Minggu, 29 Desember 2019

Tate no Yuusha no Nariagari Light Novel Bahasa Indonesia Volume 10 : Chapter 11 - Pemburu Budak

Volume 10
Chapter 11 - Pemburu Budak


Sebelum itu, kami harus mengeluarkan uang untuk taruhan. Jika bertaruh, semakin banyak uang yang kau bisa ditaruhkan, semakin baik. Lalu, jika mereka tahu kalau aku adalah Pahlawan Perisai, jumlah yang bisa kami hasilkan akan anjlok. Bisa dibilang, aku harus mendapatkan modal yang kami butuhkan untuk memenangkan semua dalam satu serangan...

Aku mempertimbangkan untuk mengumpulkan uang dengan menawarkan transportasi ekspres ke Melromarc menggunakan portalku. Itu adalah salah satu cara untuk menghasilkan uang dalam game online yang pernah kumainkan. Perjalanan satu arah antara Melromarc dan Zeltoble membutuhkan waktu dua minggu, jadi pasti ada orang yang akan mengambil kesempatan untuk dapat melakukan perjalanan yang sama secara instan.

Masalahnya adalah biayanya. Jika orang mau mengeluarkan lebih banyak, kau mungkin beruntung bisa meminta biaya antara satu sampai lima keping emas untuk ongkosnya. Mengeluarkan kata-kata positif dari mulut ke mulut juga penting untuk mendapatkan pelanggan. Penyelundupan bisa berakhir menjadi masalah, tapi itu bisa diselesaikan dengan bekerja dengan siapa pun yang bertanggung jawab atas inspeksi di Melromarc. Tetap saja, menghasilkan uang dengan melakukan hal seperti itu akan menarik terlalu banyak perhatian. Masalah lainnya aku hanya mampu mengirim enam orang setiap 1 jam. Aku ingin menghindari ide itu, jika memungkinkan.

Kami kembali ke pasar bawah tanah Pedagang Budak. Aku menggelengkan kepalaku perlahan pada Rishia yang tampak khawatir.

“Ada apa?” 
“Fueh...”
“Tenang, Rishia. Aku tak ada rencana membuatmu bertarung.”
“Hmm...”

Aku tak yakin apakah itu karena sirkulasi udara yang buruk atau semacamnya, tapi Filo tampaknya kurang energik dari biasanya.

“Jika kita mencoba mencari uang dengan menjual barang yang kita dapatkan dari dunia Kizuna di pasar gelap, untuk efisiensinya memerlukan waktu yang banyak.”

Kami harus melalui kesulitan untuk menunjukkan kalau barang-barang itu adalah sesuatu yang layak untuk didapatkan, seperti yang kami lakukan dengan Soul Healing Water. Kami memiliki item Scroll Return, tapi terlalu sulit. Jika kami memperjualbelikan barang yang bisa membuat pengguna untuk berteleportasi dari jam pasir naga ke jam pasir naga yang lain, dan kemudian mulai memproduksi lebih banyak, aku hanya punya sedikit untuk mulai berjualan. Ada cara lain seperti menjual alat drop item, tapi aku masih harus mencari tahu kegunaannya. Kami perlu memproduksinya secara massal, dan jika kami telah menemukan cara untuk melakukannya, masih belum jelas apakah itu akan berfungsi dengan baik di dunia ini.

“Kalau begitu, akan mencari pertarungan yang cocok untuk kalian ikuti di Colosseum. Ya.”
“Baik. Terserah mau yang susah atau tidak, aku mau yang bisa menghasilkan banyak uang.”
“Aku sangat menantikan pertarungan Anda yang luar biasa, Tuan Pahlawan Perisai. Ya!”
“Aku sedang bad mood. Cepat pergi dan urusi itu sebelum aku berubah pikiran.”
“Cara Anda tiba-tiba menyebarkan niat membunuh layaknya iblis... Itu membuat hatiku berdebar-debar!”
“Kita akan kembali ke desa dulu.”

Situasinya telah berubah. Jika kami punya rencana sekarang, kami masih harus kembali ke desa dulu.

“Ya aku setuju. Kita mungkin harus menjelaskan situasinya pada Keel-kun dan yang lainnya.”
“Ya, ini agak sulit dijelaskan pada mereka...”

Rasanya cukup tidak mengenakan bila kami jelaskan bahwa kami memerlukan jumlah yang banyaknya minta ampun untuk menyelamatkan teman mereka, yang mana belum tentu kami berhasil menyelamatkan mereka meski sudah punya banyak uang itu. Tak aneh jika mereka merasa curiga dengan penjelasan kami. Ya hanya empat budak termasuk Keel yang berasal dari desa itu. Bagaimanapun juga, kami harus terus melaju dan menyelesaikan masalah ini.

“Kami pulang. Sampai jumpa, Pedagang Budak.”
“Aku tak sabar ingin bertemu denganmu lagi besok. Ya.”

Sejujurnya, aku lebih suka tak melihatnya lagi, tapi ini untuk kepentingan desa. Aku memberinya salam perpisahan sederhana saat membuka daftar lokasi portal dan kemudian kami teleportasi kembali ke desa.

{--}

Kami tiba kembali di desa, dan aku terdiam.

“Apa... apaan ini?!” 
“Apa yang terjadi?!”

Bukan hanya aku. Raphtalia, Filo, Rishia, dan bahkan Raph-chan kehilangan kata-kata. Hal pertama yang terlihat adalah pemandangan api yang keluar dari sebuah bangunan ketika beberapa prajurit, yang mungkin bersiaga, berteriak dan berlari keluar dari desa dengan senjata mereka di tangan.

“Hei! Apa yang sedang terjadi?!”
“Oh! Tuan Pahlawan Perisai! Ada pemburu budak! Mereka menyerang desa ini!”

Aku bisa melihat sedikit kelegaan di wajah para prajurit ketika mereka melihatku. Pemburu budak?! Pemburu budak telah muncul di saat seperti ini?! Ini pasti bercanda! Seperti yang aku katakan pada Pedagang Budak, suasana hatiku sedang buruk. Aku akan menghancurkan para bajingan ini.

“Tidak mungkin!” 
“Raphtalia!”

Raphtalia mencengkeram katana-nya dan berlari menuju sumber keributan.

“Filo! Kau pergi dengan Raphtalia dan memusnahkan para pemburu budak! Rishia, kau rawat yang terluka dan lindungi siapa pun yang tidak bisa bertarung. Sedangkan kalian prajurit pergi ke kota sebelah dan laporkan ini pada Eclair!”
“Okaaay!”
“Fuueh!”
“Itu sudah kami lakukan!”

Itu melegakan. Mereka menangani situasi dengan lebih baik daripada yang aku harapkan. Aku mengejar Raphtalia, yang lari terlebih dahulu. Saat itulah aku perhatikan kalau desa itu benar-benar dikelilingi oleh para pemburu budak. Ada sepuluh budak di desa. Sejumlah besar prajurit juga menjaga desa. Tampaknya ada banyak pemburu budak, tetapi tidak mungkin untuk sepenuhnya memahami situasi di malam yang gelap. Itu tidak masalah... Kami akan melakukan apa yang harus dilakukan.

“Diam dan ikuti perkataan kami!” teriak salah satu penyerang.
“Haa!” Raphtalia berteriak ketika dia memotong pemburu budak yang menyerang dalam sekejap mata.
“Arghhh!”

Darah muncrat dari tubuh pemburu budak saat ia terjatuh ke tanah. Aku hanya menebak, tapi pemburu budak itu mungkin belum melakukan upacara kenaikan kelas. Atau mungkin melawan katana Raphtalia akan menjadi pertarungan sia-sia bahkan jika dia sudah melakukannya.

“Kita lindungi desa! Ayoo!”

Aku bisa mendengar suara Keel. Dia bersenjata, dan sepertinya dia berhasil melawan para pemburu budak, bersama dengan budak-budak lain dari desa. Aku sedikit khawatir, tapi sepertinya para budak dapat mempertahankan diri mereka sendiri. Mungkin dibesarkan sebagai budakku telah terbayar. Mereka sudah sekuat Raphtalia sebelum dia Upacara kenaikan kelas. Aku percaya kalau mereka tak akan kesulitan menghadapi orang-orang seperti pemburu budak atau bandit dalam hal kemampuan.

“Oh, kalian mau melawan! Tak usah tahan diri lagi! Gahhh!”

Pemburu budak mengarahkan pedangnya ke Keel dan... tiba-tiba sebuah lubang terbuka di bawahnya dan dia jatuh, hanya menyisakan kepalanya. Saat aku bingung apa yang terjadi, kepala Imiya muncul dari tanah.

“Terima kasih, Imiya-chan!”

Imiya memberi acungan jempol kepada Keel. Jadi begitu... Imiya yang menggali lubang. 

“Gweeeeeh!”

Bawahan Filo #1 membantu menyerang para budak dan memberikan tendangan keras pada si pemburu budak. Monster-monster lain sepertinya juga bertarung dengan baik.

“Sekarang!”

Keel dan Imiya menyerang para pemburu budak yang tersisa.

“Air Strike Shield!”

Aku memblokir jalan mereka dengan perisai. 

“Shooting Star Shield!”

Lalu aku melemparkan pelindung di sekitar kami dan melangkah antara Keel dan para pemburu budak. 

“Kaka!”
“Sepertinya kalian melakukan pertarungan yang cukup bagus.” 
“Itu pasti! Kali ini kami pasti bisa melindungi desa kami!”

Mata Keel dipenuhi dengan tekad. Tepat sekali. Dia bukan lagi budak malang dan tak berdaya yang harus bergantung pada orang lain untuk melindunginya. Sekarang dia memiliki kekuatan untuk melawan dan melindungi yang lain di desa dari ketidakadilan para pemburu budak.

“Kami bisa melawan sekarang, terima kasih, Kaka!”
“Itu terdengar baik. Aku melihat kau juga membantu, Imiya.”
“Oh ya…”

Imiya tampak bangga pada dirinya sendiri. 

“Hiyaaa!”

Pada saat itu, Raphtalia terbang seperti kelelawar yang keluar dari neraka dan membasmi para pemburu budak. Dia memancarkan aura haus darah. Para pemburu budak tak mati, tapi mereka sudah tidak bisa melawan lagi.

“Rafuuu!”

Bulu Raph-chan berdiri tegak ketika dia bergerak selaras dengan Raphtalia, membantunya dalam pertempuran. Dia membuat musuh bingung dengan ilusinya sambil menggigit salah satu pemburu budak dan memukul yang lain dengan ekornya.

“Baik! Semuanya! Sekarang aku di sini, kalian semua bisa tenang. Pergilah dan tunjukkan pada pencuri yang menyerang desa ini apa yang kalian miliki!”
“Baik!”

Budak dan monster semua menjawab secara bersamaan.

“Ugh... Tidak kusangka Pahlawan Perisai akan kembali sekarang! Bukankah dia seharusnya sedang pergi?!”

Salah satu pemburu budak bergumam pada dirinya sendiri ketika dia berjuang melawan Raphtalia, pedang mereka terkunci. Dia tampaknya memiliki pengalaman dalam pertempuran, dia menggunakan kombinasi sihir dan ilmu pedang dan dia bertarung dengan cukup bagus. Pria itu sebenarnya cukup kuat.

“Sepertinya kalian mengincar hari aku sedang pergi dari desa ini. Sayangnya, pahlawan memiliki kemampuan untuk berteleportasi.”

Aku kira mereka cukup bodoh untuk berpikir kalau aku tak akan mampir untuk memeriksa desa saat aku pergi.

“Raphtalia!” 
“Apa?”
“Bisakah kau menghasilkan cahaya yang cukup terang untuk menerangi seluruh desa? Aku ingin melihat ada berapa banyak pemburu budak. Itu juga akan berfungsi sebagai suar untuk memberi sinyal kepada yang lain di kota sebelah.”
“Serahkan padaku!”

Raphtalia mendorong pemburu budak darinya dan mundur untuk bergabung denganku. Dia menyarungkan katananya dan mulai melantunkan mantra.

“Filo!”
“Ya! Firo akan melindungi semua orang!”

Sementara Raphtalia mengumpulkan sihirnya, Filo meluncurkan serangkaian tendangan ke arah para pemburu budak. Keel dan budak yang bisa tempur lainnya, menghabisi satu demi satu pemburu budak. Meski begitu, akan dibutuhkan seseorang setingkat Filo untuk melakuan pekerjaan cepat dari para pemburu budak yang lebih terampil, sehingga para budak perlahan-lahan kehilangan tempo.

“Shooting Star Shield! Air Strike Shield! Second Shield! Attack Support!” 

Aku berdiri di depan semua orang dan menerima pukulan terberat dari serangan para pemburu budak sambil mengeluarkan Skill untuk melindungi Filo dan para budak lainnya. Aku meraih lengan salah satu pemburu budak dan melemparkannya ke arah Filo.

“Gah!”

Secara alami, Filo menghabisi si pemburu budak dengan tendangan cepat. 

“Rafu!”

Ekor Raph-chan menggembung untuk membantu Raphtalia.

“Sebagai sumber kekuatan aku memerintahmu. Aku membacamu untuk menguraikan hukum alam. Terangilah sekitar kami!”
“Drifa Light!”

Raphtalia membuat bola cahaya dan melemparkannya ke langit. Cahaya sihir menerangi desa seperti suar. Itu pasti memberi sinyal pada para prajurit di kota sebelah, yang kemudian akan datang membantu kami.

Saat cahaya naik tinggi ke langit, aku menghitung berapa banyak pemburu budak di desa. Satu, dua, tiga... Pasti ada banyak dari sekali. Hanya menghitung yang tersembunyi dalam kegelapan, ada banyak dari mereka. Aku berpikir mungkin sekitar tiga puluh, tapi kenyataannya mereka lebih banyak dari itu. Ada setidaknya lima puluh hanya di daerah sekitar desa.

Hanya ada lima budak di sini termasuk Raphtalia yang berasal dari desa ini. Untuk apa mereka menyiapkan orang sebanyak itu untuk memburu budak desa ini? Aku tak percaya akan sebanyak ini yang menyerang. Tetapi, mungkin kau bisa mendapatkan setidaknya 30 keping emas per budak jika kau menangkapnya dan menjualnya di Zeltoble. Aku kira daya tarik mendapat uang cepat membuat mereka berkumpul sebanyak ini.

“Haa!”

Raphtalia melompat maju dan menebas pemburu budak segera setelah menyelesaikan mantranya. Itu hampir menakutkan, cara dia bertarung. Yah mungkin itu wajar, mengingat betapa tempat ini sangat berharga baginya, tempat yang layak dilindungi.

“Brave Blade! Crossing Mists!”

Dengan katana di masing-masing tangan, Raphtalia tanpa henti memotong satu demi satu pemburu budak. Dia bergerak dengan anggun, seolah-olah dia menari di medan perang. Benar-benar indah. Tentunya aku bukan satu-satunya yang berpikir begitu.

“Raphtalia-chan... hebat sekali...” 
“Dia terlihat seperti menari!”

Penduduk desa semua terpesona oleh pertarungan Raphtalia. 

“Jangan bengong, perhatikan musuh kalian!”

Aku tersentak kembali ke dunia nyata setelah ditegur oleh Raphtalia dan menyerang balik para pemburu budak yang menyerang.

“Ugh...”
“Apa yang kalian lakukan bodoh!”

Seorang pria yang tampaknya bos pemburu budak muncul. Aku bisa melihat armornya yang kehilangan kilaunya. 

“Dia ini....”

Raphtalia, Keel, dan sisa budak dari desa semuanya kehilangan kata-kata. Apa? Mereka kenal orang ini?

“Mau sampai kapan kalian bermain-main, dasar idiot! Lihat, rencananya sekarang jadi hancur! Sudah berapa banyak budak yang kalian tangkap?”
“Umm... ya...”

Suara pemburu budak bawahan menghilang dan bos mengeluarkan bunyi decakan keras saat marah. Kemudian lebih banyak pemburu budak yang tampak seperti petarung professional berdatangan dari luar desa berbondong-bondong.

“Tsk! Tak kusangka Pahlawan Perisai akan kembali secepat ini, kita salah ambil waktu! Meski dia seorang pahlawan, dia tetap hanya Pahlawan Perisai. Tunggu saja sampai dia lengah dan kemudian ambil satu atau dua budak itu!”

Jadi pria ini seperti salah satu bos yang selalu membuat tuntutan konyol, kurasa. Tapi lupakan itu... Aku lebih peduli dengan reaksi Raphtalia dan yang lainnya.

“Orang ini... dia orangnya...”

Wajah Keel lebih dipenuhi amarah sekarang daripada beberapa saat yang lalu. Raphtalia tetap tenang, tapi aku masih bisa mengatakan kalau dia benar-benar marah. Fakta bahwa ekornya mengembung lebih dari yang pernah ada sebelumnya membuatnya menjadi jelas.

“Raphtalia. Keel. Kalian kenal orang ini?”

Aku berbalik menghadap bos pemburu budak dan menyiapkan perisaiku.

“Iya. Dia adalah orang yang datang dan memimpin kedatangan pemburu budak, dia merenggut banyak nyawa demi-human dewasa dan menangkap kami semua. Prajurit Melromarc inilah yang melakukan semua itu pada kami!”
“Oh! Budak rakun yang berhasil selamat waktu itu ternyata sekarang bersama Pahlawan Perisai.”

Bos pemburu budak, mantan prajurit Melromarc, yang mengingat Raphtalia, dengan santai menyiapkan pedangnya. Dia mungkin punya keterampilan menggunakan benda itu. Keel dan yang lainnya kemungkinan tidak akan memiliki banyak peluang melawannya di level mereka saat ini.

“Iwatani-dono! Keadaan kalian baik-baik saja?!”

Saat itu, Eclair dan prajurit Melromarc berlari mendekati kami. 

“Kau kan?!”
“Kata Raphtalia dia adalah prajurit Melromarc. Apa kau kenal dia juga, Eclair?”
“Iya. Dia adalah salah satu prajurit yang datang kemari bersama pemburu budak. Aku dengar mereka langsung lari dari kastil setelah melihat tuduhan yang diarahkan padamu tidak benar, Iwatani-dono.”
“Oh begitu. Di antara mereka ada mantan prajurit yang lari sebelum kena hukuman.”

Para mantan prajurit yang berubah menjadi pemburu budak tampaknya tidak menghargai kata-kataku, karena mereka semua memelototiku sekarang.

Jadi apa yang harus kulakukan pada mereka? Kami harus berhati-hati tentang Keel dan yang lainnya yang belum melakukan upacara kenaikan kelas. Untungnya, belum ada yang ditangkap oleh para pemburu budak. Tapi musuh datang untuk menyerang berbondong-bondong. Jika aku tak perlu khawatir tentang diriku sendiri, aku tak yakin kalau yang lain akan berhasil selamat tanpa cedera. Secara fisik aku hanya  bisa menghadang tiga atau empat orang sekaligus. Menurut perkiraanku, ada kurang lebih lima puluh pemburu budak di sana, jadi akan sulit untuk melindungi Keel dan yang lainnya. Lalu, sepertinya hanya beberapa dari mereka yang hebat dan melakukan Upacara Kenaikan Kelas. Salah satunya ada dihadapanku, jadi... mungkin aku bisa mengatasinya?

Ini juga kesempatan sempurna bagi Raphtalia dan Keel. Para penjahat yang sudah menghancurkan hidup mereka muncul dihadapan mereka. Para pemburu budak menyadari kalau mereka ada pada posisi kurang menguntungkan dan mencoba untuk lari, tapi Keel dan Raphtalia tidak akan membiarkan hal itu terjadi.

“Tsk! Ingatlah tempatmu, Perisai! Karena kau datang, kami yang sekarang diincar!”
“Terserah kalian? Selain itu, tidak pernah bisa membenarkan alasan dan tindakan kalian yang membantai dan merampas orang desa ini setelah mengetahui kematian Tuan Tanah sebelumnya.”
“Oh, pastinya ada! Kau tidak tahu ya!?”

Hah? Dia serius. Ohhh... Aku mengerti sekarang.

“Oh, maksudmu perintah dari Gereja Tiga Pahlawan mengenai pembersihan hal-hal keburukan? Sayangnya perintah itu sudah tidak berlaku lagi.”
“Kau bajingan!”

Dia masih bisa berteriak, tapi dia belum mencoba menyerang. Mungkin dia menyadari kalau tak ada gunanya menyerangku? Tidak, tatapannya berkata lain. Dia sedang merencanakan sesuatu.

“Terima ini!”

Para pemburu budak menembakkan panah berapi di berbagai bangunan di sekitar desa. Sungguh rencana yang menyulitkan kami...

“Segera padamkan api itu!”

Sial! Inikah yang disebut kualitas melawan kuantitas. Tapi itu tidak seperti kami hanya akan berdiri dan menonton.

“Raphtalia! Keel! Bisakah kalian menangani orang itu?”
“Ya...”
“Kami akan melindungi semua orang!”

Raphtalia mengangguk dengan tenang, dan Keel berteriak penuh tekad. 

“Baik. Buatlah mereka membayar semua tindakannya selama ini!”

Aku diam-diam melantunkan mantra dan memberikan sihir dukungan pada Raphtalia dan Keel. 

“Zweite Aura!”

Dengan semua statistik mereka ditingkatkan, Raphtalia dan Keel fokus pada bos pemburu budak.

“Filo! Beri tendangan pada pemburu budak yang kau temukan di desa. Hal yang sama berlaku untuk bawahanmu!”
“Okaaay!”
“Gweh!”

Aku mengirim Filo dan Bawahan Filo #1 untuk mengurus para pemburu budak yang masih tinggal di sekitar desa.

“Iwatani-dono!”
“Eclair, jangan kira kau bisa mengampuni orang yang dulu seperjuangan denganmu. Bunuh pengkhianat ini!”
“Aku tahu!”

Eclair dan tentaranya mengangguk dan mengambil posisi bertarung.

“Sepertinya kalian berpikir semuanya akan berjalan lancar, tapi hari sebaliknya. Pastinya kalian berencana untuk menghancurkan desa ini lagi tapi malam ini yang akan hancur adalah kalian sendiri!”

Aku berlari ke depan untuk membantu Raphtalia. 

“Tsk! Semua! Mundur!”

Bos itu mengangkat pedangnya dan memerintahkan anak buahnya untuk mundur, tapi Raphtalia dan Keel sama-sama mengacungkan senjata mereka dan melompat ke arahnya. Bos itu menangkis serangan dengan pedangnya dan mengunci bilahnya dengan Raphtalia. Dia berusaha untuk memberikan tendangan cepat ke Keel saat dia bertarung dengan Raphtalia, tapi Keel melihat serangannya dan menghindarinya dengan setengah langkah.

“Hiiiyaaaaa!” 
“Ugh!”

Bos itu menahan katana Raphtalia dengan pedangnya sendiri. Dia hampir terlempar ke belakang tapi tetap stabil saat pedang Keel menyerempet armornya.

“Kurang ajar kau! Jangan sombong, kau demi-human rendahan!”

Ada ledakan keras yang datang dari kanan di mana bilah mereka terkunci bersama. Ada sihir yang lewat!? Sekarang mereka berusaha mempermainkan kami! Setelah kuperhatikan, ternyata ada seseorang di belakang mereka yang memberikan dukungan sihir.

“Aku belum selesai!”

Tidak terpengaruh oleh ledakan itu, Raphtalia berbalik dan menghunuskan katana-nya. 

“Whoa!”

Pria itu memiliki mata yang bagus. Tapi dia melupakan sesuatu yang penting.

“Sayangnya kau memilih lawan yang salah. Kau mungkin bisa hidup lama jika kau tidak pergi dan melakukan sesuatu yang bodoh seperti menyerang desa di bawah perlindungan Pahlawan Perisai.”

Tepat sekali. Dia lupa kalau aku ada di sini. Aku meraih kerah baju bos dan menariknya ke arahku.

“Argh... Lepaskan!”
“Lepaskan siapa! Tidak ada jalan keluar dari sini, pengecut! Ini cara Pahlawan Perisai bertarung!”

Aku memberi isyarat kepada Raphtalia dan Keel dengan mataku.

“Aku akan melakukannya!”

Raphtalia menyarungkan katana-nya sebentar sebelum menghunuskannya sekali lagi, seolah-olah dia akan melakukan gerakan pamungkas.

“Instant Blade! Mist!”
“Ini untuk semua orang yang kau sakiti!”

Keel mengayunkan pedangnya dan mendaratkan pukulan langsung segera setelah skill Raphtalia. 

“Arggghhhhh!”

Darah berceceran di sekujur tubuhku, tapi aku tak peduli. Dia mendapatkan apa yang pantas dia terima. Dia lemas dan armornya tercabik-cabik. Aku melemparkannya ke tanah.

“Ahhh!”

Akhirnya menyadari kalau mereka bertarung dengan orang yang salah, para pemburu budak lainnya mulai berteriak ketakutan. Aku mungkin tak menggunakan Wrath Shield, tapi aku mungkin masih tampak seperti monster bagi mereka.

“Ayo sekarang, pengakuan dosa-dosa... kalian berengsek, tebus semua dosa kalian!”

Sisa pertempuran benar-benar sepihak, kami menangkap semua pemburu budak. Bos yang dikalahkan Raphtalia masih hidup, meski baru saja. Aku pikir mereka telah membunuhnya, tapi ternyata mereka menahan diri.

“Kau tidak akan menghabisinya?” 
“Tidak...”

Raphtalia dan yang lainnya tampaknya ingin menyerahkannya kepada pihak berwenang dan menghukumnya.

“Nah, sekarang...”

Aku melihat gerombolan pemburu budak yang diikat dan tersebar di seluruh alun-alun desa.
Aku tidak menyangka mereka ada begitu banyak... dan keseluruhan dari mereka adalah sampah rendahan.

“Sial! Mereka ini monster!” Teriak salah satu pemburu budak.
“Dari info yang didapat, harusnya level kita sudah cukup melawan mereka!”

Bawahan pemburu budak mengeluh pada pemimpin mereka. Perilaku sampah, menyalahkan atasannya ketika mereka gagal.

“Sayang sekali ya, kalian. Ini lah yang dimaksudkan dari pahlawan melindungi tempatnya.”
“Hmph...”
“Kita menang... Semuanya! Kita menang!”

Keel dan para budak dari desa mengeluarkan teriakan hore besar dalam perayaan kemenangan mereka. Imiya dan anak lainnya, yang tampaknya seperti beastmen, mereka juga ikut serta dalam perayaan itu. Tak masalah mereka berasal dari desa ini atau tidak, mereka semua mengalami trauma yang serupa. Kemenangan mereka melawan para pemburu budak kejam itu akan baik bagi mereka.

“Ya, kita menang. Aku pikir kali ini, pasti... kita berhasil mengambil kembali bendera yang hilang saat itu,” bisik Raphtalia, sambil memegang erat katana-nya dan menatap ke kejauhan.
“Bendera, ya? Sebangga itukah kau pada bendera itu?”
“Bukan itu yang aku maksudkan...”
“Raphtalia, aku...” Eclair menyela sebelum aku selesai berbicara kepada Raphtalia dengan ekspresi menyesal di wajahnya. “Maafkan aku. Ini seharusnya tidak terjadi jika aku ada disini...”
“Jangan khawatir tentang itu, Eclair. Apa dulu ada bendera yang berkibar di desa ini?”
“Hah? Umm, ya, itu adalah bendera yang diberikan sebagai hadiah kepada penduduk desa oleh ayahku.” 

Ah, jadi itulah bendera yang dibicarakan oleh Raphtalia.
“Eclair, mengapa kau tidak mengibarkan bendera itu lagi sebagai hadiah atas kemenangan mereka?” usulku. 
“Tuan Naofumi?”
“Semua kerja keras yang dilakukan semua orang sejak kembali akhirnya membuahkan hasil. Raphtalia, ini adalah awal baru untuk desamu, bukan?”

Raphtalia memejamkan mata sesaat seolah mengenang masa lalu, lalu membukanya lagi dan mengangguk.

“Benar. Aku mohon segera dilakukan.”

Selain itu, Keel anehnya tampak terpaku pada bendera itu juga. Aku pernah memberinya makan siang anak-anak dengan bendera di atasnya sesekali, dan dia benar-benar gembira. Dia menganggap bendera adalah semacam harta karun. Sekarang aku bisa mengerti kalau bendera itu memiliki arti khusus bagi mereka.

“Baiklah.”

Aku menunda pembicaraan dengan Raphtalia dan Eclair lalu memandangi para pemburu budak yang kami kumpulkan.

“Apa yang harus kita lakukan dengan bajingan ini?”
“Biasanya mereka dibawa ke kastil, kemudian akan menerima hukuman yang sesuai.”
“Hmm... Tapi kejahatan yang terkoordinasi dengan orang sebanyak ini...?”
“Tentu saja, itu adalah kejahatan berat, menurutku. Kemungkinan besar level mereka akan direset dan kemudian ditahan secara paksa.”
“Tidak dieksekusi?”
“Biasanya pelaku utama yang dieksekusi, tapi...”

Eclair memandang keras ke wajah-wajah para mantan tentara, yang kemungkinan besar akan dikategorikan sebagai pelaku utama.

“Orang-orang ini berasal dari keluarga Melromarc yang terhormat. Bahkan jika mereka dijatuhi hukuman mati, kemungkinan besar itu akan melalui proses yang sangat panjang.”
“Berarti jika Ratu memaksanya, akan ada serangan balik dari kaum bangsawan, dan dapat mempertaruhkan posisinya?”

Eclair mengangguk sebagai jawaban. Aku rasa setiap penguasa kerajaan harus berurusan dengan gangguan seperti ini. Mungkin itu sebabnya mantan prajurit itu tampaknya menganggap semua ini agak enteng. Bajingan itu... dia tidak tahu tempatnya saat ini?

“Banyak penekanan diberikan pada garis keturunan. Jika yang terburuk menjadi yang terburuk, Ratu bisa diganti dengan seseorang dengan garis keturunan yang lebih disukai oleh kaum bangsawan. Itu tidak terpikirkan, mengingat kalau negara ini saat ini dalam keadaan lemah karena insiden Spirit Tortoise.”
“Berarti... kerabat jauh?”

Mungkin. Ini tak seperti kedua putri Ratu adalah satu-satunya keluarga kerajaan. Akan ada kepala keluarga, dan kemudian akan ada cabang keluarga kerajaan dan sejenisnya. Para bangsawan bisa memilih salah satu kerabat yang sejalan dengan tujuan mereka dan membuat mereka memimpin pemberontakan, merebut kastil dan menggantikan Ratu.

“Para bangsawan ini mungkin akan protes dengan semacam dalih seperti ‘prajurit malang ini baru saja kembali setelah hilang sekian lama, namun mengapa mereka dijatuhi tuduhan yang tidak mendasar’ mungkin itu yang mereka katakan.”
“Ya, mereka akan melakukannya, meskipun mereka bersalah. Sungguh merepotkan. Mungkin kita bunuh saja sekarang?”

Fakta kalau mereka masih hidup akan menjadi berbahaya untuk sampah seperti ini. Aku sama sekali tak ragu kalau itu akan kembali menggigit kami nanti. Dalam hal itu, akan jauh lebih masuk akal untuk membiarkan mereka pergi dari dunia ini.

“Jika kita menggunakan otoritasmu sebagai Pahlawan, mungkin saja bisa diterima orang. Namun, secara pribadi aku lebih memilih menghukum mereka secara aturan negara, Iwatani-dono.”
“Tak peduli proses yang panjang dan berlarut-larut yang akhirnya membuat mereka menjadi pekerja paksa bukannya hukuman mati?”

Ini memang terjadi di wilayah ayah Eclair, tapi itu tidak membuar para korban merasa puas.

“Aku tahu maksudmu. Aku sendiri tidak bisa memaafkan tindakan mereka. Tapi...”
“Kau pasti ingin bilang, hukumannya yang diberikan didasarkan dari keputusan Tuan Tanah tempat kejadian itu terjadi.”
“Seharusnya begitu... hanya untuk anak buahnya saja, kita bisa menghukum mati mereka.”
“Tanpa banyak basa basi, eksekusi mereka, titik.”

Tidak perlu berkonsultasi dengan Ratu.

“Bukan hanya itu, kenapa bisa ada banyak pemburu budak yang menyerang desa ini? Sebelum menghukum mati mereka, kita—”
“Soal itu... Kebetulan ada hal yang ingin aku tanyakan juga pada para budak. Semuanya kumpul!”

Aku mengangkat tangan dan menjelaskan apa yang terjadi, lalu aku menjelaskan bagaimana budak Lurolona ditangani di Zeltoble.

“Singkatnya, mereka ini berencana untuk menjual budak desa ini di Zeltoble karena harga jual mereka sedang sangat tinggi?!”

Eclair menatap tajam pada para pemburu budak dengan pandangan yang bahkan lebih mengancam daripada sebelumnya.

“Mustahil... Jangan bilang, teman desaku yang lain tidak akak bisa kembali lagi?”

Keel menatapku dengan memohon, dipenuhi ekspresi khawatir di matanya.

“Jangan khawatir. Aku segala cara untuk membeli mereka kembali. Kemungkinan lebih banyak makhluk rendahan seperti mereka akan muncul kembali, kita perlu mengatasinya.”

Aku kira masalah seperti ini muncul bersamaan dengan kenaikan harga yang tiba-tiba. Kami harus mencari cara untuk mengakhiri harga berlebihan para budak dari desa ini. Aku punya satu set gangguan baru untuk diatasi sekarang. Sementara itu, aku perlu memprioritaskan peningkatan kekuatan mereka. Mereka masih belum siap untuk upacara kenaikan kelas.

“Kaka! Jika kau berencana untuk beratung di Colosseum, kami juga ingin ikut bertanding!”

Mereka pasti yakin dengan kemenangan mereka, karena Keel dan para budak lainnya yang telah menunjukkan keinginan untuk bertarung.

“Hmm... Aku bisa membuat kalian ikut bertanding, tapi risikonya...”

Itu salah satu cara lain. Tapi membawa mereka ke Zeltoble lalu bila ada seseorang yang tahu bahwa mereka adalah budak Lurolona, maka hal yang selanjutnya benar-benar membuatku khawatir. Jika mereka akhirnya diculik di tempat yang ramai seperti itu, melacak mereka akan sulit. Budak bisa dilacak menggunakan kutukan budak, tapi orang-orang itu tak bodoh. Mereka mungkin akan menimpa kutukan budak tanpa ragu-ragu.

Aku ingin secepatnya menyelesaikan ini, mendapatkan uang dan membeli semua budak dalam satu gerakan. Ini adalah masalah yang mendesak, dan aku punya perasaan kalau kami sudah bisa mengatasinya dengan uang secara bertahap bekerja melalui pertandingan Colosseum. Tapi kami perlu mengumpulkan cukup uang untuk taruhan besar agar rencana ini berhasil. Tidak ada gunanya jika kami tidak bisa bertaruh besar.

Tentu saja, sudah pasti kami tak akan kalah, dengan pahlawan dan partynya. Tapi terlalu banyak menang akan membuat taruhan kurang menguntungkan. Aku hampir tak memiliki pengalaman dengan pacuan kuda atau semacamnya, tapi aku tahu kalau bertaruh pada pemenang yang jelas tak akan menghasilkan banyak uang, karena semua orang juga akan bertaruh untuk itu. Itu sebabnya jika kau ingin bertaruh besar dan menang besar lakukan sebelum berita tersebut tersebar.

kami bisa menjual sesuatu yang bernilai... Kalau saja kami punya banyak emas atau semacamnya. Ketika pikiran itu terlintas di benakku, aku melihat para pemburu budak dan tiba-tiba ide itu terlintas.

“Aku baru saja memikirkan ide yang bagus.”

Aku menyeringai jahat. Raphtalia pasti menyadarinya dan memiliki ide bagus tentang apa yang akan terjadi, karena dia memutar matanya.

“Tuan Naofumi, kau akan mencoba sesuatu yang aneh, bukan?”
“Ya. Aku akan pergi menjemput seseorang. Aku akan kembali sekitar satu jam, tunggu di sini.”

Aku menggunakan portal aku untuk teleportasi kembali ke Zeltoble sendirian. Dan kemudian... 

“Oh? Tuan Pahlawan Perisai, aku pikir kau kembali ke desa? Ya.”
“Ya, terjadi sesuatu. Aku ingin kau ikut denganku.”

Sekitar satu jam kemudian, setelah cooldown skill portalku berakhir, aku kembali ke desa lagi dengan Pedagang Budak dan assistennya.

“Tuan Naofumi? Umm... kemana kau...”

Raphtalia memandangi Pedagang Budak sambil memiringkan kepalanya dengan bingung. Penduduk desa lain juga menonton, ingin tahu apa yang akan terjadi. Eclair dan para prajurit melihat Pedagang Budak dengan alis mereka berkerut.

“Eclair. Tanggung jawab atas tindakan mereka sudah tidak berada ditangan negara lagi, bukan?”
“Itu benar, tapi... Apa yang kau rencanakan, Iwatani-dono?”
“Diam dan lihat saja. Aku punya rencana pemusnahan yang rapi.”
“Hati-hati, Eclair-san. Sudah seperti biasanya bagi Tuan Naofumi akan mengatakan hal yang keterlaluan saat tersenyum seperti itu.”

Hei, Raphtalia, kemana perginya rasa percayamu padaku? Ya, aku sangat menyadari apa yang aku lakukan setelah ini memang bukan hal yang baik. Dia meringis ketika mendengar tentang bagaimana caraku menjual Soul Healing Water. Kizuna sangat bangga atas tindakanku, dia hanya bertingkah normal dan tidak mengatakan apa-apa.

“Kau pasti tahu apa yang akan menimpamu nanti bila sesuatu terjadi pada kami?”

Bos pemburu budak berusaha untuk mengintimidasiku. Bajingan ini mungkin mengira dia akan selamat tanpa membahayakan nyawa. Tentunya kami tidak akan melakukan apa pun yang akan membahayakan posisi Ratu, kan? Itulah yang dia pikirkan.

“Santai saja. Seperti yang kalian inginkan, semuanya akan hidup.”

Semua bawahan menunjukkan tanda-tanda kelegaan yang terlihat ketika mereka mendengar itu. Bos, di sisi lain, tampak bingung. Kurasa dia tidak sebodoh kelihatannya.

“Pedagang Budak, bisa tidak kau jadikan mereka budak?”
“Tentu bisa. Ya.”
“Jangan bilang kau ingin menjadikan mereka budak, lalu memerintahkan mereka untuk melindungi desa ini dari ancaman pemburu budak yang lain?” Eclair tiba-tiba menimpali.

Kenapa Eclair memikirkan hal yang mudah dan bermanfaat itu? Ya, itu bukan ide yang buruk. Aku bisa menggunakan segel budak untuk menetapkan batasan keras yang akan membunuh mereka jika mereka melanggar perintah. Tapi ada kesalahan fatal dalam rencana itu.

“Kita nanti harus berbuat apa jika rekan mereka yang lain membebaskan mereka saat kita lengah? Aku tak sebodoh itu.”

Beberapa pemburu budak pasti berpikir untuk melakukan hal itu, karena mereka menyeringai dengan licik, tapi sekarang mereka tampak bingung.

“Alasan menjadi mereka budak adalah agar mereka bisa masuk partyku secara paksa dan membatasi pergerakan mereka.”
“Se... setelah itu apa?” Rishia bertanya, menatapku dengan gugup.

Rishia ada di sini? Selama ini, aku merasa kau ini diam tak bersuara.

“Aku akan membawa mereka ke Zeltoble. Kemudian aku akan menjual mereka. Sebagai budak, tentunya.”
<Ryuu: anjirr kejamnya.>
“Apa—”

Eclair kehilangan kata-kata. Raphtalia menghela napas cemas. Tepat sekali. Yang kami butuhkan saat ini adalah sejumlah besar uang sehingga kami bisa memenangkan taruhan yang besar di Colosseum. Setiap keping akan sangat berharga.

Tentu saja, jika kami menjual para pemburu budak sebagai budak, kemungkinan akan ada beberapa bangsawan Melromarc yang siap untuk menyelamatkan mereka dengan membelinya kembali. Ada risiko mereka melarikan diri sebelum itu, jika kami tak hati-hati. Para pemburu budak mungkin tahu itu, karena mereka masih tak terlihat terlalu khawatir. Mereka mungkin berpikir kalau mereka tak akan mendapatkan harga yang sangat baik. Tapi aku tak akan membiarkan mereka lolos dengan hukuman rendah itu.

“Pedagang budak. Apakah kau memiliki kerabat di Siltvelt?”
“Tentu ada. Ya.”
“Bagus. Kita jual mereka pada kerabatmu itu. Untuk detail produk... Sebuah tawaran langsung dari Pahlawan Perisai, mereka ini adalah mantan pemburu budak yang panen di wilayah Seaetto.”

Wajah para pemburu budak tiba-tiba pucat. Pedagang Budak, di sisi lain, menatapku dengan senyum terlebar yang telah kulihat sejauh ini. Pertama, ada fakta kalau mereka ditawarkan oleh Pahlawan Perisai, yang akan meningkatkan nilai mereka, karena negara itu memuja Pahlawan Perisai. Kemudian ada fakta kalau mereka adalah penjahat terkenal yang telah membantai atau memperbudak demi-human yang tak terhitung jumlahnya dari wilayah Seaetto, yang seharusnya menjadi simbol persahabatan antara Melromarc dan Siltvelt.

Bagaimana demi-human Siltvelt akan melihat orang-orang seperti itu? Itu akan menjengkelkan. Perwujudan kejahatan yang hidup bagi mereka, aku yakin. Jika orang seperti itu muncul di pasar budak dan dibeli... apa yang akan terjadi pada mereka? Tak perlu dikatakan kalau mereka akan dipukuli dan dianiaya sebagai bentuk penghilang stres, seperti Raphtalia dan budak-budak lain dari desanya oleh para bangsawan di negara ini. Inilah artinya membayar dosa dengan hidupmu.

“Jangan bercanda kau! Menjual kami ke Siltvelt?! Itu bukan tindakan seorang pahlawan!” Bos pemburu budak mulai mengoceh.
“Aku rasa ini masih lebih baik dari pada prajurit negara yang menjual warganya sendiri. Aku yakin kalian tahu jelas bagaimana neraka yang budak alami, perlakuan yang mereka terima.”
<Ryuu: hmm gua suka gaya lo.>
“Itu adalah dua hal yang berbeda! Kami tidak mungkin berakhir seperti mereka!”
“Oh, jadi kalian pikir tak masalah menjadikan mereka budak tapi itu masalah besar jika kalian yang dijadikan budak?”

Aku kehilangan kata-kata. Selalu ada kesempatan kalau prajurit akan mati dalam perang, namun pikiran disiksa dan kematian yang menyakitkan sebagai budak membuat orang-orang ini ketakutan. Seberapa menyedihkannya mereka?

“Akan kuberitahukan kalian pepatah yang ada di duniaku, ‘Orang yang menembak orang lain harus siap menerima tembakan juga’.”

Itu adalah kutipan dari detektif fiksi. Jika kau tidak siap untuk menderita sendiri, maka kau tidak pantas membuat orang lain menderita.

“Omong kosong! Adanya demi-human hanyalah untuk mendapat siksaan dan mati! Hanya manusia yang agung ini mana boleh mendapatkan perlakukan yang sama seperti demi-human rendahan –ahrargah!”

Orang ini cukup mengganggu, jadi kututup mulutnya dengan kain. Wajah para bajingan ini yang dipenuhi oleh rasa takut adalah pemandangan yang sangat indah. Itu tidak sebagus saat Sampah dan Bitch dipaksa untuk bersujud di hadapanku, tapi tetap saja... Bajingan ini setidaknya pantas untuk menerimanya. Adalah kesalahan mereka kalau demi-human di sini menjadi budak. Sekarang giliran mereka untuk menjadi budak.

“Eclair, kau pasti tahu mana yang benar dan yang salah berdasarkan aturan, tapi mereka ini harus mendapatkan hal yang lebih pantas. Dengan yang aku dapatkan dari hasil menjual mereka, aku akan membeli kembali budak yang berasal dari desa ini.”
“Ugh...”

Eclair mengerang sedih tapi tidak menunjukkan tanda-tanda akan mengambil tindakan lebih lanjut. Ya, dia tahu sendiri tahu hukuman yang diberikan negara pasti ringan.

“Dengar juga, Eclair. Ini akan menjadi contoh. Pemburu budak lain yang mencoba masuk dan menangkap orang desa ini akan tahu nasib yang menanti mereka.”

Serangan mereka akan terus berlanjut apabila tidak ada hukuman yang membuat mereka takut. Ada kemungkinan orang-orang yang akan tetap datang bahkan dengan risiko hukuman eksekusi. Tapi bagaimana hukuman yang menanti mereka adalah ditangkap, dijadikan budak, dan disiksa? Jika kami menunjukkan pada mereka kalau ada hukuman yang lebih buruk daripada kematian di dunia ini, maka setiap pemburu budak yang masih mempertimbangkan datang ke desa pasti akan menyerah. Belum lagi, desa itu dilindungi oleh Pahlawan Perisai.

“Tuan Naofumi...” Raphtalia bergumam.
“Aku tak akan menarik rencana ini mau kau bilang ini dilaur nalar. Raphtalia, aku akan melakukan cara apapun untuk menyelamatkan temanmu yang lain.”

Mungkin dia tidak akan suka tinggal di tempat yang dibangun menggunakan uang kotor. Tentu, aku ingin menyelamatkan hari dengan uang jujur seperti pahlawan gagah dari novel, jika mungkin, tapi aku tidak memiliki kelonggaran untuk memilih caraku. Kehidupan para budak Lurolona mungkin sangat dalam bahaya sementara kami di sini membuang-buang waktu dengan kekacauan ini. Raphtalia percaya padaku dan ini juga untuknya. Berdiam diri bukanlah suatu pilihan, bahkan jika Raphtalia tidak menyukai cara lain ini.

“Kaka...” Keel memanggilku dengan nada gelisah.
“Apa kau sekarang tidak suka padaku? Ketahuilah, aku bos di sini. Aku menghargai kesediaanmu untuk maju dan secara sukarela bertarung di Colosseum, tapi saat ini kau harus melupakan hal itu dan fokus untuk menjadi lebih kuat. Serahkan pekerjaan kotor kepadaku.”

Aku berbalik dan melangkah maju. Iya. Mereka tidak perlu membuat tangan mereka kotor. Mereka bisa menyerahkan itu semua padaku.

“Ini bukan saatnya bagi kalian untuk mengambil risiko. Kalian akan melindungi desa ini, kan?”
“Ya…”

Bagaimanapun, aku mungkin bisa menghasilkan banyak uang jika aku menjual banyak pemburu budak ini. Itu merupakan masalah yang tidak terduga, tapi pada akhirnya menguntungkan kami.

Aku berdiri, menatap diam-diam waktu cooldown skill portal di bidang penglihatanku.





TL: Ryuusaku
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar