Kamis, 25 Januari 2018

Death March kara Hajimaru Isekai Kyousoukyoku Bahasa Indonesia : Chapter 1-8 Demon, Knight dan Magician

Chapter 1-8. Demon, Knight dan Magician


Satou disini. Aku terlihat bodoh karena lama menunggu dijalan yang jelas-jelas diblokir.


Sebuah kehadiran yang hanya dapat diekspresikan sebagai utusan demon.

Punya tanduk seperti domba, matanya berwarna merah tua yang menyala dan badan hitam legam yang bersinar. Empat tangan, sayap kelelawar, dan ekor penyengat yang bercabang. Benar-benar demon.

Sang demon menghabisi para ksatria dengan mudahnya.

Plaza menjadi penuh dengan kereta yang tumpah dan mayat dimana-mana...

Demon itu muncul tiba-tiba ditengah hari yang damai.


Dinding dalam kebanyakan berisi mansion para bangsawan dan orang kaya, sementara pertokoan mewah hanya terletak disebelah jalan utama yang sedang dipandu oleh Nadi-san.

Toko ini menjual armor kelas tinggi untuk para ksatria. Tokonya tak hanya punya armor besi. Terkadang mereka juga punya armor magic. Kau perlu lusinan koin emas untuk membelinya~.”

Nah kalau toko ini adalah toko perhiasan terbesar didaerah sini. Terutama untuk ruby dan sapphire mereka paling bagus hasilnya dikerajaan ini. Untuk rakyat umum, aku menyarankan toko Liz Jewelry disebrang jalan.”

“Jika kau mau jahit jubah. Toko ini juga bagus. Walaupun hampir bangkrut tahun lalu, setelah anaknya kembali dari royal capital  dan meneruskan tokonya, toko ini menjadi cukup populer. Karena 1 baju berharga sekitar 2-3 gold coin, rakyat biasa tak pergi kesini, tetapi mungkin membelinya disini ide yang bagus untuk pedagang yang mendapat pekerjaan besar untuk meningkatkan gengsinya.”

Nadi-san seperti wiki yang tahu banyak hal. Seperti yang diharapkan dari jack of all trades? Walaupun kereta kuda mewah berlalu lalang dari castle ke plaza, lalu lintasnya relatif jarang untuk kita berhenti dijalan.

Aku pikir Nadi-san mungkin haus setelah ngomong sebanyak itu.

“Ini cafe yang paling populer untuk manisan dan teh diantara para wanita di Seryuu City.”

Mata Nadi-san memancarkan cahaya. Tetapi tak terlihat seperti meminta, hanya murni keinginan saja.

“Nadi-san, tenggorokanku kering, karena kita sudah sampai sini mari kita beristirahat disana.”

“Ya, aku paham. Silahkan masuk, aku akan menunggu disini.”

…hmm?

Tiba-tiba, keputusan untuk menyendiri?!

“Kau tak mau masuk, Nadi-san?”

“Maaf, karena ini adalah cafe teh kelas tinggi…”

“Tolong beri tahu aku cerita tentang castle dan plaza sambil kita minum teh. Tentu, aku yang akan membayarnya.”

Mata Nadi-san bercahaya lagi… tetapi langsung meredup kembali. Apa sebegitu mahalnya? Akan kupaksa sedikit!

“Ayo pergi.”

Aku menggandeng tangannya dan pergi menuju kedalam cafe.


Aku sudah mempersiapkan untuk biayanya, tetapi 1 set teh dan manisan hanya seharga 1 silver coin. Bukannya itu murah? Itu yang kupikirkan, tetapi mempertimbangkan dengan jumlah segitu kau bisa menginap 5 hari dipenginapan kelas tinggi, mungkin termasuk mahal bagi orang biasa.

Walaupun ini adalah café dengan teras terbuka, mereka menempatkan meja marmer berkelas tinggi disini. Cangkir dan tekonya juga terlihat mahal.
Tehnya terasa seperti teh assam. Dan mereka sepertinya tak memasukan gula dan susu. Sebagai gantinya kau bisa memakannya dengan keju atau selai.
<TLN : teh assam = salah satu jenis teh>

Apa ini banyak peminatnya? Ketika aku lihat para wanita yang berkerumun, semuanya memakan sesuatu seperti hotcake penuh dengan krim madu.

Jadi aku memanggil pelayan dan memesan 2 porsi hotcakes yang harganya 3 silver coin.

“Lezatnya~~~”

Ini sungguh nikmat… Apalagi ekspresi gembira dari wajah Nadi-san!

Walaupun sambil menikmatinya, Nadi-san tak melupakan tugasnya, dia bercerita tentang reklamasi tanah di Seryuu City dan hal-hal lain.

Waktu nge-teh disiang hari yang damai sepertinya tak berlangsung lama…

Pada awalnya, bayangan hitam besar melewati plaza.

Diikuti dengan jeritan yang keras.

Melewati plaza, bola api besar terbang menuju kastil.
Sebuah menara roboh.

Setelah kabut debu dan suara dari runtuhan menara menghilang, orang-orang yang terdiam diplaza mulai sadar kembali. Teriakan terdengar, para tentara menyuruh mereka mencari perlindungan dengan berteriak.

Demon bertangan empat melayang diatas plaza sambil merentangkan sayap hitamnya.

“Apakah ada kebiasaan demon untuk bermain pada siang hari dikota ini?”

“Tidak ada hal seperti itu! Ayo kita melarikan diri!”

>[Nonchalant Skill Acquired]
<TLN : Nonchalant = cuek>

Aku mengatakan sesuatu yang bodoh. Nadi-san menarik tanganku menuruhku untuk kabur tetapi mungkin tubuhnya kehilangan kekuatan, dia tidak bisa berdiri.

Walaupun memalukan, aku melihat situasi disekitarku untuk memulai bertindak. Entah bagaimana aku tak bisa mendapat informasi yang akurat. Rasanya seakan-akan tubuhku berpisah dengan kepalaku.

Ketika bola api kedua melewati benteng menuju dinding kastil, sebuah barrier berwarna biru semi-transparan terbentang di udara, dan menghentikan bola apinya.
<TLN : barrier = pelindung>

Sesaat sebelum barriernya muncul, sekelompok ksatria dan penyihir keluar dari dinding istana.

Kepung dia! Kenapa kalian tidak meningkatkan pertahan kastil?
Untuk seseorang yang sangat menyedihkan, bahkan untuk berdiri dari kursi saja tak mampu, namun aku mengutuk para ksatria. Walaupun aku hanya dapat pengetahuan berperang hanya dari manga dan game…

Demon mendarat dikebun bunga tengah plaza. Dia lebih memilih bertarung didarat dibandingkan udara yang jelas-jelas dia lebih unggul.

Infantri berat dibelakang melepaskan hujan panah. Terdengar seperti hujan lebat, plaza penuh dengan tancapan panah. Sialnya, setiap panah yang mengenai badan si demon terpental.

Tiga ksatria berkuda memegang tombak ditangan kirinya, mereka berbaris untuk menyerang demon bersamaan. Demon menghembuskan udara berwarna ungu dari mulutnya ke arah para ksatria. Apakah itu napas beracun? Wajah para ksatria dan kuda yang terkena napas itu secara langsung terlihat mengerikan. Ksatria yang kehilangan tenaga terjatuh dari tunggangan mereka dan ditendang oleh demon, terbang ke arah yang lainnya.

Dari arah berlawanan para ksatria, 3 ksatria lainnya menyerang!
Walapun 2 ksatria pertama diserang dengan ekor si demon, tetapi satu lagi berhasil menusuk badan si demon dengan tombaknya.
Para ksatria yang terlempar dengan ekor demon kembali berdiri, dan menyerang si demon dengan pedangnya.

Si demon menangkis serangan para ksatria dengan cakar dan raungannya.
Reruntuhan dan batuan kecil melayang dan berputar disekitar tubuh hitam si demon, kecepatan putarannya terus meningkat…

Aku merasakan bulu kudukku merinding!
Aku berdiri dari kursi. Aku berpikir untuk kabur tetapi Nadi-san, yang masih tidak memiliki kekuatan tidak bisa bangun.

Tidak ada waktu lagi. Mustahil untuk kabur.

Aku menarik Nadi-san kebawah dari bangku, dan mengarahkan meja marmer yang tebal ke arah serangan demon sebagai tameng.
Aku tidak bisa melihatnya dari posisiku, tetapi saat ini, demon mengeluarkan shockwaves dengan benda yang tajam kesemua arah.
<TLN : Shockwaves : gelombang kejut>

Nyaris saja, tetapi aku berhasil menarik Nadi-san kebelakang meja marmer.
Dampaknya hebat terlihat dari mejanya. Sebagian marmer pecah karena benda tajam tadi. Pemandangan dari teras terbuka ini menjadi tragis.

Toko-toko disekitar plaza juga sebagian bahkan seluruhnya hancur. Salah satunya bahkan tertimpa kereta kecil dengan tragis.

Aku melirik kearah demon yang mulai berjalan kearah tentara yang terjebak dengan shockwave, aku membawa Nadi-san yang pingsan keluar dari plaza

Aku berlari secepat angin melalui jalan utama sambil menggendong Nadi-san.
Orang-orang yang mengungsi berhamburan ke dinding dalam, situasi yang berbahaya.

Aku berbelok ke jalan samping sebelum sampai dikeramaian. Karena kedua tanganku dipakai, aku mengoperasikan menu dengan pikiran dan meningkatkan skill [3D Maneuver] dan [Jump] ke level 10.

Mendekati dinding dalam, aku menemukan bangunan yang besar. Melompat sambil bergantian antara dinding dalam dan dinding gedung seperti ninja-ninja didalam manga, aku menyebrangi dinding dalam.

>[Retreat Skill Acquired]
<TLN : Retreat = kabur/kembali>

Saat aku mengecek peta, sepertinya disini adalah pinggiran kota timur. Aku menghentikan paksa kereta yang kebetulan lewat dan memintanya untuk membawa Nadi-san ke guild pekerja. Pada awalnya pengemudinya enggan, tetapi dia mengerjakannya dengan gembira saat aku beri dia koin emas.

>[Persuasion Skill Acquired]
>[Bribing Skill Acquired]
<TLN Persuasion = membujuk, Bribing = suap>

Ini bukan waktunya menghemat uang.

Aku bergantung pada ingatanku kemarin, dan mengambil beberapa item dari storage sambil berlari. 
TL : Isekai-Chan
EDITOR : Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar