Senin, 31 Agustus 2020

Death March kara Hajimaru Isekai Kyousoukyoku Bahasa Indonesia : Chapter SS-6. Kisah Hero Hayato (3)

Chapter SS-6. Kisah Hero Hayato (3)


"Wow, luar biasa. Ini pasti akan terncatum dalam list Keajaiban Dunia."

Setelah kami melewati pelatihan khusus master Burume, kami pergi ke [Dungeon Hero] yang terletak di dekat [Kuil Hero] tempatku dipanggil.

Aku tidak menggunakan pedang kayu kali ini, melainkan holy sword Arondight yang telah berada di [Inventory] ku sejak pemanggilanku.
Sama dengan equipment lainnya, aku memakai holy armor dan holy shield yang aku gunakan bersama holy sword daripada equipment pelatihan biasaku.

Aku merasa seperti dipromosikan dari prajurit menjadi Hero sekarang setelah aku memakai equipment Hero ini.

"Keajaiban Dunia?"
"Apa itu?"
"Jangan salah, Hayato. Ini adalah properti Saga Empire yang dianugerahkan oleh Parion-sama."

Subac dan Zayan menjawab acuh tak acuh, sedangkan ksatria Jerid yang serius mengoreksiku dengan wajah kakunya.
Orang ini adalah putra ketiga dari keluarga duke, dia memiliki jalan beraspal emas di depannya namun dia memilih untuk berada di garis depan dan mengajukan dirinya sebagai pengikut Hero.
Cocok untuk seseorang yang mengajukan diri ke dalam pekerjaan berbahaya seperti ini, dia adalah seorang ksatria teladan yang unggul dalam menyerang dan bertahan, aku telah mencuri banyak teknik perisai orang ini.
Untuk ilmu berpedang, aku mempelajarinya dari sekolah formal Saga Empire dan gaya tempur pedang praktis Zayan.

"Jangan membuat keributan sekarang. Tempat ini bukan tempat latihan, kalian dengar?"

Master Burume membawa seorang wanita cantik, pria tua keras kepala, dan seorang gadis yang terlihat nakal.

"Orang-orang ini ikut denganmu dalam ekspedisi dungeonmu hari ini. Ayo, perkenalkan dirimu sekarang."

"Senang bertemu denganmu Hero-sama, aku seorang pemanah dengan nama Shyaryi--"
"Geh, itu Ogre Bow."
"Benar, bukankah dia pergi ke suatu tempat untuk mencari ikan paus atau semacamnya?"

Subac dan Zayan memalingkan wajah mereka sambil bersiul ketika wanita cantik itu memelototi mereka.
Aku memperhatikan sesuatu ketika aku melihat wanita terkenal itu.

"Telinga panjang - apa kau elf !?"
"Tidak, bukan. Aku longearkin (Booch)."

Shiaryi tersenyum kecut saat dia mengoreksiku.

Rupanya, elf di dunia ini memiliki telinga manusia yang agak lancip, tidak seperti gambaran elf sebagai gadis kecil dengan telinga runcing yang lazim di Jepang, mereka adalah kerabat dekat, namun ras yang sama sekali berbeda dari elf.

"Bertanya pada elf-sama, 'Bukankah elf seharusnya memiliki telinga yang panjang?', Adalah hal yang paling tabu bagi mereka, jadi harap berhati-hati. Mereka jarang meninggalkan [Hutan] mereka, tapi selalu ada pengecualian, seperti Diva Shiriltoa dari Shiga Kingdom capital, dan Sebelkea-sama sang [Mountain Crusher], yang mengambil posisi sebagai pengikut dari Hero sebelumnya. "

Sang putri memperingatkanku.

"Aku Rokos. Petualang kelas A yang bekerja sebagai pengintai. Dan gadis ini--"
"Aku Seina! Petualang kelas B, juga pengintai!"

Pria tua itu berusia 44 tahun, di level 42.
Gadis Seina bertubuh pendek untuk usia 18 tahun, tetapi payudaranya di atas rata-rata. Levelnya 39, cukup tinggi untuk seseorang yang masih sangat muda.

"Kelas-B? Apa kau yakin kita harus membawa kelas dua di sini?"
"Kau murid Rokos, bukan? Pergi tempa dirimu dulu."
"Apa katamu! Jangan membodohiku!"
"Hentikan, Seina!"

Seina yang mendengar keluhan Subac membentak, Rokos menghentikannya dengan meraih tengkuknya.

"Gadis ini mungkin kelas B, tapi itu bukan karena kurangnya pengalaman atau keahliannya. Ini karena usianya. Guild Petualang tidak menerima petualang kelas A di bawah 20 tahun."
"Oh, benar, seingatku mereka memiliki aturan semacam itu?"
"Ya! Itu karena Hero pertama-sama mengatakan hal-hal seperti [Kelas-A dimulai setelah kau dewasa], mereka mengubah aturannya menjadi 20 tahun, dan itu masih berlaku sampai sekarang!"

Seina melolong.
Aku setuju, dilarang karena batasan usia menyebalkan.

Subac tampak bingung, "Bukankah kau sudah dewasa ketika berusia 15?", Tapi Hero pertama mungkin menetapkannya sesuai standar Jepang.

"Aku mengerti. Aku tidak masalah jika dia bisa menangani dirinya sendiri. Selamat datang di party kami."

Astaga, tidak bisa terbiasa dengan cara berbicara ini.
Tidak sabar untuk menumpuk prestasi dan kembali ke gaya bicaraku yang biasa.



"Lift di dungeon ?!"

Ada lift model lama di ujung lorong yang diterangi lampu gas.

"Elevator ada dimana-mana di dunia hero-sama, bukan?"
"Benar, Loreiya-san."

Kata Priestess Loreiya dengan suara lembut.
Tampaknya langka di dunia ini, semua orang selain putri dan ksatria Jerid terlihat gugup saat mereka naik. Master Burume? Nenek itu sama seperti biasanya.

"Cukup dalam."

Lift membawa kita cukup dalam.

"Itu karena hingga lantai 20 di [Dungeon Hero] ditujukan untuk kandidat pengikut Hero. Hero-sama dan kandidat pengikutnya akan menggunakan lantai 21 ke bawah."
"Baik aku dan Maryest-sama memiliki pengalaman di lantai atas untuk tujuan pelatihan ksatria saat musim pertanian sepi di musim dingin."

Knight Jerid melengkapi sang putri.

"Musim pertanian sepi? Apa ada hubungannya dengan bangsawan?"
"Yah. Dungeon ini diciptakan oleh dewa Parion, namun monster yang berkeliaran di dalamnya diciptakan oleh kelebihan mana yang dikumpulkan dari kota-kota. Ini hanya dapat digunakan pada saat-saat dimana ada kelebihan mana seperti selama musim pertanian yang sepi."

Aku sendiri tidak begitu mengerti, tetapi tampaknya cukup menarik bagi yang lain karena mereka mendengarkan dengan penuh perhatian.

"Sekarang bukan musimnya, ya?"
"Itu karena Hero-sama hadir. Yang Mulia Kaisar telah mengumpulkan mana dari kota-kota kekaisaran sehingga cukup untuk menjalankan lantai bawah."

Apakah kaisar seperti bos penyihir atau semacamnya?
Aku membayangkan dia seperti kaisar Romawi atau presiden Amerika.

"Waktu untuk berbicara sudah berakhir."

Seperti yang dikatakan master Burume, lift juga berhenti.

"Oh, lihat, pesta penyambutan kita sudah di sini."

Sekelompok makhluk aneh berhidung babi dengan mata merah berkilauan dalam kegelapan berkerumun di seberang aula yang kami tuju.
Skill analyzeku memberi tahuku bahwa mereka adalah monster yang disebut Demi-Orc.

"Orc ya - eh hanya musuh kecil."
"Jangan lengah. Kita ada di lantai 30. Itu pasti varian orc yang lebih hebat."

Subac dan Zayan membuat lelucon sambil menyiapkan senjata mereka.
Aku juga mengambil senjataku dan mengikuti keduanya.

Level demi-orc ini berkisar dari 28 hingga 31.
Jumlahnya lebih dari 10 dari apa yang bisa aku lihat.

"Itu adalah kelompok campuran dari Demiorc Butchers dan Demiorc Berserkers. Butchers akan melemparkan pedang berbentuk pisau dapur mereka, berhati-hatilah. Berserker akan datang menebasmu dan sekutu mereka. Jangan lengah."

Pengintai Rokos dan priestess Loreiya membentuk formasi untuk melindungi sang putri.

"Subac, Zayan, pergi habisi demi orc itu dan pastikan hero-sama hanya berurusan dengan satu! Yang Mulia, hentikan penggunaan magic, Loreiya hanya menggunakan pemulihan. Shyaryi, hentikan orc yang lolos dari Subac dan Zayan yang mendekati sang Hero! "

Dengan perintah master Burume, kami bergerak.

Dimanjakan memang memalukan, tapi aku tidak cukup kekanak-kanakan untuk mengeluh di sini.
Aku akan mengatasi cobaan ini dan membuat mereka tahu perlakuan semacam ini tidak diperlukan.

Aku diam-diam bersemangat dan menelan ludahku untuk memuaskan membasahi tenggorokanku yang kering.

"Ayo pergi!"

Aku berlari ke depan setelah meneriakkan itu.
Setelah aku cukup dekat, aku mengaktifkan skill yang baru aku pelajari [Flickering Steps] dan menutup jarak terhadap demi orc, menyergapnya.

--Uwoo.

Pedang kapaknya menyerempet wajahku tanpa peringatan.
Aku secara refleks melompat terlalu jauh ketika aku menghindari serangan itu, Master Burume menegurku.

"Jangan kencing di celana sekarang, Hero!"
"Aku tidak akan!"

Dengan momentum teriakanku, aku mengayunkan holy sword secara diagonal ke bawah.

Setelah sensasi aneh memotong baja dengan paksa, perasaan jijik saat memotong daging datang setelahnya. Aku diserang oleh dorongan tiba-tiba untuk membuang holy sword, tapi aku memberikan lebih banyak kekuatan ke perutku untuk menahannya.
Darah merah hangat keluar dari luka orc, memercik wajahku, mewarnai penglihatanku menjadi merah.

"Jangan biarkan darah itu mengenaimu! Banyak darah monster beracun. Hindari darah mereka saat kau menyerangnya!"
"Master ... Kau bahkan tidak mengatakan pujian apapun untuk pencapaian pertama muridmu?"
"Sepertinya kau baik-baik saja jika Kau dapat berbicara seperti itu. Untuk Subac dan Zayan yang terkena cipratan darah monster, kalian akan mendapatkan pelatihan ganda begitu kita kembali."
"Master?!"
"sIAL, aku akan membawa Jerid dan Hayato bersamaku!"

Subac dan Zayan berteriak seperti mereka akan menangis pada keputusan tak berperikemanusiaan master Burume.
Adegan itu begitu akrab sehingga aku akhirnya tersenyum dengan air mata berlinang.

"Hero-sama, tolong jangan menekan perasaanmu. Keluarkan semuanya saat Kau membutuhkannya."

Dada melimpah Priestess Loreiya memeluk kepalaku.
Perasaan lembut membungkus kepalaku. Subac dan Zayan meratapku dengan ribut, tapi bagiku pelukannya memberiku perasaan lega yang misterius seperti pelukan seorang ibu daripada pelukan mesum.

"Maafkan aku, Loreiya-san. Aku baik-baik saja sekarang."
"Ya, Hayato-sama."

Loreiya akhirnya memanggilku dengan namaku seperti mereka.
Aku merasa agak malu tapi dia mungkin merasa lebih dekat denganku setelah aku menunjukkan kelemahanku.

"- Tubuh monster itu lenyap?"

Senjata yang dibawa monster juga lenyap.
Hanya darah di tanah yang meyakinkanku bahwa itu bukanlah ilusi.

"Dungeon ini adalah kasus khusus."
"Monster di luar dan di Dungeon lain biasanya meninggalkan tubuh dan barang-barang mereka."

Sang putri dan Loreiya mengajariku.

"Apakah Kau tidak mengajarinya selama pembelajaran?"
"Aku minta maaf. Aku lupa memberitahunya."

Sang putri menundukkan kepalanya ketika master Burume bertanya padanya.
Yah, sekali melihatnya juga sudah jelas, tidak masalah sama sekali.

"Burume-dono, kelompok monster berikutnya sedang mendekat."

Rokos yang pergi untuk mengintai memperingatkan.

"Baiklah, untuk yang berikutnya, bertarung saja seperti biasa."

Perintah serampangan Master Burume menandai dimulainya pertarungan.

Pertarungan pertamaku sangat menyedihkan, tapi sejak pertarungan ini aku mengingat kembali waktuku dalam pelatihan ketat master Burume dan melakukannya lebih baik dari sebelumnya.
Pada pertarungan kelimaku, aku bisa dengan mudah menebas musuh.

Pada pertarungan sepuluh, aku akhirnya memiliki cukup kelonggaran untuk mengamati sekeliling.

--Sungguh, calon pengikut ini semuanya sangat mengerikan.

Si telinga panjang Shiaryi secara akurat menembak mata monster dalam panasnya pertempuran, magic petir sang putri menghancurkan kelompok monster, pengintai Rokos menemukan setiap jebakan tanpa gagal dan melihat semua pergerakan musuh.

"Rasanya Seina dan aku adalah satu-satunya orang normal di party ini."
"Hei, Hero-kun. Jangan menyamakan diriku denganmu, oke."

Seina tampak kesal padaku saat aku dengan ringan memukul kepalanya, dia menepis tanganku saat dia memprotes.
Gadis ini baru saja membuat kesalahan dengan membawa serta sekelompok besar musuh selama pengintaiannya.
Aku mencoba untuk menghiburnya karena dia tampak terpuruk oleh omelan Rokos, tapi sepertinya itu tidak pantas.

Setelah beberapa kegagalan dan momen pembelajaran, aku mengalami peningkatan level pertamaku pada saat kami menyelesaikan lantai pertama.

"Tubuhku terasa agak geli."
"Itu pertanda kau sudah naik level."
"Kau sudah mendapatkannya? Seperti yang diharapkan dari hero-sama."

Aku hanya bisa tersenyum malu-malu pada semua orang yang memberi selamat padaku.

Peningkatan level yang menggelitik ini meningkatkan poin stat dasar dan poin skillmu, tetapi tidak seperti orang-orang di dunia ini, Hero dapat memilih pengalokasian poin tersebut.
Karena master Burume memperingatkanku untuk menundanya sampai kami keluar dari dungeon, kenaikan level tidak terasa nyata bagiku.

Kami menyelesaikan lantai 31, lalu aku naik level kedua setelah lebih banyak pertarungan di lantai 32.
Karena level dasarku adalah 50, kenaikan level tidak sering terjadi.

Tapi tetap saja, aku tidak bisa melupakan bagaimana bar expku dengan mudah terisi hanya dengan mengalahkan monster ketika melakukan pelatihan ekstra keras itu hampir tidak menambahkan apa pun.
Tidak, pelatihan yang aku lakukan di bawah master Burume dan pertandingan latihan seharusnya lebih menambah pengalamanku.

"Selamat, Hero-sama."
"Kau luar biasa, Hayato-sama. Dewa Parion, heromu telah tumbuh dengan baik."

Master putri dan Loreiya-san adalah orang pertama yang memberi selamat kepadaku karena naik level, lalu diikuti oleh semua orang. Master Burume juga.

Kecuali satu orang.

"Aku tidak bisa menerima ini! Bagaimana mungkin hero-sama naik level dua kali ketika levelku lebih rendah darinya! Bukankah orang dengan level yang lebih tinggi membutuhkan lebih banyak exp untuk naik level ?!"

Seina si pengintai cemberut.

"Kau tidak bisa menerimanya, Seina?"
"Rokos, apakah kau tidak menjelaskan tentang hero-sama kepada gadis ini?"
"Tidak, aku melakukannya. Murid bodohku ini hanya melupakannya."

Pengintai Rokos dan master Burume saling memandang.

"Dengarkan baik-baik, Seina. Hero dicintai oleh Dewa Parion sehingga peningkatan levelnya lebih cepat dibandingkan dengan orang biasa. Bahkan kita orang biasa memiliki tingkat pembelajaran yang berbeda-beda antar individu, bukan? Itu prinsip yang sama."
"Master Burume, orang biasa?"
"Setahuku, dia bukan jenis orang biasa yang kita kenal."
"Aku bisa mendengar kalian!"

Kesan jujur Subac dan Zayan membuat master Burume mengangkat alis.
Karena aku memiliki kesan yang sama di kepalaku, aku membungkuk bersama mereka.

"Peningkatan level para Hero-sama dikatakan tiga kali lebih cepat dari rata-rata. Sebagai gantinya, itu menimbulkan banyak beban pada tubuh mereka, jadi tolong beri tahu aku segera jika Kau merasa tidak enak badan, Hayato-sama."

Loreiya mengatakan itu dengan senyum keibuan.

Kami terus membuat kemajuan bagus di dungeon dan pada serangan ketiga di bulan ketiga, kami akhirnya tiba di dekat lantai terakhir.
Maryest-sama, Shiaryi dan anggota lainnya bahkan memanggilku dengan nama sekarang.

Semua itu berkat kapasitas [Inventory] Hero yang sangat tinggi.
Bahkan aku tidak dapat mempercayai mataku ketika makanan dan air untuk sepuluh bulan bagi 10 orang dapat masuk ke dalamnya begitu saja.

Hari-hari kami di dungeon akhirnya berakhir ketika aku mencapai level 60.

"Kurasa ini sudah cukup selama kau tidak melawan greater demon atau demon lord secara langsung."

Master Burume memberikan persetujuannya.

"Dan karena anggota lain telah menembus level 50 juga, inilah waktunya untuk melanjutkan ke fase berikutnya."

Master Burume menyatakan demikian dan membawa kami ke Kuil Parion.

"Miko-dono, kami di sini untuk melakukan ritual."
"Dimengerti. Hero-sama dan pengikutnya, tolong masuk ke dalam lingkaran magic ini. Semua orang akan terhubung oleh lingkaran."

Atas komando oracle miko, kami memasuki lingkaran seperti yang diperintahkan.

"Oh dewi kecil yang agung. Berikan berkahmu kepada hamba-hambamu, Hero keselamatan dan para pengikutnya."

Cahaya biru muda yang turun dari langit menyelimutiku dan teman-teman saat doa diucapkan.

Mereka mengulurkan tangan, lalu jimat terwujud di tangan tersebut.
Skill analyze memberitahuku bahwa itu adalah [Divine Talisman].

"Selamat. Dewa Parion telah mengenali kalian semua sebagai pengikut Hero Hayato-sama."

Dengan ini, 'kandidat' akhirnya dikeluarkan dari gelar mereka, dan kami mengadakan upacara resmi untuk melantik mereka di Kuil Hero.
Aku tersenyum pada teman-teman yang akan kupercayai mulai sekarang.

"Kita semua bersama-sama sekarang!"

Dengan mereka, aku bahkan bisa melawan raja iblis.
Saat itu, aku sama sekali tidak ragu dengan keyakinan itu.
<TLN: Wuhuu, death flag~>




TL: Isekai-Chan
EDITOR: Isekai-Chan

Death March kara Hajimaru Isekai Kyousoukyoku Bahasa Indonesia : Chapter SS-5. Kisah Hero Hayato (2)

Chapter SS-5. Kisah Hero Hayato (2)


"Maaf atas keributannya."

Setelah kesatria itu diseret oleh Burume-san, sang putri dan priestess (Loreiya) memperbaiki postur duduk mereka.
Meskipun Burume-san mengatakan bahwa hanya ada kami bertiga disini, sebenarnya ada gadis-gadis dengan pakaian seperti pelayan yang berdiri di dekat dinding dan beberapa kesatria bertubuh kekar seperti pegulat yang menjaga pintu.

Bahkan orang idiot tidak berani merayu sang putri dalam situasi seperti ini.

"Hero-sama, apakah kau memiliki pertanyaan sebelum kita memulai pembelajaran? Aku akan mencoba menjawabnya sebaik mungkin."

Sang putri menyarankan.
Setelah membanjiri tenggorokanku dengan teh biru - rasanya seperti teh hitam – yang dituangkan oleh pelayan-san, aku menanyakan hal pertama yang harus aku konfirmasi.

"Bisakah aku kembali ke duniaku?"
"Ya, setelah kau menyelesaikan misimu, Dewa Parion akan menurunkan berkahnya dan mengirimmu kembali ke dunia asalmu."

Itu membuatku lega.

Loreiya-san juga menambahkan,”Ada hero-sama yang memilih untuk tinggal di sini juga, lho."
Sepertinya tidak semua dari mereka ingin pulang sepertiku.

"Selanjutnya, misi apa yang harus aku selesaikan?"
"Pemusnahan demon lord."

Mengingatkanku pada game yang aku mainkan sewaktu kecil.
Topik semacam itu banyak muncul dalam tema fantasi seperti Final F*ntasy, Dragon Q*est.

"Bukankah lebih mudah jika kalian mengerahkan pasukan?"
"Kami tidak keberatan melakukannya jika demon lord muncul di Saga Empire, tetapi kami tidak dapat mengirimkan militer berskala besar ke negara asing. Mungkin masih memungkinkan jika pergi ke negara tetangga, tetapi jalur pasokan akan menjadi masalah jika jaraknya terlalu jauh."
"Apakah orang-orang tidak bersatu saat menghadapi krisis dunia?"
"Banyak negara yang pasti sudah hancur sebelum kita semua bersatu. Kami berharap Hero-sama bisa menghancurkan demon lord sebelum negara jatuh ke dalam kehancuran."

Sepertinya dunia ini terbagi dalam beberapa negara seperti bumi.

"Selain itu, dragon akan datang jika demon lord tidak dimusnahkan dengan pasukan kecil."
"--Dragon?"

Aku penasaran apakah yang dia maksud adalah dragon dari timur atau barat.
<TLN: Dragon timur itu maksudnya naga dari mitos jepang atau china yang bentuknya mirip Shenlong, tapi kalau naga barat ya seperti naga pada umumnya>

"Ya, pertempuran skala besar antara pasukan demon lord dan pasukan militer besar dapat menarik dragon dan sifat penasaran mereka. Demon lord mungkin dihancurkan oleh dragon dalam kasus ini, tetapi kerusakannya juga akan jauh lebih mengerikan daripada dari demon lord itu sendiri.”
<TLN: Satou-san=Ups, gak sengaja bunuh Dragon God>

Apakah itu seperti menggunakan bom untuk memotong rumput?
Untuk saat ini mari kita anggap dragon sebagai berita buruk, lebih buruk dari demon lord.

"Apakah dragon bukan target pemusnahan?"
"Ya, karena mereka tidak berbahaya selama kita tidak mencoba menyerang atau menarik perhatian mereka."

Sepertinya mereka semacam makhluk yang tidak tersentuh.
Bukannya aku tidak tertarik dengan title Dragon Killer, tapi sepertinya aku lebih baik membiarkannya sebagai daya tarik belaka.

"Apakah Kau memiliki pertanyaan lain, hero-sama?"

Sang putri bertanya.

--Baiklah.

"Aku punya permintaan daripada pertanyaan. Bisakah kau berhenti memanggilku 'hero-sama'? Tolong panggil saja aku Hayato. Dan singkirkan cara bicara formal ini jika kau bisa."
"... Aku mengerti. Hero-sama - Hayato-sama sendiri tidak harus menggunakan bahasa formal, tapi kita tidak bisa mematuhi perintah itu. Sangat penting bagi kita untuk menunjukkan rasa hormat."

Sang putri memintaku menggunakan bahasa formal di depan umum dan di hadapan kaisar.

"Tapi aku tidak pandai dalam urusan formal--"
"Kalau begitu tolong tunjukkan dengan perbuatan. Jika ada saatnya orang-orang menghormati Hero-sama bahkan tanpa bahasa formal, maka kita juga akan berbicara dengan Hayato-sama secara informal."

Dia memberiku argumen yang sangat logis.
Aku mungkin tidak cocok menghadapi putri ini.



"Hero-sama telah dianugerahi semua jenis kemampuan selain Unique Skill dari dewa Parion."

Pembelajaran sang putri telah dimulai.

Rupanya aku punya [Inventory], [World Talker], [Analyze], [Self Status], [Hide Status] selain tiga Otoritas - Unique Skill yang aku pilih.

"Apakah [Self status] diperlukan? Aku sudah mempunyai Analyze."
"[Self status] mirip dengan versi skill Analyze yang lebih rendah dan hanya berlaku untuk individu itu sendiri, tetapi skill ini adalah skill khusus yang eksklusif tersedia bagi Hero-sama."

Tuan putri memberikan penjelasannya sambil memegang [Manual Book] yang ditinggalkan oleh hero masa lalu di satu tangan.
Selain menunjukkan kepadaku statusku sendiri dalam nilai numerik, Self status juga memiliki fungsi tersembunyi yang memungkinkanku melakukan chant magic tanpa spell yang telah aku gunakan sekali, hingga tingkat advance.

"--Magic?!"
"Izinkan aku untuk mendemonstrasikannya. ■■■■ Mana Light."

Sebuah cahaya muncul di tangan sang putri.
Tidak panas bahkan ketika aku memegangnya, aku juga tidak bisa menyentuhnya.

--Itu aneh.

"Apakah itu tadi spell? Kau terdengar seperti mereproduksi nada musik dengan kecepatan tinggi atau semacamnya?"
"Para hero generasi sebelumnya menyebutnya [Fast-forwarded Tape]."

Aku memang ingin menjadi Magic Swordman, tapi tidak dengan spell itu, tidak. Tidak mungkin bagiku.
Kurasa aku harus meninggalkan ide untuk mengeluarkan magic yang menjatuhkan petir dari langit seperti hero game tertentu. Aku lebih handal menggerakkan tubuhku.

"Kembali ke topik, Hayato-sama, tolong konfirmasikan poin yang tersisa dengan Self status."

Dengan instruksi yang dia berikan kepadaku tentang penggunaan skill, aku memeriksa poinku dan menyampaikannya kepada sang putri.

"Poin sebanyak itu seharusnya cukup. Tolong jangan mencoba untuk mengalokasikan poinmu sampai kau menyelesaikan pembelajaran dan pelatihan dasar."
"Tidak bisakah kita meresetnya atau mengalokasikannya kembali?"
"Tidak, Kau tidak bisa melakukannya. Karena level awal Hero-sama dimulai dari 50, sangat sulit untuk mendapatkan poin tambahan, jadi mohon dimaklumi."

Aku baru menyadarinya setelah dia menyebutkannya.

Levelku tinggi. Ini seperti menjadi kuat dari awal game, seperti cheater.
Aku merasa kasihan pada orang yang memainkannya dengan jujur, aku harus berhati-hati agar tidak menjadi sombong.

Setelah peringatan itu, pembelajaran dimulai.

Aku hampir tertidur saat pelajaran sejarah dan geografi, tapi kemudian Loreiya akan memelukku dengan payudaranya yang besar, membangunkanku. Teman-teman bodohku di kelas pasti akan senang mendengarnya, tapi itu hanya terasa kaku bagiku. Aku pikir menjadi segumpal inkarnasi nafsu bukanlah hal yang baik bahkan untuk anak laki-laki di masa puber.
<TLN: Dasar lolicon :v>

Aku tidak terlalu suka pembelajaran seperti di sekolah, tapi pembelajaran mengenai hero dan cara menggunakan skill dan sistem cukup menyenangkan, seolah-olah aku sedang membaca buku strategi game.
Aku dilarang menggunakan Unique Skill di dalam ruangan, tetapi menggunakan skill Analyze pada berbagai macam hal sebagai latihan sangat menyenangkan.

Jadi aku melewati satu bulan pembelajaran dan satu bulan lagi untuk latihan skill sebelum memulai latihan seni bela diri di mana aku akhirnya bisa memegang pedang.



"Hayato-sama, mohon gunakan [Hide Skill]-mu sebelum pergi ke tempat latihan."

Tuan putri memberi tahuku saat aku mengenakan armor latihan.

"Bukankah kita akan pergi ke tempat calon pengikutku? Apakah aku benar-benar perlu menyembunyikannya?"
"Ya. Kandidat yang tidak terpilih mungkin dapat menjual informasi yang mereka dapatkan. Unique Skill terutama, itu seperti jantung kehidupan bagi para hero. Tolong berhati-hati agar tidak memberitahukannya kepada orang yang tidak dapat dipercaya."

Realita itu keras tidak seperti game.

"Itu dia, Sang Hero."

Burume-san menyeringai sambil memegang pedang kayu di satu tangan di bahunya.

"Pertama, lakukan pemanasan. --Jerid."

Meskipun mengatakan 'pemanasan', Burume-san memanggil ksatria level tertinggi kedua ‘Jerid’ setelah dirinya.
Nenek ini benar-benar bersemangat.

"--berat"

Pedang kayu yang mereka berikan padaku hampir terasa seperti memiliki sebatang besi bersarang di dalamnya, itu lebih berat dari kelihatannya.
Aku mencoba mengayunkannya, dan entah bagaimana berhasil membiasakan diri dengan beratnya.

"Kau benar-benar hero ya. Sama seperti anak itu."

Sepertinya mata Burume-san berubah lebih ramah untuk sesaat, tapi pasti itu hanya imajinasiku saja, pasti.

"Kalian berdua masuk ke lingkaran."

Aku masuk ke dalam satu sisi lingkaran selebar 15 meter.
Aku mengambil posisi dengan pedang kayu dan perisai yang diperkuat dengan besi.

"Mulai!"

Dengan sinyal Burume-san, ksatria Jerid berlari tepat di depanku dengan kecepatan yang tidak manusiawi.

--Sungguh ?!

Aku menangkis tebasannya dengan perisaiku yang telah aku angkat secara refleks.
Lalu aku entah bagaimana berhasil memblokir pedangnya yang langsung mengubah lintasannya dan beradu dengan pedangku.

--Berat.

Suara benturannya sama sekali tidak terdengar seperti pedang kayu, tanganku yang memegang pedang kayu dan bahuku berderit.

Levelku lebih tinggi darinya, tapi pengalaman bertarungnya pasti tidak bisa kutandingi.

Untuk mengisi celah itu, aku memfokuskan pikiranku dan menggunakan Unique Skillku.

--Invincible Shield (Tidak bisa ditembus).

Pedang kayu Jerid yang tadinya sangat berat terasa seperti kapuk, aku dengan mudah menangkisnya.

Wajah Jerid syok.

Memanfaatkan celah itu, aku mengayunkan pedang kayuku ke pergelangan tangannya. Aku terlalu naif. Dia dengan mudah menangkis pedangku dan menusukku, aku akhirnya memblokirnya dengan perisaiku.

Saat pedangnya menghantam kakiku, aku melompat ke atas untuk menghindarinya.

"Bagus sekali - tapi!"

Sesaat kemudian aku terkena pukulan keras sebelum terlempar dan jatuh ke tanah.

"Melompat di dekat lawan sama saja dengan bunuh diri."

Burume-san memberitahuku.
Kalau dipikir-pikir, terbang di udara seperti kalah dalam game pertarungan juga.

Aku segera berdiri dan membenarkan posisiku.

Nafasku jadi sesak meski aku cukup percaya diri dengan kemampuan motorikku.

- Unlimited Regeneration (Penyembuhan Tanpa Akhir).

Unique Skill keduaku menyembuhkan kelelahanku.

“Hero-sama memang berbeda, dia tidak terlihat seperti seseorang yang belum pernah bertarung dengan pedang sebelumnya."
"Ya, Dewa Parion menanamkan dasar-dasar bertarung saat para hero dipanggil. Dia bukan seorang amatir belaka."

Aku mendengar percakapan antara tuan putri dan Burume-san dari kejauhan.
Begitu, tidak heran tubuhku terasa seperti bergerak terlalu baik.

"Jangan berpaling sekarang!"

Ksatria Jerid berteriak saat pedang kayunya mendekat padaku.

--Berat.

Oh sial. Tidak menyadari Unique Skillku [Invincible Shield] telah kehilangan efeknya.
Aku segera mencoba untuk mengaktifkannya kembali, tapi serangan sengit ksatria Jerid tidak memberiku waktu.
Dia terus menekanku saat aku panik sebelum akhirnya menjatuhkanku.

"Yah, kurasa itu, cukup baik untuk anak laki-laki yang bahkan belum pernah berlatih bertempur."

Burume-san mengumumkan akhir pertandingan.

"Dia tidak mengikuti latihan bertempur? Apa artinya Burume-dono!"
"Persis seperti yang kukatakan. Hari ini adalah pertama kalinya anak ini memegang pedang."
"--Itu tidak mungkin!"

Ksatria Jerid terkejut.

Aku ingin mengatakan sesuatu di sini tetapi tubuhku masih sakit karena knock down sebelumnya, jadi aku tidak bisa berbicara dengan baik.
Aku menggunakan [Unlimited Regeneration] yang telah kehilangan efeknya sekali lagi untuk mengobati rasa sakitku.

"Hero! Jangan gunakan Unique Skillmu seenaknya. Tahan saja rasa sakit itu. Suruh Loreiya menyembuhkannya setelah Kau selesai berlatih."

Sekarang setelah dia menyebutkannya, dewi kecil itu juga memperingatkanku agar tidak terlalu sering menggunakan Unique Skill di ruang biru muda itu.

"Oke, sekarang kita sudah selesai dengan pemanasan, waktunya serius."

Tepat setelah aku berhasil menenangkan diri kembali, Burume-san - pelatihan Master Burume dimulai.

Pelatihan khusus itu begitu intens dan mengerikan sampai-sampai sesuai dengan namanya.
Aku tidak ingat berapa kali aku mengibarkan bendera putih saat dia terus memaksaku.

Pada awalnya aku adalah satu-satunya yang melakukan pelatihan khusus, tetapi dua kandidat pengikutku yang menertawakanku, berteriak - seorang pria berotot pengguna kapak perang berusia 35 tahun, Subac dari Bearear-kin, dan pendekar pedang macho hebat berusia 29 tahun yang kurus, Deerhorn- kin, Zayan, mereka ketahuan menertawakanku oleh Master Burume dan akhirnya diseret ke dalamnya sebagai teman latihku.

"Aku akan mati, aku akan mati, aku akan mati."
"Nenek, kau iblis!"
"Siapa yang kau panggil nenek! Panggil aku master!"

Pedang sonik Master Burume mengalahkan keduanya.
Bukan hanya Subac yang mengeluh, bahkan Zayan terus berkata,”Aku akan mati, aku akan mati", ikut terguling juga.

Tapi tetap saja, kedua lelaki tua ini baru level 40-an, namun keduanya bisa mengikuti pelatihan yang mengerikan ini hingga masih dapat berbincang-bincang seperti itu. Selama istirahat di antara pelatihan, keduanya memberi tahuku bahwa mereka berasal dari ras prajurit. Ternyata keduanya adalah seorang ayah.
Istri mereka, yang berkunjung saat mereka mendapatkan hari libur, memiliki kecantikan yang luar biasa sehingga aku sendiri heran bagaimana kedua pria kekar ini bahkan berhasil menaklukkan mereka. Di satu sisi, itu adalah hal paling mengejutkan yang pernah aku alami di dunia lain.

"Aku melihat bahwa dia baik-baik saja."
"Memang, pertumbuhan Hero-sama adalah masalah yang cukup menarik untuk dilihat."

Sang putri muncul di tempat latihan setelah lama absen.
Dia bersama dengan pengawalnya, ksatria Jerid. Aku mengerti betapa bagusnya dia dalam keahliannya sekarang setelah aku melalui pelatihan yang mengerikan. Dia akan dengan mudah mengalahkan aku dalam hitungan detik bahkan dengan celah level kami jika aku tidak memiliki Unique Skill aku.

"Lihatlah ‘si manusia luhur dan perkasa’ itu."
"Oy, ayo kita tarik dia juga."

Subac dan Zayan terlihat seperti sedang merencanakan sesuatu.

"Oh ya, ayo kita lakukan!"

Sepertinya aku telah dipengaruhi oleh dua lelaki tua ini.
Kami bertiga lari menuju ksatria Jerid, menculiknya dan memaksanya untuk berpartisipasi dalam pelatihan neraka juga.

Ksatria Jerid yang awalnya memprotes dengan nada sombong akhirnya terpaksa ikut setelah teriakan dari Master Burume.
Tawa kami saat melihat jeritan Jerid hanya bertahan sesaat karena kami juga mengalaminya segera setelah itu.

Jadi kami berbagi rasa sakit dan tawa bersama dan secara bertahap menjadi lebih dekat.

Sampai-sampai aku tidak merasa takut melawan demon lord jika bersama ketiganya.


Note:
Setelah baca ini, mimin baru nyadar beginilah normalnya hero di summon :v Dan menyadari makin absurdnya Satou, awkwk.




TL: Isekai-Chan
EDITOR: Isekai-Chan

Minggu, 30 Agustus 2020

Tate no Yuusha no Nariagari Light Novel Bahasa Indonesia Volume 14 : Chapter 4 - Angin Kemenangan

Volume 14
Chapter 4 - Angin Kemenangan


Pada hari-hari berikutnya, para pemimpin lainnya dari daerah sekitar datang untuk meminta bergabung dengan pasukan kami. Sepertinya mereka setuju bahwa membebaskan monster yang tersegel untuk menghancurkan kami sudah merupakan tindakan keterlaluan.

Tentu saja, mereka yang berkuasa mencoba menjelaskan dengan mengatakan kalau segel itu terlepas dengan sendirinya karena kedatangan kami. Tapi karena Kaisar Surgawi memberikan berkah pada monster, dan perintahnya untuk tidak menyakiti makhluk hidup, klaim itu tidak dapat dipercaya.

Tapi, beberapa masih mempercayai mereka, dan datang untuk mencari masalah. Namun, saat mereka melihat filolial yaitu Filo sebagai pemimpin kekuatan revolusioner, semangat mereka terkuras habis dan mereka tidak menimbulkan ancaman.

"Master, mereka semua melarikan diri lagi," kata Filo.

"Aku melihatnya." Awalnya aku sendiri tidak terlalu yakin, tapi kelihatannya ada berbagai macam mitos dan legenda di Q'ten Lo, dan kami memanfaatkannya dengan baik. Kehadiran Filo sepertinya menjadi semacam tes keyakinan mereka.

“Selamatkan dewa burung dari pengekangan orang sesat!” beberapa dari mereka berteriak seperti itu. 

“Oh? Sepertinya beberapa dari mereka punya sedikit energi,” komentarku.

"Aku akan melakukan yang terbaik!" Filo bersemangat.

"Mari kita lakukan!" Beberapa musuh masih menyerang, tapi itu juga berarti mereka sekarang terbagi menjadi dua tujuan — untuk mengambil nyawa Raphtalia dan untuk menangkap Filo.

Sementara itu, Raphtalia sekarang mampu menghilangkan sebagian besar berkah yang berkaitan dengan sakura stone of destiny. Ketika kami bertemu mereka yang diberkati dengan Astral Enchant, dia bisa menggunakan Supreme Ultimate Slash of Destiny dan segera membungkam mereka. Sepertinya mereka akan memberikan berkah pada pak tua yang lemah.

Jadi semuanya berjalan dengan baik. Kekuatan revolusioner berkembang pesat, kemungkinan besar, karena orang-orang sudah siap menerima Kaisar Surgawi yang baru. Dan dengan insiden pelepasan segel monster kemarin, reputasi Kaisar Surgawi saat ini berada di titik terendah. Kami telah melawan banyak monster tersegel lainnya. Mengalahkan mereka selalu memberikan semacam senjata. Tentu saja, senjata ini juga selalu dikutuk.

Saat ini, kami sudah menemukan pedang, beberapa cakar, tombak, dan kapak. Ada berapa banyak monster yang telah disegel! Kami bahkan mengirim pengintai untuk menangkap orang-orang yang mencoba membuka segel.

Dan pasukan Kaisar Surgawi benar-benar berantakan, serius. Itu membuatku ingin bertanya apa mereka benar-benar peduli. Dan alasan mengapa musuh mencoba menangkap Filo—

"Master. Mengapa mereka datang kepadaku?” dia bertanya.

"Ah, itu karena salah satu hewan yang ingin dilindungi oleh Kaisar Surgawi yang kita hadapi adalah filolial, dan sakura lumina adalah simbol kekuatan nasional."

"Jadi?" Itu tidak cukup bagi Filo untuk memahaminya. Aku perlu menjelaskan banyak hal secara lebih rinci.

“Jadi, Filo, rasmu dan pola tubuhmu adalah simbol penting bagi negara ini. Memang, mereka memiliki semacam keterikatan dengan dewa. Artinya, semakin dalam keyakinan orang-orang yang kami lawan, semakin sulit bagi mereka untuk melawanmu.” Seperti hewan lambang keluarga dari zaman Edo di Jepang — aku memikirkan anjing, untuk beberapa alasan, tapi sesuatu seperti itu. Ya, sejarah Jepangku juga menyebalkan.

Apa artinya semua ini, jadi, semakin setia lawan kami, semakin sulit bagi mereka untuk mencoba dan menyakiti Filo.

"Hmmm. Mereka menginginkanku? Aku tidak ingin dipajang lagi!” Sepertinya Filo akhirnya berhasil memahaminya, dan trauma di dunia Kizuna kembali menghantuinya.

"Tidak apa-apa. Bahkan jika mereka menangkapmu, mereka tidak akan memperlakukanmu dengan buruk. Tidak semuanya."

“Benarkah?"

“Bisa dikatakan, jika kau tertangkap, kau tidak akan bisa bertemu Melty.”

“Tidak!"

“Intinya, Filo. Tetap dalam bentuk filolial untuk sementara. Di negara ini, itu akan memberikan kontribusi yang hampir sebesar Raphtalia dalam pakaian miko-nya.”

“Apa artinya itu?” Tanya Raphtalia.

Yah, kami harus memanfaatkannya. Tidak ada pilihan lain. Akan menarik untuk melihat seberapa dalam kuburan yang akan digali Kaisar Surgawi untuk dirinya sendiri. Rupanya seluruh perintah perlindungan ini dimulai dengan obsesinya pada Filolial. Anjing di Jepang, burung aneh di sini. Kelihatannya sama.

Dan kemajuan kami terus berlanjut. Sampai— 

“Akhirnya tertangkap—”

“Hei, sudah lama tidak bertemu.”


S'yne bergabung dengan kami.

Kami bertemu S'yne di Zeltoble, tanah para pedagang dan tentara bayaran. Dia adalah pengguna Vassal weapon dari dunia paralel yang berbeda dengan dunia ini. Dunia asalnya kelihatanya sudah musnah, jadi dia memasuki gelombang, bencana mengerikan yang menghubungkan semua dunia paralel, dari dunia ke dunia. Aku sudah meminta agar dia memeriksa Siltvelt bersama dengan Wyndia dan kelompok itu, karena dia mendeteksi kekuatan tertentu yang dilawan oleh S'yne.

Aku juga akan membiarkannya bertanggung jawab atas desa, untuk berjaga-jaga.

Aku ingat dia mengatakan bahwa akan datang jika kita membutuhkannya — tapi dia sepertinya telah diblokir oleh penghalang dan tidak dapat berpindah kesini. Aku sendiri merasa sedikit bersalah tentang itu.

Lalu S'yne memelukku.

"A-apa yang kau pikir sedang kau lakukan?"

"Iya! Lepas tanganmu! Dilarang memeluk Tuan Naofumi!” Raphtalia dan Atla berteriak karena terkejut.

S'yne entah kenapa suka berada didekatku.

Namun, mungkin karena kerusakan pada vassal weaponya saat dunianya musnah, suaranya memiliki aksen aneh yang tercampur di dalamnya sehingga dia tidak bisa berkomunikasi dengan baik. Jadi kami telah memasang alat dengan fungsi terjemahan dari salah satu musuhnya ke boneka yang sudah dikenal dan menggunakannya untuk berbicara dengannya.

Mungkin familiar juga mempunyai kepribadian semu, karena dapat berbicara dengan cukup lancar.

Familiar itu mulai terlihat seperti Raph-chan dan Sadeena dalam bentuk therianthropenya, tapi setelah aku mengeluh kalau Raph-chan yang berbicara seperti manusia mulai membuatku takut, itu dibuat ulang menjadi boneka bentuk therianthrope Keel.

Itu lebih sopan daripada gadis yang menjadi dasarnya.
<EDN: Ingat keel itu wanita :v>

Aku bertanya-tanya apa yang sedang dilakukan oleh anak anjing kecil yang nakal itu di desa.

Ngomong-ngomong, boneka Raph asli berakhir di kamarku. Untuk berjaga-jaga jika kau menanyakan keberadaannya.

Bagaimanapun juga, S'yne hanya ingin melindungiku, dan dia memiliki kebiasaan untuk muncul diwaktu yang tidak tepat.

“Tenanglah, kalian berdua,” aku menenangkan para gadis-gadis yang masih berteriak sebelum beralih ke S'yne. ”Tapi bagaimanapun kau sampai di sini?” Raphtalia sangat cerewet dan Atla cemburu. Aku perlu menenangkan mereka dan kemudian berbicara dengan S'yne. Pertama-tama, Skill bertipe transfer tidak bisa masuk ke Q'ten Lo, negara ini begitu tertutup dari dunia luar, dan aku menyerahkan Siltvelt dan desa di bawah perlindungannya.

“Kau terlalu mengambil banyak risiko—”

"Kau mengambil terlalu banyak risiko, Tuan Iwatani, jadi kami mengatur sebuah kapal di Siltvelt." 

“Ah, jadi kapal yang mengikuti kita telah tiba?”

"Iya."

"Kali ini-"

“Kali ini, dia ingin membantu Pertarunganmu.” 

“Entah bagaimana masalah selalu muncul, bukan?”

Meski begitu, berkat S'yne kami berhasil mendekati Siltvelt menggunakan skill transfer. Itu sudah sangat membantu. Tanpa itu, kami mungkin masih berurusan dengan Siltvelt sekarang. Itu telah menghemat banyak waktu kami. Dia benar-benar telah membantu lebih dari cukup, secara keseluruhan.

Namun, bagi S'yne, itu jelas tidak cukup.

"Baiklah, sekarang S'yne telah menyusul—" Masalahnya adalah, jujur saja, kami tidak benar-benar mengalami masa sulit itu lagi.

Raphtalia sekarang mampu menghapuskan berkah musuh, dan senjata sakura stone of destiny memberi beberapa kemudahan dalam meniadakan peningkatan mereka. Kami hanya perlu terus seperti ini dan kami akan menang.

“Namun dia masih ingin melindungimu.” Hmmm. Dia benar-benar menunjukkan pengabdian yang tulus. Kurasa aku akan membiarkannya tetap didekatku seperti ini sampai dia puas. Meskipun dia hanya bisa mentransfer dirinya sendiri, aku juga memanfaatkan kemampuannya untuk berkeliling dengan mudah berkali-kali.

“Oke, aku menyerah. Kau bisa melindungiku sesuka hatimu.” 

"Baikla-"

Dia memberikan persetujuannya. Aku pernah memikirkan ini sebelumnya, tapi meskipun cara berbicaranya tidak lancar, S'yne adalah orang yang cukup suka mengobrol. Dari penampilannya, pertama kali kupikir dia tipe perempuan yang pendiam, tapi sepertinya aku salah.

"Hmmm, aroma musuh yang kuat."

“Apakah kita akan disergap?” Aku menoleh untuk melihat Atla, sepertinya dia merasakan sesuatu.

“Aku sedang berbicara tentang saingan baru untuk merebut kasih sayangmu, Tuan Naofumi.”

"Siapa? S'yne” S'yne sendiri memiringkan kepalanya dengan bingung. Sepertinya bukan itu masalahnya.

Bagaimanapun juga, kami bertemu kembali dengan S'yne dan melanjutkan penaklukan Q'ten Lo.


Saat kami memperluas wilayah, kami juga mendapatkan waktu untuk pergi berburu.

Tentu saja, tujuan utama kami adalah, untuk apa ya? Untuk meningkatkan keamanan, kurasa?

“Q'ten Lo memang memiliki ekosistem yang unik. Exp berburu di sini lumayan bagus,” komentarku. Monster yang berusaha menyakiti orang-orang mulai menyerang desa, tapi warga desa tidak bisa melawannya. Mereka memperluas habitatnya, dan wilayah itu juga harus diambil kembali — tapi dengan perintah untuk tidak melukai makhluk hidup, tidak mungkin orang-orang memburu mereka. Berbicara tentang peraturan yang tidak logis ini. Apa mereka berhasil memburu beberapa monster yang jauh dari pengawasan pemerintah? Ketika aku bertanya tentang itu, aku diberi tahu bahwa budaya informan dan pengkhianatan telah dipupuk dari dulu, dan mengambil risikonya tidak sepadan.

