Jumat, 26 Januari 2018

Death March kara Hajimaru Isekai Kyousoukyoku Bahasa Indonesia : Chapter 1-10 Mari Berdansa Dengan Demon! [Final Part]

Chapter 1-10. Mari Berdansa Dengan Demon! [Final Part]


“Salam dari medan perang, komentator Suzuki Ichirou, akan digantikan olehku, Satou.”

Berharap mendapatkan lebih banyak skill dengan meningkatkan ketegangan, Satou disini.
Sambil berpura-pura mati dibalik mantel, aku mengaktifkan banyak skill, tetapi...
Aku tak mengharapkan hal ini mengakibatkan situasi seperti itu!

Ya sudah, ayo kita mulai “Mari berdansa dengan Demon! [Final Part]”


Aku mengeluarkan pedang dua tangan dari balik bayangan mantelku.
Pada waktu yang bersamaan, para magician mulai melancarkan serangan balik, setelah menunggu dibelakang formasi mereka.

Fireball, Firestorm, Wind Blade, Lightning.Tiga serangan magic dilancarkan secara sistematis satu persatu, dan itu juga mengenaiku yang terlihat membatu didekat demon.

Selanjutnya, serangan lainnya pun datang setelahnya. Stone Bullet, Sandstorm, Water Ball, Snowsotrm.

Ya, skill yang terakhir itu bentuknya seperti pilar cahaya yang menembus langit.

>[Fire Magic Skill Acquired]
>[Wind Magic Skill Acquired]
>[Lightning Magic Skill Acquired]
>[Fire Resistance Skill Acquired]
>[Wind Resistance Skill Acquired]
>[Earth Magic Skill Acquired]
>[Water Magic Skill Acquired]
>[Ice Magic Skill Acquired]
>[Earth Resistance Skill Acquired]
>[Water Resistance Skill Acquired]
>[Ice Resistance Skill Acquired]
>[Light Magic Skill Acquired]
>[Light Resistance Skill Acquired]

Log mengalir dengan cepat.

Mungkin karena levelku, damagenya tak terlalu banyak, tetapi sesuatu yang terasa tidak enak tetap tidak enak.

Si demon sepertinya memikirkan hal yang serupa, dan mengembalikan lightning menuju para magician.
Mungkin sudah memprediksinya, magician bertahan sebelum serangan mengenai mereka dengan mengeluarkan barier.

Setelah terkena serangan magic barusan, aku pecahkan mantel dan perisaiku yang membatu.
Menjauh dari demon, aku berdiri dan langsung melompat untuk memperkecil jaraknya. Mengarah pada kepala demon, aku mengayunkan pedang dua tangan.
Karena demon memiringkan kepalanya, seranganku tidak sepenuhnya mengenai dia, tetapi aku berhasil memotong salah satu tanduknya.

>[Two-Handed Sword Skill Acquired]
>[Helm Splitter Skill Acquired]
>[Air Battle Skill Acquired]
>[Weapon Destruction Skill Acquired]

Tentara melihat kesini sambil mengatakan sesuatu.
Mungkin mereka terkejut karena seseorang yang mendapat rentetan tembakan magic bisa bertarung dengan tenang.

Dengan rambut pirang yang acak-acakan tertiup angin dibelakang dan topeng silver yang memantulkan cahaya, aku menghadapi si demon.
Aku pikir hanya dengan mantel pun cukup, tetapi ini adalah keputusan yang bagus untuk menyiapkan penyamaran tambahan.

Setelah menerima banyak serangan terkonsentrasi sebanyak itu, si demon akhirnya terkena sekitar 20% damage.

Aku membawa pedang dua tangan ke pundakku. Aku tak ada masalah saat memegangnya, tetapi sulit untuk menyeimbangkannya karena berat. Memang bagus aku menjadi lebih muda, tetapi sejak tubuhku menjadi lebih ringan juga, mungkin ini menjadi kekuranganku dalam pertempuran.

Sekarang, demon posisinya terlalu dekat dengan tempat magician. Jika aku tidak membawanya menjauh dari plaza.

Aku tak mau kau salah paham, ini bukan karena tindakan kepahlawanan yang tak ingin ada korban. Alasannya simpel. Mereka memberi damage walaupun sedikit, jadi akan menjadi masalah jika mereka musnah.

Demon menyerangku saat aku memikirkannya. Berlari di tanah, cakar beracun bergerak menuju kearahku!

Walaupun aku mencoba menjauhkan demon dengan pedang dua tangan, dia dengan berani menutup jarak denganku dan tak membiarkanku kabur.

Aku melemparkan pedang dua tangan ke demon untuk menghindari cakar beracunnya, lalu mengeluarkan kapak dari dalam mantel dan menggunakannya untuk memotong demon.

>[One-Handed Axe Skill Acquired]

Saat tanganku kosong, aku bertukar pukulan dengan demon sambil mundur kebelakang. Terkadang, aku mengambil senjata yang dijatuhkan tentara untuk menambah damage. Karena aku belum mengaktifkan skill yang berhubungan dengan serangan fisik, damage yang aku berikan sedikit.

Haruskah aku memecahkan situasi ini segera?

Kebanyakan ksatria terluka disekujur tubuhnya, hanya beberapa dari mereka yang tak terluka. Tak ada serangan dari para magician lagi walaupun tak berguna seperti tadi, sepertinya mereka kehabisan magic power.

Sepertinya, bukan hanya aku yang berpikir seperti itu, dari gate istana beberapa kuda menarik sebuah meriam.

Aku memposisikan diriku untuk mengalihkan perhatian demon dari gerbang sampai meriamnya siap untuk ditembakkan.

Dibalik reruntuhan, aku mengganti senjataku. Aku menaruh palu blacksmith dipinggangku, dan memegang kapak dua tangan dan palu besar disetiap tangan.

Ini tak terlalu praktis, tetapi terimakasih STR maksimalku, aku bisa menggunakannya dengan baik. Mungkin karena aku terlihat menyeramkan, ekspresi demon menjadi tidak menyenangkan.

Aku melompat dari balik kereta. Pertama ayo serang dengan palu besar!
Si demon bertahan dengan kedua tangannya tetapi tanpa menghiraukannya aku menebasnya dari arah berlawanan dengan kapak dua tangan.
Kapaknya berhasil memotongnya, dan tangannya terjatuh!

...Aku ingat, dari suatu manga, tentang bagian tangan yang terpisah dari badan demon menyerang sendiri. Mari waspada dengan tangan itu...

>[Two-Handed Axe Skill Acquired]
>[Two-Handed Hammer Skill Acquired]
>[Dual Wielding Skill Acquired]
>[Herculean Strength Skill Acquired]
<TLN : Two-Handed Axe = kapak 2 tangan, Two-Handed dua Hammer = palu dua tangan, Dual Weilding = dual pedang, Herculean Strength = kekuatan luar biasa>

Walapun ceritanya akan berbeda dengan serangan mendadak, soalnya bertarung dengan palu besar dengan satu tangan itu sulit, aku memfokuskan diri bertarung dengan kapak dua tangan.
Meriamnya masih belum siap juga.

Si demon menghirup banyak udara.
Magic!

Aku memperkecil jaraknya. Tetapi itu langkah yang buruk.

Si demon mengeluarkan nafas beracun.

Walaupun aku sudah melihatnya sekali! Aku benar-benar lupa dengan serangan seperti itu!
Aku  menahannya dengan kapak yang langsung hancur, wig dan jubahku juga ikut terbakar.
“Ouch, ouch, ouch!”

Aku pergi ke perlindungan terdekat, melempar jubahku dibalik patung perunggu, dan menggunakan mantel baru. Aku menggunakan baju biasa didalam jubahnya tetapi ada lubang besar juga disana.

Kalau permukaan kapanya tidak besar, wajahku pasti sudah terbakar juga...

>[Decay Resistance Skill Acquired]
>[Quick Dressing Skill Acquired]

Aku mengalokasikan skill poin ke [Decay Resistance] dan [Quick Dressing].
<TLN : Decay resistance = ketahanan terhadap pembusukan, Quick Dressing = mengganti baju dengan cepat>

Aku penasaran ada variasi skill apa saja, aku mau wiki.

Karena kapaknya tidak bisa digunakan lagi, aku membuangnya. Aku mencoba menyerang sekali dengan palu blacksmith dipinggangku. Karena tak terlihat efektif, aku meletakkan kembali palunya setelah mendapatkan skill.

>[One-Handed Hammer Skill Acquired]
>[Blacksmith Skill Acquired]

Aku pikir blacksmith itu sedikit berbeda dari ini...
<TLN : Blacksmith = pandai besi>

Sementara itu, persiapan meriamnya telah selesai, tetapi sepertinya masih membutuhkan waktu lagi sebelum bisa ditembakkan.

Aku mengambil palu besar yang kulepaskan tadi.
Tentu saja demon tidak menghentikan serangannya, tetapi mungkin karena skill [Evasion], atau karena aku menjadi terbiasa bertarung, aku sampai ke titik dimana aku memiliki kebebasan melakukan hal lain didalam pertarungan ini.

Aku harus segera menyelesaikan ini...
Aku memasukkan poin skill ke [One-Handed Sword].

Meriamnya terlihat sudah siap ditembakkan. Magican dikedua sisinya mulai membaca mantra.

Demon terlihat sangat khawatir dengan meriamnya. Dia hanya pura-pura tangguh.
Dia berlari ke arah meriam saat ada jarak ketika aku menghindari ekornya!

Aku melepaskan palu besar yang berat, dan mengambil pedang yang tergeletak di jalan sambil menyerang si demon.

Demon, dengan kecepatan yang tak cocok dengan badannya, melompati beberapa tentara yang menghalanginya.
Tentara dengan tombak langsung menghalangnya, tetapi mereka menjadi korban dari cakar beracun.

Tetapi demon berhenti.

Seperti dia, aku melompati para tentara dan memotong satu sayap demon, lalu aku menancapkan pedang ke kakinya dan menancapkan ke tanah. Setelah mendapat skill berpedang, aku bisa mengerti dasar berpedang. Dia hanya memiliki sisa 30% dari Hp-nya.
Ditambah lagi, aku menarik tangannya yang tersisa ke tanah.
Aku silangkan tangannya ke kakinya, dan tanganku yang satunya mengambil tombak prajurit tadi untuk menancapkan demon ke tanah.

>[Fighting Skill Acquired]
>[Capture Skill Acquired]

Aku melihat ke orang yang terlihat seperti pemimpin disamping meriam yang memperkirakan waktu untuk menembaknya.

Aku tusuk lagi demon dengan tombak lain dan menganggukkan kepalaku.

Si pemimpin mengayunkan tangannya ke bawah, pada saat yang sama, aku melompat dari jangkauan tembakan.

Meriamnya menembakan peluru yang menyebar-nyebar dan banyak luka muncul padanya Ditambah lagi, sebagai serangan akhir, combo magic seperti tadi mengenainya.

Apakah meriamnya tak bisa menembak berkali-kali? Mereka tidak membunuh demon yang sekarat. Para magician juga sepertinya tidak punya magic power lagi, hanya 3 orang yang membaca mantra.

Aku bisa menyelesaikannya jika aku berlari ke sana dengan pedang, tetapi aku akan memberikan kehormatan itu pada mereka. Seperti yang aku bilang, ini bukan berdasarkan kebaikan. Walaupun musuhnya adalah iblis, aku tak suka membunuh dengan tanganku sendiri. Memang terdengar bodoh, tetapi aku dari lingkungan yang tak berhubungan dengan kekerasan sejak dulu... Walapun aku makan daging dan ikan, aku tak ingin membunuh..

Abaikan hal itu...

Dia menggunakan tangan tercabik-cabik yang terlepas dari tancapanku untuk mengangkat badannya dari tanah, meraung dan menghancurkan meriam dengan lightning magic. Apa tidak ada yang bisa menggunakan barrier lagi?

Lalu para magician yang sedikit terlambat menggunakan magicnya untuk melenyapkan HP demon yang tinggal sedikit.
Ditambah lagi, para ksatria turun dari kudanya dan mengelilinginya sambil menyiapkan pedang panjangnya.

...ini akan berakhir setelah dikeroyok, huh. Amiin~

Akhirnya sudah bisa terlihat, tetapi dia belum menyerah juga.

Tangan yang ditahan oleh para ksatria ditusukkan ke dadanya sendiri, mengeluarkan jantung merah tua. Jantung yang ditaruk mulai berdetak lebih cepat. Menyesuaikan dengan detakannya, cahaya mulai keluar.
Dengan suara ledakan yang besar, jantungnya pecah!

Saat cahaya menghilang, beberapa magician yang memasang barrier telah menjadi tumpukan mayat. Hanya bagian bawahnya saja yang tersisa dari si demon. Tanahnya berlubang dengan bentuk kipas mengikuti arah demon ke gate istana, gatenya sendiri sudah hancur sebagian.

Mayat demon pecah dan berubah menjadi abu hitam.

Aku menyelinap ke gang bersamaan dengan kemeriahan dan menyembunyikan diriku.

>Title [Combat-Ready] Acquired
>Title [Skilled Warrior] Acquired
>Title [One Who Dances With Demons] Acquired
>Title [Hero] Acquired
<EDITOR : Combat-Ready = sudah siap dengan pertarungan, Skilled Warrior = pejuang yang ahli, One Who Dances With Demons = Seseorang yang berdansa dengan demon>

...Aku pikir yang terakhir sedikit sarkasme.

TL : Isekai-Chan
EDITOR : Isekai-Chan

Kamis, 25 Januari 2018

Death March kara Hajimaru Isekai Kyousoukyoku Bahasa Indonesia : Chapter 1-9 Ayo Berdansa dengan Demon! [First Part]

Chapter 1-9. Ayo Berdansa dengan Demon! [First Part]



Di sini Satou. Menemukan ketidakmampuanku, Satou.

Demon yang asli sangat menakutkan.

Terutama raungannya itu!

Coba dengarkan raungan singa tepat didepan kandangnya. Seberapa tahu dirimu bahwa kau aman, jika jantungmu tidak siap, hal yang menakutkan akan tetap menakutkan.


Aku pergi ke atap bangunan dimana plaza bisa terlihat.
Dari sini aku dapat melihat demon dan puluhan tentara yang mengepung. Dan juga, para tentara dari gerbang ikut melindungi magician dibelakang.
Mungkin para kesatria melihat kesempatan untuk menyerang, pasukan kuda pun juga ikut ambil bagian pada formasi bagian belakang.

Demon menjadi sasaran dari tusukan tombak dan panah yang diluncurkan oleh tentara bagian belakang.
Kelihatannya demon hanya bermain.
Penyerangan itu tidak berefek apa-apa. Dia menangkap tentara yang menyerangnya dan terlihat menikmati saat mematahkan tulang mereka.

Jika demon ini sama dengan yang dulu, para tentara pasti merasakan ketakutan yang sangat mengerikan dan marah karena melihat teman mereka dibunuh.

“Nah sekarang, sebaiknya aku kembali, tapi tidak ada ruang untuk bertarung dengan jarak dekat.”

Penampilanku sekarang berbeda dengan sebelumnya, sekarang aku mengenakan jubah usang bertudung. Karena aku tahu pasti akan kotor, maka aku tidak menggunakan yang mahal.

Aku mengeluarkan magic gun dari saku dadaku. Ini bukan tipe handgun, tapi sesuatu yang lebih mirip dengan rifle dengan scope yang besar.

Demon menjauh sekitar 300 meter, membuatku susah untuk mengincarnya.

Tepat saat para tentara mundur, para magician mengeluarkan sihir mereka dan mengubur setengah dari tubuh Demon kedalam tanah.

Aku menarik pelatuk pada kesempatan bagus ini, selagi Demon tidak bisa bergerak.

Dan meleset.

Nampaknya aku terlalu tegang saat aku menarik pelatuknya, sehingga jalur tembakannya sedikit kebawah.
Untungnya tidak mengenai tentara.

Demon secara terus menerus diserang dengan sihir api dan petir, tapi dengan tidak di kelilingi pelindung, dia sama sekali tidak terluka.

Saat Demon berhenti bergerak, aku berkali kali menembak dengan Magic Gun dengan settingan paling rendah.

Tembakan ketiga mengenainya ! disamping itu, sebuah ukuran muncul dan berkurang sedikit.
<TLN : yang dimaksud ukuran adalah HP Gauge>

“Apa ini, game ?”

>[Shooting Skill Acquired]
>[Aiming Skill Acquired]
>[Sniping Skill Acquired]
<EDITOR : Shooting = menembak, Aiming = menargetkan, Sniping = mengeker>

Di sudut dari pandanganku, jendela log yang kecil menampilkan pesan tentang skill yang aku peroleh.

Melihat ke sisi lain adalah gerakan yang buruk. Tidak memiliki waktu untuk menghindar, Lightning Bolt dari Demon mengenaiku. Setelah mengenaiku Lightning Bolt menghancurkan tempat aku berpijak. Atap dari bangunan itu hancur.

>[Lightning Magic : Demon Skill Acquired]
>[Lighting Resistance Skill Acquired]
>[Paralyze Resistence Skill Acquired]
>[Pain Tolerance Skill Acquirde]
<EDITOR : Resistance = ketahanan terhadap sesuatu, Pain Tolerance = ketahanan terhadap sakit>

“Ouch ouch, tanganku dan kakiku kesemutan.”

Jika dikatakan, ini seperti mati rasa yang kau rasakan setelah melakukan seiza. Ketika aku melihat HP Gauge ku, aku menerima 5 pont damage.
<TLN : Seiza adalah posisi duduk khas Jepang>

Jika dipikirkan, aku lupa men-cek level dari Demon…
Aku akan memeriksanya.

“Seberapa temperamental itu ?”

Untuk sekarang, mari lihat sesuatu yang penting. Demon Tribe, level 62, Skill [Lightning Magic : Demon], [Wind Magic Demon], [Darkness Magic : Demon], [Fighting], [Fight].

Aku menyingkirkan reruntuhan bangunan. Kelihatannya aku sedang tidak dikejar.

>[Self – Healing Skill Acquired]
<EDITOR : Self-Healing = menyembuhkan diri sendiri>

Ketika aku melihat HP Gauge ku, sebelum aku menyadari, ini sudah penuh. Healing yang wajar kah ?

Aku bergerak menuju bangunan lain dari gang belakang.
Sambil bergerak aku memasukan Skill Point untuk [Pain Tolerance], [Lightning Resistence], [Paralyze Resistence], [Shooting] dan [Self Healing].

Aku menemukan bangunan 3 lantai berjarak 100 meter dari bangunan yang tadi. Aku lompat ke dinding lalu ke atap.

Sejak tentara yang mengelilingi Demon berkurang sekitar setengah, metodeku untuk menyerang Demon bertambah.

Aku mengeluarkan busur dan panah dari penyimpanan ku, dan mengincar Demon. Aku tidak pernah menggunakan panah hingga sekarang. Tapi terimakasih kepada snipping skill dan shooting skill yang tadi, entah bagaimana aku paham caranya membidik.

“Bidik dan tembak !”

Aku melakukan bidikan yang bagus, saat demon berhenti bergerak … Tembak.

Dan meleset.

Tangan yang menarik tali panah terasa sakit.

Setelah itu, seberapa banyak aku menembak, tidak ada yang kena. Walaupun aku tahu bagaimana caranya menembak dengan panah, tetap tidak berhasil.

Tentara jarak dekat menjadi sedikit.
Aku menemukan rute yang dapat membawaku lebih dekat dengan demon, setelah menandai map, aku turun dari atap.

Aku menggunakan tombak Scale Tribe.
Jika aku tahu ini akan terjadi, aku akan memesan baju armor besi.

Memegang tombak dengan kedua tangan, aku bersembunyi di balik kegelapan.

>[Spy Skill Acquired]

Karena aku mendapat skill yang kelihatannya berguna, aku langsung menambahkan Skill Point.
Ada beberapa kereta yang terbalik yang berada di jalanku menuju Demon. Aku menuju kesana. ketika aku menggunakan spy skill, suara langkah kaki ku hilang. Mungkin ini hanya imajinasiku.

Raungan Demon dapat di dengar dan para kesatria terkena petir.
Raungannya mungkin adalah prosedur untuk mengeluarkan sihir.

Ketika perhatian demon teralihkan, aku mendekatinya dan menusuknya dari belakang.
Stab ! dengan suara yang tidak mengenakan, sensasi menusuk daging terasa di tanganku.
Aku pengecut, tidak sengaja aku melepaskan tombaknya.

Tangan dan kakiku bergetar.

Ekor demon menyerangku yang tidak bergerak dari titik butaku, membuatku terpental sejauh 3 meter. Aku berhenti pada kereta yang rusak setelah berguling di tanah.

>[Surprise Attack Acquired]
>[Spear Skill Acquired]
>[Shock Resistence Skill Acquired]
<EDITOR : Surprise Attack = serangan kejutan, Spear = tombak, Shock = Kejutan>

HP ku hanya berkurang 1 poin, bagaimanapun, aku tidak tahu apakah ini karena kehebohanku atau karena ketakutan dari pertarungan jarak dekat pertamaku, tubuhku tidak berhenti bergetar.
Untungnya perhatian demon tertuju pada kesatria yang memulai lagi serangannya, aku menarik nafas panjang berkali kali.

Gemetarku sedikit teratasi.

>[Fear Resistence]
>[Reckless Courage Skill Acquired]
<EDITOR : Fear Resistence = ketahanan terhadap suatu hal yang menakutkan, Recless Courage = keberanian yang ceroboh>

Aku menggunakan pedang kecil dan perisai yang terbuat dari perunggu di balik bayang kereta. Aku menyarungkan pedangnya dan meletakannya dipinggangku. Biasanya diperlukan perlengkapan logam atau sabuk istimewa untuk membawanya, tapi tidak ada pilihan karena aku tidak memilikinya. Nanti aku beli.

Aku juga menyiapkan busur kecil dengan panah. Ini adalah panah dengan ujung berupa tulang. Demon berada kurang lebih 10 meter, tapi aku masih tidak berpikir akan mengenainya.

Demon mengangkat tentara yang menyerang dan melemparnya ke arah kesatria.
Aku menyelaraskan timing lemparannya dan berlari mendekat. Menembak panah dari jarak nol tanpa disadari.

>[Bow Skill Acquired]

Aku melepas panah sesegera mungkin, dan menyayat Demon saat aku menghunuskan pedang.
Pedang kecilnya rusak, rusak hanya untuk satu serang…

>[Iai Skill Acquired]
>[One-Handed Sword Skill Acquired]


▼▼ ▼▼▼▼ ▼▼▼▼▼▼▼!!

Sambil melafalkan mantra yang tidak kumengerti, demon menyerang dengan cakar beracun.
Aku benar ketika memilih untuk menerimanya dengan perisai, tapi serangannya juga datang dari arah lain, tidak bisa menilai apa yang tepat yang harus dilakukan, aku menggunakan pedang yang patah untuk bertahan.
Tentu saja, hal seperti itu tidak akan bisa menahan serangannya dan hancur dengan satu serang dari poisonus claws.

>[Demon Language Skill Acquired]
>[Poison Resistence Skill Acquired]

Aku ingin segera mungkin menambahkan poison resistence, tapi tidak ada kesempatan untuk mengoprasikan menu di area pertarungan.
Aku menangkis poisonus claws yang datang dari arah yang berlawanan, dan melempar pegangan yang aku pegang ke Demon.
<TLN : pegangan yang di maksud mungkin adalah pegangan dari pedang yang rusak>

>[Shield Skill Acquired]
>[Throwing Skill Acquired]

Sambil berusaha mengeluarkan senjata dari dalam mantel ku, aku menurunkan pertahananku, jatuh karena ekor Demon dan berguling.
Lalu, serangan dilakukan dengan kakinya.
Fumu ! Fumu ! Fumu ! 3 gelombang berurutan dari injakannya datang. Aku bisa terbebas dari serangannya pada gelombang yang ke empat.

>[Evasion Skill Acquired]

Menendang tanah dengan postur yang aneh, aku menjaga jarak dengan Demon.
Akhirnya aku mendapatkan kesempatan, aku menambahkan poin satu demi satu untuk [Evasion], [Shield], [Poison Resistence], [Shock Resistence].

Dengan tertutup mantel, aku mengeluarkan dagger dan tongkat kayu dari penyimpanan. Aku meletakan dagger di sabukku, dan tongkat kayunya aku pegang.

Entah bagaimana, aku merasakan tatapan penuh ejekan dari demon.
Aku heran kalau demon memiliki kemampuan Self-Healing, HP nya kembali pulih. Tidak ada skill seperti itu di daftar skillnya, apa itu karena rasnya ?

Di sudut pandanganku aku melihat kesatria yang siap untuk melancarkan serangan.
Dengan hati-hati, aku mengukur jarak sambil menyiapkan tongkatnya.

Mengabaikan serangan dari kesatria, perhatian demon tetap tertuju ke arah sini.

Aku melompat dan menyerang dengan tongkat tepat pada tubuh atas demon. Tongkatnya rusak ketika bersentuhan dengan tubuh gelapnya.
Aku bertahan dari poisonus claws dengan perisai, dan menghindari sapuan ekornya dengan berpindah sedikit dan melompat.
Aku menebasnya dengan dagger. Demon tidak bisa menghindarinya, tapi dia dapat menangkisnya menggunakan cakarnya.

>[One-Handed staff skill Acquired]
>[Dagger Skill Acquired]
>[Parry Skill Acquired]
<EDITOR : One-Handed staff= tongkat satu tangan, Dagger = pisau kecil, Parry = menangkis>

Para kesatria mulai berlari kearahku, ketika mereka sampai di tengah Plaza, aku menggoncangkan demon dengan menabraknya menggunakan perisaiku. Aku melompat kebelakang berkat jeda yang ada. Melompati kuda dan penunggangnya.

>[Shield Bash Skill Acquired]

Para kesatria menyerangnya satu kali lalu mundur, lalu yang lainnya melakukan hal yang sama, menusuk menggunakan tombaknya lalu mundur.

>[Cooperation Skill Acquired]

Dari 3 serangan, yang terakhir gagal untuk mundur karena serangan dari ekor Demon. Kuda dan penunggangnya terjatuh.
Aku menendang Demon dari samping yang hendak membunuh kesatria.

>[Kicking Skill Acquired]

Aku mengambil tombak yang ujungnya patah yang berada didekatku yang terjatuh dari tentara, dan meletakan kembali daggerku pada sarungnya. Sesuai dugaanku, dagger terlalu pendek sehingga sangat mudah untuk ditangkis, itu menjadi masalah.

Aku menghindari demon dengan tombak yang ujungnya patah, untuk memberi waktu sehingga kesatria dan tentara yang jatuh dari kudanya bisa mundur.
Sambil bertahan aku juga menyerang sebagian dari kaki demon, sesekali mengenai lengannya, berhati-hati sehingga ini tidak menjadi pertempuran defensif sepihak.
<TLN : yang di maksud tidak menjadi pertempuran defensif sepihak itu agar satou tetap dapat melindungi tentara yang jatuh>

>[Two Handed Staff Skill Acquired]

Tombaknya akhirnya rusak setelah menjadi sasaran dari poisonus claws.

Mata dari demon bersinar !
Karena aku mendapatkan firasat buruk, aku mengangkat perisaiku dan menutupi tubuhku dalam bayangan mantelku. Ini mungkin seperti serangan tatapan. Apa akan membuat pesona, membuat kita lumpuh, atau membuat kita menjadi batu.

Mantel dan perisai berubah menjadi batu !

… aku menahannya entah bagaimana, hanya mantel dan perisai yang terkena dampaknya.
Ini mungkin berbahaya jika aku bergerak sedikit.

>[Petrification Resistance Skill Acquired]
<EDITOR : Petrification = kemampuan untuk membuat sesuatu membatu>

Karena jika mendekati demon artinya akan jadi batu, sebelum demon mendekat, aku menambahkan Skill Point pada [Parry], dan [Petrfication Resistence].

Serangan membuat menjadi batu mungkin tidak khusus untuk demon saja …





TL : LoliLover
EDITOR : Isekai-Chan

Death March kara Hajimaru Isekai Kyousoukyoku Bahasa Indonesia : Chapter 1-8 Demon, Knight dan Magician

Chapter 1-8. Demon, Knight dan Magician


Satou disini. Aku terlihat bodoh karena lama menunggu dijalan yang jelas-jelas diblokir.


Sebuah kehadiran yang hanya dapat diekspresikan sebagai utusan demon.

Punya tanduk seperti domba, matanya berwarna merah tua yang menyala dan badan hitam legam yang bersinar. Empat tangan, sayap kelelawar, dan ekor penyengat yang bercabang. Benar-benar demon.

Sang demon menghabisi para ksatria dengan mudahnya.

Plaza menjadi penuh dengan kereta yang tumpah dan mayat dimana-mana...

Demon itu muncul tiba-tiba ditengah hari yang damai.


Dinding dalam kebanyakan berisi mansion para bangsawan dan orang kaya, sementara pertokoan mewah hanya terletak disebelah jalan utama yang sedang dipandu oleh Nadi-san.

Toko ini menjual armor kelas tinggi untuk para ksatria. Tokonya tak hanya punya armor besi. Terkadang mereka juga punya armor magic. Kau perlu lusinan koin emas untuk membelinya~.”

Nah kalau toko ini adalah toko perhiasan terbesar didaerah sini. Terutama untuk ruby dan sapphire mereka paling bagus hasilnya dikerajaan ini. Untuk rakyat umum, aku menyarankan toko Liz Jewelry disebrang jalan.”

“Jika kau mau jahit jubah. Toko ini juga bagus. Walaupun hampir bangkrut tahun lalu, setelah anaknya kembali dari royal capital  dan meneruskan tokonya, toko ini menjadi cukup populer. Karena 1 baju berharga sekitar 2-3 gold coin, rakyat biasa tak pergi kesini, tetapi mungkin membelinya disini ide yang bagus untuk pedagang yang mendapat pekerjaan besar untuk meningkatkan gengsinya.”

Nadi-san seperti wiki yang tahu banyak hal. Seperti yang diharapkan dari jack of all trades? Walaupun kereta kuda mewah berlalu lalang dari castle ke plaza, lalu lintasnya relatif jarang untuk kita berhenti dijalan.

Aku pikir Nadi-san mungkin haus setelah ngomong sebanyak itu.

“Ini cafe yang paling populer untuk manisan dan teh diantara para wanita di Seryuu City.”

Mata Nadi-san memancarkan cahaya. Tetapi tak terlihat seperti meminta, hanya murni keinginan saja.

“Nadi-san, tenggorokanku kering, karena kita sudah sampai sini mari kita beristirahat disana.”

“Ya, aku paham. Silahkan masuk, aku akan menunggu disini.”

…hmm?

Tiba-tiba, keputusan untuk menyendiri?!

“Kau tak mau masuk, Nadi-san?”

“Maaf, karena ini adalah cafe teh kelas tinggi…”

“Tolong beri tahu aku cerita tentang castle dan plaza sambil kita minum teh. Tentu, aku yang akan membayarnya.”

Mata Nadi-san bercahaya lagi… tetapi langsung meredup kembali. Apa sebegitu mahalnya? Akan kupaksa sedikit!

“Ayo pergi.”

Aku menggandeng tangannya dan pergi menuju kedalam cafe.


Aku sudah mempersiapkan untuk biayanya, tetapi 1 set teh dan manisan hanya seharga 1 silver coin. Bukannya itu murah? Itu yang kupikirkan, tetapi mempertimbangkan dengan jumlah segitu kau bisa menginap 5 hari dipenginapan kelas tinggi, mungkin termasuk mahal bagi orang biasa.

Walaupun ini adalah café dengan teras terbuka, mereka menempatkan meja marmer berkelas tinggi disini. Cangkir dan tekonya juga terlihat mahal.
Tehnya terasa seperti teh assam. Dan mereka sepertinya tak memasukan gula dan susu. Sebagai gantinya kau bisa memakannya dengan keju atau selai.
<TLN : teh assam = salah satu jenis teh>

Apa ini banyak peminatnya? Ketika aku lihat para wanita yang berkerumun, semuanya memakan sesuatu seperti hotcake penuh dengan krim madu.

Jadi aku memanggil pelayan dan memesan 2 porsi hotcakes yang harganya 3 silver coin.

“Lezatnya~~~”

Ini sungguh nikmat… Apalagi ekspresi gembira dari wajah Nadi-san!

Walaupun sambil menikmatinya, Nadi-san tak melupakan tugasnya, dia bercerita tentang reklamasi tanah di Seryuu City dan hal-hal lain.

Waktu nge-teh disiang hari yang damai sepertinya tak berlangsung lama…

Pada awalnya, bayangan hitam besar melewati plaza.

Diikuti dengan jeritan yang keras.

Melewati plaza, bola api besar terbang menuju kastil.
Sebuah menara roboh.

Setelah kabut debu dan suara dari runtuhan menara menghilang, orang-orang yang terdiam diplaza mulai sadar kembali. Teriakan terdengar, para tentara menyuruh mereka mencari perlindungan dengan berteriak.

Demon bertangan empat melayang diatas plaza sambil merentangkan sayap hitamnya.

“Apakah ada kebiasaan demon untuk bermain pada siang hari dikota ini?”

“Tidak ada hal seperti itu! Ayo kita melarikan diri!”

>[Nonchalant Skill Acquired]
<TLN : Nonchalant = cuek>

Aku mengatakan sesuatu yang bodoh. Nadi-san menarik tanganku menuruhku untuk kabur tetapi mungkin tubuhnya kehilangan kekuatan, dia tidak bisa berdiri.

Walaupun memalukan, aku melihat situasi disekitarku untuk memulai bertindak. Entah bagaimana aku tak bisa mendapat informasi yang akurat. Rasanya seakan-akan tubuhku berpisah dengan kepalaku.

Ketika bola api kedua melewati benteng menuju dinding kastil, sebuah barrier berwarna biru semi-transparan terbentang di udara, dan menghentikan bola apinya.
<TLN : barrier = pelindung>

Sesaat sebelum barriernya muncul, sekelompok ksatria dan penyihir keluar dari dinding istana.

Kepung dia! Kenapa kalian tidak meningkatkan pertahan kastil?
Untuk seseorang yang sangat menyedihkan, bahkan untuk berdiri dari kursi saja tak mampu, namun aku mengutuk para ksatria. Walaupun aku hanya dapat pengetahuan berperang hanya dari manga dan game…

Demon mendarat dikebun bunga tengah plaza. Dia lebih memilih bertarung didarat dibandingkan udara yang jelas-jelas dia lebih unggul.

Infantri berat dibelakang melepaskan hujan panah. Terdengar seperti hujan lebat, plaza penuh dengan tancapan panah. Sialnya, setiap panah yang mengenai badan si demon terpental.

Tiga ksatria berkuda memegang tombak ditangan kirinya, mereka berbaris untuk menyerang demon bersamaan. Demon menghembuskan udara berwarna ungu dari mulutnya ke arah para ksatria. Apakah itu napas beracun? Wajah para ksatria dan kuda yang terkena napas itu secara langsung terlihat mengerikan. Ksatria yang kehilangan tenaga terjatuh dari tunggangan mereka dan ditendang oleh demon, terbang ke arah yang lainnya.

Dari arah berlawanan para ksatria, 3 ksatria lainnya menyerang!
Walapun 2 ksatria pertama diserang dengan ekor si demon, tetapi satu lagi berhasil menusuk badan si demon dengan tombaknya.
Para ksatria yang terlempar dengan ekor demon kembali berdiri, dan menyerang si demon dengan pedangnya.

Si demon menangkis serangan para ksatria dengan cakar dan raungannya.
Reruntuhan dan batuan kecil melayang dan berputar disekitar tubuh hitam si demon, kecepatan putarannya terus meningkat…

Aku merasakan bulu kudukku merinding!
Aku berdiri dari kursi. Aku berpikir untuk kabur tetapi Nadi-san, yang masih tidak memiliki kekuatan tidak bisa bangun.

Tidak ada waktu lagi. Mustahil untuk kabur.

Aku menarik Nadi-san kebawah dari bangku, dan mengarahkan meja marmer yang tebal ke arah serangan demon sebagai tameng.
Aku tidak bisa melihatnya dari posisiku, tetapi saat ini, demon mengeluarkan shockwaves dengan benda yang tajam kesemua arah.
<TLN : Shockwaves : gelombang kejut>

Nyaris saja, tetapi aku berhasil menarik Nadi-san kebelakang meja marmer.
Dampaknya hebat terlihat dari mejanya. Sebagian marmer pecah karena benda tajam tadi. Pemandangan dari teras terbuka ini menjadi tragis.

Toko-toko disekitar plaza juga sebagian bahkan seluruhnya hancur. Salah satunya bahkan tertimpa kereta kecil dengan tragis.

Aku melirik kearah demon yang mulai berjalan kearah tentara yang terjebak dengan shockwave, aku membawa Nadi-san yang pingsan keluar dari plaza

Aku berlari secepat angin melalui jalan utama sambil menggendong Nadi-san.
Orang-orang yang mengungsi berhamburan ke dinding dalam, situasi yang berbahaya.

Aku berbelok ke jalan samping sebelum sampai dikeramaian. Karena kedua tanganku dipakai, aku mengoperasikan menu dengan pikiran dan meningkatkan skill [3D Maneuver] dan [Jump] ke level 10.

Mendekati dinding dalam, aku menemukan bangunan yang besar. Melompat sambil bergantian antara dinding dalam dan dinding gedung seperti ninja-ninja didalam manga, aku menyebrangi dinding dalam.

>[Retreat Skill Acquired]
<TLN : Retreat = kabur/kembali>

Saat aku mengecek peta, sepertinya disini adalah pinggiran kota timur. Aku menghentikan paksa kereta yang kebetulan lewat dan memintanya untuk membawa Nadi-san ke guild pekerja. Pada awalnya pengemudinya enggan, tetapi dia mengerjakannya dengan gembira saat aku beri dia koin emas.

>[Persuasion Skill Acquired]
>[Bribing Skill Acquired]
<TLN Persuasion = membujuk, Bribing = suap>

Ini bukan waktunya menghemat uang.

Aku bergantung pada ingatanku kemarin, dan mengambil beberapa item dari storage sambil berlari. 
TL : Isekai-Chan
EDITOR : Isekai-Chan

Rabu, 24 Januari 2018

Death March kara Hajimaru Isekai Kyousoukyoku Bahasa Indonesia : Chapter 1-7 Pemandian Terbuka, Tujuan dan Tamasya

Chapter 1-7. Pemandian Terbuka, Tujuan dan Tamasya



“Disini Satou. Orang tidak penting yang tak mau terlibat dengan budak yang terlihat berbahaya, Satou.”

Ini mimpi ! Sugesti itu sudah sampai batasnya.

Dunia lain yang lebih mirip mimpi, menjadi kompromiku. Ya, seberapa kecil kemungkinannya, aku tidak akan menyerah.


Hatiku hancur setelah mendengar dari Martha-chan bahwa tidak ada kamar mandi selain di Lord Castle. Karena makanan dan budaya kebersihan di kota sangat luar biasa, aku pikir kamar mandi juga penting.

Aku berpikir untuk mandi di kamar dengan bak mandi, tapi karena ruangannya akan berjamur dan lembab, aku disarankan untuk mandi di halaman belakang karena disana juga ada sumur.

Luas halaman belakang sekitar 6 Tatami. Sumurnya tidak terlalu jauh dari pintu belakang, sumur ini tidak dilengkapi dengan pompa dan ini merupakan tipe yang menggunakan ember untuk mengambil air, biasanya dipakai dimasa lalu. Aku menggunakan satu dari dua bak kayu yang ada.

Aku kira akan butuh perjuangan, untung status (STR) ku tinggi, sehingga ini menjadi mudah.

Mereka mengatakan tinggi pagar hanya sepinggangku, walaupun ada beberapa pejalan kaki yang lewat. Sekarang sudah agak gelap karena sudah senja, tapi jika aku mandi disini, bukankah ini akan menjadi pameran ?

Setelah aku melihat sekitar, ternyata ada sekat dekat dengan pintu belakang.

Aku paham, apa aku dimaksudkan untuk menggunakan ini ?

Setelah aku memasang sekat nya, aku mulai mandi dengan air dingin.

Meskipun ini hanya setinggi pinggangku, ini sudah cukup untuk menutupi pemandangan.

…Dang, aku lupa untuk membeli sabun!

Mungkin tidak ada shampoo, tapi jika hanya sabun mungkin ada. Ayo cari sabun besok.

Seorang wanita keluar dari pintu belakang. Dia wanita cantik berambut pirang berusia akhir 20-an. Bagaimana aku mengatakannya, kota ini memiliki banyak wanita cantik.

Mata kita bertemu

Iya~n

…Menjijikan, aku jijik dengan diriku sendiri.

Setelah wanita itu selesai mengambil air untuk bak mandi, dia mulai mandi setelah meletakan sekatnya.

Diantara kita ada sekat, tapi !

Kapanpun dia bergerak, walaupun sedikit, tubuh bagian atasnya !

Yah, aku memperkirakan itu pasti D cup, purunpurun, itu menegakan diri !

Dia menutupinya dengan tangan, tapi terkadang keliatan…

Bukan, bukan, aku bukan DT, aku mengeluarkan seluruh kekuatanku untuk mengalihkan pandanganku dan kembali mandi. Pertahankan dirimu bagian bawah tubuhku yang sehat !
<EDITOR : DT(Doutei) = Perjaka>

Aku melirik ke muka wanita itu, dia berekspresi tenang yang disengaja !

Seperti dugaanku wanita dewasa itu luar biasa !!

Aku mengeringkan badanku dengan handuk.. ngomong-ngomong dimana aku harus buang airnya ?

Disini tidak ada selokan.

“Tak apa untuk menyiram airnya ketanaman kebun, ada selokan di bawahnya”

Mungkin aku terlihat menyedihkan karena ada wanita mengajariku. Aku berterimakasih dan kembali ke penginapan setelah membuang airnya.

Aku ingin kau mengabaikan lirikanku saat aku kembali.

>[Surveillance Skill Acquired]

>[Poker Face Skill Acquired]
<EDITOR : Surveillance = Pengamatan, Poker Face = wajah polos>


Aku berganti jubah setelah mandi, terasa segar.

Makan malamnya masih berupa sayuran, namun rasanya sangat terasa, ini enak.
Aku berpikir untuk memesan yang lebih besar.

Bonusnya adalah salad. Aku akan lebih bahagia jika daging…

Aku merasakan kalau proteinnya kurang, jadi aku mengambil dendeng di sakuku lalu memakannya.

Aku ingin minum sake, tapi para pelanggan di sini minum lokal sake yang terlihat mentah. Menghilangkan nafsuku untuk minum. Aku ingin minum beer yang dingin~

Setelah makan aku kembali ke kamar, namun tidak ada cahaya, tidak ada pencahayaan maupun cahaya sihir. Bekerja-bekerja, Fantasy !

Ketika aku bertanya kepada ibu pemilik yang sedang berjuang melayani orang mabuk, “harganya 1 koin copper jika kau ingin lampu”, katanya. Ngomong-ngomong, lampunya harus di kembalikan nanti. Sepertinya orang-orang yang masih bangun akan berada di bar untuk minum sampai larut malam, hanya orang-orang yang ingin tidur saja yang kembali ke kamar. <TLN:duh!>

Toiletnya dipakai bersama, dengan tipe yang mengubur. Ketika aku memikirkannya, melakukannya di luar seperti apa yang aku lakukan selama ini, lebih baik dari pada seperti ini. Ada seikat jerami yang terlihat seperti kain pembersih. Karena sepertinya aku akan ambeien jika aku menggunakannya, aku memotong sapu tangan menjadi ukuran yang cocok dan menggunakannya. Ini tidak ramah lingkungan, tapi aku tidak peduli di saat seperti ini !

Aku kembali ke ruangan setelah urusanku selesai.

Cahaya dari lampu mulai redup. Mungkin ada magic item yang dapat digunakan untuk penerangan di antara barang jarahan, tapi aku takut jika aku salah ambil maka penginapan ini akan hancur.

Ruangan yang disewa seluas 8 tatami dengan satu ranjang kayu untuk satu orang, juga ada kursi dan meja. Tentu saja kursinya tidak memiliki roda dibawahnya, tapi mejanya tidak memiliki laci.

Jendelanya cukup kecil, ketika kamu memasukan mukamu ke jendela untuk melihat keluar, rasanya seperti terjepit. Mungkin ini untuk fentilasi, ibu pemilik menyarankanku untuk menutup pintu sebelum aku tidur, ini untuk menghindari terjadinya tindak kriminal.

Untungnya, aku masih dapat melihat menu screen walaupun gelap.


Sekarang, ayo tulis memo yang berada di menu dengan objektif.

Act 1. Ayo pikirkan ini mimpi atau kenyataan.

Untuk sekarang, karena aku tidak ingin memiliki penyesalan jika ini memang dunia lain, untuk sementara mari anggap ini dunia lain. Ya, hanya untuk sementara. Aku tidak akan kalah dari anggapan itu.

Act 2. Ayo lebih waspada dengan daerah sekitar.

Walaupun aku dapat meloloskan diri dari bahaya berkat level tinggi ku. Aku harus tidak bertingkah anti sosial yang dapat menghalangiku untuk berpergian. Dan juga, ada tuhan di sini, walaupun aku tidak tahu seberapa kuat mereka. Jangan terlalu percaya diri dengan kekuatanku dan jangan bertingkah sembrono.

Act 3. Ayo buat cara untuk mempertahankan diri sendiri.

Aku ingin mendapatkan metode untuk mengalahkan lawanku, atau skill dan magic untuk melewati situasi yang merepotkan. Aku ingin menahan diri dari memunculkan meteor setiap kali ada masalah.

Act 4. Aku ingin menemukan jalan untuk kembali ke dunia nyata.

Jika ini mimpi maka akan ada jalan untuk bangun, jika ini dunia lain maka aku harus menemukan jalan untuk kembali. Tapi aku tidak terlalu yakin.

Act 5. Mungkin sebaiknya nikmati suasana yang luar biasa.

Dengan betapa aslinya perasaan ini, menikmati pemandangan itu menyenangkan. Dan uangku juga banyak.

Aku bertanya kepada Mr. Knight apa ada orang yang biasanya mau melakukan semuanya untuk membawaku keliling.

Apa sudah semua ?

Aku menambahkan sabun di postscript sebelum aku tidur.


“ini adalah pertamakalinya aku diminta untuk memandu orang untuk berkeliling.”

Kata dia, Nadi-san orang serba bisa yang berumur 20 tahun sambil tertawa. Dia tidak begitu cantik, tapi dia memiliki gerakan yang imut. Dia pasti terkenal.

Biasanya dia mengontrak pekerjaan apa saja yang diberikan worker guild, tampaknya, panggilan untuk menjadi pemandu tidak biasa.

Karena berjalan itu melelahkan, aku meminjam kereta kuda tak beratap untuk mengelilingi kota.

“Jalan bagian barat tidak terlalu makmur jadi para warga tidak hanya berurusan dengan pasar bagian depan, tapi juga terhadap barang yang tidak jelas hukumnya di bagian belakang.”

“Contohnya ?”

“Yah, seperti ramuan cinta dari alchemist dan pergadaian, peminjaman uang, bahkan rumah pelacuran ada. Tempat perusahaan budak juga ada di jalan yang sama.”

Aku bereaksi dengan kata “budak”. Aku tidak ingin bertemu dengan gadis kecil itu ~ aku hanya dapat merasakan masalah darinya.

“Oh ? apa kau tertarik dengan budak ? untuk perlindungan memang tidak mungkin, tapi mereka dapat digunakan untuk membawa barang bawaanmu atau pekerjaan rumah saat kau pergi. Kebanyakan pedagang mempekerjakan mereka.”

“Belakangan ini mereka tutup setelah bintang jatuh kemarin, tapi mereka akan buka kembali. Mereka  3 hari lagi buka terhitung dari besok.”

Mungkin budak yang dibeli oleh perusahaan budak merupakan budak sisa dari pasar budak atau pelatihan, biasanya ada lelang budak setiap satu kali dalam sebulan.

“Jika kau ingin meminta pelindung pada saat perjalanan, maka akan ada banyak yang mau di bar. Karena sekarang sangat sulit untuk menemukan yang dapat dipercaya, tolong gunakan [Jack of all trade] untuk apa saja!”
<TLN : tidak yakin dia membicarakan dirinya sendiri atau orang lain>

Kereta ini berjalan sepanjang tembok bagian dalam dari jalan barat.

“Di sekitar sini adalah blok dari craftmen. Pekerjaan kayu, pandai besi, barang dari bulu dan banyak lagi kerajinan yang ada disini. Kebanyakan dari mereka tidak memiliki toko. Umumnya mereka membuka toko kecil dan langsung menjualnya kepada pelanggan.”

Apakah mereka dapat memperbaiki senjata dan armor ?

“Jika kau memiliki kenalan disana maka tak akan jadi masalah, tapi biasanya untuk menghindari masalah, seseorang harus menjadi perantara untuk pergi ke toko senjata. Ada toko senjata kelas tinggi di dalam dinding dalam untuk para kesatria, dan toko untuk para tentara dan warga biasa pada jalan Biso di kota bagian timur. Pemburu sering pergi ke kota bagian barat karena di sana banyak toko daging bersamaan dengan toko senjata.”

Ayo lihat sekilas setiap toko yang ada di jalan, ini tidak akan selesai dalam 1 hari.

Di pikir pikir, apa Istana terletak di bagian utara ?

“Kau tahu banyak, apa kau ingin melihat kedalam dinding dalam untuk sebentar ? walaupun hanya ada pemandangan panen yang bisa dilihat.”

Yah, aku benci jika aku di kira pencuri makanan jika kesana dengan jalan kaki.

Kereta kuda berjalan sepanjang dinding dalam bagian barat, melewati gang diantara dinding dalam dan dinding luar.

Beberapa lama kemudian kita sampai di gerbang, tentara yang menjaga gerbang ikut menyambut. Pengemudi mengangguk ke tentara dan melanjutkan memasuki kota bagian utara.

Terdapat tanah pertanian yang luas di sini. Keretanya melanjutkan perjalan di jalan desa. Para petani sedang memanen Gabo.

Aku tidak tahu kalau ini normal, tapi ada banyak anak kecil seumuran SD ikut membantu.

“Anak-anak itu kemungkinan dari panti asuhan, karena sekarang adalah musim panen, anak-anak datang kemari dari kota untuk bekerja.”

Bahkan anak kecil bekerja ? tidak ada lagi Neet ?!
<TLN : Neet adalah orang yang suka menyendiri>

Untuk beberapa saat wajahku berubah jadi agak aneh.

“Jika mereka bukan dari keluarga yang mampu, anak-anak seumuran mereka biasanya bekerja.”

Apa mereka tidak pergi ke sekolah ? SIAPA SAJA tolong bantu kota Seryuu !

“Dan lagi, Gabo yang mereka panen merupakan makanan pokok untuk orang yang memiliki dompet yang ringan.”

Hmm ? tapi penginapan menyediakan roti dan sedikit bubur, bahkan juga rebusan kan ?

“Tidak baik, Penginapan Monzen berada di level yang lumayan tinggi, sehingga mereka tidak menyediakan buah Gabo. Di jalan bagian barat, kebanyakan warung menjual roti biasa, bubur, dan acar. Itu memiliki aroma yang kuat, pahit, dan agak sulit untuk di kunyah, sehingga orang yang memiliki uang jarang memakannya. Karena kau dapat makan sesuatu yang murah hingga perutmu penuh, maka tidak hanya anak panti asuhan saja yang memakannya, tapi juga oleh setengah dari populasi.”

Jika seperti itu, bukannya kentang biasa sudah cukup ?

“Kualitas dari panen setiap tahun berbeda, walaupun area pertanian berkurang, mereka dapat memanennya dalam satu bulan dan jarang sekali gagal. Dan lagi, buah Gabo memiliki kemampuan untuk memupuk tanah. Terimakasih kepada buah Gabo, jumlah anak panti asuhan telah bertamabah secara dramatis.”

Buah fantasy yang mudah. Walaupun keuntungannya sedikit.

Walaupun begitu, Nadi-san cukup berpengetahuan… dia seperti orang yang lulus dari sekolah kerajaan.

“ini tidak di tanam di daerah kerajaan di dalam dinding, makanan di daerah pedesaan sangat bermasalah.”

Dia tumbuh di luar kah, aku bertanya Tanya jika penguasa memonopoli, maka ini adalah misteri yang halus.

“Ini adalah makanan favorit goblin. Jika daerah ini tidak di kelilingi dinding, goblin akan datang dalam sekejap mata dan melahap semuanya dengan rakus.”

“Dulu, ada kenaikan populas goblin di bagian utara kerajaan, para ilmuwan yang menyelidiki kasus itu berkesimpulan bahwa ada kaitannya dengan buah Gabo. Pada hari itu, jika seseorang menemukan tanaman Gabo, maka mereka akan membakarnya. Lalu buah Gabo mulai menjadi sumber makanan dan sekarang sudah menjadi makanan pokok dari orang berekonomi rendah.”

Dinding disekitar pertanian sedikit pendek dari dinding di kota, apa sekitar 2,5 meter ?

Aku bertanya tanya tower apa yang berdiri di 1 kilometer jauhnya dari sini ? ini sudah menjadi pertanyaanku sejak aku memasuki pertanian. Tingginya sekitar 20 meter, dan terlihat seperti sudah tua.

“Itu adalah mekanisme pertahanan yang dibuat untuk memukul mundur serangan Wyvern. Satu yang berada di kastil itu untuk pertahanan kastil, yang disini digunakan jika ada serangan ke daerah pertanian.”

Mengusir… apa mereka melarikan diri lewat langit ?

“Mengesampingkan Wyvern, seperti yang diduga, membunuh naga yang sebenarnya itu mustahil. Hanya orang seperti penerus dari Raja Yamato yang merupakan penyihir hebat atau hero dari Saga empire yang dapat melakukan sesuatu seperti itu.

… Hero kah ?

“Saga empire sepertinya memiliki sihir yang hebat untuk memanggil Hero. Karena kompensasinya yang besar, kecuali saat siklus kebangkitan Demon King yang ke 66 dimulai, ini tidak dilakukan. Yamato-Sama dan pendiri Saga Empire adalah hero yang dipanggil ketika dunia dalam masa krisis pada saat itu. Keren ya.”

Seperti yang kupikirkan, Yamato dan Saga-san itu…. Sekarang aku mengerti kenapa pedang suci dinamakan Excalibur dan sebagainya.

Ketika ceritanya selesai, satu putaran keliling pertanian juga selesai. Kereta pun kembali ke dinding dalam.




TL : LoliLover
EDITOR : Isekai-Chan