Kamis, 28 Juli 2022

Naze Boku no Sekai wo Dare mo Oboeteinainoka? Light Novel Bahasa Indonesia Volume 2 Chapter 3 - Tentara Perlawanan Io

Volume 2
Chapter 3 - Tentara Perlawanan Io

Bagian timur benua – Sepertiga wilayahnya dipenuhi oleh pegunungan, sementara sisanya diasumsikan tertutupi oleh hutan. Alasannya cukup sederhana, bagian timur benua ini merupakan salah satu [wilayah yang belum dijelajahi] yang belum dikunjungi dan diteliti oleh manusia. Sebagai contohnya hutan terbesar di dunia, Ciel mir, manusia hanya sanggup menjelajahi 20% dari seluruh wilayahnya. Bahkan ada laporan yang mengatakan bahwa masih banyak hewan-hewan, serangga dan tumbuhan yang masih belum ditemukan. Dan lautan pepohonan raksasa ini merupakan daerah kekuasaan dari pahlawan Foreign Gods saat ini.

“Para Malaikat membangun peradaban mereka diatas awan, Peri membangun pedesaan mereka dekat dengan danau yang indah, Elf dan para kurcaci menjadikan hutan lebat itu sebagai tempat tinggal mereka... Yah, seperti itulah yang kudengar.”

Ucap Ashlan sembari mencoba menggali ingatannya lagi. Saat mereka berkendara melewati reruntuhan bangunan kecil, mobil mereka harus berjalan sepelan mungkin agar rodanya tidak rusak akibat sisa puing-puing reruntuhan.

“Faktanya, wilayah Foreign Gods sama sekali tidak terlihat seperti perkotaan manusia. Berbanding terbalik dengan iblis, mereka tidak tinggal di perumahan layaknya manusia.”

“Aku dengar tidak banyak penjaga di sekitar sini ... Aku harap itu benar.”

Saki sedang melihat keluar melalui sunroof sambil menggenggam erat senapan mesinnya.

“Jika kita menemukan mereka maka yang menyerang pertama yang akan menang. Lagi pula jika dibandingkan dengan iblis, senjata api cukup efektif untuk melawan mereka.”

Ucap Kai yang sedang melihat jauh kedepan melalui jendela depan, sambil mencoba menenangkan Saki, yang masih menggenggam erat senjata nya.

“Akan jadi kacau jika yang kau tembak malah manusia.”

“...Uh.”

“Aku masih belum melihat satupun dari mereka, tapi apa mereka terlihat mirip? Maksudku penampilan Foreign Gods dan manusia.”

“Ah, ya, mungkin terlihat mirip.”

Rinne, yang sedang berada disamping Saki, menyela.

“Karena mereka memiliki kekuatan sihir, mereka memiliki bau yang sangat berbeda, jadi Foreign Gods bisa dengan mudah mengenali manusia. Tapi untuk manusia akan sangat mudah tertipu oleh penampilan mereka dan menganggap mereka manusia juga.”

“Dan pada kenyataannya banyak kejadian dari salah menembak ini.”

Ras elf juga terlihat sangat mirip. Tetapi mereka bisa dibedakan dari bentuk telinga dan kulit putih pucat nya, jika dilihat dari jauh mereka akan terlihat mirip dengan manusia.

Diantara para peri ada juga beberapa yang terlihat seperti manusia yang berumur anak-anak.

Dan kurcaci mungkin terlihat seperti orang tua yang bungkuk.


Ketika kau tidak bisa mengenali mereka dengan tepat, dan hanya mengandalkan perkiraan kasar dapat membuatmu menembak kawanmu sendiri.

“Menembak apapun yang bergerak di reruntuhan ini tanpa berpikir bisa saja mengakibatkan masalah yang besar.”

“Tentu saja, bahkan aku mengerti tempat apa ini.” kata Saki.

Pinggiran Federasi Io. Terdapat 8 bangsal Cassiopeia yang memegang kawasan industri. Sebelum umat manusia berhasil dikalahkan oleh Foreign Gods dan dipaksa mundur, terdapat pabrik yang memproduksi senjata terbaru. Dan markas besar Resistance ditempatkan jauh di dalam bangsal-bangsal ini.

[Berhenti] – perintah Jeanne.

Satu persatu mobil-mobil mulai berhenti, bukan di bawah bayangan bangunan, tapi di tengah jalanan luas yang dipenuhi puing-puing yang berserakan, di bawah terik matahari.

“Apakah ini sungguh baik-baik saja? Berhenti ditengah tempat dimana kita bisa terlihat dengan mudah...”

“Benar, jika iblis menghampiri, mereka pasti akan membunuh kita bersamaan dengan bangunan ini, sudah pasti itu. Aku harap tidak ada Foreign Gods di sekitar sini.”

Saki dan Ashlan melihat sekitar dengan keadaan khawatir. Bagi mereka berdua yang tumbuh besar di kota bawah tanah dimana pertempuran melawan iblis secara terus menerus, tidak akan terpikirkan oleh mereka untuk pergi meninggalkan mobil di siang hari seperti ini.

[Kita harus mengikuti instruksi Io Resistance dan tujuan kita ada disini, jauh di dalam bangsal ini.]

Mereka mengikuti keluar mobil. Merasakan angin, yang berhembus membawa debu, Kai sekali lagi melihat sekitar. Reruntuhan bangunan jadi terlihat cukup tua karena waktu yang berlalu dan mulai tertutup oleh lumut. Dan dari retakan yang terdapat di permukaan jalanan terlihat tanaman yang tumbuh.

“Ini benar-benar terasa mirip seperti bangunan Ibu kota Urza, tapi bangunan disini lebih banyak memberikan aura peradaban yang lama ditinggalkan manusia...”

Perbedaan nya adalah keberadaan tanaman yang tumbuh. Banyak bangunan yang sudah tertutupi oleh lumut, dan temboknya sudah ditumbuhi oleh tanaman yang merambat. Sebagian besar tanahnya sudah tertutupi oleh rumput sehingga sedikit menyerupai karpet hijau.

Sedikit lagi saja dan tanahnya akan sepenuhnya menjadi warna hijau.

Rasanya jika aku berhenti melihat sebentar, reruntuhannya akan menghilang begitu saja.


Ada beberapa tanaman yang tidak diketahui oleh Kai. Di antara bunga biru yang mekar dan tanaman merah menyala yang merambat, dia bisa melihat buah oranye yang besar. Tapi warna buahnya seakan mengatakan bahwa itu jenis tanaman yang beracun. Di bawah nya dia bisa melihat beberapa buah ungu yang terlihat segar.

“Itu terlihat seperti hutan kecil.”

“Hei, Kai, ini terasa sedikit manis dan enak.”

Di tangan Rinne adalah beberapa buah kecil berwarna merah.

“Ini untukmu Kai.”

“...Untuk jaga-jaga, apa ini aman bagi manusia untuk memakannya? Apakah ini beracun?”

“Ya, tapi lidahmu akan mati rasa.”

“Itu hanyalah racun! Buang, cepat buang, akan berbahaya jika kau terus memakannya!”
<TLN : Ada aja kelakuan nih anak satu wkwkwkwkw.>


“Tapi terasa manis dan enak...”

“Apa kau anak kecil? Aku akan mengambilnya.”

Dia mengambil buahnya dari tangan Rinne dan melemparnya ke rumput di bawah kakinya.

“Muuu...? aku akan baik-baik saja, Aku sudah memakan buah seperti itu sebelumnya.”

“Dimana?”

“Di hutan elf, jauh sebelum pertarunganku melawan Vanessa.”

Rinne mengatakannya tanpa sedikitpun rasa peduli. Mendengar itu, Kai langsung melihat ke arah reruntuhan. Namun hanya ada tanaman-tanaman asing yang tumbuh subur menembus bangunan dan tanah.

“Kai? Ada apa?”

“Aku mengerti sekarang. Ini semua... Tanaman dari hutan elf... !”

Foreign gods hidup di dalam hutan, dan mereka tidak menyukai bangunan yang dibangun oleh manusia. Jadi siapapun akan bertanya-tanya bagaimana mereka akan memperluas wilayah mereka. Jawabannya adalah dengan menutupinya secara total dengan tumbuhan di hutan.

Manusia dari Federasi Io kalah melawan Foreign Gods. Tidak seperti iblis, mereka tidak langsung pindah ke kota yang ditinggalkan oleh manusia. Foreign gods malah akan mulai menanam tumbuhan mereka disana. Mereka tidak perlu menjaganya terus, mereka hanya perlu menunggu sampai kotanya berubah menjadi hutan.

“Dan itu akan menjadi tempat tinggal Foreign Gods...”

“Itu benar.”

Terdengar suara jejak kaki melintas diatas puing-puing reruntuhan. Dalam sekejap pengawal komandan, Farin, berdiri disamping Kai bersama dengan tuannya dibelakangnya.

“Aku dengar bahwa ibu kota Io telah lebih jauh lagi dengan masalah penghijauan ini. Dan para elf dan para peri sudah mulai terlihat disana.”

“Dan disini...?”

“Io Resistance secara berkala akan membakar tanaman disini untuk mencegah penghijauan. Lagipula disinilah markas besar mereka.”

Dibalik bayangan di antara bangunan dia bisa melihat tanaman merambat yang terbakar habis.

“Jeanne-sama, mohon terus berjalan, di depan kita adalah markas besar Io Resistance.”

“Baiklah.”

Farin mendorong dari belakang, dan para bawahannya mulai mengikuti. Lalu sorakan mulai terdengar. Terlebih lagi tepukan tangan menggema melalui area yang dikelilingi bangunan.

Tentara Io Resistance memberi hormat. Ratusan, tidak, ribuan dari mereka berbaris di tanah lapang. Ada terlalu banyak dari mereka sampai tidak terlihat oleh penglihatan mereka.

 “Sungguh!? Aku tidak mengetahui apapun mengenai sambutan selamat datang yang hebat ini.”

“Shh! Mereka akan mendengarmu, Saki. Tapi, mendengar suara tepuk tangan yang meriah ini, apa yang bisa kukatakan? Ini sangat hebat. Bukankah terasa seperti sambutan selamat datang untuk pahlawan sungguhan? Apakah Urza Resistance sangat populer?”

“Lagi pula kekalahan dari pahlawan iblis akan membuat semua yang ada di dunia mulai memperhatikan kita.”

Baik Saki dan Ashlan terlihat sangat bersemangat. Di tengah tepuk tangan ini, satu tentara maju kehadapan Jeanne, yang memimpin pasukan.

“Selamat datang di Io Resistance. Biarlah diriku menyambut kalian, para tentara terhormat.”

Dia adalah tentara yang terlihat cukup tua dengan rambut yang sudah beruban. Sementara wajahnya yang terbakar matahari dipenuhi oleh keriput, figurnya dibalik seragam masih terlihat cukup baik. Benar-benar sesuai dengan gambaran tentara yang berpengalaman.

“Aku staf kepala Tsekhman Bakkhai. Ini suatu kehormatan untuk bertemu denganmu, Ksatria Cahaya. Namamu sudah terdengar sampai sini. Dan kabar bahwa pahlawan iblis Vanessa berhasil dikalahkan memberi kami harapan baru.”

“Aku komandan Urza Resistance, Jeanne. Aku berterima kasih atas sambutan kalian.”

Mereka saling bertukar salam. Bahkan untuk seorang perempuan Jeanne bisa terbilang cukup tinggi, tapi staf kepala Tsekhman lebih tinggi lagi. Diantara sesama tentaranya dia memiliki fisik yang cukup menonjol.

“Dan kau juga, lama tak bertemu, Farin.”

Setelah menyambut Jeanne, dia mengalihkan pandangannya ke pengawal wanita. Senyum liar tertampil di wajahnya.

“Kita berdua bisa hidup selama ini. Apa kau sehat, dragoon?”

“Berkat keunggulan tuan ku. Selain itu, aku tidak setua itu untuk bisa disebut sudah hidup selama itu.”

“Bagus sekali.”

Mereka tidak saling bertukar salam, malahan mereka saling bertukar tinju. Itu tidak terlihat seperti salam yang sopan antar petugas, tapi lebih seperti pertukaran salam antara tentara veteran.

“Farin, apakah staf kepala Tsekhman kenalanmu?”

“Kami pernah bertarung... permisi. Silahkan, Jeanne-sama.”

Dengan anggukan yang serius, Farin melangkah mundur.

“Staf kepala, aku ingin memiliki pembicaraan dengan komandan Dante-dono saat ini. Kita perlu memahami situasi saat ini di Federasi Io dan mulai membangun kerja sama.”

“Seperti perkataanmu.”

Dia dengan hormat membungkuk.

“Aku akan mengarahkanmu ke kantor komandan segera. Dan untuk para bawahan mu, kami sudah menyiapkan penginapan dan perlengkapan mereka.”

“Dimengerti. Aku meminta agar pengawalku diizinkan menemaniku: Farin, Kai, Rinne.”

Jeanne bertukar pandangan dengan mereka yang akan mengikutinya. Di Sisi lain, Rinne, masih belum memahami situasi ini secara lengkap, bahkan ditengah situasi ini dia masih terlihat kebingungan.

“Hei, Kai, apa yang yang harus kita lakukan sekarang?”

“Kita akan menemani Jeanne. Ehm dan selanjutnya akan ada rapat mengenai strategi jadi kita harus ikut.”

“Padahal Kai dan aku sudah lebih dari cukup...”
<TLN : woilah deck sombong nya enggak kenal tempat..>

“Kita masih belum betul-betul memahami keadaannya. Ditambah lagi kita tidak tahu lokasi dari pahlawan Foreign Gods, jadi kita harus mengumpulkan informasi.”

Pahlawan Foreign Gods, Heaven Lord Alfreyja... tersembunyi di dalam berlapis-lapis penghalang, yang biasa nya disebut sebagai pelindung ilahi. Dikenal dengan [Unsinkable Angel]. Dia merupakan musuh yang sangat tangguh, dikatakan dia dapat menerima serangan artileri paling kuat Federasi Io secara langsung tanpa tergores sedikit pun.

Bahkan senjata yang paling kuat pun tidak bisa menembusnya.

Bagi manusia, mungkin tidak berlebihan jika mengatakan bahwa dia merupakan musuh yang [tidak terkalahkan].


Jika Dark Empress Vanessa bisa disebut sebagai tombak terkuat, maka Heaven Lord Alfreyja bisa disebut sebagai tameng terkuat. Banyak persiapan yang diperlukan.

“Ayo, Rinne.”

Jeanne mengikuti Tsekhman yang berbalik arah. Markas besar Io Resistance... dulunya merupakan rumah sakit terbesar di bangsal, sekarang menjadi markas besar bagi pasukan Resistance.

“Disini jauh lebih banyak [penghijauan].”

Saat Kai berjalan melewati pintu masuk rumah sakit, dia bisa melihat pintu depan tertutupi oleh tanaman hutan elf. Tembok nya juga tertutupi oleh lumut hijau. Dari atap, juga terkubur oleh tanaman hijau, mungkin akan sulit untuk dibuka.

“Mungkinkah kalian meninggalkan penghijauan ini dengan sengaja?”

“Pemikiran yang tepat.”

Staf kepala yang beberapa langkah di depan, berhenti sesaat dan berbalik ke arah Kai.

“Ada dua alasan untuk itu. Pertama, jika kita membersihkan tanaman yang ada di markas besar sepenuhnya, itu malah akan mengirimkan pesan bahwa disini ada manusia. Alasan satu nya lagi adalah bahwa tanaman ini sendiri, mereka cukup tangguh.”

Dia mengambil tanaman merambat, yang tergantung di tembok dan secara paksa mengoyaknya.

“Tanaman ini akan tumbuh lagi dalam waktu seminggu. Yang berarti seberapa besar usahamu untuk membakar habis semua itu tidak akan gunanya, kecuali kau menghancurkan tanaman ini melalui akarnya.”

“Aku mengerti... Mereka mengambil langkah secara perlahan. Sedikit berbeda dari para iblis.”

Jeanne cemberut.

 “Staf kepala Tsekhman, hanya untuk memastikan saja, apakah tanaman ini berbahaya?”

“Tidak. Kami sudah memotong semua bagian yang beracun, sekarang yang masih tersisa hanya yang memiliki tingkat kesuburan yang paling tinggi.”

“Terima kasih, itu melegakan.”

“Tapi...”

Dia melihat ke lantai dua rumah sakit, tertutup oleh tanaman hijau, dan menghela.

“Jendral kami sangat membenci pemandangan ini. Lagi pula inilah yang diharapkan oleh Foreign Gods. Markas besar yang bisa kita sebut rumah kita, tercemari dengan cara seperti ini.”

Lalu dia mulai jalan lagi. Mereka sedang berada di lantai pertama dari rumah sakit. Seperti yang diharapkan, listrik disini dimatikan. Sebagian besar, bagian di dalam bangunan tidak ada tanda-tanda dari tanaman. Mereka bisa melihat lantai dan tembok secara utuh, dengan cat yang terkelupas saat mereka berjalan lebih jauh.

“Disebelah kanan kita adalah ruang konferensi, dan di belakangnya disebelah kiri adalah ruang latihan dan ruang perlengkapan.”

“Dimengerti, nanti aku ingin meminta blueprint dari bangunan ini. Juga peta dari bangsal, dan jika memungkinkan aku juga ingin membagikan nya setidaknya dengan petugas komandang.”

“Kami akan memulai persiapan”

Dengan anggukan, tentara tua berbalik ke arah tangga. Tapi, saat dia ingin membuat langkah, staf kepala Io Resistance berhenti.

“Jeanne-dono... Tidak, bagaimana jika aku bertanya padamu, Farin?”

Dengan kilatan di matanya, tentara tua berbicara dengan tentara wanita Urza Resistance.

"Seberapa banyak yang kau ketahui tentang Komandan kami?"

“Komandan Io Resistance bernama Dante Guelph Alighieri, seorang pria berumur 29 tahun. Keturunan dari keluarga kerajaan Io. Meskipun dia memimpin Io Resistance, karena asal kerajaannya, daripada disebut sebagai Komandan, dia menyebut dirinya seorang [kaisar].”

“Lalu?”

“Menjadi sangat bangga dengan pangkatnya, dia cenderung mudah iri, mudah curiga dan pendendam.”

Jeanne menurunkan nada suara seraknya.

“Jika waktunya berbeda, dia akan menjadi raja karena garis keturunannya. Dengan itu, dia menganggap penurunan dirinya menjadi komandan untuk sekelompok tentara belaka sebagai tugas yang tidak sesuai dan tidak tertahankan.”

"..."

“Dan dia akan mengarahkan amarahnya kehadapan Jeanne-sama. Seseorang yang memiliki pencapaian yang hebat dengan mengalahkan pahlawan iblis dan merebut kembali wilayah manusia. Dan tentu dia tidak memperbolehkan seseorang menjadi lebih unggul daripada dirinya, sang kaisar.”

“Seperti itu, Ksatria Cahaya Jeanne.”

Tentara tua tersebut berbalik ke arah mereka dengan tatapan serius.

“Untuk diriku, aku tidak bisa mengatakan apapun mengenai pemimpin kami. Tapi aku harap kalian mengerti satu hal: kami menyambut pertolongan tentara terhormat kalian dari lubuk hati kami yang paling dalam.”

“Tanpa memperdulikan apa yang akan Dante-dono katakan padaku, kan?”

“...”

“Dimengerti, tolong arahkan kami.”

Mereka melanjutkan melalui tangga dengan hening. Lalu, Kai merasa perempuan pirang mencolek punggungnya.

“Hei, Kai, aku tidak begitu mengerti sepenuhnya. Apa yang mereka bicarakan?”

“Kita mungkin tidak disambut dengan baik oleh pimpinan Resistance ini.”

“Kenapa? Bukankah kita hebat sekarang karena berhasil mengalahkan Vanessa?”

“Agak sulit bagi ku untuk menjelaskan. Yang penting, kita akan lihat bagaimana kelanjutannya setelah kita bertemu dengannya. Rinne, bersabarlah, tidak peduli bagaimana percakapan selanjutnya akan membuatmu marah, kau tidak boleh mulai menyerang.”

Mereka mulai berjalan ke tangga lantai dua. Meskipun saat ini merupakan siang hari, koridor hening ini terasa dingin dan menggigil. Udaranya sangat dingin yang bahkan membuat tubuh mereka membeku.

“Yang mulia.”

Dulunya merupakan kabinet dari direktur rumah sakit. Dan di depan pintu tersebut, staf kepala berhenti dan memanggil dengan suara yang menggema ke seluruh koridor.

“Komandan Jeanne, dari Urza Resistance, datang menemui anda.”

“...”

“Yang mulia.”

“Masuk.”

Staf petugas mendorong pintu masuk. Dari celah pintu yang terbuka, cahaya mulai keluar, cahayanya sangat terang hingga bisa membutakan mata Kai.

“Jadi kau datang?”

Lampu langit-langit ukuran raksasa bersinar dengan cahaya yang sangat terang. Karpet dengan warna anggur tergelar di lantai dan sudah pasti terlihat antik. Di tembok berjajar rapi gambar berbingkai dan di belakangnya bisa terlihat lemari dengan alkohol kelas atas.

Apa-apaan ruangan ini?

Ini mungkin terlihat terlihat seperti ruangan kerajaan dari dunia yang sesungguhnya.


Seorang pria gemuk duduk di meja yang cukup bagus. Dia merupakan kaisar Dante. Badannya yang gemuk terlihat sangat berminyak. Dia sedang menatap mereka dengan tatapan yang tajam di matanya. Tapi itu bukan lirikan dari seorang yang bijak.

“Saya komandan dari Urza Resistance, Jeanne E Anisu.”

“...”

“Ini suatu kehormatan bertemu dengan anda, Dante-dono.”

“Kau cukup lama.”

Ksatria Jeanne berdiri ditengah ruangan. Sementara itu, sang kaisar gemuk itu masih duduk di bangkunya.

“Aku dengar kau berencana untuk tiba disini ketika pagi hari, namun disini kau membuat ku menunggu?”

“Didalam perjalanan kami, kami diserang oleh wyvern. Oleh karena itu kami menghabiskan setengah hari kami memeriksa mobil kami dan menyembuhkan luka-luka kami.”

“Alasanmu tidaklah penting.”

Itu cukup tajam. Mulut Kai menjadi kaku saat melihat ucapan Jeanne yang langsung diabaikan. Sekarang dia paham apa yang staf kepala maksudkan.

“Aku mendengar mereka memanggil dirimu Ksatria Cahaya, benar?”

“Saya menyadari itu.”

“...Hmmm”

Sebagai pemimpin dari masing-masing pasukan Resistance, mereka seharusnya memiliki kedudukan yang sama. Dan mempertimbangkan Urza Resistance menjadi yang membantu disini, seharusnya kedudukan nya sedikit lebih tinggi. Mungkin Jeanne terlalu cepat memulai dengan kesopanan.


Tapi...

“Kenapa kau datang ke negeri ini?”

Sesuai dugaan, Jeanne tidak menyukai pertanyaan seperti itu dari kaisar.

“Kenapa, anda bertanya?”

“Kelihatannya kau mampu memukul mundur para iblis dan merebut kembali ibu kota Urza.”

“Itu benar.”

“Dengan hal itu, tujuanmu selanjutnya adalah mengulang kematian yang sama di negara ini, dan merebut Io Resistance untuk dirimu sendiri.”

 “...Mohon maaf, sepertinya ada sedikit kesalahpahaman disini.”

Kebencian yang datang darinya cukup menyegarkan. Meskipun begitu, Jeanne menahan diri dan menggelengkan kepalanya.

“Kami datang ke negara ini untuk meminta bantuan dari tentara terhormat anda.”

“Ini sesuatu yang dikerjakan oleh bawahanku atas kemauan mereka. Tanpa memberi tahuku.”

“Jika anda menyarankan... Tidak, mari kita hentikan perdebatan sia-sia ini. Kami siap bertarung bersama mu melawan Foreign Gods. Dan saya yakin bahwa bukanlah keinginan anda untuk membiarkan mereka mengambil alih negara ini, benar?”

“Tentu.”

“Jika masalah nya seperti itu, maka siapa yang mendapatkan pencapaian nya adalah hal yang sepele, benar kan?”

Kaisar mendecakkan lidahnya sambil tetap diam. Dia jelas terlihat kesal karena Jeanne tidak menanggapi provokasi jelasnya.

“Saya ingin memberikan satu saran pada anda.”

“Saran, padaku?”

“Saya harap kita mengalahkan Foreign Gods dan merebut kembali Io federation. Lalu pencapaian nya akan jatuh kepada siapa? Itu bukan sesuatu yang saya atau anda putuskan. Hal ini akan diputuskan oleh tentara kita dan orang-orang yang menyaksikan pertempurannya.”

“...”

“Jika anda haus akan pencapaian, maka anda harus berperilaku seperti pangkat anda. Jika anda melakukan itu maka, orang-orang akan secara alami memuja anda.”

“...Hmmm.”

 Sekali lagi mendecakkan lidahnya, kaisar menendang mejanya.

“Hei, Qubiley”

“Maaf membuat anda menunggu.”

Dari sisi pintu, muncul wanita ramping dan memberi hormat pada mereka. Dia terlihat berumur diantara dua puluh tahunan dengan rambut hijau pucat yang panjang dan mata emas, seperti bulan purnama. Dengan wajah yang terlihat dan senyuman yang lembut, Kai menarik nafasnya melihat kecantikan anggota staf.

Itu warna rambut yang tidak biasa.
 
Aku belum pernah melihat rambut seperti itu di Urza, apakah rambut seperti itu hanya ada di negara ini?


Dan kulitnya sangat putih.

“Kita memiliki tamu.”

“Kalian semua pria dan wanita dari Urza Resistance, benar? Datang sangat jauh untuk membantu kami, Saya berterimakasih atas itu. Saya Ajudan Komandan Qubiley.”

Dia membungkuk hormat. Menjadi Ajudan Komandan berarti dia dipercaya oleh Dante. Sejalan dengan staf kepala yang mengurusi pasukan, posisinya berarti harus selalu berada disisi Komandan sepanjang waktu.
<TLN : komandan diakhir kalimat maksudnya si kaisar.>

“Jika anda memiliki permintaan, tolong beritahu kami melalui departemen komunikasi Resistance. Dan jika anda memiliki urusan dengan Yang Mulia, saya akan senang jika anda datang kepada saya terlebih dahulu.”

“Dimengerti. Selanjutnya saya ingin kita mulai membicarakan situasi konflik kita dengan Foreign Gods...”

“Ini tugasmu, Tsekhman."

“Baik, tuan.”

Tentara tua memberikan jawaban yang tegas.

“Yang mulia, saya ingin memulai diskusi kita dengan Urza Resistance secepatnya. Dalam waktu setengah jam, saya ingin meminta anda untuk datang ke ruang konferensi di lantai pertama.”

“Ya, aku mengerti, aku mengerti.”

Kaisar melambai secara tak acuh ke hadapan mereka. Yang menunjukan dia ingin kami untuk keluar secepat mungkin.”

“Maka, Jeanne-dono, kita harus pergi lebih dulu, aku akan mengarahkanmu.”

“Dimengerti, staf kepala Tsekhman, kuserahkan padamu.”

Saat mereka meninggalkan Ruang Komandan dan tentara tua menutup pintu, mereka bisa mendengar pukulan keras ke meja.



Sore hari. Bangunan-bangunan, yang mengelilingi rumah sakit, dicat dengan warna merah gelap.

“Tapi tetap Io Resistance memiliki markas besar yang cukup besar. Mereka bisa membangun sebanyak apapun yang mereka inginkan dari tanah latihan dan gudang, hanya bermodalkan wilayah satu bangsal secara utuh.”

“Benar, dan bukannya mereka mengatakan bahwa sisa nya akan menjadi pabrik industri dan pabrik produksi?”

Ashlan dan Saki sedang mengaduk panci mendidih diatas kompor. Mereka berdua sedang menyiapkan sup, berwarna merah. Mereka membuat orang-orang yang ada dibawah membuka jendela. Karena tidak ada ruangan untuk menyiapkan makanan untuk Urza Resistance yang datang secara tergesa-gesa untuk membantu. Mereka harus menyiapkan dan makan makanan tersebut diluar ruangan.

“Tetap saja... Apa kita sungguh bisa memakannya?”

Ashlan, yang memegang centong, sedang mengambil sayuran matang dari panci. Kali ini sayuran berakar biru. Kai belum pernah sayuran seperti ini, dan ini berasal dari belakang bangunan.

“Memotong dan memasak sayuran ini dari hutan elf akan membantu kita terlindungi dari [penghijauan], jadi sebenarnya kita menyelesaikan dua masalah sekaligus... Tapi aku benar-benar khawatir mengenai perutku.”

“Dan buah-buahan ini juga.”

Saki menyendoki buah yang berbeda.

“...Rinne, apakah ini benar-benar aman untuk dimakan? Ini memiliki bau yang kuat dan agak asam.”

“Ya, aku juga pernah memakannya.”

Rinne satu-satunya yang memperhatikan ke panci dengan senyuman lebar. Memegang piring kemah dengan kedua tangannya, Rinne sudah tidak sabar untuk makan malam.

“Hei, Ash, apa masih belum matang?”

“ini perlu dimasak sedikit lebih lama, jadi mohon tunggu Rinne-chan... Omong-omong, Kai, apa yang kau lakukan disana?”

“Memeriksa senjata.”

Berdiri ke samping panci memasak, Kai duduk di puing dan memegang senapan serbu abu-abu di tangannya.

“Aku meminjam senjata dari Io Resistance jadi aku ingin memeriksa peluru apa yang bisa dipakai.”

“Seharusnya tidak berbeda, kurasa?”

“Mereka menggunakan jenis kaliber yang berbeda. Ini sedikit lebih kecil, dibandingkan dengan senjata yang kau dapat, Ashlan, dan sebaliknya ini di desain untuk menekan sentakan dari senjata.”

Ini mungkin karena perbedaan antara musuh yang pernah mereka lawan. Iblis memiliki gargoyles dengan kulit yang keras. Sedangkan Foreign Gods hanya memiliki badan yang terbuat dari daging, yang mana ini tidak terlalu kuat.

Oleh karena itu, bahkan senjata dengan kaliber lebih rendah akan mempan terhadap mereka.

Meskipun begitu, pakaian roh elf dan pelindung dari malaikat akan menjadi masalah.

Tapi jika senapan serbu ini mempan, maka drake nail ku juga akan mempan.


Apa yang Kai ingin periksa bukan hanya kekuatan tembakan dari senjata Io Resistance, tapi juga  untuk membandingkan kekuatan dengan drake nail miliknya.

“Semenjak bangsal ini masih menjalankan sebagian fasilitas bersenjatanya, situasi yang mereka miliki berbeda dengan Urza. Berkat itu mereka bisa mempertahankan potensi perang yang mereka miliki. Meskipun alasan utama nya sepertinya karena mereka miliki pak tua yang berpengalaman.”


“Staf Kepala Tsekhman, maksudmu?”

“Ya, meskipun Kai seharusnya lebih tahu karena dia yang lebih sering berbicara dengannya. Dan dia juga ikut didalam rapat strategi harian.”

“Aku pikir dia tentara yang bisa diandalkan.”

Mereka baru bertemu baru-baru ini, tapi Kai sudah memiliki kesan di pikirannya kalau staf kepala itu merupakan tentara yang cerdas dan kuat.

“Dia membagikan informasi mengenai Foreign Gods dan persiapan pasukan mereka didepan, tanpa berusaha menyembunyikan apapun. Staf kepala Tsekhman... Kurasa dia sungguh mengharapkan dukungan dari Jeanne.”

“Staf kepala itu katamu?”

“Saki, Ashlan, kalian akan terkejut melihat Komandannya.”

“...Ah, kami mendengar beberapa rumor. Disaat kami sedang berkenalan dengan tentara Io, kami juga membahas mengenai pemimpin mereka.”

Sambil memegang centong di tangan satu nya, Saki mengangkat bahunya.

“Mereka bilang mereka iri. Kau tahu seperti apa, Jeanne-sama masih muda, berpenampilan menarik, gagah, dan memiliki keberanian untuk melakukan ekspedisi ke negara lain.”

“Jadi apa yang tentara Io Resistance katakan?”

“Mereka tidak benar-benar menghina atasan mereka. Mereka hanya mengatakan bahwa da adalah kebalikan dari komandan. Hanya itu saja.”

“...Hanya itu.”

Pada saat siang hari saat mereka melaksanakan rapat strategi, komandan Dante tidak mengatakan kata apapun hingga akhir pertemuan.

Tentara harus berurusan dengan segala macam strategi – itu merupakan perilaku dari keturunan kerajaan. Dan Kai benar-benar kehilangan kata di hadapan sikap sombong ekstrim itu.

“Ini hanya sekedar pendapat ku saja, tapi kurasa dia tidak begitu menyukai Jeanne. Dan jika harus jujur, aku penasaran apakah dia bisa menerima Jeanne.”

Sang ksatria, yang mengalahkan pahlawan iblis Vanessa dan merebut kembali wilayah umat manusia, memegang pencapaian yang besar di Perang Besar ini. Untuk sosok angkuh seperti kaisar Dante, pasti akan menjadikan Jeanne sebagai rival terbesar nya.

“Dan rapatnya sendiri berjalan dengan lancar berkat pendekatan staf kepala Tsekhman.”

“Pak tua itu pasti merupakan tentara dengan pengalaman dan tingkat keahlian bertarung paling tinggi diantara para tentara Io Resistance.”

“Bagaimana dengan Ajudan Komandan Qubiley?"

“Ah, itu benar! Kai, kau melihatnya, kan? Ajudan yang cantik itu!”

Ashlan berdiri dengan semangat.

“Dia perempuan yang sangat cantik, kan?”

“...Dasar, Ashlan. Kai, kau tidak perlu menjawab itu.”

“Bukan itu, Saki, ini juga yang kita dengar dari tentara Io juga, kan? Komandan mereka, Dante, memilih pengawal berdasarkan penampilannya dan membuat wanita yang paling cantik menemani dirinya.”

“Dia itu...”

Untuk sesaat, Dia berpikir. Dia mencoba mengingat waktu dia melihat pengawal Komandan. Saat di kantor Dante, dan pada saat rapat di pagi hari. Dia tidak akan menyangkal mengenai kecantikan perempuan itu dengan aura yang tidak biasa tentang dirinya. Dan terutama, warna mata dan rambutnya. Semua terlihat seperti sesuatu yang kau lihat di buku dongeng.

“Dan disinilah Rinne.”

“Hm? Kai, ada apa?”

“Tidak, bukan apa-apa. Hanya memikirkan kau begitu antusias memperhatikan depan panci itu.”

Ke arah Rinne yang kembali menatapnya, Kai membalasnya dengan senyuman kecil.

Jika membahas mengenai perempuan cantik, Kai juga memikirkan Rinne. Dengan darah campuran elf miliknya, dia memiliki wajah yang cukup cantik. Ditambah lagi, akan sulit jika tidak menyebut Dark Empress Vanessa dan Ratu Succubus Hinemarill.    

Di posisi pertama ada Jeanne.

Di dunia yang sesungguhnya, Dia dikenal dengan sebutan [Valkyrie].


Jeanne secara alami memiliki wajah yang anggun dan bermartabat. Tapi meskipun begitu, dia juga cantik, dia berada di tingkatan yang berbeda. Namun jika dia harus membandingkan, maka kecantikan Ajudan Komandan Qubiley akan mendekati Rinne.

“Hei, Kai, apakah Qubiley merupakan perempuan yang ada di samping pria itu?”

“Aku mengerti, Rinne tidak hadir pada rapat itu.”

Baginya obrolan antara manusia selama berjam-jam pasti akan terasa membosankan. Disaat rapat Rinne memilih meluangkan waktunya untuk tidur, di belakang bangunan.

“Tidak biasa bagi Rinne untuk tertarik dengan manusia.”

“Mmm.”

Gadis pirang itu memiringkan kepalanya.

“Kau tahu...”

“Ternyata kalian disini.”

Suara serak menutupi suara Rinne. Farin berjalan dengan pedang yang disarungkan di tangannya.

“Farin-sama!?”

“T-terima kasih atas kerja kerasnya.”

“Tenanglah. Aku hanya mampir sebentar.”

Kata pengawal perempuan kepada Saki dan Ashlan, yang sedang bergegas berdiri siaga. Lalu dia duduk sambil tetap memegang pedangnya di tangan kanannya.

“Ini hanya pedang latihan. Jadi ujung nya tumpul.”

Sadar akan tatapan Kai, Farin membalikkan pedang yang ada di tangannya.

“Aku sudah bertemu dengan tentara Io.”

“Berduel maksudmu?”

“Itu bukan sesuatu yang serius, ini merupakan cara tercepat untuk saling mengenal. Dan karena aku yang menang, sesi rapat besok akan dipimpin oleh Jeanne-sama.”

Farin lalu menunjuk dengan tatapan matanya sejauh 10 meter dari kelompok Kai. Kearah Komandan yang sedang berjalan di antara pasukan yang sedang menikmati makanan mereka.

“Dante terlihat senang ketika bersama mereka yang berada dibawahnya.”

Farin mengatakannya dengan suara yang hanya bisa didengar oleh mereka berempat: Kai, Rinne, Saki dan Ashlan.

“Semenjak kekalahan di Perang Besar, belum ada acuan untuk menjalin kerja sama antara manusia diantara negara yang berbeda. Dan karena ini merupakan yang pertama kalinya, Kita memiliki sedikit masalah perebutan kekuasaan antara dua pasukan tentara.”

Ada Io Resistance yang harus dibantu, dan Urza Resistance yang menjawab bantuan. Lalu ada dua komandan. Tapi memiliki dua pemimpin hanya akan menimbulkan perpecahan di antara para bawahan.

“Pasukan Resistance berisi banyak manusia, dan manusia hanya memerlukan satu pemimpin. Jika terdapat dua pemimpin, maka para bawahan nya akan kebingungan.”

Prajurit wanita menancapkan pedangnya ke tanah dan melanjutkan dengan suara pelan.

“Dante akan menjadi sosok pimpinan dengan otoritas seluruh markas besar. Tapi sosok pemimpin tertinggi sesungguhnya di medan tempur, dalam artian sosok yang akan memiliki otoritas sepenuhnya, dan itu adalah Jeanne-sama. Jika staf kepala Tsekhman bertanggung jawab atas taktik untuk para tentaranya, Maka dari pihak Io seharusnya tidak akan masalah.”

“...Jeanne?”

“Ini hanya perkiraanku, aku dan staf kepala.”

Farin menjawab dengan keseriusan.

“Bagi Dante, yang terpenting baginya adalah dirinya sendiri. Dia mungkin Komandan mereka, tapi dia tidak memiliki pengalaman bertarung dengan Foreign Gods. Dia hanya memberikan perintah dari markas besar dan para bawahannya sudah cukup lelah dengan keadaan ini.”

“Aku bisa membayangkannya.”

“Sisanya akan tergantung pada Jeanne-sama. Apakah mungkin untuk menang dengan tentara dari negara lain atau tidak.”

Sang prajurit wanita berdiri, dan membiarkan pedangnya tertancap di tanah.

“Dan untuk besok Jeanne-sama memutuskan untuk pergi ke hutan elf. Dia berencana untuk menjelajahi hutan tersebut yang sudah menjadi tempat tinggal Foreign Gods.”

“Dimengerti. Lalu aku dan Rinne...”

“Jeanne-sama akan pergi kesana sendirian.”

“Eh?”

“Dia tidak akan membawa pasukan dari pihak kita sama sekali. Jeanne-sama akan diarahkan oleh para petinggi Io Resistance. Tidak ada cara lain untuk mendapatkan kepercayaan mereka, selain mempercayakan hidupnya ke mereka. Dia juga mengerti akan hal itu.”

Dengan suara ‘hah’, Farin menyipitkan matanya dan mengangkat bahunya. Bagi Kai ini merupakan pertama kalinya dia melihat gestur seperti itu darinya

“Bagiku ini terasa kurang nyaman, tapi dia tidak ingin mendengar perkataanku.”

“Lalu, kau juga akan berjaga di markas?”

“Aku sudah memutuskan jika Jeanne-sama tidak kembali dari hutan, aku akan membakar dan memotong habis apa yang tersisa dari Foreign Gods.”

Farin berbalik dan dia bisa melihat keteguhannya. Keinginannya untuk menghancurkan Foreign Gods benar-benar datang dari kesetiaan mutlak kepada tuannya. Sebelum Kai bisa mengucapkan sepatah kata prajurit terkuat Urza sudah pergi berbalik.



Federasi Io, delapan bangsal Cassiopeia. Di balai, yang dikelilingi oleh bangunan yang terselimuti oleh tanaman hijau, sorakan dari tentara Io bisa terdengar.

“Kami baru saja kembali. Hutan elf benar-benar tempat yang luar biasa.”

Jeanne, yang memimpin tentara elit Io Resistance, baru saja kembali. Mereka berangkat pada saat matahari terbit, dan meskipun satu jam kemudian, mereka kembali pada sore hari tanpa luka sedikitpun.

“Aku sudah membuatmu khawatir, tapi kami menemukan sesuatu di hutan elf. Staf kepala Tsekhman!"

“Ya, pak!”

“Mulai persiapan untuk rapat. Aku akan secara langsung melaporkan penemuan kami kepada setiap petugas komandan.”

“Aku akan segera memulainya.”

Tentara tua itu sangat bersemangat sambil membungkuk. Dia sungguh merupakan pria yang hebat, tapi dibandingkan yang kemarin tatapan nya memiliki semangat baru. Sepertinya dikarenakan pengaruh semangat dari Jeanne.”

“Semuanya, kalian sudah bekerja dengan baik.”

Jeanne menunjukkan rasa terima kasih nya kepada setiap anggota pasukan elit. Wajah-wajah dari tentara Io benar-benar terlihat berbeda, jika dibandingkan dengan kemarin. Diantara para tentara yang menyapa Jeanne, beberapa dari mereka bahkan kesulitan berbicara karena gugup. Jeanne benar-benar berbeda dengan Komandan Dante. Tepat setelah tiba disini kemarin, pada esok harinya Jeanne pergi menyelidiki hutan elf, yang ditolak dengan keras oleh kaisar mereka. Dan berhasil kembali dengan tentara Io.

“Dari tatapan mereka terlihat jelas. Mereka ingin pemimpin yang seperti itu.”

Kai mengatakan itu, sambil melihat ke arah tentara Io, yang mengelilingi Jeanne.

“Tapi kau memiliki pendapat yang berbeda.”

“...”

Farin, yang bersandar ke tembok di belakang bangunan, tetap diam semenjak kembali nya Jeanne. Secara perlahan mengangkat kepalanya.

“Lalu seperti apa diriku saat ini?”

“Ketika Jeanne pergi melakukan penyelidikan ke wilayah Foreign Gods, dia kembali satu jam kemudian yang membuatmu khawatir.”

“Aku akan menasehati Jeanne-sama nanti.”

Farin bangun dari keadaan lelahnya. Sampai tuannya kembali, pengawal ini menunggu kepulangan tuannya selama lebih dari 10 jam tanpa makan.
<TLN : masya allah ukhti, kau sangat setia.>

“Rinne, aku akan pergi rapat, tapi apa yang ingin kau lakukan?”

“Mmm... rapat lagi?”

Rinne sedang berbaring diatas beberapa runtuhan sambil berjemur sinar matahari. Si wanita muda, yang sangat menikmati tidur siang nya, membuka mata nya saat dia mendengar suara Kai. Satu-satunya yang bisa tetap tenang, saat begitu banyak tentara melakukan baris berbaris, itu pasti Rinne.

“Kapan kita akan melawan malaikat dan elf?”

“Setelah kita selesai melakukan persiapan. Kita bisa dengan mudah menyerang Vanessa karena dia berdiam diri di dalam istana nya. Tapi ini akan berbeda dengan Foreign Gods.”

Hutan elf, desa kurcaci, persembunyian peri, dan taman malaikat. Semua ini merupakan wilayah yang tidak diketahui oleh manusia. Akan sangat jelas jika secara sembarangan melewati nya malah akan jatuh kedalam perangkap. Jadi mereka harus secara hati-hati melakukan penyelidikan.

“Isi rapat itu juga hanya tentang duduk saja...”

“Lalu kau akan menunggu disini?”

“Ya, aku mungkin tidak disukai oleh manusia itu... dia melihat kesini lagi.”

“...”

Rinne sedang menunjuk... ke arah lantai kedua dari markas Resistance. Kai melihat ke arah jendela yang ditunjuk, yang mana tertutupi oleh tanaman merambat dan lumut. Tapi sangat gelap, dia tidak bisa melihat apapun, tapi Rinne, yang mana merupakan ras yang berbeda, bisa melihat dengan jelas berkat penglihatannya.

“Apa itu Dante?”

“Ya, dia sudah melihat kesini semenjak pagi. Aku mengabaikannya karena itu tidak sopan, tapi haruskah kubilang dulu?”

“...Tidak, Aku pikir itu tidak apa-apa untuk berpura-pura tidak memperhatikan.”

Dia menggelengkan kepalanya sebagai respon kepada Rinne. Sekarang kerja sama antara Io Resistance diperlukan bagi mereka untuk melawan Foreign Gods. Jadi dia ingin menghindari perselisihan dengan pria itu dengan tidak terlalu memperdulikan pria itu.

“Kalau begitu, Rinne, aku akan segera kembali, tunggu aku disini.”

Kai melambai ke gadis itu, dan berjalan ke arah pintu masuk rumah sakit yang mana merupakan markas mereka.

Perspektif berubah.

Balai kota, dikelilingi oleh bangunan yang ditinggalkan, dijaga oleh tentara. Dan seorang pria melihat ke arah mereka dari atas lantai kedua rumah sakit.

“...”

Kaca jendela itu sudah tertutupi oleh tanaman merambat. Alasan kenapa dia melihat melalui jendela yang lebih kecil karena dia menyadari bahwa bawahan nya tidak terlalu menyukai dirinya.

“...Jeanne...!”

Melalui jendela itu dia melihat, lebih dari ratusan tentara berkumpul mengelilingi sosok ksatria muda. Yang baru saja kembali dari hutan elf... yang berada di selatan bangsal ke delapan Cassiopeia dan yang menjadi tempat tinggal Foreign Gods.

“Pergi melakukan penyelidikan di tempat seperti itu? Meskipun tidak mengetahui jenis perangkap seperti apa yang sudah menunggu di sana...!”

Ada juga risiko mengenai tertangkap dan terkurung. Lalu menerima penyiksaan, pelecehan dan bahkan kehilangan nyawa. Mempertimbangkan bahayanya, itu merupakan sesuatu yang tidak terpikirkan bagi Komandan seorang diri untuk memimpin pasukan penyelidikan.

“Apa ksatria cahaya ini waras!?”

Dia menendang tembok dengan penuh kekuatan. Suara tumpul menggema ke seluruh ruangan, pimpinan Io Resistance Kaisar Dante dengan kesal menggertakkan giginya. Sang Jenderal yang tidak mau bergerak. Sang Raja yang hanya berdiam diri di tahta nya.

“Penyelamat ini yang mengalahkan pahlawan iblis? Pria seperti apa yang bisa melakukan itu? Pemimpin pasukan yang sembarangan berdiri di garis depan! Kau benar-benar tidak tahu apa-apa mengenai posisi mu sebagai Jendral!”

Ada dua poin yang membuat dia kesal. Pertama tindakan sembrono dari Komandan Urza Resistance. Awalnya mungkin terlihat seperti tindakan yang berani, tapi menurut pandangan Dante itu tidak lebih dari tindakan yang sembrono. Itu jauh dari perilaku Dante.

Tapi ada satu hal lagi. Yang benar-benar tidak bisa dimaafkan... Melihat sosok seperti Jeanne untuk bertindak seperti itu, para tentara nya mulai bersemangat. Mereka mengelilingi ksatria berambut perak dengan sorakan, untuk memuji pencapaiannya.

“Mereka semua tidak memiliki otak selain tumbuhan elf!”

“...Yang Mulia.”

Dia mendengar suara indah dari Ajudannya, yang sedang berdiri disamping Dante.

 “Qubiley, apa kau berniat untuk menceramahi ku?”

“Aku tidak akan berani.”

Prajurit wanita itu merespon dengan senyuman yang anggun. Senyuman wanita ini bisa menjadi air untuk memadamkan bara api yang dahsyat.

“Orang-orang diluar hanyalah sekumpulan orang-orang biasa. Mereka tidak layak untuk menenangkan hati Yang Mulia.”

“Mereka hanya terpengaruh oleh karisma ksatria Jeanne itu sekarang. Yang Mulia tidak perlu menghadiri rapat pada malam ini. Saya sendiri yang akan menghadiri nya.”

“Qubiley, sepertinya diantara para bawahan yang kumiliki, hanya kau satu-satunya bawahan yang layak.”

Yang lain hanyalah tentara yang kacau. Hanya Ajudannya yang memahami pemahaman idealisme nya.

“Mereka akan segera mengingat siapa raja dari wilayah ini. Dan sudah pasti itu bukan pejuang dari luar.”

Tapi keesokan harinya, di hari ketiga sejak kedatangan Urza Resistance ke Io Resistance, dukungan Jeanne tumbuh melampaui apa yang Dante bayangkan.

Selama penjelajahan hutan elf kemarin, mereka menyimpulkan rute patroli untuk hutan elf dari jejak kaki, yang mereka temukan. Setelahnya, Informasi mulai menyebar di antara para tentara Io, dan dukungan Jeanne sudah mencapai ke titik dimana dapat mengancam posisi Dante.

“...Para tentara biadab ini!”

Dia memukul meja nya dengan sangat kuat sampai membuat gelas di atasnya bergetar. Itu merupakan skenario terburuk dimana seseorang, yang dikenal sebagai sosok penyelamat Federasi Urza dan pahlawan yang mengalahkan pahlawan iblis, akan datang, yang mana memiliki potensi untuk mengguncang posisinya. Jika dikatakan lebih lanjut, tingkat pengaruhnya sudah jauh melampaui ekspektasinya. Para tentara yang berpikiran sederhana ini bisa dengan mudah dirubah oleh si Komandan asing ini.

“Mengenai pengawal yang dikenal sebagai Farin, berdasarkan informasi dari Tsekhman..."

Ajudan Komandan Qubiley dengan anggun memberikan laporannya. Berbeda dengan warna kulit merah, seperti tomat milik Dante, kulitnya sangatlah putih dan indah sehingga terlihat transparan.

“Keberadaannya juga memerankan peran penting dalam mendukung Jeanne. Semenjak masa remaja nya dia adalah tentara pengembara yang bergabung ke pasukan Resistance diseluruh dunia. Dan ada juga catatan mengenai pengabdiannya di negara selatan, dimana dia menumbangkan sosok drake berukuran sedang seorang diri. Itu sudah membuat nya menjadi sosok legenda.”

Dia adalah titisan naga yang terbang menembus pertempuran dengan taring naganya dan ditakuti oleh para iblis. Dan namanya sudah terdengar bahkan disini di Io.

“Bahkan tentara yang berpengalaman memiliki sedikit kecenderungan untuk tunduk kepada siapapun yang memiliki prestasi di medan tempur. Dan ada banyak orang di antara tentara kami yang berpikir, sebagai penguasa naga itu, bahwa dia dapat dipercaya.”

“Aku paham itu!”

Suara yang pecah bisa terdengar. Dante menghancurkan gelasnya, dia mengepal dan membentak.

“Aku termasuk ke dalam garis keturunan kerajaan Io dan jika waktunya lebih baik orang-orang pasti sudah tunduk kepada ku. Tapi kenapa... Mereka harus memberi ku banyak masalah!”

“Yang Mulia.”

Wanita yang cantik menempatkan peta yang tidak kenal diatas meja. Itu adalah...

“Rute melewati hutan elf...?”

“Ya, ini merupakan peta yang dibuat kesatria cahaya buat kemarin. Jadi ini rencanaku, awalnya mungkin tidak akan cocok dengan Yang Mulia.”

Di Hadapan tuannya yang terlihat ragu dengan peta tersebut, Ajudannya hanya memberikan senyuman anggunnya.

“Jika ini berhasil, maka posisi Yang Mulia akan kembali kokoh.”

Perspektif kembali berubah.

Lantai pertama markas besar Io Resistance. Saat rapat sudah selesai, Jeanne keluar dari ruangan dan mengepalkan tangannya.

“Kemungkinan dengan hasil terbaik.”

“Mengambil resiko untuk terjun menjelajahi hutan elf memiliki efek.”

Farin, yang berdiri disamping Jeanne, mengangguk setuju. Tanpa diduga mereka berbalik ke arah koridor.

“Pasukan pengawal, sebentar lagi adalah waktu kita bersinar. Jangan lengah ke persiapan kalian.”

“...Inilah saatnya.”

Di pojok koridor yang gelap, Kai menarik napas nya.

“Kau dengar mereka, Rinne.”

“Fu-fuii?”

Gadis muda ini kebingungan. Selama kurang lebih satu jam rapat, Rinne mampu tidur dalam keadaan berdiri.

“Y-ya! Ehm, Kai, ada apa ini?”

“Pasukan Resistance akan mulai menyerang hutan elf. Dan seperti yang kau dengar, kita adalah pengawal Jeanne, jadi aku pikir kita akan bertarung bersama.”

Yang berarti mereka aka nada di garis depan. Kesatria cahaya akan memimpin garis depan dari Resistance. Itu merupakan gaya nya untuk memikul tanggung jawab penuh. Dan pengawal nya tidak lain adalah Kai dan Rinne.

“Kenapa seperti itu? Aku sudah juga bisa, selama aku bersama Kai, semua akan baik-baik saja.”

“...Aku sangat berterima kasih atas sikap positifmu, Rinne.”

Sebagian diri Kai merespon dengan senyuman kecil tapi sebagian lainnya merasa lega karena ucapannya. Dia tahu betapa bisa diandalkan nya Rinne, lebih dari siapapun. Ditambah lagi melihat keceriaannya memberikan semangat tambahan.

“Jeanne? Katamu ini merupakan kemungkinan dengan hasil terbaik.”

“Seperti yang bisa kau lihat.”

Para tentara mulai berkeluaran dari ruangan. Termasuk petugas komandan dari pasukan Io Resistance yang menghadiri rapat. Diantara mereka merupakan staf kepala Tsekhman, yang menyadari tatapan Jeanne, memberikan sedikit anggukan.

“Para tentara Io Resistance cenderung mengakui saya sebagai komandan pasukan gabungan di medan perang kita. Tapi tentu Dante ditempatkan sebagai komandan tertinggi.”

Diakui sebagai komandan di medan perang, tidak hanya memberi pangkat baru baginya. Itu juga berarti mereka sudah mempercayai hidup mereka kepada Jeanne. Tentara yang berpengalaman sangat berhati-hati untuk tunduk pada pangkat atau ketenaran. Jadi mengakui Jeanne memiliki arti yang sangat dalam.

“Itu hebat, Jeanne.”

“Itu setimpal dengan mempertaruhkan nyawaku. Sejujurnya sangat menakutkan pergi ke hutan elf lusa kemarin... Nah, itu jadi cerita kita. Pihak Io tidak perlu tahu.”

Senyum malu tertampil di wajah Jeanne. Melihat wajahnya seperti itu – mengingatkannya kembali akan kenangan teman masa kecil nya di dunia yang asli.

Lagipula dia juga dikenal dengan sebutan Valkyrie.

Pada saat di MDA, dia dipanggil seperti itu bukan hanya dari rekan-rekannya, tapi juga dari para atasannya.


Dari kecil dia sudah belajar mengenai strategi militer dari para veteran. Dan beberapa generasi garis keturunannya memiliki bakat seorang pemimpin. Ditambah lagi dia sosok yang cantik dan pemberani. Di dunia ini mungkin dialah satu-satunya yang bisa menyalurkan itu ke otoritas, setelah diasah.

“Ada satu kekhawatiran yang kumiliki...”

Jeanne melihat kembali ke ruangan kosong ketika orang terakhir keluar.

“Kai, Rinne, sekarang di antara para tentara yang pergi meninggalkan ruangan, apa kau menyadari siapa yang tidak ada?”

“Dante.”

“Satunya lagi bernama Qubiley, kan?”

Kedua jawaban itu benar. Tapi saat Kai menyadari ada Komandan yang tidak ada, Rinne menjawab dengan Ajudannya. Yang dia rasa itu aneh.

Biasanya Rinne tidak akan memikirkan untuk mengawasi manusia. Tapi lalu dia pikir kembali, Dan ini merupakan bukanlah pertama kalinya.

[Hei, Kai, apa Qubiley itu perempuan yang berdiri disamping pria itu?]

[Tidak biasa bagi Rinne untuk tertarik ke manusia.]

“Keduanya benar. Dante tidak hadir di rapat hari ini. Dan Ajudannya, yang mana hadir hingga kemarin, juga tidak hadir karena urusan penting. Nah, Tsekhman, harus melaporkan detail dari hasil rapat...”

“Tunggu sebentar, Jeanne.”

Dia menyela perkataan sang kesatria yang mengerutkan dahinya.

“Rinne, apakah ada sesuatu yang kau khawatirkan mengenai Ajudan Komandan?”

“...Aku tidak yakin.”

Wajah wanita blasteran terlihat bingung.

“Kau tahu, baunya mungkin? Mm, tapi aku tidak begitu yakin mengenai bau manusia... Aku tidak ingin menyebabkan masalah ke Kai dengan menimbulkan kesalahan.”

“Aku tidak keberatan, silahkan bicara.”

“Ini sedikit mencurigakan. Kau tahu... Dia tidak memiliki bau seperti manusia.”

Perkataan ini...

“Biarkan kami dengar detailnya.”

Farin merupakan yang pertama kali bereaksi.

“Kita harus pergi ke ruang konferensi, akan jadi masalah jika seseorang mendengar kita.”

Perspektif berubah

Markas besar Io Resistance, kantor Komandan.

“Yang Mulia, apa anda memanggil saya?”

Lampu gantung yang terlihat mewah dinyalakan dan menerangi malam yang sunyi, bahkan ketika tanaman tertidur. Sepatu tentara secara tegak berdiri di karpet berwarna ungu anggur. Staf kepala Tsekhman berdiri secara tegak. Komandan Dante sedang duduk di mejanya, dan menatap ke arahnya sambil menempelkan kedua tangan di dagunya.

“Yang Mulia...”

“Tsekhman, terima kasih atas kerja kerasmu selama rapat hari ini.”

Ucapan terima kasih ini datang dari Ajudan wanita yang berdiri disamping Komandan.

“Saya mohon maaf bahwa saya dan Yang Mulia tidak bisa hadir. Saya merasa tidak enak badan hari ini.”

“Tidak, tidak apa-apa, Aku bersyukur melihatmu kembali sehat.”

Sakit? Tidak ada tanda-tanda itu – Tsekhman berusaha sebaik mungkin menahan kata itu.

Sungguh wanita yang menakutkan.

Aku tidak bisa memahami apa yang sedang dia pikirkan.


Di tahun ini dia akan berumur 50 tahun. Meskipun kekuatannya sudah menurun, dia sudah menjadi tentara aktif selama 32 tahun dan Tsekhman memiliki tatapan kebanggaan di matanya bagi pasukan nya. Lalu bagaimana dengan wanita ini? Empat tahun lalu dia tiba-tiba muncul dan menjadi Komandan yang ada disamping sebagai Ajudannya. Kesan yang dia miliki terhadap dirinya adalah dia tidak memiliki bakat memimpin dan senyumannya yang tidak pernah hilang hanyalah sebuah topeng.

“...Jadi, apa yang ingin anda bicarakan?”

“Saya punya berita bagus. Staf kepala.”

Melihat dia sudah menyiapkan segalanya, sang wanita memberikan sinyal kepada Komandan yang sedang duduk di dekatnya.

“Yang Mulia sudah membuat pilihan. Yang mulia berinisiatif untuk pergi ke selatan dimana hutan elf berada. Dikenal dengan nama wilayah Foreign Gods.”

“Apa!?”

“Komandan Jeanne-dono sudah mengambil peran di perang. Jadi Yang Mulia memilih kita tak boleh kehilangan kesempatan seperti ini.”

Itu sesuatu yang tidak masuk akal. Bagi sang kaisar, yang sudah bertahun-tahun tidak berpindah dari posisinya.

"Tsekhman."

Komandan Plum berdiri dengan tenang.

“Aku tahu. Kesetiaan tentara ku sudah mulai beralih ke Komandan itu.”

“...I-itu...!”

“Ini menyebalkan, tapi tentu jika aku berhadapan dengan perang seorang diri, kau pasti akan paham maksudku. Aku akan pergi ke hutan elf berada.”

“...”

Dia kehilangan kata-kata. Lagipula itu terdengar seperti kaisar ingin melakukan apa yang Jeanne pernah lakukan. Bahkan jika dia mencoba untuk mengikuti Jeanne, bukan berarti dia akan mendapatkan rasa hormat yang sama. Itu merupakan pendapat jujur dari staf kepala.

“...Bagi saya yang menjadi sebagai staf kepala sekaligus bawahan anda, keberanian anda sangatlah meyakinkan. Tapi saya ingin mendengarkan tujuannya. Ketika kita tiba di hutan elf, apa rencana kita?”

“Tujuan kita adalah para elf dan malaikat. Aku berniat menangkap tawanan.”

“Apa!? Bagaimana caramu untuk mencapai itu?”

“Kami menemukan jejak mereka. Dan pasukan penjaga kami sudah menyelesaikan penyelidikan di hutan elf. Kami baru saja menerima laporan mereka.”

Dia tidak mendengar laporan apapun. Mempertimbangkan pengalaman nya sebagai seorang tentara, dia seharusnya menjadi yang pertama untuk diberitahu mengenai informasi penting seperti ini.

“...”

“Apa anda khawatir? Mengenai Yang Mulia.”

Dia mendengar suara yang tenang dan lembut dari Ajudan Komandan. Seperti dia bisa melihat isi pikirannya.

“Operasi ini direncanakan dimulai 2 jam lagi. Pada malam hari pukul 12 malam kita akan berangkat dari tempat ini.”

“Pada tengah malam!? T-tapi dalam waktu sesingkat itu, Urza Resistance akan...”

"Tsekhman, pikirkan kenapa saya harus berangkat di tengah malam?”

Tidak banyak yang harus dipikirkan. Itu agar sesuai dengan urutan Urza Resistance. Atau lebih tepatnya, agar lebih unggul dari Komandan Jeanne. Bagi kaisar sendiri bagian paling pentingnya adalah untuk mendapatkan pencapaian bagi dirinya sendiri.

“...Dimengerti.”

Dia membungkuk dengan kaku.

“Tapi Yang Mulia, jika kita akan pergi ke hutan elf, kita harus dalam keadaan siap tempur. Aku meminta izin untuk menemani anda untuk saya dan para anak buah saya.”

“Aku izinkan. Tapi aku melarang mu membocorkan hal ini ke pihak Urza... Mari kita lihat, bagaimana dengan memberi tahu mereka ketika kita tiba disana.”

“...Baik, pak.”

Memberitahu mereka setelah mereka telah tiba di hutan elf itu berarti Komandan Jeanne akan, yang mana mengejar mereka dibelakang, akan datang sangat terlambat.

Tapi apakah ini memang rencana Yang Mulia?

Aku merasa bahwa ini merupakan hasutan seseorang. Jika ada sosok seperti itu di sisi Yang Mulia...


Tsekhman melihat ke arah wanita anggun dan menawan yang ada di sisi Dante. Dia menggigit bibirnya.

“Saat kita siap, kita akan berangkat.”

“Ya, Yang Mulia. Dengan saya dan staf kepala disisi anda, tidak ada yang perlu ditakutkan.”

Wanita yang cantik tersenyum sambil mengatakan perkataan manis ini. Dua jam kemudian. Komandan Dante, bersama dengan Ajudan dekatnya, membawa para pasukan inti dari Io Resistance dan berangkat jauh menuju hutan elf, di tengah larutnya malam.

[Kami tiba di hutan elf. Sekarang memulai strategi penangkapan elf.]

Datang laporan dari kaisar di pagi hari sekali. Dan semenjak itu, itulah kontak terakhir dengan pasukan elitnya.
 
 

Note :
halo reader sekalian regent disini, terimakasih buat kalian yang udah baca novel seri ini meskipun updatenya gak teratur hehehe. Sebelumnya mimin minta maap karna ada kesibukan jadi ga update lagi berbulan-bulan, tapi ada kabar baik buat kalian karena ada bantuan dari admin lain yaitu mimin nouzen dan kedepannya dia akan handle tl-an novel ini jadi seri ini kembali dilanjutin. Ditunggu update selanjutnya ya.


TL : Nouzen
Editor : Regent
 

0 komentar:

Posting Komentar