Oleh karena itu, pihak yang bergabung dengan kami dikirim untuk berburu monster dan kemudian memberikan beberapa monster yang dikalahkan kepada kami sebagai material. Monster di Q'ten Lo sangat mirip dengan mitologi Jepang: kamaitachi yang memegang sabit dan rubah eldritch. Hal-hal seperti itu.

"Kau tahu, kurasa kau benar." Petir Sadeena memusnahkan mereka dalam hitungan detik, tapi mereka memberikan banyak pengalaman. Dalam hal kekuatan, mereka mungkin bisa dikalahkan dengan level 50 tanpa peningkatan pahlawan, tapi exp yang diperoleh sama dengan monster yang jauh lebih kuat. Dalam istilah game, ini adalah tempat Farming yang efisien.

"Mereka tidak jauh berbeda dari monster di laut," komentar Sadeena.

"Benarkah?" Aku tidak melakukan banyak pertempuran lepas pantai, tapi itu mengingatkanku; setelah level Sadeena direset, dia pergi sendirian ke laut dan menaikkan levelnya secara signifikan.

“Jika kau mau, aku bisa memberimu beberapa bimbingan khusus, Naofumi kecil, hanya satu lawan satu. Bukan pertama kalinya aku membuat tawaran seperti ini.”

“Ya, aku ingat.” Jika aku pergi berburu di laut bersama Sadeena, aku yakin aku akan terseret ke suatu tempat yang gila. Terlalu menakutkan untuk mengambil risiko.

"Sadeena, tolong tetap fokus pada pertarungan."

“Saran yang bagus. Tapi jika ada celah, mereka akan menyerangmu, Tuan Naofumi kecil.” 

“Apakah itu yang ingin kau katakan? Jika Kau punya waktu untuk berbicara, teruslah berburu.”
Rasanya lama sekali sejak kami melakukan ini. 

"Itu mengingatkanku-"

“Itu mengingatkan S'yne, dia menyuruh Ratotille di Siltvelt dan Wyndia di desa untuk mengumpulkan material monster bagi Pahlawan Perisai,” familiar S'yne memberitahu kami.

“Wow, itu sangat membantu.” Mengembangkan desa memperlambat peningkatan perisaiku. Tidak ada alasan untuk tidak menerima material monster ini dari Q'ten Lo. Aku harus memberikan beberapa kepada Itsuki dan Ren nanti. Jika aku pergi berburu dengan Itsuki, senjata pahlawan akan saling berbenturan, jadi dia pergi dengan Rishia.

“Hanya ini yang mereka punya?” Fohl menghabisi monster lain dan melihatku.

“Kau bekerja lebih keras dari Atla. Aku akan memberimu pujian untuk itu.” 

"Hih."

"Kak! Jangan terbawa suasana hanya karena Tuan Naofumi mengatakan sesuatu yang baik padamu!”

“Ap—!” Sekarang dia cemburu karena aku memujinya? Sangat tidak masuk akal.

“Kalau begitu aku akan berjuang lebih keras! Aku tidak akan kalah dari Raphtalia atau kakak!” Dengan begitu, Atla pergi.

"A-aku juga ikut!" Fohl terdengar sangat senang. Benarkah hanya itu yang harus aku lakukan? kupikir aku sudah terbiasa menangani keduanya. Jika aku memberikan sedikit pujian pada Fohl, itu mendorong Atla untuk berusaha lebih keras.

"Apa ini? Lomba berburu? Maka aku tidak akan tertinggal!” Sadeena mengumumkan.

“Kau tidak usah mengikut mereka. Termasuk penggunaan sihirmu, kurasa kau yang paling banyak berburu, Sadeena.” Mungkin karena berasal dari sini, Sadeena mengalahkan sebagian besar monster yang kami hadapi.

Meningkatkan keamanan umum melalui perburuan seperti ini juga membuat kami mendapatkan banyak rasa terima kasih dari kota dan desa yang telah kami tempati.

"Terima kasih banyak! Kaisar Surgawi revolusioner dan pengikutnya yang melakukan hal-hal luar biasa, mengurangi kerusakan yang disebabkan oleh monster,” kata mereka.

“Aku tidak berpikir kita dapat mengubah seluruh ekosistem dengan mudah, tapi kalian akan baik-baik saja untuk sementara waktu,” aku membalas. Menutup mata terhadap malapetaka yang disebabkan oleh monster dan bahkan menghukum manusia yang melawan? Apa yang dipikirkan orang tolol ini? Tindakan seperti itu pasti membuat banyak orang meragukannya.

Beberapa hari berlalu dengan pola sama seperti ini, dan kami dapat mengendalikan sepertiga dari Q'ten Lo. Belum lama sejak kami tiba, jadi aku sendiri terkejut dengan kecepatan ini.

Rasanya seperti kami membuat kemajuan yang lebih baik daripada rencana lain, untuk hanya menyelinap dan mengambil kepala Kaisar Surgawi musuh.

“Ini sedikit mengingatkanku pada perjalanan pelarian kita di dunia Kizuna.” Ini adalah negara seperti Jepang, ada banyak kesamaan. ”Maksudku, baik ada sakura lumina ataupun tidak, ini adalah tanah kelahiran Raphtalia.”

"Rafu!"

“Kau masih membicarakan itu?” Raphtalia menggerutu.

“Hei, ada patung yang mirip Raph-chan dimana-mana! Aku bahkan mempercayainya jika ini adalah seperti taman hiburan Raphtalia!”

"Kau benar-benar menyukainya, Naofumi kecil," Sadeena menimpali. Aku tidak hanya menyukainya. Aku benar-benar berpikir untuk membawa pulang setidaknya satu dari patung-patung itu sebagai oleh-oleh.

“Namun, ketika kita semakin dekat dengan kota tua ini, aku melihat lebih banyak yang terlihat seperti Filo.”

"Aku juga. Patung burung ilahi yang dipasang oleh Kaisar Surgawi. Itu terlihat seperti Filo.”

“Mereka bilang warnanya langka?” Apakah Filo benar-benar spesies yang langka? Dia hanya bernilai 100 keping perak!

“Dia tidak sepenuhnya langka,” jawab Sadeena sambil menatap Filo,”tapi legenda dan dongeng yang diturunkan di setiap wilayah sebenarnya sedikit berbeda dari filolial asli. Oleh karena itu, penampilan dan warna Filo benar-benar sempurna.” Dia adalah Filolial yang dibesarkan oleh seorang pahlawan.

Apa menurutmu mungkin Fitoria pernah datang ke negara ini di masa lalu? Itu bukan tebakan yang buruk. Jika mereka pernah melihatnya di masa lalu, mungkin patung dan ceritanya yang beredar berubah menjadi putih dan merah muda karena warna bunga sakura lumina.

"Aku tidak bisa mendengar suara Fitoria," kicau Filo. Terkadang Fitoria mengawasi kami melalui Filo. Sepertinya itu tidak terjadi saat ini. Mungkin karena penghalang?

Bagaimanapun juga, bentuk dan warna Filo pasti menyebabkan macam masalah bagi musuh kami.

“Sepertinya kita tidak akan bertemu Kizuna lagi. Namun, jika kita dapat bertemu, mungkin menyenangkan membawa mereka ke sini.” Bahkan Glass mungkin akan terkejut. Akan sangat bagus untuk menunjukkan kepada mereka semua tanah kelahiran Raphtalia. Skill Glass, Reverse Snow Moon Flower, akan cocok.

Pemandangannya pasti sangat memanjakan mata. Aku terkadang menahan diri, bertanya-tanya apa mereka semua baik-baik saja.

Saat kami dalam perjalanan pulang, kami kebetulan bertemu dengan si tolol Motoyasu II yang mencoba menggoda seorang gadis.

"Ah! Nyonya, apakah kau ingin minum teh denganku?” Sungguh, siapa pria ini?

"Geh!" Saat kami mendekat, gadis yang dia targetkan menundukkan kepalanya pada kami lalu berlari, dan dia berbalik menghadap kami.

"Di mana pak tua itu?" Aku bertanya.

“Hah! Kau pikir aku tidak bisa lepas dari Erhard?”

“Dengar, jika kau berkeliling membuang-buang uang, kami harus mengikatmu!” Motoyasu II baru saja tertawa kecil dan menunjukkan beberapa mata uang Q'ten Lo. Memamerkan kekayaannya, bukan? Aku merebutnya dari tangannya.

“Hei, itu milikku!”

"Kau mengambilnya dari dompet koin pak tua itu, kan?" Kambing ini terlihat seperti menghabiskan uang dengan cepat dan tanpa pikir panjang, artinya melihatnya dengan koin seperti itu tentu mencurigakan. Dia sepertinya memiliki cukup banyak utang di seluruh kota pelabuhan. Dan komentarku tentang bagaimana dia mendapatkan uang ini kurasa benar, dia tampak mencurigakan dan mulai bersiul. Aku tahu itu. Aku akan mengembalikan koin ini ke pak tua itu nanti.

"Ngomong-ngomong—" Aku sudah mengecek party yang bersama denganku. Dia hanya akan mendapat tendangan di selangkangan jika aku meminta para wanita menanganinya.

“Fohl, Gaelion, bawa dia pergi."

“Kwaa!” Gaelion mengangguk dengan hormat atas perintahku.

"Apa!" Fohl terdengar agak kurang senang. Begitu pula Motoyasu II.

“Kau tidak mengizinkanku menghabiskan waktu dengan salah satu dari wajah cantik yang kau miliki di sini?” Dia komplain. Namun, mendengar tanggapan itu, Fohl menyadari apa yang sedang terjadi dan dengan cepat mengangguk.

"Baiklah," dia setuju.

"Fohl, kau bisa pergi dan bersenang-senang dengan Atla begitu kau kembali," kataku. 

“Aku tidak akan lama.”

Itu mengingatkanku, di sebuah toko di belakang sana, mereka menjual hiasan jepit rambut, dan dia telah mengamatinya dengan cermat. Fohl pasti berencana membelinya. Aku telah memberinya cukup uang untuk membeli setidaknya satu.

“Kwaa!”

Gaelion menjepit lengan Motoyasu II dari belakang punggungnya, meletakkan rahangnya ke lehernya, dan mereka mulai berjalan.

“Sialan! Lepaskan aku! Kupikir jika bocah perisai itu ingin menangkapku, setidaknya biarkan beberapa gadis imut yang menangkapku, tapi mereka berdua berbatang! Jangan bilang, kau menyukai pria juga?”

“Apa yang kau bicarakan!” Astaga, Motoyasu II sudah tidak tertolong lagi. Apa dia sangat mencintai wanita?

"Aku akan tetap bersamamu bahkan setelah kakakku kembali, Tuan Naofumi," Atla menawarkan. 

“Tidak, pergi dan habiskan waktu dengan Fohl.”

"Aku tidak mau." Dia juga menyebalkan, jujur saja.

“Serius—”

"Hah?" S'yne menunjuk ke Motoyasu II sambil memamerkan senjatanya. Oh benar. Dia sekarang memiliki sakura stone of destiny yang dibuatkan untuknya, bukan? Itu memiliki kemampuan untuk menyalin. Kurasa itu awalnya adalah dua pedang sakura stone of destiny? S'yne sedang melihat gunting itu, terpesona.

“Dia mengatakan bahwa dia memiliki skill yang hebat,” terjemahan akrab S'yne.

"Aku tidak pernah mengatakan dia tidak memilikinya." Seperti yang dikatakan pak tua itu, Motoyasu II melakukan pekerjaan berkualitas dengan kecepatan luar biasa. Stok sakura stone of destinynya telah habis, artinya yang kami gunakan sebagai perisai sekarang adalah yang terakhir.

"Rafu?"

"Itu mengingatkanku—" S'yne memulai.

S'yne menunjuk Raph-chan dan mengatakan sesuatu. Belakangan ini cara bicaranya semakin parah, artinya kami tidak bisa berkomunikasi sama sekali tanpa boneka itu. Itu membuatku khawatir mungkin vassal weaponnya juga rusak.

“Dia bertanya tentang apa yang terjadi dengan boneka Raph-chan raksasa?”

"Hmmm---"

"Tunggu! Apakah kau berencana membuat sesuatu? Ini pertama kalinya aku mendengarnya,” tanya Raphtalia. Ah benar. Aku lupa mengatakan apapun kepada Raphtalia tentang ini.

“Aku berharap mungkin kita bisa membuat Raph-chan sedikit lebih besar. Ternyata S'yne bisa menggunakan salah satu skill serangan khususnya untuk menciptakan familiar darurat,” jelasku. 

Rupanya dia memiliki skill yang memungkinkan untuk mengontrol boneka raksasa. Aku berpikir untuk mengizinkannya, dengan syarat tidak mengizinkannya berbicara.

“Aku menolaknya!” Raphtalia berteriak.

"Rafu? Rafu, rafu!” Raph-chan sedang menonton percakapan dan dengan manis memiringkan kepalanya.

“Ngomong-ngomong, cukup basa basinya.” Aku secara paksa mengubah topik pembicaraan. 

“Mari kita beralih ke markas besar di kota dan merencanakan langkah kita selanjutnya.”

Kami kemudian kembali ke gedung terbesar di kota.

“Kau juga perlu berlatih, kan?” kata Raphtalia. Ya, jangan ingatkan aku. Aku belum benar-benar menguasai Gaya Hengen Muso. Aku benar-benar ingin bekerja keras dan menyelesaikan beberapa pelatihan, tapi dengan semua masalah yang bermunculan sepanjang waktu, aku tidak dapat menemukan waktu untuk melakukannya.

“Kurasa pertarungan akan jauh lebih mudah jika kau bisa memperoleh beberapa sihir kelas-Liberation,” katanya. Aku pernah sekali berhasil menggunakannya, dengan Ost, dan itu juga terbukti menjadi satu-satunya kesempatanku untuk menang. Aku merasa hampir dapat melakukannya, tapi ada sesuatu — ada sesuatu yang hilang. Aku hanya perlu lebih dekat dengan perasaan itu.

Bagaimanapun juga, itu adalah sihir yang ingin aku dapatkan sebelum pertempuran dengan Phoenix.


Note:
Synee kawai jugaa :v tipe cewe kuderee tapi manja awkk~






TL: RyuuSaku
EDITOR: Isekai-Chan

Sabtu, 29 Agustus 2020

Maou-sama, Retry! Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 29. Menuju Holy Castle

Chapter 29. Menuju Holy Castle


— Holy Capital: Distrik Kelas Tinggi

Serangan di distrik kelas atas ini memakan banyak korban.

Mungkin karena bangsawan memiliki banyak tempat tinggal, serangannya agresif. Sebagian besar satanist adalah orang-orang yang tidak memiliki banyak harta, sehingga dendam mereka kemungkinan besar mendorong mereka lebih jauh.

Mereka akan menerangi tempat di sana-sini, dan mereka akan membunuh semua orang tanpa ampun baik itu anak-anak ataupun wanita.

Tidak hanya manusia yang menyerang, ada juga Death Mists dan Skeleton Soldier. Mereka pasti telah memusatkan kekuatan tempur mereka di sini, karena markas besar Ordo Ksatria terletak di sini.

Mereka termasuk dalam peringkat paling bawah dari familiar Iblis, tapi jumlah mereka cukup menjadi masalah. Terlebih lagi ketika ada kebutuhan untuk memadamkan api serta menyelamatkan orang-orang.

Di dalam semua itu, seorang wanita yankee dan seorang pria besar bergegas melewati api yang mengamuk.

Itu adalah Gadis Suci, Killer Queen, dan Mount Fuji.

“Anego, kalau terus begini, kita akan kekurangan tangan.” (Fuji)

“Idiot. Apakah mulutmu itu hanya untuk memuntahkan kotoran ?! ” (Queen)

Queen melakukan tendangan sambil berteriak dan kepala anjing iblis dikirim terbang.

Selanjutnya dia memukul pinggang seorang satanist dengan tongkat logamnya, dan tubuhnya pecah menjadi dua saat terbang.

Di pinggang Fuji, ada tiga kepala tergantung yang mungkin berasal dari satanist.

Siapapun yang melihat ini akan berteriak 'orang-orang ini adalah iblis!'.

Tapi di depan keduanya, dua Iblis asli muncul.

Iblis tingkat Rendah, Honeytrap.

Dia memiliki penampilan seperti seorang wanita, tetapi sebenarnya itu adalah Iblis yang suka menyihir pria, dan dia tidak hanya akan membuat mereka bingung, dia juga suka membuat mereka membunuh satu sama lain.

“Hei, pria besar di sana. Bermain dengan k— "(Honeytrap)

“Kau sangat bau. Kau… adalah Pembawa Masalah.” (Queen)

Sebelum dia selesai berbicara, kombo dari enam serangan dilepaskan oleh Queen.

Pertama, wajah imut Honeytrap hancur hingga tak bisa dikenali, dan kemudian, beberapa lubang besar terbuka di tubuhnya.

Honeytrap bahkan tidak sempat bersuara saat dia jatuh ke tanah.

"Dasar kotoran lebih rendah dari muntahan, buang kotoran seenaknya saja." (Queen)

Queen menghadapi mayat itu dan memberikan jari tengahnya. 'Persetan'.

Pukulan yang dia buat, kata-kata yang dia ucapkan; itu semua adalah hal-hal mengerikan yang jauh dari kata Gadis Suci.

“K-Kalian… membunuh adik perempuanku… !!”(Honeytrap)

Honeytrap yang tersisa menyerang Queen, tetapi Fuji meraih wajahnya, dan dengan kekuatan yang tidak manusiawi, dia menghancurkan kepalanya dengan cengkeramannya.

Suara menjijikkan seperti apel yang diremukkan terdengar, dan tempurung kepala Honeytrap kini sudah hancur, tapi wajah Fuji tetap sama seperti biasanya.

"Hei bodoh, bagaimana dengan distrik lainnya?" (Queen)

“Kastil Suci dilindungi oleh White-sama. Gereja— "(Fuji)

Kata-kata itu terpotong.

Jauh di distrik komersial, ledakan yang orang kira datang langsung dari neraka telah menyebar di langit.

"Apa itu tadi…?! Apakah itu Luna ?!" (Queen)

Queen berteriak, tetapi dia memikirkannya kembali dan menyadari itu tidak mungkin.

Memang benar bahwa kekuatan sihir Luna itu kuat, tetapi Api berada di luar keahliannya, dan jika dia bisa menggunakan sihir seperti itu, Queen akan membual tentang dia sepanjang waktu.

"Aku tidak merasakan sihir darinya, tapi ... jika bukan sihir, tidak mungkin hal seperti itu ..." (Fuji)

Fuji juga melihat 'neraka' yang menyebar itu dengan ekspresi terkejut. Warna itu, kekuatan itu; dia hanya bisa menganggapnya sebagai sesuatu yang akan membawa bencana ke dunia fana.

Bahkan para satanist yang mengamuk melihat ke langit dengan kaget.

Dalam pertempuran, setiap peristiwa -tidak peduli seberapa anehnya itu- dapat menentukan kemenangan atau kekalahan.

Ledakan itu menjadi pemicu turunnya moral pihak Satanist.

Para ksatria menangkap satanist satu demi satu, dan bahkan para bangsawan yang biasanya bersembunyi di belakang mulai bergerak dengan tegas saat memadamkan api. Ini bukanlah api di sebrang lautan; jika mereka tidak bergerak, tempat tinggal mereka sendiri juga akan menghilang.

"Yah, sepertinya semuanya akan berhasil entah bagaimana..." (Queen)

"Ya, Arts-sama memimpin pasukannya dan bergerak untuk menekan masalah ini." (Fuji)

"Kakek sialan itu ... pikirkan tentang usiamu." (Queen)

Queen mengatakan ini dengan pahit, tapi Fuji tersenyum karenanya.

