Minggu, 13 Juni 2021

Tate no Yuusha no Nariagari Light Novel Bahasa Indonesia Volume 18 : Chapter 13 – Terlahir Kembali

Volume 18
Chapter 13 – Terlahir Kembali


Beberapa saat setelah pertempuran berakhir, S’yne, Itsuki, Rishia, dan Ethnobalt datang terburu-buru. Mereka yang berpartisipasi dalam pertempuran sedang menyaksikan pembersihan halaman kastil yang rusak. Kakak perempuan S’yne tampaknya telah berencana untuk mempersingkat pertempuran sejak awal, tetapi S’yne terlihat tertekan karena tidak berhasil datang tepat waktu. Keputusan saudara perempuannya untuk pergi sebelum S’yne tiba kembali menunjukkan ketepatan akan keterampilannya dalam penilaian situasi. Sadeena sepertinya berpikir ada maksud lain dibalik tindakannya... Tetapi aku belum bisa memahami apapun.

Barisan Terdepan Gelombang itu sendiri tidak sekuat itu, dan ancaman utamanya adalah monster buatan yang menampung kekuatan senjata suci.

Mungkin mereka benar-benar hanya datang untuk sedikit mengejek kami dan kami tersinggung. Aku tidak yakin bagaimana jadinya jika mereka membawa pahlawan Harpoon bersama mereka.

“Tentang Barisan Terdepan Gelombang yang kita tangkap hidup-hidup...” Kataku. Sadeena dan Shildina sedang menatap dua orang yang kami duga merupakan Barisan Terdepan Gelombang.

“Sialan! Lepaskan kami!” Salah satu berteriak.

“Apa yang alasan kalian menangkap kami?” Kata yang lain.

“Kau menyerang kami, sudah sangat jelas,” Jawabku. Orang-orang ini tampaknya tidak memiliki logika standar seperti rasa bersalah atau akal sehat. Mereka juga tidak pernah mendengarkan apapun yang kau katakan pada mereka. Setelah dikalahkan, mereka selalu mengklaim bahwa mereka tidak pernah melakukan kesalahan, menyerang orang-orang yang telah mengalahkan mereka. Mereka sama sekali tidak memikirkan apa yang mungkin terjadi pada diri mereka sendiri, atau negara-negara yang mendukung mereka, jika mereka datang lalu menyerang pemegang senjata suci dan pemegang vassal weapon. Itulah mengapa dunia ini mengalami begitu banyak masalah saat ini.

Setidaknya kami berhasil sehingga mereka yang dianggap “Jenius” tanpa mengalami kesulitan. Itu adalah akibat langsung dari perbuatan yang dilakukan oleh sekutu dua orang ini.

Masalahnya adalah terlepas dari hal-hal gila yang mereka lakukan dan gerombolan pengikut wanitanya, tidak ada cara untuk mengenali orang-orang ini hanya dengan melihat mereka. Jika mereka pura-pura tidak bersalah, akan sulit menghukum mereka. Namun Sadeena dan Shildina dapat melihat mereka secara sekilas.

“Apakah benar-benar ada sesuatu yang berbeda tentang mereka?” Tanyaku.

“Ya, sesuatu… yang membuatku merinding,” Kata Sadeena. Shildina juga mengeluarkan suara persetujuannya atau mungkin berpikir dalam-dalam.

“Raph!” Kata Raph-chan, terlihat senang pada dirinya sendiri saat dia naik ke bahu Sadeena. Sepertinya dia juga bisa melihat perbedaannya. Itu mengesankan, tetapi bagi Raph-chan sepertinya butuh sedikit waktu untuk bisa mengidentifikasi, jadi Paus Pembunuh Bersaudari lebih bisa diandalkan dalam hal ini.

“Maaf aku—“ Kata S’yne.

“Nona S’yne menyesal tidak bisa sampai ke tempatmu tepat waktu,” Jelas Familiarnya. S’yne membuat sedikit keributan, menunjukkan tanda-tanda sikap bahwa dia melekat padaku. Itu juga terjadi saat kami mengatasi masalah di Q’ten Lo. Dia juga sering berjaga-jaga saat aku tidur. Aku ingin dia menghentikan itu, karena itu membuatku lebih sulit untuk tidur.

“Dia sangat mengenalmu. Jadi kami tidak bisa berharap kau mengakalinya. Santai saja. Syukurlah kami tidak mengalami luka serius,” Kataku. Dia sepertinya tidak mau menerima alasan itu. Aku akan bersamanya lagi untuk sementara waktu. Aku melihat ke arah Raphtalia dan melihat simpati di wajahnya.

Kami benar-benar tidak dirugikan terlalu banyak. Itu memang benar. Saudari S’yne satu-satunya yang mungkin tidak bisa kami tangkap, dan kami telah belajar tentang ancaman baru berbahaya yang sedang dikembangkan musuh untuk melawan kami. jika kami duduk-duduk tanpa bertindak terlalu lama, kami bisa menghadapi seluruh pasukan yang terdiri dari monster tersebut. Itu menempatkan kami dalam situasi berbahaya, tetapi setidaknya sekarang kami bisa bersiap untuk itu. Kami perlu mengambil langkah selanjutnya, tanpa menyia-nyiakan informasi baru yang kami terima.

Namun, masih memakan waktu yang cukup lama sebelum kami mengetahui asal dari gaya bertarung Glass.

“Kedengarannya kau sudah melalui hari yang cukup sulit,” Kata Itsuki. Ringan dan santai.

“Memang. Kau juga tidak perlu merasa bersalah karena tidak datang tepat waktu,” Kataku. Sejujurnya aku tidak akan bisa melindungi siapapun lagi menggunakan Stardust Mirror. Aku sungguh berharap bahwa yang satu itu akan segera berubah menjadi setara dengan skill tingkat tinggi, seperti Shooting Star Wall. “Mengumpulkan semua orang di satu tempat untuk berjaga-jaga jika ada serangan musuh sama bodohnya. Mereka memilih waktu yang tepat untuk menyerang kami.”

“Apakah ini memastikan bahwa ada mata-mata diantara kita?” Tanya Raphtalia.

“Itu pertanyaan yang bagus. Ada kemungkinan mereka menggunakan skill pergerakan seperti S’yne yang memungkinkan mereka melihat tempat tujuan mereka. Sejujurnya S’yne, aku butuh bantuanmu. Dariapada melindungiku, aku lebih suka jika kau membuat sesuatu untuk menghentikan mereka melarikan diri,” Kataku. S’yne langsung mengangguk atas permintaanku.

Itu adalah ide bagus. Bahkan jika kami diatas angin, tidak ada gunanya jika mereka bisa lari begitu saja dari kami. Sesuatu yang sama sekali tidak terduga mungkin terjadi. Jika kami tidak bisa memblokir pergerakan mereka, mereka akan kabur dan kami akan kembali ke titik awal. Kami membutuhkan solusi untuk mengatasi akar masalah ini.

Dan juga... Kami membutuhkan cara untuk menangani pemegang Vassal Weapon yang mungkin kami temui dari musuh bebuyutan S’yne. Jika mereka melakukan hal yang sama seperti kami, mereka akan menerapkan semua metode Holy Weapon dan Vassal Weapon. Sihir buff yang kami harapkan akan mengisi celah itu juga bisa digunakan oleh musuh, dan mereka memiliki teknologi yang bisa membatalkannya. Masalah utama yang pasti kami hadapi saat ini adalah bagaimana cara mengatasi senjata yang telah ditangkap oleh musuh kami. Kami perlu melakukan sesuatu tentang itu secepat mungkin. 

“Kembali ke masalah mata-mata diantara kita... Apa yang bisa kita lakukan tentang itu?” Tanyaku.

“Aku pandai melihat orang seperti itu!” Kata Sadeena.

“Aku juga!” Kata Shildina, kedua bersaudari itu mengangkat tangan.

“Mereka tidak memanggilku Miko Pembantaian tanpa alasan!” Kata Sadeena ceria.

“Aku akan membantai mereka semua.” Shildina mengangguk. Aku tidak punya jawaban. Mereka tetap begitu ringan dan ceria, apapun situasinya. Mereka mungkin pernah melakukan penyiksaan dan hal-hal seperti itu di masa lalu. Mereka semacam auditor internal, sesuatu seperti itu—hanya dengan sedikit tambahan pembantaian.

“Aku tidak yakin diriku benar-beanr ingin memberikan pekerjaan itu kepada kalian karena kalian tidak sepenuhnya mengerti bahasa mereka, aku juga tidak yakin itu akan mudah bagimu,” Kataku. Mereka dapat berbicara jika itu seorang Jewel seperti Therese atau ketika pemegang Holy Weapon atau Vassal Weapon hadir, tetapi tidak di waktu-waktu lainnya.

“Kalau begitu mari bekerja dengan Therese kecil dan L’Arc kecil lalu mewawancarai mereka satu per satu. Aku akan mengerahkan kemampuanku. Kau dapat mengandalkanku!” Kata Sadeena.

“Maksudku, jika menurutmu itu akan berhasil...” Kataku, masih tidak yakin.

“Ara, Naofumi kecil. Kebaikanmu membawa kehangatan di hatiku,” Jawabnya.

“Aku tidak bersikap baik. Aku sedang memikirkan semua masalah yang akan ditimbulkan,” Kataku. Memiliki Barisan Terdepan Gelombang diantara para prajurit relawan sudah cukup buruk. Membuang waktu mencari mata-mata yang bahkan kami tidak ketahui rasanya terlalu berlebihan. Daripada itu, aku lebih suka mereka keluar dan menaikkan level mereka, bahkan jika hanya satu kali lagi.

“Ah, aku ingat. Rishia dan Ethnobalt akhirnya berhasil memecahkan bagian penting dari teks kuno itu,” Kata Itsuki.

“Mereka berhasil?” Tanyaku.

“Rishia mengatakan bahwa mungkin masih ada beberapa kesalahan dalam terjemahan,” Gumam Itsuki. Ini adalah Rishia dan Ethnobalt yang sedang kami bicarakan. Mereka bukan orang yang memaksa dan mungkin tidak ingin membuat pernyataan besar dan akhirnya terbukti salah.

“Rishia,” Panggil Itsuki, Rishia dan Ethnobalt mendekat. ”Ayo kalian berdua. Beritahu semuanya apa yang baru saja kalian temukan.”

“Sejujurnya ini hanya pecahan yang Itsuki satukan,” Kata Rishia.

“Memang, kami belum menerjemahkan semuanya, jadi mungkin ada kesalahan. Kami bergegas kesini karena serangan musuh juga,” Kata Ethnobalt. Tak satupun dari mereka tampak percaya diri. Kedengarannya seperti Itsuki yang memimpin mereka kemari, apapun itu.

“Anggap saja sebagai laporan kemajuan. Ayolah,” Kata Itsuki.

“Kau tidak bisa tetap diam dihadapanku sekarang,” Aku menambahkan.

“Hei! Apa yang terjadi disini Naofumi?” Kata Kizuna, yang juga datang untuk mendengarkan.

"Kau juga harus mendengar ini juga Kizuna,” Kata Itsuki. “Jadi Rishia. Beritahu mereka.”

“Baiklah... Pertama, kami akan memberitahu kalian apa yang kami temukan tentang gelombang itu sendiri. Jika dunia bertabrakan satu sama lain dengan frekuensi yang cukup besar, maka itu berarti ada sesuatu yang membuat hal tersebut terjadi. Terkadang dunia akan saling berbenturan satu sama lain, tetapi sangat jarang—merupakan sebuah kesialan besar—jika hal itu terjadi,” Jelasnya.

“Roh Perisai dan Atla mengatakan itu padaku,” Jawabku. Kuncinya disini adalah keberadaan seseorang dibalik semua ini, dan kami tidak memiliki detail apapun tentang mereka.

Gagasan tentang jarangnya dunia bertabrakan mudah dipahami jika kau menganggap dunia seperti bintang di langit. Sangat jarang bagi bintang besar untuk saling bertabrakan. Maksudku, di duniaku, kami bahkan tidak tahu tentang planet lain dengan kehidupan didalamnya.

Mungkin itu artinya seseorang seperti Kyo bersembunyi di suatu tempat, menyebabkan gelombang.

“Hanya sampai bagian itu, kami bisa menerjemahkannya dengan percaya diri. Apa yang terjadi selanjutnya, itulah masalahnya,” Lanjut Rishia.

“Lanjutkan,” Kataku.

“Teks kuno menuliskan nama yang dianggap sebagai dewa, merupakan penyebab dari gelombang,” Katanya.

“Wow. Kedengarannya seperti omong kosong,” Jawabku. Aku bisa melihat mengapa para penerjemah ini tidak begitu percaya diri. Jadi sekarang, setelah semua yang kami lalui, ternyata kami sedang melawan dewa. Bicara tentang alur ceita yang memukau. Bisa dikatakan, jika kami berbicara tentang makhluk dengan kekuatan untuk menyebabkan fenomena supernatural seperti gelombang… Mungkin “Dewa” tidak terlalu jauh dari sasaran.

“Teks kuno juga mengatakan bahwa Senjata Suci dan Vassal Weapon hanya dapat menekan kerusakan yang disebabkan oleh gelombang, dan satu-satunya solusi adalah menangkap seseorang yang menyebabkannya untuk dapat menghentikannya atau menunggu bantuan datang dari tempat lain,” Kata Rishia.

“Roh Perisai dan Atla memberitahuku semua itu juga. Mereka menyebut dewa ini ‘World Eater’ kurasa,” Kataku. Itu menyebabkan gelombang untuk memusnahkan dunia dan memakannya.

“Aku juga mendengar itu,” Kata Itsuki. “Tapi itu masih hipotesis, dan kami tidak memiliki rincian tentang makhluk apa ini sebenarnya. Jawaban itu, tampaknya ada di bagian selanjutnya.” Dia tampak cukup yakin untuk informasi ini setidaknya. “Naofumi, kau tampaknya juga memiliki banyak pengalaman dengan game internet atau sejenisnya, jadi kupikir kau bisa menyelesaikannya sendiri. Apa kau punya ide?”

“Hah? Tentang apa?” Tanyaku.

“Pikirkan orang-orang yang kita sebut Barisan Terdepan Gelombang, dimulai dari Kyo,lalu Takt, Miyaji, dan Seya. Pikirkan kesamaan dari karakteristik mereka, dan kemudian coba pertimbangkan berbagai hal dari sudut pandang mereka,” Kata Itsuki.

“Berpikir seperti mereka? Tidak mungkin,” Kataku. Bagiku, mereka tampak seperti bentuk kehidupan yang sangat berbeda dan sangat jahat yang kebetulan berbicara dalam bahasa yang sama.

“Maaf, aku tidak menjelaskannya dengan baik. Kami para pahlawan dipanggil kesini dari dunia lain dengan senjata. Itu adalah proses yang benar. Jadi ‘World Eater’ ini… Makhluk yang mengaku sebagai dewa ini mengganggu para pahlawan dan memberi kekuatan pada Barisan Terdepan Gelombang. Apakah itu terdengar asing bagimu? Pikirkan tentang sejarah dan kemampuan mereka,” Lanjut Itsuki, nampaknya ingin melanjutkan permainan tebak-tebakan.

“Tunggu.” Rasanya seeprti potongan puzzle yang rumit akhirnya masuk ke tempatnya, dan aku tidak suka gambaran yang dibuatnya di otakku. Aku menoleh untuk melihat lagi kedua orang yang kami tangkap dan tampaknya merupakan Barisan Terdepan Gelombang. Salah satunya seorang anak yang tidak lebih dari tujuh belas tahun. Dia memiliki wajah yang masih terlihat muda. Kamk telah menyelidiki latar belakangnya dan menemukan, seperti yang diharapkan, seorang master dari bentuk seni tunggal dan sekarang adalah seorang petualang.

“Raph-chan, berikan aku bantuan,” Kataku.

“Raph?” Tanya Raph-chan. Lalu aku melihat ke arah Raphtalia, yang memiliki Raph-chan di bahunya. Aku seharusnya lebih memperhatikan ketika Shildina berbicara tentang jiwa yang memiliki bentuk berbeda.

“Apakah kau memiliki senjata atau serangan yang dapat menarik jiwa seseorang?” Tanyaku.

“Tunggu sebentar... Ya aku memilikinya. Senjata dari material Soul Eater bisa melakukan itu,” Jawabnya.

“Lakukan. Kalaupun ini termasuk penyiksaan, aku harus memeriksanya,” Kataku.

“Memeriksa apa tepatnya? Apa yang akan kau lakukan?” Tanya Glass yang datang sambil cemberut.

“Ini adalah cara kami menemukan kebenaran tentang Barisan Terdepan Gelombang. Diam saja dan lihat,” Kataku. Dia tampak bingung tetapi melakukan apa yang aku minta.

“Ada apa dengan kalian? Apa yang akan kau lakukan padaku?” Teriak anak itu. Tanpa menjawab, Raphtalia mengganti senjatanya menjadi katana yang telah dibuat menggunakan material Soul Eater, menusukkannya ke Barisan Terdepan Gelombang, dan mengeluarkan jiwanya. Jeritan memenuhi udara, tetapi itu tidak keluar dari mulut anak itu.

Sudah ada tanda-tanda ini dari Kyo. Bukannya aku menahan diri untuk tidak memikirkan ide itu saat pertama kali melintas dibenakku; hanya saja aku tidak yakin dengan ide itu. Tetapi itu masuk akal. Jika senjata bisa memanggil pahlawan, mengapa mereka juga tidak melakukannya?

Jiwa yang ditarik Raphtalia dari Barisan Terdepan Gelombang tidak seperti tubuh aslinya. Sebaliknya, itu adalah seorang pria berawajah Jepang yang suram dan mungkin berumur tiga puluh tahunan.

“Raphtalia, cukup. Singkirkan mereka dan habisi,” Kataku.

“Oke,” Jawabnya. Dia menarik senjatanya dan jiwa Barisan Terdepan Gelombang mulai kembali ke tubuhnya. kemudian Naga Iblis meraih jiwa itu dan mulai mengunyahnya.

“Mengapa dibiarkan begitu saja? Ini masih lezat,” Katanya.

“Hentikan! Itu menyakitkan! Apa yang telah aku lakukan padamu? Hanya karena kau pahlawan, kau pikir dirimu bisa—“ Jiwanya merengek tetapi kemudian berganti ke jeritan dan tangisan minta tolong. Aku menurunkan Raph-chan dan menutupi pengelihatannya dengan tubuhku agar ia tidak melihatnya. Bukan hal yang menyenangkan untuk dilihat, tetapi dia adalah Barisan Terdepan Gelombang. Jadi kami tidak bisa ragu-ragu ketika menghadapi musuh. Manusia akan tetap menjadi manusia. Aku telah melihat banyak kematian selama ini. Jadi ini bukanlah hal yang terlalu berat untuk dilakukan.

Aku memberi mereka analisis yang bagus.

“Aku tahu siapa Barisan Terdepan Gelombang sebenarnya,” Kataku.

“Apa? Benarkah?” Tanya Kizuna.

“Kurasa dari bagaimana kau datang kesini, jenis kelaminmu, dan usiamu, kau mungkin tidak sepaham dengan kami,” Kataku. Kizuna adalah seorang gadis, bagaimanapun juga. Bahkan gadis-gadis yang menyukai game mungkin tidak memiliki pengetahuan tentang subjek semacam ini. “Barisan Terdepan Gelombang tiba di dunia ini dengan perlindungan makhluk yang mengaku sebagai dewa,” Kataku.

“Apa? Maksudmu seperti Miyaji?” Tanya Kizuna.

“Kyo, dan orang-orang yang baru saja kita lawan juga. Mereka semua. Sepertinya cukup khusus bagiku,” Kataku. Anggap saja itu benar, aku berasumsi bahwa orang-orang yang dibawa oleh makhluk yang mengaku sebagai dewa kemungkinan besar semuanya memiliki kepribadian yang sama. Dewa ini seharusnya memilih orang yang mudah dikendalikan. Mungkin bahkan hanya mencuci otaknya, membuatnya seperti produk massal.

Semua orang selain Itsuki melihatku dengan ekspresi bingung, termasuk Kizuna. Kami sangat mirip. Perbedaannya adalah kita merupakan pahlawan yang ditarik kesini karena dunia menginginkan kita. Barisan Terdepan Gelombang adalah musuh dunia. Itulah mengapa kami tidak akan pernah bersatu.

Sebelum benar-benar datang ke dunia lain, aku memiliki sedikit cerita tentang petualangan di dunia lain, jadi ini membuatku terasa agak aneh.

“Kau menanyakan sesuatu sebelumnya bukan Naofumi? Tentang dimana aku bertemu dewa dan memperoleh kemampuan cheatku?” Kata Itsuki mengingatkanku. Itu juga masuk akal. Tidak heran makhluk ini akan mengaku sebagai dewa, jika mereka bisa melakukan hal seperti itu.

Itu seperti makhluk yang muncul dalam cerita tentang lahir kembali atau dipindahkan ke dunia lain (isekai).
<EDN: Isekai-chan disini~>

“Barisan terdepan Gelombang adalah orang-orang yang telah terlahir kembali atau dipindahkan kesini setelah dipilih oleh makhluk yang mengaku sebagai dewa. Mereka diberikan berbagai macam kemampuan, seperti kekuatan untuk mencuri Senjata Suci atau Seven Star Weapon. Mereka datang ke dunia ini dan mulai menyebabkan kekacauan,” Jelasku.

“Terlahir kembali? Maksudmu seperti memiliki tubuh cadangan seperti Kyo?” Tanya Raphtalia.

“Tidak, sesuatu yang lain. Hanya jiwa mereka yang dibawa ke dunia ini dari Jepang dan kemudian mereka terlahir kembali disini sebagai seseorang dari dunia ini. Dengan ingatan kehidupan masa lalu mereka,” Kataku. Misalnya mereka adalah orang-orang yang tewas dalam kecelakaan yang tidak menguntungkan—orang-orang seperti Ren, Itsuki, dan Motoyasu. “Dewa” ini akan membisikkan pada mereka bahwa mereka telah mati sebelum waktunya dan menawarkan untuk bereinkarnasi di dunia manapun yang mereka suka. Mereka sudah mati sehingga tidak ada alasan untuk menolak tawaran seperti itu. Jika mereka menerimanya, Sang “Dewa” mungkin mengaku tertarik dengan tekad mereka dan berjanji untuk memberikan mereka kekuatan cheat tambahan, pada dasarnya memaksa mereka untuk menerimanya. Dalam beberapa kasus, mungkin mereka dipaksa untuk dilahirkan kembali, apapun yang mereka inginkan. Aku telah membaca buku-buku seperti itu, banyak sekali. Sekarang mereka tahu bahwa dipanggil ke dunia lain merupakan hal sungguhan, lalu mengapa tidak dilahirkan kembali atau dipindahkan ke dunia lain saja? Lalu bagaimana jika yang dipilih oleh “Dewa” ini ternyata hanya orang-orang seperti Takt. Pencipta mereka kemudian menggerakkan jiwa-jiwa yang terlahir kembali ini seperti bidak, mengurangi kondisi yang tidak menguntungkan bagi gelombang. Ratu dan wanita tua Hengen Muso mengatakannya: kejeniusan adalah simbol kemakmuran dan kemunduran.

Sebagai contoh, ambil saja gaya Hengen Muso. Jika gaya itu menyebar ke seluruh dunia, itu jelas akan menjadi ancaman bagi gelombang. Tidak ada yang dapat menyatakan dengan pasti bahwa tidak ada sesuatu di luar sana, yang mengulangi serangan semacam itu. Bukti lebih lanjut ialah, catatan tentang gelombang di setiap dunia secara sistematis dihapus. Informasi telah hilang dari dunia ini, dengan cara yang persis sama. Atau lebih buruk lagi, diganti dengan kebohongan. “Dewa” ini jelas melakukannya di banyak dunia. Itulah faktanya.

“Jika kita menganggap penghalang di Q’ten Lo yang tidak mengizinkan jiwa melewatinya sebagai sarana untuk mencegah seseorang yang terlahir kembali agar Barisan Terdepan Gelombang tidak muncul disana, itu juga masuk akal,” Kataku.

“Jadi begitu! Ya, itu adalah bagian dari teka-teki lainnya!” Kata Raphtalia setuju sambil mengangguk. Meski begitu, dia sepertinya belum memahami konsep “Terlahir Kembali”.

“Kau mungkin benar.” Naga Iblis sendiri mengerti maksudnya. “Ada monster seperti itu juga. Monster dengan tubuh dan jiwa yang tidak cocok perlu dimusnahkan. Seekor naga tidak akan pernah membiarkan kekejian seperti itu hidup, tentu saja. Aku tidak tahu mengapa mereka ada, karena tampaknya fragmen yang menyimpan informasi itu hilang, tetapi penjelasan ini tampaknya masuk akal.” Siklus hidup naga, ketika kau memikirkannya, sangat mirip dengan gagasan terlahir kembali ini. Kami pada dasarnya melakukan hal yang sama, tanpa benar-benar memikirkannya, ketika kami menghidupkan kembali Naga Iblis.

Raphtalia sepertinya mulai memahami hal yang sama, karena dia menunjuk ke Naga Iblis dan menatapku.

“Ya, itu mirip dengannya. Terlahir kembali di tubuh baru di dunia yang berbeda,” Kataku setuju. Di dunia kami, Naga Iblis telah mengambil alih tubuh Gaelion, jadi itu mungkin terasa mirip seperti dipindahkan ke dunia lain. “Itu mengingatkanku. L’Arc, Glass, kalian pernah berbicara tentang bangsa yang dulu menyembah dewa aneh bukan?”

“Ya itu benar. Aku yakin ini sama dengan duniamu Naofumi. Tetapi karena empat pahlawan suci telah menyelamatkan dunia berkali-kali, mereka menjadi subjek pemujaan. Negara ini memiliki agama yang didasarkan pada dewa yang berbeda,” Kata Glass. Dunia ini pasti memiliki kesamaan budaya dengan kami. Mungkin ada beberapa agama baru seperti itu disini juga, hanya tidak dapat berkembang terlalu jauh karena empat Senjata Suci dan Vassal Weapon.

Bagaimanapun itu, pertanyaan berikutnya adalah dunia seperti apa yang membutuhkan campur tangan dari orang-orang yang terlahir kembali hanya untuk dihancurkan. Tidak mudah menghancurkan dunia dimana sistem pahlawan beroperasi dengan lancar. Tetapi juga sulit untuk percaya bahwa seseorang yang terlahir kembali ini akan mencoba bertarung demi dunia tersebut. Dan tampaknya, memang orang-orang yang baik tidak akan dipilih dengan sengaja untuk memainkan peran ini. Itu bergantung pada kemampuan “Dewa” ini, tetapi di setiap zaman, tempat, dan dunia, akan selalu ada setidaknya satu atau dua orang gila. Aku tidak akan menyebut diriku orang cerdas yang baik, tetapi aku telah melihat banyak orang gila di zamanku. Jika “Dewa” ini hanya mengumpulkan orang-orang semacam itu, jelas pasti akan menyebabkan banyak kekacauan. Ada juga potensi bahwa mereka telah mengalami semacam pencucian otak, membuat mereka berpikir bahwa gelombang bukanlah ancaman bagi dunia, misalnya. Bahwa gelombang tidak lebih dari sedikit ketidaknyamanan. Sekarang aku memiliki pengalaman berhadapan dengan orang-orang seperti itu.

Aku teringat saat itu ketika Ren dan yang lainnya mengatakan kami bertempur dalam sebuah event battle dan kami tidak akan mati bahkan jika kami kalah. Mungkin mereka yang terlahir kembali memiliki mentalitas seperti itu. Mereka yang kami temui semuanya sangat agresif terhadap orang lain dan tidak dapat menerima ketika tidak dapat menjadi pemimpin. Kyo dan Takt selalu mengoceh tentang menjadi yang terhebat sepanjang waktu.

“Kyo, Takt, Miyaji, Seya, semua orang ini memiliki kepribadian yang sangat mirip. Tetapi mungkin itu karena makhluk yang mengaku sebagai dewa inilah yang telah memilihnya dan mengirimkan orang-orang yang bertipe sama. Bukankah itu juga menjelaskan bagaimana agama tentang dewa-dewa aneh dimulai?” Kataku.

“Jika itu yang terjadi,” Renung Glass, “Maka kami tidak ingin informasi ini bocor. Ini akan menciptakan zaman dimana setiap orang takut pada setiap bayi yang lahir.”

“Aku dapat mengerti alasannya. Beberapa dari mereka pasti telah mempermainkanmu,” Kataku. Jika pertempuran melawan gelombang diperpanjang beberapa dekade kedepan, itu akan membawa serta teror Barisan Terdepan Gelombang yang tercampur diantara semua anak yang dilahirkan. Seorang Spirit mungkin dapat menemukan mereka, tetapi menyerang jiwa tidaklah mudah. Hal semacam itu menyebabkan pembunuhan masal pada bayi. Belum lagi semua informasi tentang proses kelahiran kembali ini akan dimusnahkan juga. Hal ini juga dipersulit karena perkembangan teknologi yang didasari oleh para Barisan Terdepan Gelombang ini sangat menguntungkan bagi negara di pihak penerima. Tidak ada yang mau mengakui bahwa mereka sebenarnya adalah racun yang merusak. L’Arc telah berjuang dalam negosiasinya dengan negara lain hanya berdasarkan informasi yang kami miliki.

Aku memandang S’yne, bertanya-tanya apakah dia mengetahui semua ini, tetapi dia menggelengkan kepalanya. Kukira ini bahkan melampaui pengetahuannya.

“Sepertinya semuanya sudah terhubung,” Kataku.

“Tapi bukankah itu berarti bahwa persiapan untuk menyebabkan gelombang dimulai bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun yang lalu?” Kata Glass. Dia benar. Menghapus catatan tentang Spirit Tortoise dan Phoenix, memusnahkan para penerus Gaya Hengen Muso, mengirimkan lebih banyak Barisan Terdepan Gelombang, semua terjadi selama beberapa dekade—mungkin saja ratusan tahun—perlahan-lahan merusak dan memakan dunia. Jika makhluk yang kami hadapi dapat melakukan semua itu, aku bisa mengerti mengapa teks kuno memilih kata “Dewa” untuk menggambarkannya.

“Bagaimanapun juga, aku pikir interpretasi ini sangat mungkin benar. Silahkan lanjutkan penelitian kalian, mengingat masih ada kemungkinan lain. Kalian bahkan bisa menemukan solusi untuk mengatasi gelombang,” Kataku.

“Baiklah,” Jawab Rishia ragu-ragu. Kami masih menghadapi pertempuran tanpa ada titik terang. Aku siap untuk itu. Tetapi jika solusi dapat ditemukan, ada baiknya mereka terus mencarinya.

“Ini semua menjadi sedikit berbelit-belit,” Kata Kizuna.

“Ya begitulah. Untuk saat ini kita perlu memusnahkan Barisan Terdepan Gelombang, mereka yang terlahir kembali disini,” Kataku.

Sepertinya itu membuat masalah dengan para relawan berakhir. L’Arc dan partynya kembali beberapa saat kemudian; dia tampak kecewa karena melewatkan pertempuran dan terkejut mengetahui kebenaran tentang musuh yang kami hadapi.




TL: Hantu
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar