Chapter 265. Pertempuran Malam Hari
Hari sudah malam, sebagian besar pekerjaanku hari ini sudah selesai.
Aku mengantuk sekali, sudah waktunya beristirahat.
“Naofumi-sama sudah mau tidur?” Tanya Raphtalia.
“Iya, besok aku harus bangun pagi.” Jawabku.
Aku duduk di tempat tidurku dan memikirkan siapa yang akan menjagaku malam ini.... Oh, benar juga. Sekarang Raphtalia sudah kembali jadi aku bisa menyerahkan pencegahan Atla padanya.
“Raphtalia, jika Atla datang ke sini, kau usir dia.”
“Baik!”
Semangat sekali dia. Aku merasa ada yang berbeda dari Raphtalia.
“.... Untuk apa kau membuka bajumu?”
“Eh? Ehm....”
Terlihat sekali Raphtalia mau membuka seluruh pakaiannya. Aku mengerti jika suhu disini panas, tapi aku tidak mengerti mengapa dia harus membuka semua pakaiannya.
Hmm? Aku mendengar ketukan dari pintu. Entah apa yang akan terjadi, tetapi aku merasakan hal buruk akan terjadi jika aku membukanya.
“Yahoo, Naofumi-chan. Aku kemari bersama Atla untuk menemaninya tidur,” kata Sadina.
“Tuan Naofumi, aku kemari untuk tidur sekamar denganmu,” tambah Atla.
Sadina datang dalam keadaan mabuk, dia ditemani Atla yang sedang berdiri di belakangnya dan memberikan senyum lebar saat dia mencoba masuk ke kamarku. Aku diam-diam menutup pintu kamarku.
“Pergi kalian!” Bentakku.
“Memangnya kenapa~? Ini sudah biasa kita lakukan~” keluh Sadina.
“Dia benar, Tuan Naofumi. Sampai kemarin malam Tuan Naofumi selalu membiarkan kami tidur sekamar denganmu,” tambah Atla.
“Sekarang Raphtalia sudah kembali, kau tidak bisa melakukan itu lagi. Sadina, itu berlaku untukmu juga,” balasku.
“Ara~? Dia mengusir kita,” kata Sadina pada Atla.
“Apa yang harus kita lakukan?” Tanya Atla pada Sadina.
Atla dan Sadina mulai berdiskusi mengenai permasalahan mereka.
.... Ngomong-ngomong, Fohl sedang apa sekarang?
Sebaiknya aku tidak berpikiran yang aneh-aneh.
Sekarang aku kebingungan.
Jika Atla dan Sadina beraliansi, maka tidak mungkin Fohl dapat menghentikan mereka berdua.
Dia lemah terhadap adiknya.
“Sekarang, kita harus mengawasi mereka—“
Aku bisa mendengar percakapan mencurigakan mereka, tapi aku mengabaikannya.
“Um…”
“Sebaiknya, kita tidur di kasur yang sama.”
“Y-ya!”
Punggung Raphtalia tiba-tiba tegak saat setuju dengan pendapatku.
“Aku tidak bisa membiarkan rencana Raphtalia-chan berjalan sesuai keinginannya. Tapi untuk saat ini, kita harus melihat keadaan mereka dulu, Atla-chan.”
Memangnya mereka berdua bisa mengintip kamarku dari blind spot tertentu? Aku mengira itu yang mereka lakukan, tapi setelah melihat jendela ternyata mengintip lewat sana. Aku menutup gorden jendela tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
“Fufufu, jangan kira ini cukup untuk menghentikan pengintipan kita~!”
Ugh, mereka menyebalkan sekali.....
Aku mengabaikan perkataan Sadina, aku menyuruh Raphtalia naik ke kasur.
“Um, permisi!”
Itu adalah respons yang sama dari Imiya saat pertama kali aku menyuruhnya naik ke kasur.
Apa yang membuatnya tegang begitu? Kami sering tidur bersama sebelumnya. Ah, saat itu dia mengompol.
“Bagus.”
Aku berbaring rata dan meletakkan tanganku di ekor Raphtalia.
“Hii!? N-Naofumi-sama, untuk apa kau menyentuh ekorku?”
“Hmm? Aku sering menyentuh sayap Filo, bulu Imiya dan Kiel, jadi kurasa ini adalah hal yang sering terjadi.”
Baru-baru ini, aku tidur sambil menyentuh salah satunya, jadi itu sudah menjadi kebiasaan. Atau mungkin sudah keseharian.
Ini seperti memeluk bantal Dakimakura untuk tidur.
“Kau sampai melakukan itu... Uh, kau banyak berubah sejak aku pergi.”
“Tidak banyak, aku masih sama.”
Aku dengan lembut membelai ekor Raphtalia.
“Ah… uu…”
Ekornya memiliki kelembutan yang bercampur antara bulu Filo dan bulu Kiel.
Kurasa ini kombinasi terbaik.
Ini benar-benar lembut. Aku mungkin bisa ketagihan. Nyaman sekali.
“Hah hah....”
Napas Raphtalia tidak teratur. Mungkin karena dia tidak terbiasa ekornya dibelai-belai. Aku putuskan untuk menarik selimut dan menutup mataku.
“......”
Perasaan aneh apa ini? Aku merasa ada aura aneh, ini terjadi ketika Atla mencoba naik ke kasurku sebelum aku tidur.
Ini aneh. Baik Filo, Anjing Nakal , Imiya dan semua budak Demi-Human lainnya, aku tidak pernah merasakan aura aneh ini. Apa ini karena aku tidur bersama Raphtalia?
“Ah.... uu....”
Raphtalia gemetar. Sepertinya dia juga tidak bisa tenang.
Setiap kali aku mengelus ekornya, seluruh tubuhnya mengejang.
Waktu terus berjalan sampai aku tidak tahu jam berapa sekarang. Aku mengantuk sekali, tapi aku tidak bisa tidur. Aura aneh itu membuatku tidak bisa tidur.
“N-Naofumi-sama....”
“Hmmm.”
Aku bangun dari tidur.
“Raphtalia, maaf. Sepertinya aku tidak bisa tidur denganmu.”
“Eh!?”
Wajah Raphtalia menjadi memerah sesaat, sebelum akhirnya dia kebingungan.
“Aku tidak tahu kenapa, aku tidak bisa tidur.”
“Fufufu, Naofumi-chan. Itu berarti kita bisa tidur bersama sekarang.”
Aku mendengar suara Sadina dari sisi luar jendela.
Apanya itu berarti kita bisa tidur bersama?
Lalu, kalian masih diam disana? Sudah tidur saja.
“Aku mendengar semuanya, Naofumi-chan. Alasan kau tidak tidur di samping Atla-chan adalah karena kau tidak ingin Raphtalia-chan salah paham, kan?”
“Owh....”
Sebenarnya aku langsung terbangun jika ada suatu pergerakan disekitarku.
Seharusnya begitu, tapi baru-baru ini aku mengabaikannya.
“Kalau begitu, kita bisa tidur bersama atas izin Raphtalia-chan. Sekarang mari kita mulai santapan malam!”
santapan apa!? Berhenti main-main!”
“Naofumi-chan, malam baru saja dimulai~!”
“Sadina-oneesan, kau diam dan pulang saja sekarang! Atla-chan juga!”
Raphtalia membuka gorden jendela dan mengucapkan itu pada mereka.
Benar. Usir mereka.
Inilah yang aku suka dari Raphtalia, dia tetap memprioritaskan perintahku.
“Apa yang kau bicarakan, Raphtalia-chan? Aku adalah sekutumu. Kau ingin melakukan hal menyenangkan dengan Naofumi-chan, kan?”
“Benar sekali, Raphtalia-san. Ayo kita tidur bersama dengan Tuan Naofumi.”
“Rayuan seperti itu tidak ada gunanya!”
“Benar. Raphtalia tidak perlu tidur sekasur denganku. Selama dia tidur di kasur sebelah dan menjauhkan kalian berdua dariku, masalahnya selesai.” Kataku pada mereka.
Aku menutup kembali gorden yang Raphtalia buka.
“Raphtalia, tidurlah di kasur sebelah.”
“Uh... Baiklah,” sesal Raphtalia sambil menaiki kasur dan berbaring di kasur sebelahku.
.... Waktunya tidur.
