Rabu, 20 Oktober 2021

Tate no Yuusha no Nariagari Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 258. Perhatikan Kedua Sisi Perisai Ini

 Chapter 258. Perhatikan Kedua Sisi Perisai Ini



 
Malam hari berikutnya.
Aku sedang mengajari Ren, tiba-tiba dia menarik nafas dalam-dalam.

“Ada apa? Jika tidak fokus, kau akan sulit mengingat alfabet ini.”

Jika kau tidak ingin belajar sungguh-sungguh, aku tidak akan mengajarimu.

“Ah.... ada sedikit masalah. Apa kau ingin tahu?”
“Tergantung masalahnya.”
“Kau memang seperti itu. Jadi, ini mengenai Eclair.”

Eclair..... Ksatria Wanita?
Mendengar namanya saja sudah membuatku yakin terjadi masalah besar.
Namun, aku sedikit penasaran apa yang membuat Ren sampai seperti itu.

“Apa wanita itu, membuat masalah lagi?”

Mungkin ini waktunya dia untuk kembali kastil?
Sebab Ren rajin bekerja sekarang, nilai kegunaan Ksatria Wanita berkurang sekarang.
Sekarang dia berlatihan dengan Atla.
Rajin sekali mereka.

“Memangnya apa yang terjadi?”
“Hmm, jadi....”


Ternyata itu terjadi ketika siang tadi.
Terdapat bandit yang mencoba menyerang mereka ketika dalam perjalanan.
Setiap budak yang kumiliki pasti sudah bisa mengalahkan bandit dengan mudah.

Seingatku, Ren selalu mengawal regu berdagang Taniko.
Sebanyak apapun bandit yang tertangkap, masih saja ada yang tersisa.
Itu bukan masalah besar.
Menurut penjelasan Ren, mereka berhasil mengalahkan bandit itu dalam waktu singkat, kemudian para bandit itu diikat.

“Hei, cepat lompat. Aku tahu masih ada yang kau sembunyikan.”
“Uu....”

Taniko menggunakan mantra sihirnya untuk mengancam para bandit itu, dia sudah seperti anak geng motor. Dia bahkan mengambil semua barang-barang mereka.
Para bandit itu ketakutan dan meminta bantuan pada Ren.

“Wyndia. Kau tidak perlu melakukan hal seperti ini.”
“Diam.”

Setelah mendengar itu, Ren terpaksa diam. Kemudian Taniko melanjutkan penggeledahannya.
Pada saat itu, Ren merasa bersalah pada para bandit itu. Jadi dia menarik Taniko ke belakang dengan memegang bahunya.

Baru-baru ini, Taniko seperti memiliki perubahan sifat drastis dari senang menjadi suram.
Ketika di desa, dia bermain dengan senang bersama Gaelion, Caterpilland dan monster lainnya.
Terkadang dia juga mengunjungi Rat. Itu penjelasan tambahan dari Ren.

Sebab perubahan ini, Gaelion mungkin juga akan berkonsul padaku nanti.
Aku harus memikirkan solusinya.

“Astaga, darimana kau belajar hal seperti ini....”
“Bukan urusanmu aku belajar ini dari siapa. Awas, masih ada barang berharga yang mereka miliki.”

Ren mengeluh atas perlakukan buruk Taniko. Ksatria Wanita sedang sibuk mengikat para bandit, dia mendekati mereka setelah mendengar percakapan mereka berdua.
Harusnya Taniko menerima teguran keras, namun....
Ksatria Wanita mendekat dan menghadap para bandit itu.

“Hei, cepat lompat. Kalian masih menyembunyikan sesuatu, kan? Bagaimana rasanya ketika barang berharga kalian diambil?” katanya, sambil mengancam mereka dengan pedang.

.... Eh?
Apa yang terjadi?
Jika di desa, dia selalu menegur banyak orang.....

“Hei, kau itu kenapa!?” Tanya Ren pada Ksatria Wanita.
“Wyndia, bantu aku agar mereka mengerti apa kesalahan mereka.” Ksatria Wanita mengabaikan pertanyaan Ren.
“Tentu.”
““Lompat sekarang!””
“Hii...”

Ketika para bandit melompat, terdengar dentuman besi dalam kantung mereka.
Banyak berjatuhan koin perunggu dan perak diatas tanah.

“Ya ampun, seharusnya kalian serahkan ini dari tadi....” kata Ksatria Wanita.
“Apa yang kalian lakukan!?” Ren terkejut penuh kebingungan, setelah dia berteriak itu Ksatria Wanita menendang para bandit dengan ekspresi dingin agar mereka naik kereta.
“Ren, perlakuan ini diperlukan. Orang yang biasa menikmati kesenangan dengan merebut barang milik orang lain perlu merasakan hal yang sama. Mereka harus merasakan apa yang mereka perbuat.” Jelas Ksatria Wanita pada Ren.
“Apa....”

Setelah itu, mereka mengantarkan para bandit ke penjaga kota sekitar. Tapi Ren masih mempercayai Ksatria Wanita bahwa dia tidak akan melakukan hal seperti itu.
Tapi, meski sudah mempertanyakan perbuatannya, dia tidak menjawab secara jujur.


“Jadi kau pusing karena itu?”
“Iya.”

Apa yang membuat perubahan ini terjadi?
Aku tidak bisa memikirkan alasan untuk si keras kepala, Ksatria Wanita bisa berubah seperti itu.
Jika dipikirkan, mungkin penyebabnya adalah bencana cuci otak itu....

“Panggilkan Ksatria Wanita... Eclair.”

Aku memintanya untuk memanggil Ksatria Wanita kemari.
Tak lama setelah itu, Ksatria Wanita datang kemari.
Lalu aku menanyakan apa yang dipertanyakan Ren padanya.

“Kenapa kau tiba-tiba seperti itu? Dimatamu, perbuatanku itu tidak baik dan tidak adil?”
“Oh, jadi kau menanyakan itu.”

Dengan pandangan filosofis Ksatria Wanita menghadapku.
Eh? Jarang sekali dia, si keras kepala melihatku dengan pandangan seperti itu.

“Kau masih ingat kejadian waktu itu?” Tanya Ksatria Wanita padaku.
“Iya.” Jawabku.
“Sampai saat itu, aku meyakini untuk mempercayai keadilanku saja. Namun, kejadian itu membuatku sadar bahwa ada keadilan mereka yang masuk akal.” Jelas Ksatria Wanita.
“Memangnya ada yang masuk akal?”

Tiada yang masuk akal dari perkataan mereka, itu semua argumen belaka.

“Aku belum tahu apa yang mereka katakan padamu, Iwatani-dono. Mereka mengatakan ini padaku, [Demi menciptakan dunia tanpa diskriminasi, kita tidak bisa membiarkan Demi-Human mendapatkan perlakukan khusus,] dan [Orang yang suka mengambil  barang orang lain, pasti memiliki alasan tertentu melakukan itu.] begitulah yang dikatakan orang pertama.”

Aku tidak yakin mengenai kalimat pertama, tapi bagaimana dengan kalimat kedua?
Terkadang orang mencuri karena keperluan penting, tapi pasti ada batasnya.

“Perkataannya ada benarnya. Orang kedua menambahkan, [Jika mengambil barang orang adalah kejahatan, lalu bagaimana dengan monster? Memangnya kita perlu alasan untuk mengambil barang orang. Sebab itulah keserakahan manusia. Demi membenarkan kekeliruan ini, kami melakukan pemberontakan.]”
“Hei....”

Itu seperti memperbolehkan membully seseorang, sebab si pembully memiliki alasan untuk membully orang tersebut.
Jika itu kebenarannya, itu belum tentu benar.
Aku tidak punya alasan untuk simpati pada kumpulan zombie itu, mendengar pendapat mereka saja membuat otakku pusing.

“Dengan logika itu. Aku penjahat sebab memihak satu pihak saja. Tapi, aku masih memiliki keadilanku. Itulah yang aku pegang teguh. Namun, aku terus melihat orang yang mempercayai keadilanku berubah pikiran, aku jadi mengira keadilan itu..... keadilan itu sesuatu yang bisa berubah setiap saat, ketika aku memikirkan itu, keadilanku runtuh. Mungkin saja akulah yang jahat disini.”
“Jadi kau memutuskan untuk tidak keras pada peraturan dan mencoba untuk melanggarnya?”

Perubahanmu terlalu drastis.
Dia memang selalu memperhatikan hal-hal kecil, tapi dia sendiri memang orang yang benar.
Bukan berarti jika pendapatmu berbeda maka lawan bicaramu itu salah.

“Itu tidak benar.”
“Apa yang tidak benar?”
“Melakukan yang menurut benar adalah hal penting. Tapi, jika itu terus dilakukan, maka pasti ada rasa kecewa yang menghampiri. Akhirnya kekerasan dilakukan untuk mengurangi rasa kecewa tersebut. Itu akan terus terulang.”
“Caramu hidupmu sudah diluar nalar.”

Aku mengira dia itu genius yang keras kepala, tapi semakin kesini dia semakin tidak waras?
Mungkin sudah waktunya untuk mengurungnya sementara waktu.

“Ketika aku merenungkan semua itu, ayahku dan Iwatani-dono terlintas dikepalaku.”
“... Kenapa aku disebut juga?”
“Dalam kerajaan mayoritas manusia, ayahku membangun desa untuk mementingkan minoritas, Demi-Human. Apakah keputusannya benar? Disisi lain ada Iwatani-dono yang melakukan ketidakadilan.....”

Ketidakadilan? Maksudmu perlakuan burukku pada bandit?
Menurutku merampas barang dari mereka bukan kejahatan.

“Jika kau rubah sudut pandangnya, ayahku melanggar peraturan kerajaan manusia. Meskipun begitu, apa yang dilakukannya belum tentu salah. Tapi, pelanggaran tetaplah pelanggaran, dan orang yang mencoba melindungi gagasan itu tetaplah ayahku sendiri. Apa yang dilakukannya tidak mungkin disebut tindakan tidak manusiawi.”

Kemungkinan itu terjadi tidak nol.
Ratu sendiri yang mengatur kerajaan ini, dia juga menggunakan kekuasaannya untuk membungkam bangsawan.
Besar kemungkinan bangsawan yang berbuat sesuatu akan dijatuhi hukuman berat.
Jika tidak, kejadian besar waktu itu tidak akan membuat mereka mati di eksekusi.
Dia tidak harus membasmi mereka sampai akarnya.

“Jadi, penjelasan mengenai perbuatanku waktu itu adalah karena aku mempelajari semua itu dari Iwatani-dono.”
““Huh?””

Baik aku dan Ren sama-sama terkejut.
Ini tidak ada hubungannya dengan topik pembicaraan sebelumnya.

“Iwatani-dono disukai banyak Demi-Human. Padahal hubungan kalian hanya tuan dan budak. Itu juga tidak berpengaruh jika dia adalah Hero Perisai. Tapi, Iwatani-dono juga melakukan kejahatan. Namun orang-orang di sekitarnya tetap mengikutinya.... Itu karena dia siap menodai dirinya demi orang lain.”
“Aku tidak bermaksud seperti itu....”
“Jangan merendahkan diri. Aku salah mengartikan perkataan ayahku sebelum dia pergi. [Hiduplah dengan tenang tanpa penyesalan,] dari perkataannya, dia ingat aku tidak menjadi seperti dirinya. Tetapi.... aku ingin menjadi seperti dirinya. Aku ingin menjadi bangsawan yang memperjuangkan rakyatnya.”
“Oke, lalu apa hubungannya dengan memeras bandit?”
“Perubahan besar diawali dengan satu langkah kecil. Iwatani-dono dan orang-orang luar menggunakan cara apapun untuk mendapatkan keuntungan. Aku menganggap itu tidak baik, namun tetap saja itu sesuatu yang diperlukan.”

Apa memang seperti itu?
Tidak, Ksatria Wanita tidak sekeras kepala sebelumnya. Cara berpikirnya yang tiba-tiba aneh ini membuatku khawatir.
Jika dibiarkan, pemikirannya bisa saja menjadi liar.

“Ren, kepalanya mulai aneh. Kau awasi dia baik-baik.”
“Iya.... akan aku lakukan sebisa mungkin.”

Ren memiliki pemikiran yang lebih baik dari. Dia mungkin bisa menjadi obat untuknya.
Setelah melihat banyak kejahatan terjadi di hadapannya, Ksatria Wanita mulai ikut menodai dirinya... dia sudah kehilangan orang tuanya, tidak ada yang mengawasinya lagi.
Aku tidak bisa mengatakan itu sembarangan.

“Di tempat yang ayahku sukai, Shieldfreeden dan Siltvelt, ada sebuah pepatah yang mengatakan, [Perhatikan kedua sisi perisai ini]. Jangan lihat bagian depannya saja, lihat juga bagian belakangnya. Didepan ada kejayaan, lalu dibelakang ada kekerasan dan penghinaan. Putuskanlah sesuatu setelah memperhatikan kedua belah pihak.”

Makna pepatah ini pernah kudengar sebelumnya?
Tidak, mungkin ini sebab perisai yang menerjemahkan perkataannya.

“Aku melihat Iwatani-dono sudah memperlihatkan keduanya. Perbuatanmu membuat dirimu berjaya dan layak untuk dihormati, demi memperjuangkan wilayahmu, kau perlu menggunakan kekerasan dan menerima penghinaan juga. Untuk melakukan semua itu.... entah itu orang yang dipilih dewa untuk menjadi Hero atau orang biasa, pasti dia perlu menodai dirinya sendiri.”

Dari matanya, sepertinya Ksatria Wanita sudah sampai titik terangnya.
Dia sangat bersemangat.
Ketika dia mempercayai sesuatu, dia akan mempercayainya sampai akhir.
Aku rasa sekarang dia lebih fleksibel.... tapi, penjelasannya tetap membekas dikepalaku.

“Jadi, aku memutuskan untuk mengikuti cara Iwatani-dono mengurus wilayahnya. Suatu saat nanti, ketika Iwatani-dono pergi dari sini, aku akan melindungi wilayah ini bersama Raphtalia.”

Ah... dia tepat sasaran.
Itu benar. Aku merasa khawatir apa yang terjadi ketika aku meninggalkan dunia ini.

Jika ratu berhasil mencegah diskriminasi pada Demi-Human, orang-orang mungkin akan melakukan pemberontakan.
Demi-Human selalu dijadikan budak untuk melakukan pekerjaan fisik.
Jika orang-orang melihat Demi-Human berjalan dengan tenang di jalan.
Sekarang mungkin semuanya damai, baik-baik saja. Tapi, jika konspirasi tetap berlanjut, kemungkinan desaku diserang tidaklah nol.

Kita mungkin sudah menumpas fraksi garis keras bangsawan, tapi kita tidak tahu apa yang terjadi pada fraksi lainnya.
Lalu, desaku akan dikuasai sepenuhnya oleh bangsawan seperti itu.
Untuk bertahan hidup, Demi-Human perlu diberikan perlakukan khusus dan dukungan politik.
Perkataan Ksatria Wanita tidak salah.

“Aku mengerti maksudmu. Tapi, kau terlalu berlebihan.”
“Apa kau bilang? Aku hanya mengikuti Iwatani-dono saja.”

.....Oh. Sebelumnya aku dan Ksatria Wanita pernah memburu para bandit, aku melakukan itu juga pada mereka.
Setelah itu aku mendapat teguran dari Ksatria Wanita.
Eh, berarti Ksatria Wanita hanya mengikuti caraku saja?

“Naofumi... melakukan itu juga.” Ren melirikku dengan curiga.
“Tidak ada pilihan lain! Lagipula, kenapa kerajaan ini menjadi sarang bandit?”
“Jika dipikirkan itu memang benar. Aku merasa sebelum kita dipanggil kemari, jumlah mereka tidak sebanyak ini.”

Aku yakin sebagian besar dari mereka bersembunyi.
Itu mungkin disebabkan oleh jumlah jalur yang kugunakan bertambah.
Pedagang Aksesori memberiku saran mengenai itu dengan semangat.

Kejadian Reiki, masalah gelombang melanda, hampir semua orang dunia ini kehabisan uang untuk menjamin kehidupan mereka.
Sistem ekonomi dunia ini sedang dalam masalah.
Contohnya krisis pangan, salah satu cara agar menghasilkan uang adalah dengan berjualan makanan.
Mungkin kehadiran pedagang serentak ini membuat para bandit bertambah.

Ada beberapa petualang nakal yang mengumpulkan uang secara tidak baik, aku dengar mereka sedang bersatu.
Sekarang, itu dikenal sebagai Guild Bandit.

Aku tidak punya hubungan baik dengan mereka, tapi Guild Petualang, Guild Pedagang, Kesatuan Ksatria, dan Gereja.... Keempat Hero... saling mendukung satu sama lain.
Ketika sampai di dunia ini, Ren mendapat permintaan dari Guild Petualang.
Aku bukan orang yang dipekerjakan, melainkan orang yang memperkerjakan, itu bukan masalah.

Kembali ke topik.
Dari kemunculan Guild Bandit, pasti banyak penjahat yang berkumpul disana.
Bergerak sendiri akan berbahaya, jadi mereka bersatu menyerang pedagang dan desa untuk mendapatkan keuntungan.
Sebab kejadian Reiki dan masalah lainnya, keamanan Melromarc sedang tidak stabil.

“Sepertinya mereka perlu dibersihkan secepatnya.”
“Bagaimana caranya?”
“Aku punya satu rencana.”




TLBajatsu
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar