Rabu, 02 Juni 2021

Kuma Kuma Kuma Bear Light Novel Bahasa Indonesia Volume 2 : Chapter 38. Beruang Diberi Ucapan Terimakasih Oleh Guildmaster

 Volume 2

Chapter 38. Beruang Diberi Ucapan Terimakasih Oleh Guildmaster



Aku pergi ke guild untuk mencari hal yang bisa dikerjakan. Aku berpapasan dengan Helen saat melewati mejanya, tetapi aku tidak menghiraukannya dan langsung menuju ke papan quest. 

"Yuna-san!" Teriak Helen, memanggilku. Bisa tidak, dia berhenti berteriak setiap kali melihatku? Dan sekarang aku jadi pusat perhatian, tapi yah, kurasa hal itu masih akan tetap terjadi meski Helen tidak berteriak tadi; kelihatannya mereka masih belum terbiasa dengan kostum yang aku kenakan.

"Apa?" Dia mungkin akan meneriaki namaku lagi jika aku tidak acuh padanya, jadi aku memutuskan untuk mendengarkan apa yang dia katakan.

"Kemana saja Anda selama ini, dan apa saja yang Anda lakukan? Guildmaster meminta saya untuk memanggil Anda saat kita bertemu."

Ada apa dengan wanita ini?
 "Seingatku aku tidak pergi kemana-mana dan melakukan apapun akhir-akhir ini."

"Apa Anda yakin?"

Aku tidak ingat pernah melakukan apapun, bahkan jika dia menatapku curiga seperti itu. Aku belum mengambil quest apapun selama beberapa hari terakhir ini. Lagipula, aku tidak ingat pernah menyebabkan masalah pada seseorang.

Tanpa mempedulikanku yang kebingungan, Helen menarikku ke ruangan Guildmaster. Aku bisa melihat Guildmaster sedang bergelut dengan pekerjaannya di meja. Kesan dia saat ini sama sekali tidak cocok dengan perawakannya yang bertubuh kekar. 

"Silahkan duduk." Dia menunjuk ke sebuah meja besar yang dikelilingi banyak kursi. Aku mengambil tempat duduk yang paling dekat dengan pintu. "Ini tentang Gentz. Aku ingin berterima kasih padamu."

"Padaku?"

"Kau menyembuhkan penyakit Tiermina dan meyakinkannya untuk menikahi Gentz, bukan?"

"Memang, tapi kenapa kau berterima kasih padaku?"

"Pertama, tampaknya kau menggunakan obat yang sangat mahal dari kampung halamanmu untuk menyembuhkan penyakit Tiermina."

Karena akan repot jika desas-desus tentangku yang bisa menyembuhkan orang dengan sihir tersebar, aku meminta Gentz dan yang lain untuk mengarang cerita bahwa Tiermina berhasil sembuh berkat obat mahal yang kuberi. 

"Tiermima itu dulunya adalah mantan petualang, jadi aku khawatir tentang penyakitnya yang tak kunjung sembuh," lanjut Guildmaster.

"Jangan bilang kalau Fina bisa bekerja di guild itu ada campur tangan darimu juga?"

"Kupikir itulah setidaknya yang bisa kulakukan. Aku masih belum mempekerjakannya secara resmi, jadi kami hanya bisa memintanya membantu saat ada pekerjaan berlebih. Itulah sebabnya aku berterima kasih padamu karena telah banyak memasok mayat serigala. Kau masih mempekerjakannya, bukan?"

"Tentu saja. Lagipula, aku memang ingin Fina bekerja untukku."

"Bukan itu saja. Aku sempat khawatir Gentz akan terus memendam perasaannya pada Tiermina tanpa bisa mengungkapkannya. Dia mungkin takut akan mengkhianati Roy, atau tidak etis baginya untuk mengutarakan perasaan pada Tiermina yang sedang sakit parah, atau dia khawatir anak-anaknya tidak akan merestui hubungan mereka nanti. Tapi kau memberinya dorongan untuk membuang semua kekhawatirannya itu. Aku akan mengatakan ini padamu; terima kasih."

"Tak usah dipikirkan. Aku memaksa keduanya menikah itu juga demi Fina."

"Niatmu baik juga meski berkedok paksaan. Setidaknya, kami tidak perlu khawatir lagi dengan Gentz, dan sekarang dia bisa lebih fokus pada pekerjaannya."

Kemungkinan hubungan Gentz dan Guildmaster tidak hanya sebatas antara atasan dan bawahan saja. Tapi mereka juga tidak terlihat seperti teman lama dalam satu party. 

"Kalau sudah tidak ada perlu lagi denganku, bolehkah aku pulang?"

Sesaat aku hendak berdiri dari kursi, terdengar bunyi ketukan pintu. 

"Ada apa?"

"Permisi."

Seorang pegawai wanita masuk dan sedikit menundukkan kepalanya sebagai bentuk penghormatan. 

"Guildmaster, Lord Cliff Fochrosé telah tiba. Bisakah saya membawa beliau kepada Anda?"

Pegawai tadi menatapku. Kurasa dia tidak bisa membuat seorang bangsawan menunggu, meski Guildmaster sendiri sedang ada urusan denganku. Kepentingan macam apa yang Cliff punya dengan Guildmaster? Pikirku.

"Kami baru saja selesai," ucapku, "jadi tenang saja."

Pegawai wanita itu beralih menatap Guildmaster, dan mendapat anggukan setuju darinya. 

"Kalau begitu saya akan memanggilnya kemari."

Dia kemudian meninggalkan ruangan.

"Aku akan pergi juga."

"Ya, maaf sudah merepotkanmu."

Aku beranjak dari kursiku dan, saat hendak meninggalkan ruangan, pintu terbuka. 

"Maaf karena datang terlalu awal."

Cliff masuk dari pintu, dan mata kami langsung bertemu.

"Beruang? Oh, ternyata Yuna."

Aku memberinya sapaan sopan paling minimum* dengan sedikit menundukkan kepala. Saat aku hendak melewatinya untuk keluar ruangan, dia menghentikanku.
<TLN: maksudnya adalah sapaan sopan tingkat terendah yang digunakan untuk sekedar bertegur sapa. Tingkatan paling tinggi dari sapaan sopan di jepang adalah dengan membungkukkan tubuh 45 derajat, biasanya dilakukan saat berterima kasih dan meminta maaf.>

"Ini waktu yang tepat. Maukah kau ikut mendengarkan juga, Yuna?"

Dia meraih pundakku, lalu menarikku kembali ke dalam ruangan, dan mendudukkanku. 

"Jadi, apa yang membawa Anda kemari begitu awal, Lord Cliff?"

"Tak usah bicara formal, seperti biasanya saja."

Guildmaster lantas menatapku.

"Kau tak perlu khawatir dengan Yuna."

"Yah, jika kau yang bilang begitu, maka baiklah. Apa yang membawamu kemari kalau begitu?"

Gaya bicara Guildmaster menjadi santai.

"Ada yang ingin kumintai tolong darimu. Kau tahu kan, raja akan merayakan ulang tahunnya yang keempat puluh bulan depan?"

"Kurasa tidak ada seorang pun di penjuru negeri ini yang tidak tahu tentang hal itu."

Meski Guildmaster mengatakan demikian, faktanya, aku tidak tahu.

"Aku tidak punya sesuatu yang bagus yang bisa kuhadiahkan kepada beliau saat ulang tahunnya nanti."

"Kalau begitu, coba tanya ke serikat dagang."

"Aku telah kesana sebelumnya, dan mereka tidak punya apapun yang bisa menyenangkan raja. Tak ada menariknya menghadiahi raja dengan sesuatu yang bisa beliau beli sendiri dengan uang. Aku ingin tahu apa kau punya sesuatu yang langka, seperti pedang, armor, atau peralatan mungkin?"

"Kami sudah memasarkan semua komoditas yang kami miliki ke serikat dagang. Kau sudah melihat semua barang kami berarti."

"Tentu saja. Aku kemari cuma ingin memastikan saja. Jadi, untuk opsi keduaku, Yuna, aku ingin minta tolong padamu..."

"Tolong apa?"

Aku punya perasaan buruk tentang ini.

"Apa kau punya sesuatu yang langka? Semacam tas sihir seperti yang kau miliki? Atau sebuah alat yang bisa memanggil tunggangan, mungkin? 

"Maaf, tapi aku tidak punya. Aku jelas tidak berniat untuk menyerahkan milikku juga."

Jika dia memaksa, aku hanya akan langsung kabur.

"Kalau begitu, bisakah kau membuat sesuatu? Seperti rumah beruang contohnya. Aku pernah beberapa kali melihatnya—itu cukup mengesankan. Tentu saja, kita tidak bisa memindahkan sesuatu sebesar itu, tapi alangkah bagusnya jika kau mampu menciptakan satu yang kecil."

Ummm, pikirku, bukannya aku tidak bisa sih.

Aku bisa saja mengambil referensi dari bumi untuk menciptakan alat praktis seperti pengering rambut. Tapi sekali lagi, alat yang kuciptakan nanti kemungkinan sudah ditemukan di dunia ini—atau mungkin belum. Aku tidak punya ide sama sekali, dan aku tidak ingin mencolok dengan menciptakan sesuatu yang aneh juga. 

Untuk saat ini, aku mencoba mengecek penyimpanan beruangku untuk melihat apakah ada sesuatu yang bagus di sana.

.........

......

...

Sip, pikirku. Aku menemukan sesuatu yang menjanjikan.

"Kau datang ke guild petualang untuk mendapatkan sesuatu yang langka, kan?"

"Ya."

"Kalau begitu, bagaimana dengan ini?"

Aku menarik keluar dari penyimpanan beruangku pedang milik Goblin King.

"Dan apa ini?"

Cliff dan Guildmaster mengamati pedang tersebut.

"Ini adalah pedang milik Goblin King."

"Sungguh?!"

Aku tidak mungkin salah mengenali suatu barang selama ada kemampuan Bear Identification di sisiku.

"Aku sudah dengar pertempuranmu melawan Goblin King, tapi untuk berhasil mendapatkan pedangnya juga? Aku baru tahu itu."

Reaksi mereka lebih daripada yang kuharapkan.

"Bagaimanapun, kita masih harus memeriksa apakah benda ini asli."

Guildmaster membawa masuk seorang pegawai pria yang memiliki kemampuan appraisal untuk memeriksanya. Pegawai tadi lalu mengangkat pedang tersebut dengan kedua tangannya dan meraba setiap bagiannya, mulai dari bilah sampai gagang pedang. 

"Tidak diragukan lagi."

"Oke, terima kasih. Kau boleh pergi sekarang."

Pegawai laki-laki tadi menundukkan kepalanya dan pergi meninggalkan ruangan.

"Apakah benda ini bisa dijadikan hadiah untuk raja?"

"Ya, bahkan lebih dari cukup untuk menyebutnya langka."

"Seberapa langka memang? Goblin King bukanlah monster yang terlalu sulit untuk dijumpai."

"Tidak semua Goblin King memiliki pedang seperti ini. Aku tidak tahu detailnya, tapi pedang milik Goblin King itu awalnya hanya pedang biasa. Pedang tersebut akan terus menerima pasokan mana dari Goblin King dan berubah bentuk seiring berjalannya waktu. Jika Goblin King yang memegang pedang itu terbilang muda, atau memiliki mana yang lemah, maka tidak ada yang spesial dari itu."

Aku rasa itu masuk akal. Dalam game, pedang Goblin King adalah barang jatuh yang lumayan sulit didapat. Namun, konsep pertumbuhan Goblin King tidak ada di sana.

"Jadi, bolehkah aku memiliki pedang ini?"

"Tidak masalah."

Aku tidak membutuhkannya, dan yang paling penting, pedang tersebut memiliki nama yang payah. Jika aku akan memiliki pedang, aku ingin yang namanya keren. 

"Jadi, berapa aku harus membayarmu untuk pedang ini?"

"Berapa biasanya harga pedang ini di pasaran?"

"Jujur saja, aku tidak tahu. Pedang ini bukanlah sesuatu yang bisa kau temukan dengan mudah di luar sana. Begini saja, sebutkan harganya. Jika aku mampu, maka aku akan membelinya.

"Aku masih dirugikan di sini. Bisa saja tanpa sadar, aku mematok harganya terlalu rendah nanti."

Yah, bukan berarti aku sedang membutuhkan uang, jadi aku tidak terlalu peduli dengan harga asli dari pedang itu. Memberikannya cuma-cuma juga tidak akan menarik.

"Aku akan memberikannya gratis jika kau setuju dengan syarat yang kuajukan."

"Syarat?"

"Seorang Lord sepertimu pasti sering melakukan berbagai macam hal-hal keji, bukan? Jadi, aku ingin kau membantuku jika aku dalam masalah suatu saat nanti."

"Kau benar-benar punya pandangan yang buruk tentangku ya. Aku ini orang baik-baik."

"Yah, kesampingkan soal leluconnya, jika aku butuh sesuatu di masa depan nanti, aku harap kau mau mendengar permintaanku."

"Bisakah kau memberiku contoh yang lebih spesifik?"

"Mencopot Guildmaster dari jabatannya, misalnya?"

"H-hey." Guildmaster bangkit dari kursinya. 

"Itu hanya lelucon. Aku sedang tidak butuh apapun sekarang. Jika terjadi sesuatu di masa depan nanti, aku ingin kau menolongku. Dan jika sekiranya itu mustahil kau penuhi, maka kau boleh menolaknya."

"Apa kau yakin?"

"Ya. Lebih menarik seperti itu."

"Aku terima tawaranmu dengan senang hati kalau begitu. Akan kusiapkan perjanjian tertulisnya segera."

"Tidak perlu. Jika kau melanggarnya, maka biarlah perjanjian itu berakhir."

Aku tersenyum pada Cliff. Bisa dibilang, aku tidak butuh pedang tersebut. Berpisah dengannya juga tidak masalah bagiku. Membuat Cliff berhutang padaku sudah menjadi keuntungan tersendiri.

"Aku berjanji akan membantumu selama itu masih dalam kemampuanku."

Dia terlalu melebih-lebihkannya dengan mengikrarkan sumpah seperti itu.

"Kalau begitu, tolong penuhi sumpahmu saat waktunya tiba."




TL: Boeya
EDITOR: Zatfley

0 komentar:

Posting Komentar