Chapter 243. Syarat untuk Duel
Rishia memegang pedangnya dengan kuat, seakan ingin menantangnya bertarung. Perasaan apa ini? Aku merasakan aliran Kii banyak berkumpul di bagian tengah tubuhnya.
Kii ini tidak berasal dari tubuh Rishia. Kii ini dia kumpulkan dari luar, yang meminjamkannya kekuatan.
“Aktivasi Musou!”
Aku mendengar suara keras, tapi mungkin itu hanya imajinasiku saja. Tetapi, setelah aku mendengar suara keras itu, aku langsung merasa kekuatan Rishia meningkat. Kekuatan Kii Rishia sekarang sebanding dengan Filo... Tidak, dia lebih kuat dari Filo.
Luar biasa... Apakah ini Rishia dalam mode serius? Hengen Musou. Teknik yang terlahir dari keinginan untuk menyelamatkan dunia tanpa bergantung kepada para Hero. Rishia telah berhasil menguasainya dan menggunakan teknik ini untuk meningkatkan kekuatannya.
Saat ini, aku tidak bisa menentukan seberapa tinggi kekuatannya. Aku tidak yakin apakah dia bisa menembus pertahananku, tapi setidaknya dia adalah orang yang aku harus waspadai. Perasaan gelisah yang aku rasakan saat Ksatria Wanita menantang Ren saat sedang dirasuki kutukan, aku tidak merasakannya sekarang.
"Ah begitu... Jadi kau mengumpulkan Kii seperti itu. Menarik sekali."
Benar. Aku setuju dengan perkataan Atla. Dengan begini, dia bisa bertarung menggunakan sumber energi dari luar tanpa menggunakan Kii dari dalam dirinya. Mungkin ini terdengar mudah, tapi aku yakin mempraktikkannya akan sangat sulit.
"Hmm?"
Tunggu sebentar, kurasa aku pernah melihat gerakan itu sebelumnya. Burung yang sedang memiringkan kepalanya itu pernah melakukan gerakan ini. Itu adalah gerakan yang digunakan Filo saat dia sedang mengumpulkan kembali sihirnya.
"Hah!"
Rishia bergerak dengan sangat cepat dan menyerang Itsuki.
"Teknik Pedang Hengen Musou! Spiral Slash!"
Kii mulai berkumpul di sekitar pedangnya dalam bentuk spiral.
"Ku!"
Mungkin karena merasakan kalau dia tidak akan bisa selamat jika menerima serangan itu, Itsuki menghindar dengan jarak yang sangat tipis dari pedang Rishia dan melepaskan tembakan.
...Entah kenapa, anak panah yang ditembakkannya mengarah kepadaku, lagi!
“Meteor Shield!”
Aku menggunakan skill Meteor Shield yang telah diperkuat untuk menahan serangan Itsuki. Anak panah yang terbang terbelah dan menggandakan diri, menyerangku seperti hujan panah. Aku mengarahkan Perisaiku keatas untuk berjaga-jaga.
Kemudian terdengar suara pecah, Meteor Shieldku rusak dan menghilang, dan sisa-sisa panah yang masih beterbangan menyerangku. Aku tidak menerima damage sama sekali. Saat dia sedang bertarung dengan Rishia dan yang lainnya, kenapa dia masih saja menyerangku!?
"Aku tidak akan membiarkanmu lari!"
Setelah serangan pertamanya dihindari, Rishia memberikan serangan selanjutnya kepada Itsuki. Sepertinya satu-satunya skill yang dapat gunakan bernama Spiral Slash. Luar biasa dia bisa menggunakan skill tersebut secara terus-menerus. Tidak seperti Ksatria Wanita yang menyerang dengan serangan ringan, aku bisa merasakan setiap kali Rishia menyerang, dia menyerang dengan kekuatan penuh. Hanya dengan melihatnya saja aku bisa tahu.
"Jangan lupakan aku! Gravity Blade!"
"Gu..."
Tetapi, mungkin karena Itsuki sedang dalam kendali kutukan, serangan Rishia dan Ren tidak memberikan luka dalam kepada mereka. Dan sepertinya luka yang telah dia terima langsung pulih kembali. Witch sialan itu pasti telah memodifikasi tubuhnya.
"Jika hanya ini... Tidak akan cukup untuk menghentikanku!"
Aura kutukan yang mengelilingi Itsuki meledak dan menjatuhkan musuh-musuhnya.
"Merepotkan sekali... Eclair berhasil mengalahkanku saat aku menggunakan kekuatan seperti ini?"
"Itsuki-sama, kau tidak boleh tergoda oleh kekuatan itu! Kau nanti akan menyesalinya!"
"Kaulah satu-satunya yang akan menyesal! Kembalilah ke jalan keadilan! Arrow Squall!"
"Aku tidak akan membiarkanmu! Kalian berdua, maafkanlah aku!"
Sebelum Itsuki menggunakan skillnya, aku mengumpulkan aliran sihir dan mengeluarkannya dalam wujud skill.
“Shield Prison!”
Shield Prison muncul dengan Itsuki di bagian tengahnya. Rishia dan Ren ingin untuk membujuk Itsuki, tapi aku tetap harus membuat situasinya terkendali. Prioritas awal kita adalah menyegel Itsuki.
"Ap- Tidak peduli serangan apa yang kau luncurkan kepadaku, Ak-"
Beruntungnya, aku berhasil mengurungnya sebelum dia berhasil menghindar.
"Itsuki-sama! Dasar bajingan! Apa yang kau lakukan kepada Itsuki-sama!"
Tanpa senjata dan hanya dengan tangan kosong Si Zirah berlari ke arahku.
"Ha!"
"Hiya!"
"Ugu-"
Atla dan Filo menendang dan menyerangnya secara bersamaan, membuatnya terbang diudara. Dia menabrak dinding dan pingsan. Aku berdoa agar kau bermimpi indah, selamanya.
"Atla, bagaimana keadaannya?"
"...Tidak bagus. Meskipun kau menyegel sumber dari aura jahatnya, orang-orang yang terinfeksi telah terhubung layaknya jaring laba-laba. Mereka saling mengirimkan kekuatan satu sama lain, dan kekuatannya tidak menghilang sama sekali."
"Sialan!"
Tidak diragukan lagi. Bahkan jika kita berhasil mengalahkan Itsuki disini, sihir pencucian otak tidak akan menghilang.
Kurungan mulai bergetar dengan keras, dan retakan kecil mulai menyebar ke sekelilingnya. Senjata kutukannya sepertinya memiliki kekuatan yang hebat.
"Rishia, Ren. Kurungannya akan segera hancur. Bersiaplah untuk bertarung."
"Iya!"
"Baiklah!"
"Aku akan ikut membantu. Zweit Aura!"
Aku mulai merapalkan berbagai macam sihir pembantu kepada mereka berdua sambil menunggu kurungan tersebut hancur. Kurungan itu seharusnya dapat bertahan selama 5 menit, tapi kurungan tersebut hancur setelah aku selesai merapalkan mantra. Aku bisa menduga kalau itu hancur hanya menggunakan kekuatan fisik.
"Apa hanya segitu kemampuanmu? Kalau begitu sekarang giliranku! Frozen Rain!"
Anak panah yang terbuat dari es mulai menggandakan diri di udara dan terbang ke arahku. Lagi? Kenapa harus aku!?
"Itsuki-sama, berhentilah bermain-main! Lawanmu ada disini!"
"Gaelion! High Fire Blaze!"
"KYUAAA!
Panah es mulai meleleh dan menguap diudara setelah menerima serangan api yang dikeluarkan Gaelion. Tapi, ditengah-tengah panah es tersebut ada panah putih yang aneh. Panah tersebut tidak meleleh terkena serangan dan terbang langsung ke arahku.
"Goushijin-sama, awas!"
"Aku tidak akan membiarkanmu!"
Filo dan Atla menendang panah-panah itu kembali ke udara.
"Meskipun aku kalah jumlah, selama aku mengalahkanmu lebih dulu, maka itu adalah kemenanganku."
Jadi Itsuki sadar ketidakunggulannya dalam pertarungan ini? Terkadang acara TV menampilkan Pahlawan yang bertarung sendirian melawan musuh yang banyak. Dia mungkin menempatkan dirinya di situasi seperti itu.
Tapi jika kau ingin sampai ketempat rajanya, kau harus masuk ke dalam kastil dan mengalahkan semua pengawal-pengawal di dalamnya. Apa tujuan Itsuki hanyalah melihatku kalah? Kurasa aku bisa menangkap panah yang dia lemparkan atau menggunakan Float Shield jika perisai pertahananku gagal.
"Atla dan Filo. kau juga Gaelion. Tolong dengarkanlah. Sepertinya Itsuki hanya mengincarku, jadi mundurlah sebentar."
"Tapi Goushijin-sama..."
"Filo-chan, Tuan Naofumi hanya ingin melindungi kita agar tidak terluka. Mungkin saat ini kita hanya menghalanginya. Tidak masalah, Tuan Naofumi tidak mungkin kalah dari orang lemah seperti dia. Tolong percayalah kepadanya."
"Uuu... Baiklah."
"Tuan Naofumi, semoga beruntung!"
Dengan cepat Atla langsung mengambil jarak, dan Filo dengan tidak senang mengikutinya. Dan aku berjalan kedepan untuk membuat jarak dari Gaelion dan Taniko.
"Itsuki-sama, apa kau sadar apa yang sedang kau lakukan saat ini?"
“Blaze Arrow!”
Rishia dan Ren menghindari serangan hujan anak panah, dan terkadang menerima beberapa serangan. Pada akhirnya, semua serangannya mengarah kepadaku.
"Sejak pertama kali aku bertemu denganmu, aku selalu memikirkan seperti apa Keadilan Sejati itu."
"Aku tidak ingin berbicara dengan orang jahat!"
"Jahat... apa itu kejahatan? Apa itu keadilan? Untukmu Itsuki-sama, bukan keadilan namanya jika tidak membuatmu puas!? Tanpa berdialog, tanpa saling mengerti, dan tanpa berpikir apa tujuan dibalik tindakan seseorang, kau dengan cepat mengalahkan lawanmu. Apakah membuat orang lain terluka adalah keadilan menurutmu!?"
"Kudengar kekuatan tanpa keadilan hanyalah kekerasan, dan keadilan tanpa kekuatan hanyalah omong-kosong. Itsuki, apa kau ingin menjadi Pahlawan Keadilan? Kau tidak pernah membicarakan tentang dirimu, dan aku dimasa lalu tidak pernah peduli dan ingin berbicara denganmu. Tetapi, sekarang berbeda. Sekarang aku ingin mengetahui lebih dalam tentang dirimu. Apa tujuanmu? Apa yang kau cari? Apa kau merasa sedih? Aku ingin tahu. Aku... Kami semua bukan musuhmu. Jadi tolong bicaralah dengan kami!"
Ren menyerang dengan kekuatan penuh sambil berbicara sebanyak itu.
Aku akan senang jika kau memikirkan tentangku juga. Serangannya selalu mengincarku. Tapi, perkataan Ren cukup masuk akal. Aku tidak tahu orang seperti apa Itsuki itu.
Aku bisa melihat kepribadiannya, tapi aku tidak tahu sama sekali seperti apa kehidupannya sebelum dipindahkan ke dunia ini. Meskipun aku tidak ingin tahu. Tapi apa yang membuatnya tergila-gila dengan keadilan?
"Keadilan adalah kekuatan. Itu adalah bukti dari kebenaran. Membantu yang lemah dan mengalahkan yang kuat!"
Itu lagi. Itu adalah perkataan yang dikatakan Si Zirah saat dia meninggalkannya.
...Hmm? Kurasa aku mulai menyadari sesuatu. Mari kita pikirkan tindakan dari Itsuki. Mungkin dia ini bertingkah layaknya kehidupan menyedihkan yang pernah dia jalani di dunia asalnya?
Itsuki berharap untuk menjadi seorang pahlawan. Beberapa pahlawan yang ada di televisi adalah orang normal atau orang yang di bully. Kemudian mereka akan berubah dan mengalahkan orang yang jahat. Mereka akan menjadi karakter utama di cerita tersebut.
Superhero terkenal seperti Supraman dan Sapiderman seperti itu kan? Apa karakter pahlawan yang dia jalani juga berdasarkan pahlawan seperti itu?
<EDN: maaf kalo nama pahlawannya jadi aneh wkwkwk>
Saat sedang menjalankan keadilan Itsuki sering sekali menutupi identitasnya. Apa sebegitu rumitnya konsep pahlawan di dalam pikirannya?
Jadi begitu. Pahlawan Keadilan tidaklah kuat. Dia membantu orang-orang. Cerita singkatnya adalah 'orang baik akan diberikan imbalan dan orang jahat akan mendapatkan hukuman'. Keadilan selalu menang, dan kejahatan selalu kalah.
Jika saja dunia nyata bisa sesimpel itu.
"Meskipun orang-orang memanggilku jahat, aku tetaplah Pahlawan Keadilan!"
Dia mendambakan pujian sebagai seorang pahlawan... Maka tujuan yang sebenarnya diinginkan adalah...
"Itsuki, apa yang telah kau lakukan kepada Rishia sama seperti yang telah terjadi denganmu. Karena itulah kau tidak ingin menghadapinya."
"Apa!?"
"Jika kau ingin melawanku, kau harus mengalahkan Rishia terlebih dulu. Jika tidak, maka kau bukanlah lawan yang sepadan denganku."
Jika aku tidak menawarkan beberapa syarat, Itsuki mungkin tidak akan berhenti. Kemudian aku hanya perlu membuat Itsuki marah dengan bertingkah seperti penjahat yang dia inginkan. Kejadian seperti ini sudah biasa muncul di acara TV.
Ini seperti apa yang Motoyasu lakukan kepadaku saat aku tiba di dunia ini. Saat suatu pihak memiliki kekuatan yang besar, mereka bisa menentukan beberapa kondisi pertarungan.
Saat ini, aku tidak memiliki alasan untuk menawarkan kondisi tersebut. tapi... Aku berjanji, akan menyerahkan situasi disini kepada Rishia.
"Jika kau tidak ingin melakukan hal sederhana seperti itu, maka kau tidak layak untuk menantangku."
"Ku!"
Aku mengatakan ini sambil memandang rendah dirinya, dia mengertakkan gigi. Jadi aku benar. Ini hanya dugaanku, tapi di dunia sebelumnya Itsuki pasti sering di bully.
Dan saat Rishia memandang Itsuki adalah tujuan hidupnya, mereka membuangnya dan membullynya dengan parah. Karena dia melihat Rishia mengingatkan dia akan dirinya yang dulu. Dia tidak pernah membayangkan bahwa Rishia akan bangkit dan menantang dirinya.
Seorang Pahlawan tidak boleh menghindari masalah.
"Baiklah. Jika aku harus mengalahkan gadis yang telah dikendalikan oleh kejahatan, maka aku tidak memiliki pilihan lain."
Dengan tetap mengunci tatapan matanya padaku, Itsuki mengarahkan busurnya kearah Rishia. Dan Rishia membungkuk dalam kearahku untuk menunjukkan rasa terima kasihnya.
0 komentar:
Posting Komentar