Queen tidak pernah menyembunyikan ketertarikan atau kebenciannya, tapi Fuji tahu itu, paling tidak, dia mengakui bangsawan tua tersebut.

Akhirnya, para satanist yang tersisa mundur satu demi satu dan berlari ke arah tertentu.

Arah mereka berlari adalah… Kastil Suci.

■ ■ □□ ■■ □□

—Gereja Suci: Distrik Umum

Organ berbaring di atap dan menyaksikan pertempuran di bawah seolah sedang bosan.

Dia sama sekali tidak tertarik pada pertarungan antar manusia. Hanya saja, rekannya Mink berpartisipasi dengan bersemangat, jadi dia hanya ikut dengannya.

Saat ini Mink menutupi wajahnya dengan tangan kanannya, dan sambil melihat lawannya, dia mulai merapal mantra. Entah kenapa, Mink suka menggunakan pose itu saat bertarung.

Dari perkataan orang itu sendiri, 'kegelapan telah turun'.

“Kegelapanku yang tak terduga, hujani kesedihan atas orang yang kurang ajar ini! [Holy Rain]!” (Mink)

Hujan yang dipenuhi dengan kekuatan ilahi menghujani para satanist.

Bagi orang-orang yang menyembah Iblis, ini benar-benar membakar tubuh mereka. Namun apa yang dia katakan dan sihir yang dia aktifkan sebenarnya kebalikannya.

Lantunannya tidak berhenti. Untuk peringkat S, lantunan berturut-turut seperti ini sangatlah mudah.

“Kuku, manusia benar-benar rapuh. [Bubble Cure]! ” (Mink)

Gelembung penyembuhan menyelubungi orang-orang di gereja yang terluka. Darah yang mengalir segera berhenti, dan wajah pucat mereka kembali cerah.

Itu benar-benar puncak dari sihir penyembuhan.

Apa yang dia katakan benar-benar tidak masuk akal.
<EDN: Ehm, bayangin aja chuunibyou tapi punya kekuatan beneran>

“Mink-dono, terima kasih!”(Orang-orang)

"Seperti yang diharapkan dari seorang petualang peringkat S ... Sungguh kekuatan sihir yang luar biasa!"(Orang-orang)

“T-Tapi rapalan itu…”(Orang-orang)

“Ssh! Diam, pemula! ”(Orang-orang)

“Dia adalah salah satu dari sedikit yang disebut Pemain Bintang. Dia pasti punya alasan yang kuat untuk itu. "(Orang-orang)

“Mungkin ada rahasia dari rapalan itu…”(Orang-orang)

Orang-orang Gereja Suci berkata seperti itu.

Di dunia di mana sindrom kelas delapan tidak dikenali (chuunibyou), tidak ada orang yang akan memahami arti sebenarnya dari kata-katanya.

Apalagi jika dia adalah seorang selebriti dunia, seorang Pemain Bintang. Ada petualang yang tertarik oleh rapalan dan pose miliknya, dan bahkan mulai menirunya.

"Ikuti aku. Persembahkan darahmu kepada kegelapan yang membekukan!" (Mink)

““Y-YEAAAAAaaaaa… .ah?””(Orang-orang)

Kata-kata Mink membuat orang-orang gereja bangkit, dan ada beberapa yang memiringkan kepala mereka dalam kebingungan, tetapi mereka menyerang para satanist.

Belum ada yang tahu siapakah kegelapan yang sebenarnya.

"Apa yang dia lakukan ..." (Organ)

Kata-kata itu keluar dari Organ secara tidak sadar. Salah satu alasan mengapa dia bersama dengannya adalah karena dia tidak bosan menatapnya.

Saat Organ tersenyum tipis, pedang diayunkan dari langit.

Baginya, itu adalah seperti kecepatan seekor nyamuk.

"Butuh sesuatu?" (Organ)

Dia dengan ringan menghindari pedang diayunkan kepadanya dan Organ bertanya seolah-olah tidak tertarik.

Dia tidak terlihat marah atau bahkan terkejut.

“Kakka, 'butuh sesuatu', katamu. Seperti yang diharapkan dari seorang Cambion-sama, cukup menakjubkan. Ya, mengesankan. ”( ??? )

“…”

“Aku sedang berpikir untuk menebas Raja Iblis yang dirumorkan, tapi untuk berpikir aku akan menemukan Cambion. Sangat tidak terduga aku dapat menemukan benih yang bagus di sini, itu membuatku sangat bahagia. Ups, aku terlambat memperkenalkan diri. Aku adalah Sword Saint, Albedo. Senang bertemu denganmu." (Albedo)

Mata organ menyipit.

Dia seharusnya sudah menyingkirkan seluruh orang yang mengetahui bahwa dia adalah Cambion, namun, mengapa pria ini tahu?

“Iblis menyedihkan yang kubunuh di penjara bawah tanah utara memberitahuku. Bahwa kau adalah mahkluk campuran yang gagal! " (Albedo)

Albedo menghindari pisau yang dilempar Organ dengan diam-diam.

Itu cukup cepat, tapi sepertinya pria itu memiliki skill yang cukup untuk mengatasinya. Untuk menghadapi Cambion, seorang Pemain Bintang, ini bisa dikatakan cukup berani.

"Empat bintang, ya ... Kau melakukannya dengan baik untuk peringkat B." (Organ)

“Ketika kau naik pangkat, kebebasanmu untuk bergerak menurun, kau tahu. Peringkat ini bekerja dengan baik untukku." (Albedo)

Seperti yang dikatakan Organ, ada empat bintang biru di armor Albedo.

Itu terbuat dari salah satu logam mulia, Logam Biru.

Petualang akan mendapatkan bintang-bintang semacam ini saat mereka naik peringkat. Peringkat terendah, Pemula, tidak mendapatkan apa-apa, tetapi begitu kau mencapai peringkat E, kau akan mendapatkan satu bintang.

Dengan satu bintang, kau akhirnya akan diakui sebagai petualang yang cakap, tetapi sebagian besar tidak bisa menaikkan peringkat lebih dari itu, sangat normal untuk melihat mereka akhirnya menyerah dan mencari pekerjaan lainnya.

Di dunia ini, kebanyakan orang tidak dapat mengatasi dinding bakat.

“Kalau begitu, maukah kamu bermain denganku, *Ojo-chan?” (Albedo)
<TLN: gadis kecil>

"Kau bajingan." (Organ)

Ketika keduanya saling berhadapan, ledakan yang luar biasa menutupi langit distrik komersial.

Keduanya secara refleks mengarahkan pandangan mereka kesana.

“O-Oi, Ojo-chan… Apa kau mungkin memanggil teman Iblismu?” (Albedo)

“Jangan bercanda. Apakah kau ingin hatimu dilahap? ” (Organ)

"Itu tidak adil ... Mungkinkah pakaian gemerlap emas itu adalah ..." (Albedo)

Penglihatan yang luar biasa dari Albedo hampir berhasil melihat sedikit gemerlap emas.

Oleh karena ini, dia berpikir keras.

Jika yang berada di tengah ledakan itu adalah Carnival, orang yang berhasil melakukan itu pastilah monster.

“Apakah itu Raja Iblis yang dirumorkan? Sepertinya Ojo-chan yang memanggilnya, tapi… woah! Kau adalah salah satu pemicu-, oi! ” (Albedo)

Beberapa pusaran sihir muncul dari tubuh Organ.

Itu adalah kekuatan sihir yang begitu besar sehingga jubahnya berkibar.

Tapi ekspresi Albedo tidak berubah. Dia tampaknya memiliki kepercayaan diri yang luar biasa.

“Hancurkan yang menghalangi dan buka jalanku, [Dark Depths Beam].” (Organ)

“… Tunggu, tidak mungkin! Sihir tingkat 5, itu tidak adil ?! ” (Albedo)

Beberapa pusaran menjadi satu dan sinar hitam ditembakkan.

Albedo berguling dari atap dan nyaris berhasil menghindarinya, tapi rumah yang berada di jalur tembakan sinar hitam tidak bernasib sama, terdapat lubang besar menganga.

Melihat Albedo yang berguling dengan menyedihkan, Organ tertawa. Dia berjongkok di atas atap, dan tampak seperti anjing yang jatuh ke dalam lubang.

"Posisi itu cocok untukmu, Puppy." (Organ)

“Hehehe… anjing itu tangguh, kau tahu? Mereka akan menggigit tenggorokanmu saat kau tidak menyadarinya — woah! Tunggu tunggu, biarkan aku menyelesaikan apa yang aku katakan! ” (Albedo)

Organ menembakkan sihir satu demi satu sambil tertawa.

Terlebih lagi, ini adalah serangan beruntun dari elemen kegelapan tingkat tinggi. Sepertinya dia berencana menyiksanya daripada membunuhnya.

"Apa masalahmu? Lari. Tuanmu yang baik sedang menemanimu berjalan-jalan . " (Organ)

“Kepribadian bocah ini sangat buruk! Aku ingin melihat orang tuamu!" (Albedo)

“… ..”

Kata-kata itu membuat ekspresi Organ berubah.

Dia setidaknya memiliki tanda-tanda kewarasan sampai sekarang, tapi penghinaan yang dikatakan Albedo padanya pasti telah menghancurkan semua kewarasan itu.

Benar, membicarakan orang tuanya itu tabu.

"Aku merubah pikiranku. Aku akan membakarmu hidup-hidup. " (Organ)

“O-Oh tidak! Aku telah memutuskan bahwa aku akan mati dalam pelukan seorang wanita! " (Albedo)

“Lelaki bejat.” (Organ)

Saat Organ mencoba menembakkan sihir, keributan yang tidak wajar terdengar dari tempat Kastil Suci berada, dan sorakan besar bergema.

Hal yang mereka soraki…

"" D-Dragonewt muncul !! ""(Orang-orang)

Itu adalah pertempuran yang tiba-tiba terjadi di Holy Capital, tapi… sepertinya klimaks akan terjadi sebentar lagi.

TL: Sky_
EDITOR: Isekai-Chan
Proofreader: LLENN