Kamis, 26 Agustus 2021

Tate no Yuusha no Nariagari Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 247. Pemberontakan dalam Ibukota

 Chapter 247. Pemberontakan dalam Ibukota


 
Ketika dalam perjalanan menuju menara kastil, kami berpapasan dengan orang yang tercuci otak, setiap kali itu terjadi, Rishia melemparkan senjatanya untuk melumpuhkan efek cuci otak tersebut.
Semakin kita mendekati atap menara, semakin banyak kami berpapasan dengan mereka. Dalam keadaan seperti itu, jumlah kami terus bertambah.

Selama perjalanan, sesekali aku melihat keluar jendela untuk melihat keadaan diluar.
Banyak api berkobar, sebagian kota kastil dipenuhi asap.

Hmm?
Aku mungkin salah lihat, banyak asap pekat memenuhi pandanganku.
Jangan-jangan..... sebaiknya aku tidak memikirkan itu sekarang.

Aku sudah tidak melihat keluar jendela dan mulai menyelusuri kastil.
Hingga akhirnya aku sampai di tembok yang terbuat dari es tebal.
Kemungkinan besar ini adalah penghalang sihir yang dibuat ratu dan penyihir kerajaan.
Ratu memang hebat menggunakan mantra sihir es.

Orang yang tercuci otak berusaha menghancurkan tembok es itu dengan senjata dan mantra sihir mereka.
Kami berhasil menyembuhkan mereka, itu bukan masalah sekarang.

“Kita harus apa? Kita perlu melelehkannya juga?” Tanya Rishia.
“Kita akan menghancurkannya?” Filo menanyakan hal yang sama.
“Tidak ada cara lain selain menghancurkannya.....” Tanggapku.

Bisa saja kami memanjat keluar dan masuk melalui jendela, tapi aku yakin ada orang yang menjaga setiap jendela.

“Firo pasti bisa?”
“Benar sekali.”
“Aku juga akan membantu!”

Filo dan Atla lari mendekati tembok es itu.

“Ahm tunggu.”

Jika Rishia yang melakukannya, mungkin dia bisa menghancurkannya dengan mudah.

“Deryaaaaaah!”
“Tei!”

Filo dan tendangan Filolial-nya, bersamaan dengan serangan Atla..... tembok itu runtuh seketika.

“Tembok itu cukup keras. Apa karena terbuat dari sihir?”
“Mungkin saja begitu.”

Pada akhirnya, mereka sangat bertenaga.
Prajurit yang kami selamatkan juga ikut terkejut.
Setelah sejauh ini, aku belum berpapasan dengan budak dari desaku.

Kami terus melanjutkan penelusuran hingga sampai di pintu terkunci oleh es.
Aku menempatkan telingaku didepan pintu dan aku mendengar suara yang aku kenal.
Sepertinya itu suara dari salah satu budakku.

Jadi begitu. Mereka berhasil menahannya sampai sejauh ini, hingga akhirnya mereka tertangkap.
Aku perlu tambahan kekuatan sebanyak mungkin.

“Filo, Atla!”
“Iya~”
“Serahkan padaku!”

Kita berhasil ke dalam setelah menghancurkan pintu tersebut.
Hal yang mengejutkan adalah terdapat budakku yang terikat.
Aku menyuruh Rishia untuk melumpuhkan cuci otak mereka.

Menambah jumlah sekutu sangatlah menguntungkan.
Tapi, kenapa budakku ada disini? Mereka juga tidak tahu kenapa berada disini.
Apa mereka kalah? Apa mereka dijadikan tahanan?

Puncak menara kastil terkunci.
Bagaimana caranya Witch berhasil mengerahkan mereka sampai sejauh ini?

“Hei, apa Witch mengatakan sesuatu?”

Aku menanyakan langsung pada prajurit.

“Iya, dia mengatakan bahwa menyetarakan posisi Demi-Human dengan manusia adalah tindakan yang salah, sebab ratu telah melupakan tradisi, kebanggaan kerajaan Melromarc yang telah berlangsung dari generasi ke generasi selanjutnya. Dengan semua fakta itu, tindakan dia adalah hal terbaik untuk kerajaan.”

Itu berarti, dia menggunakan budak Demi-Human untuk menjatuhkan ratu
Itu tidak mungkin terjadi.
Dia perlu menangkap basah ratu dengan tangan manusia.....
Tapi, dia juga bisa memerintah budakku untuk membunuh ratu.
Setelah itu dia bisa mengatakan bahwa perlakukan Demi-Human terhadap ratu tidak bisa dimaafkan.
Atau, dia bisa mengatakan Demi-Human telah membunuh ibunya, tindakan mereka tidak bisa dimaafkan.
Dia bisa menyebabkan kekacauan publik sampai membuat Demi-Human tidak hanya dipekerjakan, melainkan mendapatkan cacian mengerikan.

Itu semua bisa saja terjadi.
Setelah semua itu, dia bisa mempengaruhi orang-orang untuk melawanku lagi dan mendeklarasikan perang pada Siltvelt untuk kedua kalinya.
Dari semua itu, Witch, Gereja Tiga Hero, dan Fraksi Revolusi akan mendapatkan banyak bantuan.
Rencana seperti ini sangat mungkin dirancang oleh Witch.

“Oke, kita masih perlu melanjutkan ke atas.”

Kami membawa para budak, kita melanjutkan penghancuran tembok es selama perjalanan.
Hingga akhirnya kita sampai di pintu puncak menara.

“..... Tidak ada siapapun disini.”

Ruangan yang ratu gunakan untuk menghindari serangan ternyata kosong.

“Apa yang terjadi?”

Aku mencari sekeliling ruangan, tapi dia tidak ditemukan.
Tapi ada beberapa prajurit yang kami sembuhkan, mereka mengatakan bahwa mereka membantu ratu sampai akhirnya mereka terkena serangan.
Sepertinya mereka mengumpan musuh dan mengorbankan diri dibalik tembok es. Semuanya pasti berusaha keras untuk melindungi ratu.

“Apa ada pintu darurat untuk keluar dari sini?”

Jika ada pintu darurat dan hampir semua bawahannya sudah dicuci otak, maka tidak ada gunanya dia menggunakan pintu itu.
Witch mungkin tidak tahu hal ini? Aku rasa itu tidak mungkin.
Aku harusnya mengajak Melty kemari.
Dia pasti tahu sesuatu dengan menara kastil.

“Sepertinya kita perlu mencarinya ke kota.”
“Betul.”
“Fuee.... Dimanakah yang mulia ratu berada?”

Orang penting dalam keadaan ini melontarkan suara menyedihkan.
Dia memang terlihat tidak bisa diandalkan.
Mungkin orang-orang tidak percaya bahwa dia telah mengatakan hal mengagumkan pada Itsuki dan berhasil mengalahkan hero yang mungkin terpengaruh sejumlah kutukan.

“Oh, benar juga. Rishia, senjata yang kau gunakan itu termasuk senjata hero juga?”
“Um.... aku juga tidak tahu.”
“Lalu kenapa itu bisa berubah bentuk?”
“Ada sejumlah jenis senjata muncul dihadapanku, jadi aku memilihnya.”

Apa ada perbedaan dengan perisaiku?
Aku juga tidak bisa menyatakan itu salah satu senjata ketujuh hero bintang.

“Apa kau bisa melihat menu peningkatan, atau menu help?”
“Menu peningkatan? Menu Help? Aku tidak melihat itu....”

Tidak ada hal seperti itu?
Lalu ini senjata apa? Apa hanya sekedar senjata transparan?
Senjatanya cukup kuat.

“Tapi ada sesuatu disebut SP disebelah statistikku.’
“Hmm.”

Aku putuskan dia adalah hero untuk saat ini. Aku bisa menyelidikinya lebih lanjut nanti setelah semua ini selesai.
Kita melanjutkan pembicaraan selama perjalanan kebawah. Akhirnya kita sampai di gerbang kastil.


Gerbangnya terbuka lebar.
Kita berjalan menuju alun-alun kota.
Terdapat gambaran neraka disana. Banyak mayat bertumpuk..... tentu saja bukan.

“Uu... Keadilan s....”
“Ini semua de....”

Zombie keadilan berserakan dalam keadaan terikat.
Keadaan mereka antara pingsan atau tidak bisa bergerak.
Meski sudah seperti itu, mereka tetap mengutarakan keadilan mereka.
Aku menyimpan pendapatku sendiri. Aku tidak mengatakan apapun pada Rishia.
Mereka adalah orang-orang yang menggunakan keadilan mereka untuk mengadili orang jahat dimata mereka.

“Apa yang terjadi disini?”

Disaat yang bersamaan aku mengatakan itu....

“Ha Ha! Para malaikatku! Teruslah melaju!”
“““Ayo!”””

Terhentilah satu kereta dengan sejumlah Filolial, Motoyasu melanjutkan jalan keretanya, banyak sekali debu berhamburan ketika keretanya berjalan.

“....”

Dengan mudahnya dia menabrak orang yang mungkin zombie keadilan.
Orang-orang terlempar layaknya sampah plastik. Aku bisa trauma melihat ini.
Jadi Motoyasu yang bertanggung jawab atas pemandangan neraka ini.
..... Apa yang ingin dia lakukan?

“Terima kasih.”
“Jangan kau pikirkan! Ayahku, Hero Perisai telah memerintahkan aku untuk melindungi kota ini!”

Seorang petualang sedang melarikan diri dari kejaran zombie keadilan, dia terselamatkan berkat Motoyasu.
Um.... oke. Sepertinya masalah yang terjadi di Ibukota telah teratasi melalui jalan kekerasan.
Mereka benar-benar cepat. Oh, benar juga. Sepertinya tiga pengikut Motoyasu sudah melakukan kenaikan kelas.

“Hei, Motoyasu!”
“Ah!? Apakah kalian adalah Filo-tan dan Ayah!? Seperti yang kau inginkan, aku telah bekerja keras untuk menghentikan pemberontakan dalam ibukota!”

Sesaat setelah aku memanggilnya, dia tersenyum lebar sambil menghampiri kami dengan sangat cepat.
Sekarang aku ingin lari dari sini.

“Mu! Menjauhlah!”

Ah, secara insting tanganku membuka menu perisai.
Meski aku tidak setakut Filo, aku hampir saja menggunakan Portal Shield.
Sayangnya itu masih dalam cooldown.

“Apa kau yakin tidak menyebabkan masalah yang besar?”
“Apa yang kau bicarakan, Ayah!? Aku bekerja sekeras ini demi dirimu. Tidakkah kau merasa ingin menghargai kerja keras para malaikatku juga?”
“““KUE!”””
“....”

Kepalaku sakit.
Perkataannya sangat menyebalkan, aku mengelus salah satu Filolial tanpa kusadari.

“Dimana Witch sekarang? Aku yakin dia membangun markas di sekitar sini.”
“Witch? Siapa dia?”

Apa dia melupakan keberadaannya?
Dalam pandangannya, dia hanya bisa memperhatikan Filo.
Oleh sebab itu, dia hanya mendengarkan perintahku. Aku tidak menginginkan ini.... tapi aku ingin dia mengubah cara memanggilku.

“Itu adalah nama dari wanita yang mengkhianatimu.”
“Ah, jadi dia ya, aku tidak melihat babi seperti dia. Dia juga tidak ada disini ketika aku datang kemari.”
“Oh....”

Itu berarti disini hanya ada zombie keadilan saja. Motoyasu memberikan bantuan pada orang yang selamat.
Apa maksudnya ini?

“Goushijin-sama.”
“Kenapa?”
“Begini, aku mencium aroma Raphtalia-oneechan.”
“Raphtalia?”
“Iya, diarah sana.”

Arah yang dia tunjukan menuju luar kota. Itu menuju Desa Riyuuto.
Jika soal indra penciuman..... maka kemampuan monsternya bisa diandalkan.
Atau ini adalah hal yang biasa untuk binatang?

“Baiklah, Rishia, kau perlu mengelilingi kota kastil sambil menyembuhkan orang-orang dari cuci otak. Kami akan mencari ratu, Witch dan mungkin Raphtalia. Sisanya akan membantu Rishia disini.”
“Mengerti.”
“Ayah! Apa yang harus aku lakukan?”
“Lanjutkan pembasmian zombie keadilan, lalu kumpulkan mereka di satu tempat. Bantu orang yang belum tercuci otak juga.”
“Baiklah, Ayah! Ayo, para malaikatku, maju!”
“““KUE!”””
“““Yeay!”””

Setelah semua ini, kejadian ini akan dikenal Pemberontakan Sang Penyihir Merah, harusnya begitu. Ini mungkin dikenal Pemberontakan Burung Suci Melromarc.
Itu tidak menjadi masalah bagiku.

Aku menaiki Filo dan dia melaju.

“Ah, Tuan Naofumi, jangan tinggalkan aku.”

Bersama dengan Atla kami mulai bergerak kembali.

“Oke, Filo. Jika Raphtalia ada disini, kita harus menemuinya.”

Aku berteriak itu sambil menuruni jalan utama kota kastil.
Aku melihat toko senjata.
.... Apa pak tua baik-baik saja? Aku tidak mau menemuinya sebagai musuh.
Aku ingin tahu apa dia baik-baik saja. Aku akan melihat keadaannya secepat mungkin.

“Filo, berhenti di toko senjata pak tua.”
“Ok~”

Aku memperhatikan tokonya yang gelap.
Tempat pajangan senjatanya bersih.

“Pak Tua..... apa kau disini?”

..... Tidak ada balasan.
Aku berhati-hati setiap melangkah.
Aku memegang pintu menuju dalam toko, kemudian membukanya.

“Pencuri! Demi keadilan, matilah!”
“Uwah!”

Pak Tua? Bukan, dia adalah petualang tak dikenal.
Filo dan Atla menjatuhkannya ditempat.
Pencuri? Itu seharusnya kau bukan?

“Ah, itu mengejutkanku.”

Aku hampir kena serangan jantung jika dia adalah Pak Tua.

“Tuan Naofumi, tidak ada orang lagi di dalam bangunan ini selain dia.”
“Benar, tidak ada orang lagi disini.”
“Oke.”

Atla bisa melihat aliran Kii, jadi dia bisa merasakan keadaan sekitar.
Filo menggunakan insting monsternya, jadi aku rasa tidak perlu diragukan lagi.
Aku harap Pak Tua bisa melarikan diri dengan aman.
Mungkin dia sedang keluar.

Lagipula, kenapa ada petualang disini?
Aku meninggalkan petualang zombie tak dikenal ini.

“Baiklah, ayo kita lanjutkan.”
“Iy~a!”

Setelah itu kami melewati gerbang kota yang seharusnya tertutup ketika malam hari. Kita melewati padang rumput, yang terkena sinar matahari pagi.




TLBajatsu
EDITOR: Isekai-Chan 

0 komentar:

Posting Komentar