Jumat, 25 Mei 2018

Death March kara Hajimaru Isekai Kyousoukyoku Bahasa Indonesia : Chapter 2-8 Labirin Demon (1)

2-8. Labirin Demon (1)

  
Satou disini. Ketika berfikir bahwa ini akan menjadi petualangan dikota, tiba-tiba berubah menjadi serangan dungeon, aku tak bisa mengikuti situasinya, Satou.

Labirin terbentuk dengan mudahnya tetapi apakah jalan keluarnya ada di pusat kota?

Guild petualang mungkin akan mengelolanya beberapa tahun kemudian.


Ketika kulihat map, [Labyrinth of Demon, Bottom Layer] ditampilkan, lorong-lorongnya tidak ditampilkan.
...ini tidak akan semudah itu bukan?

Para gadis beastkin terlihat cemas.
Pertama, ayo tangani mereka dulu.

“Aku Satou, pedagang”

“Kucing nyesu”
“Anjing nanodefu”
“Kadal”
Gadis kucing dan anjing terbata-bata saat mengucapkannya. Sementara suara gesekan bisa terdengar ditengah kata gadis kadal.

Bukan hanya uusu yang melakukannya, master sebelumnya bahkan memanggil mereka seperti itu. Gadis kucing dan anjing menjadi budak sejak lahir tetapi gadis kadal tidak dan dia sepertinya memiliki nama sebelum menjadi budak. Namun, itu adalah nama yang panjang dengan campuran kata yang sulit untuk diucapkan.

Akhirnya, karena mereka memintaku untuk memberi nama yang mudah diucapkan, aku menamai mereka “Pochi”,”Tama”, dan “Liza”. Jangan perlakukan mereka seperti hewan peliharaan! Kamu bisa marah seperti itu, tetapi aku tidak mempunyai kepercayaan diri untuk mengingat mereka bila dengan nama yang normal jadi tolong maafkan aku, setidaknya sampai kita keluar dari labirin ini.
Liza bukan dari kata ‘Lizard’ tetapi dua potong kata dari nama aslinya.

Sekarang, sebelum kita memulai mencari jalan keluar, ayo obati luka gadis beaskin dulu.
Aku mengeluarkan baju, botol air, dan salep dari tas. Salepnya adalah sampel produk dari set alkemis. Karena ini hanya sampel, aku tidak punya banyak tetapi sepertinya cukup.

“Bersihkan lukamu dengan baju yang dibasahi air dari botol ini. Lalu olesi salepnya ke luka dan balut dengan baju. Jangan gunakan baju yang sama untuk membersihkan oke?”

Gadis beastkin bingung ketika aku memberikan mereka baju baru.
Mungkin mereka bingung karena berbicara tanpa kalimat perintah untuk pertama kalinya. Aku merasa seperti kembali merawat kerabat kecilku di masa lalu.

“Ada apa? Aku akan menghadap kearah lain ketika kalian mengobati lukanya, jadi jangan khawatir.”

Sepertinya itu bukan karena malu, tetapi karena mereka jarang sekali mendapatkan baju bagus dan salep sebagai budak.

“Terimakasih, nanodesu. Kamu tak usah menghadap kearah lain nanodesu.”
“Baju bagus. Aku senang~.”
“Karena master sudah meninggal, kita tidak mungkin membayar kamu kembali. Lebih baik menyimpan air dan obat-obatan sampai kita keluar dari labirin... um, bukan..”

Kata-kata yang tak bisa dimengerti diubah menjadi kalimat yang tepat diotak. Bagus bukan?

Pochi dan tama melepaskan tali yang mengikat pakaian sederhana mereka dan telanjang tanpa keraguan untuk mengobati lukanya.
Liza-san sepertinya tipe orang yang bijaksana dan sedikit ragu-ragu, tetapi aku [Perintah] untuk tidak memikirkannya jadi dia juga mulai mengobati.

Ketika pengobatan mereka selesai, aku membagikan manisan kepada mereka. Aku beri masing-masing 3 manisan seukuran telapak tangan. Itu mungkin cukup untuk sekarang. Manisan itu sisa dari saat aku pergi ke berbagai kios bersama zena-san. Itu bukan bekas gigitan juga.

Pochi berliur diseluruh wajahnya, semuanya menatap ke manisan, tetapi tidak ada satupun yang makan.

“Tidak ada racunnya, jadi makanlah.”

Mereka sepertinya tidak diperbolehkan makan tanpa perintah? Budak sungguh tertekan~ Pochi tersedak lalu kuberi dia botol air.

“Aku tidak akan mengambilnya, jadi makan pelan-pelan.”

Aku merasa seperti baby-sitter sekarang...


Aku melihat map kembali. Dan masih hanya menampilkan ruangan ini.
...Apakah magicnya tidak efektif, atau terhalau...

Aku membuka menu dan menggunakan magic [All Map Exploration]. Meskipun magic ini sangat mudah digunakan~.
<TLN: Dia membicarakan tentang dirinya yang tidak bisa menggunakan magic, lol>

Seluruh gambar dari [Labyrinth of Demon] ditampilkan. Mode mudah memang terlalu bagus!

Ini terlihat seperti sarang semut, daripada labirin.
Jalan dari sini menuju ruangan selanjutnya bercabang seperti akar pohon, dari ruangan itu bercabang lagi seperti sebelumnya. Seperti style dari labirin, ada juga jalan rahasia yang menghubungkan ruangan.

Hasil pencarian di map, ada 109 manusia disini. 7 diantaranya demi-human. Sisanya adalah ras manusia yang setengahnya merupakan budak.

Pendeta tampan garleon berada diposisi yang jauh terpencil. Jika kita bisa bertemu dengannya, dia sudah berada didekat jalan keluar huh? Aku sendiri tidak mau dia mati, menjadi orang yang ahli, meskipun dia mungkin tidak akan mati dengan mudah jadi aku akan mengganggapnya keberuntungan jika kita bisa bertemu dengannya.

Aku mencoba mencari arm demon tetapi aku tidak bisa menemukannya. Ada beberapa ruangan yang terletak dibagian paling dalam, mungkin dia disana...
Jika aku dengan ceroboh mengalahkannya, labirinnya mungkin akan runtuh, jadi hiraukan dulu dia sekarang.

Musuhnya rata-rata monster serangga berlevel 10-20 . Awalnya tadi hanya sekitar 20 tetapi sekarang sudah ada lebih dari 100. Selain itu, monster ular dan katak juga muncul.

Ayo kita beri gadis beastkin senjata karena bisa berbahaya jika kita terperangkap ditengah jalan.
Oke, pertama cari lokasi tersembunyi di gang untuk mengambil beberapa tombak dan pedang dari storage.

Setelah memutuskan, aku mencoba menuju ke gang namun aku dihentikan oleh gadis beastkin dengan terburu-buru.

“Tolong jangan buang saya! Aku akan melakukan apapun!”
“Tolong jangan tinggalkan saya!”
“Tuan, aku tidak masalah untuk dikorbankan tetapi tolong bawa saya, kumohon.”

Mereka putus asa mencoba menghentikanku. Tetapi tidak ada satupun yang menarik bajuku, apakah karena pengalaman mereka sebagai budak atau pelatihan?

“Jangan khawatir. Aku hanya ingin melihat kondisi jalan. Aku tidak akan meninggalkanmu, jadi tenanglah.”

Aku berbicara selembut mungkin. Meskipun tak akan sepenuhnya menghilangkan kekhawatiran mereka, ini lebih baik daripada tidak mengatakan apapun.
Setelah ketiga gadis beastkin selesai makan, aku mengeluarkan dagger dan magic gun dari tas dan menggunakannya (untuk dirinya dan para gadis beastkin).

Hanya liza yang memiliki skill yang berhubungan dengan pertempuran, [Spear]. Karena aku tidak bisa jelas-jelas mengeluarkan tombak dari dalam tas, aku mengambil dagger lain dan memberikannya ke liza. Mungkin karena tidak biasa untuk budak memiliki senjata, dia ragu awalnya tetapi aku tetap memaksanya.
<TLN: Spear = tombak>

Aku mengambil posisi sebagai vanguard, Liza bertanggungjawab untuk serangan kejutan dari belakang. Liza ingin bertarung sendiri tetapi aku memintanya untuk mengawasi belakang.
Karena aku memiliki radar, tidak ada kemungkinan untuk serangan kejutan, tetapi aku memberikan peran itu kepadanya untuk menurunkan sedikit kegelisahan para gadis beastkin.

Urutannya adalah aku, Tama, Pochi, dan Liza. Aku memerintahkan mereka dengan nada yang keras untuk tidak berpartisipasi dalam pertarungan. Karena level mereka hanya 2-3, jika ceroboh menerima serangan mereka bisa mati.

Ini sesungguhnya adalah misi pengawalan .


Lantai jalannya menjadi bebatuan. Sejak tidak ada batu beraspal yang mengeluarkan cahaya lagi, sekarang gelap. Hal yang menguntungkan? Ada beberapa pilar batu yang bercahaya setiap beberapa meter, meskipun terlihat menakutkan, setidaknya kita bisa berjalan.
Pilar batu hanya setinggi pinggang. Karena cahayanya hanya mencapai sebatas dada kami, atapnya gelap gulita, ini tidak menyenangkan.

Itu mungkin untuk membuat kita merasa lebih gelisah.
Hal menjijikan seperti yang biasa demon lakukan.

Ketika seseorang masuk ke suatu ruangan, lorongnya akan berubah gelap gulita untuk mengurung mereka didalam, mungkin hal-hal seperti itu yang disiapkan.

“Tama, kalau kau melihat sesatu didepan, katakan padaku dengan suara yang lirih. Pochi, kalau kau mencium sesuatu atau mendengar hal yang aneh, katakan padaku juga. Liza, tolong berhati-hati dari belakang. Tetapi jangan sampai terlalu fokus kebelakang dan akhirnya tertinggal.”
“””Iya”””

Aku sedikit gelisah, tetapi itu jawaban yang bagus.

>[Leadership Skill Acquired]
>[Formation Skill Acquired]

Tanda dari musuh terdeteksi di radar. Ini sedikit jauh didepan.

“Aku bisa mencium bau darah dari sisi lain lorong, nanodesu.”

Pochi mengatakannya.
Tinggal jalan lurus kedepan, tetapi masih ada jarak sekitar 500 meter.

Aku memuji sambil mengelus-elus kepalanya. Perlakuan ini seperti apa yang kau lakukan pada hewan peliharaan, tetapi ekornya bergoyang-goyang dengan cepat, dia mungkin senang tentang itu.

Aku menyelidiki musuh sambil berjalan mendekat. Levelnya 20, tidak ada kemampuan khusus. Metode serangannya adalah serudukan dan menggigit. Tampaknya hanya ada satu monster di ruangan sebelah.

Aku mengingat sesuatu dan mencatat stat dan kemampuan saat ini dari ketiganya, karena mereka juga memiliki kolom exp, aku membuat sebuah rencana... Ini benar-benar seperti game.

Karena nilai exp ditampilkan sebagai persentasi, aku tidak tahu pastinya, tetapi masih sangat mudah untuk menaikan level. Karena aku tidak bisa melihat nilai exp orang lain dari map, apakah ini dibatasi untuk anggota party? Atau apa ada kondisi lain yang harus diikuti?

Aku melihat cahaya dari ruangannya.

Aku memerintahkan mereka untuk menunggu dan mengintip keruangan. Musuh serangga sedang memakan [Sesuatu], tanpa memperhatikan ke sini. Seperti yang kukatakan... Aku lemah dengan gore kau tahu.

Aku menunggu sampai suara mengunyahnya berhenti, lalu menembaknya dengan magic gun. Tembakan tunggal menyerang sendi kaki belakang. Bagian tubuh yang rusak berterbangan.

Aku tidak memberi jangkring raksasa ruang untuk serangan balasan, membunuhnya dengan cepat.

Astaga, kenapa jangkring besar ini muncul dimana-mana kecuali di gurun...
<TLN: Referensi dari haruhi?>

“Menakjubkan, nanodesu.”
“Hebat.”
“Tuan, apakah kau seorang magician?”

Pochi dan Tama bersemangat tinggi, tetapi Liza bertanya.

“Ini adalah magic weapon kau tahu. Jangan beritahu ini kepada siapapun!”

Aku memberi peringatan dengan tersenyum lebar. Tak lupa juga berpose dengan magic gun. Pochi dan Liza mengangguk serius, tetapi Tama hanya berkata “Ay”, sambil terlihat sangat senang. Aku akan memberikan peringatan lagi setelah kita keluar dari labirin.

Rantai dari kalungnya sangat mengganggu. Tangan Tama sudah penuh hanya dengan memegang rantainya. Oh iya, aku bisa memotongnya dengan ini.

Aku memanggil Liza dan memintanya untuk menarik rantai secara horizontal, lalu aku menembaknya dengan magic gun. Kulakukan hal yang sama pada Tama dan Pochi... tetapi mereka mungkin takut, telinga mereka turun.
Aku meletakkan rantainya di tas dan memberikannya kepada pochi.

Karena bagian kaki yang rusak dari jangkrik raksasa sepanjang 2 meter, aku membuat tombak dadakan dari itu.
Aku meningkatkan skill weapon creation ke level 1 dulu.

Bagian-bagian kuku dari jari kakinya longgar, jadi aku mengikatnya dengan balok kayu dan tali kulit. Karena cairan hijau mengali dari bagian yang dipotong, aku membungkusnya dengan kain bekas perawatan sebelumnya.

Ketika aku ingin memberikan Liza tombaknya... Dia saat ini sedang memotong bagian leher dari kepala jangkrik, mengerjakan sesuatu.

Apakah dia lapar?

“Liza, kalau kau makan hal semacam itu, perutmu akan sakit.”
“K,kamu salah. Karena itu monster, seharusnya ada magic core didalamnya, jadi aku mencoba mengambilnya...”

Magic core?
<TLN: Magic core = inti sihir>

>Title [Insect Slayer] Acquired


TL : Isekai-Chan
EDITOR : Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar