Sabtu, 01 Juni 2019

Death March kara Hajimaru Isekai Kyousoukyoku Bahasa Indonesia : Chapter 17-15 Di Dunia Yang Berubah

Chapter 17-15. Di Dunia Yang Berubah


Satou di sini. Sama seperti saat Revolusi Industri modern terjadi, perubahan cepat dalam kehidupan sosial membawa dampak besar bagi orang-orang. Orang yang rentan secara sosial harus berhati-hati untuk tidak dihancurkan oleh distorsi dalam perubahan. 

◇ 

"Apakah kau tidak lelah, Satou?" 

Orang yang memanggilku adalah Aze-san tercintaku, high elf Hutan Boruenan. 
Ketika para gadis pergi menjelajahi menara, tidak ada orang lain selain House Fairies (Brownies) di Solitary Island Palace, jadi aku mampir ke Rumah Pohon di Hutan Boruenan. 

"Kemarin kau pergi ke negara yang jauh untuk menghentikan perang, bukan?" 
"Oh, itu bukan masalah." 

Aku hanya menciptakan dinding api panjang yang sangat besar untuk memisahkan medan perang sehingga mereka tidak bisa melanjutkan peperangan, dan memanggil original artificial spirit [Griffon Riders] untuk menghentikan unit terbang. 
Aku masih merenungi kenyataan bahwa ada cukup banyak korban dan desa-desa terbakar, itu yang terjadi sebelum aku sampai di sana. 
Memulihkan desa dan ladang adalah masalah sederhana dengan magic, tetapi tidak sesederhana itu untuk kehidupan manusia. 

Aku tersesat dalam renungan memikirkannya, itu pasti yang menyebabkan Aze-san bertanya dengan cemas. 

"Selain itu, hanya minum teh dengan Aze-san seperti ini sangat menggembirakan bagiku." 
"Satou." 

Aze-san tersenyum lembut. 
Lua-san yang duduk agak terpisah dari kami sepertinya dia ingin mengatakan sesuatu, tetapi karena sepertinya dia tidak punya urusan denganku, aku mengabaikannya. 

Dengan suara buon, gate teleport terbuka ketika aku menikmati waktuku sendirian dengan Aze-san. 

"Kami kembalii ~" 
"Kami kembali nanodesu!" 

Dengan Tama dan Pochi memimpin, Arisa dan gadis-gadis yang telah berlatih di menara kembali. 

"Master, lihat, lihat ~?" 
"Pochi dan semua orang sampai ke level 99 juga nodesu!" 
"Whoa itu luar biasa, kalian bekerja sangat keras." 

Mengikuti setelah Liza dan Hikaru, semua orang selain Mia telah mencapai level 99. 

"Satou." 

Mia yang merupakan satu-satunya di level 97 pergi memelukku dan kemudian menghantamkan dahinya padaku. 
Karena Mia, seorang elf, dia membutuhkan sekitar dua kali lipat jumlah exp yang dibutuhkan gadis lain untuk naik level, sepertinya dia merajuk karena dia satu-satunya yang belum mencapai level 99. 

"Master." 

Arisa menarik lenganku. 

"Lihatlah Titlenya Pochi dan para gadis." 
"--Title?" 

Arisa membisikkan itu padaku. 
Aku mencoba memeriksa karena penasaran apakah mereka punya sesuatu yang berbahaya melekat pada mereka, tetapi mereka hanya mendapat satu title baru yang Hikaru dan Liza juga dapatkan sebelumnya; [One who Reaches the Limit of Man]. 
<TLN : Seseorang yang Mencapai Batas Manusia>

"Selanjutnya, coba aku." 

Aku memeriksa Title Arisa seperti yang dimintanya tetapi aku tidak menemukan sesuatu yang baru secara khusus. 

"tidak ada yang berubah?" 
"Itulah mengapa ini menjadi masalah." 

Arisa mengatakannya dengan volume yang bahkan lebih rendah. 

"Apa yang--" 

Aku menyadari apa yang coba dikatakan Arisa saat aku akan berbicara. 

Arisa tidak memiliki title itu. 

Title [One who Reaches the Limit of Man] yang merupakan penduduk asli seperti Liza dan hero yang dipanggil seperti Hikaru dapatkan ketika mereka mencapai level 99. 
Aku pikir itu karena orang yang bereinkarnasi tidak memiliki batas level, tetapi Aku segera menyadari bukan itu. 
Putri Goblin Yuika yang tinggal di lapisan bawah labirin, orang yang bereinkarnasi seperti Arisa, juga memiliki title yang sama dengan Liza dan yang lainnya. 

Jika Aku harus mencari alasan, itu akan menjadi -. 

"Apakah itu karena kau familiarku?" 

Levelku melampaui 99 meskipun menjadi manusia. 

"Pochi ingin menjadi familiar juga nodesu!" 
"Tama juga ~" 

Tama dan Pochi yang mendengar percakapanku dengan Arisa melompat ke sini dengan kecepatan seperti Gerakan Instan. 

"Pochi ingin menjadi lebih kuat dan lebih kuat dan membantu Master nodesu!" 
"Tama juga!" 

Keduanya melompat-lompat dengan tangan terangkat. 

"Master, jika itu adalah bagaimana seseorang menembus batas level, aku ingin menjadi familiar juga." 
"Master, meminta penguatan lebih lanjut." 

Liza dan Nana datang dari belakang Tama dan Pochi dan menyatakan keinginan mereka untuk menjadi familiarku juga. 

"A-Aku juga merasakan hal yang sama dengan Arisa dan yang lainnya." 
"Uun, aku tidak benar-benar mengharapkan kekuatan yang lebih besar untuk bertarung, tetapi menjadi familiar dengan Satou sepertinya agak menyenangkan?" 
"Sama." 

Lulu, Hikaru, dan Mia bergabung secara aktif menuntut status familiar. 

"Tunggu, semuanya. Kita tidak tahu pasti bahwa menjadi familiar adalah alasan mengapa aku tidak memiliki batas level." 

Arisa berdiri di hadapanku menghadap orang lain. 

"Ada hal lain yang membuatku berbeda dari yang diingat orang lain." 

Semua gadis selain Tama dan Pochi tampak mengerti apa yang dia maksud. 

"Nyu ~?" 
"Apa yang berbeda nodesu?" 

Arisa tersenyum lembut pada Tama dan Pochi yang memiringkan kepala mereka. 

"Aku mungkin telah berubah menjadi demon lord sekali, waktu itu." 

Arisa berbicara tentang kemungkinan lain. 
Setiap makhluk selain aku yang telah menembus level 99 - [Golden Wild Boar King], [Dog Head Ancient King], dan [Goblin Demon Lord] - semuanya adalah demon lord. 

"Salah ~?" 
"Itu benar. Bahkan jika demon lord adalah demon lord, Arisa adalah demon lord yang baik nanodesu." 
"Sama dengan Shizuka ~?" 
"Itu benar nanodesu! Pochi akan mengatakan itu nodesuyo." 

Tama dan Pochi yang menyadari bahwa dia tidak terlalu suka membicarakan masalah itu menjadi bingung, tetapi kemudian Arisa mengelus kepala mereka dan berkata, "Jangan khawatir tentang hal itu." 

"Arisa, kita belum bisa menyimpulkan bahwa itu alasannya." 

Setelah memukul kepala Tama dan Popchi dengan ringan, Liza mengatakan itu pada Arisa. 

"Master, maukah kau membiarkanku menjadi familiarmu?" 

Dia mungkin ingin menguji apakah dia dapat menembus batas level dengan itu. 

--Walapun begitu, jujur saja, aku tidak yakin apa kondisi untuk menjadi familiarku. 

Arisa menjadi salah satunya setelah aku membuatkannya meminum [Nectar] ketika dia berubah menjadi demon lord, namun, Chuu Fat dan Sage mice lainnya serta God Bird Hisui tidak menjadi familiar ku meskipun ras mereka berubah setelah minum Nectar. Dalam kasus lain, hero Dewa Parion, Meiko pingsan sambil memuntahkan darah. 

Familiar lain selain Arisa, Lady Liedill dari Weasel Empire menjadi satunya setelah aku memberinya Blood Elixir dosis besar untuk menyembuhkan kehilangan anggota tubuhnya. 
Tidak ada orang lain yang menjadi familiarku dengan dosis yang tepat dari Blood Elixir. 

Dalam kedua kasus itu, sepertinya kondisinya harus disembuhkan dari kondisi kritis, tetapi karena ada kasus yang berlawanan seperti Meiko dan Hisui, Aku tidak bisa mengatakan itu dengan pasti. 

Oh benar, dalam kasus Hisui, tepat setelah dia menjadi God Bird--. 

> Unit Bernama [Hisui] meminta afiliasi. Apakah Kau akan memberikan izin (YA / TIDAK) 

- Keluar di Log, bukan. 

Aku penasaran apakah Hisui akan menjadi familiarku jika aku memilih [YA] saat itu. 

"Apakah aku tidak pantas untuk menjadi familiar Master..." 
"Tidak seperti itu." 

Sepertinya diamku membuat Liza gelisah. 

"Lalu!" 
"Tunggu, aku tidak tahu bagaimana mengubah seseorang menjadi familiar, dan itu bukan kepastian bahwa menjadi salah satu familiarku akan melepaskan batasan level." 

Aku tidak bisa membuat Liza menjadi kelinci percobaan. 
Aku mungkin akan menggunakan homonculus tipe hewan kecil yang dibuat dengan alkimia sebagai subjek uji coba. 

◇ 

"Heaven Thunder." 

Artificial Spirit raksasa, Behemoth melepaskan badai petir yang menyilaukan mata atas perintah Mia. 

- DZRAAAAAAB . 

<< Evil Dragon Vanguard >> yang dihantam oleh badai petir lenyap menjadi kabut ungu gelap meninggalkan kematian di belakang. 

Artificial Spirit  yang diperintahkan Mia menjadi lebih kuat dengan kenaikan levelnya, bahkan Evang Dragon Vanguard level 80 tidak lebih dari monster biasa sebelumnya. 

"Selamat, Mia. Kau sampai ke level 98." 
"Terima kasih." 

Mia tersenyum senang ketika Arisa memujinya. 

Level Arisa tetap di 99. 
Poin exp yang diperlukan untuk membawa Mia dari level 97 hingga 98 jauh melebihi manusia, tetapi bahkan itu tidak cukup untuk menaikkan level Arisa. 

"Ooh, peti harta karun! Master, tolong buka itu." 

Aku membuka peti harta karun yang ditemukan Arisa dengan magic force dari tempat yang jauh. 
Crisis Perception dan Trap Detection skill tidak bereaksi sehingga harusnya baik-baik saja, tetapi ini untuk berjaga-jaga. 

"Begitu banyak koin emas dan perak." 

Perhiasan yang tampaknya merupakan magic tool yang dicampur di antara koin emas dan perak adalah pemandangan biasa, tetapi ada beberapa item yang tidak seperti biasanya. 

"Taring." 
"Ada scale juga." 

Ada taring berwarna ungu dan sisik Evil Dragon Vanguard. 
Aku mendapatkan scale ini dari Evil Dragon Vanguards yang dikalahkan Liza dan para gadis sebelumnya, dan Dragon Liquid yang dibuat dari scale ini berwarna ungu, bukan biru, Magic Liquid. 
Cairan ungu itu tidak bisa digunakan untuk membuat holy arms, sebaliknya benda misterius yang memancarkan aura ungu akhirnya terbentuk. 

Alih-alih [Pierces Everything], taring memiliki sifat [Corrodes Everything] jika kau mengalirkan mana kedalamnya. 
Aku pikir itu bisa memiliki banyak kegunaan, tetapi karena korosi terus menyebar dengan berlalunya waktu, penggunaannya terbatas. 

"Oh, ada kantong di belakang taring. Dan ada sesuatu di dalamnya." 

Arisa mengirimi pandangan bertanya apakah itu berbahaya, jadi aku mengangguk setelah memeriksa dengan pembacaan AR. 

Ada dua jenis permen di dalam kantong. 

"Permen?" 
"Tampaknya itu tidak beracun." 

Menurut pembacaan AR, itu permen cola dan permen kopi. 

Aku sudah memeriksanya apakah ada kutukan dan racunnya, tetapi massa jenisnya tidak berbeda dengan semua item drop lainnya. 
Karena aku telah melepaskan Spirit Lightku sepenuhnya untuk membantu meningkatkan level Mia, racun sehaursnya segera memudar. 

Aku membawa keduanya kembali ke Solitary Island Palace karena sudah waktunya makan malam. 

"Selamat datang kembali, Satou-san." 
"Master Satou." 

Sera dan Core Two yang sedang menikmati Air Buah di teras terbuka di depan ruang tamu menyambut kami. 
Karena ini adalah hari istirahat bagi Silver Knight, Sera tidak mengenakan pakaian tempurnya tetapi gaun musim panas putih yang cocok dengan iklim Solitary Island Palace. 

Adapun anggota yang tidak ada di sini, Zena-san sedang mempraktekkan magic yang baru dipelajarinya di pantai, sementara Putri Sistina pergi keluar untuk bermain di Arsip Terlarang kastil. 
Lady Karina sedang berburu bahan makanan dengan Pochi di labirin, Liza sedang melakukan tur provinsi dengan memusnahkan monster dalam daerah monster bersama dengan Black Dragon Heiron, Hikaru dan Nana mengunjungi panti asuhan, dan Lulu telah pergi ke pulau tempat saudara perempuan Lalakie Dynasty yang masih hidup tinggal, untuk menghidupkan kembali masakan kuno. Tama pasti menjadi ninja lagi di suatu tempat. 

"Master Satou, melaporkan bahwa Main Core menggerutu tentang kurangnya mangsa belakangan ini." 

Core Two mengatakan sesuatu yang terdengar seperti keluhan dan omelan langsung dari Dungeon Core milik Phantasmal Labyrinth.  

"Haruskah aku membuatnya supaya bahan makanan menjadi item drop di sana?" 
"Karena daerah di sekitar Pulau Dejima adalah daerah penangkapan ikan yang kaya, Main Core mengatakan bahwa bahan makanan tidak akan efektif." 

Tidak seperti kasus Labyrinth Selbira, sepertinya aku harus memikirkan sesuatu kali ini. 

"Aku mengerti. Aku akan memikirkannya nanti. Arisa, maaf." 
"Oke! Serahkan saja pada Arisa-chan jika kau menginginkan ide." 

Arisa memberikan persetujuannya bahkan sebelum aku menjelaskan padanya. 
Karena sepertinya dia mengerti apa yang aku coba tanyakan padanya, percakapan bergerak cepat. 

"Selamat datang kembali Satou-san, Arisa-chan, Mia-chan." 

Zena-san kembali dari arah area pantai. 
Karena dia telah berlatih di bawah sinar matahari musim panas, keringatnya yang bercahaya menetes. 

"Mwu." 
"Arisa-chan, Sonic Guard!" 

Arisa dengan tanpa chant mengeluarkan Dinding Isolasi Tipe Cahaya (Deracinator) yang terlihat seperti sinar dewa di depan pakaian Zena-san yang telah menjadi tembus pandang dari semua keringatnya. 
Lagipula dia tidak perlu khawatir, aku memastikan untuk tidak melihat kulitnya yang telanjang dan pakaian dalam berwarna-warni di bawah kemeja putihnya. 

"Pakaian dalam." 
"Kyaa, aku minta maaf. Aku akan segera berganti." 

Zena-san menghilang ke dalam ruangan dengan Twinkling Motion. 

"Kyaaa" 

Jeritan mengerikan yang bisa terdengar bersamaan dengan suara gelas pecah. 

Aku berbalik untuk melihat Sera yang telah menjatuhkan segelas air. 
Tidak yakin bagaimana dia menjatuhkannya untuk membuat gaun tipisnya basah dari area dada ke bawah, menyoroti garis tubuhnya. 

"Bersalah." 
"Tidak akan membiarkanmuuuuuuuuu." 

Arisa mengeringkan pakaian Sera dengan magic [Freeze Dry: Clothing]. 
Cukup berbahaya untuk menggunakannya pada pakaian yang sedang dikenakan, aku akan memberitahu Arisa nanti. 

"Ya ampun? Sudah kering semua." 

Pasangan benteng yang tidak dapat ditembus, Mia dan Arisa pergi untuk memarahi Sera yang gagal mengerjai. 
Itu tidak lebih dari sekadar memanjakan mata jika itu hanya kebetulan, tetapi akan menjadi buruk jika itu berubah menjadi pertarungan banding jika dia melakukannya di depan anak-anak, maka aku akan membiarkan keduanya menangani ini dan menjemput gadis-gadis lain. 
Setelah semua orang hadir, kami akan mengadakan pesta lagi di Hutan Boruenan hari ini juga. 

◇ 

"Permen, Sangat enak" 
"Ini menggelitik dan berderak" 
"Kopi, permen, yang terbaik " 

Permen baru membuat semua Peri Bersayap di Hutan Boruenan mengganas. 

"Beri aku lebih." 
"Maaf, hanya itu yang kudapat." 

Sekitar 30 potong permen habis dalam waktu singkat. 

"Master, kami memiliki lebih banyak permen dari Echigoya Firm, jadi aku informasikan." 

Ketika Nana mengeluarkan beberapa kantong dari Fairy Bag-nya, Peri Bersayap bergegas menuju kesana dari segala arah. 

"Elterina-san dan Tifaliza-san memberi kita ini. Sudah banyak dijatuhkan di menara belakangan ini, kata mereka." 

Hikaru yang bersama kami memberi tahuku asal mula permen ini sambil menghindari Peri Bersayap. 
Menurut statistik yang ditulis Tifaliza, permen ini telah jatuh dari peti harta karun Bos dan sangat jarang bahkan dari lantai bawah << Demi Goblin Vanguards >>, dimulai beberapa hari yang lalu. 
Dan itu berlaku untuk menara di kota-kota lain juga, bukan hanya di ibukota. 

"Satou-san, tidak ada obat berbahaya di dalam, kan?" 
"Ya, sejauh yang aku tahu." 

Menggantikan Aze-san yang khawatir melihat Peri Bersayap mengerumuni permen, Miko Lua-san bertanya padaku. 
Aku belum menghapus racun dari permen yang dibawakan Nana, tapi karena aku dan Aze-san ada di sini, itu seharusnya segera menghilang oleh Spirit Light kami. 

"Whoa, agak menakutkan melihat kekuatan ini." 
"Haruskah kita melarangnya?" 

Liza mengangguk mendengar gumaman Arisa. 

"Nyu ~ permen yang enak ~?" 
"Permen cola sangat lembut, itu menyenangkan nodesuyo?" 

Sepertinya Tama dan Pochi menyukai permen. 

"Apa yang lebih buruk, tanpa permen atau daging?" 
"Daging!" 
"Tentu saja tanpa daging nodesu. " 

Tama dan Pochi langsung menjawab pertanyaan Arisa. 
Pochi dan Tama memarahi Arisa, "Kau tidak bisa mengatakan sesuatu yang menyeramkan walaupun itu hanya ilustrasi nodesuyo", "Buruk!" 


◇◇◇ Sementara itu, di sebuah Menara ◇◇◇ 


"Whoopsie, dapat permen." 

Seorang pria berwajah menakutkan dengan gembira mengambil permen yang muncul di tempat menghilangnya << Demi Ogre Vanguard >> dan melemparkannya ke mulutnya. 

"Oy! Jangan makan item drop tanpa izin!" 
"Eh, tidak masalah, itu hanya permen. Kau lapar ketika kau bertanggung jawab atas garis depan, tidak seperti priest yang hanya mengintai di belakang." 
"Apa yang kau katakan? Apakah kau mengolok-olok priest kami?" 

Nadi priest muncul di dahinya melihat pria berwajah menakutkan tidak menunjukkan tanda penyesalan. 

"Sudah sudah, priest-sama, permen sudah masuk ke perutnya, mari kita semua tenang, oke." 

Sambil menekankan tubuh glamornya di lengan priest, petualang wanita mengambil sepotong permen dari jarahan dan menaruhnya di mulut priest. 

Entah dia suka hal-hal manis, atau dia menyerah pada godaan, sikap priest itu melunak. 

"Sepertinya aku bertingkah kekanak-kanakan. Kau juga, berhenti sembarangan mengambil dan memakan makanan hanya karena kau lapar. Permen itu mungkin beracun." 
"Aku mengerti. Aku akan berhati-hati lain kali." 

Mereka melanjutkan penjelajahan mereka setelah wajah menakutkan itu menjawab dengan tatapan lemah lembut di wajahnya. 

『 Semua orang suka permen. 』 

Seorang gadis kecil berambut merah muda muncul dengan melewati dinding menara di tempat para petualang setelah mereka pergi. 

『 Maksudku, permen rasanya enak. 』 
『 Kusu kusu, kau benar. Permen rasanya enak. 』 

Gadis kecil berambut merah muda kedua dan ketiga muncul. 

『 Ufufu, permen itu enak. 』 
『 Hati-hati dengan permen ~, permen manis. 』 
『 Kau tidak boleh memakan terlalu banyak. 』 
『 Nanti kau akan mendapatkan gigi berlubang. 』 
『 Ufufu, atau mungkin bahkan hal-hal yang lebih menakutkan daripada kerusakan gigi. 』 
『 Tidak sabar untuk itu. 』 
『 Menantikannya. 』 

Gadis-gadis kecil itu saling memandang dan tertawa, lalu mereka kembali ke dinding menara seolah-olah mereka sudah selesai dengan urusan mereka. 

『 Ufufufufu 』 

Gadis kecil terakhir menari-nari di lorong yang sunyi. 

『 Akankah Hero berhasil tepat waktu? 』 

Gadis kecil yang berputar-putar menghilang ke lantai. 

『 Kufufufufu 』 

Tawa gadis kecil itu terus bergema selamanya di lorong yang sunyi itu. 

Seolah-olah itu sebuah Lonceng Kematian--.



TL: Ryuusaku
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar