Rabu, 18 Agustus 2021

Tate no Yuusha no Nariagari Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 245. Bangkit

 Chapter 245. Bangkit


 
“Sekali lagi, kau selalu mengganggu rencanaku. Mau sampai kapan kau terus menggangguku?” Itsuki mengatakan itu pada Rishia sambil mengucek-ucek matanya. “Aku tak akan memaafkanmu! Jika kau terus menggangguku menegakkan keadilan! Maka kau akan aku singkirkan sebagai langkah awal!”

Busur Itsuki mulai semakin menghitam.
Busur itu sudah kehilangan sayap putihnya, sayap kelelawar hitam muncul menggantikannya.

“Matilah.... wahai penentang!”
“Itsuki-sama. Aku akan terus mengingatkanmu. Ubahlah busur itu, kembalilah pada jalan yang benar. Jangan sampai kau mengandalkan kekuatan terkutuk itu.”

.... Rishia menangis setelah itu.
Apa dia menangisi orang terkasihnya jatuh ke tangan kegelapan?
Tapi, aku sangat yakin Rishia sudah memiliki kekuatan untuk membawanya kembali. Jika dia menggunakan pedangnya lagi.
Itsuki melihat Rishia hanya dengan mata kebencian.

“Atas nama keadilan! Matilah! Kau. Kegelapan. Dunia ini!”

Itsuki terus menerus menarik tali busurnya.
Semua anak panah yang ditembakkan mengarah pada Rishia.
Tapi, dia berhasil menjatuhkan semua anak panah itu. Saat itu pula aku mendengar suara yang tidak ingin aku dengar sekarang.

“Goushijin-sama!”
“Iya...”

Suara itu berasal dari pedang Rishia, Spackle Rapier yang mengalami keretakan.
Rishia.... Terus menggunakan aliran Kii untuk memperkuat bagian retak dari pedangnya.
Tapi, itu mungkin sulit dilakukan. Apalagi mengirimkan aliran Kii dengan bentuk dan objek tertentu.
Wajahnya semakin memucat dan lelah.
Ketika dia semakin melemah, Itsuki semakin menggila dan tertawa.

“Apa yang membuatmu tertawa, Itsuki-sama? Aku belum kalah.”
“Apa kau bilang? Kau sudah kalah.”
“Tidak.... Itsuki-sama, sebelumnya pernah mengatakan ini. Penegak keadilan tidak akan menyerah sampai akhir.”
“Hahaha.... dasar bodoh. Sejak awal, kau hanya seorang penjahat.”
“.... Itsuki-sama, penderitaan yang kau berikan kepadaku, sebesar apapun pengalaman pahit yang kau berikan, aku tidak akan menyerah. Itulah yang Itsuki-sama ajarkan kepadaku ketika kau menyelamatkanku dari keputusasaan.”

Dia mengatur nafasnya, lalu dia menyeimbangkan diri sambil merapalkan mantra.
Sekarang pedangnya sudah tidak berguna, aku rasa dia akan menggunakan sihir.

Tekad pantang menyerah.
Sekarang.... aku merasa bangga dengan keadaannya saat ini.
Rishia yang awalnya ceroboh dan lemah, sekarang dia sudah berkembang sejauh ini. Aku sendiri terkejut dengan hasil itu.

Rishia berasal dari bangsawan jatuh, dia bahkan pernah disudutkan menjadi budak demi keluarganya.
Dalam keadaan seperti itu, Itsuki menyelamatkannya dan membuat dia menghormati sampai ingin menjadi seperti dirinya.
Oleh sebab itu, dia ingin mengalahkan keputusasaannya saat ini.

Namun, dia pernah hampir pernah menyerah sampai ingin mengakhiri hidupnya di lautan.
Kau bisa menganggap dia punya tekad seperti itu.
Ada banyak hal yang bisa dilakukan manusia jika mereka mempertaruhkan nyawa.

“Akan aku ingatkan kembali. Itsuki-sama, segera lepaskan kekuatan itu. Setelah itu, mari kita bangun kembali kepercayaanmu dan menyelamatkan dunia bersama-sama!”
“Aku tidak bisa melepaskan kekuatan ini pergi. Dengan kekuatan ini, aku, aku akan menyelamatkan dunia!”
“Itsuki-sama! Aku sangat yakin, bahwa keadilanmu melenceng! Aku bisa mengatakan itu setelah melihat apa yang terjadi pada Hero Pedang dan Hero Tombak.”
“Diam kau, penjahat!”

Disaat yang bersamaan, Itsuki mengeluarkan kekuatannya lagi.
Kekuatan yang dilemparkan cukup untuk mengejutkan kami semua.
Itu bukan mengenai perkembangan Rishia sebagai manusia, Teknik Hengen Musou, atau hal semacamnya. Kejutannya diatas dari semua itu.

Busur Itsuki memancarkan cahaya terang. Itsuki sendiri menutup matanya.
Aku bisa melihat itu karena memperhatikannya dari kejauhan.

---- cahaya itu keluar dari busur dan terbang dengan cepat menuju Rishia.

Rishia tidak memiliki waktu untuk menghindar. Dia terkena cahaya itu secara langsung.
Tapi dia tidak terluka sedikitpun.
Cahaya dari busur itu secara perlahan diam diatas telapak tangan Rishia.

Kemudian aku melihat lambang budak Rishia yang berada dipojok kiriku pecah menghilang.

“Silau sekali.....”
“Kyuaaa.....”
“Mataku pedih.”

Filo, Gaelion dan yang lainnya menyipitkan kedua mata mereka selagi memperhatikan kejadian itu.

“Ada apa ini?”
“Tuan Naofumi.” Atla mendekatiku dan menjelaskan sesuatu. “Dari aliran mengerikan itu..... terpancar cahaya suci yang mengalir pada Rishia-san.” Jelasnya.
“.... Cahaya suci? Apa masih ada kegunaan senjata legendaris yang belum terbuka?”

Berati, busur Itsuki memberikan Rishia kekuatan.
Jadi busurnya meminjamkan kekuatannya kepada Rishia?

“Rishia?” Ren merasa aneh sambil melihat Rishia.
“Apa ini....”

Aku sangat terkejut.
Itu karena diatas tangan Rishia ada pisau muncul secara tiba-tiba.

Itu terlihat seperti pisau pada umumnya. Yang membedakan adalah terdapat permata aneh di bagian pegangannya.
Pisau itu terlihat transparan, dan wujud kehadirannya juga seperti tidak seimbang.
Apa itu pisau hasil dari sihir?
Sebenarnya pisau apa itu?

Rishia mengencangkan tangannya, lalu pisau itu berubah menjadi kunai, pisau yang sering digunakan ninja.
Setelah itu menjadi bomerang.
Bukankah itu kekuatan berubah bentuk yang dimiliki senjata legendaris?
Apa maksud dari semua ini?

“Apa, yang sebenarnya sedang terjadi!?”

Bahkan Itsuki merasakan ada yang aneh.
Jika demikian, berarti dia tidak merencanakan hal yang licik.

“Jadi begitu?... Baiklah.” Guam Rishia. Setelah itu dia memegang bomerang itu sambil mengarahkannya pada Itsuki. “Itsuki-sama, bahkan busurmu sendiri tidak menerima keadilanmu. Demi mengakhiri keadilanmu, busurmu telah meminjamkan kekuatannya padaku!” Lanjut Rishia.
“Bohong! Itu tidak mungkin terjadi! Mana mungkin busurku mengkhianatiku!”
“Dengan kekuatan ini aku akan menghentikanmu, Itsuki-sama!”
“Tutup mulutmu!”

Semakin banyak aliran Kii mengerikan mengelingi Itsuki.
Saking banyaknya aliran Kii mengerikan yang berkumpul, Itsuki hampir tidak terlihat. Dengan keadaan seperti iblis, dia menyerang Rishia.

“Biarkan hati pendosa bodoh ini tidak merasa cukup atas hukuman Tuhan! Kukorbankan hatiku demi membuat pendosa ini tidur selamanya!”
“Heldenkaiser Reich!”

Itsuki menarik tali busurnya sekuat mungkin.
Busurnya menggandakan diri hingga banyak sayap yang menyerupai malaikat dan iblis, semua jenis busur itu menembakkan anak panah pada Rishia.
Dari semua tembakan itu, terbentuklah monster menyerupai beruang yang menerkam Rishia.

“Teknik Lemparan Proyektil Hengen Musou, Rolling Spin!”

Setelah mengumpulkan aliran Kii yang cukup, Rishia melemparkan senjatanya pada Itsuki.
Bomerang yang berkilau itu menghadang monster beruang itu, kemudian tubuhnya mulai terbagi dua.

“Ha— Mau sampai kapan! Mau sampai kapan kau menentang keadilanku!”
“Kau salah. Busurmu sendirilah yang ingin membenarkanmu dari jalan yang kau lalui saat ini.”

Rishia mengangkat lengannya, lalu bomerang itu kembali ke tangannya.
Rishia mengubah bomerang menjadi chakram.
<TLN: Chakram adalah senjata besi tajam melingkar, yang bulat itu loh>
Dia memejamkan matanya sejenak, terlihat ada perubahan warna dimataku.
Dia memfokuskan penglihatannya menggunakan aliran Kii

“Sekarang, aku bisa melihat segalanya. Aku bisa melihat aliran Kii yang mengikat Itsuki-sama, aliran Kii yang mengusai kekuatan busurmu....” Rishia menghadap Itsuki dan melemparkan senjatanya.
“Air Strike Throw! Second Throw! Drite Throw!”

Air Strike?
Seharusnya nama skill seperti itu dimiliki senjata legendaris saja.

Apa itu senjata legendaris?
Salah satu senjata Ketujuh Hero Bintang?

Ketiga senjata yang Rishia lemparkan berbeda-beda.
Pertama pisau, kapal kecil dan tombak kecil.

Senjata apa yang dia gunakan?
Jika itu senjata Ketujuh Hero Bintang, aku tidak tahu senjata mana yang dia gunakan. Tombak seharusnya milik Motoyasu.
Setiap senjata yang dia gunakan juga memiliki konsepnya masing-masing.

“Tornado Throw!”

Senjata-senjata tersebut mengitari Itsuki dengan cepat sehingga tercipta pusaran angin. Aura gelap yang mengelilinginya terbawa arus dan menghilang.

“GUAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!”

Chakram muncul kembali ditangannya, lalu dia melemparkannya menuju busur Itsuki.

“Itsuki-sama, dengan ini, aku berhasil membuktikan keadilanmu salah.... maukah kau memperbaiki semuanya dari awal?”

Chakram itu sampai dibusur Itsuki dan kembali lagi ke tangan Rishia.
Lalu.... busur Itsuki..... menghasilkan suara bising dan retakan.

“AAAAA..... Kekuatanku, kekuatan baru, kekuatan penyelamatku......”
“Aku akan terus mengulangnya, bahwa itu salah. Lalu Itsuki-sama, tolong ingatlah ini baik-baik. Setiap orang di dunia memiliki sisi keadilannya masing-masing. Jika hanya satu keadilan yang diakui.... maka itulah kejahatan sebenarnya. Sama halnya dengan keadilanku. Bukan berarti melawan keadilan itu sebuah kejahatan. Melainkan keadilan juga. Kejahatan adalah nama untuk keadilan yang gagal.”
“Itu tidak benar.... aku.... aku.... bukanlah penjahat. Tidaklah jahat. Aku bukanlah seorang penjahat. Semua orang... dan dialah yang....!?”
“Tanpa keadilan pun, mudah untuk memutuskan orang itu salah atau tidak. Tapi, aku rasa menerima apa adanya merupakan hal yang penting. Aku yakin, seburuk apapun orangnya, dia memiliki kesempatan untuk memperbaiki dirinya.”
“Hu.....uuuuuu.....”

Busur mengerikan itu hancur, busurnya kembali seperti semula, seperti busur yang aku lihat pertama kali.
Bersamaan dengan kekuatannya yang hilang, Itsuki terjatuh disana.
Dari yang aku lihat, aliran Kii mengerikan itu sudah menghilang.

“Atla, bagaimana keadaannya?”
“Baik. Berkat kekuatan baru Rishia-san, sumber aliran Kii mengerikan itu telah hancur,”
“Bagus. Rishia, senjata apa yang kau gunakan?”
“Um.... aku juga tidak tahu.”

Hei, jadi kau menggunakannya tanpa mengetahui senjata yang kau gunakan?
Kau bahkan meneriakkan skill dari senjatanya!

“Agh.... Keadilan!”

Sial. Si Zirah bangun kembali.
Dia memang tangguh.
Huh, tapi kenapa ketika terbangun dia mengatakan [Keadilan!].
Sobat keadilan sangat hebat. Saking hebatnya bisa membuatku tertawa.

Jadi, setelah mengalah Itsuki juga, wabah keadilan masih berlangsung.
Tunggu, jika dengan senjata misterius Rishia, mungkin saja....

“Mm... Hyaa!”

Rishia melemparkan chakramnya.
Kemudian mengelilingi Si Zirah dengan arah yang tidak beraturan, lalu setelah aliran Kii mengerikan itu menghilang, chakram itu kembali.

“Aa.... Huh.... Haa!?”

Mata Si Zirah kembali seperti orang penuh ambisi.

“Hero Busur! Bagaimana bisa kau kalah!? Menyedihkan sekali.”
“Kau tidak pantas mengatakan itu. Dasar bajingan!”

Itsuki tidak mati.
Dia juga tidak akan dibawa ke tempat menyebalkan, save point di kastil.
Sial! Kau membuatku mengingat Sampah!

“Benar sekali! Kau telah menyakiti Itsuki-sama, perbuatanmu tidak akan aku maafkan!”

Setelah mengubah senjatanya menjadi bomerang, Rishia melemparkannya pada Si Zirah.
Suara hantaman yang dihasilkan terdengar enak.
Terus siksa dia.

“Ugh....”

Setelah dua putaran di wajah dan perut, Si Zirah jatuh pingsan.
Kali ini, dia benar-benar bonyok.

“Aku ingin menanyakan ini dari tadi, apa yang kau lakukan?”
“Eh? Sepertinya jika aku melemparkan ini kepada mereka, maka aku bisa memotong aliran Kii mengerikan yang mengendalikan orang-orang.”

Itu berarti dia bisa menyembuhkan cuci otak zombi keadilan!?
Aku sudah tidak perlu menggunakan Shield Prison untuk menyembuhkan mereka satu per satu.
Meskipun banyak hal yang tak terduga, tapi dari kejadian itu kami mendapatkan hasil yang baik.

“Kerja bagus, Rishia!”
“Fueee!?”
“Sama seperti Atla, kau sudah bisa melihat aliran Kii, bukan? Sepertinya kau perlu konsentrasi dulu untuk melihatnya.”
“Iya, tanpa kusadari, sekarang aku bisa melihatnya.”

Rishia, kau sudah berkembang dengan baik.
Mulai sekarang lakukan perkerjaanmu dengan baik, sebagai budakku.

“Baiklah, Rishia. Kau sudah tahu apa yang harus dilakukan?”
“Fueee.... Aku tahu. Kita harus mengatasi masalah yang dilakukan Itsuki-sama.”
“Benar. Ya, setelah diselidiki, Itsuki hanya dimanfaatkan saja, jadi pelaku sebenarnya adalah orang yang membuat belati itu.”

Entah itu berasal dari senjata legendaris, atau senjata ketujuh hero bintang, kemampuan yang diberikan sangat tinggi, maka akan aku manfaatkan sebisa mungkin.
Lagi pula, Rishia memiliki banyak hutang budi kepadaku.




TLBajatsu
EDITOR: Isekai-Chan 

0 komentar:

Posting Komentar