Jumat, 23 Juli 2021

Tate no Yuusha no Nariagari Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 239. Kesempatan

 Chapter 239. Kesempatan


 
"Saat ini, yang perlu kita lakukan adalah menyerang benteng itu dan menangkap pemimpin mereka."
"Umm, tentang itu..."

Setelah mendengar perintahku, Rishia ragu-ragu mengangkat tangannya. Meskipun aku sudah mengetahui apa yang akan dia katakan.

"Ada apa?"
"Kemungkinan, ini hanya kemungkinan saja, jika kita nanti bertemu Itsuki-sama... Jika nanti pada akhirnya kita melawan dia, bisakah kau menyerahkannya kepadaku?"
"Hmm.. Kenapa? Seperti Ksatria Wanita... Maksudku Eclair, apakah kau ingin mencoba untuk menceramahinya?"
"Um, iya. Apakah bisa mendapatkan izin dirimu?"
"Hmm, jika nanti kita bertemu dengan Itsuki. Aku telah berencana untuk menahannya. Sebisa mungkin aku tidak ingin sampai membunuhnya. Tapi, jika dia tetap melawan maka aku harus bersiap untuk kemungkinan terburuknya."
"Aku tahu. Aku... tetap mau mencoba untuk berbicara dengannya."

Rishia sudah bekerja keras untuk perkembangan desaku.

"Rishia, apa aku boleh membantumu?"

Entah kenapa, Ren juga mulai mendukungnya.

"Seperti sebelumnya aku telah diberikan kesempatan kedua, aku juga ingin memberikan kesempatan itu kepada Itsuki. Dan karena tujuan itulah, aku ingin memberikan kekuatanku."

Aku sudah menduga ini akan terjadi... Aku tidak tahu bagaimana keadaan Itsuki didalam sana, tapi ada kemungkinan kalau keadaannya sama dengan Ren. Dan jika benar begitu, maka ini kesempatan kita untuk menjalin kembali hubungan kami yang telah rusak.

Aku telah berencana untuk menyiksanya sedikit, tapi jika dia bisa menjadi berguna seperti Ren dan Motoyasu. Maka aku harus mendukung kemungkinan terbaiknya.
Dan sepertinya membunuh seorang Hero adalah hal yang buruk. Akan lebih baik menyerahkan kegiatan ceramahnya kepada yang lain. Meskipun pada akhirnya dia akan mati, setidaknya kita bisa berkata “kami telah mencoba untuk mengajaknya kembali ke jalan yang benar, tapi dia tidak bisa diajak bicara." atau semacamnya.

"Baiklah... Tapi Rishia. Jika nanti kau dan Ren dalam keadaan terpojok, kau harus meninggalkan misi itu. Apa tidak masalah bagimu?"
"Iya."
"Terima kasih, Naofumi."
"Jangan berkata hal yang menjijikkan."

Dedikasi Ren membuatku merinding. Jika dia berakhir rusak seperti Motoyasu aku bisa dengan mudah menjaga jarak. Tapi dia telah berubah menjadi memiliki semacam pembawa keadilan yang aneh. Aku tidak cocok dekat-dekat dengannya.
Dan tunggu, mengapa Ren menjadi lemah lembut seperti ini? Bukankah dia seharusnya tipe orang yang apatis dan dingin. Meskipun pada awalnya dia bukanlah orang yang jahat.

"Kyua!"

Aku mendengar suara di udara, dan saat aku melihat keatas aku melihat Gaelion terbang bersama Taniko di punggungnya. Aku terkejut mereka bisa melacak jejak kami.

"Akhirnya kalian telah sampai."
"Apa kalian telah mengurus semua musuh disana?"
"Iya. Aku telah memberikan mereka semua ke putri Melty."
"Ahh, begitu."
"Dan aku memberitahu mereka tentang perkembangan pertempuran saat ini, dan aku dikirim kemari untuk mengirimkan pesan. Dia bilang mungkin para Hero tidak mengetahui informasi ini."
“Informasi apa?”

Informasi dari Melty? Dia sepertinya banyak tahu tentang para Hero. Ratu juga menyukai legenda. Dan dari semua itu yang terlihat normal adalah kecintaannya kepada Filolial.

"Umm... Tadi apa ya? Dia bilang sesuatu buku tua yang dia temukan di perpustakaan Faubrey..."

Taniko berusaha mengingatnya. Kenapa tidak dia bawa saja Melty kemari? Mungkin Melty sedang sibuk menahan para pemberontak sekarang. Apa tidak masalah dia ada disini? Sadina ada disana, mungkin situasinya tidak seburuk yang aku pikirkan.

"Menurut buku cerita anak-anak, setelah Raja Iblis dikalahkan, orang-orang yang telah dicuci otaknya kembali sembuh seperti sedia kala, dan mereka semua hidup bahagia selamanya. Tapi berdasarkan buku tua yang dibaca putri, orang-orang yang telah dicuci otaknya tetap seperti itu bahkan setelah dia dikalahkan."
"Apa!?"

Apa katanya? Bahkan jika Itsuki adalah sumber semua masalah, jika kita telah mengalahkan sihir pencucian otak tidak akan hilang, dan satu-satunya cara menghilangkan sihir itu adalah menggunakan Shield Prison?

Kepalaku mulai sakit!
Jadi untuk menyelamatkan semuanya, aku harus menyembuhkan mereka satu persatu dan memasukkan mereka kedalam kurungan sihir ajaib? Akan sangat melelahkan semua kegiatan itu nanti. Meskipun pada akhirnya mau tidak mau aku harus melakukan itu.

"Aku tidak mau mendengar itu."

Aku dapat memasukkan itu sebagai salah satu kemungkinan yang akan terjadi, tapi Aku harus percaya kalau ada cara lain untuk menghilangkan sihir ini.

"Fueeee...."
"Itu terdengar... Melelahkan."
"Kalau begitu akan lebih mudah jika kita langsung membunuh mereka semua yang menentang kita."

Ah, tidak berguna. Kata-kata tidak berperikemanusiaan Atla mengembalikanku kepada realita. Memang benar dia berasal dari ras yang sadis. Jumlah orang yang dapat diselamatkan dan jumlah korban yang akan mati tidak seimbang. Dan jika ada situasi dimana obat hanya ada sedikit, hanyalah mimpi untuk bisa menyelamatkan semua orang.

"Baiklah, untuk sekarang misi kita adalah menyerang tempat persembunyian mereka dan menangkap pemimpin disana! Ayo!"
"Iya! Kita bisa memikirkan masalah ini nanti. Bahkan ada kemungkinan kalau kita akan menemukan solusinya disana."
"Ayo! Tidak peduli apapun yang akan terjadi, aku tidak akan menyerah!"

Rishia sudah semakin dewasa. Dia yang biasanya hanya berkata 'Fueee' sekarang dia mulai sedikit mengeluh. Dia dengan taat mengikuti perintahku dan aku memberikannya kesempatan untuk melawan Itsuki. Meskipun aku tidak tahu apakah dia bisa meyakinkan Itsuki atau tidak.
Dan kemudian kami menyerang benteng tempat dimana Si Zirah bersembunyi dari depan.

Di Dalam benteng ada sisa-sisa pasukan Gereja Tiga Pahlawan dan beberapa prajurit dan petualang yang telah dicuci otaknya menjaga mereka. Tapi mereka semua terlihat lemah. Para budakku tidak ada disini.

Mungkin karena mereka sedang berencana untuk menggulingkan pemerintahan. Jadi pasukan mereka tersebar dan tidak ada pasukan kuat yang melindungi tempat ini. Filolial yang digunakan si Zirah sedang pingsan di dekat pintu masuk, dia nampak kelelahan. Aku langsung menggunakan Shield Prison.

"Untuk keadilan, Matilah!"
"Raja Iblis! Persiapkan dirimu!"
"Berjayalah Gereja Tiga Pahlawan!"

Para musuh mulai menyerang layaknya zombie keadilan. Tapi mereka sangat lemah. Ren dan Rishia dapat dengan mudah menumbangkan mereka. Pada akhirnya, mereka hanyalah korban disini. Mereka berdua sama sekali tidak bisa membunuh musuh.

"Tah!"

Tapi mereka sama sekali menahan diri melawan musuh yang tidak dicuci otaknya. Rishia dengan cepat melempar pisau ke tangan musuh yang terlihat seperti pendeta, dan membatalkan lantunan sihir gabungan yang telah disiapkan.

"Guahhh! Bajingan Kalian!"
"Gravity Sword!"

Ren mengayunkan pedangnya kemudian muncul aura hitam transparan dan melayang kearah musuh. Musuh yang terkena serangan tersebut langsung jatuh ketanah sekaan ada yang menindih diri mereka.

"Ughh..."
"Jurus baru?"
"Iya, aku mendapatkannya dari Reiki Sword."
"Jadi begitu..."

Ini adalah waktu yang tepat untuk mencobanya. Aku juga mencoba jurus baruku S Float Shield. Seperti dugaanku, jurus ini adalah meningkatkan E Float Shield yang dapat dikeluarkan dalam satu waktu. Dan ini bekerja dengan sangat baik bersama E Float Shield. Penggunaan mananya juga rendah, jadi rasanya seperti E Float Shieldku telah meningkat kekuatannya.

"Naofumi, perisai yang dapat melayang itu terlihat keren."
"Benarkah? Ini bisa bergerak sesuai dengan keinginanku, skill ini cukup memudahkanku."

Pada masa lalu, ada seorang pemeran utama yang bertarung menggunakan dua perisai melayang. Itu adalah game dimana para wanita bertarung menggunakan pedang. Jika saja aku bisa menggunakan pedang dan panah seperti dia. Hidupku akan menjadi jauh lebih mudah dibandingkan sekarang.

"Ren, skill apa saja yang dimiliki pedang itu?"
"Sepertinya skill yang menggunakan gaya gravitasi untuk mengurangi pergerakan musuh. Dan juga skill yang bernama Soul Steal."

...Skill itu terdengar mencurigakan. Kalau tidak salah ingat, aku pernah mendengar seorang karakter utama menyerang menggunakan skill yang memiliki nama yang sama, dan musuhnya langsung mati dengan seketika. Meskipun itu hanyalah Event Battle. Gamenya tidak berakhir disana, kemudian muncul beberapa Boss yang memiliki kemampuan seperti itu.

"Soul Steal!"

Aku sangat terkejut, Ren menggunakan skill itu tanpa ragu-ragu. Targetnya adalah pasukan Gereja Tiga Pahlawan, jadi kurasa tidak masalah menggunakan skill yang dapat membunuh dengan seketika.

"Gufu!"

Ren menebas musuh yang sudah tidak dapat bergerak karena efek Gravitasi. Cahaya biru melayang dari musuh itu dan melayang ke arah Ren. Aku memeriksa apakah dia telah mati.

...Dia belum mati. Tapi wajahnya menjadi pucat.

"Guu... kekuatan sihirku... Guu..."

Ren menebaskan pedang menggunakan skill Gravitasi untuk membuat musuhnya tidak bisa bergerak bebas, kemudian dia menyerang lagi musuhnya menggunakan skill ini. Dan sepertinya itu bukan serangan insta-kill. Tapi serangan insta-kill itu dapat mempermudah... mungkin.

"Ah, ini adalah... serangan yang membuat musuh tidak bisa meregenerasi SP."
"Sepertinya dia sudah tidak memiliki SP lagi."

Seharusnya ada perbedaan antara Aliran Sihir dengan SP. Tapi, aku masih tidak mengetahui perbedaannya.

"Waktu cooldownnya cukup lama, jadi aku tidak bisa sering menggunakannya."
"Hmmm..., tapi kelihatannya itu skill yang cukup bagus."

Atla menyentuhku dari samping.

"Ada apa?"
"Cahaya biru yang melayang kedalam tubuh Ren-san terhubung dengan senjatanya, dan kemudian kembali lagi ke alam."
"Hmm..."

Jadi Atla juga bisa merasakan hal-hal yang seperti itu. Dia cukup banyak tahu. Apa aku perlu memberinya nama panggilan Nenek Sihi—Tidak itu terlalu berbahaya.

"Ei!"

Filo menendang musuh yang tersisa, dan kita melanjutkan perjalanan. Pasangan Gaelion dan Taniko sepertinya sedang bersaing dengan Filo + kelompok Filolial dalam siapa yang paling banyak menjatuhkan lawan.

"Bangunan ini lebih besar dari perkiraanku."

Bangunan ini memiliki suatu ruangan yang berbentuk seperti arena pertarungan, dan dikelilingi oleh patung-patung aneh. Aku tidak mengerti tujuan ruangan ini. Yang membuatku terkejut adalah pintu masuknya memiliki desain seperti zaman abad pertengahan. Pintu ini dapat menyaingi pintu masuk istana Melromarc.

Namun saat kami mencoba untuk membuka pintu, pintu tersebut terkunci. Aku sudah memerintahkan Filo dan Gaelion untuk mendobraknya, namun pintu tersebut sama sekali tidak dapat dibuka. Item aneh apa yang ada di lantai ini?

Ini terlihat seperti game yang pernah aku mainkan, dimana harus menempatkan jarum jam ditempat yang benar agar kuncinya muncul. Sebenarnya apa tujuan pembuat bangunan ini?




TLChopin
EDITOR: Bajatsu
PROOFREADER: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar