Selasa, 24 Desember 2019

Tate no Yuusha no Nariagari Light Novel Bahasa Indonesia Volume 10 : Chapter 10 - Zeltoble

Volume 10
Chapter 10 - Zeltoble


Perjalanan kami berjalan lancar, dan kami tiba di ibu kota Zeltoble. 

“Di sini cukup ramai.”

Kami berjalan melalui jalan-jalan kota yang ramai. Bahkan kota kastil Melromarc tidak seramai ini. Begitu kami tiba, aku kembali dan menjemput Raphtalia dan Rishia. Ada banyak hal yang tidak pasti, dan aku harus berjaga-jaga jika kami harus bertarung. Ini tidak terasa seperti kami bepergian ke tempat yang jauh, karena kami kembali ke desa pada malam hari.

Oke, negara bernama Zeltoble, penggambarannya bagaimana ya? Negara ini penuh dengan gedung-gedung batu melingkar dan satu Colosseum yang menarik banyak perhatian.

“Apa kau bisa jelaskan negara macam apa Zeltoble ini? Aku tidak apa-apa di sini.”
“Kalau begitu, izinkan aku untuk menjelaskannya! Ya!” Pedagang Budak memulai penjelasannya, penuh kegembiraan. “Zeltoble dikenal sebagai negara pedagang dan tentara bayaran. Persis seperti julukannya, negara ini menjalankan perdagangan dan bisnis tentara bayaran.”
“Ya, aku mengerti gambaran kasarnya.”
“Soal tentara bayaran, aku yakin Tuan sudah mengerti, agar bisa mendapatkan penghasilan, mereka sering kali menjerumuskan diri dalam pertarungan. Negara ini juga memiliki ikatan kuat dengan guild yang mengawasi semua bisnis petualang. Sebagai pusat perdagangan, ini membuat negara ikut terlibat dalam menangani semua alat penunjangnya, mulai dari pendistribusian senjata dan armor hingga memasok obat-obatan dan barang habis pakai lainnya yang dibutuhkan oleh guild. Perpindahan uang dari tangan ke tangan di negara sangat mengalir sekali dibandingkan negara lain.”

Melihat apa yang terjadi di luar melalui jendela kereta, setiap sisi jalan memang sesuai dengan apa yang dikatakannya. Kota kastil Melromarc juga penuh dengan kehidupan, tapi tempat ini terasa seperti kota ‘abu-abu’. Dataran kota mulai terlihat jelas, memisahkan antara distrik bisnis yang ramai dan daerah kumuh.

“Ngomong-ngomong, negara ini tak memiliki raja. Semua yang terjadi di sini dikelola oleh Dewan Pedagang.”
“Oh?”

Jadi negara ini lebih seperti republik? Masuk akal bagi negara yang disebut-sebut sebagai negara tentara bayaran. Mungkin mereka adalah masyarakat berbasis prestasi.

“Negara ini juga memiliki sisi gelap, seperti dibuktikan dengan pepatah, 'perang terjadi dalam bayang-bayang Zeltoble.' Berhati-hatilah, Tuan Pahlawan.”
“Aku mengerti.”
“Keluargaku berbasis di Zeltoble. Negara ini sudah memperlakukan penghasilan kami dengan baik. Ya.”
“Aku sudah menduganya.”

Itu mengingatkanku, aku mengalami mimpi buruk malam sebelumnya. Seluruh kerumunan orang mengerikan yang tampak seperti Pedagang Budak muncul entah dari mana dan mulai mencoba menjual budak dan monster padaku.

“Lalu hal yang menarik dan membuat Zeltoble terkenal adalah kompetisi Colosseum yang diadakan setiap harinya.” 
“Colosseum?”

Dia berbicara tentang arena pertempuran, kan? Mereka mungkin mengadu tentara bayaran satu sama lain dan bertaruh pada siapa yang akan menang.

“Ini salah satu atraksi utama Zeltoble. Aku berharap Tuan Pahlawan mempertimbangkan diri untuk ikut serta.”
“Aku akan mempertimbangkannya. Sekarang, kita maju kemana?”
“Kita harus keluar dari jalan utama. Masuk kedalam gang di bawah sana. Seharusnya kita sampai melalui gang itu.”
“Oke. Filo.”

Aku menuntun Filo ke gang yang ditunjukkan Pedagang Budak. Begitu kami memasuki gang, seutas tali datang ke arah Filo entah dari mana.

“Heh heh heh... Ternyata ada monster langka yang bisa kita amankan nih?”

Sekelompok pria yang tampak kasar melangkah keluar di depan kami. Apakah para idiot ini tidak tahu siapa Filo? Entah siapa mereka, mereka ini mengingatkanku pada sekelompok idiot lain.

“Hiya!”
“Arghhhh!!!”

Filo menendang si bodoh yang dengan ceroboh mencoba menangkapnya dengan laso dan membuatnya terbang ke luar angkasa.

“Hah?! Makhluk apa ini?! DIAM! Ugh!”
“Monster ini buas! Cepat ikat lehe -arghhh!”

Ah, Filo telah menggigit kepala salah satu idiot itu. Dia berjuang untuk beberapa saat sebelum menjadi lemas. Aku rasa dia pingsan.

“M... monster buas!”
“Tolong!”

Filo memuntahkan dengan setengah hati dan merobek tali dari lehernya.

“Yang asin dikit lebih enak. Mereka ini kurang sehat!”
“...”

Bayangkan kalau Filo benar-benar berubah menjadi monster pemakan manusia, itu membuatku takut. Aku merasa dia tumbuh ke arah yang salah.

“Filo, manusia itu bukan makanan.” 
“Hah?”

Bagaimanapun, dia hanyalah seorang Filolial. Mungkin itu hanya perkembangan intelektual yang tertunda. Cukup menyusahkan juga. Mempertimbangkan apa yang aku butuhkan darinya, semakin sedikit kecerdasannya akan lebih baik.

“Filo. Kalau mau makan manusia.... yang masih anak-anak itu lebih enak. Daging mereka sangat lembut dan penuh nutrisi.”
“Rafu! Rafu rafu!”
“Jangan bilang begitu padanya, Tuan Naofumi! Raph-chan juga jangan memanas-manasinya!”

Aku ingat ada monster dari game atau buku yang mengatakan sesuatu seperti itu, jadi aku mencoba memberitahukan hal itu pada Filo, tapi dia menggelengkan kepalanya dengan jijik.

“Tidaaaak mauuu!”
“Lihat, hal itu mudah dicerna kepala Filo.”
“Ah mmm.... aku ragu dia mengerti atau tidak.”
“Dengar, Filo. Lain kali jangan asal melahap dan menahan manusia dalam mulutmu. Ini untuk kebaikanmu sendiri.”
“Ya! Firo melakukan ini agar mereka langsung takut dan lari saja!”

Oh Jadi dia benar-benar mengerti mengancam orang berbahaya dan itulah sebabnya dia melakukannya. Kurasa dia sedang belajar. Aku tidak bisa menganggapnya terlalu pintar, tapi memahami itu seharusnya tidak masalah.

“Terus kenapa kamu bilang suka yang lebih asin?” 
“Itu hanya rasa mereka yang Firo rasakan.”

Aku sekarang harus berdoa agar dia tidak ingat rasa manusia.

Kami menghentikan kereta di depan sebuah toko yang dimiliki oleh seorang kenalan Pedagang Budak, kemudian kami keluar dan mengikuti Pedagang Budak di gang. Ketika kami keluar dari sisi lain, aku bisa melihat Colosseum besar. Itu adalah sebuah bangunan batu yang menyerupai taman bermain berkubah, dan seorang lelaki berotot berdiri berjaga di pintu masuknya. Pasti tempat ini cukup populer, karena ada antrean panjang orang yang menunggu untuk masuk.

“Lewat sini.”

Pedagang Budak menuju ke pintu belakang dan memberi anggukan cepat kepada penjaga yang berdiri, yang kemudian melangkah ke samping dan membiarkan kami lewat.

“Bagian atas tempat ini adalah Colosseum, namun di bagian bawah adalah sisi gelap, tempat penjualan budak berada. Ya.”
“Oh?”
“Tentu saja, sebagian besar Colosseum di negara ini menerapkan hal yang sama. Barang yang ditawarkan bervariasi sesuai dengan keinginan pengelolanya. Ya.”
“Bagaimana dengan milikmu?”
“Tak perlu dikatakan, kami berurusan terutama dengan budak. Meski begitu, kami tidak mengendalikan pasar secara eksklusif.”

Setelah melanjutkan langkah kami, kami sampai di tangga yang mengarah ke bawah tanah. Ketika kami berjalan menuruni tangga, aku bisa mendengar sorak-sorai datang dari atas. Bisnis ini pasti bagus.

“Bisnis kelihatannya bagus di sisi Colosseum. Kompetisi seperti apa yang berlangsung di sana?”
“Pertarungan, sebagian besar, tapi kadang-kadang ada acara lain, seperti kontes makan. Ya.”
“Aku ingin ikut Filo kontes itu.”

Aku tidak keberatan melihat seberapa jauh jurang tak berdasar itu bisa bertahan. 

“Hah? Firo boleh ikut serta?”
“Itu kemungkinan.”

Kami bisa memangkas biaya makanan dan bahkan menghasilkan uang tambahan. Ya, aku yakin risiko dia kalah sangat kecil.

“Aku yakin itu akan menjadi sangat menarik. Ya.”

Pedagang Budak membuat semacam sinyal aneh kepada pria berotot itu. Dia tahu aku hanya lari dengan percakapan yang dia mulai, kan?

“Lalu? Masih jauh tempatnya?” 
“Kita hampir sampai.”

Beberapa saat setelah dia menjawab, kami tiba di bawah tangga. Aku bisa melihat kandang yang tak terhitung jumlahnya di ujung koridor yang dilapisi dengan dinding batu. Ada lebih banyak kandang di sini daripada di tenda Pedagang Budak, banyak kandang beri yang berisikan budak tanpa memperhatikan ras mereka, ada manusia, demi-human, dan ras lainnya. Aku bisa melihat sebuah ruangan kecil di luar area kandang ini. Di sana, aku melihat Pedagang Budak lain berdiri menunggu.

“Ohhh! Saudara dari Melromarc--”
“Ohhh! Paman!”

Aku tidak bisa mempercayai mataku ketika aku melihat pria yang dipeluk Pedagang Budak itu, jelas sangat gembira melihatnya. Pedagang Budak adalah seorang pria yang terlalu gemuk, tampak aneh yang mengenakan jas berekor dan kacamata, dan pedagang lain ini memiliki sosok yang sama persis. Bahkan wajahnya hampir identik. Satu-satunya perbedaan di antara mereka adalah desain kacamata dan jas berekor mereka.

“Tuan Naofumi, apa mataku rabun?”
“Kebetulan sekali. Aku juga merasakan hal yang sama.”
“Fuueh...”

Dia mengatakan itu adalah bisnis keluarga, tapi keduanya seperti klon. Sialan. Mimpi burukku menjadi kenyataan. Aku pernah melihat sesuatu yang mirip di anime tentang seorang gadis oneesan di rumah sakit yang dikelola keluarga, tapi ini... mereka tak akan bisa dibedakan jika mereka mengenakan pakaian yang sama.

“Baiklah, beliau ini adalah Pamanku dan orang yang mengundangmu, Tuan Pahlawan. Ya.”
“Yah, Tuan Pahlawan Perisai. Senang bertemu denganmu. Tatapan matamu mungkin mencuri hatiku. Ya.”
“Hentikan itu!”

Ini buruk. Aku merinding. Aku ingin segera melarikan diri. Tetapi, pikiran untuk datang sejauh itu, tidak membuatku jengkel, jadi aku menahan keinginan untuk berbalik dan pergi.

“Nah, dari suaramu saja sudah menandakan Anda ini hebat dalam menangani budak! Mendebarkan sekali! Mau tidak Anda menikahi putriku?”

Aku membayangkan versi perempuan dari Pedagang Budak. 

“Astaga, cobaan dan candaan macam apa ini.”
“Kalian berdua, cukup sampai itu! Apa kalian mengundang kami kemari hanya untuk memberikan candaan pada Tuan Naofumi?!”

Raphtalia yang marah meletakkan tangannya di pegangan katana-nya. Kami sedang mencari temannya dan sesama penduduk desa, jadi kau tidak bisa menahannya karena kesal. Bagus, Raphtalia! Itu akan membingungkan mereka.

“Ha ha ha! Ini hanya lelucon!” 
“Ah Paman, jangan begitu.”
“Ha ha ha! Kita berbeda level!”

Keduanya tertawa bersama. Aku merasa pusing...

“Kembali ke topik!”
“Oh, sudah mau langsung membahas bisnis? Aku ini ingin lebih menambah dan mempererat hubungan denganmu, Tuan Pahlawan. Ya.”
“Semua itu bisa terjadi tergantung perilakumu, Paman. Ya.”

Ya! Ya! Ya! Mau sampai kapan akhirnya itu selesai? Aku sudah muak mendengar mereka. Aku pulang saja? Aku tidak mengerti. Aku tidak tahu mengapa, tapi dia selalu setuju denganku tidak peduli apa yang aku katakan. Itu membuatku berpikir dia punya agenda tersembunyi, jadi aku selalu waspada.

“Heh heh heh... Aku khawatir aura yang tidak menyenangkannya bisa menyihirku. Ya.”
“Apa aku semacam sumber kejahatan bagi kalian?”
“Oh tidak. Aku hanya mengacu pada keahlian khusus Anda dalam menggunakan budak. Itu sesuatu yang bisa kami rasakan.”
“Kami merasakan dirimu adalah seorang pengguna budak yang tidak melakukan hal kejam sampai membuat budak itu mati, melainkan membujuk dengan kharismamu agar budak itu rela masuk lubang kematian.”

“Kaka! Makan yuk!”
“Tuan! Firo lapaaaar!” 
“Tuan Pahlawan Perisai! Beri kami makan!”

Mengapa aku mendengar rengekan mereka di kepalaku? Apakah itu kharisma?
Aku tidak bisa membiarkannya itu terjadi...

“Cukup tentang itu, Pedagang Budak. Ceritakan tentang budak yang aku inginkan.”
“Iyah. Ya. Pamanku, bagaimana status budak-budak yang aku tanyakan waktu itu? Ya.”

Pedagang Budak bertanya kepada Pedagang Budak lainnya. Pedagang Budak lainnya... Oke, ini semakin konyol! Pedagang Budak Zeltoble menyeka keringat dari keningnya.

“Tentang itu... Situasinya menjadi sedikit rumit. Ya.”
“Apa maksudnya?”
“Setelah menerima permintaan budak dari Melromarc, aku memang berusaha untuk mencari mereka, namun nyatanya Anda mencari budak dari desa Lurolona di wilayah Seaetto, kan?”
“Tepat sekali.” Raphtalia membalas pertanyaannya.

Wilayah yang telah diberikan padaku pada awalnya adalah milik Eclair, dan... Tunggu, jadi desa Raphtalia disebut Lurolona? Aku tidak tahu itu.

“Apa ada masalah?”
“Sangat banyak. Ya.”
“Ke... kenapa begitu?”

Wajah Raphtalia pucat saat dia bertanya itu. Aku punya firasat buruk tentang ini. Atau lebih tepatnya, aku punya perasaan sesuatu telah terjadi yang akan menyebabkan banyak masalah.

“Masalahnya adalah... Budak dari desa Lurolona yang merupakan bagian dari wilayah Seaetto, Melromarc saat ini sedang diperdagangkan dengan harga selangit di Zeltoble.”
“Kenapa bisa begitu?”

Mengapa di dunia ini harga budak yang sangat ingin aku beli meroket? Jika ini berkat omong kosong seperti takdir, maka aku ingin menemukan siapa pun yang mendorong takdir itu padaku dan mengalahkan mereka sampai mati.

Tapi tidak, sesuatu yang ambigu seperti takdir tidak punya tempat dalam bisnis. Pasti ada alasan terjadi kenaikan harga. Apakah itu karena para budak telah menjadi korban gelombang? Tidak, itu tidak mungkin. Jika itu masalahnya, maka harga akan naik beberapa waktu lalu.

“Kapan lonjakan harga mereka dimulai?”
“Sekitar satu bulan yang lalu. Saat itulah aku mulai mendengar desa Lurolona dan wilayah yang disebutkan tadi. Ya.”

Satu bulan yang lalu... Kami saat itu masih berada di dunia Kizuna. Mempertimbangkan perbedaan dalam waktu yang berlalu di dunia ini, itu akan membuatnya tepat pada saat Spirit Tortoise dikalahkan.

“Jangan bilang itu terjadi karena kami?”

Spirit Tortoise sudah menghancurkan banyak negara, dan panglima pasukan aliansi yang mengalahkan Spirit Tortoise adalah aku sendiri, Pahlawan Perisai. Budak kesayangan Pahlawan Perisai, Raphtalia, berasal dari desa Lurolona. Wajar jika pahlawan yang menghilang ke dunia lain untuk mengejar penjahat, dan kalau budak pahlawan, akan menarik perhatian. Karena Raphtalia secara pribadi tidak seterkenal aku, fokusnya berakhir pada desanya dan fakta kalau dia adalah demi-human. Inilah hasilnya. Aku mungkin terlalu memikirkannya, tapi itu masuk akal. 

“Dugaan Anda benar, Tuan Pahlawan! Ya.”
“Sial! Aku benar?”
“Bahkan aku sendiri hanya bisa berspekulasi itu, tapi aku percaya kemungkinan karena itu cukup tinggi.”

Sial. Tak kusangka tindakan heroik kami telah menjadi bumerang...

“Jika aku mengingat kejadian ini, itu semua dimulai dari seorang pedagang tertentu menawarkan hadiah yang tinggi untuk pengiriman budak. Setelah itu, pembicaraan tentang Tuan Pahlawan dan budak Lurolona secara bertahap mulai menyebar. Tak lama kemudian, budak manapun diklaim pedagang budak lain sebagai demi-human dari desa Lurolona, tanpa bisa memastikan kebenarannya, harga jual yang mereka berikan sangat tinggi. Ya.”

Jadi harga meroket sekarang meskipun menjadi sulit untuk mengatakan apakah budak yang dijual sebenarnya dari desa Raphtalia. Aku pernah melihat ini sebelumnya. Itu tidak terbatas pada budak. Inilah yang mereka sebut sebagai gelembung dalam istilah pasar saham. Siapa pun orangnya tidak akan pernah tahu kapan itu akan pecah.

Lebih mudah untuk memikirkannya dalam yen Jepang. Sesekali, harga yen akan mulai naik karena alasan misterius, jadi semua orang akan mulai membeli yen. Akibatnya, nilai yen akan naik lebih jauh. Masih akan ada orang yang menjual yen, tentu saja, tapi mayoritas orang akan membeli, sehingga harganya akan terus naik. Sekarang, Raphtalia serta budak yang berasal dari desa Lurolona, adalah yen itu.

“Meski begitu, budak demi-human ada di mana-mana. Tidak peduli berapa banyak yang mereka tawarkan saat ini, akan ada terlalu banyak tipuan, bukan?”
“Memang begitu. Itu sebabnya telah menjadi persyaratan kalau para budak tidak hanya berbicara bahasa resmi Melromarc, tapi juga dialek unik dari wilayah Seaetto. Ya.”

Tentunya itu adalah sesuatu yang bisa mereka pelajari. Ya, bahasa tempat kau dibesarkan cenderung lebih berakar daripada yang disadari kebanyakan orang. Aku pernah punya rekan yang selalu berbicara dengan dialek daerah tertentu, meskipun dia pikir dia berbicara bahasa Jepang standar. Jelas siapa pun tahu perbedaannya.

Itu mungkin ada hubungannya dengan kenaikan harga juga. Karena sudah jelas budak yang ditawarkan ini berasal dari desa Lurorona wilayah Seaetto di Melromard, mereka seperti produk edisi terbatas.

“Mustahil...”

Raphtalia tampak mulai pusing. Dia terhuyung mundur beberapa langkah dan aku mengulurkan tangan dan mendukungnya.

“Ya sudah, kira-kira uang yan aku siapkan sudah cukup untuk membeli satu dari mereka?”
“Sejujurnya, itu sedikit tidak mungkin. Ya.”
“Sebentar lagi akan dimulai pelelangan budak di bawah tanah. Ya. Aku yakin Tuan Pahlawan akan mengerti setelah melihat suasana pelelangan di sana dengan mata Anda sendiri. Ya.”

Aku tidak dapat membayangkan situasi yang begitu buruk sehingga dua Pedagang Budak tidak mampu membeli budak ini. Tempat ini benar-benar terlihat seperti dijalankan oleh orang kaya raya.

“Fuueh...”

Bahkan rengekan Rishia terdengar frustrasi.

“Ya sudah ayo kita lihat dulu.”
“Baik, mari lewat sini. Ya.”

Kami mengenakan jubah dan mengikuti Pedagang Budak keluar ke dunia malam Zeltoble. Kami berjalan melalui gang-gang belakang, melewati berbagai toko sebelum tiba di sebuah kedai minuman. Pedagang Budak mendekati konter dan berbicara kepada pria yang berdiri di belakangnya.

“Kami pesan sebotol Goodnight Binary.”

Pria yang menjadi master kedai itu mengerutkan alisnya dan melirik kami dengan tajam. 

“Mau dimix apa saja?”
“Loose Winner Money. Ya.”

Tuan kedai itu minggir sehingga kami bisa bergabung dengannya di belakang meja dan memberi isyarat agar kami mengikutinya. Dia menuntun kami ke sebuah pintu di belakang, dan kami melanjutkan melewati pintu dan menuruni tangga menuju ruang bawah tanah. Apakah itu semacam kata sandi rahasia? Tak lama kemudian, kami berakhir di sebuah aula besar dan ditunjukkan ke tempat duduk kami di bagian yang tampaknya merupakan bagian khusus.

“Ini adalah tempat untuk malam hari. Ya.”
“Ah... begitu.”

Jadi ini arena bawah tanah tempat mereka memamerkan pertarungan ilegal? Itu lebih mirip tempat di mana kau mungkin melihat opera atau semacamnya. Atau mungkin konser idol.

“Pertama, Tuan Pahlawan harus membiasakan dirinya dengan sinyal tangan yang digunakan untuk melakukan pembelian selama pelelangan.”

Ugh, merepotkan. Pedagang Budak mulai menguliahiku tentang isyarat tangan yang digunakan untuk menunjukkan jumlah uang yang berbeda. Dia mulai dengan isyarat yang diberikan kepada juru lelang untuk meningkatkan penawaran saat ini dengan satu tembaga, perak, atau emas, dan kemudian pindah ke isyarat untuk meningkatkan penawaran dengan dua, lima, dan bahkan sepuluh kali. Pelelangan dimulai sebelum aku bisa selesai mempelajari semuanya.

Budak yang muncul di panggung bervariasi dari manusia, demi-human, dan therianthrope. Para budak dibagi menjadi beberapa kategori; anak-anak, orang dewasa, manula, pria, wanita, dll. bukan hanya itu bahkan detail kecil, seperti garis keturunan, tampaknya diperlakukan sebagai bagian dari paket produk. Selain itu, pengantar rinci termasuk hal-hal seperti tempat lahir, tingkat, dan bakat untuk sihir.
<EDN : Therianthrope itu mirip kayak demi-human tapi lebih condong ke sisi hewannya, kalian bisa bayangin tom and jerry>

“Budak yang kami tawarkan kali ini adalah budak yang berhasil memenangkan tujuh dari sepuluh pertarungan Colosseum.” 

Seorang budak yang cukup tegap berdiri di tengah sorotan.

“Prestasi memenangkan Colosseum? Dia tentara bayaran?”

Itu bukan prestasi pertarungan yang sangat mengesankan. Mungkin sedikit di atas rata-rata.

“Ya. Dia mengumpulkan jumlah utang yang cukup besar dan berpartisipasi dalam Colosseum sebagai budak untuk membayar utang itu.”
“Ah…”

Aku memandang Raphtalia. Dia sepertinya melihat ke atas para budak yang ada di atas panggung.

“Selanjutnya adalah barang lelang utama kami! Seorang budak demi-human Lurolona!”

Sorotan tiba-tiba pindah ke budak berikutnya. Jadi dia? Budak itu tampak seperti anak demi-human dan tampaknya sedikit gemetar.

“Dia salah.” Raphtalia menggelengkan kepalanya. “Anak itu bukan berasal dari desaku. Dia memang mirip, tapi dia bukan temanku.”
“Jadi dia palsu...”

Ya mau bagaimana lagi, tidak ada yang bisa membedakannya.
Budak Lurolona adalah barang yang dicari-cari, orang-orang bisa memalsukan identitas mereka. Saat berhasil dijual dan ternyata orang yang membeli sadar bahwa budak yang dibelinya palsu, sang penjual hanya akan mengelak dengan mengatakan tidak tahu.

“Nilai lelang pertamanya dimulai dari 20 keping emas!” 

Dua puluh keping emas?! Mahal ekali?!

“Dua puluh lima!” 
“Tiga puluh!”

Harga terus melonjak. Aku tahu sekarang harganya terus naik! Tapi mereka membayar untuk barang palsu?! Jika ada yang asli, belum tentu aku bisa membelinya.

“Fuueh...”
“Tuan... Naofumi? Wajahmu lebih pucat dariku.”
“Uhhh... ya...”

Keadaan ini menjadi lebih buruk. Budak tak berguna yang saat ini ditawar sangat kurus. kami bisa mencoba menunggu sampai tren berjalan dengan sendirinya dan harga turun, tapi jika mereka semua dalam kondisi seperti ini maka budak Lurolona yang asli mungkin sudah mati saat itu.

Tapi tunggu, budak ini mungkin telah menerima perawatan khusus berkat lonjakan harga, namun masih terlihat lemah. Tidak aneh salah satu yang sungguhan mungkin diperlakukan dengan ceroboh dan akhirnya mati. Belum lagi, sangat mungkin kalau mereka telah dilecehkan, mengingat kondisi Raphtalia, Keel, dan para budak lainnya.

Jujur saja, situasinya terlihat sangat buruk. Kami mungkin perlu mengamankan budak yang aku cari secepat mungkin. Tapi sial... Memecahkan masalah ini dengan uang.... ini tidak realistis, dan Ratu Melromarc menjelaskan kalau memberikan bantuan moneter tidak mungkin dilakukan saat ini. Dengan upaya rekonstruksi setelah kerusakan parah, kerajaan tidak memiliki dana.

“Meski kita tahu mana yang asli, harganya ini...”

Pikiran untuk menyerah terlintas di benakku, tapi Raphtalia dan Raph-chan sama-sama menatapku penuh harap. Aku tak bisa mengatakan tidak pada mata mereka.

“Membuat kita perlu mencari cara untuk menghasilkan uang dengan cepat dan segera membeli budak asli dengan cepat.”

Haruskah kami membelinya satu per satu menggunakan uang yang dihasilkan dari berjualan? Tidak, itu akan terlalu lama. Selain itu, jumlah uang yang kami butuhkan berada pada level yang sangat berbeda. Kami juga perlu berada di lelang bawah tanah setiap malam untuk mencari budak yang kam cari, dan bahkan jika kami menempuh jalur negosiasi dengan para pedagang yang membelinya, kami perlu menyiapkan cukup uang untuk mencocokkan harga pembelian minimum.

Mungkin aku bisa memanfaatkan posisiku sebagai Pahlawan Perisai? Tidak, itu tidak akan berhasil. Harga sudah meroket. Jika berita menyebar kalau seseorang yang terkenal menginginkan budak itu, harga akan melonjak lebih tinggi. Mungkin kami harus masuk ke rumah-rumah para pedagang yang membeli mereka dan menyita para budak? Itu juga tidak akan berhasil. Segel budak bisa diatur untuk membunuh, jadi itu terlalu berbahaya. Bagaimana dengan meletuskan gelembung dengan menyebarkan desas-desus buruk tentang budak Lurolona? Itu akan memakan waktu yang lama bahkan jika itu berhasil.

Aku bisa menangis sambil meminta tolong ke negara demi-human, Siltvelt, atau mungkin Shieldfreeden, dan minta mereka membeli budak atas namaku. Itu akan menjadi pilihan terakhir. Aku ingin menghindarinya jika memungkinkan. Mereka mungkin akhirnya memegang tebusan demi-human dan memaksaku untuk pergi ke Siltvelt. Aku sedang dalam persiapan untuk gelombang berikutnya. Risiko terperangkap dalam semacam kekacauan dengan Siltvelt terlalu tinggi. Lebih buruk lagi, kami mungkin terjebak dalam semacam konspirasi besar yang mempengaruhi Raphtalia dan yang lainnya juga.

Aku perlu menghasilkan banyak uang, aku harus melakukannya dengan cepat. Tentunya harus ada jalan. Kami berada di Zeltoble, negara tentara bayaran dan pedagang... dan lelang bawah tanah. Sekarang ingat kembali, Pedagang Budak telah membisikkan sesuatu tentang menghasilkan uang dengan cepat di sini.

“Hei, Pedagang Budak.” 
“Ada apa? Ya.”
“Berapa banyak uang yang bisa dihasilkan bila mengikuti pertarungan Colosseum?”

Keadaan kami saat ini memang lemah, tapi kami masih jauh lebih kuat dari petualang yang melawan, ksatria, atau prajurit biasa. Aku bisa menyembunyikan identitas aku sebagai pahlawan dan berpartisipasi dalam petarung Colosseum yang memungkinkan taruhan. Kemudian, jika aku bertaruh pada diri aku sendiri... Ini bukan pacuan kuda, tapi itu akan seperti bertaruh pada kuda dengan perbedaan 100 banding 1 dan menang.

“Kisaran taruhannya sangat tinggi dan boros. Ya.”
“Aku tertarik dengan hal boros itu. Jika kami menyembunyikan identitas kami yang sebenarnya dan ikut bertarung sebagai peserta Colosseum.... Lalu kami berhasil memenangkan pertarungan dengan taruhan terbesar. Bisakah uang yang kami dapatkan itu cukup untuk membeli budak yang kami cari?”
“Tunggu biar aku hitung dulu. Ya.”

Pedagang Budak mulai berbisik bolak-balik dengan pamannya. Beberapa saat kemudian…

“Hasil yang diberikan cukup memungkinkan. Tapi perlu diingat, taruhan besar itu menaruh nyawamu juga. Jalur menangnya pasti sulit dihadapi.”
“Hmph... Aku tidak peduli itu.”

Hal semacam itu. Membahas soal mempertaruhkan nyawa, itu adalah hal yang sudah sering kami hadapi berkali-kali. Aku telah berjuang melawan gelombang, melawan konspirasi agama. Aku telah bertarung melawan Spirit Tortoise, dan aku bahkan pergi ke dunia berbeda lagi dan bertarung di sana. Aku telah berada di ambang batas kematian lagi dan lagi, dan itu tidak akan berhenti dalam waktu dekat. Jika itu satu-satunya masalah, maka aku akan menghadapi risiko itu lagi bertarung di Colosseum demi desa asal Raphtalia. 

“...”

Raphtalia menatapku dengan campuran harapan dan kekhawatiran di wajahnya. Raph-chan juga melakukan hal yang sama. Rishia panik tentang keputusanku, dan Filo memiringkan kepalanya ke samping seolah-olah dia tidak tahu apa yang sedang terjadi.

“Jangan khawatir, Raphtalia. Aku pastikan akan mengembalikan temanmu, apa pun yang terjadi.”
“Tuan Naofumi...”

Ekspresi Raphtalia berubah menjadi kelegaan setelah mendengar kata-kataku. Aku tahu perilaku semacam ini tidak sesuai dengan image-ku, tapi aku punya alasan melakukan ini untuk Raphtalia.

“Karena harga budak desamu telah meroket, dan kita tidak punya cukup uang untuk membeli mereka sekarang. Aku sendiri kurang begitu menyukai rencana ini, tapi dengan yang kita dapatkan dari memenangkan pertarungan di Colosseum, kita bisa membeli temanmu yang lain, Raphtalia. Maaf bila yang digunakan untuk membeli mereka terbilang kotor, tapi hanya cara ini yang tersisa.”

Raphtalia mengangguk dengan tegas. Atas kejadian ini. Kami memutuskan untuk menggunakan koneksi Pedagang Budak agar kami bisa ikut bertarung di Colosseum.




TL: Ryuusaku
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar