Kamis, 29 Juli 2021

Realist Maou ni yoru Seiiki naki Isekai Kaihaku Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 73. Rencana Fuma

 Chapter 73. Rencana Fuma



Ketika Aku tiba di ruang singgasana, Aku disambut oleh bawahan kepercayaanku.

Ketua Dwarf, Gottlieb.

Wakil Kapten Shinsengumi, Hijikata Toshizou.
 
Dan bahkan ninja kobold, Hanzou.
 
Satu-satunya yang tidak ada adalah Fuma Kotaro, yang baru saja bergabung dengan kami.
 
Atau setidaknya, kupikir begitu.
 
Tapi dia muncul tepat saat aku duduk di singgasana.
 
Dia telah menyamar sebagai salah satu prajurit, tetapi dia sekarang melepaskan penyamarannya untuk menunjukkan dirinya sebagai ninja bertopeng.
 
Penampilannya sama seperti saat pertama kali aku melihatnya.
 
Mungkin itu adalah penampilan defaultnya?
 
Aku bertanya kepadanya tentang hal itu, tetapi dia hanya tertawa. "Mungkin iya. Mungkin juga tidak."
 
Singkatnya, dia mengubah penampilannya berkali-kali sehingga dia lupa seperti apa bentuk penampilan aslinya. 
<TLN: tinggal cuci muka aja apa susahnya, bukan oplas juga :v>
 
Dia seperti Arsène Lupin, siapa yang tahu wajah seperti apa yang ada di balik topeng itu. Aku cukup penasaran. 
<TLN: douka, Author- sama yo..Kono Fuma Kotaro o trap ni shite kudasai.>

Tapi pasti ada alasan bagus baginya untuk tetap seperti itu.
 
Dan aku tidak akan terlihat sangat baik jika kupaksa dia untuk melepas topengnya.
 
Jadi aku telah memberikan izin kepada Fuma Kotaro untuk selalu memakai topengnya.
 
“Bagus sekali, rajaku. Anda menghormati individualitas kami. Itu sangat memotivasi.”
 
Fuma Kotaro tertawa di balik topeng. Apa dia benar-benar tertawa?
 
"Itu bagus untuk kita semua, tapi bisakah aku berharap mendapatkan sesuatu sebagai balasannya?"
 
"Tentu saja. Informasi. Itu akan mempengaruhi hasil dari pertempuran yang akan datang.”
 
"Jadi, semuanya berjalan dengan baik?"
 
"Iya."
 
Fuma Kotaro mengangguk sebelum memulai penjelasannya.
 
“Kafilah pedagang itu melanjutkan rutenya melalui Decarbia seperti yang anda rencanakan. Aku kemudian membocorkan informasi ini kepada para bandit, pengemis, dan para pedagang.”
 
“Jadi, kau pikir Decarbia dan bawahannya tidak akan terlalu curiga jika mereka mendengarnya dari berbagai sumber.”
 
“Ya, Raja Iblis. Tepat sekali."
 
Dan kemudian Fuma Kotaro melanjutkan.
 
“Ini adalah dasar dari perang informasi. Dan aku sangat teliti. Aku tahu berapa banyak tahi lalat dan kekasih yang dimiliki setiap orang penting disana. Dan aku memilih yang terkuat dari mereka agar dia yang membocorkan informasinya.”
 
“Mereka yang serakah akan cepat percaya. Karena mereka bertindak berdasarkan uang. Decarbia dan para informan tidak akan peduli dengan rasa hormat.”
 
"Persis. Decarbia dengan cepat mengambil umpan dan menyerang karavan.”
 
"Apakah para pedagang terluka?"
 
"Tidak. Aku mengatakan kepada mereka untuk melarikan diri segera setelah mereka melihat tentara Decarbia.”
 
"Itu bagus. Aku lebih suka tidak ada orang yang mati untuk rencana seperti itu. ”
 
Eve sesekali akan membuat pernyataan persetujuan, Aku mengangguk dan kembali ke Fuma Kotaro.
 
"Itu bagus. Tetapi apakah mereka curiga bahwa itu palsu?
 
“Mereka belum. Decarbia dengan senang hati mengumpulkan senjata dan makanan. Dia juga mempekerjakan tentara bayaran.”
 
"Lalu dia akan hancur dalam dua minggu."
 
"Memang."
 
“Kenapa kita tidak menonton saja dengan tenang dari sini?”
 
Tanya Eve.
 
Aku mengangguk.
 
“Ya, akan menyenangkan untuk duduk di sini dan melihatnya menari mengikuti iramaku. Yah, akan lebih menghibur jika dia tidak begitu jelek, tapi kita bisa meminta penari cantik menghibur kita di lain hari.” 
<TLN: yah, Maou Decarbia bentuknya kek bintang, kalo penasaran cek : https://mythus.fandom.com/wiki/Decarabia>
 
Dan diputuskan. Kami akan menunggu berlalunya waktu.
 
Dua minggu kemudian, kami melihat hasilnya.
 
Tentara bayaran menyadari bahwa emas yang digunakan untuk membayar mereka adalah palsu.
 
Logam berkurang menjadi setengah jumlahnya dan nilainya kurang dari potongan besi.
<TLN: just reminder : di ch 69, logamnya punya berat kek emas gara2 mata Eligos, btw massa jenis besi vs massa jenis emas : 7,874 g/cm³ vs 19,3 g/cm³>
 
Ini segera diikuti dengan komplain dari warga.
 
Tentu saja karena para tentara bayaran menghabiskan emas di bar dan rumah bordil. Jadi pemilik tempat itu punya keluhan sendiri.
 
Dan tentu saja, ada keluhan dari pedagang yang menjual senjata ke Decarbia.
 
Lingkaran kemarahan semakin besar. Decarbia disebut penipu di penjuru negerinya sendiri.
 
Decarbia menjadi marah ketika dia mendengar berita ini. Kemarahan itu diarahkan kepadaku pastinya, tetapi juga tentara bayaran dan pedagang yang menghina namanya.
 
Mereka seharusnya berada di bawah kekuasaan Decarbia. Mereka harus mematuhinya, tidak peduli apakah uang terlibat atau tidak. Atau begitulah dia dengan bodohnya percaya.
 
Banyak Raja Iblis berpikir seperti itu.
 
Maka Decarbia pergi ke alun-alun kota dan menggunakan tentaranya untuk menekan orang-orang yang protes.
 
Itu seharusnya membuat orang-orang patuh dan mengembalikan keadaan menjadi normal. Tapi kali ini, semuanya berbeda.
 
 
Karena ada tentara bayaran juga di sana.
 
Emas mereka tidak hanya dirampok, tetapi mereka melihat apa yang dilakukan Decarbia terhadap rakyatnya, mereka pun ingin menyerang dia karena mengeksekusi orang-orang yang protes terhadapnya.
 
Mungkin karena ada sedikit rasa keadilan di sana.
 
Atau mungkin itu hanya karena rasa takut atas apa yang akan terjadi pada mereka selanjutnya.
 
Siapa tahu?
 
Tapi satu hal yang pasti, ada seseorang di antara barisan mereka yang membantu mengipasi api kemarahan ini. Seorang ninja dari pasukanku sendiri.
 
Fuma Kotaro menyamar sebagai tentara bayaran. Dia mengangkat emas palsu itu tinggi-tinggi dan menuduh Decarbia berbohong kepada rakyatnya. 
<TLN: buzzer medieval style :v>
 
Tentara bayaran terbakar amarah dan membantu orang-orang. Kekacauan mulai meletus di sekitar kastil. Tapi ada beberapa yang lebih berhati-hati.
 
Tentara bayaran mulai bertanya-tanya.
 
Warga mulai ragu.
 
“Jika kita bertarung sekarang, harga diri kita mungkin akan terselamatkan, tetapi pada akhirnya kita akan ditangkap oleh Decarbia dan dibunuh.”
 
Mereka tidak salah. Tapi Raja Iblis yang merancang rencana ini tidak akan membiarkan itu terjadi.
 
Maka Fuma Kotaro mengangkat suaranya.
 
"Kalian semua! Ya, kita mungkin akan dibunuh oleh Decarbia jika keadaan berlanjut. Dia adalah raja yang kejam. Namun, Raja Ashtaroth, yang bersiap untuk menyerang kastil ini, berbeda. Kalian mungkin pernah mendengar desas-desus tentang sikap dingin dan pengecutnya. Tapi dia adalah raja yang paling penyayang. Kita harus berpihak padanya sebagai gantinya! ” 
<TLN: Skill Agitator detected :v>
 
Penduduk dan tentara bayaran telah mendengar desas-desus tentang Raja Iblis Ashtaroth.
 
Dan lebih dari setengahnya buruk.
 
Untuk sisi baiknya, dia cerdas dan seorang jenderal brilian yang mengalahkan Sabnac hanya dalam satu bulan.
 
Adapun yang buruk, dia adalah seorang pengecut dan monster yang akan melakukan apa saja untuk kemenangan.
 
Ada beberapa yang pernah mendengar cerita tentang kematian seorang Pahlawan yang masih muda.
 
“Bisakah kita benar-benar mempercayai raja seperti itu? Kita mungkin akan menyesalinya.”
 
Mereka saling berbisik. Namun suara Fuma Kotaro kembali menggelegar.
 
“Raja Iblis Ashtaroth adalah seorang perencana, itu benar. Tapi dia tidak akan membayar kalian dengan koin palsu atau mengeksekusi kalian karena protes. Kota kastilnya berkembang pesat baru-baru ini. Aku tidak akan memaksa kalian untuk mengikutiku, tetapi aku bermaksud untuk bekerja sama dengannya. ”
 
Sepertinya bujukan itu akan berhasil. Tapi itu pada akhirnya bergantung kepada evaluasi relatif.
 
Mereka memihakku untuk menyingkirkan ancaman yang lebih langsung. 
 
Mereka tidak sepenuhnya terbujuk oleh ide itu.
 
Tetapi mereka tidak melihat pilihan lain.
 
Ketika aku mengetahui hal ini, Aku segera mengirim pasukanku ke sana dan mengirim seorang utusan ke kota Decarbia.
 
Isinya surat, menjamin keselamatan orang dan harta benda mereka.
 
Itu sebagian hanya untuk pertunjukan, tetapi cukup untuk mendorong semangat pasukan pemberontak. Maka mereka dengan senang hati membuka gerbang kastil Decarbia.
 
Dan begitulah, kami menghindari pengepungan yang paling menjengkelkan. Dan pasukanku bisa bergerak menuju kastil Decarbia.


PREVIOUS CHAPTER       TOC        NEXT CHAPTER


TL: Arklame Aster
EDITOR: Isekai-Chan

Rabu, 28 Juli 2021

Tate no Yuusha no Nariagari Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 241. Busur Keadilan

 Chapter 241. Busur Keadilan


 
Suara gelembung mulai mengisi ruangan saat cairan yang terdapat didalam tabung yang berisi Itsuki mulai berkurang. Beberapa saat kemudian, tabung tersebut terbuka. Si Zirah mengangkat tubuh Itsuki, membuka penutup mata, dan melepaskan penyumpal mulut. Benar-benar pemandangan yang aneh.

Aku... merasa ingin melarikan diri. Penampilannya... membuatku ingin tertawa terbahak-bahak.

"..." Itsuki perlahan membuka matanya dan menatap ke sekitar ruangan.
"Sekarang! Bangkitlah Hero Panah! Kejahatan yang menghalangi keadilan kita sudah berhasil masuk ke benteng hingga kedalam sini! Gunakanlah segenap kekuatanmu atas keadilan untuk membunuhnya!"
"Apa katamu, dasar bajingan!"

Kau yang menyerang kota dan melarikan diri kemari!

"Bukankah kau bertengkar dengan Itsuki?"

Dari pernyataan Penyihir di desa, mereka sudah meninggalkan Itsuki untuk menjadi tumbal Reiki.

"Bodoh sekali. Agar Hero Panah mendapatkan kekuatan sejatinya, kami harus membuatnya merasakan beberapa pengalaman buruk!"

Kurasa dia hanyalah bersilat lidah. Tapi, fakta sebenarnya tidak berubah sama sekali. Orang ini belum pernah sama sekali memanggil Itsuki dengan nama aslinya. Aku bisa menduga kalau dia belum mempercayai Itsuki. Alasan dia melarikan diri kemari karena hanya Itsukilah yang dia punya.

Itsuki menatapku dengan bingung, dan dia mulai mengeluarkan aura gelap yang sangat tebal bahkan aku bisa melihatnya dengan mata telanjang. Itu adalah aura yang timbul saat seorang Hero menggunakan Curse Series. Jadi aura apa ini? Kutukan apa yang merasuki pikiran Itsuki?

"Naofumi..."

Ini akan menjadi pertumpahan darah yang luar biasa. Dari semua orang yang telah berhadapan denganku, dialah yang terbaik. Ini membuatku merinding.

"Perbuatanmu tidak bisa dimaafkan! Kau melakukan perbuatan yang tidak akan pernah bisa aku lupakan!"
"Apa yang tiba-tiba kau bicarakan ini? Berhentilah berbicara saat kau sedang tidak sadar."

Dia tetap menjadi orang yang menyebalkan bahkan setelah dia bangun. Apa ini karena kutukannya, atau memang sifat aslinya yang seperti ini? ini sulit dijelaskan.

"Itsuki-sama! Kau tidak boleh mempercayai perkataan Mald!"
"Benar! Orang itu adalah penjahatnya!"

Rishia dan Ren mencoba untuk meyakinkannya. Tapi tatapan Itsuki tetap ke arahku, bahkan dia tidak melirik ke mereka berdua.

"Kalau begitu, biarkan aku jelaskan. Kau mengumpulkan budak, membuat mereka bekerja dengan sangat keras, dan menyimpan semua keuntungannya untuk dirimu sendiri!"
"Bukankah itu adalah perbuatan normal?"

Orang ini... Aku pernah mendengar dia berkata seperti ini sebelumnya.

Bukankah memang itu gunanya memiliki budak? Tentu saja jika menggunakan tenaga kerja biasa maka aku perlu membayar mereka dengan layak, tapi dengan memiliki budak maka aku tidak perlu melakukan itu, kan? Jika kau bertanya kepadaku apakah perbuatan baik untuk melakukan kegiatan jual beli manusia, tentu saja aku akan menolak ide itu mentah-mentah. Tapi dunia ini tidak bergerak seperti itu.

Jika kau ingin menggunakan analogi yang ekstrim, mungkin budak layaknya sebuah vacuum cleaner. Apa kau merasa bersalah karena sebuah vacuum cleaner selalu membersihkan sampah di lantai setiap hari? Budak juga sama seperti itu, aku menggunakannya karena mudah.

Tunggu dulu, tiba-tiba sesuatu muncul di kepalaku.

"Bubba! Buatkan aku makanan! Crepes~, Crepes~!"
"Makan!"
"Crepes ini rasanya enak!"
"Tolong, buatkan makanan yang enak!"
"Bermainlah denganku!"

Lupakan saja, lupakan saja. Pergilah dari kepalaku!

"Itu adalah perbuatan jahat! Aku sudah mendengarnya! Demi mengobati seorang gadis kecil, kau memaksa kakaknya untuk bekerja rodi! Salah satu budak yang diselamatkan oleh Malty-san menceritakannya kepadaku!"
"Tidak mungkin Witch menyelamatkan seseorang!"
"Siapa Witch...? Oh, dan seperti harapanku kepada Tuan Naofumi. Kau menyelamatkan sepasang saudara selain kami?"
"Tidak, itu adalah kau."

Sudah pasti yang dia bicarakan adalah Atla dan Fohl. Aku tidak tahu berapa banyak informasi yang dia miliki, tapi yang pasti dia cherry pick* informasi semaunya. Dan mendengar Witch yang menyelamatkan Demi-Human itu seperti mendengar gajah terbang.
<TLN : Cherry Pick itu ngambil informasi semaunya yang menguntungkan dia doang dengan mengabaikan fakta-fakta dan informasi lainnya.>

"Dan kau menjual obat-obatan kepada para bangsawan kaya tanpa melakukan apapun kepada orang miskin!"
"Aku bukanlah seorang filantropis. Jika kau sedang menjalankan bisnis, kau tidak bisa memberikan begitu saja kepada orang yang tidak memiliki uang. Itu adalah pola pikir sederhana yang seharusnya kau miliki."
<TLN : Filantropis orang kaya yang memberikan kekayaannya kepada orang miskin, kaya Bill Gates yang ngebangun Bill & Melinda Gates Foundation.>

Lagi pula para bangsawan itu seenaknya datang ke wilayahku dan meminta obat-obatan tersebut sambil memandang rendah diriku. Dan juga, aku ingat pernah memberikan obat-obatan kepada orang miskin. Setelah mereka memohon kepadaku hanya dengan beberapa koin perak yang mereka miliki. Setidaknya aku bisa membantu mereka sedikit.

"Saat aku pikir para bangsawan jahat itu akan mati karena penyakit, Hero Perisai datang membantu dan mengacaukan rencana kami!"
"Kau menunjuk orang yang salah disini. Aku hanya menjual obat-obatan kepada mereka yang memiliki uang. Apa yang mereka lakukan selanjutnya tidak ada urusannya denganku. Aneh sekali kalau aku menolak untuk menjual obat kepada mereka hanya karena mereka telah melakukan perbuatan buruk."

Kenapa lagi sekarang? Kenapa menjual obat kepada orang kaya menjadi sebuah kejahatan? Jika aku tidak menjual obatku kepada mereka, maka kau akan berteriak bahwa aku jahat karena menolak untuk menjual kepada mereka yang membutuhkan? Apapun yang aku lakukan maka akan menjadi kejahatan untukmu. Berhentilah bermain-main denganku!

"Meskipun kau telah diberikan kekuatan untuk membantu banyak orang sebagai seorang Hero aku mendengar seseorang berteriak karena kau tidak bisa menyelamatkan putra satu-satunya!"
"... Aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan."

Tidak, aku tidak mengingat kejadian itu. Tidak berhasil menyelamatkan? Jika itu karena penyakit, setidaknya aku melakukan sebisaku. Meskipun, aku akan meminta biaya setelah pengobatan secukupnya.

Tentu saja beberapa orang mencoba untuk melarikan diri tanpa membayar. Tapi, aku hanya perlu bertanya ke sekitar kemana tujuan mereka dan aku akan mendahului mereka disana.

"Seorang ibu menangis kepadaku dan berkata kalau dia tidak akan pernah memaafkanmu!"

Apa orang-orang sebegitu bencinya kepadaku?
... Oh yang itu.

"Apakah putranya telah mati?"
"Iya! Naofumi, perisaimu bisa menghidupkan kembali orang mati, tapi, kau menolak untuk membantu orang tersebut!"

Itsuki memanggilku tanpa gelar kehormatan. Tapi aku akan membiarkannya saja.
(EDN: biasanya Itsuki manggil pakai  [-san])

"Tentu saja itu hanyalah omong kosong... Bahkan Perisai Legendaris tidak memiliki kemampuan untuk menghidupkan orang mati."

Kurasa aku tahu siapa ini. Beberapa waktu lalu, saat aku sedang pergi berkeliling desa-desa. Beberapa orang mendatangiku untuk meminta tolong menghidupkan kembali orang yang dicintainya. Mereka datang sambil menangis, membawa mayat-mayat. Mereka adalah orang yang datang setelah mendengar rumor Saint atau Hero Perisai.

Orang seperti ini sudah tidak bisa diajak berbicara menggunakan logika. Saat aku bilang bahwa aku tidak bisa melakukannya, mereka terus menerus memohon sambil menangis. Beberapa bahkan mulai marah dan menyerangku.

Aku pernah mengalami kejadian saat mereka meninggalkan mayat di depan desaku. Jika aku mencoba untuk menguburkan mereka dengan layak, pelakunya keluar dari tempat persembunyian dan berteriak ke arahku. Aku harus meminta bantuan kepada prajurit untuk mengurus mereka beberapa kali.

Itulah alasan di depan desaku tertulis "Yang mati tidak bisa kembali". Karena kejadian inilah, aku jadi harus merawat pasien yang terluka di bangunan khusus.

"Kau hanya ingin menyalahkanku. Tidak peduli apapun yang terjadi kau hanya ingin melabeliku sebagai penjahat. Kenapa tidak kau saja yang menghidupkan kembali mereka? Kau juga seorang Hero."
"Tidak bisa, Putri Malty bilang kemampuan itu hanya dimiliki oleh perisai!"

Dasar Witch. Dia selalu menimbulkan masalah untukku. Itsuki tidak mungkin mempertanyakan lagi pernyataannya. Terlebih lagi, dengan keadaannya sekarang, aku tidak yakin perkataanku dapat membuatnya mengerti.

"Itsuki, pendapatmu itu salah. Bersama dengan Naofumi dan Motoyasu, aku telah mempelajari sistem persenjataan. Efek beberapa senjata mungkin sedikit berbeda, tapi setiap senjata legendaris secara umum memiliki efek yang sama. Jika Naofumi memiliki kemampuan seperti itu, maka pedangku mungkin memiliki kemampuan yang setara. Atau, apakah panahmu memiliki kemampuan yang senjata kami tidak miliki?"

Ren mengatakan argumen yang solid. Memang ada perbedaan besar antara kemampuan bertahan dan menyerang tiap senjata, tapi mayoritas efeknya sama. Itu adalah sesuatu yang aku pelajari setelah berdiskusi dengan Ren dan Motoyasu. Satu-satunya yang tidak mengetahui hal tersebut adalah Itsuki.

Tapi, mungkin aku memang belum menemukan itu. aku tidak bisa mengabaikan bahwa ada kemungkinan kalau ada senjata yang bisa menghidupkan kembali orang mati. Dan jika ada senjata yang memiliki kemampuan seperti itu, itu adalah perisai.
Tapi, jika aku bisa menggunakannya, mungkin aku akan. Siapa yang bisa menduga berapa banyak keuntungan yang aku dapatkan kalau aku bisa menghidupkan orang mati?

"Dan masih banyak dosa yang belum kau jawab! Aku tidak akan memaafkanmu!"
"Aku juga tidak butuh pengampunanmu. Orang jahat yang ada disini berdiri dibelakangmu. Dia menyerang bawahanku dan menyerangku beberapa kali. Dia menimbulkan kerusuhan besar. Apakah keadilanmu hanyalah omong kosong? Dia bahkan bekerja sama dengan Gereja Tiga Pahlawan yang kau tahu reputasinya."

Setelah mendengar perkataanku, Itsuki mengalihkan pandangannya ke arah Si Zirah.

"Itu hanyalah kebohongan yang dikatakan Raja Perisai Iblis! kau tidak boleh mempercayainya!"
"Mau itu benar atau tidak, aku akan menentukannya sendiri menggunakan kekuatanku."
"A-Ah, tunggu... Berhenti!"

Itsuki mengeluarkan sayap putih. Meskipun itu terlihat suci, entah kenapa mereka memberikan perasaan jahat. Dia mengeluarkan panah dengan banyak ornamen dan menembakkan anak panah ke arah Si Zirah.

"Guha!"

Apa dia mati?

"Tuan Naofumi, aura gelap berkumpul di satu titik dan menembus orang yang kita kejar dari tadi."

Dan Si Zirah yang telah menerima serangan tersebut terjatuh di tanah. Apa dia membunuh bawahannya yang bodoh dan tidak berguna itu?
Saat aku berpikir demikian, Si Zirah tiba-tiba mulai bangkit.

"Itsuki-sama, seperti yang dikatakan Raja Perisai Iblis. Untuk memenuhi keegoisanku, aku menyerangnya dalam pertempuran dan kalah. Aku memohon ampunanmu."

...Apa? Tingkah laku Si Zirah berubah kontras sekali. Apakah itu adalah kemampuan dari panah Itsuki? Tidak salah lagi, itu adalah sumber kekuatan dari belati.

"Aku menerima permohonan maafmu. Mulai sekarang, mari kita bekerja sama dan kita bimbing dunia ini kearah keadilan!"
"Baik! Itsuki-sama!"

Matanya terlihat aneh. Wajahnya tidak terlihat seperti orang yang dipenuhi oleh ambisi. Tidak juga terlihat seperti orang yang telah tercerahkan. Dia terlihat seperti orang-orang yang telah dicuci otaknya, dia memiliki ekspresi yang aneh dan dipenuhi rasa haus akan keadilan.

"Itsuki... Busur itu..."

Ren menunjukkan jarinya ke arah busur, dan Itsuki menjawabnya dengan senyum lebar.

"Luar biasa bukan? Ini adalah panah hebat yang aku miliki. Nama busur ini adalah Justice Bow! Ini adalah senjata yang sangat cocok denganku. Hanya dengan satu kali tembakan maka bisa menghilangkan efek pencucian otak dan membuat orang lain mengerti diriku."




TLChopin
EDITOR: Bajatsu
PROOFREADER: Isekai-Chan

Selasa, 27 Juli 2021

Tate no Yuusha no Nariagari Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 240. Bahan Penelitian

 Chapter 240. Bahan Penelitian


 
"Apakah tempat ini seperti Dungeon di game RPG jadul..."

Ada banyak jebakan di sekitar sini, tapi kami dapat menghindari mereka semua dengan mudah. Batu besar menggelinding mengejar kami, dan langit-langit yang mendadak runtuh, tapi Filo dan Gaelion dapat menghancurkannya dengan mudah.
Batu yang menggelinding ditendang dan terbang jauh. Langit-langitnya? Aku menahan layaknya tiang sementara Filo dan Gaelion langsung menghancurkan.

Membayangkan semua ini. Zombie keadilan dan banyaknya jebakan, ini seperti sedang memainkan game post-apocalyptic. Kami telah berkeliling selama 30 menit, dan kami memiliki progres yang cukup baik. Sampai akhirnya, kami menemukan pintu yang menuju keluar. Pintu keluar ini berbentuk seperti gua. Apakah pintu ini yang dibicarakan Kiel sebelumnya?

Disana terlihat ruangan yang terlihat seperti penjara dan tertulis "Rumah Sakit Jiwa untuk Para Pengikut Perisai Iblis" di dindingnya.

Akhirnya, kami tiba di ruangan mirip seperti laboratorium. Ada satu dokumen yang menarik perhatianku diantara para dokumen lain yang berserakan. "Kami telah melakukan penelitian kemampuan bertarung mereka, tapi sepertinya informasi yang kami dapatkan masih belum relevan. Kemampuan asli bertarung mereka dapat diperkirakan lebih lemah."

Aku juga melihat banyak rencana alternatif yang akan digunakan untuk menyerang wilayahku, salah satunya adalah mengambil alih dan menggunakan tanaman Bio Plant yang ada di sekitar desa. Tapi, entah kenapa mereka tidak menggunakan rencana ini. Di sekeliling ruangan juga terlihat banyak alat test percobaan seperti di Laboratorium Rat, jadi sepertinya seorang Alkemis juga pernah ada disini.
Dan juga...

"Seberapa besar ruangan ini?"
"Disini juga ada dokumen yang membahas tentangku."

Ren mulai membalik-balikkan file yang tertulis namanya pada bagian depan. Masalahnya adalah kemampuan membacanya masih belum terlalu baik, jadi mungkin dia tidak akan terlalu mengerti dengan apa yang tertulis didalamnya.

Perkiraan Level : 75, tapi level sebenarnya bisa lebih tinggi lagi.
Kemampuannya saat ini, dia dapat mengalahkan 20 musuh dengan level 80. 
Tingkat Bahaya : (Normal) ....Sedih sekali.

Menurut Mald, kemampuan berpedangnya tidak terlalu tinggi. Dan berdasarkan pengakuan Putri Malty, kemungkinan dia akan membantu rencana kita cukup rendah. Dan dengan begitu, kita bisa mengurangi kekuatannya dengan mengambil perlengkapan yang berguna atau uang yang ia miliki.

Yaa, kau tahu... Ren tidak benar-benar bertarung untuk membunuh, jadi kau tidak bisa benar-benar menilai kekuatannya. Ren yang rusak saat itu sedang tidak dalam kondisi terbaiknya. Meskipun, jika hanya bertarung dengan gegabah dan tanpa strategi dia bisa mengandalkan Pedang Legendaris jelas dia lebih kuat dibandingkan Si Zirah.

"Sepertinya alasan Witch meninggalkanmu juga tertulis disini."
"Benarkah?"
"Kemungkinan karena ‘Kemungkinan dia akan membantu rencana kita cukup rendah’."
"Tentu saja.. kau cerdas Naofumi, tapi jika saat itu ada yang memintaku untuk mengkudeta kerajaan ini... Aku mungkin akan menolaknya."
"Jangan terlalu yakin, kau bahkan ingin membunuhku saat itu."
"Iya, keadaanku saat itu cukup buruk. Jadi aku tidak memiliki kepercayaan diri untuk-"
"Dirimu yang dulu itu seharusnya memiliki sifat dingin dan analitis, kan? Kau mungkin akan langsung meninggalkan mereka tanpa berpikir dua kali."
"Jangan blak-blakkan seperti itu... Tapi, kau mungkin benar."

File yang membahas tentangku ada disebelahnya. Dan milikku cukup tebal.

Perkiraan level : Tidak bisa ditentukan.
Tingkat Bahaya : (Maximum)
Peringkat Dewa.
Ada laporan yang mengatakan bahwa dia bisa menahan serangan Reiki, tapi kebenarannya masih belum jelas.
Tetap saja, kita bisa membayangkan dia memiliki kemampuan pertahanan yang sangat tinggi.
Kelemahannya adalah dia tidak bisa menyerang, tapi akhir-akhir ini dia telah mulai membuat pasukan.
Tindakan pencegahan sangat dibutuhkan.

Tanpa sumber daya dan perencanaan yang tepat, tidak mungkin untuk mengalahkannya... Diantara pasukanku, laporan yang paling rinci adalah tentang Raphtalia dan Filo.

Mereka telah memiliki rencana untuk berpura-pura menjadi seorang pencuri dan menyerang Raphtalia saat sedang berlatih. Atau Filo saat dia sedang berjualan. Jika serangan ini berhasil maka mereka berdua akan dirasuki oleh Keadilan. Tapi, rencana tersebut gagal dan keadaan anggota kami saat ini masih belum dapat ditemukan kabarnya.

Aku tidak tahu kapan kejadian ini berlangsung, tapi sepertinya kami telah berhasil menang melawan mereka. Kelompok Raphtalia kemungkinan telah menahan mereka dan mengirimkannya ke kota terdekat. Hanya orang seperti Atla yang mampu melihat kemampuan belati itu.

Disini juga ada dokumen tentang menggunakan Ren untuk menguji kemampuanku.
Dokumen yang satu ini sepertinya baru saja dibuat.

Perkiraan level 100. 
Jika kita mengirimkan banyak pasukan terlatih untuk menahan perisainya kemungkinan kita dapat menang.
Kita akan mengirimkan Kartu AS, Mald, untuk mengalahkannya dengan peralatan terkuat. 
Ini hanyalah teori yang paling efektif.

"Ini..."

Kesalahan terbesar kalian! Dasar bodoh!
Maafkan aku, tapi sepertinya ekspektasi kalian terlalu tinggi.
Aku berhasil menghentikan yang kalian sebut dengan peralatan terkuat itu. Kurasa mereka tidak membayangkan aku dapat menahan pedang tersebut dengan tangan kosong.

Beberapa dokumen tentangku lainnya sepertinya sudah sedikit lama.

Isinya seperti informasi tentang belajar menggunakan Hengen Mosou agar dapat menyerang menembus pertahananku. Sayangnya, untuk mempelajari teknik tersebut sangat sulit, dan rencana tersebut tidak jadi dilakukan. Yaa, untuk mempelajari bela diri kau membutuhkan bakat dan banyak latihan.
Mereka tidak memiliki banyak waktu, jadi tidak mungkin orang yang memiliki ego tinggi dan haus akan kekuatan dapat mempelajari seni bela diri. Terlebih lagi, saat ini aku sudah bisa mengatasi serangan yang dapat menembus pertahanan.

Masih terdapat beberapa rencana alternatif lainnya, tapi pada akhirnya dia hanya menggunakan rencana yang merubah bawahanku menjadi budak Keadilan. Merepotkan sekali. Buatlah rencana yang lebih bagus lagi.

"Goushijin-sama, sepertinya ada yang aneh dengan tembok ini."
"Benarkah? Hancurkan!"

Bagaimana dengan menyelesaikan puzzle? Aku tidak peduli. Memang ada kemungkinan kalau terdapat kunci disekitar sini, tapi mencarinya akan sangat merepotkan.
Salah satu anggota Gereja Tiga Pahlawan kemungkinan memilikinya, dan aku tidak membutuhkannya.

"Baik~!"
"Kyua!"

Filo dan Gaelion berlomba untuk menghancurkan dinding tersebut. Dan sepertinya ada pintu rahasia didalamnya, dan di belakang pintu tersebut terdapat ruangan.

"Semakin banyak dokumen penelitian didalam sini."

Setelah memasuki ruangan ini, aku menemukan semakin banyak dokumen yang menumpuk.

"Apa ini? Membuat ulang... Senjata Legendaris?"

Aku membaca dokumen ini dari awal... Ini adalah file tentang senjata yang digunakan oleh paus sebelumnya.

Di dalamnya tertulis tentang biaya perawatan dan bagaimana memasukkan sihir ke dalamnya. Mereka mencatat semua masalahnya dari berbagai sudut pandang. Nampaknya, senjata ini adalah peralatan sejak zaman peradaban yang telah hilang, dan membuatnya kembali dengan alkemis di zaman modern cukup sulit.

Tetap saja, mereka berencana untuk memproduksi massal senjata ini. Pada akhirnya... Rencana ini gagal. Tetapi...

"Jika kita bisa menangkap seorang Hero untuk dijadikan objek percobaan... Penelitian ini akan berkembang dengan cepat?"

Setelah itu ada gambar tentang sesuatu yang dibawahnya tertulis... fragment senjata.

Sebuah gambar dari fragmen senjata Raja Iblis. Aku cukup yakin kalau Senjata Legendaris tidak bisa dihancurkan. Apa ada fragment seperti ini?

Dan lagi, kemana Si Zirah melarikan diri? Dia mungkin telah berhasil berjalan dengan mudah di tempat ini menggunakan kunci. Aku sudah cukup lelah dengan semua informasi ini. Aku akan meminta Ratu mengirimkan orangnya untuk memeriksa tempat penelitian ini nanti. Banyak sekali dokumen yang menumpuk membuatku muak.

Kemudian, kami meneruskan perjalanan, kami berjalan semakin dalam di laboratorium. Kami telah melewati beberapa tabung-tabung percobaan yang berisi cairan aneh, dan ada belati mengapung didalamnya. Sepertinya itu adalah bagaimana belati-belati tersebut diproduksi.

"Atla, apa kau bisa merasakan sesuatu?"
"Iya. Aura jahat... berasal dari dalam sana."

Atla menunjuk pipa yang terhubung dengan semua tabung-tabung ini. Sudah kuduga...

"Aura itu menjadi semakin kuat dari sebelumnya."
"Kemungkinan sumber asalnya ada di dalam sana."

Haruskah kita terus maju dan menangkap mereka semua? Kurasa Rat akan senang berada disini. Aku belum bisa menyiapkan dana penelitian yang besar untuknya, jadi mungkin Aku akan membawa beberapa alat disini dan menggunakannya di desaku nanti.

"Kyua!" Gaelion menarik jubahku dan melihat kedepan.
"Ada apa?"
"Diriku mencium aroma harta karun di dalam sana."
"Lupakanlah!"

Pada akhirnya dia tetaplah seekor dragon. Suatu saat nanti, aku juga memiliki selera yang sama dengannya. Meskipun aku tidak tahu bagaimana mereka bisa merasakan harta karun.

"Yeay. Kau membuat Goushijin-sama marah."

Dan Filo tetaplah Filo.

Ngomong-ngomong, saat kami sedang bercanda dan berbincang-bincang. Saat ini kami telah tiba di ruangan yang luas. Disana, Si Zirah sedang mengetuk-ngetuk batu persegi panjang seakan-akan itu adalah keyboard.

"Jadi kesinilah kau melarikan diri. Terima kasih karena telah membimbing kami kemari. Dan sebagai hadiahnya, aku akan memberikanmu hadiah yaitu liburan ke neraka."
"Kuu... Jadi kau sudah tiba disini Raja Iblis!"
"Cukup banyak jebakan yang menarik di sepanjang jalan, tapi kami telah menghancurkan mereka semua. Tidakkah kau mendengar kami mendekat kemari?"

Apa yang sedang dia lakukan?

Si Zirah tersenyum lebar dan meletakkan jarinya di keyboard batu.

"Tapi kau sudah terlambat. Kami telah berhasil menjalankan rencana kami yang sesungguhnya."

Melihat polanya, pasti ada sesuatu yang akan muncul kan?
Tepat seperti dugaanku, lantai dibelakang Si Zirah terbelah menjadi dua dan sesuatu muncul dari dalam tanah. Dari kelihatannya itu adalah tabung percobaan lainnya.

"Tuan Naofumi."
"Apa?"
"Disana. Ada aura pekat yang menyeramkan keluar dari tempat itu. Kurasa itu adalah sumber dari semua kejadian ini."
"Begitu..."

Apa yang akan keluar dari dalam tabung itu? Biasanya di situasi seperti ini, seekor monster raksasa mungkin akan muncul. Dan kemudian Si Zirah akan dimakan lalu monster tersebut akan mengamuk dan menyerang kami.

"HAHAHA." Aku mengabaikan Si Zirah yang sedang tertawa dan melihat ke arah tabung percobaan.

"Ap-"

Hero Panah, Itsuki. Sedang tertidur di dalamnya. Tapi dia terlihat sedikit aneh.

"Bufu!"

Matanya ditutupi dan mulutnya disumpal agar dia tidak dapat bersuara. Apa-apaan ini? Dia mungkin telah dipaksa untuk melakukan semua kejahatan ini. Fakta bahwa aku membayangkan skenario S&M membuatku mempertanyakan kewarasanku sendiri.
<EDN: Ehm, Sadist & Masocist, cari sendiri di google buat lebih detailnya :v>

Lagi pula, ini bukanlah kejadian yang indah. Aku ingin tertawa. Saat aku sedang memikirkan kemana dia sekarang, aku dapat menemukannya disini.

"I-Itsuki!? Apa yang terjadi denganmu!?"
"FUEEEEE!?"

Tidak seperti reaksiku, Ren dan Rishia terlihat tidak nyaman dengan situasi Itsuki. Tapi, kurasa reaksi mereka cukup tepat jika ada kejadian seperti ini. Dan jika ada Raphtalia disini, mungkin dia akan memarahiku sekarang.

"Apakah itu adalah kartu AS mu?"

Bukankah Itsuki seharusnya menjadi Hero palsu bagi orang ini? Apa dia telah kehilangan harapan dan memohon bantuan dari Itsuki? Kenapa Itsuki ada di dalam tabung percobaan itu?

"Sekarang bangkitlah! Waktunya bagimu untuk mengalahkan Raja Perisai Iblis!"




TLChopin
EDITOR: Bajatsu
PROOFREADER: Isekai-Chan

Hyakuren no Haou to Seiyaku no Valkyria Light Novel Bahasa Indonesia Volume 8 Chapter Prolog

Volume 8
Chapter Prolog


“Kau benar-benar yakin tentang ini kak? tidak akan menyesal dengan pilihan ini?” Suara Felicia terdengar hati-hati, dengan cara yang lembut, menekankan beban di balik pertanyaannya.

Bulan bersinar tergantung di angkasa, elips menyerupai jeruk besar yang terang. Saat ini tengah malam, dan di tengah pedesaan pedesaan, praktis tidak ada orang lain di sekitar.

Dengan smartphone Mitsuki menekan telinganya, Yuuto melihat langit dan kemudian menutup matanya. Mencoba merenungkan pertanyaan Felicia.

Beberapa gambaran lewat di depan matanya, masuk dan keluar dari dalam ingatannya.

Yuuto jelas menyukai Jepang, lebih jauh dari itu. Dia memiliki kasih sayang yang mendalam untuk Negeri ini. Dia enggan meninggalkannya. Bagaimanapun, ini adalah tanah yang telah menaungi dan membesarkannya selama empat belas tahun.

Tapi meski begitu...

Yuuto perlahan membuka matanya. Di depannya berdiri teman masa kecilnya, memberinya anggukan kuat yang meyakinkan.

Jika gadis ini bersedia berada di sisinya, dan jika itu demi melindungi keluarganya yang berharga, dia tidak akan ragu sedikitpun atas keputusannya.

"Itu benar," jawabnya. “Felicia, panggil aku ke duniamu lagi. Aku akan tinggal bersama kalian mulai sekarang.”

Di ujung lain saluran telepon, Felicia diliputi kebahagiaan, dia menangis tersedu-sedu. “...Oh, t-terima kasih... banyak... Kakak... ohh.. aahh.”

Sebelumnya, Felicia telah mengatakan kepada Yuuto bahwa dia akan menghormati keinginannya di atas apapun, dan itu bukan kebohongan, tetapi juga tidak ada keraguan tentang dia ingin Yuuto kembali ke dunianya jika memungkinkan.

Bahkan di hari ketika Yuuto masih tak berdaya juga tak berguna bagi orang-orang di sekitarnya, Felicia ada untuknya, bahkan memilih untuk menukar Sumpah Ikatan dengannya. Dia adalah seseorang yang selalu setia lagi patuh padanya.

Yuuto merasakan sudut mulutnya tertarik membentuk senyum lembut. "Yaa. Sejujurnya aku senang membayangkan bisa melihatmu lagi.”

"...Iya!" *hiks* “Aku juga. Kupikir… kupikir aku mungkin tidak akan pernah bisa melihatmu lagi..."

"Kita akan selalu bersama mulai sekarang."

"Baik!" Felicia menjawab, dengan gembira. "Kalau begitu aku akan segera memulai persiapan untuk ritual!"

“Ah, tentang itu. Um, aku juga ingin membawa Mitsuki bersamaku. Apakah kau pikir kau bisa melakukan itu?”



TL: Afrodit
EDITOR: Isekai-Chan 

Tate no Yuusha no Nariagari Light Novel Bahasa Indonesia Volume 19 : Chapter 9 – Hanya untuk Memastikan

Volume 19
Chapter 9 – Hanya untuk Memastikan


“Musuh bergerak dengan kecepatan luar biasa. Pertempuran sudah dimulai di pelabuhan! Musuh kuat yang memegang kapak akan mengamuk!” Lapor pria itu. Pelabuhan adalah tempat rumah Kizuna berada. Mereka menyerang di waktu yang tepat.

Musuh dengan kapak, huh... Itu segera membuatku teringat pada Armor.

“Aku tahu apa yang harus kulakukan,” Kata Itsuki pelan, berhenti bermain.

“Oke, Itsuki. Jika Mald ada di sana, kita harus pergi dan menghentikannya,” Kata Rishia, jelas berencana untuk bergabung dengannya. Bagaimanapun juga, mereka memiliki hubungan dengan pria tersebut. Armor itu seperti Bitch versi Itsuki.

“Tingkatkan keamanan di sekitar jam pasir naga. Kita juga akan berperang!” Kata L'Arc. Di bawah perintah raja, kami juga bersiap untuk berbaris dengan pasukan Kizuna. Memiliki pahlawan Holy Weapon dan Vassal Weapon yang mengambil bagian dalam perang bukanlah sesuatu yang bagus, tetapi musuh sudah menggunakan senjata seperti itu sendiri; kami tidak punya pilihan selain menanggapinya. Jika musuh bergerak ke arah sini, kami mungkin memiliki sedikit kelonggaran, tetapi yang kami butuhkan sekarang adalah mobilitas. Sayang sekali Vassal Weapon kapal belum ditemukan.

Namun, kami memiliki Vassal Weapon cermin. Itu memungkinkan kami untuk bergerak cepat ke mana saja dan sepertinya pertempuran akan dimulai, jadi itu sebuah keuntungan. Kami tidak sepenuhnya terjebak. Tapi aku masih membutuhkan cermin yang telah terdaftar untuk berpindah. Jika musuh menyadarinya, mereka bisa mulai menghancurkan cermin. Ada juga batasan jumlah cermin yang bisa aku daftarkan, jadi skill itu bukannya tanpa kekurangan.

"Bagaimana dengan wilayahmu, Naga Iblis?" Tanyaku.

“Aku tidak tahu. Mereka bergerak cepat. Aku merasakan kehadiran seperti Holy Weapon atau Vassal Weapon. Aku merasakan hal yang sama... panjang gelombang yang sama, bisa dibilang begitu,“ Jelas Naga Iblis.

“Timingnya terlalu sempurna. Ini pasti semacam operasi bersama,” Kataku.

“Sepertinya begitu. Mereka idiot, yang membuat mereka sulit dibaca. Seorang idiot akan selalu melakukan hal yang tidak terduga, ” Jawab Naga Iblis.

"Ada masalah dengan wilayahmu yang diserang, Naga Iblis?" Tanyaku. Wilayah Naga Iblis tidak memiliki penguasa sampai saat ini. Mereka juga merupakan tempat perebutan kekuasaan yang dahsyat, hanya menyisakan sedikit wilayah yang layak untuk direbut. Ini mungkin saatnya untuk mengambil alih wilayah itu, tetapi aku melihat sedikit manfaatnya—setidaknya dari kunjungan kami baru-baru ini.

"Tidak juga. Aku penasaran mengapa mereka tertarik dengan wilayahku, ” Renung Naga Iblis. Aku tidak akan senang jika kami mengesampingkannya, hanya karena itu benar-benar penting. Itu adalah sampah bagi kami, tetapi harta bagi mereka.

“Bisakah kau memberi tahu pahlawan mana itu? Itu bukan pria Harpoon, kan? ” Tanyaku.

“Kiddo, menurutmu pria Harpoon itu tidak ada di sini? Apakah kau mendengar laporannya? ” Kata L'Arc.

“Tapi mereka juga memiliki segala macam teknik aneh dan Vassal Weapon yang tidak diketahui. Mereka bahkan mungkin palsu. Belum lagi Vassal Weapon kapal masih hilang,” Kataku. Si wanita rubah saat menghadapi pasuskan Takt adalah contoh bagus dari apa yang kubicarakan. Tentu saja, jika Raphtalia bisa menggunakan sihir, maka kami bisa melakukan hal yang sama... dan Raph-chan juga.

“Itu benar,” Kata Ethnobalt. "Tidak ada yang bisa menandingi mobilitas dari kapal." Apakah kau perlu maju atau mundur dengan cepat, kapal itu memiliki mobilitas untuk mewujudkannya. Ketika aku memikirkannya dari sisi lain, jika musuh kami memiliki kapal, mungkin kami seharusnya berasumsi bahwa kami akan selalu ketinggalan start.

“Kita tidak tahu apa yang diinginkan musuh, jadi kita harus mulai dengan memastikan itu. Aku dapat bergabung dengan kalian secara instan menggunakan cermin. Jadi, L'Arc, bawa yang lain. Jika terjadi sesuatu, aku akan memanggil S'yne...” Aku baru saja akan memberitahunya untuk melapor ke L'Arc, tapi dia meraih lengan bajuku dan menariknya dengan keras, ekspresi ketidaksetujuan terpampang di wajahnya. Dia benar—jika mereka memasang jebakan, atau mengganggu komunikasi kami, kami mungkin tidak bisa bergerak seketika. Dia sendiri telah dicegah untuk menemui kami beberapa kali, jadi aku bisa mengerti ekspresi wajahnya.

"Kurasa kita tidak punya pilihan," Kataku. Aku ingin mempercayakan ini pada S'yne, karena dia adalah yang paling tidak terikat di antara kami semua, tapi aku juga tidak bisa mengabaikan ekspresi wajahnya. Karena lokasinya, kami juga tidak bisa menggunakan Skill Portal Rishia untuk mengawasi. Medan sihir di kastil Naga Iblis memotong penggunaan hampir semua skill teleportasi. Aku bisa menggunakan cermin, tapi selain itu, satu-satunya pilihan kami yang lain adalah jam pasir naga atau alat yang lebih khusus.

"Raph-chan," Kataku.

“Raph?” Tanyanya.

“Kau bisa mengetahui apa yang sedang terjadi, setidaknya sedikit, bukan?” Tanyaku.

“Raph!” Katanya dengan penuh semangat, mengangkat satu kaki seolah memberi hormat.

“Kalau begitu kami akan mempercayakan tugas ini padamu. Jika L'Arc dan rombongannya mendapat masalah, beri tahu kami,” Kataku padanya.

“Raph!” Jawabnya, naik dengan cepat ke bahu L'Arc dan melambai padaku.

"Naofumi, apakah kau akan pergi ke kastil Naga Iblis?" Tanya Kizuna.

“Hanya untuk memastikan semuanya baik-baik saja. Aku harus membawa Naga Iblis, Raphtalia, Filo, dan S'yne bersamaku. Ada lagi yang mau ikut?” Tanyaku.

"Kami akan ikut!" Kata Sadena.

"Ya, biarkan kami ikut," Kata Shildina.

“Aku ingin melindungi tempat ini di mana aku memiliki begitu banyak kenangan dengan semua orang, jadi aku akan menemani L'Arc,” Kata Ethnobalt, berdiri di samping mereka dengan buku di tangan. Rumah Kizuna berada di pelabuhan. Tak satu pun dari mereka ingin itu dihancurkan. Itu sudah menerima beberapa kerusakan selama serangan dari orang yang mencuri sabit L'Arc.

“Kau hanya akan memastikan semuanya baik-baik saja, kan? Maka pertempuran di sini lebih penting, ” Kata Tsugumi, Yomogi mengangguk. Jadi mereka juga tinggal di sini—artinya sebagian besar pasukan kami akan langsung menuju ke pelabuhan. Wanita tua Hengen Muso akan bersama dengan pria tua itu.

“Hanya tinggal kalian berdua, Kizuna dan Glass,” Kataku. Mereka berdua tetap diam. Kizuna tampaknya tidak yakin mana yang harus dia pilih. Dia melihat ke Glass dan kemudian ke arahku.

“Aku lebih khawatir tentang Naga Iblis, mengingat kita tidak tahu apa yang terjadi di sana,” Katanya.

"Hanya untuk memastikan, seperti yang kukatakan," Kataku. Sepertinya aku tidak memiliki cermin terdaftar tepat di mana pertempuran terjadi, tapi kami masih bisa kembali ke sini dengan cepat.

“Jika kau hanya ingin memeriksa semuanya dengan cepat, kami akan pergi bersamamu. Yang bisa aku lakukan dalam perang terbuka adalah mendukung dari belakang, ” Kata Kizuna.

"Aku setuju," Kata Glass. “Kita tidak tahu apa yang terjadi di wilayah Naga Iblis, tapi itu tidak akan memakan waktu lama jika kita hanya akan mampir.” Kedengarannya seperti mereka telah memilih gerakan misterius musuh kita daripada melindungi kenangan berharga mereka—mungkin berkat firasat seorang pahlawan.

"Waktunya berpindah," Kataku. Aku mengaktifkan skill perpindahanku ke arah cermin, membuka jalan langsung ke pelabuhan.

"Baik! Saatnya menyelesaikan ini!” Teriak L'Arc.

"Aku akan menggunakan aksesori ini untuk membuat mereka berganti sisi!" Kata Therese, dan kemudian seluruh pasukan mereka berangkat ke kota pelabuhan. Setelah mereka pergi, aku menggunakan cermin itu lagi untuk menyambung ke cermin di wilayah Naga Iblis.

“Saatnya kita bergerak juga!” Kataku.

"Baik! Mari kita selesaikan ini dan mengejar yang lain, ” Jawab Kizuna. Kami memasuki ke cermin.


Kami muncul dari cermin yang tergantung di ruang singgasana kastil Naga Iblis dan mulai melihat sekeliling.

"Begitu? Kita seharusnya cukup dekat. Ada sesuatu?" Tanyaku.

"Iya. Mereka sudah dekat. Mereka berhasil sampai ke gerbang. Jika kita lari, kita bisa menemui mereka di halaman. Namun, aku masih tidak yakin persis apa yang aku rasakan...” Naga Iblis terdiam.

“Kalau begitu kita hanya perlu pergi dan melihat-lihat,” Jawabku. Naga Iblis melakukan hal itu, mulai merapalkan sihir saat dia terbang di depan kami. Kami bergegas mengejarnya dan dengan cepat berhasil keluar ke taman. Kastil itu pada dasarnya adalah reruntuhan. Ada sedikit yang menghalangi pandangan.

Di situlah kami akhirnya menemukan orang yang telah menginvasi wilayah Naga Iblis. Yang kami temukan disini ada di sana.

“Wah, wah, wah.”

Suara tersebut membuat tujuan itu menghilang.

“─!” S'yne mencengkeram guntingnya erat-erat, gelombang amarah yang mematikan bergejolak darinya. Aku mengerti mengapa. Aku sendiri merasa sangat marah ketika aku mengangkat cermin dan bersiap untuk pertempuran. Kakak perempuan S'yne cukup jahat, tapi—

"Kau benar-benar menyebalkan!" Saat itulah Bitch secara bertahap turun dari kapal terbang. Dia memiliki seorang pria bermata tajam yang memegang harpoon dan sekelompok preman lain bersamanya.

“Yah, baiklah. Sepertinya kita tidak bisa memisahkan mereka sesuai dengan rencana. Seperti yang aku katakan. Ini adalah wilayah yang dikuasai Naga dan Iwatani. Kau tidak akan pernah akan bisa mengelabui mereka disini, dan itu adalah rencana bodoh, ” Kata kakak perempuan S'yne.

"Diam! Ini bukan waktunya untuk komentar seperti itu!” Bitch menoleh ke pria dengan tombak dan mendengkur seperti kucing. "Benarkah? Aku adalah sekutumu, sekarang dan selalu!” Seperti yang aku duga, dia telah menundukkannya.

“Itu benar, itu benar! Bagus sekali, Nona Malty! Tidak ada alasan bagimu untuk memperhatikan ikan trout tua yang dingin itu!” Suara ini berasal dari gadis lain — seorang pemandu sorak baru untuk Bitch, tampaknya. Aku harus bertanya-tanya di mana dia menemukan wanita-wanita ini. Sepertinya dia memiliki persediaan tak terbatas di suatu tempat. Wanita B II.

Bitch tertawa terbahak-bahak. Dia tampak dalam suasana hati yang baik. Aku menduga Wanita B sebelumnya telah dikirim ke pertempuran yang akan membunuhnya setelah gagal memenangkan hati Bitch.

Itu tidak masalah sekarang. Apa yang aku benar-benar tidak tahu adalah mengapa pria harpoon itu tampak marah kepada kami.

"Masa bodoh. Kita hanya perlu memusnahkan orang-orang ini, tidak peduli apapun yang terjadi, bukan? Secepat yang kita bisa!” Kata pria harpoon itu.

"Kau akan mendapat kejutan yang tidak menyenangkan jika kau berpikir ini akan semudah itu," Balasku. Ada sesuatu yang aneh tentang pria itu, seperti dia adalah binatang buas di pojok ruangan. Dia memiliki wajah seperti Takt ketika gadis utamanya terbunuh—atau Motoyasu ketika dia pertama kali mengetahui bahwa Raphtalia adalah seorang budak. Dia jelas terlihat siap bertarung.

Aku hampir tidak ingin bertanya. Itu tidak akan menjadi latar cerita yang mendebarkan, tidak dari apa yang telah kami alami sejauh ini. Tindakan terbaik adalah memancing informasi lain dari kakak perempuan S'yne yang suka mengumbar-umbar rahasia. Aku menatapnya dengan seksama, diam-diam memberinya sinyal, dan dia akhirnya menghela nafas dan mulai berbicara.

“Alasan kenapa aku bergegas ke sini adalah karena salah satu sekutu Pahlawan Harpoon akan segera mati, bahkan saat kita berbicara, terima kasih kepada Naga Iblis,” Jelas Kakak Perempuan S'yne.


"Kau mengklaim ini salahku?" Jawab Naga Iblis bingung. Aku penasaran apakah naga itu benar-benar tahu apa yang sedang terjadi. Beberapa saat kemudian, senyum jahat menyebar di wajahnya (jadi dia tahu apa yang sedang terjadi) dan dia mulai berbicara.

"Aku mengerti. Dulu, aku menyebarkan berbagai item terkutuk yang dibuat dengan hati-hati di seluruh dunia. Sekarang kau ingin memusnahkan kami untuk menghentikan salah satu kutukan itu,” Kata Naga Iblis. Aku kira ini akan seperti item terkutuk atau jebakan yang kau temukan di ruang bawah tanah dalam video game. Masuk akal bahwa dalam suasana nyata dibutuhkan semacam makhluk "raja iblis" untuk membuat hal-hal seperti itu.

"Kau benar-benar punya hobi yang buruk," Kataku.

“Rasa ingin tahu akan membunuh... yah, hampir semua orang. Aku tidak peduli ada manusia yang cukup bodoh untuk mati oleh salah satu pernak-pernikku,” Jawab Naga Iblis. Dia benar-benar memiliki filosofi untuk hidup yang tidak akan pernah sepaham denganku. Itu hampir menyegarkan betapa kecilnya kesempatan yang kami miliki untuk akur. Aku pasti bisa mengerti mengapa Kizuna dan yang lainnya masih menyimpan dendam. “Kau bahkan tidak bisa mematahkan kutukan pada level itu? Aku pikir kau memiliki kekuatan yang besar,” Teriak Naga Iblis.

"Bukan itu!" Teriak pemegang Vassal Weapon Harpoon. Tampaknya bukan itu masalahnya. Tapi untungnya dia melanjutkan tanpa permainan tebak-tebakan lagi. “Kuflika akan mati, semua berkat dirimu! Semua berkatmu!” Pemegang Vassal Weapon Harpoon menunjuk ke arah Naga Iblis dan kemudian melemparkan tombaknya dengan sekuat tenaga, mengambil inisiatif dengan menyerang terlebih dahulu.

"Formation One: Glass Shield!" Teriakku, menempatkan perisai kaca untuk menghentikan harpoon. Kaca pecah karena benturan. Harpoon dengan cepat kembali ke tangan penggunanya, sementara kakak perempuan S'yne menjatuhkan pecahan kaca yang terbang menyerang.

“Kuflika?” Tanyaku. Siapa itu? Meskipun aku buruk dengan nama, aku cukup yakin aku telah mendengar yang satu ini baru-baru ini.

“Aku telah menemukan sihir Kuflika! Itu ada di dalam dirinya! Di sana!" salah satu wanita di rombongan pria harpoon itu berteriak.

"Apa?!" Pria Harpoon itu mengarahkan niat membunuhnya ke arah Filo.

"Hah? Filo?” Kataku. Dia sepertinya juga tidak tahu mengapa dia menjadi sasaran.

“Kuflika adalah nama monster yang diusir dari Empat Raja Surgawi oleh Naga Iblis kemarin,” Kata Raphtalia mengingatkanku, melihat ekspresi bingung di wajahku sendiri.

"Oh, tentu saja," Kataku. “Kuflika of the Wind.” Yang disingkirkan sebagai raja surgawi karena tidak menjawab panggilan Naga Iblis.

“Yah, aku tidak bisa mengatakan aku mengharapkan ini,” kata Naga Iblis, akhirnya menyatukannya. “Kau datang sejauh ini demi mantan Heavenly King of the Wind, Kuflika? Bagus untukmu,” Ejeknya, mengepakkan sayapnya dan melayang-layang di udara.

“Jadi sekarang kau tahu,” Kata kakak perempuan S'yne. “Kuflika baru saja pingsan kemarin. Saat kami mencari penyebabnya, ternyata sihir yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidupnya telah terputus. Satu-satunya penjelasan yang mungkin adalah hilangnya kekuatannya sebagai salah satu dari Empat Raja Surgawi.” Kami mengerti mengapa mereka ada di sini sekarang, tetapi itu tidak mengubah fakta bahwa Kuflika ini hanyalah makhluk idiot yang bodoh. Dia harus mengetahui tentang apa yang akan dilakukan Naga Iblis jika dia mengabaikan panggilan itu. Jadi mengapa dia mengabaikannya?

“Aku datang untuk mengambil kembali semuanya untuk Kuflika!” Teriak pria Hrpoon itu. Sekarang sepenuhnya memahami fakta, Naga Iblis menghela nafas dalam-dalam... hampir terdengar sedih.

“Kalian orang-orang bodoh yang malang. Kekuatan itu adalah sihirku. Itu telah diturunkan dari generasi ke generasi ke masing-masing dari Empat Raja Surgawi dan terakumulasi di sepanjang jalan!” Kata Naga Iblis mengamuk.

"Lalu kenapa! Kekuatan itu milik Kuflika! Itu bukan milikmu!” Jawabnya.

“Menjadi salah satu dari Empat Raja Surgawi milikku berarti sepenuhnya setia kepadaku. Aku memiliki hak untuk memberikan propertiku sendiri kepada siapa pun yang aku suka, yang menjadikan kekuatan itu milikku, bukan milik Kuflika. Kau harus mendapatkan fakta yang benar, ” Jawab Naga Iblis kepada pria harpoon itu, terdengar sangat kesal karena semua kejadian ini. Bagiku ini seperti menghukum seorang pengkhianat, hanya untuk diserang oleh teman-teman pengkhianat itu karena telah menghukum mereka dengan benar. “Bukankah yang bermuka dua akan dihukum? Apakah tidak ada di antara kalian yang memerintah monster? Dan jika monster-monster itu tidak mematuhi perintah kalian, apakah kalian tidak menghukum mereka? Itu saja.”

“Diam, iblis! Kuflika akan mati semua karena makhluk mengerikan sepertimu! Aku tidak akan pernah menerima ini!” pria harpoon itu membalas. Dia terdengar seperti protagonis dari cerita yang sangat berbeda dariku. Aku sudah lupa berapa kali aku menghadapi lawan yang meneriakkan retorika semacam ini. Kami selalu diperlakukan seperti orang jahat oleh mereka. Itu membuatku muak.

"Betul sekali! Aku juga tidak menerima ini!” Kata Bitch, menemukan—seperti biasa—hal yang paling menyebalkan untuk dikatakan. Matanya tertawa. Dia tidak memiliki simpati sungguhan untuk pria ini atau penderitaan temannya. Naga Iblis hanya tertawa.

“Aku tidak membutuhkanmu untuk menerima apapun. Lagi pula, apa yang kau coba lakukan di sini, saat aku tidak ada?” Naga Iblis melihat ke arah kakak perempuan S'yne, kemungkinan menganggap dia akan memberikan jawaban yang lebih baik.

“Biarkan aku menjelaskannya untukmu,” Kata Kakak perempuan S'yne tapi kemudian melemparkan sebuah bola seperti yang dia gunakan terakhir kali kami bertarung.

“Oh... Aku telah dipanggil untuk... gyah-gyah!” Dari bola itu muncul makhluk yang tampak seperti Naga Iblis besar berwarna ungu. Itu memiliki jenis perangkat yang sama di sekitar dadanya seperti artificial behemoth yang kami hadapi selama pertemuan terakhir kami. Sayapnya juga memiliki tampilan mekanis. Desainnya seperti sesuatu dari game membesarkan monster di dunia virtual yang pernah aku mainkan sekali. Jika aku harus memberi nama benda itu, "Naga Sihir Logam" terdengar bagus. 
<TLN: Referensinya dalah Drag*n C*ty>

“Aku adalah Naga Iblis sejati. Gyah-gyah,” Kata Naga Sihir Logam itu. Makhluk merepotkan lain, dan kali ini bisa bicara. Mereka semakin meningkatkan teknologi mereka, jelas. Kami selalu menjadi lebih kuat, jadi masuk akal jika musuh kami juga demikian, tapi aku agak berharap mereka akan menghentikannya.

“Hanya keuntungan lain dari rencana monster buatan milik kami. Yang ini sangat berbeda dari prototipe yang kau lawan terakhir kali, tentu saja,” Kata kakak perempuan S'yne. Ini adalah perkembangan lebih lanjut—atau mungkin bentuk akhir—dari artificial behemoth yang kami lawan sebelumnya. Itu adalah monster buatan manusia dengan Holy Weapon di dalamnya. Itu akan menunjukkan bahwa yang satu ini mungkin memiliki Holy Weapon di suatu tempat di dalamnya juga. Aku benci memberi pujian kepada musuh kami, tetapi mereka telah menemukan sesuatu yang kuat di sini. Bahkan mungkin ada baiknya memberi tahu Rat tentang ini, wanita yang meneliti monster di wilayahku sendiri. Meskipun dia tidak mungkin peduli hanya dengan mereplikasi karya orang lain, akan lebih baik jika dia mencoba dan menyalinnya.

“Jika sekutu kami, Naga Iblis baru ini, mewarisi wilayah ini, dia bisa mengembalikan kekuatan Kuflika! Itu sebabnya kau harus mati! Ini akan menjadi pertempuran terakhir!” teriak pria harpoon itu. Jelas kepalanya sudah berhenti berpikir. Itu juga bukan pertama kalinya aku mendengar omong kosong "pertempuran terakhir". Aku berharap ini akan menjadi pertempuran terakhir.

“Fragmen Kaisar Naga yang dimiliki teman Pahlawan Harpoon... atau begitukah kau menyebutnya? Kami menggabungkannya dengan fragmen yang kami kumpulkan dari daerah lain dan membuat ini,” Kata kakak perempuan S'yne kepada kami.

“Aku akan melakukan apapun untuk menjadi kuat—bahkan memanfaatkan teknologi manusia untuk mendapatkan kekuatan spirit, seperti ini. Datangnya zaman baru sudah diramalkan! Gyah-gyah!” Naga sihir logam mulai berbicara lagi dengan nada yang terdengar sangat mirip dengan Naga Iblis. Kemudian dia mengeluarkan sihir pada dirinya sendiri, berubah menjadi gadis berpenampilan mekanis dengan sayap baja. Dia berpindah ke pria harpoon dan mulai mendengkur, mengejek Naga Iblis. Aku pernah melihat tindakan yang sama dengan Kaisar Naga milik Takt.

“Menyedihkan. Aku malu pernah berpikir kehadiranmu terasa seperti milikku. Menggunakan fragmen yang kuberikan pada Kuflika dan bawahannya untuk parodi semacam ini? Aku akan kehilangan akal sehatku karena marah,” Balas Naga Iblis. Kedengarannya seperti dia telah melakukan berbagai cara untuk menghidupkan kembali dirinya sendiri. Kami mungkin seharusnya bisa mengatasi itu semua. Masuk akal jika Empat Raja Surgawi memiliki fragmen Naga Iblis. Kami bahkan berpikir bahwa pemegang Vassal Weapon harpoon juga melakukan sesuatu dengan fragmen Naga Iblis!

Naga Iblis memancarkan aura hitam, marah pada sikap Naga sihir logam. Pada saat yang sama, Naga sihir logam itu memelototi Naga Iblis bentuk naga.

“Berpihak pada orang-orang kafir ini yang akan mencemarkan Holy Weapon. Tidak ada batasan untuk kebodohanmu, ” Ejek Naga Iblis.

"Bisakah kau memihak dan memilih bagaimana kau menjadi lebih kuat?" Teriak naga sihir logam. “Mungkin kau bisa—itu akan menjelaskan mengapa kau membuat dirimu terbunuh. Waktunya telah tiba untuk menerima zaman baru ini, gyah-gyah.”

“Bungkam mulut busukmu,” Jawab Naga Iblis. “Sampai-sampai bagimu untuk berbicara tentangku dengan cara seperti ini... bahkan Kaisar Naga kecil lainnya akan melihat betapa bodohnya dirimu.” Kedengarannya seperti dia berbicara tentang Gaelion. Aku menyadari semua ini sebenarnya mirip dengan pertempuran Gaelion sebelumnya. Dia telah melawan Kaisar Naga milik Takt dengan kekurangan inti yang signifikan jika dibandingkan dengan lawannya. Kizuna dan sekutunya masih memegang sebagian besar inti Naga Iblis saat ini. Dan sekarang naga ini menghadapi lawan yang diciptakan dari pecahan Naga Iblis yang diperoleh dari Kuflika.

“Kalian semua sangat suka berbicara, bukan?” Kata Bitch. "Bisakah kita segera bertarung?"

"Kau adalah orang yang sangat suka berbohong!" Balasku.

"Apa itu tadi?! Beraninya kau berbicara dengan Lady Malty seperti itu!” Wanita B II langsung melompat untuk melindungi Bitch. Aku hanya ingin menamparnya dan menyuruhnya menjauh dari sini. Ini semua sangat menyebalkan. Aku memutuskan untuk mencoba dan mengabaikannya.

"Kami akan menghancurkan invasi pengecutmu!" Teriakku. Aku tentu tidak mengharapkan musuh muncul seperti ini. Harapan yang tak terduga, begitu kata mereka. Tapi ini juga tampaknya bukan langkah yang direncanakan dari pihak mereka. Mereka baru saja menggunakan cara apa pun yang mereka miliki untuk bergegas ke sini.

“Boo! Jika kita kalah, aku tidak yakin aku akan menyukai apa yang terjadi padaku!” Kata Filo.

"Yah, aku setuju. Kau pasti akan mendapatkan perlakuan yang tidak adil,” Kataku. Lagipula Filo mengambil kekuatan dari salah satu sekutu mereka. Aku tidak berencana untuk kalah—kami tidak akan kalah—tetapi jika kami kalah, Filo akan berakhir seperti Kuflika sekarang.

Dunia ini terus menimbulkan masalah bagi Filo.

"Ara. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, Shildina, ” Kata Sadeena.

"Aku juga tidak." Paus pembunuh bersaudari mungkin tidak mengerti apa yang sedang terjadi, tetapi mereka berdua siap untuk bertarung. Aku perlu memberi Kizuna dan Glass sedikit lebih banyak dorongan — benar-benar memastikan negosiasi sepenuhnya berantakan.

Aku tahu apa yang akan dipikirkan orang ini, dan ada sesuatu yang ingin aku coba untuk sekarang.

“Mari kita bernegosiasi. Jika kalian benar-benar peduli dengan Kuflika ini, lepaskan vassal weapon harpoon dan akhiri aliansi kalian dengan pasukan lain ini. Maka kami akan menjamin kehidupan Kuflika,” Kataku.

"Bagaimana mungkin aku akan mempercayai kata-kata sampah sepertimu!" Balasnya, terdengar sangat mirip dengan Motoyasu—dan memberikan jawaban yang persis seperti yang kuharapkan.

“Sampah, katamu? Dan apakah kau bersenang-senang bermain sebagai pahlawan, Tuan yang direinkarnasi?” Kataku kesal. Sebuah kerutan muncul di wajah pria harpoon, kebingungan dan keraguan mengalir di matanya. Orang-orang ini tidak memiliki poker face. Serang mereka dengan rahasia mereka yang paling penting dan mereka akan menunjukkan segalanya kepadamu. “Sepertinya aku benar tentangmu. Maaf, tapi kau tidak bisa mengubah dunia ini menjadi kotak mainanmu,” Kataku.

"Diam! Ini semua akan berakhir setelah kami menang! Jika kau kuat, kau bisa melakukan apapun yang kau suka!” Katanya mengamuk. Itu dia. Hal yang paling cocok untuk ‘yang kuatlah yang menang’ satu sisi. Begitu kami menendang pantatnya, dia masih akan mengeluh, aku bisa menjamin hal itu.

Lagi pula, aku tidak punya waktu lagi untuk bermain dengan mereka. Mencoba berdisuksi dengan mereka tidak pernah berhasil sebelumnya, dan akan jauh lebih mudah untuk membunuh mereka di sini. Aku tahu itu adalah pemikiran yang berbahaya, tetapi itu tidak menghentikanku. Ada beberapa konflik di dunia yang tidak bisa diselesaikan dengan diskusi.

“Oh, Kuflika, kau makhluk yang malang.” Ejek Naga Iblis sambil tertawa. “Sepertinya orang yang telah kau sumpahi kesetiaan barumu tidak mau menyerahkan apa pun untuk menyelamatkanmu sama sekali.”

"Diam! Naga Iblis jahat!” Balas pria harpoon itu. Tapi dari raut wajahnya, aku menduga bahwa dia mungkin telah tersinggung.

“Naofumi yang manis, ada seseorang di sana yang memegang ofuda dan tampak aneh,” Lapor Shildina. Kami memiliki pemegang Vassal Weapon harpoon, Bitch, dan kakak perempuan S'yne... dan sekarang seseorang yang memegang semacam ofuda hitam legam dan berdiri di depan Vassal Weapon kapal. "Sebuah ofuda," aku hampir berteriak! Apakah itu senjata suci lainnya? Mereka telah melakukan banyak hal untuk pertempuran ini.

Yang memegang ofuda adalah seorang pemuda tampan. Bukan tipe orang yang benar-benar kau lihat di sekitarku. Mungkin seperti L'Arc, tapi lebih muda—atau Motoyasu saat masih SMA.

“Di sinilah aku mempertaruhkan klaimku! Demi hutang yang harus kubayar! ” Teriak pria ofuda.

“Ya, itu benar,” Kata kakak perempuan S'yne. “Tolong lakukan yang terbaik.”

"Tentu saja! Aku akan membayar hutangku kepada ‘sang kuasa’ dengan mengalahkan musuh-musuh ini dalam pertempuran!” Jawab pemuda itu. Dia tampak seperti anak yang sangat polos... Mungkin kami bisa mennyadarkannya, setidaknya. “Kita akan membawa para perempuan itu hidup-hidup, tentu saja. Mereka semua berkualitas tinggi... Mereka akan menjadi persembahan sempurna.” Oke, jadi aku berbicara terlalu cepat. Dia melihat Kizuna dengan tatapan jahat di wajahnya. Lupakan orang ini juga, kalau begitu. Dia jelas tersesat dalam pengabdian buta kepada seseorang di sisi lain. Tidak ada yang lebih sulit daripada meyakinkan seseorang untuk mengubah pandangan mereka ketika mereka sudah tahu bahwa mereka melakukan hal-hal jahat.
<EDN: Untuk saat ini belum diketahui siapa itu ‘sang kuasa’, dan mungkin akan mengalami pergantian kalau sudah diketahui.>

“Bagaimana dengan L'Arc dan yang lainnya?” Tanyaku.

“Yah, yah, yah, aku memang ingin fokus pada mereka, tapi di sinilah kita. Kami mengirim banyak orang untuk bermain dengan mereka. Setelah bencana terakhir kali, aku memerintahkan mereka yang tidak bisa bermain baik untuk membuat kekacauan di tempat lain,” Jelas kakak perempuan S'yne. Kedengarannya seperti dia berbicara tentang Armor. Bitch masih di sini, yang tampak seperti kelalaian bagiku. “Kami telah mengerahkan monster yang membawa Holy Weapon ke sana juga, bersama dengan pemegang Vassal Weapon dari dunia lain,” Lanjut kakak perempuan S'yne. Aku bersumpah dalam hati. Mereka tidak menahan diri kali ini. Mereka mungkin terburu-buru dalam hal ini, tetapi mereka mengeluarkan semua senjata besar mereka.

"Bisakah Raph-chan berhasil?" Aku bertanya-tanya dengan lantang. Aku memikirkan C'mon Raph, dan sebuah tanda silang muncul di atas ikon Raph-chan. Sepertinya dia bisa datang tapi tidak bisa saat itu juga. L'Arc dan Itsuki sepertinya juga menghadapi pertarungan yang sulit.

"Kau tampaknya menjadi cukup percaya diri karena mengalahkan beberapa artis jalanan terakhir kali," Kata Bitch. "Aku punya sesuatu yang akan membunuhmu hari ini!" Dia menunjukkan apa yang tampak seperti cambuk. Dia tampak seperti anak kecil yang sedang memamerkan mainan favoritnya. Aku pernah melihat cambuk itu sebelumnya! Itu adalah yang digunakan Takt. Mereka bahkan memiliki Seven Star Weapon cambuk! Dan mereka memberikannya pada Bitch? Serius!

Ini mungkin alasan dia selalu tertawa. Aku tidak bisa lepas dari perasaan bahwa kami akan digiling.

“Melawan musuh yang bisa meniadakan atau bahkan memantulkan sihir, kami pikir dia bisa lebih bersemangat jika menggunakannya,” Kata kakak perempuan S'yne. Tapi dia tidak terlihat senang dengan keputusan itu. Seven Star Weapon disia-siakan pada Bitch, tentu saja. Yang dia lakukan hanyalah bertahan dan menyerang dari belakang, seperti sebelumnya, tetapi sekarang dengan cambuk.

“Mereka tidak menahan diri kali ini. Kalau begitu, kita harus menyelesaikan ini dengan cepat, ” Kata Naga Iblis, melayang di depan kami dengan tangan bersilang, lalu menatapku.

“Hah. Orang bodoh yang malang. Aku memiliki Holy Weapon di tubuhku, yang telah ditingkatkan oleh hampir semua metode peningkatan kekuatan yang berada dunia ini. Apakah kalian pikir bisa mengalahkan itu? Gyah-gyah!” Teriak naga sihir logam. Itu adalah beberapa informasi baru yang buruk untuk diterima pada saat ini juga. Mereka memiliki semua metode peningkatan Holy Weapon dan kemungkinan peningkatan dari enam Vassal Weapon juga. Kami tidak tahu apakah Miyaji telah memberi tahu mereka tentang metode peningkatan kekuatan alat musik, tetapi aman untuk menganggap mereka juga mengetahuinya.

Sementara itu, kami memiliki satu Holy Weapon dan tujuh Vassal Weapon. Jika kami memperhitungkan tingkat peningkatan senjata suci sebagai tiga kali lipat, mereka memiliki delapan belas dan kami memiliki sepuluh. Masalahnya adalah bagaimana cara menutupi kesenjangan delapan poin itu.

Rasanya seperti kesenjangan yang terlalu besar, jujur saja. Aku tidak benar-benar mendasarkan pengganda peningkatanku pada apa pun selain firasat di sana, jadi Vassal Weapon mungkin lebih baik dari itu... tetapi aku juga berpikir bahwa mundur mungkin menjadi salah satu pilihan. Jika kami menganggap bahwa semua senjata yang kakak perempuan S'yne pegang telah menerapkan metode peningkatan kekuatannya, itu hanya akan membuka celah lebih jauh. Kecuali kami bisa mengisi celah itu dengan sihir pendukung yang kuat, sepertinya tidak ada cara untuk memenangkan pertempuran ini.

“Hah. Orang bodoh yang malang! Itu kata-kataku. Berpikir kau bisa menang seperti ini... Aku akan menunjukkan kepadamu seperti apa sebenarnya rasa lapar akan kekuasaan itu!” Mungkin Naga Iblis punya semacam rencana, karena dia tidak mundur selangkah pun. “Dengarkan suara Holy Weapon dan ketahui penderitaan Vassal Weapon. Kau tidak dapat mendengar rasa sakit dari spirit? Kau tidak layak menyebut dirimu naga. Kembalilah padaku dan jadilah bagian dari naga sejati lagi.”

“Itu kalimatku, gyah-gyah!” Balas Naga sihir logam itu.

“Untuk Kuflika! Kami akan mengalahkanmu!” pemegang Vassal Weapon harpoon berteriak pada Naga Iblis dan Filo, dengan semua sekutunya bergabung. Keduanya adalah target utama mereka di sini.




TL: Hantu
EDITOR: Isekai-Chan
PROOFREADER: Bajatsu