Selasa, 31 Mei 2022

Rokka no Yuusha Light Novel Bahasa Indonesia Volume 1 : Prolog. Hutan Berbahaya

 Volume 1 

Prolog. Hutan Berbahaya 



Legenda biasanya bercerita tentang kejahatan yang bangkit dari kegelapan untuk mengubah dunia menjadi neraka. Mereka mengatakan bahwa Dewi Takdir akan memilih enam Pahlawan dan memberi mereka kekuatan untuk menghadapi bahaya besar ini.

Cerita selanjutnya adalah tentang para Pahlawan tersebut, yang ditakdirkan untuk menjadi penyelamat dunia. Tetapi hal terpenting tentang kisah mereka adalah ini: Hanya ada enam Pahlawan yang dipilih untuk menyelamatkan dunia. Bukan lima, bukan tujuh. Hanya enam.


Seorang anak laki-laki berlari melalui hutan yang diselimuti kabut tebal. Dia adalah pendekar pedang muda, rambut merah panjangnya berkibar di belakangnya. Dia mengenakan zirah kulit ringan di atas pakaian rami, dengan ikat kepala berlapis besi diikatkan di dahinya. Di tangan kanannya, dia menggenggam pedang yang agak kecil namun kokoh. Tetapi, yang paling mencolok adalah empat ikat pinggang lebar yang melingkari pinggangnya. Di ikat pinggang itu ada beberapa lusin kantong kecil.

Nafas lelaki itu terengah-engah. Dia terluka. Pakaian kasarnya robek di beberapa tempat, memperlihatkan luka tajam di kulitnya. Zirah kulitnya hangus, dan kedua lengannya terbakar. Darah mengalir dari lukanya, mewarnai sepatunya menjadi merah cerah. Luka separah ini biasanya akan membuat pria normal tersungkur ditanah.

Nama anak laki-laki itu adalah Adlet Mayer. Dia berusia delapan belas tahun. Saat dia berlari, dia melirik dengan gugup dari balik bahunya. Kabut dan dedaunan lebat yang menghalangi cahaya, membuat hutan menjadi gelap. Dia hanya bisa samar-samar melihat sosok melalui kabut yang kelam. Dia sedang diikuti. Pengejarnya mendekat, hanya sekitar tiga puluh meter di belakang. Ini buruk, pikirnya, dan pada saat itulah sebuah suara bergema di hutan.

"Ketemu kau!" Teriakan itu datang dari seorang gadis. Suaranya tinggi dan lembut, seperti suara burung kecil.

“Ngh!” Tepat saat Adlet mendengarnya, sebilah pedang tumbuh di kakinya. Itu berwarna perak, panjangnya sekitar tiga meter, muncul dari tanah kosong, ujungnya tepat mengarah ke jantung Adlet. Dia mengayunkan pedangnya dengan pukulan backhand. Dekorasi batu kuarsa yang dipasang di gagang senjatanya nyaris tidak dapat melindunginya dari tusukan. Dampaknya menghempaskan tubuhnya ke belakang, dan pedang yang menyerangnya hancur berkeping-keping. Saat dia berguling, dia menghujamkan pedangnya ke tanah. Kemudian, mengangkat tubuh dengan lengannya, dia melompat. Tiga bilah lagi segera muncul dari tanah. Adlet nyaris mengenai ujungnya.

"Apakah aku mengenainya?" tanya pengejarnya.

Adlet mendarat di tanah dan menjawab. "Tidak sedikitpun. Ketika kau mencoba untuk menghabisi seseorang, kau harus sedikit lebih tenang.” katanya, sambil mulai berlari sekali lagi. Dia berlari sampai penyiksanya menghilang ke dalam kabut dan dia tidak bisa melihatnya lagi. "Berusahalah lebih keras! Kau tidak akan bisa menangkap pria terkuat di dunia seperti itu!”

"Kau hanya tidak ingin menyerah!" Gadis itu bersikeras untuk mengejarnya.

Adlet memapah lengan kanannya saat dia berlari. Sejujurnya, dia tidak sepenuhnya dapat menghindari serangan terakhir itu. Darah mengalir dari luka di lengan atasnya. Berbohong setidaknya adalah yang paling bisa dia lakukan, sebuah gertakan demi menyembunyikan lukanya.

Saat Adlet melarikan diri, dia melihat punggung tangan kanannya. Sebuah lambang tato aneh terlihat di atasnya. Kira-kira seukuran telapak tangan bayi, desainnya adalah lingkaran ornamental dengan bunga enam kelopak di tengahnya. Lambang itu bersinar samar, warna merah tua pucat. Menatapnya, Adlet bergumam, “Aku tidak akan terbunuh. Seorang Pahlawan Enam Bunga tidak akan mati di tempat seperti ini.”

Lambang di tangan kanan Adlet biasa disebut sebagai Lambang Enam Bunga. Itu adalah bukti bahwa dia adalah salah satu dari Pahlawan terpilih yang ditakdirkan untuk menyelamatkan dunia.


Legenda berbicara tentang makhluk menakutkan yang tertidur di ujung paling barat benua. Dikatakan memiliki bentuk dan kekuatan yang menjijikkan jauh di luar pemahaman manusia. Tujuannya hanya untuk membunuh. Ketika makhluk ini terbangun, ia—ditemani puluhan ribu budak yang dikenal sebagai iblis—yang akan menguasai dunia, mengubahnya menjadi neraka. Makhluk ini tidak memiliki nama. Dia hanya disebut sebagai Majin.

Legenda berbicara tentang saat ketika Majin mengakhiri pertumbuhan abadinya dan bangkit sekali lagi. Saat itulah Dewi Takdir akan memilih enam Pahlawan. Mereka mengatakan bahwa lambang dalam bentuk bunga muncul di tubuh mereka yang dipilih. Keenam ini adalah satu-satunya yang mampu mengalahkan ancaman terbesar yang pernah diketahui umat manusia.

Dan sekarang, Adlet Mayer telah terpilih sebagai salah satu dari Pahlawan Enam Bunga. Maka, dia memulai perjalanan untuk mengalahkan Majin. Dia menuju tanah di mana makhluk berbahaya itu pernah tidur untuk menemukan Pahlawan lainnya, yang ditandai oleh nasib.

Namun...


“Kau masih belum mau menyerah?”

Suara pengejarnya semakin mendekat. Bilah-bilah pedang terus mengganggunya dari bawah. Adlet berlari mati-matian untuk menghindari keduanya. Darah menutupi matanya. Ujung jarinya membeku, dan kakinya tersandung. Tapi dia tidak bisa berhenti. Jika dia tertangkap, dia akan terbunuh.

Apa yang aku lakukan di tempat seperti ini? Adlet bertanya-tanya. Apa yang seharusnya dia lakukan adalah menyerang sarang Majin. Dia seharusnya melawan iblis yang menghalangi jalannya, bersama dengan pahlawan lain yang terpilih oleh takdir. Tapi sebaliknya, gadis ini mengejarnya, dan dia akan mati.

"Aku akan menangkapmu kali ini!" Gadis itu melepaskan serangan ke arah Adlet secara berurutan. Baja dingin menyapu rambutnya, mengiris zirahnya.

“Ngh!” Dia melemparkan dirinya ke tanah untuk menghindari bilah pedang yang meluncur ke dadanya dan kemudian segera berdiri lagi, lalu berlari cepat. Bilah pedang berikutnya datang langsung dari bawah. Dia menghindarinya dengan melompat berguling ke samping. Incarannya tidak tepat, tetapi serangannya sangat ganas. Dari setiap beberapa lusin serangan, satu atau dua akan datang tepat ke arahnya. Dengan setiap serangan yang dia hindari, sedikit demi sedikit, potensi kegagalan semakin kecil.

"!" Dua bilah pedang datang ke arahnya dari kedua sisi. Salah satu dari mereka menusuk dadanya. Itu mengiris tulang rusuknya, dampaknya membuatnya jatuh tersungkur ke tanah. Darah menyembur dari tenggorokan dan mulutnya. Adlet menekan sisinya yang terluka dan meringkuk. Dia bahkan tidak bisa berdiri lagi.

Pengejarnya sudah begitu dekat sehingga Adlet bisa melihatnya dengan jelas. "Akhirnya aku menangkapmu," katanya. Sosok seorang gadis muncul dari bayangan dan kabut yang menggantung di bawah pepohonan. Penampilannya sangat mempesona. Dia mengenakan zirah putih, dan gagang pedang tipis yang dia pegang bertatahkan permata. Di kepalanya, dia mengenakan helm yang dirancang menyerupai telinga kelinci. Rambut kuning muda cerah, mata merah besar, bibir tebal, cantik, ciri khas—hanya melihatnya berdiri di sana, dia bisa merasakan kemuliaan dan martabatnya. Segala sesuatu tentang nya adalah elegan.

Adlet memanggil namanya. “Nashetania.” Adlet tahu—dia tahu bahwa di dadanya ada lambang Enam Bunga, sama seperti yang ada di tangan kanan Adlet. Dia tahu bahwa dia juga salah satu dari enam Pahlawan yang dipilih untuk mengalahkan Majin. Dan sekarang, dia akan dibunuh oleh salah satu temannya sendiri, rekan yang seharusnya bertarung di sisinya.

"Dengar, Nashetania."

“Untuk apa?”

“Aku adalah rekanmu.”

Nashetania terkikik dan kemudian mengarahkan pedang tipisnya ke Adlet. Bilahnya memanjang hingga menembus telinga Adlet. "Sudah terlambat untuk omong kosong semacam itu." Nashetania tersenyum, namun dia menganggap Adlet seperti kutu. “Dasar bodoh. Jika Kau hanya menyerah dan mengaku, Kau bisa memiliki kematian yang lebih mudah.

“Aku tidak akan mengakui apapun. Aku tidak melakukan satu kesalahan pun.”

"Tidak ada gunanya. Kau tidak akan menipuku lagi.” Nashetania diam-diam menghela nafas. “Kau membuat rencana untuk menipu kami. Kau membodohi kami semua dan bahkan menyakiti kami. Cukup jelas bahwa kau adalah yang palsu.”

"Aku tidak berbohong. Kaulah yang ditipu. Musuh menggunakanmu untuk mencoba membunuhku." Tapi Nashetania tidak mendengarkan, "Aku tidak membunuh sekutu kita. Aku juga tidak bermaksud menjebak semua orang."

"Aku sudah memberitahumu, kau tidak bisa akan membodohiku lagi."

“Aku tidak berbohong padamu! Dengarkan aku, Nashetania! Aku bukan yang ketujuh!"

Ujung bilah pedang Nashetania melayang di atas jantung Adlet. "Tidak. Kaulah yang ketujuh.”


Legenda biasanya menceritakan kisah ketika Majin akan terbangun dari tidur nyenyaknya. Saat itulah Dewi Takdir akan memilih enam Pahlawan. Pada tubuh keenam Pahlawan ini akan muncul lambang berbentuk bunga. Hanya Pahlawan Enam Bunga yang mampu mengalahkan Majin dan melindungi dunia.

Namun...

Ketika saatnya tiba, muncullah tujuh prajurit yang menyandang Lambang Enam Bunga. Ketujuh prajurit itu memiliki lambang yang asli. Mengapa ada satu tambahan? Adlet tahu mengapa. Salah satu di antara ketujuh itu adalah musuh—membawa petaka pada enam pahlawan yang sebenarnya, menyusup untuk membunuh mereka. Tetapi di antara tujuh Pahlawan, siapa di antara mereka yang menjadi musuh? Adlet masih tidak tahu jawabannya.




TL: Ao Reji
EDITOR: Isekai-Chan

Senin, 30 Mei 2022

Tate no Yuusha no Nariagari Light Novel Bahasa Indonesia Volume 11 : Side Story 2 – Orang yang Dinanti-nanti oleh Mereka

 Volume 11

Side Story 2 – Orang yang Dinanti-nanti oleh Mereka


“Pemenangnya! Fohl!”

Di hari itu, aku berhasil memenangkan pertandingan di Coliseum, aku mengangkat lengan kananku setelah mendengar wasit menyatakan pemenangnya. Jika aku petarung biasa, maka hadiah yang aku dapatkan cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tapi, bagiku ini tidak seberapa.

“Ini masih kurang....”

Ha... aku secara sengaja meninju dinding di hadapanku.

“Ukhu.... Onii-sama, ada masalah apa?”
“Hm? Ah... kau tidak usah khawatir. Atla.... maaf ya.”
“Baik. Onii-sama.”

Atla.... dia adalah adikku yang sudah mengidap penyakit sejak kecil, aku mengurus dia selama itu. Atla, dia dilahirkan dalam keadaan buta dan mengidap penyakit yang tidak bisa disembuhkan, sekarang pun dia masih kesulitan untuk berdiri.

“... Onii-sama, kumohon jangan terlalu memaksakan diri.”

Jika Atla tidak meminum obat secara rutin, dia bisa mati....
Separah apapun keadaannya, dia tidak pernah merengek kesakitan. Dia adalah adik satu-satunya yang kupunya, aku sangat mencintainya.
Tanpa adanya perawatan yang mumpuni untuk pengobatan penyakitnya, aku hanya bisa terus membayar tagihan obat yang mengalami kenaikan bunga. Aku bisa mengatasi ini jika aku memenangkan pertandingan Coliseum bawah tanah.... namun, aku tidak bisa mengikuti pertandingan disana sebab tidak diizinkan oleh pemilikku.

“Oke. Waktunya kakak kerja dulu. Atla, pastikan kau beristirahat ya.”
“Baik, Onii-sama... aku harap kau baik-baik saja.”


Aku pergi bekerja sebagai petarung di Coliseum, aku melakukan semua ini dengan tekad yang kuat.

“... Ugh.... uhh...”

Aku nyaris saja kehilangan kemenangan, tapi rasa sakit ini membuatku mulai kehilangan kesadaranku. Aku sudah menerima pertolongan pertama, tapi untuk perawatannya memerlukan biaya yang lebih tinggi.
Aku berdiri dan berjalan menuju kurunganku... tempat Atla berada, kakiku terasa sakit hingga akhirnya aku jatuh pingsan ketika sampai.

“Huh....”
“Onii-sama, akhirnya kau bangun? Uhuk... uhuk....”

Ketika aku bangun dari pingsan.... Atla memberiku pangkuannya dan mengurusi lukaku, dia itu padahal kesusahan untuk berdiri tapi dia melakukan itu.

“Ugh...”

Aku duduk sambil menyudahi keluhan rasa sakitku.

“Atla, jika kau tidak beristirahat dengan baik, tubuhmu bisa kena masalah!”

Sebelum aku selesai berbicara, Atla secara perlahan-lahan terhuyung. Ketika aku berusaha membantunya, dia menempatkan kedua tangannya di dadaku dan menolak bantuanku.

“Atla...?”
“Onii-sama, jika memungkinkan, aku... aku mohon sembuhkan lukamu tanpa mengkhawatirkan keadaanku saat ini.”

Atla mengatakan itu dengan tekad yang kuat sambil menempatkan lengannya di pangkuanku. Atla sepertinya mulai menyadari apa saja yang aku lakukan setiap harinya, aku juga menyadari dia mulai mengetahui semua ini.

“... Baiklah, tapi hanya untuk malam ini saja.”

Aku berbaring sesuai dengan keinginan Atla.

“Onii-sama..... aku harap, jika suatu hari aku pergi....”


Aku tertidur sebelum aku mendengar semua perkataan Atla.

“Huh? Hari ini aku tidak bekerja?”

Kemarin, Atla sudah mengurusiku, namun itu membuat keadaannya memburuk, jadi aku harus keluar dan membeli obat dengan uang seadanya yang kumiliki, tapi bawahan orang pemilikku menyuruhku untuk diam disini.
Aku segera ke sisi Atla yang sedang kesesakan bernafas.

“Atla!”
“Aku baik-baik saja. Tolong... tenang dulu.”

Dia tidak terlihat baik-baik saja! Aku harus segera membelikan dia obat secepat mungkin!

“Disini tempatnya.”

Di depan kurungan kami, pemilikku yang merupakan pedagang budak datang bersama seorang pelanggan.

“A-apa-apaan ini! Aku sudah bekerja keras! Untuk apa kalian kemari!”

Apa yang mereka inginkan dari kami!?
Lalu, detak jantungku berdetak lebih cepat dari sebelumnya.
Ada apa ini? Disaat aku melihat orang disebelahnya, perasaan aneh semakin bertambah.
Ini bukan rasa jijik atau takut darinya.... tapi ini rasa kasih sayang?
Si pelanggan dan pedagang budak saling berbicara, lalu masuk kedalam kurungan kami.

“A-apa yang kau lakukan!?”
“Iya, ya. Diam saja kau, bocah.”
“Apa!? Aku bukan bocah!”

Dalam hati aku berteriak, siapa kau sebenarnya! Apa yang kau lakukan pada pemikiran dan tubuhku!
Si pelanggan itu memperhatikan Atla.

“Kau mau melakukan apa pada Atla!?”

Kemudian, si pelanggan itu... mengeluarkan Elixir of Yggdrasil dan menyuruhku mencium aromanya. Setelah itu, aku terkejut dan semua permasalahan disini selesai. Aku sangat kebingungan sebab si pelanggan itu berhasil mengambil hati nurani Atla dalam waktu sesingkat ini. Orang ini adalah musuh!
Tubuh dan pikiranku sudah seperti terpisah dan saling melawan satu sama lain. Orang ini memutuskan untuk membeli kami, sebab dia adalah pemilik baru kami, maka aku harus menggendong Atla keluar untuk menyelesaikan transaksi, tentunya dengan menanamkan segel budak pada kami.

“Anu... pelanggan tadi... Tuan. Naofumi itu sebenarnya siapa?” tanya Atla pada pedagang budak.

Atla benar. Sebenarnya siapa itu dia?
Lalu, Elixir of Yggdrasil.... aku tidak menyangka dia akan memberikan obat mujarab itu tanpa banyak pikir.

“Beliau adalah salah satu empat pahlawan legendaris yang melindungi dunia ini, aku yakin kalian, ras Hakuko tahu pahlawan manakah dia itu. Ya.”
“I-itu berarti....”

Aku tidak bilang tidak tahu dongeng para Hakuko.
Aku hanya mengira itu hanya cerita yang digunakan untuk menidurkan anak-anak.
Tapi, tak kusangka.... orang itu adalah Pahlawan Perisai?

“Itu tidak penting...”
“Atla?”
“Onii-sama, aku... mau ikut dengannya. Aku mohon... maukah kau bersamaku untuk mengikutinya?”

Sudah pasti tidak. Mana mungkin aku mau menyerahkan Atla yang sangat berharga ini padanya! Tapi, aku tidak mau dibenci oleh Atla.
Aku... maka aku...

“B-baiklah, ayo ikut dia.”

Entah kenapa, nafasku menjadi sangat lega saat menggendong Atla keluar dari kurungan ini, aku melangkah keluar dari kurungan ini untuk terakhir kalinya.




TL: Bajatsu
EDITOR: Hantu

Rabu, 25 Mei 2022

Tate no Yuusha no Nariagari Light Novel Bahasa Indonesia Volume 11 : Side Story 1 - Jika Pagi itu Aku Tidak Lari dan Memutuskan Untuk Menghadapi Motoyasu yang Terus Menunggu di Penginapan....

 Volume 11

Side Story 1 - Jika Pagi itu Aku Tidak Lari dan Memutuskan Untuk Menghadapi Motoyasu yang Terus Menunggu di Penginapan....


“Hei, Babi jangan berisik terus! Pergi sana!”
“Ba-babi!? Bicara apa kau!?”

.... Si playboy Motoyasu mengutuk wanita di depannya.
Sekilas aku lihat, wanita di depannya memiliki tampang yang lumayan.

“Kita harus apa sekarang? Jika dia ada disana, kita tidak bisa keluar.” keluh Raphtalia.
“Filo, kau tanggung apa yang terjadi pada Motoyasu—”
“Tidak mau!”

Aku harus apa sekarang? Dia, Motoyasu terlihat sangat keras kepala. Namun, jika aku lari sekarang, maka ini tidak akan berakhir dengan baik.

“Kita tidak akan lari?” tanya Raphtalia.
“Jika kita lari, tidak akan ada perubahan juga.” jawabku.
“Benar juga....”

Untuk saat ini, sebaiknya aku mengajak dia bicara dulu.
Sekarang... aku ingin mengira dia hanya merasa mendapatkan harapan baru untuk hidup dari Filo dan bersemangat karenanya juga.

“Filo, jika kita lari sekarang menggunakan portal, apa yang akan terjadi pada keretamu?” tanyaku pada Filo.
“Ugh! .... Filo bisa merelakannya.” jawabnya.

Sebenci itukah dia? Ya pastinya dia tidak menyukainya.

“Oh, jadi tak apa jika Motoyasu menggosok pipinya lalu menjilat-jilat keretamu?”
“Kenapa jadi bilang itu?” kejut Raphtalia.
“Tidak mau!” balas Filo padaku.

Benar, dia pasti tidak mau itu terjadi.
Dia, Motoyasu menyebut Filo dengan sebutan Filo-tan, jadi bisa saja dia melakukan itu?

“Otakmu sudah gila? Sampai-sampai memanggil orang lain babi!”
“Sudah jangan bicara padaku, Babi! Menyengat sekali bau babi disini! Oh, penginapan ini hanya menerima babi sebagai pelanggannya!?”
“Huh? Ngomong apa sih kau-!”

Terdengar suara keras wanita itu di luar, yang semakin lama menjauh dan membuat tempat Motoyasu berada sunyi.
Kebisingan diluar sana berakhir dengan kepergian wanita itu?
Itu tidak benar....

“Hei segera lepaskan Ayah dan Filo-tan, Babi Tanuki!”

Motoyasu memulai kembali ketukan pintunya ke kamar kami.
Sungguh, aku tidak mau menghadapinya sekarang.
Kenapa ini bisa terjadi!?

“Oke, Filo bersiaplah.”
“Uh....”

Aku membulatkan tekadku dan membuka pintu.

“Wow! Ayah, akhirnya kau dibebaskan dari belenggu Babi Tanuki!”
“Aku tidak dibelenggu olehnya!”

Filo melihat semua ini dengan rasa penuh ketakutan, Motoyasu melihat dia dan berusaha melompat menerjang Filo yang berada di sebelahku.

“Filo-tan!”
“Tidak!”
“Air Strike Shield!”

Motoyasu menabrak perisai yang aku munculkan tepat di depan wajahnya, dia sampai terlempar.

“Filo-tan. Aku tersembuhkan oleh senyuman manismu, senyumanmu sudah seperti jelmaan matahari. Aku ingin kencan denganmu.”
“Tidak mau! Keretaku juga tidak akan kuberikan!”

Sekarang Filo hanya mengutarakan penolakannya saja. Tetapi, ini tidak ada bedanya dengan sebelumnya. Aku tidak tahu bagaimana logika bisa meluruskan semua ini, tapi aku masih perlu berusaha mengajak dia berbicara.

“Hei, Motoyasu, bukankah kau selalu hadir di depan wanita yang ingin kau goda? Dulu, apa yang kau lakukan demi mendapatkan Heroine?”
“Hero..ine? Tuan Naofumi, kenapa tiba-tiba bahas itu? Memangnya itu ada hubungannya....”

Aku putuskan untuk mengabaikan pertanyaan Raphtalia.
Motoyasu langsung mengerti apa maksud dari pertanyaanku, akalnya sehatnya kembali. Kemudian membalas, “Itu benar, sejauh ini aku hanya berfokus untuk menyampaikan perasaanku pada Filo-tan. Harusnya aku berusaha mengusai hatinya juga.”

Apa semuanya akan baik-baik saja jika diucapkan di depan orangnya langsung?
Sebelum aku menanyakan itu, Motoyasu merapikan rambutnya lalu memposisikan diri dengan pose setengah duduk dan meraih lengan Filo.

“Aku jatuh hati pada bulumu yang indah. Aku ingin kau menjadi kekasihku.”
“Tidak! Orang Tombak bilang bulu Filo jelek!”
“Apapun itu, aku mencintaimu, Filo-tan!”

Lalu, Motoyasu berusaha lompat dan menerjangnya lagi.
Filo merespons dengan menjadikanku perisainya.... Hei, menjadi penghalang terjangan orang sangat membuatku terkejut.

“Tuan Naofumi!”

Raphtalia melangkah maju dihadapanku untuk memberikan bantuan, melihat apa yang terjadi, Motoyasu mengubah raut wajahnya.

“Awas! Babi Tanuki! Sebab sifat monopolimu, ayah dan Filo-tan kena masalah!”
“Siapa yang kau sebut Babi Tanuki!”

Setelah mengatakan itu, sesuatu yang menyerupai niat membunuh bangkit dari dalam Raphtalia, itu membuatnya menghantam Motoyasu dengan sarung pedang sekuat tenaga.
Wow... lantai kayunya ikut rusak. Sedangkan Motoyasu terkapar dibawah.
<TLN: Motoyasu nggak sampai jatuh ke lantai bawah>

“Terima kasih, Onee-chan!”

Jarang sekali bagi Filo memberikan ucapan terima kasih pada Raphtalia.

“... Hmm, apa ya.... aku merasa aneh, jarang sekali kau mengucapkan terima kasih padaku, Filo.”

Aku sependapat dengannya. Mereka memang akur, tapi jarang sekali bagi mereka saling terbuka.

“AH!”

Motoyasu bangkit dari bawah, wajahnya menghadap ke atas sebelum akhirnya dia memperbaiki posisi badannya untuk berdiri tegak, lalu dia melihat Raphtalia.

“Astaga! Ternyata kau adalah kakak Filo-tan!”
“Apa?”

Apa yang dia katakan? Setelah mengoceh memanggil Raphtalia babi?
Setelah itu, Motoyasu memposisikan diri seperti sebelumnya, yaitu setengah duduk dan meraih lengan Raphtalia. Sama seperti saat dia menembak Filo.

“Ya kakak, hari ini suasana hatimu pasti sangat menyenangkan, apalagi di hari yang penuh kebahagiaan ini. Aku mohon untuk menerimaku, Motoyasu sebagai saudaramu.”
“Suasana hatiku sedang tidak baik! Kau... kau ini kenapa?”

Wow, dia mengubah sifatnya secepat itu, seperti dia berusaha meminta restu dari Raphtalia? Sepertinya dia mengira mereka adalah kakak adik.
Ya... dari pandanganku, mereka berdua sudah seperti anakku sendiri. Tapi jika diperhatikan, manusia bisa berubah secepat ini hanya karena cinta?
Dengan kata lain, aku terkesan pada Motoyasu.

Lalu, apa yang harus aku lakukan sekarang?
Kesimpulannya, Motoyasu adalah orang yang akan gila cinta...
Aku tidak tahu tindakan apalagi yang akan dia lakukan.




TL: Bajatsu
EDITOR: Hantu

Tate no Yuusha no Nariagari Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 279. Kastil Terbang

 Chapter 279. Kastil Terbang



 
“Apa…”

Apa! Kenapa Raphtalia melirikkoe seperti dia melihat seorang musuh!?

“Apa yang kaoe katakan, Raphtalia!?”
“Sejelek apapun Naofumi-sama, aku sangat yakin dia tidak akan mengatakan itu!”
“Akoe selalu berkembang. Akoe hanya mengoebah cara pikir saja!”
“Apapun yang terjadi, pasti ada batasnya. Siapa sebenarnya kau?”

Ugh… Kenapa dia menentangkoe?

“Ah, Tuan Naofumi. Sedang ada apa disini?”

Atla datang bersama Fohl.

“Atla-chan, Naofumi-sama bertingkah aneh. Bisakah kau merasakan sesuatu yang aneh padanya? Tidak, dia bisa saja bukan dia, melainkan orang palsu.”

Raphtalia menahan amarahnya dan bertanya pada Atla. Apa yang harus diragukan? Akoe betingkah aneh? Yang bertingkah aneh adalah Raphtalia! Raphtalia tidak akan pernah melawan keputusankoe. Dia harusnya menerima pemikiran barukoe.

“Benarkah ...”

Atla menatap wajahkoe dengan teliti.

“Kau mencurigaikoe!?”
“Dia sudah dipastikan betingkah aneh, Atla!! Dia, ada yang aneh dengannya!” sebut Fohl.
“Ah, jangan khawatir. Dia bukan orang palsu.”
“Apakah itu benar? Lalu apa yang terjadi padanya!?” terheran Raphtalia.

Mungkin dia mengaktifkan beberapa Teknik Hengen Musou. Raphtalia menatapku.

“Dia sepertinya… mengeluarkan aura aneh. Apakah perisai itu sumbernya?”
“Raphtalia-san.”
“Iya?”
“Tidak ada masalah. Tidak ada yang salah dengan Tuan Naofumi.”
“Kau yakin!? Setelah mendengar dia memamerkan dirinya!”
“Iya. Sifat apapun yang dimiliki Tuan Naofumi, aku akan terus mencintainya.”
“Itu sama saja kau bilang ada yang aneh dengan dirinya!?”

Pertengkaran Raphtalia dan Atla lebih panas dari biasanya. Keributan disini semakin panas, sampai-sampai Ren, Motoyasu, Itsuki, Rishia dan budak lainnya keluar dari ruang makan dan datang ke sini.

“Apa? Ada apa kalian?” tanya Ren.
“Lagi bertengkar? Jarang sekali kalian bertengkar seperti ini.” kata Itsuki.
“Ayah, aku ingin membicarakan sesuatu mengenai kesehatan Filo-tan bersamamu.” kata Motoyasu.

Ren dan yang lainnya datang dan menanyakan apa yang terjadi.

“Oh? Ternyata kalian, orang-orang sampah dengan pengetahuan tak berguna sama sekali. Menjauhlah, ini bukan urusan kalian!”
“!?”

Mata Ren kehilangan warna, dan dia melihat ke arah Raphtalia. Dia bukan orang sampah yang layak dilihat olehmu!

“Fuee… Kalian ini kenapa!?”
“Mari kita menjauh saja? Meski, aku merasa ada yang tidak beres.”
“Jangan menjauh dulu!”

Aku bosan dengan pertanyaan bodoh orang ini. Daripada itu, Raphtalia. Kenapa Raphtalia menolakkoe!?

“Ayah, apa yang terjadi?”
“Motoyasu, tutup mulutmu.”
“Atla-chan, kau masih yakin setelah melihat ini semua?”

Atas pertanyaan Raphtalia, Atla mengangguk dua kali dan berbicara.

“Tentu saja, aku akan terus mengatakannya. Tidak ada yang salah dengan Tuan Naofumi. Memangnya ada hal yang aneh padanya?”
“Tentu saja! Dia sampai mengatakan hal aneh!? Dia menyatakan untuk menaklukkan dunia, tahu!”
“Kalau begitu mari kita taklukan dunia juga. Jika Tuan Naofumi menginginkannya, maka pasti itu adalah tindakan yang kita perlukan juga.”

Atla mengakui akoe tanpa ragu. Raphtalia tidak pernah menolak terang-terangan seperti ini, dia harusnya mengertikoe. Jadi mengapa Raphtalia tidak mengerti pemikirankoe ini? Itu pasti benar!

“Oh, begitu ya! Jadi kau yang palsu disini!?”
“Apa yang kau katakan tiba-tiba!?”
“Itu benar, bukan? Raphtalia yang koekenal tidak akan pernah menunjukkan permusuhan padakoe!”
“Naofumi-sama, mari kita bicara ini baik-baik setelah kau kembali normal. Sekarang diamlah sebentar.”

Mengarahkan pedangnya padakoe, Raphtalia menurunkan kuda-kudanya, dan mempersiapkan aliran Kii untuk menggunakan Teknik Hengen Musou. Seperti yang koepikirkan. Raphtalia tidak akan pernah mengarahkan pedangnya padakoe. Dia pasti orang palsu yang dikirim oleh Sampah atau seseorang untuk membunuhku.

“Aku tidak akan membiarkanmu.”
“Atla-chan, tolong minggir.”

Atla melempar Fohl sampai jatuh, dan melangkah maju. Si palsu dan Atla mulai bertukar dialog. Pada saat itu, Filo muncul, dan berbicara dengan ekspresi penasaran di wajahnya.

“Onee-chan, ada apa?”
“Filo, aku tidak apa-apa. Naofumi-sama bertingkah aneh, jadi tolong bantu aku menangkapnya.”
“Eh… Goushijin-sama, sepertinya lebih bersenang-senang dari biasanya.”
“Tidak ada yang menyenangkan tentang itu! Tolong bantu aku! Cepat!”
“Filo.”

Aku memanggil Firo, dan dia melirikkoe sambil memakan Buah Roti. Kemungkinan Filo yang ada dihadapankoe palsu itu rendah. Dia masih memakan Buah Roti itu, aku yakin ini pasti dia.

“Apa~?”
“Berikan akoe waktumu dengan melawan si palsu itu. Akoe tidak bisa diam lama-lama bersama si palsu itu.”

Akoe belum menyelesaikan persiapan untuk melawan. Jika akoe tinggal di sini, akoe tidak tahu  apa yang akan terjadi padakoe nanti. Untungnya, akoe baru saja menyelesaikan modifikasi untuk Kernal Seed di lab. Sekarang, seharusnya sudah bisa menjawab panggilankoe.

“Baiklah.”
“Filo, tolong minggir.”
“Tidak~.”
“Aku akan membantumu, Filo-chan.”
“Yay.”

Firo dan Atla melangkah ke depan untuk membelaku. Di sebelah si Palsu, Ren, Itsuki dan Rishia bersiap untuk pertempuran.

“Aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi aku rasa Naofumi telah dilahap oleh suatu kutukan, kan?”
“… Jika Atla-chan, yang jauh lebih peka dari kita, mengatakan dia itu adalah Naofumi-sama yang asli, maka aku yakin itu masalahnya.”
“Tapi jika disaat ini Naofumi mengalami hal itu... Apa yang harus kita lakukan?”
“Untuk saat ini, ayo hentikan dia. Kita harus membuatnya mengatasi kutukannya.”
“Begitulah. Naofumi, aku sangat berhutang budi padamu. Karena itulah aku akan meminjamkan kekuatanku pada Raphtalia untuk mengembalikan kesadaranmu.”
“Ren… Bukan sekali, tapi untuk kedua kalinya!? Dasar pengkhianat!”

Akoe sudah menyelamatkannya, dan memberinya kesempatan untuk merehabilitasi dirinya sendiri, namun dia berpihak pada si Palsu!? Betapa tidak tahu berterima kasihnya bajingan ini.

“Marquis! Apa yang terjadi!?”

Sepertinya Rat mendengar keributan dan datang. Itu berarti lab penelitian saat ini kosong. Betapa cerobohnya dia.

“Ah, Rat.”
“Ah, jawab pertanyaanku. Aku bertanya padamu apa yang sedang terjadi!?”
“Si Palsu itu, dia mengarahkan pedangnya padakoe.”
“Palsu... Seteliti mungkin aku perhatikan, Marquis lah yang aneh di sini.”
“Hmm… Jadi kau akan berpihak pada mereka juga? Kau hanya seorang Alkemis yang tidak kompeten!”
“Apa maksudnya mengatakan aku tidak kompeten?” 
“Inilah artinya.”
“Apa-”

Akoe menekan ikon di perisai, dan mengontrol Bio Plant yang dimodifikasi dari jarak jauh di Lab. Suara retak terdengar. Menggunakan kekuatan tanah… Energi nadi naga digunakan sebagai bahan bakar, laboratorium penelitian mulai bergerak. Itu terangkat dari tanah, dan mulai melayang di atasku. Karena ukurannya tidak berubah, itu kira-kira seukuran gimnasium. Sebuah tangga turun dari atas. Akoe memegangnya, dan memerintahkannya untuk diangkat.

“Apa-apaan itu!?”
“Ini Bio Plant Modifikasi terbarukoe. Castle Plant, Kastil Terbang!”
“Oy, oy… Naofumi, apa kau benar-benar melakukan ini!?”
“Kastil Terbang?”
“Fue! Apa itu!?”
“Budak dan monster di desa! Mulai sekarang, akoe akan menjelajahi berbagai tempat untuk menciptakan dunia baru. Bagi mereka yang ingin mengikuti impiankoe, datanglah kemari! Akoe serahkan pilihan ini kepada kalian. Jika memilih untuk menjadi sekutu, maka akan akoe balas dengan kebaikan. Jika memilih menjadi musuh, maka jangan harap belas kasihan darikoe!”

Budak masing-masing berbalik satu sama lain, dan mulai berbicara. Udara dipenuhi dengan kebisingan. Apa yang perlu diragukan? Kami akan memusnahkan si Palsu dan pengkhianat yang mengikuti mereka. Kami akan merekonstruksi dunia.

“Semuanya, karena pengaruh yang aneh, Naofumi-sama menjadi aneh. Jangan dengarkan kata-katanya yang manis.”

Si palsu tanpa malu-malu melakukan tindakan ala Raphtalia untuk menghasut para budak. Tidak ada gunanya. Lihatlah kenyataan.

“Bubba! Aku akan mengikutimu!”
“Uwah! Kiel, berhenti!”
“Kiel-kun!”

Kiel berubah menjadi bentuk anak anjingnya, menjatuhkan Ren, dan meraih tangga. Mendapat serangan dari Kiel, yang dia pikir adalah sekutu, tampaknya sangat membingungkan Ren.

“Musuh Filo-tan adalah musuhku juga.”

Motoyasu berpihak padakoe. Dia mungkin memiliki masalah dengan pikirannya, tapi keahliannya pasti. Akoe akan menggunakan siapa pun yang akoe bisa.

“A-Atla! Uwah! Berhenti! Uwaaaahhh!”

Fohl mulai berlari. Dia mengulurkan tangannya. Yah, selama Atla ada di sisi ini, dia akan mendengarkan perintahkoe. Aku akan membawanya.
Motoyasu menahan Itsuki dan Rishia. Si Palsu tidak bisa melancarkan serangan besar apapun. Sementara dia menahannya, monster itu meninggikan suara mereka sebagai tanda setuju, jadi akoe memerintahkan Bio Plant untuk mengambilnya.… Gaelion datang terbang mendekat. Taniko di punggungnya.

“KYUA!?”
“Apa yang terjadi ini?”
“Naofumi-sama menjadi aneh karena kutukan.”
“Apa?”
“KYUAAAAAAA!”

Gaelion berubah menjadi bentuk kecilnya, dan terbang ke arahkoe. Bagus. Akoe akan memberi modifikasi yang selalu kau harapkan. Itu yang aku pikirkan, tapi.

“Jangan kesana.”

Taniko menggenggam ekornya untuk menghentikannya.

“Apa yang kau rencanakan dengan mengikuti Hero Perisai-sama itu?”
“Dia ingin menjadi kuat. Setiap makhluk memiliki batasnya masing-masing. Dia tidak akan menjadi kuat jika tidak melakukan sesuatu pada dirinya yang sekarang. Sesuai keinginannya, akoe akan menjadikannya yang terkuat, jadi jangan menghalangi jalannya!”
“Itu tidak akan pernah terjadi! Tidak ada gunanya mengirimnya kepadamu yang aneh saat ini.”
“Hmph. Akoe pikir akan menggunakanmu sebagai pengganti Rat. Betapa bodohnya dirimu.”

Sekarang. Para budak masing-masing telah memutuskan siapa yang akan mereka ikuti.

“Sekarang, kami akan pindah ke tempat yang cocok untuk menaklukkan dunia. Selamat tinggal, si Palsu. Beraninya kau meniru Raphtalia. Suatu saat nanti yang asli akan datang dan menghabisimu. Persiapkan dirimu.”
“Aku tidak akan membiarkan itu terjadi!”

Si Palsu mengacungkan pedangnya, dan melompat ke arahku. Setidaknya perlawanan palsu ini adalah kelas satu.

“Aku tidak akan mengizinkannya!”
“Onee-chan, jangan menghalangi kami!”

Atla dan Filo bekerja sama untuk memblokir pedangnya. Filo menendangnya pergi.

“Kya!”

Itu terjadi di udara. Akoe segera menggunakan tanaman merambat dari Castle Plant untuk membungkus Atla dan Filo agar mereka bisa naik. Jarak yang jauh ini sudah cukup. Akoe harus menyiapkan sihir dan keterampilan untuk mencegat mereka.

“Sampai jumpa!”

Akoe mengatur Castle Plant untuk melepaskan tabir asap agar bisa melarikan diri, dan jamming sihir sederhana untuk mencegah serangan balik. Akoe khawatir tentang konsumsi bahan bakar saat akoe melemparkan asap juga. Pada saat yang sama tabir asap dilepaskan, kastil mulai bergerak untuk menjauh dari sini.

“Ah, tunggu! Ku… asap!”
“Jika aku menembaknya sekarang, Castle Plant akan jatuh ke tanah, dan orang-orang yang ada di dalamnya akan terluka parah. Apa kau yakin ingin aku menembaknya?”
“Jangan dilakukan, Itsuki-sama! Jika kau melakukan itu ...”
“Dimengerti.”

Fufufu Si Palsu, dan Hero tak bergunanya melihat kami pergi. Si Palsu mengulurkan tangannya ke arahkoe.

“Naofumi-sama——–!”

Akoe tidak waktu untuk si Palsu. Jika akoe punya waktu untuk melihat potongan sampah itu, akoe akan menghabiskannya untuk mencari yang asli. Sesuai perintahkoe, Castle Plant berangkat menuju lautan. Tidak ada yang bisa mengikuti kami lagi.




TLBajatsu

Selasa, 24 Mei 2022

Genjitsushugisha No Oukokukaizouki Light Novel Bahasa Indonesia Volume 13 : Bonus Short Story - Menguji Meriam Lion-Dog

Volume 13
 Bonus Short Story - Menguji Meriam Lion-Dog





Saat kami berada di rumah Kishun untuk pengintaian...

Merasa sedikit lelah dari pekerjaan yang tidak ada habisnya, kami memutuskan untuk beristirahat sejenak untuk menikmati teh dengan biskuit. Teh itu mirip seperti teh hijau panggang, dan itu membawa kembali kenangan bagiku. Akan sangat menyenangkan untuk meminumnya di teras saat musim panas, tapi sayangnya sekarang musim dingin, jadi kami menikmatinya sambil melihat ke taman dari kamar dengan anglo*.

(EDN: kompor atau tungku yang terbuat dari tanah liat yang dibakar, bisa dipake buat memasak sekalian buat jadi pemanas didalam ruangan)

Selama istirahat itu, kami membicarakan tentang meriam lion-dog—yang terdiri dari meriam besi kecil yang berbantuk seperti hewan yang berjongkok yang terlihat seperti serigala di atas platform miring—yang ditemukan Tomoe dan teman-temannya.

“Meriam lion-dog itu menarik. Apakah mereka umum digunakan di Negara Kepulauan?” Aku bertanya pada Kishun, yang mengerang saat memikirkannya.

“Jika Anda bertanya apakah setiap pulau memilikinya, ya itu memang benar. Namun, jika kita mempertimbangkan jangkauan dan kekuatannya, mereka tidak memiliki keunggulan dibandingkan serangan sihir, jadi mereka bukan senjata utama perang kami. Saya kira mereka melihat penggunaan efektif nya di laut, di mana sulit untuk menggunakan sihir. ”

"Hrm... Menurutku mereka akan cukup kuat jika kau menembakkan banyak dari mereka dalam satu serangan yang sinkron."

Aku telah mempertimbangkan di masa lalu bahwa memiliki banyak pilihan untuk serangan sihir dan kemampuan untuk memperkuat baju besi dengan sihir penguatan telah membuat pengembangan senjata sebagian besar tidak relevan di dunia ini. Namun, meriam, yang dapat menembakkan massa yang jauh lebih besar, juga digunakan bahkan di darat. Meriam lion-dog ini sedikit berada di tengah di antara keduanya, jadi kupikir mungkin serangan serentak akan sangat kuat, tapi Kishun menggelengkan kepalanya.

“Akan lebih hemat dan lebih kuat untuk mengumpulkan sejumlah penyihir untuk menyerang sebagai gantinya.”

“Di laut? Sihir lebih lemah di laut, kan?”

“Ini masalah berapa banyak yang bisa Anda muat di kapal. Satu meriam besar lebih mungkin untuk menenggelamkan kapal musuh daripada sepuluh meriam lion-dog.

"Apakah begitu..."

Itu tidak mengubah fakta bahwa harus ada keadaan tertentu sebelum mereka bisa digunakan, tapi... di sisi lain, jika keadaan itu bisa didapatkan, sepertinya itu bisa menjadi senjata yang efektif.

“...Kishun, kenapa tidak coba menembakkannya untuk mereka?” Shabon, yang telah mendengarkan kami, menyarankan saat aku menatap meriam lion-dog dengan saksama. “Tuan Souma sepertinya cukup tertarik,” tambahnya sambil tertawa.

Apakah aku sejelas itu?

“Mereka akan menembak iron wolf? Aku juga ingin melihatnya, Onii-chan!”

“Aku juga akan tertarik.”

Tomoe dan Yuriga, yang juga mendengarkan, membungkuk dengan antusias. Di belakang mereka, Ichiha sedang menonton dengan tatapan meminta maaf, tapi sepertinya juga tertarik. Jika mata anak-anak berbinar seperti itu, aku tidak akan mengecewakan mereka.

“Kishun, maukah kamu memberi kami demonstrasi? Hanya satu tembakan tidak masalah. ”

"Tentu saja. Akan kulakukan.”

Kishun melangkah ke halaman dan mulai bekerja. Dia menempatkan boneka latihan jerami di depan dinding putih, lalu menanam meriam lion-dog di seberang mereka.

“Meriam ditempatkan pada sudut untuk memperluas jangkauannya, tetapi saya khawatir bahwa tembakan nyasar akan meninggalkan bekas di pekarangan mansion, jadi saya akan meletakkan batu di bawahnya sebagai penyangga, dan menembakkannya secara horizontal. Tujuannya bisa sangat tidak tepat sasaran.”

"Hmm..."

“Saya harus menyebutkan, kadang-kadang kami menembakkan proyektil yang sedikit lebih kecil dari kepalan tangan anak-anak, sementara di lain waktu kami memuatnya dengan kelereng kecil yang tersebar dalam jangkauan yang lebih luas.”

"Aku mengerti."

Peluru Armor-Piercing atau grapeshot, ya? Dalam kasus yang terakhir, jika musuh mengenakan armor sihir, sepertinya tidak akan menyebabkan luka fatal, tetapi mungkin berguna untuk mengintimidasi mereka. Saat aku mempertimbangkan kemungkinannya, Kishun memasukkan bubuk mesiu ke dalam meriam lion-dog, memasukkan peluru seukuran kepalan tangan Tomoe, dan menyiapkan sumbu.

"Oke... Ini dia."

Setelah mengatakan itu, dia menempatkan sumbu di bagian belakang meriam lion-dog, dan...

Pom!

...Itu membuat semacam suara konyol, diikuti dengan tabrakan yang jauh lebih keras. Melihat lebih dekat, proyektil itu telah merobek boneka jerami dan mengubur dirinya di dinding di belakangnya. Suara yang lebih keras pastilah dampaknya. Anak-anak menatap, dengan mata terbelalak.

“Itu mengejutkanku! Tampaknya cukup kuat. ”

"Tapi suara saat ditembakkan terdengar konyol."

Begitu Tomoe dan Yuriga masing-masing memberikan pendapat mereka, Kishun tersenyum kecut.

"Itu mendapat julukan lain, Pom-Pom, dari suara itu."

"Hah?! Pom-Pom?!” Aku berteriak kaget, dan Shabon memiringkan kepalanya ke arahku dengan bingung.

"Apakah ada masalah?"

“Eh…! Um, nah... Lupakan saja.”

Pom-Pom. Aku tahu ada autocannon Inggris yang disebut itu, tetapi sebagai orang Jepang, ketika mendengar Pom-Pom aku langsung memikirkan 24 Twin Rocket Car dari Godzilla Raids Again.

<TLN: Pom-pom gun atau QF 2-Pounder Naval gun adalah senjata Anti-Aircraft yang dimiliki oleh Angkatan Laut Inggris atau Royal Navy https://en.wikipedia.org/wiki/QF_2-pounder_naval_gun. Sedangkan untuk 24 Twin Rocket Car https://wikizilla.org/wiki/24_Twin_Rocket_Car.>

"Apakah menurutmu senjata ini bisa berguna dalam pertempuran melawan Ooyamizuchi?"

“...Aku rasa begitu, sampai aku mendengar nama panggilannya.”

24 Twin Rocket Car dalam film kaiju Toho adalah kendaraan tempur yang menembakkan kembang api ke kaiju dengan efek kecil. Jika benda ini memiliki nama yang sama... Mau tak mau aku merasa tidak nyaman menggunakannya.









TL: Hantu
EDITOR: Zatfley

Genjitsushugisha No Oukokukaizouki Light Novel Bahasa Indonesia Volume 13 : Bonus Short Story - Keharmonisan Keluarga Magna

Volume 13
 Bonus Short Story - Keharmonisan Keluarga Magna





Armada akan segera dikirim ke Persatuan Negara Kepulauan Naga Berkepala Sembilan. Hal dan Ruby tidak berada di wilayah Magna, tetapi di mansion mereka di ibu kota, Parnam.

“...Sudahkah aku menjelaskannya dengan jelas, Hal? Rubi?"

“Y-Ya. Aku mengerti, kurasa ... "

"Aku juga. Kurasa."

Di ruang tamu, Kaede, perutnya buncit dengan bayinya, duduk di seberang suaminya, Halbert; dan istri keduanya, Ruby. Dia sedang mengajari mereka tentang sejarah Persatuan Negara Kepulauan, dan poin-poin catatan tentang armada negara itu. Ada setumpuk buku dan peta yang relevan di atas meja.

Mereka adalah bagian dari angkatan udara yang akan menaiki kapal pengangkut pulau Hiryuu saat menuju ke Persatuan Negara Kepulauan Naga Berkepala Sembilan. Kaede sedang cuti hamil dan tidak bisa bergabung dengan mereka, tapi setidaknya dia akan menggali informasi yang mereka perlukan untuk meminimalkan risiko bagi diri mereka sendiri.

“Huh… Pokoknya, kamu harus ingat bahwa tempat kamu bertarung secara efektif adalah bagian belakang musuh,” Kaede menjelaskan kepada keduanya, yang sepertinya tidak begitu mengerti. “Arus dan medan akan menjadi sekutu mereka. Mereka juga ahli dalam pertempuran laut. Tidak ada yang tahu di pulau mana mereka mungkin memiliki pasukan yang bersembunyi, di mana mereka mungkin menyembunyikan kapal, dan seberapa cepat mereka bisa mendekat. Memang benar, Hiryuu membalikkan semua logika yang sudah ada tentang strategi pertempuran laut, tetapi kalian masih tidak bisa mampu meremehkan armada Persatuan Negara Kepulauan.”

“Jadi, pada dasarnya, jangan biarkan penjagaan kita turun, kan? Aku mengerti."

“Aku akan menghentikan Hal jika dia memutuskan untuk melakukan sesuatu yang terlalu gila. Aku pasti akan melakukan itu."

Kaede mengangguk puas saat keduanya akhirnya tampak mengerti. Sementara itu, dia curiga bahwa tidak membiarkan penjaga mereka turun tidak akan banyak membantu dalam misi ini. Ada begitu banyak tentang semua ini yang terasa aneh bagiku...

Karena sedang cuti hamil, Kaede tidak tahu garis besar operasi Kerajaan. Namun, untuk seseorang yang terampil seperti dia, yang pernah menjadi tangan kanan Ludwin, komandan kedua National Defense Force, mudah untuk merasakan ada sesuatu yang tidak wajar tentang cara pasukan militer bertindak.

Meskipun Souma lebih seperti seorang birokrat, tergantung pada situasinya, dia dapat membuat keputusan yang melibatkan perang juga, pikirnya. Dia sangat menolak konflik, tetapi pasukan Kerajaan tampaknya sangat siap untuk berperang kali ini. Seolah-olah mereka tidak punya niat untuk menghindari perang. Ada sesuatu di dalamnya... Sesuatu yang besar yang tidak bisa dipublikasikan di sini... Seperti itulah rasanya.

“Ada apa, Kaede? Kamu sepertinya tenggelam dalam pikiranmu. ”

"...Oh. Bukan apa-apa, kau tahu, Hal.”

Namun, dia tidak memberi tahu Halbert dan Ruby tentang kekhawatirannya. Itu tidak lebih dari spekulasi, dan jika ada sesuatu yang terjadi di balik layar, dan lidah Halbert terpeleset, itu bisa membahayakan rencana. Aku harus menyimpannya sendiri untuk saat ini. Mengetahui sifat Yang Mulia, tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

Sementara Kaede memikirkan ini, ada ketukan di pintu.

"Kamu bisa masuk, kamu tahu," jawab Kaede.

“Permisi,” Velza, gadis dark elf, berkata saat dia masuk bersama para pelayan. Mereka membawa nampan teh.

"Tuan Hal, Nyonya Kaede, Nyonya Ruby, mengapa Anda tidak istirahat sejenak?"

"Oh! Bagus. Aku baru saja berpikir kita bisa beristirahat. ”

"Sepakat. Aku sudah terlalu banyak berpikir, dan aku lelah.”

“Astaga, kalian berdua …”

Kaede mengambil cangkir teh dengan senyum masam pada suami dan sesama istrinya.

"Ini, Nona Kaede."

“Terima kasih, Velza,” kata Kaede saat Velza menuangkan secangkir teh untuknya.

Velza tinggal di asrama di Royal Academy, tetapi sering mengunjungi keluarga Magna. Mereka menganggapnya seperti adik perempuan, dan dia telah belajar memasak dari para pelayan. Halbert adalah satu-satunya yang tidak tahu bahwa itu agar dia bisa melayaninya lebih baik ketika dia menjadi istrinya suatu hari nanti.

Setelah semua orang sedikit santai, Velza bergabung dengan mereka di meja.

“Saya tidak akan melihat Anda untuk sementara waktu, kan? Saya sedih."

Halbert tentu saja merasa tertanggu mendengar itu dari seorang gadis yang dia anggap seperti adik perempuannya, dan dia menepuk kepalanya.

“Aku akan menunjukkan kehebatan diriku dan kembali. Jaga Kaede dan bayi yang dikandungnya selama kami pergi, ya, Velza?”

“Tuan Hal... Ya! Serahkan pada saya!"

Balasan Velza penuh dengan energi. Kaede dan Ruby tersenyum ketika mereka membayangkan ekor anjing bergoyang-goyang dengan semangat di belakangnya.

Kaede menoleh ke Ruby dan berkata, "Ruby, kamu jaga Hal untukku."

“pegang kata-kataku. Aku akan melakukannya bahkan jika itu membunuhku.” kata Ruby, memukul dadanya dengan satu tangan, tetapi Kaede menggelengkan kepalanya.

“Tidak, kamu tidak boleh membiarkannya membunuhmu. Pulang dengan selamat. Aku yakin bayinya juga ingin melihatmu.”

Kaede meletakkan tangan di atas perutnya. Ruby terkejut sesaat, lalu mengangguk.

"Kamu benar! Aku ingin bertemu bayinya juga!”

“Hee hee, aku akan menunggu, kau tahu. Dengan anak ini.”

Mereka saling tersenyum. Itu adalah hari yang harmonis lainnya di Rumah Keluarga Magna.









TL: Hantu
EDITOR: Zatfley