Pikirku sambil memejamkan mata. Namun....
“Sadina-oneesan.... Aku tahu kau sudah berada di dalam kamar.”
Tanpa disadari, Sadina berhasil menyelinap ke dalam kamar dan Raphtalia menyadari kehadirannya.
Aku sudah lelah dengan semua ini, aku putuskan untuk pura-pura tidur.
“Jadi begitu. Demi mendapatkan Naofumi-chan aku perlu menyingkirkanmu, Raphtalia-chan. Oneesan tidak akan kalah.”
“Akanku bantu!” Seru Atla.
“Coba saja, akan kuladeni kalian! Naofumi-sama, kau tidak perlu cemas dan lanjutkan tidurmu.”
Terdengar suara luar biasa, sepertinya mereka bertiga telah meninggalkan kamarku.
Aku mendengar suara benturan logam dan hujan petir dari luar.
“Apa? Kenapa Atla-chan bisa menggunakan Aktivasi Musou!?” Keluh Raphtalia.
“Aku menguasai ini dengan memperhatikan Rishia-san.” Balas Atla.
“Kau hanya memperhatikannya saja!?” Terheran Raphtalia
“Tuan Naofumi menguasainya juga.”
“Untuk apa aku jauh-jauh latihan kesana!?”
“Aku tidak akan kalah darimu!”
“Meski begitu, aku lebih menguasai penggunaannya! Teknik Pedang Hengen Musou!”
Yah, selama Raphtalia mengurus ini, semuanya akan beres.
Aku tidak mengira Atla bisa mengalahkannya.
“Goushijin-sama~! Ayo kita tidur~.”
Filo datang kemari, seharusnya dia diam di tempat Melty.
Apa dia sengaja datang kemari?
Dia datang disaat aku mengantuk sekali, jadi aku mengikuti perkataannya.
“Ayo, tapi jika Atla dan Sadina berhasil mengalahkan Raphtalia, kau haurs menjadi lawan mereka.”
“Oke. Kiel-kun dan Imiya-chan ikut bersamaku~.”
“Bubba, pertarungan Raphtalia-chan dengan Sadina-neechan dan Atla-chan benar-benar luar biasa.” Jelas Anjing Nakal.
“Iya, sebagian penduduk desa terbangun sebab pertarungan mereka.” Tambah Imiya.
“Oh, jadi yang berisik itu mereka. Sudah tidur saja sekarang, besok akan aku urus mereka. Selamat malam...”
“Bubba, yang menang siapa yah?” Tanya Anjing Nakal.
“Raphtalia.” Jawabku.
“Begitu. Aku akan tidur dengan Bubba setelah bosan melihat mereka bertaung.”
“Ah, terserah.”
Ngomong-ngomong, sepertinya mereka bertiga bertarung sampai pagi hari. Ketika aku menuju kesana, mereka bertiga sangat kelelahan hingga duduk saling membelakangi.
Aku kira Raphtalia dapat mengalahkan mereka.
Tapi, aku sendiri yang membiarkan ini terjadi dan tidur begitu saja. Aku juga tidak bisa menyalahkannya.
Raphtalia mengatakan untuk melanjutkan tidurku, aku sangat mempercayainya....
“Uh, lumayan sekali kemampuan kalian!” Sambil terengah-engah Raphtalia mengatakan itu pada mereka.
“Kau juga lumayan. Jika Sadina-san tidak ada di sini, aku akan langsung kalah.” Keluh Atla.
“Kau bertambah kuat, Raphtalia-chan ~. Tapi tetap saja, Oneesan tidak akan kalah.” Kata Sadina.
“Hei kalian, sekarang sudah pagi.” Kataku pada mereka.
“““Eh?”””
Jadi mereka bertarung tanpa memperhatikan waktu.
Ya ampun, mau sampai kapan mereka bertarung?
Bahkan Raphtalia ikut menjadi maniak pertempuran.
Ini salahku telah menyerahkan mereka padanya.
Tapi, jika Sadina dan Atla telah bekerja sama, kekuatan mereka tidak bisa dianggap remeh.
Jika Raphtalia terus bertarung sepanjang malam, hal buruk akan terjadi. Aku harus melakukan sesuatu.
0 komentar:
Posting Komentar