Chapter 1-9. Ayo Berdansa dengan Demon! [First Part]
Di sini Satou. Menemukan ketidakmampuanku, Satou.
Demon yang asli sangat menakutkan.
Terutama raungannya itu!
Coba dengarkan raungan singa tepat didepan kandangnya.
Seberapa tahu dirimu bahwa kau aman, jika jantungmu tidak siap, hal yang menakutkan akan
tetap menakutkan.
◇
Aku pergi ke atap bangunan dimana plaza bisa terlihat.
Dari sini aku dapat melihat demon dan puluhan tentara yang
mengepung. Dan juga, para tentara dari gerbang ikut melindungi magician dibelakang.
Mungkin para kesatria melihat kesempatan untuk menyerang,
pasukan kuda pun juga ikut ambil bagian pada formasi bagian belakang.
Demon menjadi sasaran dari tusukan tombak dan panah yang
diluncurkan oleh tentara bagian belakang.
Kelihatannya demon hanya bermain.
Penyerangan itu tidak berefek apa-apa. Dia menangkap tentara
yang menyerangnya dan terlihat menikmati saat mematahkan tulang mereka.
Jika demon ini sama dengan yang dulu, para tentara pasti
merasakan ketakutan yang sangat mengerikan dan marah karena melihat teman
mereka dibunuh.
“Nah sekarang, sebaiknya aku kembali, tapi tidak ada ruang
untuk bertarung dengan jarak dekat.”
Penampilanku sekarang berbeda dengan sebelumnya, sekarang
aku mengenakan jubah usang bertudung. Karena aku tahu pasti akan
kotor, maka aku tidak menggunakan yang mahal.
Aku mengeluarkan magic gun dari saku dadaku. Ini bukan tipe
handgun, tapi sesuatu yang lebih mirip dengan rifle dengan scope yang besar.
Demon menjauh sekitar 300 meter, membuatku susah untuk
mengincarnya.
Tepat saat para tentara mundur, para magician mengeluarkan
sihir mereka dan mengubur setengah dari tubuh Demon kedalam tanah.
Aku menarik pelatuk pada kesempatan bagus ini, selagi Demon
tidak bisa bergerak.
Dan meleset.
Nampaknya aku terlalu tegang saat aku menarik pelatuknya,
sehingga jalur tembakannya sedikit kebawah.
Untungnya tidak mengenai tentara.
Demon secara terus menerus diserang dengan sihir api dan
petir, tapi dengan tidak di kelilingi pelindung, dia sama sekali tidak terluka.
Saat Demon berhenti bergerak, aku berkali kali menembak
dengan Magic Gun dengan settingan paling rendah.
Tembakan ketiga mengenainya ! disamping itu, sebuah ukuran
muncul dan berkurang sedikit.
<TLN : yang dimaksud ukuran adalah HP Gauge>
“Apa ini, game ?”
>[Shooting Skill Acquired]
>[Aiming Skill Acquired]
>[Sniping Skill Acquired]
<EDITOR : Shooting = menembak, Aiming = menargetkan, Sniping = mengeker>
<EDITOR : Shooting = menembak, Aiming = menargetkan, Sniping = mengeker>
Di sudut dari pandanganku, jendela log yang kecil
menampilkan pesan tentang skill yang aku peroleh.
Melihat ke sisi lain adalah gerakan yang buruk. Tidak
memiliki waktu untuk menghindar, Lightning Bolt dari Demon mengenaiku. Setelah
mengenaiku Lightning Bolt menghancurkan tempat aku berpijak. Atap dari bangunan
itu hancur.
>[Lightning Magic : Demon Skill Acquired]
>[Lighting Resistance Skill Acquired]
>[Paralyze Resistence Skill Acquired]
>[Pain Tolerance Skill Acquirde]
<EDITOR : Resistance = ketahanan terhadap sesuatu, Pain Tolerance = ketahanan terhadap sakit>
<EDITOR : Resistance = ketahanan terhadap sesuatu, Pain Tolerance = ketahanan terhadap sakit>
“Ouch ouch, tanganku dan kakiku kesemutan.”
Jika dikatakan, ini seperti mati rasa yang kau rasakan
setelah melakukan seiza. Ketika aku melihat HP Gauge ku, aku menerima 5 pont
damage.
<TLN : Seiza adalah posisi duduk khas Jepang>
Jika dipikirkan, aku lupa men-cek level dari Demon…
Aku akan memeriksanya.
“Seberapa temperamental itu ?”
Untuk sekarang, mari lihat sesuatu yang penting. Demon
Tribe, level 62, Skill [Lightning Magic : Demon], [Wind Magic Demon], [Darkness
Magic : Demon], [Fighting], [Fight].
Aku menyingkirkan reruntuhan bangunan. Kelihatannya aku
sedang tidak dikejar.
>[Self – Healing Skill Acquired]
<EDITOR : Self-Healing = menyembuhkan diri sendiri>
<EDITOR : Self-Healing = menyembuhkan diri sendiri>
Ketika aku melihat HP Gauge ku, sebelum aku menyadari, ini
sudah penuh. Healing yang wajar kah ?
Aku bergerak menuju bangunan lain dari gang belakang.
Sambil bergerak aku memasukan Skill Point untuk [Pain
Tolerance], [Lightning Resistence], [Paralyze Resistence], [Shooting] dan [Self
Healing].
Aku menemukan bangunan 3 lantai berjarak 100 meter dari
bangunan yang tadi. Aku lompat ke dinding lalu ke atap.
Sejak tentara yang mengelilingi Demon berkurang sekitar
setengah, metodeku untuk menyerang Demon bertambah.
Aku mengeluarkan busur dan panah dari penyimpanan ku, dan
mengincar Demon. Aku tidak pernah menggunakan panah hingga sekarang. Tapi
terimakasih kepada snipping skill dan shooting skill yang tadi, entah bagaimana
aku paham caranya membidik.
“Bidik dan tembak !”
Aku melakukan bidikan yang bagus, saat demon berhenti
bergerak … Tembak.
Dan meleset.
Tangan yang menarik tali panah terasa sakit.
Setelah itu, seberapa banyak aku menembak, tidak ada yang
kena. Walaupun aku tahu bagaimana caranya menembak dengan panah, tetap tidak
berhasil.
Tentara jarak dekat menjadi sedikit.
Aku menemukan rute yang dapat membawaku lebih dekat dengan demon, setelah menandai map, aku turun dari atap.
Aku menggunakan tombak Scale Tribe.
Jika aku tahu ini akan terjadi, aku akan memesan baju armor
besi.
Memegang tombak dengan kedua tangan, aku bersembunyi di
balik kegelapan.
>[Spy Skill Acquired]
Karena aku mendapat skill yang kelihatannya berguna, aku
langsung menambahkan Skill Point.
Ada beberapa kereta yang terbalik yang berada di jalanku
menuju Demon. Aku menuju kesana. ketika aku menggunakan spy skill, suara langkah
kaki ku hilang. Mungkin ini hanya imajinasiku.
Raungan Demon dapat di dengar dan para kesatria terkena
petir.
Raungannya mungkin adalah prosedur untuk mengeluarkan
sihir.
Ketika perhatian demon teralihkan, aku mendekatinya dan
menusuknya dari belakang.
Stab ! dengan suara yang tidak mengenakan, sensasi menusuk
daging terasa di tanganku.
Aku pengecut, tidak sengaja aku melepaskan tombaknya.
Tangan dan kakiku bergetar.
Ekor demon menyerangku yang tidak bergerak dari titik
butaku, membuatku terpental sejauh 3 meter. Aku berhenti pada kereta yang rusak
setelah berguling di tanah.
>[Surprise Attack Acquired]
>[Spear Skill Acquired]
>[Shock Resistence Skill Acquired]
<EDITOR : Surprise Attack = serangan kejutan, Spear = tombak, Shock = Kejutan>
<EDITOR : Surprise Attack = serangan kejutan, Spear = tombak, Shock = Kejutan>
HP ku hanya berkurang 1 poin, bagaimanapun, aku tidak tahu
apakah ini karena kehebohanku atau karena ketakutan dari pertarungan jarak
dekat pertamaku, tubuhku tidak berhenti bergetar.
Untungnya perhatian demon tertuju pada kesatria yang memulai
lagi serangannya, aku menarik nafas panjang berkali kali.
Gemetarku sedikit teratasi.
>[Fear Resistence]
>[Reckless Courage Skill Acquired]
<EDITOR : Fear Resistence = ketahanan terhadap suatu hal yang menakutkan, Recless Courage = keberanian yang ceroboh>
<EDITOR : Fear Resistence = ketahanan terhadap suatu hal yang menakutkan, Recless Courage = keberanian yang ceroboh>
Aku menggunakan pedang kecil dan perisai yang terbuat dari
perunggu di balik bayang kereta. Aku menyarungkan pedangnya dan
meletakannya dipinggangku. Biasanya diperlukan perlengkapan logam atau sabuk
istimewa untuk membawanya, tapi tidak ada pilihan karena aku tidak memilikinya.
Nanti aku beli.
Aku juga menyiapkan busur kecil dengan panah. Ini adalah
panah dengan ujung berupa tulang. Demon berada kurang lebih 10 meter, tapi aku
masih tidak berpikir akan mengenainya.
Demon mengangkat tentara yang menyerang dan melemparnya ke
arah kesatria.
Aku menyelaraskan timing lemparannya dan berlari mendekat.
Menembak panah dari jarak nol tanpa disadari.
>[Bow Skill Acquired]
Aku melepas panah sesegera mungkin, dan menyayat Demon saat
aku menghunuskan pedang.
Pedang kecilnya rusak, rusak hanya untuk satu serang…
>[Iai Skill Acquired]
>[One-Handed Sword Skill Acquired]
「▼▼ ▼▼▼▼ ▼▼▼▼▼▼▼!!」
Sambil melafalkan mantra yang tidak kumengerti, demon
menyerang dengan cakar beracun.
Aku benar ketika memilih untuk menerimanya dengan perisai,
tapi serangannya juga datang dari arah lain, tidak bisa menilai apa yang tepat
yang harus dilakukan, aku menggunakan pedang yang patah untuk bertahan.
Tentu saja, hal seperti itu tidak akan bisa menahan
serangannya dan hancur dengan satu serang dari poisonus claws.
>[Demon Language Skill Acquired]
>[Poison Resistence Skill Acquired]
Aku ingin segera mungkin menambahkan poison resistence, tapi
tidak ada kesempatan untuk mengoprasikan menu di area pertarungan.
Aku menangkis poisonus claws yang datang dari arah yang
berlawanan, dan melempar pegangan yang aku pegang ke Demon.
<TLN : pegangan yang di maksud mungkin adalah pegangan
dari pedang yang rusak>
>[Shield Skill Acquired]
>[Throwing Skill Acquired]
Sambil berusaha mengeluarkan senjata dari dalam mantel ku,
aku menurunkan pertahananku, jatuh karena ekor Demon dan berguling.
Lalu, serangan dilakukan dengan kakinya.
Fumu ! Fumu ! Fumu ! 3 gelombang berurutan dari injakannya
datang. Aku bisa terbebas dari serangannya pada gelombang yang ke empat.
>[Evasion Skill Acquired]
Menendang tanah dengan postur yang aneh, aku menjaga jarak
dengan Demon.
Akhirnya aku mendapatkan kesempatan, aku menambahkan poin
satu demi satu untuk [Evasion], [Shield], [Poison Resistence], [Shock
Resistence].
Dengan tertutup mantel, aku mengeluarkan dagger dan tongkat
kayu dari penyimpanan. Aku meletakan dagger di sabukku, dan tongkat kayunya aku
pegang.
Entah bagaimana, aku merasakan tatapan penuh ejekan dari demon.
Aku heran kalau demon memiliki kemampuan Self-Healing, HP nya
kembali pulih. Tidak ada skill seperti itu di daftar skillnya, apa itu karena
rasnya ?
Di sudut pandanganku aku melihat kesatria yang siap untuk
melancarkan serangan.
Dengan hati-hati, aku mengukur jarak sambil menyiapkan
tongkatnya.
Mengabaikan serangan dari kesatria, perhatian demon tetap
tertuju ke arah sini.
Aku melompat dan menyerang dengan tongkat tepat pada tubuh atas demon. Tongkatnya rusak ketika bersentuhan dengan tubuh gelapnya.
Aku bertahan dari poisonus claws dengan perisai, dan
menghindari sapuan ekornya dengan berpindah sedikit dan melompat.
Aku menebasnya dengan dagger. Demon tidak bisa
menghindarinya, tapi dia dapat menangkisnya menggunakan cakarnya.
>[One-Handed staff skill Acquired]
>[Dagger Skill Acquired]
>[Parry Skill Acquired]
<EDITOR : One-Handed staff= tongkat satu tangan, Dagger = pisau kecil, Parry = menangkis>
<EDITOR : One-Handed staff= tongkat satu tangan, Dagger = pisau kecil, Parry = menangkis>
Para kesatria mulai berlari kearahku, ketika mereka sampai
di tengah Plaza, aku menggoncangkan demon dengan menabraknya menggunakan perisaiku.
Aku melompat kebelakang berkat jeda yang ada. Melompati kuda dan penunggangnya.
>[Shield Bash Skill Acquired]
Para kesatria menyerangnya satu kali lalu mundur, lalu yang
lainnya melakukan hal yang sama, menusuk menggunakan tombaknya lalu mundur.
>[Cooperation Skill Acquired]
Dari 3 serangan, yang terakhir gagal untuk mundur karena
serangan dari ekor Demon. Kuda dan penunggangnya terjatuh.
Aku menendang Demon dari samping yang hendak membunuh
kesatria.
>[Kicking Skill Acquired]
Aku mengambil tombak yang ujungnya patah yang berada
didekatku yang terjatuh dari tentara, dan meletakan kembali daggerku pada
sarungnya. Sesuai dugaanku, dagger terlalu pendek sehingga sangat mudah untuk
ditangkis, itu menjadi masalah.
Aku menghindari demon dengan tombak yang ujungnya patah,
untuk memberi waktu sehingga kesatria dan tentara yang jatuh dari kudanya bisa
mundur.
Sambil bertahan aku juga menyerang sebagian dari kaki demon,
sesekali mengenai lengannya, berhati-hati sehingga ini tidak menjadi
pertempuran defensif sepihak.
<TLN : yang di maksud tidak menjadi pertempuran defensif
sepihak itu agar satou tetap dapat melindungi tentara yang jatuh>
>[Two Handed Staff Skill Acquired]
Tombaknya akhirnya rusak setelah menjadi sasaran dari
poisonus claws.
Mata dari demon bersinar !
Karena aku mendapatkan firasat buruk, aku mengangkat
perisaiku dan menutupi tubuhku dalam bayangan mantelku. Ini mungkin seperti
serangan tatapan. Apa akan membuat pesona, membuat kita lumpuh, atau membuat
kita menjadi batu.
Mantel dan perisai berubah menjadi batu !
… aku menahannya entah bagaimana, hanya mantel dan perisai
yang terkena dampaknya.
Ini mungkin berbahaya jika aku bergerak sedikit.
>[Petrification Resistance Skill Acquired]
<EDITOR : Petrification = kemampuan untuk membuat sesuatu membatu>
<EDITOR : Petrification = kemampuan untuk membuat sesuatu membatu>
Karena jika mendekati demon artinya akan jadi batu, sebelum demon mendekat, aku menambahkan Skill Point pada [Parry], dan [Petrfication
Resistence].
Serangan membuat menjadi batu mungkin tidak khusus untuk demon saja …
TL : LoliLover
EDITOR : Isekai-Chan
EDITOR : Isekai-Chan
0 komentar:
Posting Komentar