Senin, 17 Januari 2022

Naze Boku no Sekai wo Dare mo Oboeteinainoka? Light Novel Bahasa Indonesia Volume 1 Chapter 6 – Menyimpan memori dunia -Code Holder-

Volume 1
Chapter 6 – Menyimpan memori dunia -Code Holder-


Istana Pemerintah Urza, lantai 20. Di lantai yang luas ini, udara yang nampak seperti gelombang kegelapan tak berhenti bertiup. Kekuatan sihir Dark Empress Vanessa menyebar melalui udara. Sihirnya yang terus menumpuk perlahan memadat dan mulai terwujud dari udara kosong.  

Dia sudah menembakkan begitu banyak sihir dalam pertarungan melawan Rinne.

Namun dia masih memiliki kekuatan sihir sebanyak ini.


Meskipun begitu, Kai sudah siap menghadapinya. Bagaimanapun juga, dia adalah succubus yang berhasil membuat semua iblis lain tunduk padanya. Pasokan kekuatan sihir yang tak terbatas seperti itu bukanlah sesuatu yang mengejutkan.

"Aku akan mengakhirinya, Vanessa."

"Datanglah padaku!"

Pada saat yang sama ketika Kai mengayunkan pedangnya, Vanessa mengangkat salah satu tangannya. Baik Kai ataupun Vanessa memahami situasi mereka masing-masing, mereka berdua terluka. Kai terluka oleh sihir Vanessa, dan Vanessa terluka oleh kutukan Rinne. Jadi mereka harus menyelesaikannya dengan cepat.

"Aku tidak bisa membayangkan apa yang bisa kau lakukan padaku. Tapi jangan ragu untuk terus mencobanya, sampai aku menghancurkanmu!"

Itu adalah kebanggaan dari pahlawan iblis Vanessa.

"[Devil Killing Star]!"

Dari dalam lingkaran sihir di udara, muncul sebuah meteorit. Meteorit itu adalah gumpalan besar energi biru, dan dengan suara menderu bola energi itu mulai turun ke tanah.

Dia akan meledakkan seluruh bangunan dengan sihir itu.

Tak hanya aku dan Rinne, apa dia berniat untuk meledakkan orang-orang Resistance juga!?


Meteorit besar mulai menutupi pandangannya. Seakan dia sedang melihat hal yang akan membawa kematiannya...

"Kalau begitu, biarkan aku membuktikannya padamu."

Kai mengangkat pedang Code Holder yang bersinar itu ke atas. Atas nama Prophet Sid, dia akan membuktikan bahwa pedang inilah yang mengakhiri Perang Besar di dunia lain.

"Inilah jawabanku, Code Holder!"

Kilatan cahaya fajar muncul dari pedangnya. Dengan satu ayunan itu, Kai berhasil memotong sihir bintang iblis Vanessa. Tebasan Code Holder berhasil memotong dan membuat bintang iblis itu pecah kedalam bagian kecil dan mulai menghujani tanah seperti hujan meteor.

"Ha! Kau memang bisa memotong sihirku!"

Meski dia menggertakkan giginya, Vanessa tetap mempertahankan senyumnya yang kuat. Dia menjadi yakin bahwa pedang yang bersinar ini adalah satu-satunya alasan manusia bisa bertahan sejauh ini. Dan sekarang adalah saatnya untuk menyerang balik.

"Mekarlah, [Flowers of Underworld]!"

Ratusan ribu bunga api melayang di udara. Api yang semula merupakan bagian dari bintang iblisnya, mulai bermekaran diatas perintah Vanessa. Dan satu per satu bunganya mulai mengumpulkan sejumlah besar energi di dalamnya. Hanya dengan satu sentuhan saja, bunga itu cukup untuk membuatmu lenyap.

"Bahkan untuk pedang yang bisa memotong sihir, jumlah sebanyak ini bukanlah sesuatu yang bisa kau tangani."

Dia tampak yakin dengan kemenangannya. Dengan kehendak Vanessa, ratusan bunga api itu mulai menyerbu Kai.

"Jatuhlah..."

"Matikan!"

Tiba-tiba terdengar suara mendengung di seisi bangunan. Kemudian seluruh pasokan listrik Istana Pemerintah terputus. Semua lampu padam dan seluruh lantai tertutup kegelapan.

"...Apa!?"

"Waktu yang tepat, Saki, Ashlan."

Kai mengeluarkan alat komunikasi, dan tujuan panggilannya adalah lantai 17, tempat Saki dan Ashlan berada.

[Mengenai rencana pelarian diri kita. Jika ternyata memang tidak mungkin untuk mengalahkan Vanessa, kita harus memutus aliran listrik di seluruh gedung. Dengan itu para iblis akan menjadi bingung dan kita bisa menggunakannya untuk melarikan diri. Apakah itu baik-baik saja?"

[Ya, aku akan memberi kalian sinyal jika itu terjadi.]

Jadi atas sinyal Kai, mereka memutus aliran listrik di seluruh gedung.

"Awalnya aku berniat kabur."

"...Aku mengerti sekarang."

Vanessa langsung mengetahui rencana Kai. Mengapa dia memilih untuk bersembunyi di kegelapan - Manusia adalah satu-satunya yang tidak memiliki kekuatan sihir. Karena itu tidak ada cara untuk mendeteksi keberadaannya. Lalu bagaimana dari pandangan Kai? Sihir Dark Empress Vanessa itu berkilauan, menerangi dan memperlihatkan posisinya.

"Dengan aku menjadi satu-satunya yang terlihat dalam kegelapan ini, apakah kau berniat untuk menyelinap menyerangku?"

Lalu bagaimana dengan menerangi seisi ruangan dengan bunga apinya? Tapi itu mungkin sudah terlambat, Kai sudah bergerak dan pedangnya akan mencapai Vanessa sebelum itu.

"... Menyedihkan."

Dia tertawa dan menghinanya di dalam kegelapan. Cakar Succubus itu menunjuk ke tengah di mana terdapat sebuah cahaya redup. Ada jejak cahaya Code Holder disana, meskipun sosok Kai tidak terlihat karena cahayanya terlalu kecil. Dalam kegelapan ini pedang Sid seperti menciptakan sinar fajar dan itu sangatlah menonjol. Jejak cahayanya seakan menunjukkan pergerakan Kai.

"Disana kau! Tamatlah riwayatmu!"

Tepat di mana jari Vanessa menunjuk – sebuah bunga api ditembakkan. Jumlahnya yang banyak bukanlah sesuatu yang bisa diatasi dengan memotongnya. Tiba-tiba, sebuah pilar api besar muncul. Dan kemudian Vanessa melihat sosok yang diterangi pilar api itu. Dia adalah Rinne. Gadis muda yang memegang Code Holder, yang dengan tenang berlari melewati bunga-bunga apinya.

"Tidak mungkin!?"

"Siapa yang tamat, katamu?"

Vanessa mendengar suara di belakangnya. Dia merasa merinding. Tak pernah dirinya merasakan ketakutan seperti itu, dia mulai menoleh ke belakang dan melihat ada yang seseorang yang berlari ke arahnya, yaitu Kai.

Aku paham sekarang.

Dalam kegelapan ini, cahaya Code Holder akan menjadi penanda yang mudah dilihat.


Oleh karena itu Kai, untuk memanfaatkan kegelapan, memberikan Code Holder kepada Rinne, karena dia dapat menahan sihir Vanessa. Dan sebaliknya dia mengambil jalan memutar ke punggungnya.

"Akhirnya kau bisa sampai sejauh ini."

Kai berada dalam jangkauan tangannya. Pada jarak ini Vanessa tidak bisa menggunakan sihir, karena dia juga akan melukai dirinya sendiri.

"Dan di sini kupikir kau hanyalah makhluk lemah belaka."

Dark Empress Vanessa menghadapinya.

"Bagus sekali."




Kata-kata itu berbeda dari sebelumnya. Untuk pertama kalinya, Pahlawan Iblis memberikan pujian yang jujur kepada manusia.

"Menggunakan kegelapan untuk bergerak, lalu mengambil keuntungan sebagai makhluk tanpa sihir, sebagaimana kau adalah manusia. Kau berhasil mengelabui pandanganku. Tidak hanya itu, kau bahkan berani melepaskan pedangmu meskipun itu adalah kartu trufmu untuk membuat strategi ini. Sungguh pemberani tindakanmu itu."

"..."

"Kau pantas mendapat pujian yang jujur. Ini pertama kali bagi siapa pun untuk berhasil begitu dekat denganku... Tapi, kau melewatkan satu hal."

Manusia memiliki pengetahuan dan kebijaksanaan. Menggunakan keuntungan mengetahui Istana Pemerintah dengan baik, dia menciptakan kegelapan. Dan menggunakan senjatanya sendiri, Code Holder, sebagai umpan. Dengan itulah dia berhasil sampai sedekat ini.

"Jadi apa yang akan kau lakukan sekarang?"

Lanjut Pahlawan Iblis bertanya pada Kai yang berjalan mendekatinya.

"Kau membuang pedangmu sendiri. Bahkan jika kau menyembunyikan sesuatu di dalam lengan bajumu, itu tidak akan cukup untuk mengalahkanku. Kau tidak memiliki kemampuan khusus untuk bisa melakukannya."

Dengan perlindungan sihirnya, Vanessa mampu menahan pukulan naga dari Rinne. Pada jarak ini bahkan granat tidak akan melukainya. Oleh karena itu adalah sebuah kesalahan fatal baginya untuk meninggalkan Code Holdernya.

"Tentu saja kau akan berpikir begitu."

"Apa!?"

"Aku sudah bilang, kan? Aku akan menunjukkan esensi kami."

Dengan langkah terakhirnya, dia melompat ke arah dada Vanessa. Membentangkan kakinya, dan membungkuk.

"10 tahun. 10 tahun aku telah berlatih untuk hari dimana aku harus mengalahkan iblis."

Dia bertarung dengan tangan kosong. Di MDA Kai mendapat tugas untuk mempelajari seni bela diri anti empat ras. Tiba-tiba saja, Vanessa merasakan pukulan yang kuat, seolah-olah mirip dengan sihir peledakannya. Dengan menggerakkan seluruh tubuhnya, Kai menghempaskan Vanessa menggunakan Iron Lean.

"...!?"

Berkat sihir pelindung, Vanessa tidak akan mengalami cedera, tetapi benturan itu sendiri sudah cukup untuk mengguncang seluruh tubuhnya. Untuk sesaat dia bahkan kehilangan keseimbangannya.

"...Ini...ini...bagaimana bisa...?"

Itu adalah kesalahannya. Siapa sangka, siapa yang akan menyangka bahwa manusia akan menantang pahlawan iblis dengan tangan kosong.

"Kau bajingan, bukankah... Pedang itu... seharusnya kartu trufmu!?"

"Ya baiklah, aku tidak punya niat untuk mengandalkan pedang pahlawan saja."

Vanessa membuat kesalahan dengan berpikir bahwa tanpa pedang atau senjata, manusia tidaklah berbahaya. Itu adalah penyebab kekalahannya.

"Sudah saatnya untuk mengakhiri semua ini, Vanessa."

Kai menangkap Code Holder yang Rinne lempar ke arahnya. Di depan pedang indah yang bersinar ini, Vanessa, yang masih kebingungan, melembutkan nada suaranya dan berkata:

"...Ini adalah kekalahanku. Aku menyerahkan Urza, wilayahku, padamu."




Kemudian,

Kilatan emas muncul dan Vanessa telah dikalahkan.

Dia merasakan sebuah goncangan di seluruh pedangnya. Code Holder telah menembus penghalang sihirnya dan dia merasa pasti bahwa dia telah mengenainya.

Apakah aku berhasil mengalahkannya?

Dengan ini aku bisa yakin.

Serangannya barusan dengan jelas mengenainya. Namun terlepas dari itu baik Kai dan Rinne tetap berjaga-jaga. Vanessa, yang menerima serangan dari Code Holder, tampak berlutut dengan kesadarannya yang masih terjaga.

"..."

Tapi ada sesuatu yang salah. Sayapnya tertutup dan dia melihat ke bawah dalam diam. Dia bahkan tidak terburu-buru untuk mencoba menyembuhkan lukanya.

"H-hei, Kai, tidakkah kau merasa ada yang salah dengannya?"

"...Ya."

Semua niat membunuhnya telah menghilang. Sepertinya keinginan Vanessa untuk berjuang sendiri sudah berakhir. Tapi ada yang aneh...

"...Sid."

Dari bibir Succubus yang menawan, Kai mendengar nama orang yang seharusnya tidak ada di dunia ini.

"...Sid... Itu benar, Sid, sang Prophet Sid... Bagaimana aku bisa berada dalam keadaan menyedihkan seperti ini?"

Vanesa berdiri. Seluruh tubuhnya bergetar, dan kepalanya tetap menunduk.

"Reinkarnasi Dunia... Dunia yang telah ditulis ulang... Benar. Aku ingat sekarang, Sid itu. Dia memang menyebutkannya seperti itu."

"Vanessa!? Ada apa!?"

Suara retakan bisa terdengar. Separuh tubuh Vanessa menjadi membatu dan mulai runtuh.

"Dengar, manusia."

Sang Iblis membuka matanya.

"Dunia telah berubah. Sid menyebutnya Reinkarnasi Dunia. Dan ada seseorang yang telah merusak dunia. Carilah dia! Dia seharusnya ada di antara tiga pahlawan yang tersisa."

"Kau tahu tentang Sid? Dan pergantian dunia? Kau tahu sebanyak ini...!?"

"Dia, Sid, meramalkan bahwa beberapa fenomena aneh akan terjadi dengan dunia. Itulah alasannya."

Cakar sang iblis wanita, yang berwarna hitam, menunjuk ke arah pedang Kai.

"Sid meninggalkan pedang ini. Untuk berjaga-jaga jika situasi ini terjadi, dan akulah yang menyembunyikan pedang ini. Kunci untuk mengoreksi dunia palsu."

"Pedang ini!?"

Kai menatap Code Holder di tangannya. Itukah alasannya mengapa pedang ini berada di Makam Iblis? Tapi  masih ada satu pertanyaan tersisa dalam benaknya, mengapa dia menyimpan pedang Sid, yang dia musuhi?

"Kenapa... Bukankah kau musuh Prophet Sid!? Catatan Perang Besar menyatakan sebanyak itu!"

"Benar, tanpa ragu aku harus beradu pedang dengannya. Tapi..."

Tubuhnya mulai runtuh. Sambil menahannya, pahlawan iblis berdiri dan menarik napas.

"Itu adalah sesuatu yang tidak kau ketahui. Ada catatan terlarang yang tersembunyi."

Kai menelan nafasnya dengan perasaan takut. Dia merasa seperti menyentuh hal tabu dunia yang tersembunyi.

"...Zero Code adalah sihir yang cukup merepotkan."

Tubuhnya mulai remuk. Fragmen putih dari tubuhnya yang membatu mulai berjatuhan. Hal ini tentu bukan disebabkan oleh Code Holder.

"Tapi dengan ini, kemenanganmu terjamin. Hebat, manusia..."

Dia menarik napas dalam-dalam dan kemudian...

"...Ah sial, ini sangat menjengkelkan!"


<TLN: Wawawa bebeb Vanessakuu :(>


Succubus yang cantik melepas topeng pahlawan iblisnya, dan berkata seolah dia kembali ke dirinya yang dulu telah ia lupakan.

"Ini kekalahanku. Kekalahan total. Aku tidak punya niat untuk membuat alasan."

"Vanessa?"

"Kau lebih baik mempersiapkan diri. Jika ada kesempatan selanjutnya ... Aku akan menghadapimu sebagai succubus dan akan membuatmu menangis dengan cinta. Ingat kata-kataku!"

Dia tersenyum. Tubuhnya yang indah mulai berubah menjadi kabut tanpa meninggalkan sehelai rambut pun.

"Lain kali... Kita akan... lebih bersenang-senang lagi..."

Seluruh tubuhnya telah menghilang. Itu adalah kata-kata terakhir dari pahlawan iblis.
<TLN: I cri everytim :’( Sayonaraa Vanessa>




TL: Regent
EDITOR: Regent




0 komentar:

Posting Komentar