Chapter 66. Identitas si Laki-laki
Fuuma Kotaro adalah nama seorang Ninja legendaris dari era Sengoku yang terlahir di Hakone. Jika Hattori Hanzo adalah yang terbaik di barat, maka Fuuma Kotaro adalah yang terbaik di timur.
Nama itu diberikan kepada Ninja Legendaris oleh Klan Hojo setelah dimulainya era Sengoku. Para ninja itu melayani Klan Hojo selama 100 tahun, yang mana mereka menguasai Region Kanto.
Tentu saja, 1 orang tidak bisa menjadi ninja selama 100 tahun. Nama itu telah diturunkan selama 5 generasi. Bahkan ada catatan seperti, memiliki tinggi 216 cm. Memiliki tulang dan otot yang kuat, mata dan mulut yang lebar, jenggot berwarna hitam, memiliki 4 taring yang menonjol dan hidung yang besar. Berbentuk aneh bahkan mirip seperti monster. Mereka berasal dari suku barbarian selatan. Beberapa menganggap kalau mereka adalah keturunan iblis.
Apapun kebenarannya, orang yang berada di depanku bahkan tidak mencapai 2 meter. Bahkan dia termasuk kecil. Mungkin sama tingginya dengan Eve. Sebenarnya, pada saat aku melihatnya, dia telah berpakaian sebagai Pelayan.
Kapan dia mengganti pakaiannya? Itu semua terjadi dalam sekejap. Terlebih lagi, hasilnya sangat mengagumkan. Dia adalah pria bertopeng beberapa saat yang lalu, tapi sekarang yang kau lihat hanyalah Pelayan yang cantik. Atau apakah ini adalah wujud sebenarnya ?
Ketika aku berpikir tentang hal tersebut, dia tertawa.
“Yah, itu adalah sebuah misteri. Tapi Ninja terbaik mampu menyamar sesuai keinginannya. Kami akan mencopot pakaian kami dan berpakaian seperti orang-orang disekitar.”
Karena Hanzo sangat menyukai pakaian Ninjanya, mungkin dia tidak akan senang mendengar itu. Padahal, dia beberapa kali memakai penyamaran. Tetap saja, penampilannya sangat meyakinkan.
Ketika aku menatapnya dengan takjub, dia membuka mulutnya dan bercanda.
“Mungkin anda ingin melihatku dengan pakaian yang lebih minim? Semua jawabannya mungkin ada disana jika anda penasaran.”
Aku tidak bisa membantah jika pertanyaan itu tidak terlintas di pikiranku, tapi aku bisa melihat wajah Eve mengerut. Itu bukanlah ide yang bagus.
Ada sesuatu yang lebih penting.
“Kau berbicara sesuatu tentang tes. Apakah kau mau menjelaskan lebih lanjut?”
“Tentu saja.” katanya sambil mengangkat sedikit roknya dan membungkuk.
“Terima kasih. Jadi, tentang test itu…”
“Anda harus membunuh seorang anak laki-laki. Itu adalah tesnya.”
“Anak laki-laki?”
“Ya, anak laki-laki. Anda harus memilih apakah akan membunuhnya atau tidak. Aku akan mengawasi bagaimana tindakanmu dan memutuskan apakah anda layak menjadi tuanku atau tidak.”
“Itu tidak akan kulakukan, aku memang Raja Iblis, tapi aku tidak akan membunuh tanpa alasan.”
“Oh, tapi ini bukan tanpa alasan. Anak laki-laki ini adalah ‘Hero. Seorang Hero yang mempunyai kekuatan yang efektif untuk melawanmu. Seorang Anti-Astharoth.”
“Apa yang kau katakan !?” teriak Eve dengan terkejut.
“Aku tidak pernah mendengar informasi seperti itu.”
“Ini bukanlah informasi yang gampang untuk ditemukan.”
“Tapi tetap saja… aku ragu kalau kau bisa menemukan informasi seperti itu dengan mudah...”
Aku segera menghentikan Eve.
“Dewi itu pasti memberitahunya. Tidak mengejutkan jika seseorang sepertinya bisa mengetahui hal semacam itu.”
“Anda cepat dalam memahami situasi rupanya.” ujar Fuuma sambil tertawa.
“Aku bisa sedikit memahami nya, tapi aku masih belum paham alasan Dewi itu. Mengapa dia memberitahu informasi ini?”
“Tentu saja untuk menguji anda. Sama seperti diriku menguji anda. Bagaimana Raja Iblis Astharoth akan beraksi setelah mendengar informasi ini? Anda harus menunjukkan kelayakan anda sebagai Strategis dan Realistis.”
“Aku paham tentang hal itu. Tetap saja, aku tidak senang akan hal itu.”
Dasar Dewi sialan. Dia memperlakukan orang seperti mainan.
Motifnya membawaku ke dunia ini juga tidak jelas. Dia lebih mirip Dewi Jahat. Yah, tidak ada cara bagiku untuk mengetahuinya.
Bagaimanapun juga, sekarang aku telah mengetahui tentang ‘Hero’ yang bisa membunuhku, satu satunya hal yang harus dilakukan adalah mencari lebih banyak informasi dan mengatasi masalah ini. Jadi aku menyuruh Fuuma Kotaro.
“Dan apakah kau akan memberitahuku dimana ‘Hero’ ini sekarang?”
“Ya, untuk sekarang dia berada di kota kecil sebelah utara kastil ini.”
“Berapa umurnya saat ini?”
“13 tahun, sebentar lagi 14.”
Ketika aku mendengar jawaban ini, ada sedikit rasa gelisah mengisi dadaku. Bagaimana jika yang dia bicarakan adalah anak itu. Kemudian, Fuuma Kotaro melanjutkan. Yang menyebabkan aku yakin kalau itu dia.
“Dia terlahir di pedesaan bernama Resha. Aku mendengar kalau dia bekerja sebagai Petualang saat ini. Namanya adalah Yuri dan dia adalah anak yang bersamamu beberapa hari lalu.” Ujar Fuuma tanpa ekspresi, tapi dia mengakhiri jawabannya dengan tertawa pelan. Seolah-olah dia tertawa karena reaksiku.
Bagaimana ekspresiku sekarang? Wajahku sama sekali tidak menunjukkan ekspresi bahagia. Tapi ada 1 hal yang aku yakin pasti. Fuuma Kotaro pergi setelah itu. Dia pergi untuk mencari tahu dimana lokasi Yuri berada. Dia menghilang secepat angin.
Aku harus memutuskan untuk membunuh Yuri atau tidak. Raja Iblis dan Pahlawan selalu menjadi musuh. Banyak Raja Iblis yang mati di tangan Pahlawan.
Di dunia lain, permainan, cerita, bahkan di dunia ini. Itu akan selalu sama. Pahlawan adalah ancaman bagi Raja Iblis dan harus disingkirkan.
Tapi aku masih ragu. Yuri adalah anak laki-laki yang kami temui baru-baru ini di labirin. Kami telah mengobrol dan melawan monster bersama. Aku tidak bisa melupakan suara dan senyuman polosnya.
“… Apakah saya yang harus membunuhnya?” Ujar Eve. Matanya terlihat sedih.
“Itulah yang Raja Iblis lakukan.”
"Aku tahu itu. Yah, aku pikir aku akan melakukannya. "
Ketika aku pertama kali bertemu Eve, aku telah menyuruhnya untuk membunuh semua Pahlawan muda yang dia temukan. Aku juga bersungguh-sungguh. Tetapi entah bagaimana, aku tidak dapat mengulangi kata-kata itu ketika waktunya telah tiba. Apalagi aku mengenal bocah itu.
“…”
Saat aku terdiam beberapa saat, Eve dengan ragu membuka mulutnya.
"Saya juga bisa menangani masalah ini sendiri."
Dia mengatakan bahwa dia bisa membunuh anak laki-laki itu sendiri, tanpa berbicara dengan Toshizou, Jeanne, atau Gottlieb.
Itu saran yang bagus, tapi aku tidak ingin mengotori tangannya.
Selain itu, ini bukan waktunya untuk bimbang.
Aku adalah seorang Raja Iblis. Dan aku tidak akan mengalihkan pandanganku dari kenyataan.
Saat aku memikirkan ini, aku mendengar suara kucing datang dari suatu tempat. Seekor kucing telah masuk ke ruang pemanggilan.
Goblin yang berjaga tampak panik saat dia mulai mengejar kucing itu, tapi aku menghentikannya. Aku mengangkat kucing yang berkeliaran itu dan menatap matanya. Kemudian aku telah memutuskan keputusanku.
“..Anak kucing ini adalah penghuni kastil Ashtaroth. Dan aku akan melindunginya. "
Iya. Aku memiliki tanggung jawab. Saat aku menjadi raja kastil ini. Saat aku lahir di dunia ini. Tujuanku adalah untuk melindungi penghuni kastil ini dan membawa perdamaian ke dunia.
Jika aku berbelas kasihan kepada anak ini, dan dia membunuhku. Maka aku tidak akan bisa memenuhi tanggung jawab itu. Paling buruk, semua wargaku akan kehilangan tempat tinggal.
Aku tidak bisa mengorbankan semua itu untuk satu anak laki-laki. Aku memikirkan ini ketika aku mengeluarkan kucing itu dan kembali ke ruang tahta.
Kemudian, Eve akan menulis tentang momen itu.
'Raja Iblis berjalan dengan percaya diri saat itu. Saya tidak akan pernah melupakan penampilannya. Walaupun ada kesedihan yang tampak di sana, punggungnya tampak seperti yang terkuat dari semua Raja Iblis.'
EDITOR: Isekai-Chan
0 komentar:
Posting Komentar