Minggu, 17 Maret 2019

Death March kara Hajimaru Isekai Kyousoukyoku Bahasa Indonesia : Chapter 16-9 Keputusan Sera

Chapter 16-9. Keputusan Sera


※ Chapter ini diceritakan dari sudut pandang Sera

--Iman atau cinta, mana yang harus aku pilih.

Satou-san yang baik dan lembut tidak dapat menyetujui hukuman ilahi para dewa yang tidak diskriminatif.
Hingga membuatnya melindungi Weasel Empire, yang merupakan biang keladinya, menuju dunia lain menggunakan kekuatan yang tidak ada bedanya dengan dewa.

Jika Satou-san benar-benar terlibat konflik dengan para dewa, aku bertanya-tanya apa yang harus aku lakukan ....


"- Ke Duchy capital?"
"Aku ingin berkonsultasi dengan Head miko Kuil Tenion - Lily-dono, kau tahu."

Saat aku terus merasa khawatir dan terjebak dalam labirin pikiranku di Solitary Island Palace, Satou-san mengundangku ke Duchy capital untuk mengganti suasana.
Tentu saja aku tidak mengatakan tidak.

"Apakah kita akan naik kapal udara hari ini?"

- Itu tidak seperti biasanya.

Satou-san bisa saja kembali ke Duchy capital dalam sekejap dengan magic space dan Unique skillnya

"Ya, kadang-kadang bepergian di udara bagus untuk mengganti suasana."
"Kau benar."

Kali ini, aku satu-satunya di antara anggota Solitary Island Palace yang pergi bersama Satou-san.
Sebuah perjalanan hanya kita berdua, meskipun kurang bijaksana, ini sedikit mengasyikkan.

Namun--.

"Satou-sama, jadi ini adalah kapal udara pribadi Satou-sama."
"Maaf tentang ini, Satou."

Mengapa aku melihat roda kedua dan ketiga di sini.
<TLN : Ungkapan yang mirip dengan orang kedua dan ketiga>

"Jika kau benar-benar merasa menyesal maka kau bisa terbang ke sana dengan Flying Wooden Horse itu."

Aku melemparkan beberapa kata sarkastik kepada ane-sama yang tanpa ragu memanfaatkan Satou-san sembari melepaskan ane-sama yang sensitif dari Satou-san.

Aku tidak ingin menunjukkan emosi gelap di depan Satou-san, tapi aku tidak bisa mengendalikannya dengan baik ketika aku berurusan dengan ane-sama.
Aku yakin bahwa masalah kompleks yang kualami sewaktu kecilku masih tetap tertinggal didalam hatiku bahkan sampai sekarang.

--Ah!

"Ririna-san, memeluk lengan seorang pria yang bukan tunanganmu itu tidak sopan untuk seorang wanita."

Astaga, aku benar-benar tidak bisa lengah.
Aku melepaskan Ririna yang berpegangan pada lengan Satou-san.

"Ara? Sera, apakah kau cemburu pada anak-anak?"
"Aku tidak cemburu! Aku hanya membimbingnya bagaimana bersikap seperti seorang wanita."
"Hmmm, membimbing ya--"

Aku dengan tenang menepis ane-sama yang menegurku sambil terlihat bahagia.

"--Ey!"

Ane-sama tiba-tiba memeluk kepala Satou-san.

"Onee-sama! Kau tidak tahu malu!"

Aku tidak menyangka.
Ini masalah lain karena Ririna masih anak-anak, tetapi itu bukan sesuatu yang harus dilakukan oleh seorang wanita dewasa seperti ane-sama.

"Ara? Kakek-sama menyuruhku menikah dengan Satou, kau tahu? Itu berarti kita seperti tunangan sekarang, kan?"

Kakek-sama ....

Tolong hentikan lelucon seperti itu, itu hanya akan berfungsi untuk memancing ane-sama.

Aku menahan diri berurusan dengan ane-sama sampai kami tiba di duchy capital untuk mencegahnya mengganggu Satou-san.

Ya, aku merasa lega dari lubuk hatiku begitu aku melihat puncak menara kasti ibukota dari jendela.


"Sudah lama tidak berjumpa Satou-san."
"Senang bertemu denganmu lagi, Head Miko - Tidak, Miko Lily."

Pagi setelah hari kami tiba di duchy capital, aku menemani Satou-san untuk mengunjungi Kuil Tenion.
Satou-san ingin bertemu para dewa.

"Jika itu yang kau harapkan, aku ingin mengabulkannya, tapi--"

Lily-sama berhenti.

"Jika kau ingin berbicara dengan dewa sendiri, maka tidak ada pilihan selain menggunakan『Invoke Deity 』untuk membiarkan dewa memasuki tubuhku."

--Invoke Deity.

Ini adalah holy magic tertinggi untuk membiarkan satu bagian dewa turun ke Soul Vessel-mu.

Dalam buku-buku sejarah kuil Tenion, ada catatan tentang miko dan priest yang memanfaatkan Invoke Deity untuk bertarung melawan Demon Lord dan invasi Greater Demon.
Namun, masing-masing dari mereka membutuhkan kompensasi yang besar.
Lebih buruk daripada kehilangan nyawa mereka, mereka rupanya mengalami kerusakan Soul Vessel.

Mungkin tidak mungkin bagi Soul Vessel kecil manusia untuk menampung keberadaan yang besar yaitu Dewa.

"Tidak, kompensasi untuk magic itu terlalu besar."
"Jika itu untukmu dan demi dunia ini, aku tidak keberatan menyerahkan jiwa milikku ini, kau tahu?"

Lily-sama bercanda mengatakan itu kepada Satou-san yang menggelengkan kepalanya.

Namun, Lily-sama serius.
Aku takut dia akan benar-benar melakukannya kalau Satou-san mengangguk.

Lily-san menyarankan metode yang digunakan raja kuno untuk berdialog dengan para dewa kepada Satou-san yang meminta cara lain.

Kami meminta izin head miko saat ini untuk memasuki arsip terlarang Kuil Tenion dan mencari dokumen yang kami cari.

"Ini dia - sepertinya butuh upacara yang cukup sulit."

Lily-sama bergumam sambil melihat-lihat buku terlarang.

Upacara membutuhkan beberapa barang langka, tetapi Satou-san dapat mengaturnya dengan wajah tenang seperti biasa.
Tolong berhenti memperlakukan philosopher stone seperti mengeluarkan kerikil dari saku mu.

Lihat, Lily-sama sampai tercengang seperti itu.

"Ufufu, kau benar-benar luar biasa."

Lily yang terlihat kekanak-kanakan tampak tersenyum pada Satou-san.
Udara gadis jatuh cintanya ini membuat hatiku sakit, aku bertanya-tanya apakah aku membayangkan sesuatu.
"Upacara itu membutuhkan magic prayer, kau tahu. Jika Sera bisa melakukannya, bisakah aku menyerahkannya padamu?"
"Aku belum pernah mencoba menggunakan magic itu, tapi aku percaya aku bisa melakukannya."
"Jika kau tidak yakin, aku tidak keberatan menggunakannya sendiri, tapi--"

Lily-sama berbisik di telingaku dengan ekspresi nakal di wajahnya.

"- Upacara mengharuskan kalian berdua untuk tetap telanjang."
"T-telanjang?"

Tidak senonoh!

Terlalu tidak senonoh!

Gadis yang belum menikah merangkul seorang pria telanjang !!

"Tapi Sera, bukankah kau terbiasa merangkul Satou-san yang telanjang?"

Lily-sama mengatakan beberapa hal yang sulit dipercaya.

"A-Aku dan Satou-san, melakukan hal seperti itu!"
"Sera, dia akan mendengarmu jika kau terlalu keras, tahu?"
"Eh? U-umm, err--"

Lily-sama menegurku ketika aku secara refleks berteriak keras.

"Jadi, apa yang akan kau lakukan, Sera? Aku bisa melakukannya untukmu jika kau malu, tahu?"

Lily-sama menatap mataku dengan tatapan menggoda.
Sosok Satou-san dan Lily-sama yang saling berpelukan dalam kondisi telanjang muncul di pikiranku.

--Aku tidak menginginkan itu.

Aku memutuskan kata-kata yang melintas sesaat.
Aku bernapas dalam-dalam dan memberi kekuatan pada perutku.

"—Akan kulakukan."

Lily-sama mengangguk puas pada suaraku yang terdengar lemah seakan ingin menangis yang kontras dengan tekadku.


Setelah berpisah dengan Satou-san yang kembali ke kastil bangsawan, aku dituntun oleh Lily-sama ke ruang kerja di sudut kuil suci.

"Baiklah Sera. Tolong kerjakan ini."

Dia memberiku jubah suci putih seremonial dan dua gulungan benang sutra berwarna hijau.
Bersamaan dengan buku pegangan tentang pola bordir seremonial.

--Jangan bilang, aku harus menyulam jubah suci mulai dari sekarang?

"U-umm, tapi upacaranya akan dilaksanakan dalam dua hari ...."
"Tidak apa-apa, aku yakin Sera bisa melakukannya."

Lily-sama menjawab pertanyaanku sambil tersenyum.

"Kau pandai menyulam, kan?"
"Iya...."

Tampaknya tidak ada jalan keluar.

"Aku akan melakukan yang terbaik."

Aku mulai menyulam dengan cepat dan hati-hati.
Tentu saja, aku melakukannya sambil berdoa kepada Dewa Tenion.

Aku terus bekerja sampai kelelahan total, dan pada tengah malam sebelum hari upacara berlangsung--

"Oh tidak, aku ketiduran."

Aku bangun dengan tergesa-gesa dan memeriksa apakah jubah suci itu kotor.

--Eh?

Meskipun seharusnya ada lebih dari setengah sulaman yang belum selesai, semuanya sudah selesai sekarang.

Karena tidak tahu apa yang terjadi, aku melihat sekeliling dan menemukan suplemen gizi serta makanan ringan yang rasanya akan tetap enak walaupun sudah dingin di sudut meja.

"... Satou-san."

Perasaan yang datang dari lubuk hatiku menghangatkanku.


<- O, anak manusia tersayang>

Suara yang bukan suara.

<O gadis muda yang jatuh cinta>

Itu bukan berasal dari pikiranku, kata-kata itu jatuh dari langit-langit kuil suci.

<Katakanlah tentang perasaanmu.>

Aku menyerahkan diri pada ramalan yang tiba-tiba.
Aku berbicara sepenuh hati seperti yang diinginkan Dewa Tenion.


--Pagi selanjutnya.

Pola bordir pada jubah itu ditranskripsi ke tubuhku oleh Lily-sama dan holy magic head miko-sama saat ini.

Semuanya sudah siap sekarang.

"Sera, lakukan yang terbaik."
"Aku yakin kau bisa melakukannya."
"Ya, Lily-sama, head miko-sama."

Miko yang telah menjalani upacara penyucian berbaris di sepanjang tempat upacara.

"Raja masuk--"

Satou-san yang mengenakan pakaian seperti raja kuno berjalan ke tempat upacara di kuil suci.

Dengan memakai pakaian raja klasik, hari ini Satou-san benar-benar terlihat seperti raja.
Dia terlihat lebih bermartabat dari biasanya.

"Oo raja, berdiri di depan miko."

Satou-san mengikuti kata-kata head miko saat ini dan datang berjalan kesini.

Satou-san yang matanya bertemu denganku mengeluarkan senyum lembutnya yang biasa.
Meskipun dia akan berkomunikasi dengan Dewa Tenion, dia bertingkah seperti biasanya.

"O raja, buang pakaian duniawimu."

Dua miko melepas pakaian Satou-san.
Itu berakhir dalam sekejap karena hanya ada satu potong.

Miko tersipu melihat tubuh telanjang Satou-san yang simetris.
Aku menatap mata Satou-san yang tenang agar garis pandanganku tidak turun.

"Oo miko pembimbing, buang pakaian duniawimu."

Miko melepas jubahku.

Ketika aku berpikir bahwa Satou-san sedang melihatku, aku merasa sangat malu sehingga cukup untuk membuat seluruh tubuhku memerah.
Meskipun aku merasa ini memalukan, Satou-san masih terlihat seperti biasa.

Entah bagaimana - tidak, ini benar-benar membuatku frustrasi.

Tapi ini bukan waktunya untuk itu.
Aku harus melanjutkan upacara demi Satou-san--.

"O Miko pembimbing, tunjukkan raja jalannya."

Aku merentangkan kedua lenganku dan merangkul lengan atas Satou-san.
Meskipun tubuh Satou-san terlihat selembut wanita, itu ditutupi dengan otot yang sedikit keras.

Cahaya yang tenang dari kuil suci, dan kata-kata miko memuja Dewa menenangkan hatiku yang jatuh ke dalam kekacauan dari sensasi itu.

--Dewa.

Aku menatap langit-langit kuil suci dan memanggil Dewa Tenion.

- Dewa besar yang mengawasi kita.

Sebuah cahaya jatuh dari langit seakan menjawab panggilanku.
Cahaya hangat ini adalah cahaya suci Dewa Tenion.
Aku menyerahkan diri kepada cahaya suci Dewa Tenion seperti yang selalu kulakukan ketika menerima ramalan.

<Wahai anak lelaki terkasihku. Oo raja yang memanggilku dengan gadis suci. Nyatakan keinginan mu ->


Note :
Maaf updatenya telat lagi :'v untuk setiap hari minggu sampai bulan april nanti. Mimin bakal disibukin dengan berbagai macam kegiatan lain x'D. Jadi kemungkinan khusus dihari minggu updatenya bakal telat, diusahakan gak sampe telat terus deh :").
Dan selamat menikmati kepolosan sera-tan~



TL: Haze t
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar