Chapter 165. Kebangkitan Baru
Kami tidak mendapatkan makanan di penginapan, jadi kami semua menuju bar untuk makan malam. Kami juga mengajak Motoyasu. Saat sampai di bar, Motoyasu langsung menuju arah counter untuk memesan alkohol. Dia langsung menundukkan kepalanya sambil meminum segelas alkohol. Satu-satunya yang dapat dia pikirkan hanyalah wanita. Tetapi, ketika dia kehilangan mereka, inilah yang akan terjadi. Dia mengalami depresi yang sangat mendalam. Beberapa orang yang tidak mengetahui identitas aslinya adalah Hero Tombak, mereka mencoba mengajaknya untuk berbicara. Namun, Motoyasu selalu mengabaikan mereka.
"Ara. Apa kau tidak ingin minum denganku?"
"...Maaf. Sekarang aku sedang ingin minum sendiri. Abaikan saja aku."
Dia bahkan mengabaikan seorang wanita. Mungkin keadaannya lebih parah dari yang kukira. Kelakuan Witch memanglah seperti itu, kenapa kau sangat mempercayainya?
Kemudian aku, Filo, dan Raphtalia memesan makanan. Meskipun aku pikir bar ini tidak memiliki makanan yang enak. Namun, setelah bertanya kepada penduduk kota, inilah bar yang terenak di kota. Porsi makanannya cukup besar dan harganya juga tidak terlalu mahal. Setelah kenyang makan, Filo dengan wujud manusianya mulai bernyanyi dengan musisi yang ada di dalam bar. Telur di punggungku ini adalah gangguan. Jadi aku akan mencoba tidak menarik banyak perhatian.
"Gadis muda, mari kita bernyanyi satu lagu lagi!"
"Tentu saja, ayo~!"
Filo mulai bernyanyi dengan penuh gairah, nampaknya dia memiliki banyak sekali tenaga. Suaranya cukup bagus. Dia mulai terbawa suasana dan mulai bernyanyi dengan nada yang aneh. Suaranya terdengar seperti lagu-lagu anime. Mungkin ini hanya imajinasiku saja.... tapi, orang-orang yang berada didepan panggung memiliki pandangan yang sangat aneh.
"....Naofumi-sama. Aku pernah mendengar ada monster yang dapat menarik perhatian kapal dan menyesatkan mereka di lautan."
"Kebetulan sekali, aku juga sedang memikirkan monster yang seperti itu."
Orang-orang sangat terpesona mendengar suara lagunya, seakan mereka sedang dicuci otak oleh seorang penyihir. Setelah Filo selesai bernyanyi, orang-orang mulai bertepuk tangan dan bersorak. Beberapa orang memintanya untuk bernyanyi satu lagu lagi, tapi sepertinya Filo sudah mulai bosan. Kemudian dia menjawab "Tidak!" dan turun dari panggung.
Dia menjadi cukup terkenal, dan beberapa orang memberikannya bunga. Seseorang juga memberikannya sayuran seperti wortel. Filo memandangi sayuran tersebut dan merasa tergiur. Setelah melihat ini, banyak orang yang mulai memberikannya makanan. Aku mungkin terdengar gila, tetapi Filo membawa semua hadiah itu dan duduk disebelah Motoyasu.
"Ada apa? Kau tidak sesemangat biasanya? Apa yang terjadi?"
"..."
Merasa terganggu terhadap keberadaannya, Motoyasu mengalihkan perhatiannya setelah melihat Filo. Dia bahkan bertindak seperti ini terhadap Filo dalam wujud manusianya. Lukanya benar-benar sangat parah.
"Apa kau lapar? Kau tidak akan merasa enak jika sedang lapar. Aku akan bernyanyi lagi agar kau mendapatkan semangatmu kembali ya."
Kemudian Filo berjalan lagi menuju panggung, dan mulai bernyanyi kembali. Ini lagu yang cukup ceria. Tunggu dulu...
"Aku tidak tahu jika Filo tahu cukup banyak lagu."
"Yaa, kita sering sekali berkeliling sekitar Melromarc. Dia itu sangat senang bernyanyi."
Filo bernyanyi dan menari sambil melihat Motoyasu. Hanya melihatnya saja sudah membuatku bersemangat. Lagunya terdengar seperti salah satu anime tentang pesawat yang dapat berubah bentuk. Setelah selesai bernyanyi, Filo kembali duduk disebelah Motoyasu.
"Tolong, abaikan saja aku."
"I~Iya."
Setelah Filo mengatakan itu, dia mulai melihat-lihat barang yang telah diterimanya.
"Makan ini. Ini selalu membuatku penuh semangat."
Akhirnya Motoyasu mengambil makanan dan bunga yang diberikan kepadanya. Sekarang Filo sedang bertingkah sangat aneh karena rasa keingintahuannya sangat tinggi. Kemungkinan dia tertarik dengan Motoyasu yang biasanya sangat bersemangat, tidak biasanya dia melihat Motoyasu depresi seperti ini.
Apa-?
"U, UWAAAAAAAAAAAAAAA!"
Motoyasu mendadak menangis kemudian menempelkan badannya pada tubuh Filo.
"NYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!?"
Dan Filo juga ikut menangis karena gerakan mengejutkan Motoyasu. Dan dia mulai memberontak agar badannya dapat lepas dari pelukan Motoyasu. Tapi, Motoyasu menggunakan seluruh kekuatannya untuk menahan Filo, sehingga Filo tidak bisa melepaskan dirinya.
"U....uuuuuu...."
Motoyasu benar-benar menangis seperti lelaki cengeng.
"Goushijin-sama! Tolong aku!"
Filo juga menangis dan melihatku sambil meminta tolong..... Apa Motoyasu bodoh?
"Apa yang kau lakukan?"
Aku mendekati keduanya untuk mencoba menyelamatkan Filo. Tapi, secara mendadak Motoyasu meletakkan kepalanya di dada Filo dan menangis semakin kencang. Karena Witch sudah mengkhianatinya, sekarang dia beralih ke Filo? Tidak juga... sudah sejak lama Motoyasu tertarik pada Filo jadi ini bukan hal yang aneh.
"Kembalilah ke wujud monstermu. Kemungkinan Motoyasu akan langsung melepaskanmu."
"A-Aku mengerti!"
Motoyasu memiliki trauma terhadap wujud asli Filo. Dia tidak pernah mendekatinya saat Filo terlihat seperti itu.
Sesaat kemudian Filo langsung berubah sesuai saranku. Aku mengabaikan orang-orang yang mulai berteriak di dalam bar karena kejadian itu. Tetapi....
"Luar biasa... Aroma dari Filo-chan..."
...Motoyasu tetap memeluk Filo dalam wujud monsternya, dan mulai mengendus tubuh Filo. Sangat tidak sopan!
"Dia tidak melepaskanku! Dia tidak melepaskanku, Goushijin-sama!"
Dia bahkan tidak melepaskan Filo dalam wujud monsternya!? Bagaimana mungkin ini terjadi! Tunggu, mungkin aku tahu kenapa.
"Dia seperti ini, karena kau mencoba menghiburnya saat dia sedang depresi! Bertanggung jawablah dan urus dia!"
"Tunggu sebentar, jika itu benar. Seharusnya Naofumi-sama bertanggung jawab dan uruslah aku!"
"Apa yang kau bicarakan, Raphtalia!?"
Sepertinya Raphtalia juga mulai kehilangan akal sehatnya karena semua keributan ini.
"Tidak!"
"Filo-tan, Filo-tan..."
Motoyasu mulai menggosokkan wajahnya pada paruh Filo. Filo mencoba untuk menggunakan seluruh tenaganya untuk mengangkat Motoyasu. Tetapi, dia sudah memegang seluruh tubuh Filo, dan Filo tidak bergerak sama sekali. Pelukan Motoyasu sudah seperti gurita yang menggunakan tentakelnya untuk memegang sesuatu. Saat Filo mencoba untuk memberontak, bulu-bulunya mulai rontok karena tertarik tangan Motoyasu. Karena rasa sakitnya, Filo tidak dapat melakukannya secara maksimal. Filo sangat membenci rasa sakit.
"Tolong aku!"
Filo memohon kepadaku dengan mata yang berkaca-kaca. Apa yang harus aku lakukan sekarang?
"Baiklah... Motoyasu!"
“Filo-tan.”
Ini tidak baik, dia tidak dapat mendengarku sama sekali. Bahkan dia tidak mendengarkan suara Filo di dekatnya. Motoyasu sudah benar-benar rusak sekarang. Atau mungkin... dia sudah memiliki fetis yang baru. Dia bahkan sudah tidak takut dengan wujud monster Filo. Apa dia sudah menjadi seorang masokis?
<TLN : Masokis orang yang mendapatkan kesenangan dari rasa sakit.>
"Goushijin-sama!"
Aku seharusnya membawa Motoyasu ke Kastil. Tapi, apa sekarang aku bisa membawanya?
"Jika kau tidak menyukainya, tinggal bilang saja dan buang dia."
“Dia itu bukan monster yang bisa ditinggal begitu saja....”
"Baik!"
Filo berlari keluar bar dengan Motoyasu yang masih menempel di badannya.
"Ehh..."
Raphtalia mengeluarkan suara kebingungan.
"Bagaimanapun juga... Kita akan kesulitan menahan Motoyasu jika keadaannya seperti ini. Aku tidak akan pernah puas jika dia sudah tidak menderita lagi."
"Kurasa dia sudah melewati fase menderita dan sudah sampai pada dimensi rasa sakit?"
"Jika kita bisa membuat Filo bertingkah seperti wanita jahat, kemungkinan besar dia akan kembali pada sifat awalnya. Jika dia sudah bisa diajak bicara, maka Filo, kau katakan ini pada Motoyasu, [aku hanya mendekatimu demi makanan saja]."
"Sungguh..."
"Mungkin ini akan berhasil.... Mungkin..."
Aku punya perasaan buruk tentang hal ini. Tapi, jika aku tidak melakukannya. Maka kita tidak akan pernah bisa mengusir Motoyasu sialan ini. Tenang saja. Dia adalah Motoyasu. Dia akan kembali menjadi seorang pria mesum yang suka mengejar wanita.
Kemudian kami kembali ke penginapan dan menghabiskan malam dengan tenang. Dan pagi hari telah tiba. Oh iya, sepertinya Filo telah berhasil membuang Motoyasu semalam. Dia menjatuhkannya dari tebing, dia memang tidak perlu dikasihani. Jumlah bulu yang berada ditubuh Filo terlihat berkurang. Motoyasu benar-benar sudah dibuang oleh Filo.
"Baiklah, karena rencana sebelumnya adalah membawa Motoyasu ke Kastil. Apa sebaiknya kita menunggu Shadow kemudian kembali ke desa?"
Aku berencana untuk menjauh sampai telur ini menetas. Tapi, telur ini terlihat akan menetas sebentar lagi. Kadang-kadang telur ini bergerak.
"Itu ide yang bagus, Naofumi-sama."
"Goushijin-sama. Firo ingin cepat-cepat pulang..."
Filo melihatku penuh dengan rasa takut. Nampaknya dia sekarang telah memiliki trauma baru. Lagi pula, sejak pertama kali bertemu dia sudah membencinya. Kenapa Filo mendekati Motoyasu yang sudah jelas-jelas dia benci?
"Kenapa kau mencoba menghiburnya?"
"Karena dia terlihat lesu sekali. Dia seperti anak-anak desa saat pertama kali tiba."
Kelihatannya karena kau menghiburnya, itu memberikan efek yang kuat untuk Motoyasu. Dia bahkan berubah sampai kehilangan akalnya.
"Jika nanti kau bertemu lagi dengannya, sampaikan saja kalimat yang sudah kuberitahu sebelumnya."
"Iya~"
"Baiklah. Mari kita bersiap untuk sarapan dan pergi."
Kemudian aku membuka pintu.
"Selamat pagi. Ayah."
Aku langsung menutup pintu tersebut... Apa itu Motoyasu? Mungkin aku sudah mulai gila. Biarkan aku menenangkan pikiran sebentar.
"Apa itu barusan...."
"Apa terjadi sesuatu?"
"Yaa...."
Kenapa dia memanggilku 'Ayah'? Kenapa dia berdiri di depan pintu? Aku baru bangun tidur, mungkin karena itu pikiranku jadi tidak berfungsi dengan baik. Menjelaskannya akan sulit. Jadi aku menyingkir dan mempersilahkan Raphtalia untuk membuka pintunya. Raphtalia memiringkan kepalanya, kemudian dia membuka pintunya.
"HEI! Kenapa ada Babi-Tanuki di dalam kamar Filo-tan!?"
Raphtalia menutup pintu itu sekencang mungkin.
"Aduh!?"
Wajah Raphtalia menjadi kaku. Sambil tersenyum, dia memukul wajah Motoyasu dengan hantaman pintu. Babi-Tanuki... Kata-kata yang sangat luar biasa untuk diucapkan di pagi hari. Apa yang dia lakukan?
"Hmm..."
Raphtalia juga terlihat sama bingungnya denganku.
"Sekarang aku sudah mengerti situasinya. Apa yang sebaiknya kita lakukan...?"
"Lagi pula, sejak kapan dia berada di depan pintu?"
"Aku mendengar suara berisik beberapa waktu yang lalu. Tapi, tidak mungkin dia berada diluar sana selama itu..."
"Aku juga mendengarnya. Kukira itu adalah petualang yang sedang lewat saja. Tak kusangka itu adalah Motoyasu."
Dia sepertinya terlalu bersemangat untuk seseorang yang telah dilempar dari tebing.
"Filo."
"Tidak!"
"Jika kau tidak berkata sesuatu kepadanya. Dia tidak akan pernah meninggalkanmu."
"Uuu...."
Filo membuka pintu sambil cemberut.
"Oh, Filo-tan!"
Motoyasu langsung melompat kearah Filo. Tapi, sebelum dia bisa menggapainya Raphtalia menghentikannya.
"Lepaskan aku Babi-Tanuki! Aku harus mencurahkan rasa cinta ini pada Filo-tan!"
"....."
Raphtalia hanya tersenyum. Tapi, dia mengeluarkan aura gelap. Apa yang sebenarnya ingin Motoyasu lakukan?
"Um, Sebenarnya aku hanya mendekatimu demi makanan saja. Jadi jangan salah paham."
"Cinta itu berawal dari salah paham Filo-tan sayang. Tidak apa, aku dengan senang hati menerima keegoisanmu itu."
"Tidak!"
Dia ketakutan sekarang. Ini sangat tidak bagus. Aku sedang mencoba untuk menganalisis situasinya, dan Motoyasu menatapku dengan tatapan serius.
"Ayah. Tolong berikan restumu, pada aku dan anakmu."
"Siapa yang kau panggil Ayah !?"
Aku tidak ingat pernah menjadi Ayah dari burung gemuk ini. Mungkin memang aku yang membesarkannya. Tapi, bukan berarti karena hal itu aku menjadi seorang ayah dari seekor monster yang memiliki kemampuan berubah.
"Ayah. Sebelumnya aku telah diselamatkan oleh anakmu. Dan karena itu aku telah menyadari perasaanku yang sebenarnya. Aku pasti akan membuatnya bahagia. Tolong berikan anakmu!"
"Sudah kubilang, aku bukan ayahnya!"
"Kau tidak bisa berkata seperti itu! Seorang Ayah seharusnya tidak dapat berkata seperti itu kepada anaknya, Ayah!"
"Apa kau mendengarku? Dia itu bukan anakku!"
"Apapun masalahnya, ayah dan anak itu tidak boleh memutus hubungannya, Ayah!"
"Sudah diam saja kau!"
Raphtalia menarik Motoyasu keluar dan menutup pintu lagi. Masalah ini lebih serius dari yang kuduga. Jika aku menanganinya dengan ceroboh, kemungkinan dia malah akan semakin parah.
"Hei, Babi-Tanuki, apa yang kau lakukan! Lepaskan Filo-tan dan Ayah!"
Motoyasu mulai menggedor-gedor pintu. Sial... Kepalaku sakit sekali. Sebelumnya aku tidak begitu peduli dengannya. Tapi, keadaannya malah semakin merepotkan seperti ini. Dia telah berubah menjadi seorang penguntit sekarang.
Alasannya... Mungkin, karena Filo telah memperlakukannya secara baik. Jika manusia sedang terpuruk. Mereka akan melakukan apa saja untuk mencapai tujuannya. Itu pernah terjadi kepadaku dan Ren.
Meskipun aku masih belum tahu apa hubungannya dengan kejadian kemarin.... Tapi, sepertinya Motoyasu merasa Filo lah penyelamat dirinya. Motoyasu terlihat seperti orang yang mudah terpengaruh. Dari reaksinya, mungkin Motoyasu adalah tipe orang yang terus mengejar targetnya hingga orang tersebut menerimanya?
....Aku benar-benar tidak ingin terlibat dengan semua ini. Kejadian ini hanya membuang-buang waktu.
"Berisik sekali, kau!"
Petualang wanita yang menginap di tempat yang sama mulai komplain.
"Kaulah yang berisik, Babi! Berhentilah berteriak!"
"B-Babi!? Apa yang orang ini katakan!?"
...Motoyasu si mata keranjang sekarang menghina wanita!? Mungkin wanita itu cukup jelek. Aku pelan-pelan menggeser pintu untuk mengintip mereka. Itu adalah wanita yang semalam mengajak Motoyasu untuk minum. Kurasa wanita tersebut lumayan cantik.
Aku masih tidak mengerti kenapa dia sampai seperti ini. Sebenarnya apa yang ada didalam pikirannya... Apa yang dia lihat dari Raphtalia dan Wanita lainnya? Aku mulai penasaran.
"Apa yang harus kita lakukan? Kita tidak akan bisa pergi jika situasinya seperti ini."
"Filo, bertanggung jawablah pada Motoyasu deng--"
"Tidak!"
Hmm.... Apa yang sebaiknya kita lakukan sekarang? Motoyasu sepertinya tidak akan terus mengejar kita.
"Ayo kita kabur melalui jendela. Kita bisa menjelaskan situasinya kepada penjaga penginapan dan lari dari sini."
"Ba-Baiklah."
Apa Motoyasu telah kehilangan akalnya? Aku tidak mengerti apa yang terjadi padanya. Kenapa kita harus lari darinya? Bukankah harusnya dia yang lari dari kita?
Kemudian kita meninggalkan penginapan. Dalam perjalanan Filo selalu menendang sesuatu di depannya. Nampaknya dia sangat kesal. Aku dapat membayangkan apa yang ada dialam pikirannya saat menendang sesuatu. Filo selalu menggunakan banyak stamina jika ia menendang. Atau mungkin karena trauma dan kekesalannya jadi ia tidak menyadari kalau sebenarnya dia sedang kelelahan.
Akhir-akhir ini sepanjang perjalanan aku selalu melihat poster wajah Witch terpampang. Disitu tertulis untuk langsung menangkapnya jika terlihat. Masalahnya adalah dia bepergian bersama Ren.
Begitulah yang terjadi, kami mulai pergi menghindari Motoyasu yang sudah gila dengan menggunakan kereta. Entah kenapa malah kita melarikan diri dari Motoyasu bukannya dia.
Proofreader: Bajatsu