Selasa, 14 September 2021

Kuma Kuma Kuma Bear Light Novel Bahasa Indonesia Volume 2 : Chapter 46. Cliff Mengikuti Jejak Misteri Telur

 Volume 2

Chapter 46. Cliff Mengikuti Jejak Misteri Telur



Saat aku tengah beristirahat sejenak dari kesibukan pagi hariku di ruang kerja, pelayanku Rondo datang.

"Maaf mengganggu waktu anda, tuanku."

"Ada apa? Apa sesuatu yang gawat telah terjadi?

"Tidak, ini bukanlah sesuatu yang gawat, tapi saya rasa anda perlu mendengarnya."

Jika Rondo berkata demikian, mungkin itu memang bukan sesuatu yang cukup serius. Meski begitu, hal tersebut tampaknya mengganggunya.

"Baru-baru ini, telur Kokkeko dalam jumlah besar mulai membanjiri pasar kota. Namun, ada sesuatu yang ganjil tentangnya."

"Ganjil bagaimana?"

"Pertama, saya tidak bisa mendapatkan informasi apapun dari mana telur-telur tersebut berasal. Kemudian, setiap kali saya menggunakan nama keluarga Fochrosé untuk membelinya, mereka selalu menolak."

"Tunggu, apa?"

"Setiap kali saya menanyakan perihal telur-telur tersebut kepada agen yang bersangkutan, mereka selalu memberi jawaban yang ambigu. Saat saya mengatakan mereka bisa menjelaskan situasi tersebut kapanpun mereka siap, mereka tidak pernah memberi tanggapan. Akan tetapi, sewaktu saya mendatangi toko-toko sebagai pelanggan biasa, saya bisa membelinya. Namun, saat saya mengatakan bahwa telur-telur tersebut nantinya akan dikirim ke kediaman Fochrosé, mereka mendadak berkata kalau stoknya habis. Hal itu menyebabkan pemesanan telur untuk kedepannya mustahil dilakukan."

"Apa maksud dari semua ini?"

Itu benar-benar mulai menggangguku sekarang.

"Satu-satunya hal yang bisa saya simpulkan adalah mereka menolak menjual telur-telur tersebut kepada keluarga Fochrosé. Serikat dagang sendiri bahkan mengklaim tidak tahu apa-apa soal hal itu saat saya menanyakannya."

Aku pribadi tidak masalah tidak bisa makan telur, tetapi aku punya firasat buruk tentang ini.

"Tidak ada pekerjaan mendesak untuk siang nanti, bukan? Kalau begitu, aku akan langsung pergi ke guild."

Aku menyudahi istirahat singkatku dan bergegas menuju guild.


Tanpa membuat janji temu terlebih dahulu, aku langsung menemui Guildmaster dan mengajaknya bicara empat mata.

"Oh, bukankah ini Lord Cliff! Ada kepentingan apa anda kemari?"

Milaine memberiku senyum mencurigakan. 
<TLN: yap, Milaine adalah Guildmaster dari guild dagang/serikat dagang. Setelah saya telusuri, dia memang kepala pemimpin serikat dagang.>

"Aku ke sini tidak untuk membicarakan bisnis. Aku datang untuk menanyakan sesuatu yang bersifat pribadi."

"Apa sekiranya itu?"

"Ini tentang telur Kokkeko."

"Telur Kokkeko?" Raut wajah Milaine sama sekali tidak berubah. 

"Itu benar. Kelihatannya tidak ada seorang pun di kota ini yang mau menjual telur tersebut kepadaku."

"Kami tidak melakukan apapun soal itu."

Milaine selalu bicara jujur padaku; apa yang membuatnya berbohong sekarang?

"Tapi informasi yang kudapat mengatakan hal lain."

"Apakah Anda yakin itu bukan karena stok barang sedang kosong akibat melonjaknya jumlah permintaan yang masuk, mengingat telur menjadi sangat diminati akhir-akhir ini?"

"Para pedagang yang menjualnya juga mengatakan hal yang sama."

"Maka begitulah faktanya."

"Apa kau berpikir aku akan menerima penjelasan seperti itu?"

"Anda tidak akan mati meski tidak makan telur sekalipun, Anda tahu."

"Aku merasa tersinggung karena seseorang yang tidak kukenal melakukan hal ini terhadapku. Selain itu, aku menginginkan telur tersebut untuk putriku."

"Kalau begitu, apakah Anda ingin membawa pulang beberapa untuk putri Anda?"

"Bagaimana denganku?"

"Saya khawatir tidak ada yang tersisa untuk Anda." Milaine menyeringai.

Sungguh wanita yang merepotkan. Tidak banyak orang di kota ini yang berani menentangku seperti Milaine.

"Jadi kau sama sekali tidak berniat untuk memberitahuku?"

"Itu adalah kesepakatannya—jangan jual telur tersebut kepada Lord Cliff."

"Apa kau tetap bersikukuh menjaga kesepakatan tersebut meskipun itu artinya merusak hubunganmu dengan pemimpin wilayahmu sendiri?"

"Tentu. Jika pada situasi ini Anda bukanlah orang jahatnya, saya mungkin akan memihak Anda. Namun kali ini, saya berada di pihak orang itu. Selain itu, saya cukup tertarik dengannya."

Aku orang jahatnya? Dan siapa "orang itu"? Siapa tepatnya orang yang Milaine maksud?

"Anda telah banyak membuat anak-anak menderita. Dialah orang yang menyelamatkan anak-anak tersebut." 

Membuat anak-anak menderita? Anak-anak mana yang dia maksud? Aku tidak ingat pernah melakukan penyiksaan terhadap siapa pun.

"Saya tahu bahwa Anda adalah seorang tuan tanah yang hebat, tetapi saya akan terus mendukungnya selama ia berada di sisi yang benar."

"Sangat jarang aku melihatmu membela seseorang sampai sejauh itu."

"Dia membuat saya tertarik. Saya sudah menjumpai berbagai macam orang sampai sekarang, namun belum pernah saya menemui seseorang dengan kekuatan, kepribadian, dan cara berpikir seperti orang itu."

"Mendengarnya darimu membuatku ingin bertemu orang tersebut, terlepas dari insiden telur kali ini."

"Saya tidak berniat mempertemukan Anda dengannya."

"Bisakah setidaknya kau beritahu aku kesalahan apa yang telah kuperbuat?"

"Tidak bisa. Jika saya memberitahu Anda, kemungkinan Anda akan dapat menarik kesimpulan dari sana dan menyadari siapa orang yang saya maksud."

"Kalau begitu, sebagai ganti hutangmu, bisakah kau beritahu aku?"

"Hutang?"

"Kalian tidak mampu menyiapkan hadiah untuk raja, bukan?"

Guild dagang tidak mampu memenuhi tugasnya tahun ini.

"Dan Anda mengungkitnya sekarang?"

"Itu adalah salah satu kewajiban guild, kau tahu."

"Bicara soal hal itu, apakah Anda sudah memutuskan hadiah yang cocok untuk dipersembahkan kepada raja?"

"Ya, guild petualang telah memberiku pedang raja goblin."

"Pedang raja goblin?"

"Benar, seorang petualang dengan kostum beruang mendapatkan pedang tersebut setelah mengalahkan raja goblin."

"Petualang dengan kostum beruang? Apa maksud Anda Yuna?"

Ketika aku menyinggung soal Yuna, reaksi Milaine berubah untuk pertama kalinya. 

"Kau kenal Yuna?" Tanyaku.

"Dia adalah pemula yang telah membasmi seratus goblin, memburu banyak serigala, menaklukkan Tigerwolf, dan bahkan baru-baru ini berhasil mengalahkan seekor Black Viper. Seorang gadis imut dalam balutan kostum beruang yang lucu."

"Kau tampaknya kenal betul dengan dia."

"Itu karena dia adalah seorang pemula yang menjanjikan. Kami selaku guild dagang tentunya menaruh minat besar padanya. Saya baru tahu jika dalam misi penaklukannya, ia berhasil mendapatkan pedang raja goblin. Saya harap dia menjualnya lebih dahulu kepada kami."

"Yah, intinya seperti itulah aku bisa dapat hadiah untuk raja. Ngomong-ngomong, sebagai ganti hutangmu karena tidak mampu menyiapkan hadiah untuk raja, bisakah kau beritahu aku siapa orang dibalik insiden telur ini?"

"Anda sungguh licik ya. Jadi Anda sudah mengenal Yuna rupanya."

"Kurang lebih. Dia juga menarik minatku. Aku belum pernah bertemu petualang seunik dia sebelumnya."

"Yah, sepertinya petualang tersebut adalah orang yang sama yang juga membenci Anda."

"...tunggu, kau bilang apa?"

"Yuna, dialah orang yang memasok telur-telur itu. Dia juga yang membuat kesepakatan dengan guild untuk tidak menjual telur-telur tersebut kepada siapa pun yang membeli menggunakan nama keluarga Fochrosé."

"Yuna pelakunya?"

Gadis itu membenciku? Aku merasa gelisah.

Saat pertama bertemu, aku merasa kalau dia adalah gadis yang menarik. Seketika ingatanku tentangnya berputar—rumahnya yang khas, kemurahan hatinya, serta berbagai prestasi yang sudah ia torehkan memenuhi kepalaku. Dia juga punya kepribadian yang unik. Yuna yang itu, dia membenciku? Aku merasa dia tidak begitu saat terakhir kami bicara.

"Boleh aku tanya apa sebabnya?"

"Anda sebaiknya bertanya langsung kepada Yuna."

Tipe wanita seperti itulah Milaine. Aku ragu akan dapat jawaban meski terus mendesaknya.

"Aku mengerti. Aku akan pergi menemui Yuna sekarang."

Aku meninggalkan guild dan bergegas ke rumah beruang Yuna.


Aku mengetuk pintu rumah Yuna dan menunggunya di luar. 

"Selamat datang, Lord Cliff. Ada urusan apa Anda kemari?" 

"Yuna, ada sesuatu yang ingin kutanyakan padamu."

"Apa itu?"

"Kenapa kau melarang semua transaksi pembelian telur yang menggunakan nama keluarga Fochrosé?"

"Saya tidak paham apa yang Anda bicarakan."

"Aku memaksa Milaine bicara, tolong jangan marah padanya."

"Saya tidak marah. Lagi pula, saya sudah menyuruhnya untuk buka mulut jika itu menyebabkan masalah bagi guild."

"Jadi, bisakah kau beritahu aku alasanmu membuat perjanjian seperti itu?"

"Itu karena panti asuhanlah yang memproduksi telur-telur tersebut."

"...huh?"

"Intinya, saya melakukannya karena kesal."

"Mengapa aku tidak boleh membelinya hanya karena telur-telur tersebut diproduksi oleh panti asuhan?"

"Kau serius bilang begitu? Kau lupa sudah memangkas dana panti asuhan sedikit demi sedikit sampai akhirnya memutus dana tersebut secara total? Oh tentu saja, panti asuhan kan tidak punya kontribusi apa pun untuk kota, tapi bukan berarti kau bisa menjadikannya pembenaran untuk membiarkan anak-anak tersebut mati kelaparan, padahal ada masa depan yang menanti mereka. mereka yatim itu bukan semata-mata karena mereka mau. Aku tidak suka caramu mengobarkan anak-anak tersebut hanya karena mereka tidak berguna."

Yuna terus berbicara tanpa sedikit pun memberiku waktu untuk berpikir. 

"Anak-anak itu kelaparan," sambungnya, "mereka makan dari mengais sisa sampah. Para pengurus di sana bahkan rela mengemis, meminta makanan sisa dari penginapan dan kios-kios setempat. Mereka tidak punya baju ganti. Dinding tempat tinggal mereka berlubang. Mereka bahkan tidak punya selimut yang cukup hangat untuk menemani tidur mereka. Lantas mengapa pula mereka harus memberimu telur-telur dari Kokkeko yang sudah susah payah mereka budidayakan?"

"..."

"Selain itu, aku yakin kau tidak akan mati hanya karena tidak makan telur—toh kau kan seorang Lord."

Aku tidak paham apa yang Yuna katakan. Setiap detail baru yang ia ceritakan semakin membingungkanku.

"Awalnya aku ingin membalas perbuatanmu terhadap mereka, tetapi ibu kepala pengurus melarangnya. Dia bilang tuan tanah sudah cukup baik karena masih memberi mereka tempat tinggal."

Sementara aku mengumpulkan setiap pecahan dari cerita Yuna, aku mulai menyadari alasan Milaine membelanya—tapi aku sama sekali tidak memutus dana panti asuhan. Aku penasaran apa yang membuatnya berpikir seperti itu.

"Yuna, kau mungkin tidak percaya dengan apa yang kukatakan, tetapi aku sama sekali tidak memutus dana panti asuhan. Aku akan pulang ke rumah dan memastikannya. Setelah aku mengetahui apa yang terjadi, aku akan langsung kemari."

Aku segera kembali ke kediamanku. Bukan dengan berjalan, melainkan berlari. Aku perlu mencari tahu apa yang terjadi pada dana panti asuhan.


Aku tiba di ruang kerja dan langsung memanggil Rondo.

"Anda memanggil, tuanku?"

"Rondo! Ini penting—cepat cari tahu apa yang terjadi dengan dana panti asuhan."

"Anda ingin saya melakukan penyelidikan mengenai dana panti asuhan, tuanku?"

"Ya, temukan sosok yang sudah membuatku tampak seperti penguasa jahat."

"Baik, tuanku."

Rondo menundukkan kepalanya kemudian pergi. Emosiku siang itu tidak karuan. Akibatnya, aku tidak bisa fokus pada pekerjaanku.


Sorenya, Rondo kembali ke ruanganku.

"Permisi, tuanku."

"Bagaimana? Apa kau menemukan sesuatu?"

"Ya, orang yang bertanggung jawab atas dana panti asuhan adalah tuan Enz Roland."

"Enz, kau bilang?"

Aku paham. Jadi selama ini dia yang bertanggung jawab atas dana tersebut. Bodohnya aku karena tidak menyadari hal itu.

"Tampaknya tuan Enz telah melakukan penggelapan pada dana panti asuhan."

"Apa?!"

Selain menyerahkan tugas kepada bawahan, tugas seorang pemimpin adalah mengawasi bawahannya tersebut dalam melaksanakan tugasnya. Setiap bulan, saat surat permohonan dana untuk panti asuhan melintas di mejaku, aku selalu menandatanganinya tanpa memeriksanya terlebih dahulu. Akibatnya, dana yang seharusnya diserahkan kepada panti asuhan lenyap di tangan orang lain. Aku bisa paham kenapa Yuna marah padaku.

"Saya masih belum melakukan penyelidikan secara menyeluruh, tetapi kelihatannya tuan Enz telah memalsukan laporan keuangan dari setiap dana yang menjadi tanggung jawabnya. Selain itu, ia juga tampaknya terlilit hutang."

"Bagaimana dia bisa terlilit hutang sedangkan dia saja sudah banyak menggelapkan dana kota?"

"Dia kelihatannya cukup sering bermain wanita. Selain itu, istrinya juga suka mengoleksi berbagai perhiasan mahal. Anaknya sendiri bahkan tidak jauh berbeda tabiatnya dari sang ayah."

"Yang benar saja!"

Semua yang dia habiskan itu adalah uang kota.

"Apa dia bermain-main denganku?! Rondo! Segera kumpulkan prajurit dan kepung kediaman Enz. Jangan biarkan mereka kabur, aku ingin semua keluarga Roland dibawa kemari hidup-hidup!"

"Baik, tuanku."

Rondo kemudian meninggalkan ruangan. 


Setelah satu jam berlalu, orang-orangku kembali dengan membawa Enz yang tampak semakin gemuk dan subur, beserta istri dan juga anaknya. Mereka bertiga benar-benar sampah. Melihatnya saja sudah membuatku muak.

"Lord Cliff, ada kepentingan apa sampai Anda repot-repot mengirim prajurit untuk memanggil kami larut-larut begini?"

"Sekarang ini aku sedang kesal, jadi pilah kata-katamu dengan bijak dan jawab pertanyaanku."

"..."

"Apa kau yang menggelapkan dana panti asuhan?!"

"Saya tidak melakukannya."

"Panti asuhan bilang mereka tidak menerima dana apapun belakangan ini!"

"Yah, itu kan kata mereka. Mereka mungkin saja berbohong agar diberi dana lebih. Orang-orang seperti itu memang layak disebut sampah."

Kaulah yang sampah di sini!

Aku menahan emosiku untuk tidak memukulnya dan melanjutkan pertanyaanku.

"Tampaknya sebagian besar tugas yang kuserahkan padamu belum ada kemajuan. Bisa kau jelaskan kenapa?"

"Itu akan selesai dalam waktu dekat. Kami hanya sedang mengalami sedikit kendala," jawabnya, tetap tenang.

"Bagaimana dengan hutangmu? Aku dengar kau juga terlilit hutang."

"Itu hanyalah jumlah kecil. Saya bisa dengan mudah melunasinya, jadi Anda tidak perlu khawatir soal itu."

Sepertinya dia sama sekali tidak berniat untuk berbicara jujur.

"Maka tidak ada masalah kan jika aku menggeledah rumahmu?"

"Itu..."

Akhirnya, raut muka Roland berubah.

"Yah, kurasa aku tidak perlu minta izin, toh kami sudah mulai menggeledahnya."

"Apa kau pikir bisa lolos setelah melakukan semua ini? Aku akan melaporkanmu pada kakakku yang berada di ibu kota."

"Ini adalah kotaku. Segera setelah aku menemukan bukti, aku akan langsung mengeksekusi kalian. Lemparkan ketiga orang ini ke dalam penjara!" Suruhku kepada prajurit.

"Tunggu, biarkan aku menghubungi kakakku dulu!"

"Siapa saja, cepat bungkam mulut orang ini. Dia membuatku muak."

Para prajurit menyumpal mulut Roland dengan kain kemudian menyeretnya keluar.


Beberapa saat setelahnya, Rondo, yang kutugaskan untuk menggeledah rumah Roland, kembali.

"Apa kau menemukan sesuatu?"

"Ya, kami mendapat semua bukti yang diperlukan."

Wajah Rondo langsung berubah pucat.

"Ada apa?"

"Perbuatannya benar-benar tidak manusiawi."

"Apa memang seburuk itu?"

"Penggelapan dana, penipuan, pemerkosaan, pembunuhan, transaksi ilegal, dan masih banyak lagi lainnya."

"Pembunuhan?!"

"Kami masih menghitung jumlah mayat yang tersebar di penjara bawah tanah. Perbuatannya sungguh brutal, saya bahkan tidak percaya kalau itu dilakukan oleh manusia."


Laporan dari Rondo benar-benar membuatku syok.

Rupanya Enz biasa menyewa gadis-gadis muda dari pedesaan sebagai pelayan di rumahnya, melecehkan mereka hingga meninggal, kemudian membuang mayat mereka begitu saja di ruang bawah tanah. Karena gadis-gadis tersebut berasal dari desa, tidak seorang pun akan sadar kalau mereka hilang. Jika ada kekasih atau anggota keluarga mereka datang mencari, dia akan mengundang mereka ke rumahnya kemudian menyekap dan membunuh mereka. Hal itu ia lakukan berulang kali secara terus menerus.

Sang istri sangat gemar mengoleksi perhiasan. Tak jarang pula ia berhutang demi hobinya itu. Alhasil, Enz selalu menggelapkan dana kota untuk melunasi semua hutang-hutang istrinya.

Sang anak sering kali melecehkan wanita-wanita di kota. Ia bahkan tak segan menggunakan uang atau kedudukan sang ayah demi menutup mulut para korbannya. Dia juga punya kebiasaan memeras pedagang, mengancam akan menutup paksa bisnis mereka jika mereka menentangnya.

Alasan mengapa semua itu tidak pernah sampai ke telingaku sekarang jelas—Enz selalu menggunakan pengaruh kakaknya yang berada di ibu kota untuk menutupi segala tindak kejahatan yang ia lakukan. Namun meski begitu, ini adalah kotaku. Aku tidak akan membiarkan mereka berbuat seenaknya di sini.

"Eksekusi mereka."

Aku benar-benar kehilangan kesabaranku.

"Apakah Anda yakin? Kita mungkin akan menjadikan kakaknya yang berada di ibu kota sebagai musuh."

"Aku tidak peduli. Tinggal katakan kalau mereka dibunuh oleh bandit yang menyerang rumah mereka."

Keluarga Roland pun dieksekusi. Kami mengamankan barang bukti serta menyita semua aset yang mereka miliki. Kami juga menyelamatkan orang-orang yang disekap di ruang bawah tanah. Segera setelah luka-luka mereka dirawat, mereka akan langsung dipulangkan ke tempat asal mereka. Setelah semuanya selesai, aku kembali ke rumah Yuna.


"Aku minta maaf."

Aku menundukkan kepalaku dan menjelaskan kenapa dana panti asuhan bisa terhenti. Normalnya, aku tidak akan memberitahu rakyat biasa mengenai hal ini, tetapi aku merasa kalau Yuna perlu tahu.

"Rupanya selama ini bawahanku telah menggelapkan dana panti asuhan tanpa sepengetahuanku. Aku akan kembali menyalurkan dana tersebut sesegera mungkin."

"Kau tidak perlu melakukannya."

"..."

"Mereka sekarang sudah bisa menghasilkan uang sendiri, jadi tidak usah."

"Tapi itu..."

Aku masih merasa bersalah atas apa yang menimpa panti asuhan.

"Jika kau memang memaksa, kenapa tidak menggunakan uang tersebut untuk kepentingan lain yang lebih berguna?"

"Seperti?"

"Mendirikan lembaga pengawas misalnya, untuk memastikan hal-hal bodoh semacam itu tidak terulang kembali."

"Lembaga pengawas?"

"Ya, mereka akan memastikan dana yang disalurkan tidak disalahgunakan dan sampai kepada si penerima. Kita ambil contoh pada panti asuhan, orang yang bertanggung jawab sebagai pengawas akan mengunjungi panti asuhan secara berkala setiap bulannya untuk memastikan dana yang disalurkan sampai kepada mereka. Tidak sampai disitu saja, dia juga akan memastikan si penerima menggunakan dana tersebut dengan benar dan tidak menyalahgunakannya. Dengan begitu, melakukan tindak korupsi dan penyalahgunaan dana akan semakin sulit. Akan tetapi, jika orang yang kau serahi tanggung jawab tersebut ternyata juga tidak amanah, maka tidak ada gunanya melakukan hal itu."

"Lalu apa yang harus kulakukan?"

"Bukankah itu sudah jelas? Kau tidak bisa memilih sembarang orang untuk mengemban tugas tersebut—harus orang yang benar-benar kau percayai dan rela mengorbankan apapun demi mendapat kepercayaanmu. Kau pasti setidaknya punya satu orang yang memenuhi kriteria tersebut, bukan?"

"Kelihatannya aku punya seseorang dengan kriteria tersebut."

Itu benar, aku punya Rondo.

"Benarkah? Bagus kalau begitu."

Yuna tidak melanjutkan kata-katanya setelah itu.

"Jadi, kau yakin panti asuhan akan baik-baik saja?"

"Ya, kau tidak perlu khawatir."

"Terima kasih, aku dan anak-anak panti asuhan benar-benar tertolong berkatmu."

Aku meninggalkan rumah Yuna dan kembali ke kediamanku. Ada segunung pekerjaan yang menantiku di sana. Tampaknya aku harus memberhentikan Rondo dan mulai mempekerjakannya sebagai asisten pribadiku dari sekarang.




TL: Boeya
EDITOR: Zatfley

0 komentar:

Posting Komentar