Chapter 92. Hero Pedang & Rekanku
“Goshujin-sama, selamat datang~”
Setelah kembali menuju penginapan yang berada di pulau utama, Filo memberi salam kepadaku di pintu masuk penginapan.
“Aku pulang. Bagaimana?”
“Nn~... Umm sebenarnya. Onee-chan sedang marah.”
“Kenapa lagi.....”
Aku bingung apa alasannya-... Ketika aku sedang berburu bersama rekannya Ren, aku sudah punya firasat yang mengganjal.
Aku masuk kedalam penginapan dengan ragu-ragu.
Disana Aku melihat Raphtalia, sedang duduk menungguku ditempat yang sama seperti waktu Motoyasu kemarin.
“Dimana Ren?”
Aku berguam sambil melihat sekitar.
Saat aku menanyakannya, dari pintu terdengar Ren yang sedang berjalan kemari.
Haruskah Aku mendengarkan apa yang dikatakannya sebelum Aku mendengarnya dari Raphtalia?
“K-Kau...”
Ren melihatku dan raut wajahnya yang menjadi seram.
“Rekanmu itu sebenarnya apa? Mereka tidak mendengarkan perintahku dan pergi menuju tempat berburu tanpa seizinku.”
Apa-apaan itu? Ia berbicara layaknya seorang korban.
Jika Ren menyalahkan dia, maka Raphtalia bukan orang yang menyebabkan masalah tanpa sebab.
“Jika kau tidak keberatan, Aku akan menjelaskan semua masalah yang terletak pada kebijakan pelatihanmu.”
Aku putuskan untuk mendengarnya bersama dengan Raphtalia.
Aku sedang tidak mau mendekati Raphtalia, jadi Aku hanya akan memanggilnya saja.
“Heeei.”
“Naofumi-sama! dan.....”
Ketika Raphtalia melihatku dia langsung tersenyum, namun seketika senyuman itu berubah menjadi amarah, ketika dia melihat Ren, dan bulu ekornya ikut tegang.
Menurutku dia tidak semarah ini ketika dengan Motoyasu kemarin.
“Apa yang sebenarnya kau lakukan?”
Ini tidak sesimpel waktu Raphtalia marah kepada Motoyasu.
Jujur saja, Aku sedikit penasaran untuk mencari tahu apa yang membuat Raphtalia semarah ini.
“Mana kutahu, dia melakukan segalanya sesuai keinginannya.”
“Sesuai keinginannya? Jangan bercanda kau!”
Ketika Raphtalia mendekat dan mendengar komplainnya Ren, dia menyelanya.
“Dia ini—“
Inilah penjelasan Raphtalia.
Setelah Aku pergi, Raphtalia merasa gelisah ketika menunggu Ren datang, itu karena masalah Motoyasu sebelumnya.
“Hari ini ada yang datang lagi?”
“Iya, orang yang akan datang hari dipanggil Ren-sama, dan sama seperti Naofumi-sama dia itu seorang hero juga.”
“Hmm.”
Lebih awal dari Motoyasu, Ren muncul di ruangan tersebut.
“Aku masuk.”
“Silakan.”
Setelah mengetuk pintu, Ren masuk ke dalam ruangan.
Kesan pertama, Ren terlihat lebih tenang dibandingkan dengan Motoyasu.
Sepertinya, Ren tidak banyak omong.
“Pertama-tama Aku akan memperkenalkan diriku. Namaku Amaki Ren, dan dikenal sebagai Hero Pedang. Mohon kerja samanya untuk dua hari kedepan.’
“Mohon kerja samanya. Namaku Raphtalia.”
“Firo.”
Ren mengayunkan tangannya dan melihat Raphtalia dan Filo dari ujung kepala sampai ujung kaki.
Suasana canggung menyelimuti mereka.
“Anu.....”
“Level?”
“Apa?”
“Beri tahu Aku levelmu.”
“Ah, baik Aku level 42. Filo juga sama.”
“Ya.”
“42 yah.... berarti tidak mungkin ya?”
“Eh?”
Raphtalia tidak mengerti apa yang ia maksud dengan mengatakan ‘tidak mungkin’ secara tiba-tiba.
Rekannya Ren juga sama, mereka tidak menanyakan penjelasan padanya.
Mungkin mereka sudah terbiasa karena sudah bersamanya dalam waktu yang lama.
Ya karena mengikuti prinsip efisiensiku.... Raphtalia mendengarkannya dengan baik.
“Ya sudah, ayo kita menaikkan level kita sekarang.”
Ren yang mengatakan itu sambil mengirimkan undangan party kepada Raphtalia dan dia menerimanya.
“Sebelum kita pergi, belilah obat yang diperlukan.”
“Ah, Iya.”
Walaupun Ren blak-blakan, Raphtalia tetap menjawabnya karena mereka akan menaikkan level.
Karena Aku sudah membagikan obat, jadi sudah tidak perlu membelinya, kemudian mereka sampai di pulau yang dituju.
“Baiklah, akan Aku putuskan seberapa jauh kalian dapat bertarung. Aku akan menilainya sambil berjalan.”
“Iya....?”
Raphtalia merasa tidak nyaman akibat perkataan Ren tadi.
Kemudian, mereka melawan monster yang muncul dari sisi gunung pulau itu.
“Hmm... ya, level monster disini seharusnya cocok.”
“Walau sedikit tangguh...”
“Teei!”
Efek dari Kenaikan Kelas, serangan Raphtalia dan Filo bertambah dengan baik.
Dan hasilnya, beberapa monster terasa lemah.
Dan nyatanya, monsternya dibantai dengan sekali serang saja.
Apa maksud dari levelnya cocok? Sungguh, apa ini mungkin sesuatu yang bisa kau bandingkan dengan pengalaman bermain game?
“Tempat ini cocok untuk level 40. Kalian lanjutkan menaikkan level kalian disini, Aku akan menuju tempat lain. Ya, kalian terlihat cukup kuat walau kalian level 40.”
Dengan meninggalkan pesan itu, Ren berlari menjauhi party.
Kalimat terakhir sedikit tidak diperlukan. Jika ini game online, Aku akan kembali.
“Ah, tunggu—“
“Aku akan kembali ketika malam tiba. Terus bertarung sampai aku kembali. Kumpulkan sisa monsternya juga.”
“B-baik....”
Walaupun monsternya lemah, tapi mereka masih mendapatkan EXP yang berlimpah, jadi Raphtalia terus melanjutkan pemburuannya.
Ketika malam tiba, Ren kembali dan menyerap semua sisa monster yang Raphtalia kalahkan kedalam pedangnya.
Raphtalia sedikit merasa hasil buruannya dicuri begitu saja.
Apa dia NPC? Coba hargailah orang lain.
“Anu....”
“Ada apa?”
“Apa kita tidak akan bertarung bersama?”
“Levelmu masih belum memadai untuk bertarung. Ini hal yang umum bagi yang lemah untuk berusaha mengejar yang kuat.”
....... Raphtalia merasa tersakiti oleh perlakuan Ren.
Apakah pengetahuan umummu sedikit aneh?..... Aku rasa ada jurang dalam yang memisahkan pengetahuan umumku dengan Ren.
Jika itu Aku, maka Aku akan bertempur bersama mereka kemudian memperkuat mereka.
Tapi, dalam game online ada batasan untuk seseorang yang levelnya berbeda jauh, akan tetapi didunia ini tidak ada batasan seperti itu.
Jika tidak, ketika Filo masih kecil maka dia tidak bisa menaikkan levelnya secepat ini.
Pada akhirnya, mereka masuk ke penginapan dan makan malam disana.
“Baiklah, Aku pergi dulu untuk menaikkan level lagi. Sampai nanti.”
Setelah Ren mengatakan itu, ia pergi secepat kilat.
Setidaknya itu menandakan ia rajin didunia ini.... Raphtalia meyakinkan dirinya untuk beristirahat.
Jadi, di pagi hari besoknya.
“Sekarang kau level berapa?”
“Sekarang, Aku level 48.”
Kemarin Raphtalia dan Filo sudah naik level setelah bertarung.
Oh iya, walau mereka tidak se-party denganku, peningkatan pertumbuhan masih bekerja karena Aku pemilik mereka.
“Ya..... ini mungkin agak sulit....”
Ren melihat keatas dan bergumam pada dirinya sendiri sebelum memberikan jawaban.
“Ayo kita menjelajah lebih dalam. Hari ini kita akan mengalahkan monster bersama-sama.”
“I-Iya.”
“Iya~!”
Diam-diam Raphtalia merasa senang akhirnya dia bisa bertarung dengan monster yang lebih kuat.
Tapi sebelum satu jam berlalu dia menyadari kalau itu kesalahan besar.
Dalam perjalanan, Ren menanyakan mantra sihir dan skill yang bisa digunakan oleh Raphtalia dan Filo.
Jadi Raphtalia menjelaskan mantra ilusinya, dan Filo menjelaskan serangan pamungkasnya.
“Hmm..... Ada skill yang sama, apa nama skillnya asli?”
“Hah?”
“Tidak.”
Selagi melewati pegunungan, mereka memasuki pedalaman yang berada di tengah pulau tersebut.
Muncul monster besar berkepala satu dengan nama Karma Dog Familiar.
Ini terlihat seperti monster bertelinga panjang, dan mirip seperti anjing hitam berukuran besar.
Monster itu bisa membuat trauma Raphtalia kambuh kembali.
“Baiklah! Kalian, bertarung sesuai perintahku!”
“Baik!”
“Apa yang akan kita lakukan—
“Pertama, tarik perhatian monster itu dan hindari serangannya. Kemudian, gunakan serangan pamungkas kalian padanya!”
Strategi yang sangat ceroboh.
Serang! Hantam! Menang! Tidak ada perubahan sedikitpun.
Raphtalia menyerah dalam menyerang Karma Dog Familiar dengan rencana diatas dan menghindar begitu saja.
Tetapi, Ren sudah menghindar dari awal, jadi dia harus menghindar ke tempat yang lain.
“Jangan terlalu dekat denganku! Pikirkan tempat lain!”
“B-baik!”
Jika Aku berada disana maka Aku akan memujinya, selagi Aku memikirkan itu, Raphtalia dan Filo menarik perhatian musuh dengan cepat.
Berkat Ren yang belum pernah bekerja sama dengan mereka, penempatan tempo mereka tidak sesuai, dan perintahnya mengutamakan menghindari serangan musuh.
Dan hasilnya, waktu bertarung terus bertambah, dan pertarungan dengan Karma Dog Familiar terus berlanjut walau mereka kelelahan.
Dalam pertarungan, Filo berkonsentrasi untuk mencoba mengeluarkan serangannya yang disebut High Quick.
“Meteor Sword!”
“Ah--! Menyingkirlah--!”
Ketika Filo meluncurkan serangannya, Ren muncul di hadapannya.
Dan oleh sebab itu, dia terpaksa mengubah arah dan serangannya gagal.
Karma Dog Familiar meraung dan menyerang Ren.
“Sial, seranganku terlalu dangkal! Apa yang kau lakukan!? Cepat bertarung!”
“Fue--...?”
“... Illusion Sword.”
Raphtalia menggunakan skill spesialnya dan menyembunyikan dirinya untuk menyerang Karma Dog Familiar dari belakang.
Tapi.
“Tch!”
Ren gagal menebaskan serangannya lalu menghindar menuju Raphtalia, sambil mendecakkan lidahnya.
“Ke-kenapa kau datang kesini!?”
“Coba pikir sendiri!”
Tak lama kemudian Karma Dog Familiar terkalahkan.
Tidak perlu dibayangkan lagi. Bukan hanya Raphtalia, tapi Aku juga merasa kesal dengan mendengarkan ceritanya saja.
“Ya ampun, ketika kalian bertarung, perhatikan sekitarmu! Kalian harusnya fokus dalam menarik perhatiannya saja!”
Sambil memastikan kematian Karma Dog Familiar, Ren memberi tahukan itu kepada Raphtalia.
Dalam sekejap, kesabaran Raphtalia menghilang.
“Lihat sekitar? Seharusnya itu kau!”
Setelah melihat Ren bertarung, Raphtalia menjelaskan semuanya.
Pada dasarnya, Karma Dog Familiar yang dilawan Ren termasuk monster bos-class yang sulit dikalahkan.
Dan juga, dalam pertarungan, Ren hanya fokus bertarung sendirian.
Monster bos itu hanya mundur sedikit dengan tendangan Filo.
Dalam analisis Raphtalia yang sesungguhnya, monster itu sudah lebih kuat dari Dragon Zombie.
“Kau sendiri yang lemah dalam membuat strategi. Kau sendiri yang menyuruh kami untuk menghindari serangan musuh dan gunakan serangan pamungkas kami padanya. Tapi, kau terus menghalangi kami!”
“Strategiku tidak mungkin salah. Itu hanya karena kalian yang lemah.”
“Jangan bercanda! Aku sudah menjelaskan serangan pamungkas kami dengan baik! Namun, mengapa kau terus menghalangi kami!?”
“Aku tidak menghalangi siapapun! Kalian hanya perlu menarik perhatian musuh saja.”
“Terus kenapa kau tidak menjelaskan itu!?”
“Dengan melihat saja kau harusnya sudah tahu.”
“....Sudah cukup!”
Kesabaran Raphtalia sudah mencapai pada batasnya.
“Kita tidak cukup kompak dalam bekerja sama, sudah tidak mungkin kita bisa bertarung bersama-sama dengan mudah!”
“Itulah mengapa Aku menjadi penyerang, untuk mengalahkan monster ini—“
“Jujur saja, kau itu hanya penghalang!”
Raphtalia dengan sendirinya meninggalkan party dan mengajak Filo juga.
“Ap--- kau, apa yang kau lakukan tanpa seizinku!”
“Diam saja kau!”
Sambil menembus rerumputan, muncul Karma Dog Familiar lain.
Raphtalia membuat party bersama Filo yang mengikutinya.
Kemudian, Raphtalia dan Filo membunuh Karma Dog Familiar kedua dalam waktu satu-pertiga lebih cepat dari pertarungan bersama Ren sebelumnya.
“Sebaiknya kita pergi sekarang. Karena ini tidak akan efisien untuk kami.”
Dengan kata sarkasme itu, Raphtalia pergi bersama Filo dan bertarung sampai malam.
Sambil menghawatirkan waktu yang terbuang bersama Motoyasu, mereka bertarung sampai tengah malam.
“Kau pikir bisa bertindak seenaknya seperti itu!?”
“Apa maksudmu. Entah aku punya izin atau tidak...... Memangnya apa hakmu untuk memutuskannya?”
Sejujurnya.... Ia terlalu banyak berasumsi.
Mendapatkan izin.... Itu sesuatu yang pemain game lakukan kepada administrator.
“Hei.... Kau, memangnya kau siapa? Apakah kau berhak untuk memutuskan semuanya?”
“...”
Ren menghindari tatapanku dan menggerutu sendiri.
Apa kau mengatakan hal yang sembarangan ketika marah?
Tetap saja, Aku rasa Raphtalia tidak bersalah sedikitpun.
Jika ini dibiarkan maka akan menjadi masalah yang berkepanjangan.
“Atau apakah kau sekuat itu? Raphtalia itu rekanku. Jika dia melakukan sebuah kesalahan maka akan ku hukum dia. Jika Raphtalia melakukan sesuatu, jadi jelaskan alasannya agar aku bisa mengerti.”
“Ku!”
Kalau begini, ada sesuatu yang harus ditanyakan kepada Shadow dilain waktu.
Apapun itu, apapun alasannya Aku akan melindungi Raphtalia. Tidak ada alasan Raphtalia melakukan hal yang salah.
“Menurutmu rekan itu apa? Kau pikir mereka itu pion catur yang bisa menarik perhatian musuh dan membuat musuh tidak mendekatimu?”
Jika ini terus berlanjut, maka pergantian anggota ini...akan lebih singkat daripada waktu Motoyasu?
Astaga.....
“Jika kau terus melakukan itu, maka suatu hari kau akan membunuh rekanmu sendiri!”
Lalu, Raphtalia berjalan menuju kamar kembali dengan penuh amarah.
Ren mengangkat bahunya dengan seenaknya dan menatapku.
“Rekanmu sangat egois. Orang yang egois akan mati lebih cepat.”
Perkataanmu bisa disebut sebagai raungan seorang pecundang. Aku menghela nafas sambil melihat keatas.
Menghiraukan peraturan yang kau buat sendiri dan memprotesnya......
Yang bisa kukatakan, masih ada banyak masalah yang lebih penting untuk diselesaikan.
“Apa kau baik-baik saja? Ren-sama!”
“Iya, ini bukan masalah besar.”
Ren berjalan bersama dengan rekannya.... Ini sedikit ironi, dia seperti berjalan bersama dengan guild kecilnya.
Sebaiknya Aku berhenti memikirkannya.
Ada juga yang... bertipe seperti itu. Orang-orang yang mengikuti peraturan tanpa bertanya, dan orang-orang yang egois.
Ada juga yang membawa junior mereka menuju tempat berburu yang sulit lalu membunuh mereka disana, sudah tidak ada arti untuk bekerja sama.
Dengan begitu, Aku memilih untuk tidak menantang orang yang tidak bisa Aku kalahkan.
Ya, orang itu yang selalu berburu sendirian. Itu mungkin yang menyebabkan mereka dibutakan oleh kepercayaan Ren.
Mereka itu sangat mengganggu dalam game, orang yang hanya terlihat bisa diandalkan diawal saja.
Ketika item langka muncul mereka akan memonopolinya. Satu hal yang bisa kau lakukan hanya melihat mereka mengambilnya darimu.
MO (Multiplayer Online) .... game yang ceritanya terus berlanjut, game online itu bisa dinikmati sendirian dengan mengalahkan bos terakhirnya.... Akan tetapi, ketika dibandingkan dengan game MMO (Massively Multiplayer Online) yang sempurna, bosnya sangat kuat.
Aku ingat pernah mencoba menantang orang seperti itu, seseorang yang tidak mendapatkan item yang ia inginkan.
Aku ingat komplain dari orang itu.
Ia memilih job yang memiliki serangan pamungkas yang kuat, dan ia menggunakan juniornya untuk mengulur waktu karena untuk melakukan serangan itu memerlukan waktu yang banyak.
Lagi pula untuk menantang dungeon kelas-pertama, itu sangat mudah untuk ditaklukkan dengan party. Namun bagi mereka yang bermain solo akan sangat sulit.
Kemudian, ketika mengikuti pertarungan level tinggi, teman mereka tidak dapat mengikutinya.
Ada banyak sebutan untuk hero-sama seperti dirinya. Dan ada banyak sebutan lain juga. Ditambah lagi, mereka yang tidak tunduk pada peraturan dan yang memfitnah orang lain akan dilaporkan kepada administrator.
Karena Aku juga menjalankan guild, Aku ingat pernah mengusir orang-orang seperti itu.
Aku pikir ia akan lebih kompeten, atau mungkin Aku yang terlalu berharap kepadanya?
Aku tidak menyangka ada orang lain yang bisa membuat Raphtalia semarah ini selain Motoyasu.
Sepertinya.... Itsuki akan melakukannya juga.
Setelah kembali menuju penginapan yang berada di pulau utama, Filo memberi salam kepadaku di pintu masuk penginapan.
“Aku pulang. Bagaimana?”
“Nn~... Umm sebenarnya. Onee-chan sedang marah.”
“Kenapa lagi.....”
Aku bingung apa alasannya-... Ketika aku sedang berburu bersama rekannya Ren, aku sudah punya firasat yang mengganjal.
Aku masuk kedalam penginapan dengan ragu-ragu.
Disana Aku melihat Raphtalia, sedang duduk menungguku ditempat yang sama seperti waktu Motoyasu kemarin.
“Dimana Ren?”
Aku berguam sambil melihat sekitar.
Saat aku menanyakannya, dari pintu terdengar Ren yang sedang berjalan kemari.
Haruskah Aku mendengarkan apa yang dikatakannya sebelum Aku mendengarnya dari Raphtalia?
“K-Kau...”
Ren melihatku dan raut wajahnya yang menjadi seram.
“Rekanmu itu sebenarnya apa? Mereka tidak mendengarkan perintahku dan pergi menuju tempat berburu tanpa seizinku.”
Apa-apaan itu? Ia berbicara layaknya seorang korban.
Jika Ren menyalahkan dia, maka Raphtalia bukan orang yang menyebabkan masalah tanpa sebab.
“Jika kau tidak keberatan, Aku akan menjelaskan semua masalah yang terletak pada kebijakan pelatihanmu.”
Aku putuskan untuk mendengarnya bersama dengan Raphtalia.
Aku sedang tidak mau mendekati Raphtalia, jadi Aku hanya akan memanggilnya saja.
“Heeei.”
“Naofumi-sama! dan.....”
Ketika Raphtalia melihatku dia langsung tersenyum, namun seketika senyuman itu berubah menjadi amarah, ketika dia melihat Ren, dan bulu ekornya ikut tegang.
Menurutku dia tidak semarah ini ketika dengan Motoyasu kemarin.
“Apa yang sebenarnya kau lakukan?”
Ini tidak sesimpel waktu Raphtalia marah kepada Motoyasu.
Jujur saja, Aku sedikit penasaran untuk mencari tahu apa yang membuat Raphtalia semarah ini.
“Mana kutahu, dia melakukan segalanya sesuai keinginannya.”
“Sesuai keinginannya? Jangan bercanda kau!”
Ketika Raphtalia mendekat dan mendengar komplainnya Ren, dia menyelanya.
“Dia ini—“
Inilah penjelasan Raphtalia.
Setelah Aku pergi, Raphtalia merasa gelisah ketika menunggu Ren datang, itu karena masalah Motoyasu sebelumnya.
“Hari ini ada yang datang lagi?”
“Iya, orang yang akan datang hari dipanggil Ren-sama, dan sama seperti Naofumi-sama dia itu seorang hero juga.”
“Hmm.”
Lebih awal dari Motoyasu, Ren muncul di ruangan tersebut.
“Aku masuk.”
“Silakan.”
Setelah mengetuk pintu, Ren masuk ke dalam ruangan.
Kesan pertama, Ren terlihat lebih tenang dibandingkan dengan Motoyasu.
Sepertinya, Ren tidak banyak omong.
“Pertama-tama Aku akan memperkenalkan diriku. Namaku Amaki Ren, dan dikenal sebagai Hero Pedang. Mohon kerja samanya untuk dua hari kedepan.’
“Mohon kerja samanya. Namaku Raphtalia.”
“Firo.”
Ren mengayunkan tangannya dan melihat Raphtalia dan Filo dari ujung kepala sampai ujung kaki.
Suasana canggung menyelimuti mereka.
“Anu.....”
“Level?”
“Apa?”
“Beri tahu Aku levelmu.”
“Ah, baik Aku level 42. Filo juga sama.”
“Ya.”
“42 yah.... berarti tidak mungkin ya?”
“Eh?”
Raphtalia tidak mengerti apa yang ia maksud dengan mengatakan ‘tidak mungkin’ secara tiba-tiba.
Rekannya Ren juga sama, mereka tidak menanyakan penjelasan padanya.
Mungkin mereka sudah terbiasa karena sudah bersamanya dalam waktu yang lama.
Ya karena mengikuti prinsip efisiensiku.... Raphtalia mendengarkannya dengan baik.
“Ya sudah, ayo kita menaikkan level kita sekarang.”
Ren yang mengatakan itu sambil mengirimkan undangan party kepada Raphtalia dan dia menerimanya.
“Sebelum kita pergi, belilah obat yang diperlukan.”
“Ah, Iya.”
Walaupun Ren blak-blakan, Raphtalia tetap menjawabnya karena mereka akan menaikkan level.
Karena Aku sudah membagikan obat, jadi sudah tidak perlu membelinya, kemudian mereka sampai di pulau yang dituju.
“Baiklah, akan Aku putuskan seberapa jauh kalian dapat bertarung. Aku akan menilainya sambil berjalan.”
“Iya....?”
Raphtalia merasa tidak nyaman akibat perkataan Ren tadi.
Kemudian, mereka melawan monster yang muncul dari sisi gunung pulau itu.
“Hmm... ya, level monster disini seharusnya cocok.”
“Walau sedikit tangguh...”
“Teei!”
Efek dari Kenaikan Kelas, serangan Raphtalia dan Filo bertambah dengan baik.
Dan hasilnya, beberapa monster terasa lemah.
Dan nyatanya, monsternya dibantai dengan sekali serang saja.
Apa maksud dari levelnya cocok? Sungguh, apa ini mungkin sesuatu yang bisa kau bandingkan dengan pengalaman bermain game?
“Tempat ini cocok untuk level 40. Kalian lanjutkan menaikkan level kalian disini, Aku akan menuju tempat lain. Ya, kalian terlihat cukup kuat walau kalian level 40.”
Dengan meninggalkan pesan itu, Ren berlari menjauhi party.
Kalimat terakhir sedikit tidak diperlukan. Jika ini game online, Aku akan kembali.
“Ah, tunggu—“
“Aku akan kembali ketika malam tiba. Terus bertarung sampai aku kembali. Kumpulkan sisa monsternya juga.”
“B-baik....”
Walaupun monsternya lemah, tapi mereka masih mendapatkan EXP yang berlimpah, jadi Raphtalia terus melanjutkan pemburuannya.
Ketika malam tiba, Ren kembali dan menyerap semua sisa monster yang Raphtalia kalahkan kedalam pedangnya.
Raphtalia sedikit merasa hasil buruannya dicuri begitu saja.
Apa dia NPC? Coba hargailah orang lain.
“Anu....”
“Ada apa?”
“Apa kita tidak akan bertarung bersama?”
“Levelmu masih belum memadai untuk bertarung. Ini hal yang umum bagi yang lemah untuk berusaha mengejar yang kuat.”
....... Raphtalia merasa tersakiti oleh perlakuan Ren.
Apakah pengetahuan umummu sedikit aneh?..... Aku rasa ada jurang dalam yang memisahkan pengetahuan umumku dengan Ren.
Jika itu Aku, maka Aku akan bertempur bersama mereka kemudian memperkuat mereka.
Tapi, dalam game online ada batasan untuk seseorang yang levelnya berbeda jauh, akan tetapi didunia ini tidak ada batasan seperti itu.
Jika tidak, ketika Filo masih kecil maka dia tidak bisa menaikkan levelnya secepat ini.
Pada akhirnya, mereka masuk ke penginapan dan makan malam disana.
“Baiklah, Aku pergi dulu untuk menaikkan level lagi. Sampai nanti.”
Setelah Ren mengatakan itu, ia pergi secepat kilat.
Setidaknya itu menandakan ia rajin didunia ini.... Raphtalia meyakinkan dirinya untuk beristirahat.
Jadi, di pagi hari besoknya.
“Sekarang kau level berapa?”
“Sekarang, Aku level 48.”
Kemarin Raphtalia dan Filo sudah naik level setelah bertarung.
Oh iya, walau mereka tidak se-party denganku, peningkatan pertumbuhan masih bekerja karena Aku pemilik mereka.
“Ya..... ini mungkin agak sulit....”
Ren melihat keatas dan bergumam pada dirinya sendiri sebelum memberikan jawaban.
“Ayo kita menjelajah lebih dalam. Hari ini kita akan mengalahkan monster bersama-sama.”
“I-Iya.”
“Iya~!”
Diam-diam Raphtalia merasa senang akhirnya dia bisa bertarung dengan monster yang lebih kuat.
Tapi sebelum satu jam berlalu dia menyadari kalau itu kesalahan besar.
Dalam perjalanan, Ren menanyakan mantra sihir dan skill yang bisa digunakan oleh Raphtalia dan Filo.
Jadi Raphtalia menjelaskan mantra ilusinya, dan Filo menjelaskan serangan pamungkasnya.
“Hmm..... Ada skill yang sama, apa nama skillnya asli?”
“Hah?”
“Tidak.”
Selagi melewati pegunungan, mereka memasuki pedalaman yang berada di tengah pulau tersebut.
Muncul monster besar berkepala satu dengan nama Karma Dog Familiar.
Ini terlihat seperti monster bertelinga panjang, dan mirip seperti anjing hitam berukuran besar.
Monster itu bisa membuat trauma Raphtalia kambuh kembali.
“Baiklah! Kalian, bertarung sesuai perintahku!”
“Baik!”
“Apa yang akan kita lakukan—
“Pertama, tarik perhatian monster itu dan hindari serangannya. Kemudian, gunakan serangan pamungkas kalian padanya!”
Strategi yang sangat ceroboh.
Serang! Hantam! Menang! Tidak ada perubahan sedikitpun.
Raphtalia menyerah dalam menyerang Karma Dog Familiar dengan rencana diatas dan menghindar begitu saja.
Tetapi, Ren sudah menghindar dari awal, jadi dia harus menghindar ke tempat yang lain.
“Jangan terlalu dekat denganku! Pikirkan tempat lain!”
“B-baik!”
Jika Aku berada disana maka Aku akan memujinya, selagi Aku memikirkan itu, Raphtalia dan Filo menarik perhatian musuh dengan cepat.
Berkat Ren yang belum pernah bekerja sama dengan mereka, penempatan tempo mereka tidak sesuai, dan perintahnya mengutamakan menghindari serangan musuh.
Dan hasilnya, waktu bertarung terus bertambah, dan pertarungan dengan Karma Dog Familiar terus berlanjut walau mereka kelelahan.
Dalam pertarungan, Filo berkonsentrasi untuk mencoba mengeluarkan serangannya yang disebut High Quick.
“Meteor Sword!”
“Ah--! Menyingkirlah--!”
Ketika Filo meluncurkan serangannya, Ren muncul di hadapannya.
Dan oleh sebab itu, dia terpaksa mengubah arah dan serangannya gagal.
Karma Dog Familiar meraung dan menyerang Ren.
“Sial, seranganku terlalu dangkal! Apa yang kau lakukan!? Cepat bertarung!”
“Fue--...?”
“... Illusion Sword.”
Raphtalia menggunakan skill spesialnya dan menyembunyikan dirinya untuk menyerang Karma Dog Familiar dari belakang.
Tapi.
“Tch!”
Ren gagal menebaskan serangannya lalu menghindar menuju Raphtalia, sambil mendecakkan lidahnya.
“Ke-kenapa kau datang kesini!?”
“Coba pikir sendiri!”
Tak lama kemudian Karma Dog Familiar terkalahkan.
Tidak perlu dibayangkan lagi. Bukan hanya Raphtalia, tapi Aku juga merasa kesal dengan mendengarkan ceritanya saja.
“Ya ampun, ketika kalian bertarung, perhatikan sekitarmu! Kalian harusnya fokus dalam menarik perhatiannya saja!”
Sambil memastikan kematian Karma Dog Familiar, Ren memberi tahukan itu kepada Raphtalia.
Dalam sekejap, kesabaran Raphtalia menghilang.
“Lihat sekitar? Seharusnya itu kau!”
Setelah melihat Ren bertarung, Raphtalia menjelaskan semuanya.
Pada dasarnya, Karma Dog Familiar yang dilawan Ren termasuk monster bos-class yang sulit dikalahkan.
Dan juga, dalam pertarungan, Ren hanya fokus bertarung sendirian.
Monster bos itu hanya mundur sedikit dengan tendangan Filo.
Dalam analisis Raphtalia yang sesungguhnya, monster itu sudah lebih kuat dari Dragon Zombie.
“Kau sendiri yang lemah dalam membuat strategi. Kau sendiri yang menyuruh kami untuk menghindari serangan musuh dan gunakan serangan pamungkas kami padanya. Tapi, kau terus menghalangi kami!”
“Strategiku tidak mungkin salah. Itu hanya karena kalian yang lemah.”
“Jangan bercanda! Aku sudah menjelaskan serangan pamungkas kami dengan baik! Namun, mengapa kau terus menghalangi kami!?”
“Aku tidak menghalangi siapapun! Kalian hanya perlu menarik perhatian musuh saja.”
“Terus kenapa kau tidak menjelaskan itu!?”
“Dengan melihat saja kau harusnya sudah tahu.”
“....Sudah cukup!”
Kesabaran Raphtalia sudah mencapai pada batasnya.
“Kita tidak cukup kompak dalam bekerja sama, sudah tidak mungkin kita bisa bertarung bersama-sama dengan mudah!”
“Itulah mengapa Aku menjadi penyerang, untuk mengalahkan monster ini—“
“Jujur saja, kau itu hanya penghalang!”
Raphtalia dengan sendirinya meninggalkan party dan mengajak Filo juga.
“Ap--- kau, apa yang kau lakukan tanpa seizinku!”
“Diam saja kau!”
Sambil menembus rerumputan, muncul Karma Dog Familiar lain.
Raphtalia membuat party bersama Filo yang mengikutinya.
Kemudian, Raphtalia dan Filo membunuh Karma Dog Familiar kedua dalam waktu satu-pertiga lebih cepat dari pertarungan bersama Ren sebelumnya.
“Sebaiknya kita pergi sekarang. Karena ini tidak akan efisien untuk kami.”
Dengan kata sarkasme itu, Raphtalia pergi bersama Filo dan bertarung sampai malam.
Sambil menghawatirkan waktu yang terbuang bersama Motoyasu, mereka bertarung sampai tengah malam.
“Kau pikir bisa bertindak seenaknya seperti itu!?”
“Apa maksudmu. Entah aku punya izin atau tidak...... Memangnya apa hakmu untuk memutuskannya?”
Sejujurnya.... Ia terlalu banyak berasumsi.
Mendapatkan izin.... Itu sesuatu yang pemain game lakukan kepada administrator.
“Hei.... Kau, memangnya kau siapa? Apakah kau berhak untuk memutuskan semuanya?”
“...”
Ren menghindari tatapanku dan menggerutu sendiri.
Apa kau mengatakan hal yang sembarangan ketika marah?
Tetap saja, Aku rasa Raphtalia tidak bersalah sedikitpun.
Jika ini dibiarkan maka akan menjadi masalah yang berkepanjangan.
“Atau apakah kau sekuat itu? Raphtalia itu rekanku. Jika dia melakukan sebuah kesalahan maka akan ku hukum dia. Jika Raphtalia melakukan sesuatu, jadi jelaskan alasannya agar aku bisa mengerti.”
“Ku!”
Kalau begini, ada sesuatu yang harus ditanyakan kepada Shadow dilain waktu.
Apapun itu, apapun alasannya Aku akan melindungi Raphtalia. Tidak ada alasan Raphtalia melakukan hal yang salah.
“Menurutmu rekan itu apa? Kau pikir mereka itu pion catur yang bisa menarik perhatian musuh dan membuat musuh tidak mendekatimu?”
Jika ini terus berlanjut, maka pergantian anggota ini...akan lebih singkat daripada waktu Motoyasu?
Astaga.....
“Jika kau terus melakukan itu, maka suatu hari kau akan membunuh rekanmu sendiri!”
Lalu, Raphtalia berjalan menuju kamar kembali dengan penuh amarah.
Ren mengangkat bahunya dengan seenaknya dan menatapku.
“Rekanmu sangat egois. Orang yang egois akan mati lebih cepat.”
Perkataanmu bisa disebut sebagai raungan seorang pecundang. Aku menghela nafas sambil melihat keatas.
Menghiraukan peraturan yang kau buat sendiri dan memprotesnya......
Yang bisa kukatakan, masih ada banyak masalah yang lebih penting untuk diselesaikan.
“Apa kau baik-baik saja? Ren-sama!”
“Iya, ini bukan masalah besar.”
Ren berjalan bersama dengan rekannya.... Ini sedikit ironi, dia seperti berjalan bersama dengan guild kecilnya.
Sebaiknya Aku berhenti memikirkannya.
Ada juga yang... bertipe seperti itu. Orang-orang yang mengikuti peraturan tanpa bertanya, dan orang-orang yang egois.
Ada juga yang membawa junior mereka menuju tempat berburu yang sulit lalu membunuh mereka disana, sudah tidak ada arti untuk bekerja sama.
Dengan begitu, Aku memilih untuk tidak menantang orang yang tidak bisa Aku kalahkan.
Ya, orang itu yang selalu berburu sendirian. Itu mungkin yang menyebabkan mereka dibutakan oleh kepercayaan Ren.
Mereka itu sangat mengganggu dalam game, orang yang hanya terlihat bisa diandalkan diawal saja.
Ketika item langka muncul mereka akan memonopolinya. Satu hal yang bisa kau lakukan hanya melihat mereka mengambilnya darimu.
MO (Multiplayer Online) .... game yang ceritanya terus berlanjut, game online itu bisa dinikmati sendirian dengan mengalahkan bos terakhirnya.... Akan tetapi, ketika dibandingkan dengan game MMO (Massively Multiplayer Online) yang sempurna, bosnya sangat kuat.
Aku ingat pernah mencoba menantang orang seperti itu, seseorang yang tidak mendapatkan item yang ia inginkan.
Aku ingat komplain dari orang itu.
Ia memilih job yang memiliki serangan pamungkas yang kuat, dan ia menggunakan juniornya untuk mengulur waktu karena untuk melakukan serangan itu memerlukan waktu yang banyak.
Lagi pula untuk menantang dungeon kelas-pertama, itu sangat mudah untuk ditaklukkan dengan party. Namun bagi mereka yang bermain solo akan sangat sulit.
Kemudian, ketika mengikuti pertarungan level tinggi, teman mereka tidak dapat mengikutinya.
Ada banyak sebutan untuk hero-sama seperti dirinya. Dan ada banyak sebutan lain juga. Ditambah lagi, mereka yang tidak tunduk pada peraturan dan yang memfitnah orang lain akan dilaporkan kepada administrator.
Karena Aku juga menjalankan guild, Aku ingat pernah mengusir orang-orang seperti itu.
Aku pikir ia akan lebih kompeten, atau mungkin Aku yang terlalu berharap kepadanya?
Aku tidak menyangka ada orang lain yang bisa membuat Raphtalia semarah ini selain Motoyasu.
Sepertinya.... Itsuki akan melakukannya juga.