Senin, 09 Agustus 2021

Tate no Yuusha no Nariagari Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 244. Keadilan VS Keadilan

 Chapter 244. Keadilan VS Keadilan


 
"Naofumi-san, terima kasih. Serahkan sisanya kepadaku. Aku pasti akan berhasil membujuk Itsuki-sama."
"Iya, aku akan menunggu itu terjadi. Sama seperti Ksatria Wanita, dirimu yang sekarang pasti bisa melakukannya."

Ren mundur karena memahami situasinya. Mungkin dia percaya bahwa dua melawan satu adalah pertandingan yang tidak adil, atau mungkin dia mundur karena keteguhan hati Rishia. Aku tidak tahu alasannya. Apapun yang terjadi, dia mengerti kalau tidak boleh ikut campur masalah ini.

Sepertinya Itsuki akhirnya sadar bahwa Rishia adalah musuhnya. Masalahnya adalah bagaimana jika Rishia kalah, tapi kami bisa membunuhnya menggunakan Wrath Shield digabungkan dengan nafas api Gaelion. Beruntungnya, Filo ada disini. Kami pasti bisa menang.

Terlebih lagi, perkembangan Rishia sangat luar biasa sampai dia mau bertarung dengan Itsuki. Dia selalu membicarakan tentang kecintaannya kepada Itsuki. Pasti sulit sekali baginya untuk bertarung dengan orang yang dia cintai.

"Aku mulai! Haaaaah!" Rishia mendekati Itsuki dengan cepat.

"Sial! Saint Arrow Rain! Spread Strafing!"

Itsuki mundur sambil menembakkan anak panah kearah Rishia. Anak panah yang bergerak lurus dan yang bergerak melengkung memiliki perhitungan waktu yang tepat sehingga dapat menyerang dari segala arah dalam waktu bersamaan. Menghindari serangan tersebut terlihat sulit.

"Teknik Pedang Hengen Musou! Circle!"

Tapi Rishia menyerang melingkar menggunakan senjatanya, dan pedang tersebut meninggalkan jejak angin di udara. Semua anak panah yang ditembakkan ke arahnya terjatuh ke tanah. Kukira Rishia tidak akan bertarung dengan sekuat tenaga, tapi sepertinya dia benar-benar mampu bertarung dengan seorang Hero. Apakah aku baru saja melihat kemampuan Hengen Musou yang sebenarnya?

Ksatria Wanita bilang Rishia mampu menguasai teknik-teknik yang sulit. Itu mungkin karena bakat alaminya, tapi Rishia telah menjadi sangat kuat sekarang. Melihat semua serangannya gagal, Itsuki menatap Rishia dengan kesal.

"Itsuki-sama? Aku adalah musuhmu sekarang. Tolong bertarunglah dengan serius."

Bahkan saat ini, Itsuki terkadang masih melihat ke arahku. Dia pasti hanya melihat orang di depannya hanyalah hambatan kecil untuk melawan ku. Tidak mungkin dia bisa mengalahkan Rishia seperti itu. Keadaan Rishia saat ini, statusnya, teknik, dan pengabdiannya adalah yang paling tinggi dari semua pengikutku.

"Hmph... Sepertinya kau telah belajar untuk berbicara, Rishia-san. Tapi kekuatan sejatiku lebih besar dari ini!"

Aura gelap mulai menyelimutinya, dan Itsuki menyiapkan busurnya.

“Rechtsfanatiker!”

Aku merasakan sesuatu seperti barrier mulai terbentuk. Rasanya seperti Sanctuary milik Filo dan Gaelion.

"UOOOOOOOOO!"

Mata Itsuki berubah menjadi merah dan mulai mengeluarkan cahaya mencurigakan. Kemudian aura gelap tadi mulai bermanifestasi di tubuhnya, membentuk semacam baju armor. Aura itu membentuk satu sayap, baju armor, mengingatkan aku akan malaikat... tapi untuk beberapa bagian dia seperti memiliki desain seorang iblis.

Itu pasti adalah skill buff. Terlebih lagi, bahkan itu menciptakan satu set armor full body. Armor itu mengingatkanku kepada pakaian tempur Kamen Rider dan Power Ranger.

Armor yang digunakan lebih keren dari yang aku miliki.
Armor yang aku gunakan sudah ketinggalan zaman.
Aku tidak tahu apa itu berasal dari curse skill atau tidak, kualitasnya lebih tinggi dari yang aku miliki.

Rishia menunggu serangan Itsuki dengan tenang. Ekspresinya melebihi kata serius. Jika kami ikut campur sekarang, aku yakin dia pasti tidak akan memaafkan kami.

Ren mencoba untuk ikut campur, tapi aku menahan tangannya dengan maksud menghentikan. Aku tidak akan membiarkan kejadian seperti saat sedang membujuk Ren terjadi lagi. Aku adalah orang yang memegang teguh perkataannya. Apapun yang terjadi.

"Aku mulai, Rishia-san. Dengan ini, aku akan membuatmu mengerti diriku dan membantuku untuk mengalahkan Naofumi!"
"Tidak, aku tidak akan mengizinkan dirimu menjadi seperti ini terus. Bahkan jika nyawaku sebagai bayarannya!"

Rishia menancapkan pedangnya ke tanah dan membungkuk. Dia mengeluarkan Kii dari dalam tanah dan mengelilingi seluruh tubuh dan senjatanya dengan kekuatan tersebut. Itu terlihat seperti yang pernah Ksatria Wanita lakukan saat dia berhasil menyerang musuhnya, tapi jumlahnya terlihat kontras sekali.

"Teknik Hengen Musou... Special Attack. First Stance..."
“Biarkan pendosa bodoh menerima hukuman adil atas nama Tuhan! Dengan semua kepercayaanku sebagai bayarannya, rasakanlah hukuman ini diseluruh tubuhmu!”
“Gerechtigkeit--“

Sebelum Itsuki selesai merapalkan mantra, Rishia menarik pedangnya dan mulai berlari.

“Alleinherrschaft!”
“Sun!”

Saat Rishia ingin menusukkan pedangnya kepada Itsuki, pedang tersebut mengeluarkan cahaya. Aku penasaran kenapa itu terjadi. Dia seperti bermandikan cahaya ilahi. Dan apa yang dilakukan skill milik Itsuki!? 
Orb yang tidak terhitung banyaknya terjatuh dari badannya. Mereka menghancurkan langit-langit dan berbentuk seperti singa yang sedang terbang. Kemudian orb tersebut mulai menghujani Rishia tanpa henti.

...Ini buruk. Tidak peduli bagaimanapun aku melihat hal ini, itu adalah Skill Kutukan yang dapat menandingi Blutopfer. Bahkan Rishia yang telah memiliki Buff pasti akan kesulitan mengalahkannya.

"Second Stance, Moon!"

Cahaya yang keluar dari Rishia mulai bersinar lebih terang, kemudian singa tersebut hancur berkeping-keping. Luar biasa... Ini pertama kalinya aku melihat seseorang yang dapat menahan serangan Skill Curse Series. Aku tidak tahu efek apa yang akan diterimanya, tapi sepertinya Itsuki memasang ekspresi terkejut setelah melihat skillnya digagalkan.

"Masih ada lagi! Aku belum menggunakan kartu asku!"
"Third Stance, Star!"

Tanpa ragu-ragu, Rishia muncul di depan Itsuki dan mulai menusuknya. Itu adalah serangan bertubi-tubi yang melebihi serangan Ksatria Wanita. Setiap kali menerima serangan armor Itsuki langsung hancur. Pada akhirnya armor tersebut hancur sepenuhnya.

"Guu...."

Serangan bertubi-tubi terus menerus menyerang Itsuki, dan aku bisa merasakan Kii di setiap serangan tersebut. Aku tidak bercanda. Karena aku telah berlatih, mungkin aku bisa menahan serangan tersebut. Tapi serangan itu mungkin bisa menembus pertahanan Ren atau Motoyasu yang sedang dirasuki kutukan. Itu adalah serangan yang memiliki kekuatan hebat.

"Berhentilah bermain-main denganku!"

Aura Itsuki meledak lagi, membuat Rishia terlempar ke belakang.

"Fuee... Masih belum!"

Rishia berguling saat dia menyentuh tanah dan langsung berdiri. Dia menarik nafas dalam-dalam dan bersiap untuk bertarung.

"Keadilan tidak bisa dihentikan oleh orang sepertimu Rishia-san! Jangan menyerang dan hancurkan serangan spesialku!"

Dan kenapa kami harus menurutimu? Ini bukan game Turn-based RPG. Jika ini adalah game action real-time, kau harus langsung mencoba untuk menghancurkan serangan spesial saat kau melihatnya.

...Ah, Pahlawan yang ada di televisi, musuh mereka menunggu para Hero untuk menyelesaikan serangannya. Serangan laser berkekuatan tinggi, tendangan, dan hal-hal seperti lima senjata yang digabungkan menjadi satu.

"Itsuki-sama, tolong berhentilah. Kekuatanmu saat ini, tidak mungkin untuk mengalahkanku."

Rishia berteriak dengan suara yang dipenuhi emosi. Terlihat seperti dia yang memiliki banyak keunggulan disini.

"Itsuki-sama, keadilanmu itu salah! Tolong hilangkanlah kekuatan gelap itu."
"Kau salah! Dengan kekuatan ini ditanganku, aku akan menyelamatkan dunia! Aku akan menyelamatkan orang-orang!"

Bentuk busurnya mulai berubah... Merespon perubahan itu, aura yang mengelilinginya juga berubah warna... Kemungkinan dia telah membangkitkan Curse Series lainnya.

Jika dia memperkuat dirinya dengan berbagai macam efek kutukan secara bersamaan, Bukankah Rishia akan mengalami kesulitan. Selain Motoyasu, Hero lainnya belum pernah menggunakan metode penguatan, Kurasa...

"Mau kau teruskan, Rishia?"
"Iya. Aku tidak membutuhkan belas kasihanmu."
"...Baiklah. Kalau begitu bertindaklah sesukamu."

Situasi disini sepertinya semakin memburuk, tapi jika Rishia bilang tidak masalah, mungkin aku harus tetap melanjutkan observasiku. Aku tidak akan membantunya sampai dia yang meminta. Baik dia menang atau kalah.

Jika membujuknya terbukti tidak berhasil, kami harus membuatnya tidak sadarkan diri. Bahkan jika dia seperti sampah, dia tetaplah seorang Hero. Kami akan memutuskannya nanti.

"Rasakan ini! Shadow Bind!"

Itsuki mulai bergerak. Dia menembakkan anak panah ke arah kaki Rishia. Aku merasakan tenaga aneh didalam tanah.

"Rishia-"

Tapi serangannya meleset. Anak panah tersebut mendarat di tanah dibelakangnya.

"Tu-tubuhku...!"

Sebelum aku dapat memperingatinya, pergerakan Rishia telah disegel. Tepat seperti dugaanku. Skill tersebut dapat menghentikan gerakan musuh dengan menyerang bayangannya.

“Bind Arrow!”

Itsuki menembakkan skill yang sama untuk menghentikan gerakan Rishia. Anak panah tersebut menguncinya pada tembok di belakangnya.

"Ak-Aku masih bisa bertarung!"
"Tidak! Ini adalah akhirnya!"
“Biarkan pendosa bodoh menerima hukuman dalam Braas Bull yang membara. Rasakan siksaan pedih dan berteriaklah layaknya banteng mengamuk!”
“Phalaris Bull!”

Seperti Iron Maiden... Patung banteng besar terbuka dan mengunci Rishia didalamnya. Kemudian patung itu menyala seperti terisi oleh api.

"Rishia!"

Itsuki tersenyum seakan mengkonfirmasi kemenangannya. Ini adalah skill yang dapat menandingi Iron Maiden.

"Dengan begini, ini adalah kemenanganku. Naofumi, bersiaplah."

Kuu... Kurasa Rishia akan menang. Apa aku terlalu naif? Tapi pertama-tama aku harus menyelamatkan Rishia. Ren sudah berlari ke arahnya.

Tapi saat keadaan akan menjadi serius... Pada permukaan patung banteng yang dikeluarkan Itsuki muncul retakan.

"Apa?"

Wajah Itsuki sekali lagi dipenuhi dengan ekspresi terkejut. Dan dengan suara kencang, patung banteng itu hancur berkeping-keping, dan Rishia melompat keluar.

"Fourth Stance! Demon!"

Rishia berjalan ke arah Itsuki, mengayunkan pedangnya dengan lugas. Apa ini? Ujung pedang Rishia bersinar, meninggalkan aura hitam di udara.

"Gu... Ma-mataku!"

Itsuki menutupi wajahnya dengan kedua tangan dan mulai menangis. Apakah itu adalah serangan yang menyebabkan efek buta? Itu serangan yang cukup efisien.

"Jangan langsung menyimpulkan kemenangan sesukamu sendiri."

Rishia berkata sambil memegang pundaknya dan menarik nafas dalam. Dia membayangkan sedang menggunakan alat eksekusi... Perkembangan Rishia sejak awal selalu mengejutkanku. Kecuali Motoyasu, dia mungkin pengikutku yang terkuat sekarang.

Tapi, mungkin Raphtalia bisa meningkatkan kekuatannya sekuat ini juga.




TLChopin
EDITOR: Bajatsu
PROOFREADER: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar