Jumat, 31 Januari 2020

Tate no Yuusha no Nariagari Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 92. Hero Pedang & Rekanku

Chapter 92. Hero Pedang & Rekanku


“Goshujin-sama, selamat datang~”

Setelah kembali menuju penginapan yang berada di pulau utama, Filo memberi salam kepadaku di pintu masuk penginapan.

“Aku pulang. Bagaimana?”
“Nn~... Umm sebenarnya. Onee-chan sedang marah.”
“Kenapa lagi.....”

Aku bingung apa alasannya-... Ketika aku sedang berburu bersama rekannya Ren, aku sudah punya firasat yang mengganjal.
Aku masuk kedalam penginapan dengan ragu-ragu.
Disana Aku melihat Raphtalia, sedang duduk menungguku ditempat yang sama seperti waktu Motoyasu kemarin.

“Dimana Ren?”

Aku berguam sambil melihat sekitar.
Saat aku menanyakannya, dari pintu terdengar Ren yang sedang berjalan kemari.
Haruskah Aku mendengarkan apa yang dikatakannya sebelum Aku mendengarnya dari Raphtalia?

“K-Kau...”

Ren melihatku dan raut wajahnya yang menjadi seram.

“Rekanmu itu sebenarnya apa? Mereka tidak mendengarkan perintahku dan pergi menuju tempat berburu tanpa seizinku.”

Apa-apaan itu? Ia berbicara layaknya seorang korban.
Jika Ren menyalahkan dia, maka Raphtalia bukan orang yang menyebabkan masalah tanpa sebab.

“Jika kau tidak keberatan, Aku akan menjelaskan semua masalah yang terletak pada kebijakan pelatihanmu.”

Aku putuskan untuk mendengarnya bersama dengan Raphtalia.
Aku sedang tidak mau mendekati Raphtalia, jadi Aku hanya akan memanggilnya saja.

“Heeei.”
“Naofumi-sama! dan.....”

Ketika Raphtalia melihatku dia langsung tersenyum, namun seketika senyuman itu berubah menjadi amarah, ketika dia melihat Ren, dan bulu ekornya ikut tegang.
Menurutku dia tidak semarah ini ketika dengan Motoyasu kemarin.

“Apa yang sebenarnya kau lakukan?”

Ini tidak sesimpel waktu Raphtalia marah kepada Motoyasu.
Jujur saja, Aku sedikit penasaran untuk mencari tahu apa yang membuat Raphtalia semarah ini.

“Mana kutahu, dia melakukan segalanya sesuai keinginannya.”
“Sesuai keinginannya? Jangan bercanda kau!”

Ketika Raphtalia mendekat dan mendengar komplainnya Ren, dia menyelanya.

“Dia ini—“

Inilah penjelasan Raphtalia.
Setelah Aku pergi, Raphtalia merasa gelisah ketika menunggu Ren datang, itu karena masalah Motoyasu sebelumnya.

“Hari ini ada yang datang lagi?”
“Iya, orang yang akan datang hari dipanggil Ren-sama, dan sama seperti Naofumi-sama dia itu seorang hero juga.”
“Hmm.”

Lebih awal dari Motoyasu, Ren muncul di ruangan tersebut.

“Aku masuk.”
“Silakan.”

Setelah mengetuk pintu, Ren masuk ke dalam ruangan.
Kesan pertama, Ren terlihat lebih tenang dibandingkan dengan Motoyasu.
Sepertinya, Ren tidak banyak omong.

“Pertama-tama Aku akan memperkenalkan diriku. Namaku Amaki Ren, dan dikenal sebagai Hero Pedang. Mohon kerja samanya untuk dua hari kedepan.’
“Mohon kerja samanya. Namaku Raphtalia.”
“Firo.”

Ren mengayunkan tangannya dan melihat Raphtalia dan Filo dari ujung kepala sampai ujung kaki.
Suasana canggung menyelimuti mereka.

“Anu.....”
“Level?”
“Apa?”
“Beri tahu Aku levelmu.”
“Ah, baik Aku level 42. Filo juga sama.”
“Ya.”
“42 yah.... berarti tidak mungkin ya?”
“Eh?”

Raphtalia tidak mengerti apa yang ia maksud dengan mengatakan ‘tidak mungkin’ secara tiba-tiba.
Rekannya Ren juga sama, mereka tidak menanyakan penjelasan padanya.
Mungkin mereka sudah terbiasa karena sudah bersamanya dalam waktu yang lama.
Ya karena mengikuti prinsip efisiensiku.... Raphtalia mendengarkannya dengan baik.

“Ya sudah, ayo kita menaikkan level kita sekarang.”

Ren yang mengatakan itu sambil mengirimkan undangan party kepada Raphtalia dan dia menerimanya.

“Sebelum kita pergi, belilah obat yang diperlukan.”
“Ah, Iya.”

Walaupun Ren blak-blakan, Raphtalia tetap menjawabnya karena mereka akan menaikkan level.
Karena Aku sudah membagikan obat, jadi sudah tidak perlu membelinya, kemudian mereka sampai di pulau yang dituju.

“Baiklah, akan Aku putuskan seberapa jauh kalian dapat bertarung. Aku akan menilainya sambil berjalan.”
 “Iya....?”

Raphtalia merasa tidak nyaman akibat perkataan Ren tadi.
Kemudian, mereka melawan monster yang muncul dari sisi gunung pulau itu.

“Hmm... ya, level monster disini seharusnya cocok.”
“Walau sedikit tangguh...”
“Teei!”

Efek dari Kenaikan Kelas, serangan Raphtalia dan Filo bertambah dengan baik.
Dan hasilnya, beberapa monster terasa lemah.
Dan nyatanya, monsternya dibantai dengan sekali serang saja.
Apa maksud dari levelnya cocok? Sungguh, apa ini mungkin sesuatu yang bisa kau bandingkan dengan pengalaman bermain game?

“Tempat ini cocok untuk level 40. Kalian lanjutkan menaikkan level kalian disini, Aku akan menuju tempat lain. Ya, kalian terlihat cukup kuat walau kalian level 40.”

Dengan meninggalkan pesan itu, Ren berlari menjauhi party.
Kalimat terakhir sedikit tidak diperlukan. Jika ini game online, Aku akan kembali.

“Ah, tunggu—“
“Aku akan kembali ketika malam tiba. Terus bertarung sampai aku kembali. Kumpulkan sisa monsternya juga.”
“B-baik....”

Walaupun monsternya lemah, tapi mereka masih mendapatkan EXP yang berlimpah, jadi Raphtalia terus melanjutkan pemburuannya.
Ketika malam tiba, Ren kembali dan menyerap semua sisa monster yang Raphtalia kalahkan kedalam pedangnya.
Raphtalia sedikit merasa hasil buruannya dicuri begitu saja.
Apa dia NPC? Coba hargailah orang lain.

“Anu....”
“Ada apa?”
“Apa kita tidak akan bertarung bersama?”
“Levelmu masih belum memadai untuk bertarung. Ini hal yang umum bagi yang lemah untuk berusaha mengejar yang kuat.”

....... Raphtalia merasa tersakiti oleh perlakuan Ren.
Apakah pengetahuan umummu sedikit aneh?..... Aku rasa ada jurang dalam yang memisahkan pengetahuan umumku dengan Ren.
 Jika itu Aku, maka Aku akan bertempur bersama mereka kemudian memperkuat mereka.
Tapi, dalam game online ada batasan untuk seseorang yang levelnya berbeda jauh, akan tetapi didunia ini tidak ada batasan seperti itu.
Jika tidak, ketika Filo masih kecil maka dia tidak bisa menaikkan levelnya secepat ini.

Pada akhirnya, mereka masuk ke penginapan dan makan malam disana.

“Baiklah, Aku pergi dulu untuk menaikkan level lagi. Sampai nanti.”

Setelah Ren mengatakan itu, ia pergi secepat kilat.
Setidaknya itu menandakan ia rajin didunia ini.... Raphtalia meyakinkan dirinya untuk beristirahat.
Jadi, di pagi hari besoknya.

“Sekarang kau level berapa?”
“Sekarang, Aku level 48.”

Kemarin Raphtalia dan Filo sudah naik level setelah bertarung.
Oh iya, walau mereka tidak se-party denganku, peningkatan pertumbuhan masih bekerja karena Aku pemilik mereka.

“Ya..... ini mungkin agak sulit....”

Ren melihat keatas dan bergumam pada dirinya sendiri sebelum memberikan jawaban.

“Ayo kita menjelajah lebih dalam. Hari ini kita akan mengalahkan monster bersama-sama.”
“I-Iya.”
“Iya~!”

Diam-diam Raphtalia merasa senang akhirnya dia bisa bertarung dengan monster yang lebih kuat.
Tapi sebelum satu jam berlalu dia menyadari kalau itu kesalahan besar.
Dalam perjalanan, Ren menanyakan mantra sihir dan skill yang bisa digunakan oleh Raphtalia dan Filo.
Jadi Raphtalia menjelaskan mantra ilusinya, dan Filo menjelaskan serangan pamungkasnya.

“Hmm..... Ada skill yang sama, apa nama skillnya asli?”
“Hah?”
“Tidak.”

Selagi melewati pegunungan, mereka memasuki pedalaman yang berada di tengah pulau tersebut.
Muncul monster besar berkepala satu dengan nama Karma Dog Familiar.
Ini terlihat seperti monster bertelinga panjang, dan mirip seperti anjing hitam berukuran besar.
Monster itu bisa membuat trauma Raphtalia kambuh kembali.

“Baiklah! Kalian, bertarung sesuai perintahku!”
“Baik!”
“Apa yang akan kita lakukan—
“Pertama, tarik perhatian monster itu dan hindari serangannya. Kemudian, gunakan serangan pamungkas kalian padanya!”

Strategi yang sangat ceroboh.
Serang! Hantam! Menang! Tidak ada perubahan sedikitpun.

Raphtalia menyerah dalam menyerang Karma Dog Familiar dengan rencana diatas dan menghindar begitu saja.
Tetapi, Ren sudah menghindar dari awal, jadi dia harus menghindar ke tempat yang lain.

“Jangan terlalu dekat denganku! Pikirkan tempat lain!”
“B-baik!”

Jika Aku berada disana maka Aku akan memujinya, selagi Aku memikirkan itu, Raphtalia dan Filo menarik perhatian musuh dengan cepat.
Berkat Ren yang belum pernah bekerja sama dengan mereka, penempatan tempo mereka tidak sesuai, dan perintahnya mengutamakan menghindari serangan musuh.
Dan hasilnya, waktu bertarung terus bertambah, dan pertarungan dengan Karma Dog Familiar terus berlanjut walau mereka kelelahan.
Dalam pertarungan, Filo berkonsentrasi untuk mencoba mengeluarkan serangannya yang disebut High Quick.

“Meteor Sword!”
“Ah--! Menyingkirlah--!”

Ketika Filo meluncurkan serangannya, Ren muncul di hadapannya.
Dan oleh sebab itu, dia terpaksa mengubah arah dan serangannya gagal.
Karma Dog Familiar meraung dan menyerang Ren.

“Sial, seranganku terlalu dangkal! Apa yang kau lakukan!? Cepat bertarung!”
“Fue--...?”
“... Illusion Sword.”

Raphtalia menggunakan skill spesialnya dan menyembunyikan dirinya untuk menyerang Karma Dog Familiar dari belakang.
Tapi.

“Tch!”

Ren gagal menebaskan serangannya lalu menghindar menuju Raphtalia, sambil mendecakkan lidahnya.

“Ke-kenapa kau datang kesini!?”
“Coba pikir sendiri!”

Tak lama kemudian Karma Dog Familiar terkalahkan.
Tidak perlu dibayangkan lagi. Bukan hanya Raphtalia, tapi Aku juga merasa kesal dengan mendengarkan ceritanya saja.

“Ya ampun, ketika kalian bertarung, perhatikan sekitarmu! Kalian harusnya fokus dalam menarik perhatiannya saja!”

Sambil memastikan kematian Karma Dog Familiar, Ren memberi tahukan itu kepada Raphtalia.
Dalam sekejap, kesabaran Raphtalia menghilang.

“Lihat sekitar? Seharusnya itu kau!”

Setelah melihat Ren bertarung, Raphtalia menjelaskan semuanya.
Pada dasarnya, Karma Dog Familiar yang dilawan Ren termasuk monster bos-class yang sulit dikalahkan.
Dan juga, dalam pertarungan, Ren hanya fokus bertarung sendirian.
Monster bos itu hanya mundur sedikit dengan tendangan Filo.
Dalam analisis Raphtalia yang sesungguhnya, monster itu sudah lebih kuat dari Dragon Zombie.

“Kau sendiri yang lemah dalam membuat strategi. Kau sendiri yang menyuruh kami untuk menghindari serangan musuh dan gunakan serangan pamungkas kami padanya. Tapi, kau terus menghalangi kami!”
“Strategiku tidak mungkin salah. Itu hanya karena kalian yang lemah.”
“Jangan bercanda! Aku sudah menjelaskan serangan pamungkas kami dengan baik! Namun, mengapa kau terus menghalangi kami!?”
“Aku tidak menghalangi siapapun! Kalian hanya perlu menarik perhatian musuh saja.”
“Terus kenapa kau tidak menjelaskan itu!?”
“Dengan melihat saja kau harusnya sudah tahu.”
“....Sudah cukup!”

Kesabaran Raphtalia sudah mencapai pada batasnya.

“Kita tidak cukup kompak dalam bekerja sama, sudah tidak mungkin kita bisa bertarung bersama-sama dengan mudah!”
“Itulah mengapa Aku menjadi penyerang, untuk mengalahkan monster ini—“
“Jujur saja, kau itu hanya penghalang!”

Raphtalia dengan sendirinya meninggalkan party dan mengajak Filo juga.

“Ap--- kau, apa yang kau lakukan tanpa seizinku!”
“Diam saja kau!”

Sambil menembus rerumputan, muncul Karma Dog Familiar lain.
Raphtalia membuat party bersama Filo yang mengikutinya.
Kemudian, Raphtalia dan Filo membunuh Karma Dog Familiar kedua dalam waktu satu-pertiga lebih cepat dari pertarungan bersama Ren sebelumnya.

“Sebaiknya kita pergi sekarang. Karena ini tidak akan efisien untuk kami.”

Dengan kata sarkasme itu, Raphtalia pergi bersama Filo dan bertarung sampai malam.
Sambil menghawatirkan waktu yang terbuang bersama Motoyasu, mereka bertarung sampai tengah malam.

“Kau pikir bisa bertindak seenaknya seperti itu!?”
“Apa maksudmu. Entah aku punya izin atau tidak...... Memangnya apa hakmu untuk memutuskannya?”

Sejujurnya.... Ia terlalu banyak berasumsi.
Mendapatkan izin.... Itu sesuatu yang pemain game lakukan kepada administrator.

“Hei.... Kau, memangnya kau siapa? Apakah kau berhak untuk memutuskan semuanya?”
“...”

Ren menghindari tatapanku dan menggerutu sendiri.
Apa kau mengatakan hal yang sembarangan ketika marah?
Tetap saja, Aku rasa Raphtalia tidak bersalah sedikitpun.
Jika ini dibiarkan maka akan menjadi masalah yang berkepanjangan.

“Atau apakah kau sekuat itu? Raphtalia itu rekanku. Jika dia melakukan sebuah kesalahan maka akan ku hukum dia. Jika Raphtalia melakukan sesuatu, jadi jelaskan alasannya agar aku bisa mengerti.”
“Ku!”

Kalau begini, ada sesuatu yang harus ditanyakan kepada Shadow dilain waktu.
Apapun itu, apapun alasannya Aku akan melindungi Raphtalia. Tidak ada alasan Raphtalia melakukan hal yang salah.

“Menurutmu rekan itu apa? Kau pikir mereka itu pion catur yang bisa menarik perhatian musuh dan membuat musuh tidak mendekatimu?”

Jika ini terus berlanjut, maka pergantian anggota ini...akan lebih singkat daripada waktu Motoyasu?
Astaga.....

“Jika kau terus melakukan itu, maka suatu hari kau akan membunuh rekanmu sendiri!”

Lalu, Raphtalia berjalan menuju kamar kembali dengan penuh amarah.
Ren mengangkat bahunya dengan seenaknya dan menatapku.

“Rekanmu sangat egois. Orang yang egois akan mati lebih cepat.”

Perkataanmu bisa disebut sebagai raungan seorang pecundang. Aku menghela nafas sambil melihat keatas.
Menghiraukan peraturan yang kau buat sendiri dan memprotesnya......
Yang bisa kukatakan, masih ada banyak masalah yang lebih penting untuk diselesaikan.

“Apa kau baik-baik saja? Ren-sama!”
“Iya, ini bukan masalah besar.”

Ren berjalan bersama dengan rekannya.... Ini sedikit ironi, dia seperti berjalan bersama dengan guild kecilnya.
Sebaiknya Aku berhenti memikirkannya.
Ada juga yang... bertipe seperti itu. Orang-orang yang mengikuti peraturan tanpa bertanya, dan orang-orang yang egois.
Ada juga yang membawa junior mereka menuju tempat berburu yang sulit lalu membunuh mereka disana, sudah tidak ada arti untuk bekerja sama.
Dengan begitu, Aku memilih untuk tidak menantang orang yang tidak bisa Aku kalahkan.
Ya, orang itu yang selalu berburu sendirian. Itu mungkin yang menyebabkan mereka dibutakan oleh kepercayaan Ren.
Mereka itu sangat mengganggu dalam game, orang yang hanya terlihat bisa diandalkan diawal saja.
Ketika item langka muncul mereka akan memonopolinya. Satu hal yang bisa kau lakukan hanya melihat mereka mengambilnya darimu.

MO (Multiplayer Online) .... game yang ceritanya terus berlanjut, game online itu bisa dinikmati sendirian dengan mengalahkan bos terakhirnya.... Akan tetapi, ketika dibandingkan dengan game MMO (Massively Multiplayer Online) yang sempurna, bosnya sangat kuat.
Aku ingat pernah mencoba menantang orang seperti itu, seseorang yang tidak mendapatkan item yang ia inginkan.
Aku ingat komplain dari orang itu.
Ia memilih job yang memiliki serangan pamungkas yang kuat, dan ia menggunakan juniornya untuk mengulur waktu karena untuk melakukan serangan itu memerlukan waktu yang banyak.
Lagi pula untuk menantang dungeon kelas-pertama, itu sangat mudah untuk ditaklukkan dengan party. Namun bagi mereka yang bermain solo akan sangat sulit.
Kemudian, ketika mengikuti pertarungan level tinggi, teman mereka tidak dapat mengikutinya.

Ada banyak sebutan untuk hero-sama seperti dirinya. Dan ada banyak sebutan lain juga. Ditambah lagi, mereka yang tidak tunduk pada peraturan dan yang memfitnah orang lain akan dilaporkan kepada administrator.
Karena Aku juga menjalankan guild, Aku ingat pernah mengusir orang-orang seperti itu.

Aku pikir ia akan lebih kompeten, atau mungkin Aku yang terlalu berharap kepadanya?
Aku tidak menyangka ada orang lain yang bisa membuat Raphtalia semarah ini selain Motoyasu.

Sepertinya.... Itsuki akan melakukannya juga.




TL: Bajatsu
EDITOR: Isekai-Chan

Kamis, 30 Januari 2020

Tate no Yuusha no Nariagari Light Novel Bahasa Indonesia Volume 10 : Chapter 19 - Putusan Penguasa Gelita

Volume 10
Chapter 19 - Putusan Penguasa Gelita


Kami meminta asisten Pedagang Budak untuk mengambil hadiah pertandingan kami sedangkan kami sedang lari menuju toko pedagang Zeltoble yang membuat Sadeena ikut tanding. Sebab, Sadeena telah melakukan perintah yang tidak sesuai dengan pedagang bajingan itu. 

Sebagai pedagang, aku yakin bisa melakukan apa saja jika dia dibawah perintahku. Aku akan menyita budak Lurolona yang harganya sedang meroket dan menyebutnya sebagai kompensasi. Atau mungkin, itu adalah rencananya sejak awal. Itu akan sangat menyulitkan jika benar-benar terjadi, oleh sebab itu kami lari terburu-buru menuju tokonya.

“Sihir debuff itu cukup kuat, ya?” 
“Ya, benar.”

Setelah meninggalkan arena, tubuhku terasa ringan seperti bulu... sangat ringan sehingga aku hampir terjatuh pada awal berjalan.

“Rock-chan, sebelah sini.”

Kami pergi ke arah yang ditunjuk Sadeena. Akhirnya, kami tiba di sebuah bangunan di kawasan perumahan Zeltoble yang dikawal oleh sekelompok bersenjata. Itu tampak seperti rumah yang terbuat dari batu yang akan disiapkan oleh seorang pedagang. Itu mirip dengan rumah Kizuna. Di depan rumah, ada beberapa kereta yang berbaris, terlihat seperti kereta yang digunakan untuk mengawal tahanan. Sepertinya dugaanku tepat sasaran. Aku mendengar teriakan orang sedang menagihkan sesuatu dari dalam rumah itu.

“Bangunan ini sedang kami pakai untuk transaksi pelunasan hutang. Kalian tidak ada hubungannya dengan transaksi ini. Pergi!”

Sekelompok tentara bayaran yang mungkin disewa sebagai penjaga berdiri di depan pintu rumah.

“Sayangnya, kami termasuk dalam transaksi itu.”

Sadeena mulai membaca mantra dan tentara bayaran menyadari siapa kami. 
“Sepertinya mereka ini, orang-orang yang dikhawatirkan datang!”
“Sayangnya, kami tidak bisa membiarkan kalian masuk! Serahkan saja diri kalian! Maka kalian tahu hukuman macam apa yang akan diberikan Orang itu pada kalian!”

Kemudian, entah datang dari mana, muncul tentara bayaran lainnya, totalnya sekitar empat puluh orang, lalu bergegas menyerang kami. Sepertinya mereka cukup cerdas, karena ada pengguna sihir juga di antara mereka.

Jika mereka pikir bisa mengalahkan kami dengan jumlah, mereka benar-benar keliru. Apa mereka belum mempertimbangkan siapa musuh yang sedang mereka hadapi sekarang? Bisa saja mereka memberikan debuff pada kami, tapi tempat ini bukan arena. Tidak mungkin Raphtalia dan Filo akan kalah melawan mereka.

“Terima ini! Tok-tok-tok!” 
“Ugh... Uwaaaahhh!!”

Filo berubah menjadi bentuk Filolialnya, menyangkutkan Morning Star di kakinya, dan mulai mengayunkannya, menghabisi tentara bayaran.

“Kalian menghalangi jalan kami!” 
“Gahhh!”

Raphtalia mulai menebas mereka dengan katananya. 

“Sial sekali kalian! Drifa Chain Lightning!

Sadeena melemparkan sihir petir yang melompat dari satu musuh ke musuh berikutnya, menyetrum tentara bayaran saat itu juga. Mereka jelas tidak membawa cukup pengguna sihir untuk mengganggu mantra kami. Kemudian, seolah-olah untuk menambahkan sentuhan akhir, Sadeena menusukkan tombaknya ke perut salah satu tentara bayaran sekuat yang dia bisa. Dia mengirimnya terbang ke rekan lainnya yang masih berdiri, menjatuhkan mereka seperti pin bowling.

Hanya dengan gerakan itu, seluruh musuh di luar gedung rata.

“Heh. Sebanyak apapun mereka, di tempat sesempit ini tidak akan bisa menahan kita lewat.”

Ada juga pemanah yang menyerang kami dari kejauhan, tapi aku sudah mengaktifkan Shooting Star Shield dan panah-panah mereka hanya memantul tidak akan pernah mendekati kami.

“Sadeena, budak desa yang ada di sini tidak memiliki segel budak?”
“Jangan khawatir, aku membayar mereka untuk menghilangkan segel budak, aku juga memberitahu anak-anak untuk lari jika hal tak terduga terjadi.”
“Jika sudah kau peringatkan mereka, berarti mereka sudah lari, bukan?”

Sadeena melirik ke arah gedung lain saat aku menanyakan itu.

“Hmm?”

Filo memiringkan kepalanya ke samping karena suatu alasan. 

“Umm... Oneechan, tadi baru saja menyuarakan sesuatu.”
“Ara? Hebat sekali ya, kau bisa tahu itu. Aku hanya memeriksa jumlah orang yang ada di bangunan itu.”

Apa dia mendengarkan suara sonar?  Pasti semacam itu.
Aku pernah mendengar kalau lumba-lumba, paus, dan paus pembunuh dapat menggunakan sonar untuk menemukan objek di laut. Aku rasa dia memiliki semacam kemampuan itu karena dia adalah seorang therianthrope. Itu pasti berguna.

“Kau tak perlu mengkhawatirkan soal itu, karena mereka dikepung dari setiap sisi sehingga mereka tidak bisa kabur dari sini.”
“Tidak mengkhawatirkan bagaimana? Ya sudahlah! Kita mulai! Raphtalia!” 
“Oke!”

Pintu dikunci dari luar agar mereka tidak bisa pergi. Jadi Raphtalia memotong pintu dan melangkah masuk. Aku mengikutinya, kami menghabisi dengan cepat orang yang berusaha menangkap anak-anak desa.

“Gahhh!”

Di belakang mereka adalah ada pedagang yang mengumumkan Pertandingan Ekshibisi akan terjadi.  Tak kusangka kalau dia repot-repot datang kemari.... kebetulan sekali ya.

“Ugh... Nadia! Beraninya kau merusak kontrak kita!” dia berteriak.
“Oneesan bisa apa? Lawanku sangat sulit. Aku sendiri sudah berusaha untuk menang? Ini keputusan yang Rock-chan dan aku tentukan bersama.”
“Kau mengerti sekarang. Sekarang waktunya aku naik panggung di sini. Terima kasih atas pertandingan luar biasa tadi. Soal lanjutan pertandingan tadi diputuskan melalui pengisian survei, aku tidak akan mengeluhkan terjadinya Pertandingan Ekshibisi, ditambah ini terjadi di tempat yang mana semua hal bisa saja terjadi, yaitu di Colosseum Gelita. Yang terjadi disini dan disana beda urusan.”
“Persetan! Akibat kedatangan tim kalian, keuntungan kami langsung hangus! Untuk menutupi kerugian itu, wanita yang melanggar kontrak dengan kami.... wanita yang menunjukkan wajah dinginnya saat segel budaknya diaktifkan, semua uang yang dia miliki sampai saat ini akan kami sita!”

Dia sepertinya tahu dengan jelas, ini hari sialnya. Pedagang bajingan itu sebenarnya mencoba menjelaskan tindakannya, sambil memelototi Sadeena, dengan penuh amarah yang jelas. Apa maksudnya dari wajah dingin Sadeena saat segel budaknya diaktifkan? Aku melihat ke arah Sadeena dan dia menunjuk kearah dadanya.

“Nih OPPAI Oneesan!”
“Diam! Tunjukkan saja padaku!”

Aku melepas kain sarashi yang telah dia lilitkan di dadanya, dan tentu saja, ada segel budak di sana, diaktifkan sepenuhnya dan bersinar terang seperti matahari.

“Itulah yang terjadi jika menyegelku dengan segel budak murahan. Hal sekecil ini, tidak akan mempengaruhiku sedikitpun.”

Filo pernah menonaktifkan segel monsternya yang pertama. Mungkin hal-hal semacam ini tidak efektif ketika sang budak memiliki kekuatan sihir yang tinggi?

“Harusnya saat aktif, dia menggeliat kesakitan. Kenapa dia malah menunjukkan wajah dingin yang tenang seperti itu?!”
“Jelas karena rasa sakit yang diberikan masih bisa ditahan!”

Hah? Itu berarti tidak sepenuhnya dinonaktifkan? Ahh, setelah aku memikirkannya, segel monster Filo tak pernah benar-benar diaktifkan. Tapi segel budak Sadeena sedang aktifkan dan berjalan tanpa henti. Jadi dia mengurangi efeknya, tapi tidak berarti itu tidak sakit... Dia benar-benar mengagumkan.

“Hei, kalian bodoh!? Jangan kira kalian bisa pergi dalam keadaan hidup setelah melakukan ini padaku! Jangankan pergi dari sini, izin keluar saja akan kupastikan tidak akan sampai tangan kalian! Jikapun kalian berhasil pergi, Guild Gelita Zeltoble akan selalu menghantui pergerakan kalian! Camkan itu!”
“Pedagang senjata... Itu tidak mungkin terjadi.”

Saat suara tersebut terdengar dari belakang kami. Aku menoleh, dan di sana ada Pedagang Aksesori dan Pedagang Budak. Rishia datang bersama mereka dan sepertinya sedikit gemetar. Raph-chan juga ada di sana.

“Aku benar-benar gugup menonton pertandinganmu!” 
“Rafu!”
“Aku yakin begitu. Jujur saja, aspek pertempurannya mungkin lebih merepotkan daripada saat kita menghadapi Kyo.”

Sadeena menggunakan kemampuan seperti menghilangkan sihir dan skill menghindar. Dia benar-benar monster. Aku juga punya banyak pertanyaan untuk Murder Pierrot itu, tapi... terserahlah.

“Kau... Pedagang Aksesoris—” seru Pedagang Bajingan. 
“Kami kira ada baiknya kami perlu datang kemari. Ya.”

Pedagang Bajingan tampaknya benar-benar terkejut. Dia menunjuk ke Pedagang Aksesori dengan mata terbelalak dan mulut ternganga.

“Kok kenapa?! Kenapa kalian datang kemari juga! Bukan itu yang harus diurus sekarang! Seharusnya kalian sebagai anggota Dewan Pedagang Gelita Zeltoble tidak membiarkan mereka masuk bagian anggota kita!”
“Tidak, beliau ini bukan seseorang yang bisa ditangani oleh Dewan Pedagang. Jika tadi kau menyaksikan pertandingan di Colosseum dengan baik, Pedagang Senjata, seharusnya kau tahu yang terjadi.”

Dia tiba-tiba saja muncul saat sesuatu yang tidak terduga terjadi dan berimprovisasi seenaknya sendiri dan kemudian melarikan diri untuk menyita para budak.

“Sebagai perwakilan dari keluarga kami, kejadian di Colosseum Gelita merupakan masalah yang sepele, atas dasar itu, kami menyatakan keberatan terhadap perlakukan yang menyangkut pertandingan Tim Rock Valley. Ya.”
“Saya, perwakilan Guild Aksesori juga menyatakan keberatan.”
“Apa? Kenapa kalian menantang?!”
“Sama sepertimu yang merencanakan siapakah yang akan menang dalam pertandingan, kami juga merencanakan semua itu dibalik layar, persis seperti yang kau lakukan. Ya.”
“Apa kau bilang?!”
“Biar aku permudah saja... Kau berencana untuk mendapatkan banyak uang dari hasil taruhan turnamen ini. Setelah itu kau berencana untuk menjual semua anak-anak yang Nadia selamatkan karena mereka saat ini sedang memiliki harga yang sangat tinggi, pastinya kau akan melelang mereka semua, bukan? Pastinya kau juga merencanakan ini sampai pada titik Sadeena terbunuh, benar begitu?”
“Kedengarannya itu benar. Oleh karena itu, Oneesan sangat berhati-hati dalam bertindak dan memanfaatkan koneksi dari Gelita untuk membebaskan mereka dari segel budak.”

Sungguh? Aku tidak pernah bisa mengerti apa yang dipikirkan wanita ini. Jika dia sudah tahu apa yang akan terjadi, mengapa dia tidak berusaha sedikit lebih keras untuk mencegah kejadian seperti ini?!

“Nah, mari kita bicara soal bisnis. Umm... Pedagang Senjata, kan? Dalam pertandingan besok, kamilah yang akan menang. Uang yang kami dapatkan dari sana sudah setimpal dengan hutang yang Nadia miliki padamu. Aku akan menggunakan uang itu untuk membeli kebebasan Nadia, sedangkan budak Lulorona yang Nadia amankan dan dia percayakan harus kau serahkan padaku.”
“Tidak mungkin kuserahkan! Orang bodoh mana yang mau membiarkan sumber penghasilan mereka lepas begitu saja? Kau sendiri juga pastinya tahu setinggi apa harga budak-budak itu sekarang?!”

 Ya. Aku sepenuhnya sadar kalau dia tidak akan menyetujui persyaratanku.

“Kelakuanmu ini tidak masuk akal, bagaimana bisa Pedagang Budak dan Aksesori bisa menjadi sekutumu?!”

Oh ya... Aku belum memperkenalkan diri. Kurasa dia akan sulit untuk mencari tahu siapa aku, informasiku dijaga ketat oleh Pedagang Budak dan Pedagang Aksesori serta teman “baik”nya.

“Sepertinya semua orang di Colosseum sudah tahu siapa sebenarnya Tim Rock Valley? Tapi lain cerita jika kau ingin meyakinkan diri dia ini benar orang itu atau bukan.”
“Yah, mungkin saja kau akan menganggap perkataannya dusta jika dia yang memperkenalkan siapa aku, maka aku sendiri yang akan memberitahu siapa diriku sebenarnya.”

Aku menatap tajam ke arah Pedagang Bajingan dengan jijik dan mengacungkan jempolku ke arahku sendiri untuk memberi kesan perkenalan diri yang angkuh.

“Aku seorang Pahlawan Suci. Seseorang yang dipanggil ke dunia ini sebagai Pahlawan Perisai, aku Iwatani Naofumi. Aku ikut masuk dalam turnamen Colosseum yang kau adakan karena kekurangan dana untuk membeli budak dari desa Lulorona yang harganya naik minta ampun.”
“Sebenarnya, aku tidak ingin kamu memperkenalkan diri, karena bisa merusak reputasimu yang sedang naik.” protes Raphtalia.
“Reputasi? Siapa yang peduli tentang itu? Aku tidak punya banyak cara untuk mendapatkan kembali budak dari Lurolona yang terlalu mahal dalam waktu yang singkat.”
“Apa?! Omong kosong!”

Pedagang Bajingan menanggapiku, seolah-olah aku mengatakan sesuatu yang tidak bisa dipercaya. Terus? Pengenalan diri tidak cukup sebagai bukti? Sungguh merepotkan.

“Jika kau kira aku berbohong, mau aku buktikan dengan cara lain? Air Strike Shield! Second Shield! Chain Shield! Shield Prison!

Aku terus mengganti perisaiku berulang kali sambil memamerkan skillku.

“Pastinya kau mengira aku membuat ini dari mantra sihir, maka pemikiranmu keliru karena aku melakukan semua itu tanpa merapalkan mantra.”
“Dalam hal ini, izinkan aku membawakan bukti yang tidak mungkin bisa terbantahkan. Ya.”

Pedagang Budak memberiku satu wadah buah rucolu. Aku cukup makan ini? Aku memetik satu dan memperlihatkannya di depan hidung Pedagang Bajingan untuk menunjukkan kepadanya kalau itu adalah buah yang asli, yang mana aku lanjutkan dengan memasukkan buah itu ke dalam mulut dan mengunyahnya.

“Ara!”

Entah mengapa, Sadeena meletakkan tangannya di pipinya dengan tatapan terpesona di matanya.

“Apa ini masih belum bisa membuatmu percaya aku orangnya?” 
“Mustahil... ugh...”

Pedagang Bajingan itu putus asa dan menjatuhkan diri ke lantai. Rupanya, memakan buah rucolu, seolah-olah bukan apa-apa, sudah menjadi bukti identifikasi yang tak terbantahkan sebagai Pahlawan Perisai. Metode ini hanya diketahui oleh orang-orang di sekitar Melromarc dan di antara sekelompok pedagang terpilih. Ada orang yang belum mendengar desas-desus tersebut, tapi pedagang ini tampaknya bukan salah satu dari mereka.

“Jadi, begitulah. Kau siap menyerah, sekarang? Oh, jangan kira aku melupakan Pertandingan Ekshibisi yang kau paksakan pada kami.”
“A... apa yang kau inginkan?!”
“Hmm, benar... Mungkin masih ada anak desa Lurolona di luar sana, segerakan untuk melaporkan padaku jika ada anak desa yang benar berasal dari sana. Kau bisa anggap itu sebagai penghasilan kecil, aku akan membayarnya. Intinya, aku kau harus bisa menurunkan pembengkakan harga mereka.”

Hampir bisa dipastikan kalau dia ini sudah mengeksploitasi permintaan Sadeena dan secara sengaja menaikkan harga budak  anak desa. Dalam hal itu, jika kami mengurus pemimpinnya, maka harga yang meroket juga akan turun kembali. Fenomena ini mungkin terjadi karena ketidaksengajaan, tapi kami memiliki banyak kenalan petinggi pedagang gelita di sini. Tentunya itu bukan sesuatu yang tidak bisa mereka tangani.

“Mungkin kau bisa sebarkan rumor mengenai pembunuh yang datang atas perintah Pahlawan Perisai pada pedagang yang menimbun budak Lulorona, hal semacam itu.”

Ada banyak saksi. Aku yakin rumor akan menyebar seperti api.

“Tak perlu khawatir, jika kau memutuskan untuk mengikuti jalan dari dua pedagang di depanmu, aku tak akan memperlakukanmu dengan buruk, mau menyerah tidak?”
“Baiklah... Aku menyerah...”

Akhirnya insiden Colosseum Gelita selesai. Tentu saja, tak perlu dikatakan lagi kalau pertarungan hari berikutnya pada dasarnya adalah pertandingan bonus, dan kami mengakhirinya segera setelah dimulai.





TL: Ryuusaku
EDITOR: Isekai-Chan

Selasa, 28 Januari 2020

Tate no Yuusha no Nariagari Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 91. Rekan Hero Pedang

Chapter 91. Rekan Hero Pedang


“Maaf. Bisa kau ulangi?”
“Di mana tempat kita menaikkan level?”

Aku tidak salah dengar.
Apa yang dikatakan pria ini?

“Tunggu dulu, apa yang kalian maksud?”
“Haah... Umm, di Kepulauan Cal Mira ini di manakah tempat kami menaikkan level, yang tempatnya jauh dari Hero Perisai-sama? Itulah yang Aku tanyakan. Dan juga, bahan apa yang harus kami kumpulkan?”

... Uhh, yang mereka maksud sudah dijelaskan, tapi Aku masih belum mengerti.
Tidak. Aku bisa memahaminya tapi... Apa yang harus Aku katakan?
Kebijakan yang berbeda?

“Kali ini kita akan berburu bersama. Akan kukirimkan undangan party.”
“Dimengerti. Hero Perisai-sama akan menuju tempat yang sulit.”

Hmmm.... Ren, apa ini cara kau mengajari mereka?
Menurutku, mereka ini tidak akan akrab dengan Ren.

Setelah meninggalkan kamar, kita menuju pelabuhan untuk pergi berburu monster. Selagi dalam perjalanan menuju pulau sana Aku bertanya lagi.

“.... Bisa kau beri tahu lebih banyak tentang cara berburu monster kalian?”
“Tentu saja, jadi—“

Jadi beginilah cerita rekannya Ren.
Kebijakan Ren adalah membuat rekannya bertarung sesuai dengan level dan tempat mereka. Setelah itu, selagi mereka menaikkan level, mereka juga disuruh untuk mengumpulkan sisa monster, bijih dan juga peralatan yang mereka temukan.
Terkadang, ketika monster kuat muncul, mereka bersama dengan Ren mengalahkannya.

“Selain itu, kita selalu berhati-hati untuk tidak pernah terkena serangan monster.”

Sepertinya....
Yang itu bukan.
Karena Aku pernah bermain game online, ini terasa seperti mengatur guild, yang mana pemain berlevel tinggi memberi saran kepada pemain berlevel rendah.

“Apa Ren selalu melakukan semuanya sendiri?”
“Ia bisa bertarung sendirian. Mungkin ia sedang menunggu, sampai kita menjadi lebih kuat.”

Itu.... hanya sebuah anggapan optimis saja....
Aku memahami kebijakan yang diterapkan Ren itu keren.
Ia berpikiran akan aneh bila bertarung dengan orang lain. Atau mungkin kesulitan.
Itu bukan karakternya. Mungkin ia orang yang sulit dalam berbicara dengan orang lain.
Aku rasa dia bermain solo juga saat di game online.
Dan rekan yang ia dapatkan dari organisasi yang ia masuki, yang mana akan bersatu ketika bertarung untuk mengalahkan monster kuat ketika ada event besar.
Atau.... ia di masukan ke guild kecil oleh seseorang yang ia kenali...
Mungkin setelah datang di dunia aneh ini ia memanjakan dirinya secara berlebihan.

Oh, selagi memikirkan berbagai perlakuan Ren terhadap rekannya, kita telah sampai di wilayah perburuan.

“Mau dimulai sekarang?”
“Iya, karena Aku seorang perisai, Aku akan menarik perhatian musuh dan ketika itu terjadi kalian akan mengalahkannya.”
“Eh? Tapi bukankah akan berbahaya bila diserang musuh?”
“.... Jangan khawatir. Kebijakanku berbeda dengan Ren, tugasku adalah menahan serangan musuh.”
“Baiklah....”

Ketika melangkah, Aku menarik perhatian monster.
Pulau Cal Mira memiliki banyak monster yang hanya memfokuskan penyerangannya kepada musuh yang menyerang pertama kali.
Oleh karena itu, mereka fokus menyerang kepada yang didepan saja.
Sekarang Aku sedang dikelilingi oleh 4 Yellow Beetles.
Ya, di wilayah pemburuan ini monsternya lebih seperti rumput bergoyang yang tidak bisa membuatku merasa geli sedikitpun.
Ngomong-ngomong, setiap pulau dari Kepulauan Cal Mira memiliki habitat monsternya masing-masing, masih ada habitat pulau monster yang belum Aku kunjungi.
Dan sepertinya semakin menuju tengah pulau, maka semakin kuat monster yang muncul.
Pulau yang Aku kunjungi bersama party Bitch adalah pulau gunung besar, tapi kali ini seperti hutan rimba.

“K-kau sangat kuat.”

Salah satu dari rekan Ren bergumam seperti itu selagi melihatku menahan serangan musuh.

“Yah kurasa. Cepat kalahkan.”
“I-Iya!”

Yang bisa kukatan... Aku mengingat pelatihan yang dilakukan oleh pemain pemula dalam game online.
Aku rasa party-nya Ren cukup seimbang.
Dua pertarung garis depan, dan juga dua penyerang dari belakang. Mereka yang didepan akan menyerang dengan serangan fisik menggunakan pedang atau kapak, sedangkan yang dibelakang akan membantu yang didepan dengan menggunakan mantra penyerang atau mantra penyembuh.
Sudah dipastikan ini formasi yang sangat ampuh.
Tapi, pertarungan jarak dekat akan dihindari karena itu akan mempengaruhi mereka yang dibelakang.
Ketika menghindar dari serangan musuh, maka waktu bertarungnya akan bertambah.

“Untuk saat ini, Aku akan menerima serangan musuh. Jadi kalian fokuslah pada serangan, karena musuhnya tidak mudah mati.”

Ketika semakin mendekati pusat pulau, para petualang juga semakin banyak terlihat.
Oh, Bitch dan rekannya juga datang ke pulau ini.

“Cara bertarung Hero Perisai-sama sangat berbeda dengan Ren-sama.”
“Kau benar.”

Pastinya, berbeda jauh dengan para hero lain, tugas seorang perisai sangatlah berbeda.
Tapi, Aku bisa bertarung.
Aku jadi ingat, ada beberapa hal yang telah Aku analisis dan juga kupahami sejak Aku sampai didunia penuh keanehan ini.
Yang paling dasarnya, sangat mungkin untuk perisai bertarung bersama mereka.

Selanjutnya, cara bertarung perisai yaitu bertahan, dan melawan balik, cara bertarung ini menggunakan skill sekali serang-mati.
Mungkin hanya ada pada Wrath Shield, tapi bayarannya cukup besar, sangat mungkin untuk menyakiti makhluk hidup.
Contohnya Iron Maiden, atau Blutopfer. Ada juga Dark Curse Burning.
Tapi, itu semua tidak bisa digunakan tanpa Wrath Shield.
Iron Maiden bisa digunakan dengan perisai yang lain, tapi persyaratannya cukup sulit, itu masih berguna, tapi...

Hero lain masih dalam tahap awal mereka.
Apa ada batasan level?.... Bisakah lebih dari level 100?
Dalam game online ada hal semacam itu.
Batas untuk orang biasa adalah level 40, seberapa banyak usaha yang perlu dilakukan agar mencapai level 100?
Jika hal itu terjadi maka akan sulit untuk mengetahui batas levelnya.

“Baiklah.”

Tidak ada gunanya memikirkan itu.
Ini monster yang sudah pernah kukalahkan bersama Wanita 1...
Jadi tidak dikuliti dan diserap karena Aku sudah mendapatkan perisai baru dari ini.

“Umm.... Apa kau tidak akan menyerapnya kedalam senjatamu?”
“Aku sudah membukanya.”
“Huh?”

Lelaki perwakilan ini terkejut oleh sesuatu.

“Ren-sama tidak mengatakan hal seperti itu...”
“Apa?”

Apa ia masih menyerapnya walaupun sudah membukanya?
Apa alasannya?

“Apa kau tahu kenapa?”
“Tidak tahu.... bagaimanapun juga, Ren-sama orangnya jarang banyak bicara.”

Hmm... Kau tidak memberitahukan ini kepada rekanmu secara detail?
Ya, Aku juga tidak memberitahukan Raphtalia secara detail juga.
Ini bukan sesuatu yang penting untuk dijelaskan secara detail.

“Oh ya sudah. Aku akan mengikuti yang dilakukan Ren dan menyerapnya juga. Ini tidak begitu berharga walaupun warna kulitnya kecokelatan.”

Kemudian, bangkai monster terserap kedalam perisai.

Hari berikutnya.
Kemarin setalah berburu sampai malam hari, kita beristirahat di penginapan.
Rekannya Ren tidak terlihat begitu tertarik dengan pertarungan dimalam hari, namun tetap patuh.
Kita berpisah untuk menaikkan level lebih awal, setelah selesai sarapan dipagi esoknya.
Dan hasilnya, dimalam hari levelku bertambah delapan.

“Ini pertarungan yang mudah, Hero Perisai-sama.”
“Iya, setelah sampai di pulau ini level kami bertambah dengan baik.”

Huh, hanya itu....
Apa ada yang bisa dikatakan? Dalam dua hari ini berlalu tanpa ada konflik dan berakhir tanpa ada masalah.
Jika dibandingkan dengan game online, party ini terasa sangat efisien.
Anggotanya dilengkapi dengan skill yang diperlukan, bisa memperbaiki peralatan, dan bisa rajin dalam menaikkan level.
Ini terasa seperti diundang kedalam party guild sebagai anggota sementara.

Empat bulan sudah berlalu ya.... tentunya ini membuatku rindu.
Aku terpikirkan dengan keadaan guild yang kubuat ketika Aku sedang menjelajah didunia ini.
Ngomong-ngomong, ini sudah malam ketika Aku kembali ke pulau utama bersama rekannya Ren.
Sampai sekarang kita bekerja dengan rajin dalam menaikkan level.
Sebagai hasilnya, ini cukup nyaman. Setidaknya pengetahuanku bermanfaat...

Rekannya Ren tidak terlihat seperti orang jahat.
Tetapi... mereka terlalu bergantung.
Menunggu disuruh untuk pergi ke tempat mereka menaikkan level. Oleh karena itu, ketika awal bekerja sama dengan mereka ini agak canggung.
Ya, di hari kedua setelah mulai terbiasa untuk bekerja sama mereka mulai bertarung dengan baik.

“Aku ingin menanyakan satu hal kepada kalian, apa pendapat kalian tentang Ren?”
“Sangat kuat. kita yakin jika kita berada disisinya, maka kita bisa menyelamatkan dunia.”
“Hmm...”

Rupanya, bagi rekannya Ren, dia itu orang yang dapat diandalkan.
Aku berpikiran untuk mengajak mereka bersamaku berdasarkan perlakuan mereka dalam dua hari terakhir, tapi Aku tidak bisa melakukannya karena Aku tidak mau kehilangan kepercayaan yang telah kita bangun bersama.
Itu mungkin tidak terjadi bila Ren mati.
Dari awal juga, Aku akan senang untuk berkumpul bersama orang yang berbakat.
Mereka ini bukan manusia rendahan, tapi tidak ada dari mereka yang sangat bagus.
Itulah kesanku terhadap party-nya Ren.

Dibandingkan dengan party-nya Motoyasu mereka ini lebih berguna, tapi bila dibandingkan dengan Raphtalia dan Filo, mereka jauh lebih rendah.
Padahal jika mereka datang kepadaku maka Aku tidak akan menolak satupun dari mereka.
Setidaknya hubunganku dengan party ini cukup bagus.

“Aku jadi ingat, sebelumnya kalian sudah bertarung bersama Itsuki... Hero Busur, kan?”
“Sudah.”
“Bagaimana menurutmu?”

Ini akan menjadi bahan referensi, Aku hanya ingin bertanya saja.

“Cara bertarungnya hampir sama dengan Hero Perisai-sama, ia menggunakan busur dibelakang.”
“Hmm...”
“Tapi, ia tidak begitu membantu. Kita tidak bisa melaju sejauh yang kita lakukan bersama Hero Perisai-sama di pulau itu.”

Apa itu karena kebiasaan menyembunyikan dirinya?
Ren juga hampir melakukan hal yang sama, tapi Aku tidak bisa menggunakan ini sebagai referensi.
Maksudku itu hal yang biasa dilakukan oleh pengguna busur untuk menyerang dari belakang.
Ya, Aku akan menanyakannya langsung kepada rekannya Itsuki besok.




TL: Bajatsu
EDITOR: Isekai-Chan

Isekai ni Tensei Shitandakedo Ore, Tensai tte Kanchigai Saretenai? Web Novel Bahasa Indonesia Chapter 31 – Rencana Bahtera

Chapter 31 – Rencana Bahtera



—-Arakawa Kouki POV—-

Ibuku yang berwajah serius berdiri di depan pintu. Aku berpikir keras apakah aku telah melakukan sesuatu yang membuatnya marah. Aku tidak melakukan apa-apa baru-baru ini. Satu-satunya hal yang dapat kupikirkan adalah memasukkan Tabasco ke dalam wiski yang dibawa macho tetapi mereka seharusnya belum mengetahuinya.

“Sepertinya semua orang ada di sini. Aku punya sesuatu yang penting untuk disampaikan, apakah kalian punya waktu? "

Setelah itu, aku mempersilahkan ibuku masuk kedalam ruangan. Sambil memandang semua orang, ibu yang duduk di kursi melihat botol yang dipenyokkan Alice dan bertanya kepadaku, "Apa yang kau lakukan?". Semua orang terdiam dengan ekspresi yang tidak dapat kumengerti, ibuku mulai berbicara setelah terbatuk sekali.

"Sebelum aku berbicara tentang topik penting, aku ingin tahu seberapa sadar kalian semua tentang hal-hal yang telah kalian lakukan"

Apa yang sedang Kau bicarakan? Bahkan jika kami memberi tahu apa yang telah kami lakukan, kami belum melakukan hal besar. Bahkan ketika aku memandangi wajah mereka, mereka semua juga kebingungan.

"Semuanya sepertinya tidak sadar karena Kouki"

Oi ~ Ma! Apa maksudmu? Seolah-olah aku adalah penyebab kejahatan. Memang benar bahwa aku telah melakukan banyak penelitian dengan Shingo baru-baru ini tetapi produk jadinya adalah daur ulang dari produk Ibu. Kenapa suasananya begitu berat seperti ini.

“Sepertinya tidak ada yang benar-benar mengetahuinya jadi aku akan menjelaskan dari awal. Alice-chan, kau menemukan obat untuk virus yang dikatakan sebagai virus terburuk dalam sejarah umat manusia. Shingo-kun, kau mengembangkan AI tingkat lanjut dan tipe baru power suit.

Aikawa-san, Kau membuat tesis untuk konsep baru pengembangan luar angkasa. Kebetulan, stasiun ini juga didasarkan pada tesis itu. Formula matematika, [The Mother's Theory], yang aku perkenalkan diselesaikan oleh Kouki ketika dia berusia 3 tahun. "
<TLN: Sepertinya author salah mengingat usia Kouki, pada chapter 5 disebutkan usia kouki 4 tahun saat menyelesaikan formula itu.>

"" "Eee ~ e ~ e ~ e" ""

Suara terkejut semua orang tumpang tindih, Tunggu! Formula itu ditulis ketika aku bermain-main dan aku tidak memikirkan apa pun ketika aku melakukannya. Aku dengan putus asa menjelaskan tetapi dibantah oleh ibuku "Kau tidak perlu menyembunyikannya lagi" sambil menatapku dengan mata lembut. Jangan katakan itu dengan tatapan seperti itu! Ini benar-benar kesalahpahaman, berapa kali harus aku jelaskan sebelum Kau bisa mengerti. Mereka tidak memikirkan perasaanku sama sekali, penjelasan ibuku berlanjut.

“Di sisi lain, 80% dari riset yang aku umumkan adalah asli milikku. Aku adalah seorang pengganti sehingga dia tidak akan menjadi terkenal karena Kouki ditakuti oleh para pemimpin negara dan disebut "Anak Iblis" karena perkembangan teknologi militer dalam 10 tahun terakhir. "

“Kouki-kun, Sugoi ~” 
<TLN: Sugoi = Luar Biasa>

"Arakawa-kun benar-benar jenius"

Alice dan Aikawa-san menatapku dengan mata berkilauan tapi itu semua karena kesalahpahaman. Berhentilah memandangiku seperti itu, aku tidak mengembangkan apa pun ... yang aku lakukan hanyalah memberikan saran!

Oi! Kita sudah keluar dari jalur! Aku sudah berpikir berulang kali, sejak aku bereinkarnasi, orang-orang di dunia ini tidak mendengarkanku ketika aku mengatakan sesuatu yang penting. Apakah ini sebuah kutukan?

“Saat ini aku berada dalam organisasi internasional yang netral. Apakah Kau tahu apa yang akan terjadi setelah Kau lulus? Untuk Kouki, tidak diragukan lagi ia akan menjadi incaran semua negara karena itu akan menentukan masa depan pembangunan negara tetapi dalam skenario terburuk itu dapat menyebabkan perang. Situasi itu sebagian besar sama untuk kalian semua. "

Apa maksudmu? Mengapa Alice dan semuanya terlibat? Aku berhenti memegangi kepalaku dan mulai mendengarkan dengan serius cerita ibu aku.

“Sebagai siswa, semua orang mencapai prestasi di level yang dapat mengubah dunia. Mungkin setelah lulus, kalian semua akan ditarik kembali ke negara kalian masing-masing atas nama [perlindungan] ”

"Ma, sepertinya ini sudah berakhir"

Ketika aku mengucapkan kata-kata ini, ibuku merespons tanpa mengubah ekspresi wajahnya. "Naif".

“Kau terlalu naif, aku akan melindungi kalian semua bahkan jika aku harus melakukan kejahatan. Sebenarnya Kouki, ibu dan ayah sudah bergerak dan sedang melakukan sesuatu tentang itu. Melakukan tawar-menawar antar negara adalah hal yang politis ”

Kalau begitu, apa yang coba mereka lakukan? Jika kalian berdua bergerak dalam skala seperti itu, itu bukan pada tingkat yang bisa dilakukan manusia normal. Aku ingin tahu apakah semua orang akan mengikutimu seperti orang buta. Aku tidak ingin Kau melakukan hal seperti itu! Setiap orang pasti berpikiran hal yang sama.

Ketika aku memberi tahu ibuku, dia tersenyum. Ungkapan ini sama ketika dia akan 'menghukum' macho.

"Kouki, jangan memandang rendah ibumu. Jika aku melakukan kejahatan, satu atau dua negara besar akan melakukan apa saja untuk menghentikanku. Ini akan menjadi masalah jika seluruh dunia mengakui Kouki dan semua orang yang terkait dengannya sebagai 'musuh umat manusia'. Inilah alasan mengapa aku perlu berbicara dengan semua orang, sekarang aku akan memberi tahumu hal penting ... Ini tentang [Ark Plan]”
<TLN : Ark itu bahtera yang digunakan nabi nuh untuk menyelamatkan umat manusia, jadi maknanya sama seperti itu>

Aku merasakan sesuatu yang buruk tentang ini. Apakah aku bisa menyerahkannya kepada ibuku? Aku mendesak ibuku untuk terus berbicara sambil memegangi perutku yang sakit.

 ——Arakawa Miki POV—-

Ark Plan───, Awalnya adalah rencana untuk memastikan keselamatan keluarga kami. Tujuan awalnya adalah untuk mengatasi masalah ketika itu terjadi. Aku berencana untuk mengungsi ke pulau yang tidak berpenghuni atau stasiun luar angkasa tetapi setelah pengembangan teknologi baru dan peningkatan keuangan, kami memperbesar rencana ke tingkat yang lain. Itu karena pengamatan "Partikel Arakawa" telah berhasil. Aku akan menjalankan rencana lebih awal dari yang direncanakan.

"Rencana Migrasi ke Dimensi Lain" ... Itu adalah konsep dasar dari Ark Plan. Untuk penjelasan lebih lanjut, ini adalah rencana untuk menemukan dunia dengan lingkungan yang berbeda di mana manusia dapat hidup dalam persiapan untuk keadaan darurat. Ini dilakukan untuk mempersiapkan lingkungan untuk memindahkan sekitar 20.000 orang yang menemani kami dan para keluarga mereka.

Pembangunan "Pangkalan Hakone" adalah samaran untuk rencana tersebut. Setelah selesai, ia akan memiliki peran sebagai benteng untuk melindungi "gerbang" yang mengarah ke dunia lain.

Sebagai tujuan sekunder, itu adalah untuk menemukan tempat di mana Kon-chan dapat hidup.

Sebuah dunia dengan sebanyak mungkin manusia yang hidup di dalamnya, meskipun tampaknya sulit untuk menemukan sebuah dunia di mana peradaban tidak berkembang dengan baik, disiniliah ‘Pengamat Dimensi’ yang dibawa kembali dari permukaan bulan akan berguna. Dengan menggunakan Perangkat Pengamat sangat memungkinkan untuk mencari dunia lain secara realistis. Selain itu, kami dapat segera menggunakannya karena Eve memberi kami petunjuk penggunaan yang ditulis dengan rapi dalam bahasa Inggris.

Ketika aku menjelaskannya kepada semuanya, mereka memiliki ekspresi terkejut. Memang benar itu seperti dongeng tetapi untuk keselamatan kita, ini perlu dilakukan... Dalam keadaan seperti itu, Shingo dengan cepat mengganti ekspresinya dan bertanya.

"Jika kita pergi ke dunia lain, bagaimana jika orang-orang yang tinggal di sana menyerang kita?"

"Itu pertanyaan yang bagus, jika kita bisa menyelesaikannya dengan diskusi maka kita akan berusaha menyelesaikannya semudah mungkin karena kita bukan penjajah. Aku sedang mempertimbangkan untuk membangun sebuah pangkalan di pulau atau semenanjung sebagai pilihan terakhir dan menutupi sekeliling dengan dinding pertahanan tinggi tetapi jika kita diserang terlepas dari kenyataan bahwa kita telah menetap di dataran yang belum dijelajahi, kita akan memusnahkan mereka. "

Sementara Shingo yang tetap diam seolah memeriksa jawabanku, Aikawa-san mengangkat tangannya.

"Bagaimana dengan barang-barang yang dibutuhkan untuk hidup?"

“Saat ini, kami mulai menimbun persediaan yang bisa bertahan setidaknya selama 5 tahun dan kami masih menimbun lebih banyak. Nanti kita akan membawa fasilitas skala besar seperti pabrik produksi. ”

Ketika Aikawa-san puas dengan jawabanku, Alice-chan mengajukan pertanyaan selanjutnya.

"Bisakah kita kembali ke dunia ini?"

"Tentu saja, jika semuanya berjalan dengan baik bahkan setelah kau lulus, kau dapat menganggapnya sebagai [villa aneh]"

Alice-chan berkata "Kurasa itu tidak masalah" diam-diam. Kouki tidak mengatakan apa-apa, aku bertanya-tanya ada apa? Aku mengangkat wajahku dan bertanya dengan ekspresi serius.

"Apakah kau punya pertanyaan lain?"

"Bagaimana dengan kekuatan militer kita, senjata yang dikembangkan secara khusus dan diskusi politik tentang dunia lain"

Seperti yang diharapkan dari Kouki ... Dia sudah mulai meringkas di kepalanya garis besar yang diperlukan untuk hidup di dunia lain. Untung aku membahas ini dengan Shuichi-san. Alangkah baiknya jika Kouki-lah yang akan menjadi perwakilan kita saat migrasi ke dunia lain dan kita hanya perlu melengkapi bagian yang hilang, aku senang dengan pertumbuhan anakku dan menjawab pertanyaannya.

“Ada 12.000 tentara dan sisanya adalah ilmuwan dan staf teknis, lebih dari setengah tentara tersebut dapat mengatasi situasi berbahaya. Untuk senjata, ada sejumlah powersuit tempur dan puluhan powersuit untuk bekerja, 130 Tank dan 200 mobil lapis baja. Selain itu, kendaraan untuk pekerjaan teknis akan dibawa sesuai kebutuhan.

Meskipun masalah persenjataan diserahkan kepada departemen militer, namun mereka akan memilih senjata terbaik. Jangan khawatir tentang diskusi politik karena orang-orang di departemen informasi dan departemen hubungan masyarakat akan bertanggung jawab. Mereka benar-benar pro. "

Kouki berkata "baguslah jika seperti itu". Tampaknya pikirannya tenggelam jauh ke dasar laut. Karena aku sedang berbicara dengan mereka, aku terus berbicara dengan suara lembut sebanyak mungkin.

“Apa yang aku jelaskan sekarang hanya untuk keadaan darurat tetapi kita masih harus bersiap untuk itu. Aku ingin semua orang membantu di Pangkalan Hakone selama liburan musim panas. Mari kita anggap itu sebagai [Pangkalan Rahasia] ”

Aku mengatakannya kepada mereka dengan suara lembut sehingga mereka tidak akan merasa tidak nyaman. Senyum kembali ke wajah mereka semua. Aku memperbarui tekadku untuk benar-benar melindungi senyum anak-anak ini.

 —— sudut pandang Arakawa Kouki —-

"Dunia lain ......"

Aku melihat langit-langit di kamarku dan menggumamkan kata-kata ini. Semua orang yang kutemui saat aku mengalami kecelakaan hingga berpindah ke dimensi lain adalah orang baik tetapi aku tidak tahu apa yang akan terjadi di dunia berikutnya. Aku juga paham bahwa itu perlu demi keselamatan Alice meskipun jujur, aku masih merasa tidak nyaman.

Ma ~ a, mengetahui jumlah tentara yang akan ikut ... akan ada banyak orang yang menemani kita. Mereka dapat menjamin keamanan. Sambil memikirkan hal-hal semacam ini, email masuk di terminalku.

“Aku akan mengubah jadwal perjalanan dan kami akan kembali ke Bumi besok. Kau dapat kembali ke rumah begitu sampai. Setelah itu, pada hari yang cocok, aku akan mengunjungi rumah semua orang dan menjelaskan masa depan keluarga mereka. Lalu kita akan berkumpul di Pangkalan Hakone jadi bersiaplah.”

Itu adalah email grup yang dikirim ibuku. Rupanya, ibuku serius akan membangun pangkalan di dunia lain. Ini menjadi sangat konyol. Aku tertidur tak lama setelah aku merasakan bahwa "perasaan buruk" yang aku rasakan sebelum liburan musim panas menjadi kenyataan.





Pada 27 Juli 2102, petinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) berada dalam kebingungan. "Arakawa Shuichi" yang merupakan kapten Tim Arakawa dan telah berhasil melewati berbagai tugas sulit tiba-tiba mengajukan surat Demobilisasi. Pada saat yang sama, 351 anggota dari tim yang sama mengajukan undur diri. Sesaat, mereka takut apakah kudeta militer akan terjadi atau tidak, tetapi karena itu adalah prosedur formal mereka menyetujui ini.

Keesokan harinya, semua peneliti milik "Arakawa Miki" juga mengundurkan diri dan mendirikan perusahaan besar yang disebut "Noah". Anggota Tim Arakawa yang sudah diberhentikan terdaftar di Divisi PMS (Perusahaan Militer Swasta) yang merupakan salah satu divisi industri militer Noah. Setelah itu, mereka menjadi tentara bayaran eksklusif untuk Noah.

Selain itu, lebih dari setengah staf milik "Laboratorium Penelitian Generasi Selanjutnya" dan "Fasilitas Penelitian Partikel Spasial" di Jepang dipindahkan ke Noah. Karena itu, para ilmuwan dan insinyur di seluruh dunia yang tampaknya berada dalam Fraksi Arakawa dipindahkan ke Noah satu demi satu. Setiap negara berusaha untuk mencegahnya tetapi hampir semua dari mereka sudah di bawah perlindungan Noah.

Selanjutnya, informasi ini mencapai masing-masing negara dan menyebar di seluruh dunia─── pada konferensi pers yang menarik media massa di seluruh dunia, 4 individu ... [Arakawa Kouki], [Saito Shingo], [Alice Alford] dan [Aikawa Megumi] secara resmi menyatakan bahwa mereka berada dibawah naungan Noah atas kehendak sendiri. Terhadap gerakan yang memprediksikan intervensi nasional ini, setiap negara tidak dapat mengambil tindakan, tetapi tidak mungkin mereka hanya akan duduk dan menonton.

Dunia mulai bergerak cepat mulai hari ini ...


Author Note:
Kisah tentang dunia lain akan berlanjut untuk sementara waktu dan juga kesuksesan sang macho.

TL: Conscriptra2
EDITOR: Isekai-Chan