Minggu, 22 Agustus 2021

Kuma Kuma Kuma Bear Light Novel Bahasa Indonesia Volume 2 : Chapter 45. Beruang Menjadi Pedagang F-Rank

 Volume 2

Chapter 45. Beruang Menjadi Pedagang F-Rank



Guild dagang masih ramai pengunjung seperti kemarin. Aku tidak mau percaya bahwa itu semua adalah ulahku.

Saat hendak menerobos masuk, aku mendapati sosok Tiermina di antara kerumunan pengunjung yang datang. Mata kami lantas bertemu. 

"Yuna-chan?"

"Oh, halo, Tiermina-san. Apa yang membawamu kemari?"

"Aku kemari untuk melihat-lihat apakah guild punya pekerjaan kosong yang bisa mereka tawarkan padaku atau tidak."

"Kau sedang mencari pekerjaan?"

"Ya, rencana awalnya aku ingin mendaftar kembali sebagai petulang, tetapi Fina dan yang lain menghentikanku. Karena aku bisa baca tulis dan melakukan penjumlahan, kupikir aku mungkin bisa mendapat pekerjaan yang cocok dengan keahlianku tersebut, karena itu aku kemari untuk memeriksanya."

Terdengar suara bisik-bisik dari kerumunan massa yang hadir di situ, "dia bisa membaca dan menulis..."

"Terlebih melakukan penjumlahan..."

"Tiermina-san, bagaimana kalau kau bekerja padaku saja?"

"Bekerja pada Yuna-chan?"

"Aku sebenarnya sedang merintis sebuah bisnis baru. Akan sangat bagus jika kau bisa ikut membantu."

Aku butuh seseorang untuk mengurus bisnisku sekaligus menjadi penghubung antara aku dan guild dagang.

"Jadi, pekerjaan macam apa itu?"

"Membicarakannya di sini itu agak..."

Ada banyak pedagang di sekeliling kami. Pindah tempat untuk membicarakannya sungguh merepotkan, tapi aku tidak ingin rencanaku didengar orang lain, jadi aku mengajak Tiermina ke rumah beruangku.

"Jadi bisnis apa yang ingin kau bicarakan?"

Aku mengambilkan Tiermina sesuatu untuk diminum kemudian menjelaskan padanya bisnis apa yang ingin kujalankan. Aku memberitahunya tentang anak-anak panti asuhan yang merawat Kokkeko dan bagaimana Kokkeko-kokkeko itu menghasilkan telur. Aku lantas mengatakan padanya bahwa aku ingin menjual telur-telur tersebut ke serikat dagang.

"Saat kau bilang ingin aku mengurus bisnismu, apa maksudmu kau ingin aku ikut merawat Kokkeko-kokkeko tersebut? Jujur, aku belum pernah merawat unggas sebelumnya."

"Anak-anak panti asuhan yang akan merawatnya. Aku ingin kau mengurus pemasarannya ke serikat dagang."

"Maaf, pemasaran apa yang kau maksud?"

"Aku berniat menjalin kontrak dengan guild dagang untuk memasarkan telur-telurku ke depannya. Aku ingin kau mengurus keuangan, mengecek stok barang, dan memantau harga pasar. Satu hal lagi, tolong lakukan pembukuan atas segala bentuk pengeluaran dan pemasukan yang terjadi."

Menerangkannya panjang lebar seperti itu cukup merepotkan. Jika Tiermina menolak tawaranku, aku terpaksa harus melakukan semuanya seorang diri.

"Aku mengerti maksudmu, tapi bukankah ini adalah perkara yang serius? Apa kau yakin mau menyerahkan semuanya padaku?"

"Tidak banyak orang yang kukenal di kota ini. Selain itu, aku dapat mempercayaimu." Saat aku menjelaskan demikian, Tiermina tampak tersenyum.

"Baiklah, aku paham. Akan kuterima tawaranmu dengan senang hati. Lagi pula, kami sudah sering dibantu olehmu dan aku juga kebetulan sedang butuh pekerjaan."

Sip, manajer bisnis berhasil didapat! Pekerjaanku akan kian ringan nantinya.

Karena pembicaraanku dengan Tiermina telah selesai, kami berdua kembali ke guild dagang untuk mengurus kontrak bisnis. Tempat itu masih ramai pengunjung seperti beberapa saat yang lalu. Sementara kami menunggu kerumunan di pintu masuk mereda, orang-orang mulai melontarkan beberapa celotehan tentangku. Yang selanjutnya terjadi sama persis seperti kemarin, kerumunan di pintu masuk menyingkir dan memberi kami jalan.

"Yuna-chan, kau sungguh hebat." 

Tiermina tampak kagum dengan apa yang baru saja ia saksikan. Mungkin kabar tentang aku yang telah mengalahkan Black Viper belum sampai kepadanya.

Aku masuk ke dalam dan menyapu pandanganku ke arah meja resepsionis. Ada beberapa pegawai di sana. Aku mencoba mencari sosok Milaine di antara para pegawai tersebut, tetapi tidak dapat menemukannya. Mungkinkah hari ini dia libur? Jujur, aku lebih suka dilayani oleh orang yang aku kenal. Saat aku dengan enggan hendak memasuki barisan antrean, tiba-tiba terdengar suara orang memanggilku dari belakang.

"Oh, Yuna-san. Apa yang membawa Anda kemari hari ini? Dan siapa orang di sebelah Anda ini?"

Aku memutar tubuhku seratus delapan derajat dan mendapati sosok Milaine di sana. 

"Kenapa kau bisa ada di belakangku?"

"Saya baru saja selesai dari luar untuk istirahat. Ada perlu apa Anda datang kemari?"

"Aku ingin melakukan sebuah transaksi, bisakah kita membicarakannya?"

"Dan transaksi apa yang Anda maksud?"

Mata Milaine tiba-tiba memancarkan sebuah kilatan. Itu membuatku merinding.

"Kalau begitu, mari kita pindah ke tempat lain."

Milaine lantas menarik tanganku dan membawaku pergi. Tiermina mengikuti kami dari belakang.


"Jadi apa yang ingin Anda bicarakan?"

Kami berada di sebuah ruangan terpisah berukuran minimalis. Terdapat satu buah meja besar di sana, lengkap dengan beberapa kursi yang mengitarinya. Kami mengambil tempat duduk di seberang Milaine. Aku kemudian mengeluarkan sekotak penuh berisi telur dari dalam penyimpanan beruang dan meletakkannya di atas meja. 

"Apakah itu telur Kokkeko?"

"Ya, aku berencana menjualnya. Bisakah kau membantuku?"

"Berapa banyak kira-kira Anda mampu memasok telur-telur tersebut?"

"Untuk sekarang, sekitar sepuluh sampai dua puluh butir setiap harinya, tapi aku berniat untuk terus menambah jumlahnya hingga seratus butir per hari jika memungkinkan."

"Seratus butir? Bagaimana cara Anda mendapatkan sebanyak itu?"

"Dengan membudidayakan Kokkeko tentunya."

"Membudidayakan Kokkeko... apakah ini ada hubungannya dengan tanah di dekat panti asuhan yang Anda beli tempo hari?"

Aku kemudian menjelaskan skema bisnisku pada Milaine. 

"Menurutmu mampukah telur-telur tersebut nantinya bertahan di pasaran?"

"Mari kita lihat. Tergantung dari harganya, tapi saya pikir itu tidak mustahil."

"Kalau begitu akan kuserahkan urusan harga padamu."

Adalah pilihan bijak untuk menyerahkan sesuatu kepada ahlinya. Lagi pula, aku tidak tahu-menahu soal harga pasaran telur di luar sana.

"Apakah Anda yakin tidak ada yang ingin Anda ubah mengenai rencananya?"

"Apa ada sesuatu yang perlu dikhawatirkan?"

"Jika ini keuntungan yang Anda cari, Anda tidak perlu sampai membanjiri pasar dengan produk telur Anda. Pasokan yang melimpah hanya akan menyebabkan harga jual suatu barang itu jatuh."

"Aku punya alasan tersendiri untuk melakukannya, tapi yang jelas aku ingin produk telurku bisa dinikmati oleh kalangan bawah. Selain itu, fakta bahwa telur-telur tersebut diproduksi oleh panti asuhan lambat laun pasti terungkap. Saat hal itu terjadi, orang-orang cenderung tidak akan mencurinya karena telur sudah bukan lagi barang mewah. Anak-anak juga akan lebih aman jika seperti itu."

Sebagai tambahan, jika harga telur di pasaran murah, orang-orang akan punya lebih banyak varian menu dalam hidangan mereka. 

Milaine dan Tiermina tampak terkejut dengan penjelasanku. Wajar saja, sangat jarang ada seorang pebisnis yang tidak memprioritaskan keuntungan di atas segalanya.


Setelah mendiskusikan banyak hal, kami mencapai sebuah kesepakatan yang dirumuskan dalam poin-poin berikut. Setiap harinya orang dari guild akan datang ke panti asuhan untuk mengambil stok telur. Akan jadi masalah jika telur terlalu mahal dan tidak terjual, jadi guild-lah yang akan mematok harga. Biaya pakan akan ditanggung oleh guild, jadi Liz tidak perlu lagi menyediakannya. Pengawasan distribusi telur akan diserahkan kepada Tiermina. Cara telur-telur itu diproduksi dan orang-orang yang terlibat di dalamnya akan dirahasiakan. Satu hal lagi, aku menambahkan satu poin "khusus" di akhir kontrak yang kami buat.

"Apakah sudah semua isi kontraknya?"

"Ya, cukup itu saja."

"Baiklah kalau begitu, saya akan langsung mendaftarkan keanggotaan Anda pada serikat dagang, jadi boleh saya minta kartu identitas Anda."

"Kau ingin aku mendaftar?"

"Umumnya Anda perlu tergabung dalam serikat dagang untuk bisa melakukan bisnis secara legal."

Caranya menatapku seolah mengatakan "bahkan anak kecil saja tahu."

"Jadi aku cuma perlu mendaftar saja, kan?"

"Saya khawatir Tiermina-san perlu mendaftar juga. Pasalnya, saat melakukan transaksi dengan guild, pegawai di sini akan selalu memeriksa kartu identitas Anda."

"Kalau begitu, bisakah aku menggunakan kartu identitas yang dikeluarkan oleh guild petualang?"

"Tentu, Anda boleh menggunakannya. Semua kartu identitas pada dasarnya sama. Yang kami lakukan hanyalah menambahkan informasi pada kartu identitas tersebut."

Tiermina dan aku masing-masing menyerahkan kartu identitas kami. Milaine menerima kartu tersebut dan berjalan menuju sebuah panel kristal di sudut ruangan. Setelah meletakkan kartu identitas kami diatas panel tersebut, ia lantas mengoperasikannya. Butuh beberapa menit sampai proses itu selesai.

"Sekarang saya akan menerangkan bagaimana cara kerja kartu ini dan serikat dagang kepada Anda sekalian."

Aku memeriksa kartuku.

Nama: Yuna
Umur: 15 tahun
Kelas: Beruang
Peringkat Petualang: D
Peringkat Dagang: F

Seperti biasa, kelasku masihlah beruang. 

"Seperti halnya peringkat pada petualang, peringkat dagang juga mengindikasi tingkatan seseorang sebagai pedagang. Semakin tinggi peringkat yang Anda miliki, semakin besar pula kredibilitas yang akan Anda dapatkan. Sebagai hasilnya, saat Anda ingin memulai bisnis di kota lain, Anda akan mendapat perlakuan istimewa di sana."

"Misalnya?"

"Sebagai contoh, kota tersebut akan mempersilahkan Anda menyewa lahan terbaik yang mereka miliki, mengenalkan Anda pada orang-orang penting, dan menawari Anda barang-barang bagus. Karena di mata mereka, Anda adalah seorang investor yang menjanjikan."

Begitu, pikirku. Jadi reputasiku akan naik seiring dengan peringkat yang kumiliki. Hal serupa pada dasarnya berlaku juga pada petualang.

"Ngomong-ngomong, bagaimana caraku menaikkan peringkat?"

"Hal itu bergantung pada kontribusi Anda untuk guild. Mudahnya, semakin banyak pajak yang kami terima dari Anda, semakin besar pula kontribusi yang Anda berikan."

Itu cukup sederhana. 

"Sistem tersebut berlaku juga di kota lain, tapi perlu diingat bahwa Anda masih harus meminta izin kepada serikat dagang yang ada di sana sebelum melakukan bisnis. Jika Anda melakukan bisnis tanpa ada izin dari serikat, Anda akan berakhir dikenai sanksi, jadi mohon berhati-hatilah."

Mereka pada dasarnya melarang kami melakukan bisnis tanpa izin. Kupikir itu tidak masalah, lagi pula aku tidak punya rencana untuk membuka toko atau semacamnya untuk sekarang.

"Dan juga, seperti halnya guild petualang, Anda dapat mendepositokan uang Anda di sini. Perlu dipahami bahwa uang yang Anda depositokan di guild petualang dan di sini itu terhubung, jadi Anda bebas menarik uang tersebut dimana pun Anda mau."

Aku juga mendapat penjelasan yang sama saat di guild petualang dulu. Namun begitu, aku tidak pernah menggunakan layanan tersebut. Aku sudah punya penyimpanan beruang dan cukup uang dari duniaku sebelumnya. Tambahan seratus juta yen tidak akan memberimu perbedaan yang signifikan jika kau sudah mengantongi satu milyar yen.

"Selanjutnya, bagaimana Anda ingin kami menyerahkan pembayarannya? Apakah secara tunai? Atau Anda ingin kami mendepositokannya di kartu guild Anda?"

"Tolong simpan pembayarannya ke kartu guild milik Tiermina kalau begitu," Jawabku mantap. 

"Tunggu sebentar," sanggah Tiermina. "Maksudmu kau ingin aku memegang semua uang itu?"

"Tentu, kenapa tidak? Aku punya tanggung jawab untuk memberimu dan anak-anak panti asuhan upah. Selain itu, mungkin akan ada pengeluaran untuk kebutuhan yang lain. Aku akan repot jika harus menyiapkan uang-uang itu setiap saat dibutuhkan."

"Aku senang kau percaya padaku, tetapi aku tidak siap untuk menyimpan uang sebanyak itu."

"Maka, bagaimana kalau kami membagi pembayarannya? Kami akan mengirimkan uang ke rekening Tiermina-san sejumlah yang dibutuhkan, sementara sisanya kami masukkan ke dalam rekening Yuna-san."

"Memangnya bisa?"

"Tentu, kami sering melakukannya kepada kelompok pedagang yang punya bagian logistik dan bendahara terpisah."

Setelah menentukan jumlah uang yang dibutuhkan untuk menggaji Tiermina dan anak-anak panti asuhan—serta biaya untuk kebutuhan lainnya—kami memutuskan untuk mengirimkan sisanya ke rekeningku. 

Karena urusan kami di sini telah selesai, kami bersiap untuk meninggalkan guild. Aku dapat berkunjung ke sini lagi lain waktu jika butuh sesuatu. Telur yang kubawa tadi kuberikan gratis kepada Milaine agar nantinya bisa dicicipi oleh klien guild. Aku melakukannya sebagai bentuk promosi.


Meninggalkan bangunan guild di belakang, kami berjalan menuju panti asuhan. Di sana kami memperkenalkan Tiermina dan mendiskusikan hal-hal untuk ke depannya. Ibu kepala pengurus akan tetap mengelola panti asuhan seperti sediakala. Upah anak-anak akan diserahkan kepada ibu kepala pengurus dan beliau yang akan memenuhi kebutuhan anak-anak dengan uang tersebut. Liz akan bertanggung jawab untuk mengawasi anak-anak dalam merawat Kokkeko, tentunya dia akan dibayar. Mengelola uang hasil telur dan melakukan segala bentuk transaksi dengan guild dagang akan menjadi tugas Tiermina.

Sedangkan untukku?

Aku tinggal bersantai saja.

Aku sudah membangun kandang beserta tembok yang mengelilinginya, menangkap Kokkeko, dan menjalin kontrak dengan guild. Peranku telah selesai, kecuali untuk lebih banyak menangkap Kokkeko. Karena akan jadi masalah jika aku menangkap semua Kokkeko yang berada di sekitar desa Kai, aku memutuskan untuk mencarinya di tempat lain.

Lambat laun jumlah Kokkeko yang kami budidayakan meningkat hingga mencapai tiga ratus ekor. Kami bahkan berhasil menetaskan beberapa anakan Kokkeko untuk dirawat dan dibesarkan.

Sampai pada suatu hari, Lord Cliff datang mengunjungiku. 

"Selamat datang, Lord Cliff. Apa yang membawa Anda kemari?"

Aku setidaknya menyambut ia dengan sopan.

"Yuna, ada sesuatu yang ingin kutanyakan padamu."

"Apa itu?"

"Kenapa kau melarang semua transaksi pembelian telur atas nama keluarga Fochrosé?"




TL: Boeya
EDITOR: Zatfley

0 komentar:

Posting Komentar