Kamis, 14 Maret 2019

Death March kara Hajimaru Isekai Kyousoukyoku Bahasa Indonesia : Chapter 16-5 Berbagai Kesimpulan

Chapter 16-5. Berbagai Kesimpulan


Satou di sini. Aku selalu buruk dalam perjudian sejak aku masih kecil, mungkin aku tidak punya bakat untuk itu. Aku diundang untuk pacuan kuda dan mahjong di masa kuliahku, tetapi aku tidak tertarik dengan itu bahkan sampai sekarang. Mungkin Kau membutuhkan bakat untuk menikmati judi.


"Apakah kau siap?"
"Iya."

Aku mempersiapkan magic spear yang dibuat dari Hihiirogane, Gae Bolg, untuk menjawab pertanyaan Heim-shi.

"Mari kita mulai."

Kami berdiri di garis start di tengah lapangan latihan yang luas.
Kami terpisah sekitar 20 meter.

"O Magic Edge, lindungilah pedangku."

Cahaya merah dari magic edge muncul di magic sword Heim-shi.
Aku baru menyadarinya bahwa dia telah menempatkan Penguatan Fisik pada dirinya sendiri di awal, karena bar mana-nya telah menurun.

"O Magic sword Heim yang terukir dari namaku. Bawakan kecepatan serangan lebih cepat daripada angin padaku—" "

Sepertinya Heim-shi berniat untuk menggunakan [<< Acceleration Catapult >>] yang berasal dari magic swordnya sejak awal.
Aku menyerahkan serangan pertama padanya dan menurunkan magic spearku--

--Eh?

Seperti potongan frame film yang buruk, Heim-shi yang telah mendekat tepat di depanku mengeluarkan tusukan kilat.

--Apakah Kau sungguhan.

Sepertinya dia telah menempatkan dirinya dalam kondisi Accelerated Catapult sebelumnya.
Aku meletakkan tombakku di depanku dan menangkis magic sword yang membuat jejak merah.

Bunga api merah melayang, dan aku melihat mulut Heim-shi bergerak di sisi yang berlawanan.

"--Flash."

Cahaya putih dari jarak nol, mewarnai pandanganku.
Sepertinya dia menggunakan magic light yang telah chant sebelumnya.

Tanpa menunggu pandanganku untuk kembali normal, Heim-shi menebas kembali dari arah di mana aku menangkis magic swordnya untuk mengakhiri pertarungan ini.
Aku melacak gerakan itu dari getaran udara, dan memblokir serangan dengan menendang ujung bawah magic spearku.

--GYWEEEEEEN.

Suara logam yang intens dari bentrokan antara pedang dan tombak bergema.
Cahaya merah yang tajam mewarnai pandanganku yang memutih.

"- << Acceleration Catapult >>!"

Heim-shi menghentikan kesunyian sesaat ini dengan teriakannya.
Getaran dari telapak kakinya memberi tahuku tentang waktu pergerakannya.

"--Flickering Movement."

Aku menghindar sambil menahan kecepatanku agar tidak menjadi Ground Shrink.

Pandanganku yang langsung kembali normal berkat skill Light Adjustment menunjukkan bahwa Heim-shi terjun dari udara dalam postur menusuk.
Dia memutar tubuhnya di udara dan menarik pedangnya kembali seolah-olah dia sedang menarik busur.

--Jangan katakan padaku.

Heim-shi mengumpulkan mana di pedangnya.

Tusukannya yang seharusnya berada di luar jangkauan menjadi bola cahaya merah yang mendekat padaku.

--Magic Edge Cannon.

Sepertinya dia telah mendapatkan Mystic Art yang pernah digunakan oleh kursi tertinggi Shiga Eight Swords, Julberg-shi.

Untuk membalasnya, aku juga menembakkan Magic Edge Cannon kecil dari magic spear  ke arah cahaya merah Magic Edge Cannon yang mendekat seperti menelannya, mencegatnya.

Aku bisa mendengar Lady Karina dan sorak-sorai yang lain dari luar ledakan.

"Setelah melalui tiga serangan mendadak, kau bahkan berhasil memblokir Magic Edge Cannon, kartu trufku, ya."

Heim-shi yang telah mendarat di tanah mengeluarkan senyuman gagah.

Dia mungkin menggunakan obrolan ini untuk memulihkan mana dan mengatur nafasnya.

"Monster lebih licik dalam serangan mendadak, kau tahu. Sedangkan untuk Magic Edge Cannon, aku diberkati dengan guru yang baik yang mengajariku tentang hal itu."

Heim-shi melirik Liza ketika dia mendengar itu.
Sebenarnya itu adalah guru elf, bukan Liza, tetapi karena tidak perlu membenarkannya, aku membiarkan percakapan berlanjut.

"Tunjukkan padaku kekuatan magic spearmu. Kali ini, aku akan menerima semuanya."

Heim-shi mengatakan itu dengan penuh sportif.
Karena Dia memiliki skill [Counter], berbahaya bagiku untuk secara sembarangan menggunakan serangan besar.

- Terutama dalam menahan kekuatanku.

Aku dengan ringan mengayunkan tombak dan mengambil postur tubuh rendah.

"--Aku datang."

Aku bergegas maju dengan Flickering Movement dan ketika aku sampai pada sepertiga jarak, aku berubah ke mode maksimum Flickering Movement yang digunakan Liza dan yang lainnya.
Dan kemudian aku meluncurkan tusukan dengan tombak panjang dari luar jangkauannya.

Heim-shi dengan tangkas menangkis itu dengan pedang besarnya yang seharusnya berat dan lambat.
Dia mengayunkannya seperti rapier.

Sepertinya dia sudah mengantisipasi Flickering Movement ku, baik itu dari kanan atau kiri semuanya berhasil ditangkis.
Bahkan ketika aku menuju ke punggungnya dan menusuknya, dia berbalik dan menangkisnya.

Seperti yang diharapkan dari nomor 2 Shiga Eight Swords.
Dia mungkin lebih kuat dari kursi teratas Shiga Eight Swords, Julberg-shi.

Aku membuat jarak, tepat saat Heim-shi dan para penonton mengatur napas mereka.

"Seperti yang kuharapkan dari seseorang yang adik Kishresgalza sebut lebih kuat dari mereka."

Heim-shi sedang mencari waktu yang tempat untuk memperkecil jarak sambil menemukan celah.

"Tapi kau belum serius sekarang, kan?"

- Bagaimana dia mengetahuinya.

Aku bahkan menggunakan magic water [Berkeringat] dan composite magic [<< Fake Hard Fight >>] untuk ini.

Idealnya, aku ingin pertarungan ini menjadi seri, tetapi dia kemungkinan akan mencari tahu apakah aku melakukannya dengan setengah-setengah.
Di sisi lain, menang terlalu mudah akan menurunkan pamor Shiga Eight Sword, sementara kalah terlalu mudah akan memberi noda pada Liza dan kehormatan yang lainnya dan title Demon Lord Slayer - atau bahkan pada reputasi Hero Hayato di Saga Empire.

Ini situasi yang cukup merepotkan.

"Tunjukkan padaku kekuatanmu yang sebenarnya."
"Kalau begitu izinkan aku untuk menanggapi itu dengan Seni Rahasia yang diajarkan Hero Hayato padaku."

Oleh karena itu, aku berencana untuk menunjukkan kehebatan Demon Lord Slayer dengan menghancurkan tempat latihan dengan beberapa pelapis yang mengagumkan sambil juga membangun narasi, "Heim-shi yang bisa bertahan hidup melalui itu, luar biasa."

"Tolong jangan mati, oke."

Aku mengenakan magic spear Gae Bolg dengan Magic Edge setelah memberitahukan tujuanku.
Para penonton terkejut dan berteriak, "Earl Pendragon menggunakan Magic Edge!"

Jangan bilang, aku belum pernah menggunakan Magic Edge di depan umum sebelumnya?

"Kau juga sama, jangan terlalu sombong dan mati olehku."

Aku balas tersenyum mendengar kata-kata Heim-shi.

"Ini dia - << Shining Blade >>"

Aku menyalin teknik pamungkas yang pernah diperlihatkan Hero Hayato.
Gelombang kejut merah dilepaskan dari Magic Spear Gae Bolg mengukir tempat latihan dengan banyak tanda garis.

Awalnya mereka dalam bentuk tebasan, tapi karena aku menggunakan tombak sekarang, mereka terlihat seperti cahaya berapi yang sangat cepat kali ini.

Awan debu memenuhi area latihan.
Radar menunjukkan padaku gerakan Heim-shi saat dia bersembunyi di balik debu.

Aku menarik kembali magic spearku di Magic Edge hingga batasnya untuk mempersiapkan serangan pamungkas berikutnya.

Heim-shi merobek awan debu dan menunjukkan dirinya sambil memanggul magic sword merah yang bersinar.

"<< Shining Strike Rush >>"
"<< Dragonhorn Slasher >>"

Dua Serangan Pamungkas saling beradu.

Aku menggeser sudut tusukanku agar tidak mematahkan magic sword Heim-shi yang kubuat, sebagian besar kekuatan Shining Strike Rushku tersebar di udara.
Finisher Heim-shi yang mungkin bisa memotong tanduk dragon merobek-robek Rush Shining Strike Rush, menghancurkan lapangan latihan di belakangku.

"HAAAAAAAAAAAA!"

Saat dia berteriak keras, magic sword Heim-shi berbenturan dengan magic spearku, partikel merah bersinar mewarnai sekelilingnya.
Tanah tempat kami menginjak telah hancur seperti di manga.

Para penonton di sekitar kami mengirimkan teriakan nyaring.
Bagus, bagus.

"Ini dia, Heim-dono!"
"Ayo, Pendragon! Tunjukkan semuanya padamu!"

Aku mengabaikan Heim-shi yang mengatakan sesuatu yang berbau BL dan mengeluarkan serangan pamungkas berikutnya.

"Dragon Buster"

Itu adalah serangan pamungkas yang pernah digunakan oleh Liza dalam pertarungan melawan Floormaster.
16 tusukan menyerang Heim-shi, namun dia berhasil menangkis semuanya.

Tersapu oleh momentum, magic spearku terangkat dari tanah.

Heim-shi menyeringai.
Magic swordnya dibalut cahaya merah saat dia membuat gerakan yang sama untuk Dragonhorn Slasher.

Ini mungkin waktu untuk Counter yang telah dia tunggu-tunggu.

Namun--.

"Beyond Art. Magic Edge Explosion."

--Aku juga sudah menunggu ini.

Cahaya merah yang tertinggal di magic spear tersedot ke tanah dan Heim-shi yang baru saja akan mengeluarkan Dragonhorn Slasher tertelan dalam ledakan.
Aku menggunakan seni bertarung yang Liza pernah gunakan untuk menghancurkan tanah pijakan [Floormaster].

Dari sudut pandang penonton, akan terlihat seperti serangan Heim-shi yang tidak bisa dihindari ditangkis oleh seni yang tidak berbeda dari ledakan.

"INIBELUUUMBERAKHIIIR!"

--Uwaa, serius?

Heim-shi yang berdarah di sekujur tubuhnya menyerang tanpa peduli dengan pertahanannya.
Tidak tidak, Kau benar-benar akan mati, Kau tahu?

Kesadaranku dirampas oleh tindakanku yang terlalu berhati-hati untuk tidak membunuhnya.

Namun, serangannya mencapai diriku pada saat itu.
Magic swordnya menyerempet pipiku, dan mengukir luka.

Luka menghilang seketika oleh skill Self-Healing-ku, tapi sepertinya aku bisa melihat kebanggaan Shiga Eight Swords, penjaga Kerajaan.


"Sir Pendragon, Kau telah menunjukkan kepadaku kekuatanmu yang sebenarnya."

Heim-shi yang akan mati sudah cukup pulih untuk berjalan dengan penyembuhan magician yang siaga di tempat latihan.

Di belakangnya, golem besar telah dibuat untuk berbaris oleh magician earth di tempat latihan dimana Lady Karina dan Shiga Eight Sword Miss Ryouna Sang [Mower] bertarung di sana.
Sepertinya mereka telah sepakat untuk bertarung juga saat kami sedang berduel.
Dan sepertinya Reilas-dono akan bertarung melawan Zena-san sesudahnya.

Liza menolak untuk bertanding karena, "Master belum memberiku izinnya."
Karena perbedaan level terlalu besar, itu akan berakhir dengan pertandingan satu sisi sehingga penilaiannya tepat.

"--Itu adalah kekalahan totalku."
"Tidak, ini kekalahanku. Aku hanya berhasil memblokir serangan terakhir Heim-shi karena keberuntungan."

Tidak ada gunanya usahaku tadi membuat pertarungannya terlihat seri, jika dia mengatakan [Kekalahan total].
Selain itu jika aku dengan ceroboh membuatnya kalah, aku mungkin akan dipaksa bergabung dengan Shiga Eight Swords.

"Aku pikir imbang tidak masalah—"

Pangeran pertama Soltrick yang bisa membaca suasana menawarkan saran yang bagus.

"—Kalian berdua sangat hebat. Aku akan memberikan hadiahmu nanti. Terus berusaha untuk mengasah skill superiormu demi Shiga kingdom."

Heim-shi dan aku dengan penuh rasa terimakasih, menerimanya seperti para prajurit.

"Pertandingan berakhir! Pemenangnya, Ryouna-dono!"

Ups, sepertinya Lady Karina telah kalah saat kita berbicara.
Keduanya adalah tipe yang bertarung berdasarkan insting, tetapi Miss Ryouna yang lebih berpengalaman dalam pertarungan antar personel tampaknya lebih unggul dalam taktik.

Lady Karina juga sering bertarung dengan Pochi dan Tama, tetapi karena praktiknya dengan asumsi dia akan bertarung melawan monster, dia tidak pernah memiliki kesempatan untuk mempelajari pertempuran antar personel yang mendalam.

"Regu penolong! Bahu dan tulang rusukku patah! Bantu aku dengan penyembuhan."

Miss Ryouna yang terluka di seluruh tubuhnya, memanggil ksatria yang berspesialisasi dalam penyembuhan.

"Aku tidak bisa menang."
"Kerja bagus."

Aku menyerahkan handuk basah dingin ke Lady Karina yang sedih.

Ngomong-ngomong, bahkan tidak ada goresan pada Lady Karina karena Raka melindunginya.
Rupanya dia kalah karena dia dieksploitasi oleh lawannya dan pingsan.

"Karina-sama, lagipula lawanmu adalah Shiga Eight Swords. Wajar jika kalah."

Zena-san menghibur Lady Karina.

"Itu bukan alasan desuwa. Zena-san, kau harus menang oke."
"Tidak apa-apa. Aku yakin Zena-sama akan menang jika dia bertarung dengan tenang."
"Y-ya. Aku akan melakukan yang terbaik."

Lady Karina dan Liza bersorak untuk Zena-san.


"--Apakah itu diizinkan?"
"Ya, Master. Ketika dia ditantang, Zena-sama bertanya kepada Reilas-dono apakah dia tidak keberatan jika dia menggunakan magic sebagai serangan utamanya, dan ini adalah jawaban untuk itu."

Adegan di depan kita adalah Zena-san yang terbang di udara saat dia menjatuhkan [Air Hammers] ke bawah dalam pertempuran satu sisi.

Pada awalnya, Reilas-shi balas menyerang dengan menembakkan light magic, tetapi karena Zena-san benar-benar memblokirnya dengan [<< Heavy Air Wall >>], ia terpaksa bertahan dengan holy shield.
Selain itu, Zena-san yang bisa dengan cepat menembakkan magicnya, mengganggu Reilas-shi ketika ia mencoba untuk melemparkan magic tingkat menengah yang bisa menembus Heavy Air Wall-nya.

Pertandingan ini akan berakhir dalam sekejap jika Zena-san menggunakan magic wind tingkat tinggi, tapi sepertinya Zena-san tidak akan menggunakannya karena takut melukai Reilas-shi.

『- Ketinggiannya menurun.』
"Benar desuwa."

Seperti yang dikatakan Raka, ketinggian Zena-san telah menurun.
Sulit untuk mengendalikan magic [Fly] yang dia gunakan, kendalinya mungkin berkurang setelah terus menerus menembakkan magic serangan.
Aku ingin memberinya instruksi, tetapi memberikan saran di tengah pertandingan tidak diperbolehkan.

"--Master."

Aku melihat kembali ke tanah karena panggilan Liza.

Reilas-shi membersihkan armor beratnya dan berlari ke arahnya dengan kecepatan yang luar biasa.

" Rising Blade."

Dia melemparkan holy shiedlnya ke bawah Zena-san dan mengeluarkan serangan pamungkas dengan magic sword di tangannya yang lain.
Reilas-shi menumpuk kekuatan dari Flickering Movement, menggunakan skill melompat dan tipe serangan pamungkas di udara untuk mendekati Zena-san yang terbang.

"■■■■ Wind Shield"

Zena-san menggunakan spell wind yang cepat dengan terburu-buru.

Magic sword Reilas-shi memotong Wind Shield.

"Magic tingkat dasar tidak akan -"

Seseorang menggumamkan itu.

Tapi itu kesalahpahaman.

Zena-san tidak mencoba untuk memblokir serangan pamungkas Reilas-shi.

Ini untuk mendorong Reilas-dono dengan tekanan udara dari Wind Shield dan mendorong dirinya sendiri untuk bergerak di udara.

Dan, tambahannya--

"Expulsion."
"TIDAAAAK"

--Badai yang dilepaskan dari angin yang mengelilingi tubuhnya menghantam Reilas-shi hingga jatuh ke tanah.

Magic sword Reilas-shi memotong badai, tapi kemudian datanglah serangan tambahan Zena-san.

".... ■■■ Fallen Hammer"

Angin kencang Zena-san menghancurkan Reilas-dono yang terlempar tidak seimbang, ia menghantam tanah tanpa ada perlawanan.
Tidak aneh bagi orang biasa untuk mati karenanya, tetapi seperti yang diharapkan dari Shiga Eight Swords.
Dia dengan cepat bangkit dan melompat ke arah holy shield di dekatnya.

Saat tangannya hendak mencapai holy shield, punggungnya dipukul oleh Zena-san yang telah mendapatkan kecepatan dari gravitasi.

"Guha--"

" ■■■■ Air Hold!"

Air Hold yang dikeluarkan dengan chant singkat mengikat Reilas-shi, lehernya kemudian bertemu dengan pedang pendek yang julurkan Zena-san.

"Pemenangnya! Zena Marientail!"

Pada kemenangan yang tak terduga, orang-orang di sekitarnya mengeluarkan sorakan gembira yang memekakkan telinga.

"Bagus sekali. Zena-dono."
"Terima kasih banyak, Reilas-sama."

Zena-san menjawab pujian Reilas-shi sambil terlihat malu dan mereka saling berjabat tangan untuk menghormati pertarungan yang baik ini.

Wasit tidak menyadari fakta bahwa Reilas-shi telah berhasil melawan Air Hold Zena-san tepat sebelum pengumuman pemenang, dan jika wasit tidak membuat kesimpulan tergesa-gesa, itu mungkin baginya untuk melakukan serangan balik kepada Zena-san dengan tangan yang memegang magic sword.
Namun, dia menerima keputusan wasit dan tidak berusaha untuk melakukan serangan secara bersamaan.

Tidak heran dia dipercayakan untuk mengurus pangeran ketiga Sharlick yang tidak bisa dikendalikan itu.


--Oh?

Seorang pria berpakaian butler berlari ke tempat latihan.
Sepertinya dia sedang mencari seseorang.

Apa ada yang terjadi?

Ketika aku mengamati situasinya, pria itu berlari ke salah satu punggawa pangeran pertama dan membisikkan sesuatu ke telinganya.

"Capital Air Defense Corps -"
"Apa, kau yakin tentang itu?"
"--Atas kehendak tuan."

Aku tidak dapat mendengar bagian penting karena keributan, tetapi kemudian seorang punggawa berwajah pucat berlari ke arahku.

"Earl Pendragon, maafkan aku tentang hal ini, tetapi bisakah kau melepaskanku dari pertaruhan kemarin?"
"Aku tidak--"
"Apa yang salah? Apakah istrimu yang membenci judi membuatmu ragu?"

Ketika aku akan mengatakan 'Aku tidak keberatan', seorang bangsawan lain menyela.
Wajah bangsawan itu menjadi lebih pucat.

Kemudian bangsawan lain memotong.
Dia berkeringat, apakah dia baik-baik saja.

"A-Aku juga ingin melepas taruhanku denganmu. Namun, tidak sopan untuk melepaskannya begitu saja. Jadi aku akan menawarkan pedang pusaka ini sebagai permintaan maaf."
"Kau juga, apa yang terjadi di sini."
"Eyy, minggir. Aku sedang berbicara dengan Earl Pendragon sekarang."

Bangsawan berkeringat dan bangsawan pucat mendorong pria bangsawan yang bingung ke samping dan mendekatiku.
Bagaimana aku mengatakan ini, wajah mereka yang terlihat sangat serius itu menakutkan.

"Itu tidak akan ada gunanya bagi reputasimu jika kita melakukannya ditempat seperti ini-"

Ketika aku menyarankan mereka untuk membicarakannya nanti di ruang tamu, mereka menjadi lebih bingung.

"T-tidak, tidak ada yang cukup penting untuk dibicarakan hingga mengganti tempatnya."
"Aku-aku mohon padamu, terimalah pedang ini."

- Ada sesuatu yang tidak benar.

Memikirkan itu, aku mencoba mencari di peta.

Dapat.

Holy Mobile Armor.

Rupanya, para bangsawan yang telah memperoleh info tentang penemuan Holy Mobile Armor sedang mencoba melepas taruhan mereka sebelum diumumkan.
Aku memperhatikan dua bangsawan yang mengajukan penawaran.

Rumah keduanya ini kemungkinan besar memiliki jaringan informasi yang sangat baik.

"Apa yang kalian sembunyikan?"

Pangeran pertama yang tampak bingung bertanya pada dua bangsawan.
Itu memang membuat Kau meragukan sesuatu ketika mereka melakukannya secara terbuka seperti ini, bukan.

『Satou-dono, wvyern mendekati dari sisi barat daya.』
"Terima kasih, Raka."

Aku mengucapkan terima kasih kepada Raka.
Yang datang ke sini adalah wyvern dari Capital Air Defense Corps, jadi semuanya baik-baik saja.

Kemudian seekor wyvern dengan cepat muncul, bangsawan pengikut pangeran pertama berteriak.
Mereka seharusnya terbiasa dengan wyvern jika mereka tinggal di ibukota, tetapi karena wyvern biasanya tidak terbang di atas ibukota, mungkin orang-orang yang tidak benar-benar terhubung dengan militer tidak tahu tentang mereka.

"Sangat berisik, tenanglah."
"Y-Yang Mulia! Itu!"
"Jangan khawatir! Bukankah itu wyvern Capital Air Defense Corps!"

Para punggawa yang dimarahi oleh pangeran mendapatkan kembali ketenangan mereka.

"Aaaaa, Earl Pendragon, aku memohon padamu."
"T-tolong, demi kebaikan—"

Bangsawan yang berkeringat dan bangsawan pucat memohon padaku hingga mereka seperti ingin menarik-narik pakaianku
Para bangsawan lainnya tampak cemas melihat mereka ketika mereka mulai saling memandang dan berbisik.

"Holy Mobile Armor! Holy Mobile Armor telah ditemukan di Magic Sealing Ravine barat!"

Seorang tentara yang turun dari wyvern berteriak.

"Begitu, jadi itulah yang terjadi -"

Berbeda dengan pangeran yang menyadarinya, bangsawan yang berkeringat dan bangsawan pucat putus asa.
Para bangsawan lainnya juga bertukar pandang dengan wajah pucat.

Garis pandang para bangsawan tertuju padaku seolah-olah mereka memohon padaku.

Aku tidak yakin apa yang kalian harapkan dengan melakukan itu.

Aku pribadi tidak tertarik dalam hal-hal yang mereka pertaruhkan, tetapi aku juga tidak bisa mengatakan, "taruhannya tidak masuk hitungan".
Jika aku melakukan itu, orang-orang bermasalah akan datang satu demi satu untuk membuat taruhan yang tidak masuk akal denganku.

Nah, hal yang tepat untuk dilakukan saat ini adalah mencari jalan tengah.
Aku akan senang mendapatkan saran Arisa di saat-saat seperti ini.



TL: Isekai-Chan
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar