Jumat, 22 Maret 2019

Death March kara Hajimaru Isekai Kyousoukyoku Bahasa Indonesia : Chapter 16-14 Akhir dari Penyerang (2)

Chapter 16-14. Akhir dari Penyerang (2)


Satou di sini. Ada pepatah yang mengatakan, "Gunung-gunung telah menghasilkan tikus", tetapi aku pikir itu lebih baik daripada gunung-gunung berapi meletus. Maksudku, melakukan perjalanan di masa-masa damai lebih menyenangkan.
<EDN: Maknanya = Tong kosong nyaring bunyinya.>


"Arisa!"

Aku pergi dengan Tama menggunakan Unit Arrangement dan teleport ke tempatnya berada.

"Master ... maafkan, aku ..."
"Tenangkan dirimu."

Aku meraih tangan kecil Arisa saat dia bergumam dengan lemah dan menempelkan keningku ke keningnya.

--Panas.

"Kau panas sekali."

Menurut AR, itu bukan influenza, tetapi masuk angin - sepertinya dia terserang flu biasa.

"Ya ampun, kenapa kau mandi di bawah air terjun sampai kau masuk angin ..."
"Maafhan ahu."
<EDN: Rawnya: "Gomen nyaa sai".>

Lulu yang datang membawa bubur nasi keruangan, memarahi Arisa.
Begitu ya, aku mengerti alasan Arisa masuk angin.

"Yaay, bubur nasi dengan ubi jalar."

Daripada ubi jalar, ini adalah produk lokal Seryuu Earldom yaitu kentang manis.

"Master, suapi aku."

Arisa bertindak manja, mungkin demam membuatnya kesulitan.
Yah, kurasa setidaknya aku bisa memanjakannya ketika dia sakit.

"Aan, sangat nikmat. Rasanya seperti cinta Master."

Bahkan disaat terbatuk, lelucon Arisa tidak berhenti.
Sebaliknya, itu membuatku khawatir dia mengigau karena demamnya.

Ketika aku secara refleks membalikkan pandanganku, aku melihat kelompok gadis berkumpul di samping tempat tidur Arisa.

"Aan."
"Aan, nanodesu."
"Tama juga ~?"

Itu mengingatkanku, adik perempuanku juga meminta "Aan" dari ibuku ketika aku sedang demam sebelum aku bersekolah.

"Aku sedang menyuapi Arisa sekarang, jadi tunggulah nanti--"

Aku menyadari sesuatu di tengah perkataanku.
Aku melihat kembali sekeliling ruangan.

--Jadi begitu.

"Arisa, kau tidak minum magic medicine untuk mengobati penyakit, kan?"

Aku lupa tentang itu karena pilek adalah penyakit umum di dunia sebelumnya.
Dengan medicine magic dan magic yang tersedia di dunia ini, dapat disembuhkan dalam sekejap.

"Eh? Err, aku hanya punya elixir, jadi kupikir terlalu boros untuk menggunakannya."

Arisa menjawabku sambil terbatuk.
Entah kenapa, waktu batuknya agak terasa mencurigakan.

"Lalu bagaimana dengan magic water Mia?"
"Ditolak."

Aku menoleh ke Mia, dan dia menggelengkan kepalanya sambil membuat tanda x dengan tangannya.

"Maksudku, kau tahu! Mia baru kembali setelah aku terserang flu, dan kupikir aku akan menjadi lebih baik jika aku hanya minum air, makan bubur dan tidur -"
"Bahkan sejak awal, brownies di ruangan ini bisa menggunakan magic untuk menyembuhkan flu biasa, kan?"
"Ugwuu."

Terhadap balasanku, Arisa goyah di tengah alasannya.
Pertama-tama, untuk alasan apa dia tetap terbaring dengan keadaan sakit?

"I-itu ..."
"Akan lebih mudah jika kau mengakuinya nodesu."

Pochi mendesak Arisa sambil meniru seorang detektif veteran yang mendesak seseorang untuk mengaku.

"A-Aku hanya ingin bermain rawat-rawatan dengan masteeeeeeeeer"
"Bermain?"
"Arisa ..."
<EDN: Disini Arisa mengatakan purei dengan katakana sedangkan Mia dengan hiragana.>

Di sebelah Arisa yang berteriak dengan seluruh jiwanya, Mia yang tidak bisa memahaminya memiringkan kepalanya ke samping, dan Lulu yang memahaminya menggumamkan nama adik perempuannya sambil tersipu malu.

"Ditolak."

Ketika aku menolaknya, Arisa bergumam, "Dan itu adalah kesempatan yang sempurna untuk bermain rawat-rawatan dengan Master yang terlalu sehat."

Yup, Arisa harus merenungkannya sedikit.

"Prajurit Pochi."
"Yes, Sir!"
"Berikan obat yang digunakan di panti asuhan kepada prajurit Arisa."
"Ya nanodesu. Yang ini nodesu?"
"Ya, yang itu."

Aku memberikan konfirmasi kepada Pochi yang mengambil obat dari magic bagnya.

"--Supositoria!"
<TLN : Supositoria = jenis obat yang dimasukkan melalui anus>

Arisa menjerit ketika dia melihat benda yang diambil Pochi.

"Aku ingin menahan diri dari itu, terima kasih."
"Tidak apa-apa nanodesu. Tidak akan sakit nodesu."
"Tidak, tidak, ini bukan tentang apakah itu sakit atau tidak."
"Jangan khawatir nodesu. Pochi adalah ahli supositoria nanodesu."
"Kau akan menghancurkan hati seorang gadis jika kau melakukannya!"

Arisa bersembunyi kembali di tempat tidur sementara Pochi mendekat dengan ekspresi jahat di wajahnya.

"Se-setidaknya, aku ingin Master menjadi orang yang memasukkannya--"
"Arisa, kau seharusnya tidak bertindak manja nanodesu."
"Uoo, aku tidak bisa berteleportasi? Master, menyegel teleportasi itu—"

Aku keluar dari kamar bersama Mia sambil mendengar teriakan Arisa di belakang kami.
Aku akan membiarkan Lulu menangani sisanya.


"Satou-san!"
"Satou, selamat datang kembali."

Zena-san dan puteri Sistina menyambutku ketika aku kembali ke ruang tamu di solitary island palace.

Aku harus menceritakan kematian saudara lelakinya dari ibu yang berbeda, pangeran ketiga Sharlick, kepada puteri Sistina, tetapi mari kita tunda itu untuk nanti.
Sepertinya dia tidak peduli terhadap pangeran ketiga.

"Tampaknya ada kecelakaan di hangar Holy Shell Mobile Armor, apakah ada yang terluka?"
"T-tidak. Kita tidak terluka di mana pun. Tapi, err -"

Zena-san yang tergagap kata-katanya dengan canggung mengirim tatapannya ke sudut ruangan.
Ada Lady Karina yang memalingkan wajahnya sambil terlihat semakin mengecil di sana.

Dia mungkin mengacaukan sesuatu lagi.

"Maukah Kau memberi tahuku apa yang terjadi?"
"Ya, izinkan aku untuk memberitahukannya."

Putri Sistina mulai menceritakan apa yang terjadi.

"Itu semua terjadi ketika kita mengunjungi hangar--"

Seseorang tampaknya mencuri baju pilot Holy Shell Mobile Armor, mobile armor, dan mencoba membajak [General].
Pembajak ini yang menaiki Holy Shell Mobile Armor, mengayunkan lengan baju besi yang sudah menyala, dan menghancurkan perancah dan kerangka pendukung di sekitarnya, menyebabkan kepanikan di hanggar.

Para peneliti yang akan dihancurkan di bawah perancah runtuh, diselamatkan oleh tindakan ekstrim Lady Karina, tetapi karena Zena-san dan putri Sistina tampak seperti mereka telah memaksa tersenyum ketika mereka membicarakannya, aku harus menaburinya dengan sedikit garam.
Menyelamatkan mereka mungkin benar, tetapi dia pasti mengacaukan sesuatu.

"『Humanoid aneh yang terbuat dari puing-puing dan kerangka baja』, kah? "

Golem yang terbuat dari puing-puing runtuhan kerangka dan debu mulai berkumpul dan memukuli para peneliti sampai mati.

"Itu aneh. Aku sudah menempatkan fungsi untuk membuat golem pelayan seperti yang asli di yang palsu, namun aku sudah memprogramnya sehingga mereka dilarang membunuh ..."

Golem pelayan adalah fungsi yang relevan selama perang, jadi aku telah memprogramnya dengan Tiga Hukum Robotika bawaan.

"Ya, Mito-sama juga berhipotesis bahwa mereka mungkin familiar yang diciptakan oleh lesser demon."

Sepertinya yang ada di belakang insiden di sini adalah demon juga.
Akarnya mungkin sama dengan yang berasal dari Duchy Capital.

"Sekarang kau menyebutkannya, dimana Mito?"
"Dia mengatakan bahwa sesuatu yang lain mungkin akan terjadi di sana, jadi dia bersama Liza-san di ibukota."

Lalu aku akan pergi melihat bagaimana keadaan mereka nanti.

"Boleh aku lanjutkan?"
"Ya, tolong lanjutkan."

Golem puing-puing ditangani oleh golem putri Sistina, sementara Zena-san berurusan dengan pembajak Holy Shell Mobile Armor.
Saat Zena-san chant magic tingkat lanjut setelah magic kelas bawah terbukti tidak efektif, tampaknya, saat itulah Lady Karina menghempaskan rangka baja dan bergabung kembali dengan garis depan.

"Jadi, itu dikejutkan oleh Lady Karina dan jatuh?"

Pembajak itu tampaknya bodoh.

Yah, bahkan jika dia bisa menjalankan armor, tanpa [Real Activation Key] yang aku berikan kepada raja, itu tidak akan bisa masuk ke mode penerbangan atau mode mobilitas tinggi, dan juga tidak bisa menembakkan senjata, dia mungkin akan berakhir tertangkap oleh Shiga Eight Swords dan Hikaru pada akhirnya.

"Jadi, apakah kau berhasil menangkap pembajak itu?"
"Ya, golemku menyeret keluar mobile armor dan Zena-san menangkap pria yang mencoba melarikan diri."

Pembajak tampaknya adalah punggawa yang dipecat oleh pangeran pertama saat itu, yang juga mantan punggawa pangeran ketiga.
Yah, mereka mungkin mencoba menyebabkan sesuatu di royal capital sementara lelaki itu menciptakan pengalihan sebagai pion yang bisa dibuang.
Hikaru mungkin tinggal bersama Liza di ibukota karena dia sampai pada kesimpulan yang sama.

"Kalian berdua melakukan hal yang hebat."

Ketika aku memuji keduanya, suasana hati Lady Karina semakin suram di sudut ruangan.
Tampaknya, dia merasa tidak enak karena menjadi satu-satunya yang tidak melakukan apa-apa.

Aku berjalan ke arah Lady Karina.

"Karina-sama."
".... Satou"

Ketika aku memanggilnya, dia membenamkan wajahnya ke payudaranya sendiri setelah sedikit bereaksi.

--Seperti yang diharapkan dari payudara iblis.

"Sepertinya kau menyelamatkan para peneliti."
"Itu saja yang aku lakukan desuwa ..."

Sepertinya Lady Karina saat ini dalam fase membenci diri sendiri yang jarang terjadi.

"Itu tidak benar sama sekali, atau kau tidak puas bahwa kau 'hanya' menyelamatkan nyawa orang-orang?"

Lady Karina mengangkat wajahnya dengan ekspresi kaget.
Reaksinya mirip dengan Pochi.

"Selain itu, kami hanya dapat merebut kembali Holy Shell Mobile Armor tanpa merusaknya berkat tindakan Lady Karina."

Terlepas dari siapa pihak lain itu, faktanya adalah masalah itu dapat diselesaikan dengan cepat berkat tindakannya.

"Satou"

Lady Karina menatapku dengan mata basah.
Dia terlihat seperti gadis yang sedang jatuh cinta, jadi aku tidak yakin bagaimana harus bereaksi sekarang.

"Misi selesai ~?"
"Pensupositoriaan selesai nanodesu."

Tama dan Pochi muncul dari pintu.
Hukuman Arisa – telah selesai dilakukan tampaknya.

Baiklah, aku akan membiarkan Pochi yang dekat dengan Lady Karina untuk mengurusnya.
Aku memberi isyarat pada Pochi dan mempercayakan kepadanya.

Lady Karina yang lengannya terbuka lebar membeku dengan ekspresi kaget di wajahnya, tapi aku meninggalkan tempat itu sambil berpura-pura tidak memperhatikan itu.


"Hikaru."
"Ichirou-nii."

Aku berteleportasi di sebelah Hikaru yang duduk di puncak menara Istana Kerajaan.
Dari apa yang aku kumpulkan di Peta, aku tidak melihat orang seperti demon, atau orang reinkarnasi atau orang berlevel tinggi yang tidak dikenal.
Sage Mice, Chuu Fat dan koloninya tidak melaporkan kelainan apapun juga.

Liza berdiri dengan satu kaki di atas puncak menara lainnya, melakukan pelatihan kuda-kuda seperti seorang seniman bela diri handal.

"Aku menemukan Dynast di Duchy Capital."
"Kau menemukannya?"

Hikaru tiba-tiba berdiri dengan ekspresi serius di wajahnya.

"Yang satu itu benar-benar berbeda dari General. Itu adalah baju besi absurd yang bisa bertarung melawan demon lord jika bisa menjaga jarak yang cukup. Kita harus memikirkan rencana untuk—"

Hikaru berbicara dengan keras tanpa mendengarkanku.

Holy Armor itu menjadi diam setelah aku menghancurkan penghalang pertahanannya, mencabut sirkuit magic pada intinya dan mengeringkan mana-nya.
Melawannya dari jarak dekat mungkin merupakan keputusan yang bijaksana.

"Semuanya baik-baik saja, Hikaru."
"Un, aku percaya pada Ichirou-nii. Tapi,『 Damnation Cannon 』adalah--"
"Aku sudah menetralkannya dan membawanya bersamaku di sini."
"--Eh?"

Hikaru masih terdiam dengan tatapan serius dan kemudian dia dengan cepat menghela nafas lega.

"Aku sangat senang. Seperti yang aku harapkan dari Ichirou-nii."
"Mari kita hubungi Yuika, dan kemudian memberikan dia pemakaman yang layak seperti General pada hari yang tepat."
"Un, terimakasih."

Aku tinggal di sini sebentar, dan kemudian kembali ke Duchy Capital sendirian.
Aku bisa menceritakan percakapanku dengan Dewa Tenion kepada semua orang begitu Arisa sembuh dari pilek.


"Satou-san, sudah berakhir?"
"Ya, tanpa masalah."

Ketika aku sampai di pintu masuk Kuil Tenion, mantan head miko, saat ini miko magang Lily sedang menungguku.

--Oh?

Titik biru di Radar datang ke sini dari area Duchy Castle.
Ga Hou sang orc telah kembali ke markasnya melalui selokan, jadi yang ini mungkin Lady Ringrande.

Karena dia dengan titik putih, mungkin mereka berkeliling untuk melihat keadaan Duchy Capital?

"Mereka terlihat sangat terburu-buru."
"--Iya."

Sekelompok ksatria kavaleri yang bergegas masuk seperti mereka sedang berkelahi, berhenti di pintu masuk Kuil Tenion.
Kuda-kuda yang berhenti tegak terlihat cukup mengesankan.

"Miko di sana! Panggil kepala kuil dan Sera-sama!"

Salah satu ksatria dengan angkuh memberi perintah untuk magang miko Lily.

"Iya."

Magang miko, Lily patuh berlari ke kuil untuk memanggil keduanya.

Di belakangnya, Lady Ringrande yang tidak terlihat baik dibantu oleh ksatria lain untuk turun dari kuda.

"Ringrande-sama?"
"Sa-Satou."

Lady Ringrande dalam kondisi kritis karena suatu alasan.
Tapi dia terlihat baik-baik saja ketika dia mengejar Holy Shell Mobile Armor [Dynast] sebelumnya, aku penasaran apa yang terjadi?

"Apa kau baik baik saja?"
"Aku kehabisan waktu. Bawa aku ke Sera."
"Aku mengerti."

Aku menerima Lady Ringrande dari para ksatria yang tampak tidak puas dan menuju ke ruang istirahat Sera.
Dia berada di [State: Lemah (Serius)] menurut pembacaan AR, bar HP-nya hampir habis.

"Apakah sesuatu terjadi?"
"Ya, aku menggunakan sesuatu yang seharusnya tidak aku gunakan."

Kulihat tatapan Lady Ringrande mengarah ke jari manis tangan kirinya sesaat.

Tampaknya itu adalah [Cincin Terkutuk] menurut pembacaan AR.
Rupanya, itu adalah artefak dari dungeon yang akan terus mengubah kekuatan hidupmu menjadi mana bahkan setelah penuh.
Menurut info rinci tentang itu, magic recovery dan health recovery magic potion tidak akan berfungsi saat itu sedang digunakan.

"Ringrande-sama, Sera-sama saat ini sedang beristirahat di dalam ruangan ini."

Aku hanya bisa mendengar suara yang sangat samar dari Lady Ringrande, mungkin dikarenakan HP-nya telah menipis.
Para ksatria lain juga akan datang, tapi aku menahan mereka dengan mengatakan pada mereka bahwa aku tidak bisa membiarkan Sera, seorang wanita yang belum menikah, dalam pakaian tidurnya terlihat oleh mereka.

Aku menutup pintu dengan bunyi keras.

Sera yang sedang tidur adalah satu-satunya di ruangan ini, jadi mari kita lakukan ini.

"--Hancurlah."

Aku menyentuh cincin terkutuk Lady Ringrande dan kemudian itu hancur seperti cincin berkarat.
Ini mempersingkat waktu untuk berurusan dengan barang terkutuk, tolong jangan mengeluh.

Pengurangan HP-nya telah berhenti setelah cincin itu hancur, tapi dia sudah sangat melemah.

"Ringrande-sama, tolong minum ini."

Aku mendorong botol elixir di mulutnya, tetapi dia sudah kehilangan kesadaran dan tidak bisa meminumnya.

Aku memasukkan ramuan itu ke mulutku dan membuat Lady Ringrande meminumnya dari mulut ke mulut.
Itu hanya perawatan dan pasangan benteng tak tertembus yang selalu berteriak [Bersalah] tidak melihatnya, jadi kurasa tidak masalah.

Pembacaan AR menunjukkan bahwa bar HP Lady Ringrande telah terisi kembali dengan aman.

"... Satou-san?"

Aku mendengar suara Sera yang setengah tertidur dari tempat tidur.

"--Ane-sama!"

Aku menggunakan [Magic Hand] untuk menangkap Sera yang mencoba bangkit dari tempat tidur dan hampir jatuh karena anemia.
Karena sepertinya dia tidak melihatku meminumkannya dari mulut ke mulut, aku memberitahunya tentang serangan di Duchy Capital, dan bagaimana Lady Ringrande menggunakan item terkutuk untuk menghindari krisis, yang mengakibatkannya dalam keadaan kritis.

"Ane-sama selalu seperti itu. Dia selalu fokus ke depan dengan tujuan dalam pikirannya ....."

Sera sedang mengelus rambut Lady Ringrande yang masih tak sadarkan diri.
Meskipun dia terdengar seperti dia tidak bisa mempercayainya, sepertinya dia tidak benar-benar membencinya.

"Aku bisa berkomunikasi dengan Dewa Tenion berkat Sera-san. Aku akan memberitahumu detailnya bersama gadis-gadis lain begitu kita kembali ke Solitary Island Palace."
"Ya, aku senang bisa membantu."

Aku memberi tahu Sera apa yang perlu diceritakan ketika Lady Ringrande masih tidak sadarkan diri.

"Kita akan meninggalkan Duchy Capital besok pagi. Kau istirahatkan tubuhmu di Kuil Tenion hari ini."
"Iya."

Karena aku tidak akan ada urusan malam ini, mari kita pergi ke tempat Ga Bou dan minum di sana.

"--Satou-san."

Sera memberi isyarat ketika aku berdiri.
Itu tindakan yang langka untuk Sera lakukan.

"Tolong lakukan juga padaku dari mulut ke mulut ketika aku terluka, oke."

Terkejut, aku melihat wajah Sera dan dia membalas melihat kepadaku seperti anak kecil yang berhasil dalam leluconnya.

Itu benar-benar menakutkan karena matanya tidak tertawa.



TL: Isekai-Chan
EDITOR: Conscriptra2

0 komentar:

Posting Komentar