Selasa, 31 Desember 2019

Death March kara Hajimaru Isekai Kyousoukyoku Bahasa Indonesia : Chapter 17-45. Kastil Demon God

Chapter 17-45. Kastil Demon God


※ Sedikit lebih panjang untuk menebus libur minggu lalu.

Satou di sini. Seorang teman penggila game memberi tahuku bahwa bos terakhir yang bukan hanya sekedar kuat adalah hal yang membuat RPG PC berbeda.
Ketika dia hampir membuatku mempercayainya, aku ingat bagaimana karakter bos yang tak terkalahkan tanpa strategi yang benar selalu populer sejak zaman Yamata-no-Orochi, dan itu membuatku menyadari tipuannya. Aku akui itu tipuan yang cukup bagus untuk RPG.



"Kurasa mereka tidak mengirim pasukan lagi?"

Setelah mengalahkan tiga demon raksasa dan kabut mereka menghilang, kastil demon god berhenti mengirimkan pasukan.

"Ya, sekarang adalah kesempatan kita."

Aku tidak bisa menggunakan Meteor Shower atau magic anti-dewa untuk menghancurkan seluruh kastil karena seharusnya ada banyak gadis kecil ungu di dalamnya.

Tindakan terbaik adalah aku menyusup sendiri.

"Kau tidak berpikir untuk pergi sendiri, bukan, Master?"
"Tidak, kau tidak boleh, Ichirou-nii."

Arisa dan Hikaru membaca pikiranku dan memberi peringatan.

"Kami sepenuhnya menyadari betapa kuatnya master, tetapi kau mungkin masih bisa kalah dari Demon God jika kau kelelahan dengan serangkaian pertempuran."

Aku ragu akan hal itu?

Sekarang aku merasa seperti dapat mengalahkan bahkan demon god dengan satu pukulan seperti pahlawan botak tertentu.
<TLN : Hello there saitama :v>

"Selain itu, siapa yang tahu jika kenaikan level Master mungkin menjadi bagian dari skema Demon god."
"--skema?"

Tidak tidak, aku kira tidak.

"Ya ampun! Apakah kau sudah lupa?"
"Ingat bagaimana dia mencoba menyerapmu, Ichirou-nii?"
"Sekarang setelah kau mengatakannya--"

Oh ya, itu memang terjadi.
Tidak ada kabar lagi setelah kejadian itu, dan gadis kecil ungu di sini berkata bahwa Demon god telah mencapai bentuk sempurna menggunakan boneka yang dipersiapkan oleh para dewa, sehingga semua hal itu benar-benar terlepas dari pikiranku.

"Milord sudah mencapai bentuk yang sempurna, kau tahu?"
"Tapi itu tidak berarti dia tidak akan mencoba menyerap lebih banyak, bukan?"

Arisa menanggapi gadis kecil ungu itu.
Gadis kecil yang diam saja sampai sekarang langsung bergabung dalam percakapan karena melibatkan Demon god.

"Kami ingin kau dalam kondisi terbaik jika kau benar-benar harus memurnikan [Ketidakmurnian] Demon God, Ichirou-nii."

Aku merasakan nuansa, "Tolong jangan pergi jika Kau bisa" dari kata-kata Hikaru.

"--Aku mengerti."

Aku menyerah pada Hikaru dan Arisa yang mendesak.

Berkat kenaikan levelku, aku memiliki keyakinan penuh pada kesempatanku melawan Demon God, tapi aku tidak akan menyangkal kemungkinan kecil bahwa aku bisa kalah karena kelelahan.

Selain itu, gadis-gadis ini sekarang seharusnya dapat dengan mudah mengalahkan greater demon, dan bahkan bisa melakukan pertarungan yang baik melawan greater demon ber-unique skill dan demon lord.

"Aku akan mengandalkan kalian."
"Itu yang ingin kudengar!"

Arisa menjentikkan jarinya dan mendesak semua orang untuk duduk dikursi mereka.

"Target kita adalah bagian dalam kastil Demon God! Kita tidak punya waktu untuk terlibat dalam pertarungan kecil! Serang langsung ke tempat di mana Demon God berada!"

Strategi yang sangat berani seperti Arisa.
Sudah jelas di mana lokasinya karena gedung tertinggi kastil itu memiliki miasma yang sangat tebal pada tingkat yang sama dengan Lumpur Hitam.

"Ya, Arisa. Mesin utama pesawat ruang angkasa dengan kecepatan penuh jadi aku laporkan."
"Zena-tan, aktifkan mesin utama pesawat-pesawat kecil dengan kecepatan penuh juga!"
"Dimengerti! Mesin utama, kecepatan penuh!"
"Garuda, dorong."

Pesawat ruang angkasa terbang menuju pusat kastil Demon God dengan kecepatan yang bahkan unit Inertia Control tidak bisa membatalkan sepenuhnya.

"Datang!"
"Pengeboman."
"Menyebarkan『 Domain Paladin 』jadi aku menyatakan."

Dengan peringatan dari Tama dan Mia Sanctuary Guard, Nana mengerahkan banyak penghalang.

Sinar laser dan rudal menghantam penghalang yang dibuat oleh [Paladin Domain], menyebarkannya menjadi percikan api dan ledakan.
Guncangan yang melebihi Inertia Control menyerang kursi kami setiap kali bunga api beterbangan.
Meski begitu, penghalang pesawat ruang angkasa yang didukung oleh Unique Skill tetap utuh, dapat bertahan melawan ribuan serangan ini tanpa kesulitan.

"I-ini buruk."

Pemboman yang semakin intens setiap menitnya.
Kastil Demon God sendiri tidak dilengkapi dengan banyak artileri, tapi ada cukup banyak jenis demon yang berkeliaran di sana.

"I-ini sangat intens."

Jumlah demon-demon itu melebihi ratusan, sehingga Nana memutuskan untuk tidak memblokirnya dengan Paladin Domain tetapi untuk menghindari atau menangkisnya dengan Phalanx.
Lulu membantu dengan menembak jatuh musuh, puteri Sistina dan unit-unit golem yang melayang miliknya memblokir rentetan tembakan, dan perisai magic yang diciptakan oleh magic force Hikaru bersama dengan magic space Arisa membantu maneuver menghindar Nana.

Mereka mengatakan kepadaku agar tetap diam untuk mengumpukan kekuatanku, tetapi sedikit bantuan bukan masalah, kan?

Aku membungkus pesawat ruang angkasa kami dalam magic space << Pysical Reflector >> untuk memantulkan serangan musuh.
Sayangnya, peluru fisik yang dipantulkan tidak mencapai penembak mereka kembali, tetapi serangan laser menewaskan banyak demon dalam garis lurus.

"Shield Reflector, memang hebat! Magicku hanya bisa memfokuskannya pada satu titik, jadi ini pemandangan yang bagus!"

Arisa menjadi bersemangat melihat adegan itu.

Memang cukup nyaman, tetapi menyesuaikannya untuk mengikuti pesawat ruang angkasa kami yang besar itu menyakitkan, jadi aku beralih ke Divine Dancing Armor.
Tapi itu hanya bisa mencakup area terbatas dan tidak mampu menangani serangan yang menembus penghalang.

Kekuatan defensif tidak harus setinggi aslinya, jadi aku akan membuat beberapa penyesuaian pada kode di sana-sini – dan selesai.

"Master, kami tidak menderita kerusakan lagi, jadi aku melaporkan."
"Aku sudah membungkus pesawat dengan Divine Dancing Armor yang sedikit kusesuaikan. Seperti ini--"

Aku menempatkan Pochi dalam magic baru - Divine Radiant Armor.

"Nyu!"
"Pochi bersinar seperti platinum nodesu!"

Divine Dancing Armor yang asli berwarna ungu karena itu adalah warna pribadi Demon God, tetapi versiku berwarna platinum karena modifikasi kode yang kulakukan.
Mungkin karena itu ditempatkan di atas golder armornya dan fungsi refleksi sinar yang ditambahkan.

"Kita bisa melakukan ini! Master, bisakah kita meluncurkan serangan dari sisi ini?"
"Selama itu bukan spell terlarang atau magic anti-dewa."

Sayangnya, itu tidak cukup serbaguna untuk membiarkan magic anti-dewa dan spell terlarang untuk menembusnya.

"Itu cukup bagus! Kita bisa mengantar Master ke jantung pertahanan musuh dengan ini!"

Arisa mendeklarasikannya diiringi dengan kepalan tangan.



Selain itu--

Lebih sedikit yang menyerang kita sekarang setelah terbang di atas kastil.

"Menurutmu ini saat yang tepat untuk mengisi daya?"
"Ya, Master. Dimungkinkan untuk melakukan pendaratan paksa jika kita mengalihkan tujuan kita ke titik ini, jadi aku melaporkan."

Nana menggambar lingkaran yang jelas di sudut kastil Demon God yang ditampilkan di monitor.
Tempat itu terlihat seperti taman gantung raksasa.

Kita masih dibombardir ke kiri dan ke kanan, tapi itu tidak masalah sekarang karena kita memiliki Divine Radiant Armor.

"Baiklah, mari kita mendarat di tempat itu."
"Ya, Master, afterburner dengan kecepatan penuh jadi aku laporkan!"

Mekanismenya sebenarnya tidak seperti afterburner pesawat jet, tetapi karena akhirnya memiliki arti yang sama, aku memilih untuk tetap diam.

"Serangan meriam dataaaaaaang"

Arisa berteriak keras ketika pesawat kami melewati hujan meriam.
Pilot kami, detak jantung Nana juga meningkat.

"Liza."
"Ya – Hero Heart!"

Liza yang ada di sampingku menumbuhkan keberanian dalam hati semua orang dengan Unique Skillnya.

"Hyahha ~?"
"Pochi dan kawan-kawan telah bersatu dengan angin nodesuyo!"

Tama dan Pochi yang mendapat dorongan keberanian mereka berputar-putar di depan monitor yang menunjukkan bola meriam mendekat.
Skill ini bisa membuat orang-orang menggila hanya dengan sedikit kesalahan.

Pesawat itu mendekat dengan cepat menuju penghalang yang melindungi istana Demon God.

"—Bersiap untuk guncangan! 3,2,1, guncangan!"

Dengan ledakan keras, bagian depan pesawat dan penghalang berhantaman, mengirim bunga api ke mana-mana.
Sepertinya penghalang Demon God Castle terbuat dari mekanisme yang sama dengan Divine Dancing Armor.

"Sekaranglah saatnya! Hadapi penghalang dengan -"
"Memisahkan bagian depan pesawat, mengaktifkan Dragon Fang Pile Bunker."
"--Apa ?!"

Arisa yang akan meneriakkan parodi diinterupsi oleh Zena-san.

Pile bungker itu sendiri tidak terbuat dari Dragon Fang secara keseluruhan, hanya ada lapisan bubuk Dragon Fang di atasnya. Aku meniru teknik yang digunakan pada white sword Weasel Empire.

"Itu rusak ~"
"Itu hancur nodesu!"

Namun kemampuan Dragon Fang, [Menembus Segalanya], bekerja pada penghalang, menusuk dan menghancurkannya.

"Peringatan! Kepadatan miasma 128 kali lebih tinggi dari tingkat di luar!"
"Mendeteksi kelainan pada Sacred Stone Furnace. Outputnya menurun."
"Miasma Barrier kelebihan muatan! Kita dalam keadaan darurat! Pada tingkat ini barrier akan gagal menetralkan miasma. Itu benar-benar buruk! Itu buruk!"
"Satou-sama, serangan Meriam dengan kecepatan tinggi dan roket raksasa datang!"

Whoa, kita dalam keadaan darurat.

"O-oh tidak! Apa yang harus kita lakukan, Master!"
"Tenang saja."

--Miasma Barriers, multi deployment.

"Kepadatan miasma menurun. Turun empat kali lipat."
"Zena-san."
"Ya, mengaktifkan [Saint Prey] pada Miasma Barriers."
"Output Sacred Stone Furnace masih menurun. Sistem pesawat dan pendorong akan berhenti berfungsi jika ini terus terjadi."
"Tidak dapat melakukan manuver menghindar jadi aku melaporkan. Semuanya bersiap untuk pendaratan darurat jadi aku melaporkan."
"Baiklah kalau begitu, aku akan menggunakan Over Boost di sini dan memindahkan kita!"
"Tidak apa-apa, tidak perlu untuk itu."

Tujuan kami sudah jelas dari sini.

- Unit Arrangement.

Aku membuat pesawat ruang angkasa kami mendarat di tujuan kami.



"Bagaimanapun juga, kita akhirnya diselamatkan oleh cheat Master."
"Itu tidak benar."

Berkat upaya semua orang, aku hampir tidak melakukan apa-apa.

"Tempat ini sangat sunyi ..."

Monitor eksternal pesawat ruang angkasa menunjukkan kepada kita sebuah taman yang dirawat dengan baik seperti bunga mawar yang tumbuh di dalamnya.

"Master, kita tidak dibombardir lagi jadi aku laporkan."
"Satou-san, kondisi Sacred Tree Furnace semakin buruk. Itu masih cukup untuk memasok『 Miasma Barrier 』dan sirkuit pesawat, namun kita tidak memiliki kekuatan yang cukup untuk menyalakan kembali pesawat."
"Kami juga mendapat peringatan dari badan utama pesawat ruang angkasa. Golem pemeliharaan telah dikirim, namun perbaikannya diperkirakan akan membutuhkan waktu setengah hingga dua jam."

Gadis-gadis melaporkan kondisi pesawat kami.

"Pasukan musuh yang datang."
"Respons pada radar. Titik-titik yang tampak seperti demon mendekat dari segala arah."

Banyak demon, tetapi mereka semua hanyalah lesser demon.

"Satou-sama, tolong serahkan tempat ini kepada kami silver armor dan carilah Demon god."

Putri Sistina membuat saran itu sebagai perwakilan dari anggota Silver.

"Tapi--"
"Ini akan baik-baik saja desuwa! Kami akan memusnahkan apa pun yang mendekati pesawat kami."
"Aku akan melakukan yang terbaik juga!"
"Sama seperti perkataan Karina-sama dan Zena-san. Tolong percayakan pesawat ini kepada kami."
"Kami akan menyelesaikan perbaikan pada saat Satou-sama dan yang lainnya kembali."
"Master Satou, serahkan kapalnya kepadaku sementara Nana pergi."

Putri Karina, Zena-san, Sera, puteri Sistina dan Core dua berbicara.

Aku bisa kemari dengan Unit Arrangement jika serangannya semakin brutal pula, dan bagian dalam pesawat ini tentu saja lebih aman daripada di luar sana.

"Baiklah. Tapi pastikan untuk memprioritaskan keselamatanmu lebih dari perbaikan pesawat."

Aku memberikan instruksi rinci kepada Core Two untuk menekan tombol darurat segera jika mereka masuk ke dalam situasi di luar kemampuan mereka. Aku yakin dia akan menekannya tanpa ragu-ragu.

Aku memasang [Miasma Barrier] dan [Divine Radiant Armor] sekali lagi dan keluar dari pesawat bersama dengan golden armor dan Hikaru.



--ZSHEEEZAAAA.
--BRRRROSSSSSYE.

Monster mawar dan demon tukang kebun yang membawa gunting rumput menghalangi jalan kami di taman gantung.

"Aku sebenarnya tidak menentang gaya ini. Tapi sekarang bukan waktu yang tepat untuk berurusan denganmu."

Arisa memangkas mereka dengan [Dimensi Slash].

"Ayo kita pergi!"
"Iya!"
"Ya, nanodesu!"

Gadis-gadis beastkin menghancurkan pertahanan lawan kami.
Magic weapon Lulu, dan sekawanan Spirit Magic sylph kecil Mia dipanggil memperluas jalur yang dibuka oleh gadis-gadis beastkin, kemudian magic force Hikaru dan magic space Arisa mempertahankan jalur itu.

"Irregular, kau lihat, ada gerbang di sana."

Gadis kecil ungu yang kugedong dibelakang mengatakannya.

Ada gerbang yang mengarah lebih dalam ke kastil di sudut taman mawar taman gantung.
Ada dua demon penjaga di depan gerbang.

"Liza!"
"Dimengerti!"
"Pochi akan mengurus yang tersisa nodesuyo!"

Liza mengalahkan demon sebelah kanan dengan tombak dragonnya, sementara Pochi memotong yang kiri menjadi dua.

Seorang demon yang menyamar sebagai dekorasi gerbang menyergap Pochi dari atas.
Pochi hanya menatapnya, tidak bersiap untuk menyerang.

"Pochi, di atasmu!"
"Tidak apa-apa, nanodesu."

Sesuai dengan kata percaya diri Pochi, demon itu berhenti bergerak di udara.
Tidak, melihat lebih dekat, demon itu telah diikat oleh benang merah muda tipis.

"Nin nin ~, permen kapas no jutsu ~?"

Tama memetik seutas benang merah muda dengan jarinya, lalu demon itu terbelah oleh benang sebelum menghilang menjadi kabut hitam.

"Dia seperti pembunuh bayaran dalam drama."

Pochi dan Liza mendorong pintu gerbang sementara Arisa membual.
Di balik pintu ada atrium dengan banyak tangga spiral di dalamnya dan sejumlah demon seperti dalam mimpi buruk merangkak di dalamnya.

"Arisa-chan, bagian dalamnya sepertinya penuh dengan musuh."
"Aku mengerti. Ayo ledakkan mereka dalam sekali serangan!"
"Yup, kau benar!"

Anti-demon lord Arisa [Lesser Mythology Down] dan [Mythology Extinction] Hikaru benar-benar memusnahkan demon-demon di dalamnya.

"--Uuuu. Aku penasaran apakah demon-demon di sini sangat mudah membuat kita naik level atau apa?"
"Un, sepertinya begitu. Levelku juga ikut naik."
"Eeh? Hikaru-tan, apakah kau familiar juga sekarang?"
"Tidak, sepertinya, tapi levelku sudah mencapai 100."

Jika monster memberikan poin exp lebih banyak daripada monster biasa, maka tampaknya demon Neraka memberikan exp lebih dari monster biasa. Mempertimbangkan kenaikan levelku yang gila, itu terdengar masuk akal.
Aku tidak tahu bagaimana Hikaru berhasil menembus batasnya.

"Lalu, apakah itu berarti kita mungkin bisa menembus batas kita juga?"
"Tama tidak sabar ~?"
"Pochi juga, Pochi juga tidak sabar nodesuyo!"
"Nn, serius. ■■■■■■■ ..."

Gadis-gadis beastkin bersemangat, Mia memulai chant spell summoning Garuda.

"Master, bala bantuan musuh tiba jadi aku laporkan."
"Bidik - dan tembak!"

Pikiran untuk membiarkan mereka naik level di sini terlintas di benakku sejenak, tapi kemudian aku ingat kita berada di wilayah musuh dan menepis ide itu.

"Di mana Demon god?"
"Erm ... Yang itu! Tangga spiral dengan pita di atasnya!"

Gadis kecil ungu menunjuk ke arah tangga spiral setelah melihat sekeliling sebentar.
Sepertinya tangga spiral yang digunakan gadis-gadis kecil ini memiliki pita yang melilit untuk mencegah mereka tersesat.

Kami memusnahkan semua demon yang muncul bergerombol, dan masuk lebih dalam menuju kastil Demon God sambil sesekali bertarung dengan Shadow Guard, Greater demon ber-unique skill dan demon lord di sepanjang jalan.



"- Mereka kuat."
"Demon General berada pada level yang sangat berbeda, aku mendengar milord mengatakan itu."

Kami bertemu musuh kuat yang melampaui demon lord sedikit lebih jauh dari di tamu Demon god.
Selain General, Demon Avengers terus menerus muncul dan Shadow Guards yang kebal terhadap serangan menyulitkan para gadis.

"Aku akan ..."
"Tunggu! Sekarang kita sudah sejauh ini, Ichirou-nii harus menyimpan kekuatanmu sampai akhir."

Hikaru menghentikanku tepat saat aku mengeluarkan Divine Sword dari Storage dan melangkah kedepan.

"Dia benar, Master!"

Arisa berbicara sambil mengalahkan lebih banyak Demon Avengers dengan magic anti-dewa.

"Serahkan tempat ini kepada kami, kau duluan!"

Arisa terlihat sangat keren dengan ledakan sebagai latar belakangnya.
Gadis kecil ini sangat gagah.

"Kwuuuu. Aku selalu ingin mengatakan kalimat itu setidaknya sekali dalam seumur hidupku!"
"Tidak adil, Arisa-chan! Aku juga ingin mengatakan kalimat itu!"

Arisa mengekspresikan kegembiraannya dengan seluruh tubuhnya, sementara Hikaru terlihat sangat sedih.
Gadis-gadis ini tetap berlagak seperti biasa bahkan dalam kekacauan seperti ini.

"Aku mengerti. Tangani tempat ini. Pastikan untuk tetap aman, oke."

Setelah memberi tahu mereka, aku menyelinap melewati pintu yang dilindungi para General dengan Unit Arrangement.



『Penyerbu datang sejauh ini, apa yang para general lakukan de aru.』
『Memang de aru, sampai Raja kami harus mengambil langkah sendiri, tidak masuk akal.』

Empat demon raksasa berpakaian seperti raja-raja yang digambar pada kartu truf turun dari singgasana mereka.

Tidak tahu ada raja lain di samping demon god.

"Bukankah ini ruang tamu Demon God?"
"Tidak, raja-raja ini biasanya di lantai lain, kau tahu?"

『Ini dia, pengkhianat aruka!』
『Berinisiatif naik ke lantai ini untuk melindungi Demon God-sama adalah keputusan yang benar de aru』

Demon-demon ini, yang disebut raja oleh gadis kecil ungi semuanya masing-masing memiliki level 350. Mereka memiliki Unique Skill berorientasi tempur seperti General, dan dilengkapi dengan mantel dan barmor yang terbuat dari bahan yang sama dengan Shadow Guards.

Sebelum aku naik level, aku akan kesulitan melawan mereka.

『『 『『 Datanglah de aru, Irregular. 』』 』』

Mereka berteriak bersama.

"Aku akan memberitahumu--"

Aku mengubah titleku menjadi [God Slayer], bergegas menuju bawah Raja lebih cepat dari Ground Shrink, dan memangkas kepalanya lebih cepat daripada Flash Drive.
Raja terbelah dua dan menghilang menjadi kabut hitam sebelum terserap ke dalam Divine Sword.

『『 『Apa dearu?』 』』

Raja-raja lain terdengar kaget.

>Skill [Unimpeded] Acquired.
>Title [King of Demons Slayer] Acquired.
<TLN : Unimpeded = tanpa hambatan>

Wah, sepertinya aku mendapat versi lebih tinggi dari skill Ground Shrink dan Flash Drive.
Karena aku mendapatkan poin skill yang hampir tidak bisa habis, aku memaksimalkan skill dan mengaktifkannya.

Aku menyingkirkan Divine Sword dan berjalan menuju ruang tamu Demon god.

"Irregular, masih ada raja di sini, kau tahu?"
"Jangan khawatir. Mereka sudah tamat."

Aku berbicara dengan gadis kecil ungu yang aku angkat di bawah lenganku.

『『 『Kau piker sudah menang setelah mengalahkan salah satu dari kita ?!』 』』

Raja-raja yang tersisa marah dan mengambil langkah maju.

Sesaat kemudian, ketiga Raja terbelah dua sebelum menghilang.
Aku telah menguji Unimpeded pada mereka sebelumnya sebelum aku berjalan.

Kurasa Arisa dan Hikaru akan berkata, "Kau sudah mati", sekarang?
Kami melangkah ke ruang tamu Demon God sementara aku mengingat kata-kata dari manga populer.



"Miasmanya semakin padat."

Miasma yang sangat kental - tidak, aku merasakan Keilahian, ini pasti ketidakmurnian.
Aku akan tertelan dalam ketidakmurnian ini jika dewa Karion tidak mengajariku [Miasma Barrier].

Aku berjalan menuju ruang tamu Demon God sambil membiarkan Divine Sword menghisap miasma yang tak ada habisnya. Ruang tamu ini bukanlah ruang yang lebih besar dari Stadion Nasional.

"--Itu dia."

Aku menemukan Demon God di balik pilar yang menghiasi ruang tamu.

Dia duduk di singgasananya dengan lesu, sedikit terpisah darinya terdapat sekelompok gadis kecil ungu yang tergeletak tidak berdaya di lantai.
Cukup aneh, tidak ada Ketidakmurnian di sekeliling para gadis kecil ungu.
Tampaknya sabit mutiara berwarna pelangi yang mengambang di tengah-tengah gadis-gadis kecil itu melindungi mereka.

Demon god mengangkat wajahnya ketika dia melihatku mendekat.
Warna pribadinya, ungu, berubah menjadi hitam pekat saat Ketidakmurnian semakin menggerogoti dirinya. Warna yang sama dengan [Demon God Offshoots] yang menyerang Shiga Kingdom.

Matanya terfokus padaku.

"Dragon god sialan itu, pergi dan memanggil Suzuki Ichirou yang lain ya ..."
<TLN : Sudah kuduga :v misteri terpecahkan juga>

Bahkan membuka mulutnya terasa menyulitkan karena ketidakmurnian.
Aku mengantisipasi situasi yang paling buruk di mana itu berubah menjadi pertempuran sengit, tetapi sepertinya kita bisa mengakhiri ini dengan damai.

"Namun, aku sudah dalam kondisi sempurna. Kau tidak dibutuhkan."
"Aku juga tidak masalah. Lagi pula aku tidak pernah setuju untuk bersatu denganmu."

Aku tidak masalah dengan satu bahaya yang berkurang untuk dipikirkan.

"Kau terlihat seperti sedang kesakitan. Biarkan aku membantu membersihkan ketidakmurnian itu."
"Hmph, tindakanmu tidak dibutuhkan. Aku bisa menangani ini sendirian tanpa bantuan dari yang tidak sempurna."

Senyum yang dipenuhi lebih banyak kegilaan daripada sebelumnya memelototiku.
Dia terlihat berlebihan, wajahnya yang bersisik hitam penuh keringat.

"Maaf, tapi ini perintah dari para dewa. Aku harus memurnikan [Ketidakmurnian] itu bahkan jika aku harus memaksamu."

Aku percaya aku sekarang bisa melakukannya.

Mengetahui ini tidak akan berakhir secara damai, aku mengirim gadis kecil ungu di bahuku ke arah gadis-gadis kecil lainnya menggunakan Short Warp.

"--Konyol."

Saat mata Demon god berkilau ungu, tubuhku terasa berat tiba-tiba.
Kekuatan dalam tubuhku telah menghilang, digantikan oleh tubuh tidak responsif yang merasakan sakit disekujur tubuh.

"Bagaimana rasanya kehilangan kekuatan sementaramu."

--Kehilangan?

Aku memahami makna di balik kata Demon god dari status yang ditampilkan AR.
Levelku telah kembali ke 1. Semua skill dan daftar magicku telah menghilang, kembali ke keadaan awal.

"Apakah itu mengejutkanmu? Kau sedang bertatap muka dengan orang yang mengatur Sistem Level dunia."

Demon god mengulurkan tangannya dengan keangkuhan terpaut di wajahnya.

"Ratapi ketidakberdayaanmu - matilah."

Kilatan cahaya ungu tua adalah hal terakhir yang kulihat sebelum kesadaranku menghilang.

※ Chapter Selanjutnya [Kematian Satou] direncanakan untuk update pada 6/1 atau 7/1


Note :
Akhirnya misteri siapa yang summon satou terpecahkan juga, tapi judul buat minggu depan kok mengerikan gitu ya :'v. Yah, gak mungkin juga satou mati sih :v jadi kita nantikan aja chapter selanjutnya~
Dan ini chapter terakhir desumachi di tahun 2019, selamat tahun baru semua~




TL: Isekai-Chan
EDITOR: Isekai-Chan

Senin, 30 Desember 2019

I Became Hero’s Bride! Novel Bahasa Indonesia Chapter 26 – Hanya Untuk Satu Hari, Tolong Jadi Kekasihku

Chapter 26 – Hanya Untuk Satu Hari, Tolong Jadi Kekasihku



Bahkan ketika hari pernikahan antara hero dan Clarice semakin dekat, kastil tetap dalam kondisi yang sangat tidak tenang. Alasannya adalah rumor kotor yang bertebaran. Rumor bahwa Gadis Suci Orleia yang telah tinggal di kastil sejak beberapa hari yang lalu sebenarnya dijanjikan untuk menikah dengan Hero dari dunia lain Park Minwoo. Ada banyak saksi yang menyatakan bahwa ini bukan sekedar kabar angin.

Wakil kapten ksatria E***** bersaksi,

“Saya sudah lama mendengarnya dari Pendeta. Dahulu kala, kepercayaan Mitohi memilih Hero suci sebagai suami Gadis Suci mereka, dan menganugerahkan pedang suci sebagai bukti pernikahan itu. Yang mengatakan, bahkan jika hero itu masih ingat, kesepakatan pernikahan dengan hero adalah tradisi yang sudah lama terlupakan dan tidak seorang pun kecuali orang-orang Mitohi yang mengingatnya. Akhir-akhir ini keadaan sangat damai sebelum raja iblis muncul lagi, tidak ada yang membutuhkan hero atau memilih yang terpilih atau pedang suci atau yang lainnya."

Pemula dari korps penyihir dan cucu dari archmage, Se**** bersaksi,

"Ya, itu benar. Bahwa si brengsek Minwoo dan perempuan jalang itu dijanjikan satu sama lain. Tapi jangan salah paham. Minwoo sangat senang bahwa pendeta memberinya pedang suci, kemudian dia terjebak. Bahkan tidak ada 1 persen pun keinginan dia, kau tahu? Ya ampun, untuk berpikir ada hari di mana saya akan mendukung untuk Minwoo... "

Dan sebagai orang yang dimaksud, Hero dari dunia lain Park ****** bersaksi,

"Sial. Sial. Bajingan. Keparat. Persetan!…… Ah, maafkan saya, Nona Karina. Percayalah padaku. Saya tidak pernah punya niat untuk bersombong sama sekali! Saya hanya membutuhkan pedang suci untuk mengalahkan raja iblis omong kosong itu! Jika saya tahu bahwa pernikahan adalah salah satu syaratnya, saya tidak akan pernah mengambil pedang itu! Saya bahkan tidak tahu harus berbuat apa! Clarice tidak mau bertemu dengan saya sejak kejadian itu...! "

Dan sebagai orang yang dipermasalahkan Gadis Suci atau Or***,

"Astaga. Anda sibuk sejak pagi hari ♪ Ini pemandangan yang bagus, melihat Anda bekerja sangat keras. Sedemikian rupa sehingga saya hanya bisa menunggu di tempat tidur untuk ... Eh? Ah ah. Kejadian itu cukup mengejutkan. Para ksatria mencoba menangkapku dengan tuduhan percobaan pemerkosaan dan yang lainnya, tapi aku hanya melakukan apa yang diminta oleh ratu kepadaku dan mengajari dia edukasi seks. Karena sang putri juga tidak ingin aku ditangkap, bukan begitu, kan?

Rumornya? Tentu saja. Itu adalah fakta. Sungguh, aku punya hak untuk membenci sang putri. Dia mencuri seorang pria yang sudah diambil... Yah, memang benar aku menipu Kekasihku. Tetapi apakah itu mengubah faktanya? Fakta bahwa aku dan Kekasihku dijanjikan satu sama lain dalam pernikahan adalah suatu fakta yang sudah terbukti. Ada alasan mengapa banyak playboy menyodok kondom untuk menikahi wanita muda kaya. Saya hanya melakukan hal serupa.

Jika seorang anak lahir hanya dari pertunangan. Hanya karena Anda mengeluh bahwa Anda ditipu, apakah anak yang dikandung hilang? Seperti itulah. Pedang sucinya masih sangat aman dan sehat. Sebagai bukti cinta dan pertunangan saya. Jika Kekasihku terus menyangkal ini sampai akhir... Maka sebagai orang yang percaya pada Mitohi saya akan secara terbuka menyatakan surat perintah untuknya. Saya benar-benar penasaran apakah kerajaan akan terus melindungi dia saat itu. ”

…………….

Karina bertanya dengan tulus.

"Apakah Anda memiliki hati nurani?"

Ketika dia melakukannya, Orleia menjawab seolah-olah itu sudah jelas.

"Cinta adalah medan perang. Jika Anda repot-repot mengurus hal-hal seperti hati nurani maka itu seperti memohon untuk dikhianati. Agar tidak berada di pihak yang kalah, Anda harus melakukan langkah pertama. ”

Dia tersenyum tanpa ampun.

"Agar mereka tidak bisa lari."

Selain itu, rumor juga disebarkan oleh Orleia dan kepercayaan Mitohi. Sialan. Kembali ke topik, demi martabat, kedamaian hero dan pernikahan Clarice, bahkan ketika Karina sibuk berkeliling untuk mengidentifikasi kebenaran di balik rumor, rumor yang sebenarnya tidak mereda.

………Karena ada beberapa laporan saksi mata bahwa Minwoo dan Orleia memiliki hubungan lebih dari sahabat satu sama lain.

Seperti yang tuan dengan nama acak yang menduduki jabatan orang normal... Bukan, kapten dari ordo ksatria katakan,

“Ketika sang hero sedang mengajarkan taktik pedang kepada para ksatria, Gadis Suci muncul dengan kotak makan siang raksasa. ‘Sayang ♥ ini kotak makan siang penuh dengan cinta yang kau inginkan ♥’ adalah apa yang dia tulis. Hm? Ah, hero itu sepertinya tidak menyukainya. Tapi karena dia selalu menjadi tsun, kami hanya berpikir dia malu. Astaga. Bermain dengan wanita lain sambil meninggalkan Yang Mulia sendirian. Saya benar-benar tidak menyangkanya, Anda tahu. "
<TLN : Tsun itu malu-malu>

Seperti yang tuan dengan nama acak yang merupakan orang yang mudah tertipu... Bukan, kapten korps penyihir katakan,

“Ah, Karina? Apakah anda melihat Senyun? Dia tidak ada di kantornya jadi di mana dia pada waktu yang sibuk ini... Hm? Nyonya Gadis Suci? Itu mengingatkan saya, kira-kira sehari sebelumnya, dia meminta perangkat rekaman audiovisual terkecil dari kami. Dia mengatakan akan memasangnya di kamar hero.

Eh? Tentu saja saya memberikan benda itu untuknya. Bukankah itu sebuah kejahatan? Itulah yang pertama saya pikirkan juga sehingga saya terkejut, tetapi dia mengatakan bahwa beberapa tokoh jahat mungkin akan menyakiti kekasihnya sebelum menikah, itulah apa yang dia katakan kepada saya. Bukankah itu sangat menyentuh? Bukannya membenci kekasihnya yang akan menikah dengan orang lain, tetapi mencoba melindunginya? ……Eh? Ini sebabnya saya tertipu oleh Yang Mulia ?? Kenapa Anda berkata seperti itu... Tunggu, kemana anda pergi ?! "

Sebagai orang yang bertanggung jawab atas pelatihan pengantin Clarice, Nyonya Wel******* bersaksi,

“Saya melihat ketika dalam perjalanan untuk mengunjungi Yang Mulia. Hero bajingan itu dan Gadis Suci berjalan bersama di taman sambil bergandengan tangan. Kedua bukit itu bergoyang-goyang di antara mereka berdua, itu benar-benar membuatku marah. Yang Mulia saat ini telah mengurung diri di kamarnya, tetapi bajingan yang disebut hero itu sedang bermain di taman...

Hah? Mungkin saja sang hero mungkin berusaha menyingkirkan Gadis Suci? Terus apa. Dia adalah hero. Sejujurnya, daripada HeroxClarice, aku lebih suka Pelayan_PribadixClarice. aku tidak pernah benar-benar menyukainya... Ah, bukannya aku membenci kau atau apa pun, Karina, jadi jangan salah paham. "

Seperti yang tuan dengan nama acak, salah satu pengikut omong kosong Orleia katakan,

"Aah. Ya ampun, saya tidak tahu apakah itu karena sudah lama sejak keduanya bertemu, tetapi mereka benar-benar seperti rumah yang terbakar. Bahkan tadi malam, sang hero turun ke kamar Gadis Suci kami dan bersenang-senang bersama. Sungguh, mungkin hero kita juga hero di sana. Eh? Bukti? Haha, bukankah bukti Anda berdiri tepat di depan Anda sebagai saksi? Tanyakan saja kepada pendeta lain yang datang. Mereka semua akan mengatakan hal yang sama.…… .Tentu saja kami tidak dengan sengaja menyebarkan rumor palsu, kau tahu?

...

……

………

………… Saya tidak suka gadis pengamat seperti Anda. "

Setelah itu ada banyak kesengsaraan, tetapi Karina kembali dengan selamat. Karena Senyun, yang kapten penyihir telah mati-matian cari, mengawasinya dari balik mantra tembus pandang. Tapi, yang ia pelajari hanyalah keyakinan Mitohi bahkan lebih menjijikan daripada yang dia kira. Sialan mereka.

"Sekarang apa?"

Senyun bertanya ketika dia mengunyah tentakel panggang. Bahkan ketika mata Karina menyipit karena penasaran mengapa dia makan itu, di sisi lain, baunya sangat enak sehingga Karina bisa merasakan air liurnya keluar dari mulutnya.

"Sekarang apa. Karena sudah begini, kita perlu membuntuti Gadis Suci untuk melihat apa yang dia rencanakan."

Karina menjawab, akhirnya menyerah dan mencobanya. Matanya melebar seperti piring. Wow. Sial Ini enak. Apakah orang yang tinggal di pantai makan ini setiap hari? Aku sangat iri.

"Kau sadar bahwa jika kau tertangkap oleh perempuan jalang itu, kau mungkin akan dibor seperti di ero-doujin, kan?"
"Kenapa aku harus tertangkap?"
"?"
"?"

Wajahnya seakan dia benar-benar tidak mengerti. Akhirnya, Senyun cemberut saat dia berkata,

"Oi, kau, kau tidak bermaksud ..."
"Siapa yang menjaga Yang Mulia jika aku tidak ada? Semoga berhasil. Se. nyun. "

Tararan ~ ★ Karina mengedipkan mata, lengkap dengan kilauan dimatanya.

Senyun berpikir. Ah. Dia benar-benar ingin memukul ulu hatinya dengan bola api. Serius.

***

Keesokan harinya, Senyun bersembunyi dengan sihir tembus pandangnya dan membayangi Orleia yang pergi untuk membangunkan Minwoo. Karena dia sudah menjadi veteran menguntit sang putri sampai sekarang, Senyun relatif percaya diri dengan keterampilannya. Saat Orleia berbelok di tikungan, dia benar-benar menghilang dan-

“Hnnn ♪ Bahkan hari ini kau masih penuh dengan percaya diri. Senyun. "
"Ugyaaaaaaaak? !!?"

Jika dia tidak meraba payudaranya dari belakang. Orleia memancarkan senyum pembunuhnya yang khas dan menggerakkan jari-jarinya. Senyun melarikan diri seperti angin tanpa melihat ke belakang.

Keesokan harinya, selain sihir tembus pandangnya, dia juga meminum ramuan tembus pandang kelas tertinggi ketika dia mengawasi Orleia (mengancam) memberi Minwoo kotak makan siang. Setelah menggunakan bahkan upaya terakhir korps penyihir, Senyun agak percaya diri. Setelah Minwoo pergi, Orleia melihat ke arah Senyun dan-

"Perempuan: laktasi..."
<TLN: payudara bersusu>
"Aku minta muuuaaaaafff !!!!"

Jika dia tidak membangkitkan kembali traumanya. Orleia memancarkan senyum pembunuhnya yang khas dan menggerakkan jari-jarinya. Senyun melarikan diri seperti angin tanpa melihat ke belakang. Lagipula dia tidak ingin pijat payudara lagi.

Keesokan harinya, selain sihir tembus pandang dan ramuan tembus pandang tingkat tertinggi dan bahkan mengenakan salah satu dari tiga harta karun korps penyihir, jubah tembus pandang kakeknya (1), dia menyaksikan Orleia menunggu seseorang di taman di tengah gelapnya malam. Meskipun telah meminjam jubah tembus pandang kakeknya yang disegani, dia bahkan tidak memiliki sedikit pun rasa percaya diri. Oleh karena itu ketika Orleia merasakan kehadiran dan memalingkan kepalanya.

'Ah. Brengsek. "

Dia akan menyerah begitu saja.

"Sayang. Kau terlambat."

Jika Orleia tidak mengeluh dengan sedikit suara sengau.

Dia berbalik bukan ke arah Senyun tapi Minwoo. Tidak seperti Orleia, yang wajahnya yang putih pucat berubah menjadi merah muda seperti bunga penuh dengan cinta, Minwoo meneteskan es ibarat ia dilahirkan dari es.

Senyun berpikir. Wow. Ini lebih buruk daripada ketika aku mengubah sang putri menjadi seorang wanita.

"Untuk berpikir kau akan meminta untuk bertemu sendirian di sini, apa yang kau rencanakan."
"Kekasihku. Bulan cerah, bunganya mekar dan ada air mancur yang indah hanya kita berdua bersama. Haruskah kau mengeluh seperti itu? ”

Apakah itu karena sikap Orleia yang sama sekali tidak menyesal, atau sesuatu yang lain, tapi mata Minwoo yang melotot berubah menjadi tatapan dingin.

"Kau melakukan sesuatu yang seharusnya tidak kau lakukan. Jika kau mengambil satu langkah lebih jauh, maka Clarice pasti akan rusak seumur hidup. "

Sebaliknya, bibir Orleia melengkung dengan sedikit geraman.

"Dan Clarice mencoba mengikatkan Kekasihku ke kerajaan selamanya."
"Itu bukan kesalahan Clarice."
"Begitu? Sebagai bangsawan itu bukan kesalahannya bahwa dia dengan egois hanya memperhatikan kepentingannya meskipun tahu seperti apa keberadaan kekasihku bagi kerajaan? "

Silau. Percikan terbang di antara mereka berdua. Senyun mundur tanpa sadar. Dia hanya ingin mengabaikan semuanya dan lari. Dia ingin melarikan diri. Bahkan dengan kata-kata kosong kau tidak dapat mengatakan bahwa mereka bermesraan satu sama lain, tetapi mereka juga tidak bermusuhan satu sama lain. Tidak peduli betapa konyolnya mereka, keduanya adalah bekas kawan seperjuangan. Melihat mereka berseteru satu sama lain menyakiti hatinya.

"Jika kau mengatakannya seperti itu, orang yang benar-benar salah bukanlah Clarice, tapi aku. Sebagai hero, aku tidak berpikir tentang lingkungan dan kembali ke istana dengan membabi buta, itu salahku. Jadi yang harus kau salahkan, adalah aku. ”
"Sayang………"

Mata Orleia berubah. Lebih penyayang. Lebih sedih.

"Jadi, bahkan jika kau mati, itu bukan kesalahan gadis itu. Kau melindunginya. Ah, aku sangat mengerti. Bahkan ketika kita bepergian bersama, selalu Clarice Clarice! Meskipun Clarice tertangkap oleh raja iblis dan mengirimmu pergi untuk urusan bodoh, kau masih mencari Clarice !! ”

Cintanya yang tidak diterima, tidak diperhatikan sekali pun. Percikan kesedihan itu menyulut seluruh hatinya dan menelan alasan Orleia. Dia membuang topeng liciknya yang telah dia kenakan sampai sekarang dan mengungkapkan dirinya yang sejati, kelaparan cinta.

“Siapa yang membantu menumbuhkan hero yang tidak berguna? Siapa yang memberi hero pedang suci ?! Bukan orang yang hanya menunggu dari jauh! Siapa yang selalu berada di sisimu !! ”
"Orleia..."
"Yang harus kau nikahi adalah aku. Bukan yang mengurung diri di kamarnya! Bukan Clarice, orang yang bahkan tidak menyukaimu, tersapu oleh arus dan terpaksa menikahimu! Orang yang menatapmu selama ini, orang yang hatinya sakit sekali karena kau ... adalah aku ...! "

Keputusasaannya cukup menyedihkan bahkan untuk menggerakkan hati si pecinta-putri Senyun. Tetapi Minwoo menanggapinya dengan dingin.

"Aku tidak bisa menikahimu. Mengesampingkan Clarice, kau membodohiku dengan pedang suci. ”
"Lalu? aku mempunyai hak!"

Hak? Minwoo dengan dingin bertanya.

"Benar. Hak. Karena aku mencintaimu lebih dari siapa pun. Katakan padaku. Apa lagi yang kau inginkan dariku? Apa lagi yang kau inginkan selain dari pedang suci? Aku akan memberikannya. Apakah kau berpikir bahwa aku, Gadis Suci dari kepercayaan Mitohi akan jatuh di belakang bangsawan kerajaan yang sama? Jika aku bisa menikahimu, aku bisa melakukan apa saja. ”

Orleia benar-benar serius. Jika dia menyuruhnya meninggalkan pendeta, dia akan melakukannya, jika dia menyuruhnya meninggalkan gelarnya sebagai Gadis Suci, dia akan melakukannya, jika dia menyuruhnya lari ke kandang sekarang dan bersetubuh dengan babi dia akan melakukannya.

"Itu yang aku tidak suka darimu."

Tapi tanggapan Minwoo masih sedingin biasanya. Sebaliknya, ada sedikit tanda jijik di matanya.

“Bahkan ketika kita berpetualang bersama aku bisa tahu. Untuk apa yang kau inginkan, kau akan menggunakan apa saja untuk mencapai apa yang kau inginkan. ”

Bahkan jika itu tidak menjadi masalah. Dia (Orleia) tidak akan melakukannya jika dia menyuruhnya untuk tidak melakukannya. Bahkan, ada saat di mana ia dengan gembira memikirkan seorang heroine dere-dere yang hanya pernah dilihatnya dalam light novel. Tapi ketika dia tahu tentang sifatnya yang berbanding terbaik dengan penampilannya (kesukaannya melihat pantat yang membuatnya menggigil) dan kehilangan antusiasmenya.

"Orleia. Aku selalu, dan akan terus berterima kasih karena kau berada di sisiku. Tapi... aku tidak mencintaimu. Aku akan sangat menghargainya jika kau berhenti melakukan hal-hal yang membuatku membencimu. Aku tidak ingin membencimu. "
"………Ha."

Orleia sadar. 'Dari depan' dia tidak punya harapan lagi. Saat dia meletakkan tangannya di Clarice, hati kekasihnya telah benar-benar tertutup baginya.

Menyadari bahwa dia telah melakukan kesalahan bodoh, dia secara internal mendecahkan lidahnya.

"Baik. Aku akan menyerah. "

Selain itu…. Dia akan tetap melakukannya. Dia bergumam pelan. Minwoo bertanya, dengan wajah bingung.

"Apa?"
"Fu. Apa. Ada apa dengan wajah itu? Aku menyerah seperti yang kau inginkan? "

Setelah mendapatkan kembali topeng ketenangannya, Orleia memancarkan senyumnya yang membunuh dan tawa tidak menyenangkan. Baik Senyun yang menonton, dan Minwoo yang menghadapinya, keduanya berpikir hal yang sama.

‘Eh? Tiba-tiba ?? Mengapa???'

"Kenapa kau tiba-tiba menyerah, jadi apa maksudnya itu?"
"Seperti yang aku katakan. Aku merasakannya beberapa hari terakhir ini bersama kekasihku. Tidak ada lagi harapan bagiku. Aku minta maaf karena kehilangan kesabaranmu. Aku hanya ... "

Orleia mengalihkan pandangannya dan menggaruk pipinya. Penampilan yang tenang membuat kau ragu apakah wanita ini sama dengan yang sebelumnya sangat berpegang teguh padanya. Sampai-sampai Minwoo sebenarnya mulai merasa agak bersalah.

Orleia mengeluarkan pedang suci yang sudah lama dia jaga. Meskipun bertatap muka dengan pedang suci untuk pertama kalinya setelah sekian lama, daripada senang, dia merasa marah. Ketika semua yang dikatakan dan dilakukan, hal itu adalah penyebab semua ini. Jika benda itu tidak ada ...

"Pedang suci. aku akan menyingkirkannya untukmu. "

Kedip kedip.

"Apa?"
“Pedang suci adalah janji pernikahan kita. Maka, jika itu hilang, bukankah kekasihku akan bebas dariku?"
“T, tunggu! Menyingkirkannya, apakah kau serius? "

Hnnnmm ♪ Mata Orleia menyipit.

"Huh? Apakah kau tidak menyukainya? Aku berkata menyerah? "
"Tidak tidak! aku baik-baik saja. aku sangat baik-baik saja. Sangat Baik."
"……… Bahkan penolakan kosong sudah cukup bagiku."

Orleia memeluk pedang suci dengan erat dan berkata.

"Tapi ada syaratnya."

Tentu saja. Minwoo akhirnya bisa tenang. Jika dia bilang dia akan menyingkirkan pedang suci, dan tidak ada pertanyaan atau syarat yang diajukan maka dia tidak akan bisa tidur karena penasaran apa yang dia rencanakan.

"Berkencanlah denganku."

Ha?

“Aku ingin pergi ke kota besok berkencan. Lalu aku akan menyingkirkan pedang suci untukmu. "

"Tunggu, kencan ... Apa!"
"Terakhir kali."

Minwoo sangat terkejut sehingga matanya langsung menghadap ke depan. Orleia tersenyum sedih.

"Untuk terakhir kalinya, hanya untuk satu hari, tolong jadilah kekasihku."
"Kau…….."

Minwoo, sesaat, Clarice muncul di mata pikirannya. Tetapi pada akhirnya dia tidak bisa menolak.

Memecahkan masalahnya dengan Orleia, adalah demi Clarice.




























"Ya, Yang Mulia. Saya telah memutuskan untuk menggunakan Rencana B. Saya telah membuat kesalahan. Saya seharusnya tidak menyentuh Clarice ... Yah, terserahlah. Bagaimanapun, saya tidak punya pilihan selain untuk menghamili kekasihku dengan anak saya. Fufu. Ya, ini akan menarik. Seperti apa rasanya ‘lubang anus’ kekasihku ... Fufu. "

Senyun mendengar sesuatu yang seharusnya tidak dia dengar.




TL: MobiusAnomalous
EDITOR: Isekai-Chan

Minggu, 29 Desember 2019

Tate no Yuusha no Nariagari Light Novel Bahasa Indonesia Volume 10 : Chapter 11 - Pemburu Budak

Volume 10
Chapter 11 - Pemburu Budak


Sebelum itu, kami harus dapatkan uang untuk taruhan. Jika bertaruh, semakin banyak uang yang kau bisa ditaruhkan, semakin baik. Dan juga, jika mereka tahu kalau aku adalah Pahlawan Perisai, jumlah yang bisa kita hasilkan akan anjlok. Bisa dibilang, aku harus mendapatkan modal yang kami butuhkan untuk memenangkan semua dalam satu pukulan ...

Aku mempertimbangkan untuk mengumpulkan uang dengan menawarkan transportasi ekspres ke Melromarc menggunakan portalku. Itu adalah salah satu cara untuk menghasilkan uang dalam game online yang pernah ku mainkan. Perjalanan satu arah antara Melromarc dan Zeltoble membutuhkan waktu dua minggu, jadi pasti ada orang yang akan mengambil kesempatan untuk dapat melakukan perjalanan yang sama secara instan.

Masalahnya adalah biayanya. Bahkan jika orang mau mengeluarkan lebih banyak, kau mungkin beruntung bisa meminta biaya antara satu sampai lima keping emas untuk ongkosnya. Mengeluarkan kata-kata positif dari mulut ke mulut juga penting untuk mendapatkan pelanggan. Penyelundupan bisa berakhir menjadi masalah, tapi itu bisa diselesaikan dengan bekerja dengan siapa pun yang bertanggung jawab atas inspeksi di Melromarc. Tetap saja, menghasilkan uang dengan melakukan hal seperti itu akan menarik terlalu banyak perhatian. Masalah lainnya aku hanya mampu mengirim enam orang setiap 1 jam. Aku ingin menghindari ide itu, jika memungkinkan.

Kami kembali ke pasar bawah tanah pedagang budak. Aku menggelengkan kepalaku perlahan pada Rishia yang tampak khawatir.

"Ada apa?" 

"Fehh ..."

“Tenang, Rishia. Aku tak ada rencana membuatmu bertarung. "

" Hmm ... "

Aku tak yakin apakah itu karena sirkulasi udara yang buruk atau semacamnya, tapi Filo tampaknya kurang energik dari biasanya.

“Bahkan jika kita mencoba menghasilkan uang dengan menempatkan beberapa barang yang kita dapatkan dari dunia Kizuna di pasar gelap, melakukannya secara efisien akan membutuhkan waktu.”

Kami harus melalui kesulitan untuk menunjukkan kalau barang-barang itu adalah sesuatu yang layak untuk didapatkan, seperti yang kami lakukan dengan spirit water. Kami memiliki item Scroll of Return, tapi terlalu sulit. Bahkan jika kita berbicara tentang fakta kalau item tersebut mengizinkan pengguna untuk berteleportasi ke jam pasir naga, dan kemudian mulai memproduksi lebih banyak, aku hanya punya sedikit untuk mulai berjualan. Ada beberapa item yang bisa mengecek drop item monster, tapi itu masih harus dianalisis. Kami perlu memproduksinya secara massal, dan jika kami telah menemukan cara untuk melakukannya, masih belum jelas apakah itu akan berfungsi dengan baik di dunia ini.

"Kalau begitu, aku akan berhati-hati memasukkanmu ke dalam pertarungan coliseum. Ya."

"Baik. aku tak peduli apakah itu berbahaya atau tidak — tetapi pastikan itu satu-satunya yang dapat menghasilkan uang paling banyak.”

“Aku berharap melihat kinerja seperti apa yang akan diberikan oleh Pahlawan Perisai yang tangguh. Ya!"

“Aku sedang bad mood sekarang. Menyingkirlah sebelum aku berubah pikiran."

"Caramu tiba-tiba menyebarkan niat membunuh seperti itu ... Itu membuatku merinding!"

"Kurasa kita harus kembali ke desa untuk sementara waktu."

Situasi telah berubah. Bahkan jika kita punya rencana sekarang, kita masih harus kembali ke desa dulu.

"Ya aku setuju. Kita mungkin harus menjelaskan situasinya pada Keel dan yang lainnya. "

" Itu bukan penjelasan yang mudah ... "

Tak akan menyenangkan mengatakan pada mereka kalau kami perlu menghasilkan jumlah uang yang konyol untuk menyelamatkan teman-teman mereka dan tak ada yang tahu apakah kami akan berhasil. Dan hanya empat dari mereka yang sebenarnya berasal dari Lurolona, itu sudah termasuk Keel. Bagaimanapun juga, mata para budak berbinar dengan bangga atas kerja keras yang mereka lakukan untuk membangun kembali desa mereka.

"Bagaimanapun, kita harus kembali. Sampai jumpa, pedagang budak. "

"Aku tak sabar ingin bertemu denganmu lagi besok. Ya."

Sejujurnya, aku lebih suka tak melihatnya lagi, tapi ini untuk kepentingan desa. Aku memberinya salam perpisahan sederhana saat membuka daftar lokasi portal dan kemudian kami teleport kembali ke desa.



Kami tiba kembali di desa, dan aku terdiam.



"Apa ... apaan ini ?!" 
"Apa yang terjadi ?!"

Bukan hanya aku. Raphtalia, Filo, Rishia, dan bahkan Raph-chan kehilangan kata-kata. Hal pertama yang terlihat adalah pemandangan api yang keluar dari sebuah bangunan ketika beberapa tentara, yang mungkin bersiaga, berteriak dan berlari keluar dari desa dengan senjata mereka di tangan.

"Hei! Apa yang sedang terjadi?!"

"Oh! Pahlawan Perisai! Ini pemburu budak! Mereka menyerang desa! ”

Aku bisa melihat sedikit kelegaan di wajah para prajurit ketika mereka melihatku. Pemburu budak ?! Pemburu budak telah muncul di saat seperti ini ?! kau pasti bercanda! Seperti yang aku katakan pada pedagang budak, suasana hatiku sedang buruk. Dan aku akan menghancurkan para bajingan ini.

"Tidak mungkin!" 

"Raphtalia!"

Raphtalia mencengkeram katana-nya dan berlari menuju sumber keributan.

"Filo! kau pergi dengan Raphtalia dan memusnahkan para pemburu budak! Rishia, kau rawat yang terluka dan lindungi siapa pun yang tidak bisa bertarung. kalian tentara pergi melapor ke Eclair di kota sebelah! "

"Okaaay! "

"Fehhh!"

"Itu sudah diurus!"

Itu melegakan. Mereka menangani situasi dengan lebih baik daripada yang aku harapkan. aku mengejar Raphtalia, yang lari terlebih dahulu. Saat itulah aku perhatikan kalau desa itu benar-benar dikelilingi oleh para pemburu budak. Ada sepuluh budak di desa. Sejumlah besar prajurit juga menjaga desa. Tampaknya ada beberapa pemburu budak, tetapi tidak mungkin untuk sepenuhnya memahami situasi di malam yang gelap. Itu tidak masalah ... Kami akan melakukan apa yang harus dilakukan.

"Perjuanganmu itu tidak berguna!" Teriak salah satu penyerang.

"Haa!" Raphtalia berteriak ketika dia memotong pemburu budak yang menyerang dalam sekejap mata.

"Arghhh!"

Darah muncrat dari tubuh pemburu budak saat ia terjatuh ke tanah. Aku hanya menebak, tapi pemburu budak itu mungkin belum melakukan upacara upacara kenaikan kelas. Atau mungkin melawan katana Raphtalia akan menjadi pertarungan sia-sia bahkan jika dia sudah melakukannya.

“Lindungi desa! Ayoo!"

Aku bisa mendengar suara Keel. Dia bersenjata, dan sepertinya dia berhasil melawan para pemburu budak, bersama dengan budak-budak lain dari desa. Aku sedikit khawatir, tapi sepertinya para budak dapat mempertahankan diri mereka sendiri. Mungkin dibesarkan sebagai budakku telah terbayar. Mereka sudah sekuat Raphtalia sebelum dia Upacara kenaikan kelas. aku percaya kalau mereka tak akan kesulitan menghadapi orang-orang seperti pemburu budak atau bandit dalam hal kemampuan.

“Jadi kau ingin bertarung, eh ?! Maka aku tak akan menahan diri! Gahhh! "

Pemburu budak mengarahkan pedangnya ke Keel dan ... tiba-tiba sebuah lubang terbuka di bawahnya dan dia jatuh, hanya menyisakan kepalanya. Saat aku bingung apa yang terjadi, kepala Imiya muncul dari tanah.

"Terima kasih, Imiya!"

Imiya memberi acungan jempol kepada Keel. Jadi begitu ... Imiya yang menggali lubang. 

"Gweeeeeh!"

Bawahan Filo # 1 membantu menyerang para budak dan memberikan tendangan keras pada si pemburu budak. Monster-monster lain sepertinya juga bertarung dengan baik.

"Sekarang!"

Keel dan Imiya menyerang para pemburu budak yang tersisa.

"Air Strike Shield!"

Aku memblokir jalan mereka dengan perisai. 

"Shooting Star Shield!"

Lalu aku melemparkan pelindung di sekitar kami dan melangkah antara Keel dan para pemburu budak. 

"Bubba!"

"Sepertinya kalian melakukan pertarungan yang cukup bagus." 

“Itu pasti! Kali ini kami pasti bisa melindungi desa! "

Mata Keel dipenuhi dengan tekad. Tepat sekali. Dia bukan lagi budak miskin dan tak berdaya yang harus bergantung pada orang lain untuk melindunginya. Sekarang dia memiliki kekuatan untuk melawan dan melindungi yang lain di desa dari ketidakadilan para pemburu budak.

"Kita bisa melawan sekarang, terima kasih, bubba!"

"Itu terdengar baik. Aku melihat kau juga membantu, Imiya.”

"Oh ya…"

Imiya tampak bangga pada dirinya sendiri. 

"Hiyaaa!"

Pada saat itu, Raphtalia terbang seperti kelelawar yang keluar dari neraka dan membasmi para pemburu budak. Dia memancarkan aura haus darah. Para pemburu budak tak mati, tapi hari-hari pertempuran mereka sudah berakhir.

"Rafuuu!"

Bulu Raph-chan berdiri tegak ketika dia bergerak selaras dengan Raphtalia, membantunya dalam pertempuran. Dia membuat musuh bingung dengan ilusinya sambil menggigit salah satu pemburu budak dan memukul yang lain dengan ekornya.

"Baik! Semuanya! Sekarang aku di sini, kalian semua bisa tenang. Pergilah dan tunjukkan pada pencuri yang menyerang desa ini apa yang kalian miliki! "

"Baik!"

Budak dan monster semua menjawab secara bersamaan.

"Ugh ... Tidak kusangka kalau Pahlawan Perisai akan muncul sekarang! Bukankah dia seharusnya pergi ?!”

Salah satu pemburu budak bergumam pada dirinya sendiri ketika dia berjuang melawan Raphtalia, pedang mereka terkunci. Dia tampaknya memiliki pengalaman dalam pertempuran — dia menggunakan kombinasi sihir dan ilmu pedang dan dia bertarung dengan cukup bagus. Pria itu sebenarnya cukup kuat.

“Sepertinya kau menungguku pergi. Sayangnya, para pahlawan memiliki kemampuan untuk berteleportasi.”

Aku kira mereka cukup bodoh untuk berpikir kalau aku tak akan mampir untuk memeriksa desa saat aku pergi.

"Raphtalia!" 

"Apa?"

“Bisakah kau menghasilkan cahaya yang cukup terang untuk menerangi seluruh desa? aku ingin melihat ada berapa banyak pemburu budak. Itu juga akan berfungsi sebagai suar untuk memberi sinyal kepada yang lain di kota sebelah.”

"Serahkan padaku!"

Raphtalia mendorong pemburu budak darinya dan mundur untuk bergabung denganku. Dia menyarungkan katananya dan mulai melantunkan mantra.

"Filo!"

"Ya! aku akan melindungi semua orang! "

Sementara Raphtalia mengumpulkan sihirnya, Filo meluncurkan serangkaian tendangan ke arah para pemburu budak. Keel dan budak divisi tempur lainnya mengikuti, menghabisi satu demi satu pemburu budak. Meski begitu, akan dibutuhkan seseorang setingkat Filo untuk melakuan pekerjaan cepat dari para pemburu budak yang lebih terampil, sehingga para budak perlahan-lahan kehilangan tempo.

“Shooting Star Shield! Air Strike Shield! Second Shield! Attack Support!” 

Aku berdiri di depan semua orang dan menerima pukulan terberat dari serangan para pemburu budak sambil mengeluarkan Skill untuk melindungi Filo dan para budak lainnya. Aku meraih lengan salah satu pemburu budak dan melemparkannya ke arah Filo.

"Gah!"

Secara alami, Filo menghabisi si pemburu budak dengan tendangan cepat. 

"Rafu!"

Ekor Raph-chan menggembung saat dia membantu mantera Raphtalia.

"Sebagai sumber kekuatanmu, aku perintahkanmu! Biarkan cara yang benar terungkap sekali lagi! Banjir area dengan cahaya! "

“Drifa Light!”

Raphtalia membuat bola cahaya dan melemparkannya ke langit. Cahaya sihir menerangi desa seperti suar. Itu pasti memberi sinyal pada para prajurit di kota sebelah, yang kemudian akan datang membantu kami.

Saat cahaya naik tinggi ke langit, aku menghitung berapa banyak pemburu budak di desa. Satu, dua, tiga ... Pasti ada banyak dari mereka. Hanya menghitung yang tersembunyi dalam kegelapan, ada banyak dari mereka. aku berpikir mungkin sekitar tiga puluh, tapi kenyataannya mereka lebih banyak dari itu. Ada setidaknya lima puluh hanya di daerah sekitar desa.

Hanya ada lima budak di sini — termasuk Raphtalia — yang berasal dari desa ini. Berapa banyak orang yang datang untuk menangkap mereka? aku tak percaya akan sebanyak ini yang menyerang. Tetapi, mungkin kau bisa mendapatkan setidaknya 30 keping emas per budak jika kau menangkapnya dan menjualnya di Zeltoble. aku kira daya tarik mendapat uang cepat membuat mereka berkumpul sebanyak ini.

"Haa!"

Raphtalia melompat maju dan menebas pemburu budak segera setelah menyelesaikan mantranya. Itu hampir menakutkan, cara dia bertarung. Yah mungkin itu wajar, mengingat betapa tempat ini sangat berharga baginya — tempat yang layak dilindungi.

“Brave Blade! Crossing Mists!”

Dengan katana di masing-masing tangan, Raphtalia tanpa henti memotong satu demi satu pemburu budak. Dia bergerak dengan anggun, seolah-olah dia menari di medan perang. Benar-benar indah. Tentunya aku bukan satu-satunya yang berpikir begitu.

"Raphtalia ... Kau luar biasa ..." 

"Dia terlihat seperti menari!"

Penduduk desa semua terpesona oleh pertarungan Raphtalia. 

"Awasi musuhmu!"

Aku tersentak kembali ke dunia nyata setelah ditegur oleh Raphtalia dan menyerang balik para pemburu budak yang menyerang.

"Ugh ..."

"Apa yang kalian lakukan bodoh!"

Seorang pria yang tampaknya bos pemburu budak muncul. Aku bisa melihat armornya yang kehilangan kilaunya. 

"Itu—"

Raphtalia, Keel, dan sisa budak dari desa semuanya kehilangan kata-kata. Apa itu? Apakah mereka mengenal orang ini?

“Berapa lama kalian idiot berencana untuk bermain-main? kalian sudah mengacaukan rencana! Kau disana! Berapa banyak yang berhasil ditangkap? "

"Umm ... yah, kita ..."

Suara pemburu budak bawahan menghilang dan bos mengeluarkan bunyi decakan keras saat marah. Kemudian lebih banyak pemburu budak yang tampak seperti petarung professional berdatangan dari luar desa berbondong-bondong.

“Tsk! Untuk berpikir kalau Pahlawan Perisai akan muncul sekarang ... Itu tak ada dalam rencana! Meski dia mungkin seorang pahlawan, tapi dia hanya Pahlawan Perisai. Tunggu saja sampai dia lengah dan kemudian ambil satu atau dua bocah nakal itu!”

Jadi pria ini seperti salah satu bos yang selalu membuat tuntutan konyol, kurasa. Tapi lupakan itu ... Aku lebih peduli dengan reaksi Raphtalia dan yang lainnya.

"Orang ini ... dia orangnya ..."

Wajah Keel lebih dipenuhi amarah sekarang daripada beberapa saat yang lalu. Raphtalia tetap tenang, tapi aku masih bisa mengatakan kalau dia benar-benar marah. Fakta bahwa ekornya mengembung lebih dari yang pernah ada sebelumnya membuatnya menjadi jelas.

“Raphtalia. Keel. Kalian kenal orang ini? ”

Aku berbalik menghadap bos pemburu budak dan menyiapkan perisaiku.

"Iya. Prajurit Melromarc yang datang ke desa untuk menangkap kami dan menjual kami sebagai budak ... dan membunuh orang dewasa yang tersisa di desa itu ... Dialah orangnya! "

"Baiklah! Aku tak akan pernah berpikir kalau bocah rakun kecil yang melarikan diri saat itu akan berakhir dengan Pahlawan Perisai! "

Bos pemburu budak — mantan prajurit Melromarc — yang mengingat Raphtalia, dengan santai menyiapkan pedangnya. Dia mungkin punya ide bagus untuk menggunakan benda itu juga. Keel dan yang lainnya kemungkinan tidak akan memiliki banyak peluang melawannya di level mereka saat ini.

"Tuan. Iwatani! Apa kau baik-baik saja?!"

Saat itu, Eclair dan tentara Melromarc berlari mendekat. 

"Kau?!"

"Kata Raphtalia mereka adalah prajurit Melromarc. kau tahu sesuatu tentang itu, Eclair? "

"Iya. Mereka adalah tentara yang datang ke sini berburu demi-human setelah wilayah itu dihancurkan oleh gelombang. Aku mendengar kalau mereka melarikan diri, begitu mereka mengetahui kalau kau sudah membuktikan ketidakbersalahanmu.”

"Aku mengerti. Jadi pada dasarnya, mereka adalah mantan prajurit yang melarikan diri dari negara ini sebelum mereka mendapat hukuman.”

Para mantan prajurit yang berubah menjadi pemburu budak tampaknya tidak menghargai kata-kataku, karena mereka semua memelototiku sekarang.

Jadi apa yang harus kulakukan? Kami harus berhati-hati tentang Keel dan yang lainnya yang belum melakukan upacara kenaikan kelas. Untungnya, belum ada yang ditangkap oleh para pemburu budak. Tapi musuh datang untuk menyerang berbondong-bondong. Bahkan jika aku tak perlu khawatir tentang diriku sendiri, aku tak yakin kalau yang lain akan berhasil selamat tanpa cedera. Secara fisik aku hanya  bisa menghadang tiga atau empat musuh sekaligus. Menurut perkiraanku, ada kurang lebih lima puluh pemburu budak di sana, jadi akan sulit untuk melindungi Keel dan yang lainnya. Dan juga, sepertinya hanya beberapa dari mereka yang ahli dan tahu apa yang harus mereka lakukan. Salah satunya ada dihadapanku, jadi ... mungkin aku bisa mengatasinya?

Ini juga kesempatan sempurna bagi Raphtalia dan Keel. Para penjahat yang sudah menghancurkan hidup mereka muncul dihadapan mereka. Beberapa pemburu budak menyadari kalau mereka ada pada posisi kurang menguntungkan dan mencoba untuk lari, tapi Keel dan Raphtalia tidak akan membiarkan hal itu terjadi.

“Tsk! Ingatlah tempatmu, Perisai! Mereka akan mengejar kita sekarang karena kau muncul! "

"Untuk apa aku peduli? Selain itu, aku tidak bisa membayangkan ada satu alasan bagus bagi kalian orang-orang rendahan untuk berlarian menangkap penduduk wilayah hanya karena gubernurnya telah meninggal.”

"Oh, pastinya ada! Atau kau tidak tahu?”

Hah? Dia serius. Ohhh ... aku mengerti.

“Apakah kau mengacu pada perkataan Gereja Tiga Pahlawan? Maaf, sobat, tapi propaganda itu tidak akan ada lagi. "

"Kau bajingan!"

Dia masih bisa berteriak, tapi dia belum mencoba menyerang. Mungkin dia menyadari kalau tak ada gunanya menyerangku? Tidak, tatapannya tidak berkata seperti itu. Dia sedang merencanakan sesuatu.

"Terima ini!"

Para pemburu budak menembakkan panah berapi di berbagai bangunan di sekitar desa. Sungguh menyakitkan ...

"Segera padamkan api itu!"

Sial! Jadi inilah yang dimaksud orang-orang ketika mereka mengatakan berjuang melawan rintangan. Tapi itu tidak seperti kami hanya akan berdiri dan menonton.

“Raphtalia! Keel! Bisakah kalian menangani pria itu? "

" Ya ... "

"Kami akan melindungi semua orang!"

Raphtalia mengangguk dengan tenang, dan Keel berteriak penuh tekad. 

"Baik. Buatlah kantong-kantong sampah itu membayar atas perbuatan mereka! ”

Aku diam-diam melantunkan mantra dan memberikan sihir dukungan pada Raphtalia dan Keel. 

"Zweite Aura!"

Dengan semua statistik mereka ditingkatkan, Raphtalia dan Keel fokus pada bos pemburu budak.

"Filo! Beri tendangan pada pemburu budak yang kau temukan di desa. Hal yang sama berlaku untuk bawahanmu! "

"Okaaay!"

"Gweh!"

Aku mengirim Filo dan Bawahan Filolial # 1 untuk mengurus para pemburu budak yang masih tinggal di sekitar desa.

"Tuan. Iwatani! "

“Eclair, jangan berpikir untuk menahan diri hanya karena mereka pernah menjadi tentara. Bunuh pengkhianat ini! "

"Aku berencana untuk melakukannya!"

Eclair dan tentaranya mengangguk dan mengambil posisi bertarung.

“Sepertinya kalian berpikir ini akan mudah, tapi hari ini bukan hari keberuntunganmu. kalian mungkin berharap untuk menghancurkan penduduk desa, tapi satu-satunya yang hancur malam ini adalah diri kalian sendiri!”

Aku berlari ke depan untuk membantu Raphtalia. 

“Tsk! Semua orang! Mundur!"

Bos itu mengangkat pedangnya dan memerintahkan anak buahnya untuk mundur, tapi Raphtalia dan Keel sama-sama mengacungkan senjata mereka dan melompat ke arahnya. Bos itu menangkis serangan dengan pedangnya dan mengunci bilahnya dengan Raphtalia. Dia berusaha untuk memberikan tendangan cepat ke Keel saat dia bertarung dengan Raphtalia, tapi Keel melihat serangannya dan menghindarinya dengan setengah langkah.

"Hiiiyaaaaa!" 

"Ugh!"

Bos itu menahan katana Raphtalia dengan pedangnya sendiri. Dia hampir terlempar ke belakang tapi tetap stabil saat pedang Keel menyerempet bajunya.

"Kurang ajar kau! Jangan sombong, kau demi-human rendahan!”

Ada ledakan keras yang datang dari kanan di mana bilah mereka terkunci bersama. Sihir!? Sekarang mereka semakin menyenangkan untuk kita! Melihat lebih dekat, aku bisa melihat kalau ada seseorang di belakang yang memberikan dukungan sihir.

"Aku belum selesai!"

Tidak terpengaruh oleh ledakan itu, Raphtalia berbalik dan menghunuskan katana-nya. 

"Whoa!"
Pria itu memiliki mata yang bagus, jika tak ada yang lain. Tapi dia melupakan sesuatu yang penting.

“Sayangnya kau memilih lawan yang salah. Kau mungkin bisa hidup lama jika kau tidak pergi dan melakukan sesuatu yang bodoh seperti menyerang desa di bawah perlindungan Pahlawan Perisai.”

Tepat sekali. Dia lupa kalau aku ada di sini. Aku meraih kerah baju bos dan menariknya ke arahku.

"Argh ... Lepaskan!"

"Ya benar! Tidak ada jalan keluar dari sini, kau pengecut! Ini pertarungan Pahlawan Perisai! ”

Aku memberi isyarat kepada Raphtalia dan Keel dengan mataku.

"Aku akan melakukannya!"

Raphtalia menyarungkan katana-nya sebentar sebelum menghunuskannya sekali lagi, seolah-olah dia akan melakukan gerakan pamungkas.

“Instant Blade! Mist!”

"Ini untuk semua orang yang kau sakiti!"

Keel mengayunkan pedangnya dan mendaratkan pukulan langsung segera setelah skill Raphtalia. 

"Arggghhhhh!"

Darah berceceran di sekujur tubuhku, tapi aku tak peduli. Pria itu mendapatkan apa yang pantas dia terima. Dia lemas dan armornya tercabik-cabik. Aku melemparkannya ke tanah.

"Ahhh!"

Akhirnya menyadari kalau mereka bertarung dengan orang yang salah, para pemburu budak lainnya mulai berteriak ketakutan. aku mungkin tak menggunakan Shield of Wrath, tapi aku mungkin masih tampak seperti monster bagi mereka.

"Ayo sekarang, saatnya mengakui dosa-dosamu ... dan membayar harganya, kalian brengsek!"

Sisa pertempuran benar-benar sepihak, dan kami menangkap satu ton pemburu budak. Bos yang dikalahkan Raphtalia masih hidup, meski baru saja. aku pikir mereka telah membunuhnya, tapi ternyata mereka menahan diri.

"Kau tidak akan menghabisinya?" 

"Tidak ..."

Raphtalia dan yang lainnya tampaknya ingin menyerahkannya kepada pihak berwenang dan menghukumnya.

"Nah, sekarang ..."

Aku melihat gerombolan pemburu budak yang diikat dan tersebar di seluruh alun-alun desa. Aku tidak menyangka mereka ada begitu banyak ... dan keseluruhan dari mereka adalah sampah rendahan.

"Sial! Mereka itu monster!” Teriak salah satu pemburu budak.

"Kau mengatakan kepada kami kalau kami bisa menangani mereka terlepas dari level mereka!"

Bawahan pemburu budak mengeluh pada pemimpin mereka. Perilaku menjijikan— menyalahkan atasannya ketika ia gagal.

“Itu terlalu buruk untukmu, bajingan. kau ingin para pahlawan melindungi duniamu? Yah, ini bagian dari itu.”

"Hmph ..."

"Kita menang ... Semuanya! Kita menang!"

Keel dan para budak dari desa mengeluarkan teriakan hore besar dalam perayaan kemenangan kita. Imiya dan beberapa anak, yang tampaknya seperti monster, mereka juga ikut serta dalam perayaan itu. Tak masalah mereka berasal dari desa ini atau tidak — mereka semua mengalami trauma yang serupa. Kemenangan mereka melawan para pemburu budak kejam itu akan baik bagi mereka.

“Ya, kita menang. aku pikir kali ini, pasti ... kita berhasil mengambil kembali bendera yang hilang saat itu, " bisik Raphtalia, sambil memegang erat katana-nya dan menatap ke kejauhan.

"Bendera, ya? kau benar-benar menginginkan bendera sampai seburuk itu? "

"Bukan itu yang aku maksudkan ... "

"Raphtalia, bendera ini ..."

Eclair menyela sebelum aku selesai berbicara kepada Raphtalia dengan ekspresi menyesal di wajahnya.

"Maafkan aku. Ini seharusnya tak pernah terjadi saat aku ada di sini ... "

"Jangan khawatir tentang itu, Eclair. Tapi katakan padaku, apakah kau tahu kalau ada bendera yang berkibar di desa ini?”

"Hah? Umm, ya, itu adalah bendera yang diberikan sebagai hadiah kepada desa oleh ayahku. ” Aha, jadi itulah bendera yang dibicarakan oleh Raphtalia.

"Eclair, mengapa kau tidak mengibarkan bendera itu lagi sebagai hadiah atas kemenangan mereka?" Usulku. 

"Tuan. Naofumi? ” Seru Raphtalia terkejut.

“Semua kerja keras yang dilakukan semua orang sejak kembali akhirnya membuahkan hasil. Raphtalia, ini adalah awal baru untuk desamu, bukan? ”

Raphtalia memejamkan mata sesaat seolah mengenang masa lalu, lalu membukanya lagi dan mengangguk.

"Kau benar. Aku menyukainya."

Selain itu, Keel anehnya tampak terpaku pada bendera itu juga. Aku pernah memberinya makan siang anak-anak dengan bendera di atasnya sesekali, dan dia benar-benar gembira. Dia menganggap bendera adalah semacam harta karun. Sekarang aku bisa mengerti kalau bendera itu memiliki arti khusus bagi mereka.

"Baiklah."

Aku menunda pembicaraan dengan Raphtalia dan Eclair dan memandangi para pemburu budak yang kami kumpulkan.

"Apa yang harus kita lakukan dengan bajingan ini?"

"Biasanya mereka akan dibawa ke kastil, di mana mereka kemudian akan menerima hukuman yang sesuai."

"Hmm ... Tapi kejahatan yang terkoordinasi dengan orang sebanyak ini...?"

“Tentu saja, itu adalah kejahatan yang menyedihkan, menurutku. Kemungkinan besar level mereka akan direset dan kemudian ditahan secara paksa.”

"Tidak dieksekusi?"

"Biasanya pelaku utama yang dieksekusi.., tapi ..."

Eclair memandang keras ke wajah-wajah para mantan tentara, yang kemungkinan besar akan dikategorikan sebagai pelaku utama.

“Orang-orang ini berasal dari beberapa keluarga Melromarc yang terhormat. Bahkan jika mereka dijatuhi hukuman mati, kemungkinan besar itu akan menjadi proses yang sangat panjang.”

"Berarti jika sang ratu memaksanya, akan ada serangan balik dari kaum bangsawan, dan dapat mempertaruhkan posisinya?"

Eclair mengangguk sebagai jawaban. aku kira bahkan para raja harus berurusan dengan gangguan seperti ini. Mungkin itu sebabnya mantan prajurit itu tampaknya menganggap semua ini agak enteng. Bajingan itu ... Apakah mereka tak menyadari situasi yang mereka hadapi?

“Banyak penekanan diberikan pada garis keturunan. Jika yang terburuk menjadi yang terburuk, sang ratu bisa diganti dengan seseorang dengan garis keturunan yang lebih disukai oleh kaum bangsawan. Itu tidak terpikirkan, mengingat kalau negara ini saat ini dalam keadaan lemah karena insiden Roh Kura-kura. "

"Berarti ... kerabat jauh?"

Mungkin. Ini tak seperti kedua putri ratu adalah satu-satunya keluarga kerajaan. Akan ada kepala keluarga, dan kemudian akan ada cabang keluarga kerajaan dan sejenisnya. Para bangsawan bisa memilih salah satu kerabat yang sejalan dengan tujuan mereka dan membuat mereka memimpin pemberontakan, merebut kastil dan menggantikan ratu.

"Para bangsawan mungkin akan datang dengan semacam dalih seperti 'tentara miskin kita yang hilang karena negara itu berantakan akhirnya muncul hanya untuk ditangkap berdasarkan tuduhan yang tidak berdasar!'"

“Ya, mereka akan melakukannya, meskipun mereka bersalah. Sungguh menyakitkan. Haruskah kita membunuh mereka dan mengatakan kalau mereka mati saat bertarung? ”

Fakta kalau mereka masih hidup akan menjadi berbahaya untuk sampah seperti ini. Aku sama sekali tak ragu kalau itu akan kembali menggigit kami nanti. Dalam hal itu, akan jauh lebih masuk akal untuk membiarkan mereka pergi dari dunia ini.

“Jika kau menggunakan otoritasmu sebagai pahlawan, itu mungkin bisa berhasil. Namun, secara pribadi aku lebih suka kau mematuhi aturan negara. "

"Bahkan jika itu berarti proses yang panjang dan berlarut-larut yang akhirnya membuat mereka menjadi budak tanpa disengaja bukannya hukuman mati?"

Dan untuk sesuatu yang terjadi di wilayah ayah Eclair, para korban mereka akan menggali kuburan mereka sendiri.

"Aku mengerti apa yang kau katakan. aku setuju kalau tindakan mereka tidak termaafkan, tapi meskipun begitu ... "

"Kau akan berpikir bangsawan yang bertanggung jawab atas area di mana kejahatan itu terjadi akan memutuskan penanganan selanjutnya."

"Itulah yang terjadi ... secara normal. Kami memang bisa memutuskan hukuman bawahan mereka. ”

"Eksekusi, titik."

Tidak perlu berkonsultasi dengan ratu.

“Mengapa banyak pemburu budak muncul di sini? Hukuman mati atau tidak, kita perlu membuat mereka berbicara— "

"Tentang itu ... aku perlu berbicara dengan para budak, jadi ini adalah kesempatan yang sempurna. Semuanya berkumpul! ”

Aku kemudian menjelaskan tentang bagaimana budak Lurolona ditangani di Zeltoble.

"Jadi singkatnya ... kau mengatakan kalau mereka berencana untuk menangkap budak desa dan menjualnya di Zeltoble saat harganya sedang tinggi ?!" 

Eclair menatap tajam pada para pemburu budak dengan pandangan yang bahkan lebih mengancam daripada sebelumnya.

"Tidak mungkin ... Apakah itu berarti kita tidak bisa mendapatkan semua orang kembali?" Keel menatapku dengan memohon, dipenuhi ekspresi khawatir di matanya.

"Jangan khawatir. aku akan melakukan apa pun untuk membelinya kembali. Kemungkinan lebih banyak makhluk rendahan seperti mereka akan muncul kembali, kita perlu mengatasinya. "

Aku kira masalah seperti ini muncul bersamaan dengan kenaikan harga yang tiba-tiba. Kami harus mencari cara untuk mengakhiri harga berlebihan para budak dari desa ini. Aku punya satu set gangguan baru untuk diatasi sekarang. Sementara itu, aku perlu memprioritaskan peningkatan kekuatan para budak. Mereka masih belum siap untuk upacara kenaikan kelas.

"Bubba! Jika kau akan berkompetisi di coliseum, aku juga ingin bertanding!”

Mereka pasti yakin dengan kemenangan mereka, karena Keel dan para budak lainnya yang telah menunjukkan keinginan untuk bertarung.

"Hmm ... Kita bisa membuatmu bertanding, tapi itu terlalu berisiko ..."

Itu kemungkinan. Tapi membawa mereka ke Zeltoble dan membuat seseorang tahu bahwa mereka adalah budak Lurolona adalah hal yang benar-benar membuatku khawatir. Jika mereka akhirnya diculik di tempat yang ramai seperti itu, melacak mereka akan sulit. Budak bisa dilacak menggunakan kutukan budak, tapi orang-orang itu tak bodoh. Mereka mungkin akan menimpa kutukan budak tanpa ragu-ragu.

Aku ingin secepatnya menyelesaikan ini - mendapatkan uang dan membeli semua budak dalam satu gerakan. Ini adalah masalah yang mendesak, dan aku punya perasaan kalau kami sudah bisa mengatasinya dengan uang secara bertahap bekerja melalui kompetisi coliseum. Tapi kami perlu mengumpulkan cukup uang untuk taruhan besar agar rencana ini berhasil. Tidak ada gunanya jika kita tidak bisa bertaruh besar.

Tentu saja, sudah pasti kita tak akan kalah, dengan pahlawan dan partynya. Tapi terlalu banyak menang akan membuat taruhan kurang menguntungkan. Aku hampir tak memiliki pengalaman dengan pacuan kuda atau semacamnya, tapi aku tahu kalau bertaruh pada pemenang yang jelas tak akan menghasilkan banyak uang, karena semua orang juga akan bertaruh untuk itu. Itu sebabnya jika kau ingin bertaruh besar dan menang besar lakukan sebelum berita tersebut tersebar.

Kita bisa menjual sesuatu yang bernilai ... Kalau saja kita punya banyak emas atau semacamnya. Ketika pikiran itu terlintas di benakku, aku melihat para pemburu budak dan tiba-tiba ide itu terlintas.

"Aku baru saja memiliki ide yang bagus."

Aku menyeringai jahat. Raphtalia pasti menyadarinya dan memiliki ide bagus tentang apa yang akan terjadi, karena dia memutar matanya.

"Tuan. Naofumi, kau akan mencoba sesuatu yang gila, bukan? ”

"Ya. Aku akan pergi menjemput seseorang. aku akan kembali sekitar satu jam, jadi tunggu di sini. "

Aku menggunakan portal aku untuk teleport kembali ke Zeltoble sendirian. Dan kemudian ... 

"Oh? Pahlawan Perisai, aku pikir kau kembali ke desa? Ya."

"Ya, tapi sesuatu muncul. Aku ingin kau ikut denganku. ”

Sekitar satu jam kemudian, setelah cooldown skill portalku berakhir, aku kembali ke desa lagi dengan pedagang budak dan assistennya.

"Tuan. Naofumi? Umm ... kemana kau ... "

Raphtalia memandangi pedagang budak sambil memiringkan kepalanya dengan bingung. Penduduk desa lain juga menonton, ingin tahu apa yang akan terjadi. Eclair dan para prajurit melihat pedagang budak dengan alis mereka berkerut.

“Eclair. Tanggung jawab untuk sampah ini secara teknis belum diberikan kepada pihak berwenang, kan?"

"Itu benar, tapi ... Apa yang kau rencanakan, Tuan Iwatani?"

"Diam dan perhatikan. Aku datang dengan metode yang sempurna untuk mengurus ini.”

“Hati-hati, Eclair. Inilah saat biasanya Tuan Naofumi mengatakan sesuatu yang sangat keterlaluan.”

Hei, apa yang terjadi pada Raphtalia yang percaya padaku? Lagipula, aku sangat menyadari fakta kalau aku cenderung melakukan hal-hal gila pada saat-saat seperti ini. Dia meringis ketika mendengar tentang bagaimana caraku menjual spirit water. Kizuna sangat bangga dengan hal itu, jadi dia hanya bertingkah normal dan tidak mengatakan apa-apa.

"Kau tahu apa yang akan terjadi padamu jika kau berpikir untuk menyentuh kami, kan?"

Bos pemburu budak berusaha untuk mengintimidasiku. Bajingan itu mungkin mengira dia akan selamat dengan mudah, dan dia tentu tak berpikir dia dalam bahaya. Tentunya kita tidak akan melakukan apa pun yang akan membahayakan posisi ratu, kan?

"Santai. Aku akan membiarkan kalian semua hidup, seperti yang kalian inginkan. "

Semua bawahan menunjukkan tanda-tanda kelegaan yang terlihat ketika mereka mendengar itu. Bos, di sisi lain, tampak bingung. Kurasa dia tidak sebodoh kelihatannya.

“Pedagang budak, bisakah kau menjadikan para bajingan ini budakku?” 

“Aku bisa. Ya."

"Tentunya kau tidak berniat mengubah mereka menjadi budak dan memaksa mereka untuk membantu mengembangkan wilayah itu atau melindunginya dari para pemburu budak lain, kan?" Eclair tiba-tiba menimpali.

Apakah Eclair benar-benar berpikir aku akan melakukan sesuatu yang begitu ringan? Dan lagi, itu bukan ide yang buruk. Aku bisa menggunakan kutukan budak untuk menetapkan batasan keras yang akan membunuh mereka jika mereka melanggar perintah. Tapi ada kesalahan fatal dalam rencana itu.

"Dan membiarkan mereka menunggu kesempatan untuk memiliki seseorang yang mereka kenal menghapus kutukan itu? Aku tak sebodoh itu. "

Beberapa pemburu budak pasti berpikir untuk melakukan hal itu, karena mereka menyeringai dengan licik, tapi sekarang mereka tampak bingung.

"Alasanku menjadikan mereka budakku adalah untuk memaksa mereka masuk ke partyku dan untuk membuat bagian selanjutnya dari rencanaku lebih mudah."

"A ... apa yang akan kau lakukan?" Rishia bertanya, menatapku dengan gugup.

Rishia ada di sini? Dia baru saja menghilang ke belakang untuk sementara waktu di sana.

“Aku akan membawa mereka ke Zeltoble. Dan kemudian aku akan menjualnya. Sebagai budak, tentu saja."*
<Ryuu: anjirr kejamnya.>

"Apa—"

Eclair kehilangan kata-kata. Raphtalia menghela napas cemas. Tepat sekali. Yang kami butuhkan saat ini adalah sejumlah besar uang sehingga kami bisa memenangkan taruhan yang besar di coliseum. Setiap receh akan sangat berharga.

Tentu saja, jika kami menjual para pemburu budak sebagai budak, kemungkinan akan ada beberapa bangsawan Melromarc yang siap untuk menyelamatkan mereka dengan membelinya kembali. Bahkan ada risiko mereka melarikan diri sebelum itu, jika kami tak hati-hati. Para pemburu budak mungkin tahu itu, karena mereka masih tak terlihat terlalu khawatir. Mereka mungkin berpikir kalau mereka tak akan mendapatkan harga yang sangat baik. Tapi aku tak akan membiarkan mereka semudah itu.

"Perdagangan budak. Apakah kau memiliki kerabat di Siltvelt? "

"Tentu saja. Ya."

"Baik. Dalam hal ini, aku ingin menjual sampah ini kepada mereka. Mari kita lihat ... Katakan kepada mereka kalau mereka ditawarkan oleh Pahlawan Perisai dan kalau mereka adalah pemburu budak yang menangkap budak demi-human yang berasal dari wilayah Seaetto. "

Wajah para pemburu budak tiba-tiba pucat. Pedagang budak, di sisi lain, menatapku dengan senyum terlebar yang telah kulihat sejauh ini. Pertama, ada fakta kalau mereka ditawarkan oleh Pahlawan Perisai, yang akan meningkatkan nilai mereka, karena negara itu memuja Pahlawan Perisai. Kemudian ada fakta kalau mereka adalah penjahat terkenal yang telah membantai atau memperbudak demi-human yang tak terhitung jumlahnya dari wilayah Seaetto, yang seharusnya menjadi simbol persahabatan antara Melromarc dan Siltvelt.

Bagaimana demi-human Siltvelt akan melihat orang-orang seperti itu? Itu akan menjengkelkan. Perwujudan kejahatan yang hidup bagi mereka, aku yakin. Jika orang seperti itu muncul di pasar budak dan dibeli ... apa yang akan terjadi pada mereka? Tak perlu dikatakan kalau mereka akan dipukuli dan dianiaya sebagai bentuk penghilang stres, seperti Raphtalia dan budak-budak lain dari desanya oleh para bangsawan di negara ini. Inilah artinya membayar sesuatu dengan hidupmu.

"Itu ... itu bahkan tidak lucu! Menjual kami ke Siltvelt?! Itu bukan sesuatu yang akan dilakukan pahlawan!”

Bos pemburu budak mulai mengoceh.

“Ini tidak seburuk tentara negara yang membunuh dan menjual warganya sendiri. aku yakin kau bajingan punya ide bagus tentang neraka yang telah dilalui para budak ini. "
<Ryuu: hmm gua suka gaya lo.>

"Ini berbeda! Tidak ada alasan kami harus melewati itu! "

"Jadi apa maksudmu ... tak masalah untuk memaksakannya pada mereka, tapi tak bagus ketika itu dipaksakan padamu?"

Aku kehilangan kata-kata. Selalu ada kesempatan kalau tentara akan mati dalam perang, namun pikiran disiksa dan kematian yang menyakitkan sebagai budak membuat orang-orang ini ketakutan. Seberapa menyedihkannya mereka?

"Ada sebuah kutipan yang relatif ku sukai di duniaku, hanya untukmu bajingan: 'Jangan menembaki orang kecuali kau siap untuk ditembak.'"

Itu adalah kutipan dari detektif fiksi kriminal. Jika kau tidak siap untuk menderita sendiri, kau tidak punya tempat untuk membuat orang lain menderita.

“Konyol! Masuk akal kalau demi-human menderita dan mati! kau tidak dapat membandingkan manusia beradab seperti kita dengan demi-human seperti — hrrmg!”

Orang itu menggangguku, jadi aku menyumpal dia untuk membuatnya diam. Wajah para bajingan ini yang dipenuhi oleh rasa takut adalah pemandangan yang sangat indah. Itu tidak sebagus saat Sampah dan Bitch dipaksa untuk bersujud di hadapanku, tapi tetap saja ... Bajingan ini setidaknya pantas untuk menerimanya. Adalah kesalahan mereka kalau demi-human di sini pernah menjadi budak. Sekarang giliran mereka untuk menjadi budak.

“Eclair, kau berpandangan lurus, jadi kau mungkin tak bisa memaafkan ini, tapi bajingan ini perlu dihukum dengan benar. Dan aku akan menggunakan uang yang aku hasilkan dari menjualnya untuk mendapatkan penduduk desa Lurolona kembali.”

"Ugh ..."

Eclair mengerang sedih tapi tidak menunjukkan tanda-tanda akan mengambil tindakan lebih lanjut. Lagipula, dia tahu jika kita menyerahkannya pada pihak berwenang, mereka mungkin akan lolos dengan mudah.

"Dengan kata lain, Eclair. Ini akan memberi contoh. Pemburu budak akan tahu apa yang akan terjadi jika mereka mencoba menyerang desa lagi.”

Serangan tidak akan pernah berhenti jika tidak ada hukuman yang layak dibicarakan. Ada kemungkinan orang-orang yang akan tetap datang bahkan dengan risiko eksekusi. Tapi bagaimana jika itu berarti tertangkap, diperbudak, dan disiksa? Jika kami menunjukkan pada mereka kalau ada hukuman yang lebih buruk daripada kematian di dunia ini, maka setiap pemburu budak yang masih mempertimbangkan datang ke desa pasti akan menyerah. Belum lagi, desa itu dilindungi oleh Pahlawan Perisai.

"Tuan. Naofumi ... "Raphtalia bergumam.

“Aku melakukan ini tak peduli seberapa absurdnya menurutmu, Raphtalia. Aku akan melakukan apa pun untuk menyelamatkan teman-temanmu.”

Mungkin dia tidak akan suka tinggal di tempat yang dibangun menggunakan uang kotor. Tentu, aku ingin menyelamatkan hari dengan uang jujur seperti pahlawan gagah dari beberapa novel, jika mungkin, tapi aku tidak memiliki kelonggaran untuk memilih caraku. Kehidupan para budak Lurolona mungkin sangat dalam bahaya sementara kami di sini membuang-buang waktu dengan kekacauan ini. Raphtalia percaya padaku dan ini juga untuknya. Berdiam diri bukanlah suatu pilihan, bahkan jika Raphtalia tidak menyukai alternatif itu.

"Bubba ..."

Keel memanggilku dengan nada gelisah.

"Apakah kau kurang menghormatiku sekarang? lagipula, aku bos di sini. aku menghargai kesediaanmu untuk maju dan secara sukarela bertarung di coliseum, tapi saat ini kau harus melupakan hal itu dan fokus untuk menjadi lebih kuat. Serahkan pekerjaan kotor kepadaku.”

Aku berbalik dan melangkah maju. Tepat sekali. Mereka tidak perlu membuat tangan mereka kotor. Mereka bisa menyerahkan itu padaku.

“Ini bukan saatnya bagimu untuk mengambil risiko. Kau akan melindungi desa ini, kan?”

"Ya…"

Bagaimanapun, aku mungkin bisa menghasilkan banyak uang jika aku menjual banyak pemburu budak ini. Itu merupakan masalah yang tidak terduga, tapi pada akhirnya menguntungkan kami.

Aku berdiri di sana, menatap diam-diam waktu cooldown skill portal di bidang penglihatanku.




TL: Ryuusaku
EDITOR: Isekai-Chan