Minggu, 23 Mei 2021

Kuma Kuma Kuma Bear Light Novel Bahasa Indonesia Volume 2 : Chapter 37. Fina Mendapatkan Ayah Baru

Volume 2
Chapter 37. Fina Mendapatkan Ayah Baru


Saat aku kembali dari belanja makanan untuk ibu, Yuna sudah tidak ada. Tampaknya dia sudah pulang. Aku tidak tahu lagi bagaimana membalas kebaikannya. Aku bahkan belum berterima kasih atas makanan yang kubeli dengan uangnya ini. 

Saat aku melihat ibu dan paman Gentz, entah kenapa wajah mereka memerah. Aku penasaran apa yang terjadi? 

"Um, Fina, Shuri. Yah—bagaimana cara mengatakannya ya—apa kalian ingin ayah baru?"

"Ayah baru?"

Itu pertanyaan yang aneh. Ayah kan sudah meninggal.

"Aku tidak tahu. Aku tidak begitu mengingat ayah, jadi aku bingung jika ditanyai seperti itu..."

"Shuri juga tidak tahu," ujar Shuri.

Paman Gentz menggaruk kepalanya dan menatap kami. "Ibu kalian dan aku akan menikah. Fina, Shuri, maukah kalian berdua merestui kami?"

"Menikah?"

"Aku ingin menjadi ayah bagi kalian. Aku ingin melindungi kalian bertiga. Aku mungkin tidak sehebat gadis beruang itu, tapi aku akan berusaha."

"Paman Gentz?"

"Fina, Shuri, apa kalian menerima Gentz sebagai ayah baru kalian?" Ibu bertanya kepada kami.

Aku tidak terlalu paham, tapi...

"Jika itu bisa membuat ibu bahagia, maka tidak masalah."

Shuri mengangguk, ikut menyetujuinya. 

"Ya, itu pasti. Ibu juga akan pastikan kalian berdua ikut bahagia. Umm...terima kasih, Fina, Shuri."

Paman Gentz memeluk kami. Dia dan ibu tampak bahagia.


Semua kacau setelahnya. Ibu merasa dirinya sudah sembuh, jadi ia acap kali mencoba beranjak dari kasur untuk sekedar bersih-bersih, memasak, atau bahkan pergi keluar. Aku terpaksa menyuruhnya kembali ke tempat tidur setiap kali ia mencoba melakukannya. Yuna menyuruhku untuk memastikan bahwa ibu harus beristirahat selama beberapa waktu. Aku akhirnya meminta Shuri untuk mengawasi ibu. Dia tampaknya senang bisa menghabiskan waktu bersama ibu. 

Sedangkan untuk ayah baruku, paman Gentz, dia sekarang tengah sibuk mencari rumah baru yang bisa kami berempat tinggali. Aku harus berbenah sedikit demi sedikit untuk menyiapkan perpindahan kami nanti.


Beberapa hari setelah ibu sembuh total, kami berhasil mendapatkan rumah baru dan memutuskan untuk pindah. Yuna sudah mengizinkan ibu untuk beranjak dari kasur. Dia juga akan membantu kami saat pindahan nanti. 

Normalnya, pindahan rumah akan memakan cukup waktu dan biaya. Kami perlu menyewa sebuah kereta angkut dan melakukan perjalanan bolak-balik untuk sekadar memindahkan semua barang dari rumah lama ke rumah baru, tapi berkat tas sihir* milik Yuna yang mampu menampung apapun, tidak peduli seberapa berat dan besar benda tersebut, kami jadi sangat terbantu. Saat menjalankan quest pembasmian Tigerwolf bersama Yuna tempo hari, aku sempat kaget melihat ia mengeluarkan sebuah rumah dari dalam tas sihir miliknya itu. 
<TLN: mulai sekarang item bag diganti tas sihir, karena dirasa lebih cocok>

Berhubung kami sudah mulai berbenah jauh-jauh hari sebelumnya, kami berhasil mengemas semua barang kami sebelum sore tiba. Kami langsung menuju ke rumah paman Gentz setelahnya. Rumahnya sangat berantakan. Aku bahkan ragu ayah pernah membersihkannya. Ibu tampaknya sangat marah. Dia menyuruh Shuri, Yuna, dan aku pergi ke rumah baru kami lebih dulu untuk membersihkannya. 

Saat kami tiba di sana, aku meminta Shuri untuk bersih-bersih. Yuna bertugas memindahkan perabotan dan kasur. Biasanya butuh banyak orang untuk mengangkut satu buah kasur dari lantai satu ke lantai dua, tetapi untuk Yuna, dia tinggal mengeluarkan kasur tersebut dari dalam sarung tangan beruang miliknya dan semua beres. Setelah Yuna selesai memindahkan semua barang yang ada, dia kembali ke tempat ayah dan ibu. 

Aku dan Shuri membersihkan rumah baru kami. Saat matahari mulai terbenam, ibu kembali bersama ayah dan Yuna. Kami mulai berbicara mengenai dimana kami akan makan malam. Rumah baru kami masih kotor, jadi dapurnya belum bisa digunakan. Saat ayah menyarankan untuk makan di luar, ibu marah-marah karena itu hanya akan menghamburkan uang. 

Pada akhirnya, Yuna lah yang menyelesaikan permasalahan kami dengan mengajak kami makan di rumahnya. Aku bertanya-tanya mengapa Yuna bisa sangat baik?


Kami berakhir menginap di rumah Yuna setelah makan malam. Karena tubuh kami kotor setelah pindahan tadi, Yuna menawari kami untuk mandi. Kamar mandi miliknya sangat luas, bahkan kami berempat bisa muat. Ayah tidak masuk, ia menunggu giliran kami selesai. 

Tubuh Yuna sangat ramping dan halus, dia bahkan punya wajah yang cantik, terlebih rambutnya sangat indah, hitam berkilau terurai sampai punggung. Aku penasaran apakah rambutku akan bisa secantik itu jika aku memanjangkannya. 

Saat kami masuk ke dalam bak, kami mulai berbincang tentang payudara. Yuna bilang akan menjadikan payudara miliknya bam, shwoo, bam. Aku tidak tahu maksud perkataannya itu. Aku ingin punya ukuran payudara yang sama seperti Yuna. Aku telah banyak melihat wanita dewasa dengan payudara besar, tapi kelihatannya itu hanya akan mengganggu.

Aku menatap milikku dan bertanya pada ibu, "apakah punyaku akan tumbuh juga nanti?"

Untuk beberapa alasan, Yuna menatap payudara ibu, lalu milikku. "Silahkan bermimpi sesukamu," ujarnya.

Ibu sedikit marah saat Yuna mengatakannya. "Jangan khawatir, Fina. Punyamu akan tumbuh nanti, tidak seperti punya ibu."

"Aku ingin punyaku sama dengan Yuna."

Saat aku bilang begitu, Yuna memelukku. Untuk beberapa alasan, sepertinya kata-kataku tadi membuatnya senang.

Ayah masuk ke kamar mandi setelah kami. Sementara ayah mandi, kami berempat mengeringkan diri. Rambut Yuna sangat panjang dan kelihatannya cukup sulit untuk mengeringkannya. Saat aku tengah mengeringkan rambutku dengan handuk, Yuna mengambil sebuah alat berbentuk aneh; bulat dan panjang. Yuna menyuruhku untuk berbalik, jadi aku dengan patuh menurutinya. Aku merasa ada angin panas berhembus ke arahku dari belakang. Aku sontak terkejut dan membuat suara aneh. 

Yuna bilang kalau itu adalah sebuah alat untuk mengeringkan rambut dengan menghembuskan udara panas. Anginnya ternyata cukup nyaman, dan dalam sekejap, rambutku langsung kering. Setelah rambutku kering, selanjutnya giliran Shuri, kemudian ibu, dan yang terakhir Yuna. Yuna sangat menakjubkan karena bisa punya alat sehebat ini. 

Tepat saat kami selesai mengeringkan rambut, ayah keluar dari kamar mandi. Kami memutuskan untuk tidur karena seharian ini sudah capek pindahan rumah. Ayah tidur sendiri, sementara aku, ibu, dan Shuri tidur bersama.

Yuna membicarakan hal-hal yang tidak kupahami. Dia bilang jika ayah dan ibu tidur bersama, itu bisa menyebabkan sepreinya kotor, jadi dia menyuruh mereka untuk tidur terpisah. Kurasa ibu dan ayah tidak akan membuat sepreinya kotor jika mereka tidak tidur bersama. 

Aku akan menanyakan hal itu kepada ibu lain waktu. 


Pagi berikutnya, aku bangun terlebih dahulu. Ibu dan Shuri masih terlelap. Aku beranjak dari kasur sepelan yang aku bisa dan langsung turun ke lantai satu. Ketika aku sedang menyiapkan sarapan, ayah keluar dari kamarnya. Dia menyantap sarapannya lebih dulu dari yang lain dan langsung berangkat kerja; pekerjaan di guild dimulai pagi-pagi buta.

Yuna turun setelah ayah berangkat. Berhubung aku telah selesai menyiapkan sarapan, aku naik ke lantai dua untuk membangunkan yang lain. Ketika kami berempat sedang sarapan bersama, Yuna tiba-tiba menanyaiku sesuatu yang aneh.

"Apakah kau tahu tempat yang menjual telur?"

Apakah yang dia maksud itu telur burung? Saat aku bilang kalau tidak ada toko normal yang menjualnya, dia tampak sangat kecewa. Apakah dia sangat ingin makan telur? 

Setelah kami selesai sarapan pagi, kami pulang ke rumah untuk melanjutkan bersih-bersih yang tertunda kemarin. Shuri membantu memindahkan barang-barang kecil, sementara aku dan ibu mengurus barang-barang yang besar. Kami akan sangat terbantu seandainya ayah ada, tapi ya mau bagaimana lagi, ayah sibuk bekerja. Kami berhasil menata semua barang milik kami, tetapi kesulitan dengan barang-barang milik ayah. Dia tampaknya asal memasukkan barang ke dalam kardus tanpa mengelompokkannya terlebih dahulu. 

Perubahan dalam hidupku—ibu kembali sehat, bisa makan makanan enak, memiliki ayah baru—semuanya berkat Yuna. 




TL: Boeya
EDITOR: Zatfley

0 komentar:

Posting Komentar