Jumat, 28 Juni 2019

Tate no Yuusha no Nariagari Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 25. Karunia Kehidupan

Chapter 25. Karunia Kehidupan


Sekarang, apalagi? 
Aku ingat sisa obat dari gelombang.
Meskipun sudah kusiapkan sebelumnya, pada akhirnya tidak pernah kugunakan. Mungkin lebih baik dijual ke toko obat. 

“Ayo pergi ke toko obat kalau begitu, lalu ke toko senjata.”
“Naofumi-sama, kita tidak akan menerima bantuan lagi jadi kita harus lebih berhati-hati dengan keuangan kita. Kita harus lebih menahan diri seperti yang sudah kita lakukan sampai sekarang.”
“Baiklah.”
“Sekarang, kita bisa bertahan dengan peralatan saat ini. Mari berpikir untuk membeli peralatan hanya ketika kita sangat membutuhkannya.”
“...”

Fumu, itu ide bagus.
Namun, kita hanya punya barang murah jika dibandingkan dengan peralataan pahlawan lain. Aku pikir akan lebih baik memberi Raphtalia senjata yang lebih baik ketika kita mulai berperang dengan musuh yang lebih kuat.

“Hanya beberapa hari setelah kita mendapat senjata baru. Bayangkan apa yang akan Pak tua pikirkan.”
“Iya...”

Pak tua dari toko senjata telah memberi kita berbagai pelayanan. Meskipun dia mengizinkan kita menukar-tambahkan peralatan kita, kita tidak akan mampu mendapat peralatan yang lebih baik dengan uang kita saat ini...

“Baiklah, kalau begitu disimpan saja.”
“Iya!”

Yah, bukan ide buruk untuk menghemat uangmu.

“Kalau begitu, ayo pergi ke toko obat.”

Dan kemudian, kita pergi ke toko obat. Pemilik toko tersenyum ramah ketika dia melihat kami.

“Apa? Apa yang terjadi?”

Biasanya, dia terlihat masam ketika melihat kami, jadi melihat dia tersenyum membuat bulu kudukku merinding.

“Tidak banyak. Aku hanya ingin berterima kasih jika kamu datang.”
“Huh?”

Kita berdua bingung.

“Aku dengar kalian menyelamatkan saudaraku di Desa Riyuuto. Mereka bilang padaku untuk membantu kalian kalau bisa.”
“Oh... begitu.”

Ketika gelombangnya selesai, semua orang dari Desa Ryuuto berterima kasih pada kami. Sepertinya saudaranya berada diantara mereka. 

“Jadi, terima kasih untuk itu.”

Pemilik toko mengambil buku dari dalam lemari dan menyerahkannya padaku.

“Apa ini?”
“Kau telah membuat obat tingkat pemula, buku ini mempunyai banyak resep dari level obat menengah. Ini akan menjadi saat yang tepat untukmu mencobanya.”
“...”

Aku membuka perlahan buku resep obat tingkat menengah itu. Kondisi jilidan bukunya buruk tapi tulisannya tercetak jelas. 
Yup. Tidak bisa membacanya.

“Te-terima kasih. Aku akan mencobanya.”
Aku harus menunjukkan rasa terima kasih karna membantu kami. 
Resep untuk obat dengan nilai jual yang lebih tinggi seharusnya ada di buku ini. 

“Aku senang mendengarnya.”

Aku merasa tertekan karena mungkin aku tidak mampu menjawab niat baiknya.
Aku sudah menyerah untuk membaca bahasa dari dunia ini...  tapi mungkin akan menjadi ide yang bagus untuk mempelajarinya.

“Pemilik dari toko sihir ini juga menyuruhmu untuk mampir.”
“Toko sihir?”
“Naofumi-sama, itu toko yang menjual buku sihir.”
“Oh, aku mengerti.”

Aku pikir itu hanya sebuah toko buku... namun sekarang setelah aku memikirkan tentang hal itu, mereka mempunyai barang seperti bola kristal di belakang.

“Dimana itu?”
“Toko besar diantara jalan utama.”

...Ahh. Salah satu toko terbesar di kota. 

“Jadi, bagaimana aku bisa membantumu hari ini?”
“Ah, hari ini--”

Aku menjual obat lebih mahal dari harga biasanya.
Aku juga membeli alat baru menggunakan uang itu sebelum pergi ke toko sihir.

“Oh, kau adalah pahlawan berperisai. Kau sangat membantu cucuku.”
“Uh...”

Aku tidak mengerti siapa yang dia bicarakan tapi mungkin seseorang dari desa. Wanita tua dari toko sihir menyambut kami dengan sopan.
Wanita tua itu sedikit gemuk dan berpakaian seperti penyihir. 

“Lalu apa yang kau perlukan?”

Aku melihat-lihat toko sihir yang kukira hanya sebuah toko buku.
Ada deretan buku kuno dan banyak kristal yang terletak di belakang meja.
Bersama dengan barang-barang seperti tongkat, benar-benar seperti toko sihir.
Namun, bagaimana kau menggunakan sihir di dunia ini?

“Apa nona muda itu temanmu?”
“Hmm? Ah.”

Aku mengangguk ke Raphtalia.

“Tolong tunggu sebentar.”

Ucap wanita tua itu dan mengambil bola kristal di belakang meja, kemudian dia mulai mengucapkan mantra.

“Oke, sekarang hero perisai-sama. Bisakah kau melihat ke bola kristal?”
“Ah, tentu.”

Apa yang terjadi?
Adalah apa yang aku pikirkan ketika melihat kearah bola kristal. 
...dia bersinar sedikit tapi aku tidak melihat ada yang lain.

“Hmm... sepertinya hero perisai-sama cocok untuk menjadi pendukung dan sihir penyembuhan.”
“Eh?”

Aku cocok menggunakan sihir!?
Cepat ajari aku kalau begitu... Yah, aku tidak bisa benar-benar mengatakannya karena aku tidak akan mengerti.

“Selanjutnya nona muda yang disana.”
“Ah, oke.”

Aku melangkah ke samping ketika giliran Raphtalia melihat bola kristal.

“Hmm. Seperti dugaan, nona muda dari ras rakun cocok untuk sihir cahaya dan kegelapan.”
“Seperti dugaan, apa itu normal?”
“Ya... rasnya memiliki kemampuan untuk menggunakan distorsi cahaya dan penyembunyian di kegelapan.”

Aku paham. Jadi Ras Rakun mirip dengan Tanuki. Sepertinya bahkan di Jepang, Tanuki makhluk yang bisa berubah menjadi manusia.

“Jadi bagaimana sekarang?”
“Ini, sesuatu yang diberikan oleh wanita tua di toko sihir.”

Wanita tua itu  memberi kami tiga buku.
Buku lagi! Meski aku bilang aku tidak bisa membaca, mengapa kau juga memberi kami buku?

“Aku sebenarnya ingin memberimu sebuah bola kristal, tapi mata pencaharian wanita tua ini akan terancam jika aku melakukannya.”
“Apa maksudmu?”
“Tidakkah pahlawan berperisai-sama tahu jika kau bisa mempelajari mantra dengan melepaskan sihir yang sesuai dengan bola kristal?”

Apa!? Itu artinnya aku bisa menggunakan sihir meskipun tidak bisa membaca?

“Negara baru-baru ini membuat banyak pesanan.... bola kristal untuk para pahlawan. Banyak dari mereka yang telah dikirim, apakah hero perisai-sama tidak tahu?”
“Aku tidak tahu.”

Karena raja sampah itu. Mereka mungkin diberikan kepada pahlawan lain. 
Geez, mereka melewatkanku agar aku cepat mati. 

“Walaupun buku-buku magic itu merepotkan, orang bisa mempelajari 10 mantra dalam satu bulan dengan belajar yang giat.”

Jadi, 1 mantra dengan bola kristal dan sekitar 3 mantra setiap buku sihir, meski aku belum bisa membacanya.
Tidak, karena dia mengatakan sebulan mungkin ada sesuatu yang lebih dari itu. 

“Maafkan aku.”
“Tidak, tidak, buku-buku sihir ini lebih dari cukup.”

Raphtalia menjawab sambil tersenyum. Aku mengangguk.

“Jadi berapa banyak sihir yang bisa kita gunakan?”
“Mereka semua level pemula. Untuk level yang lebih tinggi... tolong belilah.”
“Ah- Ah.”

Ini adalah toko. Kita tidak seharusnya tak tahu terima kasih setelah dia merugikan bisnisnya sendiri dengan memberi kita buku-buku ini.

“Terima kasih.”

Sulit untuk diungkapkan, tetapi kami menerima buku sihir ini darinya.

“Ha...”

Aku menghela napas. 
Aku tidak terlalu suka belajar. Apa bisa orang dengan nilai rendah sepertiku melakukan hal ini?
Baik. Aku pasti akan menguraikan resep-resep dan mantra dalam buku-buku ini.
Itu adalah apa yang ingin aku katakan.
Aku agak berharap perisaiku mempunyai kemampuan `Penerjemah bahasa tertulis`.
Ada kemungkinan tinggi kalau perisaiku mempunyai resep untuk berbagai macam obat. Aku harus mampu untuk menggunakan mereka jika aku mencoba.
Bagaimanapun, aku ragu pilihan mana yang terbaik, berupaya untuk mencari setiap sisi dari prisaiku atau belajar bahasa untuk memahami resep dari buku?
Pilihan terakhir, aku harus berurusan dengan biaya dan masalah lain.
Dan lagi... hanya memikirkan tentang kemungkinan dari perisaiku mempunyai kemampuan untuk menerjemahkan bahasa tertulis ini membuatku kehilangan tekad.

“Ayo belajar sihir bersama.”

Raphtalia berkata dengan senang kepadaku. 

“Tapi aku tidak bisa membaca bahasa dari dunia ini...”
“Eh, itulah mengapa kita harus mempelajarinya bersama.”
“Yah... aku pikir tidak buruk.”

Yah, tidak masalah untuk belajar sambil membuat obat.

"Omong-omong, kapan gelombang selanjutnya?" 
"Hm? Ah, tunggu sebentar."

Aku melihat ke ikon di pojok pandanganku dan melihat menu untuk jadwal gelombang selanjutnya. 
Selanjutnya: 45 hari 14 jam.

"45 hari lagi."

Bukankah gelombang itu terjadi setiap bulan!?
Hmm, yah kalau diingat-ingat, masih sekitar 2 bulanan sejak aku di panggil kemari. 
Dalam hal ini, mungkin batas waktunya lebih lama kali ini.
Hanya beberapa hari setelah Raphtalia menjadi budak dan kemudian bertemu denganku. 
Satu bulan itu... Waktu yang panjang. 

"Yah, punya banyak waktu itu juga bagus."

Mugkin saja tidak banyak yang bisa kita capai dalam periode itu.

"Untuk sekarang, apa kita sudah menyelesaikan semua yang perlu kita lakukan disini?"
"Hmm... Kita sudah menghilangkan kutukan dan menjual obat-obat. Kita juga menerima beberapa buku. Aku pikir kita sudah selesai."

Raphtalia memastikan. 

Karena jika kita kembali lagi kesini karena melupakan sesuatu, itu akan membuang-buang waktu kita. 

"Ayo kita pergi cari makan dan menaikkan beberapa level setelah itu."
"Oke."

Sarapan hari ini mengejutkanku. Karena indera perasaku telah kembali. 
Sekarang aku bisa mengatakan kalau sesuatu rasanya enak. 


[Persyaratan untuk Perisai Mortir telah terbuka]
[Persyaratan untuk Perisai Beaker telah terbuka]
[Persyaratan untuk Perisai Yagen telah terbuka]

[Perisai Mortir]
[Bonus pemakaian: Pencampuran Pemula <Belum dikuasai>]

[Perisai Beaker]
[Bonus pemakaian: Liquid Solution Bonus <Belum dikuasai>]

[Perisai Yagen]
[Bonus pemakaian: Keterampilan Mengumpulkan 2 <Belum dikuasai>]


Setelah makan, kami meninggalkan kota dan menuju ke arah Desa Ryuuto.
Tempat terdekat dengan jumlah monster yang sedang. 
Aku tidak tahu tempat leveling pahlawan lain. Karena satu-satunya cara untuk menemukan tempat ini antara bertanya kepada penduduk lokal atau mencarinya sendiri. 
Menemukan sebuah tempat berburu yang layak hanya dengan melihat peta itu lumayan sulit; cukup untuk dikatakan tantangan. 
Walaupun tidak seperti kami berkompetisi, agak frustasi jika tertinggal dengan pahlawan lain. Hanya dengan bertarung melawan monster baru dan membiarkan perisaiku berevolusi itu tidak begitu buruk. 
Ketika aku tidak memperhatikan terlalu detail, banyak perisai yang terbuka. Walau kemampuanku meningkat, itu juga menjadi masalah kecil tersendiri. 
Karena perisaiku, pertahananku meningkat tajam. Yang lain seperti kelincahan, stamina, kekuatan sihir dan SP semua meningkat. Semuanya selain serangan. 
Karena hal itu, selama gelombang terakhir aku tidak benar-benar terluka. 
Sementara kami dalam perjalanan...

"...omong-omong, bisakah aku menyerap monster dari gelombang?"

Aku benar-benar lupa mengenai itu setelah kembali dari invasi, tapi aku ingin melihat apakah perisaiku bereaksi pada mereka. 
Jadi didekat Desa Ryuuto, kami menemukan sisa mayat dari gelombang. 

Selanjutnya aku melihat apa ada perisai lain yang terbuka dari hal ini. 
Namun, persyaratan untuk seri perisai belum terpenuhi dan hanya satu dari mereka yang terbuka. 


[Persyaratan untuk Perisai Duri Lebah telah terbuka.]
[Perisai Duri Lebah]
[Bonus Pemakaian: Serangan +1 <Belum dikuasai>]
[Efek khusus: Perisai beracun berduri lebah (kecil) (kelumpuhan)]


Lalu kita melanjutkan perjalanan. Penduduk desa sedang membuang mayat Chimera.

"Hai." 
"Ah, hero perisai-sama."

Karena bantuan kami kemarin, pemduduk desa menyambut kami dengan hangat. 

"Apa itu bos dari gelombangnya?"
Aku menggerutu sambil melihat kearah mayat Chimera. 
Aku melihat dari dekat sesuatu yang dipanggil Chimera, tapi untuk beberapa alasan... itu tidak terlihat seperti monster dari dunia ini.
Mungkin warna atau sesuatu, tapi aku tidak bisa menemukan alasannya. 

“Betapa menakutkannya itu.”
“...Iya”

Para penduduk dan aku setuju.
Aku penasaran apakah pahlawan lain atau pasukan ksatria sudah memanennya. Yang tersisa hanyalah daging dan bulunya sudah rusak. 

“Bisakah aku menggambil sebagian juga?”
“Silakan, bagaimanapun kami memiliki kesulitan membuangnya. Apakah kau memerlukan kami untuk membantu proses dan penyiapan bagian-bagiannya?”
“Kedengarannya tidak terlalu buruk... tapi sepertinya tidak banyak yang bisa aku gunakan.”

Bulunya rusak jadi tidak mungkin membuat sesuatu seperti armor. Jadi, yang tersisa adalah... daging dan tulang... dan ekor ular. 
Kepalanya sudah dilepas dan diambil. Melihat itu, sepertinya dia memiliki 3 kepala. Yah terserahlah, Raphtalia dan aku akan memotong-motong mayatnya dan menyerap potongan-potongan itu dengan perisaiku.


[Persyaratan untuk Perisai Daging Chimera telah terbuka]
[Persyaratan untuk Perisai Tulang Chimera telah terbuka]
[Persyaratan untuk Perisai Kulit Chimera telah terbuka]
[Persyaratan untuk Perisai Ular Berbisa Chimera telah terbuka]

[Perisai Daging Chimera]
[Bonus pemakaian: Keterampilan Memasak +1 <Belum dikuasai>]

[Perisai Tulang Chimera]
[Bonus pemakaian: Ketahanan Kegelapan (Sedang) <Belum dikuasai>]

[Perisai Kulit Chimera]
[Bonus pemakaian: Pertahanan +10 <Belum dikuasai>]

[Perisai Ular Berbisa Chimera]
[Bonus pemakaian: Kemampuan [Ganti perisai], Pencampuran Penawar +1, Ketahanan Racun (Sedang)  <Belum dikuasai>]
[Efek khusus: Taring Ular Berbisa (Sedang), kait]


Yang terakhir sepertinya banyak bonus yang berguna. Pertahanannya meningkat cukup tinggi juga. Namun, menggunakan perisai membutuhkan level tinggi dan membuka lebih banyak Seri Chimera.
Seharusnya tidak masalah melakukan ini nanti, namun ada kemungkinan besar hal ini penting untuk gelombang selanjutnya.

“Bagaimana dengan sisanya?”

Aku bertanya pada penduduk.

“Kami akan menguburnya jadi ambil saja apa yang kau butuhkan.”
“Oke...”

Meski sedikit sia-sia, yang tersisa kebanyakan hanya daging dan tulang. 
Aku kira kita hanya bisa memanfaatkan tulangnya saja tetapi kupikir kita bisa membuat dendeng dari dagingnya juga.
Tidak mungkin itu bisa dimakan. 
Yah seperti itulah. Aku merasa itu bisa digunakan menjadi bahan beberapa obat sihir.
...Tapi aku tidak yakin ada yang mau membelinya... Ditambah lagi, akan buruk jika sisanya membusuk. Akan mengerikan juga jika dia beregenerasi karena tidak diawetkan dengan benar.
Mengenai tulangnya, aku pikir seharusnya tidak masalah.
Namun, meski begitu kami harus berhati-hati.

“Kalau begitu aku akan mengambil sebanyak mungkin.”
“Um, tapi itu akan cukup berat.”
“Bisakah aku meminta desa menjaga sisanya?”
“Eh? Jika hero perisai-sama yang meminta...”
“Ambil saja dagingnya dan keringkan itu, tapi sisakan sedikit dan lihat apakah ada seseorang yang ingin membelinya. Itu akan membantu pembangunan. Seharusnya ada orang yang mau membeli daging dari monster gelombang dengan tujuan penelitian.”
“Iya, seharusnya ada.”

Para penduduk sepertinya tertarik dengan dana pembangunan jadi mereka menerima saranku.
Aku mengurusi organ dalam dan bagian lain yang mudah membusuk dengan menyerap mereka kedalam perisaiku. Matahari telah terbenam ketika kami sampai di Desa Ryuuto.
Desa hancur setengahnya tetapi yang selamat tinggal bersama di rumah-rumah yang tersisa dan utuh. 
Kami menerima sebuah kamar di penginapan yang aman dan diam-diam menghabiskan sisa hari dengan beristirahat.

“...Meskipun aku ingin membantu pembangunan, kami tidak mempunyai waktu untuk menghawatirkan orang lain sekarang.”

Hari ini, kami telah dirawat oleh orang-orang dari Desa Ryuuto.
Mereka berterima kasih atas bantuan kami dengan memberi bagian-bagian Chimera, tapi untuk kami menerima makanan dan kamar gratis mungkin berlebihan.

“Kau benar. Tapi akan bagus jika kita bisa melakukan sesuatu yang saling menguntungkan.”

Seorang penduduk yang bisa membaca dan menulis memberi kami bagan huruf dunia ini.
Dengan kata lain, tabel Hiragana. Atau tabel abjad dalam Bahasa Inggris. 
Lalu, karena Raphtalia bisa membacanya sedikit, aku meminta dia menunjukkan karakternya dan mengajariku cara pengucapannya sampai aku secara perlahan bisa membaca tabelnya.

Dengan ini, mungkin kata bisa dibentuk tapi mencari tahu semuanya akan sulit.
Untuk sekarang aku tidak perlu terburu-buru mempelajari huruf-hurufnya. 
Disela-sela waktu membuat obat, aku berusaha keras menghafal hurufnya. 


Note :
Ada kabar baik lagi nih :3 admin isekaichan bertambah satu, yeey xD. Dia bakal nanganin project tate yuusha WN dan inilah chapter perdananya, perkenalkan dia adalah Fujiwara-Sama. "Kenalin semua. Yang jelas saya newbie, sekian."

Yep, singkat padat jelas~ mudah-mudahan dengan bertambahnya mimin Fujiwara-Sama, bisa mempercepat proses translasi tate yuusha WN ini, ngebantuin mimin LoliLover xD. See you~




TL: Fujiwara-Sama
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar