Senin, 27 Mei 2019

Tate no Yuusha no Nariagari Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 12. Milikmu Adalah Milikku

Chapter 12. Milikmu Adalah Milikku


Saat sudah siang, aku membuka mataku dan Raphtalia berada di sana menungguku.

“Apa kita akan pergi menuju kota ? *Koho*”
“Ha ha”

Dia terbatuk lagi.
Aku memberikannya ‘obat biasa’ tanpa berkata apapun, dan Raphtalia menerimanya dengan ragu-ragu.
Setelah ini adalah waktunya mengunjungi apotek untuk melakukan beberapa bisnis.

“Fumu… kualitasnya tidaklah buruk. Tuan hero, apa kau mengetahui tentang farmakologi ?”

Karena aku sudah menjadi bukan orang asing di toko ini, aku dapat melihat sekilas proses pembuatan obat di sini.

“Tidak, kemarin adalah pertama kalinya aku membuatnya. Dibandingkan dengan menjual barang mentah, mana yang lebih menguntungkan ?”
“Itu adalah pertanyaan yang sulit. Walaupun tanaman herbal lebih murah, obat-obatan sering menyelamatkan nyawa seseorang.”

Dahi Apoteker terlihat berkerut setelah melihat Raphtalia, berdasarkan pengamatanku, aku tahu bahwa dia tidak berbohong dan telah berkata sejujurnya.

“Harga obat-obatan sekarang sedang naik karena ramalan, jadi permintaan terhadap barang ini juga sangat banyak”
“Fumu…”

Adanya resiko gagal dalam pembuatan demi harga yang tinggi, atau menjual bahan bakunya secara langsung, manakah yang akan lebih menguntungkan.
Bagaimanapun, keduanya memiliki keuntungan dan kerugian masing-masing. Tidak ada salahnya untuk mengumpulkan lebih banyak lagi.

“Hei, apakah ini berarti kau tidak akan datang lagi ?”
“... Bukankah aku tadi berkata : ‘untuk dua minggu kedepan, aku akan menjual obat-obatan ini di sekeliling kota’.”

Apoteker memahami jawabanku dan melihat ke arahku dengan tatapan yang aneh sebelum tertawa.
Kali ini dia memberikanku suatu peralatan dan mengajarkanku bagaimana cara menggunakannya.
Mengambil obat-obatanku sebagai biayanya namun dia juga membeli obat-obatanku.
Aku menerima berbagai macam alat, tidak termasuk penggerus.
Perlengkapan laboratorium seperti : alat ukur, botol, dan penyuling.
Ini akan bertahan cukup lama sebelum aku memerlukan penggantinya.

“Karena barang ini sudah sangat lama berada digundang, barang ini bisa tiba-tiba rusak.”
“Ini cukup bagus untuk pemula.”

Tentunya, dengan ini aku bisa mencoba resep baru.
sekarang aku harus menghilangkan kulit-balon ini dari kantungku.
saat sedang dalam perjalanan ke pembeli balon, ada beberapa anak yang menarik perhatianku. Sepertinya kulit-balon yang akan kami jual bisa digunakan sebagai bahan untuk membuat suatu balon yang bisa dijual-belikan. Anak-anak tersebut bermain dengan benda itu seperti bermain bola.
Raphtalia melihat dengan rasa iri.

“Hei, Apa itu ?”
“Hmm ?”

Aku menunjuk ke arah benda berbentuk bola yang sedang dimainkan oleh anak-anak tersebut.

“Oh, itu adalah salah satu benda yang bisa dibuat dari kulit-balon”
“Hmm, kalau begitu bisakah kau membuatnya lagi dengan bahan yang ingin kami jual ?”
“Ha, Yah… Baiklah jika kau menginginkannya”

Aku menyerahkan kulit-balon dan beberapa uang. Kemudian dia memberikan kami bola yang terbuat dari kulit-balon

“Ini”


Aku melempar bola itu ke arah Raphtalia.

Dengan bingung, Raphtalia bergantian melihat kearah ku dan kearah bola itu.

“Kenapa ? Kau tidak menginginkannya ?”
“M-, mhm”

Raphtalia tertawa riang, dan menggelengkan kepalanya.
Dia tertawa untuk pertama-kalinya.

“Ketika pekerjaan hari ini selesai, kau boleh bermain”
“Yay!”

Dia terlihat bersemangat. ini adalah perkembangan yang bagus.
Karena Raphtalia yang semangat lebih menguntungkan untukku.
Setelah kembali ke hutan, mengalahkan monster, dan mengumpulkan tanaman herbal seperti kemarin. Kami bisa pergi lebih dalam berkat pertahananku.
… Sepertinya akan ada desa jika kami terus melaju kedepan. Namun, aku menolak untuk menuruti saran si jalang.
Hari ini sangat menguntungkan dan kami menemukan banyak hal. Sepertinya hal ini disebabkan karena kami telah mencapai daerah kaki pegunungan.
Oh ? kami menemukan musuh baru.
Sesuatu seperti telur.
Benda ini terlihat seperti keluarga dari balon.

“Ini adalah pertamakalinya kita menghadapi monster ini. aku akan maju duluan. ketika aku memberimu sinyal, berlarilah dan bunuh dia.”
“Un!”

Jawaban bagus.
Aku menyerang monster itu, dia menyadari dan mengarahkan taringnya kearahku.
Gan!*
Sama sekali tidak ada damage. Tidak ada rasa sakit ataupun geli.
Pedang Raphtalia dengan mudah nya memotong monster itu.

“Taha!”

Semangat kami lebih tinggi dibandingkan kemarin.
Telur.
Monster yang sama muncul lagi.
dengan suara ‘Parin*’, telur itu pecah dan mengeluarkan kuning telur kemudian mati.

“B-ue, menjijikan!”

Apa cangkang itu bisa dijual? akan sia-sia jika dibiarkan.
Baunya busuk, mungkin ini tidak bisa dimakan.
Aku menyerap sebagian cangkang kedalam perisaiku.
Selanjutnya, telur itu menjadi mudah dikalahkan berkat Raphtalia yang telah terbiasa.


[Perisai telur telah terbuka]

[Perisai Telur]
[Bonus pemakaian: kuliner +1 <Belum dikuasai>]


Kemampuan baru lagi. kali ini kemampuan memasak?
Kami terus memburu monster yang sama dalam berbagai warna.


[Perisai telur biru telah terbuka]

[Perisai telur biru langit telah terbuka]

[Perisai Telur Biru]
[Bonus pemakaian: penilaian +1 <Belum dikuasai>]

[Perisai Telur Biru Langit]
[Bonus pemakaian: Resep Masakan untuk Pemula <Belum dikuasai>]


Aneh, akhir-akhir ini aku selalu mendapatkan skill baru.
Apa ini bergantung pada tipe musuh yang kami kalahkan?
Baiklah, saat ini aku hanya harus fokus mengumpulkan tanaman herbal menggunakan kemampuanku.
Siang hari terasa lebih lama saat berada diatas gunung.
Namun, aku masih kepikiran dengan perlengkapan Raphtalia.
Ini adalah hasil dari hari ini


[Aku : Level 8]
[Raphtalia : Level 7]


Sial, dia sudah hampir menyalip ku.
Hal ini terjadi karena Raphtalia lah yang selalu melakukan serangan terakhir.
Gu*...

“Perutku kosong…”

Raphtalia menatapku.

“Kau benar, mari kita cari makanan”

Kami mengakhiri perburuan kami dan kembali ke kota.
Setelah sampai, aku menjual cangkang telur yang terlihat tidak berguna.
Kami memperoleh 9 Silver untuk hari ini, termasuk dengan yang kami jual pagi ini.
Aku memahami jika kami bisa menghasilkan sesuatu dengan cangkang itu, tapi mereka membelinya dengan harga yang lumayan tinggi.
Obat-obatan dan tanaman herbal juga menghasilkan jumlah yang lumayan, membuatku berpikir apa yang harus kami makan hari ini.
Yah, melihat Raphtalia yang sudah ngiler melihat warung makanan dari tadi…
Aku tidak ingin memanjakannya, namun siapapun harus diberi hadiah untuk kerja bagus mereka kan?

“Ayo kesana, hanya untuk sekarang.”
“Eh? apa tidak apa?”
“Kau ingin makan disini kan ?”

Raphtalia mengangguk dengan cepat.
Dia menjadi lebih jujur.

“*Keho*...”

Dia batuk sekali lagi.
Aku menyerahkan ‘obat tingkat menengah’ kepadanya, kemudian memesan makanan yang terlihat seperti mash potato yang dikeraskan pada tusuk sate yang berada di-etalase mereka.

“Ini, hari ini kau bekerja keras”

Setelah meminum obatnya, Raphtalia dengan senang menerima sate itu dan langsung memakannya.
“Terimakasih!”
“Ti-, Tidak masalah….”

… Aku senang dia akhirnya menjadi ceria.
Aku melihat sekeliling untuk mencari penginapan yang murah sambil makan.

“Apa kau ingin bermalam disini?”
“Aaah”
Tangisan Raphtalia setiap malam sudah menjadi masalah, jadi jangan ditambah dengan serangan para balon.
Kami pergi ke dalam penginapan.
Tepat saat memasuki penginapan itu, penjaga penginapan langsung cemberut, walaupun dia langsung berganti ke mode bisnis.

“Ada kemungkinan pendampingku akan menangis di tengah malam, apa tidak apa?”

Aku memperlihatkan balon yang tergantung di balik jubahku.

“Itu-, sedikit-”
“Bisakan? kami tidak akan mengganggu tetangga.”
“Ya.”

Sekarang aku mengetahui bahwa pemerasan sangat penting dalam bisnis.
Seluruh kota ini telah membuatku menjadi bahan ejekan, raja sialan itu juga tidak tahu seberapa dampak yang dia berikan kepadaku.
Tidak, walaupun dia menyadarinya, dia pasti akan berkata sesuatu seperti ‘tidak ada jalan lain’.
Sungguh, para petinggi di dunia ini.
Aku membayar biayanya kemudian menurunkan barang kedalam ruangan yang kami sewa.
Mata Raphtalia sangat bersinar ketika melihat bola.

“Kembali-lah sebelum petang. Dan, sebisa mungkin tetap berada di dekat penginapan”
“Yaaay!”

Ya ampun, dia benar-benar memiliki sifat anak kecil.
Demi-human biasanya dijadikan sebagai objek kekerasan, namun seharusnya akan aman jika dia terlihat seperti para petualang.
Melihat keluar jendela, aku melihat Raphtalia bermain dengan bolanya. Kemudian aku mencoba mencari metode baru dalam peracikan.
Sekitar… 20 menit berlalu.
Kemudian aku mendengar teriakan anak kecil.

“Kenapa ada setengah manusia bermain di daerah kita?!”

Ada apa? aku melihat dari jendela.
Tidak peduli dilihat dari manapun, itu adalah pembulian yang ditujukan kepada Raphtalia. Ya ampun, kemanapun kita pergi, pasti selalu akan ada anak yang berperilaku seperti itu.

“Oi bocah, kau memiliki mainan yang bagus. berikan itu”
“Eh-, err, itu…”

Raphtalia mungkin mengerti bahwa demi-human diperlakukan seperti itu. Jadi perlakuan mereka tidaklah aneh di matanya.
Ha…
Aku keluar ruangan kemudian turun tangga.

“Berikan !”
“Ti-tidak”

Anak sialan itu, dia berani menentang Raphtalia karena mereka menang jumlah.

“Berhenti, anak nakal”
“Apa yang kau mau orang tua.”

Guh, orang tua?!
Yah, tahun ini aku berumur 20 tahun dan aku tidak peduli dengan standar dunia ini.
Aku tidak peduli jika aku adalah orang tua bagi mereka.

“Apa alasanmu meminta barang yang dimiliki orang lain?”
“Hah? itu bukan bolamu kan?”
“Itu milikku. Aku meminjamkannya. Jika kau mencuri darinya, itu artinya kau mencurinya dariku.”
“Sebenarnya apa yang kau mau orang tua.”

Hah…. sepertinya mereka tidak akan mengerti. Hanya karena dia anak kecil, bukan berarti aku akan memaafkannya. Semua pencuri harus dihukum.

“Ok ok, kalau begitu aku akan memberimu BOLA YANG LEBIH BESAR!!!”

Raphtalia melihatku, kemudian berteriak ke arah anak-anak itu.

“Lari!”

Bagaimanapun, mata dari anak-anak itu terlihat meremehkanku.
Aku tertawa geli sambil bersiap mengeluarkan balon.
GABU!*

“AAAAAAAAAAAAAAAAAWWWW!”

Sebuah balon menggigit mereka.

“Jadi, itu adalah bola yang asli. apa kalian menginginkannya?”
“Awww!”
“Itu bukan candaan, dasar bodoh!”
“Mati! dasar bodoh!”
“Aku akan menghajarmu, dasar sialan!”

Aku kembali kedalam penginapan selagi mereka membicarakanku.

“Er, ummm…..”

Raphtalia memegang mantel ku.

“Oi, masih ada balon yang berada disitu.”

Raphtalia segera melepaskan genggamannya, kelakuannya membuatku tersenyum.

“Terimakasih”

Apa yang dia katakan..

“Oh…”

Sambil membelai kepalanya, kami kembali ke dalam penginapan




TL: LoliLover
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar