Senin, 13 Februari 2023

Tate no Yuusha no Nariagari Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 315. Roh

 Chapter 315. Roh



 
Dimana aku?
Setelah melihat sosok seseorang dihadapanku, aku sekarang mengerti mengapa aku bisa melihat keadaan rekan-rekanku yang lain.
Tetapi setelah melihat keseluruhan wujudnya, aku kehilangan kata-kata.

“Atla…?”
“Ya.”

Atla yang seharusnya sudah mati melayang dihadapanku.
Aku perlu… memastikan dia nyata atau tidak, jadi aku memeluknya.

“Ah... aku ingin sekali dipeluk...”

Yap, dia memang nyata.
Bagaimanapun, setelah mati dia tidak berubah sama sekali.
Tidak, mungkin dia adalah ilusi yang tercipta dari ingatanku.

“Kita sedang di akhirat atau semacamnya?”
“Tuan Naofumi, peluk aku lagi.”
“Cukup itu. Jelaskan sekarang!”

Mungkin jiwaku berkeliaran, dan melihat dialog itu.
Aku masih merasa belum mati, tapi lukaku mungkin telah membuat otakku mati, atau semacamnya.
Gawat seakli. Aku meninggalkan dunia sebagai pecundang.
Aku dibuat mati oleh banyak serangan yang tidak masuk akal, aku tidak berharap itu terjadi.

Namun, aku mengira akan masuk neraka ketika sudah mati, tapi ternyata inilah yang aku rasakan setelah mati.
Tempat kosong dan luas ini bukan surga juga.

“Anggapanmu mengenai ini adalah tempat orang mati, tidak benar.”

Atla tersenyum cerah saat dia menjawab.
Oh begitu. Aku terlalu cepat menyimpulkan keadaan ini.
Jika ini bukan surga atau neraka, mungkin aku tenggelam dalam alam bawah sadarku sendiri. Mungkin ini adalah ruang yang diciptakan oleh senjata legendaris, atau semacamnya itu.
Hal semacam ini pernah muncul di manga yang kubaca waktu dulu

“Aku mengerti. Atla, kau tidak merasa kesakitan, kan?”
“Tidak, aku tidak merasakan apa-apa.”
“Sekarang kita dimana?”
“Bila perlu aku jelaskan, ini adalah dunia Perisaimu, Tuan Naofumi.... bukan, lebih tepatnya ini adalah dunia Senjata Legendaris.”
“Hmm...”

Jika kupikirkan kembali, semua yang aku lihat tadi berasal dari sudut pandang para hero.
Mulai dari Ren, Motoyasu, Itsuki, Fohl, Rishia, dan Sampah.
Mereka adalah orang terpilih untuk memegang senjata legendaris.

“Kalau begitu, bisa tidak aku melihat sudut padang Hero Cambuk? Memang benar perisaiku dicuri olehnya, aku yakin dia akan menggunakannya.”
“Iya. Tapi, perisaimu belum dicuri olehnya.”
“Hah? Aku melihat sendiri dia mengambil perisaiku.”
“Kekuatan yang dimiliknya, tidak cukup untuk mengusai sepenuhnya satu senjata dari empat senjata suci. Dia hanya bisa memunculkan dan menggunakan sedikit kekuatan perisaimu saja. Dia tidak akan bisa menggunakan kekuatan besar perisaimu.”

Atla kemudian mengangkat lengannya, dan Hero... Sudut pandang dari orang itu diperlihatkan oleh Atla padaku, dia sedang berbincang penuh dengan tawa sambil melihat perang yang terjadi.
Dia merasa senang berbicara dengan Witch.
Setelah itu, wanita lain datang dan berbicara dengannya, yang mana membuat Witch berekspresi kesal. Namun, wajahnya tak lama kemudian berubah kembali sama seperti dia merencanakan sesuatu.
Apa yang aku lihat benar-benar tidak menyenangkan.

“Aku rasa, kita tidak perlu melihat apa yang mereka lakukan.”
“Itu benar sekali.”
“Oke, lalu kenapa aku ada disini?”
“Kekuatan yang selama ini Tuan Naofumi gunakan, Tuan Roh Perisai mengundangmu kemari.”
“Begitu ya... Berkat Perisai terkutuk.”
“Ya, ini berkat Perisai terkutuk itu.”

Di sebelah Atla, bola cahaya naik turun.
Inikah Roh Perisai?
Wujud yang dimilikinya sekarang ini sangat buruk.
Seolah mengerti perasaanku, bola cahaya itu mulai membesar.

“Dia ingin mengucapkan permintaan maaf padamu.”
“Oh begitu. Biarkan aku memukulnya.”

Aku lakukan itu karena memanggilku tanpa memikirkan jauhnya dunia ini dengan duniaku.
Roh Perisai dengan cepat menyelinap dan bersembunyi di belakang Atla.
Dia tampaknya agak gemetar.
Aku tidak menyangka dia akan berlindung dibalik seorang gadis....

“Dia sangat memahami perasanmu sekarang. Namun, selain Hero generasi pertama, belum ada yang bisa mendapat undangan selain dirimu, Tuan Naofumi.”
“Ah, begitu. Terus, Roh Perisai ada perlu apa denganku?”
“Dia ingin Tuan Naofumi membuat keputusan.”

Di sekelilingku, bola-bola cahaya yang mirip dengan Roh Perisai berkumpul.
Ini kemungkinan adalah roh dari senjata lain.
Satu, dua, tiga… Kenapa ada dua belas?

Di antara mereka, termasuk Perisai, empat di antaranya memiliki warna berbeda.
Ada delapan yang tersisa.
Jika ada tujuh senjata bintang, kelebihan satu cahaya.

“Keputusanku?”
“Ya. Sejujurnya, Tuan Roh Perisai juga menyediakan pilihan untuk meninggalkan tugas di dunia ini.”
“… Meninggalkan tugasku?”
“Ya. Itulah sebabnya dia mengundangmu kemari untuk membicarakan imbalan yang Tuan Naofumi inginkan.”
“Imbalan ...”
“Imbalan ini diberikan Senjata Legendaris kepada Hero yang berhasil menyelamatkan dunia. Bisa dibilang juga Hero yang berhasil membasmi semua gelombang.”

Atla menghadap dan mendengarkan lagi perkataan bola cahaya itu, lalu dia menguraikan percakapan mereka padaku.
Hadiah untuk menyelamatkan dunia …
Aku ingin sekali itu disebutkan di awal.

“Pilihan pertama, kembali ke dunia tempatmu berasal. Pilihan pertama juga dapat mengabulkan 3 permintaan apapun yang kamu inginkan.”
“Permintaan apa pun, ya.”
“Kehidupan di duniamu tidak sesuai keinginan? Hal semacam itu bisa mereka atur dalam jangkauan tertentu.... semisal ingin hidup kaya, ingin mendapatkan pekerjaan sesuai keinginan dan kehidupan yang menyenangkan juga bisa dikabulkan. Namun, hidup abadi tidak bisa dikabulkan oleh mereka.”
“Hmm...”
“Sayangnya, sebab meninggalkan tugas utama di dunia ini, dia tidak bisa membuat semuanya berlangsung selamanya. Paling tidak, dia bisa mengabulkan keinginanmu jika ingin membawa satu gadis kesukaanmu dari dunia ini.”
“Atla, bagaimana denganmu?”
“Aku selalu bersama Tuan Naofumi. Aku tidak termasuk dalam pilihan itu. Aku akan tetap mengikutimu menuju duniamu, Tuan Naofumi.”

Hmm… tidak buruk untuk hadiah.
Aku benar-benar ingin kembali ke duniaku, tidak banyak lagi yang aku inginkan.

“Tuan Naofumi akan kembali ke duniamu bersama Raphtalia-san dan menjalani kehidupan yang damai bersamanya, melupakan semua pertarungan yang terjadi, itulah pilihan yang Roh Perisai sarankan padamu. Tentunya, Raphtalia-san akan diberikan keamanan dari hukum alam duniamu agar dia bisa hidup dengan nyaman.”
“...Kenapa Raphtalia?”
“Apa aku salah memilih orang? Tanya dari Roh Perisai padamu.”
“Yah ...”

Raphtalia bisa datang ke duniaku, dan kami bisa menjalani hidup bersama... itu bukan pilihan yang buruk.
Tentu saja, perasaan Raphtalia juga penting, tapi dia mengatakan dia mencintaiku.
Kami memang memiliki sedikit perbedaan usia, tetapi penampilannya seperti dewasa, dan Roh Perisai mengatakan tidak ada hal buruk yang akan terjadi padanya.
Ya, sebagai imbalan atas kerja keras aku selama ini…lumayan lah.

“Akan aku jelaskan juga pilihan yang lain.”

Atla meneruskan penjelasannya.

“Pilihan kedua. Menetap di dunia ini dan menjalani sisa hidupmu sebagai Hero. Rupanya kebanyakan hero-hero yang lalu memilih pilihan kedua.”

Aku tidak terlalu mengerti, tapi kurasa bagi seseorang yang terbiasa menjalani hidup sebagai Hero akan memilih pilihan kedua.
Ketahuilah, bila tidak mengetahui betapa jelek dan tidak adilnya dunia ini, pengalaman yang didapatkan sangatlah menyenangkan.

“Itu tidak terdengar seperti hadiah bagiku.”
“Kamu telah berjuang untuk orang-orang dunia ini, membuat tempat tinggal yang kamu idamkan, lalu ini adalah dunia yang berhasil selamatkan, bukankah ini adalah hadiah yang sangat pantas dan terang menerang sebutnya.”
“Siapa yang bilang itu hadiah yang pantas!”

Perisai ini! Terlalu kalem!
Astaga.... aku bukanlah manusia yang bisa diyakinkan dengan hal semacam itu....

“Pilihan ketiga. Kembali ke dunia asalmu, dan mendapatkan hak untuk kembali ke dunia ini.”
“Manfaat apa yang aku dapatkan?”
“Tidak tahu ...”

Ah… jika aku bisa datang dan pergi sesuka hati, itu mungkin boleh dicoba.
Sekiranya seperti menyelesaikan masalah atau keinginan dunia asal dan kembali ke dunia lain setelah masalah itu selesai.
Hadiah ini bukan yang terburuk. Tapi dunia ini sangat busuk, aku tidak mau memilih itu.

Sekilas, aku membayangkan senyuman orang desa.
Tapi aku masih ingin kembali ke duniaku.
Tetapi…

“… Aku ingin menanyakan hal lain juga.”

Roh Perisai bergetar ringan, dan menyampaikan keinginannya ke Atla.

“Hal apa yang ingin kamu tanyakan?”
“Aku harus memilih tiga pilihan itu sekarang?”
“… Ya, memang harus sekarang. Jika menunggu waktu lain, maka undangan selanjutnya akan terjadi setelah dunia benar-benar damai.”

Aku bisa kembali sekarang ini juga.
Terlebih lagi, aku bisa membawa Raphtalia juga.
Sekarang ini, tubuhku sedang menjalani perawatan berat. Aku bisa melihat Raphtalia sedang berada disisiku berusaha untuk membangunkanku dari mati suri.

“Kenapa sekarang? Kenapa dia menanyakan itu disaat ini?”

Waktu aku ditipu, masa-masa sulit yang aku hadapi, waktu dimana aku memilih untuk mati, dan masih banyak lagi kesulitan yang aku hadapi namun tidak mendapatkan undangan darinya.
Untuk apa dia mengundang dan menawariku itu sekarang?

“Sebenarnya... masa-masa yang Tuan Naofumi alami merupakan yang paling kejam diantara Hero Perisai yang lainnya, kata Tuan Roh Perisai padamu.”

Bola cahaya atau roh senjata lain berputar-putar, disekitar Roh Perisai.
Itu hal yang membuatku tersanjung.
Artinya hanya aku saja Hero Perisai yang tertipu oleh Witch.
Secara teknis, Ren dan hero lain juga tertipu olehnya nanti.

“Di pertempuran terakhir, kekuatan kami, senjata legendaris terkuras habis saat melawan musuh. Mungkin itu terjadi dimasa kalian tidak bisa bertarung lagi. Dunia ini nantinya akan hancur.... oleh karena itu kami berusaha sebisa mungkin untuk mengembalikan orang-orang yang secara paksa kami panggil ke dunia mereka masing-masing.... kata para roh senjata padamu.”
“Jujur saja, terlambat sekali tindakan kalian.”
“Faktor lain yang membuat ini terjadi adalah kamu sedang di ambang kematian. Roh Pedang, Busur dan juga Tombak akan menanyai rekan heromu yang lain bila mereka berada di ambang kematian.”
“Jika aku putuskan kembali sekarang, maka nasib orang desa, setiap kerajaan yang ada... apa yang akan terjadi pada dunia ini?”
“Kemungkinan besar… dunia akan hancur. Kata Tuan Roh Perisai.”

Aku tidak bisa membawa mereka semua.
Itu berarti di duniaku... hanya akan ada Raphtalia.
Jika aku kembali bersama Raphtalia, apa yang akan dia katakan setelah mengetahui aku memutuskan dia dan aku meninggalkan orang desa, ekspresi macam apa yang akan dia munculkan kepadaku ketika itu terjadi?

Sedangkan aku.... aku....
Aku teringat kembali dengan ucapan Atla sebelum dia mati.

“Aku... tidak akan kembali sekarang. Sampai dunia ini aman, aku baru bisa memberikan jawaban pastinya.”

Aku benar-benar ingin kembali.
Tetapi aku saat ini, ada orang-orang yang harus aku lindungi.
Orang yang tidak bisa aku maafkan. Ada orang yang harus aku kalahkan di dunia ini.
Jadi sampai aku puas, aku harus tinggal.

Bukan hanya itu, aku merasa itu semua belum tentu benar.
Jika aku putuskan kembali sekarang, maka “kau bukanlah hero yang berjasa,” akhir yang buruk untukku.
Selama ini, pemikiranku memang dipengaruhi oleh game.

Aku menentang pikiranku kembali, lalu bola cahaya Roh Perisai semakin bercahaya.
Apa itu menandakan Roh Perisai senang dengan keputusanku tidak kembali?

“… Apa itu jawabanmu, kamu sudah yakin? Yang menunggu di dunia ini hanyalah kehancuran dan malapetaka. Kamu tidak akan menyesalinya?”
“Sejujurnya, penyesalan pasti tetap ada. Tapi, daripada menyesal karena kembali sekarang, sebaiknya aku tidak kembali dan menyesalinya. Terlalu banyak orang yang ingin aku bawa.... aku tidak bisa kembali tanpa kendaraan besar.”

Alih-alih keluar dari balapan, aku memilih akhir yang baik di mana semua orang memiliki kendaraan mereka sendiri.
Aku dapat memuat beban emosional aku sendiri, dan pergi dengan mudah.
Jika aku bisa membawa Raphtalia bersamaku, maka dia harus memilihnya sendiri.
Dan begitu aku membuat semua orang desa bahagia, aku ingin kembali pulang waktu itu terjadi.

Sungguh, banyak sekali yang aku urus....
Tapi, aku tidak merasa terbebani.




TL: Bajatsu

0 komentar:

Posting Komentar