Kamis, 11 November 2021

Uchi no Musume no Tame naraba, Ore wa Moshikashitara Maou mo Taoseru kamo Shirenai Light Novel Bahasa Indonesia Volume 8 Ending: Dunia yang Diawasi Oleh Pelangi

Volume 8
Ending: Dunia yang Diawasi Oleh Pelangi


Laband adalah negara manusia yang kaya dengan sejarah panjang. Dewa utama yang disembah di sana adalah Ahmar, dan mereka sangat menghormati hukum-hukumnya. Itu bisa dilihat dari cara mereka tidak mendukung tindakan diskriminasi terhadap ras lain atau eksploitasi berdasarkan pangkat, dan hal ini telah berlangsung untuk untuk waktu yang sangat lama.

Dan Laband adalah negara yang telah lama menjalin hubungan persahabatan dengan negara tetangganya Vassilios, negara iblis.

Raja Emas Vassilios terkenal akan kecantikan dan kebijaksanaannya, dan dia secara aktif mengundang siswa dari Laband ke negaranya, serta menjalin hubungan erat antara kedua negara dalam hal studi budaya, akademis dan sihir.

Di samping jalan raya yang menghubungkan kedua negara, berdiri sebuah kota kecil.

Kota kecil itu dibangun tepat di dekat habitat magical beast, jadi memang terdapat kekhawatiran tentang keamanan hidup di sana. Meskipun begitu, tempat itu sangat dikagumi oleh para petualang di seluruh dunia. Bagaimanapun juga, tempat itu adalah kota yang sedari awal dibangun oleh para petualang itu sendiri.

Dan di penginapan yang sudah ada sejak kota itu didirikan, di Singing White Cat, kau bisa mendengar beberapa anekdot tentang sang pahlawan legendaris yang pernah terkenal di seluruh dunia.

Orang yang memerintah wilayah ini bukan hanya seorang penguasa biasa, dia juga seorang prajurit kelas satu, serta seorang yang berpikiran terbuka terhadap para petualang. Dan pasangan harmonis yang memerintah itu mungkin telah pensiun saat ini, tetapi dibawah didikan mereka, para anak-anak angkat mereka telah mengambil alih pengelolaan kota sehingga kebijakan kota terdahulu tidak berubah sedikit pun.

Ya, itu adalah wilayah yang dikagumi oleh para petualang. Dan itu disebut demikian karena berbagai alasan.

Jalan raya antara dua kota itu memotong tepat di tengah-tengah wilayah magical beast, yang berarti ada potensi bahaya saat perjalanan menuju kesana. Oleh karena itu, sebagian besar pelancong menyewa petualang untuk mengawal mereka saat mereka lewat.

Raja Emas yang bijaksana berusaha keras untuk selalu menjaga jalan raya antar negara ini dengan hati-hati, dan untuk mewujudkannya dia membangun menara penjaga di setiap jarak tertentu. Bagi para pelancong, menara-menara itu berfungsi sebagai landmark, serta tempat yang aman untuk beristirahat, karena mereka memiliki penghalang yang dipasang khusus untuk mengusir magical beast.

Menara berdinding putih yang menunjukkan kau mendekati Laband memang begitu luar biasa.

Kebanyakan orang percaya bahwa simbol matahari dan bulan yang diukir di sisi menara mewakili Raja Emas dan saudari perempuannya, dan merupakan upaya bersama untuk memperingati hubungan persahabatan antara kedua negara.

Fakta penting tentang menara itu adalah bahwa kadang-kadang pelancong akan membawa karangan bunga sebagai persembahan, yang secara bertahap membuat varietas bunga yang berakar di sana semakin banyak, sampai tempat itu menjelma menjadi ladang bunga yang indah terlepas dari musimnya.

Menara itu terus mengawasi para pelancong karena banyak dari mereka yang berkunjung untuk menikmati pemandangan yang indah.

Di ujung jalan raya itu terletak kota Kreuz, yang disebut ibu kota kedua Laband.

Kota itu dikelilingi oleh dinding, dan seperti arti yang tersirat pada namanya, kota itu dibangun dalam bentuk salib, meskipun itu sedikit berantakan. Dan karena itu adalah titik pertemuan untuk perdagangan dengan Vassilios, banyak pelancong dan pedagang berkumpul di sana.

Banyak petualang juga datang dan pergi ke sana, mengambil pekerjaan untuk mengawal pelancong di sepanjang jalan raya atau memusnahkan magical beast. Suasana ramah kota terhadap orang luar telah dipupuk selama bertahun-tahun, dan tetap kuat hingga hari ini.

Kau bisa merasakan betapa diberkati dan tenangnya kota ini dari jumlah anak-anak yang terlihat berkeliaran.

Seorang wanita dengan pakaian bepergian memperhatikan anak-anak itu bermain dan secara alami memberikan senyuman lembut.
<TLN : ILUSTRASI DOKO DA?! KAMI MAU MELIHAT LATINA TERSENYUM!!>

Kemudian, salah satu anak yang sedang bermain itu terjatuh tepat di depannya.

"Ah! Apa kau baik baik saja?" Dia secara refleks memanggil, lalu menyadari bahwa lutut anak itu berdarah. Sepertinya dia tidak beruntung, dan sebuah batu tajam berakhir melukainya. Ketika anak itu melihat ke lututnya, wajahnya mulai berubah dan air mata mulai mengalir di wajahnya.

"Sepertinya lututmu terluka... Bisakah kau memberanikan dirimu sebentar?" Tanya wanita itu, membungkuk sehingga dia menatap wajah anak itu.

Mendengar suaranya yang sangat lembut, anak itu membalas tatapannya. Kemudian, dia tampak terkejut, seolah-olah dia bahkan lupa bahwa dia akan menangis.

“Putri Peri...”

Itu adalah cerita rakyat yang diketahui oleh setiap anak di kota ini, dan juga sebuah kisah epik yang dikenal banyak orang di seluruh dunia: legenda yang dikenal sebagai “Pahlawan Platinum dan Putri Peri.”

Anak itu telah membacanya berkali-kali dalam bentuk buku bergambar. Wanita ini cantik, seperti putri dari buku itu.

Wanita itu tersenyum canggung pada komentar anak itu, dan kemudian mengarahkan ujung jarinya ke lututnya. Kemudian, sebuah cahaya pucat muncul dan rasa sakit yang berdenyut itu tiba-tiba menghilang.

"Apa kau baik baik saja?" Tanya wanita itu dengan suara lembut.

"Ya," Jawab anak itu dengan anggukan besar.

Dengan anggukan itu, sebuah pecahan hitam kecil yang menjuntai dari leher anak itu pun terlihat dan tampak berkilauan.

“Itu...”

Menyadari bahwa benda tersebut telah menarik perhatian wanita itu, anak itu mengangkatnya dengan bangga agar dia melihatnya.

“Ini jimat keberuntunganku!”

"...Jadi begitu. Jimat keberuntunganmu ya..."

"Ya. Ayahku memberikannya kepadaku. Dan ayah mendapatkannya dari nenek. Ini terus diturun-temurunkan. ”

"Benar... Kau merawatnya dengan baik, bukan?"

"Ya!"

Anak itu tidak tahu mengapa mata abu-abunya sedikit berair, tetapi dia senang melihatnya tersenyum.

Wanita itu mengulurkan tangan sekali lagi, menyentuh pecahan hitam.

"Ya ... Ini adalah jimat."

Merasakan pecahan itu mengeluarkan sedikit kehangatan, anak itu memiringkan kepalanya. Wanita itu tersenyum lebih jauh, menemukan reaksi kekanak-kanakan yang cukup menawan.

"Ada harapan yang terkandung di dalamnya, bahwa orang yang menerimanya akan menemukan kebahagiaan," Bisiknya dengan suara yang sangat lembut.

Anak itu tidak begitu mengerti apa yang dia maksud, tetapi dia merasa hangat dan tenang di hatinya.

"Mama!"

"Mama!"

Mendengar dua suara anak-anak itu, wanita itu mendongak.

Apa yang dia lihat di sana adalah seorang pria muda berjas hitam, serta seorang anak laki-laki dan perempuan. Anak-anak memegang tangan pria itu dan melambai ke arahnya dengan tangan mereka yang lain.

“Kau tersesat!”

"Ayah jadi sangat panik lagi."

Wanita itu berdiri, memberikan senyum canggung mendengar apa yang dikatakan anak-anak.

“...Ah,” Katanya, sepertinya dia menyadari sesuatu.

Anak-anak melihat ke atas secara bergantian, dan melihat pelangi besar di langit.

"Pelangi muncul di langit ketika para dewa melihat ke bawah."

Setelah mengatakan itu sambil tersenyum, dia berlari ke arah anak-anak yang memanggilnya.

Keluarga itu terlihat sangat bahagia, berkumpul di bawah pelangi.


Note: 
Kalau boleh jujur, memang aku agak kecewa dgn illust yang ini, karena ga ada anak yang mewarisi rambut platinum-silver milik si Latina disana. Padahal kalau ada kan bagus, lucu gitu kan bisa liat fusion dale sama latina versi mini.
Dan akhirnya cerita utama uchi no musume selesai! eits tapi masih ada satu volume terakhir, jadi stay tune terus ya~




TL: Hantu
EDITOR: Regent
Proofreader: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar