Jumat, 15 Februari 2019

Death March kara Hajimaru Isekai Kyousoukyoku Bahasa Indonesia : Chapter 15-29 Hukuman Ilahi (3), Identitas Satou

Chapter 15-29. Hukuman Ilahi (3), Identitas Satou


Satou di sini. Aku ingat pernah membaca novel misteri di mana protagonis adalah pelaku utama yang sesungguhnya, tapi aku ingat, aku membuang buku itu karena ending yang terlalu dipaksakan. Aku benar-benar berpikir penulis seharusnya memberikan clue kepada pembaca, sehingga mereka bisa mengerti.


"Hah? Ada jejak orang yang mengintai disekitar rumah."

Ketika aku datang ke rumah anjing yang hanya tinggal kerangkanya saja yang tersisa menggunakan Unit Arrangement, rumah tamu tempat kami menginap tampak seolah-olah dijarah oleh pencuri.
Tas kami dipotong, isi di dalamnya telah tersebar di lantai.

Rumah anjing tempatku keluar juga rusak di sudut ruangan.
Tampaknya orang-orang yang mencari barang di sini cukup kejam.

Untuk beberapa alasan, ada simbol suci Dewa Zaikuon yang dilukis di dinding dengan tanda silang di atasnya.
Aku tidak begitu mengerti apa maksudnya itu, tetapi aku melihat bahwa mereka membenci Dewa Zaikuon.

"Untuk saat ini, mari kita baca sisa batu tulis -"

Aku membuka Peta sambil bergumam sendirian dan menyadari bahwa ini bukan saatnya untuk melakukan itu.

Ada titik bercahaya yang menunjukkan [UNKNOWN] pada Peta. Crisis Perception-ku tidak berbunyi jadi mungkin rasul.
Rupanya, situasinya telah berubah sejak aku kembali ke solitary island palace.

Aku memeriksa untuk berjaga-jaga, tapi aku tidak melihat mereka di Makiwa Kingdom dan negara-negara tetangga.
Tentu saja, sama dengan Shiga Kingdom di mana kenalanku berada.

Mereka juga tidak ada di Saga Empire, aku tidak harus mengurusi negara-negara yang tidak ada hubungannya denganku.

"--Untuk sekarang, mereka tampaknya berada di tempat yang sama."

Aku menutup Peta dan memeriksa medan perang dengan magic space [Remote View], magic untuk melihat dari jauh.
Tampaknya ada beberapa korban di kalangan personel militer, tetapi aku tidak berencana untuk terlalu protektif terhadap tentara profesional.

Meskipun demikian, aku tidak pernah berpikir bahwa rasul itu akan terlihat seperti kerucut perak yang aneh.

Bagaimana penampilan rasul tidak dijelaskan dalam batu tulis yang aku lihat.
Selain itu, ada banyak kata-kata yang ambigu dan penggambaran yang tidak memadai karena tampaknya Troll bukan penulis dalam kehidupan sebelumnya.

『-- Steel Cutting Slash!』

Aku melihat seorang ksatria yang kukenal di Remote View.

Tampaknya mereka telah menggunakan Magic Eater, mereka tidak bertarung dengan magic tetapi dengan meriam dan serangan fisik.
Rasul yang terluka oleh peluru meriam dan white sword Knight Temple memulihkan diri seperti memutar ulang video.
Magic Eater yang weasel empire gunakan mungkin tidak memiliki kekuatan yang cukup untuk mengganggu MP di dalam tubuh rasul.

『Ini akan menghabisimu! Pentagram Tearing Slash! 』
『Berhenti, Liedill! Teknik yang menggunakan MP tidak dapat digunakan! 』

Lady Liedill yang akan menggunakan teknik andalannya dipukul oleh rasul dan dirobohkan.
Dia tampak lebih kuat dari yang aku bayangkan, dia menghindari pukulan kedua sambil dengan goyah bangkit kembali.

Lady Liedill adalah orang yang keras kepala seperti biasa.
Aku menyemangatinya dari pikiraku.

"Ups, lupakan itu."

Aku bergumam sendiri dan kembali ke topik semula.

Kemudian aku membuka Peta dan memeriksa kota-kota sekitarnya, ternyata rasul-rasul lain juga muncul di sana.

Populasi Ibukota Kekaisaran telah dievakuasi ke tempat perlindungan bawah tanah sehingga mereka mungkin akan baik-baik saja bahkan jika aku meninggalkan mereka sendirian, tetapi lawannya adalah rasul dewa.
Ada kemungkinan bahwa mereka memiliki kekuatan serangan yang sama dengan [Demon God Offshoots] yang aku temui di Royal Capital Shiga Kingdom. 
Aku mengambil holy sword yang berfungsi sebagai cadangan MP dari Storageku dan menggunakan [Another World].

Mirip dengan apa yang aku lakukan di Labirin Pulau Dejima sebelumnya, aku menyalin tempat perlindungan bawah tanah dan menculik orang-orang ke dalamnya.
Aku minta maaf untuk melakukannya tanpa meminta persetujuan mereka, tapi tolong anggap itu sebagai evakuasi darurat.
Aku akan mengembalikannya setelah kekacauan berakhir.

"Aku penasaran apakah MP-ku cukup untuk mengevakuasi semua kota di weasel empire?"

Magic Crystal Pillar yang aku dapat selama insiden dengan demon lord Shin melayang di pikiranku.

"Sepertinya aku bisa menyelesaikan ini tanpa menggunakan MP di Crystal Pillar magic yang aku simpan sebagai asuransi."

Sekarang, mari kita pergi ke kota berikutnya.


"Ada lebih banyak rasul dewa sekarang."

Ketika aku selesai mengevakuasi populasi weasel empire dan kembali ke ibukota, rasul telah meningkat dari satu menjadi 13.

Aku dapat mengevakuasi sebagian besar orang tetapi sebuah kendaraan berasap yang digunakan oleh orang kaya untuk melarikan diri di salah satu kota telah berubah menjadi garam, dan sebagian besar pasukan pertahanan kota sudah dimusnahkan. Ada banyak orang yang tidak bisa aku selamatkan juga.
Tidak mungkin untuk menyelamatkan mereka semua, dan lagipula, hatiku tidak akan terluka jika tentara profesional dan negarawan yang meninggalkan orang-orang yang seharusnya mereka lindungi mati.

Beberapa pesawat terbang dan pesawat penumpang besar diserang oleh Rocket Tree dan monster terbang.
Aku juga melihat monster yang seharusnya dikendalikan oleh sekrup telah mendapatkan kebebasannya kembali dan memberontak di garis pertahanan beberapa kota.

Aku tidak bisa mengabaikannya jadi aku membantu mereka dengan mengurusi beberapa monster.

"Ups, mungkin aku seharusnya tidak meninggalkan yang itu sendirian."

Seorang rasul yang terpisah mendekati landasan peluncuran roket di mana ada warga sipil.
Aku menutup Peta dan keluar dari mansion untuk mencegahnya.

Ada pilar cahaya ungu di samping roket.

"Geh, bahkan ada demon lord."

--Ini terlalu kacau, Ibukota Kekaisaran weasel empire.

Menggunakan spell magic space << Aport an Object >>, aku mengambil orang-orang di landasan peluncuran roket dan ruang kontrol.

"Di-mana ini?"
"S-siapa kau?"
"Hero Nanashi."

Aku hanya menjelaskan hal itu kepada orang-orang yang bingung.

"H-hero ?!"
"Kenapa pion Dewa Parion ada di sini!"

Ups, sepertinya nilai hero selalu rendah di weasel empire.
Tidak, hero Hayato disambut di Pulau Dejima, ada kemungkinan bahwa itu hanya bagian dari orang di Ibukota Kekaisaran yang menjaga persepsi itu.

"Nah, aku tidak punya waktu untuk ngobrol. Berlindung bersama orang-orang ibukota."

Aku membuka gerbang ke sub-space dan melemparkannya satu per satu ke dalam menggunakan [magic Hand].

Aku hanya meninggalkan gadis berambut ungu karena dia dalam kondisi kritis karena tubuhnya ditutupi cahaya ungu.
Aku menyerap kelebihan MP darinya, memaksimalkan Spirit Light dan menghilangkan miasma yang mengikatnya.

Bertentangan dengan apa yang aku pikirkan, itu hanya gejala awal, jadi aku menetralkannya dengan mudah.

"Aku tidak harus menghapus Unique Skillnya pada tingkat ini."

Aku mengirim gadis itu ke tempat yang sama dengan orang-orang sebelumnya dan menutup pintu gerbang.
Nah, situasi kritis terus berlanjut, tetapi karena mereka melakukan lebih baik dari yang aku kira, sepertinya aku tidak perlu campur tangan.
Untuk saat ini aku akan pergi membaca batu tulis untuk mengumpulkan informasi dan menjumpai sang kaisar nanti.


"—Dia disini."

Saat aku muncul di ruangan tempat kaisar berada setelah aku selesai mengumpulkan informasi, beberapa kata yang tidak ramah memukulku.
Dengan lambaian tangannya, tactician Touya membuat Knight Temple dan pejabat yang berada di ruangan itu untuk mundur.

Mengabaikan pandangan sarkastik dari tactician Touya, aku bertanya pada Kaisar.

"Ada dua hal yang ingin kutanyakan padamu sebelum kita sampai ke pokok pembicaraan."
"Katakan. Kau akan mendapat jawaban jika itu sesuatu yang bisa kukatakan."

Apakah itu hanya imajinasiku atau nada suaranya lebih tinggi dari yang kemarin.

"Sudahkah kau membaca batu tulis dari zaman sekarang - sekitar 100 tahun yang lalu?"
"Tentu saja."
"Dengan matamu sendiri?"
"Aku bisa membaca bahasa kuno dari zaman para dewa dengan baik."

Fumu, dalam hal ini dia seharusnya tahu hal yang sama denganku jika dia langsung membacanya.

"Lalu, tentang identitasnya juga?"

Aku bertanya pada kaisar sambil melihat tactician Touya.

"Aku tidak tahu identitas apa yang kau maksud, tapi ya aku tahu tentang keduanya."

--Kukira itu tidak masalah.

"Apakah sudah semuanya?"
"Ya, jika kau tidak tertipu maka tidak masalah."

Toh, ada juga demon lord dalam bagian anggotaku.

"Kalau begitu kita akan mulai bertanya."

Setelah mengatakan itu, kaisar mendesak tactician Touya dengan matanya.

"Jika kau sudah membaca batu tulis baru-baru ini, maka kau sudah bisa menebak apa yang akan aku tanyakan bukan?"

Mungkin tentang diriku.

Batu tulis baru-baru ini penuh tentang diriku.
Untuk beberapa alasan masalah di sub-space mulai dari solitary island palace, peristiwa di Dragon Valley dan Desa Elf yang dilindungi oleh penghalang, dan hal-hal di luar angkasa tidak tercatat, namun kegiatanku sebagai Nanashi tertulis sebanyak-banyaknya.

Namun, tidak ada fakta bahwa Satou dan Nanashi adalah orang yang sama.
Aku dapat dengan mudah membayangkan bahwa dia, dengan kecerdasannya, seharusnya sudah menyadari bahwa mereka berdua adalah orang yang sama.

Meski begitu, tidak perlu bagiku untuk mengungkapkannya sendiri.

"Apa yang kau coba katakan?"
"Berpura-pura bodoh itu sia-sia. Viscount Satou Pendragon--"

Aku mengabaikan pertanyaannya tanpa mengandalkan skill Poker Face.

"- Atau mungkin, aku harus mengatakannya seperti ini?"

Tactician Touya berhenti, melepas topengnya dan memberikan pandangan marah padaku seolah-olah dia menghasutku.

Menebak bahwa dia akan memanggilku God Slayer, aku mengajukan pembelaan diriku.

"Seseorang yang menantang Dragon God--"

Sama seperti yang aku pikir ya.

"--Tidak peduli berapa kali dia terbunuh--"
Hah?

Pergantian peristiwa tampaknya aneh entah bagaimana.

"—Seseorang yang selalu menantang. Penantang abadi--"

Tidak mengerti apa maksud tactician Touya, aku mencocokkan pandanganku dengannya untuk mendapatkan informasi.

"--Salah satu dari tujuh Dewa yang datang dari dunia lain bersama dengan Pohon Dunia--"

Cahaya ungu gelap yang menantang bocor dari kedalaman matanya.
Karena itu adalah gejala dari perubahan demon lord, bukankah sebaiknya kau sedikit tenang?

Aku tidak mendengarkan kata-katanya karena aku memikirkan itu.

"--Eh? Apa?"

Berkat itu, aku menjawab seperti aku adalah seorang protagonis yang tuli.
Dia rupanya mengira aku mengolok-olok perkataan tegasnya, warna kemarahan bercampur di mata tactician Touya.

"Aku akan mengatakannya tidak peduli berapa kali sampai kau tidak bisa lagi menyembunyikannya."

Tatapan mata Tactician Touya mulai memanjang seperti taring.
Un, maaf soal itu. Itu sebabnya, tenanglah.

"Seseorang yang melampaui semua prinsip, keberadaan di luar dunia ini--"

Tactician Touyaa melemparkan lengannya ke dalam mantel, membalikkannya dan dengan kuat mengarahkan jarinya ke arahku seolah-olah itu akan menusuk jantung.

"--Dewa Zaikuon! Itulah identitas aslimu."



TL: Haze t
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar