Kamis, 25 Januari 2018

Death March kara Hajimaru Isekai Kyousoukyoku Bahasa Indonesia : Chapter 1-9 Ayo Berdansa dengan Demon! [First Part]

Chapter 1-9. Ayo Berdansa dengan Demon! [First Part]



Di sini Satou. Menemukan ketidakmampuanku, Satou.

Demon yang asli sangat menakutkan.

Terutama raungannya itu!

Coba dengarkan raungan singa tepat didepan kandangnya. Seberapa tahu dirimu bahwa kau aman, jika jantungmu tidak siap, hal yang menakutkan akan tetap menakutkan.


Aku pergi ke atap bangunan dimana plaza bisa terlihat.
Dari sini aku dapat melihat demon dan puluhan tentara yang mengepung. Dan juga, para tentara dari gerbang ikut melindungi magician dibelakang.
Mungkin para kesatria melihat kesempatan untuk menyerang, pasukan kuda pun juga ikut ambil bagian pada formasi bagian belakang.

Demon menjadi sasaran dari tusukan tombak dan panah yang diluncurkan oleh tentara bagian belakang.
Kelihatannya demon hanya bermain.
Penyerangan itu tidak berefek apa-apa. Dia menangkap tentara yang menyerangnya dan terlihat menikmati saat mematahkan tulang mereka.

Jika demon ini sama dengan yang dulu, para tentara pasti merasakan ketakutan yang sangat mengerikan dan marah karena melihat teman mereka dibunuh.

“Nah sekarang, sebaiknya aku kembali, tapi tidak ada ruang untuk bertarung dengan jarak dekat.”

Penampilanku sekarang berbeda dengan sebelumnya, sekarang aku mengenakan jubah usang bertudung. Karena aku tahu pasti akan kotor, maka aku tidak menggunakan yang mahal.

Aku mengeluarkan magic gun dari saku dadaku. Ini bukan tipe handgun, tapi sesuatu yang lebih mirip dengan rifle dengan scope yang besar.

Demon menjauh sekitar 300 meter, membuatku susah untuk mengincarnya.

Tepat saat para tentara mundur, para magician mengeluarkan sihir mereka dan mengubur setengah dari tubuh Demon kedalam tanah.

Aku menarik pelatuk pada kesempatan bagus ini, selagi Demon tidak bisa bergerak.

Dan meleset.

Nampaknya aku terlalu tegang saat aku menarik pelatuknya, sehingga jalur tembakannya sedikit kebawah.
Untungnya tidak mengenai tentara.

Demon secara terus menerus diserang dengan sihir api dan petir, tapi dengan tidak di kelilingi pelindung, dia sama sekali tidak terluka.

Saat Demon berhenti bergerak, aku berkali kali menembak dengan Magic Gun dengan settingan paling rendah.

Tembakan ketiga mengenainya ! disamping itu, sebuah ukuran muncul dan berkurang sedikit.
<TLN : yang dimaksud ukuran adalah HP Gauge>

“Apa ini, game ?”

>[Shooting Skill Acquired]
>[Aiming Skill Acquired]
>[Sniping Skill Acquired]
<EDITOR : Shooting = menembak, Aiming = menargetkan, Sniping = mengeker>

Di sudut dari pandanganku, jendela log yang kecil menampilkan pesan tentang skill yang aku peroleh.

Melihat ke sisi lain adalah gerakan yang buruk. Tidak memiliki waktu untuk menghindar, Lightning Bolt dari Demon mengenaiku. Setelah mengenaiku Lightning Bolt menghancurkan tempat aku berpijak. Atap dari bangunan itu hancur.

>[Lightning Magic : Demon Skill Acquired]
>[Lighting Resistance Skill Acquired]
>[Paralyze Resistence Skill Acquired]
>[Pain Tolerance Skill Acquirde]
<EDITOR : Resistance = ketahanan terhadap sesuatu, Pain Tolerance = ketahanan terhadap sakit>

“Ouch ouch, tanganku dan kakiku kesemutan.”

Jika dikatakan, ini seperti mati rasa yang kau rasakan setelah melakukan seiza. Ketika aku melihat HP Gauge ku, aku menerima 5 pont damage.
<TLN : Seiza adalah posisi duduk khas Jepang>

Jika dipikirkan, aku lupa men-cek level dari Demon…
Aku akan memeriksanya.

“Seberapa temperamental itu ?”

Untuk sekarang, mari lihat sesuatu yang penting. Demon Tribe, level 62, Skill [Lightning Magic : Demon], [Wind Magic Demon], [Darkness Magic : Demon], [Fighting], [Fight].

Aku menyingkirkan reruntuhan bangunan. Kelihatannya aku sedang tidak dikejar.

>[Self – Healing Skill Acquired]
<EDITOR : Self-Healing = menyembuhkan diri sendiri>

Ketika aku melihat HP Gauge ku, sebelum aku menyadari, ini sudah penuh. Healing yang wajar kah ?

Aku bergerak menuju bangunan lain dari gang belakang.
Sambil bergerak aku memasukan Skill Point untuk [Pain Tolerance], [Lightning Resistence], [Paralyze Resistence], [Shooting] dan [Self Healing].

Aku menemukan bangunan 3 lantai berjarak 100 meter dari bangunan yang tadi. Aku lompat ke dinding lalu ke atap.

Sejak tentara yang mengelilingi Demon berkurang sekitar setengah, metodeku untuk menyerang Demon bertambah.

Aku mengeluarkan busur dan panah dari penyimpanan ku, dan mengincar Demon. Aku tidak pernah menggunakan panah hingga sekarang. Tapi terimakasih kepada snipping skill dan shooting skill yang tadi, entah bagaimana aku paham caranya membidik.

“Bidik dan tembak !”

Aku melakukan bidikan yang bagus, saat demon berhenti bergerak … Tembak.

Dan meleset.

Tangan yang menarik tali panah terasa sakit.

Setelah itu, seberapa banyak aku menembak, tidak ada yang kena. Walaupun aku tahu bagaimana caranya menembak dengan panah, tetap tidak berhasil.

Tentara jarak dekat menjadi sedikit.
Aku menemukan rute yang dapat membawaku lebih dekat dengan demon, setelah menandai map, aku turun dari atap.

Aku menggunakan tombak Scale Tribe.
Jika aku tahu ini akan terjadi, aku akan memesan baju armor besi.

Memegang tombak dengan kedua tangan, aku bersembunyi di balik kegelapan.

>[Spy Skill Acquired]

Karena aku mendapat skill yang kelihatannya berguna, aku langsung menambahkan Skill Point.
Ada beberapa kereta yang terbalik yang berada di jalanku menuju Demon. Aku menuju kesana. ketika aku menggunakan spy skill, suara langkah kaki ku hilang. Mungkin ini hanya imajinasiku.

Raungan Demon dapat di dengar dan para kesatria terkena petir.
Raungannya mungkin adalah prosedur untuk mengeluarkan sihir.

Ketika perhatian demon teralihkan, aku mendekatinya dan menusuknya dari belakang.
Stab ! dengan suara yang tidak mengenakan, sensasi menusuk daging terasa di tanganku.
Aku pengecut, tidak sengaja aku melepaskan tombaknya.

Tangan dan kakiku bergetar.

Ekor demon menyerangku yang tidak bergerak dari titik butaku, membuatku terpental sejauh 3 meter. Aku berhenti pada kereta yang rusak setelah berguling di tanah.

>[Surprise Attack Acquired]
>[Spear Skill Acquired]
>[Shock Resistence Skill Acquired]
<EDITOR : Surprise Attack = serangan kejutan, Spear = tombak, Shock = Kejutan>

HP ku hanya berkurang 1 poin, bagaimanapun, aku tidak tahu apakah ini karena kehebohanku atau karena ketakutan dari pertarungan jarak dekat pertamaku, tubuhku tidak berhenti bergetar.
Untungnya perhatian demon tertuju pada kesatria yang memulai lagi serangannya, aku menarik nafas panjang berkali kali.

Gemetarku sedikit teratasi.

>[Fear Resistence]
>[Reckless Courage Skill Acquired]
<EDITOR : Fear Resistence = ketahanan terhadap suatu hal yang menakutkan, Recless Courage = keberanian yang ceroboh>

Aku menggunakan pedang kecil dan perisai yang terbuat dari perunggu di balik bayang kereta. Aku menyarungkan pedangnya dan meletakannya dipinggangku. Biasanya diperlukan perlengkapan logam atau sabuk istimewa untuk membawanya, tapi tidak ada pilihan karena aku tidak memilikinya. Nanti aku beli.

Aku juga menyiapkan busur kecil dengan panah. Ini adalah panah dengan ujung berupa tulang. Demon berada kurang lebih 10 meter, tapi aku masih tidak berpikir akan mengenainya.

Demon mengangkat tentara yang menyerang dan melemparnya ke arah kesatria.
Aku menyelaraskan timing lemparannya dan berlari mendekat. Menembak panah dari jarak nol tanpa disadari.

>[Bow Skill Acquired]

Aku melepas panah sesegera mungkin, dan menyayat Demon saat aku menghunuskan pedang.
Pedang kecilnya rusak, rusak hanya untuk satu serang…

>[Iai Skill Acquired]
>[One-Handed Sword Skill Acquired]


▼▼ ▼▼▼▼ ▼▼▼▼▼▼▼!!

Sambil melafalkan mantra yang tidak kumengerti, demon menyerang dengan cakar beracun.
Aku benar ketika memilih untuk menerimanya dengan perisai, tapi serangannya juga datang dari arah lain, tidak bisa menilai apa yang tepat yang harus dilakukan, aku menggunakan pedang yang patah untuk bertahan.
Tentu saja, hal seperti itu tidak akan bisa menahan serangannya dan hancur dengan satu serang dari poisonus claws.

>[Demon Language Skill Acquired]
>[Poison Resistence Skill Acquired]

Aku ingin segera mungkin menambahkan poison resistence, tapi tidak ada kesempatan untuk mengoprasikan menu di area pertarungan.
Aku menangkis poisonus claws yang datang dari arah yang berlawanan, dan melempar pegangan yang aku pegang ke Demon.
<TLN : pegangan yang di maksud mungkin adalah pegangan dari pedang yang rusak>

>[Shield Skill Acquired]
>[Throwing Skill Acquired]

Sambil berusaha mengeluarkan senjata dari dalam mantel ku, aku menurunkan pertahananku, jatuh karena ekor Demon dan berguling.
Lalu, serangan dilakukan dengan kakinya.
Fumu ! Fumu ! Fumu ! 3 gelombang berurutan dari injakannya datang. Aku bisa terbebas dari serangannya pada gelombang yang ke empat.

>[Evasion Skill Acquired]

Menendang tanah dengan postur yang aneh, aku menjaga jarak dengan Demon.
Akhirnya aku mendapatkan kesempatan, aku menambahkan poin satu demi satu untuk [Evasion], [Shield], [Poison Resistence], [Shock Resistence].

Dengan tertutup mantel, aku mengeluarkan dagger dan tongkat kayu dari penyimpanan. Aku meletakan dagger di sabukku, dan tongkat kayunya aku pegang.

Entah bagaimana, aku merasakan tatapan penuh ejekan dari demon.
Aku heran kalau demon memiliki kemampuan Self-Healing, HP nya kembali pulih. Tidak ada skill seperti itu di daftar skillnya, apa itu karena rasnya ?

Di sudut pandanganku aku melihat kesatria yang siap untuk melancarkan serangan.
Dengan hati-hati, aku mengukur jarak sambil menyiapkan tongkatnya.

Mengabaikan serangan dari kesatria, perhatian demon tetap tertuju ke arah sini.

Aku melompat dan menyerang dengan tongkat tepat pada tubuh atas demon. Tongkatnya rusak ketika bersentuhan dengan tubuh gelapnya.
Aku bertahan dari poisonus claws dengan perisai, dan menghindari sapuan ekornya dengan berpindah sedikit dan melompat.
Aku menebasnya dengan dagger. Demon tidak bisa menghindarinya, tapi dia dapat menangkisnya menggunakan cakarnya.

>[One-Handed staff skill Acquired]
>[Dagger Skill Acquired]
>[Parry Skill Acquired]
<EDITOR : One-Handed staff= tongkat satu tangan, Dagger = pisau kecil, Parry = menangkis>

Para kesatria mulai berlari kearahku, ketika mereka sampai di tengah Plaza, aku menggoncangkan demon dengan menabraknya menggunakan perisaiku. Aku melompat kebelakang berkat jeda yang ada. Melompati kuda dan penunggangnya.

>[Shield Bash Skill Acquired]

Para kesatria menyerangnya satu kali lalu mundur, lalu yang lainnya melakukan hal yang sama, menusuk menggunakan tombaknya lalu mundur.

>[Cooperation Skill Acquired]

Dari 3 serangan, yang terakhir gagal untuk mundur karena serangan dari ekor Demon. Kuda dan penunggangnya terjatuh.
Aku menendang Demon dari samping yang hendak membunuh kesatria.

>[Kicking Skill Acquired]

Aku mengambil tombak yang ujungnya patah yang berada didekatku yang terjatuh dari tentara, dan meletakan kembali daggerku pada sarungnya. Sesuai dugaanku, dagger terlalu pendek sehingga sangat mudah untuk ditangkis, itu menjadi masalah.

Aku menghindari demon dengan tombak yang ujungnya patah, untuk memberi waktu sehingga kesatria dan tentara yang jatuh dari kudanya bisa mundur.
Sambil bertahan aku juga menyerang sebagian dari kaki demon, sesekali mengenai lengannya, berhati-hati sehingga ini tidak menjadi pertempuran defensif sepihak.
<TLN : yang di maksud tidak menjadi pertempuran defensif sepihak itu agar satou tetap dapat melindungi tentara yang jatuh>

>[Two Handed Staff Skill Acquired]

Tombaknya akhirnya rusak setelah menjadi sasaran dari poisonus claws.

Mata dari demon bersinar !
Karena aku mendapatkan firasat buruk, aku mengangkat perisaiku dan menutupi tubuhku dalam bayangan mantelku. Ini mungkin seperti serangan tatapan. Apa akan membuat pesona, membuat kita lumpuh, atau membuat kita menjadi batu.

Mantel dan perisai berubah menjadi batu !

… aku menahannya entah bagaimana, hanya mantel dan perisai yang terkena dampaknya.
Ini mungkin berbahaya jika aku bergerak sedikit.

>[Petrification Resistance Skill Acquired]
<EDITOR : Petrification = kemampuan untuk membuat sesuatu membatu>

Karena jika mendekati demon artinya akan jadi batu, sebelum demon mendekat, aku menambahkan Skill Point pada [Parry], dan [Petrfication Resistence].

Serangan membuat menjadi batu mungkin tidak khusus untuk demon saja …





TL : LoliLover
EDITOR : Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar