Volume 2
Chapter 30. Pekerjaan Fina
Beberapa hari yang lalu, aku dan Yuna pergi melakukan quest pembasmian Tigerwolf.
Sementara Yuna pergi untuk melakukan tugasnya, aku tetap tinggal di rumah beruang yang dia bangun dan memilah mayat monster. Untuk beberapa alasan, aku pergi keluar untuk mencari tanaman obat untuk ibu, tapi aku hampir tersesat. Alasanku bisa kembali adalah berkat Kumakyu.
Aku meminta Kumakyu untuk menunggu di luar sementara aku masuk ke gudang. Aku menuju ke lemari pembeku dan mengeluarkan seekor mayat serigala. Itu kecil untuk ukuran monster, tapi besar untuk kutangani, dan aku butuh tenaga ekstra untuk meletakkan mayat tersebut ke atas meja. Yuna telah menyiapkan sebuah bangku untukku, jadi aku tidak perlu berjinjit.
Aku menggunakan pisau pilah untuk memisahkan kulit dan memotong dagingnya menjadi beberapa bagian. Aku juga memisahkan kristal sihir dari mayat tersebut dan menyisihkannya. Bagian-bagian yang tidak terpakai dibuang ke tempat sampah. Sebenarnya, tempat sampah tersebut adalah sebuah lubang yang sangat dalam; yang mana Yuna sendiri bilang padaku untuk jangan sampai jatuh ke dalam lubang tersebut.
Itu menakutkan, jadi kupastikan untuk berhati-hati setiap berada di dekat lubang tersebut.
Setelah aku selesai memilah beberapa serigala, pintu gudang terbuka. Yuna telah kembali. Aku penasaran apakah ia berhasil mengalahkan Tigerwolf-nya? Aku bahkan belum menyelesaikan tumpukan mayat monster pertama. Yuna menyuruhku untuk lebih dulu mengambil kristal sihir dari mayat Tigerwolf yang berhasil dia kalahkan. Itu adalah bagian dari pekerjaanku, jadi tentu saja aku mengiyakannya.
Aku terkejut dengan seberapa besar Tigerwolf tersebut. Yuna benar-benar sangat keren!
Tigerwolf adalah jenis monster yang sama seperti serigala, jadi kristal sihir pada tubuh mereka juga terletak di tempat yang sama, di antara jantung dan hati. Besarnya hampir dua kali besar kristal sihir pada serigala dan kilau yang dipancarkan juga berbeda. Aku mencuci bersih kristal tersebut dan menyerahkannya pada Yuna.
Kami makan siang, dan aku kembali melanjutkan pemilahanku yang tadi. Yuna bilang kalau dia akan tidur sebentar. Mungkinkah dia lelah setelah pertarungannya melawan Tigerwolf?
Kuputuskan untuk melakukan yang terbaik juga. Aku akan berjuang untuk menyelesaikan pekerjaanku.
Saat sudah selesai, aku pergi ke lantai dua untuk membangunkan Yuna. Aku tidak tahu di kamar mana dia tidur, jadi aku mengetuk pintu yang paling dekat dengan tangga dan mengintip ke dalam saat tidak ada jawaban. Di sini dia rupanya. Dia tampak benar-benar nyaman.
Aku mengguncang tubuhnya agar bangun. "Yuna-san, Yuna-san."
Dia terbangun.
Saat dia beranjak dari kasur, aku melihat kostumnya telah berganti menjadi warna putih, benar-benar mirip Kumakyu. Dia tampak imut dalam kostum beruang hitam, tapi dia juga tidak kalah imut dengan kostum beruang putih tersebut. Aku rasa dia bisa membalik kostum miliknya untuk berganti dari beruang hitam ke beruang putih dan sebaliknya.
Setelah aku memberitahunya bahwa aku telah menyelesaikan pemilahanku, kami akhirnya pulang. Yuna membuat rumah beruang yang dia bangun menghilang. Sihir sangatlah menakjubkan. Kami kembali dengan mengendarai Kumayuru. Tampaknya jika ia hanya mengendarai satu beruang saja, maka yang lain akan merajuk. Kurasa aku paham bagaimana perasaan mereka.
Penjaga gerbang begitu terkejut. Semua orang akan melakukan hal yang sama saat melihat kami menunggangi Kumayuru, tapi beruang itu sangat lucu, jadi kurasa dia tidak perlu terlalu berhati-hati seperti itu.
Karena besok aku akan bekerja juga, aku pergi ke tempat Yuna menginap, tetapi dia tampaknya tidak memiliki tempat yang dapat digunakan untuk melakukan pemilahan. Karena akan merepotkan untuk pergi keluar kota setiap kali kami perlu melakukan pemilahan, dia pergi mengunjungi guild petualang untuk menanyakan apakah mereka punya tempat yang bisa disewakan. Guild petualang malah menyuruh kami untuk pergi ke serikat dagang, jadi kami berakhir mengunjungi tempat tersebut.
Ini menjadi masalah yang cukup serius. Aku mulai merasa gugup.
Ketika kami tiba di serikat dagang, semua orang menatap Yuna. Kostum beruang miliknya benar-benar mencolok. Yuna berbicara beberapa menit dengan wanita di meja resepsionis dan kembali dengan mengantongi sebuah lisensi tanah. Kami lalu dipandu oleh wanita tersebut ke sebuah lahan kosong, dan Yuna mendirikan sebuah rumah beruang di atasnya.
Tidak peduli berapa kali pun aku melihatnya, itu benar-benar mengagumkan.
Aku langsung bekerja saat itu juga. Hari itu, aku melakukan pemilahan pada mayat Tigerwolf. Seharusnya proses pemilahannya tidak jauh berbeda dengan serigala, tapi bahkan seorang anak kecil sepertiku tahu kalau kulit dari Tigerwolf sangat mahal. Aku perlu ekstra hati-hati saat memisahkan kulitnya, atau kualitasnya akan turun. Tetap saja, aku mencoba sekuat tenaga saat memisahkannya, dan ketika seluruh pekerjaanku untuk hari itu telah usai, aku merasa lega.
Untuk beberapa hari berturut-turut, aku pergi ke rumah Yuna untuk melakukan pemilahan.
Kemudian, suatu hari ketika aku sedang membersihkan dan memisah-misahkan daging, sejenak kepalaku terasa pusing. Tepat ketika aku berpikir bahwa ini akan gawat, aku roboh.
Untungnya, Yuna melihat dan langsung berlari ke arahku. Dia melihat tanganku dengan wajah khawatir. Aku berdarah. Tanganku pasti tidak sengaja teriris saat aku terjatuh tadi. Itu sedikit sakit, tapi tidak terlalu.
Yuna menyentuh bagian tanganku yang terluka. Kurasa dia melakukan sesuatu semacam sihir. Rasanya hangat, dan kemudian lukanya menutup bersamaan dengan rasa sakitnya yang menghilang. Itu sangat menakjubkan.
Dia melepas sarung tangan beruangnya dan meletakkan tangannya di atas keningku. Tampaknya, aku demam. Dia menyuruhku naik ke lantai dua dan beristirahat. Saat aku berbaring di atas kasur, dia menyentuh keningku lagi. Kali ini, dia tidak melepas sarung tangannya. Rasanya begitu nyaman dan lembut. Perasaan itu kian menguat sampai akhirnya aku terlelap.
Hari sudah gelap saat aku terbangun. Dia bilang kalau dia sudah membuatkanku makan malam, dan menyuruhku membawanya pulang untuk dimakan di rumah. Kemudian dia juga menyuruhku untuk libur besok. Yuna bilang kalau aku sudah boleh bekerja lagi lusa depan. Dia juga bilang padaku, mulai saat ini, aku harus mengambil libur setiap tiga hari sekali.
Jika aku mengambil pekerjaan lain di waktu libur, dia bilang tidak akan memperkerjakanku lagi. Dia mengkhawatirkan kesehatanku, jadi kuputuskan untuk mematuhi kata-katanya.
0 komentar:
Posting Komentar