Chapter 318. Merencanakan Strategi
Kami berjalan masuk ke dalam kastil menuju ruangan yang digunakan Ren serta orang-orang penting lainnya untuk rapat strategi.
Dalam perjalanan kesana, kami bertemu Motoyasu yang sedang bermain dengan Tiga Filolialnya, aku suruh mereka mengikuti kami.
“Tuan Hero Perisai dan dirimu datang juga....”
Orang yang berada di belakangku adalah Raphtalia dan Sampah dengan auranya yang berbeda.
Para prajurit kastil tampaknya merasakan hal ini juga, mereka terlihat terkejut sampai menelah ludah mereka.
Rasanya semua orang disini menyadari perubahan Sampah, aku sendiri mulai meragukannya, apa dia masih orang yang kukenal sebelumnya?
Dia pasti tampak seperti orang lain.
Aku merasakan aura ini saat pertama kali bertemu dengannya. Semacam...Karisma yang luar biasa berputar-putar di sekelilingnya.
“Yang Mulia.”
Prajurit itu dengan hati-hati memilih kata-katanya saat bertanya padanya.
“Ya, diriku ingin ikut serta dalam pertemuan yang dilakukan oleh para hero dan petinggi lainnya. Bisa dirimu berikan kami jalan untuk masuk?”
“Ya silakan!”
Para prajurit memberi hormat saat mereka membuka pintu.
Mengikuti langkah kakinya, kami memasuki ruang rapat.
“Naofumi!”
Ren melihatku, dia berdiri dari kursinya. Dia berlari.
“Apakah lukamu sudah baikkan?”
“Sekarang sudah agak membaik.”
Luka yang aku alami sekarang tidak membuatku harus berbaring di kasur, keadaanku saat ini semakin membaik.
Aku punya berkah dari perisai, selain itu aku harus bisa sembuh sebelum pertempuran besarku dengan dia.
“Lalu ...”
Ren menatap Sampah, dan membuka mulutnya.
“Hei, dia ...”
“Ya, orang yang sama. Aku sendiri terkejut.”
Sampah memandangi orang-orang yang hadir dengan senyumnya. Dia menunjukkan tongkat di tangannya.
Siapa kau?
“Hmm...akhirnya Hero Tongkat dari Melromarc memiliki niat untuk ikut bertarung. Bukankah dirimu terlalu terlambat datang?”
Tetua Genmu menanggapi kedatangan Sampah dengan provokasi.
Shusaku memiliki ekspresi yang mirip, mereka mengeluarkan kesan ekspresi yang menjengkelkan.
“Itu benar. Penilaian diriku waktu itu dibuat samar. Namun, sekarang semuanya terlihat jelas. Istriku...Atas kehendak Ratu, dia meninggalkan wasiat padaku untuk melindungi kemakmuran kerajaan ini.”
Sifat sampah sebelumnya pasti akan menanggapi ini dengan amarah dan mengusir semua orang yang ada disini.
Tapi, sekarang dia dengan terbuka mengakui kekurangannya.
“Melty.”
“Y-ya?”
Sampah menunjuk Melty, dia pasti merasa kelelahan selama mengikuti rapat ini, sebab sebelum dipanggil Sampah dia duduk tidak dalam keadaan tegak.
Baginya, pria ini adalah ayahnya, tapi melihatnya sekarang pasti membuatnya merasakan ada yang lain dari ayahnya.
“Bisa dirimu lanjutkan rapatnya? Iwatani-dono dan diriku akan mengikuti pembahasan kalian.”
“Baik.”
Sampah menarik kursi dan memintaku untuk duduk di kursi itu, dia kemudian menarik kursi dan duduk disebelahku.
Hanya bertindak itu saja, sudah membuat perasaan semua orang terheran.
Mereka pasti berpikir, akhirnya Sampah melupakan dendam masa lalunya dan memutuskan untuk menunjukkan rasa hormat padaku.
Aku sendiri merasa heran dengan tindakannya.
Dia memiliki ekspresi yang sangat rajin, padahal dia hanya menarik kursi untukku duduk, tapi sesuatu terasa sangat salah.
Apakah itu?
Ketika seseorang yang bertindak selalu salah, tiba-tiba menunjukkan hal yang sebaliknya. Orang itu terlihat sangat luar biasa.
Akan kuperhatikan seberapa jauh dia melebihi ekspektasi yang aku set rendah.
“Kenapa diam saja? Cepat mulai kembali rapatnya. Waktu yang kita miliki tinggal sedikit, bukan?”
“U-Iya!”
Melty mengeluarkan sejumlah dokumen, lalu dia menempelkannya di papan tulis.
Apa yang dia tempelkan memiliki judul. Berdasarkan penilaian para hero, kemungkinan besar Tact merupakan orang dari dunia lain?
Dia juga menunjukkan bukti-buktinya, seperti latar kehidupannya serta teknologi yang dia temukan.
Sedangkan untuk perkembangan perang kami, tidak ada harapan sama sekali.
Tampaknya pasukan Tact berjalan langsung dari Faubrey menuju Melromarc tanpa mengubah arah pasukannya.
Setiap negara yang mereka lalui dibuat menyerah, dari waktu dan tingkat kecepatan mereka membuat musuhnya menyerah sangat tidak masuk akal.
Dalam beberapa hari, pasukannya akan mencapai Melromarc.
Teknologi senjata baru... itu bukan hal yang baru bagi kami, pesawat yang mereka gunakan memang sangat efektif dan membuat banyak negara menyerah.
Seperti itulah situasinya.
“Sepertinya Hero Pedang, Tombak, dan Busur tidak bisa maju sebagai pelindung mereka.”
Sampah bertanya pada kami semua.
Melty dan Tetua Genmu mengangkat tangan untuk menanggapi.
“Ini terjadi sebab kemampuan hebat dari Hero Whip, kita tidak bisa sembarangan meminta mereka untuk maju dan bertahan bersama negara lain karena musuh yang kita hadapi memiliki banyak senjata hero lain.... Kami tidak bisa berbuat banyak selain meminta negara yang menerima serangan untuk diam dan bertahan.”
“Hmm...keputusan yang bijaksana. Pesawat ya...aku pernah mendengar satu atau dua penjelasan mengenai itu, apa sehebat itukah teknologi baru mereka?”
“Ya. Ada pesawat lain yang terbang sebagai markas layang mereka, dari sana mereka bisa menurunkan sejumlah pasukan menggunakan parasut, setiap kali ada yang mendekati mereka, pasti akan menerima serangan dari senapan mesin mereka. Naga dengan level tinggi berusaha untuk menyerang pesawat itu, namun sebab ada yang mengawalnya, terjadi baku tembak di udara, namun karena perbedaan level yang cukup tinggi... kita kalah dengan pilot mereka.”
Karena perbedaan level yang besar, tidak mungkin untuk didekati.
Ini adalah keuntungan sederhana, tetapi kesederhanaannya menjadi dasar yang kokoh.
Menjatuhkan pesawat dengan sihir jarak jauh dan senjata tampaknya mungkin, tetapi pertahanan dan kecepatan penyangga tingkat tinggi mereka. Aku tidak yakin apakah kami akan mampu untuk menjatuhkan pesawat mereka.
“Ada berapa banyak pesawat yang mereka gunakan?”
“Mereka menyerang hanya dengan lima pesawat. Mereka manfaatkan keluasan udara dengan baik, sehingga pasukan setiap negara dibuat lumpuh dengan serangan udara mereka.”
Kemungkinan kelima pilot itu berlevel tinggi, sedangkan sisanya memiliki level standar.
Aku tidak tahu jumlah Harem yang Tact miliki, tapi mengingat prajurit yang menghalangi jalan kabur kami, level mereka tidak begitu tinggi.
Itu berarti mereka memfokuskan rencana mereka pada pilot terbaik dan terbatas yang mereka miliki.
“...Kalian Tuan Hero, diriku ingin mendengar informasi kalian mengenai pesawat yang mereka gunakan.”
“Jika kau ingin tahu informasi dari kami, yang kami ketahui sebatas pengetahuan dasarnya saja. Kami sendiri tidak yakin dapat menciptakan hal yang sama, apalagi sampai membuatnya terbang.”
“Diriku ingin tahu bagaimana penggunaan pesawat di dunia kalian, seperti fungsi apa saja yang kita dapatkan, bagaimana penggunaannya dalam perang yang terjadi di dunia kalian dan kegunaan lainnya yang bisa kita dapatkan?”
“Kau ingin tahu sampai hal kecilnya?”
“Ya, tanpa informasi yang cukup, diriku tidak bisa menyusun rencana melawannya.”
Sampah benar-benar menyerap informasi apa pun yang kami ketahui terkait pesawat. Aku ingin tahu apakah sebagian besar sebenarnya diperlukan.
Juga tentang senjata api...di bidang itu, Itsuki terbukti cukup tahu mengenai hal itu, dia sampai tahu bagian-bagian dalamnya.
Dia ini berasal dari dunia yang memiliki sistem ESPer, tapi kok dia malah ikut jadi otaku militer.
Ocehan semacam ini memang tidak berguna, jadi kupendam saja.
Nah, kalau dipikir-pikir, tanpa adanya kemampuan “Accuracy” dia mungkin tidak bisa membuat panah atau peluru yang ditembakan dapat mengenai targetnya, aku rasa dia memang harus tahu soal persenjataan.
“.... Masih ada yang kurang.”
“Hah?”
“Masih ada yang janggal.”
Setelah melakukan menanyakan hal-hal yang kecil, dia masih mendesak kami untuk informasi lebih lagi.
Awalnya, kami dan Melty memandangnya dengan mata ragu, tapi petinggi militer dari negara lain, terutama yang usianya lebih dekat dengan Sampah, melihat tindakkannya dengan seksama. Mereka memiliki senyum percaya diri di wajah mereka.
“Oy, kalian tahu apa yang terjadi padanya?”
“Itu bukti dari bangkitnya Raja Bijaksana. Beliau akan terus mencari informasi sampai dia merasa puas. Hasil yang diberikan selalu spektakuler, yang mana membuat kami kalah dan senang untuk melihat strategi lainnya di waktu yang akan datang.”
“Oh, begitu ...”
“Beliau mengatakan belum bisa menyusun rencana lengkapnya, itu berarti Kalian Hero belum memberikan semua informasi yang ada. Mohon beritahukan semua itu padanya.”
Aku tidak tahu dari mana kepercayaan ini berasal, tetapi ini adalah pertama kalinya aku melihat Sampah sampai berpikir sekritis ini.
“Iwatani-dono.”
“A-apa?”
Sejak dia tidak memanggilku ‘Perisai,’ aku merasakan ada yang aneh.
Matanya yang bercahaya, membuatku bisa berbicara apapun padanya dan terbawa pemikirannya.
“Mengenai Hero itu.... diriku serahkan padamu, Iwatani-dono. Dirimu bisa mengatasinya, kan?”
“Ya, aku sendiri yang akan membuatnya babak belur.”
“Naofumi, memangnya kau bisa? Perisaimu dicuri olehnya, bukan?”
“Ya, aku bisa. Soalnya...”
Saat aku mau melanjutkan penjelasanku.
Senjata para Hero sekitarku mulai memancarkan cahaya redup.
Mulai dari senjata milik Ren, Motoyasu dan Itsuki, masing-masing dari senjata mereka mengeluarkan cahaya yang melengkung pada dua tempat. Pantulan cahaya itu mengenai senjata Sampah dan Fohl.
“Apa? Convert...?”
“Metode penguatan terbuka?”
Mereka mengeluarkan kata-kata kebingungan sambil memfokuskan matanya kesana-kemari.
Lalu, Sampah mengulurkan tongkatnya padaku.
“Tongkatku mendapatkan pengecualian, dengan begini dia bisa meminjamkan kekuatannya padamu, Hero Perisai-sama. Tolong diterima dan gunakan dengan baik.”
“... Kau tidak keberatan?”
“Kali ini, diriku cukup fokus dalam mengatur strategi. Tongkatku tidak akan membantu banyak dalam hal itu.”
“Baiklah.”
Aku meraih tongkat yang diulurkan Sampah padaku.
Ikon baru muncul di tempat ikon Perisai berada.
Secara Kondisional Hero Perisai Diizinkan Memakai Senjata Ini!
Senjata Kondisional Terbuka!
Persyaratan untuk Membuka Fenrir Rod Terpenuhi!
Fenrir Rod 0/90 C
Kemampuan Mustahil Terbuka.... Bonus Pemakaian: Fenrir Force
Efek Spesial: [Gleipnir Rope] [Rebellion Against Heaven]
Tingkat Keahlian: 0
Pesan status muncul, sekarang aku mau tahu statistikku berapa.
Dibandingkan dengan statistik sebelumnya, cukup banyak yang berubah.
Kalau begini, aku mengubah cara bertarungku.
Tongkat ini berubah bentuk menjadi tongkat yang memiliki sejumlah ornamen dari serigala. Ada bentuk mulut serigala yang siap untuk menerkam mangsanya, posisinya berada di bagian bawah tongkat.
Ada juga rantai yang melilit tongkat ini, rasanya agak tidak mudah untuk memegang tongkat ini.
Melihat buku senjata, ternyata cukup banyak senjata yang telah dibuka.
Kemungkinan metode penguatan yang dimiliki Tujuh Senjata Bintang di Convert agar bisa menyesuaikan dengan pengaturan yang ada di Empat Senjata Suci.
Dengan ini, kemampuanku telah meningkat sedikit.
Tapi... jumlah angka yang aku temukan lebih rendah dari yang aku biasa lihat.
Mungkin ini perbedaan kekuatan dar Senjata Empat Suci dengan Senjata Tujuh Bintang, soal ini aku tidak mengeluh banyak.
Lalu, aku membuka menu metode penguatan tongkat.
“Fohl, bacakan metode penguatan yang ada di menu Help senjatamu. Kami juga akan memberitahukan metode penguatan senjata kami. Kita harus menerapkan metode penguatan ini.”
“Ba-baik.”
“Ren, Motoyasu, Itsuki, kalian juga mengerti, kan? Rasa percaya adalah kunci dari terbukanya metode penguatan senjata lain. Akan aku beritahukan metode penguatan dari senjata Sampah dan Fohl, pastikan untuk mempercayai mereka berdua.”
“Oke!”
“Baikelah!”
“Ya.”
Kemudian, kami saling memberitahukan metode penguatan senjata kami yang tertera di menu Help.
“Tunggu, metode penguatan ini sebelumnya ingin aku coba namun ternyata gagal, bagaimana ini?”
“Itu terjadi karena hanya berguna bagi para pengguna Senjata Bintang. Selain itu, kita memang tidak bisa menggunakannya sampai bisa bekerja sama dengan para pemegang itu.”
“... Oh, hal yang sama terjadi juga. Menyebalkan sekali.”
Keluh Ren. Aku juga setuju.
Tapi keluhannya tepat sasaran.
Kemungkinan besar, ini terjadi sebab pengganggu dari gelombang... semua ini jadi masuk akal sekarang....
Namun terlepas dari perbedaan tongkat dengan Gauntlet, metode penguatan kedua senjata ini kurang lebih sama. Sungguh ironis.
Aku segera memperkuat Fenrir Rod dengan cara yang ada.
Statistikku meningkat pesat.
Namun, kekuatan ini masih belum sebanding dengan Reiki Shell.
Tapi, itu terjadi sebab Shield of Compassion terbuka, belum lagi dengan bantuan Atla membuat itu terjadi, aku rasa tidak baik membandingkan kekuatan dua senjata ini.
“Aku berhasil membukanya tapi tidak dengan bonus pemakaiannya.”
Fohl memberitahuku soal itu.
“Kita tidak punya banyak waktu, lakukan sebisa mungkin. Material yang dibutuhkan ada disekitar kerajaan dan di gudang desa, kau bisa gunakan semua itu.”
“Baiklah.”
“Sudahkah kalian para Hero menyelesaikan diskusinya? Mari kita mulai kembali rapat strateginya.”
Sampah duduk kembali, dan memulai kembali rapat.
Setelah itu, Sampah memeras segala macam informasi yang entah berapa banyak jumlahnya dari dunia kami.
Saking banyaknya, sampai-sampai aku mengira kami bisa menemukan terobosan teknologi baru. Tanpa kusadari matahari mulai tenggelam.
“Kau masih butuh informasi yang lain?”
“... Ya, diriku masih ingin mendengar informasi yang lain, namun sudah waktunya kita cukupkan untuk hari ini.”
Sampah bangun dari duduknya, lalu menuliskan berbagai cara di papan tulis.
Para prajurit kastil menuliskan kembali semua itu di buku mereka.
Rupanya, Tetua Genmu memerintahkan mereka untuk melakukan itu.
Setelah melihat semua hasil tulisannya, kami semua mengangguk mengerti, kami semua terkejut dengan kemungkinan dan cara melawan senjata teknologi baru milik musuh.
Dia ini, mau sejauh mana merencanakan semua ini dengan informasi yang kami berikan padanya?
“Baiklah, semuanya setuju dengan rancangan awal melawan mereka?”
Terdapat rancangan melawan mereka, mulai dari 1 sama 20. Sampah memerintahkan prajuritnya untuk melakukan persiapan awal dari setiap rancangan itu.
“Y-ya.”
“Diriku berencana untuk meminta kalian para Hero bergerak sendiri-sendiri.”
“Aku mengerti soal itu, tapi...”
Aku melihat tulisan hari penyerangan Tact yang diprediksikan oleh Sampah.
“Apa benar mereka akan menyerang kita di hari itu?”
“Ya, diriku yakin. Hero Faubrey pasti akan memilih hari itu tanpa ragu. Sebab diriku sendiri akan memilih hari itu untuk menyerang.”
Ya, aku sendiri sangat kesusahan bila mereka menyerang di hari itu.
Sebab... hari yang diprediksikan adalah hari terjadinya gelombang.
Hari penyerangan yang mungkin mereka tetapkan sangatlah tepat.
Kami Hero mendaftarkan diri pada Jam Pasir Naga di Melromarc.
Setelah dipastikan, terakhir kali Ren serta hero yang lainnya mendaftarkan diri pada Jam Pasir Naga adalah di Melromarc.
“Bagaimana dengan gelombang yang terjadi di luar Melromarc?”
“Tampaknya semua gelombang sedang berpusat di Melromarc. Negara yang lain masih memiliki waktu untuk bersiap melawan gelombang.”
“Begitu....”
Ini sangat merepotkan.
Sebab nantinya kami akan dipanggil untuk melawan gelombang ditengah berhadapan dengan pasukan Faubrey.
Bagaimanapun, kami tidak bisa mengabaikan gelombang terus berjalan begitu saja.
Artinya kami harus membagi tugas hero agar bisa memenuhi keduanya.
“Oleh karena itu, kalian para Hero harus mempersiapkan semuanya. Apabila memungkinkan, lakukan secepat Filolial.”
“Dipahami! Ayo kita bersiap, malaikat-malaikatku!”
Motoyasu dengan seenaknya pergi bersama Tiga Filolialnya.
Mereka ini, mau pergi kemana!?
“Baiklah, kalau begitu Hero Tombak-sama akan memimpin pasukan ini.”
Kami semua diberikan perintah untuk memimpin satu pasukan.
“Oh iya. Sampah, ada orang yang ingin aku kenalkan padamu, mereka bisa menjadi sumber informasi untuk kita.”
“Baiklah, siapa orang-orang itu?”
Sumber informasi yang pertama ini terbilang sudah diketahui banyak orang.
Orangnya memang memiliki dendam padaku, tapi aku yakin dia akan memberikan informasi yang dia ketahui.
Itu bisa terjadi karena dia adalah budakku. Tidak mungkin dia bisa menolak keinginanku.
Lalu, orang selanjutnya... sebaiknya kami temui mereka agar lebih cepat menjelaskannya.
Sampah mungkin pernah bertemu dengan mereka, tapi belum tentu dia mengetahui kemampuan mereka.
“Rasanya akan memakan banyak waktu jika meminta mereka kemari.... Ikutilah aku.”
Untuk memperkenalkan mereka, aku berjalan bersama Sampah menuju tempat mereka berada.
0 komentar:
Posting Komentar