Chapter 17-45. Kastil Demon God
※ Sedikit lebih panjang untuk menebus libur minggu lalu.
Satou di sini. Seorang teman penggila game memberi tahuku bahwa bos terakhir yang bukan hanya sekedar kuat adalah hal yang membuat RPG PC berbeda.
Ketika dia hampir membuatku mempercayainya, aku ingat bagaimana karakter bos yang tak terkalahkan tanpa strategi yang benar selalu populer sejak zaman Yamata-no-Orochi, dan itu membuatku menyadari tipuannya. Aku akui itu tipuan yang cukup bagus untuk RPG.
◇
"Kurasa mereka tidak mengirim pasukan lagi?"
Setelah mengalahkan tiga demon raksasa dan kabut mereka menghilang, kastil demon god berhenti mengirimkan pasukan.
"Ya, sekarang adalah kesempatan kita."
Aku tidak bisa menggunakan Meteor Shower atau magic anti-dewa untuk menghancurkan seluruh kastil karena seharusnya ada banyak gadis kecil ungu di dalamnya.
Tindakan terbaik adalah aku menyusup sendiri.
"Kau tidak berpikir untuk pergi sendiri, bukan, Master?"
"Tidak, kau tidak boleh, Ichirou-nii."
Arisa dan Hikaru membaca pikiranku dan memberi peringatan.
"Kami sepenuhnya menyadari betapa kuatnya master, tetapi kau mungkin masih bisa kalah dari Demon God jika kau kelelahan dengan serangkaian pertempuran."
Aku ragu akan hal itu?
Sekarang aku merasa seperti dapat mengalahkan bahkan demon god dengan satu pukulan seperti pahlawan botak tertentu.
<TLN : Hello there saitama :v>
"Selain itu, siapa yang tahu jika kenaikan level Master mungkin menjadi bagian dari skema Demon god."
"--skema?"
Tidak tidak, aku kira tidak.
"Ya ampun! Apakah kau sudah lupa?"
"Ingat bagaimana dia mencoba menyerapmu, Ichirou-nii?"
"Sekarang setelah kau mengatakannya--"
Oh ya, itu memang terjadi.
Tidak ada kabar lagi setelah kejadian itu, dan gadis kecil ungu di sini berkata bahwa Demon god telah mencapai bentuk sempurna menggunakan boneka yang dipersiapkan oleh para dewa, sehingga semua hal itu benar-benar terlepas dari pikiranku.
"Milord sudah mencapai bentuk yang sempurna, kau tahu?"
"Tapi itu tidak berarti dia tidak akan mencoba menyerap lebih banyak, bukan?"
Arisa menanggapi gadis kecil ungu itu.
Gadis kecil yang diam saja sampai sekarang langsung bergabung dalam percakapan karena melibatkan Demon god.
"Kami ingin kau dalam kondisi terbaik jika kau benar-benar harus memurnikan [Ketidakmurnian] Demon God, Ichirou-nii."
Aku merasakan nuansa, "Tolong jangan pergi jika Kau bisa" dari kata-kata Hikaru.
"--Aku mengerti."
Aku menyerah pada Hikaru dan Arisa yang mendesak.
Berkat kenaikan levelku, aku memiliki keyakinan penuh pada kesempatanku melawan Demon God, tapi aku tidak akan menyangkal kemungkinan kecil bahwa aku bisa kalah karena kelelahan.
Selain itu, gadis-gadis ini sekarang seharusnya dapat dengan mudah mengalahkan greater demon, dan bahkan bisa melakukan pertarungan yang baik melawan greater demon ber-unique skill dan demon lord.
"Aku akan mengandalkan kalian."
"Itu yang ingin kudengar!"
Arisa menjentikkan jarinya dan mendesak semua orang untuk duduk dikursi mereka.
"Target kita adalah bagian dalam kastil Demon God! Kita tidak punya waktu untuk terlibat dalam pertarungan kecil! Serang langsung ke tempat di mana Demon God berada!"
Strategi yang sangat berani seperti Arisa.
Sudah jelas di mana lokasinya karena gedung tertinggi kastil itu memiliki miasma yang sangat tebal pada tingkat yang sama dengan Lumpur Hitam.
"Ya, Arisa. Mesin utama pesawat ruang angkasa dengan kecepatan penuh jadi aku laporkan."
"Zena-tan, aktifkan mesin utama pesawat-pesawat kecil dengan kecepatan penuh juga!"
"Dimengerti! Mesin utama, kecepatan penuh!"
"Garuda, dorong."
Pesawat ruang angkasa terbang menuju pusat kastil Demon God dengan kecepatan yang bahkan unit Inertia Control tidak bisa membatalkan sepenuhnya.
"Datang!"
"Pengeboman."
"Menyebarkan『 Domain Paladin 』jadi aku menyatakan."
Dengan peringatan dari Tama dan Mia Sanctuary Guard, Nana mengerahkan banyak penghalang.
Sinar laser dan rudal menghantam penghalang yang dibuat oleh [Paladin Domain], menyebarkannya menjadi percikan api dan ledakan.
Guncangan yang melebihi Inertia Control menyerang kursi kami setiap kali bunga api beterbangan.
Meski begitu, penghalang pesawat ruang angkasa yang didukung oleh Unique Skill tetap utuh, dapat bertahan melawan ribuan serangan ini tanpa kesulitan.
"I-ini buruk."
Pemboman yang semakin intens setiap menitnya.
Kastil Demon God sendiri tidak dilengkapi dengan banyak artileri, tapi ada cukup banyak jenis demon yang berkeliaran di sana.
"I-ini sangat intens."
Jumlah demon-demon itu melebihi ratusan, sehingga Nana memutuskan untuk tidak memblokirnya dengan Paladin Domain tetapi untuk menghindari atau menangkisnya dengan Phalanx.
Lulu membantu dengan menembak jatuh musuh, puteri Sistina dan unit-unit golem yang melayang miliknya memblokir rentetan tembakan, dan perisai magic yang diciptakan oleh magic force Hikaru bersama dengan magic space Arisa membantu maneuver menghindar Nana.
Mereka mengatakan kepadaku agar tetap diam untuk mengumpukan kekuatanku, tetapi sedikit bantuan bukan masalah, kan?
Aku membungkus pesawat ruang angkasa kami dalam magic space << Pysical Reflector >> untuk memantulkan serangan musuh.
Sayangnya, peluru fisik yang dipantulkan tidak mencapai penembak mereka kembali, tetapi serangan laser menewaskan banyak demon dalam garis lurus.
"Shield Reflector, memang hebat! Magicku hanya bisa memfokuskannya pada satu titik, jadi ini pemandangan yang bagus!"
Arisa menjadi bersemangat melihat adegan itu.
Memang cukup nyaman, tetapi menyesuaikannya untuk mengikuti pesawat ruang angkasa kami yang besar itu menyakitkan, jadi aku beralih ke Divine Dancing Armor.
Tapi itu hanya bisa mencakup area terbatas dan tidak mampu menangani serangan yang menembus penghalang.
Kekuatan defensif tidak harus setinggi aslinya, jadi aku akan membuat beberapa penyesuaian pada kode di sana-sini – dan selesai.
"Master, kami tidak menderita kerusakan lagi, jadi aku melaporkan."
"Aku sudah membungkus pesawat dengan Divine Dancing Armor yang sedikit kusesuaikan. Seperti ini--"
Aku menempatkan Pochi dalam magic baru - Divine Radiant Armor.
"Nyu!"
"Pochi bersinar seperti platinum nodesu!"
Divine Dancing Armor yang asli berwarna ungu karena itu adalah warna pribadi Demon God, tetapi versiku berwarna platinum karena modifikasi kode yang kulakukan.
Mungkin karena itu ditempatkan di atas golder armornya dan fungsi refleksi sinar yang ditambahkan.
"Kita bisa melakukan ini! Master, bisakah kita meluncurkan serangan dari sisi ini?"
"Selama itu bukan spell terlarang atau magic anti-dewa."
Sayangnya, itu tidak cukup serbaguna untuk membiarkan magic anti-dewa dan spell terlarang untuk menembusnya.
"Itu cukup bagus! Kita bisa mengantar Master ke jantung pertahanan musuh dengan ini!"
Arisa mendeklarasikannya diiringi dengan kepalan tangan.
◇
Selain itu--
Lebih sedikit yang menyerang kita sekarang setelah terbang di atas kastil.
"Menurutmu ini saat yang tepat untuk mengisi daya?"
"Ya, Master. Dimungkinkan untuk melakukan pendaratan paksa jika kita mengalihkan tujuan kita ke titik ini, jadi aku melaporkan."
Nana menggambar lingkaran yang jelas di sudut kastil Demon God yang ditampilkan di monitor.
Tempat itu terlihat seperti taman gantung raksasa.
Kita masih dibombardir ke kiri dan ke kanan, tapi itu tidak masalah sekarang karena kita memiliki Divine Radiant Armor.
"Baiklah, mari kita mendarat di tempat itu."
"Ya, Master, afterburner dengan kecepatan penuh jadi aku laporkan!"
Mekanismenya sebenarnya tidak seperti afterburner pesawat jet, tetapi karena akhirnya memiliki arti yang sama, aku memilih untuk tetap diam.
"Serangan meriam dataaaaaaang"
Arisa berteriak keras ketika pesawat kami melewati hujan meriam.
Pilot kami, detak jantung Nana juga meningkat.
"Liza."
"Ya – Hero Heart!"
Liza yang ada di sampingku menumbuhkan keberanian dalam hati semua orang dengan Unique Skillnya.
"Hyahha ~?"
"Pochi dan kawan-kawan telah bersatu dengan angin nodesuyo!"
Tama dan Pochi yang mendapat dorongan keberanian mereka berputar-putar di depan monitor yang menunjukkan bola meriam mendekat.
Skill ini bisa membuat orang-orang menggila hanya dengan sedikit kesalahan.
Pesawat itu mendekat dengan cepat menuju penghalang yang melindungi istana Demon God.
"—Bersiap untuk guncangan! 3,2,1, guncangan!"
Dengan ledakan keras, bagian depan pesawat dan penghalang berhantaman, mengirim bunga api ke mana-mana.
Sepertinya penghalang Demon God Castle terbuat dari mekanisme yang sama dengan Divine Dancing Armor.
"Sekaranglah saatnya! Hadapi penghalang dengan -"
"Memisahkan bagian depan pesawat, mengaktifkan Dragon Fang Pile Bunker."
"--Apa ?!"
Arisa yang akan meneriakkan parodi diinterupsi oleh Zena-san.
Pile bungker itu sendiri tidak terbuat dari Dragon Fang secara keseluruhan, hanya ada lapisan bubuk Dragon Fang di atasnya. Aku meniru teknik yang digunakan pada white sword Weasel Empire.
"Itu rusak ~"
"Itu hancur nodesu!"
Namun kemampuan Dragon Fang, [Menembus Segalanya], bekerja pada penghalang, menusuk dan menghancurkannya.
"Peringatan! Kepadatan miasma 128 kali lebih tinggi dari tingkat di luar!"
"Mendeteksi kelainan pada Sacred Stone Furnace. Outputnya menurun."
"Miasma Barrier kelebihan muatan! Kita dalam keadaan darurat! Pada tingkat ini barrier akan gagal menetralkan miasma. Itu benar-benar buruk! Itu buruk!"
"Satou-sama, serangan Meriam dengan kecepatan tinggi dan roket raksasa datang!"
Whoa, kita dalam keadaan darurat.
"O-oh tidak! Apa yang harus kita lakukan, Master!"
"Tenang saja."
--Miasma Barriers, multi deployment.
"Kepadatan miasma menurun. Turun empat kali lipat."
"Zena-san."
"Ya, mengaktifkan [Saint Prey] pada Miasma Barriers."
"Output Sacred Stone Furnace masih menurun. Sistem pesawat dan pendorong akan berhenti berfungsi jika ini terus terjadi."
"Tidak dapat melakukan manuver menghindar jadi aku melaporkan. Semuanya bersiap untuk pendaratan darurat jadi aku melaporkan."
"Baiklah kalau begitu, aku akan menggunakan Over Boost di sini dan memindahkan kita!"
"Tidak apa-apa, tidak perlu untuk itu."
Tujuan kami sudah jelas dari sini.
- Unit Arrangement.
Aku membuat pesawat ruang angkasa kami mendarat di tujuan kami.
◇
"Bagaimanapun juga, kita akhirnya diselamatkan oleh cheat Master."
"Itu tidak benar."
Berkat upaya semua orang, aku hampir tidak melakukan apa-apa.
"Tempat ini sangat sunyi ..."
Monitor eksternal pesawat ruang angkasa menunjukkan kepada kita sebuah taman yang dirawat dengan baik seperti bunga mawar yang tumbuh di dalamnya.
"Master, kita tidak dibombardir lagi jadi aku laporkan."
"Satou-san, kondisi Sacred Tree Furnace semakin buruk. Itu masih cukup untuk memasok『 Miasma Barrier 』dan sirkuit pesawat, namun kita tidak memiliki kekuatan yang cukup untuk menyalakan kembali pesawat."
"Kami juga mendapat peringatan dari badan utama pesawat ruang angkasa. Golem pemeliharaan telah dikirim, namun perbaikannya diperkirakan akan membutuhkan waktu setengah hingga dua jam."
Gadis-gadis melaporkan kondisi pesawat kami.
"Pasukan musuh yang datang."
"Respons pada radar. Titik-titik yang tampak seperti demon mendekat dari segala arah."
Banyak demon, tetapi mereka semua hanyalah lesser demon.
"Satou-sama, tolong serahkan tempat ini kepada kami silver armor dan carilah Demon god."
Putri Sistina membuat saran itu sebagai perwakilan dari anggota Silver.
"Tapi--"
"Ini akan baik-baik saja desuwa! Kami akan memusnahkan apa pun yang mendekati pesawat kami."
"Aku akan melakukan yang terbaik juga!"
"Sama seperti perkataan Karina-sama dan Zena-san. Tolong percayakan pesawat ini kepada kami."
"Kami akan menyelesaikan perbaikan pada saat Satou-sama dan yang lainnya kembali."
"Master Satou, serahkan kapalnya kepadaku sementara Nana pergi."
Putri Karina, Zena-san, Sera, puteri Sistina dan Core dua berbicara.
Aku bisa kemari dengan Unit Arrangement jika serangannya semakin brutal pula, dan bagian dalam pesawat ini tentu saja lebih aman daripada di luar sana.
"Baiklah. Tapi pastikan untuk memprioritaskan keselamatanmu lebih dari perbaikan pesawat."
Aku memberikan instruksi rinci kepada Core Two untuk menekan tombol darurat segera jika mereka masuk ke dalam situasi di luar kemampuan mereka. Aku yakin dia akan menekannya tanpa ragu-ragu.
Aku memasang [Miasma Barrier] dan [Divine Radiant Armor] sekali lagi dan keluar dari pesawat bersama dengan golden armor dan Hikaru.
◇
--ZSHEEEZAAAA.
--BRRRROSSSSSYE.
Monster mawar dan demon tukang kebun yang membawa gunting rumput menghalangi jalan kami di taman gantung.
"Aku sebenarnya tidak menentang gaya ini. Tapi sekarang bukan waktu yang tepat untuk berurusan denganmu."
Arisa memangkas mereka dengan [Dimensi Slash].
"Ayo kita pergi!"
"Iya!"
"Ya, nanodesu!"
Gadis-gadis beastkin menghancurkan pertahanan lawan kami.
Magic weapon Lulu, dan sekawanan Spirit Magic sylph kecil Mia dipanggil memperluas jalur yang dibuka oleh gadis-gadis beastkin, kemudian magic force Hikaru dan magic space Arisa mempertahankan jalur itu.
"Irregular, kau lihat, ada gerbang di sana."
Gadis kecil ungu yang kugedong dibelakang mengatakannya.
Ada gerbang yang mengarah lebih dalam ke kastil di sudut taman mawar taman gantung.
Ada dua demon penjaga di depan gerbang.
"Liza!"
"Dimengerti!"
"Pochi akan mengurus yang tersisa nodesuyo!"
Liza mengalahkan demon sebelah kanan dengan tombak dragonnya, sementara Pochi memotong yang kiri menjadi dua.
Seorang demon yang menyamar sebagai dekorasi gerbang menyergap Pochi dari atas.
Pochi hanya menatapnya, tidak bersiap untuk menyerang.
"Pochi, di atasmu!"
"Tidak apa-apa, nanodesu."
Sesuai dengan kata percaya diri Pochi, demon itu berhenti bergerak di udara.
Tidak, melihat lebih dekat, demon itu telah diikat oleh benang merah muda tipis.
"Nin nin ~, permen kapas no jutsu ~?"
Tama memetik seutas benang merah muda dengan jarinya, lalu demon itu terbelah oleh benang sebelum menghilang menjadi kabut hitam.
"Dia seperti pembunuh bayaran dalam drama."
Pochi dan Liza mendorong pintu gerbang sementara Arisa membual.
Di balik pintu ada atrium dengan banyak tangga spiral di dalamnya dan sejumlah demon seperti dalam mimpi buruk merangkak di dalamnya.
"Arisa-chan, bagian dalamnya sepertinya penuh dengan musuh."
"Aku mengerti. Ayo ledakkan mereka dalam sekali serangan!"
"Yup, kau benar!"
Anti-demon lord Arisa [Lesser Mythology Down] dan [Mythology Extinction] Hikaru benar-benar memusnahkan demon-demon di dalamnya.
"--Uuuu. Aku penasaran apakah demon-demon di sini sangat mudah membuat kita naik level atau apa?"
"Un, sepertinya begitu. Levelku juga ikut naik."
"Eeh? Hikaru-tan, apakah kau familiar juga sekarang?"
"Tidak, sepertinya, tapi levelku sudah mencapai 100."
Jika monster memberikan poin exp lebih banyak daripada monster biasa, maka tampaknya demon Neraka memberikan exp lebih dari monster biasa. Mempertimbangkan kenaikan levelku yang gila, itu terdengar masuk akal.
Aku tidak tahu bagaimana Hikaru berhasil menembus batasnya.
"Lalu, apakah itu berarti kita mungkin bisa menembus batas kita juga?"
"Tama tidak sabar ~?"
"Pochi juga, Pochi juga tidak sabar nodesuyo!"
"Nn, serius. ■■■■■■■ ..."
Gadis-gadis beastkin bersemangat, Mia memulai chant spell summoning Garuda.
"Master, bala bantuan musuh tiba jadi aku laporkan."
"Bidik - dan tembak!"
Pikiran untuk membiarkan mereka naik level di sini terlintas di benakku sejenak, tapi kemudian aku ingat kita berada di wilayah musuh dan menepis ide itu.
"Di mana Demon god?"
"Erm ... Yang itu! Tangga spiral dengan pita di atasnya!"
Gadis kecil ungu menunjuk ke arah tangga spiral setelah melihat sekeliling sebentar.
Sepertinya tangga spiral yang digunakan gadis-gadis kecil ini memiliki pita yang melilit untuk mencegah mereka tersesat.
Kami memusnahkan semua demon yang muncul bergerombol, dan masuk lebih dalam menuju kastil Demon God sambil sesekali bertarung dengan Shadow Guard, Greater demon ber-unique skill dan demon lord di sepanjang jalan.
◇
"- Mereka kuat."
"Demon General berada pada level yang sangat berbeda, aku mendengar milord mengatakan itu."
Kami bertemu musuh kuat yang melampaui demon lord sedikit lebih jauh dari di tamu Demon god.
Selain General, Demon Avengers terus menerus muncul dan Shadow Guards yang kebal terhadap serangan menyulitkan para gadis.
"Aku akan ..."
"Tunggu! Sekarang kita sudah sejauh ini, Ichirou-nii harus menyimpan kekuatanmu sampai akhir."
Hikaru menghentikanku tepat saat aku mengeluarkan Divine Sword dari Storage dan melangkah kedepan.
"Dia benar, Master!"
Arisa berbicara sambil mengalahkan lebih banyak Demon Avengers dengan magic anti-dewa.
"Serahkan tempat ini kepada kami, kau duluan!"
Arisa terlihat sangat keren dengan ledakan sebagai latar belakangnya.
Gadis kecil ini sangat gagah.
"Kwuuuu. Aku selalu ingin mengatakan kalimat itu setidaknya sekali dalam seumur hidupku!"
"Tidak adil, Arisa-chan! Aku juga ingin mengatakan kalimat itu!"
Arisa mengekspresikan kegembiraannya dengan seluruh tubuhnya, sementara Hikaru terlihat sangat sedih.
Gadis-gadis ini tetap berlagak seperti biasa bahkan dalam kekacauan seperti ini.
"Aku mengerti. Tangani tempat ini. Pastikan untuk tetap aman, oke."
Setelah memberi tahu mereka, aku menyelinap melewati pintu yang dilindungi para General dengan Unit Arrangement.
◇
『Penyerbu datang sejauh ini, apa yang para general lakukan de aru.』
『Memang de aru, sampai Raja kami harus mengambil langkah sendiri, tidak masuk akal.』
Empat demon raksasa berpakaian seperti raja-raja yang digambar pada kartu truf turun dari singgasana mereka.
Tidak tahu ada raja lain di samping demon god.
"Bukankah ini ruang tamu Demon God?"
"Tidak, raja-raja ini biasanya di lantai lain, kau tahu?"
『Ini dia, pengkhianat aruka!』
『Berinisiatif naik ke lantai ini untuk melindungi Demon God-sama adalah keputusan yang benar de aru』
Demon-demon ini, yang disebut raja oleh gadis kecil ungi semuanya masing-masing memiliki level 350. Mereka memiliki Unique Skill berorientasi tempur seperti General, dan dilengkapi dengan mantel dan barmor yang terbuat dari bahan yang sama dengan Shadow Guards.
Sebelum aku naik level, aku akan kesulitan melawan mereka.
『『 『『 Datanglah de aru, Irregular. 』』 』』
Mereka berteriak bersama.
"Aku akan memberitahumu--"
Aku mengubah titleku menjadi [God Slayer], bergegas menuju bawah Raja lebih cepat dari Ground Shrink, dan memangkas kepalanya lebih cepat daripada Flash Drive.
Raja terbelah dua dan menghilang menjadi kabut hitam sebelum terserap ke dalam Divine Sword.
『『 『Apa dearu?』 』』
Raja-raja lain terdengar kaget.
>Skill [Unimpeded] Acquired.
>Title [King of Demons Slayer] Acquired.
<TLN : Unimpeded = tanpa hambatan>
Wah, sepertinya aku mendapat versi lebih tinggi dari skill Ground Shrink dan Flash Drive.
Karena aku mendapatkan poin skill yang hampir tidak bisa habis, aku memaksimalkan skill dan mengaktifkannya.
Aku menyingkirkan Divine Sword dan berjalan menuju ruang tamu Demon god.
"Irregular, masih ada raja di sini, kau tahu?"
"Jangan khawatir. Mereka sudah tamat."
Aku berbicara dengan gadis kecil ungu yang aku angkat di bawah lenganku.
『『 『Kau piker sudah menang setelah mengalahkan salah satu dari kita ?!』 』』
Raja-raja yang tersisa marah dan mengambil langkah maju.
Sesaat kemudian, ketiga Raja terbelah dua sebelum menghilang.
Aku telah menguji Unimpeded pada mereka sebelumnya sebelum aku berjalan.
Kurasa Arisa dan Hikaru akan berkata, "Kau sudah mati", sekarang?
Kami melangkah ke ruang tamu Demon God sementara aku mengingat kata-kata dari manga populer.
◇
"Miasmanya semakin padat."
Miasma yang sangat kental - tidak, aku merasakan Keilahian, ini pasti ketidakmurnian.
Aku akan tertelan dalam ketidakmurnian ini jika dewa Karion tidak mengajariku [Miasma Barrier].
Aku berjalan menuju ruang tamu Demon God sambil membiarkan Divine Sword menghisap miasma yang tak ada habisnya. Ruang tamu ini bukanlah ruang yang lebih besar dari Stadion Nasional.
"--Itu dia."
Aku menemukan Demon God di balik pilar yang menghiasi ruang tamu.
Dia duduk di singgasananya dengan lesu, sedikit terpisah darinya terdapat sekelompok gadis kecil ungu yang tergeletak tidak berdaya di lantai.
Cukup aneh, tidak ada Ketidakmurnian di sekeliling para gadis kecil ungu.
Tampaknya sabit mutiara berwarna pelangi yang mengambang di tengah-tengah gadis-gadis kecil itu melindungi mereka.
Demon god mengangkat wajahnya ketika dia melihatku mendekat.
Warna pribadinya, ungu, berubah menjadi hitam pekat saat Ketidakmurnian semakin menggerogoti dirinya. Warna yang sama dengan [Demon God Offshoots] yang menyerang Shiga Kingdom.
Matanya terfokus padaku.
"Dragon god sialan itu, pergi dan memanggil Suzuki Ichirou yang lain ya ..."
<TLN : Sudah kuduga :v misteri terpecahkan juga>
Bahkan membuka mulutnya terasa menyulitkan karena ketidakmurnian.
Aku mengantisipasi situasi yang paling buruk di mana itu berubah menjadi pertempuran sengit, tetapi sepertinya kita bisa mengakhiri ini dengan damai.
"Namun, aku sudah dalam kondisi sempurna. Kau tidak dibutuhkan."
"Aku juga tidak masalah. Lagi pula aku tidak pernah setuju untuk bersatu denganmu."
Aku tidak masalah dengan satu bahaya yang berkurang untuk dipikirkan.
"Kau terlihat seperti sedang kesakitan. Biarkan aku membantu membersihkan ketidakmurnian itu."
"Hmph, tindakanmu tidak dibutuhkan. Aku bisa menangani ini sendirian tanpa bantuan dari yang tidak sempurna."
Senyum yang dipenuhi lebih banyak kegilaan daripada sebelumnya memelototiku.
Dia terlihat berlebihan, wajahnya yang bersisik hitam penuh keringat.
"Maaf, tapi ini perintah dari para dewa. Aku harus memurnikan [Ketidakmurnian] itu bahkan jika aku harus memaksamu."
Aku percaya aku sekarang bisa melakukannya.
Mengetahui ini tidak akan berakhir secara damai, aku mengirim gadis kecil ungu di bahuku ke arah gadis-gadis kecil lainnya menggunakan Short Warp.
"--Konyol."
Saat mata Demon god berkilau ungu, tubuhku terasa berat tiba-tiba.
Kekuatan dalam tubuhku telah menghilang, digantikan oleh tubuh tidak responsif yang merasakan sakit disekujur tubuh.
"Bagaimana rasanya kehilangan kekuatan sementaramu."
--Kehilangan?
Aku memahami makna di balik kata Demon god dari status yang ditampilkan AR.
Levelku telah kembali ke 1. Semua skill dan daftar magicku telah menghilang, kembali ke keadaan awal.
"Apakah itu mengejutkanmu? Kau sedang bertatap muka dengan orang yang mengatur Sistem Level dunia."
Demon god mengulurkan tangannya dengan keangkuhan terpaut di wajahnya.
"Ratapi ketidakberdayaanmu - matilah."
Kilatan cahaya ungu tua adalah hal terakhir yang kulihat sebelum kesadaranku menghilang.
※ Chapter Selanjutnya [Kematian Satou] direncanakan untuk update pada 6/1 atau 7/1
Note :
Akhirnya misteri siapa yang summon satou terpecahkan juga, tapi judul buat minggu depan kok mengerikan gitu ya :'v. Yah, gak mungkin juga satou mati sih :v jadi kita nantikan aja chapter selanjutnya~
Dan ini chapter terakhir desumachi di tahun 2019, selamat tahun baru semua~