Sabtu, 30 Desember 2023

Tate no Yuusha no Nariagari Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 358: Pulang Dunia

 Chapter 358: Pulang Dunia



 
Nah, biar aku beri sedikit penjelasan keadaan rumah aku.
Terus terang, rumahku berada di daerah yang tenang, tidak terlalu jauh dari pusat kota. Di rumahku ada pekarangannya, terpasang pagar, dan orang tua aku membelinya dengan pinjaman.
Aku memasukkan kunci ke pintu, dan dengan takut-takut melihat sekeliling saat aku masuk.

“N-Naofumi-sa... n. Ada apa?”

Sepertinya dia masih merasa tidak enak memanggilku pakai ‘–san’, dia menanyakanku pertanyaan karena rasa ingin tahunya.

“Ah, tidak, jika kita bertemu orang tuaku, mungkin mereka akan salah paham pada kita.”
“Ayah dan Ibu Naofumi-sa...n akan apa?”

Raphtalia meletakkan tangannya di atas jantungnya, dan menarik napas dalam-dalam.

“Ah, sepertinya kamu tidak perlu khawatir. Ibuku sedang keluar di waktu ini.”

Setelah memastikan tidak ada orang di rumah, aku membuka pintu rumah, dan mengundang Raphtalia masuk.

“Jadi ini Rumah Naofumi-san?”
“Ya.”

Aku berencana untuk membawanya ke sini setelah dunia lain damai, tapi aku tidak sekarang kami kembali dalam keadaan seperti ini. Aku rasa itu yang namanya kehidupan, tidak tahu apa yang akan menanti di setiap saatnya.

“Pastikan melepas sepatumu sebelum masuk.”
“Baik.”

Seperti yang aku bilang tadi, Raphtalia melepas sepatunya dan memasuki rumah.
Oke, kamarku ada di lantai dua. Sebaiknya kami ke kamarku saja untuk memikirkan apa yang terjadi, tapi... Di sini, aku baru ingat satu hal.
Aku seorang Otaku. Seorang Otaku yang mengundang seorang gadis ke rumahnya, dan siap menunjukkan kamarnya.
Perkembangan yang sering terjadi di layar televisi...
... Bukankah ini gawat? Ada barang memalukan yang kurang baik aku biarkan dilihat olehnya.

“Raphtalia, kamu tunggu dulu di sini.”

Aku menghentikan Raphtalia, dan membimbingnya ke ruang tamu.

“Apa ada masalah?”

... Saat ini, aku terjebak di antara dua pilihan besar dalam hidup.
Aku bisa membawa Raphtalia ke kamarku sekarang, tanpa peduli hobiku. Namun poster Galge, figur karakter dan berbagai karakter dengan pakaian terbuka.
Bukannya aku berencana menyembunyikan fakta aku seorang Otaku. Sebenarnya aku penasaran apa yang akan Raphtalia ucapan begitu melihat semua itu.
Namun di dunia lain, aku terus menyatakan bahwa cinta itu tidak ada gunanya dan tidak diperlukan.
Jika ruangan pria seperti itu dipenuhi dengan buku-buku tentang wanita dan tokoh-tokoh wanita, apa yang akan dia pikirkan?
Apa pilihan menghentikannya merupakan hal yang benar?
Oke! Pertama-tama, ayo bersihkan kamarku dulu!

“Tidak, kamu tunggu saja dulu.”
“Ah, baik.”

Raphtalia duduk di sofa ruang tamu, sedangkan aku dengan cepat berlari menaiki tangga menuju kamarku.
Dan yang aku temukan adalah kastil nostalgia aku.
Berapa kali aku bermimpi untuk kembali ke sini?
Tapi itu tidak penting saat ini.

Saat ini, Raphtalia akan masuk ke kamarku. Bagaimana kalau aku secara terbuka menunjukkan sisi memalukanku ini?
Aku akan menghentikannya sekuat tenaga!

Aku memasukkan semua gambar dan barang Galge ke dalam lemari, dan melepas poster-poster.
Oh? Aku pergi dalam keadaan membiarkan PC aku hidup sepanjang waktu, dan barang Net Game yang aku pasarkan telah terjual.
... Aku akan menutupnya untuk saat ini.
Berikutnya adalah—

“Aku pulang~.”

Wah! Adikku telah kembali.
Riajuu sialan itu, kenapa dia harus kembali di saat seperti ini?
Kalau adikku itu bertemu Raphtalia, masalah rumit akan terjadi!
Aku segera meninggalkan kamar, dan lari menuruni tangga.

“Ada apa, Nii-san?”

Dia melepas sepatunya di pintu masuk, dan meletakkannya di rak sepatu di pintu ruang tamu ketika dia memanggilku.

“Ah tidak, tunggu. Mari kita bicara dulu sebentar?”
“Apakah terjadi sesuatu? Sorot matamu agak aneh...?”

Apakah wajahku benar-benar aneh?

“Daripada mengobrol. Sebaiknya Nii-san membuatkanku makan?”
“Kenapa aku memasak?”
“Kamu bicara apa? Ibu sedang tidak ada di rumah, jadi rasa bisa memintamu memasak makan malam. Karena, aku sibuk belajar.”
“Pergi dan beli saja di toko. Uangnya bisa dari aku.”
“Eh.... Masakan Nii-san jauh lebih enak dari yang ada di toko.”

Ini aneh. Mengapa adikku sangat menyukai makanan buatanku?
Tidak, baiklah, aku selalu membantu orang tuaku melakukan pekerjaan rumah, dan aku melakukannya dengan rela untuk memberikan kesan yang baik kepada mereka.
Aku sudah memasak untuknya setiap kali orang tua kami tidak ada di rumah. Tapi meski begitu, mengapa cara bicara dia seperti Kiel yang meminta aku memasak untuknya?
Apakah ini deja vu?

“Pas pagi aku sudah minta buatkan juga? Dan Nii-san bilang iya, akan memasak makanan untukku.”

Kalau dipikir-pikir... Aku merasa punya janji seperti itu. Tapi, bagiku, ini sudah lebih dari setengah tahun, jadi tidak mungkin aku benar-benar mengingatnya.

“Selain itu, aku dengar Nii-san kesulitan mendapatkan pekerjaan setelah lulus, sebaiknya kamu coba belajar di sekolah memasak. Jangan menyia-nyiakan bakatmu.”

Mu... yang ini, aku ingat.
Aku ingat. Setiap kali terjadi sesuatu, adikku adalah seseorang yang meminta aku untuk pergi belajar memasak.
Berbeda denganku, dia tidak terlalu menikmati makan di luar.
Dia seperti ingin asupan nutrisi dan natriumnya terpenuhi, seperti dia adalah seorang gadis yang sedang melalui masa pubertas.

“Ya sudah, hari ini aku ada perlu. Jadi, belilah makan di toko.”
“Ada perlu dengan teman bermain di internet? Kurasa sudahi saja waktu bermainmu dengan mereka dan mulai serius padanya?”

Dan saat dia mengatakan itu, dia membuka dan berjalan melewati pintu ruang tamu.

“T-tunggu.”
“—Ya mudahnya, kamu punya seseorang seperti Raphtalia-san yang selalu bersamamu, kan?”

Apa...?
Pikiranku tidak bisa mengikuti apa yang dikatakan kakakku.

“Halo, Raphtalia-san. Aku pulang.”
“Ah...?”

Tatapan Raphtalia beralih antara wajahku dan wajah adikku. Ekspresi khawatir muncul di wajahnya dan sedikit maju ke depan.
Tunggu, ada yang tidak benar, bukan? Raphtalia belum pernah bertemu adikku sebelumnya.
Karena, kami tidak pernah kembali dalam waktu yang lama sehingga keduanya tidak punya kesempatan untuk bertemu.

“Kamu kenapa?”
“Tidak, aku hanya penasaran kenapa kamu kenal Raphtalia.”

Bukan hanya itu, dia baru saja menyapanya dengan wajar.

“Huh, apa maksud pertanyaanmu?”

Seolah-olah dia mengira aku sedang mengejeknya, adikku membuat ekspresi cemberut.

“Ya, tahulah kenapa.”
“Hah? Nii-san, apa kamu mulai pikun? Kamu menderita demensia dini?”
“Diam. Cukup jawab saja.”
“Saat kamu masih Nii-chan, kamu mencoba memberiku perintah?”

Ini adalah hierarki Rumah Tangga Iwatani.
Ini mungkin agak terlambat, tapi itu kalimat yang cukup bagus yang dia lontarkan.
Sejak aku pergi ke dunia itu, aku merasa telah dilecehkan oleh banyak orang aneh, tapi memang seperti itu sejak awal?
Tapi bukan itu masalahnya.

“Memangnya aku peduli.”
“Serius, ada apa, Nii-san? Kefasihan dan omong kosongmu yang biasa sudah hilang.”

Siapa yang kehilangan kefasihan!?
Aku selalu ingin kembali, tapi aku menitikkan air mata saat menerima perlakuan ini saat aku kembali.
Kenapa adikku sendiri harus memerasku seperti ini?

“Jangan khawatir, bicara saja.”
“Apa kamu akhirnya sadar akan peranmu sebagai putra tertua? Sungguh diluar karaktermu.”
“Kenapa matamu berbinar-binar mendengarnya? Kau selalu harus menambahkan satu kalimat tambahan, bukan?”
“Jika melawan Nii-san, maka aku tidak akan kalah!”

Adikku tiba-tiba mengambil posisi bertarung.
Terlepas dari penampilannya, menurutku dia ini sedang berlatih Kendo.
Dia juga melakukan Karate.

Oi, ada dunia di luar sana yang membutuhkan Hero.
Ah, jangan sampai salah dan tertabrak truk, atau apalah.
Aku mempunyai dendam pribadi terhadap reinkarnasi saat ini.

“Aku tidak bermaksud berkelahi denganmu!”
“Sekarang, jadilah lebih dan lebih berkemauan keras! Aku akan menerima tantanganmu kapan saja!”

Ada apa dengan dia?
Apa dia memang mempunyai kepribadian seperti ini?

“Jawab saja pertanyaannya!”
“Aku mengerti...”

Dengan sedikit kesedihan, namun lebih banyak kegembiraan, adikku mulai berbicara.
Apa dia hanya bercanda?


“Saat Nii-san masuk perguruan tinggi, Raphtalia-san datang ke rumah kita untuk tinggal di sini, dia kesini karena program pertukaran mahasiswa antar negara.”
“...Pertukaran mahasiswa antar negara. Tinggal bersama kita?”
“Bukankah dia temanmu di internet, Nii-san? Kamu berbicara soal ini pada ibu dan ayah, dan dia datang ke rumah kita, dan begitu saja, dia menjadi pacarmu, bukan, Nii-san?”

Oke, mari aku atur informasi ini.
Tampaknya di sini, Raphtalia diperlakukan sebagai peserta pertukaran mahasiswa antar negara yang tinggal di rumah ini, di bawah satu atap denganku?
Bukan hanya itu, dia adalah pacarku. Dan dapat pengakuan orang tua?
Romcom macam apa ini?

“Dari negara mana Raphtalia berasal?”
“Aku tidak tahu itu. Tapi aku pikir kamu sudah memberitahuku sebelumnya. Ada apa lagi?”

Adikku membuat ekspresi menggoda saat dia mencoba mengingat nama negaranya.
Tidak, menurutku Raphtalia pun tidak tahu dari negara mana dia seharusnya berasal.
Apa kerajaan. Mungkinkah aku sebut Melromarc di dunia lain?
Kebangsaannya adalah orang dunia lain. Ungkapan itu muncul di kepalaku.
Tidak, aku benar-benar tidak bisa menertawakannya.

“Ah, sepertinya enak sekali menjadimu, Nii-san. Bisa memiliki pacar seperti Raphtalia-san.”
“Pa-pacar...”

Raphtalia dengan malu menyentuhkan tangannya ke wajahnya yang memerah. Reaksinya adalah yang terbaik.

“Tapi kamu juga punya pacar, bukan?”

Di masa lalu, dia mengatakan sesuatu seperti “Tidak seperti aku, Nii-san yang tidak punya pacar itu menyedihkan. Jangan-jangan kamu berencana menjadi penyihir atau semacamnya?” untuk memprovokasiku.
Meskipun aku hanya tertawa saat itu. Kalau dipikir-pikir sekarang, itu benar-benar membuatku kesal.

“Ya, tapi dibandingkan dengan Raphtalia-san... Aku iri padamu, Nii-san! Raphtalia-san, bisakah kamu melupakan kakaku dan pindah ke seseorang dengan prospek masa depan yang lebih baik, misalnya orangnya sepertiku?”
“Tidak terjadi.”

Itu cepat. Jawaban Raphtalia yang cepat dan alami membuatku sedikit takut. Ini adalah campuran antara kebahagiaan dan rasa malu. Perasaan yang aneh.

... Mari kami lanjutkan pembicaraannya.
Adikku terus berbicara dengan lancar sambil mengangguk.
Bukankah kamu yang fasih berbicara?

“Seperti yang kupikirkan.”
“Aku pasti akan mengadu pada pacarmu nanti.”
“J-Jangan! Jika rumor aneh tersebar, aku akan kesulitan.”

Yah, dia adalah pacar yang menggandeng Riajuu di tahun ketiga SMA-nya. Tapi jika pacarnya mendengar kalimat itu, aku pikir dia akan dihajar habis-habisan. Heroin Galge macam apa dia sebenarnya?

“Pokoknya, jangan seenaknya mengatakan hal-hal aneh.”
“Itu tergantung pada sikapmu.”
“Nii-san, ada apa? Kamu jauh lebih dingin dari sebelumnya.”
“Aku pikir aku harus lebih tegas mulai sekarang.”

Itulah yang akan aku jawab untuk saat ini.
Aku melihat waktu lama yang aku habiskan di dunia lain telah cukup mengubah aku sehingga orang-orang menyadarinya.

“Aku mengerti, ya. Sepertinya Nii-san menjadi sedikit lebih keren. Dulu, kamu baik hati, atau bagaimana aku mengatakannya, terlalu lembut, jadi aku suka suasana yang kamu berikan saat ini. Semoga berhasil, Nii-san.”

Itu yang kupikirkan, tapi kakakku menerima perubahan itu secara positif.

“Daripada bahas aku terus. Kamu.”

Aku akan mengambil kesempatan ini untuk mengumpulkan beberapa informasi. Aku menunjuk ke telinga Raphtalia.

“Apa pendapatmu tentang ini?”
“Maksudmu?”
“Tidak, maksudku...”
“Apa?”

... Aku dengan ringan menyodok telinganya.
Raphtalia dengan enggan menggerakkannya maju mundur.

“Maksudku ini.”
“Ya, terus apa lagi?”

... Dia tidak melihatnya?
Aku dengan lembut mengangkat ekornya.

“Ah...”

Raphtalia mengerang malu. Tampaknya ini adalah tempat yang cukup sensitif. Aku sedikit minta maaf, tapi mau bagaimana lagi.

“Lalu dengan ini.”
“Aku tidak tahu apa yang ingin kamu tunjukkan. Apa kamu sedang membual?”

Fumu... Telinga dan ekor Raphtalia tidak dikenali oleh indranya. Berati yang dilihat orang saat kami berjalan hanyalah sisi kecantikannya.

“Nah, Nii-san. Tolong, buatkan makanan.”

... Kenapa dia sangat menginginkan makananku?
Apakah dia seharusnya menjadi anjing yang berpakaian pinggang?

“Tidak bisakah kamu menunggu sampai ibu pulang?”
“Janji ya!”

Ah, ya ampun! Diwaktu sibuk seperti ini!

“Naofumi-san, bagaimana kalau kamu buatkan makan untuknya?”
“Ah, lihat? Raphtalia-san pengertian sekali~!”

Ketegangan adikku meningkat.
Pada akhirnya... Aku akhirnya membuat makan malam.
Mengapa hal pertama yang aku lakukan setelah kembali dari dunia lain adalah membuatkan makan malam untuk adikku?

Terlebih lagi, saat aku di dapur, Ibuku pulang. Dia berjalan ke ruang tamu, dan mulai mengobrol dengan Raphtalia seolah-olah itu wajar sambil mengunyah senbei.
Dia tampak sangat dekat dengan Raphtalia, sebaliknya membuat ketidaknyamananku bertambah parah.
Ya, individu itu sendiri tampaknya juga merasa tidak nyaman.

“Raphtalia-san, akhirnya, seharian ini Naofumi-san melakukan apa saja?”
“Umm...”

Dia pergi ke dunia lain, dan akhirnya dibunuh oleh seorang dewi.
Adalah sesuatu yang tidak bisa kami katakan.

“Dia sedang bermain game lagi, kan? Kamu harus membuatnya lepas dari itu.”

Dari pengalaman aku di sana, aku ingin menyampaikan satu atau dua keluhan.
Tapi di sini... sepertinya hariku = bermain game.
Sebenarnya, hal itu memang terjadi sebelum aku pergi ke dunia lain, tapi itu membuatku gugup ketika mereka benar-benar mengatakannya.

“Y-ya.”

Karena bingung dengan jawabannya, Raphtalia memberikan respon agar tidak menimbulkan masalah.
Setelah itu, entah kenapa, aku akhirnya membuat cukup makanan untuk seluruh keluarga, dan akhirnya, aku menuju kamarku bersama Raphtalia.
Yah, bukan berarti aku tidak mengerjakan tugas kapanpun aku mau, tapi... Entah kenapa, kamar Raphtalia ada di lantai dua juga.
Jika ingatanku benar, itu seharusnya gudang, atau semacamnya.

“Menurutmu apa yang telah terjadi?”
“Tempat untukmu di dunia ini telah dibuat... Roh Perisai bilang dia bisa mengusahakan hal semacam ini untuk satu orang yang ingin aku bawa ke dunia asalku.”

Kemungkinan besar ini adalah dunia yang telah dirusak.
Seberapa teliti dia?
Oke, setelah selesai mengerjakan tugas rumah, aku menuntun Raphtalia, dan kembali ke kamarku.
Aku tidak sadar melakukan ini karena aku tidak menyangka akan  dipaksa memasak, tapi aku dengan santai membawa Raphtalia ke dalam ruangan.

“Kamarmu agak sempit, ya?”

Nah, dibandingkan rumah di desa, tentu kamarku sempit.
Kupikir kamarku akan membuatnya mundur, tapi sepertinya bukan itu masalahnya. Jika aku harus memutuskan, aku akan berasumsi dia tidak tahu apa pun yang ada di sana.

“I-itu benar.”
“Jadi ini kamar Naofumi-san?”

Raphtalia dengan gelisah mengamati bagian dalam.
Poster dan gambarnya ada di lemari.
Hanya ada Manga yang tersisa.

“Ini buku?”
“Ya.”
“Boleh aku baca?”
“Kamu bisa membacanya?”

Dia tidak tahu cara baca huruf dunia ini.
Tetapi jika dipikir-pikir, dia dapat memahami sejumlah kalimat dari membaca beberapa manga.
Raphtalia mengeluarkan satu volume Manga dari rak buku, dan membukanya. Isi cerita buku itu adalah aktivitas klub siswa SMA biasa. Itu adalah komedi romantis yang khas.

“Apa ini menceritakan lingkungan belajar para bangsawan?”
“Yah, simpelnya, itu adalah budaya kami belajar...”
“Gambaran ini mirip dengan lukisan Hero Tombak dan Nona Penjahit.”

Yap... mereka berdua memang suka melukis.
Ini sebenarnya cukup populer di desa.
Penjahit itu memang terlihat seperti seseorang yang menggambar Doujinshi. Dan ya, dia akhirnya menggambarnya.
Motoyasu adalah ero-doujin. Isinya terutama cinta panas dengan Filo. Tapi itu hanya dia yang melampiaskan emosinya.
Dalam hal ini, Manga ada di dunia itu.
Meskipun genrenya agak bias. Aku benar-benar tidak tertarik sama sekali, jadi aku tidak terlalu mengingatnya.

“Ah, benar. Raphtalia, tolong ingat ini.”
“Soal apa?”
“Di dunia ini, di negara tempat aku tinggal, hampir semua orang seusia kita bersekolah. Kamu mungkin akan diperlakukan seperti mahasiswa yang berkuliah juga.”
“A-aku juga? Belajar menjadi kaum bangsawan?”

Tempat bagi para bangsawan untuk belajar... Sepertinya aku harus memberikan sedikit penjelasan lagi. Baiklah, aku akan mengesampingkan masalah itu untuk saat ini. Selama dia memahaminya.

“Ya, jadi sampai kita menemukan petunjuk, kita harus menjalani hidup kita di sini. Maka dari itu, mari kita berusaha keras untuk membuatmu cocok di sini.”
“Y-ya..”

Pertama, aku harus mengajarinya membaca dan menulis.
Hmm.
Ngomong-ngomong, aku memeriksa Panduan Empat Senjata Suci setelah itu, dan sama sekali tidak ada perkembangan.





TLBajatsu

0 komentar:

Posting Komentar