Sabtu, 29 Desember 2018

Death March kara Hajimaru Isekai Kyousoukyoku Bahasa Indonesia : Chapter 14-31 Water Peach Kingdom (4)

Chapter 14-31. Water Peach Kingdom (4)


Satou di sini. Begitu kau mulai terbiasa dengan kebiasaanmu, Kau bisa melakukannya secara tidak sadar. Kau dapat mengatakan bahwa itu telah dioptimalkan, tetapi ada saat ketika itu menjadi bumerang ketika aku mengubah pekerjaan dan lingkunganku.


Meskipun aku pikir perkataan Hikaru bukanlah penyebabnya, beberapa Wyvern Rider dari daerah Rumooku Kingdom terbang ke sini.

"Pihyororo ~?"
"Kedengarannya seperti seruling yang kita dengar di suatu tempat bukan?"

Sumber bunyi itu tampaknya adalah Wyvern Rider walaupun kita tidak bisa melihatnya di sini karena pepohonan menghalangi pandangan.

"Guaaaaa"
"Uuruururururu"
"Faooooooo"

Aku mengalihkan pandanganku ke arah suara aneh, para penculik yang terikat di tanah menggeliat kesakitan.
Bagian tubuh dan wajah mereka bergerak seperti makhluk yang berbeda, ini cukup mengerikan.

"Uge, itu sepertinya berbahaya!"
"Putri-chan, kemarilah bersama adik perempuanmu! Jaga jarak dari mereka."

Teriak Arisa, petualang wanita memerintahkan kedua putri untuk melarikan diri dengan para petualang.

"Hikaru! Urus para wyverns."
"Serahkan padaku!"

Hikaru menendang pohon dan menghilang ke langit.
Dia seharusnya baik-baik saja.

"Bagaimana dengan Tama ~?"
"Aku mengandalkan Tama untuk melindungi Arisa dan yang lainnya."
"Nin nin ~"

Tama menggabungkan tangannya dalam gaya Ninja dan berlari ke Arisa.

Para penculik memotong ikatan mereka sementara aku merasa jijik dengan tontonan itu, mereka berdiri setelah berubah menjadi aneh.

Aku ingat tanda-tanda ini.
Mereka terlihat seperti seseorang yang telah menggunakan Fiend Drugs secara berlebihan.

Perbedaannya, keberadaan lingkaran magic seperti tali merah yang menggeliat di tubuh mereka - Mereka sepertinya versi manusia dari [Red Rope Monsters] yang menyerang Royal Capital Shiga Kingdom.

--Sangat menjijikan.

Aku minta maaf untuk para petualang yang memegang pedang dan tongkat mereka, tapi aku akan mengurus ini dengan cepat.
Lagipula aku benci pertumpahan darah.

Aku mengeluarkan magic force tingkat advance [Magic Arm] untuk melumpuhkan para penculik, dan menguras MP mereka sekaligus dengan [Mana Drain Thorn].
Magic ini adalah versi [Drain Mana] yang dapat bekerja pada banyak orang sekaligus, dilengkapi dengan cahaya seperti duri yang tumbuh di segala arah sebagai visualnya.
Kuantitas MP drain kurang dari spell aslinya tetapi lebih dari cukup untuk orang-orang ini.

Para penculik yang MP-nya telah dikuras habis menjadi seperti mumi.
Ini masih lebih baik daripada tampak aneh mereka tadi, tetapi sepertinya mereka tidak akan kembali ke wujud aslinya seperti orang-orang yang sudah berubah karena Fiend Drug.

--Nn?

Penanda dari para petualang tercermin pada radar bergerak ke arah Shadow Castle.
Kalau dipikir-pikir, petualang perempuan melakukan pekerjaan membawa [Makhluk Magic untuk Mengumpulkan Informasi] ke dalam Shadow Castle dari weasel ya.
Dia mungkin mengambil Putri Rumia untuk membuka penghalang.

"--Master!"

Ketika aku menoleh ke suara Arisa, aku melihat Arisa dan yang lainnya ditarik oleh tangan hitam yang tak terhitung jumlahnya menuju kedalam penghalang.
Aku segera menggunakan magic soace [Article Pull (Abort)] untuk menarik mereka kembali, tetapi terbatalkan.

--Aku lupa bahwa ini adalah area tanpa teleportasi.

Sambil menyesali keputusanku yang bodoh, aku pindah ke tangan hitam dengan Ground Shrink dan membantu Tama melarikan diri.
Sepertinya Holy Sword dapat dengan mudah memotong tangan hitam tetapi mereka tumbuh kembali setiap kali mereka dipotong sehingga Tama tidak bisa lepas dari mereka.

Aku mengulurkan tanganku ke arah Arisa tetapi tangan bayangan seperti tsunami mendorongku menjauh, dia diculik bersama dengan para putri dan yang lainnya ke dalam penghalang.

"Penghalang~?"

Tama berulang kali mengenai permukaan penghalang yang tertutup di depannya.
Kemudian, Hikaru kembali sambil menyeret orang-orang beastkin yang tampaknya adalah Wyvern Rider.

"Satou, aku sudah mengalahkan mereka - tunggu, bagaimana dengan Arisa dan yang lainnya?"
"Mereka dibawa oleh bayangan."

Melihat peta, Arisa dan yang lainnya tampaknya telah dibawa ke ruang terdalam di kastil mirip labirin.

"Tunggu sebentar, aku akan menggunakan magic perusak penghalang--"
"Tidak perlu."

Aku menghentikan ucapan Hikaru di tengah jalan.

--Sesuatu seperti penghalang, aku hanya cukup merobeknya.

Aku sedang dikuasai dengan pemikiran yang agak sembrono karena kehilangan Arisa.
Sambil melakukan analisis diri seperti itu, aku membuang ketenanganku dan mengulurkan tanganku di penghalang.

--Hah?

Untuk beberapa alasan, penghalang tidak menolakku, tanganku tergelincir menembusnya.
Tama yang masih memukul penghalang masih ditolak masuk.

Aku mencoba menarik tangan Tama dan kami bisa masuk bersama.

"Hikaru, mari kita pergi bersama. Tama, tunggu di batu dengan papan segel berukir setelah kau mengirim orang-orang ini ke ksatria."
"Un, aku mengerti."
"Tama akan menunggu."

Hikaru setuju dengan instruksiku, Tama mengangguk dan berbicara dengan suara tidak lambat yang kaku.
Setelah mengelus kepala Tama sekali untuk menghilangkan khawatirnya, aku membawa Hikaru melewati penghalang.

- Sekarang, mari kita tolong Arisa.


"<Dance>> Claiomh Solais"

Hikaru menggunakan Claiomh Solais untuk mengubah Shadow Sentries yang menghalangi jalan kami menjadi debu.
Aku ingin tahu apakah itu hanya imajinasiku, aku merasa bahwa Shadow Sentries hanya menyerang Hikaru sejak beberapa waktu yang lalu.
Mungkin mereka ingat tentang pertarungan mereka dengan Hikaru dulu?

Sementara terganggu oleh itu, kami melewati hutan dan tiba di depan kastil.
Ada tebing di depan mata kami dan sebuah kastil hitam pekat menjulang di atas tebing.

"Mereka datang lagi!"

Penjaga bayangan muncul satu demi satu dari bayangan pohon dan batu.
Ini seperti titik spawn yang tidak terbatas, dan bahkan jika seratus dari mereka muncul, mereka hanyalah musuh kecil karena mereka hanya level 30.

Tetapi yang menjengkelkan, mereka tidak ada di peta sampai setelah mereka muncul.

- << Remote Shining Javelin >>.

Sama seperti namanya, tombak bercahaya kuat mengalahkan Shadow Sentries.
Begitu aku yang diabaikan oleh para penjaga, mengalahkan salah satu dari mereka, mereka tampaknya menganggap aku sebagai musuh dan mulai menyerangku.

"Mereka tidak memberimu exp, jadi sebaiknya kita menggunakan 『Light Net』untuk menangkap mereka dan meninggalkannya! "
"Oke."

Mengikuti saran Hikaru, aku menggunakan beberapa Light Nets untuk menangkap penjaga yang mengejar, menghentikan mereka.
Berkat itu, kami berhasil menginvasi kastil.

Tampaknya Arisa dan yang lainnya berada di ruang terdalam kastil, [Master Room], dengan kondisi pingsan.

Aku tidak bisa menggunakan teleport dan magic Clairvoyance jadi aku hanya bisa melihatnya dari informasi peta.
Situasi itu membuatku tak terkendali.

"Ichirou-nii, Arisa akan baik-baik saja, kau seharusnya tetap tenang."
"Ya, aku hanya khawatir jika Arisa akan bertindak terlalu jauh."

Aku membalas Hikaru dengan nada ringan.

Sekarang, pikiranku agak sedikit tenang setelah percakapan itu.
Kami cepat-cepat berjalan setelah berterima kasih kepada Hikaru.

Dengan kemampuan Arisa saat ini, dia seharusnya baik-baik saja bahkan melawan demon lord sekalipun, tapi aku tidak bisa mengatakan itu dengan keras.
Beberapa dewa atau demon lord akan muncul jika aku melakukan itu.


"--Hikaru, mari kita berhenti sebentar di sini."

Aku membiarkan Hikaru yang bernafas dengan kasar untuk beristirahat, mengeluarkan accelerated magic gun  dan memusnahkan [Shadow Sentries] dan beberapa level 50 [Shadow Knights] dengan [Holy Bullets].

Peluru menghantam dinding dan mental sambil mengeluarkan suara seperti ketika Kau menjatuhkan tetesan air ke minyak panas.
.... Menghentikan holy bullet ya, itu dinding yang cukup kokoh.

Meski begitu, selain level musuh yang meningkat, ritme spwan mereka juga meningkat.
Kami hanya membuang-buang waktu jika ini terus berlanjut.

Arisa dan yang lainnya tidak terluka untuk saat ini, tetapi selain tidak mengetahui tujuan pihak lain, tidak ada jaminan bahwa mereka akan tetap aman.
Aku penasaran apakah aku bisa membuat jalan pintas entah bagaimana?

Aku mengambil pisau putih kecil dari Storage dan memotong dinding dengan itu.

--Yup, sepertinya itu akan berjalan dengan baik.

"■■■■■■■■ ■■ ■ ■■■ ....."

Selanjutnya, aku mengarahkan tongkat yang terbuat dari [True Silver] yang memiliki akurasi magic yang baik secara diagonal ke arah dinding dan mulai melantunkan spell magic penghancur terlarang [Banishing Perforation].

"Ichirou-nii, dinding di sini tidak bisa rusak, kau tahu. Anak yang datang denganku di masa lalu mengatakan bahwa itu memiliki『 Non-Destructive Element』."

Aku mengangkat sudut mulutku untuk membalas Hikaru.
Kami akan segera melihat hasilnya.

Spell terlarang mengkonsumsi MP yang sama dengan Meteor Shower.
Aku tidak bisa membuat Arisa dan yang lainnya terluka sehingga arah targetnya adalah kebalikan dari mereka.

".... ■■■■■■■■■ Banishing Perforation."

Fenomena runtuh dari konsep [Destruction] yang tidak bisa dipahami oleh sains yang aku tahu perlahan menghancurkan dinding.
Menilai dari kata pengantar spell, sepertinya itu adalah spell yang menciptakan kekuatan taring dragon yang dapat [Menembus Segalanya].

- Tetapi, kontrol magicnya sulit.

Jika aku kehilangan fokus, kekuatan [Destruction] bahkan mungkin menghapusku sebagai penggunanya.
Aku mempertahankan tongkat yang terasa seperti itu akan terbang dengan kekuatan fisikku, bertahan sampai spell berakhir.

Dinding di depanku telah terhapus, dan banyak dinding di atasnya juga menghilang.
Pada akhirnya, tampaknya bahkan mencapai langit.

"Uwah, kau benar-benar menghancurkan tembok."

Hikaru bergumam takjub.
Aku minum magic potion dan menenangkan napas kasarku.

Ini adalah ujian untuk melihat apakah tembok itu bisa dihancurkan oleh magic, tapi aku menggunakan pisau putih yang terbuat dari sisa-sisa taring black dragon untuk menguji apakah itu bisa dipatahkan sendiri.

"Nah, sekarang waktunya."

Aku menggunakan [Banishing Perforation] sekali lagi untuk membuat jalan pintas di koridor seperti labirin.

Sayangnya aku tidak bisa menembus lokasi target.
Menilai dari sensasinya, sepertinya area di sekitar [Master Room] dilindungi oleh sejenis penghalang Anti Magic.

"Ayo pergi."
"Un, ayo!"

Bersama dengan Hikaru, aku melompat ke lubang yang diciptakan oleh [Banishing Perforation].


"Tabung? Hikaru, kau tahu fasilitas apa ini?"
"U ~ n, aku tidak mencapai sini ketika aku datang sebelumnya jadi aku tidak tahu."

Setelah memasuki pintu di ujung lubang, kami masuk ke ruangan yang penuh dengan tabung kaca seperti yang digunakan untuk membuat homonculus yang aku lihat di Royal Capital.
Di antara tabung-tabung itu, seseorang memiliki semacam cairan dengan sesuatu yang mengambang di dalamnya.

"--Tapi diragukan lagi bahwa ini adalah fasilitas yang penting bukan."
"Dugaanku seperti itu."

Shadow Knight muncul di setiap arah ruangan - dan mereka kuat dengan level 99.
Hikaru mungkin terluka jika aku tidak melawan mereka dengan serius.

--Makan ini.

Aku memotong Shadow Knight dengan magic light tingkat lanjut [Foton Laser].
Aku mengerti dari pertarungan sejauh ini, bayangan ini lemah terhadap magic light.

--Ini buruk.

Foton Laser yang menabrak dinding dipantulkan dan merusak fasilitas yang tak terduga.
Potongan kaca berserakan, percikan warna hitam mewarnai ruangan.

"Ichirou-nii, di belakangmu!"

Seorang Shadow Knight mendekatiku bahkan saat sudah hancur menjadi debu.

Aku mengisi Holy Sword Durandal yang ada di tanganku dengan MP dan meniru magic light yang ditunjukkan oleh hero Hayato sebelumnya.

- << Shining Blade >>.

Gelombang kejut yang dikeluarkan oleh Durandal memusnahkan Shadow Knight seperti tinta yang jatuh ke air.

"Ichirou-nii, kau berlebihan!"

Pipa kaca dan peralatan setinggi orang tertembus satu demi satu di belakang Hikaru yang berlari menuju pintu keluar dengan kekuatan penuh.
Sepertinya mereka rusak oleh gelombang magic tadi.

Tabung yang berisikan sesuatu yang mengambang di dalamnya dilindungi oleh Fleksibel Shield sehingga aman. Aku mengumpulkan pipa ke Storage apa adanya.
Aku akan memeriksa bagian dalamnya setelah kita menyelamatkan Arisa dan yang lainnya.

Sambil mengeluarka magic wind protection untuk menghilangkan debu, aku mengikuti Hikaru.


"Arisa!"

Setelah menendang pintu monokrom setinggi seseorang, kami datang ke tempat yang tampak seperti ruang singgasana.
Tampaknya level 75 [Great Shadow Knight] yang tanpa henti-hentinya muncul sebelum masuk ke ruangan singgasana ini tidak muncul disini.

Tempat ini dipenuhi dengan suasana tenang.

Dan, Arisa dan para putri tidur di atas takhta raksasa setinggi 10 meter di bagian belakang.
Aku pergi kesana dalam satu lompatan dengan Flash Drive dan membangunkan Arisa dengan magic awakening.

"Ehehe, Satou"

Arisa yang setengah tidur memeluk leherku, aku menghentikan dirinya yang berniat menciumku dengan menjentikkan keningnya.

"Aku akan melakukan ciuman sebanyak yang kau suka nanti, cepat bangun."
"Fue? --Eh, Master?"

Arisa yang tertawa nihe nihe dengan mata setengah tertidur, bangun dan kembali ke wajah sadarnya.
Rupanya dia tidak mendengar pernyataanku sebelumnya.

"Maafkan aku, aku terseret kesini."
"Tidak apa-apa asalkan kau aman."

Aku bisa mengaturnya selama dia tidak mati.

Di sisi lain, aku perhatikan bahwa Hikaru yang berada di bawah takhta itu tampak aneh.

"Ichirou-nii, lihat itu!"

Hikaru menunjuk pada--.




TL: Isekai-Chan
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar