Senin, 02 Agustus 2021

Tate no Yuusha no Nariagari Light Novel Bahasa Indonesia Volume 19 : Chapter 10 – Pentingnya Amarah

Volume 19
Chapter 10 – Pentingnya Amarah


“Di sinilah kita, Pahlawan Perisai. Pernahkah kau mempertimbangkan bahwa pasti ada alasan mengapa aku mengembangkan perasaan seperti itu kepadamu dan mengapa sekutuku bersumpah setia kepadamu dengan begitu mudah?” Tanya sang Naga Iblis, mengabaikan naga sihir logam yang marah itu sepenuhnya. Aku benar-benar berpikir bahwa saat itulah pertempuran akan dimulai. Sepertinya dia ingin mengatakan sesuatu, jadi aku menjawab pertanyaannya.

"Tidak juga. Itu karena peningkatan kekuatan pahlawan yang kuberikan padamu, bukan? Sekarang kau jauh lebih kuat dari Naga Iblis masa lalu.” Kataku.

“Apakah menurutmu itu saja akan memungkinkanku untuk secara paksa mengambil kekuatan dari Kuflika, makhluk yang membawa salah satu fragmenku, makhluk yang sebenarnya aku ciptakan?” Tanya Naga Iblis, menekankan inti pembicaraan. Pada awalnya dia sedikit menolak, tetapi setelah menjadi bertambah kuat, dia sudah tidak mempedulikannya. Aku tidak terlalu peduli tentang itu. “Aku akan menjadi lebih kuat dari diriku di masa lalu, bahkan tanpamu di dekatku. Tapi bukan itu masalahnya. Aku telah memperoleh kekuatan yang lebih besar sekarang.” Beberapa lingkaran sihir mulai tumpang tindih di atas tubuh Naga Iblis. Aku menggelengkan kepalaku. Statusku meningkat pesat tanpa alasan, dan ikon buku senjata ditampilkan.

"Hei! Jangan meretas statistikku lagi!” Teriakku. Rasanya seperti akunku diretas. Naga Iblis mendapat sedikit kekuatannya kembali dan lihat apa yang dia lakukan dengan itu! Berpura-pura berada di pihak kami, hanya menunggu celah untuk menyerang!

“Naga Iblis! Apa yang kau rencanakan ?! ” Glass dan Kizuna sama-sama berteriak pada naga itu.

“Pahlawan Perisai, dengarkan baik-baik apa yang aku katakan padamu,” Kata Naga Iblis, dengan ekspresi serius di wajahnya, sama sekali mengabaikan pertanyaan dan protes dari kami.

"Apa maksudmu?" Kataku.

“Kalian para pahlawan mencoba untuk mengabaikan kekuatan kegelapan dan memperlakukannya seolah-olah itu tidak pernah ada sama sekali. Itulah mengapa aku menanyakan ini kepadamu,” Lanjut Naga Iblis. Ikon skill Formation One: Float Mirror berkedip, dan pada saat yang sama skill bernama Change Mirror, konversi Change Shield, juga muncul. “Kebencian, rasa jijik yang kau rasakan terhadap dunia saat ini adalah kemarahan yang dapat dibenarkan. Apakah kau berpikir bahwa menyangkal amarah itu, berpura-pura menganggapnya seolah tidak pernah ada, dan menahan begitu banyak hal buruk tanpa pernah merasa marah... apakah menurutmu itu pendekatan yang benar? Apa itu tepat? Apa kau benar-benar sepenuhnya percaya pada belas kasih?” Tanya Naga Iblis. Aku ragu, tidak yakin bagaimana menjawabnya. Shield of Compassion milikku adalah kekuatan sementara, yang diberikan kepadaku oleh Atla. Ketika aku berjalan di antara hidup dan mati lalu bertemu kembali dengan Atla dan Ost.

Dengan begitu, Naga Iblis mengatakan poin yang tidak bisa kusangkal. Perasaan itu, dan kemarahan yang aku simpan di dalam diriku, disimpan di tempat yang sangat berbeda.

“Aku tidak peduli apa yang kau katakan! Aku telah membuat keputusan. Aku tidak akan mengandalkan kemarahan... aku tidak akan menggunakan kekuatan amarah lagi,” Kataku. Dengan kekuatan Compassion yang telah kuterima, aku telah kehilangan akses ke Shield of Rage dan Shield of Wrath.

"Tuan. Naofumi...” Raphtalia meraih tanganku dan meremasnya.

“Apakah gadis yang memberimu belas kasih juga menyangkal kemarahanmu? Apakah dia menyuruhmu untuk tidak pernah marah lagi?” Kata Naga Iblis, menekankan maksudnya. Aku tergagap sejenak, melirik ke arah Raphtalia. Atla... pasti akan setuju dengan kemarahanku dalam hal ini.

“Naga Iblis... Sesungguhnya apa yang ingin kau lakukan pada Tuan. Naofumi? Jika kau mencoba untuk menyesatkannya, aku akan menghentikanmu!” Kata Raphtalia.

“Pemegang Vassal Weapon katana, kemarahan Pahlawan Perisai dan kebaikannya adalah elemen yang membentuk Pahlawan Perisai. Lihatlah sekarang, kehilangan salah satu dari bagian itu akan memiliki efek negatif. Pahami kata-kataku. Akan tiba saatnya ketika sesuatu yang penting akan muncul, yang harus kau peroleh tidak peduli apapun resikonya,” Kata Naga Iblis dengan samar. Change Mirror dipilih secara otomatis untukku, dan cermin perubahannya juga dipilih. Perisai yang dipilih adalah Mirror of Wrath. Ini adalah item yang telah ditingkatkan oleh Naga Iblis di masa lalu saat meretas perisaiku. Pada prinsipnya itu tampak seperti +11 AF. Peringkat Rage sekarang menjadi IV.

“Memiliki amarah adalah alasan mengapa kau juga memiliki belas kasih. Kau telah melupakan komponen penting dari hatimu. Izinkan aku untuk menunjukkan kepadamu bagaimana cara yang benar untuk menggunakan kekuatan itu, ” Kata Naga Iblis. Aku bisa merasakan sesuatu mengalir dari dalam diriku dan bergerak ke dalam Naga Iblis. Pada saat yang sama, Formation Two: Float Mirror dan Shield of Compassion diaktifkan secara paksa, mencoba menekan kekuatan amarahku.

Sebagai tanggapan, Naga Iblis mulai menuntut lebih banyak kekuatan dariku. Dukungan transformasi binatang muncul, yang telah aku gunakan pada Fohl dan Sadeena di masa lalu. Aku mendengus karenanya.

"Tuan. Naofumi?!” Kata Raphtalia tergagap. Armorku mulai berubah, seperti saat aku menggunakan Shield of Rage. Namun, kali ini, aku bisa merasakan kemarahan dan kehangatan bercampur di dalam armor.

Dengan raungan yang mengerikan, Naga Iblis menarik lebih banyak kekuatan dariku dan mulai berubah. Dia dengan cepat menjadi lebih besar dan lebih kuat daripada ketika kami melawannya di masa lalu. Aku mendengus lagi, bergantian diserang oleh amarah yang bergejolak di hatiku dan bayangan semua orang yang ingin kulindungi—Raphtalia dan Atla, Filo, Melty, Sadeena, Shildina, S'yne, Keel, Ruft, dan semua orang di desa. Aku juga tidak membencinya—itu membuatku merasa kuat dan mampu melindungi mereka. Memiliki sesuatu yang absolut, sesuatu yang harus kau lindungi dengan segala cara, menciptakan kebencian bagi mereka yang akan mencoba menghancurkannya. Itulah yang aku rasakan.

Di Weapon Book, nama senjata di suatu tempat antara kemarahan dan kasih sayang muncul... tapi aku tidak bisa membacanya.

"Jangan khawatir," Jawabku. "Aku tidak akan ditelan oleh amarah." Batas waktu kemudian muncul di bidang penglihatanku, seperti yang kulihat ketika mengendalikan Shield of Wrath. Itu diatur ke tiga puluh menit.

“Aku masih tidak yakin tentang ini...” Kata Raphtalia.

“Dia (Naga Iblis) menjadi sangat agresif. Kemarahan mungkin akan menguasaiku!” Kataku menyindir, tapi Naga Iblis hanya menjawab dengan nada mengejek seperti biasanya.

“Itu adalah salah satu fitur terbaikku. Kau terkadang perlu menunjukkan kepada Pahlawan Perisai siapa bosnya, pemegang Vassal Weapon katana,” Kata Naga Iblis sambil melihat ke arah Raphtalia. Apa yang dia coba agar Raphtalia lakukan?

“Bukan itu masalahnya di sini!” Teriak Raphtalia.

"Oh, tapi memang begitu," jawab Naga Iblis. “Kau tidak boleh menyangkal kemarahan Pahlawan Perisai. Bagikan kemarahan itu, bagikan air matamu, bagikan saat-saat damai, dan bagikan perjuangan untuk mengatasinya; itulah kasih sayang sejati.” kata Naga Iblis memperingatkan kami bahwa aku belum bisa mengatasi kemarahanku. Aku harus tetap tenang, tetap tenang tanpa amarah... tapi itu tidak mungkin pada saat itu!

"Kita akan membahas ini lagi nanti!" Kataku mengamuk. Naga Iblis hanya tertawa.

“Kau tidak harus memahaminya sekarang. Pastikan saja kau tidak berpura-pura bahwa kemarahanmu tidak ada,” Kata Naga Iblis. Dia benar-benar masokis, dia menyukainya bahkan ketika aku marah padanya. “Nah, para pahlawan, perhatikan baik-baik senjatamu yang dibuat dari bahanku,” Saran Naga Iblis. Kizuna, Glass, Raphtalia, dan S'yne semuanya melakukannya.

“Senjata Naga Iblis Sejati memiliki efek kemarahan yang diterapkan pada masing-masing senejata sekarang. Senjata itu akan jauh lebih kuat,” Lapor Kizuna.

"Kekuatan apa ini!" Seru Raphtalia. “Ini bahkan bukan senjata terkutuk. Itu bagus. Aku juga merasakan kekuatan mengalir dari dalam diriku.” Aku menggelengkan kepalaku. Apakah ini efek naga lainnya? Semua orang, termasuk Raphtalia, memiliki sesuatu seperti aura hitam yang mengelilingi mereka, menunjukkan bahwa mereka telah diperkuat.

“Aku merasakan kekuatanku meningkat dari dalam,” Kata Kizuna. Puding darah juga berpengaruh, aku yakin. Aku tidak suka arah dari peristiwa ini. Jika terus begini, kemarahanku akan diperlukan oleh Naga Iblis untuk mencapai wujud Wrath Dragon setiap kali sesuatu terjadi.

"Aku pikir... mungkin ini yang kita butuhkan,” Bisik Raphtalia, melihat katana hitam yang membara di tangannya.

“Naofumi, apa yang harus kita lakukan? Siapa yang akan melawan siapa?” Tanya Kizuna.

“Naga Iblis dan Filo sudah ditantang,” Jawabku. Naga Iblis yang berubah secara menakutkan itu berhadapan dengan naga sihir logam.

“Boo! Ini bukan salahku!” Filo mengalami hari yang buruk, itu pasti. Jadi Naga Iblis dan Filo akan melawan pria harpoon, anak buahnya, dan naga sihir logam. Jumlahnya tampak tidak seimbang.

"Apakah kau tidak akan memanggil raja surgawi lainnya?" Tanyaku.

“Aku mengirim mereka ke pelabuhan. Mereka hanya akan menghalangi jika disini. Lebih banyak tidak selalu lebih baik,” Jawab Naga Iblis. Ya ... Terserah.

"Hei! Jangan lupakan aku,” Kata sebuah suara.

“Kizuna! Hati-Hati!" Glass berteriak saat pria dengan senjata suci ofuda melemparkan ofuda seperti kartu ke arahnya. Glass berhasil menjatuhkan serangan itu tepat pada waktunya, tetapi ekspresinya menegang.

"Itu kuat hanya untuk serangan awal," Katanya, tangannya tampak mati rasa. Tindakan sederhana untuk menangkis serangan yang masuk dapat menyakiti Glass, artinya kami memang menghadapi musuh yang sangat kuat.

"Glass! Apakah kau baik-baik saja?" Tanya Kizuna.

"Memang sedikit menyakitkan," Kata Glass.

“Aku punya berbagai cara agar kami bisa melawanmu, jadi berhati-hatilah. Aku juga bisa menggunakan sihir. Jika kau pikir kalian bisa menghentikanku, silakan coba,” Kata pria ofuda itu, senyum tampan terpampang di wajahnya.

Kemudian Shildina berdiri di samping Glass.

"Aku pikir kau membutuhkan bantuan," Kata Shildina.

“Ya, aku pikir begitu. Aku tidak akan bisa menangani ini sendirian. Shildina, tolong bantu aku,” Kata Glass.

“Aku juga akan bertarung demi Naofumi yang manis,” Jawab Shildina. Mereka menggabungkan kekuatan mereka, tumpang tindih lagi saat kekuatan oracle diaktifkan.

“Wah, wah, wah, kau memang punya trik yang bagus,” kata kakak perempuan S'yne.

“Memang. Kau sebaiknya tidak meremehkanku dalam bentuk ini,” Kata Glass. “Kizuna, tolong berikan dukungan dari belakang. Jika kau melihat celah, kau tahu apa yang harus dilakukan,” Kata Glass.

"Baiklah! Kami akan mengganggu mereka sebanyak yang kami bisa, kan, Chris? ” Kata Kizuna.

"Pen!" Jawab Chris. Kizuna telah memanggil Chris dan siap untuk bertarung. Sepertinya Kizuna, Chris, Glass, dan Shildina akan bertarung dengan ofuda sambil menawarkan dukungan kepada siapa pun yang membutuhkannya jika ada celah.

Satu-satunya kekhawatiranku yang lain adalah kapal yang mengambang di langit di belakang pemegang Vassal Weapon harpoon dan pengikutnya, meriamnya diarahkan kepada kami. Aku menebak mereka akan menembak kapan saja. Karena itu dulunya adalah senjata Ethnobalt, kami tahu jenis serangan apa yang bisa dilakukan. Tapi karena dicuri, kami tidak tahu modifikasi seperti apa yang mungkin dilakukan. Menahan serangan apa pun yang dilepaskannya adalah bagianku, tentu saja.

Tidak ada tanda-tanda Bitch turun dari kapal.

“S'yne kecilku sayang, aku tidak ingin kau membuat masalah, jadi mari kita bermain bersama lagi,” kata kakak perempuan S'yne.

“─!” Jawab S'yne, meskipun aku tidak bisa mendengarnya.

“S'yne telah—sejak kekalahan terakhir dan sekarang—mengharapkan hasil—terakhir kali!” Kata familiarnya, walaupun masih terpatah-patah.

"Lebih baik kau melawan yang lebih kuat kali ini!" Bitch mengeluh pada kakak perempuan S'yne. Dia telah membuktikan dirinya sangat kuat, jadi aku bisa mengerti mengapa sekutunya akan mengeluh kenapa dia hanya melawan S'yne.

“Wah, wah, wah. Haruskah aku melawan Iwatani? Aku tidak keberatan jika aku melakukannya, tetapi menurutmu apa yang akan dilakukan S'yne?” Renung kakak perempuan S'yne. S'yne memutuskan untuk menyerang kakaknya, mengubah Vassal Weapon alat jahitnya menjadi bola benang dan meluncurkan serangan terlebih dahulu. Benang diluncurkan dari bola dan terbang ke segala arah, menyerang semua musuh. Itu terlihat berguna untuk menahan mereka semua. Bahkan naga sihir logam terjebak di dalamnya.

Melihat benangnya, kakak perempuan S'yne menghantam senjata rantainya sendiri ke tanah.

“Binding: Multi-head Orochi!” Teriaknya. Rantai muncul dari empat arah dan menghalangi jalur benang tersebut.

“Hah! Kami bisa menghancurkan serangan seperti itu dengan mudah!” Kata Bitch.

"Tapi bisakah kau terus melakukannya?" Tanya Kakak perempuan S'yne. “Begitu kau lengah, benang itu akan menangkapmu. Dengan Iwatani di sini, mereka memiliki lebih banyak kegunaan.” Dia hanya suka menjelaskan banyak hal, terlepas dari sisi mana dia memihak.

"Aku tidak yakin kau akan menyadarinya," Kataku. Menggunakan cerminku memungkinkan aku menggunakannya sebagai relay point dari benang. Mereka bisa melewati cerminku dan menyebar dengan bebas di setiap area yang diinginkan. Yang benar-benar ingin aku lakukan adalah meletakkan cermin di belakang Bitch dan mengikatnya sekaligus.

"Kau harus mengerti," Lanjut kakak perempuan S'yne. “Memiliki naga itu di dekatmu akan membatasi sihirmu sendiri—sihir yang juga tidak bekerja pada Iwatani. Jadi intinya adalah seberapa baik kita bisa bertarung tanpa campur tangan mereka. Dan kau ingin mengabaikan S'yne? Silahkan. Kau sebaiknya mulai membantu. ”

“Apa yang kau bicarakan?! Kau harus menjauhkannya dari kami dan menyingkirkan yang lain juga! Kau bisa menggunakan sihir, kan?” Kata Bitch, mengeluarkan perintah dengan angkuh seperti biasanya. Aku berharap mereka akan terus bertengkar seperti ini sampai menciptakan celah untuk menyerang.

“Wah, wah, wah. Kau seharusnya yang melakukan itu. Orang yang menyarankan sesuatu biasanya adalah orang yang melaksanakannya, bukan? Kau telah dianugerahi segala macam berkat, namun kau masih menginginkan lebih! Dan kau pikir aku akan lebih percaya diri. Jika aku mulai menembakkan sihir, naga itu akan mengambil langkah untuk menghentikanku. Aku tidak mau berurusan dengan itu,” kata kakak perempuan S'yne, sambil mengeluarkan senyum mengejek. Seluruh sikapnya secara halus menunjukkan bahwa ini adalah kesempatan terakhir Bitch. Bitch jelas gelisah dengan teman-teman barunya.

Aku hanya ingin mereka bertengkar lebih lama. Melawan satu sama lain! Kemarahanku melonjak, hampir menguasaiku, dan aku berjuang untuk menurunkannya lagi.

“Itu artinya aku akan mengurus Iwatani dan S'yne,” kata kakak perempuan S'yne.

"Aku tidak akan melupakan perlakuanmu ini!" Kata Bitch.

“Nona Malty! Inilah saatnya untuk menunjukkan siapa dirimu!” Teriak salah satu pengikutnya. Mereka berada di belakang yang lain. Bitch memegang cambuk di satu tangan, tampaknya bersiap untuk menggunakan skill. Dia telah belajar dari pengalamannya tentang menembakkan sihir ke arahku—aku akan segera mengirimkannya kembali. Mungkin mereka akan mencoba sihir kooperatif atau ritual, sesuatu yang sedikit lebih sulit untuk diganggu. Pasti menyenangkan, pikirku sejenak, untuk bisa mengakses sihir terlarang menggunakan aksesori. Mereka sangat menyebalkan!

"Raphtalia, apakah kau tahu apa yang harus dilakukan?" Tanyaku.

"Iya. Kali ini kita harus melawannya,” Jawab Raphtalia. Itu berarti Raphtalia, S'yne, dan aku akan melawan Bitch dan anak buahnya—terutama Wanita B II dan Vassal Weapon kapal.

"Naofumi kecil, bisakah aku melawan pahlawan Harpoon?" Tanya Sadeena.

"Apakah kau bisa menanganinya?" Tanyaku.

“Aku membutuhkan dukungan darimu dan yang lainnya, Naofumi kecil. Aku hanya ingin melihat seberapa bagus dia dengan harpoon itu,” Kata Sadeena. Tentu saja, dia sendiri menggunakan harpoon. Jika berhasil, dia bisa mencuri senjata darinya—seperti yang dilakukan Itsuki terhadap Miyaji. Membuktikan perbedaan yang jelas dalam hal kemampuan dan mengambil alih senjata itu pasti akan menjadi hasil yang bagus.

"Dapatkah kita memulainya? Izinkan kami untuk menunjukkan betapa bodohnya kalian karena mengarahkan senjata kalian pada kami!” Mendengar teriakan dari Naga Iblis ini, kedua belah pihak mulai menyerang secara bersamaan.

"Sekarang! Mainkan kartu truf kita!” Teriak Bitch. Tampaknya terlalu dini untuk itu, tapi naga sihir logam dan pemegang Holy Weapon ofuda berteriak setuju. Kedua senjata suci yang rusak itu mulai melepaskan semacam getaran yang memberi aura berwarna warna ungu. Itu tersebar ke area sekitar. Bitch tertawa terkikik saat cerminku mulai bergetar. Bukan hanya cermin saja—senjata Raphtalia dan Glass juga terpengaruh.

"Apa ini? Apa yang sedang terjadi?!" Kizuna tampaknya tidak terpengaruh. Aku memelototi Bitch, bertanya-tanya apa yang dia rencanakan. Aku yakin aku pernah merasakan ini sebelumnya, di suatu tempat...

“Vassal Weapon! Tanggapi panggilanku dan patuhi perintahku!” Teriak Bitch. Cermin itu bergetar lebih keras lagi, seolah mencoba melawan.

"Tuan. Naofumi!” Raphtalia menatapku dengan ekspresi khawatir. Menggunakan trik pengecut lainnya—seperti yang diharapkan dari Bitch. Ini adalah trik yang mereka gunakan ketika mereka menghentikan perisaiku dan busur Itsuki agar tidak berfungsi.

“Kau adalah pemegang sebenarnya dari senjata-senjata itu, bukan? Lalu kenapa! Apakah itu cukup untuk melawan kekuatan ini?” Teriak Bitch. "Aku mencabut hakmu untuk memegang senjata-senjata itu!" Getaran lain mengguncang udara. Cermin, katana, dan kipas sepertinya akan mematuhi Bitch—lalu cerminku menembakkan sinar untuk melindungi katana, dan Holy Weapon alat berburu melindungi senjata kipas. Taktiknya sepertinya tidak berhasil.

"Sungguh disayangkan! Sepertinya senjata suci yang rusak tidak bisa menghilangkan hak untuk menggunakan Vassal Weapon,” Kata Kizuna, terdengar sangat senang dengan dirinya sendiri.

“Hah. Langkah pertamamu adalah mencoba untuk mencuri senjata kami? Sangat membosankan,” Tambah Naga Iblis.

"Kau pasti bercanda! Itu tidak berhasil? Buang-buang waktu!” Bitch mendecakkan lidahnya, yang membuatku semakin kesal. Aku sangat ingin membunuhnya. Aku ingin membunuhnya sekarang juga!

“Mereka juga memiliki Holy Weapon, jadi mau bagaimana lagi. Bahkan jika itu berasal dari dunia lain, bekerja sama dengan Vassal Weapon membuat Holy Weapon mereka menghentikanmu,” Kata kakak perempuan S'yne, memberikan analisis normal dan tidak memihak. Dalam hal ini, dia sepertinya ingin mengejek Bitch. Orang-orang ini selalu mencoba melemahkan kami seperti ini! Aku senang itu tidak berhasil, atau kami akan kembali bertarung tanpa senjata lagi.

"Aku tidak akan membiarkan celah ini tidak dieksploitasi!" Naga Iblis memutar cakarnya dan bola sihir hitam yang tak terhitung jumlahnya muncul di udara, terbang menuju naga sihir logam.

“Kolaborator universal! Tanggapi panggilanku dan wujudkan kekuatan sihirmu!” Bahkan saat dia meluncurkan serangan pertama, dia melantunkan sihir yang kedua.

"Dasar bodoh! Apa kau lupa siapa aku? Gyah-gyah!” Kata naga sihir logam.

“Kita akan lihat siapa yang bodoh di sini... Aku adalah Naga Iblis! Sekarang kau akan belajar bahwa pemahamanmu tentangku sangat salah!” Jawab Naga Iblis.

“Lalu bagaimana jika iya? Terima ini! Lightning Strike Dragon: Ten!” Pemegang Vassal Weapon harpoon mengangkat harpoonnya dan kemudian menyerang tepat ke arah Naga Iblis, tubuhnya diselimuti petir. Itu adalah skill peningkatan kekuatan! Tetapi tanpa mengetahui dari mana Holy Weapon itu berasal, tidak ada cara untuk menyalinnya. Itu menyebalkan.

“Naga Iblis Kecil, dia akan muncul untuk menyerang kepalamu tetapi kemudian mengincar tubuhmu,” Kata Sadeena—pada titik tertentu, dia telah naik ke punggung Naga Iblis dan sekarang memberikan nasihat.

“Kalau begitu aku tahu bagaimana cara meresponsnya,” Kata Naga Iblis, menundukkan kepalanya dan menghindari serangan itu. Pemegang Vassal Weapon harpoon berputar-putar, masih menjadi bola petir yang berderak, dan mencoba menyerang tubuhnya, tetapi dia tahu apa yang diharapkan dan menjatuhkannya. Lalu Naga Iblis mengayunkan ekornya, memukul pria harpoon itu dengan keras. Dia mendengus.

"Apa itu tadi?!" Serunya.

“Itu adalah serangan yang cukup kuat, kelihatannya, tetapi mudah untuk dihindari begitu kau tahu target yang sedang kau incar,” Sadeena memberi tahu pria harpoon dari punggung Naga Iblis.

"Aku terkejut kau bisa mengetahuinya," Kata Naga Iblis.

"Aku sendiri cukup ahli dengan harpoon," Jawab Sadeena.

"Baiklah. Tetap dekat denganku jika begitu!” Teriak Naga Iblis.

"Tentu saja! Mari kita dapatkan pujian dari Naofumi kecil!” Jawab Sadeena. Naga itu membuat suara setuju, dan aku menggelengkan kepalaku. Dari semua orang, aku tidak mau mereka berdua akur.

"Sekarang! Inilah saatnya untuk membentuk sihir! Rasakan kekuatanku dengan perintah sihirku!” Kata Naga Iblis meraung.

"Dasar Bodoh! Aku akan menunjukkan kepadamu bahwa aku lebih unggul dengan sihir dalam segala hal! Kau akan mempelajari teror Holy Weapon! Gyah-gyah!” Balas naga sihir logam itu. Kemudian mereka berdua mulai merapalkan sihir yang sama persis!

“Kekuatan ini, penuntun kemenangan, adalah sihir pamungkas yang dapat membasmi semua musuh dan memberikan belas kasihan kepada teman-temanku... Kaisar Naga, penguasa dunia ini, memerintahkannya! Berikan kekuatan yang maha kuasa!” Naga Iblis selesai lebih dulu dan berbalik untuk melihat ke arah kami, sementara naga sihir logam mengerutkan kening karena suatu alasan.

“Aku tidak akan membantu musuh masterku,” Kata Filo. Sihir Naga Iblis bisa dibuat lebih kuat dengan meminjam kekuatan dari mereka yang telah bergabung atau berkolaborasi dengannya. Dan Filo—yang telah ditunjuk sebagai salah satu dari Empat Raja Surgawi—telah menolak permintaan dari naga sihir logam itu. Kemudian Filo mengeluarkan bolas dari sayapnya, memutarnya, dan melemparkannya ke pria harpoon itu.

“Uwah! Tidak mungkin!" Pria harpoon itu terguling, kakinya tersangkut di bolas. Dia kembali bangkit, tetapi itu memberi kami waktu. Serangan lempar Filo juga cukup berguna; Aku harus memberinya pujian untuk itu.

“Gah! Terkutuklah kau, Raja Surgawi, dan kegagalanmu untuk melihat siapa di antara kami yang merupakan penguasa sejatimu! Tapi aku bisa mengaturnya bahkan tanpa bantuanmu, kau akan segera melihatnya! Gyah-gyah!” Kata naga sihir logam.

"Sudah terlambat. Tidak peduli seberapa cepat kau bisa melantunkan mantra, sihir dari seorang raja tanpa bawahan tidak akan pernah bisa menandingi milikku!” Seru Naga Iblis.

“Dia memiliki seseorang yang berkolaborasi dengannya! Aku!" pria harpoon itu berteriak. Sepertinya dia sedang membantu.

“Mari kita lihat bagaimana kau bertahan di bawah serangan kami. Akan menarik untuk melihat seberapa besar celah yang bisa kami buat. Berkat dari Empat Raja Surgawi kepada Naga Iblis!” Sihir yang disusun oleh Naga Iblis terbang tepat ke arahku. Itu datang sangat cepat. Tetapi mengingat kami belum terjerumus ke dalam pertempuran habis-habisan, aku masih bisa merespons. “Aku akan mengendalikannya. Pahlawan Perisai, cepat gandakan!” Kata Naga Iblis.

“Ya, aku mengerti. Formation One, Formation Two, Formation Three: Glass Shield! lalu ... Mirror Cage!” Aku menyesuaikan sudut dari dua cermin untuk menangkap sihir yang masuk. Pada saat sihir tersebut menyentuh cermin Mirror of Wrath, itu berubah menjadi warna yang mirip seperti penyakit. Itu mengingatkanku pada Sacrifice Aura. Segera setelah itu, sihir tersebut menyentuh cermin Shield of Compassion dan kembali ke warna normal—belas kasih telah memurnikannya. Firasatku memberitahuku bahwa kami akan membayar ‘harga’ yang tidak menyenangkan, seperti Sacrifice Aura, jika itu diaktifkan setelah mengenai Mirror of Wrath. Membalik urutan pantulan cermin pasti berbahaya.

Namun, risiko itu juga sepadan, karena aku tahu sihir tersebut telah meningkat lebih dari sekadar pantulan biasa. Kemudian mengenai kaca cermin ketiga... dan saat itulah aku menjebaknya di dalam Mirror Cage.

"Ini dia. Semuanya! Siap-siap!" Kata Naga Iblis meraung. Pada saat yang sama, Mirror Cage itu pecah. Kemudian sihir pendukung Naga Iblis yang telah kugandakan menghujani kami.

Statistikku langsung meningkat pesat. Sulit untuk menghitung dengan tepat berapa perubahannya, tetapi setidaknya sama atau lebih dari Liberation Aura VIII.

“Naga Iblis! Harpoon and Dragon Protection: Ten!” Naga sihir logam tidak ketinggalan, memberikan sihir dukungan pada sekutunya sendiri.

"Wah, wah, wah," Kata kakak perempuan S'yne. “Kau seharusnya tidak terlalu bergantung pada sihir pendukung.” Baik dia dan naga sihir logam mulai merapalkan lebih banyak sihir.

“Mereka telah membuat celah untuk kita, jadi ayo kita ambil,” Kata Naga Iblis.

“Ayo, Filo kecil! Ayo kita habisi!” Panggil Sadeena.

"Baik!" Filo setuju. Naga Iblis terbang langsung ke naga sihir logam, sementara Sadeena meraih kaki Filo (Filo telah berubah menjadi monster yang tampak seperti elang besar) dan mereka terbang langsung ke pria harpoon itu.

"Apa?! Mereka bahkan tidak memiliki Vassal Weapon, tapi kecepatan apa itu!” Teriak target mereka.

“Itu karena Naofumi kecil telah menumpuk begitu banyak peningkatan pada kami! Kami tidak memberikan alasan apa pun kepada kalian! ” Balas Sadeena.

"Benar! Makanan master memberiku banyak energi!” Tambah Filo. Angin yang menyelimutinya juga menyelimuti harpoon Sadeena, dan Sadeena juga menggunakan beberapa batu permata untuk mengakses Way of the Dragon Vein saat dia menyerang tepat ke arah pria harpoon itu.

“Ini adalah tiruan dari teknik yang baru saja kau gunakan,” Kata Sadeena. "Jika kau tidak menghindari ini, aku tidak akan bersenang-senang sama sekali." Berubah menjadi peluru angin kencang, Filo menggeser lintasannya sedikit dari pria harpoon, meluncur tinggi ke langit sementara Sadeena terus terbang langsung menuju targetnya.

"Kau pikir serangan langsung seperti itu bisa—" Tapi keberaniannya terputus dengan gerutuan saat dia menghindari serangan Sadeena tetapi kemudian dihantam oleh peluru angin yang sama, yang berputar hampir 180 derajat dalam sekejap mata dan menghantamnya. Mereka berdua tahu persis kemana pria harpoon itu akan menghindar.

“Ya ampun, kau tidak menghindarinya? Aku bahkan menunjukkan tangan mana yang kupakai untuk memudahkanmu,” Kata Sadeena, masih sepenuhnya berada di zona nyamannya. Dia mungkin kurang dalam hal output dibandingkan dengan pria harpoon, tapi dia benar-benar menang dalam hal teknik.

Tidak mau tertinggal, Naga Iblis meraih naga sihir logam pada saat yang sama, membuka mulutnya lebar-lebar dan mengambil napas. Semburan api hitam dilepaskan dari dalam tenggorokan Naga Iblis, berkilauan dengan cahaya saat terbakar.

“Rasakan ini! New Star Blacksun Fire!” Raung Naga Iblis. Naga sihir logam itu meraung kesakitan. Aku pernah melihat api seperti itu sebelumnya. Hal mirip dengan Dark Curse Burning.

Naga Iblis menghembuskan api pada naga sihir logam untuk sementara waktu dan kemudian mundur lagi. Targetnya mengerang.

“Api terkutuk... cara pengecut.” Kata naga sihir logam akhirnya.

“Kau akan kesulitan membersihkan api amarahku! Begitu panasnya bahkan membakar kegelapan. Apakah kau pikir kau bisa mengobatinya? Nah, untuk berjaga-jaga...” Dia menjentikkan cakarnya dan aku merasakan sesuatu berubah di udara di sekitar kami. “Aku telah membuat kantong sihir yang menunda penyembuhan. Siapapun yang menentangku... sebaiknya tidak memerlukan bantuan medis untuk sementara waktu.” Naga Iblis tampaknya telah menutup setiap celah, termasuk menciptakan area yang merusak efek sihir penyembuhan.




TL: Hantu
EDITOR: Isekai-Chan
PROOFREADER: Bajatsu

0 komentar:

Posting Komentar