Senin, 04 Februari 2019

Tate no Yuusha no Nariagari Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 6. Jebakan dan Pengkhianatan

Chapter 6. Jebakan dan Pengkhianatan


Sesampainya kami di kota, hari sudah gelap. Kami langsung menuju toko senjata.

“Ah, bukankah ini bocah perisai. Kau tahu, hero lainnya juga berkunjung setelah kau pergi.”

Pada akhirnya mereka juga memperlengkapi diri mereka disini kah? Tidak heran penjaga toko terlihat sangat senang.

“Begitu, katakanlah, kau tidak akan membeli ini kan ?”

Aku memperlihatkannya potongan balon yang aku dapatkan dari perburuan balon hari ini, namun dia hanya melambaikan tangan.

“Ada beberapa toko khusus yang membeli dan menjual barang – barang monster di dekat sini. Aku yakin mereka mau membelinya darimu.”
“Terimakasih”
“Tidak masalah. Jadi, apa kau memerlukan sesuatu lagi ?”
“Ya, aku ingin membelikan pendampingku peralatan.”

Aku melihat sekeliling toko dan melihat Mein menatap suatu peralatan yang dipajang.

“Kali ini berapa anggaranmu?”

Aku masih memiliki 680 silver. Sebaiknya aku gunakan untuk apa ?

“Bagaimana menurutmu Mein?”

“…”

Mein sedang membandingkan suatu peralatan dengan sangat serius dan sepertinya dia tidak mendengarku. Padahal, aku sungguh memerlukan sarannya. Bagaimanapun, ketika kami selesai membeli sesuatu, uang kami harus cukup untuk menginap selama satu bulan, namun aku bahkan tidak mengetahui harga penginapan, apa lagi yang lainnya.

“Peralatan untuk pendampingmu ya? Baiklah, pastinya ini akan membuatnya bertambah kuat”
“Benarkah?”

Karena aku tidak bisa menyerang, kita dapat mendapatkan lebih jika membuat Mein benar – benar memiliki peralatan yang lengkap. Atau setidaknya itu idenya.

“Mungkin ini akan sangat mahal, jadi bagaimana jika kita menegosiasi diskon?”
“Kau mengatakan sesuatu yang lucu, Tuan hero”
“Diskon 80%!”
“Kau gila!? naik menjadi 20%!”
“Kau salah jalan ! Diskon 79%!”
“Bahkan harga double masih bagus untuk para sialan yang menawar tanpa melihat barang !”
“Diskon 90%!”
“Cih! Naik 21%!”
“Berhenti menaikan harganya! Diskon 100%!”
“Itu sama saja dengan meminta gratis! Ugh, baiklah Diskon 5%”
“Belum cukup! Diskon 92%”

Dan seterusnya

Akhirnya Mein kembali ke meja, membawa peralatan pelindung dan pedang yang terbuat dari metal yang anehnya terlihat sangat mahal.

“Aku selesai berbelanja, hero perisai”
“Jadi berapa totalnya sobat ? Tentu saja dengan diskon 60%”
“480 silver, Diskon 59% sudah yang paling rendah”

Tawar menawarku ternyata sangat efektif untuk menjatuhkan harga. Tetap saja, sisanya hanya 200 silver.

“Mein… bisakah kau lebih pengertian? aku masih harus memikirkan tentang biaya penginapan dan biaya hidup, kau tahu.”
“Tidak apa – apa, hero perisai. Jika aku bertambah kuat, kita dapat mengalahkan monster yang lebih kuat dan menjual barang monster itu untuk mendapatkan uang kan ?”

Mein menekankan dadanya ke lenganku sambil meminta. Matanya bercahaya.”

“Ba-baiklah jika kau bersikeras…”

Jika dipikirkan, 200 silver itu di berikan kepadaku karena kurangnya pengikutku. Sisanya memang disediakan untuk keperluan peralatan. Dilihat dari sisi lain, tenyata ada baiknya juga mendapatkan 200 silver koin, karena ini bisa digunakan untuk bermalam selama satu bulan.

… Yang artinya, aku akan merasa lebih nyaman jika aku menaikan level ku dan mendapatkan penghasilan yang menentu sebelum aku merekrut orang baru.

“Oke! Sepertinya aku akan mengambilnya”
“Terimakasih banyak! Kau hero yang sungguh lucu, kau tahu itu ?”
“Ha ha, yah, aku hanya menikmati bisnis”

Dalam game online, aku selalu menikmati caraku dalam mendapatkan uang. Aku memilii kemampuan aneh untuk membeli murah, menjual mahal, dan memainkan pelelangan. Dan itu bukanlah hal yang mudah, ingatlah. Dengan informasi yang sudah di dapatkan, sebenarnya manusia dalam game itu sulit untuk di tawar.

“Terimakasih, hero perisai.”

Mein mencium tanganku dengan lembut sebagai rasa terimakasih.

… Yes, Poin kasih sayang : Naik! Perjalanan kita besok aku yakin akan terasa lebih menyenangkan!

Ahem.

Apapun itu, peralatan baru telah didapatkan, Mein dan aku pergi ke penginapan. Rata – rata untuk harga untuk satu orang adalah 30 copper selama satu malam.

“Kita akan mengambil dua kamar.”
“Tidak satu?”
“Hero perisai…”

Mein terdiam.

Urk… sepertinya aku mengacaukannya.

“Oke, dua kamar.”
“Baik. Terimakasih atas kerja samanya.”

Pelayannya terlihat sangat senang dan memberi tahu kami tentang ruangan yang akan kami tempati. Setelah sejumlah informasi yang tidak terlalu penting masuk ke kepalaku, kita mampir ke tempat makan yang berada di sebelah untuk makan malam. Aku memesan deluxe spesial, yang berharga lima copper.

“Ngomong - ngomong…”

Aku mengeluarkan peta yang aku beli saat perjalanan pulang dan meminta Mein untuk menunjukan arah.

“Disini tempat tadi kita bertarung kan?”

Aku membuat catatan tentang area medan di peta, untuk refrensi di masa yang akan datang. Mungkin akan lebih baik jika bertanya pada Ren atau Motoyasu tentang ini, namun menilai dari sikap mereka kemarin, kemungkinan mereka tidak akan meberitahuku apapun. Orang seperti mereka tanpa pikir panjang akan melakukan apapun terhadap orang lain demi mendapatkan keuntungan untuk dirinya sendiri. Aku tidak akan terkejut jika mereka memanfaatkan ketidaktahuanku tentang sarang monster yang kuat atau lainnya.

Itulah mengapa aku berkonsultasi dengan Mein, yang terlihat sangat tahu mengenai hal ini.

“Ya, itu benar.”
“Dan dari percakapan kita tadi, bagiamana jika hutan ini menjadi tempat perburuan selanjutnya setelah dataran tadi?”

Peta ini memberi gambaran secara luas mengenai medan negri ini. Umumnya, ada dataran yang luas dengan kota sebagai titik tengahnya. Dari situ, ada jalan yang menuju ke hutan dan pegunungan, seperti jalan pada umumnya. Jalan ini juga melewati beberapa sungai dan pedesaan.

Bagaimanapun, karena mapnya terlalu kecil, hanya beberapa desa yang dekat kota saja yang terlihat. Peta ini tidak memberikan indikasi tentang apa saja yang ada di dalam hutan itu, itu lah yang menjadi masalah. Tanpa mengetahui kemana harus pergi dan jenis monster apa yang mungkin ada disana, hal ini membuatnya mustahil untuk dijelajahi.

“Ya, hal itu tidak tertulis di peta ini, namun tujuan kita adalah Desa Raffin, yang berada di sebrang hutan.”
“Hmm…”
“Dan, anggap saja Raffin adalah sesuatu seperti dungeon bagi petualang pemula.”
“Dungeon ?”

Tentu saja, memburu monster adalah dasar dari game online, tapi bukankah itu terlalu jauh!

“Aku ragu jika kita akan mendapatkan sesuatu yang berharga, namun yang lebih penting adalah menaikan levelmu.”
“Hmm, bagaimana ya--”
“Jangan khawatir! Monster di sana memang kuat, namun dengan peralatanku yang baru pasti kita akan menang mudah.”
“Ha ha, terimakasih. Itu sangat membantu.”
“Jangan pikirkan itu. Ngomong-ngomong apa kau tidak akan meminum anggur?”

Karena ini adalah tempat makan, mereka juga menyediakan minuman alcohol. Bagaimanapun, aku sama sekali tidak menyentuhnya.

“Ah, maaf, aku kurang menyukai sesuatu seperti itu.”

Bukan berarti aku tidak bisa menahannya. Sebaliknya, aku memiliki toleransi yang sangat tinggi yang membuatku tidak mungkin mabuk. Aku hanya tidak ingin, itu saja. Hal ini mungkin timbul ketika aku minum dengan teman – teman ku di kampus, dan melihat teman – temanku terkapar mabuk sementara aku masih sangat sadar. Itu sama sekali tidak menyenangkan.

“Bahkan tidak untuk satu gelas pun?”
“Serius, aku cenderung tidak ingin.”
“Namun…”
“Maaf.”
“Aku mengerti.”

Mein meletakan kembali botol anggur dengan muka kecewa.

“Bagaimanapun, aku senang kita bisa berbicara tentang rencana kita selanjutnya, namun sepertinya aku ingin ke kamar dan mengakhiri hari ini lebih awal.”
“Selamat malam, hero perisai.”

Aku sudah selesai makan, jadi aku pergi meninggalkan tempat makan yang ramai dan kembali ke kamarku. Setelah aku sampai aku melepas Chain Mailku dan meletakannya di kursi.

“…”

Aku meletakan kantung yang berisi silver di meja. Penginapan ini memerlukan uang DP, jadi artinya uangku telah berkurang menjadi 199 silver dan beberapa uang kembalian. Perasaan tidak enak ini mungkin adalah insting yang aku dapatkan dari kehidupanku yang hancur.

Untuk jaga – jaga, aku mengambil 30 silver dan meletakannya di kantung yang aku sembunyikan di bawah perisaiku. Ini adalah hal yang biasa di lakukan oleh turis, dan entah bagaimana hal ini membuatku merasa lebih baik.

Banyak kejadian telah terjadi hari ini!

Sekarang aku tahu bagaimana rasanya membunuh monster, walaupun hanya sebuah balon.

Aku berbaring di atas Kasur dan mulai menatap langit – langit yang tidak aku kenali, pikiranku mulai kemana – mana. Ini benar – benar dunia lain. Sama seperti kemarin malam, rasa senang yang berada di dadaku tidak mau hilang. Aku dapat merasakannya. Rasa akan menjadi lebih baik mulai sekarang. Jadi bagaiaman jika aku tidak memiliki banyak pengikut seperti yang dimiliki hero lainnya ? aku memiliki jalan ku sendiri. Aku tidak perlu menjadi yang paling kuat, selama aku melakukan yang terbaik yang aku bisa.

*yawn*

Mataku terasa berat. Keributan terdengar dari arah tempat makan, dan aku hampir bisa mendengar suara Motoyasu dan Itsuki dari keributan itu. Mungkin mereka menginap di tempat ini juga?

Aku mengulurkan tanganku dan mematikan lampu yang menerangi ruangan. Ini masih sedikit lebih awal, namun aku sudah tertidur begitu cepat…

***

*krincing*

Huh… ? Suara… ? apa mereka yang berada di tempat makan masih melanjutkannya ?

*gumam*

*desir*

Panas… baju…

***

“Ngh?”

Dingin

Cahaya matahari menyinari mukaku, yang berarti ini sudah pagi. Aku mengusap mataku saat aku bangun, dan melihat keluar jendela. Sepertinya aku lebih lelah dari pada yang aku duga, karena matahari sudah terbit agak tinggi. Ini mungkin sektiar jam 9.

“Huh ?”

Entah bagaimana aku hanya mengenakan pakaian dalamku. Apa aku melepasnya saat aku tidur ?

Baiklah, terserah. Ini bukan masalah.

Di luar, jalan – jalan ramai oleh orang yang sedang menjalankan kesehariannya. Pemandangan restoran dan penjual makanan yang sedang mempersiapkan makanan untuk makan siang, sementara banyak kereta angkut yang melaju, membuatku merasa seperti di dalam mimpi.

Dunia ini sangat luar biasa. Sepertinya, ada dua jenis kereta angkut : kelas atas yang ditarik oleh kuda, dan kelas bawah yang ditarik oleh burung. Burung yang menarik kereta seperti burung unta, itu mengingatkanku tentang chochobos.
<TLN : chochobos burung tunggangan yang ada di final fantasy, bisa tanya mbah google>

Gerobak sapi sesekali muncul untuk melengkapi abad pertengahan.

“Baiklah, waktunya sarapan!”

Aku mencari bajuku di sekitar kasur yang (sepertinya ?) aku lepas kemarin malam.

… Aneh. Tidak ada ? lalu, Chain Mail yang aku letakan di kursi… juga tidak ada. Yang lebih penting, sekantung silver yang seharusnya berada di meja juga menghilang.

Bahkan baju asliku, yang aku simpan jika suatu saat aku membutuhkannya, juga menghilang.

“Ap…”

Tidak mungkin!

Aku telah di rampok?! Itu sangat aneh ! Bukankah penginapan ini punya keamanan ?

Yang penting, aku harus memberi tahu Mein tentang ini! Aku membuka pintu kamarku dan berlari ke kamar sebelah.

“Mein! Ini buruk! Semua uang kita hilang, dan peralatanku!”

Namun tidak peduli seberapa banyak aku mengetuk, tidak ada respon.

Aku terlalu fokus sehingga aku hampir tidak menyadari langkah berat mendekat dari aula. Sebelum aku mengetahuinya aku sudah di kepung oleh kesatria kerajaan.

Terimakasih tuhan! Aku dapat melihat cahaya dari kegelapan. Setelah aku menjelaskan apa yang terjadi, mereka pasti akan menangkap orang yang telah melakukan hal ini. Dia pasti menyesal karena membuat masalah dengan hero!

“Kalian berasal dari kerajaan kan? Kalian harus membantuku!”

Aku sungguh memohon kepada kesatria. Dimana Mein? ini sangat serius!

“Hero perisai!”
“Y-Ya?’

Huh ? Respon mereka terlihat sedikit… aneh.

“Kau telah diperintahkan untuk bertemu raja. Ikut dengan kami.”
“Bertemu dengan …? Tunggu, tidak, pertama kau harus membantuku! Pencuri datang saat malam dan…”
“Ayo jalan!”

Kesatria menarik lenganku dengan kasar dan membawaku menuju aula.

“Hei, berhenti! Dengarkan aku!”

Apa yang akan mereka lakukan ? Aku hanya mengenakan pakaian dalamku ya tuhan!

“Mein! Meiiinn!”

Tapi kesatria tidak menghiraukan tangisanku, dan aku dipaksa kembali ke kerajaan menggunakan kereta yang sebelumnya aku pikir menakjubkan. Tidak ada yang memberitahuku. Aku tidak tahu apa yang terjadi. Yang aku tahu adalah mata mereka, mata yang menganggap aku adalah seorang kriminal.




TL: LoliLover
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar