Sabtu, 02 Maret 2019

Tate no Yuusha no Nariagari Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 11. Prestasi dari Seorang Budak

Chapter 11. Prestasi dari Seorang Budak


Setelah selesai makan siang di restoran, kita bergerak menuju padang rumput.
Ngomong-ngomong Raphtalia sedang bersenandung dengan riang.
Bagaimanapun, setelah melihat padang rumput, dia mulai gemetar dan ketakutan.

“Ini mungkin akan menakutkan, tapi aku pasti akan melindungimu.”

Dia menegakan kepalanya setelah mendengar ucapanku.

“Tenang saja, serangga seperti mereka tidak akan menyakitiku, yang ada aku hanya merasa geli.”

Raphtalia terdiam bingung ketika melihat koleksi balon yang menggigitiku dibalik jubahku.

“Apa itu tidak sakit ?”
“Sama sekali.”
“Lalu…”
“Aku akan menjadi perisai.”
“Baik… *koho*”

Aku sedikit khawatir dengan batuknya, tapi dia terlihat baik-baik saja.
Kita mengambil tanaman medis selama perjalanan ke hutan.
Oh, mereka muncul lagi.
Tiga balon merah muncul dari semak di dalam hutan.
Aku maju dan memastikan tidak ada yang menggigit Raphtalia.

“Sekarang, lakukan seperti tadi.”
“... Baik!”

Raphtalia dengan semangat menyerang dan menusuk balon merah.
POP! POP! POP!
Dengan ini, Raphtalia naik level menjadi level 2.


[Bahan untuk perisai kecil warna merah telah diperoleh]

[perisai kecil warna merah | Bonus pemakaian: Pertahanan +4 <Belum dikuasai>]


Aku segera mengganti perisaiku.
Mata Raphtalia terkagum-kagum, ketika aku mengubah perisaiku.

“Goshujin-sama… sebenarnya kau siapa ?”

Sepertinya dia tidak tahu, bahwa aku adalah hero perisai. Yah, bagaimanapun dari dulu dia adalah seorang budak.

“Aku adalah seorang hero, hero perisai.”
“Hero legendaris?”
“Jadi kau tahu?”

Raphtalia langsung mengangguk.

“Itu benar, aku adalah hero yang di panggil. ada 3 orang selain-ku… tapi akulah yang terlemah di antara mereka.”

Aku mulai menggigit kuku-ku, mencoba menahan amarahku.
Yang kurasakan hanyalah amarah, ketika aku mengingat si kurang ajar itu.
Raphtalia takut dengan tatapanku, dan sadar bahwa tidak baik jika bertanya lebih lanjut.

“Kegiatan hari ini, adalah berburu monster di hutan. aku akan menangkapnya, dan kau akan membunuhnya.”
“Baik…”

Dia entah mengapa menjadi lebih patuh.
Setelah itu, kapanpun ada monster yang menyerang, kita selalu menggunakan taktik yang sama.
ketika aku menghentikan gerakan musuh, Raphtalia datang untuk membunuhnya.
Di tengah jalan, kita menemukan musuh yang tidak berbentuk balon untuk pertama kalinya.


[ROUX MUSH]
[Jamur putih yang bergerak. memiliki mata yang tajam, kira-kira berukuran se-kepala manusia.]


Aku mencoba untuk menyerangnya, sama sekali tidak ada respon, sama seperti dengan balon merah.
Raphtalia mengalahkan yang ini juga.
Monster ini juga muncul dalam berbagai varian warna, ada warna biru dan juga hijau.


[bahan untuk perisai jamur telah didapatkan]
[bahan untuk perisai jamur biru telah didapatkan]
[bahan untuk perisai jamur hijau telah didapatkan]

[perisai jamur]
[Bonus pemakaian: Identifikasi Tanaman 1 <Belum dikuasai>]

[perisai jamur biru]
[Bonus pemakaian: Resep Sederhana 1 <Belum dikuasai>]

[perisai jamur Hijau]
[Bonus pemakaian: Alchemy 1 <Belum dikuasai>]


Tidak ada bonus status, semuanya merupakan skill baru.
Alchemy… produksi masal obat-obatan mungkin akan menguntungkan.
Hingga hari berakhir, level Raphtalia bertambah tiga, jadi sekarang dia berada di level lima.
Kami berjalan melewati padang rumput dan berkemah di dekat sungai.

“*Koho”

Raphtalia mengikutiku tanpa berkata apapun.
Mungkin akan lebih baik jika dia mengetahui bagaimana sulitnya mencari uang, sehingga dia bisa menghargai uang.
Setelah kami menyalakan api unggun, aku mengambilkan handuk untuk Raphtalia

“Pergi bersihkan dirimu. Setelah kau selesai kembali kesini dan hangatkan tubuhmu dengan api unggun ini.”

Raphtalia melepas pakaiannya dan berjalan menuju sungai, lalu dia mulai membersihkan badannya. Di sisi lain, aku sedang memancing untuk makan malam kami.
Aku selalu mengawasi Raphtalia walau sedang memancing.
Seharusnya hanya ada balon yang berkeliaran di area sini. tapi lebih baik untuk tidak menurunkan penjagaanku.
Aku memeriksa hasil panen hari ini.


[‘Tanaman herbal dari padang rumput’ yang berlimpah]
[‘Tanaman herbal bukan dari padang rumput’ yang cukup banyak]
[‘Serpihan balon dari monster balon’ yang mungkin cukup banyak]
[‘Bagian jamur’ yang mungkin cukup banyak]
[Jumlah perisai yang terbuka: 4 tipe]


Hmm. perbedaan efisiensinya sangat jelas.
Membeli budak adalah pilihan yang tepat.
Oh benar, aku harus mencoba skill alchemy.

Aku mengeluarkan beberapa resep sederhana.
Sebuah layar muncul di hadapanku, memperlihatkan resep kombinasi dari tanaman herbal yang aku kumpulkan tadi.
Peralatannya… mungkin aku hanya dapat membuat alat sederhana yang terbuat dari batu dan kerikil yang berada di sungai. Sekarang, coba lihat apa yang bisa di buat dari pemula.
Bagaimanapun, resep sederhana tidak memiliki teknik pencampuran.
Gori gori gori*
Aku mencoba meniru pemilik farmasi dalam mencampur bahan obat dengan tujuan mendapat hasil yang sama.


[Pil penyembuh terbentuk]
[Kualitas Pil penyembuh : Buruk ->  Pil yang sedikit buruk, digunakan untuk mempercepat penyembuhan, perlu diletakan pada luka agar mendapatkan efeknya]


Layar ini muncul dihadapanku.
Bagus.
Perisainya bereaksi, namun aku memutuskan untuk menyimpannya terlebih dahulu.
Baiklah, sekarang waktunya untuk mencoba resep aneh.
Terkadang peracikannya gagal dan semua barang berubah menjadi limbah hitam. Ternyata ini lebih menyenangkan dari yang kuduga.
Pachi pachi pachi*...
Suara api unggun dapat terdengar.
Raphtalia selesai membilas tubuhnya dan pergi menghangatkan dirinya di api unggun.

“Apa sudah hangat ?”
“Ya, *Koho”

Penyakitnya sangat mirip seperi demam, pedagang budak itu juga mengatakan bahwa dia memiliki gangguan kesehatan. Kebetulan… ada obat demam yang aku buat dari percobaan yang aku lakukan tadi.

[Obat kualitas menengah : terkadang berpengaruh. obat ini efektif untuk menghilangkan demam.]

“Hey, minum ini.”

Aku sedikit ragu, namun ini lebih baik daripada tidak sama sekali.

“... Sangat pahit, tidak enak… guh…”

Raphtalia mencoba untuk mengatakan sesuatu namun dia kesakitan karena mengatakan hal yang terdengar egois.

“Ini.”
“Ba-baik.”

Raphtalia gemetar ketika dia menelan obat yang aku buat.

“Haaa...Haa.”
“Kau adalah gadis yang baik.”

Sekali lagi Raphtalia melihatku denngan tatapan bingung saat aku mengelus kepalanya.
Ah, telinga tanuki ini benar benar lembut.
Dia mememluk ekornya sambil merona, mencoba untuk melindungi ekornya. Apa dia berpikir aku akan menyentuh ekornya ?

“Ini, makan malammu.”

Aku menyerahkan ikan bakar yang telah digarami kepada Raphtalia, dan melanjutkan meracik obat.
Aku sangat menyukai pekerjaan di bidang ini.
Matahari telah terbenam sepenuhnya, namun aku masih meracik dengan api unggun sebagai sumber cahaya.
Fumu… Hal ini sangat menyenangkan di berbagai aspek.
Setelah selesai memakan ikannya, Raphtalia terlihat mengantuk dan sesekali terndengar suara dengkurnya.

“Tidurlah.”

Setelah mendengar perintahku, Raphtalia segera menggelengkan kepalanya.
Apakah dia malu ? Dia menolak untuk tidur seperti anak manja… Yah, mungkin dia memang seperti itu.
Setelah diperhatikan, apakah obatnya bekerja ? aku belum mendengar batuknya lagi setelah dia meminum obat.
Setelah itu, aku memeriksa obat dari percobaan yang aku lakukan, dan ternyata banyak yang memiliki efek sederhana.
Semua yang dianggap rendah di serap oleh perisai.


[Bahan untuk membuka perisai kecil obat telah didapatkan]
[Bahan untuk membuka perisai kecil racun telah didapatkan]

[perisai kecil obat : Bonus pemakaian : Menaikan efek obat <belum dikuasai>]

[perisai kecil racun : Bonus pemakaian : menaikan efek racun <belum dikuasai>]


Keduanya sepertinya memiliki hubungan terhadap perisai daun dan perisai jamur. namun aku tidak tahu persis bagaimana cara kerja dari perisai kecil obat.
Apa akan meningkatkan efek dari obat yang aku gunakan kepada diriku sendiri, atau efek obat yang telah aku buat ?
Yah, terserahlah.
Yang penting panen hari ini sangatlah bagus.

“Tidak…. tolong….”

Raphtalia mengeluarkan suara yang aneh.
Raphtalia yang sedang tidur sepertinya mendapat mimpi buruk.

“TIIIIIDAAAAAAKKKKK”

Untuk sementara aku seperti tidak bisa mendengar apa apa.
Ini buruk. Para balon menuju kemari, mereka mungkin terpancing dengan teriakannya.
Aku segera menuju ke arah Raphtalia dan menutup mulutnya.

“H--------------------!”

Bagaimanapun, suara keras masih bisa terdengar, kemudian aku mengingat perkataan pedagang budak mengenai ini.
Ini masalah yang cukup sulit.

“Tenanglah, tidak apa-apa.”

Aku menggenggam dan memeluk Raphtalia yang sedang menangis.

“Tidak… a-san… o-san”

Apa barusan dia memanggil orang tuanya ? Raphtalia hanya menangis dan mengepalkan tangannya, memohon pertolongan.

“Tidak apa… sekarang kau aman.”

Aku membelai kepalanya dan terus memeluknya

“Jangan menangis, jadilah orang kuat.”
“Huhu…”

Aku terus memeluknya.

“Grah!”

Balon yang tertarik dengan tangisannya muncul.

“Fu…”

Yang benar saja, di saat seperti ini.
Aku menjaga Raphtalia agar dekat denganku sambil menyerang balon.

“Uwwoooooooo.”

Chun…. chun!
<TLN : Suara burung berkicau>

“Apa sudah pagi ?”

Sungguh malam yang buruk
Sekarang aku telah mengalahkan se-gerombolan balon yang muncul, tangisan Raphtalia juga mulai reda. Namun ketika aku mencoba menjauh darinya, walau hanya sedikit. dia mulai menangis lagi.
Dan kemudian para balon akan muncul sekali lagi.
Itulah mengapa aku tidak bisa tidur sama sekali.

“Nn…”
“Kau bangun ?”
“Hiii!?”

Raphtalia membuka matanya dan terkejut karena aku memeluknya.

“Ha… aku lelah.”

Masih ada waktu sebelum gerbang kerajaan di buka. Jadi aku mencoba untuk tidur sebentar.
Hari ini, aku berencana untuk menjual obat-obatan yang aku buat kemarin, ini seharusnya lebih menguntungkan dari pada menjual barang mentah.
Jika harga tanamannya lebih mahal dari harga obatnya, maka tidak akan ada orang yang mau membuat obatnya.

“Aku akan tidur untuk sebentar saja, untuk sarapan… apa ikan yang kemarin tidak apa apa ?”

Raphtalia segera mengangguk.

“Kalo begitu selamat malam, bangunkan aku jika ada monster datang.”

Ini sangat menyakitkan untuk terus membuka mataku, jadi aku langsung mengunjungi dunia mimpi dengan cepat.
Aku masih belum mengetahui alasan di balik tangisan Raphtalia. Dan juga tidak tertarik untuk mengetahuinya.
Mungkin karena trauma yang disebabkan oleh orang tuanya yang menjualnya, atau karena diculik.
Walaupun jika yang terjadi sebenarnya seperti pilihan yang terakhir, aku sama sekali tidak berniat untuk mengembalikannya, karena pria ini telah membeli budak dengan kantung yang besar.
Tidak apa jika dia memiliki dendam. Tapi aku harus melakukan ini karena aku harus bertahan hidup.
Aku harus mencari jalan untuk kembali ke dunia asliku, ini semua demi itu.




TL: LoliLover
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar