semua ikanku!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hm. Aku akan kembali."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Terima kasih. Sampai jumpa lagi.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kami meninggalkan kios Lene, tapi aku tidak bisa menghilangkan perasaan bahwa dia memperhatikan kami sepanjang waktu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tidak… apakah aku sedang membayangkan sesuatu?</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Shishou?"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Fran, apa kamu merasa kita sedang diawasi?</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hm…?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Arf…?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Fran dan Jet segera mengambil posisi bertahan, tapi mereka segera memiringkan kepala karena kebingungan. Meski sudah berusaha sekuat tenaga, mereka tidak dapat mendeteksi apa pun. Mungkin itu hanya aku.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Maaf. Aku pasti sudah membayangkannya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hm?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Arf?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ayo kembali ke jalur yang benar dan menuju ke Guild Petualang.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Baiklah."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tapi bahkan saat kami berjalan menuju guild, aku tidak bisa menghilangkan gadis yang ditutup matanya dari kepalaku.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku ingin tahu apakah gadis itu memperhatikan ketika aku menggunakan Identify.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Lene?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ya.Aku bisa saja membayangkannya, tapi aku tidak bisa menghilangkan perasaan itu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Dia luar biasa jika dia melakukannya.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Setelah pelatihan intensif kami di Demon Wolf Garden, kemampuan sembunyi-sembunyi dan penyembunyian kami meningkat pesat. Aku telah belajar cara menekan aktivasi Identify, dan aku yakin bahwa Kamu sendiri memerlukan Identify Sense tingkat tinggi agar dapat menyadarinya ketika aku menggunakannya. Bahkan Amanda perlu fokus agar bisa menyadarinya, dan hal itu tidak terlihat sebagai suatu kepastian, melainkan lebih sebagai firasat bahwa seseorang mungkin sedang mengintip.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dari apa yang kuketahui, Lene tidak sekuat itu. Meskipun indranya dipertajam, gerakannya masih amatiran dan sihirnya lemah. Sejujurnya, seseorang di levelnya seharusnya tidak bisa merasakanku. Dia tidak memiliki Skill Deteksi-Identify, statistiknya rendah, dan dia tidak memiliki intuisi dan indera seorang veteran. Atau begitulah yang kupikirkan, tapi— Hilanglah kepercayaan diriku.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Setelah semua pelatihan di Demon Wolf Garden juga. Bukannya aku lupa apa yang Dias katakan padaku. Dia telah memperingatkanku untuk tidak Mengidentifikasi royalti karena hal itu bisa saja berubah menjadi penghinaan terhadap keagungan, meskipun dia tidak menyuruhku untuk tidak pernah menggunakan Identify. Sepertinya dia ingin aku menggunakannya dengan benar.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Berpegang teguh pada nasihatnya, aku telah berlatih dan menggunakan Identify hanya pada sasaran mudah yang aku tahu aku akan lolos. Lene adalah sebuah anomali. Tetap saja, mungkin ada baiknya aku menahan diri dalam Mengidentify Manusia untuk sementara waktu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Saat pemikiran ini terlintas di benakku, spanduk Guild Petualang mulai terlihat.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Permisi."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Selamat datang di Guild Petualang!” Kami disambut di guild Kierlazen oleh seorang wanita dengan senyum cerah. Dia tampak jujur dan tidak bersalah, meski sedikit linglung. Resepsionis itu tidak merendahkan Fran, menempatkannya tepat di buku-buku bagus Fran. “Jangan kira kamu di sini untuk sebuah misi?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku di sini untuk mencarinya, ya.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku tahu kamu adalah seorang petualang. Sendirian?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hm.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Benarkah? Aneh sekali.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Apa?"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kamu tidak berafiliasi dengan Armada Dagang, kan?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Armada Dagang?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Menurutku kamu bukan dari sekitar sini.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hm.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Oke. Kamu tahu-"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Resepsionis melanjutkan penjelasannya. Armada Dagang adalah armada kapal yang beroperasi di Danau Vivian (yang merupakan nama danau raksasa tersebut).</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Danau Vivian lebih besar dari kebanyakan negara kecil dan merupakan rumah bagi berbagai kota besar. Armada Dagang secara teratur berkeliling di pusat-pusat populasi ini, melakukan berbagai pekerjaan: membeli dan menjual barang-barang lokal, mengangkut petualang dan pelancong, memancing di pusat danau yang berbahaya, dan memproses bahan-bahan. Mereka juga menjalankan sirkus dan menyewa penyanyi untuk hiburan, dan bahkan mempekerjakan dokter yang melakukan pemeriksaan rutin.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Semua orang itu bisa muat di kapal?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ah, tapi ada lebih dari satu kapal. Itu sebabnya mereka menyebutnya armada.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Jadi, ada banyak kapal?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Tentu saja. Aku tidak tahu jumlah pastinya, tapi ada lebih dari sepuluh kapal besar dan lebih dari lima puluh kapal kecil dan menengah.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Wow."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Itu tadi Menajubkan. Armada Dagang mungkin memiliki lebih banyak orang daripada satu desa. Aku berasumsi mereka hanyalah karavan pedagang di atas air, tapi skala mereka lebih besar dari itu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Rupanya, mereka sudah mengarungi danau ini selama ratusan tahun.” </span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Benarkah? Siapa yang memulai armadanya?” tanya Fran.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Di sinilah segalanya menjadi menarik. Sekarang aku tidak tahu detailnya, tapi mereka bilang Danau Vivian dulunya adalah laut.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Laut berubah menjadi danau?</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Laut…? Mustahil. Mungkin itu adalah danau yang begitu besar hingga sempat disangka laut, bukan? Atau mungkin pernah terhubung dengan laut…?</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Dulunya hanya sebuah danau kecil, namun suatu hari menyatu dengan laut menjadi danau besar yang Kamu lihat sekarang. Vivian adalah nama danau aslinya, dan nama itu melekat.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Bagaimana hal itu bisa terjadi?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku tidak tahu detailnya, tapi ada beberapa bencana alam yang terlibat. Dalam prosesnya, entah bagaimana danau itu terputus dari laut dan menjadi danau raksasa yang kami miliki sekarang.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Apa sih yang bisa memisahkan danau dari laut? Bahkan jika itu adalah bencana alam, skalanya pasti luar biasa.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kapal dagang yang terjebak di danau kemudian bersatu untuk melindungi diri dari monster dan membentuk Armada Dagang. Atau begitulah para Armada Dagang bilang."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Mereka sudah berada di danau selama ini?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Mereka tidak bisa meninggalkan kapalnya, kan? Sebaiknya manfaatkan sebaik-baiknya.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kapal mahal untuk dibangun. Sebuah kapal bisa berharga mahal; itu bisa dengan mudah bernilai lebih dari muatannya. Karena terdampar secara efektif, para kapten kapal ini, baik mereka pemilik kapal itu sendiri atau bukan, tidak punya pilihan selain tetap tinggal.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Namun mereka tetap harus bekerja untuk dapat hidup. Tampaknya mereka adalah orang-orang yang cukup baik untuk tidak melakukan pembajakan—walaupun mungkin hal itu hanya karena kurangnya mangsa—dan mereka mendirikan pelabuhan di desa-desa sekitar untuk memulai perdagangan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Transportasi, perikanan, perlindungan, hiburan, perdagangan, kesehatan. Mereka menemukan banyak cara untuk menghasilkan uang, yang semuanya mengarah pada Armada Perdagangan saat ini.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Banyak petualang memulai karir mereka di Armada Dagang,” katanya. “Transportasi adalah pekerjaan yang aman dan mereka dapat belajar banyak dari seniornya.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Hmm. Jadi petualang pemula di dekat Danau Vivian biasanya memulai dengan bekerja di Armada Dagang, ya?</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Seharusnya ada banyak petualang seusiamu di armada.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Wow."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tempat dengan banyak petualang anak-anak cukup langka. Namun dengan risiko hidup yang lebih rendah dan mentor yang membantu, armada ini terdengar seperti tempat kerja yang layak.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Armada akan dengan senang hati menyambutmu,” katanya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Benarkah?"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Pikirkan tentang itu. Membantu para petualang saat mereka masih berkembang bisa menjadi keuntungan besar bagi mereka dalam jangka panjang. Mereka selalu bisa menggunakan pemain bertahan di dek, dan dukungan mereka akan sangat berharga di kemudian hari.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Jadi begitu."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kami mungkin tidak perlu menaiki Armada Dagang, tapi aku ingin melihatnya sekali. Aku pikir Fran juga merasakan hal yang sama.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Dari mana aku bisa melihat Armada Dagang?” dia bertanya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Oh, apakah aku membuatmu tertarik?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hm.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Biarkan aku berpikir. Armada utama seharusnya berada di bagian timur danau sepanjang tahun ini, meski aku tidak bisa memberi tahumu lokasi tepatnya. Sub armada melakukan putarannya seminggu sekali.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Sub armada?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Armada terbuat dari kapal yang lebih kecil. Mereka secara teratur berkeliling desa-desa danau. Berbeda dengan armada utama, yang berpegang pada rute yang telah ditentukan, mereka pergi ke mana pun misi membawa mereka.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku berasumsi mereka terdiri dari kapal dagang yang lebih kecil dengan kemampuan manuver yang baik. Tetap saja, menarik bahwa armada utama sedang menuju ke timur, mengingat kota ini terletak di selatan danau. Jika armada utama berada di timur, itu akan berada tepat di jalur kita menuju Akademi Sihir. Tentu saja, Akademi Sihir jauh dari danau, tapi daerah otonomi khusus masih berurusan dengan itu. Mungkin kami akan melihat perahu-perahu besar!</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Apakah kamu datang sendiri dari Granzell?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hm. Bagaimana kamu tahu?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Yah, sepertinya tidak ada petualang di Raydoss. Petualang asing kebanyakan datang dari Granzell.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Jadi begitu."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku belum pernah melihat orang seusiamu berlari sendirian, tapi menurutku kamu cocok untuk Armada Dagang. Tetaplah bersama mereka selama satu tahun dan kamu akan menjadi petualang yang baik.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hm? Aku tidak mau.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Tapi menurutku kamu tertarik?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hanya untuk melihat beberapa perahu besar.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Oh, itu maksudmu. Meski begitu, aku sangat merekomendasikannya, apalagi dengan rendahnya risiko kematian. Ada cabang guild di Armada Dagang juga, jadi kamu bisa naik peringkat seiring berjalannya waktu.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Cabang guild di kapal? Itu adalah sesuatu. Armada tersebut lebih dari sekadar asosiasi perdagangan keliling. Itu seperti sebuah kota yang bergerak!</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Anak-anak Rank G dan F bisa naik peringkat dalam setahun. Dengan akumulasi pengetahuan mereka tentang pengembangan petualang, mereka akan membawamu ke sana dalam waktu singkat.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Mereka harus memberimu pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan Kamu saat ini sebagai seorang petualang. Kedengarannya seperti sistem yang bagus, mengingat cabang guild lain cenderung memiliki angka kematian yang tinggi jika menyangkut anak-anak. Kamu mungkin akan terikat dengan Armada Dagang dalam jangka panjang, namun semua koneksi yang Kamu buat di area tersebut juga akan menguntungkan Kamu jika Kamu berencana untuk bekerja di dekatnya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Jadi, tidakkah kamu mempertimbangkannya? Aku bisa menulis surat rekomendasi untukmu.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Tidak, terima kasih."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Percayalah, kamu bukan gadis pertama yang keras kepala seperti ini. Menurutku kamu harus melakukannya.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Tidak, terima kasih."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Oh ayolah! Itu akan baik untukmu, aku janji. Setidaknya kamu harus memeriksanya.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Yah… bisakah aku menjadi lebih kuat di sana?” tanya Fran, menyerah pada kegigihan resepsionis itu. Dia tahu dia bermaksud baik dan tidak menentangnya. Paling tidak yang bisa dia lakukan hanyalah menghiburnya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Tentu saja. Kamu bisa mencapai Rank F dalam waktu sekitar satu tahun.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Resepsionis melanjutkan penjelasannya, namun Fran hanya tertarik pada satu hal. Bukan teknik leveling yang efektif, bukan tempat farming yang tersembunyi—tidak ada satupun dari itu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Bukan F,” katanya. "Lebih tinggi. Seperti." Itulah satu-satunya hal yang penting baginya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Aku kira tidak demikian. Kebanyakan petualang yang mencapai Rank B atau A tinggi meninggalkan armada. Tapi kudengar armadanya menghasilkan banyak Rank C.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kalau begitu kupikir aku akan baik-baik saja, terima kasih.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kenapa begitu?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Ini." Fran menyerahkan kartu petualangnya kepada resepsionis, yang masih mengira dia pemula.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Hah…? Aku pikir benda-benda ini seharusnya berwarna hitam… ”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kartu Rank G dan F terbuat dari tembaga. Kartu Rank E dan D berwarna hitam. Kartu Rank C dan B berwarna perak. Resepsionis sudah terbiasa melayani Rank D ke bawah sehingga dia tidak tahu apa pendapatnya tentang kartu Fran.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Hah?! Beneran? Dia! Ini benar-benar nyata! Hal ini nyata!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kamu berisik.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Resepsionis mulai berteriak setelah dia memverifikasi kartu Fran. Dia berdiri di depannya, ketakutan. “Mm-permintaan maafku yang terdalam! Aku minta maaf jika aku mengatakan sesuatu yang menyinggung perasaanmu!” </span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hm?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Aku minta maaf!"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Apa, apakah resepsionisnya mengira Fran adalah semacam bos geng? Dia takut pada Fran, dan kali ini Fran bahkan tidak melakukan sesuatu yang terlalu kuat. Nah, itu yang pertama.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Wararagh…!” Dia sangat panik sekarang sehingga dia tidak bisa membuat kalimat.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Beberapa menit setelah kekacauan dimulai, aku merasakan seseorang mendekati meja dari dalam guild. Seorang pria berpakaian bagus dengan rambut perak disisir ke belakang melangkah ke arah kami. Apakah ini Ketua Persekutuan? Dia pastinya memiliki tubuh seorang petualang.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Apa yang terjadi di sini?” dia meminta.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Awawawargh… Guildmaster!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“H-hei! Apa yang merasukimu! Lepaskan aku!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku telah mempermalukan kita semua!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Apa yang sedang terjadi?!"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"> </span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Lima menit kemudian…</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku minta maaf atas masalah yang diberikan idiot kami padamu.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Di kantornya, Guildmaster menundukkan kepalanya. Meski berpenampilan rapi, pidatonya santai dan santai. Meski begitu, aura yang dia pancarkan adalah aura seorang petualang tingkat tinggi.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kami tidak mendapatkan banyak pangkat tinggi di wilayah ini,” lanjutnya. “Melihat Rank B asing pasti membuatnya takut. Dia sudah terbiasa menangani pemula, kamu tahu. Sejujurnya, episode hari ini tidak seburuk tahun lalu.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Rank tinggi tidak cukup? Bagaimana jika beberapa monster kuat muncul?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Biasanya tidak. Jika mereka melakukannya, aku akan menanganinya sendiri atau kami mengajukan misi ke Armada Dagang.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Armadanya sendiri menempuh rute yang telah ditentukan, tetapi mereka dapat mengirimkan kapal yang akan tiba dalam beberapa hari. Itu tadi sub armada yang disebutkan resepsionis.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ketika dihadapkan pada keadaan darurat yang luar biasa, para petualang kota melakukan apa yang mereka bisa sambil menunggu bantuan dari Armada Perdagangan. Inilah yang menjadi motivasi pendorong bagi banyak pejabat tinggi setempat yang bekerja di sana. Mereka hanya mampir ke masing-masing kota untuk pekerjaan kontrak.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Tidak banyak petualang di atas B di sekitar wilayah ini.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Bagaimana bisa?"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Pada saat itu, kebanyakan dari mereka hanya move on. Sebagian besar misi di sini tidak sesuai dengan peringkat mereka.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Rank C dianggap tinggi di wilayah ini. Guildmaster sering kali berurusan dengan para petualang tersebut, sehingga semakin membatasi pengalaman resepsionis dengan para petualang tingkat tinggi. Tidak heran dia panik seperti yang dia lakukan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Omong-omong, akhir-akhir ini kita melihat lebih sedikit petualang,” lanjut Guildmaster. “Aku sedang berdiskusi dengan Armada Dagang untuk melihat apakah mereka tidak dapat menempatkan petualang tingkat menengah permanen di kota.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Tunggu… apa yang terjadi?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Seperti yang kamu lihat, banyak petualang yang tidak pernah kembali. Ini bukan area yang paling berbahaya, jadi mereka mungkin lengah saat berada di jalan… tapi aku yakin ada alasan lain juga. Kamu tidak boleh berpuas diri di luar sana.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Semakin banyak petualang yang melakukan misi dan tidak pernah terlihat lagi, karena alasan yang tidak diketahui. Apa pun penyebabnya, tampaknya bijaksana untuk tetap waspada. Pantas saja Guildmaster tampak sangat lelah.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Jadi, apa jadwalmu, Fran?” Dia bertanya. “Kamu sebenarnya berencana memeriksa Armada Dagang seperti yang dikatakan dingus?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hm… Aku tertarik, tapi aku harus pergi ke suatu tempat. Mungkin lain kali."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Baiklah. Suatu kehormatan memiliki Kamu di tengah-tengah kami, Black Lightning Princes.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Kamu tahu?"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Guildmaster tertawa. “Tidak ada satu pun Guildmaster di benua ini yang tidak mengenalmu, Fran. Dias Tua memperhatikanmu, dan kami belajar banyak tentangmu selama sidang promosi Rank B.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Agar seorang petualang dapat dipromosikan ke peringkat tinggi, mereka memerlukan rekomendasi dari Guildmaster serta persetujuan dari Guildmaster dari cabang lain. Para petinggi guild pasti sudah tahu tentang Fran sekarang.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Tapi tak kusangka aku bisa bertemu langsung denganmu…” renungnya. “Kamu benar-benar Kucing Hitam? Aku belum pernah merasakan ping Strength Sense sekeras itu dalam waktu yang lama. Aku dulunya adalah Rank B, begitu.” Guildmasternya kuat, tapi peringkat Fran tampak seperti iklan palsu mengingat kekuatannya saat ini. Dia memberinya pkamungan sekilas dan tersenyum masam.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku datang ke sini untuk mencari informasi tentang Belioth,” katanya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Ah. Aku kira Kamu baru saja mencapai Belioth melalui Granzell?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hm. Bagaimana kabar Belioth dengan negara lain?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Mari kita lihat. Pada awalnya, Belioth dan Granzell kurang lebih bersikap netral.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kedua kerajaan tersebut berbatasan dengan kerajaan militeristik Raydoss dan tidak pernah benar-benar bentrok satu sama lain. Jika salah satu jatuh, yang lain akan segera menjadi sasaran Raydoss, jadi mereka bekerja sama sambil tetap menjaga jarak yang wajar. Hubungan ini sudah terjalin sejak lama.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Apa yang diinginkan oleh orang-orang di puncak,” katanya, “adalah agar Granzell dan Raydoss saling menghancurkan. Kalau begitu, mereka akan benar-benar meraup keuntungan. Namun mereka juga tahu bahwa hal ini tidak realistis, bahkan mustahil.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ambisi para bangsawan Belioth dikendalikan oleh ancaman terus-menerus dari Raydoss. Bahkan jika perang pecah, kerajaan masih relatif damai.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Itu mengingatkanku pada periode Tiga Kerajaan di Tiongkok, dari kehidupanku yang lalu. Pada saat itu, ahli strategi Zhuge Liang mengusulkan Rencana Longzhong kepada tuannya, Liu Bei. Rencana tersebut melibatkan tiga kerajaan yang bersaing untuk saling menjaga satu sama lain, sehingga menciptakan stabilitas. Di sini, di Jillbird utara, ketiga kerajaan tersebut adalah Granzell, Raydoss, dan Belioth.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Granzell telah melalui masa-masa sulit akhir-akhir ini, tapi semua itu akan baik-baik saja—setidaknya, masa-masa sulit itu tidak akan terpuruk dalam waktu dekat. Lagi pula, Belioth tidak menginginkan itu.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Hanya karena Granzell dan Belioth saling memata-matai bukan berarti mereka menginginkan kehancuran satu sama lain.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Cepat atau lambat, Belioth mungkin akan membantu Granzell. Tentu saja di balik pintu tertutup.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Jadi begitu. Bagaimana dengan Raydoss?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Mereka? Buruk seperti biasanya.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Mereka telah berperang selama ratusan tahun dan sentimen publik terhadap mereka adalah yang terendah dalam sejarah. Sejujurnya, kebanyakan orang menganggap mereka sebagai musuh.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Tetapi mengenai apakah Raydoss akan menyerang,” lanjutnya, “kelihatannya tidak mungkin.” </span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kenapa begitu?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Karena daerah otonom khusus.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Daerah otonomi khusus menampung Akademi Sihir. Itu terletak di barat Belioth, area yang harus dilalui Raydoss untuk menyerang.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Belioth tidak akan memberikan begitu saja seluruh tanah itu kepada seseorang—bahkan kepada high elf legendaris sekalipun. Bisa dibilang, daerah otonom adalah pemecah gelombang Belioth. Dan sebagai kepala wilayah, Lady Winalene membuat banyak kesepakatan dan perjanjian dengan Belioth.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Perjanjian?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku tidak tahu detailnya, tapi pemerintah tidak menyetujui setiap inovasi yang dibuat oleh Akademi Sihir dengan penerapan militer. Dalam keadaan darurat, Winalene sendiri juga akan terlibat dalam pertempuran.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Yang memberi Winalene banyak keistimewaan dengan kerajaan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Otonomi daerah khusus merupakan keistimewaan nomor satu bagi beliau. Pengecualian pajak, hak untuk menolak ekstradisi kriminal… sebut saja, dia bisa melakukannya. Dia juga memiliki wewenang untuk campur tangan dalam masalah yang berkaitan dengan Danau Vivian.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“High Elf pemilik danau itu?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Tidak juga, tapi dia punya hak untuk bersuara mengenai perkembangan di sekitarnya. Lagipula, danau adalah rumah bagi roh… dan Kamu tidak ingin membuat marah roh itu kecuali Kamu ingin mengambil risiko menghancurkan seluruh kerajaan. Winalene pada dasarnya bertugas berjaga-jaga agar hal itu tidak terjadi.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Roh yang bisa menghancurkan kerajaan?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kami telah mendengar cerita tentang Wind Greater Spirit Klimt sebelumnya. Mungkin yang satu ini adalah Water Greater Spirit. Ya, Kamu benar-benar tidak ingin membuat marah salah satu dari hal-hal itu. Ketika angin Greater Spirit melepaskan kekuatannya, ia telah menghancurkan sebuah negara kecil.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Armada Dagang selalu mengeluh tentang dia. Setiap kali mereka ingin membuat jalur perdagangan baru atau membangun kapal baru, mereka harus mengirimkan pemberitahuan ke daerah otonom.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tidak ada yang tahu apakah roh itu benar-benar tinggal di danau atau tidak. Tapi High Elf Winalene bilang begitu, dan semua orang percaya pada perkataannya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kecuali mereka ingin mengecewakan high elf,” kata Guildmaster, “mereka tidak akan menyebutnya pembohong dalam waktu dekat.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><div style="font-family: "times new roman"; font-size: x-large; text-align: center;"><div style="font-family: "Times New Roman"; font-size: medium; text-align: justify;"><div style="font-family: "times new roman";"><div style="text-align: center;"><span style="font-size: large;"><a href="https://www.isekaichan.com/2024/03/tensei-shitara-ken-deshita-light-novel-bahasa-indonesia-volume-14-prolog.html">PREVIOUS CHAPTER</a> <a href="https://www.isekaichan.com/p/tensei-shitara-ken-novel-indonesia.html">ToC</a> <a href="https://www.isekaichan.com/2024/03/tensei-shitara-ken-deshita-light-novel-bahasa-indonesia-volume-14-chapter-2.html">NEXT CHAPTER</a></span></div><div style="text-align: left;"><br /></div></div></div><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: large; text-align: justify;"></span><br style="font-family: "Times New Roman"; font-size: medium; text-align: justify;" /><div style="font-family: "Times New Roman"; font-size: medium; text-align: justify;"><div style="font-family: "times new roman";"><div style="text-align: left;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; font-size: large;">TL: Hantu</span></div></div></div></div></div><div style="font-family: "times new roman"; text-align: left;"><div style="text-align: justify;"><span><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; font-size: large;">EDITOR: Zatfley</span></span></div><div><span><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; font-size: large;"><br /></span></span></div></div></div></div></div></div></div></span></div>Hantuhttp://www.blogger.com/profile/14707081111443387734noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2837239695577548178.post-3044228763806891042024-03-01T22:00:00.004+07:002024-03-01T22:10:39.413+07:00Tensei Shitara ken Deshita Light Novel Bahasa Indonesia Volume 14 : Prolog - Zelyse dan Masa Sekarang<div style="text-align: center;"><div><span style="font-size: x-large;">Volume 14</span></div><div><span style="font-size: x-large;">Prolog - Zelyse dan Masa Sekarang</span></div><div><br /></div></div><div style="text-align: center;"><span><div class="separator" style="clear: both;"><div class="separator" style="clear: both;"><div class="separator" style="clear: both;"><div class="separator" style="clear: both; margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><div class="separator" style="clear: both;"><div class="separator" style="clear: both;"><span style="font-size: large;"><div class="separator" style="clear: both;"><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrI5OTmAFOEPjQrdmtl1P3u2CP0RPWPNjW_CwCro34Ee-ZzaM4q0qgYCNnK9PDeWp862YUWLcZwSihXyuuYSpwKphweRgs_AKBxQ7c01jFhZW-JkRFbrZyXLSxrP5LONRlTowc-Hjj1Xpx7E0stBl0e4sizCbylBnPd7JN2e_nobv-X3hrodHcmatR/s1122/Cover%20Tenken%204.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrI5OTmAFOEPjQrdmtl1P3u2CP0RPWPNjW_CwCro34Ee-ZzaM4q0qgYCNnK9PDeWp862YUWLcZwSihXyuuYSpwKphweRgs_AKBxQ7c01jFhZW-JkRFbrZyXLSxrP5LONRlTowc-Hjj1Xpx7E0stBl0e4sizCbylBnPd7JN2e_nobv-X3hrodHcmatR/s1122/Cover%20Tenken%204.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEj0AM6jTgZLSfGIpGumUfQBD7B6vZedANiYc4-0IkDGXIs0AWgeFokHhDwPdfgsDbdQvnQhmdAfmKSDgBjPdn3tmRLYTxf0beqqzfQkioTxeApNnXouu3iSVqeZewk0CMdDjNmoWBFwmYXq6cHNo3qn5YXbGaJvKaXcz0Hy-oJhhBYDQIW61v9g5GGOSH0" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEj0AM6jTgZLSfGIpGumUfQBD7B6vZedANiYc4-0IkDGXIs0AWgeFokHhDwPdfgsDbdQvnQhmdAfmKSDgBjPdn3tmRLYTxf0beqqzfQkioTxeApNnXouu3iSVqeZewk0CMdDjNmoWBFwmYXq6cHNo3qn5YXbGaJvKaXcz0Hy-oJhhBYDQIW61v9g5GGOSH0" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghvrWUCSO762vPE5wdt4I1FcdIXl98PwWHaRu6jLqpOx4-Uq63YEznK7Q2Urf42_lrCbuI8UMoQUUOAgnFmgTf0CK06z3dAIfa1BNOB2wRqFT-4IhtAD14SpRlu7ytJnauA0xjgzY7kpdbZsw_jm2jAHfMRt89GF2WyQCVTkdn_WHr2ewu5B6gRAz-_-U/s1122/Cover%208.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghvrWUCSO762vPE5wdt4I1FcdIXl98PwWHaRu6jLqpOx4-Uq63YEznK7Q2Urf42_lrCbuI8UMoQUUOAgnFmgTf0CK06z3dAIfa1BNOB2wRqFT-4IhtAD14SpRlu7ytJnauA0xjgzY7kpdbZsw_jm2jAHfMRt89GF2WyQCVTkdn_WHr2ewu5B6gRAz-_-U/s1122/Cover%208.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiYXrNtLnRd5S_7GxkD_QaC_4-gtPRzqXD4uLOJc0bOQDkNeVzFkOE_4tg9uTegY6l_FU_7BbkFAK1Ffr55rdYqdkH_IIbaxubvmX2xbdKYFrdc28pmqEPtfq2uvs-cKuZo43c6-WPAT4695poXqq42kPE5tB5akxCgTH2cOg7H_2fE_XknlD9aJSMwxKA" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiYXrNtLnRd5S_7GxkD_QaC_4-gtPRzqXD4uLOJc0bOQDkNeVzFkOE_4tg9uTegY6l_FU_7BbkFAK1Ffr55rdYqdkH_IIbaxubvmX2xbdKYFrdc28pmqEPtfq2uvs-cKuZo43c6-WPAT4695poXqq42kPE5tB5akxCgTH2cOg7H_2fE_XknlD9aJSMwxKA" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiYXrNtLnRd5S_7GxkD_QaC_4-gtPRzqXD4uLOJc0bOQDkNeVzFkOE_4tg9uTegY6l_FU_7BbkFAK1Ffr55rdYqdkH_IIbaxubvmX2xbdKYFrdc28pmqEPtfq2uvs-cKuZo43c6-WPAT4695poXqq42kPE5tB5akxCgTH2cOg7H_2fE_XknlD9aJSMwxKA" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEh9-Mg91Q0DQPTNpkw0rbj1cC2he9mCVrDtW9ca0_8xHosIXENHV_rx5KojQBYeqvATohQsbTeph8n3omYnDQe0ByGeUVcLKWpjG4dKOBltGKOVSYYBSuYESrzqPX2IDLxJZQzKFgIPbYG41KWfXFhwgjfYO14uRQ0TZjB84Pk9kn86vqrCh6XLXuTeJSU" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEh9-Mg91Q0DQPTNpkw0rbj1cC2he9mCVrDtW9ca0_8xHosIXENHV_rx5KojQBYeqvATohQsbTeph8n3omYnDQe0ByGeUVcLKWpjG4dKOBltGKOVSYYBSuYESrzqPX2IDLxJZQzKFgIPbYG41KWfXFhwgjfYO14uRQ0TZjB84Pk9kn86vqrCh6XLXuTeJSU" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEj50akuElMOuGZHqt78g-XBLYCV4MefV7lPnA9qMRSg0T--rgUCJxtcrIY0hUpRT_WzeYYRXItGadyWtvj0mEratY12GDZvctiiCEis98t-wXRbpAlTXzyPmZe5AOPhJVi1EZBjYE75h0N7oWrF3lyDb8NRg8pxAudNvw2moms7gcoDT6escLef3hvNPAg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEj50akuElMOuGZHqt78g-XBLYCV4MefV7lPnA9qMRSg0T--rgUCJxtcrIY0hUpRT_WzeYYRXItGadyWtvj0mEratY12GDZvctiiCEis98t-wXRbpAlTXzyPmZe5AOPhJVi1EZBjYE75h0N7oWrF3lyDb8NRg8pxAudNvw2moms7gcoDT6escLef3hvNPAg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><div class="separator" style="clear: both; margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTiN-TVHz0Sn-8jsyvlFG-PYsx-0jRcCPfXh7yIBZk5AtHMcSqZHdRUcCiS7-Hi35k41it5JU24naoL9DxTFwKSkPHqvMksMlfjpXbrR0pmLAbJvyhQDJDMAuZ3_1O204UZUord2jBkLXM9r8nVag9qZqMTcTTeGHf6VSeQN_BiqOoyvDoXz218jOoekc/s900/Cover%2014.png.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="900" data-original-width="631" height="678" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTiN-TVHz0Sn-8jsyvlFG-PYsx-0jRcCPfXh7yIBZk5AtHMcSqZHdRUcCiS7-Hi35k41it5JU24naoL9DxTFwKSkPHqvMksMlfjpXbrR0pmLAbJvyhQDJDMAuZ3_1O204UZUord2jBkLXM9r8nVag9qZqMTcTTeGHf6VSeQN_BiqOoyvDoXz218jOoekc/w475-h678/Cover%2014.png.jpg" width="475" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></span></div></div></span></div></div></div></div><div style="text-align: left;"><div style="text-align: justify;"><div style="text-align: center;"><br /></div><div><div><div><span style="font-size: large;">"MEREKA LARI. Ini benar-benar berbeda dari sebelumnya.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Jangan khawatir. Kami tahu di mana mereka…”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Bagus."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“…tapi sepertinya sejarah akan sedikit berubah.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Tentu saja akan terjadi. Aku telah menggerakkan segala sesuatunya ke kiri dan ke kanan.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kamu ngotot, saat di Bulbola. Itu sebabnya aku mengubah segalanya dari yang terakhir kali.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Uh huh. Fran mengalahkan lebih dari seratus golem kristal terakhir kali, aku yakin.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Dan kali ini, dia hanya mengalahkan sedikit.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Itu benar. Secara teknis, itu cukup bagi kita untuk menelusuri cabang sejarah yang berbeda.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Namun, segala sesuatunya belum sepenuhnya berbeda.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"TIDAK. Sama seperti terakhir kali, kami mulai dengan melarikan diri ke sini, ke negara ini.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kurasa bagian di mana kita menyerang para petualang dan menyebabkan keributan juga sama.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Benar, tapi terakhir kali ada lebih banyak korban.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Dan kali ini hanya cedera?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Theraclede menjadi lunak.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Apakah dia berbeda dari Theraclede biasanya?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Aku tidak tahu. Aku tidak yakin. Apa pun yang terjadi, bagaimana sekarang? Apakah kamu akan menangkapnya?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Aku tidak tahu. Sebelumnya—tidak, aku tidak seharusnya bertanya. Mengapa menghilangkan kesenangan itu? Hmm. Theraclede adalah salah satu dari sedikit Hellion yang sukses di luar sana. Sudah waktunya aku melakukan penelitian padanya.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Uh huh. Aku membuat begitu banyak penemuan terakhir kali dan bersenang-senang!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Sekarang aku benar-benar ingin mendapatkan dia. Ah, aku mengerti—aku harus mencoba menjalankan eksperimen baru itu padanya!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kristal Hellion? Itu sulit untuk dilakukan. Tujuh puluh persen subjek masih kehilangan akal.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Baiklah, jadi ada sedikit risiko, tapi…”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Itu terdengar menyenangkan!"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Tepat!"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Tapi bagaimana kita bisa menyusup ke Akademi Sihir? High Elf itu tidak bisa diremehkan.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Tidak perlu khawatir! Aku sudah mengirim beberapa orang ke sana! Tentu saja bisa dibuang sepenuhnya. Kamu tidak keberatan kehilangan satu atau dua utusan, bukan? Tidak ketika Theraclede dipertaruhkan.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Kamu benar! Jika kamu mengatakannya seperti itu, kamu bahkan dapat mengambil pendekatan yang lebih muluk-muluk. Benar kan, aku yang sekarang?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ini akan sangat menyenangkan, diriku yang dulu!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ahahaha!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><div style="font-family: "times new roman"; font-size: x-large; text-align: center;"><div style="font-family: "Times New Roman"; font-size: medium; text-align: justify;"><div style="font-family: "times new roman";"><div style="text-align: center;"><span style="font-size: large;"><a href="https://www.isekaichan.com/2024/02/tensei-shitara-ken-deshita-light-novel-bahasa-indonesia-volume-13-epilog.html">PREVIOUS CHAPTER</a> <a href="https://www.isekaichan.com/p/tensei-shitara-ken-novel-indonesia.html">ToC</a> <a href="https://www.isekaichan.com/2024/03/tensei-shitara-ken-deshita-light-novel-bahasa-indonesia-volume-14-chapter-1.html">NEXT CHAPTER</a></span></div><div style="text-align: left;"><br /></div></div></div><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: large; text-align: justify;"></span><br style="font-family: "Times New Roman"; font-size: medium; text-align: justify;" /><div style="font-family: "Times New Roman"; font-size: medium; text-align: justify;"><div style="font-family: "times new roman";"><div style="text-align: left;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; font-size: large;">TL: Hantu</span></div></div></div></div></div><div style="font-family: "times new roman"; text-align: left;"><div style="text-align: justify;"><span><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; font-size: large;">EDITOR: Zatfley</span></span></div><div><span><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; font-size: large;"><br /></span></span></div></div></div></div></div></div></div></span></div>Hantuhttp://www.blogger.com/profile/14707081111443387734noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2837239695577548178.post-56368795696006411132024-03-01T21:51:00.001+07:002024-03-01T21:51:04.468+07:00Kuma Kuma Kuma Bear Light Novel Bahasa Indonesia Volume 11 : Chapter 276 - Beruang Tanpa Sengaja Menyebabkan Kemalangan<p style="text-align: center;"><span style="font-size: x-large;">Volume 11</span></p><p style="text-align: center;"><span style="font-size: x-large;">Chapter 276 - Beruang Tanpa Sengaja Menyebabkan Kemalangan</span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrVz5cVXVgaqUdzrwLfBYZs9WfIcks6FTDyxhT7GQRzr94j_e1bU2XBkDsXKKBSruFCprgeOkIyPkbVsnwYqdL554OeCXn8B9wUCpoHXa1lvphGnjkoGiCBDD8XtfimdeVvzVgfveJWic/s895/Kuma_Kuma_Kuma_Bear_Light_Novel_Volume_02.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrVz5cVXVgaqUdzrwLfBYZs9WfIcks6FTDyxhT7GQRzr94j_e1bU2XBkDsXKKBSruFCprgeOkIyPkbVsnwYqdL554OeCXn8B9wUCpoHXa1lvphGnjkoGiCBDD8XtfimdeVvzVgfveJWic/s895/Kuma_Kuma_Kuma_Bear_Light_Novel_Volume_02.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><div class="separator" style="clear: both;"><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgoidxpfZA2IQYr37B25IA13uQ4TKa-ms5NTQj7eILeZkvjPEEhcxHceQtNJKAAwFiZLw6Gc4AfIxJJI7Kxk9dWzux0xVH03SkEVOHRZFucuBJJnzw5SyKb5zxbJeiyLF4AKxf3aNHHRTRmnUr3VcNhJED2T9nhnfJd_XdUeT61M9149rsIEdgTzOnSywc" style="font-size: x-large; margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgoidxpfZA2IQYr37B25IA13uQ4TKa-ms5NTQj7eILeZkvjPEEhcxHceQtNJKAAwFiZLw6Gc4AfIxJJI7Kxk9dWzux0xVH03SkEVOHRZFucuBJJnzw5SyKb5zxbJeiyLF4AKxf3aNHHRTRmnUr3VcNhJED2T9nhnfJd_XdUeT61M9149rsIEdgTzOnSywc" style="font-size: x-large; margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEg7GuAb9lwj15Lzc8tUXOtnDyTytEAsQS-IYb3e4wOvN-dUrYRwulogGBr6kkNj5MV0cg7XICtjYIyxkMxeC6L1oefI390UIKzcGECxLC0XlWjubwjZsxUwLvUn65bxcdry1zrXnltgz1wuOvC39lt9zzDphcHquLYulw66cXC7S9WfXFEGBzAXjIqfKb8" style="font-size: x-large; margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEg7GuAb9lwj15Lzc8tUXOtnDyTytEAsQS-IYb3e4wOvN-dUrYRwulogGBr6kkNj5MV0cg7XICtjYIyxkMxeC6L1oefI390UIKzcGECxLC0XlWjubwjZsxUwLvUn65bxcdry1zrXnltgz1wuOvC39lt9zzDphcHquLYulw66cXC7S9WfXFEGBzAXjIqfKb8" style="font-size: x-large; margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiHmk-mUxvF0vFC0ihS4cjBlJGHkSRgaxR5__5L5aSmIrSRyeCKBbqf1bYeo504QClrcRpKVZyjYKfK4EzvfZgidE0qatbNDT324TPoU5gqr3V8mGFVtIeDM8FGocC90ETrIvuFCTLqGU3xKBxZxUPQwsPOAEPn2lCYWJAbW9gPee51F1L_fzL4Srw435g" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiHmk-mUxvF0vFC0ihS4cjBlJGHkSRgaxR5__5L5aSmIrSRyeCKBbqf1bYeo504QClrcRpKVZyjYKfK4EzvfZgidE0qatbNDT324TPoU5gqr3V8mGFVtIeDM8FGocC90ETrIvuFCTLqGU3xKBxZxUPQwsPOAEPn2lCYWJAbW9gPee51F1L_fzL4Srw435g" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjXzfiFmCvu6EnmxpcS9fqFAf3w5iCFceLtMTmxUw4vD6rVvZ0Gh8oy7rizY74mAgz73pIW0SKFqnEF2zm6fqICTYQZFhLpo5p6Qa5Crf6syvsbVw2E39eSnYShQ3N9DdTNVpAQV4PbnQXCULwvTtg0gBEuCEN6LbjcdP4szv3G0UHnVOX4yE5rPeyx7NY" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjXzfiFmCvu6EnmxpcS9fqFAf3w5iCFceLtMTmxUw4vD6rVvZ0Gh8oy7rizY74mAgz73pIW0SKFqnEF2zm6fqICTYQZFhLpo5p6Qa5Crf6syvsbVw2E39eSnYShQ3N9DdTNVpAQV4PbnQXCULwvTtg0gBEuCEN6LbjcdP4szv3G0UHnVOX4yE5rPeyx7NY" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEj02fSancPyR5KTo70nzsdtFnVw9TS0M-4azQWTUeou8xYIKRxMMZoPv9NZgsvHuBVTL9ubNeo4umAtuuc68wYXRVuklmc6W9-G0XT4cS6okRx_E52Kk9kxbwbuSrW7xtEyLvDmx1aWtUqnRBG3RIndYxxaQnaQU0JPW4yD16skEUJtsLcwij9v7vC5GGI" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEj02fSancPyR5KTo70nzsdtFnVw9TS0M-4azQWTUeou8xYIKRxMMZoPv9NZgsvHuBVTL9ubNeo4umAtuuc68wYXRVuklmc6W9-G0XT4cS6okRx_E52Kk9kxbwbuSrW7xtEyLvDmx1aWtUqnRBG3RIndYxxaQnaQU0JPW4yD16skEUJtsLcwij9v7vC5GGI" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhgSiuIJM3E3eDrrcIYEjntHZ7LD6Ss_G2UBy5gUwQ9weFa6knJKBo0dxzS70pTrax4z7bLrPPlDGIlpJTwq_Ta6Tq6aa6ffFIiWkSZxNFBQBa9Hh4Ue2-Sqe0b-XQfrvWO60ChB_WA9QRydvEt2bX4fi5xlrl7F0v3RF-6o0pyIK8LIjhBJtGMOd4GINg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" data-original-height="1650" data-original-width="1275" height="594" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhgSiuIJM3E3eDrrcIYEjntHZ7LD6Ss_G2UBy5gUwQ9weFa6knJKBo0dxzS70pTrax4z7bLrPPlDGIlpJTwq_Ta6Tq6aa6ffFIiWkSZxNFBQBa9Hh4Ue2-Sqe0b-XQfrvWO60ChB_WA9QRydvEt2bX4fi5xlrl7F0v3RF-6o0pyIK8LIjhBJtGMOd4GINg=w459-h594" width="459" /></a></div><br /></div><br /></div><br /></div><br /></div><br /></div><br /><br /></div></div></div><div style="text-align: justify;"><div><div><span style="font-size: large;">SETELAH KAMI MASUK KE KASTIL tanpa hambatan, Ellelaura mengajak kami berkeliling.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kami berjalan menyusuri koridor yang cantik dan berjalan melewati aula kastil. Aku sudah sering melihat tempat itu sebelumnya, tapi mata Shuri berkilauan. Sedangkan Fina, dia terlihat agak tegang—lagipula, sudah lama sekali dia tidak mengunjungi kastil.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ellaura membawa kami berkeliling ke tempat yang sama seperti yang pernah dia bawa pada kami di masa lalu. Aku kira ini semacam tur standar? Hal ini masuk akal—mungkin ada tempat-tempat yang tidak boleh dilihat oleh orang normal, jadi menetapkan rute tur akan menjadi cara yang baik untuk menjaga rasa penasaran warga.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Setelah berkeliling kastil cukup lama, kami menuju ke ruang terbuka tempat para prajurit dan ksatria berlatih. Di sinilah aku pertama kali bertemu Putri Flora. Aku terkejut karena seorang gadis kecil tiba-tiba memelukku…dan lebih terkejut lagi saat mengetahui bahwa dia adalah seorang putri.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tur ini benar-benar membawa nostalgia. Dan sekarang, ketika aku melihat ke sekeliling, para ksatria dan tentara yang sama sedang berlatih. Pedang mereka saling beradu, dan terdengar keras. Tentu, pertarungan pedang boleh-boleh saja ditonton, tapi secara pribadi? Aku sangat ingin melihat pelatihan penyihir. Bahan apa yang dibuat oleh para penyihir yang melayani kastil?</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Sepertinya ksatria tingkat ketiga sedang berlatih hari ini,” kata Ellelaura sambil memperhatikan para ksatria yang berlatih. Tiba-tiba dia merengut. Sebuah bayangan melintasi wajahnya. “Kita akan pergi ke tempat lain,” katanya tiba-tiba, meskipun kami baru saja mulai memperhatikan mereka.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kurasa ini bukanlah aktivitas yang ramah anak untuk ditonton, tapi—</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Oh, kalau bukan Nona Ellaura.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Saat kami hendak pergi, seorang pria berjanggut berusia empat puluhan dengan seringai mengerikan memanggil kami. Saat aku melihat seringai itu, ada sesuatu di dalam perutku yang berputar. Aku tidak ingin melihatnya secara langsung, jadi aku menarik tudung beruangku hingga menutupi kepalaku dan menyuruh Fina dan Shuri bergerak di belakangku. Noa sudah bersembunyi di balik Ellaura.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Lutum…” Ellaura membisikkan namanya saat melihat pria itu. Dia tampak seperti baru saja menelan serangga.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Jadi itulah beruang yang menjadi pusat semua gosip, ya? Dan ini putri Kamu, Nona Ellaura?” Dia menatapku, lalu ke Noa, yang masih bersembunyi di belakang ibunya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kau menakuti putriku,” kata Ellaura. “Aku akan sangat menghargai jika Kamu menahan diri untuk tidak melihatnya.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Oh, betapa kasarnya. Dia adalah gambaran yang membelah dari saudara perempuannya. Menggemaskan sekali.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Ya. Mereka berdua mirip dengan penampilanku,” kata Ellaura sambil tersenyum.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kalau begitu, apakah kamu akan mengadakan tur?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ya, tapi aku yakin kami akan pergi. Bagaimanapun, kami tidak ingin mengganggu pelatihanmu. Tolong jangan pedulikan kami.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Oh, tidak, tolong jangan pedulikan kami! Tonton selama yang Kamu inginkan. Lagipula, para ksatria sangat termotivasi saat Kamu menontonnya…Nona Ellelaura.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku bersyukur atas sentimennya, tapi kami punya rencana tur ke tempat lain. Aku khawatir kita harus menolaknya. Ayo pergi semuanya.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ellaura mulai berjalan pergi, dan kami diam-diam mengikutinya. Aku berbalik untuk melihat pria itu dan melihat bahwa dia sedang menatap belati ke punggungnya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ibu, apakah kamu yakin tentang ini?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Jangan khawatir tentang itu, Noa. Aku tidak akan membiarkan dia menyentuhmu.” Ellelaura meletakkan tangannya di kepala Noa dan tersenyum lembut.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Siapa pun pria ini, dia tahu tentangku: ditambah lagi, tatapan yang dia berikan padaku membuatku jijik. Aku penasaran, tapi aku ragu dia akan memberitahuku apa pun jika aku bertanya di sini. Fina dan yang lainnya ada di sekitar, dan aku memilih untuk tidak melibatkan mereka jika aku bisa membantu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Untuk mencairkan suasana, Ellelaura mengajak kami ke taman.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Wow! Bunganya banyak sekali,” kata Shuri.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Cantik sekali!" kata Noa.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Mari kita bersantai di sini sebentar,” kata Ellaura.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tapi Noa tidak menyukainya. “Fina, Shuri, ayo pergi ke sana.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Jangan lari atau kamu akan tersandung,” Ellelaura memperingatkan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kami tidak akan melakukannya!” Noa meraih tangan teman-temannya dan membawa mereka lebih jauh ke taman. Setelah mereka meninggalkan Ellelaura dan aku, kami mulai berjalan perlahan menuju tengah taman.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Mereka tampak bersenang-senang.” Ellaura tersenyum sambil memperhatikan ketiga gadis itu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Gadis-gadis itu juga berada di luar jangkauan pendengaran sekarang. “Ellelaura, siapa pria itu tadi? Tampaknya ada ketegangan di antara kalian berdua.” Jika dia merupakan ancaman bagi mereka, maka dia adalah musuh aku.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Dia… tidak menyukaiku.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Itu sudah jelas. Ketika kami meninggalkannya, dia memelototi Ellelaura. “Aku pikir begitu. Apakah bangsawan punya kelompok?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku belum begitu akrab dengan dunia ini—dan aku belum benar-benar menjadi bagian dari masyarakat ini, aku belum pernah bersekolah di sini, dan aku menjalani kehidupan yang tidak lagi peduli dengan hal-hal seperti itu. Semua yang aku tahu berasal dari manga dan novel.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Tentu saja ada kelompoknya, tapi…Aku kira akan lebih akurat untuk mengatakan bahwa dia menyimpan dendam terhadapku daripada sekadar tidak menyukaiku.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Mungkin itu karena Ellelaura memberikan perintah konyol atau bolos kerja? Ya, sepertinya itu mungkin.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Seolah dia bisa membaca pikiranku, Ellelaura menambahkan: “Menurutkumu mungkin salah paham.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku tidak punya ide!” Astaga, kuharap dia berhenti melakukan itu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Count Lutum Roland menaruh dendam padaku karena Cliff.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Cliff? Apa yang telah terjadi?"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Itu terjadi beberapa waktu lalu. Ada urusan buruk yang disebabkan oleh salah satu orang yang dipekerjakan oleh Cliff. Cliff sangat marah dan mengeksekusi mereka…dan orang-orang tersebut kebetulan berasal dari keluarga Lutum. Tuduhan resminya adalah pengkhianatan. Sekarang, dia menaruh dendam padaku.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku bahkan tidak bisa membayangkan Cliff membunuh siapa pun…yang pasti berarti orang-orang tersebut telah melakukan sesuatu yang sangat tercela. Namun, pada saat yang sama, aku tidak bisa menyalahkan Lutum karena menentang mereka. Siapa yang tidak menyimpan dendam jika keluarganya dieksekusi? Tetap saja, tidak masuk akal untuk menentang Ellelaura juga.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Juga, Yuna, kamu juga punya hubungan dengannya.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Aku juga?" Tapi aku jarang berinteraksi dengan kaum bangsawan, dan aku juga tidak ingat pernah melakukan apa pun yang bisa membuat beberapa bangsawan membenciku. Kalau bicara soal bangsawan, pada dasarnya aku hanya mengenal Cliff dan Gran.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Yuna, apakah kamu tidak ingat keluarga Salbard?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ugh. Aku sebenarnya tidak ingin mengingatnya, tapi menurutku mereka termasuk bangsawan. Mereka adalah bangsawan idiot yang menculik Misa.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Keluarga Roland adalah kerabat jauh mereka.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Maksudmu bukan anak laki-laki itu…”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Memang. Dia dibawa oleh keluarga Roland.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Jadi, mereka juga tahu tentang aku, ya?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hmm…Aku pikir itu akan bergantung sepenuhnya pada putra Gajurdo, Randle. Yang Mulia melarang berita tentang kejadian tersebut disebarkan sebelum dia diadopsi. Dia dilarang membicarakannya, bahkan kepada keluarganya. Jika ada yang mengetahui bahwa dia telah membicarakan kejadian tersebut, dia akan dihukum. Aku curiga dia cukup takut akan hukuman itu sehingga dia tidak berani berbicara tentang kejadian tersebut. Tetap saja, Count Roland mengirim putra Gajurdo ke wilayah kekuasaannya ketika dia mengadopsi anak itu.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku tidak tahu di mana wilayah itu berada, tapi kurasa aku lega mengetahui dia dikirim ke sana.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ellaura menghela nafas pelan. “Lagi pula…meskipun mereka hanya saudara jauh, dia tahu bahwa keluarga Fochrosé terlibat dalam kehancuran keluarga Salbard. Jadi, Lutum menyimpan dendam yang lebih besar terhadapku daripada kamu.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Sepertinya aku menimbulkan masalah bagimu.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Itu bukan salahmu, Yuna,” kata Ellaura. “Aku bersyukur kamu menyelamatkan Misa. Dan kami juga membawa kehancuran pada keluarga Salbard. Itu lebih dari bermanfaat, meskipun itu membawa konsekuensi yang pahit. Lagipula, pria itu tidak menyukaiku sejak awal.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku bisa mengerti mengapa aku merasa kesal terhadap Ellelaura, mengingat keterlibatannya dalam seluruh insiden Salbard. Tetap saja, setengahnya adalah kesalahanku. Tidak peduli apa yang Ellaura katakan, aku punya andil dalam menimbulkan masalah baginya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Itu sudah cukup bagiku untuk menyerah pada kebenciannya, tapi masih ada alasan lain untuk dendam itu. Apakah Kamu ingat ketika Kamu membunuh monster-monster itu pada saat festival ulang tahun Yang Mulia?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Yah begitulah." Sulit untuk melupakan membunuh sepuluh ribu monster. Aku masih memiliki beberapa monster di gudang beruang aku.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Mencari kejayaan, Lutum memimpin penaklukan yang membunuh monster.” Ellaura memandangku sekarang, membiarkanku mengisi bagian terakhir yang kosong: bahwa pada akhirnya aku mengambil kemuliaan darinya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Dia kesal karena kehilangan peluang besarnya. Dia bersikeras agar Yang Mulia memberitahunya tentang petualang yang berhasil membunuh, tapi Yang Mulia hanya akan mengatakan bahwa itu adalah petualang Rank A.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Raja menepati janjinya. Aku benar-benar perlu bersyukur. Lain kali, aku akan membawakannya sesuatu yang enak.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Tetapi dia memperhatikan bahwa petualang yang membunuh monster itu memiliki hubungan dengan Cliff, karena dia mengetahui bahwa Cliff bertemu dengan Sanya dari Guild Petualang.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku ada di sana bersamanya untuk itu.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Dengar, Yuna: kamu saat ini berada di Rank D. Tidak ada yang mengira kamu telah membunuh monster itu. Dan, karena Yang Mulia memberitahu Lutum bahwa seorang petualang Rank A telah melakukan perbuatan tersebut, gagasan bahwa itu bisa saja adalah seorang petualang Rank D bahkan belum terlintas dalam pikirannya. Dan sejujurnya, dia tidak akan pernah berpikir bahwa seseorang dengan pakaian beruang yang menggemaskan bisa membunuh mereka.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ya, siapa yang mengira kalau petualang Rank D bisa membunuh 10.000 monster? Tambahkan fakta bahwa petualang tersebut adalah seorang gadis yang mengenakan pakaian beruang, dan…</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Yang lebih parah lagi, dia mengalami kegagalan bisnis akhir-akhir ini. Ketika monster muncul di tambang dan kami tidak dapat menambang bijihnya, Lutum rupanya membeli besi dalam jumlah besar. Sepertinya dia berharap mendapat untung dengan menjualnya…dan kemudian seseorang menyelesaikan situasi di tambang. Besi sedang mengalir, namun impiannya untuk mendominasi perdagangan besi telah sirna seiring dengan investasinya.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ellaura tersenyum penuh arti. Dia pasti membicarakan seluruh kejadian dengan para golem. Tapi itu bukan salahku! Guild Petualang telah menugaskanku untuk melakukan itu, dan yang kulakukan hanyalah melawan para golem. Ditambah lagi, bukankah pihak Jade dan para penjaga hutan bozo itu mendapat pujian? Ayolah, aku benar-benar menghindari peluru dengan membiarkan mereka melakukan itu. Jika aku mencoba menghindarinya sekarang, aku ragu ada orang yang akan mempercayaiku.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tetap saja, aku punya hubungan dengan semua hal itu, kecuali eksekusi Cliff. Satu-satunya anugrah adalah dia tidak bisa menyematkannya langsung padaku.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Tapi kamu tidak perlu khawatir, Yuna. Itu adalah kebodohannya sendiri karena mencoba mengambil keuntungan dari situasi ini, dan itu benar! Itu membuat aku tertawa lebih dari sebelumnya, mendengar tentang bencana itu.” Ellaura tersenyum lagi. “Aku ragu dia curiga Kamu punya andil dalam hal ini, tapi dia tahu bahwa Kamu ada hubungannya denganku. Beri tahu aku jika dia melakukan sesuatu yang membuat Kamu kesal. Jika dia berani, Yang Mulia dan aku akan membantu Kamu.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku sudah sering mengunjungi kastil sampai sekarang, tapi aku tidak ingat ada orang yang mencoba membuatku kesal. Ya, aku ragu dia akan mencoba apa pun. Kami di sini untuk festival sekolah dan bersenang-senang. Tapi Fina, Shuri, dan Noa ada bersamaku, jadi aku memutuskan untuk mengingatnya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><div style="font-family: "times new roman"; text-align: center;"><span style="font-size: large;"><a href="https://www.isekaichan.com/2024/03/kuma-kuma-kuma-bear-light-novel-bahasa-indonesia-volume-11-chapter-275.html">PREVIOUS CHAPTER</a> </span><span style="font-size: x-large;"> </span><span style="font-size: large;"><a href="https://www.isekaichan.com/p/kuma-kuma-kuma-bear-light-novel-bahasa.html">ToC</a> NEXT CHAPTER</span></div><div style="font-family: "times new roman"; text-align: left;"><span style="font-size: large;"><br /></span><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="font-family: "times new roman"; text-align: left;"><div style="text-align: justify;"><span><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="font-size: large;">TL: Hantu</span></span></span></div></div></div></div></div>Hantuhttp://www.blogger.com/profile/14707081111443387734noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2837239695577548178.post-57104592144359302882024-03-01T21:48:00.009+07:002024-03-01T21:51:12.815+07:00Kuma Kuma Kuma Bear Light Novel Bahasa Indonesia Volume 11 : Chapter 275 - Beruang Berbicara Tentang Rencana Masa Depan<p style="text-align: center;"><span style="font-size: x-large;">Volume 11</span></p><p style="text-align: center;"><span style="font-size: x-large;">Chapter 275 - Beruang Berbicara Tentang Rencana Masa Depan</span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrVz5cVXVgaqUdzrwLfBYZs9WfIcks6FTDyxhT7GQRzr94j_e1bU2XBkDsXKKBSruFCprgeOkIyPkbVsnwYqdL554OeCXn8B9wUCpoHXa1lvphGnjkoGiCBDD8XtfimdeVvzVgfveJWic/s895/Kuma_Kuma_Kuma_Bear_Light_Novel_Volume_02.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrVz5cVXVgaqUdzrwLfBYZs9WfIcks6FTDyxhT7GQRzr94j_e1bU2XBkDsXKKBSruFCprgeOkIyPkbVsnwYqdL554OeCXn8B9wUCpoHXa1lvphGnjkoGiCBDD8XtfimdeVvzVgfveJWic/s895/Kuma_Kuma_Kuma_Bear_Light_Novel_Volume_02.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><div class="separator" style="clear: both;"><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgoidxpfZA2IQYr37B25IA13uQ4TKa-ms5NTQj7eILeZkvjPEEhcxHceQtNJKAAwFiZLw6Gc4AfIxJJI7Kxk9dWzux0xVH03SkEVOHRZFucuBJJnzw5SyKb5zxbJeiyLF4AKxf3aNHHRTRmnUr3VcNhJED2T9nhnfJd_XdUeT61M9149rsIEdgTzOnSywc" style="font-size: x-large; margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgoidxpfZA2IQYr37B25IA13uQ4TKa-ms5NTQj7eILeZkvjPEEhcxHceQtNJKAAwFiZLw6Gc4AfIxJJI7Kxk9dWzux0xVH03SkEVOHRZFucuBJJnzw5SyKb5zxbJeiyLF4AKxf3aNHHRTRmnUr3VcNhJED2T9nhnfJd_XdUeT61M9149rsIEdgTzOnSywc" style="font-size: x-large; margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEg7GuAb9lwj15Lzc8tUXOtnDyTytEAsQS-IYb3e4wOvN-dUrYRwulogGBr6kkNj5MV0cg7XICtjYIyxkMxeC6L1oefI390UIKzcGECxLC0XlWjubwjZsxUwLvUn65bxcdry1zrXnltgz1wuOvC39lt9zzDphcHquLYulw66cXC7S9WfXFEGBzAXjIqfKb8" style="font-size: x-large; margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEg7GuAb9lwj15Lzc8tUXOtnDyTytEAsQS-IYb3e4wOvN-dUrYRwulogGBr6kkNj5MV0cg7XICtjYIyxkMxeC6L1oefI390UIKzcGECxLC0XlWjubwjZsxUwLvUn65bxcdry1zrXnltgz1wuOvC39lt9zzDphcHquLYulw66cXC7S9WfXFEGBzAXjIqfKb8" style="font-size: x-large; margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiHmk-mUxvF0vFC0ihS4cjBlJGHkSRgaxR5__5L5aSmIrSRyeCKBbqf1bYeo504QClrcRpKVZyjYKfK4EzvfZgidE0qatbNDT324TPoU5gqr3V8mGFVtIeDM8FGocC90ETrIvuFCTLqGU3xKBxZxUPQwsPOAEPn2lCYWJAbW9gPee51F1L_fzL4Srw435g" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiHmk-mUxvF0vFC0ihS4cjBlJGHkSRgaxR5__5L5aSmIrSRyeCKBbqf1bYeo504QClrcRpKVZyjYKfK4EzvfZgidE0qatbNDT324TPoU5gqr3V8mGFVtIeDM8FGocC90ETrIvuFCTLqGU3xKBxZxUPQwsPOAEPn2lCYWJAbW9gPee51F1L_fzL4Srw435g" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjXzfiFmCvu6EnmxpcS9fqFAf3w5iCFceLtMTmxUw4vD6rVvZ0Gh8oy7rizY74mAgz73pIW0SKFqnEF2zm6fqICTYQZFhLpo5p6Qa5Crf6syvsbVw2E39eSnYShQ3N9DdTNVpAQV4PbnQXCULwvTtg0gBEuCEN6LbjcdP4szv3G0UHnVOX4yE5rPeyx7NY" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjXzfiFmCvu6EnmxpcS9fqFAf3w5iCFceLtMTmxUw4vD6rVvZ0Gh8oy7rizY74mAgz73pIW0SKFqnEF2zm6fqICTYQZFhLpo5p6Qa5Crf6syvsbVw2E39eSnYShQ3N9DdTNVpAQV4PbnQXCULwvTtg0gBEuCEN6LbjcdP4szv3G0UHnVOX4yE5rPeyx7NY" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEj02fSancPyR5KTo70nzsdtFnVw9TS0M-4azQWTUeou8xYIKRxMMZoPv9NZgsvHuBVTL9ubNeo4umAtuuc68wYXRVuklmc6W9-G0XT4cS6okRx_E52Kk9kxbwbuSrW7xtEyLvDmx1aWtUqnRBG3RIndYxxaQnaQU0JPW4yD16skEUJtsLcwij9v7vC5GGI" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEj02fSancPyR5KTo70nzsdtFnVw9TS0M-4azQWTUeou8xYIKRxMMZoPv9NZgsvHuBVTL9ubNeo4umAtuuc68wYXRVuklmc6W9-G0XT4cS6okRx_E52Kk9kxbwbuSrW7xtEyLvDmx1aWtUqnRBG3RIndYxxaQnaQU0JPW4yD16skEUJtsLcwij9v7vC5GGI" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhgSiuIJM3E3eDrrcIYEjntHZ7LD6Ss_G2UBy5gUwQ9weFa6knJKBo0dxzS70pTrax4z7bLrPPlDGIlpJTwq_Ta6Tq6aa6ffFIiWkSZxNFBQBa9Hh4Ue2-Sqe0b-XQfrvWO60ChB_WA9QRydvEt2bX4fi5xlrl7F0v3RF-6o0pyIK8LIjhBJtGMOd4GINg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" data-original-height="1650" data-original-width="1275" height="594" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhgSiuIJM3E3eDrrcIYEjntHZ7LD6Ss_G2UBy5gUwQ9weFa6knJKBo0dxzS70pTrax4z7bLrPPlDGIlpJTwq_Ta6Tq6aa6ffFIiWkSZxNFBQBa9Hh4Ue2-Sqe0b-XQfrvWO60ChB_WA9QRydvEt2bX4fi5xlrl7F0v3RF-6o0pyIK8LIjhBJtGMOd4GINg=w459-h594" width="459" /></a></div><br /></div><br /></div><br /></div><br /></div><br /></div><br /><br /></div></div></div><div style="text-align: justify;"><div><div><span style="font-size: large;">NOA BERSEMANGAT setelah mencoba permen kapas, dan dia mulai bersemangat membicarakan festival akademi dengan Shia.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Surilina masuk dan mengisi ulang teh kami.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tak lama kemudian, saat kami sedang bersantai, Ellaura masuk. “Aku pulang!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Ibu!"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Noa, aku senang kamu berhasil. Terima kasih, Yuna.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Sungguh menyenangkan datang ke sini bersama semua orang!” kata Noa.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Nona Ellelaura, terima kasih telah menerima kami,” kata Fina sambil menganggukkan kepalanya untuk memberi salam.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Shuri mengikutinya. "Terima kasih."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Wah, Fina dan Shuri. Terima kasih telah mengajakku berkeliling toko Crimonian sebelumnya. Aku ingin mengucapkan terima kasih untuk itu, jadi silakan menikmati festival ini.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Ya terima kasih banyak!" kata Fina.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dan—seperti biasa—Shuri menggemakan kakaknya. "Terima kasih!"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kalau dipikir-pikir, di mana kita harus tinggal?” Fina bertanya tiba-tiba, seolah dia baru ingat. “Haruskah kita pergi ke rumah Yuna?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Biasanya, karena Ellelaura mengundang kami, kami akan menginap di rumahnya. Lagi pula, Fina merasa tidak nyaman tinggal serumah dengan seorang bangsawan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kita bisa tinggal di tempatku,” kataku.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ya ampun, Yuna,” rayu Ellaura. “Apakah kamu berniat mencuri tamuku?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Bukan mencuri, itu saja. Tapi kamu sudah lama tidak bertemu Noa. Aku tidak ingin mengganggu waktu keluargamu.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kamu tidak akan menyela sedikit pun,” katanya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Benar,” tambah Noa. “Kalian semua harus tetap di sini.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Baik Ellaura maupun Noa bersikeras agar kami tetap tinggal. Meskipun Cliff tidak ada di sini, aku masih merasa seperti kami ikut campur dalam waktu bersama keluarga.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku memanggil kalian berdua ke sini untuk mengucapkan terima kasih,” Ellelaura melanjutkan, “jadi tolong tetap di sini.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Fina tampak bingung. “Um…” Dia menatapku, lalu ke Ellaura. Setelah berpikir sejenak, dia melihat ke arah Shuri….yang hanya memiringkan kepalanya ke samping, tidak sepenuhnya yakin apa yang terjadi.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Shuri,” kata Fina, dengan lembut memberikan tanggung jawab kepada adiknya, “apakah kamu lebih suka tinggal di sini atau di rumah Yuna?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Yuna punya rumah?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Tentu saja. Tapi itu sama persis dengan yang ada di Crimonia.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ooo! Aku ingin melihatnya!"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Wow. Sepertinya rumah beruangku menang.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Shuri, rumah kami juga tempat yang indah untuk ditinggali,” kata Ellaura, menolak menyerah tanpa perlawanan. “Kami memiliki makanan yang sangat enak di sini.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Um! Kalau begitu…aku ingin tinggal di sini.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ellelaura tampak benar-benar penuh kemenangan…dan Fina tampak kecewa.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Sepertinya sudah waktunya bagiku untuk menyelamatkan hari ini. “Sepertinya kita tidak akan melihat Kumayuru dan Kumakyu kalau begitu.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kumakyu! Kumayuru!” Ini dia, itu mendapat reaksi.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Menggunakan beruang sebagai umpan, bukan? Sungguh tidak adil!” Pernyataan kaya datang dari seseorang yang baru saja mencoba menggunakan makanan dengan cara yang persis sama.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Baiklah, lalu bagaimana dengan ini? Fina tidak akan betah berada di rumah sebesar itu. Jadi kenapa kita tidak bergiliran menginap di tempatku dan di sini?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ellaura mempertimbangkannya. “Aku…seandainya Kamu memberi aku beberapa pilihan. Kita bisa mencobanya.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kami mengguncangnya, mengakhiri kompetisi untuk…tunggu, mengapa kami bersaing untuk ini? Eh, Fina terlihat lega, jadi…kurasa semuanya sudah beres?</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ibu, bolehkah aku meminta sesuatu?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Apa itu?"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku ingin mengajak Fina dan Shuri berkeliling kastil. Apakah menurut Kamu itu mungkin?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Kastil?"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Shuri bilang dia ingin melihatnya, jadi aku ingin mengajaknya berkeliling,” kata Noa, terlihat agak minder.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kalau begitu, sayang, aku bisa membawanya.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Benarkah?!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Ya. Padahal jika Yuna ada di sana, dia bisa masuk tanpa izinku.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Jika Yuna ada di sana…?” ulang Noa. Semua orang menatapku.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ellaura berkedip. “Oh, kamu tidak tahu? Yuna memiliki izin masuk ke kastil. Dia bisa masuk ke dalam kapan saja dia mau.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Iyakah? Aku pikir itu hanya berlaku untukku, bukan tamu.” Membiarkanku membawa rando tua apa pun ke kastil sepertinya merupakan hal yang aneh jika diizinkan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Seharusnya baik-baik saja. Tentu saja Kamu tidak bisa membawa rombongan yang terdiri dari sepuluh orang, tetapi tiga orang seharusnya tidak menjadi masalah. Tentu saja, jika terjadi sesuatu, itu akan menjadi tanggung jawabmu.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ya, aku berasumsi bahwa aku akan bertanggung jawab terhadap para pengunjung. Masuk akal.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kalau begitu,” kataku, “bagaimana kalau kita pergi ke kastil besok?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Apa kamu yakin?" tanya Fina.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kalian bertiga tidak berencana menimbulkan masalah, kan?” Aku bertanya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Fina menatap Shuri dengan gelisah. “Apakah kamu berjanji tidak akan pernah meninggalkan sisiku? Kamu berjanji tidak akan pergi begitu saja?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Aku berjanji!"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Oke, semuanya akan baik-baik saja selama seseorang memegang tangan Shuri agar dia tidak kabur.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Jika kamu khawatir, aku bisa menemanimu,” Ellaura menawarkan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Tapi bagaimana dengan pekerjaanmu?” Aku bertanya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Tidak apa-apa kalau hanya sebentar. Bagaimanapun juga, Yang Mulia Yang Maha Mampu ada di sana untuk menangani berbagai hal.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku tidak begitu yakin tentang hal itu. Tetap saja, mengganggu para bangsawan akan sangat sulit untuk dihadapi, jadi kupikir akan lebih baik jika Ellelaura ada di sana untuk mengusir mereka.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Menakjubkan. Mari kita mengadakan pesta selamat datang malam ini.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Setelah rencana diputuskan, mereka mentraktir kami makan malam dan kami menginap di rumah Ellelaura untuk bermalam.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kami segera kembali ke ibu kota setelah sarapan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku juga ingin pergi…” Shia memandang kami dengan cemburu—dia ada kelas hari ini.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kamu harus pergi ke sekolah,” kata Ellaura. “Pikirkan pelajaranmu sekarang. Dan jangan lupa bersiap untuk festivalnya!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tugas utama seorang siswa adalah belajar, dan itu membutuhkan banyak kerja keras. Lagi pula, aku tidak suka mendengar hal itu ditujukan padaku, mengingat aku adalah orang yang selalu membolos.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku akan menuju ke akademi,” kata Shia. “Dan Noa? Tolong jangan buat masalah untuk Yuna.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Shia menepuk kepala Noa lalu keluar.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Sudah waktunya kita berangkat juga,” kata Ellaura.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Baiklah!” Shuri merespons dengan penuh semangat.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Saat kami sampai di kastil, mata Shuri terpaku padanya, dan senyumannya bisa menerangi ruangan. "Itu besar!"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kamu tidak boleh membuat keributan di dalam, oke?” kata Fina.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Uh huh!" Tetap saja, Fina tetap memegang erat tangan Shuri agar adiknya tidak bisa pergi.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kalau begitu,” kata Ellaura, “ayo kita masuk.” Kami semua mengikuti Ellelaura ke dalam seolah dia adalah kepala sekolah yang memimpin karyawisata.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ketika kami mendekati gerbang kastil, para penjaga memperhatikan kami. “Nona Ellelaura dan Master Beruang.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Master… gimana? Maksudku, aku bahkan belum pernah memberi tahu mereka namaku, setelah aku memikirkannya, tapi…Master Beruang…?</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Anak-anak ini bersamaku,” kata Ellaura. “Aku akan membawa mereka.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Baik. Kamu boleh masuk.” Para penjaga berdiri tegak saat mereka membuka jalan bagi kami, dan semuanya adalah salah satu hal paling Ellelaura yang pernah aku lihat.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kamu luar biasa, Nona Ellelaura!” kata Shuri.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Kau pikir begitu?" Ellaura tampak sangat senang dengan dirinya sendiri. Tiba-tiba dia melirik ke arahku dan kemudian menoleh ke penjaga. “Oh, dan Kamu tidak perlu memberi tahu Yang Mulia bahwa dia ada di sini.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ya, tapi…” Penjaga itu menatapku. Mereka mungkin diberitahu untuk memberitahunya jika aku datang, tapi sekarang Ellelaura mencoba menghentikannya. Rasanya seperti menyaksikan seorang kasir menangani dua pesanan yang bertentangan dari dua manajer berbeda.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Tidak apa-apa,” kata Ellaura. “Mereka baru saja berkeliling kastil hari ini. Jika terjadi sesuatu, aku akan bertanggung jawab penuh.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Baiklah." Dan begitu saja, para penjaga telah memilih manajer mereka.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Untuk sekali ini, aku setuju dengan Ellaura. Aku tidak berencana mengunjungi kamar Putri Flora kali ini, jadi raja tidak akan menemukanku di sana jika dia tahu aku ada di sini. Ditambah lagi, jika dia memberi tahu Putri Flora bahwa aku ada di sini, dia mungkin akan menungguku. Aku benci hal itu terjadi padanya. Tidak, yang terbaik baginya adalah jangan pernah mengetahuinya.</span></div><div><br /></div></div><div><br /></div><div><br /></div><div><div style="font-family: "times new roman"; text-align: center;"><span style="font-size: large;"><a href="https://www.isekaichan.com/2024/03/kuma-kuma-kuma-bear-light-novel-bahasa-indonesia-volume-11-chapter-274.html">PREVIOUS CHAPTER</a> </span><span style="font-size: x-large;"> </span><span style="font-size: large;"><a href="https://www.isekaichan.com/p/kuma-kuma-kuma-bear-light-novel-bahasa.html">ToC</a> <a href="https://www.isekaichan.com/2024/03/kuma-kuma-kuma-bear-light-novel-bahasa-indonesia-volume-11-chapter-276.html">NEXT CHAPTER</a></span></div><div style="font-family: "times new roman"; text-align: left;"><span style="font-size: large;"><br /></span><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="font-family: "times new roman"; text-align: left;"><div style="text-align: justify;"><span><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="font-size: large;">TL: Hantu</span></span></span></div></div></div></div>Hantuhttp://www.blogger.com/profile/14707081111443387734noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2837239695577548178.post-65149067546195389562024-03-01T21:46:00.004+07:002024-03-01T21:48:59.448+07:00Kuma Kuma Kuma Bear Light Novel Bahasa Indonesia Volume 11 : Chapter 274 - Beruang Tiba di Ibukota<p style="text-align: center;"><span style="font-size: x-large;">Volume 11</span></p><p style="text-align: center;"><span style="font-size: x-large;">Chapter 274 - Beruang Tiba di Ibukota</span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrVz5cVXVgaqUdzrwLfBYZs9WfIcks6FTDyxhT7GQRzr94j_e1bU2XBkDsXKKBSruFCprgeOkIyPkbVsnwYqdL554OeCXn8B9wUCpoHXa1lvphGnjkoGiCBDD8XtfimdeVvzVgfveJWic/s895/Kuma_Kuma_Kuma_Bear_Light_Novel_Volume_02.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrVz5cVXVgaqUdzrwLfBYZs9WfIcks6FTDyxhT7GQRzr94j_e1bU2XBkDsXKKBSruFCprgeOkIyPkbVsnwYqdL554OeCXn8B9wUCpoHXa1lvphGnjkoGiCBDD8XtfimdeVvzVgfveJWic/s895/Kuma_Kuma_Kuma_Bear_Light_Novel_Volume_02.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><div class="separator" style="clear: both;"><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgoidxpfZA2IQYr37B25IA13uQ4TKa-ms5NTQj7eILeZkvjPEEhcxHceQtNJKAAwFiZLw6Gc4AfIxJJI7Kxk9dWzux0xVH03SkEVOHRZFucuBJJnzw5SyKb5zxbJeiyLF4AKxf3aNHHRTRmnUr3VcNhJED2T9nhnfJd_XdUeT61M9149rsIEdgTzOnSywc" style="font-size: x-large; margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgoidxpfZA2IQYr37B25IA13uQ4TKa-ms5NTQj7eILeZkvjPEEhcxHceQtNJKAAwFiZLw6Gc4AfIxJJI7Kxk9dWzux0xVH03SkEVOHRZFucuBJJnzw5SyKb5zxbJeiyLF4AKxf3aNHHRTRmnUr3VcNhJED2T9nhnfJd_XdUeT61M9149rsIEdgTzOnSywc" style="font-size: x-large; margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEg7GuAb9lwj15Lzc8tUXOtnDyTytEAsQS-IYb3e4wOvN-dUrYRwulogGBr6kkNj5MV0cg7XICtjYIyxkMxeC6L1oefI390UIKzcGECxLC0XlWjubwjZsxUwLvUn65bxcdry1zrXnltgz1wuOvC39lt9zzDphcHquLYulw66cXC7S9WfXFEGBzAXjIqfKb8" style="font-size: x-large; margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEg7GuAb9lwj15Lzc8tUXOtnDyTytEAsQS-IYb3e4wOvN-dUrYRwulogGBr6kkNj5MV0cg7XICtjYIyxkMxeC6L1oefI390UIKzcGECxLC0XlWjubwjZsxUwLvUn65bxcdry1zrXnltgz1wuOvC39lt9zzDphcHquLYulw66cXC7S9WfXFEGBzAXjIqfKb8" style="font-size: x-large; margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiHmk-mUxvF0vFC0ihS4cjBlJGHkSRgaxR5__5L5aSmIrSRyeCKBbqf1bYeo504QClrcRpKVZyjYKfK4EzvfZgidE0qatbNDT324TPoU5gqr3V8mGFVtIeDM8FGocC90ETrIvuFCTLqGU3xKBxZxUPQwsPOAEPn2lCYWJAbW9gPee51F1L_fzL4Srw435g" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiHmk-mUxvF0vFC0ihS4cjBlJGHkSRgaxR5__5L5aSmIrSRyeCKBbqf1bYeo504QClrcRpKVZyjYKfK4EzvfZgidE0qatbNDT324TPoU5gqr3V8mGFVtIeDM8FGocC90ETrIvuFCTLqGU3xKBxZxUPQwsPOAEPn2lCYWJAbW9gPee51F1L_fzL4Srw435g" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjXzfiFmCvu6EnmxpcS9fqFAf3w5iCFceLtMTmxUw4vD6rVvZ0Gh8oy7rizY74mAgz73pIW0SKFqnEF2zm6fqICTYQZFhLpo5p6Qa5Crf6syvsbVw2E39eSnYShQ3N9DdTNVpAQV4PbnQXCULwvTtg0gBEuCEN6LbjcdP4szv3G0UHnVOX4yE5rPeyx7NY" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjXzfiFmCvu6EnmxpcS9fqFAf3w5iCFceLtMTmxUw4vD6rVvZ0Gh8oy7rizY74mAgz73pIW0SKFqnEF2zm6fqICTYQZFhLpo5p6Qa5Crf6syvsbVw2E39eSnYShQ3N9DdTNVpAQV4PbnQXCULwvTtg0gBEuCEN6LbjcdP4szv3G0UHnVOX4yE5rPeyx7NY" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEj02fSancPyR5KTo70nzsdtFnVw9TS0M-4azQWTUeou8xYIKRxMMZoPv9NZgsvHuBVTL9ubNeo4umAtuuc68wYXRVuklmc6W9-G0XT4cS6okRx_E52Kk9kxbwbuSrW7xtEyLvDmx1aWtUqnRBG3RIndYxxaQnaQU0JPW4yD16skEUJtsLcwij9v7vC5GGI" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEj02fSancPyR5KTo70nzsdtFnVw9TS0M-4azQWTUeou8xYIKRxMMZoPv9NZgsvHuBVTL9ubNeo4umAtuuc68wYXRVuklmc6W9-G0XT4cS6okRx_E52Kk9kxbwbuSrW7xtEyLvDmx1aWtUqnRBG3RIndYxxaQnaQU0JPW4yD16skEUJtsLcwij9v7vC5GGI" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhgSiuIJM3E3eDrrcIYEjntHZ7LD6Ss_G2UBy5gUwQ9weFa6knJKBo0dxzS70pTrax4z7bLrPPlDGIlpJTwq_Ta6Tq6aa6ffFIiWkSZxNFBQBa9Hh4Ue2-Sqe0b-XQfrvWO60ChB_WA9QRydvEt2bX4fi5xlrl7F0v3RF-6o0pyIK8LIjhBJtGMOd4GINg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" data-original-height="1650" data-original-width="1275" height="594" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhgSiuIJM3E3eDrrcIYEjntHZ7LD6Ss_G2UBy5gUwQ9weFa6knJKBo0dxzS70pTrax4z7bLrPPlDGIlpJTwq_Ta6Tq6aa6ffFIiWkSZxNFBQBa9Hh4Ue2-Sqe0b-XQfrvWO60ChB_WA9QRydvEt2bX4fi5xlrl7F0v3RF-6o0pyIK8LIjhBJtGMOd4GINg=w459-h594" width="459" /></a></div><br /></div><br /></div><br /></div><br /></div><br /></div><br /><br /></div></div></div><div style="text-align: justify;"><div><span style="font-size: large;">PADA HARI SETELAH HUJAN,Saat menaiki Kumayuru, aku menyaksikan awan putih melayang di langit biru. Ya, kami tidak perlu khawatir tentang hujan hari ini. Jalannya juga tidak dalam kondisi buruk. Semalaman bermain kartu membuat hujan berlalu lebih cepat—atau setidaknya begitulah rasanya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kami terus berjalan dengan baik dan, sore itu, melihat tembok ibu kota.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Mulut kecil Shuri ternganga. "Besar…!" Ini adalah pertama kalinya dia melihat tembok itu, jadi aku memahami perasaan itu: itu juga mengejutkanku.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kita tidak ingin membuat keributan dengan Kumayuru dan Kumakyu,” kataku, “jadi ayo jalan kaki dari sini.” Aku sudah menjelaskan kepada semua orang kenapa kami harus melepaskan beruangku dan berjalan begitu kami melihat tembok ibu kota, jadi mereka semua turun tanpa mengeluh.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Shuri menepuk beruangku. “Kumakyu, Kumayuru, terima kasih.” Fina dan Noa juga berterima kasih pada beruangku setelah melihat Shuri melakukan itu. Beruangku menjawab dengan nada gembira. Akhirnya, aku berterima kasih kepada beruangku dan mengingatnya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Berbeda dengan saat festival ulang tahun, tidak banyak kerumunan orang di ibu kota saat kami sampai di sana dengan berjalan kaki. Tetap saja, aku mendapat tatapan penasaran seperti biasanya. Aku hampir terbiasa…tapi hampir saja. Terlebih lagi, aku adalah seekor beruang dengan tiga gadis di belakangnya kali ini, jadi aku mendapat tatapan lebih dari biasanya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kami adalah yang cantik (yang cantik?) dan yang buas.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku menuju lebih jauh ke ibu kota bersama ketiganya. Masalahnya adalah bagaimana kami bepergian, setelah kami berada di ibu kota. Tempat itu sangat besar! Sepertinya, cukup besar sehingga orang dapat menaiki kereta di dalamnya. Dan tanah milik Ellelaura cukup jauh dari kota. Mungkin kami bisa naik kereta komuter atau berjalan-jalan berkeliling tempat itu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tepat ketika aku akan menanyakan semua orang apa yang mereka inginkan, Noa angkat bicara. “Oh, Yuna?! Ibu menulis dalam suratnya untuk pergi ke pos jaga ketika kita tiba.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Pos jaga?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Ya. Rupanya, dia menyiapkan kereta untuk kita gunakan karena dia pikir kita mungkin tidak bisa melakukan perjalanan menggunakan Kumakyu dan Kumayuru.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku bersyukur atas hal itu, tapi kuharap dia memberitahuku lebih cepat. Kami akan mendapat masalah jika kami menggunakan gerbang tanpa mengetahui tentang gerbongnya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Jadi, tahukah kamu di mana pos jaga ini?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ya, di sini.” Noa membawaku ke sana.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dalam perjalanan ke sana, seorang pria mendatangi kami. “Aku mendengar bahwa seorang gadis dengan pakaian beruang telah tiba. Ah, jadi itu kamu, Nona Yuna.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Itu adalah Ranzel—dia pernah membantuku di masa lalu saat festival ulang tahun raja dan juga di pesta ulang tahun Misa.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Senang bertemu denganmu,” kataku.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Sudah terlalu lama!” dia membalas. “Terima kasih atas semua bantuanmu pada keluarga Salbard tempo hari.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tapi Ranzel-lah yang membantuku! Dia membantuku ketika aku pergi ke festival setelah urusan dengan para perampok, dan dia melakukan hal yang sama ketika dia ikut bersama Ellelaura selama kekacauan bangsawan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ugh, mengingat semua hal dengan bangsawan itu membuatku mual. Seharusnya aku meninju pria itu lebih keras lagi, setelah aku memikirkannya. Bagaimanapun, dialah yang menjadi alasan Fina dan yang lainnya tertabrak. Aku berharap dia mendapatkan semua rasa sakit itu kembali seratus kali lipat…</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Tolong jangan melakukan sesuatu yang terlalu sembrono,” kata Ranzel, memperhatikan raut wajahku. “Kamu mungkin seorang petualang, tapi kamu tetaplah seorang wanita muda.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ini dia, akhirnya! Untuk kali ini seseorang benar-benar memperlakukan aku seperti wanita muda dan bukannya beruang! “Apa yang kamu lakukan di sini, Ranzel?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Nona Ellelaura meminta aku menyiapkan kereta. Aku telah menunggu Nona Noire dan Kamu sendiri tiba di pos jaga selama beberapa hari terakhir.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kedengarannya seperti dia menyalahgunakan wewenangnya. Apakah Ellaura diperbolehkan melakukan itu? Lagi pula, ini Ellelaura yang sedang kita bicarakan, jadi tidak apa-apa. Mungkin.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Untung saja aku tidak menggunakan gerbangnya, karena itu berarti Ranzel akan membuang-buang waktu menunggunya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Um…jika Ibu memaksamu melakukan ini, maafkan aku,” kata Noa.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Tolong jangan khawatir tentang itu,” kata Ranzel. “Ini hanyalah bagian dari pekerjaanku.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kamu tidak perlu menunggu kami sepanjang waktu, kan?” Aku bertanya. “Kamu bisa saja bergantian menunggu dengan orang lain.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku curiga Nona Ellelaura mengira Kamu dan Nona Noir akan lebih mungkin naik kereta bersamaku dibandingkan dengan orang asing. Lagipula, kamu sudah mengenalku.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ya, dia benar—dia lebih baik daripada pria sembarangan. Ellaura mungkin sangat bijaksana.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku sudah menyiapkan keretanya,” kata Ranzel, “jadi silakan lewat sini.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kami berempat berbicara sambil mengikutinya ke gerbong kami.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kamu benar-benar menyelamatkan hari ini, Noa,” kataku.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Terima kasih Nona Noa,” tambah Fina.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Shuri mengangguk dengan cerah. “Tidak, terima kasih!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dia menggelengkan kepalanya. “Aku belum melakukan apa pun. Ibu mengatur segalanya.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Namun meski dia menolak ucapan terima kasih kami, hal itu tidak membuat kami kurang bersyukur.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Tetap saja, aku bersyukur,” kataku.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Terima kasih."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Terima kasih!"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Itu membuat Noa sedikit bingung, tapi aku masih senang melihat hal seperti ini tidak terlintas di kepalanya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ranzel mengemudikan kereta ke tanah milik Ellelaura. Kami bisa melihat jalanan yang padat melalui jendela-jendela kecil. Tentu saja, tempat itu tidak seramai saat festival ulang tahun raja, tapi ibu kota masih penuh dengan orang.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Wow!" Mata Shuri berkilauan saat dia menerima semuanya. Melihat sorot matanya itu...hal itulah yang membuat perjalanan seperti ini layak dilakukan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ingin melihat-lihat ibu kota besok?” aku menawarkan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Benarkah?!” Shuri menoleh padaku, sangat bersemangat.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kita masih punya waktu beberapa hari hingga festival akademi dimulai, jadi kita punya banyak waktu untuk melihat-lihat.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Karena kamu akhirnya sampai di sini,” kata Noa, “aku akan mengajakmu berkeliling. Apakah ada tempat yang ingin kamu kunjungi, Shuri?” Dia lebih tua dari Shuri dan bertingkah seperti itu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku ingin pergi ke kastil!” Shuri mengatakan hal yang mustahil.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kastil…” Noa menatap langit-langit kereta.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku tahu itu adalah hal yang aneh untuk dikatakan bagiku, dibandingkan semua orang, tapi masuk ke dalam kastil bukanlah hal yang mudah. Berapa lama izinku diperpanjang? Apakah itu baik untuk kenalanku sendiri? Setidaknya aku akan bertanya pada Ellelaura tentang hal itu. Jika dia bilang tidak apa-apa, mungkin kita bisa mengikuti tur kastil.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Jadi, kita tidak bisa pergi?” Shuri terlihat sedikit kecewa.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku bisa mencoba bertanya pada Ibu,” kata Noa, terlihat sedikit terganggu dengan permintaan itu, “tapi tidak mudah untuk masuk.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Shuri, kamu tidak boleh terlalu mengganggu Nona Noa,” kataku. “Kamu berjanji tidak akan pergi ke sana, ingat?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Itu adalah salah satu dari banyak hal yang dia janjikan untuk datang ke sini, dan secara umum tidak sulit.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Noa, aku minta maaf karena meminta sesuatu yang tidak seharusnya kuminta…” kata Shuri. “Aku senang pergi ke mana pun selama kita bersama.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tetap saja, kupikir aku bisa mengayunkan yang ini jika Ellaura dan aku sama-sama memintanya. Lagipula aku sudah mengajak Fina masuk, dan siapa yang datang membawa makanan, hadiah, buku bergambar, dan boneka binatang untuk Putri Flora? Hormat kami. Lalu ada kejadian dimana aku membunuh semua monster itu. Mungkin mereka akan mengizinkan Shuri masuk untuk melihat kastil sebagai ucapan terima kasih karena aku melakukan itu?</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku perlu bertanya pada Ellelaura nanti.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Meskipun kami tidak tahu apakah kami bisa pergi ke kastil, kami sibuk mengobrol tentang semua tempat yang akan kami kunjungi saat kereta mendorong kami.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kami masih berjalan bolak-balik, berbagi ide, ketika kereta berhenti. Dari jendela, aku bisa melihat tanah milik Ellaura.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Itu besar." Shuri melihat ke arah mansion begitu dia keluar dari kereta.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ya, itu adalah tanah milik bangsawan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Baiklah, aku akan pergi sekarang. Tolong sampaikan salam aku kepada Nona Ellelaura.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Terima kasih, Ranzel,” kataku, yang membuat semua orang membungkuk.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ranzel naik kereta, memberi kami senyuman, dan pergi.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku melihat kembali ke perkebunan dan memperhatikan bahwa Surilina sedang berdiri di depan gerbang.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Nona Noire, kami telah menunggu Kamu. Nona Yuna, terima kasih telah mengantar Nona Noire. Nona Fina, aku senang melihat Kamu tampil bersemangat seperti biasanya. Dan menurutku gadis menawan itu pasti Nona Shuri?” Surilina berbicara kepada kami masing-masing, dan akhirnya matanya tertuju pada Shuri. Shuri meremas tangan Fina.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ayo,” kata Fina. "Katakan halo."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku Shuri…” bisiknya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku Surilina. Aku bekerja sebagai pembantu di perkebunan ini. Senang bertemu denganmu, Nona Shuri.” Surilina tersenyum pada Shuri untuk membantunya rileks.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Berhasil—Shuri menenangkan diri dan balas tersenyum.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku yakin kalian semua pasti lelah,” Surilina memberi isyarat kepada kami untuk masuk. Silakan masuk.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Di mana Ibu dan Shia, Surilina?” tanya Noa.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Nyonya belum datang. Aku yakin Nona Shia akan segera pulang.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku merasa Ellaura juga tidak butuh waktu lama untuk kembali. Untuk saat ini, Surilina membawa kami ke sebuah kamar dan menyajikan minuman dan makanan ringan untuk kami. Kami sedang mengobrol dengan Surilina ketika Shia masuk ke kamar, masih mengenakan seragamnya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kudengar Noa ada di sini,” katanya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Noa berdiri dan menyapa adiknya. “Shia, sudah lama sekali.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Noa, dan Yuna dan Fina. Dan kamu pasti adik perempuan Fina, Shuri?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Fina mengangguk. “Nona Shia, sudah lama sekali. Terima kasih banyak telah mengundang kami ke festival akademi!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Terima kasih,” Shuri menggema.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ibulah yang mengundangmu. Aku harap Kamu menikmati festival ini.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kami akan melakukannya,” jawab Fina dengan gembira.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Shia, menurutmu festival ini akan berjalan dengan baik?” Aku bertanya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Berkatmu, menurutku ini akan berjalan lancar.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Terima kasih kepada Yuna…?” Noa memiringkan kepalanya. Dia selama ini tidak tahu apa-apa tentang segala hal, setelah aku memikirkannya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Yuna memberi kami saran untuk festival ini,” Shia menjelaskan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Itu hanya ide menarik yang aku punya, itu saja. Ngomong-ngomong, bagaimana cara pembuatan permen kapasnya?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Benar. Kami telah berlatih setiap hari, dan kami telah menemukan cara untuk melakukannya dengan sangat baik. Masalahnya adalah: kami membutuhkan seseorang untuk memakannya. Kami sudah menyuruh Surilina dan semua orang di rumah memakannya, dan anggota keluarga teman sekelasku yang lain juga harus memakannya.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku mengerti mengapa mereka mendapatkan bantuan—aku tidak dapat membayangkan harus makan permen kapas beberapa kali sehari.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Tapi sekarang kami semua sudah pandai membuatnya,” kata Shia.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Maksudmu kamu menyajikan permen kapas di festival?” tanya Fina.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ya, benar. Kupikir itu ide yang menarik,” kataku.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Tetapi membuat permen kapas itu sangat sulit. Sungguh menakjubkan bahwa Kamu bisa berhasil!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Mm-hmm! Sangat sulit untuk mempelajarinya.” Shuri melambaikan tangannya seperti sedang membuat permen kapas.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Saat aku membuatnya untuk anak yatim piatu beberapa hari yang lalu, Fina dan Shuri mendapat kesempatan untuk mencoba membuatnya juga. Mereka telah mengetahui betapa sulitnya melakukan hal itu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ah…apa yang kalian bicarakan?” tanya Noa. “Permen kapas apa ini?” Semua orang terus-menerus membicarakan betapa menariknya permen kapas itu, tapi dia sendirian dalam kegelapan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kalau dipikir-pikir, Noa adalah satu-satunya orang di sini yang tidak tahu apa itu permen kapas.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Permen menarik ini, lembut seperti awan dan sangat manis serta lezat,” jelas Shuri.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Noa memikirkannya, memandang kami semua. “Apakah kalian semua sudah tahu apa itu permen kapas?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Shia mengangguk, tentu saja, begitu pula Fina.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kalau begitu, hanya aku yang tidak tahu?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku kira itu benar.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Jadi, aku… hanya aku yang tertinggal dari semuanya?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kami tidak bermaksud seperti itu,” kataku…tetapi hanya karena kami tidak bermaksud demikian, bukan berarti hal itu tidak terjadi.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Jadi hanya aku satu-satunya yang tidak mengetahui hal ini.” Noa tampak sedikit murung.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hee hee!” Shia terkikik. “Lalu bagaimana kalau kami membuatkannya untukmu? Tunggu saja! Kamu juga perlu melihat seberapa baik aku bisa melakukannya sekarang, Yuna.” Dia menyiapkan mesin dan membuat permen kapas, begitu saja. Dia benar-benar menjadi lebih baik.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Noa mencoba permen Shia. “Wow…benar-benar seperti awan. Itu meleleh di mulutku. Aku tidak percaya kamu tidak mau memberitahuku tentang permen yang begitu indah, Fina. Dan kamu juga Yuna!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Maaf,” kata Fina.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Tetapi yang kulakukan hanyalah memberikannya sekali saja kepada anak yatim piatu,” kataku.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kamu bisa mengundangku juga…” Noa sedikit cemberut.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Lalu Shia membuatkan permen Fina dan Shuri, karena sepertinya mereka juga menginginkannya. Mereka tampak menikmatinya, tetapi aku dengan sopan menolaknya ketika aku ditawari beberapa.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Permennya sungguh aneh,” kata Noa. “Lembut, tapi lumer di mulut, dan manis sekali.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Maksudku, bahan utamanya adalah gula, lho?” Aku bilang.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kamu tidak memilikinya?” Noa bertanya pada adiknya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku tidak membutuhkannya,” kata Shia. “Sejujurnya, aku merasa bisa merasakan betapa manisnya hanya dengan melihatnya.” Ya, dia mungkin sudah sedikit muak sekarang. Permen kapas seharusnya merupakan makanan langka—Kamu tidak boleh memakannya berkali-kali.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Tapi Shuri…jika kamu sedang mendirikan toko, apakah kamu tidak punya waktu untuk menjelajahi festival bersamaku?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Seharusnya baik-baik saja. Kami bergiliran sehingga kami masing-masing dapat menikmati festival ini. Kalau begitu, kita akan punya banyak waktu untuk melihatnya bersama.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Oke!"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Shia dan Noa semakin bersemangat setiap detiknya.</span></div><div><br /></div><div><br /></div><div><br /></div><div><div style="font-family: "times new roman"; text-align: center;"><span style="font-size: large;"><a href="https://www.isekaichan.com/2024/03/kuma-kuma-kuma-bear-light-novel-bahasa-indonesia-volume-11-chapter-273.html">PREVIOUS CHAPTER</a> </span><span style="font-size: x-large;"> </span><span style="font-size: large;"><a href="https://www.isekaichan.com/p/kuma-kuma-kuma-bear-light-novel-bahasa.html">ToC</a> <a href="https://www.isekaichan.com/2024/03/kuma-kuma-kuma-bear-light-novel-bahasa-indonesia-volume-11-chapter-275.html">NEXT CHAPTER</a></span></div><div style="font-family: "times new roman"; text-align: left;"><span style="font-size: large;"><br /></span><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="font-family: "times new roman"; text-align: left;"><div style="text-align: justify;"><span><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="font-size: large;">TL: Hantu</span></span></span></div></div></div></div>Hantuhttp://www.blogger.com/profile/14707081111443387734noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2837239695577548178.post-10260665544730767392024-03-01T21:43:00.004+07:002024-03-01T21:46:33.787+07:00Kuma Kuma Kuma Bear Light Novel Bahasa Indonesia Volume 11 : Chapter 273 - Beruang Memainkan Kartu<p style="text-align: center;"><span style="font-size: x-large;">Volume 11</span></p><p style="text-align: center;"><span style="font-size: x-large;">Chapter 273 - Beruang Memainkan Kartu</span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrVz5cVXVgaqUdzrwLfBYZs9WfIcks6FTDyxhT7GQRzr94j_e1bU2XBkDsXKKBSruFCprgeOkIyPkbVsnwYqdL554OeCXn8B9wUCpoHXa1lvphGnjkoGiCBDD8XtfimdeVvzVgfveJWic/s895/Kuma_Kuma_Kuma_Bear_Light_Novel_Volume_02.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrVz5cVXVgaqUdzrwLfBYZs9WfIcks6FTDyxhT7GQRzr94j_e1bU2XBkDsXKKBSruFCprgeOkIyPkbVsnwYqdL554OeCXn8B9wUCpoHXa1lvphGnjkoGiCBDD8XtfimdeVvzVgfveJWic/s895/Kuma_Kuma_Kuma_Bear_Light_Novel_Volume_02.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><div class="separator" style="clear: both;"><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgoidxpfZA2IQYr37B25IA13uQ4TKa-ms5NTQj7eILeZkvjPEEhcxHceQtNJKAAwFiZLw6Gc4AfIxJJI7Kxk9dWzux0xVH03SkEVOHRZFucuBJJnzw5SyKb5zxbJeiyLF4AKxf3aNHHRTRmnUr3VcNhJED2T9nhnfJd_XdUeT61M9149rsIEdgTzOnSywc" style="font-size: x-large; margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgoidxpfZA2IQYr37B25IA13uQ4TKa-ms5NTQj7eILeZkvjPEEhcxHceQtNJKAAwFiZLw6Gc4AfIxJJI7Kxk9dWzux0xVH03SkEVOHRZFucuBJJnzw5SyKb5zxbJeiyLF4AKxf3aNHHRTRmnUr3VcNhJED2T9nhnfJd_XdUeT61M9149rsIEdgTzOnSywc" style="font-size: x-large; margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEg7GuAb9lwj15Lzc8tUXOtnDyTytEAsQS-IYb3e4wOvN-dUrYRwulogGBr6kkNj5MV0cg7XICtjYIyxkMxeC6L1oefI390UIKzcGECxLC0XlWjubwjZsxUwLvUn65bxcdry1zrXnltgz1wuOvC39lt9zzDphcHquLYulw66cXC7S9WfXFEGBzAXjIqfKb8" style="font-size: x-large; margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEg7GuAb9lwj15Lzc8tUXOtnDyTytEAsQS-IYb3e4wOvN-dUrYRwulogGBr6kkNj5MV0cg7XICtjYIyxkMxeC6L1oefI390UIKzcGECxLC0XlWjubwjZsxUwLvUn65bxcdry1zrXnltgz1wuOvC39lt9zzDphcHquLYulw66cXC7S9WfXFEGBzAXjIqfKb8" style="font-size: x-large; margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiHmk-mUxvF0vFC0ihS4cjBlJGHkSRgaxR5__5L5aSmIrSRyeCKBbqf1bYeo504QClrcRpKVZyjYKfK4EzvfZgidE0qatbNDT324TPoU5gqr3V8mGFVtIeDM8FGocC90ETrIvuFCTLqGU3xKBxZxUPQwsPOAEPn2lCYWJAbW9gPee51F1L_fzL4Srw435g" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiHmk-mUxvF0vFC0ihS4cjBlJGHkSRgaxR5__5L5aSmIrSRyeCKBbqf1bYeo504QClrcRpKVZyjYKfK4EzvfZgidE0qatbNDT324TPoU5gqr3V8mGFVtIeDM8FGocC90ETrIvuFCTLqGU3xKBxZxUPQwsPOAEPn2lCYWJAbW9gPee51F1L_fzL4Srw435g" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjXzfiFmCvu6EnmxpcS9fqFAf3w5iCFceLtMTmxUw4vD6rVvZ0Gh8oy7rizY74mAgz73pIW0SKFqnEF2zm6fqICTYQZFhLpo5p6Qa5Crf6syvsbVw2E39eSnYShQ3N9DdTNVpAQV4PbnQXCULwvTtg0gBEuCEN6LbjcdP4szv3G0UHnVOX4yE5rPeyx7NY" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjXzfiFmCvu6EnmxpcS9fqFAf3w5iCFceLtMTmxUw4vD6rVvZ0Gh8oy7rizY74mAgz73pIW0SKFqnEF2zm6fqICTYQZFhLpo5p6Qa5Crf6syvsbVw2E39eSnYShQ3N9DdTNVpAQV4PbnQXCULwvTtg0gBEuCEN6LbjcdP4szv3G0UHnVOX4yE5rPeyx7NY" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEj02fSancPyR5KTo70nzsdtFnVw9TS0M-4azQWTUeou8xYIKRxMMZoPv9NZgsvHuBVTL9ubNeo4umAtuuc68wYXRVuklmc6W9-G0XT4cS6okRx_E52Kk9kxbwbuSrW7xtEyLvDmx1aWtUqnRBG3RIndYxxaQnaQU0JPW4yD16skEUJtsLcwij9v7vC5GGI" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEj02fSancPyR5KTo70nzsdtFnVw9TS0M-4azQWTUeou8xYIKRxMMZoPv9NZgsvHuBVTL9ubNeo4umAtuuc68wYXRVuklmc6W9-G0XT4cS6okRx_E52Kk9kxbwbuSrW7xtEyLvDmx1aWtUqnRBG3RIndYxxaQnaQU0JPW4yD16skEUJtsLcwij9v7vC5GGI" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhgSiuIJM3E3eDrrcIYEjntHZ7LD6Ss_G2UBy5gUwQ9weFa6knJKBo0dxzS70pTrax4z7bLrPPlDGIlpJTwq_Ta6Tq6aa6ffFIiWkSZxNFBQBa9Hh4Ue2-Sqe0b-XQfrvWO60ChB_WA9QRydvEt2bX4fi5xlrl7F0v3RF-6o0pyIK8LIjhBJtGMOd4GINg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" data-original-height="1650" data-original-width="1275" height="594" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhgSiuIJM3E3eDrrcIYEjntHZ7LD6Ss_G2UBy5gUwQ9weFa6knJKBo0dxzS70pTrax4z7bLrPPlDGIlpJTwq_Ta6Tq6aa6ffFIiWkSZxNFBQBa9Hh4Ue2-Sqe0b-XQfrvWO60ChB_WA9QRydvEt2bX4fi5xlrl7F0v3RF-6o0pyIK8LIjhBJtGMOd4GINg=w459-h594" width="459" /></a></div><br /></div><br /></div><br /></div><br /></div><br /></div><br /><br /></div></div></div><div style="text-align: justify;"><div><div><span style="font-size: large;">"OKE,semuanya, kita tidur sekarang.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Oke."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Oke."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Baiklah!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Mereka bertiga menjawab dengan sangat cepat dan patuh hingga aku merasa seperti guru utama dalam karyawisata. Namun, tidak semua anak berperilaku sebaik itu, sehingga membuat aku berpikir betapa sulitnya mengajar.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Apakah kalian bertiga baik-baik saja jika berbagi kamar?” Aku bertanya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Ya."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ya, tentu saja.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Bagus. Ngomong-ngomong, kurasa kalian udah tahu, tapi kita akan berangkat besok pagi. Jangan begadang dan pastikan kalian cukup tidur.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Iya deh!"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Tentu saja!"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“'Baik!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Mereka memberi aku jawabannya, dan kami menuju ke kamar di lantai dua. Sedangkan untuk beruangku, aku membawanya ke kamarku sendiri. Aku tidak terlalu mengantuk, tapi aku harus bangun pagi keesokan harinya, jadi lebih baik tidur sekarang.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kumayuru, Kumakyu, pastikan untuk memberitahuku jika kalian merasakan sesuatu yang berbahaya di dekat sini,” kataku pada beruangku, yang sedang meringkuk di tempat tidurku.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Lalu aku bersembunyi di balik selimutku. Aku telah menggantungkan sepraiku hingga kering sebelum kami berangkat, sehingga terasa menyenangkan. Aku merasa sangat nyaman sehingga aku langsung tertidur.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Beruangku membangunkanku keesokan paginya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku melihat ke luar, tapi hari masih gelap. Biasanya, saat ini aku masih tertidur, tapi kami harus berangkat lebih awal dan aku tidak bisa berbuat apa-apa. Aku mengatasi rasa kantuk dan menuju ke bawah menuju lantai pertama, sambil menguap sepanjang jalan. Beruang aku mengikuti.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tidak ada seorang pun di lantai pertama. Kurasa mereka bertiga masih tidur.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku mulai menyiapkan sarapan sehingga mereka bisa makan segera setelah mereka turun. Makanannya biasa: roti, sup, dan susu. Memulai hari libur dengan sesuatu yang lebih mewah pasti akan sia-sia.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Setelah semuanya siap, ketiga gadis yang mengantuk itu datang. Shuri memegang boneka Kumakyu di pelukannya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Pagi, teman-teman. Setelah kita makan, kita akan berangkat.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Maaf aku tidak membantu…” kata Fina.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku baru saja mengeluarkan makanan dari tas itemku, jadi jangan khawatir.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Mereka duduk dan kami mulai makan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Setelah sarapan, kami berangkat ke ibu kota dan dengan cepat membuat kemajuan besar—tidak ada penundaan, tidak ada monster, dan tidak ada perampok. Selama kami tidak mengalami masalah apa pun, kami berada di jalur yang tepat untuk mencapai ibu kota hari itu…</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tapi kemudian ada langit. Awannya tidak terlihat bagus. Aku berharap tidak turun hujan, namun doa itu tidak terkabul dan hujan mulai turun sore itu juga.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Yuna! Hujan!"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Waktu makan siang sudah berakhir. Saatnya untuk bergerak!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kami menaiki beruangku dan segera berangkat. Setelah kami menemukan tempat yang cocok untuk rumah beruangku, aku menariknya keluar dan kami berlari masuk.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Apakah kalian baik-baik saja?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ya, aku baik-baik saja,” kata Fina.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku hanya sedikit basah,” kata Noa.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Aku baik-baik saja," kata Shuri.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Bagus. Kami sempat sedikit kena gerimis, tapi semua orang baik-baik saja. Beruangku juga sebagian besar terhindar dari hujan. Ah…rumah beruang kesayanganku. Aku menyukainya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Untuk memastikan mereka tidak masuk angin karena kami berada di dalam ruangan, aku menyiapkan bak mandi untuk menghangatkan kami semua kembali.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Begitu Shuri keluar dari kamar mandi, dia melihat ke luar jendela. "Masih hujan…"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Noa mengintip ke luar jendela dari belakangnya. “Sepertinya kita tidak akan bisa melakukan perjalanan lebih jauh.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kita akan tetap ke festival tepat waktu, meski tidak terburu-buru. Seharusnya baik-baik saja.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kecuali jika badai terus turun sepanjang minggu. Tapi untuk saat ini, aku merasa kita bisa istirahat untuk sisa hari itu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Gadis-gadis itu mulai bermain dengan beruangku, tapi sekarang mereka tampak bosan. Kami tidak punya hal lain untuk dilakukan, jadi sudah waktunya kartu remi aku bersinar. Sebenarnya aku berencana untuk bermain bersama mereka di malam hari, tapi kami begitu sibuk dengan makan malam, mandi, dan tidur lebih awal sehingga kami belum bisa bermain sampai sekarang.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Jadi, untuk pertama kalinya, gadis-gadis itu belajar bermain kartu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“P…permainan kartu?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ya, kita menggunakan kartu ini untuk bermain.” Aku meletakkan kartu-kartu itu di atas meja.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Gambar beruang!” seru Noa.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Imuuuuttt!” Shuri mencicit.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Bagaimana kamu bermain dengan ini?” tanya Noa.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ada berbagai macam cara,” kataku. Tapi… kita harus mulai dengan yang mana? Aku akhirnya menunjukkan kepada mereka cara memainkan Memory terlebih dahulu. Itu akan menjadi yang paling mudah untuk dipelajari. Aku mengajari mereka bertiga aturannya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Dengan kata lain, kita bersaing dengan ingatan kita,” kata Fina.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku tidak akan kalah dari siapa pun!” kata Noa.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Uhhh…Kumakyu, ayo bekerja keras bersama-sama,” kata Shuri pada Kumakyu versi kecil.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku menggelengkan kepalaku. “Shuri, kamu tidak bisa berpasangan dengan Kumakyu.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku tidak tahu persis seberapa bagus ingatan Kumayuru, tapi aku merasa beruang-beruangku akan berteriak padaku saat bermain kartu. Mereka bahkan mungkin akan menebak kartu yang belum mereka lihat! Aku bisa melihat mereka sekarang, menampar kartu mereka dengan kaki mereka, menyapu bersih pertandingan…</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku mengambil Kumakyu dari Shuri dan menurunkan beruangku agak jauh. Shuri terlihat sedih, tapi aku tidak bisa membiarkan beruangku bermain kartu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kami pergi berlawanan arah jarum jam—aku duluan, lalu Shuri, Fina, dan Noa. Namun begitu kami memulainya, ternyata Shuri memiliki ingatan yang luar biasa. Aku merasa seperti aku melihat sisi yang benar-benar baru dalam dirinya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Yang ini dan yang ini,” kata Shuri sambil membalik kartu yang cocok. “Dan yang ini dan yang ini…”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Oh, itu—” Noa memulai, dan—fwip!—Shuri dengan riang mengambil sepasang lagi.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Noa kecewa tentang hal itu. Dia mungkin berencana untuk pergi bersama mereka.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Shuri membalik set kartu ketiganya —ah, keberuntungannya habis saat itu. Meski begitu, dia telah melakukan hal yang cukup baik untuk dirinya sendiri.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Selanjutnya, Fina dan Noa sama-sama menyerahkan kartu dengan nomor yang belum pernah kami lihat sebelumnya, namun tidak beruntung dan tidak berpasangan. Sekarang giliranku, jadi aku membalik kartu. Untungnya, aku menemukan kartu yang sudah muncul dan mendapatkan beberapa kartu untukku juga.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku nyaris tidak menang pada akhirnya, menjaga kehormatanku sebagai orang tertua di sana, tapi itu hamper saja. Aku tidak bisa kalah dari mereka, terutama saat mereka pertama kali bermain. Shuri berada di urutan kedua, jadi Fina dan Noa mendambakan pertandingan ulang setelah kalah melawan yang termuda di sana.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Setelah memainkan Memory berulang kali, akhirnya kami melanjutkan memainkan Sevens.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Siapa yang memilikinya? Siapa yang memiliki empat air?” Gumam Noa sambil membandingkan kartu yang dipegangnya dan yang ada di meja. Dia terus-menerus harus lulus karena dia tidak bisa menggunakan kartunya. “Aku tidak bisa menggunakan satu, dua, atau tiga air aku…”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Itu yang dia punya? Kamu… tidak seharusnya mengucapkan kartu itu dengan lantang. Inti dari Sevens adalah menghindari penggunaan kartu kunci sampai akhir. Jika Kamu mengungkapkan apa yang Kamu butuhkan, tidak ada yang akan meletakkan kartunya…atau setidaknya aku tidak mengerti mengapa mereka melakukannya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Oh, aku memilikinya. Aku akan menurunkan air keempat itu!” kata Fina, dan dia melakukan hal itu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Eh. Kamu… tidak seharusnya melakukan itu. “Buh—Fina. Itu bukan caramu bermain.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Tapi Nona Noa bilang…” Fina dengan nada meminta maaf memkamung ke arah Noa. Kurasa inilah yang terjadi ketika bangsawan dan rakyat jelata bermain kartu bersama.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Untuk Memory, Kamu bermain melawan kemampuan pikiranmu sendiri. Namun untuk Sevens, Kamu seharusnya menahan angka-angka yang dibutuhkan orang lain, sambil mendorong permainan ke arah yang Kamu inginkan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dalam permainan tentang menahan orang lain, Fina tertarik untuk membantu Noa. Sevens bukanlah permainan Fina.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tapi itu tidak akan menjadi permainan beneran jika terus begini. “Noa, kamu tidak diperbolehkan mengatakan kartu mana yang kamu inginkan dengan lantang!” Aku menunjuknya dengan boneka beruangku.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ah, tapi…”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Fina, kamu seharusnya berkompetisi, jadi kamu tidak bisa menyerah begitu saja padanya.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Aku minta maaf…"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Jika Fina tidak mengetahui kartu yang diinginkan Noa, setidaknya Fina tidak akan bisa memainkan kartu tersebut.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Bahkan Fina sekarang, yang awalnya bersikap canggung, terus menyadari kami sedang berkompetisi dan mulai menikmati permainan. Noa juga menikmati permainannya, karena sekarang sudah adil.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Ha ha. Inilah beruang raja api!” Noa tampak pusing. “Sekarang aku bisa memainkan kartu as.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Itu adalah aturan tambahan. Ketika seseorang berperan sebagai raja, Kamu bisa memainkan kartu as. Aku telah menambahkan aturan untuk membuatnya lebih mudah.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku mengejar Noa dan memainkan kartu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Shuri melihat kartunya. “Ah, aku tidak bisa memainkannya.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kalau begitu aku akan bermain,” kata Fina.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Noa melanjutkan, dan kami melanjutkan, masing-masing memainkan kartu kami.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Akhirnya Noa memainkan kartu terakhirnya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Aku menang!" Noa sangat gembira—dia mampu bersaing secara nyata, dengan caranya sendiri. Ini bukan berarti mengambil jalan pintas atau mendapatkan keuntungan dari kaum bangsawan, tapi sebuah kemenangan dalam persaingan yang setara.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Semua orang sedang menyusun strategi, jadi sekarang segalanya menjadi menarik. Lagipula, tidak ada kesenangan dalam menang melawan seorang pemula.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Seiring waktu, kami menambahkan joker, bersama dengan beberapa aturan khusus lainnya. Seorang joker dapat ditempatkan di samping urutan apa pun, yang membuat segalanya menjadi lebih menarik. Jika joker dimainkan, maka orang yang memiliki kartu yang masuk ke tempat itu harus mengeluarkan kartu tersebut.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Setelah itu kami bermain Daifugo hingga makan malam.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ketika aku melihat ke luar lagi, hujan telah berlalu. Sepertinya kita akan baik-baik saja besok.</span></div><div><br /></div></div><div><br /></div><div><br /></div><div><div style="font-family: "times new roman"; text-align: center;"><span style="font-size: large;"><a href="https://www.isekaichan.com/2024/02/kuma-kuma-kuma-bear-light-novel-bahasa-indonesia-volume-11-chapter-272.html">PREVIOUS CHAPTER</a> </span><span style="font-size: x-large;"> </span><span style="font-size: large;"><a href="https://www.isekaichan.com/p/kuma-kuma-kuma-bear-light-novel-bahasa.html">ToC</a> <a href="https://www.isekaichan.com/2024/03/kuma-kuma-kuma-bear-light-novel-bahasa-indonesia-volume-11-chapter-274.html">NEXT CHAPTER</a></span></div><div style="font-family: "times new roman"; text-align: left;"><span style="font-size: large;"><br /></span><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="font-family: "times new roman"; text-align: left;"><div style="text-align: justify;"><span><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="font-size: large;">TL: Hantu</span></span></span></div></div></div></div>Hantuhttp://www.blogger.com/profile/14707081111443387734noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2837239695577548178.post-20719800729789870122024-02-29T12:18:00.001+07:002024-03-07T14:12:40.504+07:00Honzuki no Gekokujō - Putri Seorang Prajurit Light Novel Bahasa Indonesia Volume 01 - Chapter 1: Kehidupan Baru<p style="text-align: center;"><span style="font-size: xx-large; text-align: center;">Volume 01</span></p><p style="text-align: center;"><span style="font-size: x-large;">Chapter 1: Kehidupan Baru</span></p><div style="text-align: center;"><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEis5iSEmjYt0XcX6oIIIDxBRMrDAFv5tk59wDWpgrk58tQW13LVWia-E9EqjGYmil1CRXP6WtmnU-atkleaDeswXzdAei8tXAv4ujUtzI-dpUGsllsnjaDB8I5ym4-sE1QVJ1EFVMV_nFfhFWXj8TLZUAZ0MKYihP3HtgrN6UzrOkCjpgpfYCvAna3wGA0/s1976/Cover.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1976" data-original-width="1400" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEis5iSEmjYt0XcX6oIIIDxBRMrDAFv5tk59wDWpgrk58tQW13LVWia-E9EqjGYmil1CRXP6WtmnU-atkleaDeswXzdAei8tXAv4ujUtzI-dpUGsllsnjaDB8I5ym4-sE1QVJ1EFVMV_nFfhFWXj8TLZUAZ0MKYihP3HtgrN6UzrOkCjpgpfYCvAna3wGA0/w455-h640/Cover.jpg" width="455" /></a></div><br /></div><div style="text-align: justify;"><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><div><span style="font-size: large;"><i>... Panas sekali. Aduh sakit sekali. Aku benci semua iniiii.....</i></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Suara seorang anak kecil melintas di benak kepalaku, dia merasa sangat kesakitan dan perih.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Oke, memangnya kau mau aku melakukan apa agar rasa sakitnya hilang? </span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku tidak tahu harus berbuat apa, namun suara dia semakin mengecil.</span></div><div><span style="font-size: large;">Ketika aku sudah tidak bisa mendengar suara anak itu, terjadi letusan dari gelembung melingkar yang menyelimutiku, aku merasa kesadaranku mulai kembali.</span></div><div><span style="font-size: large;">Disaat yang bersamaan, aku merasakan panas dari demam dan rasa sakit yang menjulur ke semua bagian tubuhku, rasa seperti aku terkena influenza. Aku mengangguk dan setuju dengan pendapat anak tadi, <i>Ini memang rasanya panas dan perih sekali. Aku benci ini juga.</i></span></div><div><span style="font-size: large;">Namun, anak tadi tidak membalas perkataanku.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku merasa sangat panas. Aku mencoba bergeser di sekitar kasur untuk mencari bagian kasur yang masih dingin. Mungkin akibat demam ini, aku tidak bisa menggerakkan tubuhku sesuai keinginanku. Tapi tetap mencoba untuk bergeser, lalu disaat aku mencoba itu, ada suara seperti kertas dan jerami yang saling bergesek di bawahku.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“... Suara apa itu tadi?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tenggorokanku pasti serak sebab demam, tapi suara yang muncul dari mulutku terdengar layaknya anak-anak dengan nada suara yang tinggi. Sudah jelas ini bukan suaraku, tetapi ini terdengar seperti suara anak kecil tadi yang barusan aku dengar.</span></div><div><span style="font-size: large;">Aku membuka kelopak mataku yang terasa berat ini perlahan-lahan, sebenarnya aku ingin tetap tidur sebab demam ini membuat tubuhku terasa sangat lesu, tapi aku tidak bisa diam dengan kasur yang kugunakan ini tidak seperti biasanya dan suara yang muncul dari diriku bukanlah suara asliku.</span></div><div><span style="font-size: large;">Demam yang kualami pasti sangat parah, sebab mataku penuh dengan air dan pandanganku tidak bisa fokus. Untung saja, berkat air mata yang terus bergenang ini menjadi pengganti lensa dari kacamata yang perlu aku gunakan, aku bisa melihat lebih jauh dari biasanya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Apa?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Anehnya, aku melihat tangan kecil dari tubuh seorang anak kecil yang sedang sakit dalam keadaan berbaring. Aneh sekali. Tanganku seharusnya terlihat lebih besar dari tangannya. Aku memiliki tangan berukuran orang dewasa, bukan tangan anak kecil dan kekurangan gizi.</span></div><div><span style="font-size: large;">Aku bisa menggerakkan tangan anak kecil itu layaknya ini tanganku, aku mengepalkan kemudian membukanya kembali. Tubuh yang bisa aku gerakan sesuai keinginanku bukanlah tubuh asliku. Angin kejutan dari kejadian aneh ini membuat mulutku kering.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“... Ada, apa ini?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku pastikan sedikit air mata yang mengalir dari mataku, aku melirik ke sekitar dalam keadaan kepala tetap diam. Tidak perlu waktu lama-lama untuk menyadari aku tidak berada di kamarku. Kasur di bawah yang kugunakan sangat keras dan kekurangan busa, ini terbuat dari semacam gumpalan benda kasar dan keras. Selimut yang dilebarkan di atasku memiliki bau yang aneh, dan sekujur tubuhku terasa gatal seperti ada serangga atau kutu kasur yang hinggap pada tubuhku.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Tunggu, dulu... Aku ada dimana?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Terakhir kali aku ingat sedang dihantam oleh runtuhan banyak buku, sepertinya aku tidak dapat diselamatkan tepat waktu atau sebelum menghembuskan nafas terakhir. Apabila berhasil, aku sangat yakin tidak ada rumah sakit di Jepang yang menyediakan pelayanan kasur kotor seperti ini pada pasiennya. <i>Apa yang sebenarnya terjadi?</i></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku... pasti sudah mati, iya, kan?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Semua fakta mengatakan iya. Aku mati dalam keadaan dihantam oleh banyak buku. Gempa bumi yang terjadi kurang lebih sekitar tiga atau empat skala Richter. Gempa sebesar itu tidak akan membuat orang mati. Itu berati, kematianku pasti akan menjadi sebuah berita, yang dikemas, “Menjelang kelulusannya, seorang mahasiswi ditemukan tewas sebab tertimpa tumpukan buku di rumahnya,” oleh media.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><i>... Memalukan sekali! Aku mati dua kali di hari itu, mati secara fisik dan juga sosial.</i> Aku merasa sangat malu sampai ingin berguling-guling di kasur, tapi khawatir rasa sakit dan pusing dikepala bertambah, jadi aku putuskan untuk menepakkan kedua tanganku pada wajahku.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Yah, aku memang pernah bercanda mengenai ini. Aku memang memikirkan kejadian ini, bila aku dihadapkan dengan kematian, maka aku memilih mati ditimpa banyak buku. Justru, aku lebih memilih ini terjadi daripada mati perlahan di atas kasur rumah sakit.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tapi semua ini seharusnya tidak terjadi. Aku ingin mati dalam keadaan senang, hidupku berakhir dengan ditemani banyak buku. Jujur saja, aku tidak mengira gempa terjadi dan buku di atasku jatuh menimpaku sampai mati.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ini terlalu kejam. Aku baru saja diterima kerja. Oooh, aku rindu perpustakaan kampus....”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Sekarang ini sedang marak tingginya tingkat pengangguran, dalam masa itu aku berhasil mendapatkan pekerjaan di perpustakaan kampus. Dimulai dari nekat dan tekad kuat untuk memenuhi hidup bahagiaku, yaitu hidup dikeliling banyak buku, aku berhasil menuntaskan ujian dan wawancara yang diperlukan agar bisa diterima. Pekerjaan mengurusi buku akan mengambil banyak waktu kerja dibanding pekerjaan lainnya, perpustakaan yang aku lamar juga memiliki banyak buku dan dokumen lama.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ibu aku, yang selama ini mengkhawatirkan masa depanku nanti, mulai menangis begitu dia mendengar berita diterimanya aku di sana. “Kamu hebat sekali. Urano, akhirnya kamu menemukan tempat kerja yang sesuai dengan mintamu, bagus. Ibu bangga sekali padamu,” katanya, dalam keadaan air mata yang menetes. Sehari setelah itu, aku terkena bencana dan mati?</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku terbawa dalam arus pemikiran yang menunjukkan isak tangis ibu aku setelah tahu anaknya mati karena hal itu. Beliau, adalah sosok ibu yang tak akan pernah aku temui lagi, pasti marah juga padaku. Aku bisa yakin dia pasti akan mengeluh keras, “Sudah berapa kali Ibu bilang padamu, kamu harus mengurangi sedikit jumlah buku yang kamu simpan?!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Maafkan aku, Ibu...” dengan susah payah aku angkat tanganku yang terasa berat untuk mengusap air mataku.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dengan usaha keras, aku perlahan-lahan mengangkat kepalaku dan menggerakkan tubuhku yang panas ini agar bisa duduk dan melihat-lihat isi kamar ini, aku ingin tahu keadaan kamar ini sebaik mungkin, aku abaikan perasaan rambutku yang menempel di leher yang berkeringat. Dalam kamar ini ada sedikit keranjang untuk menyimpan barang dan dua meja, dan ada satu kasur lagi, yang masing-masing dipasangkan seprai kotor. Sayangnya, aku tidak melihat adanya lemari buku.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku tidak melihat ada buku... Mungkin ini hanyalah mimpi buruk? </span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Mati dalam mimpi buruk? Jika ada satu dewa yang mengabulkan keinginanku dan mereinkarnasikan diriku, harusnya ada buku yang dekat denganku sekarang ini. Keinginanku adalah untuk tetap bisa membaca buku jika aku dilahirkan kembali. Aku melanjutkan berpikir dalam keadaan tubuh panas dan kepala pusing, lalu aku melihat ke atas dan menemukan sarang laba-laba yang tergantung di langit-langit kamar yang hitam karena endapan dari asap jelaga.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Lalu, tak lama kemudian, pintu kamar terbuka dan seorang wanita datang masuk. Mungkin dia masuk karena mendengar gerakanku duduk, atau karena mendengar aku bicara pada diriku sendiri. Ya, mau apapun alasannya, dia ini wanita yang cantik memakai kain segitiga diikat menutupi rambutnya, dia ini terlihat berumur dua puluh tahun ke atas. Wajahnya cukup cantik, tapi sayangnya kotor. Saking kotornya sampai aku kira dia ini orang terlantar yang aku melihat ada di jalanan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku tidak tahu siapa wanita ini, tapi dia seharusnya membersihkan wajahnya dan memastikan dirinya tampil bersih. Dia membuat sia-sia kecantikan yang dia miliki.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Myne, %&$#+@*+#%?”</span></div><div><span style="font-size: large;">“Ahaaaa!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Momen saat aku mendengar ucapan aneh dari wanita itu, luapan mental dan ingatan yang aku seperti pernah kualami, namun itu bukan milikiku, ingatan-ingatan itu masuk ke dalam pikiranku. Dalam hitungan detik, semua ingatan dari tahun ke tahun milik gadis bernama Myne memasuki data ingatanku dan memenuhi otaku, itu membuatku secara refleks memegangi kepalaku seperti ketakutan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Myne, kamu baik-baik saja?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><i>Bukan, aku bukan Myne!</i> Aku ingin menentang itu, tapi tidak bisa. Aku terbebani oleh perasaan aneh yang aku alami, kamar kotor dan dua tangan yang lemah ini, terasa begitu familier bagiku. Aku terdiam terkejut karena ucapan aneh yang sebelumnya tidak aku mengerti jadi aku pahami sepenuhnya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Luapan informasi ini membuatku panik, semua yang aku ketahui atas terjadinya ini adalah, satu fakta pasti: Kamu bukan Urano lagi. Sekarang kamu adalah Myne.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Myne? Myne?” </span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Wanita itu memanggilku berkali-kail, dengan nada khawatir, tapi bagiku dia ini adalah orang asing. Mungkin, seharusnya begitu tadi, tapi aku tidak tahu, entah kenapa aku merasa kenal dia. Bukan itu saja, aku merasa menyayanginya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Perasaan sayang ini aneh dan tidak aku ketahui. Tapi rasa ini bukan milikku. Aku masih belum bisa terima untuk menerima sepenuhnya bahwa ternyata wanita yang ada di hadapanku ini adalah ibuku. Dalam perasaanku menolak rasa sayang ini berlangsung, wanita itu terus memanggil namaku. Myne.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“... Ibu.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ketika aku melihat ke atas pada wanita asing yang belum pernah aku temui sebelumnya dan aku berhenti hidup sebagai Urano dan berubah menjadi Myne di saat aku memanggilnya “Ibu”.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kamu baik-baik saja? Sepertinya kamu masih pusing kepala ya.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku secara alami tidak mau bersandar pada ibuku, dia bukan ibu, karena ibu yang aku kenal ada dalam ingatanku, aku bersandar ke belakang dan jatuh ke kasur bau untuk menjauhkan diri dari raihan tangannya. Aku lalu tutup mata sepenuhnya untuk menghitamkan segala yang aku lihat.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“... Kepalaku masih pusing. Aku mau tidur.”</span></div><div><span style="font-size: large;">“Baik. Istirahat yang baik, sayang.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku menunggu Ibu keluar kamar sambil berpikir sebisa mungkin untuk memahami situasi sekarang. Kepalaku pusing sekali karena demam ini, selain itu aku tidak bisa tidur dengan tenang karena rasa panik yang aku alami sekarang.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku tidak tahu kenapa semuanya malah jadi seperti ini. Tapi lebih penting berpikir gerakan selanjutnya, dari pada terjebak dalam masa lalu. Mengetahui mengapa ini terjadi tidak mengubah fakta bahwa aku harus berbuat sesuatu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Jika aku tidak memakai ingatan Myne untuk mengerti situasiku sekarang ini, maka keluargaku akan curiga. Aku mulai perlahan mencerna segala ingatan yang dimiliki Myne. Aku berusaha sebisa mungkin untuk mengingat semuanya, tapi ingatan yang dia miliki hanya sebatas sampai gadis kecil yang tidak mengerti banyak kosa kata. Dia tidak sepenuhnya mengerti apa yang dikatakan Ibu dan Ayah, jadi tidak banyak yang dia ketahui. Kosakata yang aku tahu sangat sedikit, lebih dari setengah ingatan ini tidak berguna.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aduh, bagaimana ini...?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dari ingatan visual miliknya, aku yakin pada sejumlah hal: Satu, keluargaku terdiri dari empat anggota jiwa: Ibu, Effa; kakak perempuan, Tuuli; dan ayah, Gunther. Rupanya ayah kerja jadi tentara atau sejenisnya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Yang paling mengejutkan adalah, dunia ini bukan dunia yang aku kenal. Ingatanku soal ibu yang selalu memakai kain bandana, dia ternyata punya rambut berwarna hijau muda, warnanya seperti warna giok terbaik. Warnanya itu tidak seperti diwarnai hijau. Dia memang punya warna rambut hijau. Warna hijau itu begitu nyata sampai-sampai aku ingin menariknya untuk memastikan dia tidak pakai wig.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Untuk keluargaku yang lain, Tuuli punya warna rambut hijau dan ayah berambut biru. Sedangkan aku punya rambut warna biru tua. Aku tidak tahu aku harus senang karena warna rambutku masih mendekati hitam yang aku miliki sebelumnya atau sedih karena tidak berwarna hitam.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Rupanya tidak ada kaca cermin dalam bangunan ini, tempat ini semacam apartemen, rumah kami berada di lantai atas. Jadi mau sedalam apapun aku cari di ingatanku, aku tidak tahu penampilan aku selain yang bisa aku lihat tanpa cermin. Jika aku tebak dari apa yang aku lihat dari kedua orang tuaku dan Tuuli, aku bisa bilang tampilanku tidak termasuk buruk. Tapi ya, penampilanku bukan masalah selama aku bisa membaca buku, jadi aku tidak begitu peduli soal itu. Penampilanku waktu dulu sebagai Urano tidak begitu luar biasa. Jadi aku bisa hidup tanpa harus menjadi wanita cantik.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Haaah. Sumpah, ingin sekali aku baca buku. Aku merasa akan hilang penyakit demam ini begitu aku pegang buku.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><i>Aku bisa hidup di mana saja selama aku punya buku. Aku pastikan bisa bertahan. Jadi aku mohon. Banyak buku. Biarkan aku punya buku. </i>Aku menempatkan jari di dagu dan mulai mencari buku dalam ingatanku.<i> Hmm. Aku penasaran, di manakah semua buku-buku mereka sembunyikan.</i></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Myne, kamu bangun?” Seperti sengaja mengganggu jalan pikirku, seorang gadis kecil yang terlihat berumur tujuh tahun masuk ke dalam kamar.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dia adalah Tuuli, kakakku. Rambut hijaunya, diikat kepang namun tidak begitu rapi, rambutnya terlihat kering jadi aku bisa bilang dia tidak keramas rambutnya. Sama halnya dengan Ibu, aku harap dia juga mencuci wajahnya. Dia juga membuang tampilan cantiknya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Mungkin karena tempat lahirku di Jepang, aku jadi punya pikiran itu, karena di negara itu aku mendapati kebersihan yang melekat bahkan sering dijadikan contoh oleh negara lain. Tapi bukan itu yang aku pedulikan. Karena ada hal penting lain yang perlu aku utamakan di dunia ini. Dan sekarang lah, hal penting itu yang aku perjuangkan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Tuuli, boleh aku minta kamu bawakan aku (buku)?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kakakku sudah masuk usia yang cukup untuk membaca buku, jadi aku yakin sekali pastinya ada satu lusin buku bergambar yang ada di sekitar kami. Aku masih bisa membaca buku meski aku sedang dalam keadaan sakit dan harus berbaring di kasur. <i>Sudah menjadi sebuah keajaiban bisa terlahir kembali seperti ini, karena aku lebih memperhatikan banyak buku yang bisa aku baca dari dunia ini. </i></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Namun tak ada keberuntungan, Tuuli hanya melihatku dengan wajah bingung padahal aku sudah tersenyum manis padanya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Huh? Apa itu (buku)?”</span></div><div><span style="font-size: large;">“Kamu tidak tahu....? Ummm, buku itu berisi (kata-kata) dan kalimat yang (dituliskan). Ada juga yang berisi (ilustrasi).”</span></div><div><span style="font-size: large;">“Myne, kamu bilang apa tadi? Bisa kamu ucapkan dengan baik?”</span></div><div><span style="font-size: large;">“Sudah aku bilang, (buku)! Aku ingin (buku bergambar).”</span></div><div><span style="font-size: large;">“Iya, itu benda apa? Aku tidak mengerti apa yang kamu ucapkan.” Ternyata, kata yang aku sebut tadi tidak ada dalam ingatan Myne, jadi terlontarkan dalam bahasa Jepang, karena itulah kenapa Tuuli menggeleng-gelengkan kepalanya kebingungan, tak peduli mau sejelas apa aku beritahu dia.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aaah, hadeh! (Kerja kek, penerjemah otomatis!)”</span></div><div><span style="font-size: large;">“Apa yang membuatmu marah, Myne?”</span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku tidak marah. Aku hanya merasa pusing.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><i>Rupanya tugas pertamaku adalah untuk memperhatikan semua yang dikatakan orang-orang dan mempelajari kata bahasa dunia ini sebanyak mungkin. Dibantu otak muda Myne dan akal dan ilmu yang aku dapatkan saat berkuliah, mempelajari bahasa ini sudah pasti mudah. Aku harap... mudah.</i></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Sewaktu dulu aku masih jadi Urano, aku belajar keras agar bisa memahami bahasa asing dengan memegangi buku kamusnya. Jika aku anggap belajar bahasa dunia ini berarti membaca buku dunia ini, maka aku tidak keberatan dengan usaha yang harus kulakukan. Kecintaan dan gairahku membaca buku sangatlah besar, sampai menjauhkan aku dari orang-orang.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“.... Kamu kesel karena kamu masih sakit demam?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tuuli meletakan tangannya yang kotor di dahiku, dia sepertinya berusaha mengukur panas demamku. Aku secara langsung memegang tangannya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku masih sakit, nanti kamu bisa tertular.”</span></div><div><span style="font-size: large;">“Iya, betul. Aku akan berhati-hati.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Syukurlah. Dengan bertingkah memperhatikan kesehatannya, aku bisa menghindar dari hal yang tidak aku suka. Aku berhasil selamat dari tangan kotor Tuuli memakai metode terkini yang sering digunakan orang dewasa. Dia bukan kakak yang jahat, tapi aku tak mau dia menyentuhku sebelum dia bersih-bersih diri. Itulah yang aku pikirkan, sebelum akhirnya aku lihat ke bawa dan mengeluh pada diriku sendiri karena tanganku yang kotor.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Haaah. Aku ingin (mandi). Kepalaku gatal sekali.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Di momen aku berguam itu, ingatan Myne memberitahuku berita yang tidak menguntungkan: Jumlah air yang bisa aku dapatkan untuk mandi hanya satu ember, dan aku hanya bisa merendam kepalaku di ember itu, sedangkan untuk badan, pakai kain basah untuk membersihkan badan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><i>Tidaaak! Itu bukan mandi. Dan, tidak ada tempat buang air?! Hanya sebatas buang di kendi?! Yang benar saja. Kepada dewa-dewi yang membawakan aku kemari... aku ingin hidup di tempat yang modern dan akses yang mudah dijangkau.</i></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Lingkungan aku tinggal sangat buruk, jujur saja ini membuatku ingin menangis. Sewaktu jadi Urano, aku hidup di keluarga yang biasa-biasa saja. Aku tidak pernah sama sekali mendapati masalah kekurangan makan, pakaian, kamar mandi yang layak atau sulit mendapatkan buku. Kehidupan baru ini, punya kualitas hidup yang benar-benar turun jauh sekali.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku... rindu Jepang. Di sana penuh sekali dengan hal-hal luar biasa yang aku ingin terjadi. Kain seprei lembut, kasur yang nyaman, buku, buku, buku... tapi mau sebanyak apapun aku mengingat itu semua, aku tidak punya pilihan lain selain menjalani hidup di dunia baru ini. Menangisi nasib tidak akan membawaku kemana-mana. Aku harus ajari keluargaku pentingnya menjaga kebersihan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dari yang bisa aku ceritakan dalam ingatanku, Myne adalah gadis lemah yang sering sekali kena demam dan menghabiskan harinya di kasur, berbaring karena sakit. Banyak sekali ingatan yang dia rasakan di sekitar kasur ini. Jika aku tidak memperbaiki lingkungan aku hidup sekarang, aku mungkin akan mati tak lama setelah ini. Aku bisa mengira-ngira dari keadaan miskin dan sakit seperti ini, perawatan medis sebisa mungkin mereka hindari.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">... Aku harus membersihkan kamar ini dan cari cara agar bisa mandi sesegera mungkin. Aku termasuk seorang pemalas, jadi sering kali aku menghindar dari tugas bantu bersih-bersih rumah, padahal sudah ada alat elektronik yang bisa aku pakai. Aku lebih memilih membaca buku daripada membantu ibuku bersih-bersih rumah. Apa aku bisa menjalani semua itu di sini?</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku menggeleng-gelengkan kepalaku untuk mengeluarkan semua itu dari pemikiranku. Tidak, tidak semuanya. Seperti yang aku bilang tadi, sebuah keajaiban aku direinkarnasikan. Aku harus punya pemikiran ke yang lebih positif. Beruntungnya aku! Bisa baca buku-buku yang tidak pernah ada di bumi! ... Nah. Aku kembali bersemangat lagi.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Hal pertama, agar aku bisa baca buku tanpa ada masalah, aku harus menjaga kesehatan tubuhku. Aku perlahan menutup mata agar aku bisa beristirahat. Dalam keadaan kesadaranku menurun, satu ide memenuhi pemikiranku:</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><i>Aku tidak peduli jadinya. Sekarang ini, aku hanya ingin segera bisa membaca buku. Aaah, kepada dewa dewi yang mengirim saya ke sini, mohon berbelas kasihlah kepada saya dan tolong saya mohon kabulkanlah keinginan saya, saya mohon beri saya satu buku! Saya tahu yang saya minta berlebihan, tapi bolehkah saya juga meminta perpustakaan besar yang berisikan banyak buku</i>.</span></div></div><div><br /></div><div><br /></div><div><div><br /></div><div><div style="font-family: "times new roman"; text-align: center;"><span style="font-size: large;"><a href="https://www.isekaichan.com/2024/02/Honzuki-no-Gekokujo-Putri-Seorang-Prajurit-Light-Novel-Bahasa-Indonesia-Volume-01-Prolog.html" style="background-color: white; font-family: Hannari;">PREVIOUS CHAPTER</a> <a href="https://www.isekaichan.com/p/honzuki-no-gekokujo-light-novel-bahasa.html">ToC</a> <a href="https://www.isekaichan.com/2024/03/Honzuki-no-Gekokujo-Putri-Seorang-Prajurit-Light-Novel-Bahasa-Indonesia-Volume-01-Chapter-2.html">NEXT CHAPTER</a></span></div><div style="font-family: "times new roman"; text-align: left;"><span style="font-size: large;"></span><br /></div><div style="font-family: "times new roman"; text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;"><div style="text-align: justify;"><div style="text-align: left;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span><span><span><span style="font-family: "times new roman";"><span>TL</span><span>: </span></span></span></span></span></span><span style="font-size: large;">Bajatsu</span></div></div></div></div></div></div></div>Mustajabhttp://www.blogger.com/profile/13635644967019090402noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2837239695577548178.post-31541022498399751012024-02-29T00:10:00.004+07:002024-02-29T00:10:53.682+07:00Rokka no Yuusha Light Novel Bahasa Indonesia Volume 6 : Chapter 1. Skema<p style="text-align: center;"><span style="font-size: x-large;">Volume 6 </span></p><p style="text-align: center;"><span><span style="text-align: left;"><span style="font-size: large;">Chapter 1. Skema </span></span></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><div class="separator" style="clear: both;"><div class="separator" style="clear: both;"><div class="separator" style="clear: both;"><div class="separator" style="clear: both;"><div class="separator" style="clear: both;"><div class="separator" style="clear: both;"><div class="separator" style="clear: both;"><div class="separator" style="clear: both;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiU_ZokSF4Y4w-MiIEEqzVq_qoxKj0tdmby7yGHe4GRzruXE9_ZS-3ChNMGKmYdYTSX6b5EyTx23mHpfZOAqH3qpIfNuA7Bx7bEZzqOX4QKQ0PLXGA5cTKMzmr9i2xP98mT963milZlS3WUMWlZkmQwExhOE5mepO5tfrhYw-NCCgdGcqLh8Yf_CPXEdHY/s864/Picture3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="864" data-original-width="624" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiU_ZokSF4Y4w-MiIEEqzVq_qoxKj0tdmby7yGHe4GRzruXE9_ZS-3ChNMGKmYdYTSX6b5EyTx23mHpfZOAqH3qpIfNuA7Bx7bEZzqOX4QKQ0PLXGA5cTKMzmr9i2xP98mT963milZlS3WUMWlZkmQwExhOE5mepO5tfrhYw-NCCgdGcqLh8Yf_CPXEdHY/s16000/Picture3.jpg" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div><div style="text-align: justify;"><div><span style="font-size: large;">Saat itu sudah larut malam pada hari kedelapan belas sejak kebangkitan Majin. Di wilayah tengah-utara Negeri Raungan Iblis, jauh di dalam Pegunungan Pingsan, seekor iblis berdiri di atap Kuil Takdir. Itu adalah iblis serigala dengan tentakel yang tumbuh di punggungnya. Di mulutnya, ia membawa pohon ara yang tumbuh tanaman merambat yang panjang.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tgurneu saat ini menggunakan iblis serigala ini sebagai tubuhnya. Tgurneu melihat ke bawah ke arah hutan yang bergemuruh dengan barisan lebih dari delapan ratus iblis, pasukan yang mengejar Pahlawan Enam Bunga. Dari tanda-tanda di kuil, dapat diketahui bahwa mereka belum berlari jauh.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Laporan!" Seekor burung iblis menukik turun dari langit dan hinggap di dekat Tgurneu. Itu adalah spesialis nomor dua, yang bertugas sebagai utusan dan pengintai Tgurneu, salah satu dari sedikit iblis yang mengetahui semua rencana Tgurneu. “Enam Pahlawan telah terpecah menjadi dua kelompok, keduanya sedang terpisah: Häns dan Chamo di utara—dan para Pahlawan yang tersisa bersama Dozzu dan Nashetania di barat. Black Barrenbloom aman dan sehat, dan tidak ada tanda-tanda sang ketujuh telah terungkap!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Setelah mendengar laporan itu, Tgurneu mengangguk dalam. “Lihat, nomor dua? Rencananya telah berjalan seperti yang aku katakan, bukan? Fremy pasti selamat, dan sang ketujuh masih belum diketahui.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“…Saya bodoh. Saya kagum dengan wawasan Anda yang tajam, Komandan.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kau tidak percaya pada kekuatan cinta—dan kau harus percaya, jika kau ingin tahu siapa yang akan diuntungkan dalam pertempuran ini,” kata Tgurneu sambil tersenyum.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Sore sebelumnya, mereka menerima laporan bahwa Pahlawan Enam Bunga, bersama Dozzu dan Nashetania, sedang menuju ke Kuil Takdir. Nomor dua takut jika para Pahlawan berhasil mencapai Kuil Takdir, kekuatan Black Barrenbloom akan terungkap atau para Pahlawan mungkin akan mengetahui bahwa itu adalah Fremy.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tapi Tgurneu tidak kecewa sama sekali—bukan karena mereka menaruh kepercayaannya pada nomor sembilan yang menjaga kuil atau teka-teki identitas Fremy. Itu karena Tgurneu percaya pada Adlet Mayer, pria terkuat di dunia. Dan sepertinya Adlet telah memberikan semua yang Tgurneu harapkan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Nomor tiga puluh baru saja mengirim pesan kepada Tgurneu untuk memberi tahu komandan tentang situasi di dalam kuil. Berdasarkan perilaku para Pahlawan saat ini, Tgurneu dapat menyimpulkan apa yang telah terjadi.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Meskipun Pahlawan berhasil mengetahui bahwa Fremy adalah Black Barrenbloom, Adlet telah menyusun rencana untuk menipu mereka. Setelah itu, Adlet kemungkinan besar menuduh Hans atau Chamo sebagai sang ketujuh. Hal ini menempatkan Hans dan Chamo dalam posisi genting, memaksa mereka untuk meninggalkan kelompok.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Bahkan Tgurneu tidak dapat membayangkan bagaimana Adlet melakukannya. Tapi selama dia berhasil menjaga keamanan Fremy, itulah yang penting.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Tapi ini agak merepotkan,” kata Tgurneu. Rencana awalnya adalah menunggu hingga Black Barrenbloom benar-benar menyerap kekuatan lambang Pahlawan. Kemudian semua Pahlawan Enam Bunga (selain Fremy) akan mati karena racun Majin tanpa mengetahui kebenarannya. Tapi para Pahlawan telah mengetahui kekuatan Black Barrenbloom, jadi sekarang, mereka akan melakukan apa saja untuk menghentikannya. Pilihan mereka adalah membunuh Fremy, tubuh Black Barrenbloom, atau membunuh aktivatornya—Tgurneu sendiri.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tgurneu yakin Fremy tidak akan mati. Adlet akan mengemukakan cerita untuk meyakinkan mereka bahwa mereka tidak bisa membunuh Fremy, yang akan membuat mereka hanya punya satu pilihan mulai saat ini: mencurahkan seluruh kekuatan mereka dalam upaya membunuh Tgurneu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Sejauh ini, para Pahlawan telah menghindari pertarungan langsung, tapi segalanya akan berbeda sekarang. Mereka pasti akan menantang Tgurneu dan bersiap berkorban jika perlu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Komandan Tgurneu, kenapa Anda tidak berpisah dari prajurit dan bersembunyi? Kita hanya memerlukan satu atau dua hari lagi, hingga Barrenbloom selesai menyerap kekuatan Lambang Enam Bunga. Jika Anda bisa menghindarinya sampai saat itu, Anda akan menang,” kata spesialis nomor dua.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tgurneu menggelengkan kepalanya. “Rencana itu terlalu pasif. Kita tidak tahu komplikasi apa yang mungkin timbul saat ini. Kejadian tak terduga mungkin membawa para Pahlawan ke tempat persembunyianku. Sesuatu mungkin terjadi yang bahkan mencegah Adlet menjaga Fremy tetap aman. Meskipun kemungkinan terjadinya yang terakhir sangat rendah… kemungkinan yang pertama sangat mungkin terjadi.” Sambil tersenyum, Tgurneu melebarkan tentakelnya. “Aku tidak akan lari. Aku akan menemui musuh kita, bersama dengan pasukanku. Aku akan memberi mereka kehormatan untuk bertemu dengan mereka dalam perjuangan terakhir mereka yang tidak berguna.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Nomor dua mengangguk.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kirimkan seratus elit ke Hans dan Chamo. Yang perlu kau lakukan hanyalah memperlambatnya. Tentu saja, akan sulit untuk membunuh Pahlawan terkuat dengan hanya seratus prajurit. Aku akan memerintahkan tujuh ratus sisanya untuk melawan para Pahlawan lainnya yang melarikan diri ke barat.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku harus bersiap untuk pertarungan terakhir kita, lho. Aku akan sibuk.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Nomor dua hendak lepas landas dan meneruskan perintah ke rantai komando ketika Tgurneu menghentikannya. “Ups, tunggu. Kau dapat menyerahkan tugas utusan kepada iblis lain. Kau memiliki peran yang lebih penting.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“…Y-ya, Komandan?” Nomor dua agak bingung.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Lambat dalam penyerapannya, seperti biasa, pikir Tgurneu. “Ada sesuatu yang jauh lebih penting daripada mempersiapkan pertarungan terakhir, bukan? Apakah kau tidak tahu apa itu?</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ketika Tgurneu memberikan perintah nomor dua, mulut iblis udara itu terbuka lebar. Tampaknya bingung, tidak dapat memahami maksud dari instruksi ini.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ya ampun. Burung ini tidak ada harapan? pikir Tgurneu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tiga iblis sudah dekat di belakang mereka. Saat Fremy membidik, Adlet berbisik padanya, “Jangan tembak. Bom juga jangan. Suara itu akan menunjukkan lokasi kita.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dia menurunkan senapannya, dan ketika ada iblis yang menyerbu ke arahnya, dia malah menendang wajahnya. Itu terhantam ke belakang menuju area bilah pedang yang memotongnya menjadi pita.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Jangan berteriak, Rolonia,” perintah Adlet. “Dan, Dozzu, kau juga jangan menyerang. Saat ini, rencananya adalah menghindari deteksi dan melarikan diri.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Goldof menghindari mengeluarkan suara apa pun saat dia menghabisi kelompok pengejarnya. Fremy bahkan tidak melihat mayat-mayat itu, hanya fokus untuk melarikan diri.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tidak lama setelah para Pahlawan meninggalkan Kuil Takdir, pasukan Tgurneu telah mengetahui kelompok mereka.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Mereka telah belajar banyak di kuil—bahwa senjata rahasia Tgurneu, Black Barrenbloom, akan menyerap kekuatan Lambang Enam Bunga. Dan Black Barrenbloom adalah Fremy sendiri.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Pada awalnya, mereka berpikir mereka bisa membatalkan kekuatan Barrenbloom jika Fremy bunuh diri, tapi ternyata itu tidak benar. Bahkan setelah kematian Fremy, Black Barrenbloom akan tetap mempertahankan fungsinya melalui cara yang tidak diketahui, atau begitulah dugaan Adlet, dan Nashetania telah mendengar cerita yang menguatkan dari para iblis. Fremy percaya itu benar.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Jadi pada akhirnya, hanya ada satu cara untuk menghentikan Black Barrenbloom: membunuh Tgurneu. Tidak ada pilihan lain. Mereka harus membunuh komandan iblis, atau pada akhirnya, Black Barrenbloom akan menyerap kekuatan semua Lambang. Semua Pahlawan kecuali Fremy akan dibunuh, meninggalkannya sendirian. Berapa banyak waktu yang tersisa bagi mereka? Lambang Adlet, Mora, Rolonia, dan yang lainnya bisa hilang kapan saja. Memikirkannya saja sudah membuat dada Fremy terasa terkoyak.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“…Seluruh pasukan musuh telah memasuki jangkauan kemampuan kewaskitaan-ku,” Mora mengumumkan. “Iblis yang tampaknya adalah Tgurneu berdiri sekitar satu mil di luar puncak gunung.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Segera, Fremy berbalik ke arah lain, langsung ke Tgurneu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Berhenti! Fremy!” teriak Adlet. “Jangan terburu-buru. Kau tidak akan mengalahkan Tgurneu dengan serangan membabi-buta. Kita perlu terus berlari dan mengulur waktu untuk membuat rencana.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Komentar singkatnya membuat Fremy kembali sadar. Tidak ada gunanya menyerang segera. Mereka bahkan tidak tahu apakah iblis yang ditemukan Mora sebenarnya adalah Tgurneu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Di bawah bimbingan Mora, mereka terus melarikan diri dari kejaran para iblis. Rolonia tetap di samping Adlet, meletakkan tangannya pada luka-lukanya dan merawatnya saat mereka berlari.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Tenang,” kata Adlet. “Aku akan menemukan cara untuk mengalahkan iblis itu. Pria terkuat di dunia tidak berbohong.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Tapi bisakah kau bertarung, Adlet?” tanya Dozzu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kembali ke kuil, Adlet dipukuli hingga babak belur. Goldof telah memberinya beberapa obat rahasia dari Piena, dan meminumnya adalah satu-satunya hal yang memungkinkannya untuk bergerak. Goldof telah memberitahunya bahwa meskipun obatnya tidak akan menyembuhkan lukanya, obat itu akan memungkinkan dia untuk terus bertarung tanpa rasa sakit atau efek apa pun dari lukanya, tapi tentu saja, obat itu akan memberikan tekanan yang ekstrim pada tubuhnya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ya,” jawab Adlet. “Obat itu cukup ampuh. Aku ingin obat seperti ini ketika aku masih berlatih.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Efeknya hanya berlangsung dua atau tiga jam, dan kau harus ingat bahwa neraka akan menantimu setelahnya,” Nashetania memperingatkan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Adlet tersenyum seolah mengatakan dia siap untuk itu. Hati Fremy sakit memikirkannya. Tapi dia tidak punya waktu untuk menyesal. Saat ini, dia hanya berpikir untuk menjatuhkan Tgurneu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ngomong-ngomong, Dozzu, Nashetania—apakah kalian harus mengikuti kami?” Adlet bertanya pada mereka berdua selanjutnya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Apa maksudmu?" tanya Dozzu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku akan jujur. Kami berada di posisi yang buruk. Bukankah lebih baik kalian berdua membuat strategi sendiri daripada tetap bersama kami selamanya?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Nashetania membalas, dengan sedikit marah, “Tolong jangan bertanya pertanyaan yang tidak berguna. Kami punya alasan sendiri untuk mengalahkan Tgurneu, dan itu tidak mungkin terjadi tanpa kerja sama kalian.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku hanya ingin melihat bagaimana jawabanmu. Jangan terlalu kesal,” kata Adlet.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"…Aku tidak kesal. Nyonya Mora, apakah kau memahami sedikit situasi musuh?" Nashetania bertanya pada Mora, yang berada di tengah kelompok mereka. Kewaskitaannya menutupi seluruh gunung. Mereka harus memahami terlebih dahulu apa yang terjadi dengan musuh, atau mereka tidak akan pernah bisa membuat rencana.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Jumlah musuh kita sekitar tujuh ratus,” lapor Mora. Itu bukanlah angka yang bisa dikalahkan Pahlawan dalam pertarungan langsung. Bahkan jika masing-masing dari mereka bertarung sampai mati, mereka mungkin hanya bisa mengalahkan sekitar empat ratus iblis. “Sekitar setengah mil sebelah timur dari sini terdapat sekelompok sekitar seratus iblis. Di tengahnya ada iblis berbentuk serigala bertentakel. Ia memberikan perintah kepada bawahannya dalam kode, jadi aku tidak mengerti apa yang dikatakannya.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Fremy telah bertemu dengan serigala tentakel berkali-kali. Ia selalu membencinya, sering kali memperlakukan dia dan keluarganya dengan hina. Meski tidak termasuk di antara para spesialis, ia adalah salah satu pemain yang paling mampu di antara para pemain Tgurneu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Menurutku itu pusat komando mereka,” kata Adlet.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Enam ratus iblis yang tersisa telah berpisah menjadi sekitar lima puluh unit untuk mengejar kita,” lanjut Mora. “Satu unit datang langsung ke arah kita, sementara yang lain berputar ke kedua sisi untuk menangkap kita dalam serangan menjepit.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Fremy bisa merasakan kehadiran mereka. Di sana-sini, dia bisa mendengar gemerisik pepohonan dan para iblis berseru.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Empat belas iblis udara bolak-balik antara masing-masing unit dan iblis serigala. Mereka saling bertukar kode intelijen—kemungkinan besar berperan sebagai pembawa pesan dan pengintai.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Melihat ke atas melalui pepohonan, Fremy dapat melihat bintang-bintang. Matanya tajam dalam kegelapan, dan di bawah sinar bulan, dia bisa dengan jelas melihat bentuk iblis di udara.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Bagaimana dengan Hans dan Chamo?” tanya Adlet.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Aku tidak tahu. Mereka tidak berada dalam jangkauan waskitaku. Aku juga tidak bisa menebak ke mana mereka pergi.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Sekelompok iblis lain menyusul mereka, berteriak meminta bantuan. Nashetania dan Goldof, di barisan belakang, menghadapi serangan mereka.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ini buruk, pikir Fremy. Semua iblis di sekitar akan mendatangi mereka pada saat yang bersamaan. Jika mereka berlama-lama, mereka akan dikepung.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Mora, carilah tempat yang baris musuhnya tipis,” perintah Adlet. Dari jauh, Mora mengamati situasi di sekitar mereka lalu menunjuk ke selatan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Oke, kalau begitu kita akan pergi ke sana. Fremy, kau yang menangani pengalihannya.” Dia melemparkan beberapa bom asap ke sekeliling mereka ke segala arah. Bahkan jika iblis memiliki penglihatan malam yang baik, mereka tidak akan bisa menargetkan kelompok tersebut melalui asap di hutan yang gelap.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Fremy juga membuat sekelompok bom di tangannya dan melemparkannya sekuat tenaga ke utara, berlawanan dengan arah yang ditunjukkan Mora. Musuh mengira itu sebagai tanda bahwa kelompoknya akan menuju ke arah sana, dan suara langkah kaki mereka pun menghilang.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Berhati-hati untuk menjaga langkah mereka tetap tenang, kelompok itu terus melarikan diri di bawah bimbingan Mora.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Sepertinya kita berhasil menghindari pengepungan,” kata Mora. Mereka menghabiskan lebih dari setengah jam hanya berlarian. “Kalau kita punya Chamo…budak-budak iblisnya bisa menangani barisan belakang dan pengalih perhatian.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Pertarungan mereka di Kuil Takdir membawa satu hasil positif: Peluang Hans menjadi sang ketujuh telah meningkat secara dramatis. Mereka mengetahui bahwa dia memerintahkan iblis untuk membunuh Fremy, dan meskipun mereka tidak memiliki saksi atau bukti, Fremy sekarang percaya bahwa sang ketujuh pastilah Hans.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tapi Chamo menolak menerima hal itu, dan dia serta Hans meninggalkan kelompok bersama. Sekarang mereka tidak tahu di mana pasangan itu berada atau apa yang sedang mereka lakukan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Tidak ada gunanya kesal pada orang yang tidak ada di sini,” kata Fremy.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Tetap saja, bukankah kita harus mencoba bergabung dengan mereka?” Mora menyarankan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Itu akan beresiko. Chamo mempercayai Hans sepenuhnya. Jika kita bertemu lagi, kita hanya akan bertengkar lagi. Kita harus bertarung dengan sekutu yang kita miliki di sini.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku penasaran apakah Chamo baik-baik saja…”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Bahkan Hans tidak bisa mengalahkannya semudah itu. Selain itu, kita tidak punya waktu untuk mengkhawatirkannya. Masalah kita adalah Tgurneu. Mora, apakah iblis serigala yang kau sebutkan tadi membawa buah ara?” Fremy bertanya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tgurneu adalah iblis tipe kontrol, artinya ia memiliki kemampuan unik. Tubuhnya sendiri berbentuk seperti buah ara besar, tapi jika iblis lain memakannya, Tgurneu bisa mengambil alih tubuh iblis itu dan mengendalikannya. Tidak ada gunanya mengalahkan iblis yang dikendalikan Tgurneu. Mereka harus menghancurkan tubuh aslinya, atau mereka tidak akan bisa menang.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku tidak dapat menemukannya. Jika Tgurneu tersembunyi di dalam perut iblis, aku tidak akan bisa melihatnya, bahkan dengan kewaskitaanku.” Mora menggelengkan kepalanya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kemudian Adlet berkata, “Jika aku berada di posisi Tgurneu…Aku akan membuat iblis serigala menelan sebagian dari tubuhku sehingga aku bisa mengendalikannya, lalu menyerahkan buah ara itu kepada iblis lain. Lalu aku akan menyembunyikan tubuh asliku dan tidak mencolok. Itu akan sangat menyulitkan kita untuk menemukannya.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dozzu memotong di sana. “Tidak, itu tidak mungkin. Tubuh asli Tgurneu harus berada dalam jarak tujuh kaki dari iblis yang dikendalikannya. Kemampuan Tgurneu tidak efektif jika jarak musuh yang ditundukkan terlalu jauh. Dan Tgurneu hanya bisa mengendalikan satu iblis dalam satu waktu.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Apa kau yakin?" Adlet bertanya balik.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kemampuan Tgurneu untuk mengambil alih iblis lain sangat lemah—tidak sebanding dengan Archfiend Zophrair. Kekuatan tipe pengontrol sangat sulit diperoleh. Bahkan jika Tgurneu benar-benar mengembangkan kemampuannya selama ratusan tahun, kau tidak dapat mengharapkannya untuk berkembang pesat.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“…Kami tidak punya pilihan selain mempercayaimu. Jadi itu meningkatkan kemungkinan iblis serigala memiliki tubuh utama Tgurneu…” Adlet meletakkan tangannya ke rahangnya dan berpikir.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku yakin iblis serigala yang aku temukan memang membawa tubuh asli Tgurneu,” kata Mora. “Dia jelas memberi perintah kepada pasukan iblis secara keseluruhan. Kita tidak bisa membuang-buang waktu. Kita harus kembali dan mengalahkan iblis serigala itu.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tapi Adlet menggelengkan kepalanya. "Tidak. Itu pasti umpan yang berpura-pura menjadi Tgurneu. Tgurneu tidak akan berada di tempat yang begitu jelas.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Tetapi…"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku yakin Tgurneu akan bersembunyi di suatu tempat yang aman, di suatu tempat yang tidak akan pernah menarik perhatian kita. Itu pasti yang akan aku lakukan di posisi itu.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tidak dapat melawannya, Mora terdiam. Fremy setuju dengan Adlet.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“J-jadi… bagaimana kita menemukan Tgurneu?” Rolonia bertanya, tapi tidak ada yang bisa menjawab. Fremy tidak punya rencana, dan mulut Adlet dan Dozzu tetap tertutup. Mora mungkin juga tidak punya cara untuk melakukannya, bahkan dengan kemampuannya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Adlet bertanya kepada Dozzu, “Kalian berteman dekat dengan Tgurneu, dan kalian sudah saling kenal sejak lama, bukan? Apa kalian tidak punya petunjuk di mana tubuh aslinya berada?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“…Sayangnya, aku tidak punya apa-apa.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tidak berguna pada saat yang paling penting, pikir Fremy ketika ketidakpercayaannya pada Dozzu meningkat. Ia bisa saja mengetahui dan menyembunyikannya. Dozzu dan Nashetania adalah musuh mereka, pada intinya, dan para Pahlawan bekerja dengan mereka hanya karena mereka memiliki musuh yang sama di Tgurneu. Kemungkinannya masih bagus bahwa Dozzu dan Tgurneu bekerja sama untuk menjebak para Pahlawan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“A-apa yang harus kita lakukan, Addy? Fremy? Kita harus menemukan Tgurneu, atau kita tidak akan pernah menang.” Rolonia tidak membantu. Kelompok itu terdiam lagi. Kontrol Tgurneu lemah, tapi meski begitu, itu bisa menjadi alat yang ampuh tergantung bagaimana penggunaannya. Itu sangat efektif ketika Tgurneu menggunakannya untuk penyembunyian.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Fremy menatap ke langit melalui celah di puncak pohon. Seekor iblis udara dengan santai meluncur sepanjang malam. Ia tidak memperhatikan kelompok mereka dan hanya berputar-putar di udara.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“<Komandan Tgurneu.>”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Iblis yang berbicara dalam kode, spesialis nomor sebelas, berada di hutan jauh di selatan lokasi kelompok Adlet. Misinya adalah untuk melindungi Tgurneu, dan ia telah menyempurnakan kemampuannya demi hal itu. Bentuknya seekor kambing. “<Apakah iblis serigala berhasil menipu para Pahlawan?>” ia bertanya pada komandannya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tgurneu telah meninggalkan tubuh iblis serigala dan berpindah ke tubuh lain, setelah memerintahkan serigala untuk mengeluarkan perintah kepada tentara sebagai umpan bagi komandan. Hal ini membuat para Pahlawan Enam Bunga salah mengira posisi Tgurneu. Saat ini, iblis serigala berada di antara sekitar seratus iblis di pusat komando palsu, dengan putus asa mengarahkan pasukan. Tgurneu telah mengantisipasi bahwa Pahlawan akan mengincarnya sendirian, jadi selama mereka tidak mengetahui di mana Tgurneu berada, kemenangannya sudah pasti.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Siapa tahu? Aku mungkin telah menipu mereka, atau mereka mungkin sudah mengetahuinya. Yah, itu tidak masalah,” renung Tgurneu acuh tak acuh. Ucapannya tidak dalam kode melainkan ucapan biasa, seandainya tidak ada risiko yang akan didengar para Pahlawan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Nomor sebelas juga berhenti menggunakan kode. “Memang benar, Anda benar, Komandan. Bahkan jika mereka menemukan iblis serigala itu bukan Anda, tidak akan ada yang bisa mereka lakukan. Saya yakin Anda aman.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Itu benar. Ocehanmu menjengkelkan, jadi bisakah kau diam?” Bentak Tgurneu, terdengar kesal. Bingung, nomor sebelas dengan cepat menutup mulutnya. “Apakah nomor dua belum kembali? Apa yang sedang dilakukannya?” Tgurneu bergumam.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Pusat komando sebenarnya, tempat Tgurneu dan nomor sebelas berada, berjarak sekitar setengah mil dari pusat komando palsu. Tgurneu menjaga jarak yang tepat dari pusat komando palsu dan para Pahlawan, bergerak dengan tenang agar tidak menarik perhatian.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Saat itulah iblis udara menukik untuk memerintahkannya dalam kode. “<Pesan dari Komandan Tgurneu ke unit sebelas! Para Pahlawan bergerak lebih jauh ke barat! Lingkari ke depan untuk menemui mereka!>”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“<Roger. Laporkan kepada Komandan Tgurneu bahwa kita akan mengawasi para Pahlawan!>” jawab nomor sebelas, dan monster udara itu terbang kembali menuju pusat komando palsu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Mayoritas dari tujuh ratus tentara Tgurneu tidak tahu di mana sebenarnya pemimpin mereka berada. Mereka percaya itu berada di dalam iblis serigala yang telah dikendalikan sebelumnya. Hanya segelintir iblis yang mengetahui lokasi sebenarnya: para penjaga di unit Tgurneu sendiri; ajudannya, spesialis nomor dua; serigala yang berpura-pura menjadi Tgurneu; dan beberapa iblis yang telah dipercayakan dengan peran pembawa pesan. Tgurneu percaya bahwa yang terbaik adalah mengetahui kebenaran sesedikit mungkin.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"…Komandan. Apakah Anda mengkhawatirkan sesuatu?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tgurneu mengawasi langit sepanjang waktu menunggu laporan nomor dua, dan nomor sebelas mengetahui perintah nomor dua.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Bukankah aku baru saja mengatakan kau menggangguku?” tuntut Tgurneu, dan nomor sebelas kembali menutup mulutnya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tidak peduli apa yang dilakukan para Pahlawan Enam Bunga, Tgurneu pasti tidak akan mati. Nomor sebelas yakin sekali. Para iblis dari unit asli Tgurneu semuanya telah dilatih secara khusus untuk hari ini. Saat pertempuran terakhir tiba, mereka akan melindungi Tgurneu. Mereka telah mendedikasikan ratusan tahun hanya untuk tugas itu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kita sudah melangkah terlalu jauh, Komandan,” kata nomor sebelas tepat ketika mereka hendak mendaki sebuah lereng.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ups.” Tgurneu terhenti. Dia hampir memasuki jangkauan kewaskitaan Mora. Nomor sebelas merasakan gelombang kecemasan. Ia tahu bahwa meskipun kewaskitaan Mora menguasai mereka, dia tidak akan bisa mendeteksi Tgurneu. Tapi tidak ada yang pernah tahu apa yang akan terjadi dalam pertempuran. Kekuatan Mora adalah satu-satunya hal yang harus mereka waspadai.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tidak peduli dengan kekhawatiran nomor sebelas, Tgurneu menatap ke langit. Pikirannya sepertinya berada di tempat lain. “Ayo cepat, nomor dua. Aku menunggu laporanmu.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Melalui serangkaian pengalihan perhatian dan pelarian yang berani, kelompok itu berlari kesana kemari. Hutan yang dalam membantu mereka menghindari mata iblis, tapi mereka semua mengerti bahwa mereka tidak akan mendapatkan apa-apa jika terus begini.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Pertama, Nashetania dan Goldof bertindak sebagai umpan untuk memimpin pengejaran ke arah selatan sementara sisanya melarikan diri ke arah berlawanan dan bersembunyi di lereng gunung.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Sekitar seribu kaki jauhnya, di seberang lembah, mereka melihat sekelompok sekitar seratus iblis sedang menyalakan api unggun, lalu berdiri bersama dalam satu rumpun. Kelompok tersebut memperhatikan mereka dengan seksama tetapi tidak melihat indikasi bahwa para iblis telah memperhatikan kelompok mereka.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Memutuskan bahwa kewaskitaan Mora bukanlah informasi yang cukup, Adlet menyarankan agar mereka melihat lebih langsung formasi pusat iblis. Meski sadar bahwa hal itu berbahaya, kelompok tersebut mendekat ke inti kekuatan musuh.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Fremy, Dozzu, lihat dari dekat. Pasti ada petunjuknya di suatu tempat,” kata Adlet.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Fremy memfokuskan pandangannya dan mengamati pasukan. Iblis serigala berada di tengah-tengah mereka. Pertahanan di sekitarnya sangat ketat bahkan seekor semut pun tidak bisa mendekat, atau begitulah kelihatannya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Iblis yang terbang turun satu demi satu untuk bertukar kata dengan iblis serigala sebelum segera terbang lagi. Serigala itu tampaknya memimpin pasukan, seperti yang dikatakan Mora.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Halooooo! Selamat malam!” Tiba-tiba, iblis serigala memanggil mereka. Fremy terkejut, tapi mereka belum benar-benar ditemukan. “Selamat malam! Maukah kau keluar? Ada sesuatu yang ingin aku diskusikan dengan kalian berdua, para Pahlawan dan kau, Dozzu. Mengapa kalian berdua tidak bergabung denganku untuk sementara waktu untuk mengalahkan Cargikk? Halooooo! Bisakah kalian mendengarku?” seru iblis serigala, mengamati area tersebut. Meski suaranya asing, tingkah lakunya mirip dengan Tgurneu. Pidatonya tidak canggung seperti iblis lainnya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tapi Fremy berpikir, Ini bukan Tgurneu. Tidak ada arogansi yang muncul dari setiap ucapan Tgurneu yang tampaknya baik hati. Dia tidak merasakan ketidaknyamanan yang tidak dapat dijelaskan yang menyertai manipulasi main-mainnya. “Aku tahu dari nadanya—kesan yang bagus, tapi itu bukan Tgurneu,” katanya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Adlet mengangguk. “…Jadi menurutmu begitu juga? Aku setuju. Aku tidak bisa mengatakan apa itu atau bagaimana, tapi…ada sesuatu yang berbeda.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tapi mereka tidak bisa memastikannya, jadi Fremy terus mengamatinya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ada banyak wajah yang familiar di antara lusinan iblis di samping serigala. Tgurneu mungkin ada di antara mereka, atau mungkin ada petunjuk yang akan mengarahkan mereka ke lokasi sebenarnya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Um… Addy, Dozzu? Aku hanya berpikir…,” kata Rolonia. “Apakah Tgurneu ada di sekitar sini? Tgurneu tahu selama dia masih hidup, kita semua akan mati karena Black Barrenbloom. Bukankah dia akan meninggalkan pasukannya dan langsung berlari ke arah lain?” Adlet meringis. Jadi dia juga memikirkan hal itu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Itu berarti ini bukan waktunya untuk mengkhawatirkan pasukannya. Jika Tgurneu sedang melarikan diri, kita harus pergi dari sini dan mengejarnya. Jika kita menunggu, kita akan kehilangan petunjuk apa pun yang dapat membantu kita menemukannya.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Tidak. Dia ada disini. Tgurneu pasti akan mengambil alih komando tentara di sini,” kata Dozzu tegas. “Tgurneu…tidak mempercayai satu pun anggota pasukan ini. Bahkan orang nomor dua, ajudannya, atau iblis bersayap tiga yang menjadi tubuhnya selama bertahun-tahun tidak diberi kepercayaan penuh.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku tahu itu,” kata Fremy. “Bagaimana dengan itu?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Karena aku dan Cargikk, Tgurneu selalu takut akan pengkhianatan. Dia takut ada petugas yang menjadi rekanku, atau aku akan meyakinkan mereka untuk berubah menjadi pengkhianat, atau mereka akan meninggalkannya demi Cargikk. Tgurneu tidak bisa meninggalkan pasukan ini. Dia tidak bisa memiliki ketenangan pikiran tanpa terus mengawasinya,” lanjut Dozzu. “Tgurneu juga telah membersihkan semua iblis berbakat dari kekuatan ini. Setiap iblis yang mampu memimpin kelompok besar dan mengambil alih komando, yang dapat berpikir sendiri dan membuat penilaian sendiri, akan mengkhianati Tgurneu demi aku atau Cargikk atau dibawa keluar sebelum mereka bisa melakukannya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Bahkan jika Tgurneu ingin menyerahkan komando kepada iblis lain, tidak ada satupun yang bisa melakukannya.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Bodoh sekali,” gumam Fremy.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“…Tepat sekali. Tgurneu sungguh bodoh.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kalau begitu dia pasti dekat,” kata Adlet. “Artinya…kita punya peluang untuk memenangkan ini. Fremy, lihat lebih dekat iblis-iblis itu.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Lusinan kawanan itu familiar baginya, dan mata Fremy tertuju pada salah satu kawanannya, seekor ulat iblis. Itu terkenal di dalam faksi Tgurneu. Spesialis nomor tujuh belas, dengan kemampuan regeneratif untuk menyembuhkan luka iblis mana pun. Dia belum pernah melihatnya secara langsung sebelumnya; dia mengira Tgurneu menyimpannya. Tgurneu akhirnya memutuskan untuk mengirimkannya ke lapangan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Iblis yang menyembuhkan, ya… tidak ada yang lain?” tanya Adlet. Fremy mencari iblis lain yang menarik perhatiannya, tapi tentu saja, dia tidak mengetahui setiap kemampuan setiap iblis.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Saat itulah matanya berhenti pada salah satu di pinggiran pasukan kecil, seekor macan tutul iblis yang ramping dan tampak lentur menyelinap ke sana kemari dengan anggun seperti kucing. Entah kenapa, dia tidak bisa melupakannya. Ada iblis lain yang dia kenal, tapi iblis macan tutul ini adalah satu-satunya yang tidak bisa dia alihkan pandangannya. Dia mencoba mengingat kapan dia pernah melihatnya sebelumnya, tetapi jawabannya menolak datang.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“…Mereka sedang membicarakan sesuatu,” gumam Adlet. Melihat ke atas, Fremy melihat seekor landak merah, panjangnya sekitar dua puluh inci, di samping iblis serigala. Dia belum pernah melihat yang ini sebelumnya. Serigala mendiskusikan sesuatu dengan landak, lalu memberikan instruksi kepada iblis yang terbang di angkasa. Mereka tidak dapat mendengar apa yang mereka katakan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Fremy memperhatikan landak itu sebentar. Sebelum iblis serigala memberikan arahan kepada bawahan mana pun, ia akan selalu berbicara dengan landak itu. Sebuah pola yang aneh, jika Tgurneu sedang mengendalikan iblis serigala. Tgurneu hampir tidak pernah menanyakan pendapat bawahannya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dengan pelan, Dozzu bergumam, “Itu…nomor dua puluh empat.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Saat itu, salah satu iblis terbang melihat kelompok mereka. Tepat seperti yang Fremy sadari, pekikannya membuat kekuatan di sekitar iblis serigala itu berdiri.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Lari!" Adlet berteriak, dan mereka semua berlari cepat. Fremy melemparkan semua bom yang dimilikinya ke arah iblis, sementara petir Dozzu dan bom asap Adlet menahan pengejaran.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Kalian mengagetkanku. Kenapa kalian tidak memberitahuku bahwa kalian ada di dekat sini? Apakah kalian datang untuk berbicara denganku?” iblis serigala memanggil dengan lesu. Tapi mereka mengabaikannya dan lari. Fremy mengambil peran sebagai barisan belakang, menembakkan senapannya dan menerbangkan bom.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Heeeey! Bagaimana dengan salammu? Itu adalah langkah pertama menuju kehidupan yang cerah!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Sambil menjaga jarak dari pengejarnya, Fremy mencari iblis macan tutul yang masih ada dalam pikirannya. Saat itulah dia melihat iblis berkerumun di sekitarnya, seolah menghalangi garis tembakan Fremy untuk melindunginya dari pelurunya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"…Siapa itu?" Iblis macan tutul tidak hanya tidak melakukan pengejaran, yang lain juga menjaganya. Fremy yakin itu ada maksud tertentu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Sekitar sepuluh menit kemudian, berkat upaya Fremy untuk menghalangi musuh, mereka berhasil melarikan diri dari iblis yang terus-menerus berusaha mengepung mereka. Sekarang, mereka sedang beristirahat. Mereka juga berhasil bergabung dengan Nashetania dan Goldof, yang tidak lagi bertindak sebagai pengalih perhatian.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“…Kita lepas dari pengejaran. Sepertinya kita punya waktu luang untuk berdiskusi,” kata Mora.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Hal pertama yang dilakukan Adlet adalah menyapa Dozzu. “Kau mengatakan sesuatu, bukan? Tentang angka dua puluh empat atau semacamnya?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ya biar aku jelaskan lebih detail. Beberapa rekanku yang menyusup ke faksi Tgurneu menyelidiki kemampuan spesialis Tgurneu untukku. Aku cukup yakin iblis landak merah yang sedang berbicara dengan iblis serigala adalah spesialis nomor dua puluh empat.” Fremy belum pernah melihat atau mendengarnya sebelumnya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Apa kemampuannya?” tanya Adlet.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Nomor dua puluh empat adalah sepasang iblis yang bekerja sebagai satu kesatuan. Mereka awalnya adalah dua makhluk yang berbeda, namun mereka menyatu untuk mendapatkan kemampuan baru.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Bahkan jika dipisahkan, angka dua puluh empat bisa berbagi ilmu dan sensasi. Apa pun yang didengar dan dilihat oleh salah satu dari mereka, akan dikomunikasikan kepada yang lain secara instan.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Hah…? Apa manfaatnya?” Rolonia memiringkan kepalanya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Apakah kau tidak melihatnya? Itu adalah kemampuan yang sangat kuat. Dengan menggunakan iblis ini, kau dapat mengkomunikasikan informasi tanpa suar atau pengirim pesan. Seketika,” kata Adlet.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Penjelasannya cukup bagi Rolonia untuk menyadari pentingnya hal itu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kemampuan nomor dua puluh empat memiliki jangkauan sekitar enam mil. Jika pasangannya berjauhan, mereka tidak bisa lagi bertukar informasi. Hanya itu yang aku tahu tentangnya,” kata Dozzu melengkapi penjelasannya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Fremy menambahkan, “Iblis serigala berbicara dengan nomor dua puluh empat berulang kali.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Adlet adalah orang berikutnya yang berbicara. “Aku pikir itu juga aneh. Seperti serigala yang sedang mencari petunjuk pada landak.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Jadi dengan kata lain, salah satu dari angka dua puluh empat itu memiliki tubuh asli Tgurneu?” usul Rolonia.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tapi Adlet menggelengkan kepalanya. “Tidak, aku meragukannya. Tgurneu tidak mengendalikan nomor dua puluh empat atau iblis serigala. Ia menggunakan iblis serigala sebagai umpan sementara Tgurneu yang asli bersembunyi dan memberikan instruksi melalui nomor dua puluh empat.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku yakin itu asumsi yang masuk akal,” kata Dozzu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku tidak punya bukti, tapi kita punya cukup bukti untuk mengatakan bahwa iblis serigala itu bukanlah Tgurneu. Selanjutnya, menurutku kita harus membentuk strategi berdasarkan asumsi tersebut.” Tidak ada keberatan terhadap usulan Adlet.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Fremy juga tidak membantahnya. Dia menyimpulkan dari nada suaranya bahwa serigala itu bukanlah Tgurneu sejak awal.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Sepertinya nomor dua puluh empat akan menjadi petunjuk penting dalam pencarian kita untuk Tgurneu,” lanjut Adlet. “Kau bilang ada dua. Jadi apakah keduanya terlihat sama?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dozzu menjawab, “Keduanya tipe landak, tapi warnanya berbeda.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Yang satu berwarna merah, sedangkan yang lainnya berwarna biru. Yang kita lihat di sana adalah yang merah.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Berarti yang ada Tgurneu itu nomor dua puluh empat yang biru, Hah? Jadi jika kita bisa menemukannya, itu berarti Tgurneu ada di dekatnya, kan?” Adlet mengemukakan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Fremy menggelengkan kepalanya. “Akan sulit menemukannya. Ada iblis yang bertransformasi yang dapat mengubah tubuh iblis lainnya. Aku sendiri pernah menggunakannya untuk menyelinap ke alam manusia.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Apa maksudmu?"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Bahkan jika nomor dua puluh empat yang biru ada pada Tgurneu, itu belum tentu landak. Iblis yang bertransformasi mungkin telah mengubah penampilannya. Tidak— Ini Tgurneu, dan Tgurneu berhati-hati. Peluangnya sangat tinggi.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Dengan kata lain…"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Akan sangat sulit untuk memilih nomor dua puluh empat lainnya dari tujuh ratus iblis.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Adlet menggertakkan giginya. Mereka hanya mempunyai sedikit informasi untuk mengetahui lokasi Tgurneu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kemudian Mora memperingatkan mereka bahwa musuh kembali menyerang mereka, dan pengejaran pun dimulai lagi.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"> </span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Rombongan itu berlari ke seluruh hutan, terlibat dengan unit iblis dan mundur, terlibat, dan mundur berulang kali. Tgurneu bisa saja bersembunyi di antara tiga belas unit mana pun, jadi mereka terus bertarung untuk mencari petunjuk.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Di mana pun Tgurneu bersembunyi, kita pasti bisa menemukan petunjuknya,” kata Adlet. “Jika kita mendekat, para iblis pasti akan melakukan sesuatu untuk melindungi pemimpin mereka. Dan jumlahnya ada tujuh ratus. Tidak peduli seberapa keras Tgurneu berusaha bersembunyi, salah satunya pasti akan memberikan sesuatu. Jangan mengabaikan apa pun.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Saat mereka bertarung, Fremy memusatkan perhatian pada perilaku musuh. Apakah ada iblis yang melindunginya secara khusus? Apakah ada di antara mereka yang bertingkah aneh dan mencoba melarikan diri? Namun pengamatannya tidak menghasilkan apa-apa.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Lambat laun, Adlet pun mulai menunjukkan tanda-tanda ketidaksabaran. “Tidak ada gunanya… Tgurneu belum memberi tahu bawahannya di mana sebenarnya itu berada. Mayoritas percaya bahwa iblis serigala adalah Tgurneu.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kedengarannya benar,” kata Dozzu. “Tgurneu tidak mempercayai bawahan mana pun dan hanya akan berbagi informasi penting dengan segelintir iblis saja.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Jalan buntu ya…? Tapi Tgurneu harusnya berada di dekatnya. Fremy, bisakah kau mengingat sesuatu? Tidak peduli seberapa kecilnya. Apa pun yang kau lihat atau dengar saat kau bersama faksi Tgurneu. Kita hanya tidak memiliki informasi yang cukup saat ini.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Meminta itu tidak akan membantu, pikir Fremy. Adlet menjadi sangat cemas, dan permintaan samar seperti itu tidak akan membuatnya mengingat apa pun.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Jika ada sesuatu yang mengganggunya, itu adalah iblis macan tutul. Cara iblis lain melindunginya sungguh tidak wajar. Sesuatu sedang terjadi di sana.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Saat itulah dia teringat ketika dia pernah melihat iblis macan tutul itu sebelumnya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Itu terjadi setahun setelah Fremy menjadi Saint of Gunpowder, saat dia percaya penghinaan terhadap keluarganya akan berhenti jika dia menjadi iblis yang kuat dan penuh kekuatan. Ia yakin mereka bisa hidup tanpa mengalami diskriminasi.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Namun bahkan setelah dia memperoleh kekuatan seorang Saint, komentar-komentar yang menghinanya tidak mereda. Faktanya, iblis lainnya berasumsi bahwa mereka membesarkan seorang pengkhianat, dan serangannya menjadi lebih buruk.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Suatu malam, Fremy sedang jauh dari keluarganya, berjalan sendirian melewati Hutan Potong Jari, membawa senapan di tangan dan banyak bom tergantung di ikat pinggangnya. Dia akan menyerang iblis yang bertengger di tepi hutan. Karena tidak mampu lagi menahan kekerasan dan kebencian, dia siap mati dan membawa mereka bersamanya, jika perlu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Iblis macan tutul itu termasuk di antara dua puluh iblis di sana.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dengan suara gemuruh, Fremy menyerang para iblis, melemparkan bomnya ke segala arah. Sekitar setengahnya menyerangnya, sementara sisanya melarikan diri secepat mungkin. Iblis macan tutul termasuk di antara yang terakhir, berlari lebih cepat daripada iblis mana pun yang pernah dilihat Fremy sebelumnya. Dia mengincar iblis macan tutul yang melarikan diri ketika monster itu menghilang begitu saja.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dia begitu sibuk saat itu, dia tidak memedulikannya sama sekali. Dia juga belum mengetahui tentang kemampuan sembunyi-sembunyi itu, dan percaya bahwa hilangnya kemampuan itu hanyalah tipuan cahaya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Iblis lain kemudian menguasainya, menahannya, dan membalas dengan kekuatan penuh. Dia berhasil bertahan hidup, namun bekas lukanya tetap ada.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Fremy mengerti mengapa iblis macan tutul itu menarik perhatiannya—hal itu mengingatkannya pada saat dia membiarkannya melarikan diri. Fremy ragu itu bisa menjadi petunjuk, tapi dia tetap memberitahu mereka. Dia cepat dan memiliki kemampuan sembunyi-sembunyi, tapi sepertinya informasi itu tidak cukup berguna.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dozzu jelas kecewa; yang lain mencoba memikirkan hal lain yang bisa menjadi petunjuk.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kecuali Adlet. "…Aku memahaminya." Dia satu-satunya yang tersenyum.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Para iblis akan mendekati area ini—dengan segera. Kita harus pindah,” lapor Mora. Mereka semua bergerak melalui hutan mengejarnya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Lokasi Tgurneu berada sekitar satu mil di sebelah selatan pesta Adlet. Nomor sebelas menemani sang komandan, tidak meninggalkan sisinya sedikitpun.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dengan tangan bersilang, Tgurneu mendengarkan laporan dari spesialis nomor dua puluh empat. Ia memiliki kemampuan untuk berbagi pengetahuan dan sensasi dengan separuh lainnya dari jarak jauh. Biasanya, ia berbentuk landak biru, tapi saat ini, iblis yang bertransformasi telah mengubahnya menjadi kera besar.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“<Apa yang kau lakukan? Kau membiarkan mereka sedekat itu, dan kau bilang kau membiarkan mereka kabur juga?>” Nomor sebelas terang-terangan marah mendengar berita itu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“<I-itu bukan salahku, nomor sebelas… Pasukan kita terlalu sedikit untuk mengejar mereka.>” Nomor dua puluh empat mengulangi kata-kata Tgurneu palsu kata demi kata. Nomor dua puluh empat lainnya akan melakukan hal yang sama pada pusat komando yang palsu, memungkinkan unit Tgurneu dan iblis serigala untuk berkomunikasi seolah-olah mereka sedang berdampingan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Semua intelijen dari unit tentara yang tersebar dikonsolidasikan di lokasi iblis serigala, dan iblis serigala akan segera menyampaikan informasi ini kepada Tgurneu melalui nomor dua puluh empat. Tgurneu akan memberikan instruksi kepada serigala, dan serigala akan meneruskan perintah tersebut. Beginilah cara Tgurneu memimpin pasukannya yang berjumlah tujuh ratus orang.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“<Yah, itu tidak masalah,>” Tgurneu menyela dari samping mereka. “<Kau baik-baik saja. Yang perlu kau lakukan hanyalah berpura-pura menjadi aku. Aku tidak percaya orang sepertimu bisa mengalahkan para Pahlawan.>”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“<Ya, Komandan, terima kasih banyak,>” nomor dua puluh empat mengutip kata-kata iblis serigala kepada Tgurneu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“<Aku tidak tahu apa yang sangat kau syukuri,>” Tgurneu meludah dengan dingin. “<Jadi, apakah para Pahlawan telah mempelajari sesuatu, seperti bagaimana kau sebenarnya bukan aku atau bagaimana nomor dua puluh empat menghubungkan kita?>”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“<Mustahil. Yang mereka lakukan hanyalah mengawasi kami dari jauh. Mereka tidak mungkin mengetahui apa yang terjadi di dalam pasukan kita.>”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Setelah mendengar penilaian dari iblis serigala, Tgurneu berpikir sejenak. “<Aku tidak begitu yakin tentang itu. Ya, terserah. Lebih penting lagi, kau tidak lupa perintah untukmu, bukan?>”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“<T-tidak sama sekali! Tentu saja, perintahmu tidak pernah terlewatkan dalam pikiranku!>”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“<Tidak ada gunanya bagiku jika yang kau lakukan hanyalah mengingatnya. Apakah kau sudah meminta pion untuk melaksanakan rencana tersebut?>”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“<Tentu saja! Aku sudah mengingatkan semua iblis berkali-kali untuk sama sekali tidak membunuh Fremy atau Adlet—agar mereka bisa “melukai mereka tapi tidak menghabisinya.>”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“<Bagus. Apa pun yang terjadi, jangan bunuh mereka. Bahkan jika mereka akan membunuhmu, meskipun mereka mendekati posisiku, kau tidak boleh membunuh keduanya. Apakah kau mengerti?>”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Mendengarkan percakapan antara Tgurneu dan iblis serigala, nomor sebelas merasakan ada yang tidak beres.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tentu saja Tgurneu akan memerintahkan mereka untuk tidak membunuh Fremy atau Adlet. Adlet adalah sang ketujuh, dan Fremy adalah Black Barrenbloom, landasan rencana Tgurneu. Nomor sebelas dan iblis serigala telah diberitahu banyak hal dalam perjalanan ke kuil. Tgurneu juga sempat menjelaskan tentang kemampuannya memanipulasi cinta dan kekuatan Black Barrenbloom.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tapi sepertinya Tgurneu terlalu terpaku pada keduanya. Sepertinya hal itu tidak diperlukan untuk kemenangan dan lebih seperti Tgurneu mempunyai tujuan lain dalam pikirannya. Selain itu, Tgurneu telah bertingkah aneh selama beberapa waktu sekarang. Hal itu terus-menerus hilang dalam pikiran, seolah-olah membunuh para Pahlawan adalah tujuan kedua. Dan ketika Tgurneu memberi perintah kepada iblis serigala, ia melakukannya dengan sedikit antusiasme.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“<Jika kau membunuh Fremy atau Adlet, kalian semua akan menanggung akibatnya. Aku akan memerintahkan seluruh pasukanku untuk bunuh diri di sini, termasuk kau. Musuh sebanyak apa pun bisa menggantikan kalian semua, tapi Fremy dan Adlet tidak tergantikan. Pastikan kau memahaminya dengan sempurna.>”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Mengapa harus bertindak ekstrem seperti itu? bertanya-tanya nomor sebelas. Tapi Tgurneu membenci pertanyaan yang tidak perlu, jadi, karena tidak mampu menyuarakan rasa penasarannya, nomor sebelas tetap diam di sisi Tgurneu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kelompok Pahlawan berlari lebih jauh ke barat untuk mengusir pasukan, dan di dalam hutan, mereka menemukan gubuk batu yang tertutup lumut dan jalur air yang membentang dari puncak gunung hingga ke kaki gunung. Struktur ini tidak dibangun oleh iblis atau bahkan oleh manusia yang dibawa Tgurneu. Ini adalah reruntuhan kuno dari zaman sebelum adanya Majin.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Sebelum kedatangan Majin, manusia pernah tinggal di negeri ini. Dikatakan bahwa ketika Saint of the Single Flower mengejar Majin hingga ke semenanjung ini, sebagian besar manusia di sana telah mati karena racun tersebut, sementara yang selamat telah melarikan diri ke benua tersebut.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Reruntuhan yang tersisa sebagian besar telah dihancurkan oleh para iblis, tetapi beberapa sisa dari zaman kuno masih berdiri di beberapa tempat di Negeri Raungan Iblis.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Setelah seluruh kelompok berkumpul di bawah naungan sebuah gubuk, Adlet diam-diam mulai berbicara. Mereka mendekatkan kepala mereka. “…Tidak ada tanda-tanda musuh di sekitar, Mora? Jika mereka mendengar apa yang akan aku katakan, semuanya sudah berakhir.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Ya, benar. Apa gagasanmu ini?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Fremy, ceritakan sedikit lagi tentang iblis macan tutul yang kau sebutkan tadi,” Adlet meminta.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Agak bingung, Fremy menceritakannya sekali lagi: Meskipun dia hanya melihatnya sekali, iblis macan tutul itu memiliki kemampuan sembunyi-sembunyi, dan kecepatannya tinggi.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hei, pernahkah kau memberi tahu siapa pun bahwa kau mengetahui kemampuan iblis macan tutul?” Adlet bertanya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Tentu saja tidak. Aku tidak memikirkan apa pun sampai aku melihatnya lagi sekarang.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"> “Apakah menurutmu iblis macan tutul itu tahu bahwa kau sudah mengetahuinya?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Aku meragukan itu. Pertarungannya benar-benar kacau, dan iblis macan tutul itu segera lari.” Fremy tidak tahu apa maksud Adlet.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Namun, Nashetania sepertinya punya ide. "Jadi begitu. Kemampuan stealthnya sangat ideal untuk berlari dan bersembunyi dari musuh. Dengan kata lain, Tgurneu ada di dalam iblis itu atau berencana menggunakannya sebagai tubuhnya. Itu maksudmu kan, Adlet?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Tidak."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Mora yang berikutnya berbicara. “Jadi, apa iblis macan tutul itu? Yang lain melindunginya. Fremy melihatnya, dan aku juga. Ia tidak berpartisipasi dalam pertempuran, dan iblis lain mengorbankan dirinya untuk mempertahankannya dari tembakan Fremy. Iblis macan tutul itu pasti memainkan peran penting.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Itu benar. Iblis macan tutul itu penting,” kata Adlet sambil mengamati langit. Setelah dia yakin tidak ada iblis yang melihat, dia melanjutkan. “Pertama, mari kita tegaskan asumsi kita. Tgurneu memimpin seluruh pasukan melalui iblis serigala—Tgurneu palsu. Dan nomor dua puluh empat menghubungkan Tgurneu dan iblis serigala. Tgurneu sendiri tersembunyi di sekitar sini, dalam radius enam mil. Aku pikir itu sudah benar.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Benar,” kata Fremy.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Adlet melanjutkan. “Bagaimana jika kita membunuh salah satu dari dua puluh empat orang itu? Tgurneu akan mendapat masalah. Ia tidak akan bisa memberi perintah kepada tentara. Jadi apa yang akan dilakukan Tgurneu? Dan apa yang akan dilakukan Tgurneu palsu?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“…Menurutku serigala akan memerintahkan penerbang untuk pergi ke Tgurneu dan meminta instruksi dan kemudian kembali ke iblis serigala. Meskipun aku tidak yakin,” kata Rolonia.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Adlet mengangguk. “Dan jika iblis di udara sudah mati, lalu apa yang akan dilakukannya?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Saat itulah Fremy mengetahui apa yang ingin dikatakan Adlet. “Mereka tidak punya pilihan selain mengirim utusan ke tingkat yang lebih rendah—berjalan kaki.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Dan siapa yang akan digunakan oleh iblis serigala sebagai pembawa pesan?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Yang lain mengerti. Mora menepuk lututnya. Mata Dozzu membelalak, lalu iblis itu mulai berpikir. Nashetania menatap Adlet, terkesan. Bahkan Goldof yang pendiam sepertinya telah memahami pesannya—walaupun ekspresinya tidak berubah sama sekali.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Um…kurasa…si macan tutul…lalu? Um, maaf kalau salah,” kata Rolonia.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Informasi Fremy memberi tahu mereka bahwa iblis macan tutul itu sempurna dalam segala hal untuk menyampaikan pesan. Itu cepat, dan memiliki kemampuan sembunyi-sembunyi yang langka untuk menghindari mata para Pahlawan. Mereka akan kesulitan menemukan iblis lain yang lebih cocok untuk pekerjaan itu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Iblis macan tutul akan membawa kita ke Tgurneu,” kata Adlet.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Saat iblis mirip kelelawar menukik turun dari langit, iblis serigala menyaksikannya dengan tenang dari tengah lingkaran yang terdiri dari seratus iblis.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Meniru Tgurneu ternyata lebih menantang dari yang diperkirakan. Tgurneu selalu bersikap tenang kepada orang-orang di sekitarnya, berbicara dengan santai dan tidak peduli—Bahkan menceritakan lelucon yang mirip manusia dari waktu ke waktu. Meniru intonasinya saja sudah cukup menegangkan, belum lagi memikirkan hal-hal yang akan dikatakan Tgurneu. “<Komandan Tgurneu, para Pahlawan telah ditemukan di gubuk dekat jalur air!>” si iblis kelelawar turun untuk berkata.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Segera, iblis serigala menjawab, “<Salammu?>”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“<Saya minta maaf. Malam ini sudah cukup larut, tapi apakah Anda baik-baik saja?>”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“<Seperti yang kau lihat, aku merasa luar biasa. Para Pahlawan berjalan dengan mantap menuju kehancuran mereka. Lanjutkan pengejaran dan lingkari mereka seperti sebelumnya. Mereka akan segera kelelahan.>” Kedengarannya seperti Tgurneu, tentu saja, pikir si iblis serigala, puas dengan aktingnya sendiri.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“<Tapi mereka semua berkumpul di satu tempat, dan mereka mungkin sedang merencanakan sesuatu. Kami yakin mereka sedang menyusun rencana untuk mengincarmu, Komandan Tgurneu.>” Iblis serigala itu berpura-pura mempertimbangkan. “<Itu bukan masalah. Lanjutkan pengejaran dengan unit satu dan tiga memimpin. Namun, berhati-hatilah terhadap Mora. Kewaskitaannya adalah satu-satunya hal yang akan sedikit mengganggu.>” Iblis serigala menirukan apa yang Tgurneu katakan kepada iblis kelelawar kata demi kata, dan iblis kelelawar pun terbang menjauh. Serigala merasa lega karena berhasil menghindari mengekspos dirinya sendiri.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Sebelumnya, ketika para Pahlawan menyerang, ia mengira intinya akan meledak ketakutan. Prospek yang paling menakutkan adalah jika orang nomor merah dua puluh empat itu terbunuh. Jika itu terjadi, komunikasi dengan Tgurneu akan terputus.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kalau begitu, iblis serigala tidak punya pilihan selain mengirim spesialis nomor dua terbang ke Tgurneu untuk mencari instruksi. Lalu, jika si nomor dua tidak kembali dan tidak ada satu pun monster udara yang tersedia, maka ia tidak punya pilihan selain mengirim monster macan tutul itu berlari ke Tgurneu. Macan tutul juga sadar bahwa iblis serigala itu bukanlah Tgurneu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“<Di mana Komandan Tgurneu?>” iblis macan tutul menanyakan nomor dua puluh empat yang merah, menggunakan kode khusus yang hanya diketahui oleh beberapa iblis tertentu untuk mencegah yang lain menemukan identitas serigala yang sebenarnya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“<Dua setengah mil ke selatan, dekat jalur air sekitar satu mil di sebelah timur reruntuhan kuno. Tgurneu bilang mereka akan tetap di sana untuk sementara waktu.>”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Iblis macan tutul mengangguk dan memberi tahu iblis serigala, “<Kau harus tahu bahwa kecuali dalam keadaan ekstrem, kau tidak boleh mengirimku ke mana pun. Komandan Tgurneu telah memerintahkan agar kita tidak memberi mereka petunjuk sekecil apa pun yang akan mengarahkan mereka ke pusat komando sebenarnya.>”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Iblis serigala mengerti. Tgurneu sangat menakutkan. Setiap iblis yang bertindak bertentangan dengan keinginannya, tidak peduli seberapa berdedikasinya mereka, akan dieksekusi. Tapi yang paling ditakuti semua iblis, bahkan lebih dari kematian, adalah dianggap tidak berguna dan dibuang.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Seorang utusan terbang menuju iblis serigala untuk memberi tahu mereka bahwa dia telah kehilangan pandangan sepenuhnya terhadap para Pahlawan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dengan puncak pohon di atas mereka, kelompok itu berlari keluar lembah, bersembunyi dari pandangan para iblis di udara. Tak lama kemudian, area di sekitar mereka menjadi bersih, dan Mora mengatakan mereka tidak perlu khawatir akan diserang untuk sementara waktu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Adlet memelototi peta itu, dengan batu ringan di tangannya. Peta ini adalah peta yang diberikan Nashetania kepadanya dengan geografi Negeri Raungan Iblis yang dijelaskan dengan lebih rinci. Saat dia memeriksanya, dia menanyakan pertanyaan demi pertanyaan kepada sekutunya untuk membantunya menyusun skema berdasarkan kemampuan anggota kelompoknya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Apakah rencananya sudah selesai, Adlet?” tanya Mora.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Adlet menunjuk ke suatu titik di peta dan berkata, “Ya, semuanya bersatu. Kita akan melakukannya di sini. Kita akan berjalan berkeliling sehingga mereka tidak tahu bahwa itu adalah tujuan kita. Kita akan membuatnya seolah-olah kita baru saja tersesat dan tiba di sana secara tidak sengaja. Dalam perjalanan, kita akan mengerjakan detailnya.” Dia melanjutkan, “Oke, mari kita tentukan tujuannya: Kita harus memutuskan kontak antara iblis serigala dan Tgurneu. Macan tutul tidak akan menyampaikan pesan apa pun selama ada alat komunikasi lain, jadi kita harus membunuh nomor dua puluh empat yang merah dan semua penerbang yang menghalangi kita juga. Aku serahkan itu padamu, Fremy.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Fremy mengangguk. Dari bayangan pepohonan, dia memeriksa jumlah iblis di atas. Totalnya ada empat belas, dan tidak ada yang dibuat untuk bertarung. Akan mudah untuk menembak jatuh mereka. "Dipahami. Tapi menurutku membunuh mereka semua adalah ide yang buruk.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Mengapa?"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Musuh dimobilisasi dalam unit-unit kecil, dan musuh-musuh udara mengirimkan perintah dari Tgurneu ke masing-masing unit. Jika semua musuh di udara tumbang, Tgurneu akan kesulitan mengatur pasukannya. Mereka mungkin memusatkan kekuatannya dan mundur.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku mengerti…,” renung Adlet.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku akan membiarkan satu atau dua monster udara tetap hidup, dan saat aku membunuh si nomor dua puluh empat yang merah, aku akan membunuh sisanya. Itu akan memungkinkan kita untuk memecah jalur kontak tanpa membiarkan Tgurneu melarikan diri.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Bisakah kau melakukan itu?"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Fremy mengangguk dengan tegas. "Aku punya ide. Serahkan padaku."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Selanjutnya, Adlet melihat ke arah Dozzu dan berkata, “Lanjutkan. Begitu iblis macan tutul itu lari ke Tgurneu, kita harus melacaknya. Jika Tgurneu berada dalam jangkauan kewaskitaan Mora, itu tidak masalah, tapi Tgurneu mungkin akan tetap berada di luar jangkauan. Itu akan membuatnya waspada.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Jadi, aku mengejarnya?” tanya Dozu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kau adalah pelari tercepat di antara kami, dan karena kau masih kecil, kau cocok untuk membuntuti seseorang. Ikuti iblis macan tutul dari jarak yang cukup jauh. Bisakah kau melakukan itu?"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dozzu menjawab, “Aku harus mengatakan itu akan sulit. Aku tidak tahu seberapa cepat iblis macan tutul itu bisa berlari. Dan juga, meski aku tahu cara melihat kemampuan sembunyi-sembunyinya, itu masih menjadi kekhawatiran.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Jangan khawatir. Aku punya ide." Adlet mengeluarkan permata ringan. Itu adalah yang terkecil yang dimilikinya, kurang dari setengah ukuran kuku kelingkingnya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Selanjutnya, dia membuka kotak besinya dan mengeluarkan sebuah botol kecil. Dia mencampurkan cairan di dalamnya dengan sedikit tanah dan menguleninya hingga menjadi pasta, lalu mengubur permata ringan di dalamnya. Seketika, permata cahaya itu tampak seperti gumpalan kotor. Kotoran menghalangi cahaya redup dengan sangat baik, sehingga tidak terlihat sama sekali. “Tempelkan ini pada iblis macan tutul.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dozzu memiringkan kepalanya seolah bertanya untuk apa?</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Mora, pinjamkan Dozzu kemampuan untuk mendeteksi hieroform.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Mora mengangguk dan dengan lembut menyentuh kepala Dozzu. Dia mengucapkan kata-katanya, dan mata Dozzu bersinar redup.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Bagaimana, Dozzu?” tanya Adlet. “Sekarang kau bisa melihatnya dengan baik, kan?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Fremy mengingat apa yang dikatakan Mora di zona lava. Ketika hieroform digunakan, jejak kekuatan itu akan tetap ada. Meminjam kekuatan Mora akan memungkinkan seseorang melihat jejak itu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dua hari yang lalu, Adlet menggunakan kemampuan itu untuk mencari Goldof.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku bisa melihat kabut cahaya samar,” kata Dozzu. “Jadi menurutku ini adalah sisa-sisa kekuatan hieroform? Aku pernah mendengar teknik rahasia ini diturunkan di Kuil Surgawi, tetapi ini adalah pertama kalinya aku mengalaminya.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Menurutmu, cukup bagimu untuk tetap berada di iblis macan tutul?” Adlet memverifikasi.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Aku bisa melakukan itu. Aku hanya harus menjaga jarak saat mengikuti kabutnya. Aku tidak akan gagal,” Dozzu meyakinkannya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Mora, pinjamkan yang lain kekuatan untuk melihat hieroform juga.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Sayangnya aku tidak bisa. Kemampuan ini menguras tenaga. Dua orang adalah batasku.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kalau begitu…pinjamkan aku dan Dozzu kemampuannya. Salah satu dari kita akan mengejar macan tutul itu.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Mora mengangguk. “Tetapi jika iblis macan tutul menyadari bahwa permata ringan telah ditempelkan padanya, maka rencananya akan sia-sia. Apakah kau punya cara untuk mengatasi ini, Adlet?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku tidak bisa menyusun rencana ini jika tidak melakukannya, bukan?” Adlet membual. Ini memang benar, jadi Mora terdiam. “Iblis macan tutul akan keluar untuk menyampaikan pesannya, dan pada akhirnya ia akan berhenti. Di situlah Tgurneu berada. Begitu kau melihatnya, Dozzu, tembakkan sambaran petir yang sangat besar ke langit. Kita semua akan bergegas ke sana secepat mungkin.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dozzu mempertimbangkan hal ini sebentar. "Dipahami. Namun masih ada masalah. Aku tidak bisa menahan Tgurneu sendirian di sana. Dia akan melarikan diri sebelum kalian mencapaiku.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Tentang itu…maaf, tapi aku belum mengumpulkan semua pemikiranku. Apakah kau punya ide bagus?” Adlet melihat sekeliling pada yang lain.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Serahkan itu padaku.” Mora mengangkat tangannya. “Aku masih memiliki beberapa tongkat hieroform yang aku gunakan untuk mendirikan penghalang. Gunakan ini. Semua tongkatku yang tersisa menciptakan penghalang yang mencegah intrusi dari luar, tapi jika aku menimpa hieroglifnya, itu juga akan memungkinkan untuk meningkatkan penghalang yang mencegah pelarian dari dalam.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Terima kasih. Itu akan sangat membantu, Mora. Berapa lama waktu yang kau butuhkan untuk menulis ulang hieroglifnya?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Sepuluh menit sudah cukup.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Oke. Dozzu, setelah kau menemukan Tgurneu, naikkan penghalang dan segel. Lalu, lindungi penghalang itu sampai kami tiba dan bunuh dia.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Dipahami. Tolong serahkan padaku.” Dozzu membungkuk.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Mora menarik tongkat yang diukir dengan hieroglif dari kebiasaannya dan dengan cekatan mulai menulis ulang karakter tersebut dengan ujung tajam di sarung tangannya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Addy…bisakah kita mengalahkan Tgurneu? Kita tidak bisa melakukannya pada pertarungan sebelumnya.” Rolonia resah dengan cemas.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Adlet ingat ketika mereka pertama kali tiba di Negeri Raungan Iblis—ketika Tgurneu melompat dari bawah tanah. Kelompok tersebut telah mengepung iblis tersebut dan menyerangnya, namun mereka gagal menghabisinya dan akhirnya mundur. “Tenang,” kata Adlet. “Saat itu, kita tidak tahu siapa sang ketujuh, dan itu membuat kita tidak bisa bertarung dengan kekuatan penuh. Sekarang segalanya berbeda.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Lagipula, sekarang kita sudah mengetahui rahasia yang tersembunyi di dalam tubuh Tgurneu. Jika kita semua mengepungnya, kita pasti bisa membunuhnya.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Masih ada satu lagi faktor yang tidak pasti,” sela Fremy. “Dozzu dan Nashetania memberi tahu kita bahwa Tgurneu memiliki kemampuan mengendalikan pikiran manusia. Bahkan jika kita berhasil mengepung Tgurneu, salah satu dari kita mungkin akan dimanipulasi untuk bergabung dengan musuh.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“…Saat kita mendekati Tgurneu, jika kau merasa mulai dikendalikan, segera mundur dan imbau yang lain untuk berhati-hati. Hanya itu yang bisa kita lakukan.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Itu saja?"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Fremy,” kata Mora, “berspekulasi tentang kemampuan yang mungkin tidak ada tidak ada gunanya. Melakukan tindakan penanggulangan tidak ada gunanya. Aku yakin yang bisa kita lakukan hanyalah menyeberangi jembatan itu ketika kita sampai di sana.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Sejujurnya, seluruh rencana ini penuh dengan jembatan yang harus dilintasi,” kata Adlet sambil tersenyum masam.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Nashetania muncul kembali dari lamunannya dan berkata, “…Aku sangat ragu rencana ini akan berhasil, Adlet.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Apa masalahnya? Jika kau punya pendapat, silakan saja.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Dozzu akan mampu membuntuti iblis macan tutul itu, dan menurutku jika kita menemukan Tgurneu, kita bisa menang. Tapi akankah iblis macan tutul itu berlari menuju Tgurneu? Bagaimana jika seorang utusan datang dari lokasi Tgurneu ke iblis serigala? Serigala mungkin tidak mau repot mengirim utusan dan malah memutuskan untuk menilai dirinya sendiri. Itu terlalu tidak pasti.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Bagus, Nashetania. Itu adalah pertanyaan yang jelas.” Adlet tersenyum. “Apa yang akan kita lakukan adalah membiarkan si serigala tak punya pilihan lain kecuali lari ke Tgurneu. Kita hanya perlu membuat keadaan darurat yang menurut iblis serigala tidak dapat diselesaikan tanpa meminta bimbingan Tgurneu.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Keadaan darurat? Bagaimana?"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Adlet menjilat jarinya dan mengangkatnya untuk memeriksa arah angin. Lalu dia menatap ke langit, penuh bintang, dan mengangguk pada dirinya sendiri. “Langit cerah dan angin kencang. Itu akan berhasil.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dia menunjukkan kepada mereka semua peta yang dia pinjam dari Nashetania dan menunjuk ke suatu tempat sekitar tiga mil sebelah barat dari lokasi mereka saat ini, sebuah cekungan di antara tiga gunung. Berdasarkan peta, kawasan itu adalah hutan. Di sebelah utara terdapat jurang yang sangat besar, sedangkan di selatan terdapat reruntuhan yang dibangun oleh peradaban kuno sebelum kedatangan Majin. Adlet menunjukkan sebuah titik di sisi utara reruntuhan itu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kita akan memancing iblis ke sini. Seseorang akan bertindak sebagai umpan untuk menarik musuh ke sana demi kita. Dan kemudian, setelah semua iblis mengepung umpan kita…”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kita melakukan apa?” tanya Nasetania.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kita membakar seluruh hutan di sekitar mereka. Kita akan membakar seluruh kerumunan.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kelompok itu semua bergegas ke gua di gunung dan berkumpul bersama. Adlet telah menyuruh mereka untuk merahasiakan rencana itu dari para iblis dengan cara apa pun.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Pertama, dia mengeluarkan sejumlah botol besi yang tertutup rapat dari kotaknya dan mencampur isinya. “Ini adalah salah satu alat rahasia yang Atreau buat. Itu adalah bahan dalam api yang aku keluarkan dari mulutku, dan juga bomku. Dan dapat menyesuaikan propertinya saat itu juga, sampai tingkat tertentu. Sebelum aku menghentikan Turnamen Suci, aku melakukan penelitian sendiri untuk membuatnya lebih kuat.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Setelah bahan kimia tercampur, Adlet mencelupkan daun mati ke dalam larutan hingga basah kuyup dan melemparkannya kembali ke dalam gua. Dia menutupi pintu masuk dengan kain agar tidak terlihat dari luar, lalu menggunakan batu api di giginya untuk membuat percikan api dan membakar daun tersebut.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Hah?!"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Yang mengejutkan semua orang, daun mati itu meledak menjadi tiang api. Apinya juga tidak langsung padam, terus menyala selama hampir satu menit. Kekuatan kobaran api sungguh sulit dipercaya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Bagaimana tentang itu? Hal yang cukup intens, ya?” Adlet tersenyum. “Fremy, buatkan kami satu ton bubuk mesiu. Kita akan menempelkannya pada sekumpulan daun mati seperti ini, lalu menyebarkannya ke seluruh hutan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Untungnya angin bertiup dari utara. Langit cukup cerah, dan udaranya juga kering. Nyalakan bubuk mesiunya, dan daunnya akan langsung terbakar. Sebelum kalian menyadarinya, hutan akan menjadi lautan api.” Adlet menghancurkan abu dengan kakinya untuk memadamkan api. “Aku tidak tahu berapa banyak musuh yang bisa kita tarik ke dalam api, tapi ini akan menjadi pukulan besar bagi pasukan Tgurneu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Sekarang, lihatlah dari posisi iblis-serigala. Mereka telah mendapat perintah dari Tgurneu melalui nomor dua puluh empat untuk membantunya memimpin pasukan. Tapi nomor dua puluh empat yang merah sudah mati, musuh di udara telah ditembak jatuh, dan segala cara kontak dengan Tgurneu terputus. Sementara itu, hutan terbakar dan banyak sekali iblis yang hangus. Apa yang akan dilakukan iblis-serigala itu?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“…Laporkan situasinya ke Tgurneu dan minta instruksinya,” kata Fremy. “Seperti apakah ia harus pergi untuk menyelamatkan para iblis, mundur, atau mengabaikan kebakaran hutan dan terus melawan para Pahlawan.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Itu benar. Jadi serigala akan mengirim iblis macan tutul berlari menuju Tgurneu. Mungkin ada utusan lain selain iblis macan tutul, tapi kita akan menahan mereka sehingga mereka tidak bisa pergi kemana-mana.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kemudian, Dozzu akan membuntuti macan tutul itu ke Tgurneu dan menahannya di sana sampai kita semua muncul untuk mengepung Tgurneu dan membunuhnya.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Apakah semuanya akan berjalan baik? Kedengarannya sangat mudah,” kata Fremy.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku pikir itu akan berhasil. Bahkan Tgurneu seharusnya kesal melihat ratusan bawahannya menjadi hangus. Hal ini berlaku ganda bagi serigala dan macan tutul. Mereka tidak akan berpikir untuk menyembunyikan lokasi Tgurneu. Mereka tidak akan berpikir jernih sama sekali. Ini adalah kesempatan sempurna untuk menemukan Tgurneu.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Fremy, meskipun kita tidak dapat menemukan Tgurneu, masih banyak yang bisa diperoleh. Kita akan mampu mengurangi tujuh ratus tentara secara drastis,” kata Mora.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Itu juga salah satu tujuan di sini. Jadi bagaimana dengan strategiku ini? Biarkan aku mendengar pendapat kalian, teman-teman.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Setelah penjelasan Adlet selesai, Nashetania berbicara. “Terlalu banyak ketidakpastian dalam rencana ini. Tidak ada jaminan kita memiliki pemahaman yang akurat tentang pasukan Tgurneu, dan bahkan jika kita memilikinya, Tgurneu belum tentu bertindak seperti yang kau prediksi. Namun meski mempertimbangkan hal ini, aku yakin rencana ini pantas untuk dicoba.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Itu terlalu berbahaya. Bukankah sebaiknya kita mencari metode yang lebih dapat diandalkan?” tanya Dozu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Nashetania menjawab, “Kita tidak punya waktu. Rute yang aman dan pasti tidak tersedia bagi kita dalam situasi ini. Jika kau punya ide lain, aku mungkin mengatakan sebaliknya, tetapi kau tidak melakukannya, bukan?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Tolong jangan khawatir, Dozzu. Ma-mari kita percaya pada Addy. Ini rencananya, jadi aku tahu ini akan berhasil,” kata Rolonia.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dozzu menghela nafas sedikit. Pasti sudah diputuskan bahwa mereka tidak punya pilihan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Maaf, Rolonia,” kata Adlet, “tapi rencana ini belum pasti berhasil seratus persen. Jika gagal, kita akan kabur. Mundur, temukan strategi baru, dan datang lagi ke Tgurneu. Pada saat itu, kita akan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang apa yang terjadi dengan pasukan Tgurneu, dan aku tahu kita akan memikirkan sesuatu. Dan jika gagal juga, maka kita akan lari lagi dan bertahan sampai kita membunuh Tgurneu. Kita akan melakukannya sebanyak yang diperlukan.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dozu mengangguk. Kelompok tersebut secara bertahap semakin mendukung rencana ini, tetapi Fremy masih belum siap menerimanya. Bagian terpenting akan diserahkan kepada Dozzu—yang mungkin akan mengkhianati mereka kapan saja. Mora juga tampak skeptis. Dia setuju dengan garis besarnya, tetapi seperti Fremy, dia tampaknya memiliki kekhawatiran.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Saat itulah sebuah suara di antara mereka berseru, “Tunggu.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kau terlalu berisik, Goldof. Bagaimana jika iblis menemukan kita?” tegur Adlet.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tapi Goldof mengabaikan ucapan Adlet dan memelototinya. “Aku tidak akan membiarkanmu… melaksanakan rencana ini.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Bagaimana kau bisa mengatakan itu? Kau belum mengucapkan sepatah kata pun selama ini, dan ketika kau akhirnya membuka mulut, kau terlalu mengeluh?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Tidak. Aku…tidak bisa mempercayai…kau. Tampak jelas bagiku… bahwa Hans bukanlah… sang ketujuh… Itu adalah kau. Kau…menjebak Hans…dan selanjutnya…kami yang akan kena…”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Fremy terkejut. Mengapa kau mengatakan ini sekarang?</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tapi dia mempercayai Hans dan mencurigai Adlet sepanjang waktu. Dia hanya tidak mengatakan apa-apa, jadi Fremy percaya bahwa dia yakin Adlet adalah seorang Pahlawan sebenarnya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Jangan beri aku omong kosong itu, Goldof,” sembur Adlet.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Suasana tidak nyaman menyelimuti mereka. Rolonia sepertinya takut kelompok itu akan terpecah lagi.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Bukti apa yang kau punya? Apa dasar kau mengatakan hal itu? Pernahkah kau melihatku berbicara dengan iblis? Apa aku terlihat seperti sedang berbicara dengan Tgurneu?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Memang benar…tidak…tidak ada bukti…kau telah berkomunikasi…dengan Tgurneu. Tapi itu mencurigakan…bahwa kau memikirkan…sebuah strategi…dengan begitu mudahnya. Kelihatannya…bagiku…seolah-olah kau telah mengetahui bagaimana pasukan Tgurneu…diorganisir…sebelumnya. Itu sebabnya…kau bisa segera membuat rencana.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Goldof, itu tidak lebih dari opini subjektifmu,” kata Dozzu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku tidak akan membiarkanmu… melaksanakan… rencana ini. Selama aku…tidak yakin…Adlet bukan…sang ketujuh…Aku akan menghentikanmu. Dengan paksa…jika perlu.” Goldof menempatkan dirinya di pintu masuk gua, mengangkat tombaknya. Dia serius. “Fremy…Mora…Rolonia…pikirkanlah…sekali lagi. Pelajari… segala sesuatu tentang Adlet… lagi. Pasti ada… bukti di suatu tempat… bahwa dialah sang ketujuh.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku menolak,” kata Fremy. “Aku tidak mencurigai Adlet lagi. Aku yakin dia benar-benar mencoba membunuh Tgurneu.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Itu…hanya…pendapat subjektifmu.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Fremy mengarahkan senjatanya ke Goldof. Dia tidak akan menembak—hanya mendorongnya untuk berubah pikiran. Rolonia memotong di antara keduanya agar mereka tidak berkelahi.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kemudian Nashetania menghela nafas kecil, menepuk bahu Fremy, dan berkata, “Aku punya permintaan, Fremy. Tolong buatkan aku bom, seukuran stroberi. Sebuah yang bisa meledak hanya dengan pikiran.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“…?” Fremy bingung. Sesuai permintaan, dia membuat bom dan menyerahkannya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Nashetania memasukkan bahan peledak ke dalam mulutnya, lalu memasukkan jarinya ke tenggorokan untuk mendorongnya masuk.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“!” Goldof menjadi pucat. Dia membuang tombaknya dan meraih Nashetania dalam upaya menghentikannya, tapi bom itu meluncur ke tenggorokannya dan masuk ke perutnya sebelum dia bisa.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Fremy, Adlet, dan semua Brave lainnya terkejut, tapi Goldof dan Dozzu khususnya terkejut. Goldof sangat pucat, dia tampak seperti di ambang serangan jantung. Dozzu terdiam, hanya membuka dan menutup mulutnya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Fremy,” kata Nashetania, “jika Goldof tidak melakukan apa yang diperintahkan, tolong nyalakan bom yang baru saja aku telan.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Yang mulia! Tolong…muntahkanlah! Apa…yang Anda lakukan?!” Goldof bergegas ke sisinya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Namun Nashetania mengibaskan tangannya. “Lepaskan aku, Goldof. Jika hidupku berharga bagimu, maka dengarkan.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Goldof mengambil tombaknya dan mengarahkannya ke Fremy. “Hilangkan…bomnya. Jika sesuatu… terjadi… padanya… aku akan membunuhmu. Aku tidak peduli…apa yang terjadi…pada dunia. Aku akan membunuhmu."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Apakah kau tidak mendengar apa yang baru saja aku katakan?” tuntut Nasetania. “Aku memerintahkanmu untuk patuh. Sudah kubilang jangan menghalangi rencana itu. Jika kau gagal memahami ini, aku akan meminta Fremy menyalakan bomnya.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“T-tapi kalau begitu…Anda akan…” Goldof mengalami konflik.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Mora datang untuk menyelamatkan dan berkata, “Nashetania, muntahkan bahan peledaknya sekarang. Jika terus begini, taktik tersebut tidak akan mencegah terjadinya perselisihan. Ini mempunyai efek sebaliknya.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Baiklah. Kupikir tidak ada yang bisa dilakukan.” Nashetania mencondongkan tubuh ke depan dan menghela nafas beberapa kali, lalu memasukkan jari ke tenggorokannya untuk mengeluarkan alat itu dan melemparkannya ke bagian belakang gua.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku akan mengatakan ini sekali lagi, Goldof: Aku sama sekali tidak akan membiarkan kau menghalangi rencana ini. Kau akan mematuhi Adlet dalam segala hal. Kau memahami apa yang akan aku lakukan jika kau mengabaikan instruksiku, bukan?” Nashetania memelototinya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Goldof tidak bisa berkata-kata. Dia hanya berdiri di sana, tidak yakin harus berbuat apa.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dia curiga pada Adlet. Dalam pandangan Goldof, Adlet pasti telah menjebak Hans dan berkonspirasi dengan Nashetania dan Dozzu untuk menjebak para Pahlawan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tetapi jika seseorang bertanya kepadanya apakah dia yakin, Goldof tidak akan bisa menjawabnya. Dia tidak bisa sepenuhnya menghilangkan kekhawatiran bahwa mungkin dialah yang terjebak dalam perangkap musuh. Mungkin Hans adalah sang ketujuh, mencoba memanfaatkan kebingungan Goldof. Tatapan dingin dari sekutunya dan Nashetania menusuknya, menuntut mengapa dia tidak bisa mempercayai Adlet dan membuatnya semakin gelisah.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Yang terpenting, Goldof harus melakukan apa yang Adlet katakan—atau Nashetania akan mati. Bahkan jika dia adalah musuh mereka, bahkan jika dia terlihat mencoba mengelabui para Pahlawan, bahkan jika itu mengorbankan seluruh dunia, dia harus menjaganya tetap aman.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Saya mengerti. Saya percaya…bahwa Adlet bukanlah sang ketujuh…Yang Mulia.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Bagus,” jawab Nashetania.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Fremy merasa lega. Sekarang mereka tidak perlu khawatir Goldof akan mengganggu rencana tersebut. Mereka berhasil menghindari krisis untuk saat ini.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Nashetania, bahkan kecerobohan pun ada batasnya. Aku sangat terkejut dengan kelakuanmu,” kata Dozzu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Itu tidak gegabah. Aku harus melakukannya. Kita harus mengalahkan Tgurneu sekarang, atau kita juga tidak akan punya peluang untuk menang. Dan semua orang di sini harus menggabungkan kekuatan agar kita bisa menang. Aku akan melakukan apa saja untuk mencegah kelompok ini terpecah belah. Apa aku salah, Dozzu?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“…Tidak, kau benar,” jawab Dozzu, dan dengan itu, kecurigaan baru muncul dalam Fremy. Mengapa Nashetania sampai mempertaruhkan nyawanya untuk menjalankan strategi ini? Dia bilang itu untuk mengalahkan Tgurneu, tapi perkataannya tidak bisa dipercaya. Bagaimana jika Nashetania dan Dozzu akan menggunakan rencana Adlet untuk rencana mereka sendiri? Fremy tidak bisa menghilangkan keraguan dari pikirannya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Baiklah, mari kita mulai mempersiapkan operasinya. Fremy, kau membuat bubuk mesiu. Rolonia dan Nashetania, bisakah kalian mengumpulkan daun? Mora, terus tulis ulang hieroglif itu. Kita harus menyelesaikan pengaturan ini sebelum iblis menemukan kita. Cepat,” perintah Adlet, dan sekutu mulai bergerak.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Sepertinya aku tidak bisa menemukan para Pahlawan itu. Ya ampun. Mereka cukup pandai dalam petak umpet,” gumam Tgurneu di sudut hutan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Nomor sebelas bertanya, “Apa yang sedang mereka lakukan, Komandan?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Bukankah sudah jelas? Mereka jelas-jelas sedang memikirkan cara untuk mengalahkanku.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“J-jadi, bukankah sebaiknya kita melakukan sesuatu untuk mencegahnya…?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tgurneu menatap tajam ke arah nomor sebelas seolah mengatakan Tak Berguna. “Tidak masalah apa yang mereka lakukan. Mereka tidak akan menemukanku dengan rencana di menit-menit terakhir.” Dengan ucapan itu, Tgurneu mengakhiri pembicaraan. Sambil menatap ke langit, ia berkata, “Hmph, berapa lama rencana nomor dua membuatku menunggu? Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk penyelidikan sederhana?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Pertama, Fremy membuat bubuk mesiu. Dengan menggunakan teknik khusus, dia memastikan bahwa hal itu akan terus ada bahkan jika dia mati—untuk berjaga-jaga jika hal yang lebih buruk terjadi. Pada saat yang sama, dia juga membuat alat pengapian sehingga orang lain bisa meledakkan bubuk mesiu juga.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Adlet mencelupkan daun-daun mati ke dalam bahan kimia tersebut, lalu menempelkan sedikit bubuk mesiu ke dalamnya dengan perekat. Sekilas, itu tidak dapat dibedakan dengan daun-daun biasa yang berguguran. Selain Mora, yang lain mendiskusikan detail rencana sambil membantu mengurus dedaunan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kita memerlukan umpan untuk menarik banyak musuh agar berkumpul dan masuk ke dalam jangkauan tembakan kita,” kata Adlet. “Menurutku kau sempurna untuk peran itu, Mora.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Aku? Mengapa?"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku yakin Tgurneu berhati-hati dengan kemampuan kewaskitaanmu-mu. Dia akan memprioritaskan membunuhmu. Kamu akan menjadi daya tarik terbaik.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Benar."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Tetapi terlalu berbahaya bagimu untuk melakukannya sendirian. Goldof, pergilah bersamanya untuk menjaganya.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"…Dipahami. Aku tidak punya pilihan." Goldof mengangguk.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Mora dan Goldof akan memancing musuh masuk, lalu kita menyebarkan daun-daun yang sudah terlapisi di sekitar area tersebut. Bagian ini harus dilakukan dengan hati-hati, agar musuh tidak curiga,” Adlet mengingatkan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Tolong serahkan itu padaku. Aku sangat pandai menghindari ketahuan dan tetap diam.” Nashetania mengangkat tangannya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Lagi pula, kau adalah pilihanku. Rolonia, kau dukung dia.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“O-oke. Aku akan melakukan yang terbaik." Rolonia mengangguk.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Dozzu dan aku akan menempelkan permata ringan pada iblis macan tutul. Kau ikut dengan kami juga, Fremy. Terlalu berbahaya bagimu untuk sendirian.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Dimengerti,” kata Fremy. “Aku juga bisa membunuh nomor dua puluh empat yang merah.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku sudah selesai menulis ulang hieroglifnya,” Mora mengumumkan. “Jika tongkat ini ditanam di dalam tanah, ia akan mendirikan penghalang dengan radius sekitar lima puluh lima yard. Itu hanya akan berlangsung selama sekitar dua puluh menit, dan meskipun penghalang itu bisa dimasuki, tetapi tidak bisa keluar. Aku juga telah menambahkan beberapa hieroglif penahan, jadi begitu tongkatnya sudah terpasang, tongkat itu tidak dapat dengan mudah dilepas.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dozzu mengambil tongkatnya, lalu dengan sigap memasukkannya ke dalam mulutnya dan menelannya. Hal ini membingungkan Fremy, dan dia bertanya-tanya ke mana benda itu masuk ke dalam tubuh mungil itu. Selanjutnya, Mora mentransfer kemampuan melihat jejak hieroform ke Adlet. Saat mereka mengurus dedaunan, percakapan mereka berlanjut. Masing-masing menetapkan secara spesifik apa yang akan mereka lakukan dan menghafalkan kondisi lahan secara menyeluruh.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Jika rencana tersebut gagal atau berantakan sebelum dapat diselesaikan, mereka memutuskan di mana dan bagaimana mereka akan mundur serta di mana harus bertemu. Fremy menyerahkan petasan kepada mereka masing-masing untuk komunikasi. Dia membuatnya sehingga jika ada yang muncul, sisanya akan meledak pada saat yang bersamaan. Sekarang, jika salah satu dari mereka menyatakan mundur, pesan itu akan disampaikan kepada semua orang.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kemungkinan lainnya adalah salah satu kelompok mereka mungkin akan menemukan Tgurneu pada suatu saat selama operasi. Untuk skenario itu, Adlet membagikan bom cahaya. Jika mereka menemukan Tgurneu, mereka akan melemparkan granat ke udara untuk memanggil yang lain dan menghalangi pelarian Tgurneu. Begitu yang lain melihat bom cahay, mereka langsung menuju ke sana.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ketika diskusi mencapai tahap akhir, Mora bertanya, “Apa yang akan kita lakukan terhadap Hans?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Itu adalah sebuah masalah. Sang ketujuh pasti akan bertindak, tapi sulit memprediksi apa yang akan dia lakukan. Dia mungkin menargetkan Chamo sebagai satu-satunya yang mempercayainya. Jika itu terjadi, mereka tidak akan bisa berbuat apa-apa. Chamo hanya harus melindungi dirinya sendiri.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Hans mungkin juga akan mengejar Fremy dan Adlet dengan Chamo di sisinya, dan kemungkinan itu benar-benar mengkhawatirkan. Keduanya cukup kuat untuk berhadapan dengan setidaknya empat orang dari kelompok mereka.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Adlet memutuskan dia akan menyimpan dua bom cahaya padanya setiap saat. Jika Hans menyerang, Adlet akan melemparkan keduanya ke udara, satu demi satu. Nashetania dan Rolonia akan dipisahkan dari kelompok Adlet, tetapi jika mereka melihat cahaya dari bom cahaya, mereka harus segera menuju ke tempat kelompok Adlet berada. Dengan kelima pertarungan tersebut, mereka pasti akan menang, bahkan melawan Hans dan Chamo.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tapi Adlet ragu para iblis hanya akan duduk di sana dan menyaksikan pertarungan berlangsung. Dan bahkan jika kelimanya bersama-sama, itu masih akan sulit.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Membunuh Chamo atau Hans adalah ide yang buruk. Kita pingsankan saja,” kata Adlet. Chamo benar-benar seorang Pahlawan, jadi membunuhnya adalah hal yang mustahil. Tapi mereka juga tidak bisa membunuh Hans—walaupun sang ketujuh dikirimkan kepada mereka oleh Tgurneu, Lambang yang dibawanya diciptakan oleh Saint of the Single Flower. Mereka masih belum mengetahui detail penciptaannya atau kekuatan apa yang dimilikinya, tapi kemungkinan besar hal itu penting bagi para Pahlawan—atau bahkan bagi Saint of the Single Flower itu sendiri. Jika mereka membunuh Hans, itu mungkin akan menghancurkan Lambang sang ketujuh juga.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Bisakah kita mengaturnya? Melawan keduanya?” Mora bertanya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Adlet menjawab, “Itu bukanlah pertanyaan yang perlu kita tanyakan. Kita hanya harus melakukannya.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Diragukan bahwa mereka dapat melanjutkan operasi sementara mereka sibuk mengawasi Hans dan Chamo. Kalau begitu, mereka harus membatalkan rencana tersebut dan mundur ke barat lagi.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Mereka kemudian akan menyusun ulang rencana untuk membunuh Tgurneu, dan sebelum melakukan ronde kedua, mereka harus meyakinkan Chamo bahwa Hans adalah sang ketujuh. Bisakah mereka menemukan bukti untuk melakukan hal itu? Dan bukankah kekuatan Black Barrenbloom akan membunuh semua Pahlawan untuk sementara waktu? Kekhawatirannya tidak ada habisnya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“…Bergantung pada tindakan Hans, mungkinkah semua persiapan ini akan sia-sia?” Mora menggerutu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kalaupun mereka melakukannya, kita tidak bisa hanya duduk di sini sambil memutar-mutar jempol kita,” jawab Adlet.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Para Pahlawan menyelesaikan persiapan mereka, lalu menggali lubang di tanah untuk menyembunyikan tas mereka dan keluar. Sangat beruntung para iblis tidak menemukan mereka saat mereka bekerja. Mereka berangkat menuju reruntuhan, tempat rencana mereka, sambil berlari.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Berlari di belakang kelompok, pikir Fremy, Ini akan menjadi pertarungan yang berbahaya. Terlalu banyak elemen yang tidak pasti. Mereka seharusnya tidak mencoba rencana seperti ini sejak awal. Mereka seharusnya lebih berhati-hati dalam menentukan strategi dan meneliti musuh secara menyeluruh sebelum menyerang.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Jika bukan karena kehadiran Fremy dan kekuatan Black Barrenbloom yang membuat mereka putus asa, mereka pasti akan menemukan cara yang lebih andal untuk membunuh Tgurneu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dia seharusnya tidak pernah mempertimbangkan untuk membalas dendam. Dia seharusnya bunuh diri diam-diam enam bulan lalu ketika Tgurneu membuangnya. Dia seharusnya membiarkan Chamo membunuhnya. Kalau saja dia melakukannya, para Pahlawan tidak akan pernah terancam seperti ini.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dia menjadi beban bagi Pahlawan Enam Bunga. Tidak—bahkan lebih buruk lagi.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Lalu, seolah dia bisa membaca pikirannya, Adlet ada di sana. “Jangan memikirkan hal-hal bodoh, Fremy.” Dia tidak mengatakan sepatah kata pun, tapi dia meraih bahunya dan dengan paksa menariknya ke dekatnya. “Para Pahlawan membutuhkanmu. Tanpamu, Nashetania akan mengalahkan kami. Kami tidak akan bisa mendapatkan petunjuk yang kami perlukan untuk mengalahkan Tgurneu. Kau tidak menjadi beban bagi kami. Sama sekali tidak."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Tetapi-"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Adlet memotong argumennya. "Aku butuh kau. Kehadiranmu di sini yang memungkinkanku bertarung. Karena kau ada di sini, aku tidak bisa berkecil hati, apa pun yang terjadi. Dengar, kau mendukung pria terkuat di dunia. Itu adalah pencapaian besar—sesuatu yang tidak dapat dilakukan orang lain, bukan?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Adlet…”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Tidak peduli apa yang terjadi mulai saat ini, aku akan melindungimu. Aku akan membuatmu bahagia, aku bersumpah. Pria terkuat di dunia bersamamu. Santai saja dan bertarung, Fremy.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Fremy mulai mengucapkan terima kasih. Namun, kata-kata itu tersangkut di tenggorokannya, dan sebaliknya, dia mendorong Adlet menjauh. “Cukup omong kosongnya. Kau harus memprioritaskan membunuh Tgurneu daripada melindungiku. Kita semua bisa mati di sini. Tidak ada gunanya mencoba melindungi satu sekutu jika kita semua mati.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“…Kau… yah, hatimu sedingin es.” Jawabannya pasti sangat mengejutkannya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Fremy langsung menyesalinya. Sepertinya aku sudah bicara terlalu banyak. Tapi kebaikan bukanlah keunggulannya. “Aku tidak mengatakan untuk tidak melindungiku. Aku hanya memberitahumu bahwa jika kau harus memilih antara melindungiku atau membunuh Tgurneu, maka bunuhlah Tgurneu.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku akan melindungimu dan membunuh Tgurneu. Aku harus melakukan keduanya, atau tidak ada gunanya.” Adlet tampak terluka.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tidak dapat melihat ekspresi itu, Fremy berkata, “Tersenyumlah.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"…Hah?"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kau terlihat buruk. Tersenyumlah, apa pun yang terjadi, bukan?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Y-ya.” Adlet memberikan senyumannya yang biasa, senyuman yang mengatakan tidak ada yang perlu ditakutkan di seluruh dunia.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Melihatnya membuat Fremy sedikit senang. “Tersenyumlah, apa pun yang terjadi. Itu cukup bagiku.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Adlet mengangguk dalam-dalam.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Saat itulah Fremy melihat seekor burung iblis melalui celah kanopi di atas. Dia mengidentifikasinya sebagai ajudan Tgurneu, spesialis nomor dua. Itu melonjak untuk terbang ke arah timur.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kita ketahuan,” gumam Fremy.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku merasa aneh, pikir Adlet.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tubuhnya ringan. Kekuatan meluap dari perutnya. Saat ini, dia merasa bisa mengalahkan siapa pun.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dia dalam kondisi yang buruk, tapi itu tidak mengganggunya sedikit pun.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku akan bertarung demi Fremy, dia memutuskan, dan itu sudah cukup untuk memanfaatkan sumber kekuatan dalam dirinya. Dia tidak takut pada satupun dari mereka: tidak pada Tgurneu, Hans, Cargikk, Dozzu, atau bahkan Majin.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Adlet telah memutuskan untuk membunuh siapa pun yang menyakiti Fremy—tidak peduli siapa orang itu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Pertama, Tgurneu. Dia harus membunuh Tgurneu, berapapun resikonya. Bahkan jika ia berubah pikiran dan berjuang untuk menyelamatkan dunia, bahkan jika kematian komandan iblis berarti akhir dari segalanya, Adlet akan tetap membunuhnya tanpa ragu-ragu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Hans juga sama buruknya. Bahkan jika dia berada di bawah kendali Tgurneu, Adlet tidak akan memaafkannya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dozzu dan Nashetania. Dia akan membunuh mereka juga—karena mereka mencoba membunuh Fremy. Dia harus menyingkirkan mereka setelah pertempuran ini selesai. Tapi dia tidak bisa membiarkan hal itu terlihat sekarang.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Chamo dan Goldof juga harus dihilangkan. Tapi jika mereka berubah pikiran dan malah membela Fremy, dia akan mengampuni nyawa mereka karena Fremy tidak punya rasa permusuhan terhadap salah satu dari mereka.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Adapun Rolonia dan Mora, dia juga marah pada mereka, karena mereka hampir sekali meninggalkan Fremy. Tapi Fremy menganggap mereka teman. Namun, jika mereka mengkhianati persahabatannya, Adlet tidak bisa membiarkan mereka hidup.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Menjaga Fremy tetap aman adalah segalanya bagi Adlet.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dia sangat marah pada dirinya sendiri. Apa yang sebenarnya dia inginkan adalah menyembunyikannya di tempat yang aman dan membunuh Tgurneu bersama para Pahlawan lainnya. Dia ingin menjauhkannya dari musuh-musuh mereka.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tapi dia menahan perasaan itu dan tetap berjuang. Tidak ada tempat yang aman. Dan dia memang membutuhkan Fremy untuk mengalahkan Tgurneu. Yang terpenting, Fremy sendiri ingin melawannya. Jadi itu tadi.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dia telah memutuskan bahwa rencana ini sama sekali tidak akan membahayakan Fremy.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Selama Fremy aman, dia tidak peduli apa yang terjadi. Tidak ada yang penting baginya kecuali dia.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Nomor sebelas melihat spesialis nomor dua terbang ke arah mereka, dan nomor dua menukik turun di dekat Tgurneu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tgurneu berbicara dengan penuh semangat—bukan dalam kode tetapi dalam bahasa normal. “Sudahkah kau memeriksanya? Bagaimana kabarnya? Ayo, beritahu aku secepatnya.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Meski bingung dengan semangat Tgurneu, spesialis nomor dua menjawab, “Dari langit, aku mengamati status Adlet dan Fremy. Adlet menarik Fremy ke arahnya dalam pelukan. Dia mendorongnya menjauh, tetapi mereka terus berbicara setelah itu.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Nomor sebelas bingung. Apa nilai dari laporan seperti itu? Apa yang telah dihabiskan orang nomor dua selama itu untuk menyelidikinya?</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Saya tidak yakin, tapi… Saya memperkirakan hubungan Adlet dan Fremy baik-baik saja.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Nomor sebelas hendak menanyakan apa yang dibicarakannya ketika Tgurneu berteriak, “Aku tahu itu! Aku tahu itu berhasil! Jadi Fremy memang menyukai Adlet!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Nomor sebelas terkejut. Tgurneu menjadi sangat berisik.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Tidak salah lagi! Fremy mencintainya! Dia jatuh cinta padanya, sepenuhnya dan tulus! Dia menerima cintanya dan ingin memperjuangkannya!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Saya—saya tidak tahu tentang itu,” kata orang nomor dua.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Oh, apa yang membuatku begitu khawatir? Tentu saja hal itu akan terjadi. Aku sudah mengetahui hal ini. Fremy jelas akan mencintainya. Aku sudah memastikannya!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Nomor sebelas tidak mengerti apa yang membuat Tgurneu begitu gembira. Jadi, seorang Barrenbloom keturunan campuran yang kotor telah jatuh cinta, lalu kenapa?</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Itu bagus. Konfirmasi bahwa Fremy mencintai Adlet adalah berita terbaik yang bisa kau berikan kepadaku.” Tgurneu melontarkan senyuman yang hampir membuat tulang punggung nomor sebelas merinding. “Sekarang aku bisa melihatnya. Aku bisa melihat wajahnya saat dia menderita dari cinta.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Sementara itu, Hans dan Chamo berdiri di tengah-tengah sekelompok iblis. Saling menjaga satu sama lain, mereka mengawasi musuh. Pertarungan telah berlangsung selama berjam-jam, tapi bahkan dengan budak iblis Chamo dan kekuatan Hans, mereka belum mengurangi lima ekor sedikitpun.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ada apa dengan mereka ini? Mereka kuat,” kata Chamo.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Nyaa-haa! Kalau terus begini, yang lain akan mati,” gumam Hans penuh semangat, mengabaikan ketidaksabaran Chamo.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><div><br /></div><div><div><br /></div><div><div><br /></div><div><div><br /></div><div><div style="font-family: "times new roman"; text-align: center;"><span style="font-size: large;"><a href="https://www.isekaichan.com/2024/02/rokka-no-yuusha-light-novel-bahasa-indonesia-volume-6-prolog.html">PREVIOUS CHAPTER</a><span> </span><a href="https://www.isekaichan.com/p/rokka-no-yuusha-light-novel-bahasa.html" target="_blank">ToC</a><span> </span><span>NEXT CHAPTER</span></span></div><div style="font-family: "times new roman"; text-align: left;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; font-size: large;"></span><br /></div><div style="font-family: "times new roman"; text-align: left;"><br /></div><div style="font-family: "times new roman"; text-align: left;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; font-size: large;">TL: </span><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; font-size: large;">Ao Reji</span></div></div><div style="font-family: "times new roman";"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; font-size: large;">EDITOR: Isekai-Chan</span></div></div></div></div></div></div></div>Ao Rejihttp://www.blogger.com/profile/15874358242099628216noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2837239695577548178.post-77888533817200681102024-02-29T00:07:00.007+07:002024-02-29T00:11:03.248+07:00Rokka no Yuusha Light Novel Bahasa Indonesia Volume 6 : Prolog. Pembalas Dendam<p style="text-align: center;"><span style="font-size: x-large;">Volume 6 </span></p><p style="text-align: center;"><span><span style="text-align: left;"><span style="font-size: large;">Prolog. Pembalas Dendam </span></span></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><div class="separator" style="clear: both;"><div class="separator" style="clear: both;"><div class="separator" style="clear: both;"><div class="separator" style="clear: both;"><div class="separator" style="clear: both;"><div class="separator" style="clear: both;"><div class="separator" style="clear: both;"><div class="separator" style="clear: both;"><div class="separator" style="clear: both;"><div class="separator" style="clear: both;"><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBdfHJ67C95l1PeV-Qs7PwkIuAqwBHnJQyp1eNfsv30L71CMdtituG9bt94HsA_w7FiBmAMHbAgSm8ztZ-AJc12XMdR9sjFSRXBLFUCZ2Z1PCOeLpGy_zN3i4aXtnHY1-VlXkKqHYnAaleEBZNhzaTVHag4jXRxS55Lteyc70WsSohstfYRld1Y78q9o4/s864/Picture2.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="864" data-original-width="624" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBdfHJ67C95l1PeV-Qs7PwkIuAqwBHnJQyp1eNfsv30L71CMdtituG9bt94HsA_w7FiBmAMHbAgSm8ztZ-AJc12XMdR9sjFSRXBLFUCZ2Z1PCOeLpGy_zN3i4aXtnHY1-VlXkKqHYnAaleEBZNhzaTVHag4jXRxS55Lteyc70WsSohstfYRld1Y78q9o4/s16000/Picture2.jpg" /></a></div></div><br /></div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div><div style="text-align: justify;"><div><span style="font-size: large;">“Aku tidak punya waktu untuk berurusan dengan sampah sepertimu, Adlet.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Adlet yang berusia empat belas tahun menggigit bibir mendengar penilaian kejam Atreau Spiker.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Jadilah pelayan kami saja,” saran murid yang lebih tua. Adlet mengabaikannya dan nadanya yang merendahkan. “Aku akan membalas dendammu. Aku jauh lebih kuat darimu.” Sedikit cibiran terukir di wajahnya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Empat tahun telah berlalu sejak Adlet pertama kali berguru di Atreau, dan dia adalah murid Atreau yang terburuk. Tak satu pun dari keterampilannya yang setara—tidak pedangnya, tidak jarum lemparnya, tidak kepintaran yang diperlukan untuk menggunakan alat rahasia Atreau.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dengan amarah yang membara di hatinya setelah kampung halamannya hancur, Adlet telah mencoba dan mencoba. Dia bersumpah dia akan mencurahkan segalanya untuk membalas dendam, tapi tidak peduli bagaimana dia mengerahkan upayanya, dia tidak bisa berkembang.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Pada saat ini, Adlet bukanlah yang “terkuat di dunia”. Namun meskipun dia sengsara, ada seseorang yang baik padanya—anak laki-laki lain seusianya, yang berguru beberapa saat setelah dia. Dia memarahi Adlet karena selalu ceroboh dalam pelatihannya, dan ketika Adlet terluka, anak itu mengobati lukanya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Suatu hari, dia menyerahkan surat kepada Adlet di tempat latihan. “Hei, Adlet. Kau harus pergi."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Adlet bahkan tidak melihat surat itu, malah fokus sepenuhnya mengayunkan pedang kayunya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Menjadi Pahlawan Enam Bunga adalah hal yang mustahil bagimu. Kau pasti mengetahuinya bukan? Sudah menyerahlah. Fokuslah pada kebahagiaanmu sendiri.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Diam, atau aku akan membunuhmu.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Anak laki-laki itu mendorong surat itu ke arah Adlet sekali lagi. “Sepupu saya adalah pedagang keliling. Katanya dia ingin membantumu. Aku mengiriminya surat menanyakan apakah dia mau memberimu pekerjaan, dan dia setuju. Bekerjalah dengannya. Dapatkan teman baru dan mulai keluarga baru. Ini akan jauh lebih menyenangkan daripada tinggal di sini.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Adlet berteriak dan mengayunkan pedangnya ke arah anak laki-laki itu, dengan niat penuh untuk memukulnya sampai mati. Dia memutuskan untuk membunuh siapa saja yang mengganggu balas dendamnya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Namun meskipun ayunan Adlet berada pada kekuatan penuh, teman muridnya menghindarinya dengan mudah. Sebelum Adlet bisa menyerang lagi, anak laki-laki itu menendang perut Adlet dan membuatnya terjatuh ke tanah. “…Kau bermaksud membunuhku? Satu-satunya temanmu?” Anak laki-laki itu memandang Adlet dengan jijik. “Atreau memberitahuku itu sebabnya kau begitu putus asa.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Adlet mencoba berdiri, tapi kakinya terlalu lemah.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Tanpa nafsu untuk membalas dendam, kau hampa. Kau tidak bisa menjadi kuat seperti itu. Kau tidak akan pernah menemukan kekuatan sejati jika tidak ada yang ingin kau lindungi. Tidak ada seorang pun yang penting bagimu—bahkan dirimu sendiri. Orang sepertimu tidak akan pernah bisa menjadi yang terkuat di dunia.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tuduhan itu menusuk hati Adlet.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku benar-benar sudah lelah bersamamu. Lemparkan saja dirimu ke dalam misi sia-siamu sampai kau mati,” kata anak laki-laki itu, lalu pergi. Dia tidak pernah berbicara dengan Adlet lagi.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Atreau mengklaim bahwa mereka yang tidak menghargai apa pun tidak akan bisa menjadi kuat. Namun pada hari desa Adlet dihancurkan, hatinya hancur. Semua orang yang dia cintai kini telah tiada. Segala sesuatu yang ingin dia lindungi telah hilang. Dan rasa kehilangan itu menguasai segala hal yang ada di hatinya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Saat dia hendak memulai persahabatan baru, Rainer akan muncul di benaknya dan berkata Maukah kau melupakanku? Dan sebelum dia bisa menunjukkan kebaikan pada siapapun, Schetra akan muncul untuk menghentikannya. Tidak ada yang penting baginya kecuali orang mati. Dia tidak bisa mencintai orang lain. Pertimbangan apa pun terhadap orang lain terasa tidak perlu, menjadi hambatan bagi balas dendamnya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Setiap orang yang dia lihat adalah musuh. Hidupnya hanya untuk membunuh. Ketika orang-orang berbicara dengan ramah atau penuh kasih sayang kepadanya, kata-kata mereka tidak pernah sampai ke hatinya. Dia tahu dia tidak akan pernah menjadi lebih kuat jika terus begini, tapi dia tidak bisa mengendalikan api balas dendam yang berkobar di dalam hatinya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Lalu suatu malam, dia bermimpi.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Di dalamnya, dia bertemu seseorang dan jatuh cinta. Dia mengulurkan tangan padanya dan mulai berlari, mencoba memeluknya. Tapi jari-jarinya tidak pernah mencapainya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dia terkejut pada dirinya sendiri. Dia percaya rasa kemanusiaannya telah lama hilang dari hatinya—bahwa dia adalah monster yang tidak mampu melakukan apa pun selain membunuh dan membenci. Tapi sekarang, dia mencintai seseorang.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Masih belum bisa memeluknya, Adlet membuka matanya. Dia berbaring di sudut gua, menatap matahari pagi dengan linglung.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Biasanya ia akan langsung melupakan mimpinya, namun misteriusnya mimpi ini meninggalkan kesan mendalam di hati Adlet. Kegagalannya untuk menyentuhnya membuatnya sedih. "…Sial."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku tidak punya waktu untuk memikirkan mimpi, pikirnya sambil bangun. Dia bergegas mandi pagi, mengambil pedang kayunya, dan mulai melakukan latihan ayunan. Dia tidak bisa melupakan iblis bersayap tiga itu jika dia mencobanya. Berfantasi tentang hari dimana dia akan mengirisnya berkeping-keping, mengingat temannya Rainer dan saudara perempuannya, Schetra, menanggung penyesalan dan penderitaan mereka di pundaknya, Adlet menurunkan senjatanya berulang kali.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tapi gadis dari mimpinya melayang di benaknya. Dia mendapati dirinya mengingat kembali kesepian saat menjangkau hanya untuk menemukan dia di luar jangkauan. Pikiran-pikiran itu mengusir Rainer dan Schetra dari pikirannya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"…Apa-apaan? Aku tidak percaya ini,” gumam Adlet pelan. “Aku masih memiliki perasaan manusia?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Adlet kemudian menyadari bahwa tidak mungkin manusia mendedikasikan segalanya untuk membalas dendam dan mengubur hatinya dalam kebencian saja. Kau tidak bisa menahan diri untuk tidak jatuh cinta pada seseorang.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Sejak hari itu, Adlet mulai berubah sedikit demi sedikit.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dia mulai berbicara dengan peserta magang lainnya. Dia bisa bersyukur lagi atas kebaikan mereka. Dia dapat melihat pentingnya meninggikan orang lain dan ditinggikan, betapapun kecilnya. Kerutannya berangsur-angsur melunak, dan hatinya yang tak tertembus mulai terbuka.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dan yang paling mengejutkan, pelatihannya mulai menunjukkan hasil yang berbeda. Dia masih jauh dari mengejar peserta magang lainnya, tapi tetap saja, perubahan tetaplah perubahan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku pikir kau sudah agak membaik,” komentar Atreau setelah melihat kemajuan Adlet. Ini adalah pertama kalinya Atreau memujinya. “Jangan pernah melupakan keinginan untuk melindungi seseorang, agar tidak kehilangannya. Tapi… kau tetaplah sampah yang tidak ada harapan. Hampir tidak manusiawi. Jika kau gagal menunjukkan hasil kepadaku, kau tetap akan pergi.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Atreau masih kasar.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"> </span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Sekitar tiga bulan setelah Adlet bermimpi tentang orang asing, dia duduk di sebuah gua sambil memegang sebuah tongkat.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Atreau memberitahunya bahwa ini adalah salah satu alat rahasia yang dia kembangkan sendiri. Karena alat tersebut masih belum lengkap, maka belum diberi nama. Namun Atreau mengatakan kepada Adlet bahwa itu pastilah karya terbesarnya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Senjata ini menggunakan darah Saint. Atreau telah menciptakan ekstrak murni dari unsur beracun bagi iblis, mengkristalkannya, lalu memasang kristal itu ke ujung tongkat. Menurutnya, senjata ini memiliki kekuatan untuk membunuh musuh mana pun tanpa gagal.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Temukan cara untuk memanfaatkan alat ini secara praktis, Adlet,” perintah Atreau sambil menyerahkan pasaknya. “Sesuatu yang tidak pernah terpikirkan oleh siapa pun. Temukan cara baru untuk menerapkannya yang tidak dapat dibayangkan oleh siapa pun—tidak peduli seberapa cerdasnya. Kau harus mencapai ini, atau kau tidak akan pernah bisa mengejutkan para iblis, dan tidak ada gunanya mencatat upayamu dalam penelitian saya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ini juga ujian bagimu. Kau harus mengejutkanku dengan idemu, atau aku akan mengantarmu keluar dari gunung ini. Anak laki-laki bodoh tidak akan pernah bisa menguasai alat rahasiaku.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dengan taruhan di hadapannya, Adlet memutar otaknya. Dia benar-benar akan dikeluarkan jika dia tidak bisa mengejutkan Atreau. Atreau bukanlah orang yang suka memanjakan—bahkan, yang membingungkan adalah Adlet belum diusir.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Jika Adlet meninggalkan gunung sekarang, maka mimpinya menjadi yang terkuat di dunia akan berakhir. Dia tidak akan pernah membalas dendam. Dia tidak akan pernah membalaskan dendam Rainer, Schetra, atau seluruh desanya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Sekali lagi, Adlet mendapat firasat aneh tentang gadis dalam mimpinya tiga bulan sebelumnya. Dia harus menjadi yang terkuat, atau dia tidak akan bisa menjaga keamanannya. Dia perlu mencapai tujuan itu, demi dia. Dia tidak punya dasar untuk perasaan ini—tidak ada alasan logis. Gadis itu hanyalah khayalan belaka. Tapi baginya, itu sudah cukup. Bahkan jika dia hanya ada dalam pikirannya, dia menjadi alasannya untuk memperjuangkan tujuannya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dia tidak ingin kehilangannya lagi, dan tekad itu membuatnya lebih kuat.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“…Aku tidak akan membiarkan diriku diusir karena hal ini,” gumam Adlet pada dirinya sendiri. “Aku akan membalas dendam pada Schetra dan Rainer. Dan…Aku akan melindungi gadis itu saat aku bertemu dengannya suatu hari nanti. Dan jika aku ingin melakukan semua itu, aku harus menjadi pria terkuat di dunia.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Adlet menatap tongkat itu beberapa saat sebelum menutup matanya dan menguatkan diri.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Lalu dia membaliknya dalam genggamannya untuk menembus jantungnya sendiri.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><div><br /></div><div><div><br /></div><div><div><br /></div><div><div><br /></div><div><div style="font-family: "times new roman"; text-align: center;"><span style="font-size: large;"><a href="https://www.isekaichan.com/2024/02/rokka-no-yuusha-light-novel-bahasa-indonesia-volume-5-epilog.html">PREVIOUS CHAPTER</a><span> </span><a href="https://www.isekaichan.com/p/rokka-no-yuusha-light-novel-bahasa.html" target="_blank">ToC</a><span> </span><span><a href="https://www.isekaichan.com/2024/02/rokka-no-yuusha-light-novel-bahasa-indonesia-volume-6-chapter-1.html">NEXT CHAPTER</a></span></span></div><div style="font-family: "times new roman"; text-align: left;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; font-size: large;"></span><br /></div><div style="font-family: "times new roman"; text-align: left;"><br /></div><div style="font-family: "times new roman"; text-align: left;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; font-size: large;">TL: </span><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; font-size: large;">Ao Reji</span></div></div><div style="font-family: "times new roman";"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; font-size: large;">EDITOR: Isekai-Chan</span></div></div></div></div></div></div></div>Ao Rejihttp://www.blogger.com/profile/15874358242099628216noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2837239695577548178.post-15636085172091436772024-02-28T23:59:00.004+07:002024-02-29T00:08:14.824+07:00Rokka no Yuusha Light Novel Bahasa Indonesia Volume 5 : Epilog. Pelarian<p style="text-align: center;"><span style="font-size: x-large;">Volume 5 </span></p><p style="text-align: center;"><span><span style="text-align: left;"><span style="font-size: large;">Epilog. Pelarian </span></span></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><div class="separator" style="clear: both;"><div class="separator" style="clear: both;"><div class="separator" style="clear: both;"><div class="separator" style="clear: both;"><div class="separator" style="clear: both;"><div class="separator" style="clear: both;"><div class="separator" style="clear: both;"><div class="separator" style="clear: both;"><div class="separator" style="clear: both;"><div class="separator" style="clear: both;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEirBNfjDf-QquadLIpMqcvyIl7b9XNQWj1i6nSLH3hzRMoYGtYKhHooKS1_X-o_fq0P8Fct2tepvpsVktDQh8WVum7jwWYfHOEo_vvnnjH5XNG23B_RcP0oxylwGCb1Tf0PTcHFSIHIKjHUgmEEBj9Ohkj6O55uhJXgYjwMWWUDirXH9Pnwqy6AqeGVask/s864/Picture9.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="864" data-original-width="624" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEirBNfjDf-QquadLIpMqcvyIl7b9XNQWj1i6nSLH3hzRMoYGtYKhHooKS1_X-o_fq0P8Fct2tepvpsVktDQh8WVum7jwWYfHOEo_vvnnjH5XNG23B_RcP0oxylwGCb1Tf0PTcHFSIHIKjHUgmEEBj9Ohkj6O55uhJXgYjwMWWUDirXH9Pnwqy6AqeGVask/s16000/Picture9.jpg" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div><div style="text-align: justify;"><div><span style="font-size: large;">“…Apa yang kita lakukan sekarang, pria kucing?” Chamo berkata dengan gelisah saat mereka berlari menuruni lereng.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Adlet dan yang lainnya sudah jauh, dan Hans serta Chamo sendirian.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Adlet telah menipu mereka semua. Chamo tidak percaya. Fremy, Bibi, dan si kepala sapi, karena mereka bodoh. Tapi bahkan sang putri pun ikut bersama mereka.” Masih belum ada tanda-tanda adanya iblis di sekitar, tapi tidak diketahui berapa lama pasangan tersebut dapat menghindarinya. “Kalau terus begini, mereka semua akan mati. Dan meskipun kita kuat, hanya dengan kita berdua…”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Hans tidak menjawab. Saat mereka berlari, dia terus memikirkan faktanya. “Jadi begitu,” gumamnya tiba-tiba. “Jadi inilah sumber kesalahpahamannya. Selama ini, Adlet…tidak pernah percaya bahwa dialah sang ketujuh. Aku tepat untuk memeriksanya di Penghalang Abadi. Nyaa, sepertinya aku seharusnya memercayai firasat awalku. Jadi itu berarti Tgurneu yakin Adlet akan melindungi Fremy… Jadi, dengan kata lain, Tgurneu…?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Apa yang kau pikirkan, pria kucing?” Chamo bertanya dengan cemas.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Berlari di depannya, Hans berbalik dan berkata, “Nyaa, Chamo, menurutmu aku kalah?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Chamo tidak bisa berkata-kata.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Yah, tidak diragukan lagi. Tapi kau tahu-nyaa, Adlet lemah di endgame. Dia tidak bisa memalsukan bukti apa pun bahwa aku sang ketujuh. Itu pada akhirnya akan menjatuhkannya. Dia tidak bisa meyakinkanmu atau Goldof. Dan yang terpenting…” Hans menyeringai. “Dia tidak bisa membunuhku.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Chamo tidak bisa setenang Hans. “Tapi apa yang harus kita lakukan? Kalau terus begini, mereka akan—”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"> </span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Jangan khawatir. Aku punya ide,” kata Hans yakin. “Tgurneu memliki trik yang hebat sekali, nyaa. Sejujurnya, aku tidak pernah membayangkan hal seperti itu. Ini adalah rencana yang tidak masuk akal dan berbahaya. Bahkan sekarang setelah aku memilahnya, aku masih belum mengerti maksudnya. Dan itulah yang membuatnya menjadi kelemahan.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Chamo terus mendengarkan Hans dalam diam.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Nyaa, bersiaplah, Chamo. Ini akan menjadi pertarungan yang sulit. Namun bersamamu dan aku, kita mempunyai peluang untuk mengubah hal ini menjadi lebih baik. Aku telah menemukan cara untuk menghentikan rencana Tgurneu. Tapi kalau aku salah, kita mungkin benar-benar sudah tamat.” Hans tersenyum gembira. “Benar, nyaa. Ini adalah pertarungan nyata. Untuk itulah aku menjadi seorang Pahlawan.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Chamo tersenyum dan meremas tangan Hans. “Aku tidak tahu apa yang akan kau lakukan, tapi itu akan baik-baik saja. Chamo ada di sini. Chamo akan melindungimu, dunia, dan semua idiot itu juga. Setiap orang. Meskipun Fremy mungkin akan mati.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Hans mengangguk.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Saat itulah budak-budak yang ditempatkan di sekitar mereka bereaksi terhadap sesuatu. Hans menghunus pedangnya sementara Chamo memuntahkan sisa budak iblisnya. Pengikut Tgurneu telah menemukannya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Keduanya menghadapi musuh, saling menjaga punggung.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ketika Tgurneu mendengar laporan bahwa Enam Pahlawan telah ditemukan, dia diam-diam berdiri di dalam tubuh serigalanya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Sekarang, semuanya, waktunya untuk akhir telah tiba. Rencanaku mulai membuahkan hasil. Kematian para Pahlawan Enam Bunga kini tinggal menunggu waktu saja, dan yang tersisa hanyalah bagaimana cara menuainya. Mana yang akan membunuh mereka semua terlebih dahulu: rencanaku atau kekuatanmu?” Sambil tersenyum, Tgurneu mengumumkan, “Ayo, mari kita mulai kompetisinya.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Mendengar seruan itu, para iblis di bawah komandonya mengalir menuju gunung secara bersamaan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><div><br /></div><div><div><br /></div><div><div><br /></div><div><div><br /></div><div><div style="font-family: "times new roman"; text-align: center;"><span style="font-size: large;"><a href="https://www.isekaichan.com/2024/02/rokka-no-yuusha-light-novel-bahasa-indonesia-volume-5-chapter-6.html">PREVIOUS CHAPTER</a><span> </span><a href="https://www.isekaichan.com/p/rokka-no-yuusha-light-novel-bahasa.html" target="_blank">ToC</a><span> </span><span><a href="https://www.isekaichan.com/2024/02/rokka-no-yuusha-light-novel-bahasa-indonesia-volume-6-prolog.html">NEXT CHAPTER</a></span></span></div><div style="font-family: "times new roman"; text-align: left;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; font-size: large;"></span><br /></div><div style="font-family: "times new roman"; text-align: left;"><br /></div><div style="font-family: "times new roman"; text-align: left;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; font-size: large;">TL: </span><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; font-size: large;">Ao Reji</span></div></div><div style="font-family: "times new roman";"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; font-size: large;">EDITOR: Isekai-Chan</span></div></div></div></div></div></div></div>Ao Rejihttp://www.blogger.com/profile/15874358242099628216noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2837239695577548178.post-46489979032797242024-02-28T23:55:00.006+07:002024-02-29T00:00:02.367+07:00Rokka no Yuusha Light Novel Bahasa Indonesia Volume 5 : Chapter 6. Untuk Percaya Pada Cinta<p style="text-align: center;"><span style="font-size: x-large;">Volume 5 </span></p><p style="text-align: center;"><span><span style="text-align: left;"><span style="font-size: large;">Chapter 6. Untuk Percaya Pada Cinta </span></span></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><div class="separator" style="clear: both;"><div class="separator" style="clear: both;"><div class="separator" style="clear: both;"><div class="separator" style="clear: both;"><div class="separator" style="clear: both;"><div class="separator" style="clear: both;"><div class="separator" style="clear: both;"><div class="separator" style="clear: both;"><div class="separator" style="clear: both;"><div class="separator" style="clear: both;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKJCQx3J7CD7p8WVjAv7C1BZy-9i773Wdjs8cHvDXm1Y_R8imG9WjXCLHaC09A_XfAlOYEEW6QyPXt_jjGGGOymcdJgOb_p1AjV8dW0CHy12n02xqcLHFBKpogAs7PxQbqdQ4JElM1bciIEue05Y137JUkeRs1h3q5vUJHIlBlLFU6d82DX2LxlB_TW1E/s864/Picture8.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="864" data-original-width="624" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKJCQx3J7CD7p8WVjAv7C1BZy-9i773Wdjs8cHvDXm1Y_R8imG9WjXCLHaC09A_XfAlOYEEW6QyPXt_jjGGGOymcdJgOb_p1AjV8dW0CHy12n02xqcLHFBKpogAs7PxQbqdQ4JElM1bciIEue05Y137JUkeRs1h3q5vUJHIlBlLFU6d82DX2LxlB_TW1E/s16000/Picture8.jpg" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div><div style="text-align: justify;"><div><div><div><span style="font-size: large;">“Sang ketujuh pasti akan membuat Fremy bunuh diri,” kata Tgurneu dalam kegelapan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Itu adalah hari ketiga belas sejak kebangkitan Majin. Beberapa waktu telah berlalu sejak Adlet dan rekan-rekannya mengusir Nashetania dan melarikan diri Penghalang Abadi.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Yang mendengarkan Tgurneu berbicara adalah iblis kadal dengan tiga sayap.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Apakah kamu merasa tidak nyaman dengan keberhasilan rencanaku? Ya, aku yakin begitu, karena kamu tahu semua rencanaku. Bagimu, ini pasti terlihat sangat cacat.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Iblis bersayap tiga tidak berkata apa-apa.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Tetapi beginilah cara aku melihatnya: Tidak ada langkah yang sempurna. Mengejar impian seperti itu tidak ada gunanya. Bisa jadi, jika kau bisa memprediksi semua yang dilakukan musuhmu dan memindahkannya ke sana kemari sesuai keinginanmu. Tapi orang itu tidak akan menjadi musuh lagi. Yang menjadikan mereka musuh adalah karena mereka tidak melakukan apa yang kau inginkan. Rencana yang dibuat dengan cermat dapat dengan mudah berantakan karena tindakan musuh yang tidak terduga, kebetulan kecil, atau kegagalan bodoh rekanmu.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Itu benar, tapi…”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Jadi, apakah mungkin untuk menghasilkan strategi yang tidak akan pernah gagal, tidak peduli apa yang dilakukan musuhmu? Tidak, tidak. Setiap robekan yang diperbaiki menimbulkan kemungkinan robekan baru. Dengan setiap kemungkinan yang dipersiapkan, kau berisiko mengalami kegagalan baru. Yang kau lakukan hanyalah berputar-putar selamanya. Ini benar-benar sebuah ikatan. Jadi, apa yang akan kau lakukan?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Iblis bersayap tiga tidak menjawab. Tampaknya Tgurneu juga tidak mengharapkan balasan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Singkatnya, ketika kau membuat rencana, kau sedang membuat taruhan. Tidak peduli berapa banyak strategi yang dibuat, dan tidak peduli berapa banyak situasi tak terduga yang dipersiapkan, akan selalu ada saatnya untuk menyerahkan nasibmu ke surga.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Jadi aku harus bertaruh. Apa yang harus aku pertaruhkan?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“…”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku mempertaruhkan segalanya pada apa yang aku yakini: satu hal yang pasti di dunia di mana tidak ada hal lain yang layak untuk dipercaya. Itu adalah satu hal yang aku yakini tidak akan pernah mengkhianatiku, apa pun yang mungkin terjadi. Aku telah mempertaruhkan segalanya dalam hal ini, dan aku yakin ini adalah strategi terbaik.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Iblis bersayap tiga itu tahu di mana Tgurneu menaruh kepercayaannya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ia mengingat masa lalu, dan semua rencana yang dilihatnya sebagai tubuh komandan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tgurneu telah menciptakan Fremy, seorang anak yang lahir dari manusia dan iblis, dan kemudian membesarkannya menjadi seorang pejuang yang kuat—dan mengkhianatinya. Fremy perlu diubah menjadi Pahlawan Enam Bunga yang sesungguhnya untuk melengkapi Black Barrenbloom, kata Tgurneu. Dia telah menjelaskan situasinya secara rinci kepada iblis bersayap tiga, yang tidak tahu banyak tentang hieroglif dan hieroform.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Black Barrenbloom adalah hieroform yang sangat kuat, dan mekanismenya sangat rumit. Sejumlah syarat harus dipenuhi agar sesuatu dapat berfungsi sebagai wadahnya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Pertama-tama, wadah Black Barrenbloom haruslah tubuh iblis. Tgurneu telah melakukan lusinan tes dalam upayanya membuat Black Barrenbloom menjadi manusia, dan selalu gagal. Kita dapat mengubah tubuh manusia menjadi Barrenbloom, tetapi tubuh tersebut akan mati karena tekanan dari transformasi. Mereka hanya berhasil dengan tubuh iblis. Apa alasannya? Jika Tgurneu mengetahuinya, maka ia tidak akan mengalami banyak masalah.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Terlebih lagi, Black Barrenbloom tidak cukup hanya dengan menjadi iblis. Itu baru selesai ketika Lambang Enam Bunga diberkahi pada tubuh itu. Adapun alasannya—Black Barrenbloom tidak berfungsi dengan sendirinya. Hanya dengan mengubah esensi dari Lambang Enam Bunga yang tertanam di tubuhnya, Barrenbloom dapat memperoleh kemampuan untuk menyerap kekuatan dari lambang-lambang tersebut.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Seseorang yang memiliki tubuh iblis dan juga memegang Lambang Enam Bunga: Fremy adalah satu-satunya makhluk dengan kualitas tersebut.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Lambang Enam Bunga hanya akan terwujud pada mereka yang telah bersumpah jauh di dalam hati mereka untuk mengalahkan Majin. Seorang iblis, yang pada dasarnya telah bersumpah setia kepada Majin, tidak akan mendapatkan lambangnya tidak peduli bagaimanapun dia berjuang. Oleh karena itu, Tgurneu membutuhkan Fremy, makhluk bertubuh iblis dan berhati manusia.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ini semua adalah hal yang dikatakan komandan pada iblis bersayap tiga. Namun Tgurneu juga pernah mengatakan ini: Mereka tidak bisa menang bersama si Black Barrenbloom sendirian.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Mungkin saja para Pahlawan Enam Bunga tidak akan mempercayai putri seorang iblis. Dan Fremy, dalam keputusasaannya, mungkin akan bertarung tanpa rasa ingin menyelamatkan diri dan malah terbunuh. Jadi Tgurneu menjelaskan bahwa mereka benar-benar membutuhkan seseorang untuk melindunginya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Setelah memberi tahu Mora bahwa dia ingin seluruh kelompok berkumpul di tempat itu, Fremy berdiri diam di sana. Apa yang ada di hatinya bukanlah kegembiraan atas kemenangan, melainkan kegelisahan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dia tetaplah Black Barrenbloom, dan dia terus menyerap kekuatan lambangnya bahkan sampai sekarang. Fakta yang tidak diragukan lagi bahwa iblis pengendali pikiran telah mencoba membunuhnya, tapi itu tidak cukup untuk memutuskan apakah dia harus hidup atau mati.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Tgurneu membuat jebakan kedua. Kematian Fremy akan menyebabkan semua Pahlawan mati,” desak Adlet.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Semua ini adalah rencana Adlet. Dia membuat seolah-olah mereka mencoba membunuhmu,” Hans menyimpulkan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Manakah pernyataan mereka yang benar dan mana yang salah? Apakah salah satu dari mereka sang ketujuh, atau orang lain?</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Nasib Fremy belum diputuskan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“…Kenapa kau masih hidup?” Orang pertama yang keluar dari labirin adalah Chamo. Ketika dia melihat Fremy, budak-budak di belakangnya bersiap untuk bertarung, dan Fremy juga mengangkat senapannya. “Chamo sangat lega saat kau bilang akan bunuh diri. Kau tidak akan mengkhianati para Pahlawan, kan?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Situasinya telah berubah.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Semua budak-budak Chamo berkerumun di lorong. Fremy bersiap untuk serangan serentak dan penuh mereka, memperlihatkan bom kecil di tangan kirinya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Beberapa iblis mencoba membunuhku—tapi aku tidak tahu kenapa.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“…Iblis? Tentang apa ini? Chamo tidak mengerti.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“<b>Kupikir aku sudah menyuruhmu berhenti berkelahi.</b>” Gema gunung Mora bergema di sekitar Chamo dan Fremy.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kemudian suara lain terdengar dari cabang lain di persimpangan lima arah. “Aku setuju dengan Mora,” kata Dozzu. “Sebelum kita bertarung, aku ingin kalian memberi tahuku tentang situasinya. Kami tidak tahu apa yang sedang terjadi di sini.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Iblis dan Goldof berjalan keluar dari lorong.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ketika Chamo melihat Dozzu, dia menjadi semakin gusar. “…Hei, anjing kampung bodoh. Kemana perginya sang putri? Sebenarnya, apa yang kau suruh dia lakukan?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku sama sekali tidak tahu apa yang ingin dia lakukan, atau apa yang mungkin telah dia lakukan.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Itu bohong. Kau sedang merencanakan sesuatu, bukan?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Goldof juga tampak terkejut karena Fremy masih hidup, namun dia tidak langsung mencoba membunuhnya seperti Chamo—kemungkinan besar karena dia tidak mengerti apa yang sedang terjadi. “Aku membawa… tas kita. Aku berasumsi… kita membutuhkannya.” Goldof telah membawa semua yang mereka tinggalkan di ruangan bersama Saint of the Single Flower.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Betapa perhatiannya dia, pikir Fremy.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kau… Black Barrenbloomnya… kan, Fremy,” kata Goldof. “Atau apakah kau menemukan sesuatu… yang menyangkal hal itu?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Tidak, sayangnya tidak. Bahkan, menurut aku situasinya semakin buruk,” jawab Fremy.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ekspresi Goldof berubah suram. Chamo menatap tajam kepada Dozzu dan Fremy.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Fremy!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Suara lain memanggil namanya, membuatnya merasa nyaman sekaligus sedikit gelisah. Adlet, terengah-engah, berlari dari jalur berbeda di persimpangan lima arah. Ketika dia melihat Fremy, dia menghela nafas lega. “… Jadi kau baik-baik saja.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Fremy tidak bisa menatap matanya. Dia terluka karenanya. "Aku minta maaf."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Untuk apa? Kau masih hidup. Untuk apa kau meminta maaf?” Adlet tersenyum seolah tidak ada yang bisa mengganggunya sama sekali, tapi dia tidak sanggup menatap wajahnya. Dia tidak pernah mengerti perasaannya. Dia percaya Fremy membencinya, dan kesalahpahaman itu telah menyakitinya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Oh, dan masih ada satu lagi yang harus kita bunuh, ya? Chamo terus mendapatkan lebih banyak target,” gerutu Chamo.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Adlet…,” kata Goldof, “Aku masih… percaya… kaulah yang ketujuh. Dan kami harus…menahanmu.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kita tidak bisa memastikannya, Goldof,” kata Fremy.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“…Aku tidak…cukup mempercayaimu …untuk setuju denganmu.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Fremy dan Adlet mendekat, dan Goldof serta Chamo bersiap melawan mereka.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Situasi hampir siap berkobar ketika akhirnya Mora dan Rolonia tiba. Mora sedang bersandar di bahu Rolonia saat Saint yang lebih muda menyeretnya. Tampaknya Mora masih lumpuh.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kau akan menjelaskan kenapa kau menyerangku, Adlet.” Mora tidak segera bergerak untuk menyerangnya, tapi dia masih cukup memusuhi dia. “Aku memahami bahwa Fremy penting bagimu, dan aku dapat menerima bahwa kau berusaha melindunginya. Tapi kau bertindak terlalu jauh.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Fremy menghela nafas. “Kita sudah benar-benar kehilangan kepercayaan, bukan?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“…Aku sudah siap untuk ini,” kata Adlet.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Akhirnya, mereka mendengar suara benturan pedang dari belakang Mora dan Rolonia. Terengah-engah, Nashetania melompat ke dalam kelompok. Dia terluka di sana-sini, tampaknya telah terlibat pertempuran dengan Hans sepanjang waktu. “Bantu aku, Goldof. Hans menyerangku.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tidak lama setelah Nashetania masuk, Hans muncul sambil mengarahkan pedangnya ke arah Adlet, Nashetania, dan Fremy.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Tunggu, Hans,” kata Mora. “Sebelum kau mulai berkelahi, jelaskan apa yang terjadi di sini.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hrmnyaa, kita bisa bicara setelah Fremy mati.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Chamo siap mengirim budak-budaknya untuk bertindak sebagai tanggapan, sementara Adlet, Fremy, dan Nashetania masing-masing mengangkat senjata mereka. Rolonia ragu-ragu, bingung.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kemudian Mora, Dozzu, dan Goldof memotong untuk menjaga pertarungan tetap terkendali. “… Kupikir aku bilang kita akan bicara,” tegur Mora kepada mereka. “Atau bisakah kamu tidak berdiskusi tanpa ditahan terlebih dahulu?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Hans sepertinya menyadari jika mereka memilih untuk bertarung, mereka akan dirugikan. Chamo juga menghentikan budak-budaknya, tampaknya kecewa.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Tidak apa-apa, Hans. Mari kita selesaikan ini dengan kata-kata, bukan pedang.” Adlet tersenyum.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Jawab Hans sambil tersenyum lagi. "…Nyaa. Itu juga bukan ide yang buruk.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Sambil menghela nafas, Mora berkata kepada kelompok itu, “Nah, siapa yang akan memulai?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Adlet berbicara lebih dulu. Dia memberi tahu yang lain tentang semua yang telah terjadi padanya: bagaimana Hans memutuskan bahwa dia adalah sang ketujuh dan Goldof setuju dengannya; bagaimana dia bertindak untuk melindungi Fremy; dan bagaimana Mora menghentikannya. Ini juga pertama kalinya Fremy mendengar semua ini.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kemudian Adlet menjelaskan kesimpulannya juga: Tgurneu telah menyiapkan jebakan kedua, syarat pengaktifannya adalah kematian Fremy, dan jebakan sang ketujuh berusaha memastikan Fremy mati untuk menjerat mereka semua.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Buktinya ada sesuatu yang memanipulasi pikiran aku dan Rolonia, kata Adlet. “Sampai beberapa saat yang lalu, yang terpikir olehku hanyalah membunuh Fremy. Sekarang… aku baik-baik saja.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Dan aku membunuh iblis di sana itu. Berdasarkan apa yang telah dikatakan, dapat diasumsikan bahwa dia adalah iblis yang memiliki kemampuan mengendalikan pikiran.” Fremy mengambil alih dari Adlet dan menunjuk ke iblis kumbang yang terkubur di antara puing-puing labirin yang setengah runtuh.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Benarkah, Rolonia, kau sedang dimanipulasi?” tanya Dozu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“A-Aku yakin begitu. Tiba-tiba, aku merasa seperti aku harus membunuh Fremy, dan pada saat itu, aku tidak merasa ragu sama sekali. Tapi tiba-tiba, aku bertanya-tanya apa yang aku lakukan… Aku tidak bisa membuktikannya, tapi itu benar,” desak Rolonia.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“…karena kalian menyebutkannya…” Chamo memiringkan kepalanya. “Chamo baru ingat. Beberapa saat yang lalu, ada desakan yang tiba-tiba, seperti membunuh Fremy lebih penting daripada mencari sang putri. Sepertinya ini bukan waktunya untuk mengikuti perintah si kucing. Chamo tidak terlalu memikirkannya saat itu, tapi mungkin itu adalah pengendalian pikiran,” dia memberanikan diri.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tampaknya itu cukup bagi Mora, Goldof, dan Dozzu untuk mengakui manipulasi pikiran sebagai kebenaran. “Musuh bermaksud membunuh Fremy…,” gumam Mora. “Ini tiba-tiba. Dan sulit dipercaya.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ngomong-ngomong, bagaimana dengan sang putri?” tanya Chamo.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Sambil tersenyum, Nashetania menjawab. “Aku benar-benar meminta maaf karena melakukan hal-hal ini yang menimbulkan kecurigaan. Tapi aku tidak bisa hanya duduk diam dalam situasi seperti ini. Aku harus menemukan bukti yang dapat membantu kami menilai apakah Fremy harus hidup atau mati—dan hanya aku yang bisa.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"…Apa maksudmu?"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku berpura-pura telah mengkhianati Enam Pahlawan untuk melakukan kontak dengan musuh,” jelas Nashetania.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Setelah dia melarikan diri dari Chamo dan yang lainnya, dia menemukan musuh. Mora telah memberitahu mereka bahwa tidak ada iblis di labirin, namun demikian, Nashetania telah memperkirakan bahwa musuh akan muncul dan melakukan sesuatu. Benar saja, dia telah menemukannya, dan dia menghubunginya dengan tawaran kerja sama. Nashetania memberi tahu kelompok itu tentang bagaimana dia bertemu dengan iblis kadal putih dan kemampuan apa yang dimilikinya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Fremy menyadari iblis yang digambarkan Nashetania pernah menjadi bagian dari keluarga yang berpura-pura mencintainya. Tapi dia sama sekali tidak menyadari kemampuan berubah bentuk dan kamuflasenya. Enam bulan lalu dan beberapa jam sebelumnya, Fremy telah melewatkan kesempatannya untuk membunuhnya, dan dia menyesali kelembutannya sendiri.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Iblis kadal putih bermaksud membunuh Fremy dan meminta agar Nashetania membunuhnya. Terlebih lagi, ia telah memberikan perintah kepada iblis yang mengendalikan pikiran. Nashetania juga menjelaskan bahwa mereka telah memerintahkannya untuk mengalihkan perhatian Dozzu dan Goldof, karena mereka adalah elemen yang tidak pasti. “Aku mengetahui apa tujuan musuh, dan itulah mengapa aku menyelamatkan Fremy.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku tidak bisa mempercayai apa yang dikatakan dan dilakukan Nashetania dengan begitu mudahnya, pikir Fremy.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“…Jadi, Putri. Apakah menurutmu apa yang dikatakan iblis itu benar?” jawab Hans. “Kau itu musuh. Iblisnya tidak akan membocorkan informasi kepadamu dengan mudah. Sepertinya iblis itu berbohong kepadamu—dan itu adalah salah satu taktik Adlet.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Itu tidak mungkin. Mereka berbicara dalam kode.” Nashetania melanjutkan, memberi tahu mereka bahwa faksi Dozzu telah belajar mendekripsi sebagian pesan dari faksi Tgurneu dan bahwa musuh pasti belum menyadari bahwa kode mereka telah dipecahkan. “Ya…dan ada satu hal lagi. Mereka mengatakan sesuatu yang aneh dalam percakapan berkode itu.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Apa itu?"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Itu adalah kata transfer. Mereka mengatakan bahwa setelah membunuh Fremy, mereka akan melakukan ‘pemindahan’, dan hanya sang ketujuh yang tahu caranya.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Transfer. Mereka semua bereaksi terhadap istilah baru tersebut. Nashetania menyampaikan percakapan tersebut ke grup.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kami tidak tahu apa maksud transfer ini, berdasarkan apa yang kau katakan. Apakah kau tidak punya petunjuk lain?” kata Adlet.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Tolong jangan menanyakan hal yang mustahil. Tidak mungkin mengumpulkan informasi lebih lanjut dalam situasi itu.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Fremy mempertimbangkan. Mereka tidak tahu apakah yang dikatakan Nashetania itu benar, dan mereka juga tidak tahu apakah informasi yang diperolehnya itu nyata atau tidak. Namun jika itu nyata, mereka bisa membuat beberapa dugaan. “…Musuh mungkin berencana untuk mentransfer kekuatan Black Barrenbloom ke sesuatu atau orang lain setelah aku mati dan terus menyerap kekuatan lambangnya. Atau sesuatu seperti itu.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Tunggu. Mungkinkah itu terjadi? Bibi, bisakah?” kata Chamo.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tidak percaya, Mora merenungkannya sedikit. “Aku harap aku dapat mengatakan dengan pasti bahwa hal itu tidak mungkin, tetapi situasi ini sudah di luar pemahamanku. Pengetahuan yang dimiliki Tgurneu mengenai hieroglif dan hieroform jauh melampaui pengetahuan Kuil Surgawi.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Dozzu, Nashetania,” kata Fremy, “beri tahu kami pendapatmu.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dozzu sepertinya kesulitan merespons. “Itu akan sangat sulit—namun, aku tidak bisa mengatakan dengan pasti bahwa itu tidak mungkin. Tapi karena beberapa hieroglif Black Barrenbloom disembunyikan dari kami, aku tidak bisa berkata apa-apa.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Selama ini aku sudah mengatakan bahwa pihak ketujuh berusaha membunuh Fremy,” kata Adlet. “Dan tidak ada keraguan lagi bahwa para iblis juga mencoba membunuhnya. Kita tidak bisa mempercayai perkataan Nashetania begitu saja, tapi jika dia benar, maka kita tidak bisa membiarkan mereka melakukan transfer ini. Teman-teman, sampaikan pendapatmu. Apakah kau masih berpikir kita harus membunuh Fremy?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Jadi maksudmu siapa sang ketujuh itu, Adlet?” Mora bertanya padanya. Mata Adlet beralih ke satu orang, seolah mengatakan bahwa dia bahkan tidak perlu menjawab.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“…Tentu saja, Adlet. Jika pernyataanmu benar, maka akulah yang paling mencurigakan di sini, nyaa.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Mata Chamo melebar, dan dia melihat bolak-balik antara Adlet dan Hans. Dia tidak akan pernah menduga Hans akan dicurigai, Fremy tahu. Apapun alasannya, Chamo cukup mempercayai Hans. Atau mungkin dia memiliki kasih sayang pribadi padanya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Apa yang kau bicarakan, Adlet?” tanya Chamo.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Tenanglah, Chamo. Dengar, Hans. Tindakan kau dapat dimengerti. Wajar jika kau mencurigaiku dan mencoba membunuh Fremy, mengingat situasinya. Dan ada kemungkinan kau juga salah mengira tentang kata-kata bercahaya itu. Tetapi kau terlalu tidak sabar dan terlalu keras kepala, seolah-olah kau sudah memutuskan sejak awal untuk melakukan sesuatu. Itu sebabnya aku terpaksa mencurigai kau sebagai sang ketujuh. Apakah ada yang ingin kau katakan?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Hans menghela napas, menggaruk kepalanya, dan berkata, “Pendapatku tidak berubah. Kau melakukan apa yang diinginkan Tgurneu. Aku tidak tahu apakah itu mengendalikanmu dengan kekuatan yang dibicarakan Dozzu atau apakah kau melakukannya atas kemauanmu sendiri. Tapi kau mencoba melindungi Fremy dan membunuh kita semua. Kau berbohong tentang pesan itu, dan kau menyandera Mora untuk menghentikan Fremy membunuh dirinya sendiri. Musuh yang mengendalikan Rolonia dan Chamo dan memberi informasi palsu kepada sang putri adalah bagian dari rencanamu untuk menjaganya tetap hidup, nyaa.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Fremy mengamati anggota kelompok lainnya saat mereka mendengarkan Hans. Mora, yang tidak sadarkan diri, dan Goldof serta Dozzu, yang tidak menyadari keseluruhan situasi, tampaknya tidak dapat menemukan jawaban. Tapi Chamo jelas berada di pihak Hans. Di sisi lain, Rolonia dan Nashetania telah menerima klaim Adlet. Fremy sendiri masih belum bisa mengambil keputusan. Cerita mana yang benar?</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ada satu hal yang harus kau jelaskan, Adlet,” kata Hans. “Kau tidak melihat kata-kata apa pun. Aku bukan satu-satunya yang membenarkan hal itu. Mora juga melakukannya. Itu adalah kebohongan yang kau kemukakan saat itu juga.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Jadi anggaplah kau bukan sang ketujuh. Masih ada satu hal yang telah kau lakukan yang jelas-jelas tidak pada tempatnya. Kau telah menggunakan pesan bersinar yang belum pernah kau lihat ini sebagai bukti untuk menegaskan bahwa ada jebakan kedua. Kenapa kau berbohong tentang itu? Bagaimana kau bisa menyadari ada jebakan kedua ketika kau tidak melihat apa-apa? Jika kau bersikeras, kau harus menjelaskannya.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Fremy menatap Adlet. Dia jelas kehilangan ketenangannya. Dia tahu dia tidak mengatakan apa pun sebagai jawaban atas pernyataan Hans.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Itu adalah hari ketiga belas sejak kebangkitan Majin, dan dalam kegelapan, dua iblis sedang berdiskusi.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Jika kau bisa mengendalikan para Pahlawan dengan kekuatanmu, Komandan Tgurneu, maka ini tidak akan menjadi perjuangan yang sulit,” kata iblis bersayap tiga. Ia mengetahui sesuatu yang dirahasiakan Tgurneu dari semua iblis lainnya. Satu-satunya yang mengetahui tentang kemampuan rahasia ini adalah iblis bersayap tiga dan spesialis nomor dua. Nomor empat belas mungkin sudah mendapat firasat tentang hal itu, tetapi ia tidak dapat membicarakannya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tgurneu memiliki kemampuan untuk menempatkan manusia di bawah komando dan mengendalikan mereka.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Suatu kali, ia menggunakan kekuatan ini untuk mengendalikan Saint of the Single Flower, yang telah menyegel dirinya sendiri, untuk mengambil kepemilikannya. Kemudian ia mencuri lambang ketujuh, menyerap kekuatan Roh Takdir, dan mengatur manusia di bawah komandonya untuk menciptakan Black Barrenbloom.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Yang benar saja,” kata Tgurneu, “kata itu tidak baik untuk diucapkan. Kemampuanku kuat, tapi bukan berarti aku maha kuasa.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Keterampilan ini memiliki banyak kekurangan. Targetnya harus memenuhi syarat tertentu, atau Tgurneu tidak bisa mengendalikannya. Terlebih lagi, butuh waktu hampir satu bulan untuk mendapatkan kendali penuh. Teknik ini berhasil pada Saint of the Single Flower, karena dia telah memenuhi persyaratan tersebut, tapi itu tidak akan berguna melawan para Pahlawan. Jika Tgurneu hanya memulai setelah Majin terbangun, pertarungan akan berakhir sebelum efek dari kemampuannya terwujud.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Setelah mencuri lambang ketujuh dari Saint of the Single Flower, Tgurneu memberikannya kepada individu yang pantas yang telah dipastikan untuk dikontrol sebelumnya, lalu memasukkan targetnya ke antara yang lain sebagai Pahlawan palsu. Ini merupakan rencana yang berisiko, namun itulah satu-satunya pilihan yang tersedia. Tgurneu membutuhkan seseorang yang rentan terhadap kemampuannya dan mampu melindungi Fremy. Ia telah memilih, membesarkan, dan mempercayakan seluruh rencananya kepada orang yang layak dipercaya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Fremy terkejut melihat siapa yang turun tangan untuk melawan argumen Hans.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Apakah kau yakin Adlet tidak melihat apa-apa?” Kata Nashetania sambil mengeluarkan permata dari zirahnya. Itu adalah batu ruby yang besar, tetapi telah terkelupas di beberapa bagian. “Aku menemukan ini di dalam perut iblis kadal putih yang baru saja kubunuh. Itu rusak, dan tidak berfungsi lagi. Tapi tampak jelas bahwa itu adalah permata yang ringan.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Hans tampak sedikit terkejut melihat Nashetania tiba-tiba mengeluarkan permata, namun sikap tenangnya tidak goyah sedikit pun.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“…Tunjukkan padaku,” kata Mora, mengambil permata di tangannya untuk memeriksanya. Setelah beberapa pertimbangan, dia berkata pelan, “Ada ukiran hieroglif di bagian dalam. Itu rusak, jadi aku tidak bisa melihat apa, tapi… jelas bahwa itu memiliki fungsi lain selain sekedar bersinar.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ketika Adlet melihat permata itu, dia tampak mempertimbangkannya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku bertanya-tanya mengapa iblis kadal putih itu menelan permata ini? Mungkin inilah yang memproyeksikan pesan bercahaya yang dibicarakan Adlet,” kata Nashetania.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Bahkan Fremy, yang sekarang tidak yakin apakah Adlet adalah sang ketujuh atau bukan, tidak percaya pesan bercahaya itu benar-benar ada. Mengingat bagaimana dia bertindak ketika Hans melakukan pemeriksaan ulang padanya, tampak jelas bahwa dia mengada-ada. “Tidak mungkin, Adlet… Itu tidak bohong?” tanya Fremy.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Adlet menjawab, “Aduh. Sudah kubilang itu benar. Bahkan kau mengira aku berbohong?</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Adlet tahu cerita tentang pesan bersinar itu sepenuhnya salah, dan Hans juga tidak melihat apa pun. Tapi dia juga tahu permata ringan itu akan ditemukan di perut iblis kadal putih.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Adlet dengan putus asa melanjutkan aktingnya, seolah-olah dia tidak pernah dalam mimpi terliarnya membayangkan Nashetania akan membawakan permata ini kepada mereka.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Apakah intiku… aman? Nomor tiga puluh bertanya-tanya ketika mengamati tubuhnya sendiri tergeletak di lantai labirin, diiris oleh Nashetania. Selama intinya masih utuh, ia bisa menghasilkan tubuh baru dan hidup kembali.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Pada saat ia dihidupkan kembali, apakah manusia akan punah? Apakah dunia ini milik Majin? Ketika kesadarannya memudar, nomor tiga puluh berdoa untuk kemenangan Tgurneu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Setelah dihidupkan kembali, apakah ia akan dipuji sebagai pembunuh pahlawan yang berani, atau akankah ia dicap sebagai penjahat perang yang hebat dan menjadi alasan kekalahan mereka? Yah, dia tidak akan tahu sampai dia bangun.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tepat sebelum kesadarannya menjadi redup, nomor tiga puluh merenungkan pertempuran sejauh ini.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Iblis itu telah menggunakan pendengarannya yang luar biasa untuk mendengarkan para Pahlawan saat mereka menguraikan hieroglif dan mendiskusikan Black Barrenbloom. Ia belum mengetahui apa pun tentang Saint of the Single Flower atau senjata Tgurneu sebelumnya. Tentu saja, ia juga tidak mengetahui bahwa Barrenbloom adalah Fremy.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Nomor tiga puluh kaget. Iblis muda yang dibesarkannya sebenarnya adalah senjata pamungkas untuk memusnahkan para Pahlawan. Sungguh misi luar biasa yang diberikan dari Komandan Tgurneu kepada iblis kecil sepertiku, pikirnya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Namun, masih banyak hal yang belum diketahui di nomor tiga puluh. Kenapa Tgurneu tidak memerintahkan mereka untuk melindungi Fremy? Yang terpenting, apa yang harus mereka lakukan sekarang?</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Hans dan Chamo sama-sama bersikeras bahwa mereka harus membunuh Fremy. Nomor tiga puluh mendengarkan dalam diam.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Mungkin dia harus membuat nomor empat belas memberikan mereka dorongan langsung untuk membunuh sesama sedemikian rupa sehingga fokus mereka beralih dari Fremy. Tapi rencana Tgurneu bisa saja melibatkan Fremy sebagai Black Barrenbloom untuk membunuhnya. Jika demikian, perintah seperti itu akan menjadi tindakan bodoh dari pihak nomor tiga puluh; itu akan merusak rencana utamanya. Jangan melakukan apa pun yang tidak diperintahkan kepadamu adalah aturan yang diikuti oleh semua iblis di bawah komando Tgurneu. Tgurneu membenci unsur ketidakpastian yang masuk ke dalam rencananya. Sampai perintah datang, nomor tiga puluh akan menunggu dan mengamati. Itu adalah pilihan yang tepat, sebagai bawahan Tgurneu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tapi kemudian nomor tiga puluh bertanya-tanya mengapa ada rasa sakit di dadanya. Dia adalah iblis muda, berusia kurang dari dua ratus tahun, dan dia belum pernah mengalami pertempuran sebelumnya dengan Pahlawan Enam Bunga. Ia mengetahui ratapan dan keputusasaan atas kekalahan Majin hanya melalui imajinasi dan desas-desus. Tapi mereka percaya rasa sakit ini pasti serupa.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Nomor tiga puluh juga telah mendengar percakapan di mana Adlet mengklaim dia melihat pesan yang bersinar dan Hans mengungkapkan bahwa itu bohong. Ia juga telah mendengar apa yang dilakukan Adlet di gudang mayat iblis. Berdasarkan informasi tersebut, dia merasa Adlet berbohong.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tindakan anak laki-laki itu tidak dapat dijelaskan. Mengapa dia melindungi Fremy dalam situasi ini? Meskipun nomor tiga puluh memiliki pertanyaan, tidak mungkin ia dapat memahami apa yang dipikirkan Adlet.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Saat itulah pikiran nomor tiga puluh beralih ke Fremy.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Beberapa saat sebelumnya, Fremy telah berhadapan dengan iblis kadal putih dan membiarkannya pergi. Mantan anggota keluarganya menyimpulkan bahwa Fremy masih memiliki perasaan terhadapnya. Pada saat itu, gadis itu sepertinya pantas dikasihani oleh spesialis nomor tiga puluh.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Sayang sekali. Pada dasarnya itu bukanlah sesuatu yang pernah dirasakan oleh iblis. Namun ada pula beberapa yang mendapatkan kemauan dan emosi individu. Nomor tiga puluh telah mendengar bahwa insiden semacam itu meningkat secara misterius selama beberapa tahun terakhir. Tampaknya iblis kadal putih telah menjadi salah satu dari hal ini: hasil evolusi yang salah arah.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Apa yang harus kita lakukan, nomor tiga puluh? Aku mengandalkan perintahmu.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tidak mungkin nomor tiga puluh bisa mengatakan hal ini kepada nomor empat belas di sampingnya. Mereka yang berada di bawah komando Tgurneu yang diketahui telah mengembangkan kemauannya sendiri akan dihukum mati seketika.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dorongan yang terbangun di nomor tiga puluh itu sangat disayangkan pada makhluk yang malang. Ia mengingat semua hal yang telah dikatakan dan dilakukannya terhadap Fremy. Dia telah menemukan tragedi makhluk yang ada hanya untuk dimanfaatkan oleh Tgurneu. Fremy telah melayani Tgurneu dengan kesetiaan terbesar. Dia, dari semua iblis, telah bertahan menghadapi kesulitan terbesar demi sang komandan. Nomor empat belas tidak bisa membiarkan Fremy tidak mendapat imbalan sama sekali atas semua itu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ia ingin Fremy tetap hidup, dan ia ingin menceritakan segalanya dan meminta maaf. Dan ia ingin mengundangnya untuk kembali ke sisi iblis.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Sayangnya, keberadaan orang nomor enam yang mencintainya tidak diketahui. Tapi pasti ada beberapa di antara iblis yang tak terhitung jumlahnya di luar sana yang mau bergabung dengannya. Jika mereka mencari di sekitar Negeri Raungan Iblis, dia mungkin bisa melihat anjing kesayangannya lagi. Dia punya rumah untuk kembali.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Jika Fremy kembali ke sana untuk berkontribusi dalam menggulingkan Pahlawan Enam Bunga, bahkan Tgurneu pun tidak bisa menolaknya. Tgurneu harus menerimanya kali ini. Mungkin pikiran seperti itu sudah ada sejak lama dan hanya menekan perasaan itu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Apakah melindungi Fremy berarti melawan keinginan Tgurneu? Ya, nomor tiga puluh belum menerima perintah untuk tidak melakukan hal itu. Hal ini dapat dianggap sebagai izin untuk membuat penilaian independen, sehingga memutuskan untuk bertindak atas kemauannya sendiri dan mengambil keputusan sendiri. Jika pilihan itu bertentangan dengan keinginan Tgurneu, maka itu berarti nomor tiga puluh akan dieksekusi.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ada sang ketujuh di antara para pahlawan. Nomor tiga puluh tidak tahu siapa orang itu, dan dilarang melakukan kontak dengan orang itu juga. Yang diketahui hanyalah sang ketujuh akan bertindak sesuai dengan keinginan Tgurneu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Sang ketujuh jelas bukan Fremy, karena setelah pengkhianatan brutal seperti itu, dia tidak akan pernah menuruti Tgurneu lagi.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Adlet Mayer. Dia sang ketujuh, bukan? pikir nomor tiga puluh. Karena tidak mungkin seorang Pahlawan sejati berbohong kepada rekannya di saat kritis seperti ini.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Saat Adlet melihat permata cahaya di tangan Mora, dia merenungkan kejadian baru-baru ini.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Hans telah menentukan bahwa dia adalah sang ketujuh, dan setelah itu, dengan bantuan Mora, dia baru saja lolos dari kematiannya. Adlet tidak pernah merasa lebih putus asa. Bahkan menghentikan Chamo dan melumpuhkan Fremy lagi tidak mengubah situasi apa pun.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Akankah yang lain memercayai perkataannya? Lebih penting lagi, apakah Fremy akan percaya bahwa dia bukanlah sang ketujuh? Adlet yakin mereka tidak akan melakukannya. Dia tidak akan pernah bisa mendapatkan kepercayaan Fremy dengan kata-kata, dan dia tidak bisa membujuk Fremy untuk tidak bunuh diri. Tapi dia juga tidak tahu apa yang bisa dia lakukan untuk menghentikannya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Apakah semuanya sudah berakhir? Adlet bertanya-tanya. Namun hanya beberapa saat setelah pemikiran itu terlintas di benaknya, dia melihat secercah harapan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Saat dia berlari, dia merasakan semacam kehadiran. Dia berhenti, sesaat, dan melihat kata-kata muncul dari lantai batu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Beri aku instruksi. Kau memiliki dua sekutu di labirin ini.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Pesan itu menghilang dalam sekejap, dan Adlet berpura-pura tidak melihatnya ketika dia lewat. Masih berjalan, dia memikirkan apa maksud pesan itu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Masih ada iblis yang menghindari deteksi Mora di dalam labirin. Mereka meminta instruksi darinya. Apakah mereka mencoba menghubungi karena mereka tahu salah satu dari kami adalah sang ketujuh? Ataukah salah aku karena melihatnya sehingga mereka panik dan menghapus pesan tersebut?</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tidak, pikir Adlet. Dia ingat apa yang Dozzu katakan: Iblis dari faksi Tgurneu tidak tahu siapa sang ketujuh. Mereka salah mengira Adlet sebagai sang ketujuh.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Akan mudah untuk memberi tahu Mora tentang pesan yang ada di tanah dan membunuh iblis yang membuatnya di sana. Tapi Adlet tidak melakukannya—karena dia yakin ini bisa menjadi kartu truf yang akan membantunya menjaga Fremy tetap aman dan keluar dari situasi ini.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Mora, apakah ini jalan yang harus aku lalui?” Adlet bertanya. </span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Tunggu sebentar. Aku sedang memastikannya sekarang… Ya, itu benar.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dari jawabannya, Adlet menyimpulkan bahwa Mora belum melihat pesan itu beberapa saat yang lalu. Dia belum melihat sekelilingnya. Selain itu, jika dia melihatnya, dia pasti akan bereaksi. Mungkin dia bisa menggunakan iblis-iblis ini.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dia tidak merasa ragu-ragu. Dia akan melakukan apa saja untuk menang. Itu adalah keyakinan pribadinya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Nomor tiga puluh yakin bahwa Adlet telah melihat kata-kata di punggungnya tetapi pura-pura tidak memperhatikan sementara dia melanjutkan. Pada saat itu, iblis itu yakin bahwa Adlet adalah sang ketujuh.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ditipu oleh Mora, Adlet terpojok di jalan buntu labirin. Karena tidak ada pilihan lain yang tersedia, Adlet mengejutkannya, mengalahkannya, dan menyanderanya. Itu adalah satu-satunya cara. Jika dia mengancam nyawa Mora, maka Fremy akan terpaksa berhenti mencoba bunuh diri, meski hanya sebentar.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tapi Adlet tahu dia tidak bisa menjaganya tetap aman selamanya seperti itu. Harapan terakhirnya adalah mengelabui iblis yang percaya bahwa dia adalah sang ketujuh.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ada kemungkinan bahwa pesan yang dia lihat beberapa saat sebelumnya adalah jebakan musuh. Tapi dia tidak bisa menemukan pilihan lain. Dia mengalahkan Mora bukan untuk menyanderanya, tapi untuk menonaktifkan kekuatan kewaskitaannya. Itu akan menghalanginya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“…Kau di sini,” kata Adlet. Dia tidak menunggu lama. Tidak lama setelah lantai bergoyang, lantai itu berubah menjadi iblis kadal putih. Adlet ingat pernah melihatnya sebelumnya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku akan memberi instruksi, jadi kau diam dan dengarkan.” Adlet sengaja memilih nada arogan, berpikir yang terbaik adalah jika dia ingin berperan sebagai pengkhianat yang meyakinkan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Tunggu. Apakah kau benar-benar yang ketujuh?” kata iblis kadal putih itu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Itu memberi tahu Adlet apa yang ada di kepalanya. Ia tidak pernah tahu mana sang ketujuh. Ia hanya menduga bahwa Adlet adalah orangnya dan telah mencoba melakukan kontak. Itu bisa saja merupakan tindakan iblis, tapi Adlet mengabaikan kemungkinan itu. Dia begitu putus asa, dia hanya berpikir, Apa yang akan terjadi, akan terjadi.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“…Kau tidak mungkin mengira aku punya bukti bahwa akulah sang ketujuh. Apa yang akan aku lakukan jika para Pahlawan menemukannya?” Adlet membalas. “Bahkan jika ada kata sandi untuk membuktikan siapa aku, apakah menurutmu aku akan memberitahukannya kepada iblis di tempatmu?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Iblis kadal putih itu terdiam, membuat Adlet lega. Andai memang ada kata sandi atau buktinya, kebohongannya pasti terbongkar.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Mora tidak sadarkan diri saat itu, jadi yang lain tersesat tanpa pemandu di sekitar labirin. Kemungkinan Adlet ketahuan berbicara dengan iblis itu rendah. Namun meski begitu, jika ada yang memergokinya seperti itu, dia tidak akan bisa mencari jalan keluar. Hal itu telah membuat kecemasannya memuncak.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Jika kau sang ketujuh, jawablah ini: Apakah Komandan Tgurneu ingin Fremy mati atau bertahan?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ia bahkan tidak mengetahuinya? Adlet bertanya-tanya dalam kebingungan. Dia mengira jika Tgurneu benar-benar menginginkan Fremy mati, maka dia akan mengetahuinya dan melindungi Fremy. Mungkin saja iblis ini berpura-pura tidak tahu, tapi akan aneh jika bawahan setingkat ini mencoba menipunya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Secara internal, Adlet merasa sombong. Doktrin kerahasiaan Tgurneu pasti sangat berpengaruh. Karena ia tidak pernah memberi tahu para monsternya apa yang sebenarnya terjadi, masing-masing iblis tidak bisa membuat penilaian sendiri. Aku bisa mengerjakan ini. Dia yakin. “Tgurneu ingin Fremy hidup, tapi situasi ini tidak terduga. Kalian semua juga harus bekerja untukku.” “Dimengerti,” jawab nomor tiga puluh dengan segera.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tapi bagaimana Adlet menggunakan iblis itu? Itulah pertanyaannya. Otak Adlet berputar lebih kencang dari sebelumnya. “Katakan padaku kemampuanmu,” perintahnya terlebih dahulu. Iblis itu kemudian memberitahunya tentang kemampuan kamuflase dan pendengarannya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Itu bisa sangat berguna, Adlet memutuskan. “Carikan aku batu ringan dari suatu tempat di labirin. Tapi bukan sembarang batu ringan—tidak mungkin batu topaz…yang berwarna kuning. Dan itu tidak mungkin hanya bersinar saja. Pasti ada kekuatan unik lainnya di dalamnya. Itu saja. Bisakah kau menemukannya?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“…Ketika aku sedang menjaga kuil, aku mendengar tentang permata cahaya yang ditempatkan di dekat saluran ventilasi kuil yang memancarkan cahaya kapan pun seseorang mendekat untuk mengingatkan kita ketika ada penyerang mendekat.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Adlet sudah siap menari melihat keberuntungan yang jatuh ke pangkuannya. Dia tidak tahu pasti apakah dia bisa menggunakan itu untuk membodohi Mora dan yang lainnya sepenuhnya, tapi dia bisa membuat mereka percaya bahwa pesan bersinar itu mungkin bukan kebohongan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Temukan salah satunya, hancurkan, dan simpan bersamamu. Kemudian temukan cara untuk mengungkapkan kepada faksi Pahlawan atau Dozzu bahwa kau menyembunyikannya.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"…Bagaimana?"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kau tidak bisa memikirkan cara? Telan saja permata yang rusak itu dan bunuh diri oleh salah satu dari kami. Kau harus memuntahkannya begitu kamu mati, atau dibunuh sedemikian rupa hingga dia terlempar keluar dari perutmu.” Adlet telah mengeluarkan perintah dengan kejam dan tegas, karena sepertinya itu adalah sikap yang pantas untuk dimiliki oleh bawahan Tgurneu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kau tidak bisa bermaksud mengatakan bahwa hanya itu yang bisa menjaga Fremy tetap aman?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Tentu saja tidak. Aku masih punya trik lain.” Adlet telah mempertimbangkan lebih jauh. Waktu hampir habis; yang lain datang. Dia harus melakukan sesuatu, dan cepat. “…Gunakan Dozzu dan Nashetania. Dekati mereka dengan tawaran kerja sama dan bocorkan informasi kepada mereka.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Informasi apa?"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Adlet telah merenungkan hal ini. Kebohongan apa yang bisa menipu Dozzu dan Nashetania, serta Mora, Fremy, dan yang lainnya? “…Buat mereka berpikir bahwa meskipun Black Barrenbloom terbunuh, potensi untuk menyerap kekuatan lambangnya akan ditransfer ke sesuatu yang lain. Juga, pihak ketujuh sedang mencoba untuk melaksanakannya. Informasi yang kau ungkapkan kepada Dozzu dan Nashetania tidak harus konkrit. Beri saja mereka potongan-potongan, seperti kata-kata transfer atau warisan kekuasaan atau sesuatu seperti itu. Buat saja mereka berpikir bahwa membunuh Fremy itu berbahaya.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“…Itu tidak akan berhasil. Faksi Dozzu tidak akan pernah mempercayai apa yang kami katakan.” Ya—Adlet membutuhkan lebih banyak. Dia memutar otak untuk mencari ide.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Sebelum kelompok mereka tiba di kuil, Adlet telah terjebak dalam perangkap musuh dan disergap. Dozzu telah menyelamatkannya saat itu. Dan iblis yang memberikan instruksi kepada yang lain untuk membuat jebakan adalah iblis kadal putih yang sama.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ada yang tidak beres dengan hal itu bagi Adlet pada saat itu—Dozzu langsung menuju ke arahnya. Dia tidak terlalu mempermasalahkannya saat itu, tapi mengingat kembali hal itu membuatnya sadar bahwa itu tidak wajar. Dozzu dan Nashetania pasti sudah tahu apa yang akan dilakukan iblis kadal putih itu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Fraksi Dozzu mungkin telah memecahkan kode yang kalian semua gunakan,” kata Adlet. Dia tidak punya bukti, tapi itu masih layak untuk dipertaruhkan. “Berikan perintah kepada iblis lain dalam kode. Sesuatu seperti Kami telah memutuskan untuk mentransfer Black Barrenbloom, jadi mulailah persiapan. Buatlah seolah-olah kau sedang membicarakan rahasia mutlak yang tidak boleh kau beri tahukan kepada mereka.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku pikir Dozzu dan Nashetania yakin pasukan Tgurneu tidak menyadari kode mereka telah diuraikan. Ini akan membuat mereka percaya bahwa mereka telah mengetahui rahasia penting yang kau coba sembunyikan.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Iblis kadal putih itu tampak gelisah. Adlet juga demikian. Seluruh rencana didasarkan pada dugaan. Peluang keberhasilannya rendah, tapi dia tidak punya pilihan selain melakukannya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Karena kita tidak tahu apa yang akan dilakukan Dozzu dan Nashetania, aku tidak bisa memberikan perintah yang tepat. Kau buatlah penilaian sendiri untuk menjalankan misi. Aku serahkan semuanya padamu. Jangan khawatir—bahkan jika kau gagal, aku tidak akan memikul beban itu di pundakmu.” Apakah cara bicara seperti itu berbeda dengan bawahan Tgurneu? Adlet agak menyesali klaim itu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Dipahami. Apakah itu semuanya?"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Adlet belum menjawab pada awalnya. Iblis kadal putih itu kemudian bersiap untuk pergi.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Masih ada lagi.” Adlet telah menghentikannya. Berikut ini adalah perintah terpentingnya, dan hal pertama yang dia pikirkan. Tapi dia belum punya keberanian untuk mengatakannya dengan lantang.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dia mengerti bahwa dua instruksi yang baru saja dia berikan, saja, tidak cukup untuk menjaga keamanan Fremy. Tapi Adlet juga mengerti bahwa perintah ini akan berakibat buruk baginya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“…Bagimu, dan iblis lainnya—ini adalah misi terpentingmu. Jika perlu, gunakan juga penyintas lainnya untuk ini.” Dengan ragu-ragu, Adlet menambahkan, “Lakukan segala dayamu untuk membunuh Fremy.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Iblis kadal putih itu terdiam.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Gunakan semua yang kau inginkan. Gunakan setiap kemampuan yang kau miliki. Jangan menahan diri sedikit pun—tidak terhadap Fremy, atau terhadapku ketika aku menentangmu. Kau tidak boleh khawatir sama sekali bahwa kau mungkin akan membunuhnya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Iblis kadal putih itu tampak ketakutan. Membunuh titik fokus rencana Tgurneu pastilah hal yang tidak terpikirkan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kau harus melakukannya. Aku harus membuat para Pahlawan percaya bahwa kau dengan tulus mencoba membunuh Fremy, tapi aku merusak rencanamu. Jika mereka mengira kau hanya berpura-pura, mereka akan membunuhnya tanpa ragu-ragu—dan yang lebih penting, Fremy akan bunuh diri.” Adlet melanjutkan. “Kejar dia dengan semua yang kau punya. Dan pikirkan alasan aku mengatakan itu. Jika kau menahan diri, mereka pasti akan mengetahui rencana kita.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Tapi Fremy akan mati.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku akan melindunginya,” jawab Adlet datar. “Tidak peduli bagaimana kau menyerang kami, tidak peduli apa yang dilakukan para Pahlawan, aku akan menjaga Fremy tetap aman. Aku akan membelanya dari seranganmu dan menghentikan apa pun yang mencoba membunuhnya. Itulah yang harus aku lakukan untuk menjaganya tetap aman.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Di balik pernyataan itu, hati Adlet gemetar ketakutan. Hans dan Chamo kemungkinan besar akan mencoba membunuh dia dan Fremy, dan Fremy juga akan mencoba bunuh diri. Kemudian menambahkan serangan dari iblis di atasnya…</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Adlet belum punya rencana bagaimana dia akan menjaganya tetap aman. Tapi dia sendiri yang terpaksa terjun ke neraka itu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"…Dipahami. Aku akan menggunakan iblis lainnya, spesialis nomor empat belas. Dia-"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kau tidak perlu memberitahuku kemampuannya. Sebenarnya, jangan beritahu aku, apapun yang terjadi." Jika Adlet tahu serangan macam apa yang akan datang, dia mungkin akan bereaksi dengan cara yang tidak wajar. Dia tidak akan bisa menutupinya, tidak peduli seberapa hati-hatinya dia. Dan jika dia membuat yang lain sedikit curiga bahwa dia telah memerintahkan iblis untuk berpura-pura mencoba membunuh Fremy, maka dia tidak akan bisa menyelamatkannya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kekuatan nomor empat belas sungguh luar biasa. Jika digunakan dengan sungguh-sungguh, Fremy pasti akan mati. Dan melindunginya akan tetap sangat sulit, bahkan tanpa itu.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Apakah aku bilang kau boleh menjawab?” Adlet telah membungkam perbedaan pendapat iblis itu sambil menahan rasa takutnya sendiri. Dia menyemangati dirinya sendiri: Aku adalah pria terkuat di dunia. Aku tidak akan pernah gagal melindungi Fremy.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Dan satu hal lagi. Apa pun sarana kontak yang kau gunakan, hindari Hans dengan cara apa pun. Kita harus membuatnya tampak seperti dia sang ketujuh. Itulah sentuhan akhir dari rencana penyelamatan Fremy. Jika kau mengacau dan memberikan informasi apa pun kepada Hans, hal itu dapat menyebabkan keseluruhan rencana menjadi berantakan.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"…Dipahami."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Apakah iblis ini benar-benar percaya bahwa akulah sang ketujuh? Adlet bertanya-tanya. Akankah itu benar-benar sesuai dengan yang akku katakan?</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Petunjuk arah Adlet membingungkan nomor tiga puluh.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tapi anak laki-laki ini adalah sang ketujuh. Dia menerima instruksinya langsung dari atas. Dia peringkatnya jauh di atas nomor tiga puluh, jadi harus dipatuhi.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Pada awalnya, nomor tiga puluh ragu apakah Adlet benar-benar sang ketujuh. Dia terlalu bodoh mengenai urusan internal pasukan Tgurneu dan tidak punya bukti bahwa dia adalah sang ketujuh. Tapi sekarang, orang nomor tiga puluh itu yakin tidak mungkin orang lain yang melakukannya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Adlet tidak peduli dengan kehidupan sekutunya. Nomor tiga puluh sama sekali tidak masuk akal dari perintahnya dan cara dia berbicara bahwa dia berusaha melindungi siapa pun selain Fremy. Dia jelas tidak keberatan jika sekutunya yang lain mati, selama Fremy aman.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Adlet pasti sang ketujuh. Nomor tiga puluh akan percaya padanya, dan pada kekuatan orang yang dipilih Tgurneu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Iblis itu mempertimbangkan situasinya. Jika mereka ingin melakukan yang terbaik untuk membunuh Fremy, lalu bagaimana cara memerintahkan nomor empat belas? Mengontrol Hans atau Nashetania akan menghambat rencana tersebut. Jadi, yang mengendalikannya adalah Adlet yang ada di depannya. Jika mereka ingin melakukan upaya sungguh-sungguh untuk membunuh Fremy, mereka harus mengendalikannya terlebih dahulu. Dia mungkin membunuh Fremy. Faktanya, hal itu sangat mungkin terjadi. Namun nomor tiga puluh berdoa agar hasil yang buruk dapat dihindari.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Jika mereka memilih satu boneka lagi, mungkin itu adalah Chamo. Tapi jika mereka mengendalikan Adlet dan Chamo, nomor tiga puluh meragukan Adlet bisa melindungi Fremy, tidak peduli bagaimana dia berjuang. Jadi, Rolonia? Goldof? Nomor tiga puluh harus menilai berdasarkan bagaimana keadaannya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“…Dan satu hal lagi,” kata Adlet. “Serang aku sekarang. Ini tidak terlalu penting, tapi untuk berjaga-jaga.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Dipahami."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku akan melawan, tapi jangan khawatir. Aku tidak akan serius.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tulang belakangnya tumbuh dari ujung ekor nomor tiga puluh, dan menyerang Adlet.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Apakah kau pernah melihat permata ini sebelumnya, Adlet?” tanya Nasetania.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Adlet melihat permata yang pecah dari perut kadal putih itu dan berkata, “Aku tidak tahu… Jika aku melihatnya, aku akan mengingatnya. Tidak ada benda seperti itu di gudang mayat ketika aku menggeledahnya.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Jadi Adlet benar-benar melihat pesan itu, dan kemudian iblis kadal putih itu menemukan dan menelan permata cahaya yang diproyeksikannya setelah Adlet pergi. Itu sebabnya aku juga tidak dapat menemukan apa pun. Kalau dipikir-pikir, semuanya datang bersamaan,” kata Mora.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ketika Adlet mendengarkan, dia berpikir, Kau telah melakukannya dengan baik, iblis kadal putih.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Berkatmu, aku bisa menjaga Fremy tetap aman. Kau melakukan pekerjaan dengan sempurna.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Sekutu tak terduganya mungkin tidak bertindak berdasarkan perintah, tetapi memutuskan atas kemauannya sendiri untuk melindungi Fremy—Adlet bisa mengatakan banyak hal. Dia bukanlah monster, yang tidak dicintai oleh siapa pun. Sebenarnya ada iblis di luar sana yang memikirkannya, dan itu membuat Adlet senang—bahkan jika dia tidak bisa memberi tahu Fremy tentang hal itu sekarang.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hans, apakah kau benar-benar tidak melihat pesan itu? Kau tidak membawa permata cahaya itu setelah Adlet pergi, kan?” Nasetania bertanya pada Hans. Fremy dan Rolonia mengamatinya dengan curiga.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Hans pasti terkejut. Sampai saat ini, dia pasti percaya bahwa dia tidak perlu memberikan perintah apa pun kepada para iblis, dan mereka hanya akan mencoba membunuh Fremy sendiri. Itu sebabnya dia membiarkan mereka begitu saja, tidak pernah mencoba menghubungi mereka.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dan kini sebuah benda yang bisa membantah pernyataannya telah ditemukan di salah satu perut iblis itu. Dia pasti bertanya-tanya apakah iblis telah mengkhianatinya. Dia mungkin menghindari menghubungi mereka untuk mencegah identitasnya diketahui. Dan itu menyebabkan kekalahannya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Masih ada kemungkinan Hans bukan sang ketujuh, tapi Adlet bahkan tidak lagi mempertimbangkannya. Mereka harus membunuhnya. Atau paling tidak, mereka harus merampas kemampuannya bertarung. Alasannya: Dia mencoba membunuh Fremy. Adlet tidak bisa memaafkan siapa pun yang akan menyakitinya, bahkan jika dia adalah seorang Pahlawan sejati.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku tidak ingat pernah melihat permata seperti itu. Adlet menyuruh iblis membawanya kemana-mana sehingga dia bisa mengklaim aku berbohong.” Senyuman tenang Hans tidak goyah, namun argumennya melemah. “Masih ada yang lucu di sini, Adlet. Ketika iblis itu mengendalikan Rolonia, bagaimana kau bisa mempertahankan pikiranmu begitu lama? Kau hanya berpura-pura dikendalikan. Kau berakting karena kau pikir itu tidak wajar jika kau tetap waras.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dia masih akan berdebat? Adlet sendiri tidak tahu mengapa dia bisa menolak pengendalian pikiran. Mungkin beberapa orang lebih terkena dampaknya dibandingkan yang lain. "Kau salah. Aku sedang bertarung. Ada suara yang berteriak di kepalaku untuk membunuh Fremy, dan aku berjuang sekuat tenaga untuk melawannya. Pada akhirnya, aku tidak bisa melawannya lagi, dan aku hampir menyakitinya,” balas Adlet.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Fremy menambahkan, “Dia benar-benar dikendalikan. Dia serius saat menyerangku. Matanya memberitahuku bahwa dia telah kehilangan keinginannya. Itu bukan hal yang bisa dipalsukan.” Kemudian dia berbicara kepada seluruh kelompok. “Berada dalam pertarungan itu, aku tahu—iblis itu tidak hanya berpura-pura mencoba membunuhku. Aku bisa saja mati kapan saja. Sebuah kebetulan sederhana yang membuat aku memutuskan bahwa aku akan tetap hidup. Iblis itu benar-benar mencoba untuk mengalahkanku, dan aku dapat mengatakan itu dengan pasti.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Hans kehilangan kata-kata untuk beberapa saat, dan kemudian tiba-tiba, dia mulai tertawa. "Nyaa. Nyaa... Nyaa! Nyaa-ha-ha-ha-ha-ha!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Adlet tegang, mengira Hans mungkin tiba-tiba mengayunkan pedangnya ke arahnya. “Adlet, kau mungkin sebenarnya adalah pria terkuat di dunia, nyaa. Itu sungguh luar biasa. Oh, sejujurnya… Harus kuakui, aku meremehkanmu.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Adlet yakin dia telah memojokkan Hans. Tapi tawa itu tidak terdengar seperti gertakan atau keputusasaan. Dia sangat senang.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kau memerintahkan mereka untuk secara serius mencoba menghabisi Fremy sehingga kau bisa melindunginya, tepat ketika kau mundur sampai ke dinding? Kau tidak diragukan lagi satu-satunya orang bodoh di seluruh dunia yang bisa membuat keputusan seperti itu.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Jadi dia sudah menemukan jawabannya? Adlet tahu Hans pasti akan mengetahuinya. Namun saat ini, Hans tidak berdaya untuk berbuat apa pun.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Pernyataan itu kedengarannya dipaksakan, Hans,” kata Mora, “dan jelas sekali tidak mungkin. Dari apa yang kita semua dengar di sini, Fremy bisa saja mati kapan saja, bukan? Adlet tidak akan membiarkan dia mati sebagai bagian dari rencana untuk melindunginya.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Apa yang Adlet rencanakan lakukan tanpa bantuanku? Tidak ada jaminan bahwa aku berada di pihak Pahlawan sejak awal,” Nashetania melanjutkan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hans, kau pasti sudah menyadarinya,” kata Fremy. “Ketika pikiran Rolonia diambil alih, situasi Adlet menjadi putus asa. Aku ragu para iblis akan terus melakukan upaya palsu untuk membunuhku dalam keadaan seperti itu.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kini, semakin sedikit orang yang mempercayai pernyataan Hans. Yang terpenting, Fremy percaya bahwa dia belum bisa membiarkan dirinya mati.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“…Aku mungkin akan terbunuh sekarang, nyaa,” Hans terkekeh. “Perkataanku hanyalah sebuah tipuan sekarang, nyaa—aku harus membunuhmu, atau akulah yang akan mati. Tapi ini adalah hal yang membuat pertarungan menjadi menarik.” Hans menikmati kesulitannya. Memang benar ada yang tidak beres dengan pria itu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hans,” kata Nashetania, “Tidak ada bukti bahwa kau adalah sang ketujuh, tetapi mengingat situasinya, kami terpaksa mencurigaimu dan menilai bahwa menerima saranmu akan berbahaya.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Apakah kau mempercayai Adlet, Nashetania?” tanya Dozzu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku telah memutuskan bahwa aku akan melakukannya. Apakah kau mempercayai penilaianku, Dozzu?” Nashetania menjawab dengan keyakinan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dozzu mempertimbangkan sejenak dan berkata, “Dimengerti. Lalu aku akan bertaruh pada keputusanmu. Kami akan mempercayai Adlet. Dan paling tidak, kita tidak bisa membunuh Fremy sampai kita menemukan bukti baru.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Lalu apa yang harus kita lakukan? Saat kita berbicara, Black Barrenbloom terus menyerap kekuatan lambang kita,” kata Mora.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Adlet balas berteriak, “Bukankah sudah jelas? Satu-satunya cara untuk menghentikan Barrenbloom adalah dengan membunuh Tgurneu. Kita semua akan menghabisi iblis itu sekarang juga—sebelum lambang kita benar-benar hancur.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tanggapan kelompok tersebut adalah diam. Mereka ragu-ragu. Siapa yang harus dipercaya: Adlet atau Hans? Dan apakah mungkin untuk mengalahkan Tgurneu?</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku percaya Addy. Tidak mungkin dia menjadi sang ketujuh. Aku tidak tahu apakah Hans benar-benar sang ketujuh…tapi saat ini, aku tidak bisa mempercayainya,” kata Rolonia.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Bukannya Chamo belum mengetahuinya, tapi kalian semua bodoh. Bibi, Rolonia, Putri—kalian semua idiot yang tidak punya harapan. Kita tidak bisa mempercayai Adlet! Dia jelas musuhnya! Dan Chamo akan membunuh siapa saja yang mencurigai si pria kucing!” Chamo hendak mengirim budak-budaknya untuk beraksi ketika Hans meraih bahunya untuk mencegahnya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Tunggu. Jika kita mulai saling membunuh satu sama lain, kita semua akan mati.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Tapi…!"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“…Ada cara lain,” kata Hans sambil menatap Adlet. Satu kalimat itu cukup untuk menghentikan Chamo.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Sepertinya… bagiku… seolah-olah sang putri… dan Adlet… bekerja sama… untuk menjebak Hans… dan mencoba menipu kita,” kata Goldof sambil mengarahkan tombaknya ke Fremy. Rolonia mengangkat cambuknya, sementara Adlet menghalangi jalan Goldof dengan tubuhnya yang terluka.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Meskipun kau bilang kau akan berjuang untuk melindungiku, kau tidak percaya padaku sama sekali, kan?” Nasetania menghela napas.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dengan situasi yang siap meledak kapan saja, Mora memotong antara dua kelompok Pahlawan yang terpecah. “Goldof, Chamo, hentikan. Apakah kau tidak mendengarkan? Lihatlah faktanya. Musuh mencoba membunuh Fremy, dan Adlet berupaya mencegahnya. Hanya itu saja.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“…Bahkan jika itu berarti…menjadikan rekan…sebagai sandera?” kata Goldof.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Mora membalasnya tetapi sepertinya kesulitan untuk mengatakannya. “…Aku sendiri hampir membunuh rekanku. Itu bukan dasar untuk memutuskan bahwa dia adalah musuh kita.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ini buruk, pikir Adlet. Dia baru setengah jalan dalam perjuangannya untuk melindungi Fremy. Selanjutnya, mereka harus menghentikan Black Barrenbloom dan penciptanya, dan mereka tidak akan mampu melawan Tgurneu dengan para Pahlawan yang saling serang.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku mendapat kabar buruk lebih lanjut,” kata Mora. “Sejumlah monster udara mendekati gunung ini. Pasukan di bawah komando Tgurneu semakin mendekat.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Namun ketegangan kembali menjalar ke seluruh kelompok. Mereka tidak bisa melawannya seperti ini. Adlet terluka, dan yang lainnya juga bukannya tidak terluka. Yang terpenting, mereka tidak punya rencana sama sekali untuk mengalahkan Tgurneu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hans,” kata Adlet, “kita akan menyelesaikan pembicaraan ini nanti. Kita harus lari sekarang.” Dia mengambil kotak besinya dan berlari keluar dari labirin. Yang lain tampaknya juga memutuskan bahwa itu adalah satu-satunya pilihan mereka. Mereka semua keluar dari kuil sambil membawa tas mereka. Begitu mereka berada di luar, mereka mendapati hari sudah larut malam. Untungnya, mereka masih tidak melihat tanda-tanda musuh.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Mengikuti arahan Mora, mereka hendak berlari menuruni gunung ketika Hans berbalik untuk mengambil potongan ke arah Fremy.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku pikir ini akan terjadi,” kata Fremy sambil menangkis serangan yang diarahkan dengan hati-hati dengan cengkeraman senapannya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Adlet melemparkan jarum racun ke arah Hans, tapi Hans berguling untuk menghindarinya. Itu adalah penyergapan yang ceroboh, dan tidak seperti dia.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Sekarang bukan waktunya, Hans. Kita harus lari sekarang,” kata Dozzu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Tidak. Jika kita pergi sekarang, kita akan jatuh ke dalam perangkap Adlet,” jawab Hans sambil menghadap Fremy dengan pedang terangkat.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Menyerahlah,” kata Fremy. “Aku tidak bisa membiarkan diriku dibunuh.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Nyaa. Sekarang, jika aku tidak bisa meyakinkanmu, maka aku tidak punya pilihan selain membunuhmu, mungkin setelah kau mati, kita akan mengetahui bahwa tidak ada yang namanya transfer.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Mora melihat ke Adlet untuk pendapatnya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“…Tahan Hans,” kata Adlet. “Jangan bunuh dia sekarang.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Saat dia mengatakan itu, pedang Nashetania dan petir Dozzu mengarah ke Hans. Tapi si pembunuh menggunakan pepohonan dan batu sebagai perisainya, menghindari setiap serangan sebelum dia berbalik ke arah kelompok itu dan berlari.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hans! Tunggu!" teriak Mora.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Adlet sangat ingin mengejarnya, tapi Tgurneu adalah masalah yang lebih besar saat itu. Mereka harus lari, atau mereka akan dikepung.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Chamo! Goldof! Ikut denganku!" Hans berteriak sambil berlari.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"…Oke. Chamo mempercayai si kucing.” Chamo lari mengejar Hans. Adlet tidak bisa menghentikannya. Lagipula dia tidak akan mempercayainya, tidak peduli apa yang dia katakan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Apa yang akan kau lakukan, Goldof?” Nashetania bertanya pada ksatrianya. “Aku telah memutuskan untuk mempercayai Adlet, dan aku akan melawan Tgurneu bersamanya. Apakah kau akan pergi dengan Hans?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Saya tidak bisa…percaya…Adlet. Tapi saya tidak bisa… membuatmu… terkena bahaya… juga.” “Kalau begitu bertarunglah bersamaku. Ya, benar. Selama kau bersamaku, kita akan memiliki kekuatan seribu orang.” Nashetania tersenyum, berlari mengejar Adlet.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Lega rasanya Goldof tinggal bersama mereka, tapi sedih kehilangan Chamo. Mereka sekarang terpaksa menantang Tgurneu tanpa petarung terkuat mereka.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Fremy meminjamkan bahunya kepada Adlet saat mereka berlari menuruni lereng. “Fremy,” katanya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“…Kita tidak punya waktu untuk bicara,” jawabnya, singkat seperti biasanya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kita sudah kembali ke titik awal lagi, pikir Adlet. Dia mengangkat bahu dan hanya mengatakan satu hal.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Mari kita bertahan dari ini.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Fremy masih belum tahu tentang kebenarannya. Apakah Hans benar-benar sang ketujuh? Adlet bisa saja salah dalam hal itu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Apakah memang yang terbaik baginya untuk hidup? Mungkin dia tertipu oleh rencana Tgurneu yang lain. Segalanya masih belum pasti, dan kebenarannya masih jauh.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku akan mengatakan ini. Aku tidak dapat mempertimbangkan apa pun tanpa membunuh Tgurneu dan menyelesaikan balas dendamku. Tidak ada gunanya hidupku jika aku gagal memenuhinya, dan fakta itu tidak akan pernah berubah.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ya,” kata Adlet. "Aku mengerti itu."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Dan kau masih ingin mencoba membuatku bahagia?” Fremy menoleh untuk melihat anak laki-laki di sampingnya saat mereka berlari.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Adlet bingung dengan pertanyaannya. "Tentu saja."</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Melihat wajahnya, Fremy kembali yakin akan perasaannya terhadapnya. Tidak ada penipuan atau keraguan dalam ekspresinya. Dia mencoba mengalahkan Tgurneu dan Majin bukan demi dirinya sendiri, tapi demi dia seorang. Fremy menghilangkan keraguan terakhir dari pikirannya. Tidak mungkin dia menjadi sang ketujuh. Dia tidak akan pernah bisa bertindak atas perintah Tgurneu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Aku membencimu," kata Fremy. “Saat aku bersamamu, aku ingin hidup. Itu sebabnya. Aku selalu ingin mati, tapi kau membuatku ragu-ragu.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Apakah kau masih membenciku?” Adlet memberanikan diri.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Fremy ragu-ragu sejenak sebelum menjawab. “…Menurutku tidak, tidak sekarang. Bersamamu membuatku ingin hidup, tapi mungkin tidak apa-apa.” Matanya tertuju ke depan, dia tidak bisa melihat raut wajahnya. Tapi dia yakin Adlet pasti nyengir.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Seorang iblis terbaring sekarat di sudut labirin. Itu adalah spesialis nomor empat belas, tubuhnya hancur berkeping-keping oleh Fremy. Dia baru saja selamat dari ledakan eksplosifnya. Dia hampir berakhir ketika ia mendengarkan suara samar percakapan para Pahlawan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Nomor empat belas masih memikirkan satu hal. Mengapa kekuatannya tidak bekerja pada Adlet? Apakah efeknya sangat lemah terhadap dirinya, dibandingkan dengan Rolonia dan Chamo?</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tidak mungkin, pikir nomor empat belas. Iblis lain telah…</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ia tidak punya waktu untuk memastikan apakah tebakannya benar sebelum ia menghembuskan nafas terakhirnya dengan tenang.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Saat itu fajar pada hari ketiga belas sejak kebangkitan Majin. Di ruang bawah tanah kecil mereka, Tgurneu dan iblis bersayap tiga masih berbicara.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"Hmm. Apa yang harus dilakukan? Kau masih gelisah, tidak peduli bagaimana aku menjelaskannya?” kata Tgurneu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Iblis bersayap tiga itu mengangguk. “…Saya mohon maaf, tapi mau tak mau saya memikirkannya. Saya tidak keberatan dengan pilihan Anda tentang siapa yang akan dikirim sebagai sang ketujuh. Tetapi…"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Mempertaruhkan seluruh rencana besar dengan keyakinan bahwa rencana sang ketujuh akan menjaga Fremy tetap aman—apakah itu yang menyusahkanmu?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tidak mungkin iblis bersayap tiga itu tidak terganggu. Jika Fremy mati, maka kekuatan Black Barrenbloom akan hilang sepenuhnya. Rencana Tgurneu bisa gagal dengan mudah, tergantung pada pilihan Pahlawan Enam Bunga, atau dengan satu keputusan dari Fremy sendiri.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Iblis bersayap tiga itu pernah bertanya kepada Tgurneu apakah mereka pernah mencoba membuat rencana cadangan, kalau-kalau Fremy mati. Dan Tgurneu memang sedang mencari cara untuk membunuh para Pahlawan dengan kekuatan Black Barrenbloom, bahkan jika Fremy mati. Ia mencoba menambahkan fungsi yang akan membunuh Pahlawan mana pun di dekatnya saat dia mati, serta fungsi untuk mentransfer kekuatan Barrenbloom ke sesuatu yang lain. Tgurneu telah mengatakan bahwa hieroform ini sudah begitu kompleks dan tingkat tinggi, sehingga mustahil untuk menambahkan fungsi apa pun lagi.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tgurneu hanya menambahkan satu fungsi tambahan yang akan aktif di Barrenbloom setelah kematiannya. Tapi itu adalah hal yang sangat sepele yang bisa memberitahu Tgurneu bagaimana Fremy meninggal. Dikatakan bahwa fungsi ini telah ditambahkan semata-mata untuk kesenangannya sendiri, karena sangat terobsesi dengan kematiannya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Lebih jauh lagi, jika Fremy mati, itu akan menghilangkan tujuan memiliki sang ketujuh. Semua rencana Tgurneu akan sia-sia, dan mereka akan kehilangan semua pilihan selain melawan Pahlawan Enam Bunga dengan kekerasan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Jika sang ketujuh mati, dan para Pahlawan melihat bahwa tidak ada kelopak yang hilang dari lambangnya, tidak ada lagi risiko Fremy dicurigai. Tapi di saat yang sama, pelindung Fremy akan hilang. Kematian sang ketujuh benar-benar akan menempatkan Tgurneu dalam posisi yang sulit.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Iblis bersayap tiga memang merasa tidak nyaman untuk mempercayakan segalanya kepada orang dalam ini, tapi Tgurneu yakin itulah yang terbaik. Dan itu bukanlah kekhawatiran terbesar iblis bersayap tiga itu. “Saya juga tidak yakin apakah sang ketujuh benar-benar dapat melindungi Fremy… Tapi yang paling mengkhawatirkan saya adalah…” Iblis bersayap tiga itu ragu-ragu. “… Apakah sang ketujuh benar-benar akan melindunginya.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tgurneu memandang iblis bersayap tiga itu dengan sedikit kecewa.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Sebagai tubuh Tgurneu, ia telah melihat tuannya memilih sang ketujuh—dan yang terpilih tidak menyadari hal ini atau misinya. Sejauh yang diketahui oleh Pahlawannya Tgurneu, satu-satunya alasan untuk datang ke Negeri Raungan Iblis adalah untuk mengalahkan Tgurneu dan Majin.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Jadi bukankah sang ketujuh akan meninggalkan Fremy, memprioritaskan mengalahkan Majin dan menyelamatkan umat manusia daripada melindunginya? Jika demikian, bukankah itu menghilangkan tujuan pengiriman sang ketujuh? Itu adalah hal yang paling mengkhawatirkan iblis bersayap tiga. “Mengapa Anda tidak memberitahu sang ketujuh tentang misinya?” iblis bersayap tiga itu bertanya. “Dengan kekuatanmu, Anda akan bisa mendapatkan kendali penuh atas pikiran sang ketujuh dan memberi perintah untuk menjaga Fremy. Orang dalam Anda mungkin bekerja sama dengan pasukan kita untuk mencegah kematian Fremy. Kenapa tidak? Dengan begitu, dia akan lebih aman.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku baru saja menjawab pertanyaan itu, bukan?” Tgurneu tersenyum. "Dengar. Aku percaya pada kekuatan cinta.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"…Cinta?"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Iblis bersayap tiga itu mengetahui kemampuan Tgurneu, yang dirahasiakannya dari hampir semua orang.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Itu sama sekali tidak kuat. Butuh waktu untuk mengaktifkannya, dan Tgurneu hanya bisa mengendalikan satu manusia dalam satu waktu. Ia tidak bisa menggunakan ini pada iblis lain, dan hanya akan efektif pada sejumlah manusia tertentu. Beberapa bahkan mungkin menganggapnya sebagai kemampuan yang sepele.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tapi Tgurneu percaya bahwa kekuatan ini, tidak diragukan lagi, adalah yang terkuat sepanjang sejarah.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Itu bisa mengendalikan pikiran manusia.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Itu bisa memanipulasi cinta manusia.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kemampuan Tgurneu memaksa targetnya untuk mencintai seseorang, dan ia dapat dengan bebas menentukan siapa orang tersebut. Seseorang yang berada di bawah pengaruhnya akan merasa gembira ketika melihat senyuman kekasihnya, dan kesedihan karena cintanya akan membawa kesedihan bagi mereka. Mereka akan lebih takut akan kematian orang yang mereka cintai daripada kematian mereka sendiri, dan jika ada sesuatu yang mengancam orang yang mereka cintai, mereka akan menghadapinya dengan segenap kekuatan mereka. Semakin besar bahaya yang dihadapi kekasih mereka, semakin kuat cinta yang dimanipulasi itu. Mereka tidak akan bisa memikirkan apa pun kecuali kehidupan orang yang mereka sayangi, dan jika orang itu berada di ambang kematian, mereka mungkin bahkan akan kehilangan akal sehatnya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tgurneu telah menggunakan kemampuan itu untuk mengendalikan Saint of the Single Flower, memaksanya untuk mencintai dan membuatnya membuka penghalangnya. Ia bertanya padanya tentang kejadian di masa lalu, mencuri sisa kekuatannya dan memperoleh lambang ketujuh.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dan sekarang, ia menggunakan kemampuannya untuk mengendalikan sang ketujuh.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Jika aku membuat sang ketujuh mencintaiku, seperti katamu, memang mungkin untuk memastikan perintahku akan dipatuhi. Kita juga kemungkinan besar bisa mengoordinasikan dan menjebak para Pahlawan. Mungkin akan mudah untuk menjamin perlindungan Fremy juga,” sembur Tgurneu. “Tapi tahukah kau, aku tidak percaya pada cara-cara kurang ajar seperti itu. Aku jauh lebih percaya pada kekuatan cinta daripada aku percaya pada kelicikan kecil yang bisa dilakukan seseorang sepertiku.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“…”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Yang terpenting adalah bagaimana perasaan Fremy. Meskipun dia terluka dan didorong oleh balas dendam, apa yang akan dia lakukan? Jawabannya jelas. Dia akan mencoba membunuhku, tanpa mempedulikan nyawanya sendiri. Ketika dia mengetahui apa sebenarnya Black Barrenbloom dan ketika dia menyadari bahwa dia sedang dimanfaatkan, apa yang akan dia lakukan? Jawabannya jelas. Dia akan mencoba bunuh diri. Jika itu terjadi, maka semuanya sia-sia. Aku tidak akan bisa melakukan apa pun. Karena kita berada dalam posisi mencoba membunuh satu sama lain, aku tidak pernah bisa menghentikan dia untuk bunuh diri.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Tetapi jika ada sesuatu yang dapat mencegah keputusasaannya, maka kemenanganku sudah pasti—dan mengapa? Karena cinta menghasilkan keajaiban.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tidak ada keraguan sama sekali dalam suara Tgurneu. “Hati Fremy tidak bisa tergerak oleh kebohongan. Jika aku memerintahkan sang ketujuh untuk berpura-pura mencintai Fremy, dia pasti tidak akan memikirkan hal itu. Satu-satunya hal yang dapat mengubah hatinya adalah seseorang yang akan mencintainya dengan tulus—karena dia paling membenci cinta palsu, dan menginginkan cinta sejati lebih dari apapun. Cinta itu harus nyata, atau tidak ada gunanya. Cinta palsu tidak akan pernah menghasilkan keajaiban.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“…”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Cinta itu luar biasa. Hanya cinta yang bisa menimbulkan keajaiban. Aku telah melihat keajaibannya berkali-kali dengan mata kepala sendiri. Tidak peduli keadaan buruk apa pun yang menimpanya, aku yakin akan kemenanganku. Sang ketujuh merawatnya, dan cinta itu pasti akan menimbulkan keajaiban dan menyelamatkannya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku percaya pada cinta. Tidak ada hal lain yang patut dipercaya. Di dunia yang penuh dengan kebohongan ini, hanya cinta, hanya cinta yang pasti.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kemudian Tgurneu mendengarkan dengan seksama, seolah-olah sedang menunggu kedatangan seseorang. “Aku yakin anak laki-laki yang aku pilih pasti akan melindungi Fremy untukku. Aku percaya dia akan mewujudkan keajaiban yang hanya bisa dilakukan oleh cinta — karena anak laki-laki yang aku pilih adalah pria terkuat di dunia.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Wajah sang ketujuh muncul di benak iblis bersayap tiga. Ia meragukan bahwa prajurit kelas dua layak menjadi seorang Pahlawan. Tapi anak laki-laki yang menyebut dirinya pria terkuat di dunia itu tidak meragukan hal itu sama sekali.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Adlet Mayer muncul di benaknya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku yakin Fremy telah mencuri hatinya,” lanjut Tgurneu. “Dia akan mati-matian berusaha melindunginya saat ini. Kau tidak perlu khawatir tentang apa yang mungkin dilakukan faksi Dozzu. Tidak mungkin pria terkuat di dunia akan membiarkan Dozzu mengalahkannya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku ingin tahu apakah Fremy sudah membuka hatinya padanya? Atau mungkin dia masih tidak bisa mempercayainya. Yah, dia akan menerima perasaannya pada akhirnya. Bahkan sekarang, di lubuk hatinya, dia berharap seseorang mencintainya. Itulah yang dia inginkan lebih dari apapun.” Mulut buah ara itu melengkung membentuk senyuman lebar. “Hei, bukankah menurutmu itu luar biasa?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">"…Apanya?"</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Saat dia mengetahui orang yang mencintainya dari lubuk hatinya, satu-satunya orang yang dia pikir bisa dia percayai, berada di bawah kendaliku, bagaimana reaksinya, menurutmu? Setelah semua pengkhianatan itu, dia masih menginginkan cinta, jadi ketika dia mengetahui kasih sayang yang dia temukan sekarang hanyalah bagian dari rencanaku, menurutmu apa yang akan dia lakukan?” Tgurneu melanjutkan dengan gembira. “Aku yakin dia akan bunuh diri. Dia akan menunjukkan kepadaku ekspresi yang paling indah, yang tidak akan pernah kulihat lagi—dan Adlet-lah yang akan mendorongnya untuk bunuh diri. Dia akan menunjukkan kepadaku keputusasaan terbesar yang aku rindukan!</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Dan bukan itu saja. Aku hanya tahu Adlet akan menunjukkan ekspresi terhebat juga. Ketika dia mengetahui bahwa cintanya sendiri, komitmennya sendiri untuk mempertaruhkan nyawanya demi dia ditanam di sana olehku, aku bertanya-tanya apa yang akan kulihat?! Oh, aku bahkan tidak bisa membayangkannya! Aku sangat ingin melihatnya, aku tidak sabar! Apa yang kau berikan padaku dengan tatapan bingung itu? Tidakkah menurutmu mereka akan memberi kita pertunjukan yang spektakuler?!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“…Um.” Iblis bersayap tiga itu ragu-ragu untuk berbicara.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“…Oh, begitu, kau tidak terlalu tertarik pada hal semacam ini. Aku minta maaf." Tgurneu tampaknya menyadari bahwa ia sudah terlalu sibuk, dan ia menggerakkan tanaman merambatnya dengan gerakan mengangkat bahu. Tampaknya sedikit kecewa. “Yah, kita tidak akan bisa melihat ekspresi itu sekarang. Nanti saja.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Rupanya lelah berbicara, Tgurneu membuka buku yang tergeletak di atas meja. Saat ia membaca untuk menghilangkan kebosanan, iblis bersayap tiga dengan sabar menunggu kedatangan Pahlawan Enam Bunga.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Itu misterius. Cinta itu benar-benar misterius,” gumam Tgurneu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Sedikit waktu berlalu. Setelah ngobrol sepele tentang buku itu, tiba-tiba Tgurneu berkata, “Suatu ketika, Majin dikalahkan karena cinta Saint of the Single Flower.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Iblis bersayap tiga itu mencerna tubuh Tgurneu dalam satu tegukan, lalu menyerahkan tubuhnya kepada komandannya. Di tempat tubuh ara, iblis bersayap tiga mulai berbicara. “Kami dua kali kalah dari Pahlawan Enam Bunga, karena kekuatan cinta yang mendukung mereka. Tapi pertarungan ketiga kita akan berbeda. Kalian Pahlawan Enam Bunga yang ketiga: Kalian akan dikalahkan oleh cinta.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Iblis bersayap tiga itu bisa mendengar langkah kaki yang menandakan kedatangan para Pahlawan di Negeri Raungan Iblis. Saat tubuhnya bergerak menyimpang dari keinginannya, ia berpikir, Ini akan menjadi pertarungan yang panjang. Mungkin juga tidak akan menjadi saksi akhir dari pertempuran itu. Tapi satu hal yang pasti:</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Selama dua pejuang yang hidupnya dikendalikan Tgurneu, Fremy Speeddraw dan Adlet Mayer, masih hidup, satu-satunya arah yang mereka tuju adalah neraka.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Apa yang terjadi dengan Chamo dan Hans?” Adlet bertanya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Mora menggelengkan kepalanya. “Mereka sudah meninggalkan gunung. Mereka telah melampaui jangkauan kekuatanku.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Jika Hans sang ketujuh, maka aku mengkhawatirkan Chamo. Bukankah kita harus membawanya kembali?” saran Dozzu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tapi Adlet berpikir sekarang sudah terlambat. “Mari kita tinggalkan Chamo sekarang. Dia tidak akan mati semudah itu. Yang lebih penting lagi, Tgurneu,” kata Adlet. Dia tidak membutuhkan kewaskitaan Mora untuk melihat pasukan besar datang. Mereka seharusnya melewati pasukan itu dengan para pejuang yang mereka miliki sekarang dan mengalahkan Tgurneu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dia akan membuat rencananya sendiri. Mereka harus mengalahkannya sekarang, atau Pahlawan Enam Bunga akan berakhir, dan dia tidak akan bisa menjaga Fremy tetap aman.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Namun Adlet juga tidak lupa untuk waspada terhadap musuh lainnya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Hans bisa saja menyerang mereka lagi dan membunuh Fremy. Adlet mengira Chamo pasti akan melakukan sesuatu juga. Dozzu dan Nashetania bisa saja merencanakan apa saja, lalu ada Cargikk. Goldof tidak mempercayai Adlet. Dan Mora dan Rolonia bisa berubah pikiran dengan cara tertentu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Masih banyak ancaman terhadap kehidupan Fremy di luar sana.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Adlet akan menghilangkan semuanya. Dia telah mengambil keputusan. Dia mungkin harus membunuh Hans. Jika mustahil meyakinkan Chamo, dia tidak punya pilihan selain membunuhnya juga. Dia akan membunuh Dozzu, Nashetania, semuanya, jika mereka bermaksud menyakiti Fremy.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Meski itu berarti kematiannya sendiri.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Meski itu berarti dunia akan hancur.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Selama Fremy masih hidup, dia tidak membutuhkan apa pun lagi.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Di bawah bintang malam, Adlet bertanya-tanya apakah mungkin keyakinan seperti itu aneh. Mana yang lebih dia hargai—dunia atau Fremy? Mana yang menurutnya lebih penting?</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Apakah dia benar-benar waras?</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Pikiran-pikiran ini terlintas di benaknya dan dengan cepat menghilang. Dia benar-benar waras. Tidak ada yang aneh di sini. Fremy adalah satu-satunya hal yang penting, dan tidak ada yang lain selain dia. Selain itu, dia masih bisa bertanya-tanya apakah dia mungkin gila, dan jika dia benar-benar kehilangan akal sehatnya, dia tidak akan meragukan dirinya sendiri. Dengan kata lain, dia waras, jadi tidak ada masalah dengan tindakannya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dia akan membunuh semua orang yang menyakiti Fremy. Hanya itu yang harus dia lakukan.</span></div></div></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><div><br /></div><div><div><br /></div><div><div><br /></div><div><div><br /></div><div><div style="font-family: "times new roman"; text-align: center;"><span style="font-size: large;"><a href="https://www.isekaichan.com/2024/01/rokka-no-yuusha-light-novel-bahasa-indonesia-volume-5-chapter-5.html">PREVIOUS CHAPTER</a><span> </span><a href="https://www.isekaichan.com/p/rokka-no-yuusha-light-novel-bahasa.html" target="_blank">ToC</a><span> </span><span><a href="https://www.isekaichan.com/2024/02/rokka-no-yuusha-light-novel-bahasa-indonesia-volume-5-epilog.html">NEXT CHAPTER</a></span></span></div><div style="font-family: "times new roman"; text-align: left;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; font-size: large;"></span><br /></div><div style="font-family: "times new roman"; text-align: left;"><br /></div><div style="font-family: "times new roman"; text-align: left;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; font-size: large;">TL: </span><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; font-size: large;">Ao Reji</span></div></div><div style="font-family: "times new roman";"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; font-size: large;">EDITOR: Isekai-Chan</span></div></div></div></div></div></div></div>Ao Rejihttp://www.blogger.com/profile/15874358242099628216noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2837239695577548178.post-38914048748234057612024-02-28T08:57:00.000+07:002024-02-28T08:57:34.269+07:00Dimension Wave Light Novel Bahasa Indonesia Volume 01 - Chapter 1: Pisau Pembuka dan Pancingan Usang<p style="text-align: center;"> <span style="font-size: xx-large; text-align: center;">Volume 01</span></p><p style="text-align: center;"><span style="font-size: x-large;">Chapter 1: Pisau Pembuka dan Pancingan Usang</span></p><div style="text-align: center;"><div class="separator" style="clear: both;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxyf27NPP9GQP_gtnE7b5qRTq0tAc6Den35QdvYmO-Bt51tbMT7n6TwLWPIfmt8f195HlJKksX6MQJRp_mKOsWrCXBd47-ome8z3WE3sZu9DK8Z0ndAwt0AnF2UmQZ4_QntgsIxtmTovhpiXssLqabxz-R8TOa0pN-0ZQGxnGOb3YXMCGpa0HosS01LUU/s1920/Cover.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1920" data-original-width="1326" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxyf27NPP9GQP_gtnE7b5qRTq0tAc6Den35QdvYmO-Bt51tbMT7n6TwLWPIfmt8f195HlJKksX6MQJRp_mKOsWrCXBd47-ome8z3WE3sZu9DK8Z0ndAwt0AnF2UmQZ4_QntgsIxtmTovhpiXssLqabxz-R8TOa0pN-0ZQGxnGOb3YXMCGpa0HosS01LUU/w442-h640/Cover.png" width="442" /></a></div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div></div><div style="text-align: justify;"><div><div><span style="font-size: large;">Muncul kalimat [Kota Pertama, Lurolona] di bawah pojok kanan pandanganku.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hmm...?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Jadi aku dibuat tidak sadarkan diri dalam beberapa detik... tidak, jika aku konversi ke dalam waktu dunia nyata, mungkin aku tidak tertidur lebih dari sepuluh detik.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Jika apa yang dijelaskan pengembang game ini dapat dipercaya, alur waktu yang berjalan dalam game sudah berbeda jauh dengan waktu di dunia nyata, dan itu mulai dari momen ini.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Seperti yang sudah dijelaskan, aku rasa kami akan menjalani hidup di dunia ini sampai game ini berakhir.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku melihat sekeliling, dan melihat pemandangan indah yang melebihi dunia nyata.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Jalan yang terbuat dari bebatuan putih, dan sebuah kastil tema barat ada di kejauhan... Jika diperhatikan, batu jalanan ini sedikit kotor. Jika perlu aku jelaskan, terasa seperti visual nyata? Itu benar ada, semacam kotor dari tanah.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Oh? Sudah mulai! Gamenya sudah mulai! Hey! Um... nama game dia itu... oh, Therese! Sini, aku di sini!”</span></div><div><span style="font-size: large;">“Ah, ketemu juga! Hey, Ta... eh, L’Arc!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Pria tampan dan wanita cantik saling memandang. Pasangan pria Manusia dan wanita suku Jewel, aku jadi penasaran jika karena mereka saling kenal di dunia nyata maka tempat kedatangan mereka berdekatan?</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Oke! Waktunya bersenang-senang! Gamenya baru saja dimulai! Aku sudah dibuat sibuk akhir-akhir ini, waktunya menikmati hari libur yang singkat ini! Waktunya kita bermain!”</span></div><div><span style="font-size: large;">“Betul sekali! Kita juga sudah lama tidak bertemu... sudah lama sekali kita tidak pergi bersama.”</span></div><div><span style="font-size: large;">“Iya!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Suasana manis mengelilingi mereka, aku yakin bukan mereka saja yang datang karena alasan itu...</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tapi aku rasa itu hal yang bagus, karena sekarang aku tahu ada orang yang ingin memperpanjang waktu libur atau luang mereka dengan memainkan game ini.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Suara-suara pemain lain yang baru saja masuk ke dalam game bisa terdengar samar dan jelas di sekitar area ini, yang mana membuat area ini semakin ramai dan penuh perbincangan. Sebelumnya aku pernah bermain banyak game VRMMO, tapi baru kali ini aku lihat tingkat kenyataan tekstur yang realistis dalam game.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Oke, selagi aku menahan rasa senangku, waktunya aku mulai main game ini... huh?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aneh ya, kok aku dengar suara dengan nada tinggi.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dalam tahap membuat karakter, pemain bisa mengatur suara sesuai keinginan, tapi suara yang aku dengar ini seperti suara perempuan yang sering muncul dalam sistem program.</span></div><div><span style="font-size: large;">Jika ingatanku benar, aku atur suaraku agar bersuara pria tegas dan berat, harusnya begitu. Jika ternyata aku salah atur, pastinya tidak menjadi suara loli seperti ini. Apa terjadi kesalahan dalam sistem pengaturan?</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">.... Aku punya perasaan buruk.</span></div><div><span style="font-size: large;">Aku kemudian mengecek tubuhku menggunakan kaca cermin yang ada di etalase toko.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ya, yang muncul adalah gadis kecil, mau berapa kali dilihat. Aku berterima kasih sekali,” tanpa sadar aku berguam itu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Karena aku jadi... punya rambut panjang hitam, bertubuh kecil, tangan berukuran kecil, dan wujud menyedihkan dari dada.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dengan pakaian one piece berwarna putih, sederhana sekali, ini mungkin bagian dari perlengkapan untuk pemula.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Bahkan dari cara pemodelan rok ini dilakukan secara hati-hati, jahitan dalam rok juga terasa efeknya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“—[Kizuna†Exceed], Anda mendapat ajakan berbincang bersama. Anda terima ajakan berbincang ini?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Suara itu terdengar dalam otakku. Pengirimnya punya nama yang tak aku kenal, [Tsumugi†Exceed].</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Soal nama itu, hampir sama dengan namaku. Jadi kau pelaku yang membuat aku mengalami ini!</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ketika aku masuk berbincang bersama, aku dengar suara denting lonceng dari sistem dan dua orang masuk ke dalam ruang bincang.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ah, Onii-chan?”</span></div><div><span style="font-size: large;">“Yahhoo~!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku mendengar suara dari dua orang itu. Apa mereka memakai suara asli mereka? Tidak di atur-atur lagi? Aku sulit bisa tahu ada perbedaannya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Apa maksudmu dari ‘Ah, Onii-chan?’! Kenapa model karakter dan nama punyaku berubah? Kau juga, kakak bodoh! Nanti aku datangi kau!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kakak jadi bernama [Kanade†Exceed]. Aku ingin protes dikit soal penamaan mereka.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Nama kami bertiga punya marga yang sama, kata pertama kanji, kata kedua simbol dan kata terakhir katakana, bukankah ini sudah seperti Chuunibyou akut!?</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Karena, aku ingin punya adik perempuan lagi~!” kata kakak.</span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku juga ingin punya adik!” kata adik.</span></div><div><span style="font-size: large;">““Itulah sebabnya kami membiarkanmu, saudara kami, ikut serta bermain!””</span></div><div><span style="font-size: large;">“Haah...”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku menghela nafas. Aku tak mengira akan menghela nafas karena game. Rupanya mereka menulis ulang data yang aku kirimkan kemarin, dan sekarang akhirnya aku tahu kenapa mereka tidak tanya model karakter yang akan aku pilih.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Selain itu.”</span></div><div><span style="font-size: large;">“Hmm?”</span></div><div><span style="font-size: large;">“Kita akan hidup dalam game ini berbulan-bulan, mungkin sampai bertahun-tahun, jadi aku ingin kita terus kontakkan.”</span></div><div><span style="font-size: large;">“Kakak...”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ternyata ada alasan yang dia pegang.</span></div><div><span style="font-size: large;">Tapi tidak, meski ada alasan, kenapa sampai harus mengubah aku jadi wanita? Bukankah ini termasuk dari tindakan akses terlarang? Nah kalau begitu, aku dipaksa bermain game ini sebagai nekama sampai game ini selesai!</span></div><div><TLN: Awalnya ini berasal dari kata ‘okama’, yang artinya pria gay atau pria cross-dresser.></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Dan juga...”</span></div><div><span style="font-size: large;">“Iya?”</span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku lebih suka jika kita kenalkan diri kita sebagai tiga saudari.”</span></div><div><span style="font-size: large;">“...”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Apakah sebaiknya aku balas tawa atas pendapat itu? Sudah boleh kan, aku marah sekarang?</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Apapun alasan kalian, aku terima. Menjalani hidup kedua dengan gender berbeda bisa memberikan pengalaman yang lebih baik.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku mengalami sejumlah ketidakadilan dalam hidup sebagai laki-laki yang punya kakak dan adik perempuan. Rasanya tidak akan berakhir baik jika kami saling berseteru sedangkan kami ini sedang bermain bersama, sebagai keluarga.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Onii-chan, setelah ini kau mau apa?”</span></div><div><span style="font-size: large;">“Hmm~ aku mungkin mau cari skill memancing dan coba pancing ikan.”</span></div><div><span style="font-size: large;">“Wow, itu kan hal yang biasa sekali... Kizuna-chan.”</span></div><div><span style="font-size: large;">“Kizuna-chan, ya...”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">... Aku merasa ingin tahu, perasaan tak tertuliskan apa ini. Apa aku jadi yang termuda dalam premis tiga saudari?</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Setidaknya kau tambah ‘Onii-chan’.”</span></div><div><span style="font-size: large;">“Eeh....”</span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku dijadikan wanita. Harusnya bisa lah setuju dengan itu.”</span></div><div><span style="font-size: large;">“Ugh... baiklah deh iya.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"> Kenapa dia lakukan itu seperti melakukan kompromi.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku mau berburu. Kalau kamu mau apa, Kanade-onee-chan?”</span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku masih belum tahu mau pakai apa nanti, aku mau lihat toko dulu.”</span></div><div><span style="font-size: large;">“Oke, jadi kita pisahan dulu buat sekarang ya?”</span></div><div><span style="font-size: large;">“Iya, benar. Aku telepon lagi nanti... eh bukan, aku ajak kalian ke ruang bincang lagi nanti.”</span></div><div><span style="font-size: large;">“Iya~”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">--Berbincang selesai. Kembali ke percakapan normal.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kalau begitu, waktunya aku mulai memancing sesuai rencana? Jika aku ingat baik-baik, skill yang aku miliki berdasarkan akuisisi skill.</span></div><div><span style="font-size: large;">Aku mulai membuka layar status, skill, dan daftar item.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><b>Nama: Kizuna†Exceed<span style="white-space: pre;"> </span>Ras/Suku: Spirit</b></span></div><div><span style="font-size: large;"><b>Energi : 1000<span style="white-space: pre;"> </span>Mana: 50<span style="white-space: pre;"> </span>Serin: 500</b></span></div><div><span style="font-size: large;"><b>Skill: Produksi Energi I, Produksi Mana I</b></span></div><div><span style="font-size: large;"><b>Item: Peti Senjata Pemula, Ramuan Energi Pemula x 10, Buku Manual untuk Spirit</b></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku pilih Buku Manual untuk Spirit dari kolom item.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Lalu, buku berukuran A6 muncul di telapak tanganku. Begitu aku buka, tulisan dalam buku itu tidak dalam bahasa Jepang. Tapi entah kenapa, bisa aku baca. Rupanya ini adalah Bahasa Spirit.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hmm, jadi...”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><i>[Tidak seperti ras lain, Spirit tidak punya level, HP, MP, STR, AGI, INT, MIND, DEX, dan LUK. Nilai dari semua itu dijadikan dalam nilai yang disebut ‘Energi’. Semakin banyak energi yang dimiliki, maka semakin kuat pemain.]</i></span></div><div><span style="font-size: large;"><i>[Semakin banyak energi yang dimiliki, semakin tinggi kesempatan bertahan dari serangan musuh, tapi masih perlu diperhatikan pada penggunaan energi itu sendiri, karena digunakan untuk jumlah HP dan MP.]</i></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku mengerti. Memang benar-benar ras yang unik.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Sederhananya, jika punya banyak energi, maka itu berarti punya ATK, DEF, HP, dan MP yang tinggi, tapi itu juga berfungsi sebagai level pemain itu sendiri, yang umum terjadi pada game lain, tapi rasanya akan seperti menurunkan level sendiri jika penggunaan energi terjadi secara berlebihan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><i>[Di ras lain, ‘mana’ adalah ‘skill poin’ atau ‘kemahiran’. Skill dapat digunakan selama mana yang diperlukan ada.]</i></span></div><div><span style="font-size: large;"><i>[Terdapat dua jenis skill: Skill yang mengonsumsi energi setiap kali penggunaannya dan Skill yang terus mengonsumsi energi.]</i></span></div><div><span style="font-size: large;"><i>[Skill Akuisisi berlaku sama bagi setiap ras/suku, yang ada dalam daftar akan menguat sejalan dengan tindakan yang dilakukan.]</i></span></div><div><span style="font-size: large;"><i>[Bagi Spirit, skill yang muncul dalam daftar itu efeknya dapat aktif untuk pertama kalinya begitu terjadinya pengeluaran mana.]</i></span></div><div><span style="font-size: large;"><i>[Skill yang dimiliki dapat dikendalikan dengan mengatur jumlah konsumsi energi. Oleh karena itu, jika ada skill yang sudah tidak digunakan lagi, dapat diturunkan dari dalam daftar, dan setengah dari mana yang diperlukan untuk naik dari dalam daftar akan dikembalikan setengahnya.]</i></span></div><div><span style="font-size: large;"><i>[Lalu, jika konsumsi total energi lebih rendah dari 0 karena skill yang digunakan, secara acak skill akan terpilih untuk diturunkan sampai angkanya kembali lebih tinggi dari 0.]</i></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Rupanya suku Spirit memiliki perhitungan penting dalam memakai energi.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Baik, akan aku atasi itu begitu waktunya tiba.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku tutup buku manual itu dan melemparnya kembali ke kolom item. Selanjutnya, aku pilih peti senjata pemula. Ada banyak jenis senjata dalam peti itu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Semua jenis itu punya nama pemula, dan bentuknya normal.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku mengambil pedang satu tangan, rasanya bukan pilihan buruk. Penjelasan singkat mengenai pedang ini muncul. Aku baca cepat dan menyimpannya kembali ke dalam peti.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Sama halnya seperti kak Kanade yang masih bingung mau pakai senjata apa, aku juga masih belum tahu manakah yang bagus dan sampai hari ini masih belum aku tentukan, padahal dari website resmi sudah ada penjelasan-penjelasan mengenai senjata yang akan di ada dalam game. Mengingat kembali jawaban Tsumugi, aku rasa dia sudah yakin senjata apa yang akan dia pakai.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Oh?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ada senjata yang menarik di dalam peti. Coba aku keluarkan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><b>Senjata: Pisau Pembuka Pemula.</b></span></div><div><span style="font-size: large;"><b>Deskripsi: Pisau yang dibuat untuk menguliti dan memotong makhluk hidup yang telah diburu.</b></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><b>Deskripsi Senjata Pembuka: Tipe-tipe senjata yang dibuat untuk menguliti dan memotong makhluk hidup dan tanaman pangan akan mendapatkan drop jika digunakan untuk mengalahkan monster.</b></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Astaga, deskripsi ini terlalu singkat. Karena sebagai contoh pedang satu tangan bisa digunakan bersama perisai, dan karakteristik skill dan seterusnya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tapi, aku tetap pilih yang ini saja. Karena menarik dipakai.</span></div><div><span style="font-size: large;">Aku ambil pisau pembuka dan menekan ‘konfirmasi’.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Perlengkapan tapi pisau, ataukah, memakai ini sudah termasuk memakainya?</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Layar status hanya menampilkan energi dan mana, aku jadi kurang tahu apakah aku sudah bertambah kuat dengan pegang ini, karena tidak ada kolom yang menunjukkan aku pakai pisau ini.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku rasa ini salah satu elemen game VR, selama di pegang maka itu sudah dihitung memakai perlengkapan itu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Bagaimanapun, aku perlu pancingan untuk memancing ikan. Di mana tempat yang jual alat pancing? Aku rasa tidak masuk akal jika alat pancing di jual di toko perlengkapan senjata, iya kan?</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku menekan peta dari kolom menu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kota tempat aku berada sekarang.... disebut Lurolona. Aku melihat ke tempat yang diberi tanda ‘karung’ di atas peta dan jalan kesana.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ada lambang bangunan kotak warna abu-abu, itu adalah toko untuk perlengkapan. Dan tanda karung ada di sebelahnya. Area ini penuh sekali dengan manusia, demi-human bertelinga dan ekor anjing, ada ras bertelinga panjang elf berkulit putih, ada ras jewel juga yang punya permata tanam biru di dada mereka dan masih ada ras lainnya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">... Aku tidak tahu kenapa, karena hanya Spirit saja yang tidak ada di sini, mungkin ada kebetulan tertentu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku masuki toko perlengkapan itu, ada banyak sekali item yang dipajang di meja. Mulai dari ramuan penyembuh lanjut ke benih-benih, kertas kulit, alat tembaga, palu, pot, panci, cangkul, kapak tambang, sekop dan alat pancing. Oh, jadi mereka jual alat pancing di toko seperti ini?</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Namun, pancingan itu usang dan terlihat seperti muncul dalam manga shounen, itu hanya tongkat ramping dengan tali pancing. Tapi jika aku tidak beli alat pancing di sini, maka aku tidak bisa memancing. Baiklah, berapa harganya?</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">[600 Serin]</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Jadi, Serin yang ada di kolom layar ini adalah nominal uang? Aku masih kurang 100 Serin, hmm.</span></div><div><span style="font-size: large;">Ada barang yang bisa aku jual... pisau pembuka yang baru saja aku ambil, ramuan energi pemula, dan baju yang aku pakai sekarang.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dari apa yang aku rasakan dari baju yang aku pakai, sepertinya ada pakaian dalam juga. Jadi ada pilihan aku lepas baju karena masih bisa aku beli lagi nanti... rupanya satu ramuan energi pemula bisa dijual dengan harga 20 Serin.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku jual barang ini.”</span></div><div><span style="font-size: large;">“Ramuan Energi Pemula, ya? Satunya aku beli dengan harga 20 Serin. 5 Ramuan Energi Pemula harganya jadi 100 Serin.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Suara koin receh terdengar dan jumlah Serin milikku bertambah jadi 600. Lalu aku kembali lagi sambil membawa pancingan tadi.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Pancingan Usang, ya? Harganya 600 Serin.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Hei.... aku tahu itu yang disebutkan dalam game, tapi rasanya aneh jika penjual bilang produk dagangnya ‘usang’...</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Seorang manusia yang lihat produk dalam toko ini terdengar jelas keceplosan “Pfft”.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Therese... dia bilang ‘usang’.... pfft....”</span></div><div><span style="font-size: large;">“Agak keterlaluan ya.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Jika aku ternyata dikirim ke dunia lain dan ini situasi yang terjadi, aku tak akan pernah lagi membeli barang dari toko ini!</span></div><div><span style="font-size: large;">... Tapi ya, tidak ada gunanya beradu dengan NPC. Selagi aku tahan emosi bergejolakku terhadap pemilik toko, aku ambil pancingan usang.</span></div></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><div><div style="font-family: "times new roman"; text-align: center;"><span style="font-size: large;"><a href="https://www.isekaichan.com/2024/02/Dimension-Wave-Light-Novel-Bahasa-Indonesia-Volume-01-Prolog.html" style="background-color: white; font-family: Hannari;">PREVIOUS CHAPTER</a><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Hannari;"> </span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Hannari;"> </span><a href="https://www.isekaichan.com/p/dimension-wave-light-novel-bahasa.html">ToC</a> NEXT CHAPTER</span></div><div style="font-family: "times new roman"; text-align: left;"><span style="font-size: large;"><span></span><br /></span></div><div style="font-family: "times new roman"; text-align: left;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="text-align: left;"><div style="text-align: justify;"><div style="text-align: left;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span><span><span><span style="font-family: "times new roman";"><span>TL</span><span>: </span></span></span></span></span></span><span style="font-size: large;">Bajatsu</span></div></div></div></div></div></div></div>Mustajabhttp://www.blogger.com/profile/13635644967019090402noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2837239695577548178.post-28738921247166282342024-02-26T13:03:00.004+07:002024-02-28T08:57:47.247+07:00Dimension Wave Light Novel Bahasa Indonesia Volume 01 - Prolog<p style="text-align: center;"><span style="font-size: x-large;"> <span style="text-align: center;">Volume 01</span></span></p><p style="text-align: center;"><span style="font-size: x-large;">Prolog</span></p><div style="text-align: center;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxyf27NPP9GQP_gtnE7b5qRTq0tAc6Den35QdvYmO-Bt51tbMT7n6TwLWPIfmt8f195HlJKksX6MQJRp_mKOsWrCXBd47-ome8z3WE3sZu9DK8Z0ndAwt0AnF2UmQZ4_QntgsIxtmTovhpiXssLqabxz-R8TOa0pN-0ZQGxnGOb3YXMCGpa0HosS01LUU/s1920/Cover.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1920" data-original-width="1326" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxyf27NPP9GQP_gtnE7b5qRTq0tAc6Den35QdvYmO-Bt51tbMT7n6TwLWPIfmt8f195HlJKksX6MQJRp_mKOsWrCXBd47-ome8z3WE3sZu9DK8Z0ndAwt0AnF2UmQZ4_QntgsIxtmTovhpiXssLqabxz-R8TOa0pN-0ZQGxnGOb3YXMCGpa0HosS01LUU/w442-h640/Cover.png" width="442" /></a></div><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div></div><div style="text-align: justify;"><div><div><span style="font-size: large;">[Tertarikkah Anda untuk menjalani hidup kedua di dunia lain?]</span></div><div><span style="font-size: large;">[Ini merupakan tahap kedua dari Second Life Project!]</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">[“Dimension Wave” sedang membuka pendaftaran peserta! Waktu pendaftaran akan segera berakhir!]</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Kira-kira bagaimana menurutmu?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Latar kehidupan dan wujud karakternya digambarkan sesuai dengan kehidupan nyata. Game ini pasti sangat terkenal, sebab sampai memakan tujuh halaman majalah game.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Pendapatku ya.... aku belum tahu.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kedua wanita yang tiba-tiba menghampiriku adalah kakak dan adikku.... Mereka memperlihatkan majalah game di hadapan wajahku, mereka menanyakan “Kira-kira bagaimana menurutmu?” dengan wajah tersenyum sombong.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Jujur saja, aku tidak tahu apa yang sebenarnya kedua saudariku inginkan. Tapi dari topiknya game, aku jelas-jelas berbohong bila mengatakan tidak tertarik dengan game. Dari genrenya MMORPG. Bila aku bisa memilih genre, aku lebih suka bermain game yang mengulang-ulang kehidupan seperti biasanya, seperti Har*st M**n atau Wor*d Nev*rl*nd.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ih~ Apaan tidak asyik sekali kau~!”</span></div><div><span style="font-size: large;">“Iya nih~!”</span></div><div><span style="font-size: large;">“....”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Apa yang membuat mereka bersemangat sekali? Aku tahu ini terlalu awal untuk diberitahukan, sebenarnya hubunganku dengan kedua saudariku ini sangat dekat. Kami bermain game bersama, semua itu berkat mereka pecinta game juga.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Lihat dulu. Menurutmu ini gamenya bagaimana, Onii-chan?” tanya adikku sambil memperlihatkan keimutannya. Dia benar-benar semangat sekali.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku sedikit terbawa suasana meriah ini, tapi sebab kami adalah saudara kandung, aku menahan keinginanku dan memalingkan wajah pada majalah yang disodorkan oleh mereka.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">[Dimension Wave]</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ternyata ini adalah game online. Dalam game ini kami perlu membentuk kelompok dengan pemain lain untuk mengalahkan kekuatan jahat dalam dunia game tersebut yang dinamai Gelombang Dimensi. Sekilas, game ini terlihat seperti game RPG pada umumnya yang mana pemanfaatan berbagai macam senjata dan mantra sihir untuk mengalahkan monster.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Oh, akitifitas seperti memancing tersedia juga dalam game ini? Aku suka sekali game yang menghadirkan hal semacam ini. Sebuah playstyle yang menawarkan pemain untuk mengistirahatkan punggung mereka dan menjalani permainan dengan tempo yang mereka inginkan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ada juga berbagai macam ras yang bisa kami pilih.</span></div><div><span style="font-size: large;">Oh? Ada penjelasan yang menarik nih. Oke, jadi...</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">[Sama seperti bagian terpenting dari tahap pertama, agar hidup kedua yang dirasakan pemain dalam game kami dapat dinikmati sepenuhnya, setiap pemain tidak bisa log out dari game sampai menyelesaikan masalah dalam game. Tapi tenang saja, selang waktu dalam game dengan dunia nyata berjalan dalam satuan yang berbeda. Perlu diketahui bahwa waktu penyelesaian game ini membutuhkan waktu bertahun-tahun, untungnya semua itu dapat diselesaikan hanya dalam waktu 24 jam di dunia nyata, sehingga orang dewasa yang sibuk bekerja dan tidak banyak waktu luang dapat menikmati game yang kami tawarkan. Saat ini kami sedang mencari peserta, kami sangat mengharapkan keikutsertaan kalian! Bila tertarik untuk ikut serta dalam permainan kami, tolong ikuti link yang tertetera di bawah!] itulah yang tertulis.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kalau dipikirkan lagi, aku pernah mendengar orang-orang membicarakan game ini setahun yang lalu. Second life project dikerjakan oleh developer game VRMMO ternama, bukan? </span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Hal ini tertera dalam majalahnya, sebuah program yang dapat mengubah sejumlah waktu bertahun-tahun atau puluhan bulan menjadi belasan jam saja di dunia nyata. Hal seperti itu memang mudah diterima oleh kalangan pekerja, lalu dari nama gamenya sendiri ‘Second Life’, memberikan kesan yang menunjukkan kemungkinan untuk tidak log out sampai game tersebut berhasil diselesaikan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Sebab perawatan game itu sendiri, penerimaan peserta ini dilakukan sebulan sekali, orang-orang mengerti tingkat kesulitan merawat game lalu tingkat kenyamanan dalam bermain, itu juga termasuk orang-orang yang mengatakan sebebaliknya. Semua hal itu bisa aku lihat di website mereka.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Temanku juga sudah memainkannya dan dia bilang game ini bagus, game ini pasti sangat menarik untuk dimainkan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ada masalah sosial yang terjadi, ada yang menyebutkan terjadinya perubahan sifat mereka setelah memainkan game tersebut. Menjalani hidup bertahun-tahun dalam game pasti membuat kepribadian mereka berubah. Bahkan, temanku ini ternyata mendapatkan pacar dalam game ini dan mereka melanjutkan hubungan mereka sampai sekarang ini.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dasar Riajuu!</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Perlu diketahui, biaya pendaftarannya cukup mahal. Hal ini tidak bisa dihindarkan sebab peralatan khusus yang diperlukan untuk menjalankan game, mendevelop game ini sudah sangat mahal belum lagi biaya perawatannya juga, dan berdirinya sebuah perusahaan bisnis adalah untuk menghasilkan keuntungan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Intinya, game ini cukup mahal untuk seorang mahasiswa.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Oke, terus kalian maunya bagaimana?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Jujur saja, mau sebanyak apapun aku memohon kepada ayah atau ibu, game seperti ini sudah mengundang kalimat penolakan ‘Tidak’, dari mereka berdua. Mau sebanyak apapun aku mencoba....</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hehe~!” Kakak tersenyum seperti adikku tadi, dia mengeluarkan sebuat surat. Tertulis yang mengirimkan surat itu adalah [Second Life Project].</span></div><div><span style="font-size: large;">“Ti-tidak mungkin...”</span></div><div><span style="font-size: large;">“Benar sekali, ini adalah tiket untuk memasuki game itu!”</span></div><div><span style="font-size: large;">“Kok bisa kamu dapet tiketnya? Kamu tidak berbuat jahat, kan?”</span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku mendapatkan ini setelah memenangkan tournament! Ini hadiahnya!” jelas adikku dengan penuh semangat, dia mengabaikan candaanku yang kurang menendang.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Mengenai tournament yang menjadikan tiket itu sebagai hadiahnya, kalau tidak salah itu adalah kompetisi game arcade tarung yang diadakan oleh cabang perushaan dilain hari. Kompetisi itu berlangsung meriah berdasarkan informasi yang aku dapatkan dari website internet. Banyak sekali orang yang ikut serta untuk mendapatkan hadiah tiket game itu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku tidak habis pikir, bisa-bisanya adikku menang dan dapat tiket itu... rasanya aneh.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Tiga orang bisa ikut serta dengan satu tiket ini!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kakakku menunjukkan wajah sombong, sedangkan adikku terlihat bisa terbang entah kemana sebab kesenangan yang tak terbendungkan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Tiga orang.... jumlah yang aneh.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Biasanya dua atau empat orang?</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku sering mendengar banyak pasangan yang ikut serta sebab mereka ingin mempererat hubungan mereka, sebelum menjadi pasangan suami istri. Ada juga yang berakhir buruk sebab ternyata hubungan mereka dalam game malah memburuk....</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Berarti, aku bisa ikut bermain juga?</span></div><div><span style="font-size: large;">... Tidak juga.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hei, kenapa tidak kalian jual saja ini di pelelan—arhg!” sebelum aku selesai berbicara, tinju adikku mendarat di kanan pipiku.</span></div><div><span style="font-size: large;">“Bagaimana bisa kami jual ini! Dasar bodoh, Onii-chan!”</span></div><div><span style="font-size: large;">“Dengar, menjual satu tiket ini saja sudah cukup menguntungkan, kita bisa jalan-jalan sekeluarga—agh!” kali ini tinju kakakku mendarat di kiri pipiku.</span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku rasa sekarang waktunya kita menjadi anak yang berbakti kepada orang tua dengan menunjukkan kita bisa mendapatkan pekerjaan dan menjadi bagian dari masyarat.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Wow, mereka berdua memang bertekad kuat. Ya, tiket itu memang bukan milikku, aku tidak berada diposisi untuk ikut berpendapat pada mereka.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Iya... apa kalian akan mengajak satu teman kalian untuk satu slot terakhir?”</span></div><div><span style="font-size: large;">““EH!””</span></div><div><span style="font-size: large;">“Hmm?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Mereka berdua melirikku seperti melihat suatu hal aneh yang terjadi.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Onii-chan tidak tertarik untuk bermain?”</span></div><div><span style="font-size: large;">“Tidak, tidak juga,” gamenya terlihat menarik, tetapi aku merasa tidak nyaman bila menganggap VR sebagai game. “Aku tidak suka bermain game VR.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Mesin game VR. Atau game online yang perlu dive kedalam game. Kabar angin seperti itu memenuhi industri game online dalam beberapa tahun terakhir.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Belum lama ini, game dengan genre Sci-Fi yang sedang ramai: cyberpunk. Mimpi dan harapan seperti itu ada dalam game online tipe dive in. Disaat rilis, banyak orang yang merasa tidak senang, tapi evaluasi mereka tidak cukup bagus melihat dari sebagian yang lain.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Masalah pertama, aku rasa gemer Jepang akan mengerti ini, tapi tidak semua orang bisa menikmati tingkat kerealitisan dari interaksi dunia maya, yang lebih dikenal dengan dunia VR. Sebagai contohnya, video game yang grafisnya terbuat dari pixel masih dimainkan banyak orang, sebab orang-orang terbiasa untuk bermain di depan layar TV sehingga mereka tidak memahami menariknya game VR.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Berhubung aku lahir di generasi yang menghadirkan game dengan grafis bagus berbasis 3D, pendapat mereka tidak menggangguku, tapi tetap saja ada sejumlah orang yang memiliki pendapat negatif terhadap perpindahan grafis pixel menuju grafis 3D. Jika sebatas perbandingan grafis pixel ke 3D, rasanya tidak mungkin bagiku menolak memainkan game tipe-dive yang memerlukan pemain untuk masuk ke dalam game itu melalui alat bermainnya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Masalah kedua, tingkat tinggi rendahnya gelombang yang berasal dari otak seseorang untuk membuat keputusan. Di tahun-tahun kemarin, terdapat penjelasan kuat mengenai adanya perbedaan frekuensi gelombang otak dari setiap individu, yang baik dikenal sebagai fungsi kognitif otak. Sederhananya, sifat yang selama ini sudah ditemukan dan dirujuk sebagai ‘kecepatan mengambil putusan’ dan ‘menegaskan satu hal’, tapi dalam game tipe-dive, kemampuan transmisi listrik dalam otak jadi sangat penting, itulah yang akan menjadi pembanding terbesar yang tidak dihindarkan karena setiap individu tidak memiliki kecepatan transmisi yang sama.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dari masalah itu, dapat menimbulkan perasaan tidak puas karena setiap pemain tidak mendapat titik mulai yang sama, keinginan memainkan game tersebut jadi tidak setinggi yang diharapkan, kecuali bagi pemain-pemain yang bisa beradaptasi.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ya, pada awalnya aku dengar layar sentuh tidak diterima baik oleh orang-orang. Dengan kata lain, perkembangan teknologi bersama dengan berkembangnya game console, nanti pada akhirnya akan menjadi temuan besar saat kemampuan setiap individu tidak jadi faktor yang mempengaruhi hasilnya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku ingat-ingat lagi, aku merasa pernah mendengar cerita itu di suatu tempat....</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Onii-chan, tipe pod yang digunakan sudah dipasang program konstan gelombang otak, jadi siapa saja bisa memakainya.”</span></div><div><span style="font-size: large;">“Oh, begitu. Pantas saja biaya mendaftarnya mahal sekali.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tipe pod, itu sebutan untuk alat pemakaian VR berteknologi tinggi. Ini berbeda dari alat yang dipasangkan ke kepala dan di sambung ke komputer, alat yang digunakan ini terdengar seperti ilmuan gila yang membuat mesin berbentuk bath tub agar bisa merendam penuh satu orang, air yang digunakan dapat dihirup layaknya oksigen dan setelah itu menyambungkan mereka ke dalam game.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Seperti yang aku sebutkan sebelumnya, karena alat ini dibutuhkan peserta, maka pengoperasiannya memerlukan biaya yang sangat tinggi, meski hanya satu hari dijalankan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Baik, aku baru tahu bisa ikut main juga, tapi apa tidak ada teman kalian yang ingin kalian ajak bermain?”</span></div><div><span style="font-size: large;">“Ini kesempatan langka yang bisa didapatkan oleh tiga orang, jadi bukankah akan lebih menyenangkan lagi jika dimainkan bersama adik-adikku?”</span></div><div><span style="font-size: large;">“Iya, betul sekali~!”</span></div><div><span style="font-size: large;">“Oke, baiklah, aku ikutan juga. Terima kasih sudah mengajak aku.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tanpa aku sadari, aku merasa senang mendengar itu.</span></div><div><span style="font-size: large;">Dan itulah kejadiannya, aku putuskan untuk ikut serta mengikuti Second Life Project, Gelombang Dimensi.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="text-align: center;"><span style="font-size: large;">†</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Di hari peluncuran game.</span></div><div><span style="font-size: large;">Kami bertiga menaiki kereta dan menuju aula acara.</span></div><div><span style="font-size: large;">Banyak sekali orang berkumpul di aula padahal kedua saudariku sudah memintaku untuk datang lebih awal.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Barang yang kami bawa untuk bermain adalah tiket peserta dan USB data yang berisi karakter buatan kami yang nantikan akan dipakai oleh kami, para pemain.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Karena memang sudah jadi cara kerja game, diperlukan waktu untuk membangun model karakter dalam game tersebut, jadi panitia meminta peserta untuk membuat karakter sebelum game diluncurkan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Karakterku akan punya postur bodybuilder, sosok besar yang aku bayangkan selama berhari-hari dan selesai dalam tiga hari.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dalam game ini ada berbagai macam ras yang bisa dipilih pemain, ada Manusia, Demi-human, Suku Grass, Suku Spirit; aku memilih ras Suku Spirit.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dari tulisan atas, mereka di baca, Human, Demi-Human, Elf, Jewel dan Spirit.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku pilih ras Spirit karena mereka adalah ras yang tidak memiliki tingkat level, HP dan MP, yang mana tidak biasa muncul dalam game online seperti ini. Informasi yang disediakan mengenai ras ini dalam website resmi cukup sedikit, jadi aku harus cari tahu sendiri cara bermain mereka begitu masuk dalam game.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Diantara ras lainnya, aku tertarik pada ras Jewel dan Spirit, tapi aku lebih memilih ras Spirit karena ras yang jarang ada.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Lalu, masih ada kakakku yang memilih jadi Manusia dan adikku memilih jadi Demi-human. Tak aku tanya itu pada mereka tapi mereka sendiri yang memberitahuku.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Oh, sepertinya sebentar lagi akan dimulai.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Begitu aku menyuarkan itu, kedua orang yang sudah tidak sabaran ini segera melangkah maju.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dalam perjalanan ke dalam ruang bermain, aku membawa satu dari tiga tiket peserta yang kami miliki, dalam tiket itu ada ID yang tertanam. Aku memberikan tiket itu kepada panitia, dan mereka membalas dengan memberi aku kunci dengan nomor, ini terbuat dari plastik berwarna biru, ini seperti gantungan kunci saja.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kami terus berjalan ke dalam, jalan kami terbagi dua. Rupanya pria dan wanita punya ruangannya masing-masing.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Sampai nanti,” kata kakak.</span></div><div><span style="font-size: large;">“Bye-bye~!” kata adik.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Setelah merasakan angin lewat, aku melanjutkan jalan menuju area pria dan masuk ke dalam ruang ganti. Tempat ini besar sekali.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku membuka loker dengan nomor kunci yang aku dapatkan tadi, di dalam sana ada satu set pakaian. Pakaian ini dibuat khusus yang punya tiga ukuran baju dan aku sudah memberikan ukuran bajuku dalam website mereka.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Pakaian ini aku pakai dengan mudah dan aku melihat diriku seperti pilot yang muncul dalam sebuah anime, rasanya agak sempit. Pemain lain di sebelahku pastinya punya perasaan yang sama, karena mereka pakai dan terdiam sejenak.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Seharusnya, para peserta masuk pod dalam keadaan sepenuhnya telanjang. Tapi tidak diterima baik, jadi pihak pelaksana putuskan untuk membuat pakaian yang dibuat khusus agar bisa bergerak bebas. Pakaian ini juga punya fungi lain sebagai baju penyelamat, bila ada kejadian darurat. Yang mana ini menambah alasan naiknya biaya mendaftar untuk bermain game ini.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Selagi aku pikirkan itu dan berganti pakaian di waktu yang sama, aku cek kembali lokernya terkunci atau tidak dan kembali jalan ke area utama.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Wow....”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Apa yang aku lihat adalah pod yang dirumorkan dalam jumlah banyak, inilah alat yang mampu membuat kami masuk cold sleep.</span></div><div><span style="font-size: large;">Pod yang digunakan ini terbilang cukup besar karena memang dibuat untuk menyimpan satu orang, ukurannya seperti kasur yang aku gunakan untuk tidur di kamar.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Jadi ini....”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dalam pod itu, ada stiker besar yang dipasang dengan maksud untuk memandu kami pemain memahami cara pakai pod ini, mudah sekali aku pahami instruksinya dan ada stiker yang menunjukkan di mana lubang USB berada.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Sesuai instruksi yang aku lihat, aku memasangkan USB data yang diberi tadi, lalu aku memasuki pod dan turun berbaring setelah memastikan tata cara menutup pod sudah sesuai.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku masih punya waktu sebelum gamenya dimulai, sebaiknya aku pikirkan hal apa saja yang akan aku lakukan dalam game.</span></div><div><span style="font-size: large;">Kedua saudariku berkata seperti mereka akan mengambil peranan sebagai petarung, tapi aku punya rencana lain. Aku rasa aku akan mencoba mekanik unik yang aku lihat dalam majalah kemarin, yaitu ‘memancing’.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku berpendapat mekanik memancing dalam game MMORPG ini agak buang-buang waktu, tapi kembali lagi pada niat pembuatan game ini adalah untuk menikmati hidup kedua di alur waktu yang seleluasa mungkin dalam Second Life Project ini. Ya, jika aku coba pikirkan apa yang akan aku lakukan selanjutnya tidak akan jadi solusi juga. Karena jika bermain game dalam waktu yang cukup lama, akhirnya aku pasti menemukan tujuan dalam game itu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Aku sedang memikirkan itu, dan aku teringatkan bahwa diriku baru saja melupakan pada event dalam game yang disebut Gelombang Dimensi, yang mana itu ada dalam nama game ini. Ikut serta dalam event itu dilakukan secara sukarela, jadi aku bisa memutuskan ikut atau tidak tapi aku yakin kedua orang itu pasti ikut event ini. Aku ingin memberi mereka bantuan dalam bentuk apapun.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Oh?”</span></div><div><span style="font-size: large;">“Kepada semua peserta, sudah waktunya kita mulai. Dimohon untuk tidak meninggalkan pod masing-masing sebelum gamenya dimulai.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Sepertinya aku dibuat tenggelam dalam pemikiran bahwa waktu sudah berjalan lama. Setelah diumumkan itu, cairan mulai masuk ke dalam pod.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Cairan ini tidak berwarna hijau.... tapi membuat banyak cahaya memantul dalam pod. Apa ini termasuk dari proses menjalankan game? Cairan ini seperti tanpa warna, dan dalam waktu singkat sudah memenuhi pod ini. Aku melanjutkan terus bernafas setelah berhenti memakai naluri, aku terkejut bisa bernafas dalam cairan ini. Sebelumnya aku agak skeptis sebelum ini terjadi.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“—Data yang berhasil masuk 0%....... 100%.”</span></div><div><span style="font-size: large;">“—Data diterima. Memulai proses testing program konstan gelombang otak.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Banyak sekali gambaran yang masuk pandanganku, mungkin lebih tepatnya otakku. Pemandangan yang aku lihat lebih indah dari yang aku lihat di dunia nyata.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dari program itu ditampilkan video yang mempertontonkan orang-orang berjalan di sebuah kota fantasi. Aku bisa menerima suaranya juga, mulai dari suara terdekat aku mendengar proses tawar menawar dari pedagang, dan sampai terdengar langkah kaki.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kecocokanku dalam penggunaan alat VR tidak semulus ini, karena terjadi penundaan respons pergerakan dalam game, dan luar biasa sekali tidak terjadi hal itu, tingkat resolusi gambar yang aku lihat juga sangat bagus.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Sesuai yang diharapkan dari alat yang didedikasikan untuk ini.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“—Proses tes selesai. Setelah protokol lain terpenuhi, game akan dimulai.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tapi tetap saja, aku tidak terbiasa menerima suara ucapan melalui otak tidak melalui telinga. Aku diberi ilusi yang membuat aku memasuki dunia SC-FI, modern sains pastinya akan lebih maju.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Itu sebuah kegembiraan yang layak, tapi aku merasa sedikit mual dan melihat sekeliling dengan gelisah, secara tiba-tiba pandangan aku terputus.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ya, yang itu tadi, tidak terasa baik.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ini tidak terbatas pada game saja, tapi masih bisa terjadi di semua mesin tipe dive, aku tidak kuat dengan kejadian hilangnya kemampuan melihat, karena seperti televisi yang dimatikan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“—IT IS A BLESSING TO YOUR LIFE!”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Pakai bahasa Inggris? Penerjemahan harfiahnya ‘Semoga hidupmu berkah’? Aku tidak hebat berbahasa Inggris jadi aku kurang tahu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Kesadaranku menurun sedikit demi sedikit saat memikirkan itu.</span></div></div><div><br /></div><div><br /></div><div><div><br /></div><div><div style="font-family: "times new roman"; text-align: center;"><span style="font-size: large;"><a href="https://www.isekaichan.com/p/dimension-wave-light-novel-bahasa.html">ToC</a> <a href="https://www.isekaichan.com/2024/02/Dimension-Wave-Light-Novel-Bahasa-Indonesia-Volume-01-Chapter-1.html">NEXT CHAPTER</a></span></div><div style="font-family: "times new roman"; text-align: left;"><span style="font-size: large;"></span><br /></div><div style="font-family: "times new roman"; text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;"><div style="text-align: justify;"><div style="text-align: left;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span><span><span><span style="font-family: "times new roman";"><span>TL</span><span>: </span></span></span></span></span></span><span style="font-size: large;">Bajatsu</span></div></div></div></div></div></div></div>Mustajabhttp://www.blogger.com/profile/13635644967019090402noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2837239695577548178.post-77670392662322224072024-02-26T13:02:00.002+07:002024-02-29T12:18:46.933+07:00Honzuki no Gekokujō - Putri Seorang Prajurit Light Novel Bahasa Indonesia Volume 01 - Prolog<p style="text-align: center;"><span style="font-size: x-large; text-align: center;">Volume 01</span></p><p style="text-align: center;"><span style="font-size: x-large;">Prolog</span></p><div style="text-align: center;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEis5iSEmjYt0XcX6oIIIDxBRMrDAFv5tk59wDWpgrk58tQW13LVWia-E9EqjGYmil1CRXP6WtmnU-atkleaDeswXzdAei8tXAv4ujUtzI-dpUGsllsnjaDB8I5ym4-sE1QVJ1EFVMV_nFfhFWXj8TLZUAZ0MKYihP3HtgrN6UzrOkCjpgpfYCvAna3wGA0/s1976/Cover.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1976" data-original-width="1400" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEis5iSEmjYt0XcX6oIIIDxBRMrDAFv5tk59wDWpgrk58tQW13LVWia-E9EqjGYmil1CRXP6WtmnU-atkleaDeswXzdAei8tXAv4ujUtzI-dpUGsllsnjaDB8I5ym4-sE1QVJ1EFVMV_nFfhFWXj8TLZUAZ0MKYihP3HtgrN6UzrOkCjpgpfYCvAna3wGA0/w455-h640/Cover.jpg" width="455" /></a></div><br /></div><div style="text-align: justify;"><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><div><div><span style="font-size: large;">Motosu Urano sangat menyayangi buku. Psikologi, kepercayaan, sejarah, geografi, pendidikan umum, antropologi, matematika, fisika, geologi, kimia, biologi, seni, bahasa, fiksi... Semua buku memiliki pengetahuan yang dimiliki umat manusia, dia sangat menyayangi semua itu dari lubuk hati terdalamnya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dia merasa dibuat bangga setiap kali buku yang dia selesai baca berisikan fakta dan penjelasan baru untuknya. Dia dapat melihat tempat yang belum pernah dia kunjungi melalui peta dan gambar antologi yang disediakan membuat dia mabuk dengan anugerah luas yang ada di dunia ini. Dia juga sangat tertarik dengan cerita-cerita tua dan berbagai dongeng dari negara asing, sebab itu membuat dia melihat gambaran kasar perbedaan budaya dulu yang lama telah berlalu. Itu semua berisikan sejarah besar dan sampai-sampai dia tidak bisa menghitung berapa banyak waktu yang dia habiskan untuk memecahkan misteri yang ada dalam sejarah.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Urano menyukai aroma atau bau istimewa yang dimiliki buku tua dalam gudang perpustakaan, bukan hanya itu, dia juga terpikat dengan udara berdebu dalam perpustakaan, yang mana itu membuat dia langsung menuju bagian terujung perpustakaan. Udara yang dia hirup pasti penuh dengan bau apek dan bau dari buku tua yang dia baca, perasaan itu saja sudah membuat dia bahagia. Sudah dipastikan, dia juga menyukai bau kertas baru berserta tintanya. Dia sudah sangat gembira dengan memikirkan apa yang dituliskan dan informasi baru apa yang ada dalam kertas tersebut.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Dari semua hal diatas, Urano selalu merasa ada yang aneh jika matanya tidak membaca satu kalimat pun dari buku manapun. Agar bisa terhindar dari masalah itu, dia selalu membawa buku kemanapun dia pergi, itu termasuk ketika dia mandi, menggunakan kamar mandi atau bahkan hanya jalan-jalan diluar. Dia menjalani kehidupan seperti ini mulai dari kecil hingga kuliah, perilakunya yang selalu semangat membawa buku membuat orang-orang yang dia temui memanggil Urano “Si kutu buku akut”. Mereka juga mengatakan dia sangat menyukai buku lebih dari siapapun sampai-sampai buku tersebut dapat membahayakan hidupnya sendiri.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Tapi, Urano tidak peduli sedikitpun atas apa yang mereka katakan. Buku ada ditangannya, itu saja sudah membuatnya senang.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Sebuah mobil truk besar melintas di hadapan Urano, membawakan bau asap kendaraan ketika lewat. Hembusan angin hangat melewatinya, membuat tas yang dibawanya bergoyang. Tapi, dia tidak memikirkan itu sedikitpun. Apa yang dia pikirkan adalah untuk segera menahan halaman bukunya sebelum angin tadi melipat halaman selanjutnya di bukunya, tapi itu membuat dia stabil hampir membuatnya jatuh ke jalanan.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Urano, hei, awas. Jangan jauh-jauh dariku.”</span></div><div><span style="font-size: large;">“Mmm...” Urano membalasnya dengan memberikan pandangan malas sambil menaikkan kacamatanya, sebab dia lebih terpaku pada kalimat yang ada dibukunya. Dia menyadari rambutnya acak-acakan, dia segera merapikannya kembali agar bisa membaca tanpa dihalangi rambutnya sendiri. Terdengar suara kesal yang menusuk telinganya dan dia merasa ada seseorang yang menarik tangannya, dengan tarikan yang terbilang keras. Dia lalu mengerutkan alisnya. “Shuu, sakit tahu.”</span></div><div><span style="font-size: large;">“Maunya komplain aja terus. Masih mending sakit ditarik daripada sakit ditabrak truk dan mati, ‘kan?”</span></div><div><span style="font-size: large;">“Iya, betul juga. Aku lebih memilih mati ditimpa buku soalnya.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Urano ingin kehidupannya dikelilingi oleh banyak buku. Bila memungkinkan, dia ingin menghabiskan semua kehidupannya di dalam ruang penyimpanan buku, tempat dimana tidak ada sinar matahari yang dapat merusak halaman buku, tapi masih ada ventilasi udara yang memadai agar bisa membuat ruangan itu terasa nyaman.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;"><i>Waktu yang tidak digunakan untuk membaca buku sangatlah sia-sia.</i></span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Bahkan bila orang-orang bilang sebab dia tampak kotor dan lesu, menertawakannya sebab dia lemah akibat kurangnya olah raga, termasuk ibunya yang selalu mengingatkannya untuk tidak lupa makan, dia masih tidak berniat untuk melepaskan buku dari tangannya.</span></div><div><span style="font-size: large;">Bila dia hadapkan dengan kematian, dia mungkin saja mati sebab ditimpa oleh jumlah buku yang banyak sekali. Dia lebih senang mati dalam keadaan seperti itu daripada mati perlahan-lahan di kasur rumah sakit. Urano benar-benar sangat yakin mengenai itu.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku sudah selalu memberitahumu untuk tidak baca buku ketika jalan. Jika aku tidak bersamamu tadi, kau pasti terus berjalan sampai tengah jalan dan langsung mati. Coba kau berterima kasih dulu?”</span></div><div><span style="font-size: large;">“Aku selalu mengatakan itu juga. Kalau aku sangat, sangat berterima kasih.”</span></div><div><span style="font-size: large;">“Rasanya kau tidak ingin berterima kasih padaku.”</span></div><div><span style="font-size: large;">“Tidak, aku memang bersyukur padamu. Berkatmu juga, Shuu, aku bisa membaca buku sambil latihan paduan suara. Tapi jika aku ditakdirkan mati, maka aku akan meminta kepada dewa dan dewi untuk direinkarnasikan agar bisa terus membaca buku di kehidupan selanjutnya. Aku pintar sekali, kan? Ahaha.”</span></div><div><span style="font-size: large;">“Hidup seseorang tidak semudah itu, bodoh.”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Perbincangan mereka berlanjut hingga akhirnya sampai di rumah Urano. Shuu ikut masuk ke dalam rumahnya daripada pulang ke rumahnya yang sebenarnya ada disebelah rumah Urano. Mereka adalah teman masa kecil dan menjalani kehidupan yang sama, mereka dibesarkan seperti orang saudara kandung sejak lahir. Shuu selalu mengatakan rumah Urano sebagai rumahnya juga, dan tidak ada yang menganggap itu hal yang aneh.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Ibu, ini belanjaannya. Aku ada di ruang buku. Nanti panggil saja ketika makan malam sudah siap.”</span></div><div><span style="font-size: large;">“Iya, iya. Shuu, kamu mau pulang sekarang? Apa ibumu sudah memasak buat makan malam kalian nanti?”</span></div><div><span style="font-size: large;">“Tidak, aku makan di sini saja. Ibuku masih pergi bekerja. Urano, aku pinjam TV ya buat main game.”</span></div><div><span style="font-size: large;">“Oh, ok, pakai saja.” Urano menaikkan suaranya agar Shuu bisa mendengarnya sebab Urano sedang berjalan langsung menuju ruang buku yang ditinggalkan mendiang ayahnya, dia meninggal ketika Urano masih kecil. Dia membuka pintu ruangan tersebut dan menyalakan lampunya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Ada jendala yang berguna sebagai ventilasi ruang buku, tapi jendela itu tertutupi oleh gorden tebal untuk menghalangi buku dari terkena sinar matahari. Ada banyak sekali rak buku yang penuh di setiap sisi-sisinya dan ada meja yang di atasnya dipenuhi banyak buku, itu semua bisa terjadi sebab banyak sekali buku yang Urano beli sampai-sampai itu tidak muat dalam rak buku yang ada di ruang buku.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Urano jalan pelan-pelan menuju tempat duduk agar dia tidak perlu menoleh dari buku yang sedang dia baca. Tiba-tiba, pandangnya dipenuhi dengan getaran. Dia yakin yang sedang terjadi adalah gempa bumi dan dia terus melanjutkan baca bukunya sama seperti biasanya. Gempa ini lebih besar dari biasanya, yang mana itu membuat dia sulit untuk membaca.</span></div><div><span style="font-size: large;">Alisnya kemudian mengerut dan dia melihat keatas, sebab kesal dengan gempa yang terjadi, namun dia melihat banyak buku menutupi penglihatannya.</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">“Hyaaah!?”</span></div><div><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div><span style="font-size: large;">Rupanya rak buku disana miring dan menjatuhkan semua buku yang ada padanya. Dia tidak bisa menghindar sama sekali, Urano hanya bisa menatap dengan jelas di saat-saat banyak buku yang berjatuhan dan menutupinya.</span></div></div><div><br /></div><div><br /></div><div><div><br /></div><div><div style="font-family: "times new roman"; text-align: center;"><span style="font-size: large;"><a href="https://www.isekaichan.com/p/honzuki-no-gekokujo-light-novel-bahasa.html">ToC</a> <a href="https://www.isekaichan.com/2024/02/Honzuki-no-Gekokujo-Putri-Seorang-Prajurit-Light-Novel-Bahasa-Indonesia-Volume-01-Chapter-1.html">NEXT CHAPTER</a></span></div><div style="font-family: "times new roman"; text-align: left;"><span style="font-size: large;"></span><br /></div><div style="font-family: "times new roman"; text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;"><div style="text-align: justify;"><div style="text-align: left;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span><span><span><span style="font-family: "times new roman";"><span>TL</span><span>: </span></span></span></span></span></span><span style="font-size: large;">Bajatsu</span></div></div></div></div></div></div></div></div>Mustajabhttp://www.blogger.com/profile/13635644967019090402noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2837239695577548178.post-35707332777370711472024-02-21T19:00:00.000+07:002024-02-21T19:05:18.563+07:00Uchi no Musume no Tame naraba, Ore wa Moshikashitara Maou mo Taoseru kamo Shirenai Light Novel PDF Bahasa Indonesia Volume 4<p style="text-align: center;"><span style="font-size: x-large;">Uchi no Musume no Tame naraba, Ore wa Moshikashitara Maou mo Taoseru kamo Shirenai Light Novel PDF Bahasa Indonesia</span></p><div style="text-align: center;"><span style="font-size: x-large;">Volume 4</span></div><div style="text-align: center;"><span style="font-size: x-large;"><br /></span></div><div style="text-align: center;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3bBzQZXfxml28UGWqGM7V3SMA-9ulSuzOKGwO4C0pS28o19g9go_GCUQbNVtFgFxwMMJVfGQEE-AcfnAQ1dlR3b4663bavFXsSHXlem1uxHW86UpW_FU6U9Y6yl3ohMy3SBY2Yus7LV72lcVNyxb4GfhfSXv3dSlM2PsQCRsiPmbL5iNUni0W06gOspg/s1916/Vol%204%20cover.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1916" data-original-width="1254" height="837" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3bBzQZXfxml28UGWqGM7V3SMA-9ulSuzOKGwO4C0pS28o19g9go_GCUQbNVtFgFxwMMJVfGQEE-AcfnAQ1dlR3b4663bavFXsSHXlem1uxHW86UpW_FU6U9Y6yl3ohMy3SBY2Yus7LV72lcVNyxb4GfhfSXv3dSlM2PsQCRsiPmbL5iNUni0W06gOspg/w547-h837/Vol%204%20cover.jpg" width="547" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both;"><span style="font-size: large;">Translator : Haze</span></div></div><div style="text-align: justify;"><div style="text-align: center;"><span style="font-size: large;"><span>EDITOR : </span><span>Haze, </span><span>Isekai-chan, Bajatsu</span></span></div><div style="text-align: center;"><span style="font-size: large;"><span>Proofreader : </span><span>Bajatsu</span></span></div><div style="text-align: center;"><span style="font-size: large;">PDF Maker : Bajatsu</span></div><div style="text-align: center;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div style="text-align: center;"><span style="color: red; font-size: large;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">[Kami memohon izin menautkan shorter link, ini ditujukan untuk biaya perawatan dan domain Isekaichan. Jadi kami mohon maaf atas ketidaknyamanannya dan tolong jika ingin share link gunakan link shorternya untuk selalu mendukung kami :) Terimakasih]</span></span></div><div style="font-family: "times new roman"; text-align: -webkit-center;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; font-size: large;"><br /></span><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="font-size: large;">VOLUME 4</span></span></div><div style="font-family: "times new roman"; text-align: -webkit-center;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="font-size: large;"><div class="separator" style="clear: both;"><br /></div></span></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3bBzQZXfxml28UGWqGM7V3SMA-9ulSuzOKGwO4C0pS28o19g9go_GCUQbNVtFgFxwMMJVfGQEE-AcfnAQ1dlR3b4663bavFXsSHXlem1uxHW86UpW_FU6U9Y6yl3ohMy3SBY2Yus7LV72lcVNyxb4GfhfSXv3dSlM2PsQCRsiPmbL5iNUni0W06gOspg/s1916/Vol%204%20cover.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1916" data-original-width="1254" height="374" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3bBzQZXfxml28UGWqGM7V3SMA-9ulSuzOKGwO4C0pS28o19g9go_GCUQbNVtFgFxwMMJVfGQEE-AcfnAQ1dlR3b4663bavFXsSHXlem1uxHW86UpW_FU6U9Y6yl3ohMy3SBY2Yus7LV72lcVNyxb4GfhfSXv3dSlM2PsQCRsiPmbL5iNUni0W06gOspg/w244-h374/Vol%204%20cover.jpg" width="244" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><div class="separator" style="clear: both;"><div class="separator" style="clear: both;"><div class="separator" style="clear: both;"><span style="font-family: georgia, times new roman, serif; font-size: large;">"Aku tidak pernah menganggapmu sebagai pengganti ayahku!"</span></div><div class="separator" style="clear: both;"><span style="font-family: georgia, times new roman, serif; font-size: large;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both;"><span style="font-family: georgia, times new roman, serif; font-size: large;">Setelah Latina mengunkapkan perasaannya yang sesungguhnya pada Dale di waktu malam Festival Ahmar, Dale malah terbawa suasana dalam perasaan depresi karena melihat putri tercintanya memasuki "fase memberontak". Diperlukan waktu pembahasan ini bersama "kakaknnya", Kenneth agar Dale mamahami makna arti sesungguhnya dari kalimat yang dilontarkan Latina padanya.... setelah tahu itu, bagaimana cara dia merespons ungkapan dari Latina?</span></div><div class="separator" style="clear: both;"><span style="font-family: georgia, times new roman, serif; font-size: large;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both;"><span style="font-family: georgia, times new roman, serif; font-size: large;">Keadaan semakin bertambah rumit diantara mereka berdua setelah terjadi pengakuan cinta dari Rudolf pada Latina, yang merupakan teman masa kecilnya. Urusan romansa memang rumit, dan ini semakin sulit dikendali! Bagaimana pun jadinya, pada akhirnya akan menuju pada satu jawaban, yaitu hubungan antara wali dan anak angkat ini akan berubah, perubahan besar terjadi dan tidak ada jalan untuk putar balik.</span></div></div></div></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div class="separator" style="clear: both; font-family: "times new roman"; text-align: center;"></div><div style="text-align: center;"><span style="font-size: large;"></span></div><div style="font-family: "times new roman"; text-align: -webkit-center;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; font-size: x-large;">LINK DOWNLOAD</span><br /><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; font-size: large;"><a href="https://sfl.gl/CZpsQ">DARK MODE</a> </span><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; font-size: large;"><a href="https://sfl.gl/hVqVJ8">LIGHT MODE</a></span></div><div style="font-family: "times new roman"; text-align: -webkit-center;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; font-size: large;"><a href="https://ouo.io/EXSGuad">MIRROR</a> </span><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; font-size: large;"><a href="https://ouo.io/fUXFNEm">MIRROR</a></span></div><div style="font-family: "times new roman"; text-align: -webkit-center;"><br /></div><div style="text-align: center;"><span style="font-size: large;">Terdapat Dua Versi PDF</span></div><div style="text-align: center;"><span style="font-size: large;">DARK MODE</span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3g7TmMVoLq3AHhg1a1Vtws1cAUMIDFMJ9O3xVcVSRub8Q05-7gE1Y8enUK5ffjPcPXh46RfGC_yH3Ya1ZcPA-iap5qsq5-Is1B4K-K1ngMGfjO_WJLwkBusqhjbK0E2p6Ivjqq6VuJFg/s1600/black.PNG" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="808" data-original-width="624" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3g7TmMVoLq3AHhg1a1Vtws1cAUMIDFMJ9O3xVcVSRub8Q05-7gE1Y8enUK5ffjPcPXh46RfGC_yH3Ya1ZcPA-iap5qsq5-Is1B4K-K1ngMGfjO_WJLwkBusqhjbK0E2p6Ivjqq6VuJFg/s200/black.PNG" width="154" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><div style="text-align: center;"> <span style="font-size: large;">LIGHT MODE</span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiT8UCscZRTY9mJgeuAOYRrlLt3iVTW5DMjpNM198eOBB9HlQzQFCGV-n4AXTVQBiIsPMkwOr_rDV4OufXCQX3zC5OfDFhmchYNcvQz24BBMCQnDP5dukAoqMUboE-okuPRbJ1cjM-i4i4/s1600/white.PNG" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="806" data-original-width="622" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiT8UCscZRTY9mJgeuAOYRrlLt3iVTW5DMjpNM198eOBB9HlQzQFCGV-n4AXTVQBiIsPMkwOr_rDV4OufXCQX3zC5OfDFhmchYNcvQz24BBMCQnDP5dukAoqMUboE-okuPRbJ1cjM-i4i4/s200/white.PNG" width="153" /></a></div><div class="separator" style="clear: both;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div></div><p style="text-align: center;"><span style="font-size: large;">Jika terdapat saran atau masukan agar PDF-nya bisa lebih baik lagi jangan ragu untuk tinggalkan komentar. Terimakasih</span></p>Mustajabhttp://www.blogger.com/profile/13635644967019090402noreply@blogger.com0