Senin, 07 Desember 2020

Tate no Yuusha no Nariagari Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 185. Nickname

 Chapter 185. Nickname




“Setelah aku pikirkan lagi, keadaan saat ini adalah yang terbaik.”

Dimalam harinya.
Aku mengajak Filo untuk datang ke kamarku, didalamnya seperti biasa ada Atla yang berbaring di kasur Raphtalia, dan juga ada Sadina yang selalu dalam keadaan mabuk.

“Hore~ Goushijin-sama mengelus-elusku!”

Filo dalam wujud manusianya berkata itu sambil memelukku dengan hati yang senang.

“Kau sudah mengerti, Filo?”
“Sudah. Jika Atla-chan mencoba untuk naik kasur Goushijin-sama, maka aku harus mengusirnya.”
“Benar sekali. Jika kau gagal, maka kau yang akan aku usir.”
“Iya! Aku mengerti!”

Jika aku mencoba untuk bersama dengan orang aneh, maka akan menjadi pilihan terbaik jika aku mencoba memihak pada satu sisi.
Filo sebenarnya sudah mengalami banyak hal. Mungkin aku harus berusaha memberikan kenyamanan padanya walau sedikit.
Dia juga harus menaikkan level lagi dari level 41, jadi dia harus termotivasi untuk melakukannya.

“Tuan Naofumi. Kenapa kau memberikanku ujian seperti ini?”

Atla mengatakan itu dengan penuh nada kesal.
Sampai sejauh itu kau ingin tidur bersamaku. Aku tidak mengerti kau melakukan itu.

“Sekarang kau malah bermalam dengan Filo-chan, aku.... iri kepadanya.”
“Bermalam apanya?”

Aku bukan orang seperti Motoyasu, kau tahu?
Jika dalam keadaan seperti ini, pasti dia akan melakukan kejahatan yang keji pada Filo.
Dasar orang tidak berguna, pada akhirnya kau tidak datang ketika Filo dalam keadaan genting.
Lain kali, aku akan memarahinya jika bertemu dengannya.
Pada saat aku mengelus-elus kepala Filo sambil memikirkan itu, tiba-tiba ada suara ketukan pintu.

“Ada apa?”
“Permisi, Hero Perisai.”

Seperti angin lewat, Gaelion masuk ke dalam kamar.
Di belakangnya, ada Rat yang menemaninya dengan raut terkejut.
Taniko tidak bersamanya? Apa yang terjadi padanya?

“Hei. Tahu tidak, anakmu tidak ada disini.”

Aku tidak tahu jika dia itu menjadi anak kandung atau anak angkatnya, tapi yang terpenting Taniko tidak ada disini.

“Tentu saja diriku kemari untuk memastikan dia itu sudah tidur belum.”
“Aku sedang melakukan penelitian. Lalu tiba-tiba dia mengajakku untuk menanyakannya pada Count..... ketika mendengarnya aku terkejut.”

Ya, tentu saja itu akan terjadi.
Tiba-tiba Gaelion berbicara dengan bahasa manusia untuk mengajaknya ikut pergi, dia pasti akan terkejut.

“Namamu, Sadina-san bukan? Sebenarnya aku lebih terkejut mendengar ini dari pada melihat kemampuan berubahmu.”
“Wow~ jadi dia itu lebih mengejutkan dari pada Oneesan.”

Tinggal reaksi Atla mendengar ini.

“Alta, apa kau tahu ini?”
“Tahu. Aku sudah tahu dari awal. Bahwa didalam Gaelion-chan, bukan hanya ada dia saja, melainkan ada orang lain didalamnya.”
“Oh, begitu. Kenapa kau tidak memberitahuku?”
“Awalnya aku tidak menyadari itu, namun pada saat aura menakutkan itu muncul dari Gaelion, aku semakin yakin ketika bertemu dengannya lagi.”
“Oh...”

Jadi dia menganggap ini merupakan hal yang tidak perlu disebarkan. Harusnya kau beritahu saja!

“Karena kau memutuskan untuk bersembunyi dalam diri Gaelion, jadi aku menganggap untuk tidak perlu memanggilmu keluar.”
“Hmm.... seperti yang kuduga dari Hakuko, dirimu berhasil mengetahui diriku saat ini.”
“Mu....”

Filo menatap Gaelion.

“Akibat ulah dari Ratu Filolial selanjutnya, Inti yang aku miliki menjadi seperti ini. Dasar Bodoh.”
“Kembalikan Exp Firo!”
“Hmm.... Apa boleh buat. Sebenarnya itu yang diriku ingin lakukan, namun itu sudah tercampur dengan bagian diriku, jadi dirimu harus bersabar.”

Aku kira apa yang akan Gaelion lakukan, ternyata dia menahan perutnya lalu menarik nafasnya dalam-dalam.... eh bukankah itu gerakan untuk melakukan serangan nafasnya?
Lalu dia mengeluarkan sesuatu yang berbentuk seperti bola permen raksasa.

“Jika dirimu menjilatnya, pasti itu akan kembali sedikit. Jadi lakukan saja itu.”
“Boo....”

Filo melihat bola permen yang dimuntahkan oleh Gaelion dengan rasa kesal.
Ya, aku rasa tidak ada banyak cara untuk membuat itu kembali.

“Jadi, apa yang ingin kau bicarakan? Atau yang melakukan ini adalah Gaelion itu sendiri?”
“Ada banyak hal yang ingin kubicarakan. Ini juga, menyangkut tentang pemilik tubuh ini, Gaelion. Nantinya dia akan tumbuh besar, dan pemikirannya akan bersatu dengan diriku.”
“Itu terjadi secara paksa?”
“Mungkin saja itu terjadi. Karena pemilik tubuh ini juga menginginkan hal itu terjadi. Bahkan Hero Perisai, itu terjadi sejak dirimu mengerami dirinya yang masih menjadi telur.”
“Oh, begitu.”

Benar juga, sebelumnya aku pernah mengalami mimpi yang aneh. Aku mendengar suara yang mirip dengannya.

“Dari awal, jiwa diriku dengannya mulai bersatu secara perlahan, namun ketika dirinya memakan Inti diriku, amarahmu mulai mengusai kami sampai membuat kami ikut mengamuk.”
“Jadi itu alasanmu kembali ke sarangmu?”
“Jika ingatanku benar, dia bahkan ingin terbang lebih jauh. Pasti dirinya kesana untuk menyerap semua energi yang ada disana, lalu mencari orang yang ingin dibunuh setelah itu dirinya akan mengamuk kesana-kemari.”
“Orang yang ingin dibunuh?”
“Orang yang sangat dirimu benci, mungkin dirimu akan langsung mengerti?”

Oh.... jadi begitu ya.
Dia berencana untuk membakar seluruhnya setelah membunuh Bitch dan Sampah.
Secara tidak langsung, amarahku bisa membuat satu negara hancur.
Itu merupakan keadaan berbahaya dimana saja.

“Diriku tidak bisa mempertahankan keadaan seperti ini dalam waktu yang lama. Oleh karena itu, diriku akan menjelaskan bagian terpentingnya saja.”

Hmm.... singkatnya, dua jiwa dalam satu tubuh, yang biasanya muncul adalah Gaelion yang kecil. Jika dilihat keadaannya, yang sedang berbicara saat ini Gaelion yang dewasa.

“Tunggu, jangan bilang dragon yang sudah mati masih bisa menyatukan pemikirannya dengan dragon hidup?”
“Hanya sebagian saja. Makhluk seperti kami ini abadi.”
“Abadi.... itu berarti kau memiliki darah murni!? Seperti dragon yang suka menandai wilayah. Dragon berdarah murni semacam itu?”

Seperti melihat sesuatu yang mengerikan, Rat bertanya pada Gaelion dengan terpaksa. Benar, dia itu membenci dragon.

“Apapun yang dirimu katakan, memang benar diriku adalah dragon murni.”
“Oh.... walaupun kau itu dragon murni, Hero Pedang, Ren masih bisa membunuhmu.”

Itu akan membuatnya kalah dengan Ren yang levelnya masih sekitar 40.
Walaupun begitu, Gaelion sudah dikalahkan oleh Hero yang belum bisa menggunakan kekuatannya dengan benar.
Itu berarti, dari awal Gaelion itu sangat lemah.

“Mau bagaimana lagi. Diriku ini adalah pecahan terlemah dalam Kaisar Naga.”
“Apa?”

Bahkan dia adalah yang terburuk dari Keempat Raja Surgawi.
Aku mengingat kalimat terkenal seperti itu.
Jika aku yang mengatakannya, mungkin akan disebut lelucon.....
Tapi, aku bisa terlihat buruk jika merendahkan dragon terendah.

“Pecahan Kaisar Naga?”
“.... Sepertinya, dirimu masih belum memahami ekologi kami, para dragon. Akan diriku jelaskan itu dulu. Atau mungkin, akan lebih cepat jika kita menanyakan pada Miko yang sedang berada disana?”

Gaelion menunjukkan lengannya pada Sadina.

“Miko?”
“Seperti yang diriku lihat, dirinya adalah orang yang menerima anugerah dari kami, Kaisar Naga? Apa diriku ini benar?”
“Be~nar, aku adalah seorang Miko. Oleh karena itu, Oneesan bisa menggunakan The Way of Dragon Vein~”

Dengan berbagai gerakan dari lengannya, Sadina menjawab seperti ikan kecil yang sedang sekarat.
Dia benar-benar tidak bermaksud untuk menjelaskannya.

“Ini merupakan cerita yang pernah aku dengar. Pada zaman dahulu, Kaisar Naga terpaksa hidup berpisah-pisah karena Ratu Filolial.”
“Apa....”

Dia itu merupakan makhluk hidup yang sudah punah.
Mungkin karena permasalahan wilayah hingga akhirnya hubungan mereka dengan Filolial menjadi buruk.

“Namun, jika mengenai kehidupan dragon.... pada awalnya, hanya ada satu dragon murni yang menjadi nenek moyang kami, sisanya hanyalah setengah murni atau hasil perkawinan antara monster lain biasa. Kami hanya menyebut Kaisar Naga sebagai dragon murni saja. Karena kami bisa berkembang dengan makhluk manapun, sehingga keturunan kami sangat banyak. Dan pada saat waktu kepunahan itu tiba, kami menggunakan cara apapun untuk selamat dari tanda kepunahan itu.”
“Kalian itu seperti kecoak, sangat sulit untuk dimusnahkan.”
“Oleh sebab itu, mereka tidak akan mati walau hidup secara berpisah-pisah. Mungkin, keberadaan Gaelion itu merupakan bagian dari penerus Kaisar Naga terakhir.”
“Hmm, sebagian besar tebakan dirimu benar. Diriku ini sangat mengetahui bertapa lemahnya diriku ini, oleh karena itu diriku memilih tinggal berdekatan dengan pemukiman manusia agar pemikiran diriku tidak diambil alih oleh Kaisar Naga yang tersisa.”

Karena dia sudah dikucilkan oleh yang lainnya sebab kelemahannya, akhirnya dia turun ke pemukiman manusia seperti beruang kelaparan.
Semakin banyak penjelasan darinya, semakin jelas menyedihkannya dragon ini.
Setelah mengatakan banyak hal hebat. Ternyata sebenarnya dia seperti ini.

“Apapun yang aku katakan setelah ini sangat penting. Jika terjadi dalam pertarungan sesama dragon murni, maka Inti Kaisarnya akan berpindah pada pemenangnya. Dengan cara itu, mereka terus mengumpulkan Inti Kaisar dragon lain selama beratus-ratus tahun, hingga akhirnya berusaha untuk bangkit kembali.”
“Ngomong-ngomong.... sebelumnya aku pernah mendengar tentang perjuangan seorang Hero yang mengalahkan kebangkitan Kaisar Naga, Tuan Naofumi.” 
“..... Sebaiknya kau jangan ikut saling bertarung demi memperebutkan Inti belaka seperti itu. Karena itu dapat membuat keturunanmu susah menghasilkan anak.”
“Jika kau tidak mau diincar oleh mereka, maka kau bisa memberikan Intimu saja.”
“Karena diriku tidak mau itu terjadi, akhirnya diriku lari dari mereka. Seperti yang diriku perkirakan, tidak akan ada seekor pemilik Inti Kaisar bodoh yang akan turun menuju pemukiman manusia. Karena jika mereka mencoba mengumpulkan Inti Kaisar secara membabi buta, maka Inti mereka sendiri yang akan terambil.”

Menyedihkan....
Kaisar Naga yang ada disini, bukankah dia itu sudah dikalahkan.

“Hanya itu saja yang aku ketahui.”
“Kalau begitu, biar diriku yang melengkapinya. Diriku ini merupakan salah satu dari Kaisar Naga, oleh karena itu diriku bisa mendapatkan keturunan dan hidup sampai saat ini. Awalnya, diriku berencana mencari pengganti yang sesuai dengan diriku. Namun, dalam keadaan seperti itu, diriku tidak memiliki kesadaran untuk melakukan itu.”

Pada intinya, Ren dan yang lainnya hanya mengira dirinya sebagai bahan material hidup saja.
Jadi ini yang menyebabkan ketidaksadaran dari dragon murni yang keluar dari sarangnya.
Jadi, ketika Inti itu menggunakan kekuatannya untuk menggerakkan kembali dirinya yang sudah mati, aku dan Filo datang untuk mengalahkannya, kemudian tersegel dalam perisaiku.
Sebagai hasilnya, Inti Kaisar Naga yang perisaiku serap itu mulai terpindahkan pada telur Hiryuu, kemudian dia berencana untuk mengumpulkan Inti lain untuk membangkitkan dirinya.... namun, dia terpengaruh dari rasa amarah yang berada dalam perisaiku.

Menyedihkan sekali hidupnya.
Aku tidak boleh membuat kehidupannya menjadi lebih buruk.

“Baiklah, sudah cukup mengenai kehidupan diriku. Hebat sekali kau, sudah menyelamatkan Wyndia. Lalu, diriku sangat berterima kasih karena dirimu sudah membesarkannya dengan baik.”
“Wyndia? Memangnya, siapa orang yang kau panggil dengan nama itu?”

Sebenarnya, aku sudah tahu maksudnya. Tapi aku masih butuh informasi lain untuk memutuskannya.

“Huh? Jangan bilang, dirimu membesarkan Wyndia tanpa mengetahui nama aslinya?”
“Yang kau maksud si maniak monster itu? Jadi dia memiliki nama seperti itu.”
“Tunggu dulu, Count. Jangan bilang, kau tidak tahu nama-nama penduduk desamu?”
“Ada sebagian yang aku tahu, tapi lebih banyak yang tidak aku ketahui.”

Yang aku ingat selain Raphtalia adalah Kiel, Fohl, Atla dan orang-orang yang dekat dengan mereka saja.
Selain mereka, aku tidak begitu mengingatnya. Tanpa memanggil nama mereka juga pasti mereka akan merasa terpanggil dengan sendirinya.
Jika aku ingat kembali, banyak nama mereka yang belum aku ketahui.
Bahkan orang yang jarang bicara seperti Ksatria Wanita, aku tidak mengetahui namanya.

“Count, kau biasa memanggil Wyndia itu apa?”
“Sepertinya, Taniko.”
“Kenapa itu!?”
“Wow, panggilan yang sangat luar biasa. Aku ini si telanjang? Atau si gendut? A.Tau. Mung.Kin Kekasih?”

Sadina menanyakan itu dengan pose yang sangat membuatku kesal.
Jika dia berubah menjadi wujud manusianya, pasti dia akan kupukul.

“Jika ada orang memperkenalkan dirinya padaku, dan banyak orang memanggil namanya pasti aku akan mengingatnya. Tapi, hanya dia saja yang tidak dipanggil dengan namanya.”
“Ah.... kau benar juga. Dia itu sering dipanggil ‘kau, hei yang disana, atau panggilan lainnya’.”
“Naofumi-chan. Kau memanggil orang desa lainya dengan panggilan apa? Beritahu Oneesan.”
“Ketua Koki, Paman Imiya, Nenek Tua dan masih ada panggilan yang lainnya.”
“Ukh.... ini lebih buruk dari yang kukira, Naofumi-chan, tapi selama kau tidak sulit mengingatnya itu bukan masalah, tapi kau tidak bisa memanggil mereka dengan panggilan seperti itu.”
“Aku rasa Nenek Tua tidak apa-apa.”
“Siapa yang kau maksud?”
“Pelatih Tempur.”
“Memang benar, dia sudah tua.”
“Tuan Naofumi, aku dan Onii-sama kau panggil apa?”
“Atla tetap Atla. Jika Fohl aku hampir saja memanggilnya Alps.”
“Kenapa kau memberiku panggilan seperti itu!? Aku tidak tahu penyebab Count memanggil mereka dengan sebutan itu.”
“Itu sudah pasti tidak akan pernah kau ketahui.”

Aku hanya menggunakan anime dari duniaku sebagai dasarnya, yang bisa menebaknya hanya hero lain saja.
Tapi, itu masih belum pasti karena anime yang berasal dari dunia mereka masih belum tentu sama denganku.

“Bagaimana dengan Firo?”
“Kau ingin tahu?”
“Mau....”
“Ngomong-ngomong, Gaelion. Kau itu Ping Pong Dash.”
“Itu lebih panjang dari namaku! Diriku tidak tahu asal nama itu.”
<EDN: Referensi chapter 175>

Si Ping Pong Dash menentang pernyataanku dengan terkejut.
Ping Pong Dash mana yang melakukan Ping Pong Dash yang sebenarnya dari kedua Ping Pong Dash ini?
Hmm, nama ini sulit untuk digunakan.

“Sudah cukup dengan pembahasan itu. Aku penasaran, apa dia memang anak kandungmu?”
“Mana mungkin itu bisa terjadi.”
“Berarti kau menculiknya dari kecil agar kau bisa perkosa. Karena kau itu sangat lemah.”

Itu bisa menjadi jawaban atas perilaku Taniko yang tanpa ragu mendekati Dragon.
Dari kecil dia sudah dijadikan pengantin dragon, sehingga itu membuatnya menganggap dragon adalah makhluk mulia.
Walaupun Gaelion tidak mau melakukannya, dia masih bisa melakukan cara yang lain.
Makhluk bertipe seperti ini memiliki keinginannya sendiri, dan akan selalu bersama orang yang dia inginkan sampai semua keinginannya terpenuhi.

“Beraninya dirimu berkata seperti itu! Akan kubunuh kau! Wyndia itu sejak kecil—“




TL: Bajatsu
EDITOR: Isekai-Chan 

0 komentar:

Posting Komentar