Rabu, 14 Juli 2021

Tate no Yuusha no Nariagari Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 237. Reiki Shell Shield

 Chapter 237. Reiki Shell Shield


 
Aku sudah mencapai batas kesabaranku. Aku tidak akan membiarkan orang-orang ini tetap hidup. Emosiku sudah tidak dapat dibendung lagi.

"Aku mengerti! Tapi... mereka adalah mantan rekan Itsuki, kan? Apa tidak masalah?"
"Mereka bukan rekan siapa-siapa lagi sekarang. Mereka hanyalah sampah untuk kerajaan  ini... tidak, untuk dunia ini. Kita harus memusnahkan mereka semua secepatnya. Tidak ada gunanya membiarkan para pengikut Gereja Tiga Pahlawan tetap hidup."
"Baiklah."

Setelah mendengar jawaban dari Ren, para pasukan mulai menyerang.

Aku turun dari Filo dan mulai berjalan kearah Si Zirah. Aku membiarkan Filo untuk mengurus musuh lainnya. Jika aku membiarkan yang lainnya melawan Si Zirah, maka perisai yang sangat kutunggu-tunggu akan rusak terkena serangan.

"Matilah!"

Percaya diri dengan kemenangannya, Si Zirah mengayunkan Pedang Reiki ke arahku dengan sekuat tenaga. Sepertinya sisa-sisa dari pasukan Gereja Tiga Pahlawan tetap memberikannya buff dari jauh. Mereka tidak memiliki waktu untuk berdiskusi memikirkan rencana selanjutnya. Pasukan mereka tidak teratur hingga akhir.
Tetapi... Sebelum mengenaiku aku menangkap pedang tersebut menggunakan satu tangan. Percikan api beterbangan saat kedua besi saling bersentuhan.

"Guuu!? Kau menghentikannya dengan tangan kosong!? Kekuatan apa itu!?"

Wajah Si Zirah dipenuhi dengan ekspresi terkejut. Aku memegang pedang dengan lebih kuat saat Si Zirah mencoba untuk menarik pedangnya. Apa dia pikir orang yang belum pernah menggunakan koreksi pertumbuhan dapat mengalahkan seorang Hero?
Aku belum pernah melihat statistiknya, tapi satu-satunya perbandingan yang dapat kulakukan adalah dia setara dengan Rishia di masa lalu. Buff yang diberikan oleh pasukan Gereja Tiga Pahlawan juga tidak begitu berguna.

"Tidakk! Lepaskan aku, Raja Iblis! Menjauhlah dariku dasar makhluk menjijikkan!"

Padahal dia yang mendekat dan menyerangku, diserang balik malah tidak sudi?
Menyerang balik itu tidak diperbolehkan! Yang kau lakukan itu seperti bocah licik!
Haruskah aku menyerangmu dengan jamur beracun?
...Aku tidak bermaksud untuk membully-nya, tapi aku merasakan perasaan yang aneh.

"Aneh sekali! Kekuatan Hero Pedang hanyalah segitu... kurasa kekuatan asli Raja Iblis tidak akan bisa dikalahkan hanya dengan kemampuan setengah-setengah seperti itu---"
"Tutup mulutmu."

Dan tanpa menerima damage sama sekali aku menarik pedang hingga terlepas dari tangannya. Kurasa aku pernah melihat scene ini di dalam game sebelumnya... Kupikir tidak akan mudah untuk melakukannya di kehidupan nyata, tapi ternyata melakukannya cukup mudah. Meskipun, mungkin karena aku memiliki status pertahanan yang tinggi.

Pedang ini cukup mahal, kan? kurasa aku bisa mendapatkan banyak keuntungan setelah menjualnya. Aku juga bisa memberikan pedang ini kepada Raphtalia atau budak lain untuk digunakan. Tapi pertama-tama, aku akan memberikannya kepada Ren untuk di salin.

"Ren!"

Sebelum sistem membuatku melepaskan pedangnya dengan paksa, aku melempar pedang tersebut ke arah Ren. Dan Ren dengan refleks menangkapnya.

"Wow... Ini pedang yang bagus."

Aku tidak yakin apakah dia bisa menggunakan Weapon Copy, tapi sepertinya dia sedang membaca status dari pedang tersebut. Beberapa saat kemudian... Pedang itu tiba-tiba berkarat dan kehilangan bentuknya!

"Ah! Padahal aku bisa mendapatkan banyak uang dari pedang itu!"
"Um... maaf."

Aku benar-benar lupa dia memiliki kutukan! Sialan! Aku harus dapat melupakan kejadian barusan. Kehilangan pedang itu tidak terlalu merugikanku. Karena pada awalnya itu juga bukan milikku.

"Ap... Pedang Suciku... Kau Monster!"

Iya, pasti kau akan merasa terkejut saat melihat untuk pertama kalinya. Sama seperti saat aku melihat belati cuci otak rusak saat disentuh oleh Ren.

Untuk sekarang, aku harus mencari cara bagaimana mendapatkan perisai tersebut darinya. Itu adalah perisai yang dibuat spesial oleh Pak Tua dan Paman Imiya. Aku tidak boleh membiarkan Ren menyentuhnya.

"Ren, tidak peduli apapun yang terjadi, jangan sentuh perisai yang dipegang olehnya."
"A-Aku mengerti. Tolong berhentilah menatapku dengan tatapan membunuh seperti itu."

Ren mengubah senjatanya menjadi Pedang Reiki.

"Baiklah, sekarang aku ingin agar kau mengembalikan perisai itu."

Saat aku melangkah maju, sepertinya Si Zirah sudah kehilangan seluruh kepercayaan dirinya. Dia mulai mundur, seakan ingin melarikan diri. Apa dia telah kehilangan kepercayaan dirinya karena senjatanya telah hancur?

"Kau terlihat seperti pemimpinnya disini. Aku akan membuatmu mengatakan semua kebenarannya. Mungkin kejadian selanjutnya akan sedikit berantakan, tapi aku akan membuatmu merasakan akibatnya karena telah menantangku."

Tanpa jeda sedikitpun, aku langsung mencengkeram kerah Si Zirah dan menariknya kearahku. Si Zirah dengan refleks mencoba untuk memasang perisai di antara kita untuk melindunginya, tapi sudah terlambat. Orang ini sudah sangat membuatku marah. Aku akan menggunakan kesempatan ini sebaik mungkin untuk memberikannya beberapa siksaan. Semua keadilan yang dia katakan hanyalah omong kosong.

"Tidak ada pilihan lain, Mald. Kami tidak akan melupakan pengorbananmu!"
"Apa!? Apa kalian berencana untuk mengkhianatiku!?"

Salah satu anggota pasukan Gereja Tiga Pahlawan mengeluarkan item yang terlihat seperti bom dan melemparkannya ke arah kami.

"Hyaa!"

Rishia dengan cepat melemparkan belatinya yang menyebabkan bom tersebut meledak di udara. Efek dari ledakan tersebut melukai si pelempar bom.

"GYAAA!?"

Apa dia berencana untuk membunuh semuanya? Baik itu teman ataupun lawan? Kebodohan itu ada batasnya! Saat sedang dalam keadaan yang tidak menguntungkan, dia langsung mengorbankan rekannya demi dirinya sendiri. Seperti dugaanku sifat seperti itulah yang dimiliki oleh orang-orang yang ada di lingkungan Witch.

Baiklah, sekarang. bagaimana caraku mengambil perisai darinya...

"Atla!"
"Iya, aku datang!"
"Bagaimana dengan Firo?"
"Kau terlalu berbahaya. Pergilah bermain dengan para budak."
"Baik!"
"Bisakah kau membuat mereka pingsan?"
"Firo akan berusaha~"

Setelah mendengar perintahku, Atla dengan cepat berlari kemari. Aku mendorong Si Zirah ke arahnya dan memberikannya perintah selanjutnya.

"Tetap seranglah titik vitalnya sampai dia tidak bisa lagi merasakan apapun."
"Baik, seperti perintah Tuan Naofumi."
"Guru... ugh... henti..."

Atla berputar mengelilingi pria itu dan menyerangnya berkali-kali. Dia dengan putus asa mengangkat perisai untuk melindungi diri, tapi gerakan Atla sangat cepat. Tiap kali Atla menyerang, ekspresi wajahnya berubah. Itu sangat menarik untuk dilihat.
Dan beberapa saat kemudian, dia menjatuhkan perisainya.

Aku mengangkat perisai tersebut. Setelah aku mengangkat perisai tersebut, cahaya pudar, dan Weapon Copy sudah mulai aktif.

Kau telah mengaktifkan Weapon Copy.

Kau telah membuka Reiki Shell Shield.

Reiki Shell Shield 0/70 C

Kemampuannya Terbuka..... Bonus Penggunaan, Skill [S Float Shield] [Reflect Shield]
Efek Spesial [Gravity Field] [C Soul Recovery] [C Magic Snatch] [C Gravity Shot] [Peningkatan Ketahanan] [Magical Barrier (Besar)] [Lightning Resistance] [SP Drain Block] [Penambah Kekuatan]
Kemahiran 0 

Luar biasa... Ini memiliki semua bonus status yang dimiliki oleh Reiki Shield lainnya. Kecuali Wrath, perisai ini memiliki status paling tinggi diantara semua perisaiku. Aku penasaran efek apa Penambah Kekuatan yang dimilikinya. Apakah perisai ini bisa berubah seperti Wrath?

S Float Shield mungkin sama seperti E Float Shield, sebuah skill pasif. Mungkin dengan ini aku bisa memperpanjang combo Second Shield.

Kemampuan apa yang dimiliki Reflect Shield? Dari namanya mungkin skill ini adalah membalikkan damage kepada musuh pada tahap tertentu. Tapi kurasa skill ini tidak akan berguna jika melawan monster yang lemah.

Aku akan bersenang-senang untuk membuka lebih banyak kemampuan dengan meningkatkan perisai ini nanti. Tapi, kurasa aku tidak yakin akan mendapatkan yang lebih baik dari ini.

Ini adalah bagian terbaiknya. Aku mungkin sudah memiliki cukup banyak material untuk memperkuat perisai ini. karena terbuat dari material yang sama seperti Reiki Shield lainnya yang aku punya, jadi aku bisa berasumsi seperti itu. Akan sayang sekali jika aku tidak memiliki material untuk memperkuat perisai ini.

"Ayo!"
""Piiii!""

Bersamaan dengan Atla, seekor Filolial ikut menyerang Si Zirah dengan menendangnya.

"Guhaaa!"

Si Zirah terbang dan berputar di udara sejauh beberapa meter. Kau menuai apa yang kau tanam. Ingat anak-anak, mencuri adalah hal buruk.
<TLN : Sok bijak anjir wkwk>

Jalan pemikiran orang ini cukup aneh. Coba bayangkan, dia pikir dirinya bisa menang melawan orang yang lebih kuat dan memiliki sumber daya yang lebih banyak. Padahal kelompoknya tidak teratur dan berantakan.

Dan jika dia menang, dia mungkin akan mengatakan kalau lawannya yaitu aku adalah orang yang bodoh. Dan dengan mengatakan hal itu, maka dia pikir dia dapat membawa sentimen publik untuk berpikir dia adalah pihak yang benar. Sepanjang sejarah, jika kau merubah sudut pandangmu dalam melihat pertarungan, sebagian besar para ahli strategis adalah orang-orang yang pengecut.

...Aku tidak bermaksud untuk memberikan kritik pedas. Aku ini hanyalah pemuda yang membaca Manga dan Light Novel. Tapi, dalam sudut pandang musuh. Aku ini terlihat seperti penjahat yang paling jahat sedunia. Lihat saja julukanku sekarang adalah Raja Iblis.

"Baiklah, sekarang. Apa kau sudah sadar perbedaan kekuatan kita, Hero baru?"
"Guu..."

Aku melihat ke sekitar, sepertinya orang-orang yang dicuci otak sudah selesai diurus. Sebagian besar dari mereka terlihat pingsan di tanah, dan beberapa lainnya sudah dalam keadaan terikat. Mengingat pasukan Gereja Tiga Pahlawan membuatku dalam kesulitan seperti ini benar-benar membuatku kesal.

"Bawa mereka semua. Siapapun yang melawan langsung bunuh saja ditempat."
"Kau terdengar seperti penjahat, Naofumi..."

Ren menanggapi. Menyebalkan sekali. Aku tidak bisa mengatakan kalau aku bukanlah seorang penjahat. Aku melototinya, dan dia langsung mengalihkan perhatiannya ke arah musuh.

"Yang melarikan diri juga akan mati."

Ren berkata dengan suara yang terdengar seperti seorang yakuza sambil mengangkat pedang barunya kearah sisa-sisa pasukan Gereja Tiga Pahlawan untuk menakuti mereka.

"De-Dewa... Tolong bebaskan kami dari kutukan Raja Iblis Perisai..."

Seorang suster dari gereja memohon kepada Ren. Bukankah orang-orang yang sebelumnya bertarung denganmu mengumumkan bahwa mereka adalah Hero palsu yang bertarung melawan kami? Sekarang setelah mereka kalah, kau berubah memanggilnya Dewa demi keselamatan nyawamu? Menjijikkan sekali.

"Aku tidak berpikir kalau aku melakukan hal yang salah, dan aku juga tidak percaya bahwa kau telah melakukan tindakan yang benar. Bahkan tanpa melakukan pencucian otak kalian telah melakukan tindakan yang telah melewati batas."
"Itu karena kau telah dicuci otak olehnya!"
"...Percuma saja terus berdebat. Kalian hanya mempercayai apapun yang kalian ingin percayai. Aku mengetahuinya karena aku telah melakukan kesalahan berkali-kali. Aku akan mengatakan ini kepada kalian, kalian semua salah! Jika kalian ingin memohon pengampunan sekaranglah saatnya. Aku akan memaafkan kalian dan tidak akan membunuh siapapun. Menyerahlah."

Lemah lembut sekali perkataannya. Aku ragu kalau orang-orang ini dapat berubah, bahkan setelah menerima rehabilitasi... Jika dilihat dari sudut pandang Ren, dia telah membuat banyak kesalahan, dan Ksatria Wanita yang pernah menceramahinya berhasil mengembalikan kesadarannya. Dia mungkin ingin untuk melakukan hal yang sama kepada orang lain, tapi dia salah memilih orang.
Tepat seperti pemikiranku. Kata-kata Ren seperti tidak didengar sama sekali, dan si Suster mengeluarkan belati dari balik jubahnya.

"Rasakan keadilan kami, dasar palsu!"

Dia mencoba untuk menusuk Ren. Tapi itu adalah perbuatan yang tidak berguna. Filo sudah berada di belakangnya.

"Hup!"
"Gyah!"

Filo meletakkan kakinya diatas kepala Suster, dan dia langsung terjatuh di tanah.

...Apakah dia mati? Aku harap begitu. Sisa-sisa pasukan musuh kurang lebih berada dalam keadaan yang sama. Selain dari para budak yang dicuci otaknya, mereka tidaklah menjadi ancaman.
Gaelion mulai memainkan permainan dengan melempar salah seorang dari mereka ke yang lainnya. Tidak perlu menahan diri dalam memperlakukan seseorang yang telah bertindak jahat.

Semakin banyak Zombie yang masuk kedalam, membuat tidak mungkin bagi musuh untuk melarikan diri. Menghancurkan semua musuh yang ada disini seharusnya sudah cukup untuk memutus rencana kabur mereka.

"Sial..."

Si Zirah perlahan mulai berdiri. Ternyata dia cukup kuat juga.

"Kurasa sudah waktunya bagi kita untuk menyelesaikan ini. Tidak ada alasan untukku tetap membiarkan kau hidup. Haruskah aku membuatmu menyesal karena telah berani menantangku?"




TLChopin
EDITOR: Bajatsu
PROOFREADER: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar