Minggu, 08 Desember 2019

Tate no Yuusha no Nariagari Light Novel Bahasa Indonesia Volume 10 : Chapter 5 - Daerah Seaetto

Volume 10
Chapter 5 - Daerah Seaetto


Kami melakukan perjalanan santai sepanjang malam dengan Filo yang menarik kereta, dan kami mencapai bagian wilayah dekat desa Raphtalia pada pagi hari.

“Tuan, kita sudah sampai!”

Menurut Ratu, Eclair dan yang lainnya tidak berada di desa tempat Raphtalia tinggal, melainkan di kota tetangga. Kami terus berjalan, dan setelah beberapa saat, kami tiba di sebuah kota yang tampak sedikit hancur.

“Oh!”

Seorang prajurit Melromarc... Prajurit muda yang meminta untuk bergabung denganku selama gelombang kedua, berdiri di dekat pintu masuk kota.

“Tuan Pahlawan Perisai!”
“Lama tak bertemu.”
“Ya! Aku juga ikut serta dalam mengatasi Spirit Tortoise tapi tidak mendapatkan kesempatan untuk berbicara denganmu”

Aku harus memberinya pujian karena bisa keluar dari sana hidup-hidup. Itu adalah pertarungan yang merenggut banyak nyawa, jadi fakta kalau dia ada di sana membuatku bergidik.

“Kami menerima kabar berita kedatangan kalian semua. Aku yakin kalian ingin segera menuju tempat Nona Eclair dan Putri Melty?”
“Ya. Kupikir setidaknya aku harus menyapa mereka sebelum melakukan hal lain.”
“Kalau begitu, lewat sini.”

Kami mengikuti prajurit itu ke kota. Kota ini telah menjadi reruntuhan. Jalan-jalan dipenuhi dengan berbagai bahan bangunan, termasuk rumah-rumah yang telah dihancurkan, mungkin oleh gelombang dan juga yang masih bisa digunakan. Ini tidak terlihat seperti kota yang  besar. Bahkan mansion kota terlihat cukup sederhana dan tidak sebesar yang aku lihat di kota-kota lain.

Prajurit muda itu mengatakan sesuatu kepada penjaga gerbang, yang kemudian membuka gerbang tanpa ragu-ragu.

“Ya! Hiya!”

Aku mendengar semacam teriakan datang dari halaman mansion. Aku turun dari kereta dan berjalan ke arah itu. Eclair, Wanita Tua, Keel, dan tiga anak lain yang tak kukenal sedang berlatih di halaman.

“Iwatani-dono!”

Menyadari dia punya tamu, Eclair menghentikan pelatihan dan melambai kepada kami. 

“Ah! Firo mencium aroma Mel-chan!”

Filo melepaskan kereta dan berlari ke mansion.

“Bagaimana kabar kalian?”
“Kakak Perisai! Lama tidak bertemu! Aku mendengar cerita perjalananmu! Kau pergi ke dunia lain untuk mengalahkan orang jahat itu, kan?”
“Ya, kami sudah mengalahkannya. Aku akan memberitahumu semua tentang bagaimana dia mati nanti.”
“Ugh... Aku juga ingin ikut kesana!”

Keel menghentakkan kakinya dengan kesal. Alasan dia tidak bisa ikut dengan kami adalah karena dia bertarung dengan gegabah dan harus merawat lukanya.

“Keel, apa lukamu sudah sembuh?”
“Aku baik-baik saja! Lukanya tidak seburuk itu, ini semua berkatmu, Kak!”
“Sudah lama tak berjumpa, Keel-kun.”

Raphtalia tersenyum ketika dia mendekati Keel. Anak-anak lain yang berdiri di samping Keel mundur beberapa langkah, tak bisa berkata-kata.

“Kalian pasti terkejut mendengar ini? Dia ini Raphtalia-chan!”
“Tidak mungkin...”
“Apa dia benar Raphtalia-chan?”
“Dia terlihat sangat berbeda!” 
“Rafu!”

Saat itu, Raph-chan melompat ke bahu Raphtalia dan melolong. 

“Ah! Itu adalah suara Raphtalia-chan!”
“Si kecil ini?”
“Dia ini apa? Kedengarannya seperti suaramu, Raphtalia-chan.”
“Umm... Tolong abaikan saja Si kecil ini.”
“Itu adalah shikigami yang dibuat menggunakan rambut Raphtalia. Mereka dikenal sebagai familiar di sini. Namanya Raph-chan. Ajak dia main ya!”
“Oh? Jadi dia mirip seperti bayangan Raphtalia-chan?” 
“Keel-kun! Jangan anggap seperti itu!”

Aku meninggalkan Raphtalia dan yang lainnya untuk mengenang kembali persahabatan mereka dan pergi untuk berbicara dengan Eclair dan Wanita Tua Hengen Musou.

“Bagaimana perkembangannya? Aku dengar kau sedang berusaha melanjutkan perbaikan kota ini?”
“Umm... Tentang itu...” Suasana hati Eclair tiba-tiba menjadi gelap.
“Muridku, Eclair di sini berlatih cukup keras. Rekonstruksi, di sisi lain, belum mendapat banyak kemajuan,” sela Wanita Tua Hengen Musou.
“Oh?”

Jadi perkembangannya sangat buruk bahkan Wanita Tua tahu apa yang terjadi. Bukankah Ratu mengatakan Melty datang untuk membantunya?

“Aku sepenuhnya bermaksud mengikuti jejak almarhum ayahku dan membangun kembali wilayah ini, tapi... tidak banyak demi-human yang datang. Sepertinya itu akan memakan waktu yang lama,” jelas Eclair.
“Yah, koneksi ayahmu tidak bisa sepenuhnya membantu keadaan ini. Gereja Tiga Pahlawan membuat segalanya jauh lebih buruk, dari apa yang aku dengar.”
“...”

Keluarga Raphtalia telah meninggal bersama dengan banyak penduduk desa. Selain itu, aku pernah mendengar banyak dari mereka yang selamat telah ditangkap dan dijual sebagai budak.

“Bagaimanapun, kau tidak bisa mengharapkan penduduk yang tinggal disini akan kembali, apalagi kita semua tahu kebanyakan dari mereka sudah mati. Bukan hanya itu, penduduk yang ditangkap dan dijadikan budak sudah dijual habis sebelum negara berhasil mengamankan mereka, saat ini negara sedang berusaha keras untuk menemukan mereka, bukan?”
“Tepat sekali. Kami bekerja di belakang layar untuk melakukan semua yang kami bisa untuk membawa kembali mereka.”
“Setelah berhasil membawa mereka kembali, anggaplah sepuluh atau dua puluh demi-human berhasil dibawa kembali. Apa kau mau mengatakan pada mereka “Kerja! Kalian bangun ulang kota ini!” dengan membawa mereka ke tempat yang sudah hancur ini?”
“...”

Eclair terdiam. Jadi itu serius rencananya? Cobalah berpikir sedikit ke depan! Aku hanya bisa menghela nafas. Eclair ksatria hebat yang memiliki kepribadian ketat, tapi sayangnya dia tidak cocok menjadi pemimpin yang mengurusi tanah.

“Hei, kemana perginya Nice Guy, orang yang menjaga Keel waktu itu? Petinggi lain dari negara ini juga tak masalah! Kita perlu orang yang bisa mengajari orang ini soal cara mengurusi wilayahnya!”

Aku menunjuk Eclair dan berbicara terus terang pada semua orang yang ada. 

“Apa kau bilang!?” Bentaknya.

Saat itu, Filo berlari, dia menarik Melty di belakangnya.

“Mel-chan, Tuan ada di sini!” 
“Aku tahu! Tenang, Filo-chan!”
“Melty! Tepat sekali waktunya. Menyuruh orang ini untuk mengurusi wilayah? Keputusan bodoh macam apa ini?”
“Sudah lama tidak bertemu, kau malah bahas itu?!”
“Atas dasar apa kau menganggap aku tidak layak mengurusi wilayah ini?!” Alis Eclair yang berkerut menjelaskan kalau dia kesal.
“Memangnya kau tahu? Melty mungkin sudah tahu hal ini..., Eclair, kau itu tidak tahu sama sekali apa saja yang harus kau sediakan untuk para penduduk sini sebagai pemimpin mereka.”
“Apa?!”
“Soal ini aku memang belum sepenuh mengerti, tapi setidaknya aku tahu alur persediaan dan pemasokan bahan makanan untuk sehari-hari.”

Aku memandang Eclair sambil menunjuk ada kursi disana. Melty secara halus menyuruhnya duduk sesuai dengan keinginanku. Raphtalia dan yang lainnya... Aku hanya membiarkan mereka berkumpul untuk saat ini. Bagaimanapun, kami akan sibuk dengan hal-hal lain segera.

“Pertama, mengatur suatu wilayah lebih dari sekadar memiliki tanah. Orang-orang yang tinggal di tanah itu penting.”
“Aku sangat mengerti. Itu sebabnya aku mencoba membawa kembali orang-orang yang tinggal di sini.”
“Memangnya jika mereka sudah kembali semua masalah disini akan terselesaikan!”

Aku membuat gambar beberapa orang di tanah. Itu akan mewakili populasi. Untuk membangun kembali wilayah itu, pekerja atau orang sangat diperlukan lanjur pakaian untuk mereka, kebutuhan makanan sehari-hari mereka, dan tempat tinggal yang layak untuk mereka.
Prioritas utama adalah persediaan dan pasokan bahan makanan. Untuk dunia lain ini, berburu monster dan menjadikan daging mereka sebagai bahan makanan adalah jalan pintasnya. Selanjutnya yang akan menjadi basis operasi untuk kehidupan sehari-hari. Rumah dan sejenisnya. Kemudian pakaian. Itu akan termasuk peralatan juga di dunia ini.

“Mengenai pekerja atau orang, kau memutuskan untuk mengutamakan orang-orang yang dulu tinggal di wilayah ini. Aku tahu penduduk pertama adalah wajah sebuah wilayah. Tapi itu tidak mungkin terjadi, Eclair. Bukan hanya soal jumlah siapa mereka yang perlu kita prioritaskan, melainkan jumlah mereka tidak akan cukup.”
“Aku... Aku tahu itu! Putri Melty sedang mengurus hal itu.”
“Ya, namun tidak banyak orang yang sukarela datang untuk melakukan rekonstruksi wilayah ini. Rupanya Ibunda beranggapan akan ada campur tangan Siltvelt atas keterlibatanmu di wilayah ini, Naofumi.”
“Itu mungkin sangat menguntungkan kita, tapi mari kita bersikap realistis. Waktu terbatas. Kita harus menarik orang lebih banyak.”

Huh… Tentu saja, ini bukan desanya Raphtalia, jadi sepertinya aku tidak perlu mengatakan apa-apa, tapi tetap saja...

“Aku tidak tahu bagaimana cara bangsawan dunia ini mengurusi wilayah mereka, yang diperlukan wilayah ini sekarang adalah tempat yang aman untuk melakukan keseharian. Siapa juga orang yang mau datang dan membangun kembali wilayah hancur tanpa harapan seperti ini?”

Eclair menundukkan kepalanya setelah mendengar kata-kataku.

“Selama dua setengah minggu aku pergi, apa yang kau lakukan hanya latihan saja?” 
“Menurutku itu cukup akurat,” kata Melty.
“Tidak! Aku bekerja dengan Keel dan yang lainnya untuk mengumpulkan lebih banyak orang!”
“Kami memang meminta satu dua saran dari Ibunda. Dia juga mengirim salah satu orang yang terbaik untuk membantu, sekarang dia ada di mansion. Kami juga membuat kemajuan dalam memperbaiki bangunan sekitar.”

Melty memberiku laporan singkat tentang situasi yang terjadi. Aku kira mereka melakukan sesuatu, setidaknya.

“Kurasa kau berencana untuk pindah ke desa tetangga setelah kau selesai membangun kembali kota ini?”

Melty dan Eclair mengangguk sebagai jawaban. Aku menghela nafas.

“Yah, lakukan apa pun yang kalian inginkan. Aku secara teknis adalah Tuan Tanah sekarang, tapi aku akan menyerahkan rekonstruksi kota ini kepada kalian berdua.”
“Hah? Apa kau tidak akan membantu kami, Naofumi?”
“Aku berencana membangun kembali desa sebelah sesuai keinginanku. Aku masih perlu berkoordinasi dengan kalian untuk melakukan itu, bukan berarti aku hanya menyerahkan segalanya dan menghilang dari pandangan kalian.”

Tidak perlu bagiku untuk menjadi bos dan meminta bantuan Melty atau Eclair. Kami semua bisa mengerjakan proyek sendiri bersamaan. Jika rencana rekonstruksi ku berjalan dengan baik, maka orang akan mulai berkumpul di kota ini juga.

“Jadi begitu ya...”

Aku menjentikkan jari, kemudian Pedagang Budak dan asistennya keluar dari dalam kereta, mereka mengamankan tiga anak kecil lainnya.

“A... Apa yang kau lakukan?!”
“Tidak! Berhenti!”
“Ah, kalian pasti ingat kejadian ini sebelumnya.”

Bagaimanapun, mereka adalah budak sebelumnya.

“Kakak Perisai! Jangan bilang...”
“Ya, kau sudah tahu hal ini, bukan, Keel? Tepat sekali. Kalian anak-anak desa akan membangun kembali desa kalian, dan cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan menjadi budakku sehingga aku dapat meningkatkan kemampuanmu.”
“Aku... Aku tahu itu, tapi tetap saja...”
“Tuan Naofumi! aku tak yakin kalau memaksa mereka itu...”

Raphtalia menyuarakan keraguannya dengan ekspresi khawatir di wajahnya. 

“Jangan khawatir. Ini hanya formalitas.”
“Tidak! Aku tidak mau menjadi budak lagi!”

Bocah-bocah kecil itu berjuang dengan sekuat tenaga, tapi asisten Pedagang Budak itu tidak menunjukkan tanda-tanda akan melepaskannya.

“Iwatani-dono!”
“Kalian kira cukup menunggu bantuan saja sudah cukup untuk membuat desa sebuah hidup kembali? Hei kalian bertiga, apa kalian mau menunggu lama sampai desa kalian bisa dihuni kembali? Apa kalian benar yakin, desa yang kalian rindukan akan kembali?”

Para bocah terdiam menanggapi pertanyaanku. Tepat sekali. Aku yakin mereka sudah mengerti itu sejak lama. Penduduk desa yang hilang tak akan kembali. Jelas kalau segala sesuatunya tidak akan menjadi lebih baik jika mereka mengandalkan Eclair.

“Jika kalian menjadi budakku, kalian bisa menjadi kuat seperti Raphtalia. Dia memainkan peran besar dalam pertempuran melawan Spirit Tortoise.”
“Aku sudah mendengar desas-desusnya, tapi... apakah itu benar?”
“Keel juga sudah sedikit lebih kuat, bukan?” Aku menambahkan.
“Iya juga, Keel-kun, kamu sekarang jadi lebih kuat. Sebelum kita bertemu lagi, kamu tidak sekuat ini.”
“Itu, kalian tahu juga maksudnya? Sejak menjadi budak Kakak Perisai, aku bisa menaikkan level dengan cepat.” Keel tampak bangga pada dirinya sendiri.
“Tapi, kau jadi ceroboh dan terpaksa dirawat dalam waktu yang lama. Lain kali jangan gegabah lagi.” tegurku padanya.
“Iya, itu tidak akan terjadi lagi! Karena kecerobohanku, aku ketinggalan jauh dari perjalanan hebatmu. Aku pastikan tidak gegabah lagi!”
“Itu, dia adalah buktinya. Dengan kata lain, kalian dipilih langsung oleh Pahlawan Perisai, seharusnya kalian dengan senang hati menjadi buda—pengikut setia pahlawan dan bergabung denganku dalam tugas mulai membangun desa kalian!”
“Kali ini kamu putuskan untuk mengubah kata-katanya?” 
“Tuan, Firo pengikut setia juga?”

Mempertahankan hierarki itu penting. Terlalu banyak orang di dunia ini yang malas. Aku tidak dapat mengabaikan kemungkinan kalau mereka benar-benar percaya tentang perdamaian akan datang bahkan jika mereka hanya duduk diam dan menunggu.

“Yang melaksanakan tugas ini tidak harus kalian juga. Apa kalian mau menggantungkan nasib kalian disini, diam dan menunggu sampai desa kalian kembali? Kalian mau diam saja sebagai budak bisu yang meratapi nasibnya?”
“Kakak Perisai... Aku mengerti, aku akan ikut bersamamu!”

Keel berdiri di depanku. Aku bukan orang yang tepat untuk diajak bicara, tapi anak ini selalu terhanyut dalam panasnya momen itu.

“Aku akan membangun desa kita lagi!”
“Jawaban yang bagus! Bagaimana dengan kalian?”

Anak-anak lain dari desa Raphtalia saling bertukar pandang. 

“Naofumi mungkin kasar dalam berkata, tapi dia sebenarnya orang yang sangat perhatian.” Melty menyela dengan pendapatnya untuk mendukungku. “Jujur saja, kita tidak bisa terus merawat mereka. Aku rasa ada baiknya jika mereka pergi bersama Naofumi dan mendapatkan kehidupan yang mandiri di sana.” kata Melty pada Eclair.
“Putri Melty...” Eclair mengangguk seolah-olah Melty mengatakan sesuatu yang sangat mendalam.
“Kau pikir itu ide yang bagus, bukan? Itu juga alasan Naofumi datang kesini, biarlah yang terjadi disini menjadi urusan kita, ada baiknya mereka bantu dia membangun kembali desa itu.”
“Oke. Rekan-rekan Raphtalia, keputusan ada di tangan kalian! Kami akan melakukan apa yang kami bisa untuk membantu rekonstruksi di sana.”

Setelah Eclair selesai membuat deklarasi, Raphtalia melangkah maju dan menawari rekannya untuk memutuskan sendiri.

“Umm... daripada diam dan melihat saja, sebaiknya kita urusi dan selesaikan bersama-sama, kalian setuju?”

Raphtalia melihat ke arah desa dan kemudian menunjuk ke bendera yang berkibar di atas tanah halaman mansion.

“Bendera itu, sudah lama tidak kita lihat berkibar... sekarang kita melihat bendera itu berkibar tepat di depan mata kita. Aku ingin bendera yang kita sayangi itu bisa berkibar lagi di desa kita... agar bisa terjadi, aku perlu bantuan kalian. Ayo kita wujudkan itu bersama!”

Teman-teman Raphtalia sepertinya memikirkan kata-katanya selama beberapa saat, dan kemudian...

“Baik! Ayo!”
“Raphtalia-chan mungkin terlihat berbeda, tapi kamu tetap orang yang kita kenali!”
“Ya, perkataan waktu itu juga, masih kamu ucapan dan dambakan sampai sekarang.” 
“Ya, benar. Semuanya, mari kita kibarkan kembali bendera itu!”
“““Ya!”””

Pedagang Budak mulai terlihat sedikit tak nyaman. Dia jelas risih dengan suasana seperti ini.

“Nah, biar kami mulai proses penyegelan budak. Ya.”
“Aku akan kubuat mereka bekerja seperti kuda. Aku tidak sabar! Muhahaha!”

Aku berbisik itu, sedangkan Pedagang Budak mendengar bisaikan itu dan dia langsung lompat berdiri.

“Aku merasakan dorongan motivasi tiba-tiba! Ya! Menabur benih harapan dan kemudian menuai manfaat itu untuk dirimu sendiri! Aku salut denganmu! Ya!”

Apakah pria ini benar-benar sesederhana itu atau dia hanya menikmati penderitaan orang lain? Terserah dia... Aku sekarang secara resmi menerima wilayah itu dari Eclair, dan segera langsung berangkat ke desa.




TL: Ryuusaku
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar