Selasa, 07 Maret 2023

Tate no Yuusha no Nariagari Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 324. Sang Raja Bijak

 Chapter 324. Sang Raja Bijak



 
“Semua persiapannya sudah selesai?”
“Iya, semua sudah siap. Iwatani-dono.”

Sebentar lagi gelombang akan datang... yang mana serangan dari Faubrey juga akan terjadi disaat yang bersamaan, aku sekarang sedang membicarakan soal itu dengan Sampah.

“Soal strategi, kau memang pandai sekali.”

Setelah hari pertemuan, kami mempersiapkan sebanyak mungkin rencana yang Sampah ajukan untuk melawan mereka.
Dalam waktu yang tenggang itu, kami akan melakukan latihan bila ada waktu.
Kami, Hero memang tidak memiliki batas level yang bisa dinaikkan, tapi kami tidak bisa mengejar ketertinggalan kami dengan Tact yang memiliki level 350.
Tapi, kami punya rencana untuk menutupi itu.

Dengan pengetahuan yang aku, Sampah dan Fohl dapatkan dari senjata Bintang, kami berani melanjutkan rencana ini. 
Jam Pasir Naga kerajaan ini sudah hampir berbalik.
Jika dilihat baik-baik, kami bisa melihat pasukan Faubrey dari balik dinding benteng Melromarc, mereka pasti menunggu waktu menyerang mereka yang tepat.

Kemarin, salah satu benteng Melromarc jatuh ke tangan mereka.
Sepertinya mereka menggunakan benteng itu sebagai markas sementara mereka.
Tapi itu juga termasuk dalam rencana Sampah.

Aku, Ren, Motoyasu, dan Itsuki mengingat rencananya dan latihan untuk beradaptasi menurut situasi yang terjadi.
Dalam rencana kami, Hero yang akan menghadapi pasukan Faubrey dan Tact adalah aku dan Ren.
Sedangkan Itsuki dan Motoyasu akan mengatasi gelombang.
Sampah bertanggung jawab memberi perintah tahapan rencana dan juga menjaga markas kami.

Ah, Fohl ikut juga denganku.
Rishia akan melakukan serangan bersama Itsuki.
Hero dibagi menjadi dua untuk menghadapi dua kekuatan.

Raphtalia, Filo, Raph-chan, Gaelion, dan Sadina akan denganku.
Kiel dan orang desa yang bisa melawan manusia akan ikut menyerang pasukan Faubrey, sedangkan yang tidak bisa akan mengatasi gelombang. 
Filolial juga didistribusikan seperlunya.
Ras Raph akan bergerak sebagai pasukan terpisah.

Sisa rencananya kuserahkan pada Sampah.
Aku hanya bisa berdoa agar semuanya berjalan lancar. 

“Iwatani-dono, hanya itu yang bisa diriku lakukan.”
“Aku tahu.”

Awalnya aku agak meremehkan Sampah saat dia merencanakan semua ini, tapi aku dibuat terkejut dengan tingkat ketelitian dan perencanaannya yang begitu matang.
Paling tidak, tingkat keberhasilannya akan lebih tinggi dari rencana yang aku buat.
Menyerahkan semuanya pada ahlinya memang pilihan yang bijak.

Selama semua orang menjalankan tugasnya masing-masing dengan baik, hasil yang dari rencana ini tidak akan buruk.
Tidak, aku tidak akan membiarkan hasil buruk itu terjadi.

“Sudah hampir waktunya.”
“Iya...”

Setelah selesai berbicara dengannya, aku mengayunkan tongkat yang dia pinjamkan dan menghadapkannya ke depan.



Beberapa jam kemudian.

Tact memandang rendah Melromarc dari teras benteng yang diambil alih oleh mereka.
Asap hitam mengepul di atas kota kastil.

“Lapor!”

Dia dikelilingi para wanita sambil menatap medan perang.
Wajahnya benar-benar menunjukkan kemenangan yang dia idam-idamkan.
Dia tahu kalau laporan itu adalah keuntungan bagi sisinya. Sebenarnya, memang begitu.

“Berkat teknologi dan senjata baru yang Tact-sama kembangkan, pasukan kita berhasil menduduki Kota Kastil Melromarc, kepemimpinan yang menjaga kota sangat berantakan. Rupanya semua Hero yang ada di sana pergi menghadapi gelombang. Ada juga dari mereka yang berusaha untuk segera kembali dan melawan pasukan kita, namun mereka tidak berdaya melawan jumlah pasukan besar kita. Sekarang kita hanya tinggal menunggu mereka selesai bertarung.”
“Fufufu, pastinya begitu. Strategi ini sudah pasti dan tidak mungkin salah. Kita sudah sering menang dengan strategi ini. Aku rasanya bosan dengan tindakan yang mereka lakukan.”
“Strategi Tact-sama memang benar!”
“Luar biasa!”
“Mana ada satu prajurit yang bisa menahan serangan serbuan itu!”
“Bagaimana mungkin mereka bisa berdiri untuk melawan bila serangan bom dari pesawat dan pasukan yang terjun payung terus menghujani mereka, strategi Tact-sama selalu saja efektif.”
“Jangan memujiku berlebihan. Semua ini demi kebaikan dunia dan juga orang banyak. Ayo kita selesaikan perang ini dan buat para sampah itu turun dari tugas yang mereka tinggalkan.”

Senyum tipis muncul di wajah Tact berkata itu.

“Ya, aku ingin melihat para hero itu ditangkap dan dieksekusi.”
“Aku juga, Malty. Aku tidak bisa membiarkan orang yang membuatmu sengsara tetap hidup di dunia ini.”
“Tepat sekali, Tact-sama.”
“Kita menang semudah ini, rasanya kurang menyenangkan. Tapi apalagi yang kurang dari memenangkan sebuah perang. Terutama jika menang dengan rencana hebatku.”
“Ya.”
“Tepat sekali.”
“Hahaha!”

Tawanya menggema di aula yang kosong.

“... Semua itu tidak terjadi.”
“Apa?”

Tact menghentikan tawanya dan berbalik menatap prajurit dan orang-orang yang bersamanya melapor tadi, prajurit itu adalah aku.
Keamanan tempat ini.... hanya hiasan.
Agar lebih mudahnya, kami mendaftarkan tempat ini sebagai titik teleportasi. 
Itulah sebabnya kami berhasil menyusup dan menyamar hingga akhirnya sampai di tempat Tact berada.

Pakaian utusan yang kami gunakan didapatkan dari Guild Gelita.
Faubrey negara yang sudah lama ada, cukup banyak terjadi penyelundupan barang-barang yang menyangkut mereka.

“Sejak kapan orang yang diutus datang bersamaan?”

Kami melepaskan penyamaran yang kami tunjukkan pada Tact dan rekannya, mereka semua terkejut mundur.

Firo, Gaelion, dan Sadina sudah berubah wujud.
Raph-chan... seperti dirinya sendiri.
Aku tidak menyangka dia bisa bersembunyi dan membawa kami sampai sejauh ini.
Dia bersembunyi di punggung Raphtalia.

Raphtalia dan Raph-chan bekerja sama untuk menciptakan sihir ilusi yang sampai bisa menyamarkan bau seseorang.
Yang mana itu menyatakan ilusi bukan hanya menyamarkan diri dengan penampilan lingkungan saja.
Bahkan rekan Tact yang memiliki indra penciuman bagus tidak mengetahui kedatangan kami.

“Suara tawamu menang berisik dan meriah. Tapi, yang kau tertawai itu adalah kabut asal hitam dari jatuhnya pesawatmu, bukan seranganmu yang mengenai Melromarc.”
“Tidak mungkin! Lurina dan yang lain, mereka bagaimana!?”

Strategi yang Sampah kerahkan harusnya berhasil membuat pesawat yang diterbangkan rekan Tact terjatuh.
Apa yang aku katakan tadi hanyalah perintah dari Sampah. Aku sendiri belum melihat keadaan Melromarc sekarang.
Bagaimanapun, laporan yang aku beritahukan tadi adalah berita buruk.
Namun... itu adalah berita baik bagi kami.

Pesawat yang diterbangkan mereka harusnya menabrak Graweick ore yang Sampah minta sebarkan di langit Merlomarc.
Kelemahan dari pesawat adalah tidak bisa putar balik begitu saja, harus mengitari dulu langit yang luas.
Jika ada banyak batu itu yang tersebar luar di langit, maka serangan pengeboman mereka tidak akan terjadi.

Batu terbang itu pasti sering ditemui oleh orang dunia ini, aku jamin mereka pasti menjalani latihan untuk menghindari batu itu, tapi ras Raph yang membuat semua itu tidak berguna.
Sihir ilusi yang mereka gunakan sangat membantu.
Mantra Kooperatif dan kemampuan mereka, kami bisa membuat banyak batu itu terbang di langit Melromarc tanpa bisa dilihat oleh mata telanjang.

Untungnya cuaca hari ini cerah.
Sekilas langit yang cerah itu bagus untuk menerbangkan pesawat.
Tapi, tanpa disangka ada banyak Graweick ore yang tersebar di langit Melromarc.

Bilamana yang kami lakukan belum cukup, seperti pilotnya hinggap di Graweick ore, lalu mereka turun lagi menggunakan parasut, maka sudah ada pasukan penyihir Melromarc yang siap menembakkan sihir angin dan gravitasi pada mereka.
Parasut yang mereka gunakan harus terbuka sempurna.
Maka kami cukup tembakkan mantra angin pada bagian kain parasut dan membuat mereka jatuh.

Mereka mungkin menggunakan sihir angin agar bisa memperlambat laju turun mereka, tapi sebab sihir gravitasi yang digunakan pasukan kami akan membuat mereka jatuh dengan kecepatan yang tak terkendali, tapi itu saja mungkin masih belum cukup membuat mereka mati.
Bukan hanya itu, pasukan kami sudah siap menembak mereka dengan sihir dan panah bila mereka sudah mendarat. Tak peduli setinggi apapun level mereka, luka berat tidak bisa mereka hindari.

Faktor yang kami takutkan adalah Demi-Human yang bisa terbang, yaitu Gryphon yang menjadi rekan Tact, ada di sini.
Itu artinya hanya ada sedikit lawan merepotkan di sisi Sampah.
Kemenangan yang sering dia dapatkan membuatnya lalai.

Untuk kali ini, angin berhembus ke arah kami.
Semua ini berkat hembusan yang melewati Sang Raja Bijak.

“Ba-bagaimana mungkin!?”
“Aku tidak mau banyak bicara sekarang. Singkatnya, ini semua akibat kau terlalu mengabaikan faktor adanya Sang Raja Bijak.”
“Sialan!”

Pengikut Tact mengeluarkan senjata laras panjang dan mempersiapkan diri mereka.

“Menurut dia, strategi yang kau gunakan sangat buruk. Gerakan selanjutnya yang kau ambil juga buruk.”

Tampaknya, ini strategi paling buruk yang digunakan Tact.
Bukit dari berhasilnya kami menyusup sudah cukup menyatakan dia tidak memperkirakan adanya serangan dari kami. 
Kemungkinan terbesar yang aku duga adalah Tact maju bersama untuk menyerang kami dari depan, namun bagi Sampah, strategi itu sangat buruk untuk dijalankan.
Yah, strategi yang mereka gunakan tidak memprediksi kemungkinan mendapat serangan balik dari Hero sebab mereka baru saja mengatasi gelombang.
Sebelum perang dimulai, Sampah sempat bilang ini.

“Diriku tidak menyangka dia mengambil pilihan terburuk yang pernah ada, dia seperti menawarkan diri untuk menyerahkan semua senjata hero yang dia miliki, apa dia memancing kita kesana? Tidak, dia mungkin hanya meremehkan kita saja... Baiklah, jika ini merupakan jebakan darinya, maka kita maju dan berpura-pura terkena perangkapnya. Bila bukan perangkap, maka jadikan ini sebagai serangan yang akan mengakhirinya.”

Aku masih belum yakin makna kalimat terakhirnya, tapi aku rasa itu sebentar lagi akan terjadi.
Tapi tidak masalah.
Aku hanya perlu melakukan apa yang ditugaskan kepadaku.
Aku akan memercayakan yang terjadi di belakang kepada Sampah.

Berhubung sudah sejauh ini, setidaknya kami tidak akan mundur bersama kekalahan.




TLFujiwara-sama
Editor: Bajatsu

0 komentar:

Posting Komentar