Kamis, 20 Juni 2019

Death March kara Hajimaru Isekai Kyousoukyoku Bahasa Indonesia : Chapter 17-20. Demon God

Chapter 17-20. Demon God


Satou di sini. Meskipun tidak terbatas pada genre Tokusatsu, aku pikir berhadapan dengan empat Penjaga, jenderal dan sejenisnya sebelum penjahat utama dan pertempuran sengit yang mengikuti adalah hal wajib.


『Ini lezat.』

Gadis kecil berambut merah muda menggigit kue strawberry dengan mata berseri-seri.

"Yies ~?"
"Mont Blanc di sini juga enak nodesu."

"Organisme muda, aku sarankan puding di sini juga jadi aku informasikan."

Tama, Pochi, dan Nana sedang menghibur gadis kecil itu dengan manisan.
Karena gadis kecil itu berbicara dalam bahasa Age of Gods, aku mendukung percakapan mereka dengan force magic, [Translate: Age of Gods Language].

Kami berada di sub-space yang baru dibuat di atas gurun besar.
Aku membawanya ke sini daripada Solitary Island Palace karena akan buruk jika wali gadis kecil itu, Demon God, menyerbu tempat itu.

Manisannya adalah pelumas untuk membuat gadis kecil lebih rentan untuk membocorkan sesuatu.

Selain tumpukan manisan di atas meja, area ini dipenuhi Arisa [Rumah Manisan] yang diarahkan Arisa, aroma manis tetap hidup di udara.

"Dan inilah Chocolate Fondue ~"
"Wa ~ i, choco ~?"
"Gureato nanodesu!"

Ketika robot pembantu - maksud ku boneka hidup yang berada dibelakang Lulu membawa magic tool yang mengatur suhu yang tepat untuk cokelat dengannya, Tama dan Pochi melompat keluar dengan gembira.

Hanya aku, dan orang-orang yang disebutkan di atas ada di sini.
Semua anggota lain tetap tinggal di Solitary Island Palace untuk keselamatan.

『Choco? Itu terlihat seperti lumpur ... 』
"Organisme muda, cokelat itu keadilan, jadi aku katakan."

Nana mengajari gadis kecil yang ragu-ragu itu cara membuat cokelat fondue.

『Sangat lezat!』
"Tentu ~ ~ ~?"

Gadis kecil yang dengan takut-takut menggigit biskuit berlumur cokelat dengan berseri-seri, Tama yang duduk di sebelahnya mengangguk mengakui faktanya.

"Mencelupkan buah-buahan ke sini enak juga nodesuyo."

'Pisang cokelat adalah yang terlezat nanodesu', Pochi menambahkan.

--Aku pikir sudah waktunya?

Aku berbicara dengan gadis kecil itu saat dia sudah santai.

『Apakah itu lezat?』
『Un!』

Gadis kecil dengan cokelat lengket di mulutnya membalas.
Semakin dekat aku melihatnya, semakin mirip dia dengan gambar gadis kecil di Shadow Castle Rumooku Kingdom dan tubuh yang ada di dalam Tabung Perkembangbiakkan yang ku temukan di sana.

Sayangnya, penilaian dan pembacaan AR hanya menunjukkan UNKNOWN, dan tidak lebih.

『Apakah kau tidak mendapatkan manisan di tempatmu?』
『Nnn. Kami memang mendapatkan beberapa, tetapi hanya setelah makan dan selama waktu makan siang. 』

Gadis kecil itu menjawab sambil memegang sesendok es krim.

『Siapa yang membuat manisan untukmu?』
『Ibu! 』

Bayangan kecantikan seksi berambut merah muda muncul di benak ku.

"Orang seperti apa (manusia) ~?"
『Dia bukan manusia! Dia demon dengan tanduk seperti ruby! 』

Gambar di pikiran ku berubah bentuk sekaligus.

Tama dan Pochi terkejut ketika mereka mendengar kata demon, tetapi karena itu akan rumit, aku dengan cepat pergi berkeliling, menutup mulut mereka dan membuat isyarat tangan mengatakan kepada mereka untuk tetap diam.

『Apakah ibu-san adalah istri tuanmu?』
『Tidak, dia adalah pelayan Tuan-sama. Dia seperti demon terkuat yang pernah ada, itulah yang dia katakan! 』

Gadis itu banyak bicara.

Aku berpura-pura terkesan, "Hee, itu luar biasa", dan menuangkan lebih banyak teh manis biru padanya.

『Apakah kau diperintahkan oleh tuanmu untuk melakukan hal-hal yang kau lakukan di menara?』

『Un - ah salah! Lupakan apa yang kukatakan! Ini sebuah rahasia!" 』

Gadis kecil yang secara refleks mengangguk pada pertanyaanku membantah dengan panik.
『Begitu ya, mau bagaimana lagi kalau ini rahasia.』
『Yap ya, mau bagaimana lagi.』

Gadis kecil yang terus mengangguk meraih parfait dengan sendok panjang seolah-olah dia sedang mencoba untuk menghabisinya.

『Jadi apa yang coba dilakukan Demon God-sama?』
『Tidak tahu. Ini seperti sesuatu yang sangat menakjubkan! 』

Aku kira hal-hal yang tidak jelas tidak harus dirahasiakan?

Aku sengaja mengganti [Tuan-sama] ke [Demon God-sama] dalam pertanyaan tadi, dan gadis kecil itu membalas tanpa ragu-ragu.
Seperti yang diharapkan, ternyata gadis-gadis kecil ini bertindak atas nama Demon God.

"Nyu!"

Telinga Tama berdiri.

Pada saat yang sama, sebuah suara bergema di sub-space.

『Haruskah aku memberimu jawaban yang kau cari.』


Retakan ungu meluas di ruang angkasa, lalu siluet ungu gelap seperti malam muncul.

『Tuan-sama!』

Gadis kecil berambut merah muda mengatakan itu dengan riang.

"Tama."
"Ya."

Tama membawa Pochi dan Nana ke dalam bayangan.
Evakuasi selesai.

『Ini akan menjadi pertemuan pertama kita di dunia ini, bukan, Demon God-sama.』

Aku berbicara dengan Demon God yang telah mengambil bentuk bayangan.
Mungkin sosoknya seperti figur dua dimensi yang menggunakan topeng penutup mata seperti milikku.
<TLN : Masqueradi Mask >

Tentu saja, hasil penilaian dan pembacaan AR menunjukkan UNKNOWN. 

『Betapa riangnya dirimu, tidak layaknya seperti pendosa.』
『Pendosa? 』
『Hmph, Kau menculik familiar Dewa. Tentu saja Kau siap menerima hukuman yang pantas, bukan? 』
『Tolong jangan katakan penculikan, itu hanya kesalahpahaman.』

... Aku bertanya-tanya apa ini?

Sesuatu menggangguku saat aku berbicara dengan Demon God meskipun aku tidak yakin apa itu.
Apakah karena cara dia berbicara benar-benar berbeda dari ketika aku melihatnya di Alam Dewa, mungkinkah itu alasannya?

『Kami menerima laporan tentang seseorang yang menghasut monster menuju para explorer di menara, maka kami meluncurkan operasi penangkapan tetapi saat kami menyadari bahwa kami telah menangkap seseorang dari sisi manajerial, kami menyajikan makanan lezat sebanyak yang ia inginkan sebagai permintaan maaf.』

Aku memberi tahu Demon God alasan yang telah ku siapkan sebelumnya dengan bantuan skill Penipuan.

『Hmph, alasan yang tidak berguna.』

Aku tidak bisa mengatakan ekspresinya di balik bayangan, tapi auranya seperti dia tertawa mengejek.

Demon God mengangkat satu tangan, lalu retakan ungu di belakangnya terbelah, gadis-gadis kecil yang tak terhitung jumlahnya melompat keluar dari udara kosong.
Setiap gadis kecil ini terlihat persis sama dengan yang pertama.

『Aah! Dia makan kue sendiri! 』
『Enak sekali. Beri aku juga! 』
『Enaknya ~』

Semua gadis kecil itu dipersenjatai dengan sabit raksasa dan pedang besar, tetapi begitu mereka melihat kue, mereka membuang senjata mereka dan bergegas menuju manisan di atas meja.

『Hei, ah, tapi itu milikku!』
『Eeh, tidak apa-apa.』
『Benar benar, monopoli itu buruk.』
『Aah! Semua rumah kecil ini terbuat dari permen! 』
『Eeh, itu sangat keren ~!』
『Atap biskuit. Dan jendela jelly! 』
『Enaknya ~』

Mereka terlihat seperti anak-anak normal ketika aku melihat mereka menikmati manisan seperti ini.

『--Dan?』

Demon God yang sedang memandangi bagaimana gadis-gadis kecil itu melakukannya, mengalihkan pandangannya kepadaku dan mengangkat dagunya.

『Apakah kau tidak memiliki sesuatu untuk ditanyakan?』

Sepertinya waktu pertanyaan masih berlaku.

Nah, dari mana aku harus bertanya -.


『Apa yang kau coba lakukan dengan menara?』

Mungkin aku harus menanyakannya secara langsung.

『Pembaruan untuk dunia.』

Aku senang dia merespons, tetapi aku masih tidak mengerti apa yang dia maksud dengan 'memperbarui' di sini.

『Seperti apa?』
『Persis seperti yang dikatakan.』

Sepertinya dia akan terus mengelak.

Kukira aku harus bertanya lebih detail ...

『Apakah mengadu domba explorer dengan monster yang lebih kuat menjadi bagian dari pembaruan ini juga?』

Aku berbicara sambil memandangi gadis-gadis kecil yang asyik makan manisan.

『Tepat. Tingkat ketegangan tertentu diperlukan untuk [Menara Pengadilan]. Itu bukan tempat bagi orang bodoh yang tak punya pikiran untuk menikmati poin exp yang mudah. 』

Metodenya agak terlalu ekstrem bahkan jika itu tujuannya.

『Kau pikir itu terlalu ekstrem?』

Karena dia bertanya seolah dia telah membaca ekspresiku, aku memberikan penegasanku.

『Monster yang diambil oleh gadis-gadis itu dari lantai lain terikat oleh [Rantai Ungu-Biru], yang membatasi rentang aktivitas mereka. Seseorang dapat dengan mudah lari dari mereka begitu seseorang membuang segalanya. Kau hanya perlu mengawasi sekeliling dan siap membuang segala sesuatu sebelum melarikan diri. 』

Yang berarti explorer yang menimbun barang rampasan di lantai yang mudah bagi mereka akan berakhir selama mereka tidak akan melepaskan keserakahan mereka ya ...

『Naga itu menerobos.』
『Maksudku, benda itu menggigit, hmph.』
『Taring-taring itu tidak adil.』

Skill Attentive Ears ku mendengar beberapa percakapan gadis-gadis kecil.
Sepertinya bahkan [Rantai Ungu-Biru] yang disebutkan Demon God ini tidak sempurna.

『Lalu bagaimana dengan ketidakstabilan holy magic para priest di dalam menara?』
『Ini bug.』

--Bug?

『Bahkan dewa tidak sepenuhnya sempurna. kau bisa tahu setelah melihat dewa di wilayah mereka, bukan? Ada kekurangan dalam sistem yang menyesuaikan kestabilan iman pada menara. Yang pada gilirannya bermanifestasi menjadi ketidakstabilan holy magic. Aku akan segera memperbaikinya, maafkan aku. 』

Demon God berkata begitu tanpa malu.

Aku tidak bisa membaca ekspresinya di bawah bayangan, jadi aku tidak bisa mengatakan apakah dia hanya membuat alasan atau itu adalah kebenaran.
Aku akan mengambil risiko menimbulkan kemarahannya dan mendorong sedikit lebih jauh di sini.

『Jadi itu tidak seperti menggunakan sistem menara untuk merebut iman yang diarahkan kepada dewa.』

Demon God tersenyum lebar ketika dia mendengarku.
Senyum berbentuk bulan sabit berwarna merah keunguan terbentuk pada bayangan ungu-kebiruan.

『--Itu hal lucu yang kau ucapkan.』

Suara dingin yang memunculkan ilusi suhu yang turun dengan cepat di sub-space ini.

『Apakah kau mengatakan bahwa aku meniru Thief God yang dibenci oleh para dewa?』

Oh benar, salah satu dewa memang mengatakan sesuatu seperti itu.

『Tidak, bukan itu yang aku maksud.』
『Lalu katakanlah, katakan apa yang Kau maksud.』
『Setelah mendengarkan kesaksian para priest yang telah menjelajahi menara, aku membuat dugaan bahwa mungkin seseorang mencoba untuk mencuri iman di menara.』

Tekanan yang datang dari Demon God semakin kuat.
Aku kira mengatakan [mencuri iman] lagi adalah langkah yang buruk.

Demon God mengayunkan tangannya lalu sebuah batu tulis muncul di depannya.
Aku tidak bisa melihatnya dari sini, tetapi batu tulis itu tampaknya berisi semacam informasi, Demon God mengoperasikan batu tulis seolah-olah sebuah tablet dengan satu tangan.

Sepertinya dia sedang mencari sesuatu.

『Sialan kau Zaikuon ...』

Demon God bergumam.

Dewa itu menyebabkan masalah lagi ya.

『Ku ucapkan terima kasih atas laporan bug ini.』

Setelah mengatakan bahwa Demon God memberi tahu gadis-gadis kecil, "Kita akan kembali".

『Eeh, tapi kami masih makan.』
『Mengapa kau juga tidak mencicipinya Tuan-sama?』
『Ini lezat lho?』

Gadis-gadis kecil itu mengajukan keberatan.

Entah bagaimana aku bisa tahu aura kebingungan datang dari Demon God.

『Jangan sungkan untuk membawa semuanya sebagai hadiah』
『Oh benarkah. 』

Demon God mengayunkan lengannya, lalu bayangan membentang darinya untuk membentuk jaring, menelan rumah-rumah manisan dan manisan di atas seluruh meja.

『Aku akan mengabaikan dosamu kali ini sebagai terima kasih atas keramahan dan laporan sebelumnya. 』

Setelah mengatakan itu, Demon God melangkah ke sisi lain dari sub-space bersama dengan gadis-gadis kecil.

Kurasa dia mengatakan bahwa selanjutnya dia tidak akan menunjukkan belas kasihan pada saat kita membuat gerakan pada gadis-gadis kecil itu.

『O Lesser Goods (Irregular). Aku akan memberimu satu peringatan. 』

- Lesser Goods?
<TLN : Entah yang dimaksud Goods(Barang) atau God(Dewa) yang diperpanjang pengucapannya. Jika yang dimaksud adalah God, Lesser God bermakna Dewa kecil / lebih rendah>

『Dewa yang memiliki iman berlebihan di tangan mereka akan melakukan kesalahan. Awasi gerakan mereka. 』
『Aku sangat berterima kasih atas saranmu.』

Aku membungkuk untuk berterima kasih kepada Demon God atas nasihatnya.
Pada saat aku mengangkat kepala, Demon God dan retakan pada sub-space telah hilang.


Setelah menutup sub-space yang telah habis kegunaanya, aku datang ke mansion di Blue Territory sebagai tindakan pencegahan terhadap Demon God yang mungkin mengikutiku.
Gate yang Arisa dibuat dengan magic space dibuka tepat di depanku.

"Master, apakah kau baik-baik saja?"

Arisa melintasi gate bersama dengan gadis-gadis lain.

"Ya, tentu saja."

Aku menyampaikan percakapan ku dengan Demon God kepada para gadis.

"Hmm [Pembaruan untuk Dunia]... Itu makna yang terlalu luas."
"Ya."

Pada akhirnya, dia pergi sebelum aku bisa bertanya apa artinya.

"Lalu apakah itu berarti orang yang telah mencuri keilahian di menara adalah Dewa Zaikuon, bukan Demon God?"
"Itu jika Demon God tidak berakting."

Kita tidak bisa mengesampingkan kemungkinan bahwa itu semua adalah tindakan untuk membuatku memusnahkan Zaikuon.

"Tidak bisakah kita menahannya untuk saat ini? Yang lebih penting, kita harus memberi tahu semua administrator menara tentang bagaimana monster dari luar lantai masuk dalam [Spesifikasi Menara] bersama dengan saran Demon God."

Sangat seperti Hikaru untuk memprioritaskan penyelamatan jiwa.

"Kau benar. Bisakah aku mengandalkanmu untuk menghubungi raja dan Echigoya Firm?"
"Ya, serahkan saja padaku."

Setelah mengatakan itu, Hikaru masuk ke gate yang Arisa buka.
Sepertinya sisi lain dari gerbang ini adalah rumah ibu kota.

"Apakah aman untuk berasumsi bahwa ada dewa yang mencoba mencuri keilahian?"
"Kemungkinan."

Kita tidak dapat menyimpulkan apakah itu benar-benar Zaikuon seperti yang dikatakan Demon God, atau itu adalah Demon God sendiri.

"Master, apakah Demon God benar-benar sekuat itu?"

Aku tidak yakin bagaimana menjawab Liza di sini.

"Setidaknya, aku tidak bisa sepenuhnya memahami kekuatannya yang sebenarnya, kurasa?"
"Eh benarkah? Karena『 Demon God Offshots 』seperti itu, aku membayangkan dia akan lebih menakutkan—"
"--Itu dia!"

Aku menyadari apa yang telah mengganggu ku ketika aku bertemu Demon God.

Tiga garis hitam tipis yang pernah dipanggil di langit ibukota - [Demon God Offshots], ketakutan membekukan jiwa yang kurasakan darinya,
Aku tidak dapat merasakan hal seperti itu dari Demon God sendiri yang ku temui hari ini.

"Ada apa, Master?"

Aku menjelaskan kecurigaanku kepada gadis-gadis yang terkejut pada ku tiba-tiba mengangkat suara ku.

"Artinya, Demon God yang kau temui tadi bukan tubuh asli?"
"Sepertinya. Mungkin sesuatu yang mirip dengan Avatar Dragon Blood yang digunakan Heavenly Dragon dan Black Dragon."

Aku membuka Peta untuk memeriksa Penanda.

--Geh.

Penanda yang seharusnya ada di Demon God telah menghilang.
Sama dengan gadis-gadis kecil.

Aku benar-benar tidak bisa membiarkan pertahananku turun melawan Demon God.

"Tetap saja, baginya untuk memberikan peringatan, aku benar-benar tidak mengerti apa yang coba dilakukan Demon God."
"Dia pasti merencanakan sesuatu yang jahat pasti."

Mendengar ucapan sang putri, Sera mengatakan sesuatu yang Tenion Miko akan katakan.

"Master, apakah Demon God orang jahat, atau adil, jadi aku bertanya."
"Aku tidak bisa mengatakan dengan pasti pada saat ini."

Cukup disayangkan.

"Orang jahat sehrusnya melakukan apa yang orang jahat lakukan nodesu."
"Uy uy ~?"

Pochi dan Tama berbicara menggantikan pemikiran batinku.

"Jika dia akan menyakiti orang, maka kita hanya perlu menghancurkannya dengan segenap kekuatan kita."
"Tapi itu agak terlalu kejam."
"Nn, setuju."

Zena-san dan Mia membantah pernyataan agresif Lady Karina.

"Tuan, aku ingin mengajak Pochi dan para gadis mengikuti pelatihan ku, apakah Kau mengizinkan kami?"
"Ya tentu saja."

Liza yang diam saja berbicara.
Liza melakukan latihan bukanlah hal yang aneh, tetapi ada sesuatu yang sedikit berbeda tentang dirinya sekarang. Sepertinya diskusi kita sekarang berpengaruh padanya.

Aku mengirim Liza dan gadis-gadis pergi dengan Unit Arrangement.

"Sekarang, kurasa aku akan kembali ke rumah ibu kota untuk saat ini -"

Maksudku, tidak ada tanda-tanda Demon God atau gadis kecil berambut merah muda, seharusnya tidak masalah jika aku kembali untuk saat ini.

"--Satou."

Mia memanggil ku.
Pohon-pohon di sekitarnya bergemerisik walaupun tidak ada angin.

『--To - ng--』

Aku bisa mendengar suara seseorang dari pepohonan yang gemerisik.

Aku meregangkan telingaku

『Satou, tolong. Aze, buruk. 』

--Aze-san ?!

Pohon-pohon Blue Territory berulang kali menceritakan tentang krisis yang menimpa Aze-san.

"Arisa, aku akan menyerahkan sisanya padamu."

Merasa gelisah bahkan saat mengatakan kata singkat itu, aku berpindah ke Hutan Boruenan dengan Unit Arrangement.

Aku datang untukmu, Aze-san!


Note :
Yep, mimin juga masih meragukannya. Apakah si Demon God baik atau buruk, dan menurut mimin sih dia lebih ke licik. Dan apa yang akan terjadi pada aze-tan :'v damn, moga-moga gak direbut sama dewa lain.


※Next update dijadwalkan untuk keluar pada 26/6.



TL: Haze
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar