Sabtu, 28 Desember 2019

Tate no Yuusha no Nariagari Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 82. Mengunjungi Makam

Chapter 82. Mengunjungi Makam


“Sebentar lagi kita akan sampai di kota pelabuhan.”

Tempat pertemuan untuk event ini berada di kota pelabuhan.
Sepertinya hero lain menggunakan kereta yang telah disiapkan oleh kerajaan.
Mereka berangkat lebih awal, tapi bila dengan kakinya Filo kita mungkin bisa menyusul mereka.

Karena sudah lama kita tidak bepergian dengan kereta, Filo dengan semangat menarik kereta.

“Ah, Naofumi-sama.... Bolehkah kita mampir dulu ke suatu tempat?”
“Hm?”

Raphtalia memberitahuku tempat yang ingin dia kunjungi.
Tempatnya tidak terlalu jauh jadi itu bukan masalah.

“Tentu saja, boleh.”
“Filo, nanti belok kesana dan ikuti jalannya.”
“Iya~”

Tempat yang kita kunjungi terlebih dahulu adalah.... desa yang ditinggalkan.
Bisa dilihat dari bangunan desa yang runtuh.
Ada juga rumah yang sudah kehilangan atap dan dindingnya. Ada juga yang sudah hangus terbakar.
Kantor kepala desa yang runtuh.... memberikan kesan yang cukup menyakitkan.
Desa ini terlihat belum lama ditinggalkan.... akan tetapi, Aku tidak bisa memperkirakan sudah berapa lama desa ini ditinggalkan.
Yang bisa Aku ungkapkan hanyalah desa ini sudah ditinggalkan oleh penduduknya.

“....”

Raphtalia hanya bisa menengok kesana-kesini sampai kita melewati desanya. Ketika aku perhatikan, ada banyak batu nisan di tepi desa.
Kalau tidak salah, Aku mendengar dari Raphtalia kalau desanya merupakan desa pertanian yang dekat dengan laut, dan desanya merupakan korban gelombang pertama.
Apa mungkin desa ini.... merupakan kampung halamannya Raphtalia?

Sudah tiga bulan berlalu sejak Aku sampai di dunia ini.
Kalau dihitung dari hari pemanggilan Hero, ini sudah masuk bulan keempat.
Hanya dalam empat bulan berlalu desa demi-human yang seharusnya berada disini hancur akibat serangan gelombang pertama.
Ratu sudah bilang kalau dia mempercayai seseorang yang paling dia percaya untuk menjaga desa ini, tapi orang itu mati ketika gelombang pertama melanda.
Dengan mempertimbangkan orang itu yang sangat dekat dengan demi-human, itu berarti orang tersebut adalah kepala desa di desa ini.

“Raphtalia onee-chan, kita sedang menuju ke mana?”
“Kita hanya akan menuju jurang disana untuk melihat lautan yang luas.”
“Iya”

Selama perjalanan, roda kereta terus berputar dan Aku terus memperhatikan desa yang mungkin merupakan kampung halamannya Raphtalia.
Tak lama kemudian, kita sampai di jurang yang menghadap ke laut, lalu Raphtalia turun dari kereta.
Disana ada sebuah batu yang tertanam diujung jurang.... Aku rasa itu sebuah batu nisan.
Raphtalia memetik beberapa bunga yang bermekaran disekitar sana dan dia menempatkannya bunga tersebut diatas batu itu.
Lalu dia menepukkan tangannya dan berdoa.
Matahari sedang terbenam, sinarnya membentuk lingkaran oranye yang menjadi latar suasana disana.

Sampai hari ini Raphtalia tidak pernah membicarakan itu kepadaku.
Jika kupikirkan, sudah sekitar empat bulan Raphtalia kehilangan keluarganya.
Aku rasa dia memiliki mental yang kuat.
Setelah kehilangan keluarganya dan terus melanjutkan hidupnya.... ketika pertama kali bertemu dengannya Aku melihat dia dengan tatapan penuh keputusasaan.
Apa ada sesuatu yang bisa Aku lakukan untuk Raphtalia?

Tunggu, apa yang akan terjadi kepada Raphtalia ketika Aku kembali kedunia asalku?
Kalau Filo pasti akan bersama Melty, tapi Raphtalia akan bersama siapa?
Kadang-kadang, Raphtalia bertanya kepadaku tentang alasan yang membuatku ingin segera kembali kedunia asalku, tapi mungkin Aku mulai khawatir ketika semua ini berakhir.

“Maaf membuat kalian menunggu.”
“Tidak apa-apa. Ayo kita pergi.”
“Iya!”

.....Ketika semua gelombang ini berakhir, Aku harus memikirkan apa yang akan Aku lakukan dengan Raphtalia.

“Uuu......”
“U-....”
“U-n”

Ketika kita sampai, semua hero sudah menunggu kami di kota pelabuhan, lalu kita semua menaiki kapal.
Kebetulan sekali, karena ukuran kapal yang kita naiki cukup besar, jadi kita bisa mengangkut kereta Filo kesana.
Syukurlah kita bisa membawanya.
Tapi, dalam setengah hari Ren, Motoyasu, Itsuki mereka semua mengalami mabuk laut.
Karena kita disediakan kabin kapal, jadi itu bukan masalah. Akan tetapi, semua hero sedang dikumpulkan karena para pelaut ingin mendapatkan salam dari kami, dan ketiga hero sedang muntah ke laut sambil mengerang kesakitan.

“Mabuk laut yah.....”

Sejak Aku kecil, entah kenapa, kendaraan apapun yang kunaiki, Aku tidak pernah mabuk kendaraan.
Mungkin karena mabuk laut, ketiga hero menjadi terlalu ramah.
Sungguh, Aku tidak punya niatan untuk akur dengan mereka, tapi...

“Naofumi, sepertinya kau baik-baik saja....”
“Iya, Aku tidak mudah mabuk laut.”
“Kyahho~”

Ngomong-ngomong, Filo sedang dalam wujud monsternya dan dia sedang berenang di lautan yang luas ini.
Tunggu dulu, apa dia berenang atau hanya mengambang saja?
Karena ini pertama kalinya Filo melihat laut, jadi dia sangat senang untuk menyelam disana. Terkadang dia akan menaiki kapal, lalu dia akan melompat dari sana untuk terus bermain.
Walaupun kapal ini cukup besar, Aku masih merasa tidak nyaman. Tapi itu akan baik-baik saja karena Filo bisa menggunakan mantra sihir angin juga.
Jika dia sedang dalam masalah pasti dia bisa mengatasinya sendiri.

“Ah.....”

Ada seekor ikan besar yang mendekati Filo dari belakang.

“Filo, awas dibelakang.”
“Hm~?”

Saat berbalik, seekor monster ikan hiu membuka mulutnya dengan lebar untuk menyerangnya.

“Tei!”

Filo menendang monster ikan hiu itu lalu menerbangkannya keatas langit.
Ikan itu terhempas sampai berada di dek kapal.
Para pelaut dan para petualang berteriak diatas kapal.
Selagi monster ikan hiu itu sedang meronta-ronta diatas kapal, Filo mengakhiri hayatnya.

“Sebuah kesalahan besar menganggap Firo sebagai mangsamu.”

Lalu dia menghabisinya.

“Jangan mengotori dek kapal.”
“.... Kau selalu melakukan sesuatu yang hebat ya.”

Itsuki berbisik kepadaku dengan wajah yang sangat pucat.
Itu memang hal yang luar biasa, dan kalau sesuatu yang luar biasa, pastinya itu Filo.
Karena dibelakang kapal ini dipasangi sebuah ballista, jadi Aku tidak perlu bertarung.
Oh iya, ini sudah dua ekor ikan hiu yang jadi korban.
Yang pertama dikuliti dan diserap oleh perisaiku.

Persyaratan untuk Blue Shark Shield telah terbuka.
Persyaratan untuk Shark Bite Shield telah terbuka.
Persyaratan untuk Shark Leather Shield telah terbuka.
Persyaratan untuk Shark Meat Shield telah terbuka.

Blue Shark Shield
Kemampuannya terkunci..... Bonus pemakaian: Skill Berenang 1

Shark Bite Shield
Kemampuannya terkunci..... Bonus pemakaian: Skill Kapal Tempur 1
Efek Spesial: Taring Hiu

Shark Leather Shield
Kemampuannya terkunci..... Bonus pemakaian: Pengurangan 2% dari Serangan dalam air.
Efek Spesial: Kulit Hiu

Shark Meat Shield
Kemampuannya terkunci..... Bonus pemakaian: Kecepatan 3

Pendeskripsian skill berenang.... pastinya Aku bisa berenang kesana kemari layaknya ikan.

“.....”
“Aku yakin kau itu mudah tenggelam.”
“Iya....”
“Jika kalian pikir Aku itu mudah tenggelam di lautan, Aku pandai berenang, sayang sekali ya.”

Para hero yang mabuk laut sedang bisik-bisik satu sama lain tentang Aku yang mudah tenggelam atau tidak di lautan, jadi Aku memberitahu mereka.

“Bukan itu yang Aku maksud”
“Terus apa?”
“Aku rasa Itsuki yang mudah tenggelam....”
“Huh.... Aku?”
“Aku rasa Ren yang mudah tenggelam.....”
“Aku juga merasa Motoyasu-san yang mudah tenggelam....”

Bagaimana caranya kalian bisa saling menganalisis kemampuan berenang orang lain?
Ya sudah, apa Skill Kapal Tempur 1 akan menambah pergerakanku diatas kapal?
Apa ada kemungkinan besar Aku akan bertarung diatas kapal? Mari coba kita simulasikan ketika Aku memiliki waktu luang.
Karena ini monster yang sama jadi Aku biarkan saja. Sepertinya walau dalam perjalanan EXP dan material yang kumiliki akan tetap bertambah.

“.... Apa kalian baik-baik saja?”

Ada orang yang berpakaian layaknya seorang bajak laut, dan menanyakan itu kepada para hero lain karena dia mengkhawatirkan keadaan mereka....

“Ini hanya mabuk laut saja. kau tidak perlu khawatir. Sebentar lagi mereka akan segera baikkan.”
“....Baiklah.”
“Lalu Siapa kau?”
“.... Nakhoda.”

Jika kuperhatikan lagi, dia itu seorang wanita. Yang kurang tinggi.
Raphtalia lebih tinggi darinya. Meskipun Aku tidak bisa memandangnya dengan baik karena pakaiannya, Aku bisa bilang dia itu cukup cantik.
Wajahnya mungkin cocok untuk Motoyasu yang suka menggoda wanita.
Dia juga terlihat muda. Di usia semuda itu dia sudah menjadi seorang nakhoda kapal, apa ada yang salah dengan dunia ini?

“Aku nakhoda kapal ini.... dan juga yang membuat kapal ini.”
“Nakhoda, dan juga Pembuat kapal!?”
“....Ya.”
“Hebat sekali.”
“....Ya.”

Dari tadi dia hanya mengatakan “...Ya.”. dia cukup pendiam.
Walaupun dia sangat berbakat, tapi dia punya masalah dalam berkomunikasi.

“....Lautnya mulai bergejolak.”
“Benar sekali.”
“.... Badai akan segera datang.”
“Kau bisa mengetahuinya?!”
“.... Itu Bukan masalah. Hero-sama, sebaiknya kalian istirahat di kabin.”
“Oh iya, Aku belum memperkenalkan diriku. Aku Hero Perisai. Dan mereka yang tergeletak disana merupakan hero juga.”
“....Ya. Salam kenal.”

Selagi nakhoda bergumam, seorang pelaut berteriak tentang badai yang akan segera tiba.
Lalu, kita kembali kedalam kabin.
Filo merasakan gelombang bertambah tinggi, dia berubah kembali ke wujud manusianya, dan masuk kedalam kabin.
Walaupun nakhodanya pendiam, namun dia bekerja keras bersama anak buahnya.
Kapal ini terus melaju, meskipun badai sedang melanda.

“Raphtalia, sepertinya kau tidak mabuk laut.”
“Tidak, karena Aku berasal dari desa dekat laut.”
“Ah, jadi kau pernah menaiki kapal?”
“Iya.”

Ngomong-ngomong, yang dilakukan oleh hero lain bersama dengan party-nya selama perjalanan adalah.... mereka hanya beristirahat didalam kabin mereka masing-masing.
Ketika melawati badai, kapal ini cukup bergejolak kesana-kemari, tapi besoknya kita sudah  sampai lagi di Pulau Cal Mira.
Filo sangat bersemangat, bahkan Raphtalia juga melebarkan kedua matanya.
Bisa kalian bayangkan bagaimana perasaan petualang lain dan juga pelaut baru....

Pulau Cal Mira merupakan pulau gunung api yang melampaui imajinasiku.
Apa itu karena Aku membandingkannya dengan Hawaii.....?
Peta disini juga tidak begitu akurat.....
Ngomong-ngomong, Pulau Cal Mira hanya sebutan saja, nama yang sesungguhnya adalah Kepulauan Cal Mira. Sepertinya disana ada banyak pulau yang unik.
Gelombang disini lebih tenang, daripada gelombang yang tinggi ketika berangkat dari Melromarc, dan kau juga bisa berjalan melewati pulau lain ketika gelombangnya lautnya tenang.
... Bisakah kita menaiki Filo dan pindah dari satu pulau ke pulau yang lain?
Yang disana dan yang disini, dan masih ada pulau yang bisa kita kunjungi.

“Baiklah, sekarang kita sudah sampai di Pulau Cal Mira, tapi.....”

Aku terkejut melihat hero lain yang sangat bersyukur setelah sampai di pulau.
Mereka semua terlihat cukup lemas itu karena mustahil untuk tidur dengan gelombang laut yang sedang bergejolak.
Wajah bitch sangat pucat, lalu dia muntah. Rasakan itu.

“Apa kalian semua mudah mabuk laut?”
“Naofumi... kau aneh sekali.”
“Ketika kabin terbalik, Aku kira kapalnya akan tenggelam.”
“Datang ke dunia lain, pastinya ada hal yang aneh terjadi.”

Itu benar, kapalnya memang terbalik beberapa kali.
Tapi Aku sangat terkejut, setiap saat Aku mengira kapalnya akan tenggelam.
Karena berputar terus akan sangat mengganggu, jadi Aku membuat tempat tidur melayang dan tidur disana.
Aku rasa para pelaut sudah terbiasa dengan hal itu. Mereka menyarankan untuk membuat tempat tidur melayang jika ingin tidur ketika badai tiba.
Walaupun nakhoda bilang badai besar itu jarang terjadi.
Apa itu ada hubungannya dengan gelombang?
Jika badai besar terjadi di dunia asalku, maka kapal apapun pasti akan tenggelam.
Setelah perjalanan dengan kapal ini, Aku merasakan perbedaan di dunia lain.




TL: Bajatsu
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar